• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Terhadap Pemberian GA3 (Giberrelin)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Terhadap Pemberian GA3 (Giberrelin)"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA

VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) TERHADAP

PEMBERIAN GA

3

(GIBERRELIN)

SKRIPSI

OLEH :

SYAWAL AFFANDI HIDAYAT 040307025

BDP - PET

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA

VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) TERHADAP

PEMBERIAN GA

3

(GIBERRELIN)

SKRIPSI

OLEH :

SYAWAL AFFANDI HIDAYAT 040307025

BDP - PET

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Dosen pembimbing :

Ketua Anggota

( Ir. M. K. Bangun, MS ) ( Luthfi A. M. Siregar, SP, MSc, PhD )

NIP. 130 802 482 NIP. 132 315 867

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

SYAWAL AFFANDI HIDAYAT: Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Terhadap Pemberian GA3

(Giberrelin), dibimbing oleh Ir. M. K. Bangun, MS dan Luthfi A. M. Siregar, SP, MSc, PhD.

Pengaruh aplikasi GA3 terhadap pertumbuhan dan produksi beberapa

varietas kacang hijau belum pernah diteliti di daerah ini. Untuk itu suatu penelitian telah dilaksanakan di lahan penelitian fakultas pertanian USU, Medan (± 25 m dpl) pada Agustus – Oktober 2010 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor perlakuan yaitu, tiga varietas kacang hijau (Varietas Murai, Varietas Perkutut, Varietas Kutilang) dan Aplikasi GA3 ( 0 ppm, 40 ppm, 80 ppm, 120 ppm).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi GA3 yang

diberikan berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 3 dan 4 MST, varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga per tanaman.

(4)

ABSTRACT

SYAWAL AFFANDI HIDAYAT: Respons Growth and production of Some Varieties mung bean (Vigna radiata L.) to Giberrelin GA3 concentration,

supervised by Ir. M. K. Bangun, MS and Luthfi A. M. Siregar, SP, MSc, PhD. The respons of GA3 to growth and production of some varieties mung bean

never been studied in this area. Therefore, a research had been conducted at field of Agriculture Faculty USU, Medan (± 25 m above sea level) in August – October 2010 using factorial Randomized Block Design (RBD) with two factors: three varieties of mung bean (Murai, Perkutut, Kutilang) and application of GA3 (0

ppm, 40 ppm, 80 ppm, 120 ppm).

The result showed that application of GA3 significantly increase the plant

height 3 and 4MST, varieties of mung bean significant to sum of flowers per plant.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Syawal Affandi Hidayat lahir di Medan pada tangga 10 Juni 1986, anak kesatu dari 3 bersaudara, putra ayahanda (Alm) Aris Hidayat dan ibunda Endang.

Tahun 2004 penulis lulus dari SMU Negeri 13 Medan. Terdaftar sebagai mahasiswa Pemuliaan Tanaman Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan pada tahun 2004 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan seminar hasil ini.

Adapun judul seminar hasil ini adalah “Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Terhadap Pemberian GA 3 (Giberrelin)” yang merupakan salah satu syarat untuk membuat skripsi di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. M. K. Bangun, MS sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Luthfi A. M. Siregar, SP, MSc, PhD sebagai Anggota Komisi Pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan dalam pembuatan seminar hasil penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan, Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan proposal ini. Semoga seminar hasil ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2010

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

DAFTAR ISI ... xi

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 4

Botani Tanaman ... 4

Syarat Tumbuh ... 5

Iklim ... 5

Tanah ... 6

Gibberelin 7 Varietas ... 10

BAHAN DAN METODE ... 12

Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

Bahan dan Alat Penelitian ... 12

Metode Penelitian ... 12

PELAKSANAAN PENELITIAN ... 15

Persiapan Areal Penelitian ... 15

Pernyiapan Benih ... 15

Penanaman ... 15

Aplikasi GA3 ... 15

Pemeliharaan ... 16

Penyulaman ... 16

Penjarangan ... 16

Penyiraman ... 16

Penyiangan ... 16

Pembumbunan ... 16

(8)

Panen ... 17

Pengamatan Parameter ... 17

Tinggi Tanaman (cm) ... 17

Jumlah Cabang Primer (cabang) ... 17

Diameter Bibit (mm) ... 17

Umur Berbunga (hari) ... 17

Jumlah Bunga Pertanaman ... 18

Umur Panen (hari) ... 18

Jumlah Polong Pertanaman ... 18

Bobot Biji Pertanaman (g) ... 18

Bobot Biji Perplot (g)... 18

Bobot 100 Biji (g) ... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

Hasil ... 19

Pembahasan ... 28

KESIMPULAN ... 31

Kesimpulan ... 31

Saran ... 31 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

No Hal 1. Rataan tinggi tanaman terhadap varietas dan pemberian GA3

pada 2 – 5 MST ... 17 2. Rataan tinggi tanaman terhadap varietas dan pemberian GA3

pada 4 MST... 17 3. Rataan jumlah cabang primer terhadap varietas dan pemberian GA3… 17

4. Rataan diameter tanaman terhadap varietas dan pemberian GA3 pada

2 – 4 MST ... 18 5. Rataan umur berbunga terhadap varietas dan pemberian

GA3 ... 18

6. Rataan jumlah bunga pertanaman terhadap varietas dan pemberian

GA3 ……….18

7. Rataan umur panen terhadap varietas dan pemberian

GA3 ...18

8. Rataan jumlah polong pertanaman terhadap varietas dan perlakuan

pemberian GA3……… 18

9. Rataan jumlah polong hampa terhadap varietas dan perlakuan

pemberian GA3. ... 18

10. Rataan bobot biji pertanaman terhadap varietas dan perlakuan

pemberian GA3 ... 18

11. Rataan bobot biji perplot terhadap varietas dan perlakuan

pemberian GA3……… ………18

12. Rataan 100 bobot biji terhadap varietas dan perlakuan

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Hal

1. Bagan Penelitian ... 34

2. Deskripsi Varietas Kutilang... 35

3. Deskripsi Kacang Hijau Varietas Murai ... 36

4. Deskripsi Kacang Hijau Varietas Perkutut. ... 37

5. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 38

6. Data Tinggi Tanaman 2 MST (cm)...39

7. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST (cm)………...39

8. Data Tinggi Tanaman 3 MST (cm) ... 40

9. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MST (cm)……….40

10. Data Tinggi Tanaman 4 MST (cm) ... 41

11. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MST (cm)...41

12. Data Tinggi Tanaman 5 MST (cm) ... 42

13. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MST (cm)………..42

14. Data Jumlah Cabang Primer (cabang) ... 43

15. Sidik Ragam Jumlah Cabang Primer (cabang) ... 43

16. Data Diameter Tanaman 2 MST (mm)...44

17. Sidik Ragam Diameter Tanaman 2 MST (mm) ... 44

18. Data Diameter Tanaman 3 MST (mm)...45

19. Sidik Ragam Diameter Tanaman 3 MST (mm)………...45

20. Data Diameter Tanaman 4 MST (mm) ... 46

21. Sidik Ragam Diameter Tanaman 4 MST (mm) ... 46

(12)

23. Sidik Ragam Umur Berbunga (hari) ... 47

24. Data Jumlah Bunga Pertanaman (kuntum) ... 48

25. Sidik Ragam Jumlah Bunga Pertanaman (kuntum)...48

26. Data Umur Panen (hari)………49

27. Sidik Ragam Umur Panen (hari)………...49

28. Data Jumlah Polong Pertanaman (buah) ... 50

29. Sidik Ragam Jumlah Polong Pertanaman (buah)………...50

30. Data Jumlah Polong Hampa (buah) ... 51

31. Sidik Ragam Jumlah Polong Hampa (buah)……….51

32. Data Bobot Biji Pertanaman (g)... 52

33. Sidik Ragam Bobot Biji Pertanaman (g)………..52

34. Data Bobot Biji Perplot (g) ... 53

35. Sidik Ragam Bobot Biji Perplot (g)……….53

36. Data 100 Biji (g) ... 54

37. Sidik Ragam100 Biji (g)………...54

(13)

ABSTRAK

SYAWAL AFFANDI HIDAYAT: Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Terhadap Pemberian GA3

(Giberrelin), dibimbing oleh Ir. M. K. Bangun, MS dan Luthfi A. M. Siregar, SP, MSc, PhD.

Pengaruh aplikasi GA3 terhadap pertumbuhan dan produksi beberapa

varietas kacang hijau belum pernah diteliti di daerah ini. Untuk itu suatu penelitian telah dilaksanakan di lahan penelitian fakultas pertanian USU, Medan (± 25 m dpl) pada Agustus – Oktober 2010 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor perlakuan yaitu, tiga varietas kacang hijau (Varietas Murai, Varietas Perkutut, Varietas Kutilang) dan Aplikasi GA3 ( 0 ppm, 40 ppm, 80 ppm, 120 ppm).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi GA3 yang

diberikan berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 3 dan 4 MST, varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga per tanaman.

(14)

ABSTRACT

SYAWAL AFFANDI HIDAYAT: Respons Growth and production of Some Varieties mung bean (Vigna radiata L.) to Giberrelin GA3 concentration,

supervised by Ir. M. K. Bangun, MS and Luthfi A. M. Siregar, SP, MSc, PhD. The respons of GA3 to growth and production of some varieties mung bean

never been studied in this area. Therefore, a research had been conducted at field of Agriculture Faculty USU, Medan (± 25 m above sea level) in August – October 2010 using factorial Randomized Block Design (RBD) with two factors: three varieties of mung bean (Murai, Perkutut, Kutilang) and application of GA3 (0

ppm, 40 ppm, 80 ppm, 120 ppm).

The result showed that application of GA3 significantly increase the plant

height 3 and 4MST, varieties of mung bean significant to sum of flowers per plant.

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman leguminosae yang cukup penting di Indonesia. Posisinya menduduki di urutan ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Permintaan terhadap kacang hijau cukup tinggi dan cenderung meningkat (Marzuki dan Soeprapto, 2004).

Konsumsi kacang hijau penduduk Indonesia pada tahun 1999 adalah 0,55 g perkapita/hari, tahun 2002 meningkat 0,85 g perkapita/hari, tahun 2003 sebesar 0,72 g perkapita/hari, tahun 2004 sebesar 0,74 g perkapita/hari, dan tahun 2005 mencapai 0,75 g perkaita/hari. Sementara laju peningkatan luas panen dan produksinya masih rendah, yaitu pada tahun 2001 sebesar 339 Ha, 2002 sebesar 314 Ha, 2003 sebesar 345 Ha, 2004 sebesar 312 Ha, dan tahun 2005 menjadi 308 Ha (BPS, 2006).

Produksi kacang hijau selain sebagai sumber bahan pangan juga sangat baik untuk kesehatan manusia. Hal ini dikarenakan bijin mengandung vitamin B yang berfungsi untuk melancarkan peredaran darah, vitamin E sebagai antisterilisasi dan tidak menyebabkan kolesterol bagi yang mengkonsumsinya, karena lemak yang dikandungnya adalah lemak tidak jenuh (Purwono dan Hartono, 2005).

(16)

produksi kacang hijau diperkirakan karena penurunan luas panen sebesar 1.604 hektar atau 25,98 persen. Produktivitas kacang hijau mengalami peningkatan sebesar 0,04 ku/ha atau 0,38 persen bila dibandingkan produktivitas pada tahun 2006. Meskipun produktivitas mengalami peningkatan namun tidak mampu meningkatkan produksi kacang hijau. Produksi kacang hijau pada tahun 2008 diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 61 ton atau 1,26 persen dibanding produksi kacang hijau tahun 2007.

Kebanyakan varietas kacang hijau dipanen dalam waktu yang tidak serempak (beberapa kali panen). Hal ini disebabkan munculnya bunga dan pemasakan polong pada tanaman kacang hijau tidak serempak sehingga panen dilakukan beberapa kali (2 – 3 kali) (Purwono dan Hartono, 2005).

(17)

menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman yang optimal (Kristisanani, 2010).

Gibberellin sebagai hormon tumbuh pada tanaman sangat berpengaruh terhadap sifat genetik, pembungaan, penyinaran, parthenocarpy, mobilisasi karbohidrat selama perkecambahan (germination) dan aspek fisiologi lainnya. Gibberellin mempunyai peranan dalam mendukung; perpanjangan sel, aktivitas kambium, dan mendukung pembentukan RNA baru serta sintesa protein (Abidin, 1990).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul : “Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Terhadap Pemberian GA3 (Giberrelin)”

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kacang hijau (Vigna radiata L.) terhadap pemberian GA3 (Giberrelin)

Hipotesis Penelitian

1. Ada perbedaan pertumbuhan dan produksi dari beberapa varietas kacang hijau 2. Respon varietas terhadap GA3 pada pertumbuhan dan produksi kacang hijau.

Kegunaan Penelitian

(18)

menekan penggunaan pestisida untuk memberantas/mencegah serangan hama dan penyakit tanaman.

Varietas unggul pada umumnya berumur lebih genjah bila dibandingkan dengan varietas lokal. Umur yang pendek sangat penting artinya dalam menyusun pola pertanaman sepanjang tahun (Marzuki dan Soeprapto, 2004).

Untuk saat ini telah banyak dirakit varietas-varietas unggul kacang hijau, seperti varietas camar dan merpati yang berpotensi menghasilkan 1,2 – 1,8 ton perhektar. Adapun varietas unggul tersebut mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1. Daya hasil tinggi.

2. Umur tanaman pendek (genjah) dan cepat berbuah. 3. Tahan terhadap hama dan penyakit.

4. Daya adaptasinya luas terhadap lingkungan. 5. Masak buah (polong) berlangsung serempak. (Rukmana, 1997).

(19)

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut, yang dimulai pada bulan Maret 2010 hingga Juni 2010.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih varietas kacang hijau yang terdiri dari 3 varietas yaitu, Murai, Perkutut, dan Kutilang. Tanah top soil dan kompos sebagai media tanam, ZPT GA3 (Giberrelin Gib Grow), Decis

2,5 EC sebagai insektisida dengan konsentrasi 0,2 %, polibag ukuran 10 kg sebagai media tanam, air untuk menyiram tanaman serta bahan lain yang mendukung penelitian ini.

Alat yang digunakan adalah cangkul untuk mencampur dan mengisi media ke polibek, meteran untuk mengukur luas lahan dan tinggi tanaman, handsprayer, gembor, tali plastik, pacak sampel, timbangan analitik untuk menimbang produksi tanaman, alat tulis, dan kertas label serta alat lain yang mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan 2 faktor, yaitu :

1. Varietas kacang hijau dengan 3 (tiga) jenis yang terdiri dari : V1 : Varietas Murai

(20)

2. Aplikasi GA3 (Giberrelin) dengan 4 taraf, yaitu :

G0 : 0 ppm (kontrol) G1 : 40 ppm

G2 : 80 ppm G3 : 120 ppm

Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan, yaitu : V1G0 V2G0 V3G0

V1G1 V2G1 V3G1 V1G2 V2G2 V3G2 V1G3 V2G3 V3G3

Jumlah ulangan = 3 ulangan Jumlah plot seluruhnya = 36

Jumlah tanaman/plot = 6 Jumlah tanaman seluruhnya = 216 Jumlah sampel/plot = 3 Jumlah sampel seluruhnya = 108

(21)

Data yang dikumpulkan , dianalisis dengan model linear yaitu sebagai berikut :

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ) jk + εijk

i = 1, 2, 3. . j = 1, 2, 3. . k = 1, 2, 3, 4 . .

Dimana :

Yijk =Hasil pengamatan pada blok ke-i terhadap perlakuan varietas pada taraf

ke-j dan GA3 pada taraf ke-k

µ = Nilai tengah

ρi = Pengaruh blok pada taraf ke-i

αj = Pengaruh varietas pada kategori ke-j

βk = Pengaruh GA3 pada taraf ke-k

(αβ)jk = Pengaruh interaksi antara varietas ke-j dan GA3 pada taraf ke-k

εijk = Galat pada blok ke-i dengan perlakuan varietas pada taraf ke-j dan

aplikasi GA3 pada taraf ke-k

(22)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Areal Penelitian

Areal penelitian dibersihkan dari gulma dan sisa - sisa tanaman. Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul dengan kedalaman olah 30 cm, dibagi dalam 3 ulangan dan masing – masing ulangan terdiri dari 12 plot yang berukuran 110 cm x 110 cm . Dibuat parit keliling dengan lebar 50 cm dan parit antar plot dalam ulangan 50 cm.

Penyiapan Benih

Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu dilakukan pemilihan terhadap benih dengan cara merendam benih dalam air. Benih yang terapung dibuang sedangkan benih yang terbenam atau bernas digunakan.

Penanaman

Benih ditanam ke lubang tanam dengan kedalaman 2 – 5 cm pada jarak tanam 25 x 30 cm sebanyak 2 benih per lubang tanam.pada saat tanam dilakukan pemberian kompos pada lubang tanam.

Aplikasi GA3

GA3 disemprotkan pada seluruh bagian tanaman saat berumur 10 dan 30

(23)

Pemeliharaan Tanaman

Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau tumbuh abnormal. Agar pertumbuhannya seragam, penyulaman dilakukan pada umur 5 – 15 Hari Setelah Tanam (HST).

Penjarangan

Penjarangan dilakukan bersamaan dengan penyulaman yaitu 7 hst. Penjarangan dilakukan dengan cara menggunting salah satu tanaman dan meninggalkan satu tanaman per lubang tanam.

Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor. Penyiraman dilakukan dua kali sehari, dan disesuaikan dengan kondisi lapangan yang bertujuan untuk menjaga kelembaban tanah.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang ada disekitar plot dan menggunakan cangkul untuk membersihkan gulma disekitar parit. Hal ini dilakukan untuk menghindari persaingan dalam mendapatkan unsur hara dari dalam tanah.

(24)

Agar tanaman berdiri tegak dan kokoh dilakukan pembumbunan dengan cara menarik tanah disekeliling tanaman. Pembumbunan dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Decis 2,5 EC dengan konsentrasi 0,2 % dengan cara disemprotkan ke tanaman.

Panen

Panen dilakukan pada saat polong berwarna kecoklatan atau hitam disesuaikan dengan deskripsi dalam batas kurang lebih dua minggu dengan cara dipetik secara bertahap.

Pengamatan Parameter

Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari pangkal sampai titik tumbuh dengan menggunakan meteran, untuk menghindari kekeliruan dibuat

pacak sampel. Pengukuran dilakukan mulai 2 Minggu Setelah Tanam (MST ) sampai 5 MST

Jumlah Cabang Primer (cabang)

Jumlah cabang primer dihitung pada saat panen. Pengamatan ini dilakukan dengan menghitung jumlah cabang yang terdapat pada batang utama.

(25)

Pengamatan diameter bibit dilakukan setelah 1 minggu aplikasi GA3 ke

tanaman. Pengamatan ini dilakukan sampai timbul fase generatif.

Umur Mulai Berbunga (hari)

Umur berbunga ditentukan setelah tanaman berbunga kira-kira 75% dari masing-masing plot.

Jumlah Bunga Pertanaman (kuntum)

Dihitung jumlah bunga yang muncul pada tanaman sampel, kemudian dijumlahkan dan diambil rataannya.

Umur Panen (hari)

Umur panen ditentukan setelah polong mulai masak kira-kira 50% dari masing-masing plot yang ditandai dengan berubahnya warna polong menjadi hitam dan mengeringnya batang dan daun.

Jumlah Polong Pertanaman (buah)

Dihitung jumlah polong yang terbentuk pada tanaman sampel kemudian dijumlahkan dan diambil rataannya.

Jumlah Polong Hampa (buah)

Dihitung jumlah polong hampa pada tanaman sampel kemudian dijumlahkan dan diambil rataannya.

Bobot Biji Pertanaman (g)

Ditimbang seluruh biji yang dipanen kemudian diambil rataannya.

Bobot Biji Perplot (g)

(26)

Bobot 100 Biji (g)

Diambil biji secara acak sebanyak 100 biji, kemudian ditimbang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tinggi Tanaman (cm)

Data pengamatan tinggi tanaman 2 – 5 MST serta sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 6 – 13. Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi GA3 yang diberikan berpengaruh nyata terhadap parameter

tinggi tanaman 3 dan 4 MST tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2 dan 5 MST, sedangkan varietas dan interaksi antara kedua faktor tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Data rataan tinggi tanaman terhadap varietas dan pemberian GA3 pada 2 – 5 MST dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman terhadap varietas dan pemberian GA3 pada

2 – 5 MST

Perlakuan Tinggi tanaman pada umur (MST)

2 3 4 5

Varietas (V)

V1 12,55 16,65 20,74 46,45 V2 12,76 16,99 21,12 47,31 V3 12,14 16,60 20,92 49,04 GA3 (G)

(27)

G2 12,75 17,07 ab 21,36 ab 48,59 G3 12,69 17,36 a 21,51 a 48,64

Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Data rataan tinggi tanaman terhadap varietas dan pemberian GA3 pada 4

MST dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan tinggi tanaman terhadap varietas dan pemberian GA3 pada

4 MST.

Perlakuan Konsentrasi GA3 Rataan G0 G1 G2 G3

V1 20,32 20,67 21,31 20,67 20,74 V2 19,96 20,98 21,46 22,09 21,12 V3 20,04 20,53 21,31 21,78 20,92 Rataan 20,11 cd 20,73 abc 21,36 ab 21,51 a 20,93 Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa perlakuan G1, G2 dan G3 berbeda tidak nyata antara ketiganya, tetapi berbeda nyata dengan G0.

Jumlah Cabang Primer (cabang)

Data rataan jumlah cabang primer dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 14 – 15. Dari hasil sidik ragam diketahui bahwa varietas dan perlakuan pemberian GA3 serta interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap

jumlah cabang primer. Data rataan jumlah cabang primer terhadap varietas dan pemberian GA3 dapat dilihat pada Tabel 3.

(28)

Varietas Konsentrasi GA3 Rataan

G0 G1 G2 G3

V1 5,32 4,92 4,59 4,54 4,84 V2 4,88 5,19 5,31 4,82 5,05 V3 5,10 5,61 5,38 5,42 5,38 Rataan 5,10 5,24 5,09 4,93 5,09 Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlah cabang primer terbanyak pada

varietas diperoleh pada V3 (5,38 cabang) diikuti oleh V2 (5,05 cabang) dan V1 (4,84 cabang).

Dari Tabel 3 juga dapat diketahui bahwa pada pemberian GA3, jumlah

cabang primer terbanyak diperoleh pada perlakuan G1 (5,24 cabang) diikuti oleh G0 (5,10 cabang), G2 (5,09 cabang) dan G3 (4,93 cabang).

Diameter Tanaman (mm)

Data pengamatan tinggi tanaman 2 – 4 MST serta sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 16 – 21. Dari hasil sidik ragam diketahui bahwa varietas dan perlakuan pemberian GA3 serta interaksi antara keduanya tidak berpengaruh

nyata terhadap diameter tanaman 2 – 4 MST. Data rataan diameter tanaman terhadap varietas dan pemberian GA3 pada 2 – 4 MST dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan diameter tanaman terhadap varietas dan pemberian GA3 pada

2 – 4 MST

Perlakuan

Diameter tanaman pada umur MST

2 3 4

Varietas (V)

V1 4,17 4,61 5,05

V2 4,52 4,95 5,38

V3 4,35 4,77 5,22

GA3 (G)

G0 4,52 4,95 5,42

(29)

G2 4,30 4,74 5,17

G3 4,29 4,70 5,14

Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 4 menunjukkan pada umur 4 MST, diameter tanaman tertinggi pada varietas diperoleh pada V2 (5,38 mm) diikuti oleh V3 (5,22 mm) dan V1 (5,05 mm), yang berbeda tidak nyata satu sama lainnya.

Tabel 4 juga menunjukkan bahwa pada perlakuan pemberian GA3

diameter tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan G0 (5,42 mm) diikuti oleh G2 (5,17 mm), G3 (5,14 mm) dan G1 (5,13 mm).

Umur Berbunga (hari)

Data hasil pengamatan umur berbunga dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 22 – 23. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa varietas dan perlakuan GA3 serta interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap

umur berbunga. Data rataan umur berbunga terhadap varietas dan pemberian GA3

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan umur berbunga terhadap varietas dan pemberian GA3

.

Perlakuan Konsentrasi GA3 Rataan

G0 G1 G2 G3

V1 36,67 38,33 40,67 38,00 38,42 V2 39,67 41,33 41,33 40,00 40,58 V3 41,33 38,00 39,33 40,67 39,83 Rataan 39,22 39,22 40,44 39,56 39,61 Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

(30)

Dari Tabel 5 juga dapat dilihat bahwa pada perlakuan pemberian GA3,

umur berbunga tercepat diperoleh pada perlakuan G0 dan G1 yaitu sebesar 39,22 hari, diikuti oleh G3 (39,56) hari dan G2 (40,44 hari).

Jumlah Bunga Pertanaman (kuntum)

Data rataan jumlah bunga pertanaman dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 24 – 25. Dari hasil analisis data secara statistik diketahui bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga per tanaman sedangkan pemberian GA3 serta interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap

jumlah bunga per tanaman. Data rataan jumlah bunga pertanaman dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rataan jumlah bunga pertanaman terhadap varietas dan pemberian GA3.

Perlakuan Konsentrasi GA3 Rataan

G0 G1 G2 G3

V1 11,33 11,34 11,78 11,78 11,56 bc

V2 11,78 11,67 11,67 12,22 11,83 ab

V3 12,44 11,78 12,15 12,67 12,26 a

Rataan 11,85 11,59 11,87 12,22 11,88 Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa pada varietas, jumlah bunga terbanyak

diperoleh pada V3 (12,26 kuntum) diikuti oleh V2 (11,83 kuntum) dan V1 (11,56 kuntum).

Dari Tabel 6 juga dapat diketahui bahwa pada perlakuan pemberian GA3,

jumlah bunga terbanyak terdapat pada perlakuan G3 (12,22 kuntum), yang

(31)

Hubungan antara varietas dengan jumlah bunga per tanaman dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan antara varietas dengan jumlah bunga per tanaman.

Dari gambar 1 dapat diketahui bahwa jumlah bunga terbanyak terdapat

pada V3 (12,26 kuntum), selanjutnya diikuti oleh V2 (11,83 kuntum) dan V1 (11,56 kuntum).

Umur Panen (hari)

Data rataan umur panen dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 26 – 27. Dari hasil analisis data secara statistik diketahui bahwa varietas dan pemberian GA3 serta interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap

jumlah bunga per tanaman. Data rataan umur panen dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan umur panen terhadap varietas dan pemberian GA3.

Varietas Konsentrasi GA3 Rataan

G0 G1 G2 G3

(32)

Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa pada varietas, umur panen tercepat diperoleh pada V3 (63,83 hari), selanjutnya diikuti oleh V1 (64,17 hari) dan V2 (65,92 hari).

Dari tabel 7 juga dapat dilihat bahwa pada perlakuan pemberian GA3,

umur panen tercepat diperoleh pada G3 (64,00 hari), diikuti oleh G0 (64,11 hari), G2 (64,89 hari) dan G1 (65,56 hari).

Jumlah Polong Pertanaman (buah)

Data rataan jumlah polong pertanaman dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 28 – 29. Dari sidik ragam diketahui bahwa varietas dan perlakuan pemberian GA3 serta interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap

jumlah polong per tanaman. Data rataan jumlah polong per tanaman terhadap varietas dan perlakuan pemberian GA3 dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rataan jumlah polong pertanaman terhadap varietas dan perlakuan pemberian GA3.

Perlakuan Konsentrasi GA3 Rataan

G0 G1 G2 G3

V1 8,56 8,56 9,33 9,11 8,89 V2 9,29 9,17 9,28 9,64 9,35 V3 9,56 9,48 9,28 9,67 9,50 Rataan 9,14 9,07 9,30 9,47 9,24 Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama

(33)

Dari Tabel 8 diketahui bahwa jumlah polong terbanyak pada varietas diperoleh pada V3 (9,50 buah), selanjutnya diikuti berturut-turut oleh V2 (9,35 buah) dan V1 (8,89 buah).

Dari Tabel 8 juga diketahui bahwa jumlah polong terbanyak pada perlakuan pemberian GA3 diperoleh pada perlakuan G3 (9,47 buah), selanjutnya

diikuti berturut-turut oleh G2 (9,30 buah), G0 (9,14 buah) dan G1 (9,07 buah).

Jumlah Polong Hampa (buah)

Data rataan jumlah polong hampa dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 30 – 31. Dari sidik ragam diketahui bahwa varietas dan perlakuan pemberian GA3 serta interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap

jumlah polong hampa. Data rataan jumlah polong hampa terhadap varietas dan perlakuan pemberian GA3 dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rataan jumlah polong hampa terhadap varietas dan perlakuan pemberian GA3.

Varietas Konsentrasi GA3 Rataan

G0 G1 G2 G3

V1 2,89 2,78 2,78 2,78 2,81 V2 3,33 2,67 2,67 2,89 2,89 V3 2,67 3,08 3,11 2,67 2,88 Rataan 2,96 2,84 2,85 2,78 2,86 Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa pada varietas, jumlah polong hampa tersedikit diperoleh pada V1 (2,81 buah), selanjutnya diikuti dengan V3 (2,88 buah) dan V2 (2,89 buah).

Dari Tabel 9 juga dapat dilihat bahwa pada perlakuan pemberian GA3,

(34)

Bobot Biji Pertanaman (g)

Data rataan bobot biji pertanaman dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 32 – 33. Dari sidik ragam diketahui bahwa varietas dan perlakuan pemberian GA3 serta interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap

bobot biji per tanaman. Data rataan bobot biji per tanaman terhadap varietas dan perlakuan pemberian GA3 dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rataan bobot biji pertanaman terhadap varietas dan perlakuan pemberian GA3.

Varietas Konsentrasi GA3 Rataan

G0 G1 G2 G3

V1 13,30 12,57 13,14 12,68 12,92 V2 12,38 12,73 12,78 13,33 12,80 V3 12,17 12,80 13,14 13,68 12,95 Rataan 12,62 12,70 13,02 13,23 12,89 Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%. Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa pada varietas bobot biji per tanaman yang terbesar diperoleh pada V3 (12,95 g), selanjutnya diikuti oleh V1 (12,92 g) dan V2 (12,80 g).

Dari Tabel 10 juga dapat diketahui bahwa pada perlakuan GA3, bobot biji

per tanaman yang terbesar diperoleh pada perlakuan G3 (13,23 g), selanjutnya diikuti oleh G2 (13,02 g), G1 (12,70 g) dan G0 (12,62 g).

Bobot Biji Perplot (g)

Data rataan bobot biji perplot dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 34 – 35. Dari sidik ragam diketahui bahwa varietas dan perlakuan pemberian GA3

(35)

plot. Data rataan bobot biji per plot terhadap varietas dan perlakuan pemberian GA3 dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Rataan bobot biji perplot terhadap varietas dan perlakuan pemberian GA3.

Varietas

Konsentrasi GA3

Rataan

G0 G1 G2 G3

V1 73,61 71,73 75,06 77,01 74,35 V2 72,91 76,37 75,57 75,64 75,12 V3 75,06 76,84 76,69 75,92 76,13 Rataan 73,86 74,98 75,77 76,19 75,20 Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa pada varietas bobot biji per plot yang terbesar diperoleh pada V3 (76,13 g), selanjutnya diikuti oleh V2 (75,12 g) dan V1 (74,35 g).

Dari Tabel 11 juga dapat diketahui bahwa pada perlakuan GA3, bobot biji

per plot yang terbesar diperoleh pada perlakuan G3 (76,19 g), selanjutnya diikuti oleh G2 (75,77 g), G1 (74,98 g) dan G0 (73,86 g).

Bobot 100 Biji (g)

Data rataan bobot 100 biji dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 36 – 37. Dari sidik ragam diketahui bahwa varietas dan perlakuan pemberian GA3

serta interaksi antara keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji. Data rataan bobot 100 biji terhadap varietas dan perlakuan pemberian GA3 dapat

dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Rataan 100 bobot biji terhadap varietas dan perlakuan pemberian GA3.

Varietas Konsentrasi GA3 Rataan

G0 G1 G2 G3

(36)

V3 6,30 6,23 6,53 6,43 6,38 Rataan 6,29 6,36 6,43 6,42 6,38 Keterangan: Angka – angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa pada varietas bobot 100 biji yang terbesar diperoleh pada V3 dan V1 yaitu sebesar 6,38 g, selanjutnya diikuti oleh V2 (6,37 g).

Dari Tabel 12 juga dapat diketahui bahwa pada perlakuan GA3, bobot biji

per plot yang terbesar diperoleh pada perlakuan G2 (6,43 g), selanjutnya diikuti oleh G3 (6,42 g), G1 (6,36 g) dan G0 (6,29 g).

Pembahasan

Perbedaan Pertumbuhan dan Produksi Dari Beberapa Varietas Kacang Hijau

Hasil analisa data secara statistik menunjukkan bahwa pada perbedaan varietas, memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah bunga pertanaman, dan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2 – 5 MST, jumlah cabang primer, diameter tanaman, umur mulai berbunga, umur panen, jumlah polong petanaman, jumlah polong hampa, bobot biji pertanaman, bobot biji perplot dan bobot 100 biji.

(37)

adalah sifat genetis tanaman misalnya varietas, faktor lingkungan seperti tata air, udara, serta faktor tanah yang mencakup sifat fisik, kimia dan biologi. Purwono dan Hartono (2005) menyatakan bahwa pengolahan tanah dan pemeliharaan seperti pemupukan, penyiangan, penyulaman, pengairan dan penyiraman merupakan bagian penting yang harus diperhatikan dalam budidaya kacang hijau karena akan mempengaruhi produksi.

Respon Varietas Terhadap GA3 Pada Pertumbuhan dan Produksi Kacang

Hijau

Hasil analisa data secara statistik menunjukkan bahwa respon varietas terhadap GA3 berbeda tidak nyata pada ke semua parameter. Hal ini diduga karena

faktor varietas lebih dominan terhadap pertumbuhan dan produksi kacang hijau dibandingkan dengan faktor pemberian GA3 sehingga interaksi tidak memberikan

pengaruh yang nyata. Hal ini didukung oleh pernyataan Sutedjo (1987) yang menyatakan bahwa bila salah satu faktor lebih kuat pengaruhnya dari faktor lain sehingga dapat membuat faktor lain tersebut tertutupi.

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa rataan jumlah bunga terbanyak terdapat pada varietas V3 (12,26 kuntum). Respon perlakuan GA3 berbeda tidak nyata

pada semua varietas yang digunakan. Dari ke semua perlakuan dapat terlihat bahwa rataan jumlah bunga tertinggi terdapat pada V3 (varietas kutilang). Hal ini menunjukkan faktor varietas lebih dominan dibandingkan dengan faktor GA3.

(38)

peningkatan hasil persatuan luas lahan dan waktu maupun sebagai salah satu komponen utama dalam pengendalian hama dan penyakit, minimal dapat menekan penggunaan pestisida untuk memberantas/mencegah serangan hama dan penyakit tanaman. Varietas unggul pada umumnya berumur lebih genjah bila dibandingkan dengan varietas lokal. Umur yang pendek sangat penting artinya dalam menyusun pola pertanaman sepanjang tahun.

Interaksi antara pemberian GA3 dan varietas berpengaruh tidak nyata

terhadap semua parameter pengamatan, yang berarti setiap varietas memiliki respon yang sama terhadap pemberian GA3 pada berbagai taraf konsentrasi. Setiap

varietas kacang hijau yang digunakan berkemungkinan memiliki penghambat (retardan) pertumbuhan atau tidak adanya kemampuan untuk berinteraksi terhadap GA3. Hal tersebut mungkin saja terdapat pada genetis ataupun fisiologis endogen

tanaman kacang hijau yang sulit untuk berinteraksi pada GA3 yang digunakan

dalam berbagai taraf. Hal ini didukung oleh pernyataan Wilkins (1992) yang menyatakan bahwa terdapat sebuah blok genetik di jalan sintesis GA3 pada suatu

tanaman sehingga suatu tanaman tersebut tidak berkemampuan untuk bereaksi terhadap GA3. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Lakitan (1995)

(39)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Dari ketiga varietas yang diuji, varietas Kutilang menunjukkan pengaruh nyata terhadap varietas Perkutut dan varietas Murai pada parameter jumlah bunga pertanaman dan tidak berpengaruh nyata pada parameter yang lain. 2. Pemberian GA3 menunjukkan pengaruh yang nyata pada parameter tinggi

tanaman 3 dan 4 MST tetapi belum menunjukkan pengaruh yang nyata pada parameter yang lain.

3. Interaksi antara varietas dan GA3 belum berbeda nyata pada semua

parameter yang diamati.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui dosis GA3 yang

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 1990. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa, Bandung.

Andrianto, T.T. dan Indrianto, N., 2004. Budidaya Dan Analisis Tani Kedelai, Kacang Hijau, Kacang Panjang. Jakarta.

Arpiwi, N. L. 2007. Pengaruh Konsentrasi Giberelin Terhadap Produksi Bibit Kentang (Solanum tuberosum). Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana. Bali.

Ashari, S. 2006. Hortikultura : Aspek Budidaya. UI-Press. Jakarta.

Bangun, M. K., 1991. Perancangan Percobaan. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Badan Pusat Statistik (BPS),2008. Grafik dan Statistik Konsumsi Tanaman Pangan di Indonesia.

Fatonah, S. 2007. Pengaruh Pemberian Giberelin Terhadap Peningkatan Kapasitas Sink Pada Tanaman Melon (Cucumis melo L.). Diakses dari

Tanggal Akses 11 April

2008.

Gardner, P.G., R. Brent Pearce, dan Roger L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan: Herawati Susilo. UI-Press. Jakarta.

Hakim, N., M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. R. Saul, M. A. Diha, Go Ban Hong dan H. H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Universitas Lampung Press, Lampung.

(41)

Utama ZPT. Tanggal Akses : 01 Maret 2008.

2007.

Kala Durian Berganti Musim. Tanggal Akses : 08 Maret 2008. 1 page. Jumin, 2002. Dasar Agronomi. Rineka Cipta, Jakarta.

Kusumawati, A. 2009. Pertumbuhan Dan Pembungaan Tanaman Jarak Pagar Setelah Penyemprotan GA3 Dengan Konsentrasi dan Frekuensi Yang Berbeda. Diakses dari Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi vol. 10 (Hal. 18 – 29).

Kristisanani, L. M., 2006. Pengaruh Pemberian Triakontanol Terhadap Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus). Diakses dar Tanggal 27 Februari 2010.

Lakitan, B., 1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Marzuki, H.A., dan H.S. Soeprapto, 2004. Bertanam Kacang Hijau, Penebar Swadaya, Jakarta.

Nickell, L.G. 1982. Plant Growth Regulators. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. German.

Purwono dan R. Hartono, 2005. Kacang Hijau, Penebar Swadaya, Jakarta.

Purwanto, E. 2010. Aplikasi Giberelin Pada Tanaman Kelapa Sawit. Diakses dari

Rukmana, R., 1997. Kacang Hijau dan Budidaya Pascapanen., Kanisius, Jakarta. Sutedjo, M.M., 1987. Pupuk dan Cara Pemupukan, Rineka Cipta, Jakarta. Hal 6 : 67.

Wattimena, G. A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. IPB Press, Bogor. Weaver, R.J. 1988. Plant Growth Substances in Agriculture. W. H. Freeman and

Company, San Fransisco.

Wilkins, M.B. 1992. Fisiologi Tanaman. Terjemahan; Sutedjo dan Kartasapoetra. Bumi Aksara, Jakarta.

(42)

Lampiran 1. Bagan Penelitian

Blok I Blok II Blok III

a b

U

S

Keterangan : a. Jarak Antar Blok / Ulangan 50 cm b. Jarak Antar Plot 30 cm

V2G0 V1G1

V1G2 V2G0 V1G2

V1G1 V1G0 V1G1

V1G0

V1G3

V2G1

V2G0

V3G1

V3G0

V2G2

V3G2

V3G3

V3G3

V2G2

V1G3 V2G3

V3G0

V2G2 V2G3

V1G0

V2G3

V3G0

V3G2

V2G1 V1G3

V3G1 V3G3

V3G2

V1G2

V2G1

(43)

Lampiran 2. Deskripsi Varietas Kutilang Nama : Kutilang Nomor Induk : MLG 1005 Nomor Galur : VC 3902 Umur Berbunga : 35-38 hari

Polong Masak : 60-67 hari (saat panen) Tipe Tumbuh : Determinate

Tinggi Tanaman (cm) : 53-60 (saat panen) Warna

Batang : Hijau Tua

Bunga : Hijau (Kelopak Bunga) Mahkota Bunga : Kuning

Daun : Hijau Tua Tangkai Daun : Hijau Polos Polong Muda : Hijau Polong Tua : Hitam

Periode Berbunga : Serempak.

Rambut Daun : Jarang, pendek kecokelatan. Bobot 100 biji : 6-7 gr.

Jumlah

Polong Pertanaman : 15-24 Biji Perpolong : 9 – 13

Bentuk Polong : Besar Panjang, bulu polong pendek kecokelatan Posisi Polong : Terkulai melengkung ke dalam, panjang tangkai

polong sedang ( 10-15 cm). Potensi Hasil : 1.96 ton per hektar

Ketahanan terhadap penyakit : Tahan terhadap penyakit embun tepung Tahun Lepas : 17 Maret 2004

(44)

Lampiran 3. Deskripsi Kacang Hijau Varietas Murai Nama : Murai

Nomor Induk : MLG 1026 Nomor Galur : EVO 947 Umur Berbunga : 35 hari

Polong Masak : 63 hari (saat panen) Tipe Tumbuh : Determinate

Tinggi Tanaman (cm) : 70 cm (saat panen) Warna

Batang : Hijau Tua

Bunga : Hijau (Kelopak Bunga) Mahkota Bunga : Kuning

Daun : Hijau Tua Tangkai Daun : Hijau Polos Polong Muda : Hijau Polong Tua : Hitam

Periode Berbunga : Serempak.

Rambut Daun : Berambut agak lebat. Bobot 100 biji : 6 gr.

Jumlah

Polong Pertanaman : 13 Biji Perpolong : 11

Bentuk Polong : Besar Panjang, bulu polong pendek kecokelatan Posisi Polong : Terkulai.

Potensi Hasil : 1,5 ton per hektar

Ketahanan terhadap penyakit : Tahan terhadap bercak daun Cercospora. Tahun Lepas : 8 Februari 2001

No. SK Pelepasan : 126/Kpts/TP.240/2/2001.

(45)

Lampiran 4. Deskripsi Kacang Hijau Varietas Perkutut.

Nama : Perkutut. Nomor Induk : MLG 1025 Nomor Galur : VC 2750 Umur Berbunga : 36 hari

Polong Masak : 60 hari (saat panen) Tipe Tumbuh : Determinate

Tinggi Tanaman (cm) : 65 cm (saat panen) Warna

Batang : Hijau Tua

Bunga : Hijau (Kelopak Bunga) Mahkota Bunga : Kuning

Daun : Hijau Tua Tangkai Daun : Hijau Polos Polong Muda : Hijau Polong Tua : Hitam

Periode Berbunga : Serempak.

Rambut Daun : Berambut agak lebat. Bobot 100 biji : 5 gr.

Jumlah

Polong Pertanaman : 12 Biji Perpolong : 12

Bentuk Polong : Bulat, ujung runcing. Posisi Polong : Terkulai.

Potensi Hasil : 1,5 ton per hektar

Ketahanan terhadap penyakit : Agak tahan terhadap bercak daun dan tahan penyakit embun tepung.

Tahun Lepas : 8 Februari 2001

No. SK Pelepasan : 125/Kpts/TP.240/2/2001

(46)

Lampiran 5. Jadwal Kegiatan Penelitian

NO Kegiatan Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Persiapan Areal Penelitian X

2 Penyiapan Benih X

3 Penanaman X

4 Aplikasi GA 3 X X

Pemeliharaan tanaman

- Penyulaman X

- Penjarangan X

- Penyiraman Disesuaikan dengan kondisi lapangan

- Penyiangan Disesuaikan dengan kondisi lapangan

- Pembumbunan Disesuaikan dengan kondisi lapangan

- Pengendalian Hama dan Penyakit Disesuaikan dengan kondisi lapangan

7 Panen X X

8 Pengamatan Parameter

- Tinggi Tanaman (cm) X X X X

- Jumlah Cabang Primer (cabang) X

- Diameter Bibit (mm) X X X

- Umur Mulai Berbunga (hari) X

- Jumlah Bunga Pertanaman (kuntum) - Umur panen (hari)

X X

X

- Jumlah Polong Pertanaman (buah) X

- Bobot Biji Pertanaman (g) X

- Jumlah Biji Perplot (g) X

(47)

Lampiran 6. Data Tinggi Tanaman 2 MST (cm)

Lampiran 7. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST (cm)

(48)

Lampiran 8. Data Tinggi Tanaman 3 MST (cm)

Lampiran 9. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MST (cm)

(49)

Lampiran 10. Data Tinggi Tanaman 4 MST (cm)

Lampiran 11. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MST (cm)

Sumber db JK KT F.hit F.05

Blok 2 0,00 0,00 0,00 tn 3,44

Perlakuan 11 15,04 1,37 1,22 tn 2,26

V 2 0,86 0,43 0,38 tn 3,44 G 3 11,15 3,72 3,33 * 3,05

V x G 6 3,04 0,51 0,45 tn 2,55

Galat 22 24,57 1,12

Total 35 39,62

FK = 15766,15 KK = 5,05%

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

(50)

Lampiran 12. Data Tinggi Tanaman 5 MST (cm)

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

V1G0 44,63 45,12 44,50 134,25 44,75 V1G1 48,80 45,24 47,90 141,94 47,31 V1G2 46,40 44,16 47,26 137,82 45,94 V1G3 48,16 48,66 46,54 143,36 47,79 V2G0 42,80 48,83 42,33 133,96 44,65 V2G1 45,64 44,33 45,46 135,43 45,14 V2G2 49,03 53,03 50,33 152,39 50,80 V2G3 48,20 49,70 48,00 145,90 48,63 V3G0 41,46 49,20 56,60 147,26 49,09 V3G1 49,63 48,06 48,00 145,69 48,56 V3G2 49,30 49,13 48,64 147,07 49,02 V3G3 48,53 55,83 44,13 148,49 49,50 Total 562,58 581,29 569,69 1713,56 571,19 Rataan 46,88 48,44 47,47 142,80 47,60

Lampiran 13. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MST (cm)

Sumber db JK KT F.hit F.05

Blok 2 14,87 7,43 0,73 tn 3,44

Perlakuan 11 137,28 12,48 1,23 tn 2,26 V 2 41,94 20,97 2,06 tn 3,44 G 3 40,22 13,41 1,32 tn 3,05

V x G 6 55,12 9,19 0,90 tn 2,55

Galat 22 223,54 10,16

Total 35 375,69

(51)

Lampiran 14. Data Jumlah Cabang Primer (cabang)

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

V1G0 5,60 4,90 5,45 15,95 5,32 V1G1 4,30 5,53 4,93 14,76 4,92 V1G2 4,46 4,50 4,80 13,76 4,59 V1G3 3,57 4,37 5,67 13,61 4,54 V2G0 4,57 4,74 5,33 14,64 4,88 V2G1 5,73 4,88 4,96 15,57 5,19 V2G2 4,89 5,67 5,37 15,93 5,31 V2G3 4,56 4,48 5,43 14,47 4,82 V3G0 5,76 4,73 4,82 15,31 5,10 V3G1 5,86 5,82 5,14 16,82 5,61 V3G2 5,47 4,80 5,86 16,13 5,38 V3G3 4,96 5,73 5,56 16,25 5,42 Total 59,73 60,15 63,32 183,20 61,07 Rataan 4,98 5,01 5,28 15,27 5,09

Lampiran 15. Sidik Ragam Jumlah Cabang Primer (cabang)

Sumber db JK KT F.hit F.05

Blok 2 0,64 0,32 1,14 tn 3,44

Perlakuan 11 3,81 0,35 1,23 tn 2,26

V 2 1,75 0,87 3,10 tn 3,44 G 3 0,44 0,15 0,52 tn 3,05

V x G 6 1,62 0,27 0,95 tn 2,55

Galat 22 6,21 0,28

Total 35 10,66

(52)

Lampiran 16. Data Diameter Tanaman 2 MST (mm)

Lampiran 17. Sidik Ragam Diameter Tanaman 2 MST (mm)

(53)

Lampiran 18. Data Diameter Tanaman 3 MST (mm)

Lampiran 19. Sidik Ragam Diameter Tanaman 3 MST (mm)

(54)

Lampiran 20. Data Diameter Tanaman 4 MST (mm)

Lampiran 21. Sidik Ragam Diameter Tanaman 4 MST (mm)

(55)

Lampiran 22. Data Umur Berbunga (hari)

Lampiran 23. Sidik Ragam Umur Berbunga (hari)

(56)

Lampiran 24. Data Jumlah Bunga Pertanaman (kuntum)

Lampiran 25. Sidik Ragam Jumlah Bunga Pertanaman (kuntum)

(57)

Lampiran 26. Data Umur Panen (hari)

Lampiran 27. Sidik Ragam Umur Panen (hari)

(58)

Lampiran 28. Data Jumlah Polong Pertanaman (buah)

Lampiran 29. Sidik Ragam Jumlah Polong Pertanaman (buah)

(59)

Lampiran 30. Data Jumlah Polong Hampa (buah)

Lampiran 31. Sidik Ragam Jumlah Polong Hampa (buah)

(60)

Lampiran 32. Data Bobot Biji Pertanaman (g)

Lampiran 33. Sidik Ragam Bobot Biji Pertanaman (g)

(61)

Lampiran 34. Data Bobot Biji Perplot (g)

Lampiran 35. Sidik Ragam Bobot Biji Perplot (g)

(62)

Lampiran 36. Data 100 Biji (g)

Lampiran 37. Sidik Ragam100 Biji (g)

Gambar

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman terhadap varietas dan pemberian GA3 pada                 2 – 5 MST
Tabel 2. Rataan tinggi tanaman terhadap varietas dan pemberian GA3 pada                 4 MST
Tabel 4. Rataan diameter tanaman terhadap varietas dan pemberian GA3 pada                        2 – 4 MST
Tabel 5. Rataan umur berbunga terhadap varietas dan pemberian GA3 .
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi larutan garam NaCl berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan, bobot segar kecambah dan tinggi kecambah..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah bunga per sampel, umur panen, jumlah polong per sampel, persentase

Pemberian kolkhisin pada tanaman kacang hijau berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan yaitu: tinggi tanaman dan jumlah daun serta parameter produksi antara lain:

` Pemberian kolkhisin pada tanaman kacang hijau berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan yaitu: tinggi tanaman dan jumlah daun serta parameter produksi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2, 3, 4, 5 MST, jumlah daun 3, 4, 5 MST, persentase daun menguning, klorofil b dan klorofil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kolkhisin berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan yaitu: tinggi tanaman dan jumlah daun, dan juga parameter produksi antara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kolkhisin berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan yaitu: tinggi tanaman dan jumlah daun, dan juga parameter produksi antara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi Kompos bunga jantan kelapa sawit pada tanaman kacang hijau memberikan pengaruh yang nyata pada beberapa parameter pengamatan