• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Ikan Asin pada Usaha Rumah Tangga di Bontang Kuala, Kalimantan Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Ikan Asin pada Usaha Rumah Tangga di Bontang Kuala, Kalimantan Timur"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari aspek finansial yang meliputi: pendapatan, pengeluaran, efisiensi dan keuntungan pada usaha pengolahan ikan asin yang dikelola oleh warga yang tinggal di sekitar wilayah pesisir Kota Bontang. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata biaya tetap dan biaya variabel per bulan, rata-rata pendapatan per bulan dan rata-rata keuntungan per bulan. Meskipun RCR pada usaha pengolahan ikan asin di Bontang Kuala tergolong “efisien”, namun masih terdapat kendala yang menyebabkan tingkat kesejahteraan pengusaha dan alokasi peralatan pendukung.

For this reason, this study is determined to study the economic aspects including: income, expenditure, efficiency and profit of the salt fish processing business managed by residents living around the seashore area. The instrument used to analyze the data is the analysis of the company's efficiency, costs and turnover, profit. We found that average fixed and variable costs, average revenue, and average profit are "highly efficient."

Although the RCR in the salted fish processing business in Bontang Kuala is classified as "efficient", there are still obstacles leading to the level of prosperity of the entrepreneurs and the allocation of supporting equipment.

PENDAHULUAN

Ikan yang diasinkan diolah dan dijemur di bawah sinar matahari hingga kering dan disebut ikan asin (Nurlina, 2018). Pengolahan ikan asin milik swasta merupakan usaha agroindustri yang berkembang dengan baik di Bontang Kuala. Umumnya usaha ikan asin ini rata-rata sudah berdiri sejak tahun 2000 dan masih eksis hingga saat ini dan penjualannya sangat pesat.

Ikan yang diolah antara lain : ikan bulu ayam, ikan kaleng, ikan goulama, ikan gulam, ikan kerapu, ikan pelipis, ikan rakulu dan ikan belukan. Kenyataannya, pengolahan ikan asin menghadapi kendala karena ketersediaan bahan baku tidak terjamin dan pengolahan ikan asin sangat bergantung pada faktor alam berupa sinar matahari. Dengan adanya kontroversi tersebut, para pengusaha ikan asin harus bisa menjalankan usahanya dengan lebih efisien.

Keadaan ini membuat para pengusaha ikan asin perorangan perlu menganalisis seberapa besar biaya, pendapatan, dan keuntungan yang diperoleh, serta seberapa efisien usaha yang dijalankan. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan, biaya dan keuntungan pada usaha pengolahan ikan asin serta menganalisis tingkat efisiensi usaha pengolahan ikan asin pada studi kasus usaha pengolahan ikan asin. Kabupaten Bontang Kuala. .

METODE PENELITIAN

Alokasi Waktu dan Data

Model Estimasi

Oleh karena itu, pendapatan yang diperoleh pengusaha ikan asin merupakan perkalian antara jumlah ikan asin yang diproduksi dengan harga yang berlaku di pasaran. Dengan ketiga kriteria/rincian di atas, maka hasil yang diperoleh dari penjualan ikan asin merupakan fungsi dari jumlah ikan asin yang diproduksi pada harga pasar yang berlaku. TKDK = Upah kerja dalam keluarga D = Penyusutan peralatan. 2020), RCR merupakan perbandingan antara pendapatan dan biaya yang dikeluarkan dalam satu kali produksi.

Kriteria yang digunakan untuk menilai efisiensi usaha antara lain: (1) RCR > 1, perusahaan pengolahan ikan asin “layak”, (2) RCR = 1, perusahaan pengolahan ikan asin aktif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  • Ikan Asin Laut
  • Biaya Produksi
  • Penerimaan dan Keuntungan
  • Efisiensi
  • Profil Usaha
  • Trik Pengolahan
  • Skema Produksi
  • Deskripsi Bisnis

Pada tahap ini, ikan segar siap diolah menjadi ikan asin dengan gulma untuk mencegah pembusukan. Untuk mengetahui tingkat efisiensi pada usaha pengolahan dan pemasaran ikan asin biasanya didukung oleh RCR antara dua rasio (pendapatan terhadap biaya). Hasil RCR menginterpretasikan kelayakan usaha ikan asin atau sebaliknya (Winarti, 2016; Yudaswara et al., 2018). Banyak desa di Kota Bontang yang mempunyai ciri khas, namun yang paling menonjol adalah klaster usaha ikan asin di Desa Bontang Kuala.

Misalnya saja perusahaan pengolahan ikan asin milik Ibu Maryati yang berdiri sejak tahun 2010 dan masih eksis hingga saat ini. Seperti kebanyakan pengusaha lainnya, sifat usaha ikan asin di Bontang Kuala tidak melibatkan transaksi sehari-hari. Padahal, skema produksi usaha ikan asin didasarkan pada tiga prioritas: tempat, modal, dan tenaga kerja.

Dalam hal ini variabel bahan baku pada usaha ikan asin per bulan adalah biaya kemasan, listrik, garam, air bersih dan ikan laut segar. Dalam publikasi terbaru tentang kelayakan finansial pada industri pengolahan ikan asin kering, Latifah dkk. 2018) menemukan bahwa perubahan harga bahan baku seperti garam merupakan faktor yang mempengaruhi harga jual dan biaya produksi ikan asin di Kalimantan Selatan. Pendapatan yang diperoleh pedagang ikan asin merupakan jumlah produksi dikalikan dengan harga ikan asin yang telah ditentukan. Pendapatan dari kegiatan manufaktur ini dirangkum dalam Tabel 2.

Di Kalibaru (Jakarta Utara), misalnya, klaster produk ikan asin menjadi tumpuan perekonomian sebagian warga yang tinggal di dekat laut. Kompensasi dan edukasi masyarakat dalam pembuatan merek produk dinilai penting untuk meningkatkan kualitas ikan asin (Christian et al., 2022). Dengan menggunakan metode payback period, break-even point (BEP) dan RCR, hasilnya membuktikan bahwa produksi ikan asin skala mikro dan menengah “layak”.

Penting dalam penelitian ini adalah analisis RCR yang digunakan untuk memverifikasi tingkat efisiensi usaha ikan asin (lihat Tabel 4). Setiap kenaikan biaya produksi sebesar Rp1, maka pendapatan kotor per unit ikan asin mencapai Rp1,30. Sebagai informasi tambahan, Ningrum dkk. 2019) meneliti daya saing industri budidaya ikan dan tingkat efisiensi produksi amplang dan produk ikan, dimana rata-rata nilai ekonomi, teknik dan distribusi produk amplang lebih produktif dibandingkan produk ikan asin.

Gambar 2. Jenis-jenis biaya produksi
Gambar 2. Jenis-jenis biaya produksi

KESIMPULAN

Dalam publikasi yang menganalisis keuntungan perusahaan pengolahan ikan teri di Desa Kuala Bubon (Aceh Barat), sebenarnya terdapat ketidakseimbangan antara biaya pengeluaran dan tingkat pendapatan (Ukhty, 2017). Dari segi lapangan kerja, upah harian pekerja yang bekerja di rumah produksi ikan asin di Desa Batu Be Lubang (Bangka Tengah) tampak “sejahtera” (Agustin, 2020) dibandingkan dengan mereka yang bekerja sebagai distributor ikan kering di kalangan produsen ikan kering. dan perantara di Thoothukudi yang berlokasi di Tamil Nadu-India (Madan et al menekankan bahwa efisiensinya hampir sama. 2020) menjelaskan bahwa preferensi konsumen dalam mengonsumsi produk olahan perikanan tradisional di Tanggamus, Lampung dan Bandar Lampung, seperti ikan asin, sangat bergantung pada pada tekstur, warna dan jenis kemasan, kualitas produk, harga dan rasa.

Oleh karena itu, rasio pendapatan, efisiensi dan biaya dipertimbangkan dengan sangat matang oleh para pelaku usaha ikan asin, misalnya di Kota Pekalongan (Sutanto & Imaningati, 2014). Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis pendapatan usaha ikan asin yang dikelola oleh kelompok rumah tangga di Bontang Kuala selama bulan Juli 2022–Agustus 2022. Ditemukan suatu hal, dimana rata-rata pendapatan pada periode penelitian sebesar Rp sedangkan rata-rata pengeluaran mencapai Rp.

Tingkat efisiensi atau kelayakan menunjukkan bahwa untuk setiap unit produksi ikan asin rata-rata pendapatan kotornya sebesar Rp1,30 per bulan. Berdasarkan implikasi di atas, maka saran manajemen kepada pengusaha ikan asin dapat memperhitungkan risiko-risiko yang sewaktu-waktu dapat berdampak fatal bagi masa depan usahanya, misalnya bahan baku cepat rusak. Keterbatasan modal usaha juga menjadi kelemahan penelitian ini, karena para pelaku usaha kesulitan meningkatkan produktivitas pengolahan ikan asin.

Masuk akal jika kontribusi teoritis dalam agenda ke depan merekomendasikan pemangku kepentingan, khususnya pemerintah, untuk mengantisipasi, menjembatani dan menegakkan peraturan yang dapat meningkatkan status usaha ikan asin yang lebih terintegrasi. Untuk membangkitkan optimisme, perlu disadari bahwa kekuatan usaha kecil ini bisa dikembangkan, namun sangat bergantung pada kemitraan dan kelestarian lingkungan laut.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kajian penelitian terfokus pada kelompok usaha pengolahan ikan asin di Bontang Kuala (Kecamatan Bontang Utara Kota Bontang). Lokasi tersebut dipilih karena pengolahan ikan asin di kawasan ini berskala besar dan cukup berkembang. Pradhan dkk. (2022) secara umum menyatakan bahwa ikan asin dihasilkan dari sumber laut, bergantung pada alat produksi dan mudah diolah.

Di Indonesia, tren pengolahan ikan asin terus berkembang, terutama berfokus pada sumber daya laut (Indrastuti et al., 2019; Bahan baku ikan segar untuk membuat produk ikan asin tidak terlalu sulit didapat karena di Kampung Bontang Kuala mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan ikan laut.Pendapatan yang diperoleh pedagang ikan asin adalah jumlah produksi dikalikan harga ikan asin yang telah ditentukan.

Tujuan dari penulisan ini adalah menganalisis gambaran pendapatan usaha ikan asin yang dikelola kelompok rumah tangga di Bontang Kuala pada bulan Juli 2022-Agustus 2022.

Gambar 1.Alur pengolahan  (Sumber: Wijaya et al., 2023).
Gambar 1.Alur pengolahan (Sumber: Wijaya et al., 2023).

Gambar

Gambar 1.Alur pengolahan  (Sumber: Wijaya et al., 2023).
Gambar 2. Jenis-jenis biaya produksi
Tabel 2. Rata-rata penerimaan per sebulan
Tabel 3. Rangkuman komposisi biaya dan upah kerja per sebulan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh skala usaha terhadap total biaya produksi per kilogram dalam usahatani pengolahan ikan asin dalam jangka waktu

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalasis biaya dan penerimaan yang diperoleh dari industri pengolahan ikan asin dalam satu periode produksi, untuk

Pendapatan rata-rata yang diperoleh usaha pengolahan ikan teri nasi per bulan di Pulau Pasaran Kota Bandar Lampung adalah Rp.32.615.942,75 dengan R/C rasio sebesar 1,13 sedangkan

Selain itu, hasil laut yang melimpah juga memberikan peluang bagi rumah tangga nelayan untuk mendapatkan pendapatan lebih dengan cara melakukan pengolahan ikan

IMELDA SEBASTIANI HALIM (100304079/AGBRIBISNIS) dengan judul skripsi “ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN IKAN ASIN” Penelitian ini dilakukan pada bulan September tahun 2014

Beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian analisis kelayakan usaha pengolahan ikan asin di Kecamatan seruyan Hilir Kabupaten Seruyan yaitu 1)pendapatan

Bahan baku Pengolahan Ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b dihitung berdasarkan jumlah bahan baku Pengolahan Ikan dikalikan dengan harga satuan

Judul skripsi ini adalah “ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN IKAN ASIN (Studi Kasus : Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan)”. Kegunaan dari skripsi ini