EVALUASI KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF DARI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L.)
SKRIPSI
Oleh :
LISTIA ARI DEWI / 030307017 BDP – PET
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DEPARTEMEN BUDI DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
EVALUASI KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF DARI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L.)
SKRIPSI
Oleh :
LISTIA ARI DEWI / 030307017 BDP – PET
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Meraih Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui Komisi Pembimbing
( Prof.Dr.Ir. Jenimar, MS. ) ( Ir. Emmy Harso Kardhinata, MSc. )
Ketua Anggota
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DEPARTEMEN BUDI DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
Evaluation vegetative and generative character from some of corn varieties
( Zea mays L,.). The objective of this experiment is to evaluate vegetative and generative character from some of corn varieties. Randomized block design non factorial method was used with six times replication and 5 varieties such as ; Pioneer-12, Pioneer-21, Pioneer-23, Bisi-2 and Bisi-8. The result showed that the bisi-2 variety have high production, support by generative character such as jumlah baris per tongkol, bobot biji per tongkol, dry production per plot and laju pengisian biji, and also generative character such as the age harvest. The high heritability value is the age harvest, plant height character, bobot biji per tongkol, laju pengisian biji, and dry production per plot. The short heritability value is sum of leaf, jumlah daun diatas tongkol, kelengkungan daun, the age of male flowers, the age of female flowers. The moderate heritability value is height of plant, panjang tongkol, jumlah baris pertongkol, dan jumlah tongkol pertanaman.
ABSTRAK
Evaluasi karakter vegetaif dan generatif dari beberapa varietas jagung ( Zea mays L., ). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi karakter vegetatif
dan generatif dari beberapa varietas jagung. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial, 6 ulangan dengan 5 varietas. Varietasnya antar lain Pioneer – 12, Pioneer – 21, Pioneer – 23, Bisi – 2 dan Bisi – 8. Hasil analisis menunjukkan varietas bisi - 2 memiliki produksi yang tinggi yang didukung oleh karakter generatif yaitu karakter jumlah baris pertongkol, bobot biji pertongkol, produksi biji kering per plot dan laju pengisian biji dan juga karakter vegetatif yaitu umur panen. Nilai heritabilitas tinggi terdapat pada karakter umur panen, bobot biji per tongkol, laju pengisian biji dan produksi biji kering per plot. Nilai heritabilitas sedang terdapat pada karakter jumlah daun, jumlah daun di atas tongkol, kelengkungan daun, umur keluar bunga jantan dan umur keluar bunga betina dan nilai heritabilitas rendah terdapat pada karakter tinggi tanaman, panjang tongkol, jumlah baris per tongkol dan jumlah tongkol per tanaman.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kisaran pada tanggal 12 September 1984. Putri
pertama dari empat bersaudara dari pasangan Ayahanda Madsyah dan Ibunda
Jumayar.
Pada tahun 2002 penulis lulus dari SMU N 2 Kisaran dan pada tahun 2003
lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB. Penulis
memilih program studi Pemuliaan Tanaman, Budi Daya Pertanian, Fakultas
Pertanian.
Penulis terdaftar sebagai anggota Himpunan Mahgasiswa Budi Daya
Pertanian (HIMADITA). Penulis juga pernah menjadi pengurus Badan Kenaziran
Mushola (BKM) Al – Mukhlisin Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
pada tahun 2004/2005 – 2007/2008.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pusat Penelitian
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkah dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul skripsi ini adalah ” Evaluasi Karakter Vegetatif dan
Generatif dari Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L. ) ” yang merupakan salah
satu syarat untuk dapat meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara, Medan
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada Prof.Dr.Ir. Jenimar, MS dan Ir. Emmy Harso Kardhinata, MSc
selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah dengan tulus
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam pelaksanaan penelitian
serta dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orangtua penulis
Ayahanda Madsyah dan Ibunda Jumayar yang telah memberikan dorongan, do’a
dan semangat serta memberikan kasih sayang, segenap cinta dan pengertian dan
pengorbanan yang tak terhingga dan juga kepada Adinda Rizki Fauzi, Zulfahmi
Al Ridhawi dan Rizka Nur Fajrina yang telah memberikan semangat kepada
penulis. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada sahabat – sahabat
terbaikku Lina, Eva, Riza, Meri, Ayu, Kalsum, Leni dan seluruh stambuk 2003,
akhwat dan ikhwan BKM yang selalu menyemangati penulis serta tak lupa adik –
adik junior 2004, Indra, Alim, Yuni, Mitha yang telah bersedia membantu selama
penelitian, juga kak yanti, bang Evans tak lupa temen 1kos ririn dan yulvi serta
bantuannya dan pihak – pihak lainnya yang telah membantu dan memberikan
masukan kepada penulis yang tidak tersebutkan satu persatu, terima kasih.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua.
Medan, Desember 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 4
Hipotesis Penelitian ... 4
Kegunaan Penelitian... 4
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 5
Syarat Tumbuh ... 7
Iklim ... 7
Tanah ... 8
Karakter Vegetatif dan Generatif ... 8
Heritabilitas ... 9
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu ... 11
Bahan dan Alat ... 11
Metode Penelitian ... 11
PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan ... 14
Penanaman ... 14
Pemupukan ... 14
Pemeliharaan Tanaman ... 15
Penyiraman ... 15
Penjarangan ... 15
Penyiangan ... 15
Pembubunan ... 15
Pengendalian Hama dan Penyakit ... 16
Panen ... 16
Pengeringan dan Pemipilan ... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 19
Karakter Vegetatif ... 19
Umur Keluar Bunga Jantan,Bunga Betina dan Umur Panen .. 20
Karakter Generatif ... 20
Heritabilitas ... 21
Pembahasan ... 22
Karakter Vegetatif ... 22
Umur Keluar Bunga Jantan,Bunga Betina dan Umur Panen .. 23
Karakter Generatif ... 24
Heritabilitas ... 25
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 27
Saran ... 27
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
1. Rataan karakter vegetatif ... 19
2. Rataan umur keluar bunga jantan... 20
3. Rataan karakter generatif ... 20
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hal 1. Foto lahan penelitian ... 50
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Hal
1. Bagan penelitian ... 30
2. Jadwal kegiatan penelitian ... 31
3. Deskripsi tanaman jagung varietas P12... 32
4. Deskripsi tanaman jagung varietas P21... 33
5 Deskripsi tanaman jagung varietas P23... 34
6. Deskripsi tanaman jagung varietas bisi 2 ... 35
7. Deskripsi tanaman jagung varietas bisi 8 ... 36
8. Data tinggi tanaman (cm) ... 37
9. Daftar sidik ragam tinggi tanaman (cm)... 37
10. Data jumlah daun (helai) ... 38
11. Daftar sidik ragam jumlah daun (helai) ... 38
12. Data jumlah daun di atas tongkol (helai) ... 39
13. Daftar sidik ragam jumlah daun di atas tongkol (helai) ... 39
14. Data kelengkungan daun ... 40
15. Daftar sidik ragam kelengkungan daun ... 40
16. Data umur keluar bunga jantan (hari) ... 41
17. Daftar sidik ragam umur keluar bunga jantan (hari) ... 41
18. Data umur keluar bunga betina (hari) ... 42
19. Daftar sidik ragam umur keluar bunga betina (hari) ... 42
20. Data umur panen ... 43
21. Daftar sidik ragam umur panen ... 43
22. Data panjang tongkol (cm) ... 44
23. Daftar sidik ragam panjang tongkol (cm) ... 44
24. Data jumlah baris per tongkol ... 45
25. Daftar sidik ragam jumlah baris per tongkol ... 45
26. Data jumlah tongkol per tanaman ... 46
27. Daftar sidik ragam jumlah tongkol per tanaman... 46
28 Data laju pengisian biji ... 47
29. Daftar sidik laju pengisian biji ... 47
30. Data berat biji per tongkol ... 48
31. Daftar sidik ragam berat biji per tongkol ... 48
32. Data Produksi biji kering per plot ... 49
33. Daftar sidik ragam produksi biji kering per plot ... 49
ABSTRACT
Evaluation vegetative and generative character from some of corn varieties
( Zea mays L,.). The objective of this experiment is to evaluate vegetative and generative character from some of corn varieties. Randomized block design non factorial method was used with six times replication and 5 varieties such as ; Pioneer-12, Pioneer-21, Pioneer-23, Bisi-2 and Bisi-8. The result showed that the bisi-2 variety have high production, support by generative character such as jumlah baris per tongkol, bobot biji per tongkol, dry production per plot and laju pengisian biji, and also generative character such as the age harvest. The high heritability value is the age harvest, plant height character, bobot biji per tongkol, laju pengisian biji, and dry production per plot. The short heritability value is sum of leaf, jumlah daun diatas tongkol, kelengkungan daun, the age of male flowers, the age of female flowers. The moderate heritability value is height of plant, panjang tongkol, jumlah baris pertongkol, dan jumlah tongkol pertanaman.
ABSTRAK
Evaluasi karakter vegetaif dan generatif dari beberapa varietas jagung ( Zea mays L., ). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi karakter vegetatif
dan generatif dari beberapa varietas jagung. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial, 6 ulangan dengan 5 varietas. Varietasnya antar lain Pioneer – 12, Pioneer – 21, Pioneer – 23, Bisi – 2 dan Bisi – 8. Hasil analisis menunjukkan varietas bisi - 2 memiliki produksi yang tinggi yang didukung oleh karakter generatif yaitu karakter jumlah baris pertongkol, bobot biji pertongkol, produksi biji kering per plot dan laju pengisian biji dan juga karakter vegetatif yaitu umur panen. Nilai heritabilitas tinggi terdapat pada karakter umur panen, bobot biji per tongkol, laju pengisian biji dan produksi biji kering per plot. Nilai heritabilitas sedang terdapat pada karakter jumlah daun, jumlah daun di atas tongkol, kelengkungan daun, umur keluar bunga jantan dan umur keluar bunga betina dan nilai heritabilitas rendah terdapat pada karakter tinggi tanaman, panjang tongkol, jumlah baris per tongkol dan jumlah tongkol per tanaman.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
( Linneus – 1737 ) seorang ahli botani dalam bukunya Genera Plantarum,
memberikan nama Zea mays untuk tanaman jagung. Tanaman jagung termasuk
dalam famili Graminae. Zea mays berasal dari kata zea bahasa Yunani , yang
digunakan untuk mengklasifikasikan beberapa tanaman sereal, sedangkan mays
berasal dari bahasa Indian yaitu mahi – mahi atau maris
(Tobing, Damanik, Ginting, Ginting, 1994)
Jagung yang masih satu keluarga dengan gandum dan padi merupakan
tanaman asli benua Amerika. Selama ribuan tahun, tanaman ini menjadi makanan
pokok penduduk suku Indian di Amerika. Cristopher Columbus merupakan orang
yang berjasa menyebarkan jagung ke seluruh dunia. Setelah menemukan benua
Amerika secara tidak sengaja pada tahun 1492, saat kembali ke Negara asalnya,
Spanyol, Columbus membawa tanaman jagung dan beberapa tanaman asli lainnya
dari benua tersebut, seperti cabai dan tomat. Sejak itulah, tanaman jagung
menyebar ke seluruh penjuru dunia dan di budidayakan oleh para petani di banyak
negara (Annonimous, 2007)
Jagung digunakan sebagai bahan pangan, bahan baku industri dan benih.
Proporsi penggunaan jagung 67 % digunakan untuk bahan pakan, 25% untuk
bahan pangan, sedangkan di Negara berkembang paling banyak digunakan
sebagai bahan pangan
Potensi peningkatan produktivitas jagung masih berpeluang besar bila
menanam jagung varietas unggul dan jagung hibrida. Di Indonesia, jagung
varietas unggul mempunyai potensi hasil antara 4,5 – 5,7 ton / hektar. Meskipun
demikian, rata – rata hasil jagung yang dicapai lebih kurang 317 ton / hektar
masih jauh lebih rendah daripada potensi daya hasil varietas – varietas unggul
(Rukmana, 1997)
Produksi jagung berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
mendapat peringkat yang lumayan bagus dibandingkan dengan komoditi yang lain
seperti kacang tanah dan kacang kedelai (BPS, 2008)
Produksi jagung dapat ditingkatkan dengan pemakaian varietas unggul
bersari bebas maupun hibrida. Untuk mendapatkan hibrida yang berpotensi hasil
tinggi diperlukan pasangan genotip ( populasi ) yang memiliki kelompok heterotik
yang berbeda. Perkawinan pada suatu populasi dapat menghasilkan galur yang
mempunyai daya gabung yang baik dengan galur populasi pasangannya
(Mejaya, Dahlan, Pabehdon, 2005)
Menurut Dahlan dan Slamet (1992) rendahnya hasil jagung di Indonesia
karena :
1. Sebagian besar tanaman jagung terdapat di lahan kering, sehingga kebutuhan
air sepenuhnya tergantung pada curah hujan. Tanaman sering menderita
kekeringan.
2. Sebagian besar petani masih menanam varietas local yang potensi hasilnya
rendah.
3. Benih berkualitas tinggi belum banyak ditanam petani.
5. Pengelolaan tanaman dan lingkungan belum dilaksanakan secara intensif.
6. Budidaya jagung memberi pendapatan yang lebih rendah daripada tanaman
pangan lainnya, sehingga tidak mendorong intensifikasi.
Penyerbukan dapat terjadi secara bersilangan atau sendiri, tetapi pada
dasarnya penyerbukan silang lebih banyak terjadi daripada penyerbukan sendiri.
Maka untuk tanaman jagung yang tidak dikehendaki adanya penyerbukan silang,
sebaiknya dilakukan isolasi. Benih yang dihasilkan ini digunakan untuk
perkembangbiakan selanjutnya dan benih yang dihasilkan dari penyerbukan
secara alami disebut jagung bersari bebas. Benih jagung bersari bebas, bila
ditanam akan menimbulkan populasi yang beraneka ragam seperti tinggi tanaman
dan besar tongkol sehingga dapat mempengaruhi keseragaman hasil, akhirnya
berakibat kualitas biji menurun. Perbedaan keseragaman ini terjadi sebagai akibat
sifat “ gen “ yang berasal dari kedua induk muncul kembali disertai peruraian sifat
(AAK, 1993)
Persilangan antara inbreed yang berasal dari varietas yang berlainan akan
cenderung lebih produktif daripada persilangan antara inbreed yang diturunkan
dari sumber penyerbukan bebas yang sama atau sejenis (Allard, 1995)
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul Evaluasi Karakter Vegetatif dan Generatif dari Beberapa Varietas
Jagung ( Zea mays L.)
Tujuan Penelitian
Untuk mengevaluasi karakter vegetatif dan generatif dari beberapa varietas
jagung
Hipotesis Penelitian
Adanya perbedaan karakter vegetatif dan generatif dari beberapa varietas
jagung
Kegunaan Penelitian
1. Penelitian ini berguna dalam penyusunan skripsi yang merupakan salah satu
syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari dan disesuaikan dengan kondisi
kelembaban tanah di lapangan. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan
gembor.
Penyisipan
Penyisipan dilakukan apabila ada tanaman yang tidak tumbuh atau
pertumbuhannya tidak baik. Bahan sisipan diambil dari bibit tanaman cadangan
yang sama pertumbuhannya dengan tanaman di lapangan.
Penjarangan
Penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu. Setiap lubang
tanam ditinggalkan satu tanaman. Penjarangan dilakukan dengan memotong
tanaman dengan menggunakan pisau.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan menggunakan cangkul atau langsung
mencabut gulma dengan tangan. Pelaksanaan penyiangan dilakukan setiap
minggu.
Pembubunan
Pembubunan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang sehingga
tanaman tidak mudah rebah. Pembubunan dilakukan pada saat tanaman berumur 4
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan
insektisida Decis dengan dosis 2 cc/liter air dan fungisida Dithane M-45 dengan
dosis 2 cc/liter air, dilakukan apabila telah ada tanaman yang terserang hama dan
penyakit.
Panen
Pemanenan dilakukan setelah biji pada tongkol mencapai kriteria panen
dengan tanda–tanda rambut (silk) berwarna kehitaman dan telah mengering,
kelobot berwarna kuning, biji kering dan mengkilat dan jika ditekan dengan kuku
tidak meninggalkan bekas.
Pengeringan dan Pemipilan
Setelah panen, dilakukan pengeringan tongkol jagung selama + 2 hari
sehingga biji kering dan dapat dipipil.
Parameter
Tinggi Tanaman (cm)
Diukur tinggi tanaman mulai dari pangkal batang hingga ujung bunga
jantan. Pengukuran dilakukan pada masing–masing sampel dan dilakukan pada
Jumlah Daun (helai)
Jumlah daun dihitung pada masing–masing sampel dengan cara
menjumlahkan pertambahan daun yang diamati pada setiap minggu. Pengamatan
dilakukan hingga muncul malai.
Kelengkungan Daun
Kelengkungan daun dihitung dengan rumus :
Kelengkungan daun = a / b
Dimana :
a : panjang daun
b : jarak antar pelepah daun dengan ujung daun dalam posisi melengkung.
Jumlah Daun di Atas Tongkol (helai)
Jumlah daun di atas tongkol dihitung pada masing–masing tanaman
sampel.
Umur Keluar Bunga Jantan (hari)
Umur keluar bunga jantan dihitung apabila telah mulai membukanya daun
bendera yang membungkus malai.
Umur Keluar Bunga Betina (hari)
Umur keluar bunga betina dihitung apabila telah muncul rambut tongkol
sepanjang 2 cm.
Umur panen (hari)
Umur panen dihitung mulai dari awal penanaman hingga tanaman
Jumlah Tongkol Per Tanaman (buah)
Dihitung jumlah tongkol pada setiap tanaman sampel.
Panjang Tongkol (cm)
Panjang tongkol dihitung mulai dari pangkal hingga ujung tongkol.
Jumlah Baris Per Tongkol (baris)
Jumlah baris per tongkol dihitung pada semua tanaman sampel.
Bobot Biji Per Tongkol (gram)
Bobot biji per tongkol ditimbang setelah biji dikeringkan dan dipipil.
Laju Pengisian Biji (gram/hari)
Laju pengisian biji dihitung dengan membagi bobot biji tiap tongkol
dengan selisih umur panen dan keluar rambut.
Produksi Biji Kering Per Plot (gram)
Produksi biji kering per plot dihitung dengan menimbang biji setelah
dikeringkan dan dipipil.
Heritabilitas
Nilai heritabilitas dihitung pada setiap parameter yang diamati dan
dilakukan pada akhir penelitian dengan menggunakan rumus yang ada pada
metode penelitian.
Letak Tinggi Tongkol (cm)
Letak tinggi tongkol diukur mulai dari pangkal batang sampai ruas
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Karakter Vegetatif
Dari hasil analisis data secara statistik ternyata karakter tinggi tanaman,
jumlah daun di atas tongkol menunjukkan perbedaan yang nyata sedangkan
karakter kelengkungan daun menunjukkan perbedaan yang tidak nyata.
Untuk mengetahui pengaruh varietas terhadap parameter tersebut dapat
[image:23.595.109.519.389.502.2]dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Rata–rata Parameter Karakter Vegetatif
Varietas Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah daun (helai)
Jumlah daun di atas tongkol
(helai)
Kelengkungan daun (cm)
P-12 197,09 a 14,50 b 5,69 d 7,76 a Bisi-2 190,73 c 15,33 b 6,74 ab 7,29 a
P-21 192,11 bc 13,50 b 6,24 cd 7,45 a
Bisi-8 195,11 ab 14,22 b 6,78 a 7,31 a
P-23 193,26 bc 14,61 a 6,63 bc 8,45 a
Keterangan : Angka-angka yang ditandai oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf 5%
Tabel 1 menunjukkan bahwa varietas yang tertinggi pada karakter tinggi
tanaman terdapat pada varietas P-12 yaitu 197,09 cm, pada karakter jumlah daun
varietas yang tertinggi terdapat pada varietas P-21 yaitu 13,50 helai, sedangkan
pada karakter jumlah daun di atas tongkol varietas yang tertinggi terdapat pada
varietas Bisi-8 yaitu 6,78 helai dan pada karakter kelengkungan daun varietas
Umur Keluar Bunga Jantan, Bunga Betina dan Umur Panen
Dari hasil analisis data secara statistik ternyata perlakuan varietas
menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap parameter umur keluar bunga
jantan, bunga betina dan umur panen. Untuk mengetahui pengaruh varietas
[image:24.595.108.470.252.353.2]terhadap parameter tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Rata–rata Umur Keluar Berbunga, Umur Panen
Varietas Umur (hari)
Bunga Jantan Bunga Betina Umur panen
P-12 52,16 d 53,65 d 93,78 d
Bisi-2 53,00 c 54,50 c 97,05 a
P-21 53,77 b 55,44 b 96,05 c
Bisi-8 53,78 a 55,89 a 97,00 b
P-23 52,50 d 53,83 d 96,66 c
Keterangan : Angka-angka yang ditandai oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf 5%
Waktu umur keluar bunga jantan berkisar antara 52,16 hari sampai 53,78
hari. Untuk umur keluar bunga betina berkisar antara 53,65 hari sampai 55,89
hari. Umur panen dari berbagai varietas ini berkisar antara 93,78 hari sampai
97,05 hari dengan tertinggi pada varietas Bisi-2.
Karakter Generatif
Dari hasil analisis data secara statistik ternyata karakter produksi biji
kering per plot, laju pengisian biji menunjukkan perbedaan yang nyata sedangkan
Tabel 3. Rata–rata Parameter Karakter Generatif Tanaman jagung
Varietas Panjang Tongkol Jumlah Baris Jumlah Tongkol Per Tanaman Bobot Biji/Tongkol Produksi /Plot Laju Pengisi an Biji P-12 22,92 a 12,39 a 1,94 a 45,94 c 137,83 c 0,31 a Bisi-2 21,58 ab 13,44 a 1,78 a 98,67 a 296,00 a 0,65 a P-21 19,69 b 12,55 a 1,50 a 71,55 bc 214,67 ab 0,47 a Bisi-8 20,31 b 12,89 a 1,33 a 60,28 bc 180,83 bc 0,39 a P-23 21,58 ab 12,33 a 1,55 a 78,72 ab 236,17 ab 0,52 a
Keterangan : Angka-angka yang ditandai oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf 5%
Dari tabel 3 menunjukkan bahwa panjang tongkol, jumlah tongkol
pertanaman yang tertinggi terdapat pada varietas P-12. Sedangkan parameter
jumlah baris per tongkol, produksi perplot dan laju pengisisan biji yang tertinggi
terdapat pada varietas Bisi-2.
Heritabilitas
Nilai heritabilitas untuk setiap karakter dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Nilai heritabilitas pada masing–masing karakter
Karakter Heritabilitas Karakter
Karakter Vegetatif
Tinggi Tanaman - 0,07 Rendah
Jumlah Daun 0,48 Sedang
Jumlah Daun di Atas Tongkol 0,45 Sedang
Kelengkungan Daun 0,44 Sedang
Karakter Vegetatif
Umur Keluar Bunga Jantan 0,26 Sedang Umur Keluar Bunga Betina 0,32 Sedang
Umur Panen 0,85 Tinggi
Panjang Tongkol - 0,03 Rendah
Jumlah Baris Per Tongkol - 0,01 Rendah Jumlah Tongkol Per Tanaman 0,15 Rendah
Bobot Biji Per Tongkol 0,56 Tinggi
Laju Pengisian Biji 0,55 Tinggi
[image:25.595.113.501.499.742.2]Tabel 4 menunjukkan karakter yang memiliki nilai heritabilitas yang
tinggi adalah umur panen, bobot biji pertongkol, laju pengisian biji, produksi biji
kering per plot. Nilia heritabilitas sedang terdapat pada parameter jumlah daun,
jumlah daun di atas tongkol, kelengkungan daun, umur keluar bunga jantan, umur
keluar bunga betina sedangkan nilai heritabilitas rendah terdapat pada tinggi
tanaman, panjang tongkol, jumlah baris pertongkol, dan jumlah tongkol
pertanaman.
Pembahasan
Karakter Vegetatif
Varietas menunjukkan pengaruh yang nyata pada karakter tinggi tanaman
dimana tertinggi pada perlakuan P-12 dan terendah pada perlakuan P-21. Menurut
Sutoro (1988) bahwa keragaman tanaman jagung pada tingkat umur yang berbeda
akan memperlihatkan pertumbuhan yang berbeda karena selain faktor genetik juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Varietas menunjukkan pengaruh yang nyata pada karakter jumlah daun.
Ini dipengaruhi oleh tinggi tanaman dimana tertinggi adalah P-12 dan tinggi
tanaman yang terendah pada P-21. Pada tanaman jagung diduga tinggi tanaman
mempengaruhi jumlah daun. Jumlah daun pertanaman berkaitan erat dengan
produksi pertongkol. Daun adalah tempat berlangsungnya fotosintesis sehingga
dengan banyaknya jumlah daun maka hasil dari reaksi fotosintesis sehingga
dengan banyaknya jumlah daun maka akan mempengaruhi produksi. Hal ini
oleh sifat fisiologis dan morfologi tanaman. Arsitektur tanaman yang dicerminkan
oleh bentuk tajuk sangat mempengaruhi proses fotosintesis.
Varietas menunjukkan pengaruh yang nyata pada jumlah daun di atas
tongkol. Jumlah daun di atas tongkol yang tertinggi pada Bisi-8 dan tidak jauh
berbeda nilainya dengan Bisi-2 yang berpengaruh pada bobot biji pertongkol yang
tinggi. Hal ini berarti jumlah daun di atas tongkol mempunyai peranan penting
dalam peningkatan produksi yang dihubungkan dengan translokasi hasil
fotosintesis. Menurut Muhadjir (1988) pola distribusi daun yang mengekspresikan
bentuk kanopi, selanjutnya akan menentukan banyaknya intersepsi cahaya yang
terkait dengan laju fotosintesis tanaman. Pola distribusi daun dapat berupa sudut
daun, kelengkungan daun dan jumlah daun terutama jumlah daun di atas tongkol.
Varietas menunjukkan pengaruh tidak nyata pada kelengkungan daun.
Kelengkungan daun merupakan nisbah antara panjang daun dengan jarak antara
pelepah daun dan ujung daun dalam posis melengkung. Menurut Sutoro (1988)
bahwa gambaran bentuk tajuk tanaman jagung yang akan menghasilkan berat biji
tinggi yaitu tanaman yang daun bagian atas lebih tegak dan luas daun bagian
bawah relatif besar. Semakin tegak daun semakin banyak cahaya matahari yang
dimanfaatkan oleh tanaman, sehingga laju fotosintesis meningkat dan selanjutnya
translokasi hasil fotosintesis ke dalam biji semakin tinggi desebabkan karena pada
pelaksanaan penelitian plot tanaman Bisi-2 yang memberikan hasil produksi yang
tinggi lebih banyak pada bagian tengah lahan. Hal ini jelas berhubungan dengan
cahaya yang tersedia bagi tanaman yang diserap oleh daun. Menurut AAK (1993)
bahwa daun mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan tanaman terutama
Umur Keluar Bunga Jantan, Bunga Betina dan Umur Panen
Varietas menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada umur keluar bunga
jantan, bunga betina. Sedangkan pada umur panen menunjukkan pengaruh yang
nyata. Hal ini karena karakter tersebut sesuai dengan deskripsi. Faktor genetik
tanaman jagung dan adaptasi terhadap lingkungan yang sama menghasilkan umur
berbunga dan umur panen tidak jauh berbeda. Menurut Dahlan dan Slamet (1992)
bahwa apabila suatu varietas bersari bebas di tanam dalam keadaan yang berbeda,
maka populasi tanaman yang didapat akan menghasilkan individu – individu
tanaman homogen dalam umur berbunga dan umur panen.
Karakter Generatif
Varietas menunjukkan pengaruh yang nyata pada bobot biji per tongkol.
Hal ini disebabkan karena perbedaan jumlah daun dan jumlah daun di atas tongkol
karena daun sangat berperan dalam proses fotosintesis dalam penyediaan asimilat
untuk pembentukan biji. Menurut Sutoro (1988) bahwa jumlah daun tiap tanaman
jagung merupakan peubah penting karena jumlah daun tiap tanaman jagung
merupakan tolak ukur yang penting dalam pembentukan tongkol jagung.
Varietas menunjukkan pengaruh yang nyata pada produksi biji kering per
plot. Produksi biji kering per plot yang tertinggi terdapat pada Bisi-2 dan terendah
pada P-12, sama seperti parameter bobot biji per tongkol, produksi biji kering per
plot juga dipengaruhi oleh jumlah daun, jumlah daun di atas tongkol,
kelengkungan daun, laju pengisian biji dan panjang tongkol.
Dari evaluasi yang dilakukan berdasarkan karakter vegetatif dan generatif
seleksi tertinggi karena produksi yang tinggi didukung oleh karakter baik vegetatif
maupun generatif. Karakter vegetatif seperti jumlah daun dan jumlah daun di atas
tongkol berpengaruh terhadap peningkatan produksi. Pada karakter generatif yang
berpengaruh terhadap peningkatan produksi yaitu pada karakter panjang tongkol,
bobot biji pertongkol dan produksi kering per plot. Dengan ini dapat diketaui
bahwa ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan produksi. Hal ini
didukung oleh pendapat Dahlan dan Slamet (1992) bahwa pemuliaan tanaman
dalam mengadakan seleksi tidak hanya mengamati satu karakter saja tetapi
mengamati karakter yang lain juga.
Heritabilitas
Nilai heritabilitas yang rendah terdapat pada jumlah baris per tongkol
(-0,01), panjang tongkol (-0,03) dan tinggi tanaman (0,07), ini menunjukkan
penampilan lebih didominasi oleh faktor lingkungan daripada faktor genetik. Hal
ini sesuai dengan pendapat Stansfield (1991) yang menyatakan bahwa nilai
heritabilitas suatu sifat rendah variansi lingkungan adalah tinggi dibandingkan
dengan variansi genetik. Seleksi keluarga sangat bermanfaat bila heritabilitas
sifat – sifat adalah rendah.
Nilai heritabilitas yang sedang terdapat pada karakter jumlah daun (0,48),
jumlah daun di atas tongkol (0,45), kelengkungan daun (0,44), umur keluar bunga
jantan (0,26) dan umur keluar bunga betina (0,32) yang berati pengaruh genetik
dan lingkungan saling mempengaruhi. Menurut Poespodarsono (1988) keragaman
berbeda karena selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga dipengaruhi oleh
faktor lingkungan.
Nilai heritabilitas yang tinggi terdapat pada karakter umur panen (0,85)
bobot biji per tongkol (0,56), laju pengisian biji (0,55) dan produksi biji kering per
plot (0,56). Nilai heritabilitas yang tinggi menandakan bahwa penampilan karakter
tersebut didominasi oleh faktor genetik dibandingkan faktor lingkungan. Menurut
Crowder (1997) bahwa heritabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa varian
lingkungan kecil. Sedangkan menurut Allard (1995) untuk karakter dengan nilai
heritabilitas yang tinggi memberikan respon seleksi yang lebih besar tetapi
kemajuan seleksi tidak sama untuk setiap siklus dan karakter yang berbeda.
Berarti dapat dikatakan bahwa karakter yang memiliki heritabilitas tinggi dapat
diseleksi pada generasi awal. Seleksi dilakukan berdasarkan penampilan fenotip
individu yang terbaik dari karakter tersebut sehingga sifat yang baik itu akan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Varietas Bisi-2 menunjukkan produksi yang tinggi yang didukung oleh karakter
generatif yaitu karakter jumlah baris per tongkol, bobot biji per tongkol,
produksi kering per plot dan laju pengisian biji dan juga karakter vegetatif
yaitu umur panen sehingga Bisi-2 merupakan varietas yang baik dan unggul
yang memiliki adaptasi yang tinggi di banding varietas lainnya.
2. Nilai heritabilitas tinggi terdapat pada karakter umur panen, bobot biji per
tongkol, laju pengisian biji dan produksi biji kering per plot. Nilai heritabilitas
sedang terdapat pada karakter jumlah daun, jumlah daun di atas tongkol,
kelengkungan daun, umur keluar bunga jantan dan umur keluar bunga betina
dan nilai heritabilitas rendah terdapat pada karakter tinggi tanaman, panjang
tongkol, jumlah baris per tongkol dan jumlah tongkol per tanaman.
Saran
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui varietas
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Sharma (2002), tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subdivisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays.L
Akar seminal tumbuh pada saat biji berkecambah yang dicirikan dengan
arah pertumbuhan akar ke bawah atau menembus tanah. Akar koronal muncul dari
jaringan batang setelah plumula tumbuh. Akar udara tumbuh pada buku–buku di
atas permukaan tanah yang berfungsi untuk assimilasi dan pendukung batang
terhadap kerebahan (Rukmana, 1997)
Batang jagung tidak berlubang, tidak seperti batang padi, tetapi padat dan
terisi oleh berkas–berkas pembuluh sehingga makin memperkuat tegaknya
tanaman. Hal ini juga didukung oleh jaringan kulit yang keras dan tipis yang
terdapat pada batang di sebelah luar. Batang jagung beruas, dan pada bagian
pangkal batang jagung beruas pendek dengan jumlah ruas berkisar antara 8–21.
antara 50–60 cm, namun rata–rata panjang batang pada umumnya antara 100–300
cm (AAK, 1993)
Daun jagung tumbuh melekat pada buku–buku batang. Struktur daun
jagung terdiri atas tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun (ligula), dan helaian
daun. Bagian permukaan daun berbulu, dan terdiri atas sel–sel bullifor. Bagian
bawah daun pada umumnya tidak berbulu. Jumlah daun tiap tanaman (pohon)
bervariasi antara 8–48 helai. Ukuran daun berbeda–beda, yaitu panjang antar 30
cm–150 cm dan lebar mencapai 15 cm. Letak daun pada batang termasuk daun
duduk bersilangan (Rukmana, 1997)
Pada setiap tanaman jagung terdapat bunga jantan dan bunga betina yang
letaknya terpisah. Bunga jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman,
sedangkan bunga betina terdapat pada tongkol jagung. Bunga betina ini biasa
disebut tongkol, selalu dibungkus oleh kelopak–kelopak yang jumlahnya sekitar
6–14 helai. Tangkai kepala putik merupakan rambut atau benang yang terjumbai
di ujung tongkol sehingga kepala putiknya menggantung di luar tongkol. Bunga
jantan yang terdapat di ujung tanaman masak lebih dahulu daripada bunga betina
(Warisno, 1988)
Biji jagung terletak pada tongkol (janggel) yang tersusun memanjang.
Pada tongkol, janggel tersimpan biji–biji jagung yang menempel erat, sedangkan
pada buah jagung terdapat rambut–rambut yang memanjang hingga keluar dari
pembungkus (kelobot). Pada setiap tanaman jagung terbentuk 1–2 tongkol. Biji
jagung memiliki bermacam–macam bentuk dan bervariasi. Perkembangan biji
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain varietas tanaman, tersedianya sinar
sari tidak keluar dari pembungkus atau tidak tumbuh sehingga penyerbukan
terganggu (AAK, 1993)
Syarat Tumbuh
Iklim
Umumnya tanaman jagung memiliki daya adaptasi yang baik di daerah
tropis seperti Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik
di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) yang berketinggian 1800 m
di atas permukaan laut. Tanaman jagung membutuhkan suhu hangat antara 21o
C-32oC dengan suhu optimum untuk pertumbuhan berkisar antara 23oC–27oC, dan
kelembaban udara (rH) 50%-80%. Curah hujan yang ideal adalah 100 mm–125
mm perbulan dan distribusinya merata. Sinar matahari amat berperan dalam
proses fotosintesis tanaman jagung. Bila tanaman ternaungi, pertumbuhannya
terhambat dan hasilnya rendah (Rukmana, 1997)
Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah
beriklim sedang hingga daerah beriklim subtropis, tropis basah. Jagung dapat
tumbuh baik di daerah yang terletak antara 50oLU–40oLS. Pada lahan yang tidak
beririgasi, memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm / bulan selama masa
pertumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk pertumbuhan
terbaiknya memerlukan suhu sekitar 30oC (Purwono dan Hartono, 2005)
Tanaman jagung menghendaki penyinaran matahari penuh. Di
tempat-tempat yang teduh, pertumbuhan tanaman jagung akan merana dan tidak mampu
Tanah
Pada tanah andosol yang banyak mengandung humus, tanaman jagung
dapat tumbuh dengan baik asalkan pH-nya memenuhi syarat. Demikian juga pada
tanah latosol, yang mengandung bahan organik yang cukup banyak, tanaman
jagung dapat tumbuh dengan baik asalkan pHnya sesuai. Pada tanah berpasir pun
tanaman jagung bisa tumbuh dengan baik asalkan kandungan unsur hara yang ada
di dalamnya tersedia dan mencukupi. Pada tanah berat atau sangat berat, misalnya
tanah grumosol, jagung masih dapat tumbuh dengan baik asalkan drainase dan
aerase diperhatikan. Adapun tanah yang paling baik untuk di tanami jagung
hibrida adalah tanah lempung berpasir, lempung berdebu atau lempung
(Warisno, 1998)
Tanaman jagung toleran terhadap reaksi keasaman tanah pada kisaran pH
5,5–7,0. Tingkat keasaman tanah yang paling baik untuk tanaman jagung adalah
pada pH 6,8. Pada tanah yang memiliki keadaan pH 7,5 dan 5,7 produksi jagung
cenderung mulai turun (Rukmana, 1997)
Karakter Vegetatif dan Generatif
Keragaman yang terdapat dalam suatu jenis (species) disebabkan oleh
lingkungan dan keragaman yang disebabkan oleh sifat–sifat yang diwariskan atau
genetik. Ragam lingkungan dapat diketahui bila tanaman dengan genetik yang
bersamaan di tanam pada lingkungan yang berbeda. Misalnya, galur murni yang
di tanam pada berbagai tingkat kesuburan tanah. Ragam genetik terjadi sebagai
akibat bahwa tanaman mempunyai karakter genetik yang berbeda. Umumnya
sama. Keragaman sebagai akibat faktor lingkungan dan keragaman genetik
umumnya berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam menilai keragaman
genetik dalam species (jenis) kita dihadapkan pada pertentangan bentuk dari suatu
sifat atau kerakter tanaman, seperti tinggi dan rendah, pewarnaan, umur tanaman,
tinggi dan rendahnya hasil, dan sebagainya. Karakter tersebut ditentukan oleh
gen–gen tertentu yang terdapat pada kromosom, interaksi gen–gen atau gen
dengan lingkungan (Makmur, 1992)
Banyak karakter pada tanaman jagung mempunyai faktor keturunan yang
kompleks, yang termasuk dalam karakter kuantitatif. Karakter yang demikian
ditentukan oleh banyak gen yang masing–masing gen pengaruhnya kecil. Selain
itu faktor lingkungan mempengaruhi penampilan gen (fenotip)
(Dahlan dan Slamet, 1992)
Heritabilitas
Heritabilitas didefenisikan sebagai proporsi keragaman yang disebabkan
oleh faktor genetis terhadap keragaman fenotip dari suatu populasi. Keragaman
variasi dari suatu populasi disebabkan oleh faktor genetis (V2g) dan faktor
lingkungan (V2e) (Hasyim, 1999)
Nilai heritabilitas secara teoritis berkisar dari 0 sampai 1. Nilai 0 ialah bila
seluruh variasi yang terjadi disebabkan oleh faktor lingkungan, sedangkan nilai 1
ialah bila seluruh variasi disebabkan oleh faktor genetik. Dengan demikian nilai
Fenotip merupakan interaksi antara genotip dengan lingkungan. Ini berarti
bahwa besaran fenotip sebagian ditentukan oleh pengaruh genotip dan sebagian
oleh pengaruh lingkungan. Untuk dapat menaksir peran genotip dan lingkungan
dapat dihitung melalui keragaman fenotip pada suatu populasi
(Poespodarsono, 1988)
Heritabilitas dinyatakan dengan persentase dan merupakan bagian
pengaruh genetik dari penampakan fenotip yang dapat diwariskan dari tetua
kepada turunannya. Heritabilitas tinggi menunjukkan bahwa varian genetik besar
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Universitas Medan Area, yang
terletak pada ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini
dilaksanakan mulai bulan Februari 2008 sampai dengan Mei 2008.
Bahan dan Alat
Adapun bahan–bahan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini
adalah lima varietas benih jagung yaitu : (Pioneer-12), (Pioneer-21),
(Pioneer-23), (Bisi–2), (Bisi–8), pupuk urea, TSP, KCl, Fungisida Dithane ,
Insektisida Decis , dan bahan–bahan lain yang mendukung penelitian ini.
Adapun alat–alat yang digunakan adalah cangkul sebagai alat untuk
mengolah lahan, gembor berfungsi sebagai alat untuk menyiram tanaman, meteran
untuk mengukur tinggi tanaman, jangka sorong sebagai alat untuk mengukur
diameter batang, serta alat–alat lain yang mendukung penelitian ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non
faktorial yang terdiri dari lima varietas yaitu :
V1 = Pioneer-12
V3 = Pioneer-21
V4 = Bisi-8
V5 = Pioneer-23
Jumlah Ulangan Perlakuan : 6 ulangan
Jumlah Plot : 30 plot
Jarak Tanam : 50 cm x 25 cm
Jumlah Tanaman Per Plot : 6 tanaman
Jumlah Tanaman Sampel Per Plot : 3 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya : 180 tanaman
Luas Plot : 190 cm x 140 cm
Model linear yang digunakan untuk rancangan acak kelompok non
faktorial ini adalah :
Yijk = μ + αi + βj + εij
Dimana :
Yij : Nilai pengamatan perlakuan pada ulangan ke-i dalam ulangan ke-j
μ : Nilai tengah (nilai rata–rata umum)
αi : Pengaruh perlakuan ke-i
βj : Pengaruh ulangan ke-j
εij : Pengaruh random terhadap perlakuan ke-i pada ulangan ke-j
Apabila efek perlakuan nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda
Untuk menganalisis apakah hasil peubah amatan merupakan keragaman
fenotip disebabkan lingkungan atau genotip, maka digunakan heritabilitas.
H2 = σ2g / σ2p
Dimana :
H2 : Nilai duga heritabilitas
σ2
g : Varian genotip
σ2
p : Varian fenotip
σ2
= KTP – KTE / b
σ2
p = σ2g + σ2e, dimana σ2e : KT galat
Kriteria nilai heritabilitas menurut Stansfield (1991)
H tinggi > 0,5
H sedang = 0,2 – 0,5
H rendah < 0,2
Variabilitas genetik diduga dengan menggunakan analisis komponen
varian menurut Poespodarsono (1988)
Source Db Jumlah
kuadrat ( JK )
Kuadrat tengah ( KT )
Taksiran Kuadrat Tengah ( TKT )
Genotip a - 1 JKP KTP δ2e + r δ2g
Blok r - 1 JKB KTB δ2e + a δ2r
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto,T dan Y.E. Widyastuti, 2004. Meningkatkan Produksi Jagung di Lahan Kering, Sawah, dan Pasang Surut. Penebar Swadaya, Jakarta.
Allard,R.W., 1995. Pemuliaan Tanaman. Terjemahan Manna. Rineka Cipta, Jakarta.
Annonimous, 2007. Budi Daya Jagung Hibrida. Cetakan Pertama. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Crowder,L.V., 1997. Genetika Tumbuhan. Terjemahan Lilik Kusdiarti. UGM Press, Yogyakarta.
Dahlan,M dan S. Slamet, 1992. Pemuliaan Tanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman Pangan, Malang
Hasyim,H., 1999. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Makmur,A., 1992. Pengantar Pemuliaan Tanaman Rineka Cipta, Jakarta
Muhadjir,F., 1988. Karakteristik Tanaman Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan,Bogor.
Mejaya,M.J, M. Dahlan, M. Pabendon, 2005. Pola Heterosis Dalam Pembentukan Varietas Unggul Jagung Bersari Bebas dan Hibrida. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.
Najiyati,S dan Danarti, 1999. Palawija Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penebar Swadaya, Jakarta.
Poespodarsono,S., 1988. Dasar – Dasar Pemuliaan Tanaman. IPB Press, Bogor.
Purwono dan R. Hartono, 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sharma,O.P., 2002. Plant Taxonomy.Tata Mc Graw Hill Publishing. Company Limited,New Delhi.
Sing,J., 19876. Field Manual of Maize Breeding Procedures. Indian Agricultural Research Institute. New Delhi, India.
Sutoro,Y.Sulaeman dan Iskandar. 1988. Budidaya Tanaman Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Tobing,M.P.L.,O.Ginting,R.K. Damanik dan S.Ginting, 1994. Agronomi Tanaman Makanan 1. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Warisno, 1998. Jagung Hibrida. Kanisius,Yogyakarta.
Lampiran 1. Bagan Penelitian
Blok I Blok II Blok III Blok IV Blok V
b
V1 V2 V3 V4 V5
a
V4 V1 V4 V4 V4
V2 V5 V3 V2 V1
V1 V2 V2 V5 V3
V3 V3 V5 V3 V2
V5 V4 V1 V1 V5
U
Keterangan :
a = 20 cm
b = 20 cm
Luas Plot = 190 cm x 140 cm
Lampiran 3. Dekripsi Tanaman Jagung Hibrida Varietas P 12
Asal : F1 dari silang tunggal ( single cross ) antara M3OA97 dengan F3OA97. M3OA97 dan F3OA97 adalah galur murni tropis yang dikembangkan oleh Pioneer Hi – Bred
Philippines, Inc. Dan Pioneer Hi – Bred ( Thailand ) Co., Ltd. Secara berurutan.
Golongan : hibrida silang tunggal
Umur : berumur dalam
- 50 % polinasi : 56 – 59 hari - 50 % keluar rambut : 57 – 60 hari - masak fisiologis :
● 92 hari ( < 600 m dpl ) ● 120 hari ( > 600 m dpl )
Batang : besar dan kokoh
Warna batang : hijau Tinggi tanaman : 211 cm
Daun : tegak dan lebar
Warna daun : hijau tua Keragaman tanaman : sangat seragam Perakaran : baik dan kuat Kerebahan : tahan rebah
Bentuk malai : tidak terbuka, ujung terkulai Warna sekam : hijau
Warna anthera : kuning
Warna rambut : putih dengan merah muda diujungnya Tongkol : panjang dan silindris
Kedudukan tongkol : agak tinggi, di pertengahan tinggi tanaman (91 cm) Klobot : menutup biji dengan biji
Bentuk biji : mutiara
Warna biji : oranye
Baris biji : lurus dan rapat Jumlah baris/tongkol : 14 – 16 baris Bobot 1000 butir : 289 gram
Kandungan nutrisi : 5,6% minyak, 10,6% protein dan 71,2 tepung Rata – rata hasil : 8,15 ton/ha pipilan kering
Potensi hasil : 10 – 12 ton/ha pipilan kering
Ketahanan terhadap penyakit : tahan terhadap karat daun dan busuk tongkol Diplodia dan busuk batang bakteri, agak tahan terhadap bulai, hawar daun H.turcicum dan busuk batang Pythium
Lampiran 4. Dekripsi Tanaman Jagung Hibrida Varietas P 21
Asal : F1 dari silang tunggal ( single cross ) antara galur murni F3OY87 dengan M3OY87. Keduanya adalah galur murni tropis yang dikembangkan oleh Pioneer Hi – Bred (Thailand)Co.,Ltd.
Golongan : hibrida silang tunggal Umur : berumur agak dalam
- 50 % polinasi : 54 hari - 50 % keluar rambut : 56 hari - masak fisiologis :
● 95 hari ( < 600 m dpl ) ● 117 hari ( > 600 m dpl ) Batang : Tegak, besar dan cukup kokoh Tinggi batang : 210 cm
Warna batang : hijau tua
Daun : setengah tegak dan lebar Warna daun : hijau tua
Keragaman tanaman : sangat seragam Bentuk malai (trassel) : besar dan terbuka Warna sekam (glume) : hijau keunguan
Warna benang sari (Anther) : putih kekuningan :
Perakaran : baik
Kerebahan : tahan rebah
Warna rambut (silk) : hijau terang/putih dengan warna kemerahan diujungnya
Tongkol : besar, panjang dan silindris, pengisian biji baik Kedudukan tongkol : sedang, di pertengahan tinggi tanaman (95 cm) Klobot : menutup biji dengan sangat baik
Biji : setengah mutiara, warna oranye Baris biji : lurus dan rapat
Jumlah baris biji : 14 – 16 baris Bobot 1000 butir : 311 gram
Kandungan nutrisi : 5,6% minyak, 10,6% protein dan 71,2 tepung Hasil rata – rata pipilan kering: 6,1 ton/ha
Potensi hasil : 13,3 ton/ha pipilan kering
Ketahanan terhadap penyakit utama : - tahan terhadap karat daun, cukup tahan terhadap bercak daun kelabu Cercospora zeae – maydis, berketahanan sedang terhadap busuk tongkol Diplodia, virus dan perkecambahan tongkol
- Agak rentan terhadap hawar daun Helminthosporiumturcicum, Diplodia dan busuk tongkol Gibberella. Rentan terhadap busuk batang bakteri dan bulai.
Keunggulan : - potensi hasil tinggi dan bijinya berkualitas baik dengan pengisian biji yang baik.
Lampiran 5. Dekripsi Tanaman Jagung Hibrida Varietas P 23
Asal : F1 dari silang tunggal ( single cross ) antara galur murni F3OB80 dengan M3OB80. Keduanya adalah galur murni tropis yang dikembangkan oleh Pioneer Hi – Bred (Thailand) Co.,Ltd. Dan Pioneer Philippines, Inc.
Golongan : hibrida silang tunggal Umur : berumur agak dalam
- 50 % polinasi : 56 hari - 50 % keluar rambut : 58 hari - masak fisiologis :
● 95 hari ( < 600 m dpl ) ● 118 hari ( > 600 m dpl ) Batang : besar dan kokoh
Tinggi batang : 225 cm Warna batang : hijau
Daun : agak tegak dan lebar Warna daun : hijau tua
Keragaman tanaman : sangat seragam
Bentuk malai (trassel) : besar, tegak dan agak terbuka Warna sekam (glume) : hijau keunguan
Warna benang sari (Anther) : ungu :
Perakaran : baik
Kerebahan : tahan rebah
Warna rambut (silk) : hijau terang/putih dengan warna kemerahan diujungnya
Tongkol : sedang, panjang dan silindris
Kedudukan tongkol : sedang, di pertengahan tinggi tanaman (100 cm) Klobot : menutup biji dengan sangat baik
Biji : setengah mutiara, warna oranye Baris biji : lurus dan rapat
Jumlah baris biji : 12 – 14 baris Bobot 1000 butir : 301 gram Hasil rata – rata pipilan : 6,3 ton/ha
Potensi hasil : 10,5 ton/ha pipilan kering
Ketahanan terhadap penyakit utama : - tahan terhadap bercak daun kelabu Cercospora zeamaydis, dan busuk tongkol Gibberella, hawar daun Helminthosporium turcicum, karat daun dan virus, serta berketahanan sedang terhadap hawar daun Diplodia dan perkecambahan tongkol
- Agak rentan terhadap bulai dan rentan terhadap busuk batang bakteri
Keunggulan : - potensi hasil tinggi dan bijinya berkualitas baik dengan pengisian biji yang baik.
Lampiran 6. Deskripsi Jagung Varietas Bisi – 2
Nama varietas : Bisi – 2
Kategori : Varietas unggul nasional ( released variety ) SK : 589/Kpts/TP.240/9/95 tanggal 4 september 1995
Tahun : 1995
Tetua : F1 dari silang tunggal antara FS4 dan FS9 merupakan tropical inbred yang dikembangkangkan oleh Chaeron Seed Co., Ltd. Thailand dan Dekalb Plant Genetic, USA
Rataan hasil : 13 ton/ha pipilan kering Potensi hasil : 8,9 ton/ha pipilan kering
Pemulia : None
Golongan : Hibrida
Umur : 50% keluar rambut : 56 hari, masak/panen : 103 hari
Batang : Tinggi dan tegak Tinggi tanaman : 232 cm
Daun : Panjang, lebar dan terkulai Warna daun : Hijau cerah
Keragaman tanaman : Seragam
Perakaran : Baik
Kerebahan : Tahan
Tongkol : Sedang, silindris dan seragam Kedudukan tongkol : Ditengah – tengah batang Kelobot : Menutup tongkol dengan baik
Biji : Semi mutiara
Warna biji : Kuning oranye Jumlah baris/tongkol : 12 -14 baris Bobot 1000 butir : 265 gram
Ketahanan terhadap penyakit : Toleran terhadap bulai dan karat daun
Keterangan : baik di tanam di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl
Lampiran 7. Deskripsi Jagung Varietas Bisi – 8
Asal : Exp.95.02 adalah F1 silang tiga antara silang tunggal FS510 dengan galur murni FS21 sebagai induk jantan. Keduanya dikembangkan pertama kali oleh Charoen Seeds Co., Ltd. Thailand
Golongan : Hibrida silang tunggal
Umur : - 50% keluar rambut : 57 hari - Masak fisiologis : 97 hari Batang : Besar, kokoh dan tegak Warna Batang : Hijau
Tinggi Tanaman : 186 cm
Daun : Panjang, bergelombang agak tegak Warna Daun : Hijau
Keragaman Tanaman : Seragam
Perakaran : Baik
Kerebahan : Tahan Rebah
Bentuk Malai : Terbuka dan agak terkulai Warna Sekam : Ungu, kehijauan
Warna Anthera : Merah muda-ungu Tingggi Tongkol : 85 cm
Warna Rambut : Merah Bentuk Biji : Semi mutiara Warna Biji : Kuning oranye Jumlah Baris/Tongkol : 14-16 baris Penutupan Tongkol : Baik Bobot 1000 butir : 290 gram
Rata-rata Hasil : 8,0 ton/ha (4,1-11,0) Potensi Hasil : 11,0 ton/ha
Ketahanan Penyakit : Tahan terhadap penyakit bulai, toleran terhadap penyakit karat daun
Daerah Adaptasi : Beradaptasi baik pada penanaman di musim kemarau untuk dataran rendah tanah beririgasi, di musim hujan beradaptasi baik pada tanah tegalan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi
Daerah Pengembangan : Sumatera Utara, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur & Sulawesi Selatan
Keterangan : Produktivitas harian 77,7 kg/hari, CPI-2 (67,2 kg/hari dan Bisi-2 (77,5 kg/hari)
Lamp.3.Data Pengamatan Tinggi Tanaman (cm)
Varietas
Ulangan
Total Rataan
I II III IV V VI
V1 180,20 195,53 198,98 189,36 210,43 208,03 1182,53 197,09
V2 185,65 166,86 207,90 196,84 189,56 197,56 1144,37 190,73
V3 180,90 186,45 196,03 187,70 200,50 201,06 1152,64 192,11
V4 189,06 175,87 197,53 202,70 198,35 207,13 1170,64 195,11
V5 190,57 190,53 200,64 197,83 186,93 193,03 1159,53 193,26
Total 926,38 915,24 1001,08 974,43 985,77 1006,81 5809,71
Rataan 185,28 183,05 200,22 194,89 197,15 201,36 193,66
Lamp.4.Daftar Sidik Ragam Data Tinggi Tanaman
Sumber db JK KT Fhit F05 EKT
Blok 5 1494,59 298,92 4,87 tn 2,71 σ2e + 5 σ2 b
Varietas 4 150,11 37,53 0,61 tn 2,87 σ2e + 6 σ2 g
Error 20 1228,21 61,41 σ2
e
Total 29 2872,91
FK = 1125091,01 Ket ; * = Nyata pada taraf 5%
KK = 4,05
Lamp.5.Data Pengamatan Jumlah Daun (helai)
Varietas
Ulangan
Total Rataan
I II III IV V VI
V1 14,33 15,00 14,66 14,66 14,00 14,34 86,99 14,50
V2 16,33 15,00 16,00 16,33 14,00 14,33 91,99 15,33
V3 13,33 13,00 13,66 13,66 13,00 14,33 80,98 13,50
V4 14,33 14,00 14,66 14,66 14,00 13,66 85,31 14,22
V5 13,33 14,33 16,00 14,66 14,00 15,33 87,65 14,61
Total 71,65 71,33 74,98 73,97 69,00 71,99 432,92
Rataan 14,33 14,27 15,00 14,79 13,80 14,40 14,43
Lamp.6.Daftar Sidik Ragam Data Jumlah Daun
Sumber db JK KT Fhit F05 EKT
Blok 5 4,44 0,89 2,19 tn 2,71 σ2e + 5 σ2
b
Varietas 4 10,59 2,65 6,53 * 2,87 σ2e + 6 σ2 g
Error 20 8,11 0,41 σ2
e
Total 29 23,15
FK = 6247,32 Ket ; * = Nyata pada taraf 5%
KK = 4,41
Lamp.7.Data Pengamatan Jumlah Daun Diatas Tongkol (helai)
Varietas
Ulangan
Total Rataan
I II III IV V VI
V1 5,45 6,33 5,00 6,00 6,33 5,00 34,11 5,69
V2 7,00 6,33 7,00 6,75 6,35 7,00 40,43 6,74
V3 6,00 6,75 6,33 6,00 6,00 6,33 37,41 6,24
V4 6,33 7,00 6,00 7,00 7,33 7,00 40,66 6,78
V5 6,00 7,00 7,00 6,75 7,00 6,00 39,75 6,63
Total 30,78 33,41 31,33 32,50 33,01 31,33 192,36
Rataan 6,16 6,68 6,27 6,50 6,60 6,27 6,41
Lamp.8.Daftar Sidik Ragam Data Jumlah Daun Di Atas Tongkol
Sumber db JK KT Fhit F05 EKT
Blok 5 1,12 0,22 1,06 tn 2,71 σ2e + 5 σ2 b
Varietas 4 5,07 1,27 5,96 * 2,87 σ2e + 6 σ2 g
Error 20 4,25 0,21 σ2
e
Total 29 10,44
FK = 1233,41 Ket ; * = Nyata pada taraf 5%
KK = 7,19
Lamp.9.Data Pengamatan Umur Keluar Bunga Betina (hari)
Varietas
Ulangan
Total Rataan
I II III IV V VI
V1 54,60 52,66 55,00 54,00 53,00 52,66 321,92 53,65
V2 53,33 55,33 54,00 56,66 52,66 55,00 326,98 54,50
V3 56,33 56,33 54,66 55,33 55,66 54,33 332,64 55,44
V4 56,00 55,66 55,66 54,33 58,00 55,66 335,31 55,89
V5 55,00 53,00 52,66 53,33 54,33 54,66 322,98 53,83
Total 275,26 272,98 271,98 273,65 273,65 272,31
1639,8
3
Rataan 55,05 54,60 54,40 54,73 54,73 54,46 54,66
Lamp.10.Daftar Sidik Ragam Umur Keluar Bunga Betina
Sumber db JK KT Fhit F05 EKT
Blok 5 1,38 0,28 0,19 tn 2,71 σ2e + 5 σ2
b
Varietas 4 23,03 5,76 3,89 * 2,87 σ2e + 6 σ2
g
Error 20 29,61 1,48 σ2
e
Total 29 54,02
FK = 89634,75 Ket ; * = Nyata pada taraf 5%
KK = 2,23
Lamp.11.Data Pengamatan Umur Keluar Bunga Jantan (hari)
Varietas
Ulangan
Total Rataan
I II III IV V VI
V1 52,66 51,33 53,33 52,66 51,66 51,33 312,97 52,16
V2 51,33 53,33 52,00 54,66 53,66 53,00 317,98 53,00
V3 54,33 54,66 52,66 53,66 54,66 52,66 322,63 53,77
V4 54,00 53,66 52,33 52,66 56,00 54,00 322,65 53,78
V5 53,33 53,00 51,66 51,66 52,66 52,66 314,97 52,50
Total 265,65 265,98 261,98 265,30 268,64 263,65 1591,20
Rataan 53,13 53,20 52,40 53,06 53,73 52,73 53,04
Lamp.12.Daftar Sidik Ragam Umur Keluar Bunga Jantan
Sumber db JK KT Fhit F05 EKT
Blok 5 5,09 1,02 0,98 tn 2,71 σ2e + 5 σ2 b
Varietas 4 12,88 3,22 3,11 * 2,87 σ2e + 6 σ2 g
Error 20 20,67 1,03 σ2
e
Total 29 38,63
FK = 84397,25 Ket ; * = Nyata pada taraf 5%
KK = 1,92
Lamp.13.Data Pengamatan kelengkungan Daun
Varietas
Ulangan
Total Rataan
I II III IV V VI
V1 7,53 7,68 7,08 7,98 8,04 8,23 46,54 7,76
V2 6,28 7,12 7,32 7,82 7,54 7,68 43,76 7,29
V3 6,32 7,92 7,84 6,88 8,16 7,56 44,68 7,45
V4 6,84 6,24 7,26 7,99 7,33 8,21 43,87 7,31
V5 8,57 8,57 7,91 8,61 8,13 8,93 50,72 8,45
Total 35,54 37,53 37,41 39,28 39,2 40,61 229,57
Rataan 7,11 7,51 7,48 7,86 7,84 8,12 7,65
Lamp.14.Daftar Sidik Ragam Kelengkungan Daun
Sumber db JK KT Fhit F05 EKT
Blok 5 3,22 0,64 2,57 * 2,71 σ2e + 5 σ2 b
Varietas 4 5,64 1,41 5,63 * 2,87 σ2e + 6 σ2 g
Error 20 5,01 0,25 σ2
e
Total 29 13,86
FK = 1756,75 Ket ; * = Nyata pada taraf 5%
KK = 6,54
Lamp.15.Data Pengamatan Jumlah Baris Per Tongkol (baris)
Varietas
Ulangan
Total Rataan
I II III IV V VI
V1 11,66 14,00 13,66 13,66 12,00 9,33 74,31 12,39
V2 13,33 12,66 11,66 14,00 15,33 13,66 80,64 13,44
V3 12,33 12,00 12,00 12,33 14,00 12,66 75,32 12,55
V4 11,00 13,33 12,66 14,00 13,33 13,00 77,32 12,89
V5 13,33 12,00 12,00 12,00 12,66 12,00 73,99 12,33
Total 61,65 63,99 61,98 65,99 67,32 60,65 381,58
Rataan 12,33 12,80 12,40 13,20 13,46 12,13 12,72
Lamp.16.Daftar Sidik Ragam Jumlah Baris Per Tongkol
Sumber db JK KT Fhit F05 EKT
Blok 5 6,97 1,39 1,06 tn 2,71 σ2e + 5 σ2 b
Varietas 4 5,02 1,26 0,96 tn 2,87 σ2e + 6 σ2 g
Error 20 26,24 1,31 σ2
e
Total 29 38,23
FK = 4853,44 Ket ; * = Nyata pada taraf 5%
KK = 9,01
Lamp.17.Data Pengamatan Laju Pengisian Biji
Varietas
Ulangan
Total Rataan
I II III IV V VI
V1 0,33 0,39 0,22 0,29 0,41 0,2 1,84 0,31
V2 0,59 0,58 0,59 0,92 0,76 0,43 3,87 0,65
V3 0,53 0,49 0,66 0,36 0,52 0,25 2,81 0,47
V4 0,28 0,44 0,22 0,46 0,59 0,35 2,34 0,39
V5 0,47 0,67 0,47 0,53 0,63 0,34 3,11 0,52
Total 2,20 2,57 2,16 2,56 2,91 1,57 13,97
Rataan 0,44 0,51 0,43 0,51 0,58 0,31 0,47
Lamp.18.Daftar Sidik Ragam Laju Pengisian Biji
Sumber db JK KT Fhit F05 EKT
Blok 5 0,21 0,04 3,66 * 2,71 σ2e + 5 σ2 b
Varietas 4 0,40 0,10 8,46 * 2,87 σ2e + 6 σ2 g
Error 20 0,23 0,01 σ2
e
Total 29 0,84
FK = 6,51 Ket ; * = Nyata pada taraf 5% KK = 23,22
Lamp.19.Data Pengamatan Panjang Tongkol
Varietas
Ulangan
Total Rataan
I II III IV V VI
V1 20,93 22,86 17,40 29,76 22,56 24,00 137,51 22,92
V2 21,83 18,93 22,60 18,46 27,63 20,03 129,48 21,58
V3 22,30 18,70 19,86 23,33 18,66 15,30 118,15 19,69
V4 21,90 18,76 17,20 20,76 21,36 21,90 121,88 20,31
V5 16,96 20,80 20,76 19,10 29,6 22,26 129,48 21,58
Total 103,92 100,05 97,82 111,41 119,81 103,49 636,50
Rataan 20,78 20,01 19,56 22,28 23,962 20,70 21,22
Lamp.20.Daftar Sidik Ragam Panjang Tongkol
Sumber db JK KT Fhit F05 EKT
Blok 5 66,58 13,32 1,18 tn 2,71 σ2e + 5 σ2 b
Varietas 4 37,81 9,45 0,84 tn 2,87 σ2e + 6 σ2 g
Error 20 226,20 11,31 σ2
e
Total 29 330,59
FK = 13504,41 Ket ; * = Nyata pada taraf 5% KK = 15,85
Lamp.21.Data Pengamatan Produksi Biji Kering Per Plot
Varietas
Ulangan
Total Rataan
I II III IV V VI
V1 150,00 173,00 99,00 133,00 182,00 90,00 827,00 137,
V2 270,00 268,00 271,00 427,00 342,00 198,00 1776,00 296,
V3 245,00 224,00 301,00 165,00 239,00 114,00 1288,00 214,
V4 132,00 206,00 103,00 208,00 274,00 162,00 1085,00 180,
V5 214,00 302,00 211,00 244,00 288,00 158,00 1417,00 236,
Total 1011,00 1173,00 985,00 1177,00 1325,00 722,00 6393,00
Rataan 202,20 234,60 197,00 235,40 265,00 144,40 213,
Lamp.22.Daftar Sidik Ragam Produksi Biji Kering Per Plot
Sumber db JK KT Fhit F05 EKT
Blok 5 43754,30 8750,86 3,56 * 2,71 σ2e + 5 σ2 b
Varietas 4 84678,87 21169,72 8,61 * 2,87 σ2e + 6 σ2 g
Error 20 49185,53 2459,28 σ2
e
Total 29 177618,70
FK = 1362348,30 Ket ; * = Nyata pada taraf 5%
KK = 23,27
Lamp.23.Data Pengamatan Umur Panen
Varietas
Ulangan
Total Rataan
I II III IV V VI
V1 93,66 93,66 94,00 94,33 93,00 94,00 562,65 93,78
V2 97,00 97,66 97,00 97,00 97,33 96,33 582,32 97,05
V3 96,33 95,66 96,00 96,33 95,66 96,33 576,31 96,05
V4 96,33 98,00 97,00 96,00 97,66 97,00 581,99 97,00
V5 96,33 96,00 96,66 96,66 97,33 97,00 579,98 96,66
Total 479,65 480,98 480,66 480,32 480,98 480,66 2883,25
Rataan 95,93 96,20 96,132 96,06 96,20 96,13 96,11
Lamp.24.Daftar Sidik Ragam Umur Panen
Sumber db JK KT Fhit F05 EKT
Blok 5 0,25 0,05 0,16 tn 2,71 σ2e + 5 σ2 b
Varietas 4 44,64 11,16 35,45 * 2,87 σ2e + 6 σ2 g
Error 20 6,30 0,31 σ2
e
Total 29 51,19
FK = 277104,35 Ket ; * = Nyata pada taraf 5%
KK = 0,58
Lamp.25.Data Pengamatan Bobot Biji Per Tongkol (gram)
Varietas
Ulangan
Total Rataan
I II III IV V VI
V1 50,00 57,66 33,00 44,33 60,66 30,00 275,65 45,94
V2 90,00 89,33 90,33 142,33 114,00 66,00 591,99 98,67
V3 81,66 74,66 100,33 55,00 79,66 38,00 429,31 71,55
V4 44,00 68,66 34,33 69,33 91,33 54,00 361,65 60,28
V5 71,33 100,66 70,33 81,33 96,00 52,66 472,31 78,72
Total 336,99 390,97 328,32 392,32 441,65 240,66 2130,91
Rataan 67,40 78,19 65,66 78,46 88,33 48,13 71,03
Lamp.26.Daftar Sidik Ragam BobotBiji /Tongkol
Sumber db JK KT Fhit F05 EKT
Blok 5 4860,91 972,18 3,56 * 2,71
σ2e + 5 σ2 b
Varietas 4 9409,02 2352,26 8,61* 2,87
σ2e + 6 σ2 g
Error 20 5464,69 273,23 σ2 e
Total 29 19734,62
FK = 151359,25 Ket ; * = Nyata pada taraf 5%
KK = 23,27
Lamp.27.Data Pengamatan Jumlah Tongkol Per Tanaman
Varietas
Ulangan
Total Rataan
I II III IV V VI
V1 2,00 2,66 1,33 1,66 2,00 2,00 11,65 1,94
V2 2,66 1,66 2,00 1,00 1,00 2,33 10,65 1,78
V3 1,66 2,00 1,33 1,33 1,33 1,33 8,98 1,50
V4 1,66 1,00 1,33 1,00 1,00 2,00 7,99 1,33
V5 1,66 1,66 1,33 1,33 2,00 1,33 9,31 1,55
Total 9,64 8,98 7,32 6,32 7,33 8,99 48,58
Rataan 1,93 1,80 1,46 1,26 1,47 1,80 1,62
Lamp.28.Daftar Sidik Ragam Jumlah TongkolPerTanaman
Sumber db JK KT Fhit F05 EKT
Blok 5 1,66 0,33 2,00 tn 2,71 σ2e + 5 σ2 b
Varietas 4 1,38 0,35 2,08 tn 2,87 σ2e + 6 σ2 g
Error 20 3,32 0,17 σ2
e
Total 29 6,37
FK = 78,67 Ket ; * = Nyata pada taraf 5%
KK = 25,17