EFEKTIVITAS AKUPRESUR TERHADAP
PENURUNAN MUAL DAN MUNTAH
PADA IBU HAMIL TRIMESTER PERTAMA DI
KELURAHAN JATI KARYA KECAMATAN BINJAI UTARA
KOTA BINJAI
SKRIPSI
Oleh :
Purnama Anggi 061101052
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul : Efektivitas Akupresur terhadap Penurunan Mual dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester Pertama Kehamilan di Kelurahan Jati Karya Kota Binjai
Nama : Purnama Anggi
NIM : 061101052
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Tahun : 2010
Tanggal lulus: 25 Juni 2010
Pembimbing Penguji I
Nur Asiah, S.Kep, Ns Siti Saidah Nst,S.Kp,M.Kep,Sp.Mat NIP. 19780409 200312 2 004 NIP. 19750327 200112 2 001
Penguji II
Ellyta Aizar, S.Kp
NIP. 19741013 200012 2 001
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah menyetujui Skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan Sarjana Keperawatan (S.Kep).
Medan, 30 Juni 2010
Pembantu Dekan I
Erniyati, S.Kp, MNS
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian
ini dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini berjudul ”Efektivitas Akupresur
Terhadap Penurunan Mual dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester Pertama di
Kelurahan Jati Karya Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai”. Adapun tujuan
penulisan skripsi ini adalah guna memenuhi tugas akhir sekaligus menambah
informasi dan daftar referensi bagi para pembaca.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian
skripsi, sebagai berikut :
1. Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dr. Dedi
Ardinata, M.Kes
2. Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Ibu
Erniyati, S.Kp, MNS
3. Ibu Nur Asiah, S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing yang telah begitu
banyak memberi masukan serta dorongan.
4. Ibu Siti Saidah Nasution S.Kp, M.Kep, Sp. Mat dan Ibu Ellyta Aizar S.Kp
selaku dosen penguji.
5. Seluruh dosen dan staf administrasi Fakultas Keperawatan Universitas
6. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada kedua orang tua, bapak
Muhammad Yusni dan Ibu Nurziah, kepada kedua saudara perempuan
penulis, kak Mayang Wulan Dari dan Cempaka Adisti.
7. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Amri Amir, Sp.
AK, Sp.F (K), DFM, SH yang telah membantu penulis dalam validasi
8. Terima kasih penulis sampaikan kepada Lurah Jati Karya, Bapak
Nizwansyah, S.Sos
9. Selain itu, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kepala
Puskesmas Kelurahan Jati Karya
10.Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu dan memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
Untuk sahabat-sahabatku, Astika, Elis, Firda, Arvin, Sidiq dan Aljanri
Panjaitan, terima kasih untuk segalanya.
Semoga segenap bantuan, bimbingan, arahan dan semangat yang yang telah
diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menerima saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI 1. Latar Belakang ...1
2. Perumusan Masalah ...4
3. Pertanyaan Penelitian ...5
4. Hipotesis ...5
5. Tujuan Penelitian ...5
6. Manfaat Penelitian ...6
BAB 2 Tinjauan Pustaka 1. Konsep Kehamilan ...7
1.1 Pengertian Kehamilan ...7
1.2 Proses Kehamilan ...7
1.3 Mual dan Muntah selama Kehamilan ...9
1.4 Penyebab Mual dan Muntah ...10
1.5 Pengukuran Mual danMuntah ...14
1.6 Penanganan Mual dan Muntah dengan Teknik Akupresur ...15
2. Konsep Akupresur ...16
2.1 Tujuan Akupresur ...16
2.2 Manfaat Akupresur ...16
2.3 Teori Dasar Akupresur ...17
2.4 Akupresur Untuk Mual dan Muntah ...18
2.5 Syarat Tindakan Akupresur ...25
BAB 3 Kerangka Penelitian 1. Kerangka Konseptual ...24
2. Defenisi Operasional ...25
BAB 4 Metodologi Penelitian 1. Desain Penelitian ...27
2. Populasi dan Sampel ...27
2.1 Populasi ...27
2.2 Sampel ...28
4. Pertimbangan Etik ...29
5. Instrumen Penelitian dan Uji Validitas...30
6. Pengumpulan Data ...31
7. Analisa Data ...32
BAB 5 Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian ...34
2. Pembahasan ...38
BAB 6 Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan ...43
2. Saran ...44
Daftar Pustaka ...46
Lampiran 1. Lembar Persetujuan Responden...50
2. Jadwal Penelitian ...51
3. Taksasi Dana Prosedur Tindakan ...52
4. Instrumen Penelitian ...53
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Definisi Operasional ...25
Tabel 2.Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden...35
Tabel 3. Rata-rata Mual dan Muntah Sebelum dan Sesudah Akupresur ...36
DAFTAR SKEMA
DAFTAR GRAFIK
Judul : Efektivitas Akupresur Terhadap Penurunan Mual dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester Pertama di Kelurahan Jati Karya Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai Nama mahasiswa : Purnama Anggi
NIM : 061101052
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2010
Abstrak
Mual muntah selama kehamilan merupakan hal yang bersifat subjektif. Hal ini menyebabkan dampak mual dan muntah yang terjadi berbeda antara satu wanita dengan lainnya. Salah satu metode non farmakologi yang ditawarkan untuk mengatasi mual dan muntah selama kehamilan adalah akupresur yang dilakukan pada titik perikardium 6. Akupresur merupakan salah satu teknik yang dipergunakan dalam pengobatan tradisional China yang bermanfaat untuk mengurangi mual muntah selama kehamilan dengan cara mengeluarkan endorphin, sesuai dengan teori neurotransmitter. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas akupresur terhadap penurunan mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama di Kelurahan Jati Karya Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment dengan teknik total
sampling pada 11 responden yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai
dengan bulan April 2010. Seluruh responden diajarkan tindakan akupresur yang dilakukan secara teratur selama 30 detik hingga dua menit tiap kali mual muncul selama 2 hari berturut-turut. Sebelum dan setelah tindakan akupresur dilakukan pengukuran frekuensi mual dan muntah, durasi mual dan muntah juga intensitas mual dan muntah. Rentang waktu dalam pengukuran indikator tersebut adalah sekitar ±24 jam. Selanjutnya data ini dianalisa dengan uji statistik deskriptif dan inferensial. Hasil uji analisa data dengan paired sample t-test dan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan frekuensi mual dan muntah, durasi dan intensitas mual dan muntah sebelum dan sesudah dilakukan tindakan akupresur (frekuensi mual : p=0.000, frekuensi muntah : p=0.001, durasi mual : p=0.026, durasi muntah : p=0.011, intensitas mual : p=0.011 dan intensitas muntah : p=0.007). Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa akupresur efektif terhadap penurunan mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama.
Judul : Efektivitas Akupresur Terhadap Penurunan Mual dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester Pertama di Kelurahan Jati Karya Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai Nama mahasiswa : Purnama Anggi
NIM : 061101052
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2010
Abstrak
Mual muntah selama kehamilan merupakan hal yang bersifat subjektif. Hal ini menyebabkan dampak mual dan muntah yang terjadi berbeda antara satu wanita dengan lainnya. Salah satu metode non farmakologi yang ditawarkan untuk mengatasi mual dan muntah selama kehamilan adalah akupresur yang dilakukan pada titik perikardium 6. Akupresur merupakan salah satu teknik yang dipergunakan dalam pengobatan tradisional China yang bermanfaat untuk mengurangi mual muntah selama kehamilan dengan cara mengeluarkan endorphin, sesuai dengan teori neurotransmitter. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas akupresur terhadap penurunan mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama di Kelurahan Jati Karya Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment dengan teknik total
sampling pada 11 responden yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai
dengan bulan April 2010. Seluruh responden diajarkan tindakan akupresur yang dilakukan secara teratur selama 30 detik hingga dua menit tiap kali mual muncul selama 2 hari berturut-turut. Sebelum dan setelah tindakan akupresur dilakukan pengukuran frekuensi mual dan muntah, durasi mual dan muntah juga intensitas mual dan muntah. Rentang waktu dalam pengukuran indikator tersebut adalah sekitar ±24 jam. Selanjutnya data ini dianalisa dengan uji statistik deskriptif dan inferensial. Hasil uji analisa data dengan paired sample t-test dan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat perbedaan frekuensi mual dan muntah, durasi dan intensitas mual dan muntah sebelum dan sesudah dilakukan tindakan akupresur (frekuensi mual : p=0.000, frekuensi muntah : p=0.001, durasi mual : p=0.026, durasi muntah : p=0.011, intensitas mual : p=0.011 dan intensitas muntah : p=0.007). Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa akupresur efektif terhadap penurunan mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang menimbulkan banyak
perubahan, baik fisik, emosi, dan peran. Sebagian besar wanita merasakan
kegembiraan tertentu setelah dinyatakan benar hamil sementara sebagian lagi
merasa syok dan menyangkal. Adapun tanda dan gejala dari kehamilan adalah
antara lain mual dengan atau tanpa muntah, gangguan pada buang air kecil, dan
letih (Cunningham, MacDonald, Gant., 1995).
Mual muntah sering kali diabaikan karena dianggap sebagai sebuah
konsekuensi normal di awal kehamilan tanpa mengakui dampak hebat yang
ditimbulkannya pada wanita dan keluarga mereka. Akibat meremehkan rasa mual
dan muntah yang dirasakan wanita hamil terbukti mampu meningkatkan
ketegangan emosional dan stres psikologis (Munch, 2000 dalam Tiran, 2008).
Oleh karena itu tenaga kesehatan harus mengenali bahwa meskipun mual dan
muntah bersifat fisiologis, mual muntah bukanlah suatu gangguan ringan bagi ibu
hamil.
Mual dan muntah adalah gejala yang paling umum dialami oleh wanita
hamil pada trimester pertama, gejala ini dialami oleh 70-85% wanita (British
Medical Journal, 2004 dalam Nordqvist, 2008). Emelianova et al (1999)
menemukan frekuensi mual sebesar 67% dan 22% insidensi muntah dalam
menyatakan bahwa sampai dengan 90% wanita mengalami beberapa bentuk mual
dan muntah selama kehamilan dapat berkisar dari gejala mual ringan yang khas
sampai sedang yang dapat sembuh dengan sendirinya dengan atau tanpa disertai
muntah sampai kondisi berat yaitu hiperemesis gravidarum (Tiran, 2008). Antara
50%-90% wanita hamil mengalami mual dan muntah pada kehamilan yang
biasanya terjadi pada trimester pertama meskipun 20% wanita mengalaminya
selama gestasi (Coad & Dunstall, 2001). Mual dan muntah selama kehamilan ini
bisa dikontrol dengan beberapa tindakan antara lain perubahan dalam diet,
pengobatan komplementer seperti homeopati, aromaterapi, osteopati, refleksologi
maupun dengan akupresur pada titik perikardium 6.
Akupresur adalah sebuah ilmu penyembuhan dengan cara menekan,
memijat, megurut bagian dari tubuh dengan maksud mengaktifkan kembali
peredaran energi vital atau Chi (Sukanta, 2001). Akupresur adalah salah satu
pengobatan tradisional Cina yang sudah lama dikenal keberadaanya, bahkan
dikatakan bahwa akupresur merupakan asal dari akupuntur (Rahmat, Adiningsih,
Meliana, 1995).
Dari pengalaman dan penelitian ternyata akupresur mempunyai hasil yang
cukup baik. Selain itu penelitian tentang akupresur untuk mual dan muntah
dilakukan oleh beberapa peneliti, misalnya penelitian yang dilakukan De Aloysio
dan Penacchioni (1992) melakukan uji silang dengan menggunakan akupresur
unilateral, bilateral dan plasebo (melakukan akupresur tidak tepat pada titik P6),
masing-masing selama tiga hari dan diemukan pengurangan mual dan muntah
pengurangan sebesar 29-31% pada kelompok yang menggunakan plasebo (Tiran,
2008).
Masyarakat China beranggapan bahwa terjadi ketidakseimbangan energi
dalam tubuh ibu karena tubuhnya beradaptasi dengan perubahan yang terjadi saat
kehamilan. Dengan akupresur pada terutama titik perikardium 6 maka
ketidakseimbangan dalam tubuh ibu dapat di atasi (Tiran, 2008).
Teknik akupresur ini merupakan teknik yang aman bagi ibu maupun calon
bayinya. Dalam bukunya Musbikin, (2005) menyatakan bahwa pijat adalah salah
satu cara untuk mengatasi ketidaknyamanan selama kehamilan. Terapi pijat ini
mencakup beberapa teknik seperti pijatan yang ringan dan dalam, teknik
myofascial (muka), acccupressure, refleksologi.
Akupresur merupakan salah satu pengobatan rakyat yang terus
dikembangkan secara turun-temurun. Perawatan kesehatan transkultural ini
berdampingan dengan sistem perawatan kesehatan asli dan sistem perawatan
kesehatan profesional. Sistem perawatan kesehatan asli mengacu pada metode
perawatan kesehatan rakyat tradisional, seperti pengobatan rakyat dan terapi di
rumah lainnya. Sistem asli merupakan sistem yang lebih tua dibandingkan sistem
profesional dan memberikan perawatan kesehatan jauh sebelum sistem
profesional memasuki budaya tersebut (Leininger,1993 dalam Blais, Hayes,
Kozier, Erb.,2006).
Tujuan umum dari model keperawatan transkultural adalah memfokuskan
perhatian perawat dalam aspek budaya yang secara langsung terhadap kesehatan
tidaknya hal-hal yang menonjol bagi perawat untuk mengeksplorasi bidang yang
sesuai (Basford & Slevin, 2006).
Saat ini telah banyak minat dan penelitian mengenai efektivitas metode
penyembuhan rakyat dan pengobatan herba. Praktik penyembuhan ini dianggap
sebagai komplemen atau alternatif terhadap pengobatan barat atau ilmiah. Selain
itu perawat juga dituntut untuk mempunyai pengetahuan, pemahaman,
pengalaman dan kompetensi yang dalam rentang terapi ortodoks ataupun
pelengkap. Pengenalan terapi pelengkap ini sangat penting dalam praktik
keperawatan, sehingga penelitian keperawatan yang terkait dengan efektivitas dari
terapi pelengkap ini sangat dibutuhkan (Basford & Slevin, 2006).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Jati Karya
Kota Binjai diperoleh informasi bahwa banyak ibu hamil yang belum mengetahui
bahwa akupresur merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk
mengurangi mual dan muntahnya. Tindakan yang biasa dilakukan masyarakat
untuk mengurangi mual dan muntahnya adalah beristirahat, misalnya tidur. Selain
itu, kelurahan Jati Karya dekat dengan tempat tinggal peneliti.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang efektivitas akupresur dalam mengurangi mual dan
muntah pada ibu hamil trimester pertama.
2. Perumusan Masalah
Untuk mengidentifikasi efektivitas akupresur dalam menurunkan mual dan
3. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana efektivitas teknik akupresur untuk mengurangi mual dan
muntah pada ibu hamil trimester pertama?
4. Hipotesis
Ada pengaruh akupresur terhadap penurunan mual dan muntah pada ibu
hamil trimester pertama di Kelurahan Jati Karya, Kecamatan Binjai Utara, Kota
Binjai.
5. Tujuan Penelitian
5.1 Tujuan Umum
Mengetahui sejauh mana efektivitas teknik akupresur dalam menurunkan
mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama.
5.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui frekuensi mual sebelum intervensi pada ibu hamil
2. Mengetahui intensitas mual sebelum intervensi pada ibu hamil
3. Mengetahui durasi mual sebelum intervensi pada ibu hamil
4. Mengetahui frekuensi muntah sebelum intervensi pada ibu hamil
5. Mengetahui durasi muntah sebelum intervensi pada ibu hamil
6. Mengetahui intensitas muntah sebelum intervensi pada ibu hamil
8. Mengetahui intensitas mual setelah intervensi pada ibu hamil
9. Mengetahui durasi mual setelah intervensi pada ibu hamil
10.Mengetahui frekuensi muntah setelah intervensi pada ibu hamil
11.Mengetahui durasi muntah setelah intervensi pada ibu hamil
12.Mengetahui intensitas muntah setelah intervensi pada ibu hamil
6 . Manfaat Penelitian
6.1 Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bentuk tindakan
keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi mual dan muntah pada ibu
hamil.
6.2 Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan tambahan
pengetahuan dalam mata kuliah maternitas. Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi salah satu intervensi yang dapat diterapkan pada asuhan keperawatan di
klinis.
6.3 Penelitian Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar untuk penelitian
selanjutnya. Selain itu, penelitian ini juga menambah referensi tentang cara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Kehamilan
1.1 Definisi Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua adalah 15 minggu (minggu ke 13 hingga ke 27), dan trimester ketiga adalah 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40) ( Adriaans, 2008).
1.2 Proses Kehamilan
Fertilisasi ovum manusia oleh sebuah spermatozoa terjadi di Tuba Falopii
dalam waktu singkat (beberapa menit hingga beberapa jam) setelah ovulasi. Enam
hari setelah fertilisasi, blastokista mulai menanamkan diri di dalam endometrium
uterus dan kehamilan telah dimulai.
Produksi hCG pada blastokista dimulai sangat dini, bahkan mendahului
nidasi. Setelah implantasi, kadar hCG dalam plasma dan urin ibu meninggi sangat
cepat. Produksi hCG oleh trofoblas janin sangat penting. Hal ini dikarenakan
sebagai tempat pembentukan progesteron yang utama pada kehamilan 6-8 minggu
pertama. Dengan uji radio imunoassai, hormon kehamilan tersebut dapat
ditemukan 8 hingga 9 minggu setelah ovulasi. Kadar hCG dalam darah dan urin
meningkat dari hari terjadinya implantasi sampai usia kehamilan 60-70 hari
(Cunningham, Donald, Gant., 1995).
Selama kehamilan terjadi perubahan pada sistem gastrointestinal ibu
hamil. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh,
meningkatkan kolesterol darah. Selain itu sekresi saliva menjadi lebih asam, lebih
banyak dan asam lambung menurun.
Dapat terjadi penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal yang
menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lambung dan transit usus. Ini
mungkin akibat jumlah progesteron tinggi selama kehamilan, menurunnya kadar
motalin yang merupakan suatu peptida yang diketahui mempunyai efek terhadap
perangsangan otot-otot halus. Perbesaran uterus menekan diafragma, lambung dan
intestine.
Menurunnya gerakan peristaltik tidak hanya menyebabkan mual tetapi
juga konstipasi. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian
bawah pada awal kehamilan dan kembali pada masa akhir kehamilan.
Perubahan gastrointestinal lainnya adalah pirosis. Pirosis mungkin
disebabkan refluks asam esofagus bagian bawah, selain itu posisi lambung yang
berubah mungkin ikut menyumbang terjadinya pirosis. Tonus esofagus dan
rendah dan tekanan lambung menjadi lebih tinggi, maka akan memicu terjadinya
refluks esofageal (Cunningham, Donald, Gant., 1995)
1.3 Mual dan Muntah selama Kehamilan
Mual dan muntah selama kehamilan biasa terjadi di pagi hari ataupun
kapan saja. Tanda biasa muncul segera setelah implantasi dan bersamaan saat
produksi hCG mencapai puncaknya, diduga bahwa hormon plasenta inilah yang
memicu mual dan muntah dengan bekerja pada chemoreseptor trigger zone pada
pusat muntah (Sherwood, 2001).
Mual merupakan suatu rasa yang tidak menyenangkan yang biasanya
menyebar ke bagian belakang tenggorokan, epigastrium atau keduanya dan
memuncak pada muntah. Rasa mual sering disertai dengan gejala vasomotor
perangsangan otonom seperti saliva yang meningkat, berkeringat, pingsan,
vertigo, takikardia (Sodeman, 1995).
Muntah diartikan sebagai pengeluaran secara paksa isi lambung dan usus
melalui mulut. Sebelum muntah terjadi takipnea, salivasi yang banyak, dilatasi
pupil, berkeringat, pucat dan denyut jantung yang cepat sebagai tanda
perangsangan otonom yang menyebar luas (Sodeman, 1995).
Sebagian besar wanita hamil mengalami mual dan muntah pada berbagai
tingkatan yang berbeda dan dapat terjadi setiap saat, terutama pagi hari. Keadaan
ini biasanya akan berakhir pada minggu ke 16 (bulan ke 4) pada kehamilan,
meskipun pada beberapa kasus keadaan ini dapat berlangsung lebih lama.
Pada mual muntah derajat sedang wanita merasa aktivitasnya terganggu karena
kondisi mual dan muntah ini. Setengah dari wanita yang bekerja merasa
pekerjaannya terganggu karena kondisi ini dan 25% wanita membutuhkan waktu
untuk tidak bekerja (Golberg, 2006).
Satu dari dua puluh wanita mengalami penurunan berat badan, dehidrasi
dan gangguan elektrolit. Mual muntah yang berlebihan dapat menyebabkan
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, gangguan metabolik dan defisiensi gizi
yang dikenal sebagai hiperemesis gravidarum (Coad & Dunstall, 2001).
Hiperemesis gravidarum merupakan muntah persisten dan parah. Tanpa
pengobatan hiperemesis akan menyebabkan banyak komplikasi, diantaranya
kegagalan hati dan kegagalan ginjal.
1.4 Penyebab Mual dan Muntah
Terdapat beberapa teori mengenai penyebab mual dan muntah pada
kehamilan. hCG serum memuncak pada trimester ketiga, tetapi hubungan antara
mual muntah dan sekresi hCG belum dapat dipastikan. Selain itu efek progestron
pada tonus otot polos lambung, terutama efek pada motilitas saluran
gastrointestinal bagian atas, kepatenan sfingter esofagus bagian bawah. Selain itu,
perlambatan pengosongan lambung mengisyaratkan kemungkinan peran hormon
steroid (Coad & Dunstall, 2001). Dalam Sherwood (2008), muntah secara umum
disebabkan oleh motilitas lambung yang abnormal, muntah tidak ditimbulkan oleh
datang dari kontraksi otot pernafasan yaitu diafragma (otot inspirasi utama) dan
otot abdomen (otot ekspirasi aktif).
Hal ini sesuai pendapat Lacasse et al, 2009, bahwa etiologi mual dan
muntah selama kehamilan sering kali sulit dimengerti tetapi mual dan muntah
selama kehamilan ini dapat dipertimbangkan sebagai akibat dari masalah
multifaktor. Beberapa teori yang diusulkan terkait dengan mual dan muntah ini
adalah hormonal, sistem vestibular, sistem gastrointestinal, psikologi,
hyperolfaction, genetik dan faktor lainya.
Selain karena proses kehamilan, mual dan muntah juga sering kali
menyertai penyakit lain, diantaranya yaitu gastritis akut, penyebab sentral,
penyakit yang berhubungan dengan lambung, akibat obat-obatan maupun
pengobatan medis, dan obstruksi saluran cerna (Wedro, 2009). Mual mungkin
disebabkan oleh penyakit lambung atau pankreas, obstruksi pilorus dan usus,
gangguan emosi, perangsangan visual, penciuman ataupun pengecapan yang tidak
menyenangkan, kelainan biokimia yang berkaitan dengan gangguan metabolik
ataupun rasa nyeri yang hebat (Sodeman, 1995).
Mual dan muntah merupakan gejala dan tanda yang sering menyertai
gangguan gastrointestinal, demikian juga dengan penyakit-penyakit lain. Mual
dan muntah dapat dianggap sebagai suatu fenomena yang terjadi dalam tiga
stadium yaitu mual, retching (sebelum muntah) dan muntah.
Stadium pertama, mual dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat
tidak enak di belakang tenggorokan dan epigastrium sering menyebabkan muntah.
meningkatnya saliva, menurunnya tonus lambung dan peristaltik. Peningkatan
tonus duodenum dan jejenum menyebabkan terjadinya refluks isi duodenum ke
lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti yang menyatakan bahwa hal ini
menyebabkan mual, gejala dan tanda mual.
Stadium kedua, retching merupakan suatu usaha involunter untuk muntah,
sering kali menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan
pernafasan spasmodik melawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada dan
diafragma. Kontraksi otot abdomen saat ekspirasi mengendalikan gerakan
inspirasi. Pilorus dan antrum distal berkontraksi saat fundus relaksasi.
Stadium ketiga, muntah merupakan suatu refleks yang menyebabkan
dorongan ekspirasi isi lambung/usus atau keduanya ke mulut. Pusat muntah
menerima masukan dari korteks serebral, organ vestibular, daerah pemicu
kemoreseptor (Chemoreceptor Trigger Zone, CTZ) dan serabut aferen termasuk
dari sistem gastrointestinal. Muntah terjadi akibat perangsangan pada pusat
muntah yang terletak di daerah postrema medula oblongata di dasar ventrikel ke
empat. Muntah dapat dirangsang melalui jalur saraf aferen oleh rangsangan nervus
vagus dan simpatis atau oleh rangsangan emetik yang menimbulkan muntah
dengan aktivasi chemoreceptor trigger zone. Jalur eferen menerima sinyal yang
menyebabkan terjadinya gerakan ekspulsif otot abdomen, gastrointestinal dan
pernafasan yang terkoordinasi dengan epifenomena emetik yang menyertai. Pusat
muntah secara anatomis berada di dekat pusat salivasi dan pernafasan sehingga
pada waktu muntah sering terjadi hipersalivasi dan gerakan pernafasan (Price &
Kolcaba dan Steiner dalam Tiran (2008) menyatakan bahwa kenyamanan
optimal dalam kehamilan bukan hanya kenyamanan fisik, tetapi juga kenyamanan
psiko-emosional dan spiritual. Kolcaba dan Wilson dalam Tiran (2008)
mengemukakan bahwa terdapat empat elemen kenyamanan, yaitu elemen fisik
(fisiologis), psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan. Adapun model
kenyamanan ini telah diadaptasikan dan dijadikan sebagai pendekatan holistik
terhadap penyebab, faktor predisposisi dan pemburuk mual dan muntah dalam
kehamilan.
Mual dan muntah dalam kehamilan merupakan sebuah gejala fisiologis
karena terjadinya berbagai perubahan di dalam tubuh wanita yang hamil. Mual
dan muntah semasa kehamilan ini bisa disebabkan oleh perubahan dalam sistem
endokrin, efek aparatus vestibular, adaptasi saluran gastrointestinal, infeksi
Helicobacter pylori.
Masalah psikologis dapat mempredisposisi beberapa wanita untuk
mengalami mual dan muntah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala yang
sudah ada ataupun mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala yang normal.
Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, beban
pekerjaan akan menyebabkan penderitaan batin dan konflik (Tiran, 2008).
Perasaan bersalah, marah, ketakutan dan cemas dapat menambah gejala fisik.
Kurang pengetahuan, informasi dan komunikasi yang buruk antara wanita dan
pemberi asuhannya turut mempengaruhi persepsi wanita tentang keparahan gejala
Masalah sosiokultural turut ambil bagian dalam mencetuskan terjadinya
mual dan muntah. Adanya isu finansial /okupasional dan harapan sosial menuntut
wanita untuk bekerja. Banyak pasangan memerlukan dua sumber penghasilan
untuk memberikan standar kehidupan yang dapat diterima. Kecemasan terhadap
situasi keuangan dapat menimbulkan kekhawatiran tambahan yang membuat
wanita merasa tidak sehat.
Wanita sering terpapar dengan bau/aroma, zat kimia di lingkungan sekitar
mereka yang dapat menambah rasa mual mereka dan menyebabkan muntah.
Perjalanan ke tempat kerja membuat mereka bertemu banyak orang dan dikelilingi
oleh berbagai macam bau sehingga dapat mempengaruhi keparahan mualnya
(Tiran, 2008).
Kemampuan koping wanita yang mengalami mual dan muntah selama
kehamilan sangat beragam yang akan dipengaruhi oleh kepribadian dan sikapnya
terhadap penyakit, komitmen keluarga, pekerjaan, kesehatan umum dan
ketersediaan mekanisme pendukung. Seorang ibu dapat mengalami gejala yang
berat, meskipun hanya muntah dua sampai tiga kali. Persepsi ibu mengenai
keparahan gejala merupakan hal yang penting (Tiran, 2008).
1.5 Pengukuran Mual dan Muntah
Banyak instrumen yang tersedia dan telah digunakan untuk mengukur
berbagai aspek dari mual, tetapi semuanya itu belum cukup valid dan memiliki
standar. Frekuensi, intensitas dan durasi mual adalah karakteristik yang paling
Pengukuran frekuensi bisa dilakukan dengan cara yang sederhana,
berdasarkan jawaban ya/ tidak untuk pertanyaan spesifik dari pasien yang
berkaitan dengan munculnya mual atau bisa berdasarkan 4 atau lebih skala poin.
Durasi mual merupakan fenomena intermitten sehingga dalam pengkajiannya
dapat mengalami kesulitan dan membutuhkan evaluasi yang sering. Responden
diberikan pertanyaan seperi berapa menit mereka mengalami mual selama periode
waktu sebelumnya. Sedangkan intensitas merupakan seringnya dimensi mual. Dua
tipe skala yang biasa digunakan adalah analogue scales dan descriptive ordinal
scales (DS) (Favero et al, 1992). Berikut merupakan visual analog scale,
merupakan skala sederhana untuk mengukur keparahan mual dan muntah (Tiran,
2008)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.6 Penanganan Mual dan Muntah dengan Teknik Akupresur
Mual dan muntah pada kehamilan biasanya diterapi secara konservatif
dengan istirahat dan pemberian keyakinan serta nasehat untuk mengkonsumsi
makanan yang kaya karbohidrat, mudah dicerna dan rendah lemak dengan jumlah
yang sedikit tetapi sering. Daging dan bau yang keras dapat memperparah mual
dan muntah (Coad & Dunstall, 2001).
Mual di trimester pertama kehamilan tidak memerlukan terapi obat. Pada
situasi yang jarang terjadi jika muntah bersifat berat, suatu antihistamin misal
24-48 jam, minta opini dari dokter spesialis (Tiran, 2008). Terapai
non-farmakologis yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual dan muntah pada
kehamilan adalah melalui perubahan pada diet, pengobatan herbal, aromaterapi,
akupresur, refleksologi, osteopati, homeopati dan hipnoterapi.
Menurut Sukanta (2008), pijat akupuntur atau akupresur adalah cara pijat
berdasarkan ilmu akupuntur atau bisa juga disebut akupuntur tanpa jarum. Teori
akupuntur menjadi dasar praktek akupresur. Akupuntur menggunakan jarum
sebagai alat bantu praktek, sedangkan akupresur menggunakan jari, tangan,
bagian tubuh lainnya atau alat tumpul sebagai pengganti jarum. Pemijatan
dilakukan pada titik akupuntur dibagian tertentu tubuh untuk menghilangkan
keluhan atau penyakit yang diderita.
2. Konsep Akupresur
2.1 Tujuan Akupresur
Pemijatan ditujukan untuk mengembalikan keseimbangan yang ada di
dalam tubuh, dengan memberikan rangsangan agar aliran energi kehidupan dapat
mengalir dengan lancar (DEPKES, 1996).
2.2 Manfaat Akupresur
Dalam Sukanta (2001) dikatakan bahwa akupresur bermanfaat untuk
2.3 Teori Dasar Akupresur
Adapun teori yang mendasari tindakan akupresur adalah adalah teori Yin
dan Yang. Yin dan Yang merupakan dua aspek yang saling mempengaruhi, saling
bertentangan dan membentuk satu kesatuan yang utuh dalam suatu keseimbangan
yang dinamis. Terganggunya keseimbangan akan mengakibatkan suatu keadaan
yang abnormal. Dalam ilmu akupresur keadaan ini disebut sebagai suatu kelainan
yang menyebabkan orang merasa sakit. Tugas pemijat adalah mengembalikan
keseimbangan Yin dan Yang tadi (DEPKES, 1996)
Cara kerja akupresur maupun akupuntur pada titik saluran energi tidak
dipahami sepenuhnya. Bagi banyak praktisi pengobatan ortodoks barat, konsep
saluran energi ini tampak tidak beralasan meskipun berbagai eksperimen untuk
menegaskan keadaan meridian ini telah dilakukan. Zhang et al (1982) dalam Tiran
(2008) menganalisis 324 titik akupuntur dan menemukan bahwa 304 sesuai
dengan nervus superfisialis, 155 sesuai dengan nervus kutaneus profunda dan 137
titik disuplai oleh nervus superfisialis dan nervus kutaneus. Litscher et al., 2002
dalam Tiran (2008) melakukan studi silang acak yang dikendalikan plasebo untuk
menunjukkan perbedaan secara statistik antara perfusi kulit di ujung jari setelah
akupuntur di titik Neiguan (Perikardium 6) dan titik plasebo (kosong) dengan
2.4 Akupresur Untuk Mual dan Muntah
Titik perikardium 6 (Nei Guan)
Nei berarti medial sedangkan Guan berarti (pass) melewati. Titik ini
merupakan lokasi yang penting pada bagian lengan bawah. Stimulasi titik
perikardium ini dilakukan pada posisi telapak tangan menghadap ke atas. Titik ini
berada pada garis tengah lengan bawah, dua ibu jari menuju siku dari lipatan
pergelangan tangan (Albana, 2009). Titik perikardium 6 berda pada 2 inchi China
(5 cm) dari distal lipatan pergelangan tangan, antara tendon flexi karpi radialis dan
palmaris longus (Dundee, 1990).
Akupresur berbeda dari akupuntur karena pada akupresur dilakukan
penekanan secara konstan pada akunpuntur point dan tidak menusuk kulit.
Akupresur point disebut juga potent point yang terdapat pada kulit (Hickman,
Bell, Preston., 2005 ). Sedangkan menurut World Health Organization (WHO)
definisi akupuntur secara luas adalah stimulasi point tertentu pada tubuh
(akupuntur poit) menggunakan jarum, moksibusi, elektris, laser ataupun akupresur
untuk tujuan terapeutik (Shang, 2007). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
dikatakan akupresur merupakan bagian dari akupuntur sehingga prinsip kerja
akupresur dan akupuntur adalah sama.
Titik Neigua n (titik pericardium 6) digunakan dalam akupuntur untuk
mencegah mual dan muntah yang berlokasi diantara tendon yaitu flexor carpi
radialis dan otot palmaris longus, kira-kira 3 jari diatas lipatan tangan. Akupuntur
dengan jarum, akupresur maupun akustimulasi bisa digunakan untuk
dipahami sepenuhnya, tetapi stimulasi pada titik tersebut diyakini mampu
meningkatkan pelepasan beta-endorphin di hipofise dan ACTH sepanjang
chemoreceptor trigger zone (CTZ) menghambat pusat muntah (Tarcin dkk, 1992).
Stimulasi pada titik akupuntur mengaktifkan tiga pusat yaitu spinal cord,
midbrain dan pituitari untuk melepaskan neurokimia seperti endorphin, serotonin
dan norepinehrin yang mampu memblok pesan nyeri. Selain endorphin, stimulasi
pada titik akupuntur juga terjadi pelepasan adrenocorticotropin hormone
(ACTH) dari pituitari. ACTH menstimulasi adrenal untuk memproduksi kortisol
(Pearl, 1999). Dibawah ini adalah teori sterkait mekanisme kerja akupuntur/
akupresur.
1. Teori neurotransmitter. Akupuntur mempengaruhi area otak, menstimulilasi sekresi beta-endorphin dan enkepalin pada otak dan spinal
cord. Pelepasan neurotransmitter mempengaruhi sistem imun dan sistem
antinoceptive.
2. Teori sistem syaraf otonom. Akupuntur menstimulasi pelepasan
norepinephrin, acetylcholine dan beberapa tipe opoid, menormalkan
sistem syaraf otonom dan mengurangi nyeri.
3. Teori gate control. Akupuntur mengaktifkan reseptor antinoceptive yang
menghambat transmisi sinyal nociceptive pada dorsal horn.
4. Teori vascular-interstisial akupuntur memanipulasi sistem elektris tubuh
dengan menciptakan atau meningkatkan transpor sirkuit tertutup pada
material dan energi elektris diantara jaringan yang normal dan jaringan
yang terluka.
5. Teori kimia darah. Akupuntur mempengaruhi konsentrasi trigliserida,
kolesterol dan phospholipid dalam darah, oleh karena itu akupuntur bisa
menaikkan dan menurunkan komponen darah di perifer, dengan cara
demikian akupuntur mengatur tubuh menuju homeostasis (National
Pemijatan dilakukan dengan cara membuat lingkaran yang lembut pada
titik tersebut. Pada awalnya tidak dianjurkan untuk tidak menekan terlalu keras
karena bisa menyebabkan muntah menjadi lebih buruk. Bila merasa nyaman,
maka tekanan dapat dilakukan lebih keras. Gosokan ini dilakukan selama 30 detik
sampai dua menit. Akupresur bekerja dengan cukup cepat, biasanya satu sampai
dua menit, bagi penderita yang mengalami gangguan pencernaan (Albana, 2009).
Menurut pengobatan tradisional China titik perikardium 6 terhubung
dengan internal pathways yang mengalirkan energi melalui tubuh, sehingga
stimulasi pada titik ini mampu meningkatkan kesehatan seseorang dengan cara
memperlancar aliran energi (chi). Kedokteran modern mulai memahami konsep
ini, mereka berpendapat bahwa akupuntur bekerja dengan cara mengubah jalan
sinyal sel saraf satu dengan yang lainnya sehingga berpengaruh pada sistem saraf
pusat, dan memicu sistem saraf pusat untuk melepaskan suatu zat kimia tertentu
ke tubuh (Mortin, 2009).
Stimulasi pada median nerve di P6 atau titik akupuntur Nei Guan banyak
dilakukan dengan melakukan penekan pada lokasi tersebut (akupresur) telah
banyak dipelajari untuk tujuan mengetahui keefektivan stimulasi titik tersebut
dalam menurunkan mual dan muntah (Rosen dkk., 2009). Dundee, Sourial, Ghaly,
Bell (1988) dalam JRSM (2009), melakukan sebuah studio prospektif yang
didesain untuk mengetahui kemanjuran penekanan titik perikardium 6 dalam
mencegah mual dan muntah selama kehamilan. Wanita yang mengalami mual dan
keparahan dan frekuensi mual dan muntah yang terjadi selama 4 hari secara
berurutan mendapat penekanan pada titik perikardium 6. Penekanan dilakukan
pada titik dekat siku kanan dan tanpa pengobatan apapun. Terjadi pengurangan
mual dan muntah pada kelompok intervensi maupun kelompok plasebo ketika
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ketika data diproses, hanya kelompok
dengan penekanan titik perikardium 6 yang menunjukkan penurunan mual dan
muntah secara signifikan. Tidak ada efek samping yang terjadi pada kelompok
lain. Penekanan pada titik perikardium 6 tampaknya memiliki efek terapeutik
yang spesifik.
Studi lain yang dilakukan oleh Shin, Seong, Soe (2007) dalam BMJ
(2009), pada wanita hamil yang dirawat di rumah sakit baik mengalami mual dan
muntah yang berat maupun ringan, wanita hamil melakukan akupresur pada pada
titik perikardium 6 kemudian dibandingkan dengan wanita hamil lain yang tidak
melakukan tindakan akupresur. Wanita dalam studi ini melakukan akupresur pada
titik perikardium 6, tiga kali dalam sehari selama 10 menit. Hasilnya
menunjukkan bahwa akupresur dapat menurunkan keparahan mual dan muntah.
Di luar negeri misalnya di kota London, telah tersedia gelang tangan ’sea
sickness’ yang menggunakan prinsip akupresur/akupuntur, khususnya pada titik
akupuntur perikardium 6 di pergelangan tangan bagian dalam. Gelang ini dapat
dibeli di toko farmasi atau toko makanan sehat. Toko-toko tersebut juga
menyediakan magnet akupresur kecil, dilekatkan pada pergelangan tangan dengan
menggunakan plester, meski gulungan ini lebih mahal dibanding gelang, biasanya
Menurut Shin, Seong, Soe (2007, dalam BMJ, 2009) bahwa akupunturis
meyakini bahwa perangsangan pada titik perikardium 6 ini sangat berguna uuntuk
mencegah semua jenis mual dan muntah, termasuk mual dan muntah selama
kehamilan dan mual dan muntah dalam perjalanan. Manset yang bisa diletakkan
pada pergelangan tangan seperti sea band biasanya digunakan untuk mencegah
mual dan muntah selama perjalanan.
2.5 Syarat Tindakan Akupresur
Adapun beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan dalam melakukan tindakan
akupresur antara lain :
Persiapan responden :
1. Pasien sebaiknya dalam keadaan berbaring, duduk atau dalam posisi yang
nyaman
2. Pasien dalam keadaan rileks, tidak emosional (marah, takut, terlalu
gembira, atau sedih), terlalu lapar atau terlalu kenyang.
Persiapan akupresuris :
1. Sebelum memijat tangan dicuci bersih, kuku jari tidak boleh panjang dan
tajam
2. Pemijat dalam keadaan bebas bergerak dengan posisi yang nyaman
sehingga bisa melakukan pemijatan dengan bebas dan tepat.
3. Menggunakan alat bantu pijat tidak tajam, tidak menyakitkan dan bersih
dalam hal ini peneliti melakukan pemijatan dengan menggunakan ibu jari
4. Tidak memijat daerah luka atau bengkak
Persiapan lingkungan :
1. Ruangan tempat pemijatan hendaknya tidak pengap dan mempunyai
sirkulasi yang baik
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konsep
Untuk mengetahui efektivitas akupresur dalam menurunkan mual dan
muntah maka dalam penelitian ini digunakan rancangan “one group
pretest-postest”. Penelitian ini hanya melibatkan satu kelompok subjek yaitu kelompok
intervensi tanpa ada kelompok kontrol.
Skema1. Skema kerangka konsep
Keterangan : = variabel yang akan diteliti
= variabel yang tidak diteliti Faktor-faktor yang dan muntah pada ibu hamil
Frekuensi (kali/hari), intensitas, durasi mual dan muntah pada ibu hamil
2. DEFINISI OPERASIONAL
Tabel 1. Definisi Operasional
Tabel 1. Lanjutan
No Variabel Definisi
BAB 4
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan desain Quasi Experiment, dimana peneliti
terlibat dalam melakukan manipulasi terhadap variabel untuk mengetahui
efektivitas akupresur terhadap penurunan mual dan muntah pada ibu hamil
trimester pertama.
Pretes Perlakuan Postes
01 X 02
Keterangan :
01 : Menghitung frekuensi mual dan muntah, durasi mual dan muntah, intensitas
mual dan muntah sebelum perlakuan
02 : Menghitung frekuensi mual dan muntah, durasi mual dan muntah, intensitas
mual dan muntah setelah perlakuan
X : Melakukan tindakan akupresur
2.Populasi dan Sampel
2.1 Populasi
Populasi (universe) adalah keseluruhan unit analisis yang karakteristiknya
akan diduga (Sabri dan Hastono, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
hamil trimester pertama di Kelurahan Jati Karya, Kecamatan Binjai Utara, Kota
studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Jati Karya, Klinik Bersalin Risna
dan Klinik Bersalin Suprapti adalah sebanyak 121 orang.
2.2 Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau diukur
(Sabri dan Hastono, 2006). Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total
sampling. Responden penelitian adalah seluruh ibu hamil yang ada di Kelurahan
Jati Karya dan memenuhi kriteria menjadi sampel penelitian. Responden dalam
penelitian ini berjumlah 11 orang.
Adapun beberapa kriteria yang harus dipenuhi sampel adalah ibu hamil
trimester pertama yang bertempat tinggal di kelurahan Jati Karya, mengalami
mual dan muntah, kooperatif, dalam keadaan sehat, sadar, rileks dan keadaan
emosional bagus, tidak dalam keadaan sangat lapar, sangat kenyang atau sangat
lelah, tempat pemijatan tidak mengalami lesi, bengkak atau bisul.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kelurahan Jati Karya, Kecamatan Binjai Utara,
Kota Binjai. Peneliti memilih Kelurahan Jati Karya karena lokasi tersebut dekat
dengan tempat tinggal peneliti dan banyak ibu hamil yang belum mengetahui
tentang manfaat akupresur untuk mengurangi mual dan muntah. Penelitian
4. Pertimbangan Etik
Setelah peneliti dinyatakan lulus dalam sidang proposal, peneliti kemudian
mengajukan surat izin penelitan kepada Fakultas Keperawatan untuk
mendapatkan rekomendasi. Setelah mendapatkan rekomendasi dari Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Selanjutnya mengirimkan surat
permohonan untuk mendapatkan surat izin dari institusi dan rekomendasi dari
Balitbang Kota Binjai yang ditujukan untuk Kelurahan Jati Karya.
Setelah mendapatkan izin, peneliti mulai mengumpulkan data dengan
memberikan lembar persetujuan (informed consent) kepada responden yang akan
diteliti. Peneliti menanyakan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam
penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan tersebut. Sebelum
responden mengisi dan menandatangani persetujuan, peneliti menjelaskan
maksud, tujuan dan proses penelitian yang akan dilakukan serta dampak yang
mungkin terjadi selama dan setelah proses pengumpulan data.
Responden yang untuk menolak berpartisipasi dalam penelitian maka
peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-haknya tanpa ada tekanan
fisik maupun psikologis. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak
mencantumkan nama hanya mencantumkan inisial pada masing-masing lembar
kuesioner. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya
5. Instrumen Penelitian dan Uji Validitas
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti
sendiri. Selain itu digunakan juga dua instrumen yaitu :
1. Bagian pertama instrumen penelitian berisi tentang data demografi dan
karakterististik ibu hamil yang mengalami mual dan muntah meliputi :
inisial nama responden, usia, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan.
2. Bagian kedua merupakan lembar observasi berisi frekuensi, intensitas
dan durasi ibu hamil dalam sehari. Lembar observasi akan diisi oleh
peneliti. Lembar observasi terdiri atas frekuensi, intensitas dan durasi ibu
sebelum dan setelah dilakukan intervensi.
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2002). Validitas isi sebuah instrumen
sebuah instrumen tersebut dapat mewakili faktor yang diteliti. Beberapa pakar
dilapangan yang menguasai topik tersebut kemudian diminta untuk menguji setiap
poin dan untuk menilai seberapa jauh poin dan instrumen keseluruhan mewakili
area isi yang tadi sudah ditetapkan (Dempsey & Dempsey, 2002).
Validitas isi adalah suatu keputusan tentang bagaimana instrumen dengan
baik mewakili karakteristik yang dikaji. Penelitian tentang validitas isi ini bersifat
subjektif dan keputusan apakah instrumen ini sudah mewakili atau tidak,
didasarkan pada pendapat ahli (Broncopp, 1999). Uji validitas ketrampilan
akupresur dilakukan oleh ahli yang kompeten dibidang akupresur dengan cara
Proses validasi dilakukan oleh ahli akupuntur yaitu Prof. Dr. Amri Amir, Sp.AK,
Sp.F (K), DFM, SH.
6. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapatkan surat izin
pelaksanaan penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengunjungi rumah ibu hamil trimester
pertama yang alamatnya telah terlebih dahulu peneliti dapatkan dari puskesmas
dan klinik bersalin di Kelurahan Jati Karya.
Mual dan muntah ibu hamil diukur dengan tiga indikator yaitu frekuensi,
durasi dan intensitas. Setelah mendapatkan alamat responden, peneliti membuat
kontrak dengan responden. Sesuai dengan kontrak yang telah disepakati, peneliti
datang sesuai dengan hari dan jam yang telah ditentukan. Selanjutnya peneliti
menjelaskan terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada awal
pertemuan, peneliti mengukur frekuensi, durasi dan intensitas mual dan muntah
responden. Kemudian mengajarkan tindakan akupresur sesuai prosedur. Setelah
diajarkan, peneliti akan meminta kembali responden melakukan tindakan
akupresur yang telah diajarkan sampai responden mampu melakukannya sendiri
dengan benar.
Selanjutnya peneliti meminta responden untuk melakukan tindakan
akupresur selama episode mual terjadi selama 1 hari. Keesokkan harinya (± 24
jam), peneliti datang kembali ke rumah responden untuk menanyakan kembali
dengan jawaban responden berkaitan dengan frekuensi mual, frekuensi muntah,
durasi mual, durasi muntah, intensitas mual dan intensitas muntah setelah
dilakukan tindakan akupresur pada tiap kali mual terjadi. Pengukuran indikator
setelah tindakan akupresur dilakukan 2 hari bertutut-turut dengan selang waktu
±24 jam dan diambil rata-ratanya.
7. Analisa Data
Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul dengan memeriksa
kembali satu per satu data yang terkumpul yaitu nama, identitas dan memastikan
bahwa jawaban telah disisi sesuai petunjuk. Kemudian pemberian kode pada tiap
pertanyaan untuk memudahkan analisa data. Selanjutnya data dimasukkan ke
dalam program analisa statistik pada komputer dan mengecek kembali semua
kelengkapan data. Setelah dipastikan bahwa semua data benar selanjutnya
dilakukan pengolahan data. Analisa data dilakukan melalui yakni :
1. Tabulasi data yang dilakukan terhadap variabel dari hasil penelitian
menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel. Yaitu distribusi
umur responden, distribusi suku responden, distribusi tingkat pendidikan
responden.
2. Data akan diolah secara statistik dengan menggunakan program komputer
untuk mengetahui frekuensi, mean, persentase dan standar deviasi. Untuk
mengetahui penurunan mual dan muntah sebelum dan sesudah diberikan
intervensi digunakan uji statistik paired sample t-test. Uji-t digunakan untuk
menentukan perbedaan mean antara kedua kelompok secara statistik
parametrik yaitu uji Wilcoxon. Pada penelitian ini digunakan tingkat
kemaknaan 0,05. Keputusan menolak Ho di ambil apabila nilai statistik uji
lebih besar dari nilai tabel atau nilai kemaknaan yang diperoleh (p) lebih
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
efektivitas akupresur terhadap penurunan mual dan muntah pada ibu hamil
trimester pertama. Dalam penelitian ini, seluruh responden dijadikan sebagai
kelompok eksperimen.
1. Hasil penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal Februari 2010 sampai April 2010
di Kelurahan Jati Karya, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai. Penelitian ini
melibatkan 11 orang ibu hamil yang mengalami mual dan muntah selama
trimester pertama kehamilan dan tindakan akupresur dilakukan pada semua
responden.
1.1Karakteristik responden
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil tentang
karakteristik responden yaitu mayoritas berusia 21-15 tahun sebanyak 7 orang
(63,6%), suku yang paling banyak adalah Jawa berjumlah 7 orang (63,6%)
sebagian besar responden berpendidikan SMP sebanyak 4 orang (36,4%), SMA
sebanyak 4 orang (36,4%) dan mayoritas responden adalah ibu rumah tangga yang
berjumlah 9 orang (81,8%). Hasil penelitian tentang karakteristik responden dapat
Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden
No Karakteristik responden Frekuensi Persentase (%)
1. Umur Responden
1.2Rata-rata mual dan muntah sebelum dan sesudah akupresur
Mual dan muntah ibu hamil diukur dengan tiga indikator yaitu frekuensi,
durasi dan intensitas. Data hasil penelitian menunjukkan perbedaan rata-rata
antara sebelum dan sesudah intervensi dilakukan pada tiap indikator. Tiap
indikator memiliki nilai rata-rata yang lebih kecil dibandingkan sebelum
Tabel 3. Rata-rata mual dan muntah sebelum dan sesudah akupresur (n = 11) Intensitas mual Sebelum 4,909 2,211 0,666 Sesudah 3,227 1,63 0,492 Intensitas muntah Sebelum 4,36 0,924 0,279 Sesudah 2,09 1,64 0,495
Grafik 1. Perbedaan mual sebelum dan sesudah akupresur
Grafik 2. Perbedaan muntah sebelum dan sesudah akupresur
Untuk mengetahui perbedaan mual dan muntah sebelum dan sesudah
tindakan akupresur dilakukan uji statistik Paired sample t test. Namun karena
data penelitian yaitu durasi mual dan muntah, intensitas mual dan muntah
memiliki distribusi yang tidak normal maka digunakan uji non-parametrik yaitu
Uji Wilcoxon.
Tabel 4. Distribusi rata-rata mual dan muntah
Tabel 4 menunjukkan hasil uji paired sample T- Test dan uji Wilcoxon. Dari
tabel tersebut terlihat bahwa mual dan muntah sebelum dan sesudah tindakan
akupresur berbeda secara signifikan (p < 0.05), sehingga dapat dikatakan bahwa
0
Indikator Mean difference Sig.
Frekuensi mual 3,45 0,000
Frekuensi muntah 4,09 0,001
Durasi mual 1,64 0,026
tindakan akupresur efektif secara signifikan terhadap penurunan mual dan muntah
pada ibu hamil trimester pertama.
2. Pembahasan
Dalam penelitian ini hanya ada satu kelompok, yaitu kelompok intervensi.
Seluruh responden merupakan ibu hamil trimester pertama yang mengalami mual
dan muntah. Peneliti mengajarkan teknik akupresur pada titik P6 kepada
responden dan meminta responden melakukannya setiap kali mual muncul.
Peneliti mengajarkan teknik akupresur dengan cara memberikan tekanan lembut
dan melingkar pada titik P6 selama durasi mual berlangsung. Pemijatan dilakukan
denan cara membuat lingkaran yang lembut pada titik tersebut selama 30 detik
sampai 2 menit (Albana, 2009). Menurut Gilbert dan Harman, (1988 ) ketika mual
muncul, dilakukan akupresur pada titik P6. Selanjutnya peneliti membandingkan
frekuensi mual, frekuensi muntah, durasi mual, durasi muntah, intensitas mual dan
intensitas muntah setelah mendapatkan akupresur dan sebelum mendapatkan
akupresur. Rentang waktu pengukuran adalah ±24 jam setelah tindakan akupresur
diajarkan.
Titik perikardium 6 berada pada 2 inchi China (5 cm) dari distal lipatan
pergelangan tangan, antara tendon flexi karpi radialis dan palmaris longus
(Dundee, 1990). Masyarakat China menggunakan titik P6 ini untuk gangguan
yang dipengaruhi fungsi lambung misalnya untuk menurunkan mual dan muntah,
regurgitasi asam, cegukan dan sendawa. Fungsi titik perikardium 6 ini meliputi
pergerakan energi pada dada, harmonisasi antara sistem pencernaan dan lambung,
sejalan juga dinyatakan oleh Zhou et al, 2005 dalam Mortin 2001, bahwa
akupresur pada P6 telah dilakukan selama bertahun-tahun untuk meringankan
mual dan muntah, mabuk darat dan mabuk laut, mual muntah pada wanita hamil
dan juga mual post operasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil mengalami frekuensi mual
dan muntah yang sangat beragam namun tidak lebih dari 10 kali dalam sehari. Hal
ini sesuai pendapat Lacasse et al, 2009, bahwa etiologi mual dan muntah selama
kehamilan sering kali sulit dimengerti tetapi mual dan muntah selama kehamilan
ini dapat dipertimbangkan sebagai akibat dari masalah multifaktor. Beberapa teori
yang diusulkan terkait dengan mula dan muntah ini adalah hormonal, sistem
vestibular, sistem gastrointestinal, psikologi, hyperolfaction, genetik dan faktor
lainya..
Mekanisme kerja akupresur atau akuputur P6 tidak sepenuhnya dapat
dimengerti. Tekanan pada teknik akupresur bertujuan menstimulasi serabut syaraf
menuju spinal cord dan selanjutnya memproduksi endorphin yang mempengaruhi
kerja sistem hormon, sistem imun, menghambat persepsi nyeri otak khususnya
yang berhubungan dengan cemas dan stress (MDA, 2001).
Tahun 1997 National Institute of Health (NIH) Consensus of Acupuncture
neurotransmitter dan neurohormon, perubahan pada regulasi aliran darah, baik pada sentral maupun perifer bisa didokumentasikan. Hal ini menjadi dasar dari perubahan pada fungsi imun akibat tindakan akupuntur (NIH, 1997).
Lewat stimulasi titik perikardium 6 maka ujung syaraf sensori di dalam otot yang menyebabkan pesan dikirim ke spinal cord, midbrain dan selanjutnya ke korteks. Menurut Ulett, Han & Han, 1998 bahwa respon awal stimulasi titik akupuntur adalah melalui stimulasi ujung syaraf sensori pertama di dalam otot.
Hal ini menyebabkan pesan dikirim ke spinal cord, kemudian ke midbrain lalu ke
korteks. Mekanisme kerja P6 belum diketahui dengan lengkap, tetapi kelihatannya
penggunaan metode ini menghasilkan suatu stimulus elektris frekuensi rendah
pada reseptor pada reseptor sensori kulit yang diaktifkan oleh serat A delta dan A
beta. Sinaps serat ujung posterior ini mungkin melepaskan endorphin di
hypothalamus (Sadighha & Nurai, 2008).
Etiologi yang tepat dari mual muntah selama kehamilan masih belum jelas.
Salah satu teori terkait mual dan muntah tersebut adalah teori endokrin. Teori
menyatakan bahwa dengan meningkatnya progesteron, estrogen dan human
chorionic gonadotropin yang menimbulkan mual dan muntah. Peningkatan
progesteron membuat otot halus pada sistem gastrointestinal menjadi rileks
sehingga menurunkan pergerakan lambung dan memperlambat pengosongannya.
HCG juga menstimulasi tiroid dan yang menimbulkan mual dan muntah.
Akupresur dan akupuntur menstimulasi sistem regulasi integrasi tubuh dan
mengaktifkan endokrin dan mekanisme neurologis yang menurunkan stimulasi
Penelitian akhir-akhir ini banyak menemukan bukti tentang peranan
neurotransmitter pada reaksi setelah rangsangan akupuntur, terutama endogenous
opoids peptide, serotonin dan nor adrenalin dalam susunan syaraf pusat. Zat-zat
itu mengendalikan berbagai fungsi organ tubuh yang terkait. Zat –zat tersebut
diproduksi dan keluar dari otak akibat rangsangan dengan modulasi tertentu.
Daerah di permukaan tubuh disebut sebagai titik akupuntur merupakan suatu
sistem fungsional tubuh yang memberikan efek pengobatan secara fungsional juga
(Saputra & Idiyanti, 2005).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden mengalami
mual dan muntah pada awal pengukuran dengan frekuensi < 10 kali per harinya.
Sedangkan pada pengukuran akhir menunjukkan bahwa seluruh frekuensi mual
mengalami penurunan meskipun hanya 1 frekuensi. Perbandingan frekuensi mual
dan muntah ibu hamil trimester pertama sebelum dan sesudah intervensi
menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan p<0.05 (mual, sig. 0,000 dan
muntah, sig 0,001). Durasi mual pada ibu hamil trimester pertama juga
menunjukkan perbedaan yang signifikan (sig. 0,026). Durasi mual terjadi dalam
hitungan menit dan diukur berdasarkan pernyataan responden. Durasi muntah ibu
hamil trimester pertama menunjukkan perbedaan yang signifikan (sig. 0,011).
Intensitas mual sebelum dan sesudah tindakan akupresur juga menunjukkan
perbedaan yang signifikan dengan nilai 0,011 (p<0.05). Intensitas muntah ibu
hamil yang diukur menggunakan visual analoge scale juga menunjukkan
perbedaan yang signifikan (sig. 0,007). Sehingga dapat dinyatakan bahwa
Dari uraian diatas maka hipotesa penelitian dapat dijawab dimana H0
ditolak dan Ha
Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Dundee et al, 1998 yang melakukan studi prospektif yang didesain untuk
menguji efektivitas P6 (Neiguan) akupuntur point, dalam mencegah terjadinya
morning sickness. Penurunan mual dan muntah secara signifikan terjadi pada
kelompok yang mendapatkan perlakuan.
diterima karena terdapat pengaruh intervensi teknik akupresur
terhadap penurunan mual dan muntah.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Aloysio dan Penacchioni,
melakukan penelitian tentang akupresur untuk menurunkan mual dan muntah
secara unilateral dan bilateral. Pada kelompok yang mendapatkan akupresur
unilateral dan bilateral akupresur terjadi penurunan mual dan muntah secara
signifikan. Sehingga mereka menyimpulkan bahwa akupresur P6 dapat
meringankan mual dan muntah selama kehamilan.
Penelitian yang dilakukan Elizabeth Werntoft, 2001, membagi 60 wanita
menjadi 3 group yang diambil secara acak. Hasil studi tersebut menunjukkan
bahwa terjadi penurunan secara signifikan pada kelompok yang mendapatkan
akupresur P6 dibandingkan pada kelompok placebo dan kelompok yang tidak
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teknik akupresur
terhadap penurunan mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama di
Kelurahan Jati Karya, kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai. Subyek dalam
penelitian ini adalah ibu hamil trimester pertama yang mengalami mual dan
muntah di kelurahan Jati Karya sebanyak 11 orang yang diambil secara total
sampling dan semuanya dijadikan sebagai kelompok intervensi.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini dianalisa menggunakan sistem
komputerisasi yaitu SPSS versi 17.0 .
Pada bab ini akan dibahas kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi.
1.Kesimpulan Hasil Penelitian
Ibu hamil yang terlibat dalam penelitian ini mengalami penurunan frekuensi
mual, frekuensi muntah, durasi mual dan intensitas mual setelah melakukan
teknik akupresur. Pada penelitian ini dengan menggunakan Paired Sample T-Test
dan uji Wilcoxon yang menunjukkan bahwa frekuensi mual, frekuensi muntah,
durasi mual dan intensitas mual sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
berbeda secara signifikan (p<0.05). Ibu hamil dalam penelitian ini mengalami
penurunan mual dan muntah baik frekuensi, durasi dan intensitas setelah
intervensi teknik akupresur terhadap penurunan mual dan muntah pada ibu hamil
trimester pertama.
Hasil uji Paired Sample T-Test dan uji Wilcoxon menunjukkan bahwa
penurunan mual dan muntah pada kelompok intervensi tersebut berbeda secara
signifikan (p<0.05) sebelum dan setelah teknik akupresur diberikan. Frekuensi
mual dan muntah mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan
intensitas dan durasi mual. Dalam penelitian ini jumlah frekuensi mual dan
muntah yang tinggi tidak selalu mengalami intensitas atau keparahan yang terjadi
akibat mual dan muntah selama kehamilan tersebut. Kesimpulan penelitian ini
adalah akupresur efektif untuk menurunkan mual dan muntah pada ibu hamil
trimester pertama.
2. Saran
a. Rekomendasi untuk Praktek Keperawatan
Banyak metode non-farmakologi yang bisa digunakan untuk mengatasi
mual dan muntah selama kehamilan. Salah satu metode yang dapat digunakan
untuk mengurangi mual dan muntah selama kehamilan adalah akupresur pada titik
perikardium 6. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu metode yang
bisa diajarkan kepada ibu hamil untuk mengurangi mual dan muntahnya.
b. Rekomendasi untuk Penelitian Keperawatan
Pada penelitian ini tidak dibahas secara mendalam hubungan data
demografi dengan penurunan mual dan muntah yang dialami oleh ibu sehingga
tidak dapat diketahui sejauh mana pengaruh karakteristik demografi terhadap
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah selama trimester
pertama kehamilan. Oleh sebab itu, diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar
dapat meneliti hal tersebut.
Selain itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk membandingkan
akupresur yang dilakukan sendiri dan akupresur yang dilakukan oleh orang lain.
Dalam penelitian ini tidak ada kelompok kontrol, oleh sebab itu bagi peneliti
selanjutnya agar meneliti kembali efektivitas akupresur pada titik perikardium 6
dan menggunakan kelompok kontrol.
c. Rekomendasi untuk Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan tambahan
pengetahuan dalam mata kuliah maternitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
akupresur efektif dalam menurunkan mual dan muntah pada ibu hamil trimester
pertama. Dengan demikian hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi
peserta didik kuliah maternitas. Dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
DAFTAR PUSTAKA
Adriaansz, George. (2008). Asuhan antenatal, diambil tanggal 20 November 2009 dari
Afshin Sadighha & Navid Nurai. (2008). Acupressure wristbands versus
metoclopramide for the prevention of postoperative nausea and vomiting,
diambil tanggal 13 mei 2010 dari
Albana. (2009). The greatest acupressure point for nausea, reflux, and hiccups, diambil tanggal 12 januari 2010 dari
Austin. (2002). Recommendations for the evaluation and management of nausea
and vomiting in early pregnancy, diambil tanggal 10 Mei 2010 dari
Basford, Lynn & Slevin, Oliver (2006). Teori dan praktik keperawatan, Jakarta : EGC.
Balis, Hayes, Kozier, Erb. (2006). Praktik keperawatan profesional, Jakarta: EGC.
BMJ Publishing Group Limited ("BMJ Group") . (2009). Acupressure for severe
nausea and vomiting in early pregnancy, dibuka tanggal 12 Februari 2010
dalam
Brockopp & Dorothy. (1999). Dasar-dasar Riset Keperawatan, Jakarta: EGC.
Coad, Jane & Dunstall, Melvyn.(2001). Anatomi dan fisiologi untuk bidan, Jakarta : EGC.
Cunningham, MacDonald, Gant. (1995). Obstetri williams, Jakarta : EGC
DEPKES.(1996). Pedoman praktis akupresur, Jakarta : Depkes.
Diputra, Pandu.(2007). Siasati mual dan muuntah selama kehamilan. Diambil
tanggal 12 September 2009 dari
Gilbert & Harman. (1988). Manual of risk pregnancy and delivery, Edisi 3. Missouri : Mosby.
Golberg, Bradly. (2006). Morning sicknes, diambil tanggal 15 November 2009 dari
Hickman, Bell & Preston. (2005). Acupressure and postoperative nausea and
vomiting, diambil tanggal 23 mei 2010 dalam
Lllwellyn, Derek & Jones.(2001). Dasar-dasar obstetri & ginekologi, Edisi 6., Jakarta : Hipokrates.
MDA (Medical Device Agency). (2001).The Sea Band for Prevention and relief
of Nausea , diambil tanggal 20 Mei 2010 dari
Migliore, MJ. (2006). Acupuncture for treatment of morning sickness, diambil
tanggal 10 Juni 2010 dari
Mortin. (2009). Acupoint, Acupressure, Acupunture treatment for Acid Reflux. Diambil tanggal 12 Januari 2010 dari
Musbikin, Imam.(2005). Panduan bagi ibu hamil & melahirkan, Yogyakarta : Mitra Pustaka.
National Institute of Health, (1997). Modern Research and Acupuncture, diambil tanggal 12 Mei 2010 dari