• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER DALAM MIKROEMULSI MINYAK ATSIRI DAUN NILAM (Pogostemon cablin Benth) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER DALAM MIKROEMULSI MINYAK ATSIRI DAUN NILAM (Pogostemon cablin Benth) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam aktivitas sehari-hari tangan seringkali terkontaminasi dengan mikroba, sehingga tangan dapat menjadi perantara masuknya mikroba ke dalam tubuh. Cara paling sederhana yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan tangan adalah mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Namun seiring dengan bertambahnya kesibukan masyarakat terutama di perkotaan, maka di gunakan alternatif yakni produk pembersih tangan tanpa air yang kita kenal dengan hand sanitizer.

Produk hand sanitizer ini mengandung antiseptik yang digunakan untuk membunuh kuman yang ada di tangan, terdiri dari alkohol dan triklosan. Alkohol efektif membunuh bakteri dan virus pada kadar 60-75%. Mekanisme kerja alkohol adalah menggumpalkan protein sel yang penting pada kuman sehingga kuman mati. Triklosan dengan daya antimikroba berspektrum luas (dapat melawan berbagai macam bakteri) yang mempunyai toksisitas minimum, mekanisme kerja triklosan adalah menghambat biosintesis lipid sehingga membran mikroba kehilangan kekuatan dan fungsinya.

Dari beberapa hasil penelitian dilaporkan bahwa hand sanitizer sangat efektif untuk mengurangi terjadinya penyakit gangguan pencernaan (Sandora, et.al, 2004), juga dilaporkan hand sanitizer ini efektif untuk mengurangi jumlah insidensi tidak masuk sekolah pada anak-anak sekolah yang menggunakannya (Hammond,et.al, 2000). Dalam penelitian lain juga dilaporkan penggunaan hand

sanitizer dapat mengurangi angka kesakitan pada beberapa mahasiswa (Boyce,

et.al. 2002; White ,et.al.2003). Penggunaan hand sanitizer saat ini semakin luas karena lebih praktis, misalnya di rumah makan, restoran cepat saji, toilet umum, rumah sakit, dalam ruang bedah, pertanian dan peternakan. Jenis produk hand sanitizer juga semakin beragam, baik komposisi maupun zat pembawanya dan telah digunakan secara meluas dimasyarakat.

(2)

2

berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme. Selain itu pada pemakaian berulang dapat menyebabkan kekeringan serta iritasi pada kulit, oleh sebab itu perlu diteliti bahan lain yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri. Salah satu bahan alami yang dapat diharapkan sebagai alternatif yang cukup potensial untuk mengganti penggunaan alkohol sebagai zat aktif adalah minyak atsiri daun nilam. Penelitian yang telah dilakukan oleh Muhammad Dzakwan melaporkan, bahwa hasil uji aktivitas antibakteri minyak atsiri daun nilam dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30% v/v menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Hal ini karena adanya senyawa aktif sebagai antibakteri yaitu fenol, alkohol dan komponen terpenoid lain. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan sediaan hand sanitizer tanpa alkohol. Karena bahan aktif minyak atsiri nilam yang di pakai sukar larut dalam air, maka untuk mengatasi masalah di atas dibuat sediaan

hand sanitizer dalam bentuk mikroemulsi.

Mikroemulsi merupakan suatu sistem dispersi yang dikembangkan dari sediaan emulsi. Mikroemulsi merupakan sistem dispersi minyak dengan air yang distabilkan oleh lapisan antarmuka dari molekul surfaktan (El-laithy,2003). Mikroemulsi terdiri dari minyak, air, surfaktan, dan kosurfaktan. Surfaktan yang digunakan dapat tunggal maupun campuran dengan surfaktan yang lain (Purnojati, et.al,2002). Untuk itu, diharapkan minyak atsiri daun nilam sebagai zat aktif sediaan hand sanitizer dalam bentuk mikroemulsi dapat digunakan sebagai inovasi baru. Bahan yang digunakan sebagai surfaktan adalah tween 80 sebanyak 35%, dan kosurfaktan yakni sorbitol sebanyak 5%.

(3)

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

Pada konsentrasi berapakah minyak atsiri daun nilam pada formula hand sanitizer dalam bentuk mikroemulsi yang aktif terhadap bakteri Staphylococcus

aureus dengan metode difusi cakram kertas ?

1.3Tujuan penelitian

1. Memberikan informasi daya hambat dari minyak atsiri daun nilam pada formula hand sanitizer dalam bentuk mikroemulsi yang memiliki aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi cakram kertas.

2. Konsentrasi optimal minyak atsiri daun nilam pada formula hand sanitizer dalam bentuk mikroemulsi yang aktif pada bakteri Staphylococcus aureus. 1.4Manfaat Penelitian

Bagi Peneliti :

Diharapkan dapat memberikan informasi yang tepat tentang konsentrasi bahan aktif minyak atsiri daun nilam yang digunakan pada sediaan hand

sanitizer dalam bentuk mikroemulsi.

Bagi Masyarakat :

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi yang tepat tentang salah satu manfaat dari daun nilam yakni sebagai antibakteri sediaan

(4)

SKRIPSI

TANIKA WULANSARI PUTRI WIJAYA

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER DALAM MIKROEMULSI MINYAK ATSIRI DAUN NILAM (Pogostemon cablin Benth)

TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(5)

ii

Lembar Pengesahan

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER DALAM MIKROEMULSI MINYAK ATSIRI DAUN NILAM (Pogostemon cablin, Benth)

TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2014

Oleh:

TANIKA WULANSARI PUTRI WIJAYA 09040064

Disetujui Oleh :

Pembimbing II

Siti Rofida, M.Farm.,Apt. NIP-UMM : 114.0804.040453 Pembimbing I

(6)

iii

Lembar Pengujian

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER DALAM MIKROEMULSI MINYAK ATSIRI DAUN NILAM (Pogostemon cablin, Benth)

TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal

24 April 2014

Oleh:

TANIKA WULANSARI PUTRI WIJAYA 09040064

Tim Penguji:

Penguji I

Dra.Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. NIP-UMM : 114.0704.00448

Penguji III

Ahmad Shobrun Jamil,S.Si.,MP. NIP UMM : 1130907469

Penguji II

Siti Rofida, M.Farm.,Apt. NIP-UMM : 114.0804.040453

Penguji IV

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan hanya bagi Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Aktivitas Antibakteri Sediaan Hand Sanitizer Dalam Mikroemulsi Minyak Atsiri Daun Nilam (Pogostemon cablin, Benth) Terhadap

Staphlococcus aureus Secara In vitro.

Skripsi ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Farmasi di Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas.

Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Uswatun Chasanah., M.,Kes.,Apt selaku pembimbing I dan Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah dengan sabar memberikan motivasi, arahan, masukan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.

2. Siti Rofida,M.Farm.,Apt selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, motivasi dan masukan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

3. Ahmad Shobrun Jamil,S.Si.,MP selaku dosen penguji I yang telah memberikan kritik serta saran dalam menyusun skripsi ini.

4. Arina Swastika Maulita, S.Farm.,Apt selaku dosen penguji II yang dengan sabar telah memberikan saran-saran yang membangun penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Heru Prabowo Hadi.,S.Farm.,Apt selaku dosen yang telah memberikan arahan, motivasi dan inspirasi hebat untuk menyelesaikan skripsi ini.

(8)

v

7. Keluarga yang telah membantu penulis dengan memberikan banyak dukungan, motivasi, mendengarkan keluh kesah penulis dan tidak pernah lelah mendampingi dan selalu mendoakan penulis dalam segala situasi.

8. Vanny Yunita, Riris Ibriziati dan Mauidhotul hasanah atas segala kerjasama dan semua diskusi yang telah dilakukan untuk membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

9. Untuk teman terbaikku Masita Asma Kusuma, yang selalu memberikan keceriaan, inspirasi yang selalu membangun motivasi dan hal hebat disela-sela penyusunan skripsi ini.

10.Untuk teman-teman Farmasi UMM angkatan 2009 yang memberi motivasi dan dukungan yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini dengan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Segala upaya telah dilakukan demi kesempurnaan penulisan, namun penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Malang, 24 April 2014

(9)

vi RINGKASAN

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER DALAM

MIKROEMULSI MINYAK ATSIRI DAUN NILAM (Pogostemon cablin, Benth)

TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

Tanika Wulansari Putri Wijaya

Menurut penelitian penggunaan pembersih tangan selama lima bulan dapat menurunkan angka penyebaran infeksi pencernaan hingga 59%. Produk hand sanitizer yang ada dipasaran biasanya mengandung sekitar 60% etanol, kandungan etanol mempunyai efek samping dapat melarutkan lapisan lemak pada kulit. Oleh karena itu dibuat inovasi baru untuk membuat produk hand sanitizer tanpa alkohol, yaitu dengan zat aktif minyak atsiri daun nilam (Pogostemon cablin,Benth). Kandungan utama minyak atsiri daun nilam yang dapat menghambat aktivitas bakteri adalah patchcouli alkohol sebesar 35% (Bulan et al., 2000)

Tujuan dari penelitian ini adalah menguji aktivitas antibakteri sediaan mikroemulsi minyak atsiri daun nilam konsentrasi 10%, 20%, 30% terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Minyak atsiri diperoleh dari daun segar tanaman nilam dengan cara destilasi air dan uap. Evaluasi sediaan meliputi uji organoleptis, pH, viskositas, bobot jenis, pemisahan fase menggunakan metode freeze and thaw,disentrifus,kemudian uji aseptabilitas dari mikroemulsi minyak atsiri daun nilam dengan konsentrasi 10%,20% dan 30% dilakukan pada 50 orang responden yang diambil secara random. Mikroemulsi yang paling nyaman jika digunakan adalah mikroemulsi dengan konsentrasi 30%. Mikroemulsi dengan konsentrasi 30% dari segi aroma kuat, kenyamanan tidak lengket dan akan menguap dalam waktu 2 menit, mudah sekali dicuci tanpa harus menggunakan sabun, sensasi yang ditinggalkan tidak ada, yang berarti tidak meninggalkan efek panas atau iritasi setelah mikroemulsi digunakan.

Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar dan hasilnya dianalisis dengan menggunakan ANOVA satu arah pada tingkat kepercayaan 95%, diikuti oleh Tukey untuk studi lebih lanjut dalam menunjukkan perbedaan yang signifikan antara fomula mikoemulsi dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, kontrol positif, kontrol negatif, dan minyak atsiri nilam (Pogostemon cablin,Benth). Hasil zona hambat rata-rata yang didapatkan untuk mikroemulsi dengan konsentrasi 10 % adalah 10,83 mm, mikroemulsi dengan konsentrasi 20% adalah 12,16 mm, mikroemulsi dengan konsentrasi 30% adalah 14,66 mm, kontrol positif adalah 11,50 mm, dan minyak atsiri daun nilam adalah 14.33 mm.

(10)

vii ABSTRACT

ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF FORMULATION HAND SANITIZER IN

MICROEMULSION NILAM LEAVES ESSENTIAL OIL (Pogostemon cabli, Benth)

AGAINST Staphylococcus aureus BY IN VITRO TECHNIQUES

Tanika Wulansari Putri Wijaya

The use of hand sanitizer for five month can reduce the spread of gastrointestinal infection rate to 59%. The hand sanitizer product of market usually containing 60% ethanol can cause irritation. Created a new innovation is hand sanitizer with microemulsion carrier was used of active substances with essential oils of patchouli leaf with content 35% of patchouli alcohol (Bulan et al., 2000).

The purpose of this study was to test the antibacterial activity of the microemulsion with concentration 10%, 20%, and 30% of microemulsion then compared with the positive control (Mikrozid AF), negative control, and leaf essential oil of patchouli. The oil was obtained by water and steam distillation. Evaluation of product was test by organoleptic test preparation, pH, viscosity, specific gravity, phase separation methods include freeze and thaw, and centrifuged. Antibacterial activity was test by using agar difution method. The results were analyzed using

one-way anova with SPSS at 95% confidence level, followed by Tukey for further studies

to show significant differences. The conclusion of this research showed that hand sanitizer leaf of patchouli essential oils with microemulsion carrier has the ability to inhibit the growth of Staphylococcus aureus better than the positive control (Mikrozid AF) and has the same activity with the leaf essential oil of patchouli.

(11)

viii ABSTRAK

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER DALAM

MIKROEMULSI MINYAK ATSIRI DAUN NILAM (Pogostemon cablin, Benth)

TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

Tanika Wulansari Putri Wijaya

Penggunaan hand sanitizer selama lima bulan dapat menurunkan angka penyebaran infeksi pencernaan hingga 59%. Produk pasar mengandung 60% etanol dan dapat menyebabkan iritasi. Di buat inovasi baru hand sanitizer dalam bentuk mikroemulsi menggunakan zat aktif minyak atsiri daun nilam dengan kandungan patchcouli alkohol sebesar 35% (Bulan et al., 2000).

Tujuan dari penelitian ini adalah menguji aktivitas antibakteri sediaan mikroemulsi dengan konsentrasi 10%,20% dan 30% kemudian dibandingkan dengan kontrol positif (Mikrozid AF), kontrol negatif dan minyak atsiri daun nilam. Minyak atsiri diperoleh dari daun segar tanaman nilam dengan cara destilasi air dan uap. Evaluasi sediaan dilakukan dengan uji organoleptis, pH, viskositas, bobot jenis, pemisahan fase meliputi metode freeze and thaw, dan disentrifus. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar, dan hasilnya dianalisis dengan menggunakan one way anova dengan program SPSS pada tingkat kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan studi lanjut Tukey untuk menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hand sanitizer minyak atsiri daun nilam dalam bentuk mikroemulsi memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan

Staphylococcus aureus lebih baik dibandingkan dengan kontrol positif (Mikrozid AF)

dan memiliki aktivitas yang sama dengan minyak atsiri daun nilam.

(12)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Tinjauan Umum Tanaman Nilam ... 4

2.1.1 Taksonomi Tanaman Nilam ... 4

2.1.2 Morfologi Tumbuhan ... 4

2.2 Tinjauan Tentang Minyak Atsiri ... 5

2.2.1 Pengertian ... 5

2.2.2 Susunan Kimia Minyak Atsiri ... 6

2.2.3 Kandungan Minyak Atsiri ... 6

2.2.4 Tinjauan Khasiat Minyak Atsiri...7

2.2.5 Cara Memproduksi Minyak Atsiri... 7

2.3 Tinjauan Tentang Hand sanitizer ... 8

2.3.1 Kandungan Hand sanitizer ... 8

(13)

x

2.5 Tinjauan Tentang Kulit ... 10

2.6 Tinjauan Mikroemulsi... ... 10

2.6.1 Tinjauan Surfaktan ... 14

2.6.2 Monografi Bahan ... 16

2.7 Tinjauan Evaluasi Bakteri... 16

2.7.1 Pewarnaan Gram Positif ... 16

2.8 Metode Aktivitas Antibakteri ... 16

2.8.1 Metode Difusi.. ... 17

2.8.2 Metode Pengenceran.. ... 18

2.9 Tinjauan Tentang Staphylococcus aureus ... 19

2.9.1 Klasifikasi Staphylococcus aureus ... 19

2.9.2 Morfologi dan Identifikasi ... 19

2.9.3 Patogenitas dan Patologi ... 20

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 21

3.1 Uraian Kerangka Konseptual ... 21

3.2 Kerangka Konseptual... 22

BAB IV METODE PENELITIAN ... 23

4.1 Rancangan Penelitian... 23

4.1.1 Desain Penelitian ... 23

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

4.3 Variabel Penelitian... 24

4.3.1 Variabel Bebas ... 24

4.3.2 Variabel Tergantung ... 24

4.4 Bahan dan Alat Penelitian ... 24

4.4.1 Bahan Penelitian ... 24

4.4.2 Bakteri Uji ... 24

4.4.3 Bahan Untuk Formulasi ... 24

4.4.4 Bahan Untuk Uji Daya Antibakteri ... 24

4.4.5 Alat Penelitian ... 24

(14)

xi

4.6 Pembuatan Mikroemulsi ... 25

4.7 Definisi Operasional... ... 26

4.8 Evaluasi Sediaan Mikroemulsi ... 26

4.9 Evaluasi Aktivitas Antibakteri ... 27

4.9.1 Pembuatan NA... ... 27

4.9.2 Peremajakan Biakan ... 27

4.9.3 Pembuatan Suspensi Bakteri... 27

4.9.4 Prosedur Kerja ... 28

4.9.5 Analisis Data ... 28

BAB V HASIL PENELITIAN ... 29

5.1 Pemeriksaan Kualitatif minyak atsiri daun nilam ... 29

5.1.1 Pemeriksaan Organoleptis ... 29

5.2 Evaluasi Sediaan Mikroemulsi ... 29

5.2.1 Hasil pengamatan organoleptis ... 30

5.2.2 Hasil pengukuran pH sediaan ... 31

5.2.3 Hasil pengukuran viskositas sediaan ... 33

5.2.4 Hasil pengukuran bobot jenis ... 35

5.2.5 Hasil evaluasi pemisahan fase ... 35

5.3 Evaluasi Zona Hambat ... 36

5.4 Hasil Pengamatan Aseptabilitas ... 38

5.5 Analisis Data ... 41

BAB VI PEMBAHASAN ... 43

BAB VII PENUTUP ... 49

7.1 Kesimpulan ... 49

7.2 Saran ... 49

(15)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

IV.1 Formula Hand Sanitizer dalam bentuk Mikroemulsi ... 25

V.1 Hasil Pengamatan Organoleptis Mikroemulsi... 30

V.2 Hasil Pengukuran pH Sediaan Mikroemulsi ... 31

V.3 Hasil pengukuran Viskositas Sediaan Mikroemulsi ... 33

V.4 Hasil Pengukuran Bobot Jenis Sediaan Mikroemulsi ... 35

V.5 Hasil Pengukuran Zona Hambat ... 36

(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Nilam (Pogostemon cablin Benth) ... 5

2.2 Bakteri Staphylococcus aureus Pada Mikroskop ... 17

2.3 Bakteri Staphylococcus aureus ... 19

3.1 Bagan Kerangka Konseptual ... 22

4.1 Desain Penelitian Sediaan Mikroemulsi Minyak Atsiri Daun Nilam ... 23

5.1 Minyak Atsiri Daun Nilam (Pogostemon cablin Benth) ... 29

5.2 Sediaan Mikroemulsi Minyak Atsiri Daun Nilam ... 31

5.3 Histogram Hasil Pengukuran pH Sediaan Mikroemulsi Minyak Atsiri Daun Nilam (Pogostemon cablin Benth) ... 32

5.4 Histogram Hasil Pengukuran Viskositas Sediaan Mikroemulsi Minyak Atsiri Daun Nilam ... 34

5.5 Hasil Evaluasi Pemisahan Fase Sediaan Mikroemulsi ... 35

5.6Histogram Hasil Evaluasi Zona Hambat ... 37

5.7 Hasil Pengamatan Antibakteri Pada Media Agar... 37

(17)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 55

2. Surat Bebas Plagiasi ... 56

3. Surat Keterangan ... 57

4. SuratKeterangan Penelitian Laboratorium Biomedik ... 58

5. Determinasi Minyak Atsiri ... 59

5. Perhitungan Bobot Jenis Mikroemulsi Minyak atsiri Daun nilam ... 60

6. Gambar Alat dan Bahan ... 61

7. One Way Anova ... 62

(18)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1986, Medicinal Herb Index in Indonesia, PT. Eisai Indonesia, 333.

Anonim, 1995,Masteria Medika, Jilid VI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 205-209.

Anonim, 2012.http://s48.radikal.ru/i121/1209/86/1d0cf632a8c8.jpg. di Akses 10 oktober 2013.

Anonim, 2013.http://id.wikipedia.org/wiki/Mencuci_tangan. di Akses 14 oktober 2013.

Anonim, 2013.http://medchrome.com/wp-content/uploads/2010/05/staph.-aureus.jpg. di Akses 5 desember 2013.

Anonim, 2014 http://www.schuelke.com/de/de/veterinary/48908.php. di Akses 7 mei 2014.

Bakan, J.A. 1995. Microemulsions.Dalam : Swarbick, J. Boylan, C.J. Encyclopedia Of Pharmaceutical Technology. Vol. 9. New York. Marcell Dekker. Inc. Hal 379-387.

Benjamin, DT, 2010. introduction to handsanitizers.

Bulan,R. Sastrohamidjojo.,H dan Soelistyowati, R.D., 2000, Isolasi, Identifikasi dan

Sintesis Turunan Patchouli Alkohol dari Minyak Nilam. Tesis FMIPA UGM.

Yogyakakarta.

CDC, 2009. hand sanitizer ingredients .http://www.hand-sanitizer-dispenserreview.com/hand-sanitizer-ingredients.htm. Diakses tanggal 9 April 2014.

Date, Abhijit A and M.S. Nagarsenker.Parenteral Microemulsion: An over view.International Journal of Pharmaceutics. 2008.

Departemen Kesehatan. Farmakope Indonesia.Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995 : 1030

Dwidjoseputro, D. 1984. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Surabaya

Dzakwan,M,.2012,Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Nilam (Pogostemon

(19)

xvi

Surakarta : Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Jl. Let. Jen. Sutoyo, Mojosongo.

El-Laithy HM. 2003.Preparationand Physicochemical Characterization of Dioctyl

Sodium Sulfosuccinate (Aerosol OT) Microemulsion for Drug Delivery.

4Februari: 10

hlm.http://www.aapsphamscitech.Org/view.asp?art=pt040111&pdf=yes,10 oktober 2013, pkl.15.10.

Guenther E,.1975 (a), Minyak Atsiri, Jilid I, terjemahan oleh S. Ketaren, 1987, UI-Press, Jakarta, 131-141.

Hammond B, Ali Y, Fendler E, DolanM, Donovan S. Effect of hand sanitizer use on

elementary school absenteeism.Am J InfectControl.2000; 28: 340–6.

Hegnauer, R.,1966, Chemotaxonomie Der Pflanzen, Eine Ubersicht Uberdie Verbeitung und die Systematsche bedetung der Pflanzens toffee, Band 4 : Disotyledoneae, Birkhauser verlag Basse und Stuttgart, 312.

Hieronymus,B.S,.1990,Nilam Bahan Industri Wewangian, Seri Budi Daya.Yogyakarta.

Idson, B. 1989.Pharmaceutical Emulsion. Dalam: Liebermen, Hebert, A. Rieger, Martin M. 1995. Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse System Vol. 2. Marcel Dekker. Inc. New York. Hal 336 – 339.

Jawetz E, Melnick JL., Adelberg EA, 2007, Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, edisi 23, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Jufri, M., Asnimar B, Julia R. Formulasi Gameksan Dalam Bentuk Mikroemulsi. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. I. 2004 : 160 – 174.

Kamus keshatan. 2014. Antibiotika. http://kamuskesehatan.com/arti/antibiotik/ Lachman, L., Lieberman, A.H., Konig, L.J.1994. Teori dan Praktek Farmasi

Industri. Edisi II. Terjemahan: Siti Suyatmi. UI Press, Jakarta. Hal.1029-1088.Milton J. 1995.

Lawrence, M. Jayne and Gareth D. Ress.Microemulsi on-based Media as Novel Drug

Delivery System. Advanced Drug Delivery Reviews 45 (2000).

(20)

xvii

Leon Lachman, Herbert A. Lieberman dan Joseph L. Kanig. Teori dan praktek Farmasi Industri II. Edisi III. Penerjemah Siti Suyatmi. Jakarta : UI Press. 1994; 1076 – 1079.

Lutony TL., Rahmawati Y,.1994, Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri, cetakan I penebar Swadaya,Jakarta, 1.

Mansjoer, Arif et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III jilid 2. Jakarta media aesculapiusn FK UI.

Mardisiswojo,S.dan Radjakmangunsudarso, H., 1971,Cabe Puyang Warisan Nenek

Moyang, Jilid I, Cetakan kedua, PT. Karya Werda, Jakarta, 25.

Martin, A., Swarbick, J., dan A. Cammarata. 1993. Farmasi Fisik 2. Edisi III. Terjemahan: Yoshita. UI Press, Jakarta. Hal 940-1010, 1162, 1163, 1170. Martini FH., Ober WC., Garrison CW., Weltch K., Hutsching R., 2001,

Fundamentals of Anatomy & physiologi, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey.

Maryani H., 2003, Minyak Cinta: Terapi aroma peningkat gairah seksual, Agromedia Pustaka, Jakarta, iii, 8.

Maya, L. Pembuatan Sediaan Mikroemulsi dari Minyak Buah Merah (Pandanus

coroideus). Skripsi Program Sarjana Farmasi, FMIPA UI. Depok.

Oyen, L. P., and Dung, N. X., 1999, Plant Resource of South-East Asia No 19,

Essential Oil Plant, Backhuys Publisher, Leiden Netherlands, 151 – 157

Perry, L. M.,1980. Medicinal Plants of East and Southest Asia, The MIIT Press, Cambridge, Massachusetts, London, England 191 – 192.

Purnojati, P. Patil R,T, Sheth P,D, Bommared G, Dondeti P dan Egbaria K. 2002. Design and Deveploment of Topical Microemulsion for Poorly Water Soluble

Antifungal Agents 8

hlm.http://www.jrnlapplidresearch.com/aticle/volirissi/purnojati.htm.9 oktober 2013.pkl. 12.30.

Rowe, RC. Sheskey, J.P 2003.Handbook of Pharmaceutical Exipient Fourth Edition.London : The Pharmaceutical Press. Hal 310,375, 411.

(21)

xviii

America; Boston, Massachusetts; 2004 Sept 30-Oct 3.Alexandria (VA): Infectious Disease Society of America; 2004.

Swarbrick, James dan James C. Boylan.Encyclopedia of Pharmaceutical Technology. New York : Marcel Dekker, Inc. 1994; 375, 394.

Voight R, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Terjemahan Noerono S, Edisi ke 5, Gajah Mada Press, Yogyakarta.

Volk and Wheeler, 2003, Mikrobiologi dasar I, edisi revisi, Erlangga, Jakarta.

Wade, Ainley and Paul J. Wellen.Hand book of Pharmaceutical Excipients.Second edition. London: Pharmaceutical Press. 1994; 83, 243, 375.

White C, Kolble R, Carlson R, Lipson N, Dolan M, Ali Y, et al. The effect of hand hygiene on illness rate among students in university residence halls.Am J Infect Control.2003; 31: 364–70.

Wikipedia. 2014. Antibiotika .http://id.wikipedia.org/wiki/Antibiotika

Referensi

Dokumen terkait

Pada hasil Uji aseptabilitas sediaan menunjukkan bahwa pada Formula III dengan konsentrasi minyak atsiri daun jeruk nipis ( Citrus aurantifolia ) sebesar 20%

pengaruh gelling agent karbopol dalam sediaan gel dari minyak atsiri nilam ( Pogostemon.. cablin B.) terhadap aktivitas nyamuk Aedes aegypti dan mendapatkan sediaan gel

Berdasarkan penelitian terdahulu yang menunjukkan kemampuan minyak nilam dalam formulasi sediaan deodoran batang dalam menghambat bakteri penyebab bau badan, maka

PENGARUH KONSENTRASI CMC-NA SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK DAN STABILITAS SEDIAAN GEL HAND SANITIZER MINYAK ATSIRI DAUN MINT (Oleum Mentha piperita

Indonesia memiliki 40 jenis minyak atsiri yang dapat diperdagangkan, namun hanya sekitar 14 jenis yang diekspor, seperti: minyak nilam, minyak pala, minyak sereh wangi,

Perlu ditambahkan fragrance pada sediaan untuk menghasilkan bau yang lebih disukai saat penggunaanya serta perlu peningkatan konsentrasi minyak atsiri nilam sehingga

Terkait dengan uraian tersebut tulisan ini menyajikan tentang pengaruh pemberian arang kompos bioaktif (arkoba) terhadap kualitas minyak atsiri hasil penyulingan daun nilam

Sulit untuk mengetahui senyawa spesifik dalam minyak atsiri nilam ini yang aktif sebagai antioksidan karena dalam uji kualitatif terlihat bahwa semua kolompok senyawa