PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE, DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Yang Termasuk Daftar Corporate Governance Perception Index (CGPI) Periode 2010-2014) THE INFLUENCE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE,
AND CORPORATE GOVERNANCE ON THE FIRM VALUE
(Emperical Study on Firm that Include on Company that Listed in Corporate Governance Perception Index (CGPI) Period 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammdiyah Yogyakarta
Oleh
FAUZIAH AFANDANI 20130420370
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE, DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Yang Termasuk Daftar Corporate Governance Perception Index (CGPI) Periode 2010-2014) THE INFLUENCE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE,
AND CORPORATE GOVERNANCE ON THE FIRM VALUE
(Emperical Study on Firm that Include on Company that Listed in Corporate Governance Perception Index (CGPI) Period 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammdiyah Yogyakarta
Oleh
FAUZIAH AFANDANI 20130420370
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PERNYATAAN
Dengan ini saya,
Nama : Fauziah Afandani
Nomor mahasiswa : 20130420370
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE, DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Yang Termasuk Daftar Corporate Governance Perception Index (CGPI) Periode 2014-2010)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pegetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 17 Desember 2016
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara:
shodaqoh jariahnya, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakan
kedua orang tuanga.”
(HR Bukhori dan Muslim)
“Barang siapa ang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu maka
Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR Muslim)
Lakukan segala kegiatan dengan ikhlas maka Allah akan membalas apa yang telah
kamu kerjakan
SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK: Ayah dan Ibu tercinta
“Ya Allah lindunglah selalu kedua orang tuaku, semoga kelak aku dapat menjadi orang yang membanggakan dan
membahagiakan ke dua orang tuaku” Kakak dan adikku tersayang
Keluarga, saudara, dan sahabat
Persembahan
Dengan selesainya jenjang S1 ini, Danik mengucapkan terima kasih banyak kepada:
Allah SWT, karena hanya itis izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji Syukur yang tak terhingga pada Allah SWT penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do’a.
Ibu Harjanti Widiastuti selaku pembimbing skripsi yang selalu memberikan masukan, meluangkan waktu untuk bimbingan, memberikan semangat, dan selalu mendo’akan untuk mahasiswa bimbingannya.
My Superhero, ayah taufik dan ibu windarwati yang selalu memberikan semangat, senantiasa mendo’akan, mendampingi, dan memberikan masukan kepada Danik.
Kepada Eyang Tuyadi dan Eyang Wartinah, yang selalu memberikan semangat serta do’a kepada Danik, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Saudaraku tercinta, mbak Dhila, Dek Imad, Dek Ida, dan Dek Fia yang selalu memberikan semangat, memahami kondisi Danik, selalu menghibur, tidak lupa selalu mendo’akan Danik untuk dapat menyelesaiikan penulisan skripsi ini.
Keluarga besar trah Tuyadi, yang selalu memberikan semangat dan do’a kepada Danik untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Keluarga besar trah Bani Hadi Azhar, yang senantiasa mendo’akan untuk Danik dalam menyelesaikan studi S1.
keluh kesah, memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini kepada Danik, dan terima kasih atas kebersamaan kita selama menempuh pendidikan S1 di kampus ini.
Zukhrofa Rizkiana Ramadhani, yang selalu memberikan semangat kepada Danik.
Ditya Nur Ramadhan, yang selalu meluangkan waktu menemai saat penyusunan skripsi ini, memberikan semangat, selalu sabar mendampingi, dan senantiasa mendo’akan untuk Danik.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN... vi
INTISARI ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A. Landasan Teori ... 11
1. Teori Stakeholders ... 11
2. Teori Legitimasi ... 12
3. Teori Agency ... 13
4. Teori Signalling ... 14
5. CSR Expenditure dan CSR Disclosure ... 15
6. Corporate Governance ... 18
B. Hasil Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis ... 20
BAB III METODE PENELITIAN... 25
A. Populasi dan Sampel ... 26
B. Jenis Data ... 26
C. Teknik Pengambilan Sampel ... 26
D. Metode Pengumpulan Data ... 27
E. Definisi Operasional Variabel Penlitian ... 27
F. Metode Analisis Data ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 37
B. Uji Kualitas Data ... 38
C. Uji Asumsi Klasik ... 40
D. Uji Hipotesis ... 43
E. Pembahasan ... 47
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 52
A. Simpulan ... 52
B. Saran ... 52
C. Keterbatasan Penelitian ... 53
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
4.1. Ringkasan Proses Pemelihan Sampel... 37
4.2. Statistik Deskriptif ... 38
4.3. Hasil Uji Normalitas ... 40
4.4. Hasil Uji Autokorelasi... 41
4.5. Hasil Uji Multikolinearitas ... 42
4.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 43
DAFTAR GAMBAR
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE, DAN CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
THE INFLUENCE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE,
AND CORPORATE GOVERNANCE ON THE FIRM VALUE
Diajukan Oleh
FAUZIAH AFANDANI 20130420370
Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan didepan
Dewan Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tanggal 17 Desember 2016 Yang terdiri dari
Dr. Harjanti Widiastuti, M.Si., Ak., CA. Ketua Tim Penguji
Andan Yunianto, S.E., M.Sc. Anggota Tim Penguji
Wahyu Manuhara Putra, S.E., M.Si. Anggota Tim Penguji
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ABSTRACT
The aims of this research are to know : (1) The influence positive of corporate social responsibility expenditure to firm value, (2) The influence positive of corporate social responsibility disclosure to firm value, and (3) The influence positive of corporate governance to firm value.
The research sample is on firm that include on company that listed corporate in Corporate Governance Perception Index (CGPI) periode 2010-2014 by using menthod of purposive samping. There are 75 company samplein 2010-2014 which cterion as the research sample. The analysis method of this research is multiple linear regression analysis.
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh positif corporate social responsibility expenditure terhadap nilai perusahaan, (2) Pengaruh positif corporate social responsibility disclosure terhadap nilai perusahaan, dan (3) Pengaruh positif corporate governance terhadap nilai perushaaan.
Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam daftar CGPI pada periode 2010-2014 dengan menggunakan metode purposive sampling. Terdapat 75 sampel perusahaan selama tahun 2010-2014 yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian. Metode analisis pada penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda .
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif dari corporate social responsibility disclosure terhadap nilai perusahaan. Namun corporate social responsibility expenditure dan corporate governance tidak memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nilai perusahaan merupakan tanggapan secara langsung dari para investor
terhadap perusahaan yang direpresentasi dengan harga saham. Naik turunnya
harga saham di pasar modal menjadi fenomena yang menarik untuk dibicarakan
berkaitan dengan isu naik turunnya nilai perusahaan. Harga-harga saham turun
karena adanya sentimen data terbaru tentang manufaktur dari Tiongkok, Amerika
Serikat, dan Eropa. Indeks MSCI Asia Pasifik turun 1,2 persen menjelang
pertengahan perdagangan, indeks turun 4 persen karena para investor terus
melepaskan saham di pasar negara berkembang (Kompas, 2 September 2015).
Kondisi tersebut, secara tidak langsung mempengaruhi nilai perusahaan, karena
nilai perusahaan dilihat dari kemakmuran para pemegang saham yang diukur
melalui harga saham di pasar modal.
Nilai perusahaan itu sendiri keadaan yang telah dicapai oleh perusahaan
sebagai tanda dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Nilai
perusahaan menjadi konsep penting bagi para investor, karena digunakan sebagai
indikator bagi pasar untuk menilai perusahaan secara keseluruhan (Adhitya, dkk,
2016). Nilai perusahaan tinggi menjadi prestasi untuk pemilik perusahaan, karena
dapat memberikan kemakmuran serta kesejahteraan bagi para pemegang saham.
pemegang saham sehingga nilai perusahaan juga akan meningkat. Nilai
perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya terhadap kinerja perusahaan
baik saat ini maupun prospek di masa depan.
Nilai perusahaan dapat dihitung melalui berbagai aspek, diantaranya
adalah melalui nilai buku dan nilai pasar. Namun pengukuran nilai perusahaan
yang didasarkan melalui nilai buku dan nilai pasar ekuitas kurang representatif
(Hariati dan Rihatningtyas, 2015). Nilai perusahaan, melalui pendekatan harga
saham, dapat diukur dengan rasio Tobin’s Q. Rasio Tobin’s Q digunakan untuk
pengukuran nilai perusahaan dengan menggabungkan nilai buku dan nilai pasar.
Rasio Tobin’s Q merupakan pengukuran yang lebih teliti sehingga berguna untuk
pengambilan keputusan investasi.
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya nilai
perusahaan, salah satunya Corporate Social Responsibility (CSR) atau tangggung jawab sosial perusahaan. Saat ini CSR tidak berpedoman pada single bottom line, tetapi harus berpedoman pada triple bottom line (Nurlela dan Islahuddin, 2008). Tripel bottom line yaitu profit (keuntungan), people (sosial), dan planet (lingkungan). Keberlanjutan perusahaan akan terjamin apabila perusahaan
memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan. Dengan adanya keseimbangan
antara keuntungan, masyarakat dan lingkungan diharapkan dapat meningkatkan
daya tarik investor sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan karena
CSR sendiri sudah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia sudah banyak yang melaksanakan tanggung
jawab sosialnya. Di Indonesia, CSR telah diwajibkan oleh hukum.
Undang-undang yang mengatur praktik CSR terdapat dalam Undang-Undang No.40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) yang disahkan pada tanggal 20
Juli 2007. Pasal 74 UU PT menyatakan: (1) Tanggung Jawab Sosial dan
Lingungan (TJSL) ini wajib untuk perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam (2) TJSL
merupakan kewajiban perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan
memperhatikan kepatuhan dan kewajaran (3) Perseroan yang tidak melaksanakn
TJSL akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan
(www.hukumonline.com). Dengan adanya peraturan tersebut, perusahaan,
khususnya perseroan terbatas, harus melaksanakan tanggung jawab sosial kepada
lingkungan dan masyarakat.
Praktik CSR di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No.40
Tahun 2007 dan ISO 26000 Guidance Standard on Social Responsibility. ISO 26000 merupakan petunjuk perilaku tanggung jawab sosial bagi setiap
perusahaan yang berguna untuk pembangunan berkelanjutan. ISO 26000 yang
telah dipublikasi diakhir tahun 2010 memiliki 7 subjek inti, yaitu: (1) tata kelola
perusahaan, (2) hak asasi manusia, (3) praktik ketenagakerjaan, (4) lingkungan,
(5) praktik operasi yang adil, (6) isu-isu konsumen, (7) pengembangan
perusahaan. Sebagai contoh PT Unilever yang melaksanakan program CSR
dengan program UKMK, program sumber air, program daur ulang, serta program
pendidikan kesehatan masyarakat. Program CSR PT Djarum dengan melakukan
bakti olahraga, bakti pendidikan dan bakti lingkungan. PT Petrokimia Gresik
melaksanakan CSR di bidang lingkungan, bidang pendidikan dan pelatihan,
peningkatan kesehatan serta pengembangan sarana dan prasarana. Tidak semua
perusahaan di Indonesia telah menerapkan praktik CSR. Masih ada beberapa
perusahaan khususnya sektor pertambangan yang membuang limbahnya di
daerah pemukiman masyarakat serta masih terjadi pembakaran hutan secara liar
yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat yang terjadi di Kalimantan
Tengah.
CSR merupakan suatu gambaran mengenai tanggung jawab sosial dan
lingkungan kepada seluruh masyarakat, khususnya di wilayah perusahaan
tersebut melaksanakan aktivitas kerjanya (Firman, 2007 dalam Mangoting,
2007). Dalam melaksanakan CSR, perusahaan membutuhkan dana yang disebut
dengan pengeluaran tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility expenditure. CSR Expenditure dapat berupa program yang dapat menaikkan kesejahteraan masyarakat, program pemberian beasiswa, dan program
perbaikan infrastruktur termasuk dalam memelihara kondisi lingkungan alam
yang sehat dan seimbang.
Pengeluaran kegiatan CSR biasanya dimaksudkan sebagai investasi
1999 dalam Sahu dan Pratihari, 2015). Pelaksanaan CSR yang dilakukan secara
berkelanjutan membuat kelangsungan hidup perusahaan terjamin dengan baik.
Perusahaan yang pada awalnya hanya memprediksi bahwa pengeluaran CSR
sebagai pengeluaran biaya (cost center) akan berubah apabila melihat hasilnya di masa depan. Pengeluaran CSR yang dikeluarkan akan memberikan dampak yang
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kenaikan nilai perusahaan.
Tuhin (2014) serta Rai dan Bansal (2013) dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara pengeluaran CSR dengan profitabilitas
sedangkan penelitian Januarti dan Apriyanti (2005) dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa CSR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas serta Hadi (2007) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh
positif tingkat pengeluaran biaya sosial terhadap peningkatan kinerja keungan
perusahaan yaitu return on assets (ROA). Namun, belum ada yang meneliti pengaruh langsung antara pengeluaran CSRterhadap nilai perusahaan.
Perusahaan yang telah melaksanakan CSR menginginkan apa yang telah
dilakukan diketahui oleh masyarakat dengan cara memberikan informasi
mengenai apa yang telah dilakukan oleh perusahaan melalui pengungkapan CSR
atau CSR disclosure. Menurut Adhitya, dkk (2016), CSR disclosure merupakan sebuah pengumuman yang telah dilakukan perusahaan mengenai
program-program yang telah dilaksanakan perusahaan. Hendriksen (1991) dalam Nurlela
dan Islahuddin (2008) menyatakan pengungkapan CSR ada yang bersifat wajib
pengungkapan yang bersifat sukarela (voluntary). Perusahaan yang mengungkapkan kegiatan atau program-program CSR-nya akan membuat
masyarakat mengenal perusahaan tersebut sehingga image perusahaan meningkatkan dan para investor tertarik untuk menanamkan modalnya. Retno
dan Priantinah (2012) Rosiana, dkk (2013), serta Adhitya, dkk (2016)
menunjukkan bahwa CSR disclosure berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan penelitian Nurlela dan Islahuddin (2008) dan Agustine (2014)
menemukan bahwa CSR disclosure tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Perusahaan ideal yang diminati oleh investor tidak hanya dilihat dari CSR
expenditure dan CSR disclosure. Investor juga akan melihat dari praktik corporate governance yang baik dalam perusahaan. Perusahaan dengan praktik corporate governance yang baik mampu mengendalikan masalah keagenan dalam perusahaan dengan pemisahan kepemilikan perusahaan yang dihadapi
antara kepentingan pemegang saham dan manajer (agency conflict). Konflik keagenan tumbuh karena mengambil tindakan mementingkan diri sendiri dan
mengabaikan kepentingan para pemegang saham. Timbulnya agency conflict dapat menambah biaya bagi perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham.
Maka dari itu, keberadaan corporate governance memiliki fungsi mengendalikan perilaku manajemen yang mementingkan diri sendiri sehingga menjadi kontrol
suatu perusahaan dalam menciptakan sistem pembagian keuntungan yang
nilai perusahaan juga akan meningkat. Hasil penelitian Siallagan dan Machfoedz
(2006), Retno dan Priantinah (2012), serta Wardoyo dan Veronica (2013),
menunjukkan corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun demikian, penelitian Octiani dan Andayani (2014) dan Ratih (2011)
mengatakan bahwa corporate governance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Masih terdapat permasalahan dalam menerapkan praktik CSR di
Indonesia meskipun telah diatur dalam undang-undang, perusahaan yang masih
memiliki permasalahan dalam tata kelolanya, serta masih terdapat perbedaan
hasil penelitian pada variabel CSR disclosure dan corporate governance merupakan pertimbangan mengapa penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini
mengacu pada penelitian Retno dan Priantinah (2012) yang meneliti tentang
pengaruh good corporate governance dan pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan, sampel pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2010. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu, terletak pada penambahan variabel CSR
expenditure, memperpanjang periode penelitian menjadi 5 tahun, sampel pada perusahaan yang terdaftar dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI). Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti penelitian
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh positif corporate social responsibility expenditure terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah terdapat pengaruh positif corporate social responsibility disclosure terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah terdapat pengaruh positif corporate governance terhadap nilai perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penilitian ini adalah untuk menguji dan mendapatkan
bukti empiris mengenai:
1. Pengaruh positif corporate social responsibility expenditure terhadap nilai perusahaan.
2. Pengaruh positif corporate social responsibility disclosure terhadap nilai perusahaan.
3. Pengaruh positif corporate governance terhadap nilai perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaaat
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
mengembangkan teori, terutama yang berkaitan dengan praktik CSR dan
corporate governance. 2. Secara praktisi
a. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan ilmu yang berhubungan
dengan CSR expenditure, CSR disclosure, dan corporate governance serta dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya di bidang akuntansi
dimasa yang akan datang.
b. Bagi perusahaan
Peusahaan dapat memperbaiki pelaksanaan praktik CSR dan
corporate governance dengan baik dan benar sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
c. Bagi masayarakat
Dapat memberikan tanggapan secara aktif sebagai pengontrol dari
perilaku-perilaku perusahaan dan semakin meningkatkan kesadaran
1 BAB II
TINJUAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Teori Stakeholders
Stakeholders atau pemangku kepentingan merupakan pihak yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tujuan perusahaan (Freeman and
McVea, 2001). Menurut Keraf (1998) dalam Agoes dan Ardana (2014),
stakeholders dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu stakeholders primer (pelanggan, pemasok, pemodal, dan karyawan) dan stakeholders sekunder (pemerintah, masyarakat, media masa dan aktivis lingkungan). Stakeholders mempunyai hak dalam memperoleh informasi karena memiliki kekuatan
(power) yang dapat digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.
Teori stakeholders memiliki tujuan untuk mengelola dan mengintegrasikan hubungan dan kepentingan pemegang saham, karyawan,
pelanggan, pemasok, masyarakat, dan kelompok lainnya dengan cara
menjamin keberhasilan perusahaan jangka panjang. Menurut Freeman and
McVea (2001), teori stakeholders secara aktif menekankan pengelolaan lingkungan bisnis untuk kepentingan perusahaan secara bersama serta
menekankan pentingnya investasi dalam hubungan orang-orang yang
memiliki saham di perusahaan.
2001). Dengan kata lain, perusahaan tidak hanya fokus pada pemegang saham
tetapi harus memberikan manfaat kepada para stakeholders-nya.
2. Teori Legitimasi
Legitimasi diartikan sejauh mana masyarakat mengakui keberadaan
suatu perusahaan. Legitimasi berguna secara potensial bagi perusahaan untuk
bertahaan hidup (Hadi, 2011 dalam Sari dan Padmono, 2014). Jika perusahaan
perusahaan diterima oleh masyarakat maka keberlanjutan perusahaan akan
terus berlanjut.
Teori legitimasi merupakan suatu ide mengenai kontrak sosial antara
masyarakat atau lingkungan dengan perusahaan dimana perusahaan tersebut
beroperasi (Rosiana, dkk, 2013). Perusahaan dalam melaksanakan
kegiatannya melakukan pengungkapan sosial agar keberadaan dan kegiatan
perusahaan diterima oleh masyarakat atau bisa dikatakan terlegitimasi.
Pengungkapan CSR dimanfaatkan untuk melegitimasi kegiatan perusahaan di
lingkungan perusahaan (Branco dan Rodrigues, 2008 dalam Rosiana, dkk,
2013).
Dengan adanya teori legitimasi, perusahaan akan meyakinkan
masyarakat bahwa kegiatan perusahaan dapat bermanfaat dan tidak
merugikan. Setiap perusahaan akan melaksanakan kegiatan CSR yang
memberikan dampak positif baik itu secara langsung maupun tidak langsung
membangun dan menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat di mana
perusahaan berdiri dengan aktif dan mendukung berbagai acara masyarakat.
Laporan tahunan perusahaan merupakan suatu gambaran dari bagaimana
kegiatan perusahaan dalam melaksanakan CSR sehingga perusahaan dapat
diterima di masyarakat.
2. Teori Agensi
Teori agensi muncul karena adanya permasalahan agensi saat
pengurusan suatu perusahaan terpisah dari pemiliknya. Menurut Jensen dan
Meckling (1976), hubungan keagenan adalah suatu kontrak antara principal (pemilik perusahaan) dan agent (pengelola perusahaan) dalam memberikan wewenang kepada agent dalam pembuatan keputusan kepada agent.
Menurut Eisenhardt (1989), teori agensi digunakan untuk
menyelesaikan dua masalah yang mungkin terjadi. Masalah pertama, karena
adanya keingingan dari pihak principal dan agent yang berlawanan. Masalah kedua karena hal yang sulit atau mahal bagi principal melaksanakan verifikasi apa yang telah dilakukan oleh agen. Hubungan antara principal dan agent menimbulkan konflik, sehingga diperlukan sebuah kontrak untuk
menyamakan atau menyelaraskan kepentingan principal dan agent.
banyak mengenai perusahaan daripada pihak principal sehingga terdapat ketidakseimbangan informasi yang diperoleh.
Perbedaan kepentingan serta asimetri informasi, perusahaan harus
menanggung agency cost (biaya agensi). Cost agency digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan bahwa pengelolaan dalam
perusahaan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Biaya agensi
mencakup biaya pengawasan, biaya bonding, dan biaya kepailitan dan reorganisasi (Jensen dan Meckling, 1976). Biaya agensi tidak disukai oleh
principal karena biaya tersebut akan ditanggung oleh principal.
3. Teori Signalling
Menurut Connelly, et al (2011), teori sinyal dapat digambarkan perilaku dua pihak yaitu pihak individu atau organisasi mempunyai akses informasi
yang berbeda. Manajer yang lebih mengetahui informasi internal perusahaan
dan prospek perusahaan di masa depan dibandingkan dengan pihak luar
perusahaan. Perusahaan yang berkualitas baik akan memberikan informasi
yang sama untuk menghindari timbulnya asimetri informasi.
Teori sinyal digunakan untuk mengurangi asimetri informasi yang
muncul baik dari pihak perusahaan, pemilik maupun pihak luar perusahaan
Pihak luar perusahaan atau pelaku pasar akan membutuhkan informasi yang
tepat, akurat, relevan serta lengkap dalam pengambilan keputusan.
Laporan tahunan perusahaan merupakan suatu informasi yang dapat
digunakan sebagai sinyal untuk pihak luar perusahaan dalam mengambil
keputusan investasi. Laporan tahunan berisi tentang informasi laporan
keuangan dan informasi non-akuntansi. Pihak luar perusahaan terlebih dahulu
menaganalisis informasi, informasi tersebut merupakan sinyal yang baik
(good news) atau sinyal yang buruk (bad news). Sinyal yang baik dapat meningkatkan harga saham perusahaan, sedangkan sinyal yang buruk akan
menurunkan harga saham perusahaan. Jika perusahaan menginginkan investor
membeli sahamnya maka perusahaan harus menyajikan laporan keuangan
secara transparan dan terbuka.
4. CSR Expenditure dan CSR Disclosure
Menurut The World Business Council for Sustainable Development mendefinisikan CSR sebagai “Continuing commitment by business to contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the community and society at large”. Menurut Retno dan Priantinah (2012), CSR digunakan untuk memperbaiki ketidakseimbangan sosial dan adanya kerusakan lingkungan
melaksanakan CSR terutama di lingkungan perusahaan tersebut beroperasi
akan meningkatkan image dari perusahaan.
CSR telah diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan
terbatas mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkuangan (TJSL) bahwa
perusahaan berkomitmen melakukan kegiatan CSR yang bertujuan untuk
menciptakan keadaan hubungan perusahaan yang serasi, seimbang serta sesuai
dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Selain itu
terdapat ISO 26000 yang merupakan petunjuk perilaku tanggung jawab sosial
bagi setiap perusahaan yang memiliki 7 subjek inti, yaitu: (1) tata kelola
perusahaan, (2) hak asasi manusia, (3) praktik ketenagakerjaan, (4)
lingkungan, (5) praktik opersai yang adil, (6) isu-isu konsumen, (7)
pengembangan masyarakat.
Perusahaan melakukan praktik CSR karena perusahaan tidak
memikirkan diri sendiri, perusahaan harus memikirkan stakeholder. Perusahaan membutuhkan pengakuan masyarakat mengenai keberadaan
perusahaan tersebut berdiri. Keberadaan perusahaan akan terlegitimasi, diakui
masyarakat apabila perusahaan tersebut berkontribusi terutama dalam
lingkungan perusahaan beroperasi.
Dalam melaksanakan CSR, perusahaan membutuhkan dana untuk
membiayai pengeluaran CSR atau CSR expenditure. Perusahaan harus menyediakan atau mengaolokasikan anggaran sebesar 2%, 2,5%, atau 3% dari
cadangan dana CSR. Perusahaan yang berskala besar dan memiliki laba yang
besar maka mempunyai cadangan dana CSR yang besar.
CSR expenditure atau pengeluaran CSR yang dilakukan perusahaan dapat berupa bantuan beasiswa, bantuan perbaikan fasilitas umum, bantuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta bantuan untuk
memelihara kondisi lingkungan yang sehat dan seimbang. Menurut Rai dan
Bansal (2013), pengeluaran CSR dapat berupa kegiatan promosi,
pemberdayaan masyarakat, bantuan kesehatan, pemberantasan kemiskinan,
melestarikan lingkungan serta bantuan proyek bisnis.
Menurut Hendriksen (1991) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008),
pengungkapan CSR atau CSR disclosure merupakan memberikan informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan secara optimal di pasar modal yang tepat.
Pengungkapan CSR pada dasarnya bersifat sukarela (voluntary). Perusahaan melakukan pengungkapan CSR untuk memberikan informasi kepada pihak
luar perusahaan apa yang telah dilaksanakan perusahaan. Jika perusahaan
melakukan CSR dalam jumlah besar, perusahaan cenderung ingin
mensinyalkan apa yang sudah dilakukan kepada publik dengan melakukan
CSR disclosure. Perusahaan mengeluarakan laporan tahunan (annual report) sebagai bentuk memberikan informasi pada pihak luar perusahaan. Menurut
Cheng dan Yulius (2011) dalam Rosiana, dkk (2013), aktivitas CSR memiiki
saham perusahaan. CSR yang dilakukan perusahaan dapat memberikan
manfaat bagi perusahaan itu sendiri serta pihak lain.
5. Corporate Governance
Corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee tahun 1922 di Inggris. Menurut Cadbury Committee of United Kingdom dalam Agoes dan Ardana (2014), corporate governance merupakan suatu peraturan yang mengatur hubungan antara shareholders, pengelola perusahaan, kreditor, pemerintah dan karyawan serta stakeholders internal dan eksternal lainnya untuk mengendalikan dan mengarahkan perusahan.
Menurut Forum Corporate Governanve in Indonesian (2002) dalam publikasi pertama menggunakan definisi yang sama dengan cadbury commitee, yaitu: “seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurut perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan
serta pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan
dengan hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan”. Tujuan dari corporate governance menurut FCGI (2002), adalah menciptakan nilai tambah bagi seluruh pihak
pemangku kepentingan.
1) Keadilan (fairness) yaitu menjamin perlindungan terhadap hak para pemegang saham.
2) Transparansi (transparancy) yaitu mewajibkan sebuah informasi yang terbuka.
3) Akuntabilitas (accountability) yaitu menjelaskan peran dan tanggung jawab, serta mendukung usaha dalam menjamin penyeimbangan
kepentingan manajemen dan pemegang saham.
4) Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu memastikan dipatuhinya peraturan dan ketentuan yang beerlaku. (FCGI,2002)
Corporate governance sebagai sistem untuk mengatur serta mengendalikan perusahaan untuk menghindari adanya konflik di perusahaan,
sehingga corporate governance digunakan sebagai pedoman manajer dalam mengelola perusahaan. Menurut Nuswandari (2009), terdapat dua prinsip
utama dalam corporate governance, yaitu (1) kejelasan dari hak para pemegang saham dalam mendapatkan informasi yang benar, akurat, dan tepat
waktu, dan (2) keinginan perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara
akurat, transparan, dan tepat waktu.
Implementasi dari pelaksanaan corporate governance perlu dievaluasi untuk menjaga kualitas penerapannya dan dapat selaras dengan perkembangan
perundang-undangan dan peraturan-peraturan yang berlaku. Terdapat lembaga
CGPI merupakan program penelitian dan pemeringkat pelaksanaan corporate governance perusahaan-perusahaan di Indonesia. Program ini dilakukan dengan sukarela, selektif, dan elektif.
Dengan adanya CGPI, perusahaan akan berlomba-lomba dalam
melaksanakan corporate governance yang baik. Penilaian CGPI dengan menggunakan empat tahap penilaian (self assessement, pengumpulan dokumen, penyusunan makalah, dan observasi) dengan bobot nilai maksimal
yang dapat berubah dari tahun ke tahun untuk mempertahankan agar indeks
yang diperlihatkan oleh CGPI bersifat kredibel dan mengurangi keterbatasan
dari tahun sebelumnya. Nilai CGPI dihitung dengan menjumlahkan nilai akhir
dari setiap tahunnya. Hasil dari riset CGPI berbentuk laporan hasil riset dan
peringkatnya, dapat dipublikasikan pada CGPI Award serta dengan penerbitan buku oleh IICG.
B. Hasil Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis
1. Pengaruh Corporate Responsibility Expenditure terhadap Nilai Perusahaan
CSR perusahaan dilakukan sebagai bentuk kesadaran untuk para
stakeholders. Sesuai dengan teori stakeholders bahwa perusahaan tidak hanya mementingkan kepentingan pemegang saham, namun harus melihat para
stakeholders (Freeman dan McVea, 2001). Perusahaan dapat diterima, apabila mempunyai hubungan yang baik dengan masyarakat tempat perusahaan
Kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan membutuhkan dana serta
biaya yang disebut dengan CSR expenditure. Biaya ini tidak selalu dapat berdampak negatif yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan.
Perusahaan mengalokasikan dananya untuk kegiatan CSR. Perusahaan yang
mendapatkan laba besar, akan melaksanakan mengalokasikan dana kegiatan
CSR yang besar juga.
Melaksanakan CSR dapat memberikan keuntungan di masa depan bagi
perusahaan. Apabila perusahaan secara berkelanjutan menyiapkan dananya
untuk CSR, maka masyarakat dan pihak pelaku pasar akan merespon dengan
baik apa yang telah dilaksanakan perusahaan. Dengan adanya respon yang
baik dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian Rai dan Bansal (2013) dengan sampel perusahaan di India
dengan periode 2012-2013, memiliki hasil penelitian bahwa pengeluaran CSR
mempunyai hubungan dengan profitabilitas, dan Tuhin (2014) menggunakan
sampel perusahaan perbankan di India dengan periode 2003-2012, memiliki
hasil penelitian bahwa pengeluran CSR memiliki hubungan dengan
profitabilitas. Profitabilitas perusahaan adalah bagaimana kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari total aktiva yang
dilaksanakan selama periode akuntansi. Perusahaan yang memiliki
profitabilitas yang tinggi akan membuat pengeluaran CSR akan meningkat
dan akan memberikan dampak positif bagi nilai perusahaan. Namun, belum
perusahaan. Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Corporate social responsibility expenditure berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan
2. Pengaruh Corporate Responsibility Disclosure terhadap Nilai Perusahaan Perusahaan yang telah melaksanakan praktik CSR-nya menginginkan
masyarakat atau pihak luar dari perusahaan mengetahuinya. Perusahaan
dengan kegiatan CSR yang tinggi, ingin mensinyalkan kepada para investor
dengan melakukan CSR disclosure. Teori sinyal digunakan mengurangi asimetri informasi baik dari pihak perusahaan, pemilik maupun pihak luar
perusahaan (Spence, 2002 dalam Connelly, et al, 2011). Apabila informasi yang diterima oleh setiap pihak seimbang, maka menandakan perusahaan
tersebut baik.
Perusahaan melakukan CSR disclosure dengan mengeluarkan laporan tahunan perusahaan, dimana didalamnya terdapat laporan kegiatan CSR yang
telah dilaksanakan perusahaan. CSR disclosure diharapkan oleh pihak luar perusahaan atau pelaku pasar dapat memberikan respon yang baik atau positif
untuk menanamkan dananya kepada perusahaan tersebut.
Retno dan Priantinah (2012) menunjukkan hasil penelitian bahwa CSR
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan sampel perusahaan
dkk (2013) yaitu CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dengan
sampel perusahaan manufaktur tahun 2007-2010. Adhitya, dkk (2016) dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa CSR disclosure secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dengan sampel 20
perusahaan sektor pertambangan tahun 2011-2013. Berdasarkan kajian teori
dan penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Corporate social responsibility disclosure berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan
3. Pengaruh Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan
Pemisahaan kepentingan antara pricipal dan agen dapat memunculkan masalah keagenan. Menurut Retno dan Priantinah (2012), agency conflict dalam proses meningkatkan nilai perusahaan dapat menimbulkan
permasalahan perusahaan. Konflik tersebut dapat berupa konflik antara
pemegang saham dan manajer, konflik antara pemegang saham dan pemegang
hutang, dan konflik antara pemegang saham mayoritas dan minoritas. Konflik
juga dapat timbul karena adanya perbedaan kepentingan serta
ketidakseimbangan informasi antara prinsipal dan agen di perusahaan.
dalam perusahaan membuat semua pihak mengikuti peraturan yang ada,
sehingga dapat menguranagi atau menghilangkan timbulnya masalah
keagenan di perusahaan. Perusahaan yang melaksanakan corporate governance dengan baik sesuai peraturan akan membuat para investor merespon positif dari kinerja perusahaan tersebut. Investor akan merasa
bahwa dana yang diinvestasikan akan aman. Menerapkan corporate governance dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Sampel perusahaan manufaktur tahun 2000-2004 yang diteliti oleh
Siallagan dan Machfoedz (2006), menemukan mekanisme CG berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Retno dan Priantinah (2012) memiliki hasil
penelitian bahwa corporate governance berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dengan sampel pada perusahaan yang terdaftar dalam BEI tahun
2007-2010. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wardoyo dan Veronica
(2013) adalah corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dengan sampel perusahaan perbankan go public tahun 2008-2010. Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H3 : Corporate governance berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
C. Model Penelitian
terhadap nilai perusahaan. Maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini,
sebagai berikut:
GAMBAR 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
H3 (+)
Y: Nilai Perusahaan H1 (+)
H2 (+)
X1: Corporate Social
Responsibility Expenditure
X2: Corporate Social
Responsibility Disclosure
1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014 yang termasuk dalam peringkat Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang diberikan oleh Indonesian Institute of Corporate Governnance (IICG).
B. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yaitu data kuantitatif yang diperoleh dari data laporan tahunan dan
sustainability reporting periode tahun 2010-2014. Data yang digunakan merupakan data yang diperoleh dari annual report perusahaan periode tahun 2010-2014 dengan mengakses database Bursa Efek Indonesia melalui internet
(www.idx.co.id) dan data yang diperoleh dari data CGPI yang diterbitkan oleh
IICG melalui internet (www.iicg.org).
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan puposive sampling yaitu sampel yang dipilih sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
1.Perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun
2010-2014.
2.Perusahaan yang terdaftar sebagai anggota CGPI (Corporate Governance Perception Index) pada tahun 2010-2014.
3.Perusahaan yang menyajian dan mempublikasikan laporan keuangan
2010-2014.
4.Perusahaan yang tidak mengalami kerugian pada saat pengamatan tahun
2010-2014.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menelusuri laporan
keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang telah terpilih menjadi sampel
penelitian serta studi kepustakaan, yaitu dengan membaca dan mempelajari
buku yang terkait dengan masalah dalam penelitian. Digunakan instrumen
penelitian check list berupa daftar pertanyaan yang berisi item-item untuk pedoman dalam menghitung indeks CSR disclosure.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai
perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Menurut
Fama (1987) dalam Rosiana dkk (2013) menjelaskan apabila harga saham
perusahaan meningkat maka nilai perusahaan akan meningkat sehingga
dapat memberikan kemakmuran bagi stakeholder. Nilai perusahaan yang digunakan sebagai indikator untuk menilai perusahaan secara keseluruhan
(Nurlela dan Ishlahuddin, 2008). Tobin’s Q rendah berkisar antara 0 dan 1
bahwa biaya pengganti dari suatu aktiva perushaan adalah lebih besar
dibandingkan dengan nilai dari harga saham, sedangkan Tobin’s Q yang
tinggi adalah lebih dari 1 mengindikasi bahwa saham perusahaan lebih
mahal dari biaya pengganti aktiva pada perusahaan tersebut. Closing price dalam penelitian diambil dari harga saham tanggal 31 Maret atau 3 bulan
setelah laporan keuangan dipublikasikan. Nilai perusahaan diukur dengan
menggunakan Tobin’s Q, dengan formula sebagai berikut:
Keterangan :
Q = Nilai perusahaan
EMV = Nilai pasar ekuitas (Closing price x Jumlah saham yang beredar) EBV = Nilai buku dari ekuitas (Total aset – Total kewajiban)
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah coporate social responsibility expenditure, corporate social responsibility disclosure dan croporate governance.
1. Corporate Social Responsibility Expenditure
CSR expenditure adalah besarnya pengeluaran yang dikeluarkan oleh setiap perusahaan untuk melaksanakan CSR dalam berbagai bentuk
sesuai dengan apa yang dikeluakan tiap perusahaan. CSR expenditure dapat ditemukan dalam laporan tahunan perusahaan pada bagian CSR.
Apabila seluruh bentuk CSR telah ditemukan maka selanjutnya
menjumlahkan seluruh biaya CSR yang ada. Hasil seluruh penjumlahan
akan dideflasikan dengan total laba bersih untuk menjadikan hasil dalam
bentuk rasio. Perhitungan CSR expenditure sebagai berikut:
2. Corporate Social Responsibility Disclosure
Pengukuran CSR disclosure dengan menggunakan perhitungan Indeks Luas Pengungkapan CSR (CSRI) dengan mencantumkan item
dikeluarkan GRI G-04 (Global Reporting Initiative) yang berjumlah 91 item. Perhitungan CSRI dirumuskan sebagai berikut:
Pengukuran indeks variabel yang dilakukan dengan content analysis, yaitu diberikan skor 0 jika perusahaan tidak mengungkapkan item dari daftar dan diberikan skor 1 jika perusahaan
mengungkapkan item pada daftar.
3. Corporate Governance
Pengukuran corporate governance dalam penelitian ini menggunakan nilai CGPI (Corporate Governance Perception Index). CGPI adalah sebuah program riset dan pemeringkat yang baik di
Indonesia pada perusahaan publik yang dikembangkan oleh Indonesian Institute For Corporate Governance (IICG). Penilaian CGPI dengan menggunakan empat tahap penilaian (self assessement, pengumpulan dokumen, penyusunan makalah, dan observasi) dengan bobot nilai
maksimal yang dapat berubah dari tahun ke tahun. Kemudian
menjumlahkan seluruh bobot nilai dari empat tahap tersebut. Terdapat
rating dari CGPI yang menunjukkan tingkatan perusahaan tersebut.
Rating level pada CGPI, yaitu: (85,00-100) sangat terpercaya,
F. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik digunakan untuk mengetahui dan menguji
kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian
ini dilakukan untuk memastikan bahwa model regresi yang digunakan tidak
terdapat autokorelasi, asumsi multikolinearitas dan asumsi heteroskedastisitas
serta residual model regresi terdistribusi normal.
1. Uji normalitas data
Data yang dianggap baik adalah data yang terdistribusi secara
normal. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang
telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal
(Nazaruddin dan Tri Basuki, 2016). Uji normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov.
Kriteria dari pengujian ini jika nilai Asymp.sig (2-tailed) lebih besar dari
0,05 atau 5% maka dapat disimpulkan bahwa residual data terdistribusi
secara normal sedangkan jika nilai Asymp.sig (2-tailed) lebih kecil dari
0,05 atau 5% maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi
secara normal (Nazaruddin dan Basuki, 2016).
2. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui korelasi yang terjadi
antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lainnya pada
dalam penelitian ini dengan uji Durbin-Watson (uji DW) menggunakan titik kritis yaitu batas bawah (dL) dan batas atas (dU) yang diperoleh dari
tabel statistik Durbin Watson yang bergantung dari banyaknya observasi dan banyaknya variabel (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Metode uji
Durbin-Watson mempunyai ketentuan sebagai berikut:
a) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka hipotesis
ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
b) Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis diterima, yang
berarti tidak ada autokorelasi.
c) Jika d terletak antara dL dan du atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka
hipotesis tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
3. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antar variabel independen.
Pendeteksian multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variace inflation factors (VIF). Kiteria pengujian multikolinearitas yaitu apabila nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 maka tidak terdapat multikolineartitas diantara variabel independen, sebaliknya apabila nilai
tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10 maka terdapat asumsi bahwa model tersebut mengandung multikolineartitas (Ghozali, 2016).
Heteroskedastisitas adalah adanya kesamaan varian dari residual
pada semua pengamatan dari model regresi penelitian (Nazaruddin dan
Basuki, 2016). Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui
adanya penyimpangan dari syarat-syarat asumsi klasik pada model
regresi, karena dalam model regresi mempunyai syarat tidak adanya
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini
menggunakan uji glejser. Kriteria pada pengujian ini apabila nilai
signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi
yang memenuhi persyaratan yaitu mempunyai kesamaan varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau
homokedastisitas. Uji glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut
residual terhadap variabel independen (Gujaranti, 2003 dalam Ghozali,
2016)
2. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat CSR
expenditure, CSR disclosure, corporate governance, dan nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI yang termasuk dalam peringkat CGPI.
3. Uji hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dengan regresi linear berganda
untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Model persamaan regresi linear berganda yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
TOBINSQ = β + β1CSRE + β2CSRI + β3CG + e
TOBINSQ = Nilai Perusahaan
CSRE = Corporate Social Responsibility Expenditure
CSRI = Corporate Social Responsibility Disclosure
CG = Corporate Governance
e = Error (5%)
Sesudah persamaan regresi dalam penelitian ini terbebas dari uji
asumsi klasik, maka dilanjutkan dengan melakukan analisis terhadap
hasil. Pengujian hipotesis, meliputi:
1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
dependen (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Nilai dari R2 antara nilai nol
dan satu. Penambahan variabel pada R square sangat rentan pada
penambahan varaibel independen, karena nilai R2 dapat semakin besar
(Nazaruddin dan Basuki, 2016). Apabila nilai R2 kecil, maka
kemampuan dari variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen sangatlah terbatas. Variabel independen yang memberikan
seluruh informasi yang diperlukan dalam memperkirakan variabel
dependen adalah nilai R2 yang mendekati nilai 1 (Ghazali, 2007).
2. Uji F (uji signifikansi simultan)
Uji F digunakan dalam analisis regresi linear berganda untuk
mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen secara simultan,
yang terdapat dalam tabel annova (Nazaruddin dan Basuki, 2016).
Kriteria pengujian apabila nilai signifikansi > 0,05 maka variabel
independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen, begitu juga sebaliknya. Apabila nilai signifikansi <
0,05 maka variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen (Nazaruddin dan Basuki, 2016).
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh dari setiap variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen secara parsial
(Nazaruddin dan Basuki, 2016). Dengan melakukan uji t dapat
diperoleh keyakinan bahwa model regresi baik dalam memprediksi.
Uji t dilihat pada tabel Coefficients. Nilai signifikansi menunjukkan bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Apabila nilai signifikansi < 0,05 dan sesuai dengan arah hipotesis
maka variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap
1 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu dengan penelitian data
sekunder. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
termasuk daftar Corporate Governance Perception Index (CGPI) periode tahun 2010-2014. Pemelihan sampel ditentukan dengan menggunakan purposive sampling dengan beberapa kriteria. Pengambilan sampel dalam penelitian ini digambarkan pada tabel di bawah ini:
TABEL 4.1.
Ringkasan Proses Pemelihan Sampel
Uraian Tahun Jumlah
2014 2013 2012 2011 2010
Perusahaan yang terdaftar CGPI 23 31 42 37 33 166
Perusahaan CGPI yang tidak terdaftar di BEI
(11) (15) (18) (14) (14) (72)
Perusahaan yang tidak memiliki data CSR expenditure
- (3) (4) (5) (3) (15)
Perusahaan yang tidak mengungkapkan CSR disclosure
- - - (1) - (1)
Perusahaan yang mengalami kerugian
(1) - (1) - (1) (3)
B. Uji Kualitas Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Analisis data dalam statistik deskriptif menggunakan nilai maximum, minimum, mean, dan standar deviasi. Pada bagian ini digambarkan data dari masing-masing variabel pada tahun 2010-2014 yang telah diolah dapat dilihat
dari nilai maksismum, minimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi.
TABEL 4.2.
STATISTIK DESKRIPTIF
Model N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation
CSRE 75 0,00076 0,59764 0,488228 0.10613565
CSRI 75 0,08791 0,86813 0,3714297 0,26564733
CG 75 69,22000 92,88000 84,2033333 5,14926165
TOBINSQ 75 0,10783 4,84462 1,4473521 0,87230720
Valid N (listwise)
75
Sumber: Hasil Olah Data Statistik, 2016
Keterangan:
CSRE : Corporate Social Responsibility Expenditure CSRI : Corporate Social Responsibility Disclosure CG : Corporate Governance
TOBINSQ :Nilai Perusahaaan
Berdasarkan pengujian statistik pada tabel 4.2 akan dijelaskan sebagai berikut:
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 75. Selama periode
pengamatan, variabel TOBINSQ yang merupakan rasio dari nilai perusahaan
0,87230720. Nilai minimum Tobin’s Q sebesar 0,10783 yaitu oleh PT. Bank
Mutiara Tbk pada tahun 2011. Sedangkan nilai maksimum Tobin’s Q sebesar
4,84462 yaitu oleh PT. Bukit Asam Tbk pada tahun 2010, hal ini menunjukkan
nilai perusahaan lebih besar dari nilai aktiva yang tercatat. Jika nilai Tobin’s Q
lebih dari satu maka perusahaan menghasilkan rate of return yang lebih tinggi daripada dengan yang dikeluarkan oleh biaya aktiva.
CSR expenditure yang dihitung dengan membagikan total pengeluaran CSR dengan laba perusahaan, mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,488228 atau
48% dari keuntungan perusahaan dikeluarkan untuk kegiatan CSR dengan
standar deviasi sebesar 0.10613565. Nilai minimum dari CSRE sebesar 0,00076
yaitu oleh PT. Bank Mutiara Tbk. Nilai maksimum dari CSRE sebesar 0,59764
yaitu oleh PT Aneka Tambang Tbk.
CSR disclosure yang dihitung dengan indeks CSRI memiliki nilai rata-rata sebesar 0,3714297 dengan standar deviasi sebesar 0,26564733. Nilai
minimum CSR disclosure sebesar 0,0879 yaitu oleh PT. Bank Mutiara Tbk. Nilai Maksimum dari CSRI sebesar 0,86813 yaitu PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk.
CG yang diproksikan dengan nilai CGPI memiliki nilai rata-rata sebesar
84,2033333 artinya rata-rata dari sampel merupakan perusahaan yang
terpercaya dengan standar deviasi sebesar 5,14926165. Nilai minimum CG
sebesar 69,22000 yaitu PT. Bakrie & Brothers Tbk, sesuai dengan rating CGPI
Maksimum dari CG sebesar 92,88000 yaitu PT. Bank Mandiri Tbk dengan
rating perusahaan sangat terpercaya.
C. Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis
regresi linear berganda mempunyai syarat-syarat bahwa tidak terdapat
autokorelasi, nonmultikolinearitas dan nonheteroskedastisitas serta residual data
yang digunakan terdistribusi secara normal. Sehingga perlu dilakukan uji
asumsi klasik.
1.Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang telah
dikumpulkan terdistribusi secara normal atau diambil dari populasi normal
(Nazaruddin dan Basuki, 2016). Uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Tabel 4.3 menunjukkan ringkasan dari hasil uji normalitas.
TABEL 4.3
HASIL UJI NORMALITAS Unstandardized
Residual
N 75
Kolmogorov-Smirnov Z 1,350
Asym. Sig. (2-tailed) 0,052
Berdasarkan hasil dari uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S), memperlihatkan hasil signifikansi yang berada diatas 5% atau 0,05. Dari hasil
uji K-S diperoleh nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah sebesar 0,052 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui korelasi yang terjadi
antara residual pada satu pengamatan dengan pemangatan lainnya pada model
penelitian (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Uji autokorelasi penelitian ini
menggunakan uji Durbin-Watson. Tabel 4.4 menunjukkan ringkasan dari hasil uji autokorelasi.
TABEL 4.4
HASIL UJI AUTOKERALASI
Model Nilai Durbin-Watson Kesimpulan
1 2,007 Tidak Terjadi Autokorelasi
Sumber: Hasil Olah Data Statistik, 2016
Berdasarkan tabel 4.4, dapat ditentukan jumlah sampel n=75, jumlah
variabel bebas k=4, dan taraf signifikan α= 5%, diperoleh nilai du sebesar
1,5151 dan dl sebesar 1,7390. Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai
autokorelasi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini terbebas dari
autokorelasi.
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil uji
multikolinearitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5.
TABEL 4.5
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
CSRE 0,811 1,233 Tidak terjadi Multikolinearitas
CSRI 0,809 1,236 Tidak terjadi Multikolinearitas
GCG 0,991 1,009 Tidak terjadi Multikolinearitas
Sumber: Hasil Olah Data Statistik, 2016
Dari hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas dapat dilihat bahwa
semua nilai dari tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada ketiga variabel
penelitian ini.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui adanya
pada model regresi mempunyai syarat yaitu tidak adanya heteroskedastisitas.
Tabel 4.6 merupakan hasil dari uji heteroskedastisitas.
TABEL 4.6
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Variabel Sig Kesimpulan
CSRE 0,132 Tidak ada Heteroskedastisitas
CSRI 0,472 Tidak ada Heteroskedastisitas
GCG 0,772 Tidak ada Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Olah Data Statistik, 2016
Dari hasil perhitungan dalam model regresi pada tabel di atas dapat
dilihat bahwa hasil dari uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa nilai
signifikansi > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi pada
penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
D.Uji Hipotesis
Tabel 4.7 menjelaskan mengenai hasil pengujian hipotesis 1, 2, dan 3.
Hipotesis 1 bertujuan untuk menguji pengaruh positif CSR expenditure terhadap nilai perusahaan, hipotesis 2 bertujuan untuk menguji pengaruh positif CSR
TABEL 4.7
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS Variabel Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Kesimpulan
B Std. Error
Beta
(Contant) 1,273 1,671 0,762 0,449
CSRE -0,905 1,051 -0,110 -0,861 0,392 Ditolak
CSRI 0,875 0,420 0,266 2,080 0,041 Diterima
GCG -0,001 0,020 -0,007 -0,064 0,949 Ditolak
Adjusted R2 0,018
F Statistik 1,455
Sig
(f-statistik)
0,234
Sumber: Hasil Olah Data Statistika, 2016
1. Adjusted R2
R square (R2) adalah sebesarapa besar kecocokan variabel atau seberapa besar variabel independen menerangkan variabel dependen (Nazaruddin dan
Basuki, 2016). Nilai dari R square ditentukan dengan nilai Adjusted R Square. Pada tabel 4.7 bahwa nilai Adjusted R2 adalah 0,018, hal tersebut berarti bahwa
1,8% variabel nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q dapat
2. Uji F (Uji Signifikansi Simultan)
Uji F digunakan dalam analisis regresi linear berganda untuk
mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen secara simultan atau
apakah model ini ini layak atau tidak, yang terdapat dalam tabel annova
(Nazaruddin dan Basuki, 2016). Hasil uji F pada tabel 4.7 diperoleh nilai
F-statistik sebesar 1,455 dengan propabilitas sebesar 0,234. Nilai propabilitas lebih
besar dari 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model penelitian yang
digunakan untuk menguji CSR expenditure, CSR disclosure dan corporate governance secara simultan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
3. Uji T (Uji Signifikansi Parameter Individual)
Uji T menunjukkan seberapa jauh pengaruh dari setiap variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen secara parsial (Nazaruddin
dan Tri Basuki, 2016). Dengan melakukan uji t dapat diperoleh bahwa model
regresi baik dalam memprediksi. Hasil dari uji t pada tabel 4.7 menunjukkan
bahwa nilai Unstandardized Coefficients β untuk masing variabel CSR disclosure bernilai positif sesuai dengan arah hipotesis sedangkan variabel CSR expenditure dan corporate governance memiliki nilai negatif.
Dari hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
data dalam penelitian ini terdistribusi secara normal, tidak ada autokeralasi, tidak
memenuhi syarat dapat menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis
regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa CSR
expenditure berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun, pada hasil penelitian ini ditemukan bahwa CSR expenditure tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil analisis regresi yang terdapat dalam
tabel 4.7, diperoleh bahwa koefisien regresi untuk variabel CSR expenditure sebesar -0,905 dan nilai t hitung sebesar -0,861 dengan signifikansi sebesar 0,392
yang nilai signifikansinya lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (α=5%) atau
p-value 0,392 > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa corporate social responsibility expenditure tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian H1 ditolak.
Hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa CSR
disclosure berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSR disclosure berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil analisis regresi yang terdapat dalam tabel 4.7,
diperoleh bahwa koefisien regresi untuk variabel CSR disclosure sebesar 0,875 dan nilai t hitung sebesar 2,080 dengan signifikansi sebesar 0,041 yang nilai
signifikansinya lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 (α=5%) atau p-value
disclosure berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian H2
diterima.
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini menyatakan bahwa corporate governance berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa corporate governance tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil analisis regresi yang terdapat dalam
tabel 4.7, diperoleh bahwa koefisien regresi untuk variabel corporate governance sebesar -0,001 dan nilai t hitung sebesar -0,064 dengan signifikansi sebesar 0,949
yang nilai signifikansinya lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (α=5%) atau
p-value 0,949 > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa corporate governance tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian H3 ditolak.
E. Pembahasan (Interpretasi)
1. Pengaruh Corporate social responsibility expenditure terhadap nilai perusahaan Hasil pengujian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Corporate social responsibility expenditure terhadap nilai perusahaan tidak dapat dibuktikan secara statistik. Hal ini berarti bahwa persentase CSR yang dikeluarkan oleh
perusahaan sangat kecil atau menganggap bahwa kegiatan alokasi pengeluaran
CSR dianggap dapat mengurangi pembagian keuntungan bagi para pemegang
saham, sehingga investor tidak tertarik untuk menanamkan modalnya pada
CSR expenditure merupakan dampak positif bagi perusahaan untuk jangka panjang. Tanpa adanya kesadaran dari para investor dan pihak manajemen
perusahaan yang hanya beranggapan bahwa CSR expenditure tidak memperoleh manfaat jangka panjang membuat perusahaan akan mengeluarkan dana yang
sedikit untuk kegiatan CSR.
Melaksanakan CSR expenditure membutuhkan dana alokasi dari suatu perusahaan, apabila perusahaan memiliki profitabilitas yang sedikit, akan
membuat perusahaan mengeluarkan dana kegitan CSR yang sedikit atau lebih
memilih untuk tidak mengeluarkan dana. Melakukan CSR expenditure akan mengurangi keuntungan bagi perusahaan serta para pemegang saham. Dengan
keuntungan perusahaan yang relatif kecil akan berdampak bagi perusahaan dan
para pemegang saham. Penelitian Januarti dan Apriyanti (2005) meyatakan bahwa
CSR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas, serta Hadi
(2007) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh positif tingkat
pengeluaran biaya sosial terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan yaitu
return on assets (ROA). Melakukan kegiatan CSR membutuhkan biaya tambahan dari alokasi keuntungan perusahaan yang akan menghilangkan peluang untuk
mendapatkan keuntungan lebih bagi para pemegang saham. Berbeda dengan yang
penelitian yang dilakukan oleh Tuhin (2014) dan Rai dan Bansal (2013), yang