• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009."

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN

TAHUN 2005-2009

SKRIPSI

Oleh :

NIM. 061000180

RAFIAH MAHARANI PULUNGAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN

TAHUN 2005-2009

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM. 061000180

RAFIAH MAHARANI PULUNGAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN

TAHUN 2005-2009

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM. 061000180

RAFIAH MAHARANI PULUNGAN

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 07 Juni 2010 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

drh. Hiswani, M.Kes

NIP. 196501121994022001 NIP. 196404041992031005 Drs. Jemadi, M.Kes

Penguji II Penguji III

dr. Achsan Harahap, MPH drh. Rasmaliah, M.Kes NIP. 130318031 NIP. 195908181985032002

Medan, Juni 2010

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Dekan,

(4)

ABSTRAK

Kanker payudara adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara oleh WHO dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 174 untuk wanita dan 175 untuk pria. Data dari rekam medik Rumah Sakit Haji Medan pada tahun 2005-2009 terdapat 156 kasus kanker payudara rawat inap.

Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Polulasi dan sample berjumlah 156 orang (total sampling). Data diperoleh dari rekam medik, analisa data dengan uji Chi-square dan t-test.

Hasil penelitian didapat penurunan trend menurut garis persamaan Y = 45,3–4,7x. Proporsi penderita kanker payudara terbanyak pada tahun 2005 (25,6%), umur > 40 tahun (80,8%), perempuan (95,5%), Batak (57,1%), Islam (97,4%), SLTA (33,3%), ibu rumah tangga (51,9%), kawin (70,5%), tempat tinggal kota Medan (51,9%), keluhan utama benjolan di payudara (88,5%), letak di payudara kiri (60,3%), stadium IIIB (32,7%), Non-Operasi (41,0%), lama rawatan rata-rata 10,05 hari, pulang berobat jalan (65,4%). Hasil uji statistik tidak ada perbedaan antara umur dengan stadium klinik (p=0,064), jenis kelamin dengan stadium klinik (p=1,000). Ada perbedaan pendidikan dengan stadium klinik (p=0,000), stadium klinik dengan penatalaksanaan medis (p=0,000), lama rawatan rata-rata berdasarkan stadium klinik (p=0,000), stadium klinik dengan keadaan sewaktu pulang (p=0,020), penatalaksanaan medis dengan keadaan sewaktu pulang (p=0,000).

Kepada Rumah Sakit Haji Medan diharapkan dapat melengkapi fasilitas penunjang untuk pengobatan kanker payudara seperti peralatan untuk peatalaksanaan medis radioterapi. Kepada masyarakat baik pria maupun wanita hendaknya segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan bila menemukan benjolan di payudara.

(5)

ABSTRACT

Breast cancer is a disease of malignant neoplasms arising from the parenchyma. Breast Cancer by WHO included in the International Classification of Diseases (ICD) with the code number 174 for women and 175 for men. Data from medical records of Rumah Sakit Haji Medan in 2005-2009 there were 156 cases of breast cancer patients

To determine the characteristic of breast cancer patients hospitalized at Rumah Sakit Haji Medan in 2005-2009 conducted a descriptive study with a case series design. Polulation and sample amounted to 156 persons (total sampling). Data collected from medical records, analyzed the data using Chi-square test and t-test.

.

To RS Haji Medan

The results obtained by decreasing trend line equation Y = 45.3 to 4.7 x. Proportion of breast cancer patients most in 2005 (25.6%), age> 40 years (80.8%), women (95.5%), Batak (57.1%), Islam (97.4%), Senior High School (33.3%), housewife (51.9%), married (70.5%), Medan (51.9%), the main complaint in the breast lump (88,5%), lies in the left breast (60.3%), stage IIIB (32.7%), Non-Operating (41.0%), duration of treatment on average 10.05 days, outpatient home (65.4%). The statistical result is no difference between age and clinical stage (p = 0.064), sex with clinical stage (p = 1.000). There are differences of education with clinical stage (p = 0.000), clinical stage with medical treatment (p = 0.000), duration of treatment on average based on clinical stage (p = 0.000), clinical stage with while home state (p = 0.020), medical treatment with state when to go home (p = 0.000).

is expected to complete supporting facilities for the treatment of breast cancer such as radiotherapy equipment for medical peatalaksanaan. To the public both men and women should immediately check into the health service if found a lump in the breast.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rafiah Maharani Pulungan Tempat/ Tanggal Lahir : Tapsel, 2 Oktober 1988

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin Anak ke : 1 dari 2 Bersaudara

Alamat Rumah : Jln. Perjuangan RT 01/02 No.58 T. Pucung Bekasi Utara Jawa Barat.

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1994-2000 : SD Negeri Teluk Belimbing I Bekasi Utara 2. Tahun 2000-2003 : SLTP Negeri 1 Bekasi

3. Tahun 2003-2006 : SMA Negeri 4 Bekasi

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang mana atas Berkat dan Rahmat-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul : “Karakteristik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009” ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Tulisan ini penulis persembahkan kepada Ayahanda H. Ali Busron Pulungan dan Ibunda Hj. Midasari, sebuah hasil dari Ananda menjalani pendidikan 4 tahun di FKM USU, terima kasih atas kesabaran dan dukungan yang terus Ananda terima selama ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Ibu drh. Hiswani, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses penyusunan proposal hingga skripsi. Bapak dr. Achsan Harahap, MPH selaku Dosen Penguji I dan Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis dalam penulisan skripsi.

Pada kesempatan ini juga penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

(8)

2. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH Ketua Departemen Epidemiologi FKM USU.

3. Ibu Dra. Syarifah, MS selaku dosen pembimbing akademik.

4. Direktur dan Kepala Bagian Rekam Medik RS Haji Medan beserta staf yang telah memberikan izin penelitian dan telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

5. Para Dosen dan Pegawai di lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

6. Adikku tersayang Saadillah Pulungan yang sama-sama berjuang untuk membahagiakan Orang Tua dan meraih cita-cita.

7. Sahabat-sahabat (Irma, Ade, Yati, Tiwi, Kak Evi, Melly, Geni, Rinil, Sari), teman-teman Peminatan Epidemiologi 2006, PBL, LKP, serta FKM Stambuk 2006. Terima kasih telah membantu penulis di kala menghadapi kesulitan dalam penyusunan skripsi dan memberikan motivasi dalam menjalankan pendidikan di FKM USU.

8. Serta semua pihak yang telah berjasa yang tidak bisa disebutkan satu persatu, atas bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun agar kedepannya bisa menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat

(9)

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian... 5

1.3.1. Tujuan Umum ... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Pengertian Kanker Payudara ... 7

2.2. Anatomi Payudara ... 8

2.3. Gejala Kanker Payudara ... 9

2.4. Stadium Kanker Payudara ... 12

2.5. Diagnosis Kanker Payudara ... 15

2.5.1. Diagnosis Klinis ... 15

2.5.2. Pemeriksaan Penunjang ... 15

2.5.3. Diagnosis Pasti ... 16

2.6. Epidemiologi Kanker Payudara ... 17

2.6.1. Distribusi Frekuensi Kanker Payudara ... 17

2.6.2. Determinan Kanker Payudara ... 18

2.7. Pencegahan Kanker Payudara ... 23

2.7.1. Pencegahan Primordial ... 23

2.7.2. Pencegahan Primer ... 24

2.7.3. Pencegahan Sekunder ... 28

2.7.4. Pencegahan Tersier ... 29

2.8. Penatalaksanaan Medis Kanker Payudara ... 29

2.8.1. Pembedahan... 30

2.8.2. Radioterapi ... 30

2.8.3. Kemoterapi ... 31

2.8.4. Hormonal ... 31

BAB 3 KERANGKA KONSEP ... 32

(10)

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 31

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 37

4.1. Jenis Penelitian ... 37

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

4.2.1. Lokasi Penelitian ... 37

4.2.2. Waktu Penelitian ... 37

4.3. Popolasi dan Sampel... 37

4.3.1 Populasi ... 37

4.3.2 Sampel ... 38

4.4. Metode Pengumpulan Sampel ... 38

4.5. Teknik Analisa Data ... 38

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 39

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 39

5.2. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Tahun dan kecenderungannya ... 41

5.3. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Sosiodemografi ... 42

5.4. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keluhan Utama ... 44

5.5. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Letak Kanker ... 45

5.6. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium Klinik ... 45

5.7. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Penatalaksanaan Medis .... 46

5.8. Lama rawatan Rata-rata Penderita Kanker Payudara ... 47

5.9. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang 47

5.10. Analisa Statistik... 48

5.10.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinik ... 48

5.10.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Stadium Klinik ... 49

5.10.3. Pendidikan Berdasarkan Stadium Klinik ... 50

5.10.4. Stadium Klinik Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ... 51

5.10.5. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik ... 52

5.10.6. Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 52

5.10.7. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 53

BAB 6 PEMBAHASAN ... 55

6.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Tahun dan kecenderungannya Tahun 2005-2009 ... 55

6.2. Sosiodemografi Penderita Kanker Payudara ... 56

6.2.1. Umur ... 56

6.2.2. Jenis Kelamin ... 58

6.2.3. Suku ... 59

6.2.4. Agama ... 60

6.2.5. Pendidikan ... 61

6.2.6. Pekerjaan ... 63

6.2.7. Status Perkawinan ... 64

(11)

6.3. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keluhan Utama ... 66

6.4. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Letak Kanker ... 67

6.5. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium Klinik ... 69

6.6. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Penatalaksanaan Medis .... 70

6.7. Lama rawatan Rata-rata Penderita Kanker Payudara ... 71

6.8. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang 72

6.9. Analisa Statistik... 74

6.9.1. Umur Berdasarkan Stadium Klinik... 74

6.9.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Stadium Klinik ... 75

6.9.3. Pendidikan Berdasarkan Stadium Klinik ... 77

6.9.4. Stadium Klinik Berdasarkan Penatalaksanaan Medis... 79

6.9.5. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik ... 80

6.9.6. Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 82

6.9.7. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 84

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

7.1. Kesimpulan ... 86

7.2. Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 5.1 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Berdasarkan

Tahun yang Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun

2005-2009………. ... 41 Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap

Berdasarkan Sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjan, status perkawinan, dan tempat tinggal) di RS Haji Medan Tahun

2005-2009………... 42 Tabel 5.3 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap

Berdasarkan Keluhan Utama di RS Haji Medan Tahun

2005-2009……… 44

Tabel 5.4 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Letak Kanker yang di RS Haji Medan Tahun

2005-2009……… 45

Tabel 5.5 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Stadium Klinik di RS Haji Medan Tahun

2005-2009……… 45

Tabel 5.6 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RS Haji Medan Tahun

2005-2009………... 46 Tabel 5.7 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kanker Payudara yang

Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun

2005-2009………... 47 Tabel 5.8 Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap

Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RS Haji Medan

Tahun 2005-2009………... 47 Tabel 5.9 Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Stadium Klinik

Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan

Tahun 2005-2009………... 48 .

Tabel 5.10 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan

(13)

Tabel 5.11 Distribusi Proporsi Pendidikan Berdasarkan Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan

Tahun 2005-2009………... 50 Tabel 5.12 Distribusi Proporsi Stadium Klinik Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis Penderita Kanker Payudara Rawat Inap

di RS Haji Medan Tahun 2005-2009... 51 Tabel 5.13 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik

Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun 2005-2009……... 52 Tabel 5.14 Distribusi Proporsi Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS

Haji Medan Tahun 2005-2009... 52 Tabel 5.15 Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Keadaan

Berdasarkan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun

(14)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1. Anatomi Payudara dan Kuadran Letak Kanker Payudara... 8

Gambar 2.2. Luka pada payudara... 11

Gambar 2.3. Peau d’orange... 11

Gambar 2.4. Kanker Payudara pada Pria (Kiri) dan Wanita (Kanan)... 11

Gambar 2.5. Kanker Payudara berdasarkan stadium menurut Portmann... 14

Gambar 2.6. Langkah-langkah Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)... 26

Gambar 6.1. Trend (Kecenderungan) Kunjungan Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Tahun Rawat Inap di RS Haji Medan………... 55

Gambar 6.2. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Umur di RS Haji Medan Tahun 2005-2009………. ... 56

Gambar 6.3. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin di RS Haji Medan Tahun 2005-2009………. ... 58

Gambar 6.4. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Suku di RS Haji Medan Tahun 2005-2009……… 59

Gambar 6.5. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Agama di RS Haji Medan Tahun 2005-2009………... 60

Gambar 6.6. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Pendidikan di RS Haji Medan Tahun 2005-2009………... 61

Gambar 6.7. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di RS Haji Medan Tahun 2005-2009………... 63

(15)

Gambar 6.9. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Tempat Tinggal di RS Haji Medan Tahun

2005-2009………. ... 65 Gambar 6.10. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan

Keluhan Utama di RS Haji Medan Tahun

2005-2009………... 66 Gambar 6.11. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan

Letak Kanker di RS Haji Medan Tahun

2005-2009………...……...……... 68 Gambar 6.12. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan

Stadium Klinik di RS Haji Medan Tahun

2005-2009………...……...……... 69 Gambar 6.13. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis di RS Haji Medan Tahun 2005-2009………...……...……...……...……...… 70 Gambar 6.14. Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan

Keadaan Sewaktu Pulang di RS Haji Medan Tahun

2005-2009………...……...……...……...…… 72 Gambar 6.15. Proporsi Umur Berdasarkan Stadium Klinik Penderita Kanker

Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun

2005-2009………...……...……...……... 74 Gambar 6.16. Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Stadium Klinik Penderita

Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun

2005-2009………....……...……...……...……... 75 Gambar 6.17. Proporsi Pendidikan Berdasarkan Stadium Klinik Penderita

Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun

2005-2009………...……...……...……... 77 Gambar 6.18. Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Klinik

Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun 2005-2009………...……...……...……...……. 79 Gambar 6.19. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Stadium Klinik

(16)

Gambar 6.20. Proporsi Stadium Klinik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di RS Haji Medan Tahun 2005-2009…………...……...……...……... 82 Gambar 6.21. Proporsi Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Keadaan

(17)

ABSTRAK

Kanker payudara adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara oleh WHO dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 174 untuk wanita dan 175 untuk pria. Data dari rekam medik Rumah Sakit Haji Medan pada tahun 2005-2009 terdapat 156 kasus kanker payudara rawat inap.

Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Polulasi dan sample berjumlah 156 orang (total sampling). Data diperoleh dari rekam medik, analisa data dengan uji Chi-square dan t-test.

Hasil penelitian didapat penurunan trend menurut garis persamaan Y = 45,3–4,7x. Proporsi penderita kanker payudara terbanyak pada tahun 2005 (25,6%), umur > 40 tahun (80,8%), perempuan (95,5%), Batak (57,1%), Islam (97,4%), SLTA (33,3%), ibu rumah tangga (51,9%), kawin (70,5%), tempat tinggal kota Medan (51,9%), keluhan utama benjolan di payudara (88,5%), letak di payudara kiri (60,3%), stadium IIIB (32,7%), Non-Operasi (41,0%), lama rawatan rata-rata 10,05 hari, pulang berobat jalan (65,4%). Hasil uji statistik tidak ada perbedaan antara umur dengan stadium klinik (p=0,064), jenis kelamin dengan stadium klinik (p=1,000). Ada perbedaan pendidikan dengan stadium klinik (p=0,000), stadium klinik dengan penatalaksanaan medis (p=0,000), lama rawatan rata-rata berdasarkan stadium klinik (p=0,000), stadium klinik dengan keadaan sewaktu pulang (p=0,020), penatalaksanaan medis dengan keadaan sewaktu pulang (p=0,000).

Kepada Rumah Sakit Haji Medan diharapkan dapat melengkapi fasilitas penunjang untuk pengobatan kanker payudara seperti peralatan untuk peatalaksanaan medis radioterapi. Kepada masyarakat baik pria maupun wanita hendaknya segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan bila menemukan benjolan di payudara.

(18)

ABSTRACT

Breast cancer is a disease of malignant neoplasms arising from the parenchyma. Breast Cancer by WHO included in the International Classification of Diseases (ICD) with the code number 174 for women and 175 for men. Data from medical records of Rumah Sakit Haji Medan in 2005-2009 there were 156 cases of breast cancer patients

To determine the characteristic of breast cancer patients hospitalized at Rumah Sakit Haji Medan in 2005-2009 conducted a descriptive study with a case series design. Polulation and sample amounted to 156 persons (total sampling). Data collected from medical records, analyzed the data using Chi-square test and t-test.

.

To RS Haji Medan

The results obtained by decreasing trend line equation Y = 45.3 to 4.7 x. Proportion of breast cancer patients most in 2005 (25.6%), age> 40 years (80.8%), women (95.5%), Batak (57.1%), Islam (97.4%), Senior High School (33.3%), housewife (51.9%), married (70.5%), Medan (51.9%), the main complaint in the breast lump (88,5%), lies in the left breast (60.3%), stage IIIB (32.7%), Non-Operating (41.0%), duration of treatment on average 10.05 days, outpatient home (65.4%). The statistical result is no difference between age and clinical stage (p = 0.064), sex with clinical stage (p = 1.000). There are differences of education with clinical stage (p = 0.000), clinical stage with medical treatment (p = 0.000), duration of treatment on average based on clinical stage (p = 0.000), clinical stage with while home state (p = 0.020), medical treatment with state when to go home (p = 0.000).

is expected to complete supporting facilities for the treatment of breast cancer such as radiotherapy equipment for medical peatalaksanaan. To the public both men and women should immediately check into the health service if found a lump in the breast.

(19)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pelaksanaan pembangunan nasional yang menimbulkan perubahan dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari terjadinya perubahan pola dari penyakit menular ke penyakit tidak menular atau transisi epidemiologi dan adanya penurunan angka kematian dari penyakit menular dan peningkatan kematian akibat penyakit tidak menular. Kecenderungan transisi ini dipengaruhi oleh adanya perubahan gaya hidup yang terjadi karena perkembangan pembangunan, industrialisasi, pertumbuhan ekonomi, globalisasi, dan urbanisasi.

Salah satu penyakit tidak menular yang utama adalah kanker yang telah mengalami peningkatan kejadian dengan cepat dan berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. Kanker merupakan salah satu penyakit degeneratif yang ditakuti karena insidensnya terus meningkat.

1

Kanker sebagai penyakit tidak menular merupakan salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi di negara-negara maju maupun negara-negara berkembang. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2003 di dunia diperkirakan terdapat 1.334.100 kasus kanker dengan 556.500 orang meninggal dengan Case Fatality Rate (CFR) 41,71%. Pada tahun 2004, insiden kanker di dunia 10 juta orang, dan 6 juta orang meninggal akibat kanker di seluruh dunia

(20)

(CFR=60%).3 Pada tahun 2005 di seluruh dunia, jumlah kematian akibat kanker 7,6 juta jiwa. Pada tahun 2005 di Eropa CFR kanker 66,65%.

Salah satu kanker yang mengkhawatirkan karena sering menimbulkan kematian pada wanita adalah kanker payudara.

4

5

Walaupun jarang, laki-laki juga dapat terkena kanker payudara dengan perbandingan 1 : 100 antara laki-laki dengan perempuan. Berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on

Cancer (IARC) tahun 2002, kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh

kanker pada perempuan (insidens rate 38 per 100.000 penduduk) dengan proporsi 22,7% dan Proportional Mortality Rate (PMR) 14%.6

Menurut American Cancer Society (2007) di Amerika Serikat pada tahun 2007, kasus kanker payudara adalah 178.847 dengan jumlah kematian 40.910 (CFR=22,87%).

7

Pada tahun 2008 di Amerika Serikat, diperkirakan insiden kanker payudara 184450 kasus dengan dengan jenis kelamin perempuan 182460 kasus (99%) dan pria 1990 kasus (1%).8 Menurut National Cancer Institute (2010) di Amerika Serikat pada tahun 2009, jumlah kasus kanker payudara adalah 194.280 kasus dengan jumlah kematian 40.610 (CFR=20,9%).9 Di Jepang pada tahun 2006, Cause Spesific

Death Rate (CSDR) kanker payudara 11,7 per 100.000 penduduk.10 Di Belanda pada tahun 2003, (CSDR) kanker payudara 19 per 100.000 penduduk.4

Berdasarkan data American Cancer Society (2008), rasio insidens rate kanker payudara pada perempuan : laki-laki, di Kanada 57 : 0,7 per 100.000 penduduk.

3

(21)

Singapore 46 per 100.000 penduduk. 11 Menurut Ministry of Health Malaysia (2006) di Malaysia tahun 2006, insidens rate kanker payudara 35,9 per 100.000 perempuan.

Menurut Depkes RI (2003), di Indonesia kanker merupakan penyebab kematian nomor 6 dan diperkirakan insidens rate per tahun adalah 100 per 100.000 penduduk.

12

Menurut International Agency Cancer Registry (IACR) tahun 2005, insidens rate kanker di Indonesia adalah 26 per 100.000 penduduk.

Menurut data dari Badan Registrasi Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi Indonesia (IAPI) tahun 1998 pada perempuan kanker payudara menduduki urutan kedua terbanyak dari seluruh kasus kanker dengan proporsi 12,2%.

6

13

Menurut SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) di Indonesia pada tahun 2007, pada kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kasus kanker dengan proporsi 24,3%.

Di Jawa Tengah pada tahun 2006 insidens rate kanker payudara 34,5 per 100.000 penduduk.

14

15

Di Semarang pada tahun 1990-1999, insidens rate kanker payudara 14,84 per 100.000 perempuan per tahun dan pada tahun 2007 berdasarkan laporan program yang berasal dari Rumah Sakit dan Puskesmas jumlah kasus kanker payudara yaitu 5.641 kasus dengan proporsi 44% dari seluruh penyakit kanker.

Data patologi anatomi di 13 Rumah Sakit terbesar di Indonesia menunjukkan bahwa jenis kanker pasien rawat inap di Rumah Sakit di Indonesia tahun 2004 tertinggi adalah kanker payudara yaitu 5.196 kasus dengan jumlah kematian 367 (CFR=7,06%).

2

(22)

Di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta tahun 2007 kanker payudara merupakan urutan pertama dari seluruh kasus kanker yaitu 437 kasus dengan proporsi 34,57%.

Penelitian Dewinta tahun 2000-2004 di Rumah Sakit Tembakau Deli Medan tercatat sebanyak 116 kasus kanker payudara rawat inap dengan jenis kelamin semuanya perempuan.

17

18

Penelitian Juliana tahun 2000-2004 di RSUD Provinsi Riau Pekanbaru tercatat sebanyak 207 kasus kanker payudara rawat inap dengan jenis kelamin perempuan 205 kasus (99%) dan lak-laki 2 kasus (1%).19 Penelitian Nurmaya tahun 2003-2007 di Rumah Sakit Santa Elizabeth Medan tercatat sebanyak 170 kasus kanker payudara rawat inap dengan jenis kelamin semuanya perempuan.

Data yang diperoleh dari rekam medik Rumah Sakit Haji Medan pada tahun 2005-2009 terdapat 156 kasus kanker payudara rawat inap yaitu tahun 2005 terdapat 40 kasus (25,64%) , tahun 2006 terdapat 38 kasus (24,36%), tahun 2007 terdapat 32 kasus (20,51%), tahun 2008 terdapat 21 kasus (13,46%), dan tahun 2009 terdapat 25 kasus (16,03%).

20

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009.

1.2. Perumusan Masalah

(23)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan uraian tahun 2005-2009 dan kecenderungan (trend) penderita kanker payudara selama 5 tahun.

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan tempat tinggal).

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan keluhan utama.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan letak kanker.

e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan stadium klinik.

f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan penatalaksanaan medis.

g. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata (hari) penderita kanker payudara. h. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan

(24)

i. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur berdasarkan stadium klinik. j. Untuk mengetahui perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan stadium

klinik.

k. Untuk mengetahui perbedaan proporsi pendidikan berdasarkan stadium klinik. l. Untuk mengetahui perbedaan proporsi stadium klinik berdasarkan

penatalaksanaan medis.

m. Untuk mengetahui perbedaan stadium klinik berdasarkan lama rawatan rata-rata (hari).

n. Untuk mengetahui perbedaan proporsi stadium klinik berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

o. Untuk mengetahui perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai informasi dan masukan bagi pihak Rumah Sakit Haji Medan untuk membuat rencana program pelayanan kesehatan, dalam penyediaan fasilitas perawatan dan pengobatan bagi penderita kanker payudara.

1.4.2. Sebagai masukan atau referensi bagi penelitian selanjutnya dan perpustakaan FKM USU.

(25)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kanker Payudara

Kanker atau neoplasma merupakan suatu penyakit akibat adanya pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan invasi ke jaringan-jaringan normal. Definisi yang paling sederhana yang dapat diberikan adalah pertumbuhan sel-sel yang kehilangan pengendaliannya. Kanker dapat menyebar pada bagian tubuh tertentu seperti payudara.

Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara oleh WHO dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 174 untuk wanita dan 175 untuk pria.

21

Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan-perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya.

22

Kanker payudara dapat menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati, dan otak melalui pembuluh darah. Kelenjar getah bening aksila ataupun supraklavikula membesar akibat dari penyebaran kanker payudara melalui pembuluh getah bening dan tumbuh di kelenjar getah bening.

22

(26)

2.2. Anatomi Payudara

Payudara pada pria dan wanita adalah sama sampai masa pubertas (11-13 tahun) karena hormon estrogen dan hormon lainnya mempengaruhi perkembangan payudara pada wanita. Pada wanita perkembangan payudara aktif, sedangkan pada pria kelenjar dan duktus mammae kurang berkembang dan sinus berkembang tidak sempurna. Payudara yang sensitif terhadap pengaruh hormonal mengakibatkan payudara cenderung mengalami pertumbuhan neoplastik baik yang bersifat jinak maupun ganas.

Payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi utamanya menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Payudara terdiri dari jaringan duktural, fibrosa yang mengikat lobus-lobus, dan jaringan lemak didalam dan diantara lobus-lobus. 85% jaringan payudara terdiri dari lemak. Sedikit di bawah pusat payudara dewasa terdapat puting (papila mamaria), tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola.

23

Puting dan areola biasanya mempunyai warna dan tekstur yang berbeda dari kulit di sekelilingnya. Warnanya bermacam-macam dari yang merah muda pucat, sampai hitam dan gelap selama masa kehamilan dan menyusui. Puting susu biasanya menonjol keluar dari permukaan payudara.

21

(27)

Anatomi payudara dan kuadran letak kanker payudara dapat dilihat pada gambar dibawah ini:24

Gambar 2.1. Anatomi Payudara dan Kuadran Letak Kanker Payudara Keterangan:

24,21

1. Korpus (badan) I Lateral atas(pinggir atas)

2. Areola II Lateral bawah

3. papilla atau puting, III Medial atas (tengah atas) IV Median bawah

2.3. Gejala Kanker Payudara

Gejala dan pertumbuhan kanker payudara tidak mudah dideteksi karena awal pertumbuhan sel kanker payudara tidak dapat diketahui dengan mudah. Gejala umumnya baru diketahui setelah stadium kanker berkembang agak lanjut, karena pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak mengganggu aktivitas.

Gejala-gejala kanker payudara yang tidak disadari dan tidak dirasakan pada stadium dini menyebabkan banyak penderita yang berobat dalam kondisi kanker stadium lanjut. Hal tersebut akan mempersulit penyembuhan dan semakin kecil

(28)

peluang untuk disembuhkan. Bila kanker payudara dapat diketahui secara dini maka akan lebih mudah dilakukan pengobatan. Tanda yang mungkin muncul pada stadium dini adalah teraba benjolan kecil di payudara yang tidak terasa nyeri.

Gejala yang timbul saat penyakit memasuki stadium lanjut semakin banyak, seperti:

26

a. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.

26,27

b. Saat benjolan mulai membesar, barulah menimbulkan rasa sakit (nyeri) saat payudara ditekan karena terbentuk penebalan pada kulit payudara.

c. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah kerena terjadi pembengkakan.

d. Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil dibawah ketiak.

e. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke dalam dan yang tadinya berwarna merah muda dan akhirnya menjadi kecoklatan.

f. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang sedang tidak hamil. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati.

g. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati seperti pada gambar 2.2.

(29)

Gambar 2.2. Luka pada payudara28 Gambar 2.3. peau d’orange28

Gejala kanker payudara pada pria sama seperti kanker payudara yang dialami wanita, mulanya hanya benjolan. Umumnya benjolah hanya dialami di satu payudara, dan bila diraba terasa keras dan menggerenjil. Bila stadium kanker sudah lanjut, ada perubahan pada puting dan daerah hitam di sekitar puting. Kulit putingnya bertambah merah, mengerut, tertarik ke dalam, atau puting mengeluarkan cairan. Perbedaan penderita kanker payudara pada pria dan wanita dapat dilihat pada gambar di bawah ini:29

(30)

2.4. Stadium Kanker Payudara

Pembagian stadium menurut Portmann yang disesuaikan dengan aplikasi klinik yaitu:

26,27,30

Stadium I : Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot) . Besar tumor 1 - 2 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar. Kelenjar getah bening regional belum teraba. Perawatan yang sangat sistematis diberikan tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan penyembuhan pada penderita adalah 70%.

Stadium II : Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5 - 5 cm, sudah ada satu atau beberapa kelenjar getah bening aksila yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm. Untuk mengangkat sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30 - 40 %.

(31)

Stadium III B : Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada edema (lebih dari sepertiga permukaan kulit payudara), ulserasi, kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2 - 5 cm. Kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, bahkan mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.

(32)
[image:32.612.123.527.119.674.2]

Gambar 2.5. Kanker Payudara berdasarkan stadium menurut Portmann

a. Stadium I b. Stadium II

c. Stadium IIIA d. Stadium IIIB

(33)

2.5. Diagnosis Kanker Payudara

Terdiri dari diagnosis klinis, pemeriksaan penunjang dan diagnosis pasti. 26,31

2.5.1. Diagnosis Klinis

Diagnosis klinis di dasarkan atas: 26

a. Wawancara dengan pengajuan pertanyaan umum dan terarah sehubungan dengan kanker payudara.

b. Pemeriksaan klinis payudara untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya. Pemerikasaan payudara dilakukan saat ± 1 minggu dari hari terakhir menstruasi. Penderita diperiksa dengan badan bagian atas terbuka dan posisi badan tegak.

c. Insfeksi untuk melihat simetri payudara kanan dan kiri,kelainan papila, letak dan bentuk, retraksi puting susu, kelainan kulit, tanda radang, dan ulserasi. Dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat keatas untuk melihat ada tidaknya bayangan tumor di bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal.

d. Palpasi dan pemeriksaan kelenjar getah bening regional atau aksila.

2.5.2. Pemeriksaan Penunjang31

Ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk menuju diagnosis pasti suatu kanker payudara, yaitu:

a. Termografi yaitu suatu cara yang menggunakan sinar infra red.

(34)

mendeteksi tumor yang belum teraba (radius 0,5 cm) sekalipun masih dalam stadium dini. Waktu yang tepat untuk melakukan mammografi pada wanita usia produktif adalah hari ke 1-14 dari siklus haid. Pada perempuan usia nonproduktif dianjurkan untuk kapan saja. Ketepatan pemeriksaan ini berbeda-beda berkisar antara 83%-95%.

c. Ultrasonografi, metode ini dapat membedakan lesi/tumor yang solid dan kistik, dan hanya dapat membuat diagnosis dugaan berdasarkan pemantulan gelombang suara.

d. Scintimammografi adalah teknik pemeriksaan radionuklir dengan menggunakan radioisotop.

Dalam protokol penanganan kanker payudara, pemeriksaan yang dianjurkan adalah mammografi dan ultrasonografi. Pemeriksaan gabungan ultrasonografi dan mammografi memberikan angka ketepatan diagnostik yang lebih tinggi.

2.5.3. Diagnosis Pasti

Diagnosis pasti hanya ditegakan dengan pemeriksaan histopatologis. Bahan pemeriksaan dapat diambil dengan berbagai cara, yaitu:

26

a. Biopsi aspirasi (fine needle biopsy)

b. Needle core biopsy dengan jarum Silverman

(35)

2.6. Epidemiologi Kanker Payudara

2.6.1. Distribusi dan Frekuensi Kanker Payudara

Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif tinggi dan cenderung meningkat yaitu 20% dari seluruh keganasan dan 99% terjadi pada perempuan,sedangkan pada laki-laki hanya 1%, sehingga kanker payudara masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama pada perempuan.

Pada pria, usia rata-rata untuk terdiagnosis kanker payudara adalah 60 tahun dan sebagian besar kanker payudara pada laki-laki terdiagnosis pada tahap lanjut, kemungkinan karena laki-laki tidak terlalu menyadari tentang benjolan payudara dibandingkan wanita.

21

Menurut WHO (2008) dari 600.000 kasus kanker payudara baru yang didiagnosis setiap tahunnya 350.000 kasus di antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang.

32

Di Amerika Serikat diperkirakan setiap tahunnya 175.000 wanita didiagnosis menderita kanker payudara dengan proporsi 32% dari seluruh jenis kanker yang menyerang wanita dan proporsi umur tertinggi yaitu pada kelompok umur ≥50 tahun dengan proporsi 65%. 150.000 penderita kanker payudara yang berobat ke rumah sakit dan 44.000 penderita meninggal setiap tahunnya (CFR=29%). Di Kanada tahun 2005 jumlah penderita kanker payudara mencapai 21.600 wanita dan 5.300 wanita meninggal dunia (CFR=24,54%).

3

33

(36)

Data statistik Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun 2006, menunjukkan bahwa kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker dengan proporsi 19,64%.

Pada tahun 2001, dari 447 kasus kanker payudara yang berobat di RS Kanker Dharmais Jakarta 9,1% diantaranya adalah perempuan berusia kurang dari 30 tahun.

16

17

Menurut Penelitian Azamris (2006), proporsi umur tertinggi penderita kanker payudara yang berobat di RSUP Dr. M. Djamil Padang yaitu pada kelompok umur 40-44 tahun dengan proporsi 34,3%.34

2.6.2. Determinan Kanker Payudara

Sampai saat ini belum ada penyebab spesifik timbulnya kanker payudara yang diketahui, diperkirakan multifaktorial. Namun timbulnya kanker payudara dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko. Faktor risiko ini penting untuk mengembangkan program-program pencegahan. Faktor risiko timbulnya kanker payudara terdiri dari faktor risiko yang tidak dapat diubah (unchangeable) dan dapat diubah (changeable) yaitu:

21

a. Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah (Unchangeable) 1) Umur

(37)

Penelitian Azamris tahun 2006 di RS M. Djamil Padang dengan desain case

control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko kelompok usia ≥ 50 tahun terkena

kanker payudara 1,35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok wanita usia < 50 tahun (OR=1,35).

2) Menarche Usia Dini

34

Risiko terjadinya kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi pertama sebelum umur 12 tahun. Umur menstruasi yang lebih awal berhubungan dengan lamanya paparan hormon estrogen dan progesteron pada wanita yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara.21

Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case

control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang menarche pada

umur ≤12 tahun terkena kanker payudara 3,6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok wanita yang menarche pada umur >12 tahun (OR=3,6).

3) Menopause Usia Lanjut

2

Menopause setelah usia 55 tahun meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara.21 Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum terjadinya perubahan klinis.

Penelitian Azamris tahun 2006 di RS M. Djamil Padang dengan desain case

control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko wanita yang menopause setelah usia

55 tahun terkena kanker payudara 1,86 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok wanita yang menopause sebelum usia 55 tahun (OR=1,86).

26

(38)

4) Riwayat Keluarga

Terdapat peningkatan risiko menderita kanker payudara pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara.21 Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan denga

Cancer 1) dan BRCA 2 (Breast Cancer 2), yaitu suat

kanker payudara, 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. 10% kanker payudara bersifat familial.

Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case

control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang memiliki anggota

keluarga penderita kanker payudara terkena kanker payudara 3,94 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara (OR=3,94).

35

5) Riwayat Penyakit Payudara Jinak

2

(39)

b. Faktor Risiko yang Dapat Diubah / Dicegah (Changeable) 1) Riwayat Kehamilan

Usia maternal lanjut saat melahirkan anak pertama meningkatkan risiko mengalami kanker payudara.27 Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, wanita yang kehamilan pertama setelah 35 tahun mempunyai risiko 3,6 kali lebih besar dibandingkan wanita yang kehamilan pertama sebelum 35 tahun untuk terkena kanker payudara (RR=3,6). Wanita yang nullipara atau belum pernah melahirkan mempunyai risiko 4,0 kali lebih besar dibandingkan wanita yang

multipara atau sudah lebih dari sekali melahirkan untuk terkena kanker payudara

(RR=4,0).36

2) Obesitas dan Konsumsi Lemak Tinggi

Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara.

Penelitian Norsaadah tahun 2005 di Malaysia dengan desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 25 untuk terkena kanker payudara 2,1 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) < 25 (OR=2,1).

22

Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, laki-laki yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 25 mempunyai risiko 1,79 kali lebih besar dibandingkan pria yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) < 25 untuk terkena kanker payudara (RR=1,79).

37

36

(40)

3) Penggunaan Hormon dan Kontrasepsi Oral

Hormon yang menggunakan kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. Kandungan estrogen dan progesteron pada kontrasepsi oral akan memberikan efek proliferasi berlebih pada kelenjar payudara.21 Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral untuk waktu yang lama mempunyai risiko untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause.

Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case

control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang menggunakan

kontrasepsi oral > 10 tahun untuk terkena kanker payudara 3,10 kali lebih tinggi dibandingkan wanita yang menggunakan kontrasepsi oral ≤ 10 tahun (OR=3,10).

27

4) Konsumsi Rokok

2

Wanita yang merokok meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara daripada wanita yang tidak merokok. Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang merokok untuk terkena kanker payudara 2,36 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok (OR=2,36).

Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, laki yang merokok mempunyai risiko 1,26 kali lebih besar dibandingkan laki-laki yang tidak merokok untuk terkena kanker payudara (RR=1,26).

2

(41)

5) Riwayat Keterpaparan Radiasi

Radiasi diduga meningkatkan risiko kejadian kanker payudara. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun meningkatkan risiko kanker payudara.

Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case

control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang terpapar radiasi

lebih dari 1 jam sehari untuk terkena kanker payudara 3,12 kali lebih tinggi (OR=3,12).

21

2

2.7. Pencegahan

Pencegahan merupakan suatu usaha mencegah timbulnya kanker payudara atau mencegah kerusakan lebih lanjut yang diakibatkan kanker payudara. Usaha pencegahan dengan menghilangkan dan melindungi tubuh dari karsinogen dan mengelola kanker dengan baik. Usaha pencegahan kanker payudara dapat berupa pencegahan primordial, pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tertier.22

2.7.1. Pencegahan Primordial

(42)

1) Perbanyak konsumsi buah dan sayuran yang banyak mengandung serat dan vitamin C, mineral, klorofil yang bersifat antikarsinogenik dan radioprotektif, serta antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas, berbagai zat kimia dan logam berat serta melindungi tubuh dari bahaya radiasi.

2) Perbanyak konsumsi kedelai serta olahannya yang mengandung fitoestrogen yang dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara.

3) Hindari makanan yang berkadar lemak tinggi karena dapat meningkatkan berat badan menyebabkan kegemukan atau obesitas yang merupakan faktor risiko kanker payudara.

4) Pengontrolan berat badan dengan berolah raga dan diet seimbang dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara.

5) Hindari alkohol, rokok, dan stress.

6) Hindari keterpaparan radiasi yang berlebihan. Wanita dan pria yang bekerja di bagian radiasi menggunakan alat pelindung diri.

2.7.2. Pencegahaan Primer

Pencegahan primer adalah usaha mencegah timbulnya kanker pada orang sehat yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Beberapa usaha yang dapat dilakukan antara lain:

(43)

a. Penggunaan Obat-obatan Hormonal

1) Penggunaan obat-obatan hormonal harus sesuai dengan saran dokter. 2) Wanita yang mempunyai riwayat keluarga menderita kanker payudara

atau yang berhubungan, sebaiknya tidak menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon seperti pil, suntikan, dan susuk KB.

b. Pemberian ASI

Memberikan ASI pada anak setelah melahirkan selama mungkin dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara. Hal ini di sebabkan selama proses menyusui, tubuh akan memproduksi hormon oksitosin yang dapat mengurangi produksi hormon estrogen. Hormon estrogen memegang peranan penting dalam perkembangan sel kanker payudara.

c. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).

Semua wanita di atas umur 20 tahun sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan untuk menemukan ada tidaknya benjolan pada payudara. Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu 5-7 hari setelah menstruasi terakhir ketika payudara sudah tidak membengkak dan sudah menjadi lembut. Langkah-langkah SADARI dapat dilakukan seperti pada gambar 2.6:

(44)
[image:44.612.125.246.154.674.2]

Gambar 2.6. Langkah-langkah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat di lakukan dengan 2 cara yaitu:

Tahap I Melihat Perubahan di Hadapan Cermin

(1) Berdiri tegak dengan kedua tangan lurus ke bawah dan perhatikan apakah ada kelainan lekukan, kerutan dalam, atau pembengkakan pada kedua payudara atau puting.

(2) Kedua tangan diangkat ke atas kepala periksa payudara dari berbagai sudut.

(3) Tegangkan otot-otot bagian dada dengan meletakkan kedua tangan di pinggang. Perhatikan apakah ada kelainan pada kedua payudara atau puting.

(45)

Tahap II Melihat Perubahan dengan Cara Berbaring

d. Pemeriksaan Mammografi.

Pemeriksaan melalui mammografi memiliki akurasi tinggi yaitu sekitar 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena hal tersebut, menurut American Cancer Society mammografi dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:

21,26

(1) Letakkan bantal di bahu kanan dan letakkan tangan kanan di atas kepala. Gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan untuk memeriksa benjolan atau penebalan.

(2) Raba payudara dengan gerakan melingkar dari sisi luar payudara ke arah puting Buat sekurang-kurangnya dua putaran kecil sampai ke puting payudara.

(46)

1) Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali mammografi.

2) Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi dilakukan 1-2 tahun sekali.

3) Untuk perempuan berumur di atas 50 tahun, mammografi dilakukan setiap tahun dan pemeriksaan rutin.

2.7.3. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan diagnosis dini terhadap penderita kanker payudara dan biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara agar dapat dilakukan pengobatan dan penanganan yang tepat. Penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan, mencegah komplikasi penyakit, dan memperpanjang harapan hidup penderita Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

22,26

a. Pemeriksaan Klinis

(47)

b. Penatalaksanaan Medis yang Tepat

Semakin dini kanker payudara ditemukan maka penyembuhan akan semakin mudah. Penatalaksanaan medis tergantung dari stadium kanker didiagnosis yaitu dapat berupa operasi/pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan terapi homonal.26

2.7.4. Pencegahan Tertier

Pencegahan tertier dapat dilakukan dengan perawatan paliatif dengan tujuan mempertahankan kualitas hidup penderita dan memperlambat progresifitas penyakit dan mengurangi rasa nyeri dan keluhan lain serta perbaikan di bidang psikologis, sosial, dan spritual.

Untuk mengurangi ketidakmampuan dapat dikakukan Rehabilitasi supaya penderita dapat melakukan aktivitasnya kembali.

26

Upaya rehabilitasi dilakukan baik secara fisik, mental, maupun sosial, seperti menghilangkan rasa nyeri, harus mendapatkan asupan gizi yang baik, dukungan moral dari orang-orang terdekat terhadap penderita pasca operasi.21

2.8. Penatalaksanaan Medis

(48)

2.8.1. Pembedahan/Operasi

Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau seluruh payudara yang terserang kanker payudara. Pembedahan paling utama dilakukan pada kanker payudara stadium I dan II. Pembedahan dapat bersifat kuratif (menyembuhkan) maupun paliatif (menghilangkan gejala-gejala penyakit).

Tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:

21

a. Mastektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpektomi direkomendasikan pada penderita yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

27

b. Mastektomi total (mastektomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.

c. Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.

2.8.2. Radioterapi

(49)

menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi. Pengobatan ini biasanya diberikan bersamaan dengan lumpektomi atau masektomi.26

2.8.3. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.21,24

2.8.4. Terapi Hormonal

Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormon estrogen, oleh karena itu tindakan mengurangi pembentukan hormon dapat menghambat laju perkembangan sel kanker. Terapi hormonal disebut juga dengan therapy

anti-estrogen karena sistem kerjanya menghambat atau menghentikan kemampuan

hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.21

(50)

BAB 3

KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita Kanker Payudara: 1. Sosiodemografi

Umur

Jenis kelamin Suku

Agama Pendidikan Pekerjaan

Status perkawinan Tempat tinggal 2. Keluhan utama 3. Letak kanker 4. Stadium klinik

5. Penatalaksanaan Medis 6. Lama rawatan

7. Keadaan sewaktu pulang

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

(51)

3.2.2. Sosiodemografi di bedakan atas:

a. Umur adalah usia penderita sesuai dengan yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:

1. ≤ 40 tahun

21

2. > 40 tahun

b. Jenis kelamin adalah jenis kelamin penderita sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:

1. Perempuan 2. Laki-laki

c. Suku adalah ras atau etnik penderita kanker payudara sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:

1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Minang 5. Aceh

d. Agama adalah keyakinan atau kepercayaan yang dianut oleh penderita kanker payudara sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:

1. Islam

(52)

e. Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti oleh penderita kanker payudara sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:

1. Tidak tamat SD 2. SD

3. SLTP 4. SLTA

5. Akademi/Perguruan Tinggi

Untuk analisa statistik, pendidikan dikategorikan menjadi: 1. Pendidikan Rendah (Tidak tamat SD, SD, dan SLTP) 2. Pendidikan Menengah (SLTA)

3. Pendidikan Tinggi (Akademi/Perguruan Tinggi)

f. Pekerjaan adalah aktivitas utama yang dilakukan penderita setiap harinya sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:

1. Ibu Rumah Tangga (IRT)

2. Pegawai Negeri Sipil (PNS/TNI/Polri) 3. Wiraswasta

4. Pegawai Swasta 5. Lain-lain

g. Status perkawinan adalah riwayat perkawinan penderita kanker payudara sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:

(53)

h. Tempat tinggal adalah tempat dimana penderita kanker payudara tinggal dan menetap sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang dibedakan atas: 1. Kota Medan

2. Luar Kota Medan

3.2.3. Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan oleh penderita kanker payudara yang menyebabkan datang berobat dan dirawat inap sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas: 1. Benjolan di payudara

2. Nyeri di payudara

3. Puting sakit dan keluar darah, nanah, atau cairan encer 4. Luka di payudara

3.2.4. Letak kanker adalah lokasi pada payudara penderita dimana kanker payudara ditemukan sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:

1. Payudara kanan 2. Payudara kiri

3. Payudara kanan dan kiri

3.2.5. Stadium klinik adalah stadium atau keadaan penderita pada waktu diperiksa untuk mendapatkan pengobatan sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:

1. Stadium I 2. Stadium II 3. Stadium IIIA 4. Stadium IIIB 5. Stadium IV

Untuk analisa statistik, stadium klinik dikategorikan menjadi: 1. Stadium dini (stadium I dan II)

(54)

3.2.6. Penatalaksanaan medis adalah usaha yang dilakukan terhadap penderita sehubungan dengan tindakan penyembuhan sesuai dengan yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik dikategorikan atas:

1. Operasi

2. Non-Operasi (Kemoterapi) 3. Operasi dan kemoterapi

3.2.7. Lama rawatan rata-rata adalah jumlah rata-rata hari perawatan penderita kanker payudara dari hari pertama masuk rumah sakit sampai hari terakhir perawatan penderita sesuai yang tercatat dalam kartu status.

3.2.8. Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita pada saat keluar dari RS sesuai dengan yang tercatat pada karu status yang ada di rekam medis dikategorikan atas:

1. Pulang berobat jalan (PBJ)

(55)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan desain case

series.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan. Pemilihan lokasi ini dilakukan atas pertimbangan bahwa Rumah Sakit Haji Medan memiliki data kanker payudara yang dibutuhkan dan belum pernah dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita kanker payudara tahun 2005-2009.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2010.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

(56)

4.3.2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah seluruh data penderita kanker payudara yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009 yang tercatat dalam kartu status dengan jumlah 156 data penderita (total sampling).

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder yang diperoleh dari kartu status penderita kanker payudara yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2005-2009. Berkas rekam medis dikumpulkan kemudian dilakukan pencatatan sesuai dengan variabel yang diteliti.

4.5. Teknik Analisa Data

(57)

BAB 5

HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaram Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Haji Medan diresmikan pada tanggal 4 Juni 1992, berlokasi di jalan Rumah Sakit Haji Estate di areal tanah seluas 6 ha dengan luas bangunan 13.017,59 m2

5.1.1. Visi

. Adapun visi, misi, falsafah dan motto Rumah Sakit Haji Medan adalah:

Mewujudkan Rumah Sakit Haji Medan sebagai rumah sakit yang bernafaskan Islam dalam semua kegiatannya di Sumatera Utara.

5.1.2. Misi

a. Pelayanan kesehatan yang islami dan profesional dengan tetap peduli pada kaum dhua’fa.

b. Melaksanakan dakwah islamiah dalam setiap kegiatannya. c. Sebagai sarana untuk menimba ilmu bagi cendikiawan muslim. 5.1.3. Falsafah

Rumah Sakit Haji Medan adalah perwujudan dari iman, amal saleh dan ibadah kepada Allah SWT. Rumah Sakit Haji Medan mempunyai niat untuk melakukan dakwah Islam melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pengelolaan yang islami sesuai ajaran Al-Qur’an dan Hadits. Rumah Sakit Haji Medan dalam seluruh kegiatannya dilandaskan atas Al-Qur’an dan Hadits. Sesuai Surat Maryam ayat 96 : ”Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha

(58)

Assyu’ara ayat 80: ”Dan apabila aku sakit maka Dialah (Allah) yang akan

menyembuhkan.”

5.1.4. Motto

Bekerja sebagai ibadah, ikhlas dalam pelayanan dan istiqomah dalam pendirian.

Rumah Sakit Haji Medan menyediakan pelayanan kesehatan antara lain: a. Pelayanan gawat darurat, baik bedah maupun non bedah.

b. Pelayanan Unit Rawat Jalan, terdiri dari poliklinik umum, poliklinik gigi, pelayanan spesialis seperti: bedah onkologi, bedah umum, pediatri, kebidanan dan penyakit kandungan, mata, kulit dan kelamin, neurologi, psikiatri, paru-paru, THT, jantung, orthopedi, dan klinik VCT (Voluntary Conseling and Testing). c. Pelayanan Rawat Inap, terdiri dari: rawat inap (kelas utama A/super VIP, kelas

utama B/VIP, kelas IA, kelas IB, kelas II, kelas III), ranjang bayi, inkubator, dan ruang ICU.

d. Pelayanan farmasi rumah sakit.

e. Pelayanan Penunjang medis terdiri dari : laboratorium, radiologi, arthroscope, CT

Scan, FESS (Functional Endoscopy Sinus Surgery), ureteroscope, electrokinetic

lithotriptor, multimobile (C-Arm), gastroscopy, fisioterapi, konsultasi gizi, dan

rehabilitasi medis.

f. Pelayanan transportasi pasien terdiri dari: ambulance gawat darurat, antar jemput pasien dan antar jemput jenazah.

(59)

5.2. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Tahun dan Kecenderungannya Proporsi penderita kanker payudara berdasarkan tahun dan kecenderungannya di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Tahun di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009

No Tahun f %

1 2005 40 25,6

2 2006 38 24,4

3 2007 32 20,5

4 2008 21 13,5

5 2009 25 16,0

Jumlah 156 100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 terdapat 40 penderita kanker payudara (25,6%), tahun 2006 terdapat 38 penderita kanker payudara (24,4%), tahun 2007 terdapat 32 penderita kanker payudara (20,5%), tahun 2008 terdapat 21 penderita kanker payudara (13,5%), dan tahun 2009 terdapat 25 penderita kanker payudara (16,0%).

(60)

5.3. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Sosiodemografi

Proporsi penderita kanker payudara berdasarkan sosiodemografi di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009

No Sosiodemografi f %

1 Umur (tahun)

≤40 >40 30 126 19,2 80,8

Jumlah 156 100

2 Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki 149 7 95,5 4,5

Jumlah 156 100

3 Suku Batak Jawa Melayu Minang Aceh 89 30 12 10 15 57,1 19,2 7,7 6,4 9,6

Jumlah 156 100

4 Agama Islam Kristen Protestan 152 4 97,5 2,5

Jumlah 156 100

5 Pendidikan

Tidak Tamat SD SD SLTP SLTA Akademi/Perguruan Tinggi 5 25 41 52 33 3,2 16,0 26,3 33,3 21,2

Jumlah 156 100

6 Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga (IRT)

Pegawai Negeri Sipil(PNS/TNI/Polri) Wiraswasta Pegawai Swasta Dan lain-lain 81 22 21 21 11 51,9 14,1 13,5 13,5 7,0

(61)

No Sosiodemografi f % 7 Status Perkawinan

Belum Kawin Kawin

Janda Duda

5 110

39 2

3,2 70,5 25,0 1,3

Jumlah 156 100

8 Tempat Tinggal Kota Medan Luar Kota Medan

81 75

51,9 48,1

Jumlah 156 100

Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat dilihat distribusi proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RS Haji Medan tahun 2005-2009 berdasarkan kelompok umur tertinggi adalah kelompok umur >40 tahun yaitu 126 orang (80,8%), dan terendah kelompok umur ≤ 40 yaitu 30 orang (19,2%). Distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah perempuan yaitu 149 orang (95,5%), dan terendah laki-laki yaitu 7 orang (4,5%).

Distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan suku tertinggi adalah Batak yaitu 89 orang (57,1%), kemudian Jawa 30 orang (19,2%), Aceh 15 orang (9,6%), Melayu 12 orang (7,7%), dan terendah Minang 10 orang (6,4%). Distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan agama tertinggi adalah Islam 152 orang (97,5 %), dan terendah Kristen Protestan yaitu 4 orang (2,5%).

(62)

orang (14,1%), wiraswasta 21 orang (13,5%), pegawai swasta 21 orang (13,5%), dan terendah adalah lain-lain 11 orang (7,0%).

Distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan status perkawinan tertinggi adalah status kawin yaitu 110 orang (70,5%), janda 39 orang (25,0%), belum kawin 5 orang (3,2%), dan terendah adalah duda 2 orang (1,3%). Distribusi proporsi penderita kanker payudara berdasarkan tempat tinggal tertinggi adalah Kota Medan yaitu 81 orang (51,9%), dan terendah adalah di luar Kota Medan 75 orang (48,1%).

5.4. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Keluhan Utama

Proporsi penderita kanker payudara berdasarkan keluhan utama di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Keluhan Utama di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009

No Keluhan Utama (n=156) f %

1 Benjolan di payudara 138 88,46

2 Nyeri di payudara 95 60,89

3 Puting sakit dan keluar darah,nanah, atau cairan encer

17 10,9

4 Luka di payudara 52 33,33

(63)

5.5. Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Letak Kanker

Proporsi penderita kanker payudara berdasarkan letak kanker di RS Haji Medan tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Kanker Payudara Rawat Inap Berdasarkan Letak Kanker di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2005-2009

No Letak Kanker f %

1 Payudara kanan 52 33,3

2 Payudara kiri 94 60,3

3 Payudara kanan dan kiri 10 6,4

Gambar

Gambar 2.5. Kanker Payudara berdasarkan stadium menurut Portmann
Gambar 2.6. Langkah-langkah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat di
Tabel 5.8.
Tabel 5.10.  Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkann Stadium Klinik Penderita Kanker Payudara Rawat Inap di Rumah Sakit Haji
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ayo belajar (tepuk tangan 3 kali) Bila kau ingin cerdas.. Bila kau ingin pintar Ayo

The publication has been prepared by Phillip Futures Sdn Bhd on the basis of publicly available information, internally developed data and other sources believed to be

Penyelenggaraan perlindungan anak di Indonesia dalam memberikan perlindungan hukum bagi anak yang menjadi korban tindak pidana keasusilaan yang dilakukan oleh anak diatur

To the extent permitted by law, Phillip Futures, or persons associated with or connected to Phillip Futures, including but not limited to its officers,

Responden selalu mendengarkan dan peduli dengan kekawatiran yang di alami klien (62,5%).responden selalu memberikan motivasi dan dorongan semangat kepada klien (75%).responden

Peranan usaha kecil di Indonesia memang diakui sangat penting dalam perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek, seperti peningkatan kesempatan kerja, pemerataan..

2.10 Deskripsi Proses Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Metana Cair dari Limbah Cair Industri Tapioka. 2.10.1

berapa paling sedikit jumlah NaCN yang bereaksi sehingga dapat menimbulkan kematian, bila reaksi dilakukan di dalam ruangan tersebut.. Tuliskan reaksi kesetimbangan HCN