• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Pemasaran Dan Pemesanan Barang Dan Jasa Pada PT. Benasani Bestari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Informasi Pemasaran Dan Pemesanan Barang Dan Jasa Pada PT. Benasani Bestari"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana Fakultas Ilmu Teknik & Ilmu Komputer

Oleh:

RESTI DAHLIA TIODORA

1.05.07.136

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

i

ABSTRAK

“Sistem Informasi Pemasaran dan Pemesanan Barang dan Jasa pada

PT. Benasani Bestari”

Dalam bidang bisnis, internet digunakan sebagai media untuk melakukan kegiatan perdagangan/perniagaan yang kerapkali disebut dengan e-commerce. Sisi pemasaran dari E-Commerce disebut dengan e-marketing yang terdiri dari kerja dari perusahaan untuk mengkomunikasikan sesuatu, mempromosikan, dan menjual barang dan jasa melalui internet. PT. Benasani Bestari dalam melakukan kegiatannya perusahaan ini masih menggunakan proses konvensional, sehingga terjadi masalah dalam penyampaian dan penyimpanan informasi. Dalam hal pemesanan jasa, pelanggan yang ingin menggunakan jasa harus mendatangi perusahaan secara langsung.

Pada penelitian kualitatif, bentuk desain penelitian dimungkinkan bervariasi karena sesuai dengan bentuk alami penelitian kualitatif itu sendiri yang mempunyai sifat emergent dimana fenomena muncul sesuai dengan prinsip alami yaitu fenomena apa adanya sesuai dengan yang dijumpai oleh seorang peneliti dalam proses penelitian dilapangan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Metodologi yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah metode prototype.

Dengan adanya sitem informasi pemasaran dan pemesanan barang dan jasa ini dapat membantu pelanggan dalam mendapatkan informasi dan melakukan pemesanan dikarenakan jangkauan pemasaran yang lebih maksimal pada PT. Benasani Bestari.

Kata kunci: E-Commerce, E-Marketing, Pemasaran, Pemesanan, kualitatif,

(3)

ii ABSTRACT

“Marketing Information System and the Order of Goods and Services in PT. Benasani Bestari "

In the field of business, the Internet is used as a medium for conducting trade / commerce is often referred to as e-commerce. Marketing side of the E-Commerce called the e-marketing consists of work from the company to communicate something, promote, and sell goods and services over the internet. PT. Benasani Bestari in conducting activities that company is still using the conventional process, resulting in problems in the delivery and storage of information. In the case of ordering services, customers who want to use the services should go to the company directly.

In qualitative research, research design possible shapes vary as in accordance with the natural form of qualitative research itself, which has emergent properties which the phenomena appear naturally in accordance with the principles of the phenomenon as it is in accordance with that found by a researcher in the field research process. Necessary data in this study consisted of primary data and secondary data. The methodology used in the development of this system is prototype method.

With the marketing information system and ordering goods and services can help customers in getting the information and make a reservation because the marketing reach more leverage at PT. Benasani Bestari

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul

“SISTEM INFORMASI PEMASARAN DAN PEMESANAN BARANG DAN

JASA PADA PT. BENASANI BESTARI.”

Dalam kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak yang telah memberikan arahan dan sekaligus dukungan hingga tersusunnya skripsi ini. Secara khusus, rasa terimakasih ini penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, Msc selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Dr. Arry Akhmad Arman selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

3. Dadang Munandar, SE, M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Informatika Universitas Komputer Indonesia.

4. Novrini Hasti, S.Si, MT. selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, masukan dan perbaikan mengenai skripsi kepada penulis.

5. Imelda, S.T, MT. selaku Dosen wali yang telah banyak membantu dan memberikan arahan kepada penulis.

6. Yasmi Afrizal, S.Kom, M.Kom. selaku Dosen Penguji 1 yang telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis

(5)

iv

8. Dosen-dosen jurusan Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu dan arahan kepada penulis.

9. Almarhum Ayahanda tercinta dan Ibunda yang telah memberikan dukungan moriil maupun materiil dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Abang Juntir, Eda, Kak Dina, Abang Lancon, Nurpi, Ayu, Kak Rein dan keponakan-keponakan (Charlos dan Natanael) penulis yang selalu memberikan motivasi dan doa kepada penulis.

11.Keluarga besar penulis yang telah memberikan doa dan dukungannya.

12.Anak-anak kelas MI-03 (Pasukan MI-03), Rani, Novi, Dede, Mono, Windi, Virgi, Regitha, Fitri, Fitrea, Anjar, Dewi, Anita dan teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu terima kasih atas bantuannya selama penyusunan skripsi ini.

13.Anak-anak UKM Basket, Nonnie, Rani, Ivan, Tomi, Mieza, Nuri, Ina, Rommy, Algi dan teman-teman lainnya terima kasih atas dukungan dan doa yang diberikan kepada penulis.

14.Sahabat-sahabat penulis, Intan, Steffy, Vinna, Satrio, Grace, Putri, Lasti, Anggi dan teman-teman penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 15.Pihak-pihak dari PT. Benasani Bestari yang membantu dalam memberikan

informasi mengenai hal-hal yang terkait dalam penyusunan skripsi ini.

16.Teman-teman seperjuangan Angkatan 2007 terima kasih atas dukungan dan doanya yang diberikan kepada penulis.

(6)

v

dan saran yang sifatnya membangun agar penelitian ini menjadi lebih bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Juni 2011 Penulis

(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi ini perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Salah satu kebutuhan dari teknologi informasi adalah adanya sistem informasi.

(8)

Dalam bidang bisnis, internet digunakan sebagai media untuk melakukan kegiatan perdagangan/perniagaan yang kerapkali disebut dengan e-commerce.

E-commerce merupakan suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses

bisnis yang menghubungkan perusahaan, pelanggan dan komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik. E-commerce digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, antara perusahaan dengan pelanggan (customer), atau antara perusahaan dengan institusi yang bergerak dalam pelayanan publik. Sisi pemasaran dari E-Commerce disebut dengan e-marketing, yang terdiri dari kerja dari perusahaan untuk mengkomunikasikan sesuatu, mempromosikan dan menjual barang dan jasa melalui internet.

PT. Benasani Bestari merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa. Pelayanan jasa yang dikelola oleh PT. Benasani Bestari antaralain pelayanan jasa dalam bidang perdagangan berdasarkan pesanan/surat, pemborongan, kontraktor dalam bidang bangunan, mekanikal, percetakan, serta jasa lainnya.

(9)

perusahaan, ternyata perusahaan tidak dapat menyanggupi permintaan yang disebabkan oleh banyak faktor seperti, terbenturnya jadwal proyek yang digarap dengan proyek yang lain, atau terbatasnya sumber daya yang tersedia sehingga hal tersebut dapat mengecewakan calon pelanggan bahkan perusahaan. Selain itu,dikarenakan terbatasnya jam kerja dari perusahaan maka pemesanan melalui telepon atau fax yang dilakukan calon pelanggan mengalami hambatan dan keterlambatan. Bagi perusahaan hal ini memberikan nilai kurang baik ketika pelanggan memberikan informasi negatif mengenai perusahaan ke dunia luar.

Untuk mengatasai masalah tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan adanya sebuah website. Hal ini sangatlah penting karena keberadaan suatu website dapat membantu dalam penyampaian informasi yang berupa gambar dan tulisan atau gabungan dari keduanya dengan tampilan yang menarik mengenai perusahaan secara detail terhadap pelanggan. Pelanggan dapat berkomunikasi melalui media diskusi yang ada sehingga pelanggan tidak perlu datang langsung ke perusahaan. Tidak hanya itu saja, keberadaan suatu website akan memperluas jangkauan pemasaran sebuah bisnis. Oleh karena hal tersebut, penulis tertarik unutk mengangkat tema dalam penulisannya kali ini yaitu “Sistem Informasi Pemasaran

(10)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan langkah awal dari suatu kegiatan penelitian, yaitu untuk mengetahui latar belakang, kelemahan-kelemahan yang dihadapi serta masalah-masalah yang timbul dalam sistem yang sedang berjalan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang muncul pada PT. Benasani Bestari adalah sebagai berikut:

1. Kurang maksimalnya jangkauan informasi pemasaran barang dan jasa pada PT. Benasani Bestari.

2. Belum efektif dan efisiennya sistem pemesanan barang dan jasa karena masih dilakukan secara manual yaitu calon pelanggan datang langsung ke perusahaan untuk melakukan kegiatan pemesanan barang dan jasa atau melalui telepon pada PT. Benasani Bestari Bandung.

3. Belum adanya media penyimpanan dokumen yang berkaitan dengan pemasaran dan pemesanan barang dan jasa.

4. Belum adanya media komunikasi yang efektif dan efisien antara perusahaan dengan konsumen dikarenakan keterbatasan jam kerja perusahaan.

1.2.2 Rumusan Masalah

(11)

1. Bagaimana sistem pemasaran dan pemesanan barang dan jasa yang berjalan pada PT. Benasani Bestari.

2. Bagaimana merancang sebuah website yang dapat mendukung kegiatan pemasaran dan pemesanan barang dan jasa pada PT. Benasani Bestari. 3. Bagaimana implementasi sistem informasi pemasaran dan pemesanan

barang dan jasa pada PT. Benasani Bestari.

4. Bagaimana pengujian sistem informasi pemasaran dan pemesanan barang dan jasa pada PT. Benasani Bestari.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

(12)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sistem pemasaran dan pemesanan barang dan jasa yang sedang berjalan pada PT. Benasani Bestari.

2. Mampu merancang dan membuat sistem informasi berbasis web mengenai penjualan barang dan layanan jasa yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan maupun pihak-pihak terkait pada PT. Benasani Bestari.

3. Melakukan tahap implementasi yang sesuai, untuk menentukan kualitas sistem informasi yang dibuat.

4. Untuk mengetahui analisis dan pengujian sistem informasi pada PT. Benasani Bestari.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

(13)

1.4.2 Kegunaan Akademis

Dalam bidang akademis, penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:

a. Bagi Penulis

- Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam mengembangkan teori dan penerapannya pada dunia praktik, khususnya sistem informasi pemasaran dan pemesanan online

- Untuk memenuhi syarat kelulusan/tugas akhir Bagi Pengembangan Ilmu b. Bagi Pengembangan Ilmu

Sebagai pengembangan ilmu yang diperoleh pada Jurusan Sistem Informasi khususnya dalam Sistem Informasi Pemasaran dan Pemesanan pada PT. Benasani Bestari.

c. Bagi Peneliti Lain

Dapat menjadi bahan referensi untuk perbaikan atau pengembangan bagi peneliti lainnya yang akan meneliti dibidang / masalah yang sama.

1.5 Batasan masalah

(14)

1. Hanya membuat sistem informasi berbasis web untuk sistem pemasaran dan pemesanan barang dan jasa yang berada diruang lingkup area Bandung serta Jabodetabek pada PT. Benasani Bestari.

2. Pemesanan barang dan jasa hanya dapat dilakukan oleh perusahaan atau organisasi lainnya dan bukan untuk perorangan.

3. Aplikasi ini hanya mengenai jasa pengadaan barang serta tidak membahas sistem informasi pelayanan jasa lainnya.

4. Sistem pembayaran dilakukan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku di PT. Benasani Bestari.

5. Aplikasi dirancang masih berupa prototipe sehingga memungkinkan untuk diadakan pengembangan lebih lanjut agar mencapai hasil yang optimal bagi pelanggan maupun PT. Benasani Bestari itu sendiri.

6. Sistem yang akan dibangun yaitu informasi berbasis web/online dengan menggunakan Macromedia Dreamweaver 8 sebagai aplikasi front end dan Xampp sebagai aplikasi back end.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.6.1 Lokasi Penelitian

(15)

Alamat : Jl. Verbena B.85 Komp. Parahyangan Rumah Villa Gegerkalong Bandung 40151

Telp : (022) 201 7902, 201 9607

Fax : (022) 201 9607

1.6.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitiannya adalah:

Tabel 1.1 Waktu Penelitian

KEGIATAN

Bulan

Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Identifikasi Kebutuhan

a. Observasi b. Wawancara c. Pengumpulan Data d. Analisis Dokumen

2. Membuat Prototype

a. Perancangan Proses b. Perancangan Basis Data c. Pembuatan Program

3. Menguji Prototype

4. Memperbaiki Prototype

5. Mengembangkan Versi

(16)

10

2.1. Konsep Dasar Sistem

2.1.1 Pengertian Sistem

Suatu sistem sangatlah dibutuhkan dalam suatu perusahaan atau instansi pemerintahan, karena sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja perusahaan atau instansi pemerintah, baik yang berskala kecil maupun besar. Agar dapat berjalan dengan baik diperlukan kerjasama diantara unsur-unsur yang terkait dalam sistem tersebut.

Ada berbagai pendapat yang mendefinisikan pengertian sistem, seperti dibawah ini :

“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Jogiyanto (2005:1) Sedangkan menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005:1) dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang menekankan pada prosedur dan elemennya.

a. Pemahaman sistem dengan pendekatan prosedur, yaitu :

(17)

b. Pemahaman sistem dengan pendekatan komponen/elemen, yaitu :

Kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem Dari pemahaman diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berkaitan dan berhubungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.1.2 Elemen Sistem

Sistem terdiri dari elemen-elemen yang saling berkaitan, elemen tersebut menyusun sebuah sistem yang terdiri dari:

1. Tujuan

Tujuan dari sistem sangat menentukan masukan yang dibutuhkan suatu sistem.

2. Batasan

Dalam mencapai suatu tujuan dari sistem dibutuhkan batasan-batasan suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau lingkungan luarnya. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Kontrol

(18)

4. Input

Input merupakan bagian dari sistem yang bertugas untuk menerima data dapat berupa asal masukan, frekuensi masukan data dan jenis masukan data.

5. Proses

Proses merupakan bagian yang mengolah data menjadi informasi sesuai dengan keinginan pemakai.

6. Output

Output merupakan keluaran atau tujuan dari sistem yang didapat dari input dan proses yang dilakukan.

7. Umpan Balik

Dalam suatu sistem yang baik dibutuhkan adanya umpan balik yang tujuannya sebagai perbaikan dan pemeliharaan

2.1.3 Karakteristik Sistem

Menurut Jogiyanto (2005:3) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu :

“1. Komponen-komponen (Components)

Suatu sistem terdiri dari kumpulan komponen atau subsistem yang saling berinteraksi atau bekerja sama satu sama lain untuk membentuk satu kesatuan. Setiap komponen atau subsistem tersebut memiliki sifat-sifat dan fungsi tertentu yang mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batas Sistem (Boundary)

(19)

3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)

Environments dari suatu sistem adalah apapun yang berada diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem yang harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar sistem yang bersifat merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lain dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan (Input)

Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).

Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut

dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem komputer, program adalah

maintenance.

2.1.4 Klasifikasi Sistem

Menurut Jogiyanto (2005:6) sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang diantaranya adalah sebagai berikut :

“1. Sebagai sistem abstrak (abstract system)

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara phisik.

2. Sebagai sistem alamiah (natural system)

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam dan tidak dibuat manusia.

3. Sebagai sistem tertentu (determinate system) dan sistem tak tentu

(probabilistic system)

(20)

4. Sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system)

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Sedangkan, sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem sifat terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik.”

2.2 Konsep Dasar Informasi

2.2.1 Pengertian Informasi

Dalam manajemen, informasi merupakan data yang telah diproses sehingga mempunyai arti tertentu bagi penerimanya. Sumber dari informasi adalah data, sedangkan data itu sendiri adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian, sedangkan kejadian itu merupakan suatu peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu .dalam hal ini informasi dan data saling berkaitan.

Menurut Jogiyanto (2005:8) dalam buku “Analisis dan Desain Sistem

Informasi” adalah :

“Informasi diartikan sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih

berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.”

(21)

“1. Akurat

Berarti informasi harus bebas dari kekurangan atau kesalahan - kesalahan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

2. Tepat waktu

Berarti informasi harus selalu ada pada saat dibutuhkan pengguna dan tidak datang terlambat. Karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Jadi bila terlambat, informasi tersebut tidak mempunyai nilai lagi dan dapat berakibat fatal bagi organisasi.

3. Relevan

Informasi untuk tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Maka informasi yang relevan adalah informasi yang berguna dan sesuai dengan kebutuhan setiap pemakainya.”

2.2.2 Siklus Informasi

Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat berceritera banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi.

(22)

Gambar 2.1 Siklus Informasi

2.2.3 Kegunaan Informasi

Ada 4 faktor utama yang berhubungan dengan kegunaan informasi : 1. Kualitas informasi (information quality)

Kualitas dari suatu informasi tergantung dari 4 hal, yaitu informasi harus : a. Akurat (accurate) dan presisi (precision)

Akurat dalam menampilkan informasi dan presisi dalam detail informasi yang diberikan.

b. Kelengkapan (completeness)

(23)

Umur berarti lamanya waktu dalam meng-update informasi dan ketepatan waktu berarti menyediakan informasi secepat mungkin pada saat dibutuhkan sehingga berguna.

d. Sumber (source)

Orang atau organisasi yang menghasilkan informasi. 2. Aksesibilitas informasi (information accessibility)

a. Ketersediaan (availability)

Memberikan informasi kepada yang membutuhkan. Informasi dapat diakses oleh yang membutuhkan.

b. Keabsahan (admissibility)

Keabsahan (boleh atau tidak boleh dipakai) informasi tergantung pada hukum, peraturan atau budaya pada saat tertentu.

3. Presentasi informasi (information presentation) a. Tingkatan (level of summarization)

Perbandingan antara data asli dengan yang ditampilkan. Manipulasi data hingga tingkatan yang sesuai, semakin sederhana semakin baik.

b. Format

Bentuk dimana informasi ditampilkan ke user. Manipulasi data ke dalam bentuk yang sesuai.

(24)

Prosedur dan teknik mengontrol user yang boleh atau tidak mengakses data pada situasi tertentu. Penggunaan password atau teknik lain untuk mencegah user yang tidak berhak.

b. Enkripsi (encryption)

Konversi data ke bentuk tertentu sehingga tidak dapat dibaca oleh user

yang tidak berhak.

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (information systems) atau disebut juga dengan processing systems atau

information processing systems atau information-generating systems.

Menurut George M. Scott (2001:4) dalam buku “Prinsip - prinsip Sistem Informasi Manajemen”, pengertian sistem informasi yaitu :

“Sistem yang diciptakan oleh para analisis dan manajer guna melaksanakan

tugas khusus tertentu yang sangat esensial bagi berfungsinya organisasi.” Sedangkan menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis, yang diterjemahkan dalam buku Jogiyanto (2005:11), sistem informasi memiliki definisi sebagai berikut:

(25)

2.3.1 Komponen Sistem Informasi

Komponen – komponen yang ada dalam sistem informasi meliputi beberapa blok, yaitu :

1. Blok masukan (input)

Blok masukan ini mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen - dokumen dasar.

2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 3. Blok keluaran (output)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi

(26)

5. Blok Basis Data.

Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer, basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan paket perangkat lunak yang disebut database manajemen sistem (DBMS).

6. Blok Kendali

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem bisa dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.4 Analisis dan Perancangan Sistem

2.4.1 Tahapan Analisis Sistem

Metodologi pengembangan sistem yang digunakan adalah pendekatan terstruktur atau disebut juga pendekatan operasional. Pendekatan terstruktur memerlukan prosedur dan pendataan yang baku dan jelas atau paling tidak memerlukan metodologi yang dipahami dalam mengembangkan sistem informasi.

Dalam pendekatan terstruktur, “struktur” merupakan ciri utama pada analis

(27)

Peralatan yang sering digunakan dalam pendekatan terstruktur adalah bagan aliran atau yang lebih dikenal dengan Flow Chart. Flow chart ini dipakai untuk menjelaskan logika pemograman (flowchart program) juga untuk menjelaskan komponen fisik pada sistem informasi dikenal dengan flowchartsystem. Yang paling mudah digunakan untuk menganalisis secara prosedural dari sistem informasi menggunakan bagan alir dokumen (flowchart dokumen) atau dikenal dengan

flowmap.

2.4.2 Perancangan Sistem

Setelah kita melakukan tahap analisis sistem secara seksama, maka tahap

selanjutnya adalah perancangan sistem. Perancangan sistem adalah strategi untuk

memecahkan masalah dan mengembangkan solusi terbaik bagi permasalahan itu.

Perancangan sistem berguna untuk mengorganisasi sistem kedalam

subsistem-subsistem, serta alokasi subsistem-subsistem ke komponen-komponen perangkat

keras, perangkat lunak, serta prosedur-prosedur.

Selama analisis, perhatian lebih banyak tertuju pada apa yang harus

dikerjakan, terlepas dari bagaimana semuanya akan dikerjakan. Selama perancangan

keputusan dibuat tentang bagaimana pemecahan masalah akan dikerjakan, pertama

pada sistem dengan peringkat lebih tinggi kemudian secara bertahap ke sistem yang

(28)

Perancangan sistem merupakan tahap awal pendekatan untuk menyelesaikan

masalah. Selama perancangan sistem, struktur keseluruhan diputuskan. Arsitektur

sistem adalah suatu cara pengorganisasian sistem kedalam subsistem-subsistem.

Arsitektur sistem menyediakan konteks darimana keputusan yang lebih rinci

dilakukan pada tahap selanjutnya. Dengan membuat keputusan peringkat tinggi yang

dapat diaplikasikan pada sistem secara terbatas, perancang/analis sistem

membagi-bagi permasalahan kedalam subsistem-subsistem sehingga pekerjaan selanjutnya

dapat dikerjakan oleh orang lain yang bekerja secara mandiri pada

subsistem-subsistem yang berbeda.

2.5 Arsitektur Jaringan

2.5.1 Pengertian Jaringan Komputer

Menurut Dede Sopandi dalam bukunya (2008:2),

“ Jaringan Komputer merupakan gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi. Gabungan teknologi ini melahirkan pengolahan data yang dapat didistribusikan, mencakup pemakaian database, software

aplikasi dan peralatan hardware secara bersamaan, sehingga penggunaan komputer yang sebelumnya hanya berdiri sendiri, kini telah diganti dengan sekumpulan komputer yang terpisah – pisah akan tetapi saling berhubungan dlam melaksanakan tugasnya, sistem seperti inilah yang disebut jaringan komputer (Computer Network).”

(29)

berhubungan dengan media kabel, saluran telepon, gelombang radio, satelit, atau sinar infra merah.

2.5.2 Jenis – Jenis Jaringan Komputer

Jaringan komputer dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis jika dilihat dari sisi geografis. Adapun jenis – jenis pada jaringan komputer adalah sebagai berikut:

a. LAN (Local Area Network).

LAN merupakan jaringan komputer dengan ruang lingkup terbatas, meliputi lokasi seperti gedung, kampus, kantor, atau pabrik. Tipe ini banyak digunakan untuk perkantoran, bisnis, laboratorium, dan sebagainya dengan skala kecil seperti warnet, rental komputer, laboratorium komputer, dan sebagainya. Sebuah LAN dapat dibangun dengan minimal 2 (dua) komputer dengan spesifikasi (kapasitas) komputer rendah sekalipun. Adanya LAN akan menjadikan komputer terhubung dengan komputer lain, sehingga komputer tersebut seolah menjadi satu kesatuan dan bisa saling berinteraksi. b. MAN (Metropolitan Area Network).

(30)

c. WAN (Wide Area Network) merupakan jaringan komputer yang mencakup area yang besar sebagai contoh yaitu jaringan komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara, atau dapat didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang membutuhkan router dan saluran komunikasi publik. WAN digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal yang satu dengan jaringan lokal yang lain, sehingga pengguna atau komputer di lokasi yang satu dapat berkomunikasi dengan pengguna dan komputer di lokasi yang lain.

2.6 Alat Bantu Perancangan Sistem Informasi

Analisis data masukan adalah suatu analisis yang dilakukan terhadap data-data dari entitas luar yang dimasukkan kedalam sistem. Dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman sistem secara keseluruhan, tentang sistem yang berjalan sekarang sehingga permasalahan dapat dipecahkan dan kebutuhan pemakai sistem dapat diindentifikasi dengan benar.

(31)

Diagram Konteks yang menggambarkan aliran data, spesifikasi proses serta penyimpanan data hasil proses.

2.6.1 Flow Map

Flowmap merupakan suatu diagram untuk menggambarkan aliran data / informasi antar bagian-bagian yang terkait dalam sistem. Informasi yang disajikan dengan penggambaran flowmap ini lebih menekankan pada urutan aktivitas disetiap entitas yang berada dalam sistem. Flow Map mempunyai fungsi sebagai mendefinisikan hubungan antara bagian (pelaku proses), proses (manual / berbasis komputer) dan aliran data (dalam bentuk dokumen keluaran dan masukan).

2.6.2 Diagram Konteks

(32)

dan ke luar sistem dan ke dalam dan ke luar entitas-entitas eksternal. Dalam diagram Konteks ini yang dibutuhkan adalah :

1. Siapa saja pihak yang akan memberikan data ke sistem. 2. Data apa saja yang diberikannya kesistem

3. Kepada siapa sistem harus memberikan informasi atau laporan 4. Apa saja isi atau jenis laporan yang harus dihasilkan sistem.

2.6.3 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) yaitu alat bantu yang dapat menggambarkan sistem secara lengkap dan jelas, baik sistem yang sudah ada maupun sistem yang masih dalam rancangan. Dalam DFD dijelaskan mengenai aliran data, informasi proses, basis data dan sumber tujuan data yang dilakukan oleh sistem. Tingkatan atau level DFD dimulai dari diagram konteks yang menjelaskan dan menggambarkan sistem secara umum, terdiri dari beberapa elemen-elemen di luar sistem yang memberikan input ke dalam sistem. Diagram konteks tersebut akan dirinci ke dalam beberapa proses yang ada dalam sistem sehingga menghasilkan uraian sistem dalam level yang lebih rinci.

2.7 Perancangan Basis Data

Menurut Abdul Kadir (2003:39) dalam bukunya “Konsep dan Tuntunan

Praktis Basis Data”, proses perancangan basis data dibagi menjadi 3 tahapan:

(33)

Perancangan data secara konseptual merupakan upaya untuk membuat model yang masih bersifat konsep.

2.Perancangan basis data secara logis

Perancangan basis data secara logis merupakan tahapan untuk memetakan model konseptual ke model basis data yang akan dipakai (model relasional, hirarkis, atau jaringan).

3.Perancangan basis data secara fisis

Perancangan basis data secara fisis merupakan tahapan untuk menuangkan perancangan basis data yang bersifat logis menjadi basis data fisis yang tersimpan pada media penyimpanan eksternal (yang spesifik terhadap DBMS yang dipakai).”

2.8 Pengertian Pemesanan dan Pemasaran

2.8.1 Pengertian Pemesanan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pemesanan adalah proses, pembuatan, cara memesan atau memesankan.

2.8.2 Pengertian Pemasaran

(34)

Menurut Kotler dan Armstrong (2009:6),

“Pemasaran merupakan proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi

pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.”

Gambar 2.2 Empat Pilar Konsep Pemasaran

Gambar 2.2 di atas menjelaskan konsep pemasaran menurut Kotler (2009), bahwa,

“Untuk mencapai tujuan organisasi bergantung pada menentukan kebutuhan dan keinginan dari target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada yang dilakukan kompetitor, disebut konsep empat pilar pemasaran.”

(35)

serangkaian langkah-langkah atau operasi. Pendekatan pemasaran klasik meliputi 4 langkah utama, Mohammed et al. (2003) yaitu :

“Analisis pasar, perencanaan pasar, implementasi, dan kontrol. Analisis pasar meliputi pencarian peluang di dalam pangsa pasar. Perencanaan pasar memerlukan segmentasi, pilihan target pasar, penempatan dan rancangan bauran pemasaran. Implementasi meliputi pelaksanaan sistem dan proses ke dalam pasar sesuai program pemasaran. “

Lebih lanjut Mohammed, menyatakan pemasaran memiliki empat fitur, yaitu pemasaran sebagai metode penggabungan 4P (product , price, place, promotion), pemasaran berkaitan dengan pertukaran, serta memuaskan kebutuhan individu dan organisasi.

Empat (4) fungsi manajemen pemasaran, yaitu: 1. Analisis Pemasaran

2. Perencanaan Pemasaran 3. Implementasi Pemasaran 4. Kendali Pemasaran

Sedangkan menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009:86) yang dimaksud dengan pemasaran adalah,

“Proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi,

dan distribusi atas ide barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran agar dapat memuaskan kebutuhan pelanggan dan perusahaan sekaligus.”

2.9 Pengertian Produk

(36)

2.9.1 Pengertian Barang

Barang merupakan setiap benda yang berwujud maupun tidak berwujud, bergerak ataupun tidak bergerak, yang mempunyai banyak tujuan seperti diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh konsumen.

2.9.2 Pengertian Jasa

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, jasa adalah perbuatan yang baik dan berguna. Sedangkan, menurut Kotler (2000:428),

“Jasa ialah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu

pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk.”

2.10 Pengertian Sistem Informasi Pemasaran

Menurut Rambat Lupiyoadi dalam bukunya “Manajemen Pemasaran Jasa; Teori dan Praktek “,

“Sistem informasi pemasaran adalah orang-orang, peralatan, dan prosedur-prosedur untuk mengumpulkan, menyortir, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi dengantepat waktu, akurat, dan dibutuhkan oleh pembuat keputusan pemasaran.”

2.11 Metode Pendekatan Sistem

(37)

masalah yang kompleks sehingga diperlukan analisa terhadap permasalahan tadi, untuk memahami hubungan bagian dengan bagian lain dalam masalah tersebut, serta kaitan antara masalah tersebut dengan masalah lainnya.

Pendekatan sistem dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses sebuah sistem yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang bersifat masih sangat umum dalam mewadahi, mengispirasi, dan melatari metode pendekatan dalam cakupan teoritis tertentu.

Didalam melakukan penelitian terdapat beberapa metode pendekatan namun penulis akan membandingkan antara pendekatan terstruktur dan pendekatan berorientasi objek.

2.11.1 Pendekatan Berorientasi Objek

Pendekatan berorientasi objek merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Bandingkan dengan logika pemrograman terstruktur. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya. Pengembangan berorientasi objek berbeda dari pengembangan konvenisonal yang memandang perangkat lunak sebagai fungsi dan data yang terisolasi.

(38)

suatu metoda untuk menggambarkan suatu sistem yang memperlihatkan semua objek yang ada pada sistem. Model objek juga memperlihatkan hubungan objek terhadap objek-objek lain, serta menampilkan atribut serta operasi yang menjadi ciri suatu kelas tertentu untuk kepentingan pengembangan suatu sistem informasi dan/atau perangkat lunak tertentu.

http://mrdaniels.wordpress.com/2009/01/31/pendekatan-berorientasi-objek/10 juni

2011

2.11.2 Pendekatan Terstruktur

Karena banyak terjadi permasalahan-permasalahan di pendekatan klasik, maka kebutuhan akan pendekatan pengembangan sistem yang lebih baik mulai terasa dibutuhkan. Sayangnya sampai sekarang masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa hanya dengan mengikuti tahapan di life cycle saja tidak akan membuat pengembangan sistem informasi menjadi berhasil. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan pengembangan sistem yang baru yang dilengkapi dengan beberapa alat dan teknik supaya membuatnya berhasil.

Pendekatan ini yang dimulai dari awal tahun 1970 disebut dengan pendekatan terstruktur (structured approach). Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat

(tools) dan teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem,

(39)

http://iaprima.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/5439/D3_3a_Pendekatan.pdf/10

juni 2011

Dalam melakukan pendekatan sistem terdapat beberapa metodologi. Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-kosep pekerjaan, aturan-aturan yang digunakan dalam mengembangkan suatu sistem. Sedangkan metode merupakan suatu cara atau teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi tersebut dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok, yaitu :

http://iaprima.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/5439/D3_3a_Pendekatan.pdf/10

juni 2011

1. Metodologi pemecahan fungsional (fungtional decomposition methodoligies). Metodologi yang menekankan pada pemecahan sistem kedalam sub-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan mudah dipahami, dirancang dan diterapkan 2. Metodologi berorientesi data (data-oriented methodoligies). Metodologi ini

menekankan pada karakteristik data yang akan diperoses. Metodologi ini dikelompokan kedalam dua kelas, yaitu :

a. Data-flow oriented methodoligies. Secara umum didasarkan pada

(40)

b. Data-flow structured methodoligies. Metodologi ini menekankan struktur

input dan output sistem. Kemudian akan digunakan sebagai dasar struktur

sistemnya. Hubungan fungsi antar modul atau elemen-elemen sistem kemudian dijelaskan dari struktur sistem tersebut

3. Prescriptive methodologies. Metodologi ini merupakan metodologi yang

dikembangkan oleh system house dan pabrik-pabrik perangkat lunak dan tersedia secara komersial dalam paket-paket program.

2.12 Alat dan Teknik Pengembangan Sistem

Untuk melakukan langkah-langkah sesuai dengan metodologi pengambangan sistem terstruktur, maka dibutuhkan alat-alat dan teknik uentuk melaksanakannnya. Alat-alat metodologi yang digunakan umumnya berupa gambar, diagram, atau grafik karena mudah dipahami. Dalam hal ini penulis menggunakan alat-alat sebagai berikut:

1. Flowmap

Flowmap merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara

(41)

dihasilkan dapat bervariasi antara satu pemrogram dengan pemrogram lainnya.

Gambar 2.3 Simbol flowmap

http://www.scribd.com/doc/55468895/Pengertian-Flowmap-dan-lowchart-Beserta-Simbol/10 juni 2011

2. Diagram Konteks (Context Diagram).

(42)

direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.

Gambar 2.4 Simbol diagram konteks

http://bwahyudi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/1289/perancis.doc/10

juni 2011

3. DFD (Data Flow Diagram)

(43)

Gambar 2.5 Simbol DFD

http://mti.ugm.ac.id/~panji/.../DATA%20FLOW%20DIAGRAM%201.doc/10

juni 2011

4. Kamus Data (Data Dictionary).

(44)

5. Perancangan Basis Data a. Normalisasi

Normalisasi adalah proses pengelompokan data kedalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi. Langkah-langkah pembentukan normalisasi :

1. Bentuk Tidak Normal

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan keadaan. 2. Bentuk Normal ke Satu (1 NF)

Pada tahapan ini dilakukan penghilangan beberapa proup elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada suatu tabel.

3.Bentuk Normal ke Dua (2 NF)

Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal pertama. Atribut bukan kunci haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya terhadap kunci utama / primary key

4.Bentuk Normal ke Tiga (3 NF)

(45)

kata lain suatu atribut bukan kunci tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional terhadap atribut bukan kunci lainnya.

b. Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 142) ERD adalah,

“Suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan

dalam sistem secara abstrak.”

Jadi ERD ini berbeda dengan DFD yang merupakan suatu model jaringan fungsi yang akan dilaksanakan oleh sistem, sedangkan ERD merupakan model jaringan data yang menekankan pada struktur-struktur dan

relationship data. c. Tabel Relasi

Tabel relasi adalah gambaran tentang hubungan yang terjadi antar tabel-tabel yang akan digunakan dalam program aplikasi pemecahan dari flat

file yang menurut teknik normalisasi sehingga pemecahan tersebut

memiliki sebuah kunci yang menghubungkan relasi datanya.

Dilihat dari penjelasan-penjelasan yang ada dapat disimpulkan perbedaan antara pendekatan berorientasi objek dengan pendekatan terstruktur adalah :

(46)

mengirim pesan ke objek lainnya untuk kepentingan pengembangan suatu sistem informasi dan/atau perangkat lunak tertentu. Sedangkan pendekatan secara terstruktur yang menekankan pada pemecahan sistem kedalam sub-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan mudah dipahami, dirancang dan diterapkan. Secara umum didasarkan pada pemecahan sistem kedalam modul-modul berdasarkan elemen data dan tingkah laku logika modul tersebut dalam sistem. Secara logika digambarkan dari arus data dan hubungan antar fungsinya didalam modul-modul sistem dan prosedur-prosedur yang terjadi. Menekankan pada struktur input dan output sistem. Kemudian akan digunakan sebagai dasar struktur sistemnya. Hubungan fungsi antar modul atau elemen-elemen sistem kemudian dijelaskan dari struktur sistem tersebut.

2.13 Metode Pengembangan Sistem

Menurut Roger S. Pressman, Ph.D (2002:39) dalam menyelesaikan masalah suatu rekayasa perangkat lunak harus menggabungkan strategi pengembangan yang melingkupi lapisan proses, metode, dan alat-alat bantu. Strategi ini sering diacukan sebagai model proses atau paradigma rekayasa perangkat lunak. Model proses untuk rekayasa perangkat lunak dipilih berdasarkan sifat aplikasi dan proyeknya, metode dan alat-alat bantu yang dipakai, dan kontrol serta penyampaian yang dibutuhkan. Setiap model memiliki karakterstik masing-masing.

(47)

2.13.1 Model Prototipe

Menurut Abdul Kadir (2002 : 416) Prototipe merupakan,

“Suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat suatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai. Prototipe membuat proses pengembangan sistem informasi menjadi lebih cepat dan lebih mudah, terutama pada keadaan kebutukan pemakai sulit untuk diidentifikasi.”

Secara garis besar, sasaran prototipe adalah sebagai berikut (Lucas,2000):

“1.Mengurangi waktu sebelum pemakai melihat sesuatu yang kongkrit dari usaha pengembangan sistem.

2.Menyediakan unpan balik yang cepat dari pemakai kepada pengembang. 3.Membantu menggambarkan kebutuhan pemakai dengan kesalaha yang lebih sedikit.

4.Meningkatkan pemahaman pengembangan dan pemakai terhadap sasaran yang seharusnya dicapai oleh sistem.

5.Menjadikan keterlibatan pemakai sangat berarti dalam analisi dan desain sistem.”

Gambar 2.6 Mekanisme pengembangan sistem dengan prototype

(48)

1. Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai. Pemakai dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

2. Membuat Prototipe. Setelah kebutuhan sistem didapat maka pengembang mulai membuat prototipe.

3. Menguji Prototipe. Pengujian dilakukan oleh pemakai apakah prototipe yang dibuat sudah sesuai dengan keinginan pelanggan.

4. Memperbaiki Prototipe. Pengembang melakukan modifikasi sesuai dengan masukan pemakai.

5. Mengembangkan Versi Produksi. Pengembang menyelesaikan sistem sesuai dengan masukan terakhir dari pemakai.

Kelebihan dan Kelemahan Prototipe

Kelebihan prototipe :

a. Pendefinisian kebutuhan pemakai menjadi lebih baik karena keterlibatan pemakai yang intensif.

b. Meningkatkan kepuasan pemakai dan keterlibatan mereka yang sangat tinggi sehingga sistem memenuhi kebutukhan mereka dengan lebih baik. c. Mempersingkat waktu pengembangan.

d. Memperkecil kesalahan disebabkan setiap versi prototipe, kesalahan segera terdeteksi oleh pemakai.

(49)

Kelemahan prototipe :

a. Prototipe hanya bisa berhasil jika pemakai bersungguh-sungguh dalam menyediakan waktu dan pikiran untuk menggarap prototipe.

b. Kemungkinan dokumentasi terabaikan karena pengembang lebih berkosentrasi pada pengujian dan pembuatan prototipe.

c. Jika terlalu banyak proses pengulangan dalam membuat prototipe, ada kemungkinan pemakai menjadi jenuh dan memberikan reaksi yang negatif. Adakalanya dijumpai pendapat bahwa prototipe itu sama dengan metode RAD atau Rapid Application Development (O’Brien,2001), tetapi ada juga yang mengatakan prototipe itu menyerupai RAD (Turban, McLean, dan Wetherbe, 1999).

2.13.2 Model RAD (Rapid Application Development)

(50)

Gambar 2.7 Model RAD Tahapan-tahapan dalam RAD :

1.Bussiness Modelling

Tahap ini untuk mencari aliran informasi yang dapat menjawab pertanyaan berikut: Informasi apa yang mengendalikan proses bisnis? Informasi apa yang dimunculkan? Di mana informasi digunakan ? Siapa yang memprosesnya ?

2.Data Modelling

Menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik (atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antara objek didefinisikan.

3.Process Modelling

(51)

4.Aplication Generation

Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Alat-alat bantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.

5.Testing and Turnover

Karena menggunakan kembali komponen yang telah ada, maka akan mengurangi waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua

interface harus dilatih secara penuh.

Kelebihan dan Kelemahan RAD

Kelebihan RAD :

1. Setiap fungsi mayor dapat dimodulkan dalam waktu tertentu kurang dari 3 bulan dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien.

2. RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem seperti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada

(reusable object) sehingga pengembang pengembang tidak perlu membuat

dari awal lagi dan waktu lebih singkat. Kelemahan RAD :

(52)

2. RAD menuntut pengembang dan pelanggan memiliki komitmen dalam aktivitas rapid fire yang diperlukan untuk melengkapi sebuah sistem dalam waktu yang singkat. Jika komitmen tersebut tidak ada maka proyek RAD akan gagal.

3. Tidak semua aplikasi sesuai untuk RAD. Biala sistem tidak dapat dimodulkan dengan teratur, pembangunan komponen penting RAD akan menjadi sangat bermasalah.

Dilihat dari penjelasan-penjelasan yang ada penulis menyimpulkan perbedaan antara model prototipe dengan model RAD adalah :

(53)

59

4.1 Analisis Sistem yang Berjalan

Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke bagian-bagian komponennya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi segala macam permasalahan dan hambatan apa saja yang bisa terjadi dan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diharapkan dapat menjadi acuan untuk diusulkannya perbaikan-perbaikan.

Analisis sistem yang berjalan yang dilakukan oleh penulis secara khusus mengarah kepada prosedur pemesanan pada PT. Benasani Bestari serta mencari kebutuhan sistem yang diperlukan guna mendukung proses pemasaran barang dan jasa yang dilakukan oleh PT. Benasani Bestari itu sendiri.

4.1.1 Analisis Dokumen

1. Nama Dokumen : Dokumen surat purchase order (PO) Deskripsi : Purchase Order (surat pemesanan)

Fungsi : Sebagai surat pemesanan barang kepada vendor Sumber : Bag. Operasional

(54)

total_pembelian_sebelum_pajak, total_PPN, total_pembelian, pemesan, penerima

2. Nama Dokumen : Surat Jalan Deskripsi : Surat Jalan

Fungsi : Sebagai bukti barang yang diantar ke pelanggan Sumber : Bag. Administrasi

Atribut : nama_pelanggan, no_surat_jalan, tgl_surat_jalan, kode_barang, nama_barang, jumlah, ket, total

3. Nama Dokumen : Kwitansi Deskripsi : Kwitansi

Fungsi : Surat tagihan kepada pelanggan Sumber : Bag. Keuangan

Atribut : nama_pelanggan, nama_barang, kode_barang, unit, harga, jumlah(Rp), total

4. Nama Dokumen : Faktur pajak Deskripsi : Faktur pajak

Fungsi : Surat tagihan pajak kepada pelanggan yang memiliki NPWP

(55)

4.1.2 Analisis Prosedur yang Berjalan

Prosedur merupakan urutan langkah – langkah yang terjadi di dalam sistem yang berjalan. Prosedur – prosedur tersebut meliputi entitas atau bagian yang terlibat dan bagaimana proses tersebut dilakukan serta apa saja yang dihasilkan dari proses itu sendiri. Prosedur yang terlibat dalam sistem ini adalah sebagai berikut :

A. Prosedur pemasaran dan pemesanan barang dan jasa

Pihak yang terkait dalam prosedur ini antaralain, yaitu pelanggan (customer), bagian operasional, bagian marketing, dan vendor. Berikut adalah prosedur pemasaran dan pemesanan barang menggunakan jasa pada PT. Benasani Bestari :

1. Pelanggan menghubungi perusahaan untuk meminta katalog perusahaan. 2. Bagian marketing mendatangi pelanggan dan memberikan company profile

serta katalog yang berisi list nama dan harga barang yang ditawarkan oleh PT. Benasani Bestari kepada pelanggan.

3. Pelanggan melihat isi company profile dan katalog, apabila pelanggan setuju maka pelanggan akan melakukan pemesanan dengan membuatkan surat pemesanan barang (Purchase Order) yang akan diterima langsung saat itu juga atau dikirimkan kepada PT. Benasani Bestari (diterima oleh bagian operasional) melalui fax dan jika tidak maka bagian marketing akan memasarkan kembali katalog perusahaaan.

(56)

administrasi/keuangan, rangkap ke-2 untuk diberikan kepada vendor, dan rangkap ke-3 akan dijadikan arsip oleh bagian operasional.

B. Prosedur pembayaran

Dalam prosedur ini melibatkan customer, bagian administrasi/keuangan, bagian operasional, dan direktur (president) Berikut prosedur pembayaran pada PT. Benasani Bestari:

1. Bagian administrasi/keuangan membuatkan surat tagihan (kwitansi, faktur pajak, dan surat jalan) sebanyak 3 rangkap, rangkap ke-1 untuk pelanggan, rangkap ke-2 untuk bagian operasional dan rangkap ke-3 untuk bagian administrasi/ keuangan untuk dijadikan arsip.

2. Bagian operasional memberikan surat tagihan kepada pelanggan saat melakukan pengiriman barang, kemudian pelanggan membayar surat tagihan kepada bagian operasional.

3. Bagian operasional memberikan surat tagihan yang sudah dibayarkan dan divalidasi oleh pelanggan kepada bagian administrasi/ keuangan.

(57)

4.1.2.1. Flow Map

1. Flow Map dari prosedur pemasaran dan pemesanan barang pada PT. Benasani Bestari :

BAGIAN MARKETING PELANGGAN BAGIAN

OPERASIONAL

B, C, D : PO baru dari bag. Opersional dijadikan arsip oleh bag. Operasional, bag. Admin/keuangan, dan vendor PO

B Mengecek

Katalog

(58)

2. Flow Map dari prosedur pembayaran pada PT. Benasani Bestari :

PELANGGAN OPERASIONALBAGIAN BAGIAN ADMIN/

KEUANGAN

KET:

- K : Arsip Surat Tagihan untuk Pelanggan - L : Arsip Surat Tagihan untuk Bagian Operasional - M : Arsip Surat Tagihan untuk Bagian Admin/Keuangan - N : Arsip Laporan Penjualan untuk Bagian Admin/Keuangan

DIREKTUR

(59)

4.1.2.2 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah lingkup suatu sistem, yaitu keterkaitan sistem dengan lingkungan.Lingkup ini ditentukan dari besarnya pengaruh data yang diterima dan informasi yang dihasilkan lingkungan ini diwakili oleh entitas-entitas luar, dimana digambarkan tentang entitas yang memberikan sesuatu kepada atau dari sistem. Di bawah ini adalah gambar diagram konteks sistem informasi pemasaran dan pemesanan barang dan jasa yang sedang berjalan pada PT. Benasani Bestari:

SI Pemasaran dan Pemesanan Barang dan Jasa

Pelanggan Vendor

Direktur Company profile

PO pelanggan Katalog Produk

Surat tagihan

PO perusahaan

Lap. Penjualan

Ket:

- PO (Purchase Order) : Surat Pemesanan Barang

(60)

4.1.2.3 Data Flow Diagram

Pelanggan

Melihat

Katalog Company Profile dan Katalog Company Profile dan Katalog

Membuat PO

PO Pelanggan PO Pelanggan PO

Pelanggan

(61)

4.1.3 Evaluasi Sistem yang Berjalan

Berikut ini beberapa evaluasi sistem yang sedang berjalan di PT. Benasani Bestari :

Tabel 4.1 Evaluasi Sistem yang Sedang Berjalan

No. Permasalahan Pemecahan/ Solusi

1. Kurang maksimalnya jangkauan informasi pemasaran barang dan jasa yang terdapat pada perusahaan

Membuat sistem informasi pemasaran berbasis online

2. Belum efektif dan efisiennya sistem pemesanan barang dan jasa yang ada pada perusahaan

Membuat sistem informasi pemesanan berbasis online

3. Belum adanya media penyimpanan dokumen yang berkaitan dengan pemasaran dan pemesanan barang dan jasa

Membuat media penyimpanan yang berkaitan dengan pemasaran dan pemesanan barang dan jasa

4. Belum adanya media komunikasi yang efektif dan efisien antara perusahaan dengan konsumen dikarenakan keterbatasan jam kerja perusahaan.

Membuat media komunikasi secara

(62)

4.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem merupakan bagian dari metodologi pengembangan suatu perangkat lunak yang dilakukan setelah melalui tahapan analisis.Perancangan dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara terperinci. Pada tahapan perancangan sistem ini juga akan membuat suatu flowmap, diagram konteks, DFD

(Data Flow Diagram) dan turunannya. Tahap perancangan sistem ini juga akan

memberikan gambaran mengenai aliran informasi dan proses yang berjalan dalam sistem.

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem

Tujuan utama dari perancangan sistem adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada pemakai mengenai sistem informasi yang baru.

Adapun tujuan dari perancangan sistem yang diusulkan yaitu :

1. Membuat perancangan sistem informasi berbasis web mengenai kegiatan pemasaran barang dan jasa.

2. Membuat perancangan sistem informasi pemesanan barang dan jasa secara online.

3. Membuat website yang didalamnya terdapat media komunikasi antara pelanggan dengan perusahaan.

(63)

4.2.2 Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan

Gambaran umum dari sistem yang akan diusulkan, yaitu sistem informasi pemasaran yang dapat diakses melalui media internet karena telah berbasis website,

user hanya memerlukan sebuah komputer yang memiliki fasilitas browser dan

terkoneksi dengan jaringan internet, sehingga pelanggan dapat lebih mudah untuk mengetahui informasi tentang pemesanan barang dan jasayang ada setiap harinya dan memanfaatkan fasilitas lainnya sebagai media komunikasi.

Adapun gambaran dari sistem yang diusulkan sebagai berikut :

1. Customer (user) yang merupakan member ataupun non-member dapat

mengetahui informasi mengenai PT. Benasani Bestari secara langsung tanpa harus bertatap-muka dengan pihak perusahaan.

2. Customer (user) yang merupakan member dapat memesan barang dan jasa

yang ditawarkan PT. Benasani Bestari secara online.

3. Member ataupun non-member dapat berkomunikasi dengan pihak perusahaan menggunakan fasilitas yang ada pada website.

4. Member akan mendapatkan informasi promosi barang dan jasa yang akan dikirim melalui email.

4.2.3 Perancangan Prosedur yang Diusulkan

Perancangan prosedur dari sistem informasi pemasaram dan pemesanan

(64)

Prosedur yang penulis usulkan adalah sebagai berikut :

1. User (member atau non-member) mengakses website PT. Benasani Bestari untuk melihat daftar katalog produk yang ada.

2. Setelah itu user mendaftarkan menjadi member jika ingin melakukan pemesanan barang sekaligus jasa yang ditawarkan oleh PT. Benasani Bestari. 3. Setelah memesan, member akan mengunduh kwitansi pemesanan yang akan

digunakan sebagi bukti pemesanan ketika barang akan dikirm.

4. Member diwajibkan melakukan transfer uang dalam jangka waktu paling lama

tiga hari setelah pemesanan, sesuai nominal yang tertera pada kwitansi pemesanan melalui rekening perusahaan.

5. Setelah selesai melakukan transfer uang, member memberikan konfirmasi melalui sms dan mengisi form konfirmasi pembayaran tanpa harus login

terlebih dahulu.

6. Perusahaan akan mengecek uang yang masuk, jika jumlah transfer sesuai dengan jumlah pembayaran yang harus dibayar maka admin akan mengkonfirmasikan kembali kepada member melalui email. Member dapat mengecek status dari pemesanannya sudah lunas/terkirim.

7. User yang merupakan member ataupun non-member dapat menggunakan

content hubungi kami.

8. Member akan mendapatkan informasi promosi barang dan jasa dari

(65)

9. Admin mengelola dan mengupdate database setiap waktu dan setiap terjadi perubahan pada database

4.2.3.1 Diagram Konteks

Diagram konteks yang dibuat pada tahap desain sistem ini merupakan hasil dari perubahan dan perbaikan dari sistem diagram konteks yang sedang berjalan yang mana digunakan untuk menggambarkan sistem informasi pemasaran dan pemesanan barang dan jasa secara garis besar atau keseluruhan. Diagram konteks ini dirancang memperhatikan masukan yang dibutuhkan oleh sistem dan keluaran yang dihasilkan oleh sistem. Diagram konteks sistem informasi pemasaran dan pemesanan barang dan jasa yang diusulkan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Member

(66)

4.2.3.2 Data Flow Diagram

(67)

1. DFD Level 1

Konfirmasi registrasi gagal/ tidak

member Data registrasi

Konfirmasi registrasi gagal/ tidak

Data Produk yang akan diubah, ditambah, dihapus Data Kategori yang akan diubah, ditambah, dihapus Data Kota yang akan diubah, ditambah, dihapus Data Admin (user) yang akan diubah, ditambah, dihapus Data Promosi yang akan dikirim

Data Modul YM yang akan diubah, ditambah, dihapus Info Produk yang telah diubah, ditambah, dihapus Info Kategori yang telah diubah, ditambah, dihapus Info Kota yang telah diubah, ditambah, dihapus Info Admin (user) yang telah diubah, ditambah, dihapus Info Promosi yang telah dikirim

Info Modul YM yang telah diubah, ditambah, dihapus Kota

Kategori

Produk

Info kota yang telah diubah, ditambah, dihapus

Data kota yang akan diubah, ditambah, dihapus

Info kategori yang telah diubah, ditambah, dihapus Data kategori yang akan diubah, Info produk yang telah diubah, ditambah,

dilihat Data produk yang akan dilihat

Info produk yang telah dilihat Order

Data pemesanan produk

Info pemesanan produk Data pemesanan produk Info pemesanan produk

Info hubungi kami gagal/ tidak

Data hubungi kami Data hubungi kami

Info hubungi kami gagal/ tidak

Data promosi dikirim

Info dan data semua penjualan

user

Info user yang telah diubah, ditambah, dihapus Data user yang akan diubah, ditambah, dihapus

Mod_ym Info modul ym yang telah

diubah, ditambah, dihapus Data modul ym yang akan diubah, ditambah, dihapus

(68)

2. DFD Level 2 Data Kategori yang akan

diubah, tambah, hapus

Info Data Kategori yang telah diubah, tambah, hapus

Data kota yang akan diubah, tambah, hapus

Info Data kota yang telah diubah, tambah, hapus, hapus

Data admin yang akan diubah, tambah, hapus

Info Data admin yang telah diubah,tambah, hapus

Kategori

kota

User Data Kategori yang akan

diubah, tambah, hapus

Info Data Kategori yang telah diubah, tambah, hapus

Data kota yang akan diubah, tambah, hapus

Info Data kota yang telah diubah, tambah, hapus

Data admin yang akan diubah, tambah, hapus 2.3

Olah Data Produk

Produk Data Produk yang akan

diubah, tambah, hapus Data produk yang akan diubah, tambah, hapus

Info Data produk yang telah diubah, tambah, hapus

Info Data produk yang telah diubah, tambah,

hapus

Info Data admin yang telah diubah, tambah, hapus

2.5 Olah Data Modul YM

Mod_ym Data modul ym yang akan

diubah, tambah, hapus

Info Data modul ym yang telah diubah, tambah, hapus Data modul ym yang akan

diubah, tambah, hapus Info Data modul ym yang telah

diubah, tambah, hapus

(69)

Admin Data Pemesanan yang

akan diubah

Info Data Pemesanan yang telah diubah

Data Pemesanan yang akan dihapus

Info Data Pemesanan yang telah dihapus

Data Pemesanan yang telah diubah

Info Data Pemesanan yang akan diubah

Data Pemesanan yang akan dihapus

Info Data Pemesanan yang telah dihapus

Gambar 4.8 DFD Level 2 Proses 4 (Data Pemesanan)

Admin Data Pembayaran yang

akan dibalas

Info Data Pembayaran yang telah dibalas

Data Pembayaran yang akan dihapus

Info Data Pembayaran yang telah dihapus

Data Pembayaran yang telah dibalas

Info Data Pembayaran yang akan dibalas

Data Pembayaran yang akan dihapus

Info Data Pembayaran yang telah dihapus

(70)

Admin

6.1 Kirim Data Hubungi Kami

6.2 Hapus Data

Hubungi Kami

Hubungi Kami Data Hubungi Kami yang akan

dikirim

Info Data Hubungi Kami yang telah dikirim

Data Hubungi Kami yang akan dihapus

Info Data Hubungi Kami yang telah dihapus

Data Hubungi Kami yang telah dikirim

Info Data Hubungi Kami yang akan dikirim

Data Hubungi Kami yang akan dihapus

Info Data Hubungi Kami yang telah dihapus

(71)

Admin

8.1 Lihat Laporan Per Hari

Laporan Data laporan per hari

Info Laporan per hari Data Laporan per hari

Info laporan per hari

8.2 Lihat Laporan per

periode Info Laporan per

periode

Info Laporan per periode Data Laporan per

periode

Data Laporan per periode

(72)

Admin

2.1.1 Tambah Data

kategori

2.1.2 Ubah Data

kategori

2.1.3 Hapus Data

kategori

kategori Data kategori yang akan ditambah

Info Data kategori yang telah ditambah

Data kategori yang akan diubah

Data kategori yang akan dihapus Info Data kategori yang telah diubah

Info Data kategori yang telah dihapus

Data kategori yang telah ditambah

Info Data kategori yang akan ditambah

Data kategori yang telah diubah

Info Data kategori yang akan diubah

Data kategori yang telah dihapus Info Data kategori yang akan dihapus

Gambar

Gambar 2.3 Simbol flowmap
Gambar 2.5 Simbol DFD
Gambar 4.1 Flowmap prosedur pemasaran dan pemesanan barang
Gambar 4.2 Flowmap prosedur pembayaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

– Belum adanya payung hukum untuk pelimpahan wewenang pengguna anggaran sebagai landasan pelaksanaan anggaran oleh pihak lain di luar yang ditetapkan dalam DIPA (mengacu kepada

Kesepakatan bersama yang dibuat antara PT Pelindo II Cabang Cirebon dengan perusahaan Bongkar Muat batu Bara atau pelaku usaha lainnya akan penulis dalami dari

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji kemamapuan kecubung sebagai biopestisida, salah satu di antaranya adalah dalam

Hasil perhitungan statistik menggunakan uji Kendall tau seperti disajikan pada tabel 4.6, diperoleh p-value sebesar 0,029 <  (0,05) sehingga dapat

“ada nak, masyarakat setempat jika sakit beliau tak segera dibawa kerumah sakit, melainkan melihat kendi itu terlebih dahulu, jika kendi tersebut berisi air maka masyarakat yang

Berdasarkan beberapa uraian pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran kelompok

Program ini dimaksudkan untuk menjembatani inisiatif mitra kepada pelaku usaha lainnya baik pada fase produksi, pasca produksi, pemasaran dan juga aspek

Beberapa penelitian tentang hubungan usia ibu hamil dengan resiko terjadinya kelahiran sindroma Down menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia ibu hamil dengan