Minggu Ke-1
Bahan bangunan berdasarkan asal bahannya:
Asal Bahan
Komposit Bukan Logam Logam
Logam fero (besi, baja) Logam non-fero
(aluminium, tembaga, seng) Bahan organik (kayu, plastic, cat) Bahan anorganik (semen,
keramik, gypsum, batu) Particulate composite (beton, conblock)
Laminated composite / berlapis (plywood)
BETON (CONCRETE)
Beton adalah bahan bangunan komposit yang terdiri dari:
-Pasta semen (bahan pengikat) -Agregat (bahan pengisi)
SIFAT, JENIS, KEUNTUNGAN,
DAN KERUGIAN (1)
• Beton (dan baja) merupakan bahan bangunan yang terbanyak
digunakan
• Sifat kedua bahan (beton dan baja) masing-masing memiliki
keunggulan, sehingga dapat dipadukan untuk memperoleh konstruksi yang lebih kuat
Contoh :
SIFAT, JENIS, KEUNTUNGAN,
DAN KERUGIAN (2)
• Kombinasi kerja antara beton dan baja didasarkan atas
beberapa hal:
- Lekatan antara tulangan baja dengan beton yang mencegah slip tulangan dengan beton (sifat monolit bahan)
- Sifat kedap beton yang mencegah proses korosi tulangan
SIFAT, JENIS, KEUNTUNGAN,
DAN KERUGIAN (3)
• Sifat Umum Beton:
- Berat jenis tinggi - Kuat tekan Sedang - Kuat tarik kecil
• Kerugian Beton:
- Bahan getas (brittle)
- Daktilitas (ductility) rendah
- Kekuatan kecil bila dibandingkan dengan beratnya - Pengangkutan berat jika dibuat di pabrik
SIFAT, JENIS, KEUNTUNGAN,
DAN KERUGIAN (4)
• Keuntungan Beton sebagai bahan konstruksi :
- Dapat dibentuk sesuai keinginan - Mudah didapat
- Tidak perlu tenaga ahli
- Awet (umur pakai panjang, low-maintenance) - Lebih tahan terhadap api
- Lebih murah
- Dapat dibuat ditempat (on-site) atau di pabrik (ready-mixed) - Relatif lebih kaku (karena dimensi lebih besar)
SIFAT, JENIS, KEUNTUNGAN,
DAN KERUGIAN (5)
• Keuntungan beton dibandingkan bebatuan alami :
Beton tersedia dalam bentuk semi cair selama proses pembangunan, maka :
- Dapat digabungkan dengan bahan lain untuk menambah sifat - Dapat dicetak dalam variasi bentuk yang luas
PEMBUATAN BETON (1)
•
Berbeda dengan kayu sebagai bahan
konstruksi yang berasal dari alam,
PEMBUATAN BETON (2)
• Proses produksi / pengadaan beton dan baja berbeda,
perbedaannya :
- Baja Æ - bahan diproduksi di pabrik
- mutu baja dijamin oleh pabrik (sertifikat)
PEMBUATAN BETON (3)
• Beton Æ - bahan ada yang dibuat di pabrik dan ada yang dibuat di
proyek
- hasil / mutu dapat berbeda-beda - harus sesegera mungkin digunakan
PEMBUATAN BETON (4)
• Beton dibuat dengan mencampur semen kering dan agregat dalam
komposisi tertentu
Æ Ditambah air
Æ Semen mengalami hidrolisasi / hidrasi
Æ Seluruh campuran berkumpul dan mengeras, membentuk bahan
PEMBUATAN BETON (5)
• Langkah-langkah pembuatan beton :
1. Pembuatan beton segar - bahan-bahan
- concrete mix design
- pencampuran dan pengadukan
2. Pengecoran dan pemadatan (compacting)
3. Pengikatan (setting), pengerasan (hardening), dan perawatan
• Pembuatan beton segar
PEMBUATAN BETON (6)
a. Semen
Umumnya digunakan semen portland (Porland Cement / PC)
b. Agregat / bahan pengisi
Agregat dapat dibedakan menjadi :
- Agregat halus (AH) / fine aggregate Æ pasir
- Agregat kasar (AK) / coarse aggregate Æ kerikil (gravel), batu
pecah (crushed stone)
c. Air
PEMBUATAN BETON (7)
Bahan / material lain :
d. Bahan penambah / aditif (admixture)
kadang digunakan untuk memperoleh sifat tertentu dari beton, misalnya :
- agar beton lebih kedap air
- agar beton lebih tahan pengaruh luar - agar beton lebih cepat mengeras
- dll
e. Bahan penguat (concrete reinforcing materials)
SEMEN (1)
SEMEN (2)
• Bahan dasar semen
1. Bahan baku utama
- Batu kapur = 60-68 % - Silika = 19-25 %
- Aliminium = 3-8 % - Besi = 1-5 %
2. Bahan pengatur kecepatan pengerasan PC (retarder)
SEMEN (3)
3. Bahan koreksi
- pasir putih / pasir silika Æ untuk koreksi kadar silika
- bijih besi Æ untuk mempermudah proses pembakaran dan
PROSES PEMBUATAN SEMEN (1)
Raw mixed (bahan baku utama dan bahan koreksi) dicampur dan dimasukkan rotary kiln
Proses pengeringan di evaporation zone
Proses penguraian batu kapur dicalcinations zone
Reaksi antaroksida di zintering zoneÆterjadi butiran klinker
Proses pendinginan awal klinker dicooling zone
PROSES PEMBUATAN SEMEN (2)
• Semen dicampur air Æ terjadi proses hidrasi (semen mengeras dan
mengikat agregat halus dan kasar membentuk massa yang padat)
• Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pengikatan (setting time) :
- kehalusan semen
JENIS-JENIS SEMEN
• Semen dibedakan dalam 2 kelompok utama, yaitu :
1. Semen dari bahan klinker
- semen portland
- semen portland abu terbang
- semen portland berkadar besi tinggi - semen tanur tinggi
- semen portland putih - dll
2. Semen-semen lain
Contoh :
AGREGAT (1)
Agregat dalam beton digunakan sebagai
bahan pengisi, untuk mengurangi penyusutan
pada waktu beton mengeras (stabilitas
AGREGAT (2)
• Agregat dapat berupa :
- agregat alam (natural aggregates) - agregat buatan (artificial aggregates)
contoh : ALWA (artificial light weight aggregates)
AGREGAT (3)
• Berdasarkan beratnya, agregat dapat dibagi dalam :
- agregat berat
contoh : batuan yang berupa bijih besi - agregat normal
contoh : pasir, kerikil, batu pecah - agregat ringan
AGREGAT (4)
• Agregat berasal dari batu alam yang mengalami :
- pelapukan secara alami sehingga dimensinya menjadi kecil contoh : pasir, kerikil
- pemecahan dengan menggunakan martil atau mesin pemecah batu
AGREGAT (5)
•
Sifat-sifat agregat yang penting :
- bentuk butir : bulat, tidak beraturan, memanjang (bentuk pipih kurang baik)
- permukaan agregat : kasar dan berpori-pori (permukaan licin menyebabkan ikatan/adhesi antara beton dan pasta semen yg mengeras berkurang)
AGREGAT (6)
- bobot jenis (B.J) : berat antara agregat dan air dengan volume sama (digunakan untuk menghitung berat total bahan yang
digunakan untuk 1m3 beton)
- berat isi / berat volume : berat butiran agregat untuk memenuhi wadah yang besarnya satu satuan volume (digunakan untuk
mengkonversikan satuan berat ke volume agregat atau sebaliknya)
- porositas dan daya serap air : jumlah pori / rongga dalam agregat, dinyatakan dalam % volume
AIR (1)
• Banyaknya air yang digunakan : f.a.s = 0,4-0,6
• Banyaknya air yang dapat berpengaruh pada beton :
- bila air terlalu sedikit Æ reaksi pengerasan
tidak sempurna, kekuatan berkurang
- bila air terlalu banyak Æ beton terlalu
AIR (2)
• Air untuk campuran beton memiliki persyaratan mutu :
- secara umum berupa air tawar bersih, layak minum
- kandungan lumpur < 2000 ppm
AIR (3)
• Air yang tercemar / tidak sesuai syarat akan
menyebabkan :
- kekuatan beton berkurang
- proses pengikatan dan pengerasan beton terganggu
- tulangan dapat rusak, berkarat, kerja sama beton dan
tulangan akan hilang
Æ
beton dapat hancur / retak
ADMIXTURE (1)
•
Admixture ditambahkan ke dalam adukan
beton dengan tujuan
:ADMIXTURE (2)
• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
admixture :
- efek utama yang dikehendaki
- efek samping yang timbul
- bahan berbahaya terhadap unsur lain
- aturan penyimpanan
ADMIXTURE (3)
• Adimixture diklasifikasikan sebagai berikut :
a.
Air Entraining Agent
(AEA)
b.
Chemical Admixture
c.
Mineral Admixture
PEMBUATAN BETON (1)
•
Pembuatan beton harus sedemikian rupa
sehingga diperoleh beton yang memiliki
karakteristik :
- Kuat
- Kedap air
- Padat
PEMBUATAN BETON (2)
• Untuk tercapainya tujuan ini diperlukan pengetahuan mengenai
persiapan dan pembuatan adonan beton (komposisi bahan, dll)
Æ concrete mix design
• Kegagalan dalam pembuatan beton tidak dapat dikoreksi /
diperbaiki kemudian (apabila beton sudah mengeras)
MUTU BETON (1)
• Mutu beton ditentukan oleh beberapa faktor :
- Mutu semen Æ ada sertifikat uji (jaminan mutu dari pabrik semen)
- Mutu agregat
- Mutu dan jumlah air
- Susunan beton (komposisi bahan semen, AH, AK) - Keterampilan para pelaksana
MUTU BETON (2)
• Kriteria yang harus diperhatikan dalam pembuatan beton :
- persyaratan beton keras Æ kekuatan
Æ keawetan
Æ kestabilan volume
- persyaratan beton segar Æ kemudahan pengerjaan
Æ tidak terjadi segregasi*
MUTU BETON (3)
Segregasi Æ pemisahan sebagian agregat kasar dari adukan beton
• Faktor-faktor yang mempengaruhi :
- ukuran agregat terlalu besar
- berat jenis agregat kasar dan halus berbeda banyak - kadar semen dan pasir yang rendah
- kadar air yang terlalu banyak / terlalu sedikit
MUTU BETON (4)
• Bleeding Æ terpisahnya air dari adukan beton
Faktor-faktor yang mempengaruhi : - kelebihan air
MUTU BETON (5)
• Segregasi dan bleeding dapat mengakibatkan :
- kekuatan beton berkurang - porositas meningkat
- keawetan menurun
SIFAT-SIFAT BETON
•
Sifat- sifat beton yang penting untuk diketahui :
a.
Workability
/ kemampuan untuk dikerjakan
b.
Durability
/ ketahanan lama
KLASIFIKASI BETON
• Klasifikasi beton berdasarkan kekuatannya (PBI 1971)
- Kelas I
Æ
beton tidak untuk konstruksi
KAYU (1)
Kayu yang digunakan sebagai bahan
bangunan adalah kayu olahan yang diperoleh
dengan cara mengkonversikan kayu bulat
(batang kayu) menjadi kayu berbentuk balok,
KAYU (2)
• Kayu sebagai bahan bangunan dapat dibedakan dalam
3 golongan pemakaian :
- kayu bangunan struktural
- kayu bangunan non-struktural
KAYU (3)
• Penggunaan kayu sebagai material bangunan :
- Konstruksi sederhana
Æ
rangka atap
Æ
balok lantai
Æ
rangka plafon
Æ
dll
- Konstruksi yang lebih kompleks
Æ
busur (arch)
Æ
lipatan
SIFAT-SIFAT KAYU (1)
•
Sifat umum kayu
- homogen
- mempunyai kekuatan tarik dan tekan yang hampir
setara
- secara struktural dapat memikul beban tekan aksial,
tarik aksial, dan beban lentur
SIFAT-SIFAT KAYU (2)
•
Sifat umum kayu
- memiliki kekuatan yang tinggi berbanding beratnya
- memiliki ketahanan terhadap sifat kimia lingkungan dan
tidak mengalirkan listrik
- mudah dikerjakan
SIFAT-SIFAT KAYU (3)
•
Sifat fisik dasar yang dimiliki kayu karena berasal
dari bahan alam :
- kayu tersusun atas serat panjang yang paralel
terhadap batang tegak pohon asal, hasil lingkaran tahun
- jika gaya bekerja paralel terhadap serat kayu,
kekuatannya kira-kira sama antara tarik dan tekan
- jika gaya bekerja tegak lurus terhadap serat kayu,
PERSYARATAN KAYU (1)
Kayu diklasifikasikan berdasarkan
persyaratan kayu, yaitu :
- syarat mutu
PERSYARATAN KAYU (2)
•
1) Syarat mutu
Æ
mutu A, mutu B (untuk kayu bangunan struktural)
Æ
klasifikasi didasarkan pada cacat yang terdapat pada
kayu
PERSYARATAN KAYU (3)
•
2) Kekuatan
Æ
kelas kuat I-V
PERSYARATAN KAYU (4)
•
3) Keawetan
Æ
kelas awet I-V
JENIS-JENIS KAYU (1)
Jenis / tipe kayu dapat dibedakan menurut
:
- nama kayu / asal pohon
- susunan kayu (pengolahan /
pemrosesan)
JENIS-JENIS KAYU (2)
•
1) Jenis kayu berdasarkan nama
contoh : (nama dagang)
- kayu jati
JENIS-JENIS KAYU (3)
• Masing-masing kayu memiliki kelas kuat dan kelas awet
yang berbeda-beda
contoh :
- kayu jati
Æ
kelas kuat II, kelas awet I - (II)
- kayu sungkai
Æ
kelas kuat II-III, kelas awet III
- kayu pinus
Æ
kelas kuat II, kelas awet IV
JENIS-JENIS KAYU (4)
•
2) Jenis kayu berdasarkan susunan kayu
Macam-macam material kayu yang digunakan sebagai
bahan bangunan antara lain :
- kayu solid
- veneer
- kayu lapis (
plywood
)
JENIS-JENIS KAYU (5)
-
fibre board
(papan serat)
-
wood-wool board
JENIS-JENIS KAYU (6)
Jenis kayu berdasarkan ukuran /
penggunaan kayu
•Kayu bangunan umumnya tersedia di
pasaran dalam ukuran panjang dan
penampang tertentu
JENIS-JENIS KAYU (7)
•
Berdasarkan ukuran penampangnya, kayu
digolongkan sebagai berikut :
- balok kayu
contoh : 6/12, 6/15, 8/12, 8/15, 12/12
- bingkai kayu (kusen)
contoh : 5/15
- kaso kayu
JENIS-JENIS KAYU (8)
- reng kayu
contoh : 2/3, 3/4
- papan kayu
contoh : 2/20, 3/30
- lis dan jalusi kayu
SAMBUNGAN-SAMBUNGAN
KAYU (1)
• Pada pekerjaan konstruksi kayu, diperlukan
penyambung kayu :
- pada titik-titik pertemuan konstruksi (joint)
SAMBUNGAN-SAMBUNGAN
KAYU (2)
Sambungan
1)
Tanpa alat penyambung
Æ
header
Æ
tegak lurus
Æ
gigi tunggal
SAMBUNGAN-SAMBUNGAN
KAYU (3)
2) Dengan alat penyambung
Æ
paku
Æ
baut
Æ
pasak
Catatan :
Umumnya pada sambungan kayu juga ditemukan alat
sambung (paku/baut/pasak) meskipun konstruksi
ANALISIS AYAKAN (
SIEVE
ANALYSIS
)
Analisis ayakan dipakai untuk menentukan
gradasi agregat. Analisis ayakan
ANALISIS AYAKAN (
SIEVE
ANALYSIS
)
• Ukuran ayakan ini ditentukan oleh standar yang telah
diuji, seperti ASTM
• Menurut ASTM, batas ukuran antara agregat halus dan
kasar adalah ayakan ASTM no.4 (ukuran lubang 3/16”
atau 4.75mm)
KURVA GRADASI
• Yaitu kurva hubungan antara ukuran lubang ayakan dan
lolos kumulatif untuk setiap ukuran ayakan
KURVA GRADASI
• Berat agregat yang tertahan di setiap ayakan dinyatakan
dalam persen terhadap berat total sampel, dari data
tersebut kemudian dihitung persen tertahan kumulatif
dan lolos kumulatif
MODULUS KEHALUSAN
• Modulus kehalusan (
fineness modulus
, FM) digunakan
untuk menjelaskan kurva gradasi dan memeriksa
Dari hasil analisa 500 gram agregat halus, diperoleh hasil sebagai berikut: No Ayakan Ukuran Ayakan (mm) Berat Ayakan (gr)
Berat Ayakan + Sampel 1 (gr)
Berat Ayakan + Sampel 2 (gr)
4 4.75 439 439 514
8 2.4 408 418 583
16 1.2 363 478 513
30 0.6 315 390 365
50 0.3 297 437 337
100 0.15 286 341 294
Pan 254 357 256