THE INFLUENCE OF PROFITABILITY, INVESTMENT DECISION, LEVERAGE, AND SIZE TO THE FIRM VALUE
(Study on Manufacturing Companies listed in Bursa Effect Indonesia 2012-2014)
Oleh
FADLY SAPUTRA 20120420050
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya,
Nama : Fadly Saputra
Nomor Mahasiswa : 20120420050
menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “Analisis pengaruh profitabilitas, keputusan investasi, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat orang lain yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 26 desember 2016
MOTO
“Tiada keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan; dan saya percaya pada diri saya sendiri”.
(Muhammad Ali).
“ Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua”. (Aristoteles).
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhan-Mu memaklumkan; ” Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Qs. Ibrahim Ayat 7).
“Orang-orang yang hebat dibidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terispirasi karena mereka lebih suka bekerja.
v
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim…
Dengan Rahmat Allah yang Maha pengasih lagi maha penyayang…
Dengan ini saya mempersembahkan karya ini untuk (Alm) Ayahanda atas dukungannya selama beliau masih hidup dan untuk ibunda yang telah sangat memotivasi saya untuk menyelesaikan karya tulis ini dengan bantuan moral ataupun materi.
Tak lupa juga untuk teman-teman akuntansi angkatan 2012, teman-teman AMC futsal yang mau menjadi saudara kedua setelah keluarga saya.
Terimakasih untuk: 1. Fadly Saputra
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, rahmat, dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan
judul: “ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, KEPUTUSAN
INVESTASI, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2012-2014)”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi
masyarakat sehingga dapat digunakan dalam menentukan kebijakan. Dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam proses pertimbangan dan pengambilan keputusan
terkait investasi dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Ibu Ietje Nazaruddin, M.Si., Ak., Ca kepala Program Studi Akuntansi.
2. Ibu Dra. Arum Indrasari, M.Buss., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing Akademik kelas B angkatan 2012.
vii
4. Orangtua dan saudara yang senantiasa memberikan doa, dorongan dan perhatian kepada penulis.
5. Sahabat dan teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam skripsi ini, sehingga saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 26 Desember 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v-iv INTISARI ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
ix
B. Penurunan Hipotesis ... 22
C. Model Penelitian ... 27
BAB III METODE PENELITIAN... 29
A. Obyek Penelitian ... 29
B. Jenis Data ... 29
C. Teknik Pengambilan Sampel ... 29
D. Teknik Pengumpulan Data ... 30
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 30
F. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 37
B. Statistik Deskriptif ... 38
C. Uji Asumsi Klasik ... 39
D. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 42
E. Pembahasan ... 47
BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 54
A. Simpulan ... 54
B. Saran ... 55
C. Keterbatasan Penelitian ... 56 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
4.1 Prosedur Pemilihan Sampel ... 37
4.2. Statistik Deskriptif ... 38
4.3. Hasil Uji Normalitas ... 39
4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 40
4.5. Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas ... 41
4.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 41
4.7. Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 42
4.8. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 43
4.9. Hasil Uji Pengaruh Simultan ... 44
4.10. Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda ... 45
xi
DAFTAR GAMBAR
xii INTISARI
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas (ROA), keputusan investasi (PER), leverage (DER), dan ukuran perusahaan (SIZE) secara parsial dan simultan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan (PBV) manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 tahun yaitu mulai tahun 2012-2014.
Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang sudah dan masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Dari populasi sebanyak 149 perusahaan manufaktur diperoleh 26 perusahaan manufaktur sebagai sampel dengan periode pengamatan selama 3 tahun (2012-2014). Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa profitabilitas (ROA) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan nilai t hitung sebesar 21.783 dan signifikansi 0,000, sehingga hipotesis pertama diterima. Keputusan investasi (PER) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan nilai t hitung sebesar 23.723 dan signifikansi 0,000, sehingga hipotesis kedua diterima. Leverage (DER) tidak berpengaruh negative terhadap nilai perusahaan dengan nilai t hitung sebesar 6.079 dan signifikansi 0,000, sehingga hipotesis ketiga ditolak. Ukuran perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan nilai t hitung sebesar -.824 dan signifikansi 0,413 sehingga hipotesis keempat ditolak. Hasil uji kesesuaian model menunjukkan bahwa secara simultan profitabilitas (ROA), keputusan investasi (PER), leverage (DER), dan ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung sebesar 261.335 dan nilai signifikansi 0,000. Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,931 menunjukkan bahwa pengaruh profitabilitas (ROA), keputusan investasi (PER), leverage (DER), ukuran perusahaan (SIZE) terhadap nilai perusahaan sebesar 93,1%, dan sisanya sebesar 6,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitan.
xiii ABSTRACT
The purpose of this study aims to determine the effect of profitability (ROA), investment decisions (PER), leverage (DER), and the size of the company (SIZE) partially and simultaneously to the company's enterprise value (PBV) of manufacturing in Indonesia Stock Exchange 2012-2014 , The period used in this study is three years starting in 2012-2014.
Samples were taken by using purposive sampling method. The population in this study are all manufacturing companies that have been and are still listed in the Indonesia Stock Exchange 2012-2014. From a population of 149 manufacturing companies acquired 26 manufacturing company in the sample with the observation period of 3 years (2012-2014). Data were analyzed using multiple linear regression analysis.
Based on the analysis concluded that the profitability (ROA) positive effect on the value of the company with a value of 21.783 t and 0.000 significance, so the first hypothesis is accepted. The investment decision (PER) positive effect on the value of the company with a value of 23.723 t and 0.000 significance, so that the second hypothesis is accepted. Leverage (DER) no negative effect on the value of the company with the t value of 6.079 and 0.000 significance, so that the third hypothesis is rejected. Firm size (SIZE) no positive effect on the value of the company with the t value of -.824 and .413 significance so that the fourth hypothesis is rejected. Fitness model test results showed that simultaneous profitability (ROA), investment decisions (PER), leverage (DER), and the size of the company (SIZE) effect on firm value. This is indicated by the calculated F value of 261.335 and a significance value of 0.000. The coefficient of determination (adjusted R2) of 0.931 indicates that the effect of profitability (ROA), investment decisions (PER), leverage (DER), firm size (SIZE) to the value of the company amounted to 93.1%, and the remaining 6.9% is influenced by other variables outside the research.
1 A.Latar Belakang
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai saham (Karnadi,1993). Era globalisasi seperti saat ini, nilai pemegang saham akan
meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham. Bagi perusahaan
yang masih bersifat private atau belum go public, nilai perusahaan ditentukan oleh lembaga penilai atau apprisial company (Suharli 2006). Bagi perusahaan yang akan go public nilai perusahaan dapat diindikasikan dari jumlah variabel
yang melekat pada perusahaan tersebut. Misalnya saja asset yang dimiliki perusahaan, keahlian manajemen mengelola perusahaan.
Pemilik perusahaan akan selalu menunjukkan kepada calon investor
bahwa perusahaan mereka layak sebagai alternatif investasi. Jika pemilik perusahaan tidak mampu menunjukan sinyal yang baik tentang nilai
perusahaan, nilai perusahaan akan berada di atas atau dibawah nilai yang sebenarnya. Sedangkan nilai perusahaan bagi perusahaan yang sudah go public, dapat ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran di bursa,
yang tercermin dari listing price (Karnadi,1993).
Perusahaan yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik.
Salah satunya, pandangan nilai perusahaan bagi pihak kreditur. Bagi pihak kreditur nilai perusahaan berkaitan dengan liquiditas perusahaan, yaitu
2
diberikan oleh pihak kreditur. Apabila nilai perusahaan tersirat tidak baik maka investor akan menilai perusahaan dengan nilai rendah. Nilai perusahaan yang
telah go public dari harga saham yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut (Suharli, 2006).
Terkadang perusahaan gagal dalam meningkatkan nilai perusahaan. Hal
tersebut disebabkan ketika pihak manajemen bukan menjadi pemegang saham. Namun pemegang saham dipercayakan pengelolaannya kepada pihak lain, Para
pemilik selalu mengharapkan pihak manajemen akan berjuang sekuat tenaga untuk meningkatkan nilai perusahaan, yang akhirnya meningkatkan nilai
kemakmuran pemegang saham. Para pemegang saham membayar jasa profesional pihak manajemen untuk mengedepankan kepentingan pemegang saham. Yaitu kesejahteraan pemegang saham. Agency theory menyatakan
berbeda, pihak manajemen bisa saja bertindak mengutamakan kepentingan dirinya (Jensen dan Meckling,1976). Oleh karena itu terjadilah konflik antara
pemegang saham dan pihak manajemen. Ketidak berhasilan tersebut juga dapat dikarenakan tidak cermatnya pihak manajemen mengaplikasikan faktor-faktor yang dapat memaksimalisasi nilai perusahaan. Faktor-faktor tersebut dapat
berupa faktor internal maupun faktor eksternal dari perusahaan. Menurut IBM dan Ratnawati (2002). Faktor eksternal yang dapat memaksimalisasi nilai
perusahaan berupa tingkat bunga, fluktuasi nilai valas dan keadaan pasar modal. Namun nilai perusahaan juga dapat turun oleh faktor eksternal tersebut. Misalnya keadaan krisis ekonomi yang terjadi tahun 1999 yang lalu
sebuah perusahaan dapat mengakibatkan turunnya nilai perusahaan bagi perusahaan yang telah go public. Nilai perusahaan dapat dinilai dengan
permintaan terhadap perusahaan tersebut (Suharli 2006). Sedangkan faktor internal yang dapat memaksimalisasi nilai perusahaan berupa pembayaran
pajak, ukuran perusahaan, pertumbuhan, keunikan, resiko keuangan, nilai aktiva yang digunakan profitabilitas, pembayaran deviden, non debt tax shield. Variabel-variabel dalam faktor internal tersebut dapat dikendalikan oleh
perusahaan.
Terdapat banyak faktor yang memengaruhi nilai perusahaan. Salah satu
berpengaruh terhadap nilai perusahaan yaitu profitabilitas (Hermuningsih,2013) dan (Mikhy dan Putu,2016). Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba. Laba diperoleh perusahaan berasal
dari penjualan dan keputusan investasi yang dilakukan perusahaan. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus
sehingga investor akan merespon positif dan harga saham akan meningkat.
Investasi merupakan tindakan untuk menanamkan dana yang dimiliki saat ini ke dalam bentuk aktiva lancar maupun aktiva tetap dengan harapan
untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Salim dan Moeljadi, 2001:110). Kegiatan investasi yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan
memberikan laba yang optimal yang digunakan kembali untuk kegiatan investasi atau dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Kebijakan dividen merupakan mengenai pembagian laba atau menahannya
4
1989:198). Dividen dapat digunakan untuk mengurangi agency problem dalam perusahaan (Shubiri et al., 2012). Kebijakan dividen akan berdampak terhadap
besarnya laba ditahan perusahaan yang merupakan sumber pendanaan internal perusahaan yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan di masa
yang akan datang (Uwigbe et al., 2012).
Leverage berkaitan dengan keputusan perusahaan dalam mencari dana untuk membiayai investasi dan menentukan komposisi sumber pendanaan
(Kumar et al., 2012). Pendanaan perusahaan dapat dikelompokkan berdasarkan sumber dananya yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal. Efni dkk.
(2011) menyatakan bahwa pendanaan internal merupakan pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan berupa laba ditahan sedangkan pendanaan
eksternal yaitu pendanaan hutang, ekuitas, dan hybrid securities.
Ukuran perusahaan merupakan salah satu hal yang juga perlu diperhatikan terutama bagi para investor dan juga kreditor. Perusahaan yang
cenderung berukuran besar tentunya akan memiliki kekuatan yang lebih untuk mendapatkan dana dari kreditor (Sawir, 2004: 101). Ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari keseluruhan aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan,
semakin besar aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka manajemen dapat lebih leluasa untuk mengendalikan dan menggunakan aset perusahaan dalam
rangka meningkatkan nilai dari perusahaan yang dikelolanya.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti menarik untuk meneliti
LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN”. Untuk mengetahui bahwa nilai yang diberikan dari Nilai Perusahaan yang dimiliki perusahaan yang dipengaruhi oleh variabel diatas agar mendapatkan bukti empiris dan mengenai bagaimana Nilai Perusahaan itu
terjadi terhadap perusahaan manufaktur.
B.Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tidak akan
membahas terlalu jauh untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini. Oleh karena itu permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada
pengaruh profitabilitas, keputusan investasi, leverage dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan maalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah Keputusan Investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji dan memperoleh bukti empiris
6
1. Untuk menguji apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
2. Untuk menguji apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
3. Untuk menguji apakah leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
4. Untuk menguji apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
E. Manfaat Penelitian 1. Bidang Teoritis
1) Penelitian ini dapat memberikan tambahan literatur mengenai faktor-faktor yang memengaruhi Nilai perusahaan pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga dapat memperkaya ilmu pengetahuan di Indonesia.
2) Sebagai salah satu acuan yang dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian di masa yang akan datang, khusunya penelitian-penelitian akuntansi berbasis keuangan dan pasar modal.
2. Bidang praktik
1) Investor dapat menggunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
2) Bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk sebaik mungkin menampilkan nilai perusahaan, agar dapat terlihat keunggulan
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Landasan Teori 1. Teori Agensi
Merupakan perspektif yang secara jelas menggambarkan masalah yang timbul dengan adanya pemisahan antara kepemilikan dan
pengendalian terhadap perusahaan, yaitu terdapatnya konflik kepentingan dalam perusahaan. Meilinda (2013) menyatakan bahwa masalah yang terjadi antara manajemen dan pemilik modal
menyebabkan munculnya biaya. Dan disinilah letak pentingnya corporate governance, yaitu sebagai penjamin dilindunginya hak-hak pemegang saham.
Meilinda (2013), menyatakan bahwa agency cost terdiri atas monitoring cost dan bonding cost. Bonding cost merupakan agency
cost yang ditanggung oleh direksi yang mencerminkan upaya manajemen dalam menunjukkan kepada shareholder bahwa mereka
tidak akan menyalahgunakan wewenang yang diberikan (Lestari, 2007 dalam Meilinda, 2013). Corporate governance dikatakan dapat menurunkan monitoring cost dengan adanya peningkatan pengawasan
dan transparansi (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Meilinda, 2013). Pemikiran corporate governance bertumpu pada teori keagenan,
memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku (Wolfensohn,
1999). Adanya pemisahan antara pemilik dengan manajemen perusahaan dapat menimbulkan masalah, antara lain yaitu adanya
kemungkinan manajer melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan keinginan atau kepentingan principle. Teori agensi menjelaskan adanya konflik yang akan timbul antara pemilik dan manajemen
perusahaan. Konflik ini disebut agency problem atau masalah agensi (Jensen dan Meckling 1976).
2. Nilai Perusahaan
Adalah kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Menurut
Husnan (2013) nilai perusahaan atau juga disebut dengan nilai pasar perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham.
11
Menurut Brigham & Ghapenski (1996), manajemen dalam mengelola aktiva secara efisien sebagai upaya meningkatkan kinerja
keuangan maupun nilai perusahaan. Salah satu tugas mendasar dari manajer meningkatkan atau memaksimalkan nilai perusahaan (value of the firm). Nilai perusahaan menunjukkan nilai berbagai aset yang
dimiliki perusahaan, termasuk surat-surat berharga yang telah dikeluarkannya.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Wibawa (2010), nilai perusahaan dapat dihitung menggunakan Price to Book Value
(PBV). Nilai pasar berbeda dari nilai buku. Jika nilai buku merupakan harga yang dicatat pada nilai saham perusahaan, maka nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa tertentu yang terbentuk
oleh permintaan dan penawaran saham oleh para pelaku pasar. Rasio nilai pasar memberi manajemen suatu indikasi tentang apa yang
dipikirkan oleh investor tentang kinerja masa lalu dan prospek perusahaan di masa depan (Nurhayati, 2013).
Berdasarkan pendekatan konsep nilai pasar atau Price to Book
Value tersebut, harga saham dapat diketahui berada diatas atau dibawah nilai bukunya. Pada dasarnya, membeli saham berarti
membeli prospek perusahaan. PBV yang tinggi akan membuat investor yakin atas prospek perusahaan dimasa mendatang. Oleh karena itu keberadaan rasio PBV sangat penting bagi para investor maupun calon
3. Signalling Theory
Menurut Brigham dan Houston (2011) isyarat atau signal adalah
suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek
perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang
penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis
karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana
efeknya pada perusahaan.
Signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai
dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena
perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan kreditur).
Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan
13
cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar
Signalling theory menyatakan pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan
datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (Hasnawati, 2005). Peningkatan hutang juga dapat diartikan pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajibannya di masa yang akan datang atau risiko bisnis yang rendah, sehingga penambahan hutang akan memberikan sinyal positif
(Brigham dan Houston, 2011). Ini karena perusahaan yang meningkatkan hutang dapat dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa yang akan datang.
4. Profitabilitas
Profitabilitas menurut Sartono (1997) adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas ini akan memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan. Semakin
tinggi profitabilitas berarti semakin baik, karena kemakmuran pemilik perusahaan meningkat dengan semakin tingginya profitabilitas.
Profitabilitas perusahaan adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya (Nurhayati, 2013). Menurut Weston dan Copeland (1997) profitabilitas
investasi perusahaan. Brigham dan Houston (2011) mendefinisikan profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan
manajemen perusahaaan.
Rasio profitabilitas yaitu mengukur keberhasilan manajemen
sebagaimana ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi (Weston dan Brigham, 1991). Ada bermacam cara untuk mengukur profitabilitas, yaitu:
a. Profit Margin
Profit margin adalah margin keuntungan yang ditentukan
atas harga penjualan. Margin keuntungan menunjukkan besar kecilnya laba dibandingkan dengan harga penjualan. Profit margin menunjukkan laba per rupiah penjualan.
b. Return on Asset (ROA)
Return on Asset (ROA) adalah perbandingan antara laba
bersih dengan total aktiva yang tertanam dalam perusahaan. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
c. Return on Equity (ROE)
ROE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
15
d. Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas Ekonomi merupakan perbandingan antara laba
dengan total kekayaan yang dimilikinya.
Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah return on asset (ROA). Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan akan membuat
profitabilitas perusahaan tinggi. Nilai ROA yang tinggi akan memberikan sinyal positif bagi investor bahwa perusahaan
menghasilkan dalam kondisi yang menguntungkan. Hal ini menjadi daya tarik investor untuk memiliki saham perusahaan dan akan meningkatkan harga saham sehingga nilai perusahaan pun meningkat.
5. Keputusan Investasi
Price earnings ratio adalah penanaman modal untuk satu atau
lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal dapat dilakukan oleh perorangan atau
lembaga baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Jogiyanto (2003), investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang
adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa
datang.
Pihak yang melakukan investasi disebut investor. Investor pada
umumnya digolongkan menjadi dua yaitu:
a. Investor individual, terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi.
b. Investor institusional, terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga
simpan pinjam), lembaga dana pensiun maupun perusahaan investasi.komisaris independen dalam satu perusahaan ditetapkan paling sedikit 30% dari jumlah seluruh komisaris
atau paling sedikit satu orang.
Terdapat dua alternatif pilihan investasi yaitu investasi pada aktiva
riil dan investasi pada aktiva finansial. Karakteristik aktiva finansial dibandingkan dengan aktiva riil adalah sebagai berikut:
a. Mudah diperjualbelikan (liquid).
b. Pemodal mempunyai berbagi pilihan investasi sesuai dengan preferensi risiko mereka.
c. Nilainya dapat berubah dengan cepat sesuai dengan kondisi ekonomi makro dan mikro.
17
Keputusan investasi menyangkut harapan terhadap hasil keuntungan yang diperoleh perusahaan di masa yang akan datang.
Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik,
karena mempunyai konsekuensi berjangka panjang pula. Fama (1978) dalam Hasnawati (2005) menyatakan bahwa nilai perusahaaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat
diartikan bahwa keputusan investasi itu penting karena untuk mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi
perusahaan.
Keputusan investasi merupakan keputusan yang menyangkut keputusan dalam pendanaan yang berasal dari dalam maupun dari luar
perusahaan pada berbagai bentuk investasi. Keputusan investasi dapat dikelompokkan kedalam investasi jangka pendek seperti investasi
kedalam kas, surat-surat berharga jangka pendek, piutang, dan persediaan maupun investasi jangka panjang dalam bentuk tanah, gedung, kendaraan, mesin, peralatan produksi, dan aktiva tetap
lainnya. Aktiva jangka pendek didefinisikan sebagai aktiva dengan jangka waktu kurang dari satu tahun atau kurang dari satu siklus bisnis,
dana yang diinvestasikan pada aktiva jangka pendek diharapkan akan diterima kembali dalam waktu dekat atau kurang dari satu tahun dan diterima sekaligus. Sedangkan aktiva jangka panjang didefinisikan
ditanamkan pada aktiva jangka panjang akan diterima kembali dalam waktu lebih dari satu tahun dan kembalinya secara bertahap.
Keputusan investasi yang tepat akan dapat menghasilkan kinerja yang optimal sehingga memberikan suatu sinyal positif kepada
investor yang akan meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan. Ini sesuai dengan pernyataan signaling theory yang menyatakan pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan
perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan.
Dalam penelitian ini menggunakan proksi Price Earnings Ratio (PER) yang merupakan indikasi penilaian pasar modal terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba/keuntungan
potensial perusahaan di masa datang. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak investor bersedia membayar untuk setiap laba yang dilaporkan
(Brigham dan Hoston, 2011). Makin besar price earnings ratio suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. PER juga merupakan rasio yang
menunjukkan tingkat pertumbuhan perusahaan. PER yang tinggi menunjukkan prospek pertumbuhan perusahaan yang bagus dan
19
6. Leverage
Leverage merupakan kebijakan perusahaan tentang seberapa jauh
sebuah perusahaan menggunakan pendanaan hutang. Terdapat beberapa teori tentang pendanaan hutang dengan hubungan terhadap
nilai perusahaan yaitu:
a. Teori struktur modal dari Miller dan Modligiani (Capital structure theory)
Pada teori ini mereka berpendapat bahwa dengan asumsi tidak ada pajak, bancruptcy cost, tidak adanya informasi asimetris
antara pihak manajemen dengan para pemegang saham, dan pasar terlibat dalam kondisi yang efisien, maka value yang bisa diraih oleh perusahaan tidak terkait dengan bagaimana perusahaan
melakukan strategi pendanaan. Setelah menghilangkan asumsi tentang ketiadaan pajak, hutang dapat menghemat pajak yang
dibayar (karena hutang menimbulkan pembayaran bunga yang mengurangi jumlah penghasilan yang terkena pajak) sehingga nilai perusahaan bertambah.
b. Teori Keseimbangan (Trade off theory)
Pada teori ini menjelaskan bahwa semakin tinggi
perusahaan melakukan pendanaan menggunakan hutang maka semakin besar pula resiko mereka untuk mengalami kesulitan keuangan karena membayar bunga tetap yang terlalu besar bagi
belum pasti (bancruptcy cost of debt). Teori ini membahas tentang hubungan antara struktur modal dengan nilai perusahaan. Model
trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan
menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan
yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan utang masih diperkenankan. Apabila
pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan.
c. Teori Keagenan (Agency Theory)
Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan.
Konflik antara pemegang asaham dengan manajer sebenarnya adalah konsep free cash flow. Tetapi ada kecenderungan bahwa manajer ingin menahan sumber daya (termasuk free cash flow)
sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan
21
7. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk sejumlah alasan berbeda. Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan
perusahaan dalam memperoleh dana dari pasar modal dan menentukan kekuatan tawar-menawar (bargaining power) dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai
bentuk utang, termasuk penawaran spesial yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan kecil. Semakin besar jumlah uang
yang terlibat, semakin memungkinkan membuat kontrak yang dapat dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak, sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar utang.
Perusahaan dapat mengembangkan usahanya dengan memenuhi kebutuhan modalnya demi meningkatkan laba dan nilai
perusahaannya. Kebutuhan modal tersebut dapat dipenuhi melalui berbagai sumber pendanaan dari pihak dalam perusahaan maupun dari pihak luar perusahaan. Sumber dana pihak dalam perusahaan dapat
diperoleh melalui modal sendiri dan laba ditahan, sedangkan sumber dana dari luarnya diperoleh dari pemilik yang termasuk komponen
modal sendiri maupun dari pihak kreditur yang merupakan pinjaman atau hutang (Wiliandri, 2011).
Perusahaan dengan ukuran (size) yang lebih besar diperkirakan
besar dibandingkan dengan perusahaan yang kecil karena nilai aktiva yang dijadikan jaminan lebih besar dan tingkat kepercayaan bank juga
lebih tinggi
B.Penurunan Hipotesis
1. Profitabilitas dan Nilai Perusahaan
Nurhayati (2013) melakukan penelitian dengan judul “Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan Pengaruhnya
Terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan Sektor Non Jasa”.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen dan nilai perusahaan sedangkan kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Yuniasih dan Wirakusuma, (2007) menyimpulkan dalam
penelitiannya bahwa return on assets terbukti berpengaruh positif secara statistis terhadap nilai perusahaan. Harga saham dipengaruhi atau terjadi karena adanya aliran laba atau kas masa depan yang dinilai
sekarang (Faster, 1996 dalam Norpratiwi, 2001).
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh
laba. Laba diperoleh perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan perusahaan. Profitabilitas juga merupakan gambaran kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Profitabilitas
23
dengan membagi laba bersih setelah pajak (earnings after tax) dengan total aset.
Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan akan membuat profitabilitas
perusahaan tinggi. Profitabilitas yang tinggi akan memberikan sinyal positif bagi investor bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang menguntungkan. Hal ini menjadi daya tarik investor untuk memiliki
saham perusahaan.
Semakin tinggi profitabilitas maka return yang diterima oleh
investor juga akan semakin meningkat, karena return yang diterima oleh investor meningkat penilaian investor pada perusahaan tersebut juga akan meningkat, yang mengakibatkan nilai perusahaan juga
meningkat. Maka hipotesis pada penelitian ini diajukan sebagai berikut:
H1: Tingkat Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan.
2. Keputusan investasi dan Nilai Perusahaan
Wijaya, dkk (2010) menemukan bahwa Keputusan investasi mengimplikasikan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Implikasi tersebut bagi perusahaan adalah terdapat perencanaan yang perusahaan lakukan untuk mengambil keputusan investasi melalui pengenalan produk baru atau perluasan produk lama, penggantian
keputusan penanaman modal berjangka waktu lama yang menyangkut harapan terhadap hasil keuntungan yang diperoleh perusahaan di masa
yang akan datang. Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga keputusan yang diambil harus
dipertimbangkan dengan baik, karena mempunyai risiko berjangka panjang pula.
Hasnawati (2005) menemukan bahwa keputusan investasi
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sebesar 12,25% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil penelitian dari
Wijaya dan Bandi (2010) juga menyatakan hal yang serupa yaitu kebijakan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Signaling teory menjelaskan bahwa pengeluaran investasi
memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai
indikator nilai perusahaan. Keputusan investasi dalam penelitian ini diproksikan dengan Price Earnings Ratio (PER).
Profitabiitas yang tinggi menunjukkan investasi perusahaan yang
bagus dan prospek pertumbuhan perusahaan yang bagus sehingga para investor akan tertarik. Permintaan saham yang tinggi akan membuat
25
H2: keputusan investasi berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan.
3. Leverage dan Nilai Perusahaan
Penelitian yang dilakukan oleh sujoko dan soebiantoro (2007) memberikan hasil dimana leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Leverage dalam penelitian Dwi Sukrini (2012), Arie Afzal dan Abdul Rohman (2012) dan Umi Mardiyati
(2012) mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Terdapat pengaruh positif antara Leverage dengan nilai peusahaan
Penambahan hutang akan meningkatkan tingkat resiko atas arus pendapatan perusahaan, yang mana pendapatan dipengaruhi faktor eksternal sedangkan utang menimbulkan beban tetap tanpa
memperdulikan besarnya pendapatan. Semakin besar utang, semakin besar kemungkinan terjadinya perusahaan tidak mampu membayar
kewajiban berupa bunga dan pokoknya. Resiko kebangkrutan akan semakin tinggi karena bunga akan meningkat lebih tinggi daripada penghematan pajak.
Semakin tinggi hutang perusahaan maka semakin tinggi juga resiko kebangkrutan pada perusahaan, hal ini dikarenakan tingkat bunga lebih
tinggi dari penghematan pajak perusahaan sehinnga dapat menurunkan nilai perusahaan. Jadi rumusan hipotesis yang diajuakan sebagai berikut:
4. Ukuran Perusahaan dan Nilai Perusahaan
Sujoko dan Soebiantoro (2007) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang mampu meningkatkan laba perusahaannya, maka akan
mempunyai peluang untuk melakukan ekspansi. Ekspansi merupakan suatu tindakan aktif untuk memperluas dan memperbesar perusahaan. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap risiko bisnis menemukan
bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap risiko bisnis. Dengan kata lain penelitian ini membuktikan bahwa size
perusahaan berpengaruh terhadap risiko investasi yang berarti pula berpengaruh terhadap return investasi (Miswanto, 2009:63).
Perusahaan yang berukuran besar akan lebih mudah mengakses
pendanaan melalui pasar modal. Kemudahan ini merupakan informasi baik bagi pengambilan keputusan investasi dan juga dapat
me-refleksikan nilai perusahaan di masa mendatang. Semakin besar total aktiva maupun penjualan, maka semakin besar pula ukuran suatu perusahaan dan akan menggambarkan meningkatnya nilai perusahaan
dari ukuran laba yang dihasilkanya.
Perusahaan yang besar akan lebih mudah mendapatkan dana dari
27
ini yang membuat ukuran perusahaan berpengaruh pada nilai perusahaan. Maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut
H4: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perushaan.
C.Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu Tingkat
profitabilitas, kebijakan dividen, kebijakan hutang, keputusan investasi. Variabel dependen penelitian ini adalah Nilai Perusahaan. Model
penelitian dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
29 1. Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Pemilihan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian karena diindustri
manufaktur dengan pertimbangan banyaknya sampel yang dapat diperoleh dan keandalan biaya (manfaat), biaya pajak tangguhan yang disajikan. Industri lain,misalnya perbankan, terlalu banyak dipengaruhi
oleh regulasi pemerintah.
2. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Data tersebut berupa laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang digunakan sebagai objek penelitian. Dalam penelitian ini, sampel ditentukan dengan
menggunakan metode purposive sampling. Metode sampling tersebut membatasi pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun
30
1) Perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri manufaktur yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan
berturut-turut dari tahun 2012-2014.
2) Perusahaan manufaktur yang memiliki laba positif selama periode 2012-2014 dan menggunakan mata uang rupiah (Rp).
3) Perusahaan manufaktur yang mempunyai data lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik dokumentasi. Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data antara lain dari PT. Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), jurnal-jurnal, artikel,
tulisan-tulisan ilmiah dan catatan lain dari media cetak maupun elektronik.
5. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Berdasarkan pokok masalah dan hipotesis yang diuji maka variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah:
a. Nilai Perusahaan (Y)
Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah nilai perusahaan. Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Wibawa (2010), nilai
lembar saham dengan nilai buku per lembar saham. Nilai perusahaan dalam penelitian ini dikonfirmasikan melalui Price to
Book Value (PBV). PBV mengukur nilai yang diberikan pasar kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah
perusahaan yang terus tumbuh (Brigham dan Houston, 2011).
Price to Book Value =
b. Profitabilitas.
Rasio profitabilitas dalam penelitian ini adalah Return on Asset. Return on Asset (ROA) adalah perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva yang tertanam dalam perusahaan.Ukuran
komite audit.
c. Keputusan investasi
Keputusan investasi adalah keputusan yang menyangkut
harapan terhadap hasil keuntungan yang diperoleh perusahaan di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini menggunakan rasio
Price Earningss Ratio (PER). PER menunjukkan perbandingan antara closing price dengan laba per lembar saham (earnings per share). PER dirumuskan dengan (Brigham dan Houston, 2011) :
32
d. Leverage
Leverage disini adalah seberapa banyak penggunaan hutang
oleh perusahaan sebagai pendanaannya. Jadi besarnya hutang yang digunakan perusahaan dapat dilihat pada nilai DER perusahaan.
Nilai DER dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Subramanyam & Wild, 2010):
e. Ukuran Perusahaan
Variabel penelitian yang kedudukannya sebagai variabel eksogen adalah ukuran perusahaan dengan menggunakan proksi
SIZE, yaitu dengan rumus sebagai berikut:
SIZE = LN (Total Aktiva)
6. Uji Hipotesis dan Analisis Data
Metode analisis data adalah suatu teknik atau prosedur untuk menguji hipotesis penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis statistik deskriptif, uji kualitas data, dan uji hipotesis.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan metode untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menganalisa data
maksimum, mean dan standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan regresi maka dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah
distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang memiliki distribusi normal. Uji normalitas data
dilakukan dengan One-sample Kolmogrov-smirnov Test. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai
Asymp.sig (2 tailed) > 0,05. Penerapan pada uji Kolgomorov Smirnov jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang
signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal (Hidayat, 2012).
b. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
34
variance dari satu residual satu ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskesdastisitas, sedangkan
jika berbeda disebut heteroskesdastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskesdastisitas digunakan
uji glejser yaitu dengan cara meregres variabel dependen dengan nilai absolute dari residual (Abs_Res). Jika hasil pengujian diperoleh nilai sig >
0,05 maka tidak terjadi heteroskesdastisitas.
c. Uji Multikolinieritas
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah model regresi antar variabel bebas saling berkorelasi atau tidak. Jika terjadi korelasi antar variabel
independen maka ditemukan adanya masalah multikolinieritas. Untuk mengujinya dapat dilihat dari
nilai VIF dan nilai Tolerance. Dikatakan tidak mengandung multikolinearitas, apabila nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model
apakah antara variabel pengganggu masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi
menurut Santoso (2001) kriteria autokorelasi ada 3, yaitu:
1 Nilai D-W dibawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji adakah pengaruh antara Profitabilitas, Keputusam Imvestasi, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai perusahaan.
Persamaan regresi linier berganda:
b1 ,b2 ,b3,b4 = koefisiensi masing-masing variabel
e = Kesalahan
4. Uji Nilai F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
36
dependen/terikat (Ghozali, 2009). Uji F dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi
menggunakan SPSS dengan significance level 0,05 (a = 5%). Jika nilai signifikansi lebih besar dari a maka hipotesis ditolak
(koefisien regresi tidak signifikan), yang berarti secara simultan variabel-variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Jika nilai signifikan lebih
kecil dari a maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan variabel-variabel
bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
5. Uji Nilai t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Hipotesis akan didukung apabila koefisien β1; β2; β3; β4;
6. Uji Adjusted R Square
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui tingginya
derajat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi ditunjukkan dengan
nilai Adjusted R square. Nilai koefisien determinasi antara 0 - 1, jika nilai koefisien mendekati satu menunjukkan bahwa semakin besar pengaruh variabel independen terhadap variabel
37 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Gambaran Umum Obyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun 2012-2014. Berdasarkan metode purposive sampling yang telah ditetapkan pada Bab III,
maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 26 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria. Adapun prosedur pemilihan sampel tampak pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Proedur Pemilihan Sampel
No Keterangan Tahun
2012 2013 2014 1. Perusahan manufaktur yang terdaftar di BEI 132 135 149 2. Perusahaan manufaktur dengan laba negatif &
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut diperoleh sampel sebanyak 26 perusahaan
manufaktur yang diperoleh dalam bentuk laporan keuangan yang telah diaudit. Penelitian ini menggunakan periode pengamatan selama 3 tahun, artinya 26 x
3 didapat 78 sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Data yang dikumpulkan meliputi seluruh variabel penelitian, yaitu nilai perusahaan,
B.Statistik Deskriptif 1. Statistik Deskriptif
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Sumber: Hasil Olah Data, 2016
Tabel 4.2 menunjukan bahwa penelitian ini sebanyak 78 sampel.
Rata-rata nilai perusahaan sebesar 2.3135 nilai minimum sebesar .64, nilai maximum sebesar 12.97 dan standar deviasi sebesar 1.67530. Rata-rata profitabilitas sebesar 9.3381, nilai minimum sebesar 1.39, nilai maximum
sebesar 24.03 dan standar deviasi sebesar 4.65756. Rata-rata keputusan investasi sebesar 19.6751, nilai minimum sebesar 6.85, nilai maximum
sebesar 234.18 dan standar deviasi sebesar 25.47898. Rata-rata leverage sebesar 64.8081, nilai minimum sebesar 7.70, nilai maximum sebesar 248.34 dan standar deviasi 43.56151. Rata-rata ukuran perushaan sebesar
39
C.Uji Asumsi Klasik 1. Uji normalitas.
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik non-parametrik One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test. Hasil
pengujian asumsi normalitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel berikut ini:
TABEL 4.3 Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data sekunder yang diolah 2016
Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3 di atas, dimana menunjukkan nilai Asymp. Sig (0.195) > α (0.05). Hasil ini dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi
2. Uji autokorelasi.
Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan
uji Durbin-Watson (DW-test). Hasil uji autokorelasi disajikan pada tabel 4.4 berikut ini :
TABEL 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Data sekunder yang diolah 2016
Dari tabel 4.4 pada model persamaan menunjukkan bahwa nilai sebesar 1.759 berada pada daerah D-W diantara -2 sampai dengan +2,
berarti model regresi tidak terjadi autokorelasi. Dengan data 78, jumlah variabel 4, maka du nya 1,743 du < dw < (4-du) bebas autokorelasi. Maka, 1,743 < 1,759 < (4-1,743)
3. Uji multikolinieritas.
Uji multikolinieritas dilakukan dengan menganalisa korelasi antar variabel independen pada nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dalam Collinearity Statistics. Nilai cut off yang dipakai
41
nilai tolerance < 0,1. Tabel 4.5 dibawah ini menunjukkan ringkasan hasil uji multikolinieritas
Sumber: Data sekunder yang diolah 2016
Berdasarkan pada tabel 4.5 diatas, terlihat bahwa seluruh variabel independen memiliki nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multokolinieritas antar variabel independen dalam model regresi ini.
4. Uji heteroskedastisitas.
TABEL 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data sekunder yang diolah 2016
residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen secara signifikan memengaruhi variabel dependen dengan tingkat kepercayan
dibawah 5%, berarti ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil pengujian Glejser pada tabel 4.6, ringkasan hasil Uji Glejser dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini.
TABEL 4.7
Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig Keterangan
ROA .246 Tidak ada heteroskedastisitas PER .497 Tidak ada heteroskedastisitas DER .554 Tidak ada heteroskedastisitas SIZE .134 Tidak ada heteroskedastisitas
Sumber: Data sekunder yang diolah 2016
Ringkasan hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser pada tabel 4.7 menunjukkan nilai probabilitas signifikansinya diatas 5%. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan tidak terdapat adanya heteroskedastisitas.
D.Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
43
1. Uji koefisien determinasi (Adjusted R²).
Koefisien determinasi (Adjusted R2) yang terlihat pada tabel 4.8
mengindikasikan kemampuan persamaan regresi berganda untuk menunjukkan tingkat penjelasan model terhadap variabel dependen.
TABEL 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Data sekunder yang diolah 2016
Koefisien determinasi (Adjusted R2) yang terlihat pada tabel 4.8 mengindikasikan kemampuan persamaan regresi berganda untuk menunjukkan tingkat penjelasan model terhadap variabel dependen. Besarnya koefisien
determinasi (Adjusted R2) adalah 0.931 atau 93.1% ini berarti bahwa kemampuan variabel independen dalam hal ini adalah variabel ukuran
perusahaan (SIZE), keputusan investasi (PER), profitabilitas (ROA), leverage (DER), secara simultan memiliki pengaruh terhadap variabel Nilai Perusahaan sebesar 93.1%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 6.9% (100% - 93.1%)
dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian. 2. Uji pengaruh simultan (F Test).
terhadap variabel dependen.
TABEL 4.9 Hasil Uji Pengaruh Simultan
Sumber: Data sekunder yang diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, hasil uji signifikan variabel independen
(X) dapat memengaruhi variabel dependen secara signifikan. Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F test sebesar 261.335 dan signifikan sebesar (0,000) <
alpha (0,05) yang berarti variabel ukuran perusahaan (SIZE), keputusan investasi (PER), profitabilitas (ROA), leverage (DER) secara simultan memengaruhi variabel Nilai Perusahaan.
3. Uji parsial (t Test).
Untuk pengujian hipotesis pertama sampai pengujian hipotesis kempat dilakukan dengan menggunakan uji t. Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan alat analisis regresi linear berganda diperoleh hasil sebagai
45 Sumber: Data sekunder yang diolah 2016
PBV = -1.273 + .251 ROA + .047 PER + .008 DER + -.013 SIZE + e
Berdasarkan tabel 4.10, profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi
sebesar 0.251 dengan signifikansi sebesar 0.000 < α 0.05 sehingga variabel profitabilitas terbukti berpengaruh positif terhadap variabel Nilai Perusahaan. Jadi, hipotesis 1 diterima.
b. Pengujian hipotesis 2.
Berdasarkan tabel 4.10, variabel proporsi keputusan investasi memiliki
sehingga variabel proporsi komisaris independen terbukti berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan. Jadi, hipotesis 2 diterima.
c. Pengujian hipotesis 3.
Berdasarkan tabel 4.10, leverage memiliki nilai koefisien regresi
sebesar 0.008 dengan signifikansi sebesar 0,000 < α 0,05 sehingga variabel kebijakan hutang tidak terbukti berpengaruh negatif terhadap variabel Nilai Perusahaan. Jadi, hipotesis 3 ditolak.
d. Pengujian hipotesis 4.
Berdasarkan tabel 4.10, variabel ukuran perusahaan memiliki nilai
koefisien regresi sebesar -0.013 dengan signifikansi sebesar 0,413 > α 0,05 sehingga variabel keputusan investasi tidak terbukti berpengaruh positif terhadapvariabel Nilai Perusahaan. Jadi, hipotesis 4 ditolak.
Secara keseluruhan hasil pengujian hipotesisi dengan menggunakan regresi berganda dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini.
TABEL 4.11
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Kode Hipotesis Hasil
H1 Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
Diterima
H2 Keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Diterima
H3 Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan Ditolak H4 Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan
Ditolak
47
E.Pembahasan
Penelitian ini menguji pengaruh profitabilitas, keputusan investasi, leverage, ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan pada
pengujian empiris yang telah dilakukan terhadap beberapa hipotesis dalam penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa tidak semua variabel independen di
atas berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (PBV). Faktor-faktor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai perusahaan adalah
profitabilitas, keputusan investasi dan ukuran perusahaan. 1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mardiyati, Ahmad, dan Putri (2012) dan penelitian Nurhayati (2013) namun tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan theresia (2013) yang
menyatakan tidak ada pengaruh positif antara profitabilitas dengan nilai perusahaan.
Profitabilitas yang tinggi akan memberikan sinyal positif bagi investor
bahwa perusahaan menghasilkan dalam kondisi yang menguntungkan. Hal ini menjadi daya tarik investor untuk memiliki saham perusahaan. Permintaan
Ada beberapa Keunggulan profitabilitas pada nilai suatu perusahaan : Dapat diperbandingkan dengan rasio industri sehingga dapat diketahui posisi
perusahaan terhadap industri, Selain berguna untuk kepentingan kontrol, analisis Return on Asset (ROA) juga berguna untuk kepentingan perencanaan,
Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka dengan analisis Return on Asset (ROA) dapat diukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap yang mempengaruhi keadaan keuangan
perusahaan.
Dengan demikian maka profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
2. Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
Rakhimsyah dan Gunawan (2011), Wijaya dan Wibawa (2010) dan Hasnawati (2005) namun hasil tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
oleh sukaenah (2014) yang menytakan keputusan investasi berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Hal ini juga sesuai dengan signaling theory yang menyatakan bahwa
pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham
sebagai indikator nilai perusahaan. Price Earnings Ratio (PER) yang tinggi menunjukkan investasi perusahaan yang bagus dan prospek pertumbuhan perusahaan yang bagus sehingga para investor akan tertarik. Permintaan
49
besar dari pada nilai yang tercatat pada neraca perusahaan, sehingga PBV perusahaan tinggi dan nilai perusahaan pun tinggi.
Efek langsung keputusan investasi terhadap nilai perusahaan merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri melalui pemilihan
proyek atau kebijakan lainnya seperti menciptakan produk baru, penggantian mesin yang lebih efisien, pengembangan research dan development (Myers, 1977; Wright dan Ferris, 1997). Pengeluaran modal perusahaan (capital
expenditure) sangat penting untuk meningkatkan nilai perusahaan karena jenis investasi tersebut memberikan sinyal tentang pertumbuhan pendapatan
perusahaan yang diharapkan di masa yang akan datang dan mampu meningkatkan nilai pasar perusahaan yang diproksikan melalui return saham (Fama dan French, 1998).
Keputusan investasi perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan karena keputusan investasi menyangkut dana yang akan
digunakan untuk investasi, jenis investasi yang akan dilakukan, pengembalian investasi dan risiko investasi yang mungkin timbul (Martono dan Agus, 2008). Keputusan investasi akan tercermin pada sisi aktiva perusahaan.
Dengan demikian akan mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap (Husnan dan Enny,
2004). Dengan demikian maka keputusan investasi memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukan bahwa Leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut tidak
sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa leverage berpengaruh negatif, sehingga hipotesis ketiga tidak terbukti.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Naceur dan Goaied (2002), Ju Chen dan Yu Chen (2011), Gill dan Obradovich (2012), dan Hermuningsih (2013) Arah positif tersebut memiliki arti bahwa
semakin tinggi leverage maka semakin tinggi pula nilai perusahaan yang diperoleh, penggunaan leverage mampu meningkatkan nilai perusahaan karena
perusahaan mampu meningkatkan tingkat produksi untuk memperoleh laba yang lebih besar akhibat penggunaan hutang. Namun bertentangan dengan hasil penelitian Wijaya dan Wibawa (2010) yang menyatakan bahwa kebijakan
hutang berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Menurut Rakhimsyah dan Gunawan (2011) kebijakan hutang tidak berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan karena hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan yang berisiko tinggi. Penggunaan hutang yang tinggi akan menyebabkan timbulnya kebangkrutan, biaya keagenan, beban bunga yang semakin besar, dan
sebagainya.
Hal ini sejalan dengan teori trade off dimana di dalamnya tertera sebelum
mencapai titik maksimum, hutang akan lebih murah daripada penjualan saham karena ada tax shield. Namun setelah mencapai titik maksimum, penggunaan hutang oleh perusahaan menjadi tidak menarik karena perusahaan harus