• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Pelayanan, Nilai Pelanggan dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Ultra Disc Cabang Padang Bulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kualitas Pelayanan, Nilai Pelanggan dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Ultra Disc Cabang Padang Bulan"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, NILAI PELANGGAN DAN KEPUASAN PELANGGAN PT. ULTRA DISC

CABANG PADANG BULAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

OLEH

RIKA TAGADA 080502131

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Rika Tagada

Nim : 080502131

Program Studi : Strata-I Manajemen

Konsentrasi : Pemasaran

Judul Skripsi : “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Nilai Pelanggan dan

Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Ultra

Disc Cabang Padang Bulan”

Medan, 29 November 2012

Peneliti

Rika Tagada

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DEPARTEMEN MANAJEMEN

PERSETUJUAN PERCETAKAN

NAMA : Rika Tagada

NIM : 080502131

Program Studi : Manajemen

Konsentrasi : Pemasaran

Judul : “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Nilai Pelanggan dan

Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Ultra

Disc Cabang Padang Bulan”

Tanggal, November 2012 Ketua Program Studi

Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si

NIP. 19620513 199203 2 001

Tanggal, November 2012 Ketua Departemen

Dr. Isfenti Sadalia, SE,

(4)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, NILAI PELANGGAN DAN KEPUASAN PELANGGAN PT. ULTRA DISC

CABANG PADANG BULAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

Adalah benar merupakan hasil dari karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akhir guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 29 November 2012

(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN MEDAN

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Rika Tagada

Nim : 080502131

Program Studi : Strata-I Manajemen

Konsentrasi : Pemasaran

Judu l Skripsi : “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Nilai Pelanggan dan

Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Ultra

Disc Cabang Padang Bulan”

Ketua Program Studi S 1 Pembimbing Skripsi

Manajemen

Dr. Endang Sulistya Rini, SE. Msi Dr. Endang Sulistya Rini, SE. Msi NIP. 19620513 199203 2 001 NIP. 19620513 199203 2 001

Pembaca Penilai

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul ”Pengaruh Kualitas Pelayanan, Nilai Pelanggan, dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan PT. Ultra Disc Cabang Padang Bulan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas yaitu Kualitas Pelayanan (X1), Nilai Pelanggan (X2), dan Kepuasan Pelanggan (X3) terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) pada Pelanggan PT. Ultra Disc Cabang Padang Bulan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari, mendeskripsi, mengungkapkan, dan menyelidiki hubungan kausalitas antara variabel bebas dengan variabel terikat. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui kuesioner, studi dokumentasi, dan wawancara. Penelitian ini menggunakan 99 responden sebagai sampel penelitian yang dilakukan berdasarkan purposive sampling.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara simultan kualitas pelayanan (X1), nilai pelanggan (X2) dan kepuasan pelanggan (X3) berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan (Y) PT. Ultra Disc Cabang Padang Bulan, dengan Fhitung (20,588) > Ftabel (2,70) dan hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa dua variabel yaitu kualitas pelayanan (X1) dan nilai pelanggan (X2) berpengaruh positif dan tidak signfikan, sementara kepuasan pelanggan (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan (Y) PT. Ultra Disc Cabang Padang Bulan.

Kata kunci: Kualitas Pelayanan, Nilai Pelanggan, Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan.

(7)

ABSTRACT

The research is titled “The Effect of Service Quality, Customer Value, and Customer Satisfaction Towards Customer Loyalty”. The objective of this research would be to have an explaination of how independent variables contain Service Quality (X1), Customer Value (X2), and Customer Satisfaction (X3) can effect Customer Loyalty (Y) of PT. Ultra disc Cabang Padang Bulan.

The type of the research is explanatory that used to learn, to describe, to show and to the causative relationship between independent variable and dependent variable. The data used primary and secondary data which obtained through questionnaire measurement, the study of the documentation and interview. The research used 99 respondent as field sample based on purposive sampling.

The result indicate that Service Quality (X1), Customer Value (X2), and Customer Satisfaction (X3) simultaneously and positively effected the Customer Loyalty (Y) of PT. Ultra disc Cabang Padang Bulan with Fcount (20,588) > Ftable (2,70) and partial test result show that two variables which are Service Quality (X1) and Customer Value (X2) positively and unsignificantly effected, meanwhile Satisfaction (X3) positively and significantly effected Customer Loyalty (Y) of PT. Ultra disc Cabang Padang Bulan.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kritus atas segala berkat,

anugerah dan kuasa yang telah diberikanNya bagi peneliti sehingga dapat

menyelesaikan penelitian ini. Dalam penelitian skripsi ini peneliti mengangkat

judul berjudul ”Pengaruh Kualitas Pelayanan, Nilai Pelanggan, dan Kepuasan

Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan PT. Ultra Disc Cabang Padang Bulan”.

Terkhusus untuk kedua orang tua saya yakni, Bapak saya Richard Oloan Sihombing, SH dan mama saya Reniwati Tambunan yang telah membesarkan penulis dengan segala kekuatan luar biasa yang tidak dapat terbalas, peneliti

mengucapkan terima kasih yang tulus, ikhlas dan tak terhingga kepada kedua

orang tua penulis.

Pada kesempatan ini peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing, menolong dan memberikan arahan

(9)

6. Ibu Dra. Ulfah, MSi selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah membantu dan

memberikan saran untuk kesempurnaan dalam skripsi ini.

7. Kepada adik-adikku yang terhebat Riovaldo (Gendut) dan Rolando (Acong)

yang telah menjadi penyemangat dan penghibur disaat susah.

8. Kepada seluruh keluarga Sihombing yang sangat saya sayangi, Opung, Alm.

Uda Im, Bou Mel dan Amangboru, Uda Edu dan Inanguda, Bou Ester dan

Amangboru, dan adik-adikku Ona, Jiva, Ochin, Owen, Hans, Frans dan Evan.

9. Kepada seluruh keluarga Tambunan yang sangat sayangi, khususnya para

sepupu saya yang selalu ada disaat saya membutuhkan pertolongan dan

penghiburan, Kak Meli, Kak Phebie, Kak Grace.

10. Terima Kasih kepada sahabat-sahabat saya yang terbaik, Gresmita (Onyed),

Mispa, Dina atas segala nasihat, kebaikan, penghiburan dan kasih sayang

yang kalian berikan.

11. Terima Kasih kepada sahabat-sahabat saya Darman, Siska, Gaby, Lestari,

Resmina, Ela, Culiq, Melissa, Lewildy, Yusnita, Arga, Ruth Patricia, dan

seluruh teman-teman manajemen 2008 yang tidak dapat saya sebutkan.

Penulis akhir kata mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi siapa pun yang membutuhkan. Semoga apa yang telah

penulis kerjakan ini juga mendapat rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin.

Medan, November 2012

Peneliti

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ...ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Uraian Teoritis ... 9

2.1.1 Pemasaran Jasa ... 9

2.1.2 Karakteristik Jasa ... 9

2.1.3 Bauran Pemasaran Jasa ... 11

2.1.4 Kualitas Pelayanan (Service Quality) ... 13

2.1.5 Nilai Pelanggan (Customer Value) ... 17

2.1.6 Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction) ... 22

2.1.7 Loyalitas Pelanggan (Customer Loyalty) ... 30

2.1.8 Pewaralabaan (Franchising) ... 32

2.2 Penelitian Terdahulu ... 33

2.3 Kerangka Konseptual ... 34

2.4 Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1 Jenis Penelitian... 37

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

3.3 Batasan Operasional ... 37

3.4 Definisi Operasional ... 38

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 40

3.6 Populasi dan Sampel ... 40

3.7 Jenis Data dan Sumber Data ... 42

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 42

3.9 Uji Validitas dan Realibilitas ... 43

3.10 Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 51

4.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 52

(11)

4.4 Struktur Organisasi... 56

4.5 Hasil Penelitian ... 58

4.5.1 Analisis Deskriptif Responden ... 58

4.5.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 61

4.5.3 Uji Asumsi Klasik ... 67

4.5.4 Analisis Regresi Linier Berganda... 72

4.6 Pembahasan ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(12)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel ...39

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert...40

Tabel 3.3 Uji Validitas ...44

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas ...45

Tabel 4.1 Job Description Ultra Disc Cabang Padang Bulan ...56

Tabel 4.2 Tabel Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ...58

Tabel 4.3 Tabel Karakteristik Berdasarkan Umur ...59

Tabel 4.4 Tabel Karakteristik Berdasarkan Kunjungan Pelanggan ...59

Tabel 4.5 Tabel Karakteristik Berdasarkan Jenis Keanggotaan ...60

Tabel 4.6 Tabel Karakteristik Berdasarkan Lama Keanggotaan ...61

Tabel 4.7 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Pelayanan ...62

Tabel 4.8 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Nilai Pelanggan ...64

Tabel 4.9 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Pelanggan ...65

Tabel 4.10 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Loyalitas Pelanggan...67

Tabel 4.11 Pendekatan Kolmogorov Smirnov ...69

Tabel 4.12 Tabel Uji Glejser ...71

Tabel 4.13 Tabel Uji Multikolinieritas ...72

Tabel 4.14 Tabel Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ...73

Tabel 4.15 Tabel Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ...74

(13)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Model Kepuasan/Ketidakpuasan ... 23

2.2 Kerangka Konseptual ...36

4.1 Tampilan Ultra Disc Cabang Padang Bulan ...52

4.2 Normal P- P Plot of Regression Standardized Residual ...68

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

I Kuesioner Penelitian ...83

II Reliabilitas ...87

III Tabel Frekuensi ...89

(15)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul ”Pengaruh Kualitas Pelayanan, Nilai Pelanggan, dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan PT. Ultra Disc Cabang Padang Bulan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas yaitu Kualitas Pelayanan (X1), Nilai Pelanggan (X2), dan Kepuasan Pelanggan (X3) terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) pada Pelanggan PT. Ultra Disc Cabang Padang Bulan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari, mendeskripsi, mengungkapkan, dan menyelidiki hubungan kausalitas antara variabel bebas dengan variabel terikat. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui kuesioner, studi dokumentasi, dan wawancara. Penelitian ini menggunakan 99 responden sebagai sampel penelitian yang dilakukan berdasarkan purposive sampling.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara simultan kualitas pelayanan (X1), nilai pelanggan (X2) dan kepuasan pelanggan (X3) berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan (Y) PT. Ultra Disc Cabang Padang Bulan, dengan Fhitung (20,588) > Ftabel (2,70) dan hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa dua variabel yaitu kualitas pelayanan (X1) dan nilai pelanggan (X2) berpengaruh positif dan tidak signfikan, sementara kepuasan pelanggan (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan (Y) PT. Ultra Disc Cabang Padang Bulan.

Kata kunci: Kualitas Pelayanan, Nilai Pelanggan, Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan.

(16)

ABSTRACT

The research is titled “The Effect of Service Quality, Customer Value, and Customer Satisfaction Towards Customer Loyalty”. The objective of this research would be to have an explaination of how independent variables contain Service Quality (X1), Customer Value (X2), and Customer Satisfaction (X3) can effect Customer Loyalty (Y) of PT. Ultra disc Cabang Padang Bulan.

The type of the research is explanatory that used to learn, to describe, to show and to the causative relationship between independent variable and dependent variable. The data used primary and secondary data which obtained through questionnaire measurement, the study of the documentation and interview. The research used 99 respondent as field sample based on purposive sampling.

The result indicate that Service Quality (X1), Customer Value (X2), and Customer Satisfaction (X3) simultaneously and positively effected the Customer Loyalty (Y) of PT. Ultra disc Cabang Padang Bulan with Fcount (20,588) > Ftable (2,70) and partial test result show that two variables which are Service Quality (X1) and Customer Value (X2) positively and unsignificantly effected, meanwhile Satisfaction (X3) positively and significantly effected Customer Loyalty (Y) of PT. Ultra disc Cabang Padang Bulan.

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lingkungan jasa adalah salah satu penyumbang besar perekonomian

suatu negara. Hal ini dibuktikan oleh semakin meningkatnya jumlah

perusahaan-perusahaan jasa yang ada di seluruh dunia mulai dari agen atau jasa perantara

sampai jasa penyedia produk. Banyaknya jenis perusahaan jasa ini menunjukkan

kebutuhan dan permintaan akan jasa oleh komunitas masyarakat sangat besar.

Ditambah lagi dengan globalisasi yang mendorong tumbuhnya ilmu pengetahuan

dan teknologi yang canggih, perusahaan jasa pun mendapat tempat yang lebih

besar dalam perekonomian dunia. Jasa menurut Kotler (2001 : 96) adalah “setiap

kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada

dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses

produksinya mungkin dan mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk

fisik”.

Karena saat ini perkembangan perusahaan-perusahaan jasa semakin

pesat, maka tidak jarang bisnis jasa tersebut dikatakan sangat kompetitif dan ketat.

Kenyataan seperti ini tidak dapat dipungkiri lagi sehingga setiap

perusahaan-perusahaan jasa yang ada akan selalu berusaha menjadi yang terbaik dan dituntut

untuk menggunakan berbagai cara dalam menarik minat komunitas masyarakat.

Persaingan akan tercipta baik itu persaingan sehat maupun persaingan tidak sehat

yang saling berlomba untuk meraih sebanyak mungkin pelanggan.

Di zaman modern yang berkembang saat ini, selain ilmu pengetahuan

(18)

timbulnya permintaan akan jasa. Para pelaku pasar melihat kebutuhan ini sebagai

salah satu bentuk bisnis yang bisa dimanfaatkan dan menjanjikan. Hal ini

ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan jasa yang

bergerak di bidang hiburan (entertainment) muncul dan menjadi salah satu bidang

bisnis yang sangat diminati dan cepat pertumbuhannya. Tetapi tentu saja semakin

cepat pertumbuhannya, maka persaingan bisnis di bidang ini pun semakin tinggi,

sehingga setiap pelaku pasar harus selalu menyiapkan strategi yang paling baik

agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan-perusahaan serupa.

Persaingan merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan

maupun kegagalan suatu perusahaan dimana perusahaan yang tidak mampu

bersaing akan segera tersisih dari lingkungan pasar. Sebaliknya, persaingan akan

semakin dimenangkan oleh perusahaan yang inovatif dan kreatif dalam

pengelolaan bisnisnya serta perusahaan yang berhasil memuaskan dan

mempertahankan konsumen atau pelanggan mereka. Pelanggan merupakan suatu

faktor utama bagi perkembangan suatu perusahaan dan kegiatan usaha tidak akan

mampu dijalankan tanpa pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan diharuskan

untuk dapat memberikan sesuatu yang berharga dan dapat memberikan kesan

yang baik kepada pelanggan. Dengan terciptanya sesuatu yang berharga dan

kesan yang baik, perusahaan akan memiliki nilai tambah (Added Value) dan nama

baik (Goodwill) yang bisa memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan

tersebut. Setelah memiliki nilai tambah dan nama baik, perusahaan cepat atau

lambat akan mendapati dirinya memiliki pelanggan yang setia (loyal).

Loyalitas pelanggan (customer loyalty) merupakan tindakan lanjutan

dari konsumen yang puas setelah menggunakan fasilitas maupun jasa pelayanan

(19)

perusahaan tersebut. Sheth & Mittal dalam Tjiptono (2005:387) mendefinisikan

bahwa loyalitas pelanggan adalah “komitmen pelanggan terhadap suatu merek,

toko, atau pemasok, berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam

pembelian ulang yang konsisten”.

Dalam meraih loyalitas pelanggan, perusahaan sebaiknya

memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah kualitas

pelayanan (service quality). Perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan

jasa haruslah mengutamakan kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan itu sendiri

dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan dari jasa yang diharapkan dapat

memenuhi keinginan pelanggan. Jadi untuk memenuhi kualitas pelayanan seperti

yang diinginkan dan diharapkan pelanggan, perusahaan harus memberikan

pelayanan yang terbaik dan unggul.

Selain kualitas pelayanan, nilai pelanggan (customer value) juga

dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi pilihan dan menentukan loyalitas

pelanggan. Setiap perusahaan yang memperhatikan nilai dari pelanggannya akan

menciptakan pelanggan yang setia pada perusahaan itu sendiri. Para pelanggan

akan membeli dari perusahaan yang diyakini menawarkan nilai pelanggan yang

tertinggi. Para pelanggan menginginkan nilai maksimal dan membentuk suatu

harapan akan nilai. Semakin tinggi persepsi nilai yang dirasakan oleh pelanggan

maka semakin besar kemungkinan terjadinya hubungan (transaksi). Semakin

besar nilai, maka produk atau jasa tersebut semakin disenangi. Woodruff

(1997:142) mendefenisikan nilai pelanggan (customer value) sebagai “pilihan

(20)

atribut dan konsekuensi yang timbul dari penggunaan produk untuk mencapai

tujuan dan maksud konsumen ketika menggunakan produk”.

Faktor lainnya yang mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah

kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Produk atau jasa yang dicari oleh

konsumen atau pelanggan adalah jenis produk atau jasa yang mendatangkan

kepuasan sampai pada tingkat paling maksimal. Karena itu, sebuah perusahaan

penghasil produk atau jasa harus bisa menemukan atau menciptakan produk atau

jasa melebihi harapan dari pelanggan, sehingga otomatis bisa menghasilkan

kepuasan dari pelanggan tersebut. Menurut Kottler (2005:36) mengungkapkan

bahwa “kepuasan adalah sebagai perasaan suka/tidak seseorang terhadap suatu

produk setelah ia membandingkan prestasi produk tersebut dengan harapannya”.

Perkembangan perusahaan-perusahaan jasa, misalnya perusahaan-jasa

di bidang hiburan yang pesat menyebabkan persaingan perusahaan-perusahaan

yang sama semakin ketat, oleh karena itu perusahaan tersebut tidak hanya sekedar

menjual jasa namun juga memberikan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan

kualitas pelayanan, nilai pelanggan serta kepuasan terhadap pelayanannya.

Dengan meningkatkan hal-hal tersebut, pelanggan yang awalnya hanya sekedar

pelanggan biasa akan menjadi setia dan terciptalah loyalitas pelangan. Demikian

pula PT. Ultra Disc yang bergerak dalam bidang jasa yang memberikan pelayanan

jasa hiburan bagi para pelanggannya.

Sebagai salah satu perusahaan jasa penyewaan terbesar, PT. Ultra Disc

tidak menginginkan para pelanggannya beralih ke perusahaan saingannya.

Karena itu, menjadi yang terbaik selalu merupakan tuntutan dan komitmen PT.

Ultra Disc supaya pelanggan tetap puas sehingga memunculkan keinginan para

(21)

Disc) dan DVD (Digital Video Disc)di PT. Ultra Disc.

PT. Ultra Disc selalu berupaya meningkatkan loyalitas pelanggannya

dengan selalu memperhatikan berbagai faktor pendorong salah satunya melalui

kualitas pelayanan (service quality) yang diberikan kepada pelanggan guna

meyakinkan pelanggan bahwa PT. Ultra Disc merupakan perusahaan penyewaan

kaset terbaik. Selain itu, PT. Ultra Disc juga dalam kegiatannya selalu

memperhatikan nilai pelanggan (customer value) dengan mempertimbangkan

setiap permintaan dan meyakinkan pelanggan bahwa apa yang mereka inginkan

telah disediakan oleh PT. Ultra Disc itu sendiri. Usaha bisnis juga harus mampu

menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan lingkungan, khususnya

dengan konsumen sehingga pada akhirnya akan menimbulkan kepuasan

pelanggan (customer satisfaction) sehingga berujung pada loyalitas dari

konsumen itu sendiri.

PT. Ultra Disc adalah perusahaan berantai dan waralaba nasional yang

bergerak dalam bidang Home Entertainment, khususnya penyewaan

piringan-piringan kaset VCD (Video Compact Disc) dan DVD (Digital Video Disc)orisinal.

Salah satu tujuan didirikannya PT. Ultra Disc adalah untuk meramaikan pasar

usaha penyewaan VCD (Video Compact Disc) dan DVD (Digital Video Disc)

orisinal dengan nilai investasi yang rendah dan terjangkau. PT. Ultra Disc

sekarang ini merupakan perusahaan penyewaan kaset berantai terbesar di

Indonesia, dengan ratusan outlet di 33 provinsi di Indonesia (sumber :

yang menawarkan format penyewaan yang menarik bagi para anggotanya, dimana

para anggota memiliki keleluasaan untuk menentukan lamanya waktu penyewaan.

(22)

resmi sesuai dengan Nomor Tanda Lulus Sensor oleh Lembaga Sensor Film

Indonesia.

PT. Ultra Disc sangat menyadari bahwa kualitas produk, nilai

pelanggan dan kepuasan pelanggan harus dipenuhi guna mencapai loyalitas

pelanggan dimana loyalitas yang diharapkan tidak sekedar pelanggan yang merasa

puas dan melakukan pembelian ulang, tetapi juga merekomendasikannya kepada

orang yang mereka kenal. Disaat pembelian telah menjadi satu kegiatan yang

rutin (habit) dan berulang maka kemungkinan pelanggan akan setia (loyal)

terhadap produk/jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

Dengan fenomena yang terjadi diatas tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dalam bentuk skirpsi dengan judul : “Pengaruh Kualitas

Pelayanan (Service Quality), Nilai Pelanggan (Customer Value) dan Kepuasan

Pelanggan (Customer Satisfaction) PT. Ultra Disc Cabang Padang Bulan terhadap

Loyalitas Pelanggan (Customer Loyalty)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

“Apakah kualitas pelayanan (service quality), nilai pelanggan (customer value)

dan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap loyalitas pelanggan (customer loyalty) PT. Ultra Disc Cabang

(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini berdasarkan uraian permasalahan

adalah : Mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan (service

quality), nilai pelanggan (customer value) dan kepuasan pelanggan (customer

satisfaction) dan pengaruhnya terhadap loyalitas pelanggan (customer loyalty)

PT. Ultra Disc Cabang Padang Bulan.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran,

informasi dan pengetahuan untuk bahan pertimbangan dan evaluasi dari kualitas

pelayanan, nilai pelanggan dan kepuasan pelanggan yang diberikan oleh

perusahaan dalam rangka meningkatkan penjualan dan meningkatkan loyalitas

pelanggan dan kuantitas pelanggannya.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi peneliti

untuk menerapkan teori-teori dan literatur dari bangku kuliah dalam bidang

pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan kualitas pelayanan, nilai pelanggan,

kepuasan pelanggan dan meningkatkan loyalitas pelanggan.

3. Bagi Pihak Lainnya

Sebagai referensi yang dapat dijadikan bahan perbandingan bagi

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pemasaran Jasa

Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu

pihak kepada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak

menghasilkan kepemilikan sesuatu. Proses produksinya mungkin dan mungkin

juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik (Kotler, 2001:96).

Dari defenisi diatas, dapat kita lihat bahwa selalu ada aspek interaksi

antara pihak konsumen dan pemberi jasa di dalam jasa, meskipun pihak-pihak

yang terlibat tidak selalu menyadarinya. Jasa juga bukan merupakan barang, jasa

adalah suatu proses atau aktifitas, dan aktifitas-aktifitas tersebut tidak berwujud.

Meskipun para pakar memiliki beberapa perbedaan dalam mendefenisikan jasa,

kita tidak ingin memperdebatkan lebih lanjut perbedaan tersebut.

2.1.2 Karakteristik Jasa

Berdasarkan pengertian jasa yang telah dibahas sebelumnya, Tjiptono

(2005:18) menguraikan ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli

pertamanya, yaitu:

1. Tidak berwujud (Intangibility)

Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda,

maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja

(performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,

(25)

ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi karena terbatasnya search

qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum

pembelian dilakukan. Untuk jasa, kualitas apa dan bagaimana yang akan

diteriman konsumen, umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan

dikonsumsi.

2. Tidak dapat dipisahkan (Inseparability)

Barang biasa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sementara jasa

umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada

waktu dan tempat yang sama.

3. Berubah-ubah (Variability / Heterogenity)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya banyak

variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa

tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia dalam

proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan

cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.

4. Tidak tahan lama (Perishability)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong,

kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak

dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.

5. Lack of Ownership

Lack of Ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada

pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat

produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau

(26)

akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel,

penyewaan mobil, jasa penerbangan dan pendidikan).

2.1.3 Bauran Pemasaran Jasa

Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan

pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.

Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan

merancang program taktik jangka pendek. Keputusan mengenai setiap unsur

bauran pemasaran ini saling berkaitan satu sama lain. Kendati demikian, tingkat

kepentingan yang ditekankan kepada masing-masing unsur antar jasa cenderung

bervariasi (Tjiptono, 2005:31). Bauran pemasaran jasa meliputi:

1. Product, merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Dalam konteks ini prodik dapat berbentuk apa saja (baik yang berwujut

maupun yang tidak berwujut) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan.

2. Pricing, keputusan bauran harga dengan kebijakan strategis dan taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat harga.

3. Promotion, bauran promosi tradisional terdiri dari berbagai metode untuk mengkomunikasikan jasa kepada para pelanggan. Diantara metode tersebut

adalah periklanan, promosi penjualan, direct selling, dan personel selling.

4. Place, Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa untuk konsumen, keputusan meliputi keputusan lokasi fisik.

(27)

bekerja dalam memprouksi barang tersebut, apakah dia bicara yang kurang

sopan, berpakaian yang tidak rapi, kurang disiplin dan lain-lain. Yang

penting bagi konsumen adalah kualitas barang yang diproduksi. Tetapi beda

halnya pada produksi jasa, tindakan setiap orang berpengaruh terhadap hasil

yang diterima pelanggan.

6. Physical Evidence, karakteristik yang intangibility menyebabkan konsumen tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengkonsumsinya. Pada jasa salah satu

unsur penting dalam bauran pemasaran adalah upaya mengurangi tingkat

risiko tersebut dengan cara menawarkan bukti fisik. Bukti fisik tersebut ada

dalam berbagai bentuk, misalnya brosur tentang apartemen dan foto tentang

jasa sewa apartemen tersebut.

7. Process, merupakan faktor yang penting dalam penyaluran jasa, misalnya karyawan bus yang berbicara tidak sopan sehingga membentuk persepsi

negatif bagi konsumen.

8. Customer Service. Makna layanan pelanggan berbeda antar organisasi. Dalam sektor jasa, layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total

jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan. Oleh sebab itu, tanggung jawab atas

unsur bauran pemasaran ini tidak bisa diisolasi hanya pada departemen

layanan pelanggan, tetapi menjadi perhatian dan tanggung jawab semua

personel produksi, baik yang dikerjakan oleh organisasi jasa maupun

pemasok.

Pertumbuhan jasa yang begitu cepat disebabkan oleh berbagai faktor

yang mendorong pertumbuhan bisnis jasa, diantaranya dipicu oleh perubahan

demografis, perubahan sosial, perubahan perekonomian, perubahan politik dan

(28)

2.1.4 Kualitas Pelayanan (Service Quality) 2.1.4.1 Defenisi Kualitas

Konsep kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu

produk/jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas

desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian

adalah ukuran seberapa jauh suatu produk mampu memenuhi persyaratan atau

spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan.

Kualitas memberikan nilai tambah berupa motivasi khusus bagi para

pelanggan untuk menjalin ikatan relasi saling menguntungkan dalam jangka

panjang dengan perusahaan. Ikatan emosional semacam ini memungkinkan

perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan dan kebutuhan spesifik

pelanggan. Pada gilirannya, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan,

dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan

dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang

menyenangkan.

2.1.4.2 Defenisi Kualitas Pelayanan

Menurut Goetsh dan Davis (Tjiptono, 2005:51) Kualitas adalah “suatu

kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan

lingkungan yang memenuhi atau memiliki harapan”. Menurut American Society

for Quality Control (Lupiyoadi, 2001 : 144) Kualitas pelayanan adalah

“keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk/jasa dalam

hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan

(29)

Konsep kualitas pelayanan pada dasarnya bersifat relatif, yaitu

tergantung dari perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan

spesifikasi. Pada dasarnya terdapat tiga orientasi kualitas pelayanan yang

seharusnya konsisten satu sama lainnya, yaitu : persepsi pelanggan, produk dan

pelayanan, dan proses. Ketiga orientasi ini dapat dibedakan dengan jelas bahkan

produknya adalah proses itu sendiri (Lupiyoadi, 2001 :144).

Menurut Parasuraman, Zeithaml dan Berry (Tjiptono, 2008:95) ada 5 (lima)

dimensi dalam menentukan kualitas pelayanan yaitu :

1. Reliabilitas (reliability)

Berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menyampaikan layanan

yang dijanjikan akurat sejak pertama kali. Sebagai contoh, sebuah

perusahaan mungkin memilih konsultan berdasarkan reputasi. Apabila

konsultan tersebut mampu memberikan apa yang diinginkan klien, klien

tersebuat akan puas dan membayar fee konsultansi. Namun, apabila

konsultan tersebut gagal mewujudkan apa yang diinginkan oleh klien, fee

tidak akan dibayar penuh (tergantung negosiasi awal)

2. Daya tanggap (responsiveness)

Berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk

membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka dengan segera.

Dengan kata lain, apakah ada keinginan para staf untuk membantu para

pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap.

3. Jaminan (assurance)

Berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan

mereka dalam menumbuhkan rasa percaya diri (trust) dan keyakinan

(30)

tentu ingin mendapat jaminan bahwa konsultan yang akan disewa benar-benar

ahli dan kompeten dalam mengatasi masalahnya.

4. Empati (empathy)

Berarti bahwa perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan

bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal

kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.

5. Bukti fisik (tangibles)

Berkenaan dengan penampilan fisik fasilitas layanan, peralatan/perlengkapan,

sumber daya manusia, dan materi komunikasi perusahaan. Sebagai contoh,

investasi dekorasi dan pencahayaan akan dilakukan oleh jasa salon yang

khusus melayani klien vip (very important person) dengan tarif yang mahal

yang meyakini bahwa dekorasi dan pencahayaan mempengaruhi baiknya jasa

salon tesebut.

2.1.4.3 Karakteristik Pelayanan

Ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh pelayanan menurut Zemke

(dalam Ratminto dan Atik, 2005:3) yaitu :

1. Konsumen memiliki kenangan atau memori atas pengalaman menerima

pelayanan, yang tidak bisa dijual atau diberikan kepada orang lain.

2. Tujuan penyelenggaraan pelayanan adalah keunikan, setiap pelanggan dan

setiap kontak adalah dianggap sesuatu yang “spesial”.

3. Suatu pelayanan terjadi pada saat tertentu, ini tidak dapat disimpan di gudang

atau dikirimkan barang contohnya.

4. Konsumen melakukan kontrol kualitas dengan cara membandingkan harapan

(31)

5. Jika terjadi kesalahan, satu-satunya cara yang bisa dilakukan oleh karyawan

untuk memperbaiki adalah meminta maaf.

6. Moral karyawan sangat menentukan untuk kelancaran pemberian pelayanan.

Menurut Tjiptono (2005:117), beberapa aspek yang perlu dicermati

karyawan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen, agar dapat

memberikan kepuasan adalah sebagai berikut :

1. Suasana lingkungan yang bisa membuat konsumen nyaman dan senang.

2. Pelatihan dan pengembangan serta pemberdayaan karyawan agar dapat

memahami dan menangani respon emosional pelanggan.

3. Sistem penanganan keluhan yang responsif, empatik, adil, dan efektif.

4. Menggunakan pendekatan komunikasi berbeda untuk kategori individu yang

berlainan.

5. Menawarkan nilai sosial dan emosional tertentu.

6. Mendirikan kelompok konsumen eksklusif yang mengelola aktivitas khusus.

7. Menerapkan pengalaman untuk menciptakan kegembiraan kepada konsumen.

2.1.5 Nilai Pelanggan (Customer Value) 2.1.5.1 Pengertian Pelanggan

Pelanggan menurut Cambridge Internasional Dictionaries dalam

Lupioyadi (2006 : 143), adalah “a person who buys goods or services” atau

pelanggan adalah seseorang yang membeli barang atau jasa. Sementara menurut

Webster’s 1928 Dictionary dalam Lupioyadi (2006 : 143) pelanggan adalah “one

who frequents any place of sale for the sake or producing what he wants…”.

(32)

untuk memenuhi keinginannya. Pelanggan merupakan seseorang yang secara

berulang kali (continue) datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan

keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan jasa dan

membayar produk dan jasa tersebut.

2.1.5.2 Defenisi Nilai Pelanggan

Slywotzky dalam Tjiptono (2005:296) mengungkapkan bahwa

“menciptakan dan memberikan nilai pelanggan (customer value) superior (yang

paling tinggi) kepada high-value customer yang bisa meningkatkan nilai sebuah

organisasi (value of an organization)”. Menurut Woodruff (1997:142), nilai

pelanggan (customer value) adalah “pilihan yang dirasakan pelanggan dan

evaluasi terhadap atribut produk dan jasa, kinerja atribut dan konsekuensi yang

timbul dari penggunaan produk untuk mencapai tujuan dan maksud konsumen

ketika menggunakan produk”. Woodruff juga mendefenisikan customer value

sebagai “persepsi pelanggan terhadap konsekuensi yang diinginkannya dari

penggunaan suatu produk/customer value dapat dijabarkan preferensi yang

pelanggan rasakan terhadap ciri produk, kinerja dan sejauh mana telah memenuhi

apa yang diinginkannya”.

Zeithaml dalam Tjiptono (2005:296) mendefenisikan nilai pelanggan

(customer value) sebagai “penilaian keseluruhan konsumen terhadap utilitas

sebuah produk berdasarkan persepinya terhadap apa yang diterima dan apa yang

diberikan”. Begitu juga Monroe dalam Tjiptono (2005:296) mendefinisikan nilai

pelanggan adalah trade off antara persepsi pelanggan terhadap kualitas atau

manfaat produk dan pengorbanan yang dilakukan lewat harga yang dibayarkan.

(33)

ikatan emosional yang terjalin antara pelanggan dan produsen setelah pelanggan

menggunakan produk dan jasa dari perusahaan dan mendapati bahwa produk atau

jasa tersebut memberi nilai tambah.

2.1.5.3 Hirarki Nilai Pelanggan

Menurut Woodruff (1997:142), hirarki nilai pelanggan (customer value)

terdiri dari 3 tingkatan yaitu :

1. Atribut produk atau jasa (product attributes), dasar hirarki yaitu pelanggan

belajar berfikir mengenai produk atau jasa sebagai rangkaian dari atribut dan

kinerja atribut.

2. Konsekuensi produk dan jasa (product consequences), konsekuensi yang

diinginkan oleh pelanggan ketika informan membeli dan menggunakan

produk jasa.

3. Maksud dan tujuan pelanggan (customer’ goals and purposes), maksud dan

tujuan pelanggan yang dicapai melalui konsekuensi tertentu dari penggunaan

produk jasa.

2.1.5.4 Dimensi Nilai Pelanggan

Sweeney dan Soutar dalam Tjiptono (2005:298), dimensi nilai terdiri

dari 4, yaitu :

1. Emotional value, utilitas yang berasal dari perasaan atau afektif/emosi positif

yang ditimbulkan dari mengkonsumsi produk.

2. Social value, utilitas yang didapat dari kemampuan produk untuk

(34)

3. Quality/performance value, utilitas yang didapat dari produk karena reduksi

biaya jangka pendek dan biaya jangka panjang.

4. Price/value of money, utilitas yang diperoleh dari persepsi terhadap kinerja

yang diharapkan dari suatu produk atau jasa.

2.1.5.5 Tipe Pelanggan

Sheth & Mittal dalam Tjiptono (2005:162), mengelompokkan

pelanggan kedalam 3 kategori, yaitu : user, buyer, dan payer.

1. User, yaitu orang yang secara aktual mengonsumsi atau menggunakan produk

atau menerima manfaat dari jasa yang dibeli

2. Buyer, yaitu orang yang berpartisipasi dalam pengadaan produk

(procurement)

3. Payer, orang yang mendanai atau membiayai pembelian.

Kemudian tiga kategori diatas, diturunkan menjadi 9 tipe nilai pelanggan :

1. Performance value adalah kualitas hasil fisik dari penggunaan suatu produk atau jasa. Dengan kata lain, tipe nilai ini mencerminkan kemampuan

produk/jasa melaksanakan fungsi fisik utamanya secara konsisten.

Performance value terletak pada dan berasal dari komponen fisik dan desain

jasa.

2. Social value adalah manfaat produk/jasa yang bertujuan untuk memuaskan keinginan seseorang dalam mendapatkan pengakuan atau kebanggaan sosial.

Pelanggan yang mengutamakan social value akan memilih produk/jasa yang

mengkomunikasikan citra yang selaras dengan teman- temannya atau

(35)

3. Emotional value adalah kesenangan dan kepuasan emosional yang didapatkan

user dari produk/jasa.

4. Price value harga yang fair dan biaya-biaya financial lainnya yang berkaitan dengan upaya mendapatkan produk/jasa.

5. Credit value berupa situasi terbebas dari keharusan membayar kas pada saat pembelian atau membayar dalam waktu dekat. Pada prinsipnya, nilai ini

menawarkan kenyaman berkenaan dengan pembayaran. Credit value lebih

menekankan pada aspek kenyamanan (convenience).

6. Financing value penawaran syarat dan finansial skedul pembayaran yang lebih longgar dan terjangkau. Financing value lebih menekankan pada aspek

keterjangkauan (affordability) dan sangat penting/efektif saat harga produk

dan jasa sangat mahal.

7. Service value berupa bantuan yang diharapkan pelanggan berkaitan dengan pembelian produk/jasa. Bantuan yang dimaksud yaitu :

a. Bantuan dan advis sebelum pembelian

b. Bantuan dan advis purnabeli dalam mempertahankan nlai pemakaian

produk

c. Bebas dari risiko salah beli dalam bentuk jaminan pengembalian uang

(refund) dan penukaran produk.

8. Convinience value berupa penghematan waktu dan usaha yang dibutuhkan untuk memperoleh produk/jasa.

9. Personalization value yang meliputi : menerima produk/jasa disesuaikan dengan kondisi pelanggan (customization) dan memberikan pengalaman

(36)

2.1.6 Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction) 2.1.6.1 Definisi Kepuasan Pelanggan

Kata ‘kepuasan atau satisfaction’ berasal dari bahasa latin “satis

(artinya cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan dan membuat). Berikut

ini definisi kepuasan konsumen dari beberapa pakar ekonomi, yaitu :

1. Menurut Howard & Shets (dalam Tjiptono, 2005:349) mengungkapkan

bahwa kepuasan pelanggan adalah “situasi kognitif pembeli berkenaan

dengan kesepadanan atau ketidaksepadanan antara hasil yang didapatkan

dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan”.

2. Menurut Westbrook & Reilly (dalam Tjiptono, 2005:349) berpendapat bahwa

“kepuasan pelanggan merupakan respon emosional terhadap

pengalaman-pengalaman berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang dibeli, gerai

ritel, atau bahkan pola perilaku (perilaku berbelanja, dan perilaku pembeli),

serta pasar secara keseluruhan”.

3. Menurut Kottler (2005:36) mengungkapkan bahwa “ kepuasan adalah sebagai

perasaan suka/tidak seseorang terhadap suatu produk setelah ia

membandingkan prestasi produk tersebut dengan harapannya”.

4. Menurut Mowen (dalam Tjiptono 2005: 349) merumuskan “kepuasan

pelanggan adalah sikap keseluruhan terhadap suatu barang atau jasa setelah

(37)

Sumber : Tjiptono (2005:350)

Gambar 2.1

Model Kepuasan/Ketidakpuasan

(38)

Perusahaan perlu mengetahui hal-hal sebagai berikut agar dapat

mengembangkan suatu mekanisme pemberian pelayanan yang memuaskan

pelanggan, maka:

1. Mengetahui apa yang pelanggan pikirkan tentang perusahaan, pelayanan yang

diberikan perusahaan dan pesaing.

2. Mengukur dan mengerjakan kinerja perusahaan.

3. Mempergunakan kelebihan perusahaan dalam pemilihan pasar.

4. Memanfaatkan kelemahan perusahaan dalam peluang pengembangan

sebelum pesaing memulainya.

5. Membangun wahana komunikasi internal sehingga setiap personil

mengetahui apa yang mereka kerjakan.

6. Menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kualitas dan pelanggan.

2.1.6.2 Manfaat Program Kepuasan Konsumen

Menurut Tjiptono (2005 : 352), manfaat pokok dari kepuasan

konsumen antara lain :

1. Reaksi terhadap produsen memiliki biaya yang rendah

Fokus pada kepuasan pelanggan merupakan upaya mempertahankan

pelanggan dalam rangka menghadapi para produsen berbiaya rendah. Banyak

perusahaan yang mendapat cukup banyak pelanggan yang bersedia membayar

harga lebih mahal untuk pelayanan dan kualitas yang lebih baik. Hal ini

menjadi peluang bagi para produsen berbiaya rendah sehingga mereka

mampu bersaing dengan para pesaing melalui peluang-peluang tersebut.

(39)

Berbagai studi menunjukkan bahwa mempertahankan dan memuaskan

pelanggan saat ini lebih murah dibanding terus-menerus berupaya menarik

pelanggan baru.

3. Nilai kumulatif dari relasi berkelanjutan

Upaya mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap produk dan jasa

perusahaan selama periode waktu yang lama bisa menghasilkan anuitas yang

jauh lebih besar daripada pembelian individual.

4. Daya persuasif

Banyak industri (khususnya sektor jasa), berpendapat bahwa opini positif dari

teman dan keluarga jauh lebih persuasif daripada iklan. Oleh sebab itu,

banyak perusahaan yang tidak hanya meneliti kepuasan total namun juga

menelaah sejauh mana pelanggan bersedia merekomendasikan produk

perusahaan kepada orang lain. Apalagi ada kecenderungan seorang

pelanggan menceritakan pengalaman buruknya kepada orang lain dari pada

pelanggan yang puas menyampaikan pengalaman positifnya.

5. Reduksi sensitifitas harga

Pelanggan yang puas dan loyal terhadap sebuah perusahaan cenderung lebih

jarang menawar harga untuk setiap pembelian individualnya. Hal ini

disebabkan faktor kepercayaan telah terbentuk. Dalam banyak kasus,

kepuasan pelanggan mengalihkan fokus pada harga pelayanan dan kualitas.

6. Kepuasan pelanggan sebagai indikator kesuksesan bisnis dimasa depan.

Pada hakikatnya kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka panjang,

karena dibutuhkan waktu cukup lama sebelum bisa membangun dan

mendapatkan reputasi atas layanan prima. Oleh karena itu, kepuasan

(40)

mengukur kecenderungan reaksi pelanggan terhadap perusahaan di masa

yang akan datang.

2.1.6.3 Elemen Program Kepuasan Pelanggan

Menurut Tjiptono (2005:354), umumnya program kepuasan pelanggan

meliputi kombinasi dari tujuh elemen utama yakni :

1. Barang dan jasa berkualitas

Perusahaan yang ingin menerapkan program kepuasan pelanggan harus

memiliki produk berkualitas baik dan layanan prima. Paling tidak, standarnya

harus menyamai para pesaing utama dalam industri. Perusahaan yang tingkat

kepuasan pelanggannya tinggi menyediakan tingkat layanan pelanggan yang

tinggi pula.

2. Relationship Marketing

Relationship Marketing adalah upaya menjalin relasi jangka panjang

dengan para pelanggan dengan mengutamakan peluang untuk menjalin hubungan

yang saling menguntungkan atas dasar kesepakatan yang memuaskan kedua belah

pihak. Asumsinya adalah bahwa relasi yang kokoh dan saling menguntungkan

antara penyedia jasa dan pelanggan dapat membangun bisnis ulangan dan

menciptakan loyalitas pelanggan.

3. Program promosi loyalitas

Program ini memberikan semacam “penghargaan” (rewards) khusus

(seperti bonus, diskon, voucher, dan hadiah yang dikaitkan dengan frekuensi

pembelian atau pemakaian produk/jasa perusahaan) kepada pelanggan rutin agar

(41)

seperti ini diharapkan kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan

kepuasan serta loyalitas pelanggan akan semakin besar.

4. Fokus pada pelanggan terbaik (Best Customers)

Fokus pada pelanggan terbaik maksudnya berfokus pada 20% dari

pelanggan yang secara rutin mengonsumsi dan 80% dari penjualan. Pelanggan

terbaik disini bukan hanya pelanggan yang rutin saja melainkan menyangkut

pembayaran yang lancar dan tepat waktu, tidak terlalu banyak membutuhkan

layananan tambahan dan relatif tidak sensitif terhadap harga lebih menyukai

stabilitas daripada terus menerus berganti pemasok untuk mendapatkan harga

murah.

5. Sistem penanganan komplain secara efektif

Penanganan komplain terkait erat dengan kualitas produk. Fakta

menunjukkan bahwa kebanyakan pelanggan mengalami berbagai macam masalah,

setidaknya berkaitan dengan konsumsi beberapa jenis produk, waktu

penyampaian, atau layanan pelanggan. Oleh sebab itu, setiap perusahaan harus

memiliki sistem penanganan komplain yang efektif. Sistem penanganan komplain

yang efektif membutuhkan beberapa aspek dalam rangka menyampaikan

komentar, kritik, saran, pertanyaan ataupun komplain, diantaranya :

a. Permohonan maaf kepada pelanggan atas ketidaknyamanan yang mereka

alami.

b. Empati terhadap pelanggan yang marah.

c. Kecepatan dalam penanganan keluhan

(42)

6. Unconditional guarantees

Unconditional guarantees ini dibutuhkan untuk mendukung

keberhasilan program kepuasan pelanggan. Garansi merupakan janji eksplisit

yang disampaikan kepada para pelanggan mengenai tingkat kinerja yang dapat

diharapkan akan mereka terima.

2.1.6.4 Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen

Ada empat metode yang banyak dipergunakan dalam mengukur

kepuasan pelanggan (Kotler, 2005 : 54) antara lain :

1. Sistem keluhan dan saran

Setiap organisasi jasa yang berorientasi pada pelanggan wajib

memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggannya untuk

menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang biasa

digunakan bisa berupa kotak saran, kartu komentar, saluran telepon khusus bebas

pulsa, website dan lain-lain. Dimana metode ini dapat memberikan ide ataupun

masukan yang berharga kepada perusahaan.

2. Ghost Shopping

Ghost Shopping merupakan salah satu metode untuk memperoleh

gambaran mengenai kepuasan pelanggan dengan mempekerjakan beberapa orang

ghost shopper untuk berperan sebagai pelanggan potensial jasa perusahaan dan

pesaing.

3. Lost Customer Analysis

Perusahaan sepantasnya menghubungi para pelanggan yang telah

berhenti membeli atau beralih pemasok agar dapat memahami hal ini terjadi dan

(43)

4. Survei kepuasan pelanggan

Umumnya sebagian besar penelitian mengenai kepuasan pelanggan

menggunakan survey baik via pos, telepon, e-mail, maupun wawancara langsung.

Ada lima faktor yang harus dipertimbangkan untuk menentukan tingkat kepuasan

pelanggan (Lupiyoadi , 2001 :158) yaitu :

a. Kualitas Produk

Pelanggan akan merasa puas apabila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa

produk yang mereka gunakan berkualitas.

b. Kualitas Pelayanan

Terutama untuk industri jasa, pelanggan akan merasa puas bila mereka

mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.

c. Emosional

Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain

akan kagum padanya bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang

cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

d. Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif

murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggannya.

e. Biaya

Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu

membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas

(44)

2.1.7 Loyalitas Pelanggan (Customer Loyality)

Sheth & Mittal dalam Tjiptono (2005:387) Loyalitas pelanggan adalah

“komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok, berdasarkan

sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten“.

Sementara Bendapudi & Berry mendefinisikan bahwa Loyalitas pelanggan

“sebagai respon yang terkait erat dengan ikrar atau janji untuk memegang teguh

komitmen yang mendasari kontinuitas relasi, dan biasanya tercermin dari

pembelian berkelanjutan dari penyedia jasa yang sama atas dasar dedikasi maupun

kendala pragmatis”

Menurut Dick & Basu dalam Tjiptono (2005:392), dengan

mengombinasikan komponen sikap dan perlaku pembelian ulang, maka didapat

empat situasi kemungkinan loyalitas yaitu :

1. No Loyalty

Bila sikap dan perilaku pemebelian ulang pelanggan sama- sama lemah, maka

loyalitas tidak terbentuk. Kemungkinan penyebabnya adalah Pertama, sikap yang

lemah (mendekati netral) bisa terjadi bila suatu produk/jasa baru diperkenalkan

atau pemasarnya tidak mampu mengkomunikasikan keunggulan produknya.

Kedua, berkaitan dengan dinamika pasar, dimana merek-merek yang berkompetisi

dipersepsikan sama. Artinya, pemasar mungkin sukar membentuk sikap yang

kuat/positif terhadap produk atau perusahaannya.

2. Spurious Loyalty

Bila sikap relatif lemah disertai dengan pola pembelian ulang yang kuat, maka

suprious loyalty akan terjadi. Situasi ini ditandai dengan faktor nonsikap terhadap

(45)

strategis yang menarik perhatian konsumen, faktor diskon, dan pengaruh sosial

(social influence).

3. Latent Loyalty

Situasi ini tercermin bila sikap yang kuat disertai dengan pola pembelian ulang

yang lemah. Situasi yang menjadi perhatian besar para pemasar ini disebabkan

pengaruh faktor-faktor nonsikap yang cenderung lebih kuat dalam menentukan

pembelian ulang.

4. Loyalty

Situasi ini merupakan situasi ideal yang paling diharapkan para pemasar, dimana

konsumen bersikap positif terhadap jasa atau penyedia jasa yang bersangkutan

dan disertai pola pembelian ulang yang konsisten.

Menurut Griffin (2003:31), loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan

perilaku membeli, nasabah yang loyal adalah orang yang :

1. Melakukan pembelian berulang secara teratur

2. Membeli antar lini produk atau jasa

3. Mereferensikan kepada orang lain

4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.

2.1.8 Pewaralabaan (Franchising)

Menurut Daft (2007:272), pewaralabaan (franchising) adalah “sebuah

pengaturan dimana pemilik dari sebuah produk atau jasa mengizinkan orang lain

membeli hak untuk mendistribusikan produk atau jasa tersebut dengan bantuan

pemilik”. Sifat waralaba kebanyakan sangat menguntungkan karena pewaralaba

menyediakan nama yang sebelumnya sudah terkenal, serta bantuan manajemen

(46)

waralaba termasuk salah satu bentuk perusahaan dibidang produk ataupun jasa

yang sangat mudah dijalankan dan diperoleh, dimana hak distribusi diberikan

penuh pada terwaralaba.

2.2 PenelitianTerdahulu

Cahyadi (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh kualitas

pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pada Pizza Hut Sun Plaza”. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui variabel kualitas pelayanan yang paling

berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada restoran Pizza Hut cabang Sun

Plaza. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel kepuasan

pelanggan sebagai variabel terikat , dan variabel bebas yang meliputi kehandalan

(reability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty)

dan bukti fisik (tangibles). Dari hasil perhitungan regresi linier berganda

diketahui bahwa variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) yaitu berupa kehandalan

(reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati

(empathy), dan bukti fisik (tangibles) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

konsumen Pizza Hut cabang Sun Plaza sebagai variabel terikat (Y).

Ginting (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Nilai

Pelanggan (Customer Value) Terhadap Loyalitas Pelanggan pada Metro Swalayan

Medan Plaza”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Data yang

digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan 100

orang sebagai sampel penelitian yang didapatkan berdasarkan purposive

sampling. Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi berganda menunjukkan

(47)

Pelayanan (X2), dan Nilai Harga (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

variabel terikat yaitu Loyalitas (Y) pelanggan pada Metro Swalayan. Secara

parsial variabel bebas yaitu Nilai Kinerja Produk (X1), Nilai Pelayanan (X2), dan

Nilai Harga (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu

Loyalitas (Y) pelanggan pada Metro Swalayan.

Penelitian Nasution (2009) berjudul “Pengaruh Nilai Pelanggan

(Customer Value) terhadap Loyalitas pada PT. Pelita Fajar Utama Medan”.

Variabel yang diteliti adalah Nilai Produk, Nilai Pelayanan, dan Nilai Emosional.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis pengaruh nilai pelanggan (Customer Value) terhadap loyalitas

pelanggan P.T Pelita Fajar Utama Medan, serta untuk mengetahui dan

menganalisis faktor manakah yang memiliki pengaruh dominan terhadap loyalitas

pelanggan P.T Pelita Fajar Utama Medan. Metode penarikan sampel

menggunakan metode sensus yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi dijadikan sampel. Jumlah sampel yang digunakan adalah 30. Hasil uji

koefisien determinasi (R2) didapat sebesar 41,2% sisanya 58,8% dijelaskan oleh

faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model analisis penelitian.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana

hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam

suatu masalah tertentu. Teori ini secara logis mencermati

dokumentasi-dokumentasi dari riset-riset sebelumnya yang terdapat pada suatu area masalah

(48)

Menurut Sheth & Mittal dalam Tjiptono (2005:387), loyalitas

pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok,

berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang

konsisten. Loyalitas pelanggan adalah hal yang harus paling diperhatikan oleh

pemasar berkenaan dengan masa depan perusahaannya. Loyalitas pelanggan

dapat ditumbuhkan dengan berbagai cara yaitu dengan memperhatikan faktor

pendukung yang bisa menciptakan loyalitas itu sendiri.

Loyalitas pelanggan (customer loyalty) dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu kualitas pelayanan (service quality), nilai pelanggan (customer value)

dan kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Kualitas pelayanan seperti

diungkapkan oleh Lewis & Booms dalam Tjiptono (2008:85) bisa diartikan

sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai

dengan ekspektasi pelanggan. Artinya kualitas layanan ditentukan oleh

kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan sesuai

dengan ekpektasi pelanggan.

Zeithaml dalam Tjiptono (2005:296) mendefenisikan nilai pelanggan

(customer value) sebagai penilaian keseluruhan konsumen terhadap utilitas sebuah

produk berdasarkan persepinya terhadap apa yang diterima dan apa yang

diberikan. Menurut Mowen (dalam Tjiptono 2005: 349) merumuskan kepuasan

pelanggan adalah sikap keseluruhan terhadap suatu barang atau jasa setelah

perolehan (acquisition) dan pemakainya.

Berdasarkan definisi dan pemikiran diatas, maka kerangka konseptual

(49)

Sumber : Tjiptono (2005), Kuncoro (2009 :45) (diolah oleh peneliti)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban sementara tentang

hubungan antar variabel-variabel dalam penelitian, dan merupakan pernyataan

paling spesifik (Kuncoro, 2009:59). Berdasarkan perumusan masalah dan

kerangka konseptual maka peneliti menetapkan hipotesis di dalam penelitian ini

yaitu : “Kualitas pelayanan, nilai pelanggan dan kepuasan pelanggan berpengaruh

terhadap loyalitas pelanggan PT. Ultra Disc Cabang Padang Bulan”. Nilai Pelanggan

(X2)

Kualitas Pelayanan (X1)

Kepuasan Pelanggan (X3)

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian

explanasi, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari, mendeskripsi,

mengungkapkan, dan menyelidiki hubungan dan pengaruh antara variabel bebas

dengan variabel terikat. Oleh karena itu penelitian ini akan menyelidiki pengaruh

kualitas pelayanan (service quality), nilai pelanggan (customer value) dan

kepuasan pelanggan (customer satisfaction) sebagai variabel independen terhadap

loyalitas pelanggan (customer loyalty) sebagai variabel dependen pada PT. Ultra

Disc Cabang Cabang Padang Bulan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan jasa cabang PT. Ultra Disc

yang beralamat di Jl. Jamin Ginting No. 844, Padang Bulan Medan. Waktu

penelitian dilakukan mulai bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Oktober

2012.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Independen (X) terdiri atas Kualitas Pelayanan (X1), Nilai

Pelanggan (X2) dan Kepuasan Pelanggan (X3).

(51)

3.4 Definisi Operasional

Penguraian definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti

merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian.

Selain itu juga memberi batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti.

1. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat baik

secara positif atau negatif. Adapun yang menjadi variabel bebas pada

penelitian ini adalah :

a. Kualitas Pelayanan

Ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang mampu diberikan oleh PT. Ultra

Disc Cabang Padang Bulan Medan sesuai dengan ekspektasi pelanggan.

b. Nilai Pelanggan

Penilaian keseluruhan konsumen terhadap utilitas jasa berdasarkan

persepinya, apa yang telah diberikan PT. Ultra Disc Cabang Padang Bulan

Medan dengan apa yang telah diterima.

c. Kepuasan Pelanggan

Sikap keseluruhan pelanggan setelah memperoleh (acquisition) dan memakai

jasa yang diberikan oleh PT. Ultra Disc Cabang Padang Bulan Medan.

2. Variabel Terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas.

(52)

Berdasarkan defenisi operasional yang dikemukakan, maka penelitian

merumuskan mekanisme penganalisaan variabel pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Batasan Operasional

Variabel Indikator diterima dan apa yang diberikan.

1. Adanya jaminan barang dan jasa berkualitas

1. Menyewa produk secara berulang dan teratur

2. Mereferensikan kepada

(53)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

Skala Likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Pengujian variabel-variabel

yang diteliti, pada setiap jawaban akan diberikan skor (Sugiyono, 2008:86).

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Skala Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono (2008:86) (diolah)

3.6 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian untuk ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2008:133). Populasi dalam penelitian ini adalah anggota/penikmat jasa dari PT.

Ultra Disc Cabang Padang Bulan yang diketahui rata-rata kunjungan per bulannya

(54)

1. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2008:132). Kriteria sampel yang digunakan dalam

penelitian adalah pelanggan (anggota) terdaftar sebagai anggota lebih dari

setahun, dan mengunjungi PT. Ultradisc Cabang Padang Bulan sebanyak lebih

dari 5 kali.

Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin

(Umar (2004:78)) yaitu teknik pengambilan sampel dimana peneliti menggunakan

sampel dari populasi dengan rumus :

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = ukuran populasi

e = taraf kesalahan

600 = adalah rata-rata jumlah pelanggan per bulan

(55)

Dengan demikian, jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini

adalah :

Maka jumlah sampel yang digunakan sebesar 99 sampel dari seluruh

populasi dimana ditentukan dengan metode Accidental Sampling yang

merupakan teknik pengambilan sampel dimana responden yang dipilih secara

kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan bertemu di tempat penelitian dengan

peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan

ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2008:122).

3.7 Jenis Data dan Sumber Data

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek peneltian melalui

kuesioner dan wawancara terstruktur kepada responden.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber data lain yang

telah mengolah informasi terlebih dahulu seperti data dari pihak perusahaan,

jurnal, buku-buku pendukung, penelusuran internet dan sebagainya.

3.8 Metode Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar

Gambar

Gambar 2.1 Model Kepuasan/Ketidakpuasan
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengukuran pembawa muatan diperoleh tegangan hall yang bergantung pada arus listrik dan kerapatan fluks magnetik, semakin besar arus dan kerapatan fluks

untuk mengikuti Seminar Proposal Penelitian Kompetitif yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,

PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) yaitu semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Kuasa Tuhan tinggal di dalammu ketika anda lahir baru dan karenanya anda bisa melakukan yang murid-murid Tuhan Yesus lakukan jika anda

dari hasil wawancara dari 25 remaja mendapat kesimpulan bahwa media promosi dalam bentuk animasi interaktif tersebut meningkatkan daya tarik remaja untuk mengunjungi Desa

[r]

However, if an application requires only one sinking output and the controller already has several sourcing inputs connected to a sourcing input module, the user may use the

Sementara, untuk pemanfaatan gaya bahasa yang paling sedikit terlihat pada gaya bahasa satire, kontradiksi interminus, paralelisme, interupsi, dan litotes; (3) citraan