• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pendapatan, Kesempatan Kerja, dan Nilai Tambah Pada Industri Pengolahan Ikan Asin ( Studi Kasus : Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pendapatan, Kesempatan Kerja, dan Nilai Tambah Pada Industri Pengolahan Ikan Asin ( Studi Kasus : Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara )"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENDAPATAN, KESEMPATAN KERJA DAN

NILAI TAMBAH PADA INDUSTRI PENGOLAHAN

IKAN ASIN

( Studi kasus : Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara)

SKRIPSI

Oleh :

RIZKY RIDHANI RANGKUTI 040304019

SEP / AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ANALISIS PENDAPATAN, KESEMPATAN KERJA DAN

NILAI TAMBAH PADA INDUSTRI PENGOLAHAN

IKAN ASIN

( Studi kasus : Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara)

SKRIPSI

Oleh :

RIZKY RIDHANI RANGKUTI 040304019

SEP / AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

( Dr. Ir. Rahmanta Ginting, Msi ) ( H. M. Mozart P. Darus, MSc ) Ketua Anggota

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

ABSTRAK

Rizky Ridhani Rangkuti (040304019), dengan judul

Analisis Pendapatan, Kesempatan Kerja, dan Nilai Tambah Pada Industri Pengolahan Ikan Asin ( Studi Kasus : Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli

Serdang, Provinsi Sumatera Utara ). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2009 dan dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, MSi

dan Bapak H.M. Mozart B. Darus, Msc.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalasis biaya dan penerimaan yang diperoleh dari industri pengolahan ikan asin dalam satu periode produksi, untuk menganalisis pendapatan yang diperoleh dari industri pengolahan ikan asin dalam satu periode produksi, menganalisis kesempatan kerja pada industri pengolahan ikan asin dalam satu periode produksi, dan menganalisisi nilai tambah pada industri pengolahan ikan asin dalam satu periode produksi.

Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara dengan pertimbangan bahwa daerah ini merupakan salah satu daerah potensial untuk usaha pengolahan ikan asin di Sumatera Utara. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah Sensus atau keseluruhan, dimana semua pengolah ikan asin di Kecamatan Pantai Labu sebagai sampel.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden Data sekunder diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera Utara dan instansi atau lembaga yang terkait dalam penelitian ini.

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh total biaya pada industri pengolahan ikan asin di daerah penelitian adalah sebesar Rp. Rp. 525.205.402,8 dengan rataan total biaya produksi pada industri pengolahan ikan asin adalah sebesar Rp. 58.356.115,9 dan total penerimaan yang diterima pada industri pengolahan ikan asin sebesar Rp. 580.505.000 dengan rataan total penerimaan industri pengolahan ikan asin sebesar Rp. 64.500.555,6.

Pada industri pengolahan ikan asin diperoleh total pendapatan sebesar Rp. 55.299.597,2 dan rataan pendapatan yang diperoleh dari industri pengolahan ikan asin di daerah penelitian diatas nilai UMR Deli Serdang yakni sebesar Rp. 6.144.399,7.

Total nilai tambah yang diperoleh pada industri pengolahan ikan asin adalah sebesar Rp. 213.939.400 dan rataan nilai tambah yang diperoleh dari industri pengolahan ikan asin di daerah penelitian sebesar Rp. 23.771.044,5.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Rizky Ridhani Rangkuti dilahirkan di Medan, pada tanggal 26 Januari 1987, anak keempat dari empat bersaudara dari Ayahanda tercinta

Drs. S. A. Rangkuti dan Ibunda tercinta Hj. Siti Zakiah Nasution.

Jenjang Pendidikan yang Ditempuh Penulis :

1. Tahun 1992 masuk SD Negeri 060927 dan tamat pada tahun 1998. 2. Tahun 1998 masuk SLTPN 2 Medan dan tamat pada tahun 2001. 3. Tahun 2001 masuk SMUN 2 Medan dan tamat pada tahun 2004.

4. Tahun 2004 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur PMP (Pemanduan Minat dan Prestasi).

5. Bulan Juni – Juli Tahun 2008 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Nagori Purba Sipinggan Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun

Provinsi Sumatera Utara.

6. Bulan Januari – April Tahun 2009 melakukan penelitian skripsi di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Analisis Pendapatan, Kesempatan Kerja dan Nilai Tambah

Pada Industri Pengolahan Ikan Asin (Studi Kasus: Kecamatan Pantai Labu,

Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)”. Tujuan dari penyusunan

skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, MSi selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak H.M. Mozart B. Darus, Msc selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku Ketua Departemen SEP, FP-USU dan Ibu Dr. Salmiah, MS selaku Sekretaris Departemen SEP, FP-USU.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen SEP, FP-USU.

5. Seluruh instansi dan responden yang terkait dalam penelitian ini yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data.

(6)

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman stambuk SEP’04 yang telah memberi dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Medan, Juli 2009

(7)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka ... 8

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK USAHA TAMBAK UDANG 4.1. Deskripsi Daerah Penelitian . ... 22

4.1.1. Luas dan Geografis Daerah……….. 22

4.1.2. Keadaan Penduduk ……….. 23

(8)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Biaya dan Penerimaan dalam Industri Pengolahan Ikan Asin 28

5.1.1. Biaya ... 28

5.1.2. Penerimaan ... 29

. 5.2. Pendapatan ... 30

5.3. Nilai Tambah ... 31

5.4. Kesempatan Kerja ... 32

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan . ... 34

6.2. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1. Jumlah Unit Pengolahan Ikan Asin di Provinsi Sumatera

Utara Tahun 2007... 3 2. Jumlah Unit Industri Pengolahan Ikan Asin di Kecamatan

Pantai Labu Tahun 2007... 4 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Dewasa dan

Anak-anak di Kecamatan Pantai Labu Tahun 2007... 22

4. Distribusi Penduduk Menurut Suku Bangsa di Kecamatan

Pantai Labu Tahun 2007... 23 5. Karakteristik Pengolah Ikan asin di Kecamatan Pantai Labu 24 6. Total Biaya Produksi Pengolahan Ikan Asin di Kecamatan

Pantai Labu... 27

7. Penerimaan, Volume Produk Olahan dan Harga Jual di

Kecamatan Pantai Labu... 28

8. Pendapatan, Penerimaan dan Biaya Produksi di Kecamatan

Pantai Labu... 29

9. Nilai Tambah Pengolahan Ikan Asin di Kecamatan Pantai

Labu ………... 30

10. Kesempatan Kerja Pengolahan Ikan Asin di Kecamatan

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1. Karakteristik Pengolahan Ikan Asin ... 37

2. Total Biaya Bahan Baku Pengolahan Ikan Asin ... 38

3. Total Biaya Bahan Penunjang Pengolahan Ikan Asin ... 39

4. Nilai Peralatan Pengolahan Ikan Asin ... 40

5. Nilai Penyusutan Peralatan Pengolahan Ikan Asin ... 41

6. Biaya Upah Tenaga Kerja Tetap Pengolahan Ikan Asin ... 42

7. Biaya Upah Tenaga Kerja Variabel Pengolahan Ikan Asin .... 43

8. Total Biaya Upah Tenaga Kerja Pengolahan Ikan Asin ... 44

9. Total Biaya Produksi Pengolahan Ikan Asin ... 45

10. Penerimaan, Biaya Produksi, Pendapatan Bersih Pengolahan Ikan Asin ... 46

11. Nilai Tambah Pengolahan Ikan Asin ... 47

(12)

ABSTRAK

Rizky Ridhani Rangkuti (040304019), dengan judul

Analisis Pendapatan, Kesempatan Kerja, dan Nilai Tambah Pada Industri Pengolahan Ikan Asin ( Studi Kasus : Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli

Serdang, Provinsi Sumatera Utara ). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2009 dan dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, MSi

dan Bapak H.M. Mozart B. Darus, Msc.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalasis biaya dan penerimaan yang diperoleh dari industri pengolahan ikan asin dalam satu periode produksi, untuk menganalisis pendapatan yang diperoleh dari industri pengolahan ikan asin dalam satu periode produksi, menganalisis kesempatan kerja pada industri pengolahan ikan asin dalam satu periode produksi, dan menganalisisi nilai tambah pada industri pengolahan ikan asin dalam satu periode produksi.

Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara dengan pertimbangan bahwa daerah ini merupakan salah satu daerah potensial untuk usaha pengolahan ikan asin di Sumatera Utara. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah Sensus atau keseluruhan, dimana semua pengolah ikan asin di Kecamatan Pantai Labu sebagai sampel.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden Data sekunder diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera Utara dan instansi atau lembaga yang terkait dalam penelitian ini.

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh total biaya pada industri pengolahan ikan asin di daerah penelitian adalah sebesar Rp. Rp. 525.205.402,8 dengan rataan total biaya produksi pada industri pengolahan ikan asin adalah sebesar Rp. 58.356.115,9 dan total penerimaan yang diterima pada industri pengolahan ikan asin sebesar Rp. 580.505.000 dengan rataan total penerimaan industri pengolahan ikan asin sebesar Rp. 64.500.555,6.

Pada industri pengolahan ikan asin diperoleh total pendapatan sebesar Rp. 55.299.597,2 dan rataan pendapatan yang diperoleh dari industri pengolahan ikan asin di daerah penelitian diatas nilai UMR Deli Serdang yakni sebesar Rp. 6.144.399,7.

Total nilai tambah yang diperoleh pada industri pengolahan ikan asin adalah sebesar Rp. 213.939.400 dan rataan nilai tambah yang diperoleh dari industri pengolahan ikan asin di daerah penelitian sebesar Rp. 23.771.044,5.

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor perikanan memegang peranan penting dalam perekonomian nasional terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan bagi nelayan / petani ikan, sumber protein hewani yang bernilai tinggi, serta sumber devisa yang sangat potensional (Djazuli, 2002).

Dengan potensi sumber daya perikanan yang melimpah, bangsa Indonesia memiliki peluang memulihkan perekonomian nasional dengan bertumpu pada pengolahan sumber daya perikanan secara baik dan optimal. Hal ini didasarkan pada kecenderungan permintaan baik domestik dan dunia terhadap produk perikanan yang terus meningkat. Sektor perikanan dapat menjadi tumpuan utama dalam membangun kembali perekonomian nasional yang sempat terpuruk akibat krisis ekonomi (Kusumastanto, 2000).

Produksi dari suatu usaha penangkapan ikan laut sebahagian besar adalah berupa ikan segar yang segera dijual kepada konsumen, namun pada saat produksi melimpah seringkali hasil produksi tidak dapat terjual seluruhnya, sedangkan ikan laut memiliki sifat mudah rusak/busuk sehingga dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan daya simpan dan daya awet produk perikanan

(14)

Beberapa ahli teknologi pangan telah mengusulkan beberapa metode pengembangan produk bernilai tambah yang dapat digunakan mengoptimumkan penggunaan ikan ( Suparno, 1992 ).

Proses pengolahan dan pengawetan ikan merupakan salah satu bagian penting dari mata rantai industri perikanan. Tanpa adanya kedua proses tersebut, peningkatan produksi ikan yang telah tercapai selama ini akan sia-sia, karena tidak semua produk perikanan dapat dimanfaatkan oleh konsumen dalam keadaan baik. Pengolahan dan pengawetan bertujuan mempertahankan mutu dan kesegaran ikan selama mungkin dengan cara menghambat atau menghentikan sama sekali penyebab kemunduran mutu (pembusukan) maupun penyebab kerusakan ikan (misalnya : aktivitas enzim, mikroorganisme, atau oksidasi oksigen), agar ikan tetap baik sampai ke tangan konsumen (Afrianto, E dan Liviawaty, E, 1991).

Komponen pengolahan hasil pertanian menjadi penting karena pertimbangan di antaranya:

a. Meningkatkan nilai tambah b. Meningkatakan kualitas hasil

c. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja d. Meningkatkan keterampilan produsen

e. Meningkatkan pendapatan produsen (Soekartawi, 1993)

(15)

kebanyakan metode pengoptimuman penggunaan ikan berharga murah dilakukan dengan menghilangkan ciri-ciri alami jenis ikan tersebut (Suparno, 1992).

Kegiatan pengolahan ikan secara tradisional, khususnya kegiatan pengeringan dan penggaraman ikan merupakan bentuk pengolahan yang banyak dilakukan nelayan di Sumatera Utara (Jamal, E., 1991).

Keadaan jumlah unit pengolahan ikan asin di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Jumlah Unit Pengolahan Ikan Asin di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007

No. Kabupaten Jumlah Pengolahan Ikan Asin (Unit)

1 Asahan -

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Utara, 2007

(16)

Keadaan jumlah unit industri pengolahan ikan asin di Kecamatan Pantai Labu dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Jumlah Unit Industri Pengolahan Ikan Asin di Kecamatan Pantai Labu Tahun 2007

No Kecamatan Pantai Labu Jumlah Pengolahan (Unit)

1 Desa Sungai Tuan -

Sumber : Kantor Kecamatan Pantai Labu, 2007

Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah unit usaha terbesar terdapat di kecamatan Pantai Labu sebanyak 9 unit usaha.

Adapun tujuan utama proses pengawetan dan pengolahan ikan adalah : 1. Mencegah proses pembusukan pada ikan terutama pada saat produksi

melimpah.

2. Meningkatkan jangkauan pemasaran ikan.

3. Membuat diversifikasi produk-produk perikanan.

(17)

Di negara berkembang keberadaan tenaga kerja merupakan keuntungan tidak langsung bagi investasi proyek. Kesempatan kerja baru dapat diciptakan dan kesejahteraan dapat dilahirkan melalui investasi proyek agribisnis (Siagian,S., 1997)

Tenaga kerja biasanya merupakan unsur yang paling banyak tersedia dalam usaha tani. Jelas kiranya bahwa tenaga kerja mempunyai hubungan dengan pendapatan, karena unsur ini merupakan penggerak semua kegiatan dalam usahatani ( Suroto, 1992 ).

(18)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Berapa besar biaya dan penerimaan yang diperoleh dari industri pengolahan ikan asin di daerah penelitian?

2. Berapa besar pendapatan yang diperoleh dari industri pengolahan ikan asin di daerah penelitian?

3. Berapakah nilai tambah yang diperoleh dari industri pengolahan ikan asin di daerah penelitian?

4. Bagaimana kemampuan industri pengolahan ikan asin di daerah penelitian dalam menciptakan kesempatan kerja?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui berapa besar biaya dan penerimaan yang diperoleh dari industri pengolahan ikan asin di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui besar pendapatan yang diperoleh dari industri pengolahan ikan di daerah penelitian.

3. Untuk mengetahui berapakah nilai tambah yang diperoleh dari industri pengolahan ikan di daerah penelitian.

(19)

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi petani ikan dalam menjalankan usahanya.

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Dasar pengolahan ikan adalah mempertahankan kesegaran dan mutu ikan selama dan sebaik mungkin. Hampir semua cara pengawetan dan pengolahan ikan meninggalkan sifat khusus pada setiap hasil awetan atau olahannya. Hal ini disebabkan oleh berubahnya : sifat bau, cita rasa, wujud atau rupa, dan tekstur daging ikan ( Moeljanto, 1992).

Proses pengolahan dan pengawetan ikan merupakan salah satu bagian terpenting dari mata rantai industri perikanan. Tanpa adanya kedua proses tersebut, peningkatan dan produksi ikan yang telah dicapai selama ini akan sia-sia, karena tidak semua produk perikanan dapat dimanfaatkan oleh konsumen dalam keadaan baik (Afrianto, E dan Liviawaty, E, 1991).

Pengolahan ikan asin dimulai dari penyiangan atau langsung pencucian. Kemudian diikuti dengan penggaraman dan penjemuran atau pengeringan. Perbedaan hasilnya tergantung pada penyiangan dan pencucian, jumlah garam yang digunakan, jangka waktu penggaraman, dan penjemurannya. Hal – hal tersebut disebabkan jenis – jenis dan ukuran ikan atau cara pengolahan selanjutnya, serta asin yang diinginkan (Moeljanto,1992).

(21)

menghasilkan beberapa produk seperti kecap atau belacan. Setiap kawasan memiliki metode pemprosesan yang berbeda-beda dan produk yang dihasilkan memiliki ciri rasa yang tersendiri (Suparno, 1992 ).

Untuk mendapatkan ikan asin yang bermutu baik harus digunakan garam murni, yaitu garam dengan kandungan NaCl cukup tinggi (95%) dan sedikit sekali mengandung elemen yang dapat menimbulkan kerusakan, seperti yang sering dijumpai pada garam rakyat. Ikan asin yang diolah dengan garam murni memiliki daging berwarna putih kekuning – kuningan yang lunak. Jika dimasak, rasa ikan asin ini seperti ikan segar (Afrianto, E dan Liviawaty, E, 1991).

Selain dengan menggunakan garam dengan kandungan NaCl yang cukup tinggi, untuk mendapatkan ikan asin yang bermutu baik juga harus memperhatikan perawatan, dan perbaikan unit pengolahan, semua peralatan serta perlengkapan membantu yang dipergunakan dalam operasi pengolahan agar selalu bersih. Dengan demikian, unit pengolahan beserta peralatan dan perlengkapan yang digunakan bukanlah merupakan sumber penularan bakteri perusak bagi produk yang diolah (Santoso, 1998).

(22)

2.2. Landasan Teori

Suatu usaha merupakan suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan yang didalamnya menggunakan masukan (input), untuk mendapatkan hasil (return) di masa yang akan datang. Sebelum melaksanakan usaha, tentunya perlu dilakukan analisis. Analisis adalah suatu penilaian untuk mempertimbangkan keuntungan dan kerugian suatu usaha (Khotimah, dkk., 2002).

Dalam mengukur status ekonomi seseorang, dua ukuran yang sering digunakan adalah pendapatan dan kekayaan. Pendapatan mengacu pada keuntungan (Samuelson, 2001).

Biaya ialah pengorbanan-pengorbanan yang mutlak harus diadakan atau harus dikeluarkan agar dapat diperoleh sesuatu hasil. Untuk menghasilkan sesuatu barang atau jasa tentu ada bahan, tenaga dan jenis pengorbanan yang lain yang tidak dapat dihindarkan. Tanpa adanya pengorbanan-pengorbanan tersebut tidak akan dapat diperoleh sesuatu hasil (Bappenas, 2004).

Biaya dalam suatu usaha dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap (fixed cost) didefinisikan sebagai biaya yang tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun terjadi perubahan volume produksi yang diperoleh. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar atau kecilnya produksi yang diperoleh. Biaya tidak tetap (variable cost) didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh (Soekartawi, 2006).

(23)

dalam satu kali produksi, seperti biaya untuk benur, pupuk, pakan, pemberantasan hama, upah tenaga kerja, biaya panen, dan penjualan (Bappenas, 2004).

Penerimaan adalah total produksi yang dihasilkan dikali harga. Pendapatan bersih adalah penerimaan dikurangi dengan biaya produksi dalam satu kali periode produksi (Samuelson, 2001).

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Dari selisih antara penerimaan dan semua biaya dapat diperoleh pendapatan dan keuntungan (Soekartawi, 2006).

Tiap perusahaan industri memiliki proses produksinya sendiri yang disesuaikan dengan sifat dan keadaan bahan serta produk yang dihasilkannya. Untuk dapat menghitung harga pokok suatu perusahaan industri dengan baik, kita harus memahami bagaimana jalannya proses produksi dalam perusahaan itu (Kadariah, dkk., 1994).

Dalam proses produksi, tenaga manusia dikombinasikan dengan faktor-faktor lain untuk menghasilkan barang dan jasa. Dengan kata lain, maka terjadilah kesempatan kerja dan pengguna tenaga kerja (Suroto, 1992)

Penciptaan kesempatan kerja dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu proses produksi dan pasar. Untuk adanya proses produksi diperlukan investasi, dan dalam proses produksi berupa bahan, energi alam dan energi barang dan jasa. Seterusnya diperlukan pasar untuk mendistribusikan hasil produksi kepada yang menginginkannya dan agar produsennya memperoleh pendapatan. Disamping itu diperlukan pasar yang menyediakan masukan bagi produksi ( Suroto, 1992 ).

(24)

dan keterampilan tenaga kerja. Kenyataannya bahwa sektor pertanian tersebut disamping daya serapnya kurang jika dibanding dengan sektor yang lain, bahkan banyak tenaga kerja dari sektor ini yang berpindah ke sektor lainnya ( Suryana, 1990 ).

Komponen pengolahan hasil pertanian menjadi penting karena pertimbangan sebagai berikut :

a. Meningkatkan nilai tambah

Nilai tambah merupakan nilai produk dikurangi dengan nilai bahan baku dan bahan penunjang yang dipergunakan dalam proses produksi.

b. Kualitas hasil

Salah satu tujuan pengolahan hasil pertanian adalah untuk meningkatkan kualitas. Kualitas yang baik akan meningkatkan nilai barang pertanian menjadi lebih tinggi. Kualitas barang yang rendah sudah pasti akan menyebabkan harga menjadi rendah begitu pula sebaliknya.

c. Meningkatkan keterampilan

Keterampilan dalam mengolah dengan baik akan meningkatkan keterampilan secara kumulatif hingga pada akhirnya akan memperoleh hasil penerimaan usaha tani yang lebih besar.

d. Meningkatkan pendapatan

(25)

mendapatkan kualitas hasil yang lebih baik, harga yang lebih tinggi dan pasti mendatangkan total penerimaan keuntungan yang lebih besar.

(Saptana, dkk., 2000)

Dengan kata lain, nilai tambah merupakan jumlah nilai jasa terhadap faktor produksi tetap, tenaga kerja, dan keterampilan manajemen pengelolaan (Suryana, 1990)

Petani dengan segala keterbatasan yang dimiliki kurang memperhatikan aspek pengolahan hasil. Sering kali dijumpai petani yang langsung menjual hasil pertaniannya karena ingin mendapatkan uang kontan yang cepat. Karena keinginan mendapatkan uang dengan cepat inilah sering kali penanganan pasca panen menjadi tidak baik dan mengakibatkan nilai tambah bahkan nilai hasil pertanian itu sendiri menjadi rendah (Santoso, 1998).

2.3. Kerangka pemikiran

Produksi ikan bersifat musiman, terutama ikan laut. Dengan demikian, suatu saat produksi ikan sangat melimpah, sedangkan pada waktu yang lain sangat rendah. Tidak heran pada saat produksi sangat melimpah, banyak ikan yang tidak termanfaatkan sehingga menjadi busuk. Proses pembusukan ikan mengakibatkan mundurnya mutu dan turunnya harga ikan. Hal ini merugikan bagi nelayan atau pengusaha yang berkecimpung dalam bisnis perikanan.

(26)

Pengolahan yang dilakukan pengusaha di daerah penelitian masih pengolahan yang bersifat tradisional dengan bahan baku yang diperoleh dari Tempat Pelagan Ikan (Gabion) dan menggunakan teknologi yang sederhana. Pengolahan ikan adalah pengolahan memakai bahan baku utama yaitu ikan segar dan dilakukan proses pengolahan menjadi ikan asin.

Dalam proses produksi usaha pengolahan ikan asin tidak lepas dari biaya produksi. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh pengusaha adalah biaya bahan baku, biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja, biaya transportasi, biaya penyusutan dan air. Produksi yang dihasilkan dikali dengan harga jual akan diketahui berapa penerimaan dan penerimaan dikurang dengan total biaya produksi akan diketahui berapa besar pendapatan yang diperoleh para pengusaha pengolahan ikan.

(27)

Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1. Skema kerangka Pemikiran Ikan Segar

Proses Pengolahan

Ikan Asin

Penerimaan

Pendapatan

Biaya Produksi : - Bahan Baku - Bahan Pembantu - Tenaga Kerja - Transportasi - Penyusutan Alat - Air

Total Biaya Produksi

(28)

2.4. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang ada dan berdasarkan tujuan penelitian, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Pendapatan yang diperoleh pada industri pengolahan ikan asin besar. 2. Nilai tambah yang diperoleh pada industri pengolahan ikan asin kecil.

(29)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu sample ditentukan secara sengaja didasarkan atas ciri atau sifat tertentu, yakni di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang dengan pertimbangan bahwa daerah penelitian ini merupakan salah satu sentra industri pengolahan ikan asin di kabupaten Deli Serdang dengan jumlah unit pengolahan ikan asin sebanyak 9 unit.

3.2. Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha yang mengolah ikan asin di Kecamatan Pantai Labu dengan jumlah sebanyak 9 pengusaha. Penarikan sampel dilakukan secara sensus atau keseluruhan. Metode sensus dikenal juga sebagai metode pencacahan lengkap, yakni semua individu yang ada didalam populasi diselidiki atau diwawancarai sebagai responden, (Wirartha, I.M., 2006)

3.3. Metode Pengumpulan Data

(30)

3.4. Metode Analisis Data

Untuk masalah 1, mengenai biaya dan penerimaan dalam industri pengolahan dihitung dengan rumus :

- Total biaya adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel.

TC = FC + VC

Keterangan :

TC = Total Cost /Total biaya (Rp) FC = Fixed Cost /Biaya tetap (Rp) VC = Variable Cost /Biaya variable (Rp)

- Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual.

TR = Py.Y

Keterangan :

TR = Total penerimaan (Rp) Py = Harga produksi (Rp/Kg) Y = Jumlah produksi (Kg)

Untuk maasalah 2 atau hipotesis 1, mengenai besar pendapatan dihitung dengan rumus :

Pd = TR – TC

Keterangan :

Pd = Pendapatan / Keuntungan (Rp) TR = Total Penerimaan (Rp)

(31)

Untuk masalah 3 atau hipotesis 2, mengenai nilai tambah pada industri pengolahan ikan dihitung dengan menggunakan rumus :

NT = NP – (NBB + NBP)

Keterangan :

NT = Nilai Tambah (Rp/Kg)

NP = Nilai produk hasil olahan (Rp/Kg) NBB = Nilai bahan baku (Rp/Kg)

NBP = Nilai bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi (Rp/Kg) (Suryana, 1990)

Dengan kaidah apabila diperoleh :

- Nilai tambah > 50 % maka nilai tambah dikatakan besar. - Nilai tambah < 50 % maka nilai tambah dikatakan kecil.

Untuk hipotesis 4, yaitu mengenai kesempatan kerja yang ada pada industri pengolahan ikan asin dianalisis secara deskriptif. Dengan mengamati seberapa banyak tenaga kerja tambahan yang digunakan pada industri pengolahan ikan asin pada saat hasil ikan meningkat.

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini maka peneliti membuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

Defenisi

(32)

2. Produksi ikan asin adalah produk hasil olahan dari ikan segar menjadi ikan asin yang dihitung dalam ukuran Kg dan jumlah ikan asin yang dihasilkan dalam satu kali proses produksi.

3. Biaya Produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan pengolahan ikan seperti biaya bahan baku, biaya bahan penunjang, biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan yang dikeluarkan pengusaha sampai produk siap untuk dipasarkan.

4. Bahan baku adalah ikan laut segar ataupun yang kurang segar yang didapat dari nelayan atau pasar ikan.

5. Biaya pengolahan adalah biaya yang dikeluarkan oleh produsen untuk mengadakan proses pengolahan mulai dari pembelian bahan baku dan bahan penunjang, upah tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya sampai menghasilkan produk baru yang siap dipasarkan.

6. Pendapatan adalah total penerimaan yang diperoleh pengusaha setelah dikurangi total biaya.

7. Penerimaan adalah sejumlah nilai yang diperoleh pengusaha ikan asin dari hasil perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual.

8. Kesempatan Kerja adalah peluang untuk bekerja pada lapangan kerja yang tercipta akibat kegiatan produksi pengolahan ikan asin.

(33)

Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah kecamatan Pantai Labu kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

(34)

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

PETANI SAMPEL

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1. Luas Dan Topografi Kecamatan

Kecamatan Pantai Labu merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Deli Serdang, dengan luas wilayah sekitar 83.63 km2 (8.352 Ha) yang terdiri dari 19 desa dan 76 dusun dengan ibukota di Desa Kelambir.

Keadaan alam kecamatan Pantai Labu adalah daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-8 meter diatas permukaan laut yang berbatasan denganb Selat Malaka. Daerah kecamatan Pantai Labu beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan suhu berkisar antara 23 0C – 34 0

C. Kedua musim ini sangat dipengaruhi oleh arah angin laut yang membawa hujan dan angin gunung yang membawa panas dan lembab. Curah hujan di wilayah kecamatan Pantai Labu yang paling menonjol adalah pada bulan maret, april, september hingga desember. Sedangkan musim kemarau paling menonjol yaitu pada bulan januari, februari, mei hingga agustus.

Wilayah Pantai Labu berbatasan dengan : Sebelah Utara berbatasan dengan : Selat Malaka

Sebelah Timur berbatasan dengan : Kecamatan Pantai Cermin Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kecamatan Beringin

(35)

4.1.2. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk di kecamatan Pantai Labu adalah sebanyak 37.786 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 19. 166 jiwa dan perempuan sebanyak 18.620 jiwa yang mendiami 8.196 rumah tangga.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Dewasa dan Anak-anak di Kecamatan Pantai Labu Tahun 2007

No Desa Dewasa Anak-anak Jumlah

Laki-laki Wanita Laki-laki Wanita

1 Sungai Tuan 288 293 105 126 812

Sumber : Kantor Kecamatan Pantai Labu, 2007

(36)

Sebagian besar (± 38,37 %) suku yang ada di kecamatan Pantai Labu adalah suku melayu. Suku-suku lain adalah Jawa, Batak, Cina dan Lainnya. Distribusi penduduk Pantai Labu menurut suku bangsa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Suku Bangsa di Kecamatan Pantai Labu Tahun 2007

Sumber : Kantor Kecamatan Pantai Labu, 2007

Seperti wilayah pesisir lainnya di Indonesia, mata pencarian utama penduduk di wilayah kecatan Pantai Labu adalah sektor pertanian, sub sektor perikanan laut (nelayan). Profesi nelayan mencapai 51% dari seluruh komposisi mata pencaharian penduduk kecamatan Pantai Labu. Komposisi mata pencaharian tersebut adalah:

a. Nelayan

b. Pertanian Tanaman Pangan c. Peternakan

d. Pedagang

(37)

4.2. Karakteristik Pengusaha Pengolah Sampel

Yang termasuk karakteristik pengusaha pengolah sampel adalah umur nelayan, lama berusaha, jumlah tenaga kerja, produksi dan frekuensi olah. Karakteristik pengusaha dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5. Karakteristik Pengolah Ikan asin di Kecamatan Pantai Labu

No Uraian Rata - rata Range

1 Umur (Tahun) 48 35 – 61

2 Lama Berusaha (Tahun) 15,5 1 – 40

3 Jumlah Tenaga Kerja (Orang) 3 2 – 4

4 Produksi (Kg) 29.944,4 17.000 – 39.000

5 Frekuensi Olah (Hari) 27 20 – 30

Sumber : Data Primer (lampiran 1)

(38)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan ikan segar di kecamatan Pantai Labu terdiri dari 4 tahap yaitu pembersihan, penggaraman, pencucian serta penjemuran ikan. Berikut ini skema proses pengolahan ikan asin :

Gambar 2. Skema Proses Pengolahan Ikan Asin

Ikan dipisahkan berdasarkan : - Jenis

(Kassai, Gulama, Belana)

- Ukuran

Ikan digarami

Ikan siap dijual Ikan disiangi dengan membersihkan : - Sisik

- Insang

- Isi Perut

(39)

Penanganan ikan segar merupakan salah satu bagian penting dari mata rantai industri perikanan dalam mengatasi kelebihan produk dari ikan segar. Penanganan ikan segar dilakukan dengan cara pengawetan melalui proses penggaraman. Adapun tujuan utama dari pengolahan ikan segar menjadi ikan asin untuk memperpanjang daya tahan, meningkatkan mutu, dan meningkatkan harga jual.

(40)

5.1. Biaya dan penerimaan dalam industri pengolahan

Biaya

Biaya yang digunakan dalam usaha pengolahan ikan terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan penunjang, biaya tenaga kerja, biaya peralatan, biaya pajak/ iuran dan biaya penyusutan. Total biaya diperoleh dari perkalian biaya tetap dan biaya variabel. Dimana biaya tetap terdiri dari biaya peralatan, biaya penyusutan, biaya tenaga kerja dan biaya pajak/iuran lahan pengolahan ikan asin sedangkan biaya variabel diperoleh dari penjumlahan biaya bahan baku, dan biaya bahan penunjang.

Total Biaya produksi pengolahan ikan asin dapat dilihat pada tabel 6 berikut :

Tabel 6. Total Biaya Produksi Pengolahan Ikan Asin di Kecamatan Pantai Labu

Total 340.653.000 25.912.600 83.881.500 535.652,8 42.557.400 31.665.250,05 525.205.402,8

Rataan 37.850.333,3 2.879.177,7 9.320.166,7 59.516,9 4.728.600 3.518.361,2 58.356.115,9

Sumber : Data Primer (lampiran 9)

Dari Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa total biaya pengolahan ikan asin adalah Rp. 525.205.402,8 dengan rataan sebesar Rp. 58.356.115,9 dengan total

biaya bahan baku sebesar Rp. 340.653.000 dan nilai rataan adalah Rp. 37.850.333,3 total biaya bahan penunjang sebesar Rp. 25.912.600 dan nilai

(41)

kerja sebesar Rp. 42.557.400 dengan nilai rataan sebesar Rp. 4.728.600 dan total biaya pajak sebesar Rp. 31.665.250,05 dengan nilai rataan sebesar Rp. 3.518.361,2.

Penerimaan

Penerimaan usaha pengolahan adalah nilai produksi fisik dari usaha pengolahan dan penerimaan dipengaruhi oleh harga jual dari produk olahan tersebut.

Penerimaan diperoleh dari perkalian jumlah volume produk setelah diolah dengan harga jual ikan asin. Dimana volume produk setelah diolah mengalami penurunan berkisar 39,90% dari volume produk sebelum diolah. Artinya, dari 100 kg ikan segar, menghasilkan ikan asin sebanyak 60,1 kg.

Penerimaan, volume produk setelah diolah dan harga jual hasil olahan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Penerimaan, Volume Produk Olahan dan Harga Jual di Kecamatan Pantai Labu

Volume Produk

Olahan (Kg) Harga Jual (Rp/Kg) Penerimaan (Rp)

Total 65.800 79.300 580.505.000

Rataan 7.311,1 8.811,1 64.500.555,6

Sumber : Data Primer (lampiran 10)

(42)

penerimaan sebesar Rp. 580.505.000 dengan nilai rataan yang diperoleh sebesar Rp. 64.500.555,6.

5.2. Pendapatan

Pendapatan diperoleh dari penerimaan pengolah ikan asin dari hasil penjualan ikan asin setelah dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

Total biaya produksi rata-rata dalam pengolahan ikan asin terdiri dari biaya rata-rata pembelian ikan segar, biaya pembelian garam, biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan peralatan. Penerimaan dihitung dari jumlah produksi olahan dikali dengan harga jual, setelah itu baru diketahui berapa jumlah pendapatan usaha pengolahan.

Apabila penerimaan lebih besar dari total biaya produksi maka dikatakan usaha memperoleh pendapatan. Sebaliknya apabila total biaya lebih besar dibandingkan penerimaan maka usaha pengolahan mengalami kerugian.

Pendapatan, penerimaan dan biaya produksi yang dikeluarkan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 8. Pendapatan, Penerimaan dan Biaya Produksi di Kecamatan Pantai Labu

Penerimaan (Rp) Biaya Produksi (Rp) Pendapatan (Rp)

Total 580.505.000 525.205.402,8 55.299.597,2

Rataan 64.500.555,6 58.356.155,9 6.144.399,7

(43)

Dari Tabel 8 dapat dilihat total penerimaan pada usaha pengolahan ikan asin sebesar Rp. 580.505.000 dengan nilai rataan sebesar Rp. 64.500.555,6 dan total biaya produksi sebesar Rp. 525.205.402,8 dengan nilai rataan sebesar Rp. 58.356.155,9. Sehingga diperoleh total pendapatan sebesar Rp. 55.299.597,2 dengan nilai rataan sebesar Rp. 6.144.399,7 per pengusaha, dimana nilai UMR ( Upah Minimum Regional ) Deli Serdang sebesar Rp. 895.000. Jadi, pendapatan yang diperoleh setiap pengusaha besar karena pendapatan yang diperoleh diatas nilai UMR.

5.3. Nilai Tambah

Pengertian nilai tambah untuk pengolahan ini yaitu nilai produk olahan dikurangi dengan total nilai bahan baku dan bahan penunjang. Dimana nilai bahan baku diperoleh dari perkalian antara banyaknya bahan baku dikali dengan harga beli bahan baku, sedangkan untuk nilai bahan penunjang diperoleh dari hasil perkalian antara banyaknya bahan penunjang yang digunakan dikali dengan harga bahan penunjang.

Nilai tambah yang diperoleh dalam usaha pengolahan ikan asin dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9. Nilai Tambah Pengolahan Ikan Asin di Kecamatan Pantai Labu

Nilai Produk

340.653.000 25.912.600 213.939.400

Rataan

64.500.555,6

37.850.333,3 2.879.177,7 23.771.044,5

(44)

Dari Tabel 9 diperoleh total nilai tambah sebesar Rp. 213.939.400 dengan nilai rataan sebesar Rp. 23.771.044,5 dengan total nilai produk olahan sebesar Rp. 580.505.000 dengan nilai rataan sebesar Rp. 64.500.555,6 dan total nilai bahan baku sebesar Rp. 340.653.000 dengan nilai rataan sebesar Rp. 37.850.333,3 serta total nilai bahan penunjang sebesar Rp. 25.912.600 dengan nilai rataan sebesar Rp. 2.879.177,7.

Nilai tambah yang diperoleh sebesar Rp. 213.939.400 dengan nilai produk olahan sebesar Rp. 580.505.000 sehingga diperoleh perbandingannya sebesar 36,8 %, maka nilai tambah yang diperoleh < 50 % dinyatakan kecil.

5.4. Kesempatan Kerja

Tenaga kerja yang digunakan pada usaha pengolahan ikan asin adalah tenaga kerja luar keluarga dan tidak menggunakan tenaga kerja dalam keluarga, karena keluarga pengusaha tidak ikut serta dalam usaha tersebut. Hal ini terjadi karena berbagai sebab di antaranya tenaga potensial keluarga yang tersedia rata – rata masih dalam usia sekolah sehingga tidak punya banyak waktu dalam menjalani usaha tersebut.

(45)

Banyaknya kesempatan kerja yang tercipta sangat dipengaruhi oleh jumlah produksi dan penggunaan mekanisasi dalam usaha tersebut. Angka jumlah tenaga kerja variabel digunakan merupakan jumlah tenaga kerja variabel rata – rata/hari.

Kesempatan kerja yang dapat dihasilkan pada suatu usaha pembuatan ikan asin sangat dipengaruhi oleh jumlah bahan baku yang ada, oleh karena itu jika bahan baku sulit didapatkan maka tenaga kerja tambahan tidak dapat bekerja.

Adapun kesempatan kerja yang dapat dihasilkan dari industri pengolahan ikan asin yang diteliti adalah sebagai berikut :

Tabel 10. Kesempatan Kerja Pengolahan Ikan Asin di Kecamatan Pantai Labu

Tenaga Kerja Tetap (Orang)

Tenaga Kerja Tambahan (Orang)

Total Tenaga Kerja (Orang)

Total 28 19 47

Rataan 3,1 2,1 5,2

Sumber : Data Primer (lampiran 12)

Dari Tabel 10 dapat diketahui bahwa total kesempatan kerja pengolahan ikan asin sebanyak 47 orang dengan rataan tenaga kerja yang dihasilkan dari industri pengolahan ikan asin di daerah penelitian adalah sebanyak 5,2 orang. Dimana tenaga kerja tambahan sekitar 3 orang dan paling sedikit 1 orang.

(46)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Total biaya yang diperoleh pada industri pengolahan ikan asin di daerah penelitian adalah sebesar Rp. Rp. 525.205.402,8 dengan rataan total biaya

produksi pada industri pengolahan ikan asin adalah sebesar Rp. 58.356.115,9 dan total penerimaan yang diterima pada industri

pengolahan ikan asin sebesar Rp. 580.505.000 dengan rataan total penerimaan industri pengolahan ikan asin sebesar Rp. 64.500.555,6.

2. Pada industri pengolahan ikan asin diperoleh total pendapatan sebesar Rp. 55.299.597,2 dan rataan pendapatan yang diperoleh dari industri pengolahan ikan asin di daerah penelitian diatas nilai UMR Deli Serdang yakni sebesar Rp. 6.144.399,7.

3. Total nilai tambah yang diperoleh pada industri pengolahan ikan asin adalah sebesar Rp. 213.939.400 dan rataan nilai tambah yang diperoleh dari industri pengolahan ikan asin di daerah penelitian sebesar Rp. 23.771.044,5.

(47)

6.2. Saran

Kepada Pengusaha Pengolah Ikan Asin

1. Agar pengusaha lebih meningkatkan usaha pengolahan ikan asin karena memberikan pendapatan yang lebih besar.

2. Untuk mendapatkan hasil produksi yang lebih besar, pengusaha sebaiknya menambah bahan baku yang akan diolah agar memperoleh pendapatan yang lebih besar.

3. Pemasaran hasil produksi dari pengusaha pengolahan ikan asin masih cenderung berdiri sendiri-sendiri. Untuk dapat memaksimalkan harga jual maka perlu dibentuk wadah organisasi produsen di daerah penelitian yang berbentuk koperasi, dimana koperasi tersebut bertugas untuk menyediakan bahan baku dengan harga termurah, mencari pasar-pasar baru yang paling potensial dan menjadi pusat informasi dan teknologi bagi pengusaha pengolahan ikan asin.

4. Pengolahan ikan laut selain menjadi ikan asin sebaiknya dibuat menjadi produk pangan ikan laut olahan lain yang bernilai jual tinggi seperti ikan kaleng siap konsumsi, ataupun abon ikan yang berkualitas tinggi dan produk olahan ikan laut lainnya yang tahan lama dan sesuai dengan selera masayarakat.

Kepada Pemerintah

(48)

2. Pemerintah perlu memfasilitasi pembentukan aosiasi atau kelompok usaha bersama antar pengusaha agar posisi tawar pengusaha lebih kuat dalam menentukan harga jual.

3. Pemerintah perlu memfasilitasi penyediaan informasi pasar sehingga pengusaha dapat memperoleh informasi pasar lebih terbuka dan cepat.

Kepada Peneliti

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto. E dan Liviawaty. E., 1991. Pengawetan dan Pengolahan Ikan Asin. Konisius. Yogyakarta.

Bappenas, 2004. Tata Cara Perencanaan Pengembangan Kawasan Untuk Percepatan Pembangunan Daerah. Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal.

Djazuli, N., 2002. Penanganan dan Pengolahan Produk Perikanan Budidaya Dalam Menghadapi Pasar Global : Peluang dan Tantangan. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Program Pasca Sarjana / S3. Institut Pertanian Bogor.

Jamal, E., 1991. Prosiding Temu Karya Ilmiah Perikanan Rakyat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Kadariah, L., Karlina, dan Gray, C., 1994. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbit FE-UI. Jakarta.

Khotimah, K., Sutawi, A., Susanto, Maleha, dan Hani, E.S., 2002. Evaluasi Proyek dan Perencanaan Usaha. LP FE-UI. Jakarta.

Kusumastanto, T., 2000. Solusi Alternatif Atasi Krisis Ekonomi dan Penggerak Sektor Riil. Kompas.

Moeljanto., 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pontas., 1994. Evaluasi Proyek Perusahaan. Marde. Jakarta.

Santoso, B., 1998. Teknologi Tepat Guna Ikan Asin. Kanisius. Jakarta.

Siagian, S., 1997. Pengantar Manajemen Agribisnis. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Samuelson., 2001. Ilmu Mikro Ekonomi. Media Global Edukasi. Jakarta.

Soekartawi., 1993. Agribisnis : Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

, 2006. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.

(50)

Suparno., 1992. Prosiding Forum II Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Sumarsono, S., 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Suroto., 1992. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja. UGM Press. Yogyakarta.

Suryana, A., 1990. Diversifikasi Pertanian dalam Proses Mempercepat Laju Pembangunan Nasional. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Tjakrawiralaksana, A. dan M.C. Soeraatmadja., 1983. Usaha Tani. Depdikbud. Jakarta.

(51)

Lampiran 1. Karakteristik Pengolah Ikan Asin

No

Sampel

Umur

Lama

Berusaha

Jumlah TK

Produksi (Kg)

Frekuensi

Olah

(Tahun) (Tahun) (Orang) (Hari)

1 42 11 3 11.700 26

2 61 40 4 13.750 26

3 48 15 3 13.500 30

4 35 1 2 5.000 20

5 45 8 3 11.310 26

6 50 20 4 15.000 30

7 53 18 3 13.500 30

8 39 2 2 9.100 26

9 59 25 4 16.500 30

Total 432 140 28 109.360 244

Rataan 48 15,5 3,1

(52)

Lampiran 2. Total Biaya Bahan Baku Pengolah Ikan Asin

No

Sampel

Bahan Baku

(Kg)

Harga Beli

(Rp/Kg)

Total Biaya (Rp)

1 11.700 3.250 38.025.000

2 13.750 3.000 41.250.000

3 13.500 3.150 42.525.000

4 5.000 3.300 16.500.000

5 11.310 3.300 37.323.000

6 15.000 3.000 45.000.000

7 13.500 3.000 40.500.000

8 9.100 3.300 30.030.000

9 16.500 3.000 49.500.000

Total

109.360 28.300 340.653.000

Rataan

(53)
(54)

Lampiran 4. Nilai Peralatan Pengolah Ikan Asin

1 1.725.000 510.000 500.000 135.000 2.400.000 3.750.000 350.000 44.000 9.414.000

2 2.000.000 480.000 910.000 140.000 3.125.000 3.675.000 285.000 52.500 10.667.500

3 1.650.000 450.000 520.000 141.000 2.250.000 3.960.000 340.000 42.000 9.353.000

4 1.200.000 350.000 600.000 96.000 1.670.000 1.012.500 345.000 23.000 5.296.500

5 1.755.000 510.000 580.000 122.500 2.520.000 3.575.000 345.000 47.000 9.454.500

6 2.160.000 600.000 970.000 140.000 2.800.000 4.020.000 315.000 40.000 11.045.000

7 2.200.000 660.000 550.000 132.000 2.900.000 4.225.000 335.000 42.000 11.044.000

8 1.200.000 350.000 600.000 96.000 1.670.000 2.025.000 345.000 23.000 6.309.000

9 2.080.000 580.000 950.000 144.000 3.175.000 4.015.000 300.000 54.000 11.298.000

Total 15.970.000 4.490.000 6.180.000 1.146.500 22.510.000 30.257.500 2.960.000 367.500 83.881.500

(55)
(56)

Lampiran 6. Biaya Upah Tenaga Kerja Tetap Pengolah Ikan Asin

No Sampel

Jumlah TK

(Orang)

Upah TK

(Rp/Hari)

Total Biaya

(Rp/Hari) (Rp/Bulan)

1 3 45.000 135.000 3.510.000

2 4 50.000 200.000 5.200.000

3 3 50.000 150.000 4.500.000

4 2 25.000 50.000 1.000.000

5 3 45.000 135.000 3.510.000

6 4 55.000 220.000 6.600.000

7 3 50.000 150.000 4.500.000

8 2 30.000 60.000 1.560.000

9 4 55.000 220.000 6.600.000

Total 28 405.000 1.320.000 36.980.000

(57)

Lampiran 7. Biaya Upah Tenaga Kerja Tambahan Pengolah Ikan Asin

No

Sampel

Jumlah TK

(Orang)

Upah TK

(Rp/Hari)

Total Biaya

(Rp/Hari) (Rp/Bulan)

1 2 10.000 20.000 520.000

2 3 11.000 33.000 858.000

3 2 11.000 22.000 660.000

4 1 9.500 9.500 190.000

5 2 10.000 20.000 520.000

6 2 11.000 22.000 660.000

7 2 10.500 21.000 630.000

8 2 9.700 19.400 504.400

9 3 11.500 34.500 1.035.000

Total 19 94.200 201.400 5.577.400

(58)

Lampiran 8. Total Biaya Upah Tenaga Kerja Pengolah Ikan Asin

No

Sampel

Jumlah TK (Orang) Upah TK (Rp/Bulan)

Total Biaya

(Rp/Bulan) TK

Tetap

TK

Tambahan

TK Tetap

TK

Tambahan

1 3 2 3.510.000 520.000 4.030.000

2 4 3 5.200.000 858.000 6.058.000

3 3 2 4.500.000 660.000 5.160.000

4 2 1 1.000.000 190.000 1.190.000

5 3 2 3.510.000 520.000 4.030.000

6 4 2 6.600.000 660.000 7.260.000

7 3 2 4.500.000 630.000 5.130.000

8 2 2 1.560.000 504.400 2.064.400

9 4 3 6.600.000 1.035.000 7.635.000

Total 28 19 36.980.000 5.577.400 42.557.400

(59)

Lampiran 9. Total Biaya Produksi Pengolah Ikan Asin

1 38.025.000 2.973.500 9.414.000 61.868,05 4.030.000 3.080.000 57.584.368,06 2 41.250.000 3.280.000 10.667.500 49.993,05 6.058.000 3.672.750 64.978.243,06 3 42.525.000 3.396.250 9.353.000 58.819,4 5.160.000 7.168.500,05 67.661.569,5 4 16.500.000 772.500 5.296.500 65.395,8 1.190.000 1.093.750 24.918.145,8 5 37.323.000 2.796.500 9.454.500 64.375 4.030.000 2.992.000 56.660.375 6 45.000.000 3.825.000 11.045.000 56.333,3 7.260.000 3.982.500 71.168.833,3 7 40.500.000 3.295.000 11.044.000 59.986,1 5.130.000 3.564.000 63.592.986,1 8 30.030.000 1.392.300 6.309.000 65.395,8 2.064.400 1.706.250 41.567.345,8 9 49.500.000 4.181.550 11.298.000 53.486,1 7.635.000 4.405.500 77.073.536,1

Total 340.653.000 25.912.600 83.881.500 535.652,8 42.557.400 31.665.250,05 525.205.402,8

Rataan 37.850.333,3 2.879.177,7

(60)

Lampiran 10. Penerimaan, Biaya Produksi, Pendapatan Bersih Pengolah

Total 65.800 79.300 580.505.000 525.205.402,8 55.299.597,2

(61)

Lampiran 11. Nilai Tambah Pengolah Ikan Asin

1 7.000 61.600.000 38.025.000 2.973.500 20.601.500

2 8.300 73.455.000 41.250.000 3.280.000 28.925.000

3 8.100 71.685.000 42.525.000 3.396.250 25.763.750

4 3.100 27.125.000 16.500.000 772.500 9.852.500

5 6.800 59.840.000 37.323.000 2.796.500 19.720.500

6 9.000 79.650.000 45.000.000 3.825.000 30.825.000

7 8.100 71.685.000 40.500.000 3.295.000 27.890.000

8 5.500 47.850.000 30.030.000 1.392.300 16.427.700

9 9.900 87.615.000 49.500.000 4.181.550 33.933.450

Total 65.800 580.505.000 340.653.000 25.912.600 213.939.400

(62)

Lampiran 12. Kesempatan Kerja Pengolah Ikan Asin

No

Sampel

TK Tetap

(Orang)

TK Tambahan

(Orang)

Total Tenaga Kerja

(Orang)

1 3 2 5

2 4 3 7

3 3 2 5

4 2 1 3

5 3 2 5

6 4 2 6

7 3 2 5

8 2 2 4

9 4 3 7

Total 28 19 47

Gambar

Tabel 1. Jumlah Unit Pengolahan  Ikan Asin di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007
Tabel 2. Jumlah Unit Industri Pengolahan Ikan Asin di Kecamatan Pantai Labu Tahun 2007
Gambar 1. Skema kerangka Pemikiran
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Dewasa dan Anak-anak di Kecamatan Pantai  Labu Tahun 2007
+7

Referensi

Dokumen terkait

Industri pengolahan ikan di Muncar terdiri dari berbagai jenis industri pengolahan ikan, antara lain; industri pembuatan tepung ikan, industri pembuatan minyak ikan, industri

Analisis finansial pembuatan ikan asin bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha di tinjau dari modal tetap, modal kerja, investasi, biaya tetap, total biaya dan

Ikan merupakan komoditi yang mudah rusak, apabila disimpan terlalu lama maka ikan tersebut akan busuk dan tidak dapat dikonsumsi lagi. Untuk itu maka diperlukan beberapa

Industri pengolahan ikan di Muncar terdiri dari berbagai jenis industri pengolahan ikan, antara lain; industri pembuatan tepung ikan, industri pembuatan minyak ikan, industri

Menganalisis input, proses dan output usaha pengolahan ikan asin di Kelurahan Pondok Batu Kecamatan Sarudik Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara.. Menghitung besarnya

Berdasarkan penelitian analisa keberlanjutan bahwa status keberlanjutan pengolahan ikan asin Kabupaten Ogan Ilir di kategorikan cukup berkelanjutan, dengan nilai

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh upah, produktivitas dan modal kerja terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil ikan asin di

Pendapatan yang diperoleh pedagang ikan asin merupakan jumlah produksi yang dikalikan dengan harga ikan asin yang telah ditetapkan.Pendapatan pada usaha pengolahan ini terangkum di