• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI KELAS VIII SMP NEGERI 02 MERBAU MATARAM LAMPUNG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUNTEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI KELAS VIII SMP NEGERI 02 MERBAU MATARAM LAMPUNG SELATAN"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

Pembelajaran Tari Sigeh Penguten dengan Menggunakan

Metode Demonstrasi Kelas VIII SMP Negeri 02

Merbau Mataram Lampung Selatan

Oleh

TAHTA DWI PUTRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Seni Pertujukan Jurusan Bahasa dan Seni

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

DAFTAR ISI

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Ruang Lingkup ... 7

2.3 Tari sigeh pengunten ... 13

2.3.1 Sejarah ... 13

2.4 Alat Musik Tradisional Lampung ... 39

2.4.1 Alat Musik Lampung Talo Balak ... 39

2.5 Macam-macam Alat Dalam Talo Balak ... 40

2.6 Metode Demonstrasi ... 45

2.6.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Demonstrasi .... 46

2.7 Pembelajaran Seni Tari di Sekolah ... 48

III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ... 50

3.2 Suber Data ... 51

3.3 Tekhnik Pengumpulan Data ... 51

3.4 Nontes ... 56

(3)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 66

4.1.1 Profil Singkat SMP Negeri 02 Merbau Mataram Lampung Selatan ... 66

4.2 Hasil Dan Pembahasan ... 67

4.2.1 Hasil Penelitian ... 69

4.2.1.1 Permohonan Izin... 69

4.2.1.2 Proses Dan Hasil Pembelajaran Tari Sigeh Pengunten Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Pertemuan Pertama ... 70

4.2.1.3 Proses Dan Hasil Pembelajaran Tari Sigeh Pengunten Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Pertemuan Kedua ... 82

4.2.1.4 Proses Dan Hasil Pembelajaran Tari Sigeh Pengunten Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Pertemuan Ketiga ... 92

4.2.1.5 Proses Dan Hasil Pembelajaran Tari Sigeh Pengunten Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Pertemuan Keempat ... 104

4.2.1.6 Proses Dan Hasil Pembelajaran Tari Sigeh Pengunten Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Pertemuan Kelima ... 119

4.2.1.7 Proses Dan Hasil Pembelajaran Tari Sigeh Pengunten Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Pertemuan Keenam ... 123

4.2.1.8 Proses Dan Hasil Pembelajaran Tari Sigeh Pengunten Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Pertemuan Ketujuh ... 126

4.2.1.9 Proses Dan Hasil Pembelajaran Tari Sigeh Pengunten Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Pertemuan Kedelapan (Evaluasi). 129 4.2.2 Penyajian Data ... 136

4.3 Pembahasan ... 137

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 139

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan menurut sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak

untuk menyerupai orang dewasa, sebaliknya bagi Jean Piaget (1896) pendidikan

berarti menghasilkan, menciptakan, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu

penciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaaan yang lain (Sagala.

2003:1).

Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkatan perlu

terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidikan

sepanjang hayat (Long Life Education) merupakan kalimat yang sejak lama di

kenal sejak dulu sampai saat ini. Banyak cara memperoleh pendidikan “ banyak

jalan menuju Roma ”, beberapa ajaran agama juga mewajibkan manusia untuk

mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, bahkan dikatakan “ tuntutlah ilmu

sampai ke negeri cina ”.

Pendidikan ialah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991) (Sagala, 2003:2). Belajar adalah

(5)

pembelajaran adalah pemerolehan suatu mata pelajaran atau perolehan suatu

keterampilan (thobroni dan mustofa, 2011:17-18).

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara. Hal ini jelas, diharapkan melalui pendidikan seni budaya asli Indonesia

dapat terus lestari dan berkembang. Belajar di pandang sebagai proses validasi

terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah di pelajari. Bukti yang

menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dalam proses

mengajar. Ukurannya ialah semakin baik mutu pengajar yang memberikan atau

dilakukan guru maka akan semakin baik pula mutu yang diperoleh atau perolehan

siswa yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai.

Pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan

hasil praktik yang diulang-ulang. Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek

belajar harus dibelajarkan bukan diajarkan. subjek belajar tersebut yang dimaksud

tersebut adalah siswa atau disebut juga pembelajar yang menjadi pusat kegiatan

belajar. Siswa sebagai subjek belajar dituntut untuk aktif mencari, menemukan,

menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah, dan menyimpulkan suatu

masalah (Kimble dalam Mustofa, 2011:18).

Tari adalah gerak-gerak yang di bentuk secara ekspesi yang diciptakan oleh

(6)

yang terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang

didalamnya terdapat unsur keindahan gerak, ketetapan irama dan ekspresi

(Mustika , 2012:21).

Tari sigeh pengunten merupakan tari penghormatan yang ditunjukan kepada tamu

dengan memberikan sirih tanda keramah tamahan masyarakat lampung. Adanya

pengaruh Islam tarian ini tidak banyak megalami perubahan bentuk dari segi

makna dan pertunjukanya. Berdasarkan bentuk koreografinya tari sigeh pengunten

merupakan tari kelompok putri yang berjumlah ganji. Tari sigeh pengunten

terdapat tujuh belas ragam gerak inti yakni lapah tebeng, seluang mudik, jong

simpuh, jong silo ratu, samber melayang, ngerujung, ngetir, kenui melayang,

balik palo, ghubuh ghahang, nyiwau biyas, sabung melayang, tolak tebeng,

mepam biyas, belah huwi, lippeto, jon geppak. Musik pengiring pada tarian ini

terdiri dari dua tabuhan yaitu, tabuh gupek dan tabuh tarei (Habsary, 2005).

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru guna

kepentingan pembelajaran (Djamarah, 2000:19)

Metode adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum. Ia berfungsi sebagai

alat untuk mencapai tujuan. Makin baik suatu metode makin efektif pula

pencapaiannya. Waktu guru mengajar bila hanya menggunakan satu metode maka

akan membosankan, siswa tidak tertarik perhatiannya pada pelajaran. Dengan

(7)

Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana dibandingkan

dengan metode-metode mengajar lainnya. Metode demonstrasi adalah pertunjukan

tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan

tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta

didik secara nyata dan tiruannya. Metode ini lebih sesuai untuk mengajarkan

bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu proses

maupun hal-hal yang bersifat rutin. (Sagala, 2013:210).

Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang

pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian,

berbagai macam ketrampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah diluar

jam pelajaran biasa.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler antara satu sekolah dan sekolah yang lain

bisa saling berbeda. Variasinya bisa ditentukan oleh kemampuan guru, siswa dan

kemampuan sekolah (Suryosubroto, 2009: 286).

SMP Negeri 02 Merbau Mataram yang terletak di Lampung Selatan yang letaknya

kurang lebih 15 km dari jalan utama, untuk menuju sekolah melalui perbukitan

dan gunung-gunung, sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang menerapkan

pembelajaran tari dan musik tradisional sebagai pembelajaran ekstrakurikuler di

sekolah. Semenjak mendapat bantuan dari PT.ASTRA sekolah ini dalam beberapa

tahun ini mendapat banyak penghargaan di berbagai macam bidangnya khususnya

di bidang kesenianya. Pelaksanaan pembelajaran tari di SMP Negeri 02 Merbau

Mataram ini menunjukkan bahwa pembelajaran seni budaya khususnya seni tari

(8)

tari dan musik, siswa tidak hanya dituntut dalam pengusaan teori mengenai

sejarah dan asal mula tarian tersebut, melainkan harus bisa pula memeragakan

ragam gerak tari dan bentuk tari dengan tepat dan benar. Pembelajaran tari sigeh

pengunten di SMP Negeri 02 Merbau Mataram adalah untuk memberikan

pengenalan, pengetahuan, dan pengalaman pembelajaran tentang tari sigeh

pengunten yang belum banyak diketahui oleh siswa khususnya siswa kelas VII

dan VIII di SMP Negeri 02 Merbau Mataram dan masyarakat pada umumnya.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SMP Negeri 02 Merbau Mataram,

ekstrakulikuler tari tradisional hanya anak-anak kelas IX saja yang bisa menarikan

tari sigeh pengunten, sedangkan siswa kelas IX telah disibukkan dengan persiapan

menjelang ujian nasional. Pada kelas VIII belum pernah diadakan pembelajaran

tari sigeh pengunten. Padahal pembelajaran tari sigeh pengunten itu sangat

penting demi melestarikan kebudayaan khususnya kebudayaan Lampung.

Menggunakan metode demonstrasi, maka mengajak siswa kelas VIII mengerti

dan memahami bahwa sangat penting mempertahankan kebudayaan daerah

khususnya kebudayaan Lampung. Melalui pembelajaran tari sigeh pengunten,

berharap anak-anak dapat lebih mencintai kebudayaan daerah dan dapat

menarikan tari sigeh pengunten dengan baik.

Oleh karena itu, diberikan pembelajaran tari sigeh pengunten di SMP Negeri 02

Merbau Mataram ini kepada siswa siswi khususnya kelas VIII, karena siswa kelas

VIII belum terlalu dibebankan dengan materi intrakulikuler pelajaran-pelajaran

(9)

dilibatkan untuk menarikan tari sigeh pengunten pada setiap kegiatan penting di

sekolah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan :

Bagaimana proses dan hasil pembelajaran tari sigeh pengunten dengan

menggunakan metode demonstrasi pada kegiatan ekstrakulikuler kelas VIII SMP

Negeri 02 Merbau Mataram tahun 2014/2015?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

Mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran tari sigeh pengunten dengan

menggunakan metode demonstrasi pada kegiatan ekstrakulikuler kelas VIII SMP

Negeri 02 Merbau Mataram tahun 2014/2015.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Sebagai bahan masukan bagi guru dan sekolah agar dapat menggunakan

hasil penelitian untuk mengetahui keterampilan anak terhadap

pembelajaran tari sigeh pengunten dengan menggunakan metode

demonstrasi Kelas VIII SMP Negeri 02 Merbau Mataram tahun

2014/2015.

2) Untuk menambah pengetahuan dan kecintaan siswa terhadap bentuk tari

Lampung sekaligus memperkenalkan kepada mereka jenis tarian daerah

(10)

3) Bahan pertimbangan bagi guru dalam menentukan teknik pembelajaran

yang tepat, khususnya dalam pembelajaran tari sigeh pengunten.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup objek penelitian, subjek penelitian, tempat

penelitian dan waktu penelitian.

1. Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran tari sigeh pengunten dengan

menggunakan metode demonstrasi kelas VIII SMP Negeri 02 Merbau Mataram

tahun 2014/2015.

2. Subjek penelitian ini adalah siswi-siswi kelas VIII SMP Negeri 02 Merbau

Mataram tahun 2014/2015.

3. Tempat penelitian ini bertempat di ruang kesenian dan aula kelas VIII SMP

Negeri 02 Merbau Mataram.

4. Waktu dalam penelitian ini adalah tahun pelajaran 2014/2015.

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sagala menyatakan dalam bukunya yang berjudul Konsep dan Makna

Pembelajaran bahwa pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah, mengajar

dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh

peserta didik atau murid. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan

kemahiran dan tabib, serta bentuk sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar

dapat belajar dengan baik. Buku ini adalah buku yang dapat membimbing peneliti

dalam ngajarkan siswa tentang makna pendidikan.

Hidajat dalam bukunya Wawasan Seni Tari (2005) tari sejak awal merupakan

sebuah seni kolektif, sebab dalam kerangka wujudnya tempat dibentuk oleh

berbagai disiplin seni yang lain misalnya sastra musik, seni rupa, dan seni drama.

Tari pada waktu itu masih sebagai bentuk pengungkapan yang bersahaja dan

sangat tunduk pada kepentingan adat serta religi. Perkembangan selanjutnya, tari

tidak lagi menjadi bagian dari aktivitas adat atau religi, tetapi kehadiran tari

menjadi berdiri sendiri sebagai sebuah ekspresi seni yang mandiri.

Tari sigeh penguten di SMP N 02 Merbau Mataram Lampung Selatan, peneliti

(12)

demonstrasi dalam pembelajaran sesuai dengan teori pembelajaran yang terdapat

pada referensi, dilengkapi juga dengan instrumen penilaian yang telah dirancang

dan pembelajar tari untuk mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan metode

demonstrasi pada pembelajaran tari sigeh penguten di SMP N 02 Merbau

Mataram Lampung Selatan.

Dinas P dan K Propinsi Daerah Tingkat I Lampung dalam buku sigeh penguten

(1990) tari sigeh penguten adalah tari tradisional klasik dan fungsinya sebagai

penyambut tamu. Dalam buku ini dibahas cakupan-cakupan tentang unsur dan

ragam gerak tari, bentuk dan pola lantai tari, waktu dan musik pengiring, busana

tari, serta peralatan dan pendukung tari.

Sugiyono menyatakan penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan,

dan kegunaan. Dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D (Sugiyono, 2013:2). Buku sugiyono ini adalah buku yang

dapat membimbing peneliti dalam proses pengumpulan data.

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru guna

kepentingan pembelajaran (Djamarah, 2000:19)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi. Untuk

mengajarkan tari sigeh penguten yaitu digunakan metode demonstrasi. Dipilihnya

(13)

metode ini merupakan pertunjukan tentang suatu proses terjadinya suatu pristiwa

atau benda-benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar

dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik (, 2003:210).

Demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun

dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi

demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. juga menyatakan

dalam bukunya yang berjudul Konsep dan Makna Pembelajaran demonstrasi

merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari

jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar dengan

mempertunjukkan tentang proses terjadinya suatu pristiwa atau benda sampai

pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat dipahami dan

diketahui oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya.

2.1 Landasan Teori

Landasan teori sangat diperlukan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh,

dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teori

merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data. Sitirahayu Haditono (1999) menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh

arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan

meramalkan gejala yang ada (Sugiyono, 2013:52-53).

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pembelajaran. Untuk

mengungkap pembelajaran tari sigeh pengunten di SMP Negeri 02 Merbau

(14)

tepat untuk melihat proses pembelajaran setiap pertemuan selama melakukan

peneltian.

Pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan

hasil praktik yang diulang-ulang. Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek

belajar harus dibelajarkan bukan diajarkan. subjek belajar tersebut yang dimaksud

tersebut adalah siswa atau disebut juga pembelajar yang menjadi pusat kegiatan

belajar. Siswa sebagai subjek belajar dituntut untuk aktif mencari, menemukan,

menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah, dan memnyimpulkan suatu

masalah (Kimble dalam Mustofa, 2011:18).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:17) mendefinisikan pembelajaran berasal

dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui

atau diturut, sedangkan pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan yang

menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

Dari pengertian pembelajaran di atas dapat ditarik sebuah garis besar bahwa

pembelajaran itu sangat dibutuhkan oleh subjek belajar atau peserta didik karena

akan dilakukan terus-menerus selama peserta didik mengalami proses belajar.

Untuk mengemban fungsi pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan

nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003

tentang sistem Pendidikan Nasional (1989:52) dijelaskan bahwa tujuan

pendidikan nasional adalah (1) meningkatkan pengetahuan siswa untuk

melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk

(15)

meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan

hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan sekitarnya.

2.2 Seni Tari

Tari sejak awal merupakan sebuah seni kolektif, sebab dalam proses dan kerangka

wujudnya tempat dibentuk oleh berbagai disiplin seni yang lain dan tari sebagai

bentuk seni tidak hanya sebagai ungkapan gerak, tetapi telah membawa serta nilai

rasa irama yang mampu memberikan sentuhan rasa estetik (Hidayat,2005:1).

Keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan-gerakan tubuh dalam ruang

dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung

maksud tari yang dibawakan, sehingga untuk menilai suatu karya seni tari

digunakan tiga aspek kepenarian, yaitu aspek wiraga, wirama, dan wirasa.

2.2.1 Pengertian tari

Tari adalah gerak-gerak yang di bentuk secara ekspesi yang diciptakan oleh

manusia untuk dinikmati dengan rasa. Seni tari merupakan gerak tubuh manusia

yang terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang

didalamnya terdapat unsur keindahan gerak, ketetapan irama dan ekspresi

(Mustika , 2012:21).

Tari menurut (Sedyawati dalam Hidayat 2005:2),yaitu

a. Pengertian tari bersifat terbatas adalah susunan gerak beraturan yang dengan

(16)

b. Pengertian tari bersifat umum adalah bentuk upaya untuk mewujudkan

keindahahn susunan gerak dan irama yang dibentuk dalam satuan-satuan

komposisi.

Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis

yang indah (Soedarsono, dalam Hidayat 2005:2). Dari beberapa pendapat ahli di

atas, dapat disimpulkan bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia sesuai

dengan motivasi tertentu, yang diungkapkan lewat gerak-gerak yang indah dan

ritmis.

2.2.2 Jenis tari

Jenis tari adalah berbagai keragaman wujud tari yang memiliki perbedaan dan

atau kesamaan yang dapat dikelompokan berdasarkan: perkembangan, tata cara

penyajian dan bentuk koreografinya. Tari tradisional dapat dipahami sebagai

sebuah tata cara yang berlaku di sebuah lingkungan etnik tertentu yang bersifat

turun menurun. Tari modern adalah tari yang lepas kaidah-kaidah atau konvensi

tradisional (Hidayat 2005:14).

2.3 Tari sigeh penguten 2.3.1 Sejarah

Bagi masyarakat Lampung, tamu adalah orang yang patut dihormati dan disuguhi

sesuatu. Hal ini sesuai dengan prinsip hidup mereka yaitu nemui nyimah yang

artinya suka memberi dan menerima dalam suasana suka dan duka. Prinsip ini

didukung dengan prinsip hidup yang lain yaitu nengah nyappur yang artinya

adalah suka bergaul. Kedua prinsip ini yang mendasari hadirnya tari sigeh

(17)

Lampung. Mesuji Wiralaga adalah suatu wilayah yang terletak di sebelah utara

Propinsi Lampung. Di wilayah ini terdapat tarian penyambutan yang disebut tari

tepak. Tari tepak inilah yang mengilhami lahirnya tari sembah kemudian dikenal

tari sigeh penguten. Tarian yang dahulu yang menarikan hanya keluarga pangeran

Muhammad Ali. Tari ini dihadirkan pada saat upacara perkawinan adat,

pengangkatan seorang Pesirah dan Penyambut Tamu Agung. Setelah

Kemerdekaan Indonesia tahun 1945 tari ini dibenahi kembali disesuaikan dengan

situasi dan kondisi adat budaya Lampung (Habsary, 2003: 27).

2.3.2 Pengertian

Tari sigeh penguten merupakan tari penghormatan yang di tunjukan kepada tamu

dengan memberikan sirih tanda keramah tamahan masyarakat Lampung. Dengan

adanya pengaruh islam tarian ini tidak banyak megalami perubahan bentuk dari

segi makna dan pertunjukanya. Berdasarkan bentuk koreografinya tari sigeh

penguten merupakan tari kelompok putri yang berjumlah ganji. Tari sigeh

penguten terdapat tujuh belas ragam gerak inti yakni lapah tebeng, seluang mudik,

jong simpuh, jong silo ratu, samber melayang, ngerujung, ngetir, kenui melayang,

balik palo, ghubuh ghahang, nyiwau biyas, sabung melayang, tolak tebeng,

mepam biyas, belah huwi, lippeto, jon geppak. Musik pengiring pada tarian ini

terdiri dari dua tabuhan yaitu, tabuh gupek dan tabuh tarei (Habsary dalam Era,

2005).

2.3.3 Jenis dan Fungsi

Tari merupakan ekspresi jiwa individu yang pada akhirnya akan menjadi ekspresi

(18)

membedakannya dengan budaya lain. Tari sigeh penguten merupakan salah satu

jenis tari tradisional Lampung yang dikategorikan tari tradisional klasik karena

tari sigeh penguten tumbuh secara turun-menurun dalam lingkungan masyarakat

etnis, atau berkembang dalam rakyat. Tari sigeh penguten berfungsi

mempersembahkan sekapur sirih seulas pinang kepada kedua mempelai, pesirah

dan tamu agung.

2.3.4 Ragam gerak

Tabel 2.1 Nama, hitungan dan rangkaian ragam gerak tari sigeh penguten

No Urutan gerak

Hitungan Uraian gerak

1. Lapah

tebeng

1-8

Posisi badan tegap, tangan kanan

berada diatas tangan kiri di depan

dada dengan bentuk tangan ukel.

Pada saat melangkah diawali kaki

kanan setinggi lutut kaki kiri.

Gerak jalan kedepan diiringi

dengan bentuk iringan gupek,

yaitu iringan yang memiliki

(19)

2. Seluang

mudik

1-2

Kedua tangan diukel di sebelah

kanan lalu tangan kiri berada di

atas tangan kanan dengan posisi

badan mendhak.

3-4

Selanjutnya, kedua tangan diukel

ke sebelah kiri, lalu tangan kanan

berada di atas tangan kiri dengan

posisi badan jongkok.

5-6

Selanjutnya mengalir tangan

kanan diukel di bawah tangan kiri

(20)

7-8

Tangan kanan diukel kembali di

depan dada, dengan tangan kiri

berada di bawah tangan kanan

dengan posisi badan duduk

simpuh dengan sikap sikut

diangkat.

3. Merunduk

1-2

Sikap badan duduk tegak dengan

bersimpuh di dua kaki, lalu kedua

tangan diukel di depan dada

dengan tangan kanan berada di

atas tangan kiri.

3-4

Sikap badan mulai merunduk

Posisi simpuh dan merundukan

badan dengan posisi tangan

diletakkan ke bawah tepat di

depan kaki serta kepala merunduk

(21)

5-6

7-8

Badan kembali duduk tegak

dengan arah pandang ke depan.

4. Jong ippek

1

Diawali dengan sikap badan

duduk tegap, lalu tangan kiri

diletakkan di samping kiri dan

tangan kanan berada di atas paha

2

Kaki kiri menjadi tumpuan badan

sehingga penari menjatuhkan

(22)

3

Kaki kanan diangkat kearah depan

4

Lanjutan proses hitungan ketiga

kaki kiri sedikit diangkat ke depan

membelakangi kaki kanan

sehingga badan terlihat tegap

5

Kedua tangan berdiri ke arah

depan sejajar dengan dada

Kedua tangan melakukan proses

(23)

6

7

Kedua jari tangan ditekuk ke

dalam

8

Kedua tangan diputar dan

diletakkan di atas lutut

5 Sembah

1-2

Diawali dengan posisi badan

duduk tegap Jong

silo ratu, lalu kedua tangan

diangkat dengan bentuk tangan

(24)

3-4

Tangan melakukan proses gerak

ke arah

kanan dengan pandangan

mengikuti arah gerak tangan

5-6

Tangan melakukan proses

bergerak ke arah

kiri dengan pandangan mengikuti

arah gerak

tangan

7

Kedua jari tangan ditekuk ke

dalam

Kedua tangan diputar dan

(25)

8

6 Kilat

Mundur

1-2

Posisi penari berdiri mendhak

menghadap ke

depan dengan kaki kanan ditarik

ke belakang, lalu

kedua tangan diayunkan ke arah

kanan

3-4

Selanjutnya kedua tangan

diayunkan ke arah kiri

5-6

Kedua tangan diukel ke dalam di

samping kiri

(26)

7-8

Kedua tangan diayun ke atas

dengan kedua tangan

menengadah, tangan kiri

berada di atas sejajar dengan

kepala dan tangan kanan sejajar

dengan dada

7 Samber

Melayang

1

Kedua tangan disilangkan di

depan perut dengan posisi jari ke

arah bawah

2

Kedua tangan diukel kearah Atas

Kedua tangan melakukan proses

ayun ke kanan dan

(27)

3-4

5-6

Kedua tangan membuka selebar

dada dengan posisi jari ditekuk

7-8

Kedua tangan berada di samping

kanan dan kiri

diangkat setinggi bahu dengan

posisi jari berdiri

8 Gubuh

Gakhang

1-2

Posisi penari menghadap ke sudut

kanan dengan

kaki kiri melangkah ke depan dan

kedua tangan

ke depan posisi jari menghadap

(28)

3-4

Kaki kanan melangkah, kedua

tangan menyesuaikan ditarik ke

belakang dengan posisi

badan ke arah sudut kiri

5-6

Kaki kiri kembali melangkah ke

depan dan kedua tangan ke depan

posisi jari menghadap bawah

7-8

Kaki kanan melangkah, kedua

tangan menyesuaikan ditarik ke

belakang dengan posisi

(29)

9 Ngiyau bias

1-4

Posisi badan penari menghadap ke

samping kanan dengan posisi

badan mendhak dengan kedua

telapak kaki dihadapkan ke arah

kanan, lalu kedua tangan

diletakkan di atas paha dan

melakukan proses ukel. Setelah

diukel tangan kembali diletakkan

di atas paha

5-8

Arah badan berpindah ke arah kiri

dengan sikap badan mendhak dan

kedua telapak kaki menghadap ke

arah kiri, lalu kedua tangan

diletakkan diatas paha dan

melakukan proses ukel . Setelah

diukel tangan kembali diletakkan

di atas paha

10 Kenui

Melayang

1-2

Posisi badan berdiri mendhak dan

kedua tangan ditarik dari samping

pinggang dengan kedua jari

(30)

3-4

Kaki sedikit dijinjit dan Kedua

tangan melakukan

proses mengayun ke arah samping

5-6

Kedua kaki dijinjit dan kedua

tangan diayun setinggi bahu

dengan kedua jari tangan ditekuk

ke dalam

7-8

Setelah diukel kedua tangan

kembali diangkat setinggi bahu

11 Ngerujung

level tinggi

Posisi badan penari berdiri

mendhak dengan arah badan

menghadap ke sudut kanan, kaki

kiri membelakangi kaki kanan.

Lalu kedua tangan direntangkan

dengan tangan kanan berada di

(31)

1-2 di depan dada

3-4

Kedua tangan melakukan gerak

ukel keluar

5-6

Kedua tangan melakukan gerak

ukel keluar kembali namun diikuti

dengan gerak kepala kesamping

kiri bawah

7-8

Kedua tangan sedikit ditarik saat

melakukan ukel atau sedikit

ditekuk dengan diikuti gerakan

kepala dengan mengahadap

tangan kanan (gerakan ini

dilakukan dengan arah kanan dan

(32)

12 Sabung

Melayang

1-2

Posisi penari menghadap ke depan

dengan sikap

badan mendhak, lalu kedua jari

tangan saling bertemu di depan

dada

3-4

Kedua tangan dibentangkan ke

samping dengan kaki kiri

membuka

5-6

Kaki kanan melangkah dengan

posisi silang lalu

kedua jari tangan bertemu di

depan dada

Kaki kanan berada di depan

dengan kedua tangan

dibentangkan ke samping,

gerakan dilakukan untuk

(33)

7-8

13 Mempan

bias

1-2

Sikap badan mendhak menghadap

sudut kanan dengan kedua tangan

menengadah diatas bahu dan

kedua siku dibuka, lalu kaki

kanan membelakangi kaki kiri

(sikap kaki kiri jinjit)

3-4

Kedua tangan masih menengadah

diatas bahu namun sikap badan

menghadap ke samping Kanan

dengan kaki kanan membelakangi

kaki kiri (sikap kaki kiri jinjit)

5-6

Kaki kiri melangkah ke depan

membelakangi kaki kanan dengan

sikap badan mengahadap ke

(34)

7-8

Sikap badan kembali menghadap

depan dengan kaki kiri sedikit

dijinjit (gerakan ini dilakukan

penari sebelah kanan dan kiri)

14 Tolak

tebeng

1-2

Sikap badan penari mendhak ,

kedua tumit kaki saling bertemu

dan kedua tangan ditekuk di

samping kanan dengan ditekuk ke

dalam

3-4

Kedua ibu jari kaki saling bertemu

dan kedua tangan mengayun ke

bawah dengan gerak kepala

mengikuti gerak tangan

Penari melakukan gerakan

menggeser kaki untuk berpindah

posisi di mana ibu jari dan tumit

(35)

5-6

7-8

Kedua ibu jari kaki saling bertemu

sambil bergeser dengan gerak

kepala menghadap tangan kanan

yang direntangkan

15 Belah hui

1-2

Penari berada pada posisi saling

berhadapan, lalu

menarik kaki kanan ke depan dan

kedua tangan

disilangkan ke depan

3-4

Badan kembali ditarik tegak, dan

kedua tangan

(36)

5-6

Sikap badan kembali menjorok ke

depan dengan kedua tangan

kembali disilangkan

7-8

Kaki kanan ditarik dengan posisi

jinjit, dan kedua tangan

menengadah di atas bahu

16 Ngerujung

level rendah

1-2

Sikap badan duduk dengan kaki

kiri menjadi tumpuan badan

sehingga penari menjatuhkan

badannya di sebelah kiri. Tangan

kiri berada di sebelah kiri dengan

posisi jari merapat mengahadap

depan, lalu tangan kanan

direntangkan menghadap

sudut kanan setinggi dahi dan

kepala menghadap ke gerakan

(37)

3-4

Tangan kanan diukel dengan

telapak tangan menengadah

5-6

Tangan kanan kembali diukel

namun kepala digerakkan ke

samping bawah kiri

7-8

Tangan kanan kembali diukel

dengan telapak tangan

menengadah dan kepala

digerakkan mengahadap ke

gerakan tangan

17 Ngerujung

level sedang

1-2

Sikap badan setengah berdiri

dengan lutut kaki menempel di

lantai. Tangan kanan berada di

atas sejajar dengan dahi dan

(38)

3-4

Kedua tangan melakukan gerak

ukel dengan posisi

telapak tangan menengadah

5-6

Saat tangan melakukan gerak ukel

kepala menghadap ke samping

bawah

7-8

Tangan melakukan gerak ukel

kepala menghadap ke gerakan

tangan

18 Lipetto Sikap badan mendhak menghadap

ke sudut kanan dengan posisi

kanan membelakangi kaki kiri dan

kaki kiri dijinjit. Tangan kanan

berada di atas sejajar

dengan dahi dan tangan kiri

(39)

1 tangan ditekuk ke dalam

2

Sikap badan bergerak ke arah

sudut kanan dengan

kedua tangan diukel ke luar

3

Sikap badan menghadap ke

samping kanan dengan kaki kiri

membelakangi kaki kanan dan

kedua tangan

menengadah melakukan proses

ukel

4

Kedua tangan diukel ke dalam dan

kaki kanan melangkah ke

(40)

5

Kedua tangan berpindah ke

samping kanan dengan sikap

badan menghadap ke sudut kanan

belakang dengan kedua tangan

ditekuk ke dalam dan berputar

keluar, lalu kaki kanan melangkah

membelakangi kaki kiri

6

Kedua tangan diukel ke dalam dan

kaki kanan melangkah

membelakangi kaki kiri

7

Kedua tangan berpindah di kiri

dengan tangan kiri

diangkat setinggi dahi dan tangan

kanan di depan dada tepatnya di

samping siku tangan kanan

dengan kaki kiri melangkah ke

depan membelakangi kaki

kanan

8

Kedua tangan diukel ditekuk ke

dalam dan berputar keluar

(gerakan ini diulang dengan arah

(41)

2.3.5 Busana

a. Kepala/Aksesoris:

1). Siger/Mahkota oleh semua penari

2). Gaharu/Kembang goyang

3). Sanggul belatung tebak

4). Kembang melati

5). Anting

b. Badan

1).Tapis Pucuk Rebung/Bitang Perak/Sinjang Betuppal/Tapis Cucuk Pinggir

2). Baju kurung brokat

3). Bebe usus ayam

4). Selendang tapis

5). Bulu Sertei/Pending/Bebadang

6). Kalung buah jukum

7). Kalung papan jajar

8). Kalung kembang melati

9). Gelang burung

10). Gelang kano

11). Gelang duri

12). Gelang pipih

(42)

2.3.6 Pendukung tari

a. Penari

Jumlah penari pada tarian ini berjumlah 5 sampai 7 orang.

b. Durasi

Tari sigeh penguten ini membutuhkan waktu 5-7 menit.

c. Peralatan Tari

Tarian ini menggunakan properti tepak.

d. Iringan Tari

Musik pengiring tarian ini adalah Talo Balak. Irama dalam tarian ini menjadi

dua bentuk yaitu, gupek (iringan yang temponya cepat) dan Tarei (iringan yang

temponya lambat).

2.4. Alat Musik Tradisional Lampung

Masyarakat Lampung yang terdiri dari 2 sub etnis yaitu Lampung pepadun dan

Lampung saibatin memiliki instrumen musik tradisional yang khas sebagai bagian

dari kehidupan kesenianya. Instrumen musik kulintang yang dimainkan dalam

suatu orkestra merupakan instrumen musik tradisional Lampung.

2.4.1 Alat Musik Lampung Talo Balak

Talo balak merupakan alat musik Lampung yang sudah ada di daerah Lampung

sejaka zaman dahulu, bahkan alat talo balak ini sudah ada sejak zaman sebelum

masehi (Kadir,2014). Alat musik ini memegang peranan sangat penting terutama

dalam acara adat (GAWI ADAT). Hal ini dibuktikan dengan adanya tabuhan yang

memiliki fungsi penting dalam gawi dimaksud seperti : Memanggil para kerabat,

(43)

sangat penting dalam dalam sebuah Gawi Adat (Arsana,2009:5). Alat musik ini

pada awalnya memiliki banyak nama/istilah sesuai dengan daerah masing-masing.

Ada yang menyebut dengan istilah Gamolan, Kakhumung, Kulitang, Kelenongan,

Kelitang, dan beberapa istilah lain. Sehingga berdasarkan kesepakatan dari

beberapa tokoh-tokoh adat Lampung membuat kesepakatan dengan memberikan

sebutan bahwa alat musik ini disebut Talo Balak. Sehingga sampai saat ini alat

musik ini disebut dengan musik Talo Balak, kendatipun masih ada kecendrungan

beberapa masyarakat Lampung menyebut dengan istilah didaerah mereka

masing-masing (wawancara dengan bapak I Gusti Nyoman Arsana dan bapak Azhari

Kadir,2014).

2.5 Macam-macam Alat Dalam Talo Balak

Gambar 2.1 Seperangkat alat musik Talo Balak Lampung

(Dina : 2013)

Instrumen Talo Balak dapat dibagi menjadi :

1. Kelomok instrumen dengan fungsi sebagai penentu irama. Dalam hal ini Talo

Balak merupakan penentu irama dasar. Instrumen dalam formasi ini adalah Talo

(44)

Gambar 2.2 Talo Balak (di sebelah kiri) Talo Lunik (disebelah kanan) (Dina : 2013)

Talo Balak dan Talo Lunik adalah alat musik pukul yang terbuat dari logam

campuran (kuningan, tembaga dan besi). Talo Balak dan Talo Lunik merupakan

salah satu bagian dari unit musik Kulintang. Talo Balak dan Talo Lunik yang

terdapat di daerah Lampung tak ada bedanya dengan Gong di daerah lain di

Indonsia, kemungkinan yang berbeda adalah ukurannya. Cara penggunaan, Talo

Balak dan Talo Lunik di gantung pada tiang gantungan terbuat dari kayu, biasanya

diberi hiasan ukir-ukiran, posisi bagian yang dipukul saling berhadapan (dua

buah) yang satu lebih besar dari yang lain. Asal-usul Talo Balak dan Talo Lunik

secara pasti belum diketahui, diperkirakan berasal dari jawa (Tje’lian,1995:42).

2 . Kelompok instrumen dengan fungsi sebagai pembawa lagu pokok, di pegang

(45)

Gambar 2.3 Kulintang dengan 9 buahnya (Dina : 2013)

Kulintang adalah alat musik pukul yang terbuat dari logam campuran (kuningan,

tembaga dan besi). Kulintang merupakan salah satu bagian dari unit musik

Kulintang. Kulintang yang terdapat di daerah Lampung tak ada bedanya jauh

dengan Kulintang di daerah lain di Indonsia, kemungkinan yang berbeda adalah

banyak bijinyanya, jika kulintang di Lampung hanya berjumlah 9 sampai 12, di

jawa jumlah nya bisa lebih dari itu.

3 . Kelompok instrumen yang wujudnya lebih sederhana dari kelompok kedua,

yaitu instrumen canang.

(46)

Canang adalah alat musik pukul yang terbuat dari logam campuran (kuningan,

tembaga dan besi). Bentuknya seperti gung hanya lebih kecil, digantung pada

kayu. Dalam fungsi instrumen, canang adalah pemangku irama. Keberadaan alat

musik ini di daerah Lampung secara pasti belum diketahui, sebagai perangkat

musik kulintang yang lain, kemungkinan juga didatangkan dari daerah lain (dari

jawa) (Tje’lian,1995:43).

4 . Kelompok instrumen yang berfungsi sebagai penghias irama tersebut kendang

yang dibantu oleh gujih yang mampu meramaikan irama.

Gambar 2.5 Kendang (disebelah kiri) dan gambar 2.6 Gujih (disebelah kanan) (Dina :2013)

a) Kendang adalah sejenis alat musik pukul, terbuat dari bahan kayu bulat

(yang mempunyai bentuk dari besar mengecil), dilubangi bagian

tengahnya kemudian kedua sisi yang berlubang ditutupi dengan kulit

binatang (kambing, menjangan atau sapi) diikat dengan rotan. Pada bagian

permukaan kayu juga berfungsi mengancangkan kulit untuk menyetel

suara. Cara memainkan gendang dipukul dengan tangan. Cara

menggunakanya : kendang adalah alat musik yang dimainkan

bersama-sama dengan kulintang atau dengan dua buah talo (balak dan lunik).

(47)

pemurba/pemimpin irama. Kendang diperkirakan berasal dari daerah lain

(diperkirakan berasal dari jawa) (Tje’lian,1995:49).

b) Gujih/Ghujih adalah alat musik pukul terbuat dari perunggu (kuningan,

tembaga dan besi). Bentuknya bulat, bagian tengah luar ada yang menonjol

ke luar ditengahnya terdapat lubang tempat mengaitkan tali untuk

pegangan. Ghujih terdiri dari dua buah. Cara menggunakanya dengan cara

memukulkan yang satu dengan yang yang lain. Ghujih merupakan salah

satu bagian dari unit musik kulintang. Dalam fungsi instrumen Ghujih

berfungsi sebagai pemanggku irama yang menguatkan irama musik

kulintang. Adapun asal-usul jenis alat musik ini secara pasti belum

diketahui, diperkirakan berasal dari jawa (Kecrek/Keprak)

(Tje’lian,1995:40).

Ritme atau pola pada irama tari sigeh penguten tenang dan kadang kala dinamis,

walaupun hanya menggunakan dua jenis tabuhan Gupek dan Tarei. Ada tekanan

dari tempo tabuhanya tergantung pada gerak tari yang tersusun atau disesuaikan

dengan iringanya. Seperti ada dua tekanan yang tempo lagunya naik pada bagian

tengah dan menjelang akhir pada tari sigeh penguten.

Warna atau karakter tabuhan Gupek dan Tarei masih kental dan terdengar kelasik.

Dengan demikian tari sigeh penguntenyang diiringi oleh tabuhan Gupek dan Tarei

sangat melodis dan harmonis dengan gerak tarinya, masih menonjolkan adanya

(48)

2.6 Metode Demonstrasi

Metode Demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana dibandingkan

dengan metode-metode mengajar lainya. Metode demonstrasi adalah pertunjukan

tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan

tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta

didik secara nyata dan tiruanya. Metode ini lebih sesuai untuk mengajarkan

bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu proses

maupun hal-hal yang bersifat rutin. (, 2003:2010).

Di samping memiliki beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga tidak terlepas

dari kemungkinan-kemungkinan kurang efektif apabila digunakan.

Kemungkinan-kemungkinan yang dapat membuat demonstrasi kurang efektif

antara lain :

a) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa

persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat

menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk

menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali

mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.

b) Demonstrasi memerlukan peralatan,bahan-bahan, dan tempat yang memadai

yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih

mahal dibandingkan dengan ceramah.

c) Waktu yang diperlukan untuk proses belajar mengajar akan lebih lama

(49)

d) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus,

sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih propesional. Di samping itu

demonstrasi juga memerlukan kemampuan dan motivasi guru yang bagus

untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan metode demonstrasi maka ada beberapa

hal yang harus diperhatikan seperti : guru harus mempersiapkan sesuatu yang

akan digunakan dalam pelaksanaan demonstrasi, menjelaskan tujuan demonstrasi

kepada siswa, memperhatikan situasi dan kondisi yang dapat mempengaruhi

jalanya demonstrasi dan selama demonstrasi hendaknya semua siswa dapat

memperhatikan jalanya demonstrasi.

2.6.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Demonstrasi

2.6.1.1 Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses

demonstrasi berakhir.

2. Persiapan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.

3. Lakukan uji coba demonstrasi

2.6.1.2 Tahap Pelaksanaan

1. Langkah pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di

antaranya :

a) Atur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat

(50)

b) Kemukaakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

c) Kemukaakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan siswa, misalnya siswa

ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksaaan

demonstrasi.

2. Langkah pelaksaan demonstrasi

a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa

untuk berfikir, misalnya melalui pernyataan-pernyataan yang

mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik

memperhatikan demonstrasi.

b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang

menegangkan.

c) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalanya demonstrasi dengan

memperhatikan reaksi seluruh siswa.

d) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih

lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

2.6.1.3 Langkah mengakhiri demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan

memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitanya dengan pelaksanaan

demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk

meyakinkan apakah siswa memahami apakah siswa memahami proses

demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya

guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalanya proses demonstrasi

(51)

2.7 Pembelajaran Seni Tari di Sekolah

Pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada

kepentingan, karakteristik dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar

dengan efektif dan efisien. Kata pembelajaran berasal dari kata ajar yang berarti

petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau diturut, sedangkan

pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk

hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Thobroni dan

Mustota,2011:18).

Belajar merupakan aktifitas manusia yang sangat vital dan secara terus menerus

akan dilakukan selama manusia tersebut masih hidup. Manusia tidak mampu

hidup sebagai manusia jika ia tidak dididik atau diajar oleh manisia lain. Bayi

yang baru dilahirkan telah membawa babarapa naluri atau insting dan

potensi-potensi yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Akan tetapi, naluri dan

potensi-potensi tersebut tidak akan berkembang baik tanpa pengaruh dari luar,

yaitu campur tangan manusia lain (tahobroni dan mustofa, 2011:16).

Beberapa pendapat tentang belajar :

Menurut Rember Belajar adalah proses mendapat pengetahuan (tahobroni dan

mustofa, 2011:17). Menurut Rombepanjung Pembelajaran adalah pemerolehan

suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu keterampilan melalui pelajaran,

pengalaman, atau pengajaran (tahobroni dan mustofa, 2011:18). Menurut Morgan

Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang

terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (tahobroni dan mustofa,

(52)

Menurut Harold Spears Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba

sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu (tahobroni dan mustofa,

2011:21).

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang berulang-ulang dan

menyebabkan adanya perubahan prilaku yang disadari dan cenderung bersifat

tetap.

Dalam konteks pembelajaran, penggunaan pendidikan seni digunakan sebagai

bentuk penularan kemampuan dari pendidik kepada peserta didik sehingga mereka

menguasai keterampiln teknis dalam berolah seni. Perkembangan potensi anak

dalam berkesenian selama ini hanya sekedar sebagai hiasan pengembangan

kreatifitas, anak hanya berperan sebagai objek dan tidak mendapatkan kesempatan

untuk menjadi subjek. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dipilihlah metode yang

tepat untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berkesenian terutama seni tari,

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci

yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan (Sugiyono,

20013:2).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualititatif. Metode

ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan informasi atau

keterangan dari hasil pengamatan selama proses penelitian berlangsung.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara ilmiah, apa adanya dalam situasi

normal tidak memanipulasi keadaan dan kondisinya (Arikunto, 2010:27).

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki

keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya

dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Dengan tidak mengubah, menambah

atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian dan

memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas,

seperti apa adanya (Arikunto, 2010:3).

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena

(54)

karena proses penelitian lebih bersifat seni (Sugiyono, 2013:7). Metode penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,

dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif,

dan penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi

(Sugiyono, 2013:9).

Metode penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui bagaimana

pembelajaran tari sigeh penguten di ekstrakulikuler Kelas VIII SMP Negeri 02

Merbau Mataram Lampung Selatan.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah Guru Seni Budaya di SMP Negeri 02

Merbau Mataram Lampung Selatan dan siswa kelas VIII yang mengikuti kelas

ekstrakulikuler yang berjumlah 7 orang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview

(wawancara), dokumentasi (sugiyono, 2013:125). Untuk penelitian pembelajaran

tari sigeh pengunten ini mungkin saya menambahkan 1 (satu) teknik pengumpulan

(55)

3.3.1 Observasi Berperan Serta

Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Para ilmuan hanya bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai

dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi (Sugiyono, 2013:226).

Adapun beberapa manfaat observasi ;

1. Dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami

konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh

pandangan yang menyeluruh.

2. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak

dialami orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu,

karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan

dalam wawancara. Dan masih banyak lagi (Sugiyono, 2013:228).

Dalam observasi ini, peneliti bertindak sebagai pengajar dan pengamat (observasi

partisipatif) pada kelas ekstrakulikuler tari di SMP Negeri 02 Merbau Mataram

yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dengan melakukan pengamatan

terhadap pembelajaran seni tari pada siswa di SMP Negeri 02 Merbau Mataram.

Melalui observasi ini diharapkan dapat diperoleh data tentang pembelajaran seni

tari pada siswa di SMP Negeri 02 Merbau Mataram sesuai dengan batasan

masalah penelitian. Proses observasi lebih ditekankan pada pengamatan siswa saat

(56)

3.3.2 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Wawancara digunakan

apabila ingin dilakukan study pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti (Sugiyono, 2013:231).

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data secara langsung dari informan

seperti guru seni budaya dan siswa yang mengikuti kelas ekstrakulikuler tari yang

berupa informasi tentang pembelajaran seni tari pada SMP Negeri 02 Merbau

Mataram.

3.3.3 Dokumentasi

Dokumen merupakan cacatatan peristiwa yang sudah berlalu. Study dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif (Sugiyono, 2013:240).

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tambahan yang berupa laporan

gambar, foto dan video yang diambil pada setiap pertemuan. Teknik dokumentasi

digunakan untuk mendapatkan informasi tentang sekolah yang dijadikan tempet

penelitian dan proses pembelajaran tari pada ekstrakulikuller tari di SMP Negeri

02 Merbau Mataram.

3.3.4 Tes Praktik

Perolehan data tentang hasil belajar tari sigeh penguten pada ekstrakulikuler tari

untuk siswi kelas VIII digunakan tes praktik perbuatan siswi, nilai akhir diambil

(57)

untuk melihat sejauh mana perkembangan siswi. Sebagai hasil belajar, digunakan

instrumen yang berupa lembar pengamatan tes praktik, seperti dibawah ini:

Tabel 3.1 Lembar Instrumen Pengamatan Tes Praktik

No Aspek yang Dinilai Indikator Skor Skor hafalan 17 motif ragam gerak dan menguasai teknik hafalan gerak dengan baik. b) Siswi mampu

memeragakan gerak tari sigeh penguten dengan hafalan 15 motif ragam gerak dan menguasai teknik hafalan gerak dengan baik. c) Siswi mampu

memeragakan gerak tari sigeh penguten dengan hafalan 13 motif ragam gerak dan menguasai teknik

hafalan gerak dengan cukup baik.

d) Siswi mampu

memeragakan gerak tari sigeh penguten dengan hafalan 10 motif ragam gerak dan kurang menguasai teknik hafalan gerak dengan baik.

e) Siswi mampu

memeragakan gerak tari sigeh penguten dengan hafalan 8 gerak dan tidak menguasai teknik hafalan.

a) Siswi dapat memeragakan gerak tari sigeh penguten dengan pandangan kedepan dan mimik wajah yang baik yaitu tersenyum.

(58)

b) Siswi dapat memeragakan gerak tari sigeh penguten dengan pandangan ke depan serta mimik wajah yang cukup baik.

c) Siswi dapat memeragakan gerak tari sigeh penguten dengan pandangan ke depan serta mimik wajah yang terlihat tidak percaya diri. d) Siswi dapat memeragakan gerak tari sigeh penguten dengan pandangan

menunduk dan mimik wajah yang terlihat gugup.

e) Siswi dapat memeragakan gerak tari sigeh penguten dengan pandangan sigeh penguten dengan baik dengan hitungan yang tepat sesuai ritme musik.

b) Siswi mampu

memeragakan gerak tari sigeh penguten cukup baik dengan hitungan sesuai ritme musik.

c) Siswi mampu

memeragakan gerak tari sigeh penguten namun kurang sesuai dengan hitungan dan ritme musik. d) Siswi hanya mampu memeragakan gerak tari sigeh penguten namun tidak sesuai dengan hitungan dan ritme musik.

(59)

ritme musik.

Hasil belajar tari sigeh penguten siswi yang di ukur dengan lembar instrumen

penilaian pengamatan tes praktik yang diakumulasikan dengan total skor

keseluruhan siswa adalah 15, sehingga kualitas hasil belajar siswa dapat dilihat

menggunakan patokan dengan presentase untuk skala lima sebagai berikut :

Tabel 3.2 Persentase skala lima

Interval Persentase tingkat Penguasaan Keterangan

85% - 100% Baik Sekali

75% - 84% Baik

60% - 74% Cukup

40% - 59% Kurang

0% - 39% Gagal

(Nurgiantoro, 2001: 36)

Skor yang diperoleh di atas selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mengetahui

berdasarkan aspek yang dijadikan indikator yaitu kemampuan gerak, ekspresi

penjiwaan dan kesesuaian gerak dengan musik. Skor maksimal yang didapat dari

ketiga aspek tersebut diolah menjadi nilai dengan rumus sebagai berikut :

NS = Skor Siswa X Skor Idea %

Skor Maksimum

3.4 Nontes

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penilaian tentang aktivitas siswi

dalam pembelajaran tari sigeh penguten dengan penerapan metode demontrasi

(60)

Tabel 3.3 Lembar Pengamatan Penggunaan Metode Demonstrasi

No Aspek P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8

1. Langkah Persiapan a. Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses

2. Langkah Pembukaan a. Mengatur tempat

siswa yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan

(61)

yang menarik

(62)

Tabel 3.4 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa b. Terdapat 1-2 siswi yang

tidak memerhatikan guru pada saat guru mendemonstrasikan gerak sehingga siswi tidak mampu

menirukan gerak dengan baik sesuai dengan apa yang telah dicontohkan dengan apa yang telah dicontohkan

3

d. Terdapat 5-6 siswi tidak memerhatikan guru pada saat guru mendemonstrasikan gerak sehingga siswi tidak dapat menirukan gerak dengan baik

(63)

sesuai dengan apa yang telah dicontohkan e. Seluruh siswi tidak

memerhatikan guru

2. Listening Activities

a. Seluruh siswi sesuai dengan apa yag telah dicontohkan materi urutan gerak dan ketepatan gerak dengan hitungan/musik,

sehingga siswi tidak mampu

mendemonstrasikan sesuai dengan apa yang telah dicontohkan materi urutan gerak dan ketepatan gerak dengan hitungan/musik,

sehingga siswi tidak

(64)

2. Listening Activities

mampu

mendemonstrasikan sesuai dengan apa yang telah dicontohkan d. Terdapat 5-6 siswi

yang tidak mendengarkan penjelasan tentang materi urutan gerak dan ketepatan gerak dengan sesuai dengan apa yang telah dicontohkan

2

e. Seluruh siswi tidak mendengarkan

penjelasan guru tentang materi urutan gerak dan ketepatan gerak dengan hitungan/musik

1

3. Motor Activities

a. Seluruh siswi mampu memeragakan gerak dengan baik sesuai dengan gerakan yang telah dicontohkan dengan baik sesuai dengan gerakan yang

(65)

dengan baik sesuai dengan gerakan yang telah dicontohkan

2

e. Seluruh siswi tidak mampu memeragakan gerak tari sigeh penguten dengn baik sesuai dengan gerakan yang telah dicontohkan

1

Total skor maksimum 15

Setelah semua skor dari beberapa instrumen didapat, maka dilakukan perhitungan

untuk mengetahui nilai yang di dapat siswa pada saat proses pembelajaran dikelas

berlangsung dengan pemberian skor yang telah ditentukan pada tabel, dengan total

skor maksimum yang tertera pada tabel yaitu pada tabel lembar pengamatan

penggunaan metode demonstrasi, lembar pengamatan proses belajar siswa, serta

lembar pengamatan aktivitas siswa. Setelah skor diperoleh maka dihitung dengan

menggunakan rumus

N = Skor Perolehan x skor ideal % Skor Maksimal

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan lain-lain. Sehingga dapat

mudah di pahami, dan dapat diinformasikan kepada orang lain

(66)

a. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.

Ketika mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan

dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena

itu, jika peneliti menemukan segala sesuatu yang dianggap asing, tidak dikenal,

itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan

keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi (Sugiyono,2012:247-249).

b. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Jika

dalam penelitian kualitatif data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang

bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

(67)

c. Verivikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan

verivikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan dan berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan

pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiyono: 2012:252-253).

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan

masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Kesimpulan

dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru atau sebelumnya belum pernah

ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya

masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

Langkah-langkah analisis data yaitu :

1. Menganalisis hasil tes praktik tari sigeh penguten dengan lembar

penilaian secara baik dan benar.

2. Memberi nilai hasil tes praktik siswa dengan menggunakan rumus :

NS = Skor Siswa X Skor Ideal % Skor Maksimum

3. Menentukan hasil tes praktik yang diakumulasikan dengan

mengukur kemampuan menari siswa dengan menggunakan tolak

(68)

Tabel 3.5 Persentase tolak ukur Interval Persentase tingkat

Penguasaan Keterangan

85% - 100% Baik Sekali

75% - 84% Baik

60% - 74% Cukup

40% - 59% Kurang

0% - 39% Gagal

(69)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran tari sigeh pengunten dengan menggunakan metode demonstrasi

dapat di simpulkan sebagai berikut:

Proses pembelajaran tari sigeh pengunten menggunakan metode demonstrasi dari

pertemuan awal hingga pertemuan akhir antara lain, guru mendemonstrasikan 17

ragam gerak tari sigeh pengunten dengan urutan pertama dirumuskan tujuan

pembelajaran, yakni siswi harus mampu menarikan tari sigeh pengunten dengan

baik dan benar. Kedua mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswi

dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan, dari 7 siswi

dibentuk 2 barisan agar mereka dapat dengan jelas melihat apa yang guru

demonstrasikan. Ketiga kemukakan tujuan yang harus dicapai oleh siswi, siswi

harus mampu memeragakan gerak lapah tebeng, seluang mudik, jong simpuh,

jong silo ratu, samber melayang, ngerujung, ngetir, kenui melayang, balik palo,

ghubuh ghahang, nyiwau biyas, sabung melayang, tolak tebeng, mepam biyas,

belah huwi, lippeto, jon geppak. Keempat kemukakan tugas-tugas apa yang harus

dilakukan siswi, misalnya siswi diminta untuk memeragakan gerak yang

Gambar

Tabel 2.1 Nama, hitungan dan rangkaian ragam gerak tari sigeh
Gambar 2.1 Seperangkat alat musik Talo Balak Lampung
Gambar 2.2 Talo Balak (di sebelah kiri) Talo Lunik (disebelah kanan) (Dina : 2013)
Gambar 2.3 Kulintang dengan 9 buahnya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari 10 siswa hanya 5 siswa yang memerhatikan dengan sungguh-sungguh ragam gerak yang diajarkan guru. Seluruh siswa mampu memeragakan ragam gerak yang

Indikator ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan kemampuan siswa dalam memperagakan seluruh ragam gerak tari sigeh pengunten di SMP N 2 Seputih Banyak

Siswa dan siswi memeragakan gerak tari melinting lebih dari 6 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.

d) Siswa melakukan 2 Kurang.. percobaan gerak tari sigeh penguten sesuai dengan video, akan tetapi terdapat lebih 7 siswa yang tidak melakukan percobaan

Aspek teknik gerak tergolong dalam kategori cukup yakni siswa mampu memperagakan 3-5 dari 9 ragam gerak tari Bedana dengan teknik gerak kepala, tangan dan kaki yang tepat sesuai

Hasil penelitian pembelajaran gerak tari bedana menggunakan metode imitasi di TK Fransiskus 01 Bandar Lampung menunjukan bahwa, siswi mampu menirukan gerak tari bedana yang

Hasil pembelajaran gerak tari Bedayo Tulang Bawang dengan menggunakan metode demonstrasi pada kelas ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung

1. Hasil pra penelitian dari 8 siswa ekstrakurukuler seni tari, seluruh siswa tidak mampu membawakan tari sigeh pengunten dengan benar dan tepat. Proses aktivitas mahasiswa pada