• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Belajar, Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah dan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun Ajaran 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Motivasi Belajar, Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah dan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun Ajaran 2010 2011"

Copied!
185
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, LINGKUNGAN

KELUARGA, LINGKUNGAN SEKOLAH DAN

METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI

BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA

KELAS XI IS SMA NEGERI 2 WONOGIRI

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Rahmad Hari Setiyono 7101407072

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii skripsi pada:

Hari : Senin

Tanggal : 20 September 2011

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Sukardi Ikhsan, M. Si. Linda Agustina, SE, M. Si. NIP 195004161975011001 NIP 197708152000122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi

(3)

iii

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 13 Oktober 2011

Penguji Skripsi

Dra. Sri Kustini

NIP 195003041979032001

Anggota I Anggota II

Drs. Sukardi Ikhsan, M. Si. Linda Agustina, SE, M. Si. NIP 195004161975011001 NIP 197708152000122001

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

iv

benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, 11 Oktober 2011

(5)

v

selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah urusan dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Al-Insyirah:6,7, dan 8).

PERSEMBAHAN :

™ Kepada Bapak dan Ibu tersayang, terima kasih atas limpahan do’a, kasih sayang dan dukungan yang diberikan selama ini.

(6)

vi

Motivasi, Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah dan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011, dapat penulis selesaikan.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan saran dari segala pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi strata satu di Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah mengesahkan skripsi ini.

3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah mengesahkan skripsi ini. 4. Drs. Sukardi Ikhsan, M. Si., Dosen Pembimbing I yang telah membimbing

dan mengarahkan skripsi ini.

5. Linda Agustina, SE, M. Si., Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan skripsi ini.

(7)

vii

8. Siswa-siswi kelas XI IPS SMA Negeri 2 Wonogiri yang telah membantu dalam penelitian ini.

9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

10.Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberi rahmat serta hidayah-Nya pada kita semua baik di dunia maupun di akhirat. Penulis sadar bahwa kesempurnaan hanya milik Allah Yang Maha Kuasa, penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi almamater pada khususnya serta pembaca pada umumnya.

Semarang, 20 September 2011

(8)

Tahun Ajaran 2010/2011”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Drs. Sukardi Ikhsan, M. Si, Linda Agustina, SE, M. Si.

Kata kunci: Motivasi Belajar, Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah, Metode Pembelajaran dan, Prestasi Belajar.

Hasil Observasi awal di SMA Negeri 2 Wonogiri menunjukan pencapaian prestasi belajar belum maksimal. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu motivasi belajar, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan metode pembelajaran. Permasalahan yang dikaji yaitu, apakah ada pengaruh motivasi belajar, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IS SMA Negeri 2 Wonogiri secara parsial, apakah ada pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi melalui motivasi belajar sebagai variabel moderating pada siswa kelas XI IS SMA Negeri 2 Wonogiri secara parsial.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Wonogiri yang berjumlah 120 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Variabel dalam penelitian ini yaitu motivasi belajar, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan metode pembelajaran prestasi belajar siswa kelas XI IS SMA Negeri 2 Wonogiri. Metode pengambilan data menggunakan wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Metode analisis data yaitu analisis data dan interpretasi skor, analisis konfirmatori, analisis Structural Equation Modeling

(SEM) dan uji asumsi SEM yang terdiri dari uji normalitas dan outliers.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh langsung antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi sebesar 29,1%, ada pengaruh langsung antara lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi sebesar 25,1% ada pengaruh langsung antara metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi sebesar 22,1% dan ada pengaruh tidak langsung antara lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi dengan melalui motivasi belajar sebagai variabel moderating. Pengaruh LKÆMV sebesar 31% dan MVÆPB sebesar 29,1% sehingga pengaruh LK secara tidak langsung yaitu LK→MV→PB sebesar 9,02%. Pengaruh LSÆMV sebesar 25,2% dan MVÆPB sebesar 29,1% sehingga pengaruh LS secara tidak langsung yaitu LSÆMVÆPB sebesar 7, 33%. Pengaruh MPÆMV sebesar 25,9% dan MVÆPB sebesar 29,1% sehingga pengaruh LS secara tidak langsung yaitu MPÆMVÆPB sebesar 7, 54%.

(9)

ix

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI . ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

1.4.1 Secara Teoritis ... 11

1.4.2 Secara Praktis ... 12

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

2.1 Prestasi Belajar ... 13

2.1.1 Pengertian Belajar ... 13

2.1.2 Unsur-unsur Belajar ... 14

2.1.3 Prinsip-prinsip Belajar ... 14

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 16

2.1.5 Pengertian Prestasi Belajar ... 19

2.2 Motivasi Belajar ... 21

2.2.1 Pengertian Motivasi ... 21

2.2.2 Aspek-aspek Motivasi ... 23

2.2.3 Teori Motivasi ... 24

(10)

x

2.3.1 Pengertian Lingkungan Keluarga ... 29

2.3.2 Faktor Keluarga ... 31

2.4 Lingkungan Sekolah ... 33

2.4.1 Pengertian Lingkungan Sekolah ... 33

2.4.2 Faktor Lingkungan Sekolah ... 34

2.5 Metode Pembelajaran ... 36

2.5.1 Pengertian Metode Pembelajaran ... 36

2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran 37 2.5.3 Syarat-syarat Metode Pembelajaran ... 38

2.5.4 Macam-macam Metode Pembelajaran ... 38

2.6 Kerangka Berfikir ... 46

2.7 Hipotesis ... 51

BAB III METODE PENELITIAN ... 53

3.1 Populasi ... 53

3.2 Variabel penelitian ... 54

3.2.1 Variabel Eksogen ... 54

3.2.2 Variabel Endogen ... 55

3.3 Metode Pengumpulan data ... 56

3.3.1 Metode Kuisoner/angket ... 56

3.3.2 Metode Dokumentasi ... 56

3.4 Uji Kualitas Angket ... 56

3.4.1 Uji Validitas ... 57

3.4.2 Uji Reliabilitas ... 59

3.3 Metode Analisis Data ... 60

3.5.1 Analisis Deskriptif ... 61

3.5.2 Analisis Konfirmatori ... 65

(11)

xi

4.2.2 Deskriptif Motivasi Belajar ... 73

4.2.3 Deskriptif Lingkungan Keluarga ... 74

4.2.4 Deskriptif Lingkungan Sekolah ... 75

4.2.5 Deskriptif Metode Pembelajaran ... 75

4.3 Evaluasi Atas Asumsi-asumsi SEM ... 76

4.3.1 Uji Normalitas ... 76

4.3.2 Uji Outliers ... 77

4.4 Analisis Konfirmatori ... 78

4.4.1 Analisis Konfimatori Variabel Motivasi Belajar ... 79

4.4.4 Analisis Konfirmatori Variabel Lingkungan Keluarga ... 81

4.4.3 Analisis Konfirmatori Variabel Lingkungan Sekolah ... 83

4.4.4 Analisis Konfirmatori Variabel Metode Pembelajaran ... 86

4.5 Analisis Struktural Equation Modeling ... 88

4.6 Uji Hipotesis ... 90

4.7 Analisis Besar Pengaruh ... 91

4.8 Pembahasan ... 93

4.8.1 Deskriptif Data dan Analisis Konfirmatori ... 93

4.8.2 Hipotesis Data ... 95

BAB V PENUTUP ... 100

5.1. Simpulan ... 100

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 102

5.3. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(12)

xii

Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri ... 2

Tabel 1.2 Data Observasi Minat Terhadap Pelajaran Akuntansi ... 5

Tabel 1.3 Data Observasi Minat Siswa Melanjutkan Studi Akuntansi ... 5

Tabel 1.4 Data Observasi Motivasi Lingkungan Keluarga ... 6

Tabel 1.5 Data Observasi Fasilitas Fisik SMA Negeri 2 Wonogiri ... 7

Tabel 1.6 Data Observasi Keefektivitasan Metode Pembelajaran ... 9

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian ... 53

Tabel 3.2 Analisis Validitas Faktor ... 58

Tabel 3.3 Analisis Validitas Diskriminan ... 59

Tabel 3.4 Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen ... 60

Tabel 3.5 Penyusunan Tabel Kriteria Masing-masing Variabel ... 62

Tabel 3.6 Kategori Skor Masing-masing Variabel... 62

Tabel 3.7 Kategori Skor Masing-masing Indikator ... 63

Tabel 3.8 Kriteria Ketuntasan Minimum Prestasi Belajar Akuntasi ... 65

Tabel 3.9 Goodness of Fit Indices ... 71

Tabel 4.1 Distribusi Responden Penelitian ... 72

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Prestasi Belajar Akuntansi ... 73

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif MotivasiBelajar ... 73

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Lingkungan Keluarga ... 74

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Lingkungan Sekolah ... 75

Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Metode Pembelajaran ... 76

Tabel 4.7 Uji Normalitas Data ... 77

Tabel 4.8 Uji Univariate Outlier ... 78

Tabel 4.9 Uji Model Goodness-of-fit Variabel Motivasi ... 80

Tabel 4.10 Uji Model Goodness-of-fit Variabel Lingkungan Keluarga... 82

Tabel 4.11 Uji Model Goodness-of-fit Variabel Lingkungan Sekolah ... 85

Tabel 4.12 Uji Model Goodness-of-fit Variabel Metode Pembelajaran... 87

Tabel 4.13 Uji Hipotesis menggunakan Regression Weight ... 90

(13)

xiii

Gambar 3.1 Analisis konfirmatori dari variabel motivasi ... 66

Gambar 3.2 Analisis konfirmatori dari variabel metode pembelajaran ... 66

Gambar 3.3 Analisis konfirmatori dari variabel lingkungan keluarga ... 67

Gambar 3.4 Analisis konfirmatori dari variabel lingkungan sekolah ... 67

Gambar 3.5 Diagram Jalur (Path Diagram) ... 68

Gambar 4.1 Hasil Analisis Konfirmatori Motivasi Belajar ... 78

Gambar 4.2 Hasil Analisis Konfirmatori Lingkungan Keluarga ... 81

Gambar 4.3 Hasil Analisis Konfirmatori Lingkungan Sekolah ... 84

Gambar 4.4 Hasil Analisis Konfirmatori Metode Pembelajaran ... 86

(14)

xiv

Lampiran 2 Angket Observasi dan Tabulasi Hasil Observasi ... 110

Lampiran 3. Data Pedoman Wawancara ... 112

Lampiran 4. Daftar Nilai Responden ... 113

Lampiran 5. Kisi-kisi Instrument Angket ... 117

Lampiran 6. Angket Penelitian ... 118

Lampiran 7. Hasil Penelitan Angket ... 126

Lampiran 8. Hasil Penelitian Input SEM ... 130

Lampiran 9. Uji Validitas ... 132

Lampiran 10. Analisis Validitas Diskriminan ... 137

Lampiran 11. Uji Realibilitas Instrument ... 147

Lampiran 12. Perhitungan Interpretasi Skor ... 149

Lampiran 13. Analisis Statistik Diskriptif ... 154

Lampiran 14. Data Hasil Penelitian Motivasi ... 156

Lampiran 15. Data Hasil Penelitian Lingkungan Keluarga ... 159

Lampiran 16. Data Hasil Penelitian Lingkungan Sekolah ... 162

Lampiran 17. Data Hasil Penelitian Metode Pembelajaran ... 165

Lampiran 18. Data Hasil Analisis StrukturalEquationModel (SEM) ... 168

Lampiran 19. Daftar Kutipan Penelitian Terdahulu ... 172

Lampiran 20. Surat Ijin Observasi ... 173

Lampiran 21.Surat Keterangan Observasi ... 174

Lampiran 22.Surat Ijin Penelitian ... 175

Lampiran 23.Surat Rekomendasi ... 176

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Peningkatan sumber daya manusia merupakan rangkaian upaya untuk mewujudkan masyarakat seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya, yang mencakup pembangunan manusia, baik sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan. Pembangunan manusia sebagai insan dan sumber daya yang berkualitas dapat ditempuh salah satunya dengan jalan pendidikan yang dapat menaikan derajat, harkat, dan martabat seorang manusia, yang di dalamnya mengandung unsur nilai-nilai dari manusia itu sendiri baik etika maupun estetika.

Pendidikan merupakan usaha pembinaan pribadi secara utuh dan lebih serta menyangkut citra dan nilai (Suwarno, 2008:23). Selain itu juga salah satu usaha untuk mewujudkan manusia sebagai insan sumber daya seutuhnya dengan cara pembelajaran maupun pengajaran yang didapat oleh manusia tersebut. Pendidikan dapat ditempuh melalui pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang ditempuh melalui instansi-instansi pendidikan atau sekolah, sedangkan pendidikan non formal adalah semua pendidikan yang ditempuh dengan cara tidak melalui instansi pendidikan maupun sekolah.

(16)

lembaga pendidikan khususnya di sekolah-sekolah, Menurut Slameto (2010:54) faktor ekstern dan intern memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan belajar maupun tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan dikatakan berhasil bila prestasi belajar siswa mengalami perkembangan dan peningkatan. Dalam pendidikan formal, untuk mencapai tujuan selalu diikuti pengukuran dan penilaian, demikian juga dalam proses belajar dapat diketahui kedudukan siswa yang pandai, sedang dan lambat. Dalam dunia pendidikan, prestasi belajar merupakan faktor yang sangat penting dan sering dijadikan pembicaraan dan permasalahan antar tenaga pendidik. Hal ini memang cukup beralasan karena prestasi belajar yang dicapai siswa tidak dapat dilepaskan dengan masalah evaluasi pendidikan. Dengan demikian prestasi belajar dapat mencerminkan kemampuan siswa dalam mempelajari suatu pelajaran.

Prestasi belajar seorang siswa dapat diukur dari nilai hasil pembelajaran siswa selama ini. Nilai tersebut dapat menjadi indikator dari prestasi belajar seorang tersebut. Hasil survei pendahuluan di Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri 2 Wonogiri diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 1.1 Data Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri

Kelas Jumlah Siswa Memenuhi KKM Belum memenuhi KKM

XI IS 1 32 15 17

XI IS 2 31 13 18

XI IS 3 29 10 19

XI IS 4 28 14 14

Jumlah 120 52 68

% 100 % 43.33 % 56.67 %

(17)

Tabel 1.1 menunjukan nilai ulangan harian siswa kelas XI Ilmu Sosial (IS) belum menunjukan hasil yang maksimal. Hal itu dilihat dengan standar ketuntasan 75, dan dari total keseluruhan siswa yaitu 120 siswa, hanya 52 siswa atau 43,33% siswa yang dapat memenuhi standar ketuntasan pada saat Ulangan Harian (UH). SMA Negeri 2 Wonogiri sudah termasuk Rintisan Sekolah Bertaraf International (RSBI), jadi sekolah dituntut untuk lebih unggul dari sekolah yang lain. Namun, fenomena yang ada dilihat dari rata-rata seluruh kelas XI IS hanya 73,77 (lihat lampiran 1) masih di bawah rata-rata dan belum dapat memenuhi standar ketuntasan belajar sebagai sekolah rintisan bertaraf internasional. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 2 Wonogiri belum menunjukan hasil yang diharapkan.

(18)

Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini adalah faktor alami yang terkadang tidak dapat dipengaruhi oleh apapun. Salah satu faktor intern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi. Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan. Motivasi menurut Hamalik dalam Djamarah (2002:60) adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Tella (2007), juga mengungkapkan bahwa prestasi timbul dari tinggi rendahnya motivasi yang dimilikinya, siswa yang mempunyai motivasi tinggi lebih baik prestasi akademiknya dari pada yang mempunyai motivasi rendah.

(19)

Tabel 1.2 Data Observasi Minat Terhadap Mata Pelajaran Akuntansi

Tabel 1.2 menunjukan, 47% siswa yang kurang berminat dan 12% siswa yang tidak berminat, jumlah yang relatif tinggi untuk menunjukan kurangnya minat siswa kelas XI IS SMA Negeri 2 Wonogiri terhadap mata pelajaran akuntansi. Rendahnya motivasi siswa juga dapat dilihat dari minat siswa yang akan melanjutkan studi jurusan akuntansi, hanya 5% siswa yang sangat berminat dan 4% siswa berminat. Hal tersebut dapat ditunjukan dari tabel 1.3 hasil observasi tentang minat melanjutkan studi jurusan akuntansi sebagai berikut:

Tabel 1.3 Data Observasi Minat Siswa Melanjutkan Studi Akuntansi

Lingkungan belajar dan minat belajar mampu menjelaskan variasi pada prestasi belajar akuntansi kelas dua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Bandar Lampung sebesar 29,9% selebihnya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model regresi yang diperoleh (Sudarmanto, 2007). Penelitian tersebut menyebutkan bahwa faktor lingkungan belajar merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Kriteria Jumlah Siswa Persentase

Sangat berminat 6 6 %

Berminat 35 35 %

Kurang berminat 47 47 %

Tidak berminat 12 12 %

Jumlah 100 100 %

Sumber data : Observasi Awal di SMA Negeri 2 Wonogiri 2011/2012

Kriteria Jumlah Siswa Persentase

Sangat berminat 5 5%

Berminat 4 4 %

Kurang berminat 60 60 %

Tidak berminat 31 31 %

Jumlah 100 100 %

(20)

Tabel 1.4 Data Observasi Motivasi Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga merupakan salah satu bagian dari lingkungan belajar. Karena dalam hal ini keluargalah yang paling penting dalam proses pembelajaran pada saat siswa tidak di sekolah. Namun, jika dilihat dari observasi awal yang telah dilakukan, 59% siswa kurang termotivasi dan 15% siswa tidak termotivasi dari orang tua. Keluarga seharusnya bertindak sebagai penuntun siswa dalam pembelajaran. Akan tetapi, dalam kasus ini banyak siswa yang kurang termotivasi oleh keluarganya, bahkan kebanyakan siswa SMA Negeri 2 Wonogiri jauh dari keluarga dikarenakan tinggal di rumah kos-kosan sehingga kurang mendapat dorongan guna menuntun dan membantu siswa dalam menyelesaikan masalah maupun pembelajaranya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi tentang dukungan orang tua dalam belajar akuntansi sebagai berikut :

Selain lingkungan keluarga sebagai salah satu lingkungan belajar yang berpengaruh terhadap prestasi maupun motivasi, lingkungan sekolah juga tidak kalah penting mempengaruhi motivasi siswa dalam pencapaian prestasi belajarnya. Karena, lingkungan sekolah merupakan lingkungan dimana siswa memperoleh proses pembelajaran secara formal setiap harinya. Jika lingkungan sekolah mendukung kegiatan belajar mengajar maka proses pembelajaran akan berjalan lebih baik dan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dari obsevasi awal dapat ditunjukan fasilitas fisik yang ada

Kriteria Jumlah Siswa Persentase

Sangat tinggi 16 16%

Tinggi 20 20%

Rendah 59 59 %

Sangat rendah 15 15 %

Jumlah 100 100 %

(21)

pada SMA Negeri 2 Wonogiri sebagai berikut:

Tabel 1.5 Data Observasi Fasilitas Fisik SMA Nergeri 2 Wonogiri

No Jenis Fasilitas Jumlah Kondisi Nyata

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

7 Ruang Kelas dilengkapi Komputer/Laptop, LCD, TV dan Kamera CCTV

30 Belum semua

ruangan tersedia LCD

8 Perpustakaan 1 Kurang lengkap

9 Laboratorium Multimedia 1 Baik

10 Laboratorium Komputer 1 Baik

11 Laboratorium Bahasa 1 Rusak ringan

12 Laboratorium Kimia 1 Rusak ringan

13 Laboratorium Fisika 1 Rusak ringan

14 Laboratorium Biologi 1 Rusak ringan

15 Masjid 1 Baik

16 Lapangan Badminton 1 Rusak ringan

17 Lapangan Basket 1 Rusak ringan

Sumber : sma2-wng.sch.id 01 maret 2011 dan hasil observasi awal

(22)

Kimia, Fisika, maupun Biologi tetapi tidak mempunyai ruang laboratorium Akuntansi. Padahal perkembangan jaman saat ini pemakaian ilmu bidang studi Ilmu Sosial juga tidak kalah penting dan menuntut keharusan studi yang mendalam, khususnya tentang pembelajaran akuntansi. Jadi ada atau tidaknya ruang praktek akuntansi sebagai faktor lingkungan sekolah sebagai penujang prestasi belajar juga dapat mempengaruhi motivasi siswa dalam proses pembelajaran akuntansi.

(23)

Tabel 1.6 Data Observasi Keefektivitasan Metode Pembelajaran

Hasil observasi awal tentang metode pembelajaran belum menunjukan terciptanya proses pembelajaran yang efektif. Hal itu dapat dilihat dari masih tingginya prosentase siswa yang belum dapat mendukung pembelajaran yang efektif yaitu sebesar 59% kurang efektif dan 13% siswa tidak efektif dalam pembelajaran. Pemilihan dan penggunaan metode yang tepat sesuai dengan tujuan kompetensi belajar sangat diperlukan. Karena metode adalah cara yang digunakan oleh guru untuk mengadakan hubungan dengan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Untuk itu guru sebagai pembimbing dan penuntun dalam pembelajaran tidak hanya harus pandai dalam memilih metode pembelajaran. Namun, harus dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan agar siswa termotivasi sehingga dapat terciptanya tujuan belajar yang diinginkan. Sesuai dengan latar belakang di atas maka perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan judul “PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA, LINGKUNGAN SEKOLAH DAN METODE PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL SMA NEGERI 2 WONOGIRI TAHUN 2011/2012”.

Kriteria Jumlah (siswa) Persentase

Sangat Tinggi 5 5%

Tinggi 23 23%

Rendah 59 59 %

Sangat Rendah 13 13 %

Jumlah 100 100 %

(24)

1.2. Perumusan Masalah

Permasalahan penelitian ini sesuai latar belakang di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri?

2. Bagaimanakah pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri?

3. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri?

4. Bagaimanakah pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri?

5. Bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri?

6. Bagaimanakah pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri?

7. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri.

(25)

3. Untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri.

4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri.

5. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri.

6. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri.

7. Untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu :

1.4.1 Secara Teoritis

1. Bagi Peneliti

Dapat digunakan sebagai sarana untuk menelaah sejauh mana ilmu pengetahuan yang telah peneliti pelajari, dengan kenyataan dalam praktek. 2. Bagi Guru

(26)

3. Bagi Siswa

Memberikan informasi mengenai pentingnya motivasi belajar, sekolah dan keluarga dalam belajar, sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

1.4.2 Secara Praktis

1. Bagi Lembaga atau Pihak Sekolah penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam melakukan kontrol terhadap proses belajar mengajar serta penemuan cara belajar dan metode pembelajaran yang tepat bagi siswa sehingga tercapai tujuan belajar seutuhnya.

(27)

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Prestasi Belajar

2.1.1 Pengertian belajar

”Belajar ialah suatu proses usaha yang seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan” (Slameto, 2010:2). “Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan” (Anni, 2006:2). Menurut Gagne dalam Anni (2006:4) belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang terkait meliputi pembelajar, rangsangan/ stimulus atau dorongan, memori dan respon sehingga menghasilkan perubahan perilaku

(28)

2.1.2 Unsur–Unsur Belajar

Unsur–unsur dinamis dalam proses belajar adalah seorang siswa atau peserta didik, suatu tujuan dan suatu prosedur kerja untuk mencapai tujuan. Unsur–unsur belajar menurut Hamalik (2001:50) adalah sebagai berikut :

1. Motivasi belajar siswa menuntut sikap tanggap dari pihak guru serta kemampuan untuk mendorong motivasi dengan berbagai upaya pembelajaran. 2. Sumber yang digunakan sebagai bahan belajar terdapat pada buku pelajaran

pribadi guru, dan sumber masyarakat.

3. Pengadaan alat–alat bantu belajar dilakukan oleh guru, siswa sendiri, dan bantuan orang tua.

4. Menjamin dan membina suasana belajar yang efektif.

5. Subjek belajar yang berada dalam kondisi kurang mantap perlu diberikan binaan.

2.1.3 Prinsip-prinsip Belajar

Seorang guru atau calon guru menurut Slameto (2010:27-28) perlu mengetahui prinsip-prinsip belajar yaitu prinsip-prinsip belajar yang harus dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap siswa secara individual. Beberapa prinsip belajar yang perlu diketahui antara lain:

1. Prasyarat yang diperlukan untuk belajar

(29)

b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

c. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

2. Hakikat belajar

a. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.

b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.

c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan.

3. Materi atau bahan yang harus dipelajari

a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.

b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.

4. Syarat keberhasilan belajar

a. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.

(30)

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal menurut Slameto (2010:54-72) sebagai berikut.

1. Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar seperti:

a. Faktor Jasmaniah, meliputi 1) Faktor kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk, kurang darah atau gangguan fungsi alat indera.

2) Cacat tubuh

Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah tangan. b. Faktor Psikologis, meliputi

1) Intelegensi

(31)

2) Perhatian

Perhatian menurut Ghazali yang dikutip oleh Slameto (2010:55) adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. 4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

5) Motivasi

Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai penggerak atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau pendorong inilah yang disebut dengan motivasi.

6) Kematangan

(32)

kecakapan baru. Belajar akan berhasil bila anak sudah siap atau matang.

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar karena jika siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar maka hasil belajarnya akan lebih baik.

8) Faktor Kelelahan

Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani terlihat dengan kelesuan dan kebosanan. 2. Faktor Ekstern

Faktor Ekstern adalah salah satu faktor yang berasal dari luar diri siswa baik membawa pengaruh baik maupun pengaruh kurang baik. Faktor-faktor eksternal tesebut meliputi :

a. Faktor Keluarga, meliputi :

1) Cara orang tua mendidik anak 2) Relasi antar anggota keluarga 3) Suasana rumah

(33)

b. Faktor Sekolah, meliputi : 1) Metode mengajar 2) Kurikulum

3) Relasi guru dengan siswa 4) Disiplin sekolah

5) Alat pelajaran 6) Waktu sekolah 7) Metode belajar

c. Faktor Masyarakat, meliptui :

1) Kegiatan siswa dalam masyarakat 2) Mass media

3) Teman bergaul

4) Bentuk kehidupan masyarakat

2.1.5 Pengertian prestasi belajar

(34)

1. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. 2. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena

bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.

3. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya. Hasil evaluasi tersebut didokumentasikan dalam buku daftar nilai guru dan wali kelas serta arsip yang ada dibagian administrasi kurikulum sekolah. Selain itu, hasil evaluasi juga disampaikan kepada siswa dan orang tua melalui buku raport yang disampaikan pada waktu pembagian raportakhir semester atau kenaikan atau kelulusan.

(35)

Akuntansi merupakan pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan dari suatu organisasi (Yusuf, 2001:5). Jadi dalam pembelajaran diperlukan ketelitian dan keuletan dalam menghadapi permasalahan maupun soal akuntansi. Sehingga pencapaian prestasi belajar akuntansi atau hasil belajar sebuah mata pelajaran di tunjukkan melalui nilai atau angka dari hasil evaluasi guru terhadap tugas, ulangan, dan ujian yang telah ditempuh siswa. Hasil tersebut selanjutnya akan dipakai sebagai gambaran untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi yang telah disampaikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan penulis adalah nilai dari hasil ulangan harian mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri.

2.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif”, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak (Sardiman, 2007:73).

(36)

terus menerus, kemudian Berliner (1984) dalam Anni (2006:156) yang memadankan motivasi dengan mesin mobil sebagai intensitasnya, dan setir mobil sebagai pengarahnya (direction). Intensitas motivasi pada suatu kegiatan tergantung intensitas arah dan motivasi pada berbagai kegiatan. Jika seseorang siswa mempunyai dan uang untuk ke toko buku, motivasi dalam melakukan kegiatan itu sangat dipengaruhi oleh intensitas motivasi dalam kegiatan lainnya.

Teori Maslow (1943, 1970) dalam Slameto (2010:171) juga mengungkapkan bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan kebutuhan-kebutuhan tertentu. Kebutuhan-kebutuhan ini yang memotivasi seseorang. Dari teori-teori tersebut maka dapat disimpulkan pengertian motivasi adalah sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam diri subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan, dengan intensitas-intensitas yang diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu untuk mendukung terwujudnya tujuan yang akan dicapai.

(37)

2.2.2 Aspek-aspek Motivasi Belajar

Motivasi timbul karena adanya dorongan dari berbagai aspek-aspek yang timbul dalam diri siswa maupun luar siswa. Menurut Frandsen (Suryabrata, 2006), ada beberapa aspek yang memotivasi belajar seseorang, yaitu:

a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. Sifat ingin tahu mendorong seseorang untuk belajar, sehingga setelah mereka mengetahui segala hal yang sebelumnya tidak diketahui maka akan menimbulkan kepuasan tersendiri pada dirinya.

b. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju. Manusia terus menerus menciptakan sesuatu yang baru karena adanya dorongan untuk lebih maju dan lebih baik dalam kehidupannya.

c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman. Jika seseorang mendapatkan hasil yang baik dalam belajar, maka orang-orang disekelilingnya akan memberikan penghargaan berupa pujian, hadiah dan bentuk-bentuk rasa simpati yang lain.

(38)

e. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran. Apabila seseorang menguasai pelajaran dengan baik, maka orang tersebut tidak akan merasa khawatir bila menghadapi ujian, pertanyaan-pertanyaan dari guru dan lain-lain karena merasa yakin akan dapat menghadapinya dengan baik. Hal inilah yang menimbulkan rasa aman pada individu.

f. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Suatu perbuatan yang dilakukan dengan baik pasti akan mendapatkan ganjaran yang baik, dan sebaliknya, bila dilakukan kurang sungguhsungguh maka hasilnya pun kurang 8 baik bahkan mungkin berupa hukuman. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan aspek motivasi belajar menurut Frandsen sebagai alat ukur motivasi belajar, sebab lebih mudah mengukur tinggi rendahnya motivasi belajar seseorang.

2.2.3 Teori Motivasi

Memberikan motivasi kepada seorang siswa, berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada awalnya akan menyebabkan subjek belajar merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan suatu kegiatan belajar. Berikut ini adalah teori-teori yang berhubungan bahwa belajar itu suatu kebutuhan menurut Sardiman (2007:76) :

1. Teori insting

(39)

2. Teori fisiologis

Teori ini menjelaskan semua tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan organik atau kebutuhan untuk memenuhi kepentingan fisik.

3. Teori Psikoanalitik

Menurut teori ini semua tindakan manusia karena adanya unsur pribadi manusia yaitu Id dan Ego.

2.2.4 Ciri-ciri motivasi

Sardiman (2007:83) berpendapat bahwa dalam kegiatan belajar, motivasi yang ada pada setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses). 4. Mempunyai orientasi ke masa depan.

5. Lebih senang bekerja mandiri.

6. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

7. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). 8. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.

9. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

2.2.5 Fungsi Motivasi dalam Belajar

(40)

mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu. Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa. Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

2. Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

3. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya (Sardiman, 2007:85).

2.2.6 Bentuk-bentuk motivasi

(41)

menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah: 1. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Bagi siswa angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat. Sehingga yang biasa dikejar siswa adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik. 2. Hadiah

Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut.

3. Saingan atau kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar.

4. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.

5. Memberi ulangan

(42)

6. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar semakin meningkat maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

7. Pujian

Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

8. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

9. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar sehingga hasilnya akan baik.

10. Minat

(43)

11. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik olah siswa, merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang hendak dicapai, karena dirasa berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Indikator-indikator motivasi yang dapat disimpulkan dari teori-teori di atas yaitu sebagai berikut:

a. Minat terhadap pelajaran akuntansi b. Tekun menghadapi tugas akuntansi c. Ulet menghadapi kesulitan belajar d. Senang memecahkan soal akuntansi

2.3 Lingkungan Keluarga

2.3.1 Pengertian Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama (Suwarno, 2008: 40). Purwanto (2004:141) menyatakan lingkungan pendidikan yang ada dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:

1. Lingkungan Keluarga, yang disebut juga lingkungan pertama. 2. Lingkungan Sekolah, yang disebut juga lingkungan kedua. 3. Lingkungan Masyarakat, yang disebut juga lingkungan ketiga.

(44)

terletak pada kerjasama antara keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian anak, karena sebagian kehidupan anak berada ditengah-tengah keluarganya. Oleh karena itu, keluarga harus dapat menumbuhkan suasana edukatif untuk mengoptimalkan kemampuan dan kepribadian anak (Suwarno, 2008:40).

Secara sempit lingkungan adalah alam sekitar di luar diri manusia atau individu. Namun, Lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar diri individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun social-cultural (Dalyono, 2009:129).

Ahmadi (2004:167) menyebutkan “keluarga adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu dan anak yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinaan dan atau adopsi”. Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan lingkungan keluarga diartikan sebagai lingkungan yang mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar diri individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun social-cultural, yang meliputi semua anggota sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu dan anak yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinaan dan atau adopsi dan bertugas memberi pembelajaran terhadap seorang individu dan dapat menciptakan suasana edukatif dalam lingkungan tersebut.

2.3.2 Faktor Keluarga

(45)

1) Cara Orang Tua Mendidik Anak

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya.

2) Relasi Antar Anggota Keluarga

Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.

3) Suasana Rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh atau ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram.

4) Keadaan Ekonomi Keluarga

(46)

tulis-menulis, buku-buku dan lain sebagainya. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.

5) Pengertian Orang Tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah.

6) Latar Belakang Kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

Kesimpulannya lingkungan keluarga merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi prestasi seorang siswa dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, indikator-indikator yang diperoleh sebagai berikut :

1. Cara orang tua mendidik anak 2. Relasi antar anggota keluarga 3. Suasana rumah

4. Pengertian orang tua

2.4 Lingkungan Sekolah

2.4.1 Pengertian Lingkungan Sekolah

(47)

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja, dan terarah, yang dilakukan pendidik secara profesional dengan program yang dituangkan dalam kurikulum tertentu dan diikuti oleh peserta didik pada setiap jenjang tertentu dan diikuti peserta didik pada setiap jenjang tertentu, mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi (PT) (Suwarno, 2008:42).

Yusuf (2001:54) menyatakan sebagai berikut. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial. Meninjau teori tersebut maka dapat ditarik kesimpulan lingkungan sekolah merupakan segala material dan stimulus di dalam dan di luar diri individu, yang ada di dalam lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program pendidikan dan membantu siswa mengembangkan potensinya mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

2.4.2 Faktor Sekolah

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar maupun motivasi siswa di sekolah, antara lain sebagai berikut (Slameto, 2010:64-72):

1) Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.

(48)

Kurikulum dapat diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.

3) Relasi Guru dengan Siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga di pengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.

4) Disiplin Sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan.

5) Alat Pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.

6) Waktu Sekolah

(49)

7) Metode Belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa. Siswa perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

Kesimpulannya lingkungan sekolah merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi prestasi seorang siswa dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, indikator-indikator yang diperoleh sebagai berikut :

1. Metode mengajar

2. Relasi guru dengan siswa 3. Relasi siswa dengan siswa 4. Fasilitas Sekolah

2.5 Metode Pembelajaran

2.5.1 Pengertian Metode Pembelajaran

(50)

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2001:57). Mengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit menentukan bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan “pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik” (Darsono, 2000:24). Kesimpulan dari pengertian-pengertian di atas menjelaskan bahwa metode pembelajaran adalah suatau cara atau strategi yang merupakan usaha guru yang tersusun meliputi manusiawi, material, fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi serta dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat merubah tingkah laku siswa kearah yang lebih baik.

2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran

Penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan bila penggunaannya tidak tepat dan tidak sesuai dengan situasi yang mendukungnya. Oleh karena itu, kompetensi guru dalam hal ini sangat diperlukan untuk memilih metode yang tepat. Sebab pemlihan dan penggunaan metode yang bervariasi tidak selamanya menguntungkan bila guru mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Baik-tidaknya maupun tepat-tidaknya suatu metode pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor.

(51)

melingkupinya. Tujuan pembelajaran yang jelas dan tepat akan membantu dalam merencanakan kegiatan pembelajaran. Sedangkan sifat dan keluasan sesuatu bahan pembelajaran dapat pula menjadi acuan untuk menerapkan suatu metode. Demikian pula dengan kemampuan guru, suatu metode yang digunakan oleh guru untuk mengajar haruslah dikuasai betul oleh dirinya. Sehingga guru perlu memperhatikan keadaan peserta didik dan suasana kelas agar metode yang dipilih dapat digunakan dengan tepat.

2.5.3 Syarat-syarat metode pembelajaran

Menurut Ahmadi (1997:53) syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah:

a. Metode mengajar harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa.

b. Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

c. Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.

d. Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).

e. Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

(52)

g. Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilainilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

2.5.4 Macam-macam Metode Pembelajaran

Banyak macam metode pembelajaran yang dapat digunakan. Berikut ini adalah 9 macam metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dan diungkapkan peneliti antara lain:

1. Metode ceramah

Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan (Ibrahim, 2003:106).

a. Kelebihan metode ceramah 1) Guru lebih menguasai kelas

2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas 3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar 4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya 5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik b. Kelemahan metode ceramah

1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

2) Visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerima. 3) Membosankan bila selalu digunakan dan terlalu lama.

(53)

2. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab.

a. Kelebihan metode tanya jawab

1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.

2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan.

3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.

b. Kelemahan metode tanya jawab

1) Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang.

2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.

3) Sering membuang banyak waktu.

4) Kurangnya waktu untuk memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa. 3. Metode diskusi

(54)

a. Kelebihan metode diskusi

1) Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa dan terobosan baru dalam pemecahan masalah.

2) Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain. 3) Memperluas wawasan.

4) Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan suatu masalah. b. Kelemahan metode diskusi

1) Membutuhkan waktu yang panjang.

2) Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar. 3) Peserta mendapat informasi yang terbatas.

4) Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri. 4. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang cukup efektif sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.

a. Kelebihan metode demonstrasi 1) Menghindari verbalisme.

2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. 3) Proses pengajaran lebih menarik.

4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.

b. Kelemahan metode demonstrasi

(55)

2) Kurangnya fasilitas.

3) Membutuhkan waktu yang lama. 5. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah, 2002:95).

a. Kelebihan metode eksperimen

1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan.

2) Membina siswa membuat terobosan baru.

3) Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

b. Kelemahan metode eksperimen

1) Cenderung sesuai bidang sains dan teknologi. 2) Kesulitan dalam fasilitas.

3) Menuntut ketelitian, kesabaran, dan ketabahan.

4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan. 6. Metode latihan (drill)

Metode latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.

a. Kelebihan metode latihan

(56)

2) Untuk memperoleh kecakapan mental.

3) Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat.

4) Pembentukan kebiasaan serta menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

5) Pemanfaatan kebiasaan yang tidak membutuhkan konsentrasi. 6) Pembentukan kebiasaaan yang lebih otomatis.

b. Kelemahan metode latihan

1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa.

2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. 3) Monoton, mudah membosankan.

4) Membentuk kebiasaan yang kaku. 5) Dapat menimbulkan verbalisme. 7. Metode pemberian tugas (resitasi)

Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.

a. Kelebihan metode resitasi

1) Merangsang siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar baik individual maupun kelompok.

2) Dapat mengembangkan kemandirian.

3) Membina tanggung jawab dan disiplin siswa. 4) Mengembangkan kreatifitas siswa.

(57)

2) Khusus tugas kelompok yang aktif siswa tertentu. 3) Sulit memberikan tugas yang sesuai perbedaan individu. 4) Menimbulkan kebosanan.

8. Metode Karyawisata

Melalui metode ini siswa-siswa diajak mengunjungi tempat-tempat tertentu di luar sekolah. Tempat-tempat yang akan dikunjungi dan hal-hal yang perlu diamati telah direncanakan terlebih dahulu, dan setelah kegiatan siswa diminta membuat laporan.

a. Kelebihan metode karyawisata

1) Memiliki prinsip pengajaran modern dengan memanfaatkan lingkungan nyata.

2) Membuat relevansi antara apa yang dipelajari dengan kebutuhan di masyarakat.

3) Merangsang kreatifitas siswa.

4) Bahan pelajaran lebih luas dan aktual. b. Kelemahan metode karyawisata

1) Kurangnya fasilitas.

2) Perlu perencanaan yang matang.

3) Perlu koordinasi agar tidak tumpah tindih waktu. 4) Mengabaikan unsur studi.

5) Kesulitan mengatur siswa yang banyak. 9. Metode Sosiodrama

(58)

lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam pelaksanaannya siswa diberikan peran tertentu dan melaksanakan peran tersebut serta mendiskusikannya di kelas (Ibrahim, 2003: 107).

a. Kelebihan metode sosiodrama

1) Melatih siswa untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan.

2) Melatih siswa berinisiatif dan berkreatif. 3) Memupuk bakat.

4) Menumbuhkan dan membina kerjasama.

5) Mendapat kebiasaan untuk membagi tanggung jawab. 6) Membina tata bahasa siswa.

b. Kelemahan metode sosiodrama

1) Kurang kreatif bagi anak yang tidak ikut dalam drama. 2) Banyak memakan waktu.

3) Memerlukan tempat yang luas.

4) Mengganggu kelas lain karena gaduh.

Metode-metode yang sering digunakan dalam kegiatan belajar mengajar akuntansi adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode latihan dan metode resitasi. Dari pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat dikemukakan indikator metode pembelajaran dalam penelitian ini adalah:

1. Membangkitkan motivasi dan minat siswa 2. Membangkitkan keinginan belajar lebih lanjut 3. Mendidik belajar mandiri

(59)

2.6 Kerangka Berfikir

Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.”Belajar ialah suatu proses usaha yang seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan” (Slameto, 2010:2). “Belajar tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain dan cita-cita” (Hamalik, 2002:45). Jadi jika disimpulkan maka belajar mempunyai arti sebagai proses perubahan tingkah laku melalui proses interaksi sosial yang dapat dil akukan dengan cara penyusunan kebiasaan, persepsi, minat, bermacam-macam keterampilan dan cita-cita.

(60)

pelajaran tersebut lebih cepat dan efektif. Di antara berbagai faktor psikologis tersebut motivasi merupakan hal yang penting dan menunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Karena motivasi merupakan daya dorong tersendiri yang dapat membuat siswa dapat tekun dan pantang menyaerah dalam proses mencapai tujuan yang akan dicapainya.

Maslow (1943,1970) dalam Slameto (2010:171) juga mengungkapkan bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan kebutuhan-kebutuhan tertentu. Kebutuhan-kebutuhan ini yang memotivasi seseorang, motivasi adalah sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak (Sardiman, 2007:73). Dari definisi-definisi tersebut maka dapat disimpulkan pengertian motivasi adalah sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam diri subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan, dengan intensitas-intensitas yang diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu untuk mendukung terwujudnya tujuan yang akan dicapai.

(61)

karena guru sebagai orang yang akan menuntun dan mengarahkan siswa kemana dan harus bagaimana siswa tersebut belajar. Sebagai guru haruslah dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif. Oleh karena itu, guru harus dapat memilih cara atau metode pembelajaran yang dapat interaktif dan kondusif dengan siswa sehingga siswa termotivasi dan mempunyai minat yang tinggi terhadap mata pelajaran tersebut.

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai metode mengajar yang telah dirumuskan yang telah dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan (Djamarah, 2002:53).

Metode pembelajaran adalah salah satu alat interaksi guru dan siswa yang paling penting dalam proses belajar, penggunaan metode yang tepat akan berpengaruh positif pada hasil belajar. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat pula maka akan mempermudah dalam proses penyampaian baik kurikulum maupun materi yang akan disampaikan kepada siswa. Sehingga pembelajaran akan berlangsung dengan baik. Karena dengan adanya hubungan interaksi yang baik antara guru dengan siswa secara tidak langsung akan mendorong tumbuhnya motivasi.

(62)

belajar turut memberikan pengaruh sebesar 29,9% terhadap prestasi belajar. Slameto (2010:60) menjelaskan lingkungan belajar ada 3 macam, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masayarakat. Namun, lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah yang dianggap lebih mempunyai pengaruh yang besar, karena merupakan tempat dimana siswa belajar sehari-hari tentang mata pelajaran akuntansi.

Lingkungan keluarga dapat diartikan sebagai lingkungan itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulus di dalam dan diluar diri individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial-kultural, yang meliputi semua anggota sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu dan anak yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinaan dan atau adopsi.

(63)

berfungsi sebagai motivator pendorong siswa agar semangat belajar dan tekun belajar sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yaitu prestasi belajar yang diinginkan dapat tercapai.

Lingkungan sekolah juga memiliki andil besar dalam proses belajar anak, karena lingkungan sekolah merupakan lingkungan dimana siswa mengikuti proses pembelajaran secara formal. Dengan adanya sekolah siswa dapat memngembangkan potensi-potensi yang dimilikinya, selain itu siswa juga dapat memperluas pengetahuannya. Jika lingkungan sekolah itu baik maka proses belajar juga akan berjalan dengan baik pula.

(64)

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berfikir

2.7 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dengan alat uji yang ada. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha1 : Terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar akuntansi

siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri.

Ha2 : Terdapat pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar akuntansi

siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri.

Ha3 : Terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap motivasi belajar akuntansi

siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri.

Ha4 : Terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi

(65)

Ha5 : Terdapat pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas

XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri.

Ha6 : Terdapat pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi

siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri.

Ha7 : Terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi

(66)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek yang ada dalam penelitian, apabila peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2006:130). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Wonogiri yang berjumlah 120 yang terbagi empat kelas seperti tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI IS 1 32

2 XI IS 2 31

3 XI IS 3 29

4 XI IS 4 28

Jumlah 120

Sumber : Data Observasi SMA Negeri 2 Wonogiri 2011. Lihat lampiran 1

Dalam penelitian ini tidak ada sampel, karena metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktural Equation Modeling (SEM). Dalam metode ini ukuran sampel yang digunakan adalah minimum berjumlah 100 (Ferdinan, 2005:80). Berdasarkan pertimbangan tersebut maka seluruh populasi digunakan sebagai subjek penelitian.

3.2 Variabel Penelitian

(67)

menggunakan dua macam variabel yaitu independen dan dependen. Namun, dalam SEM (Structural Equation Modeling) disebut sebagai variabel eksogen dan endogen (Sugiyono, 2009:61).

Variabel eksogen atau variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi, sedangkan variabel endogen atau variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi. Sesuai dengan judul skripsi pada penelitian ini, maka variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2.1 Variabel Eksogen

Variabel bebas atau variabel eksogen adalah faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi adanya faktor atau unsur lain. Dalam penelitian ini variabel eksogen yang digunakan adalah:

1. Lingkungan Keluarga (LK)

Adapun indikator dari variabel ini adalah sebagai berikut: a. Cara orang tua mendidik (LK1)

b. Relasi antar anggota keluarga (LK2) c. Suasana rumah (LK3)

d. Pengertian orang tua (LK4) 2. Lingkungan Sekolah (LS)

Adapun indikator dari variabel ini adalah sebagai berikut: a. Metode mengajar (LS1)

(68)

3. Metode Pembelajaran (MP)

Adapun indikator variabel ini adalah sebagai berikut: a. Membangkitkan motivasi dan minat siswa (MP1) b. Membangkitkan keinginan belajar lebih lanjut (MP2) c. Mendidik belajar lebih lanjut (MP3)

d. Meniadakan verbalitas (MP4)

3.2.2 Variabel Endogen

Variabel terikat atau variabel endogen adalah faktor atau unsur yang muncul karena adanya variabel bebas. Variabel endogen dalam penelitian ini adalah:

1. Prestasi Belajar (PB)

Variabel ini diperlakukan sebagai variabel endogen. Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa dalam usaha belajar pada mata pelajaran akuntansi yang dinyatakan dalam bentuk nilai tes atau angka. Jadi indikator yang digunakan dalam variabel ini adalah rata- rata nilai ulangan harian mata pelajaran akuntansi semester genap yang telah dilaksanakan di sekolah.

2. Motivasi (MV)

Gambar

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berfikir
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian
Tabel 3.2  Analisis Validitas Faktor
Tabel 3.3 Analisis Validitas Diskriminan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :” Pengaruh Motivasi Belajar dan Pemanfaatan Sarana

Adakah pengaruh yang signifikan motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa SMK Batik 1 Surakarta

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga dan motivasi belajar baik secara parsial maupun simultan terhadap prestasi belajar belajar siswa

yang berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Perusahaan Jasa Kelas X Akuntansi SMK Muhammadiyah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka diadakan penelitian dengan judul: PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS

Dengan demikian menunjukkan bahwa secara simultan pengaruh motivasi belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Lingkungan Keluarga