• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Hukum Pengalihan Hak Atas Saham Pada Perseroan Tertutup.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Aspek Hukum Pengalihan Hak Atas Saham Pada Perseroan Tertutup."

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK HUKUM PENGALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA

PERSEROAN TERTUTUP

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh:

NIM 070200316

RAGIL MUHAMMAD SIREGAR

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ASPEK HUKUM PENGALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA

PERSEROAN TERTUTUP

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh:

NIM 070200316

RAGIL MUHAMMAD SIREGAR

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

Disetujui Oleh:

Ketua Departemen Hukum Ekonomi

NIP. 197501122005012002 Windha, SH. M. Hum

Dosen Pembimbing I DosenPembimbing II

Prof. Dr. Bismar Nasution MH

NIP.195603291986011001 NIP.197302202002121001

DR. Mahmul Siregar SH, MHum

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

KATA PENGANTAR

Ucapan Puji dan syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Iman dan ilmu pengetahuan yang luas yang diberikan kepada manusia untuk kesejahteraan, penerang jalan hidup dan sebagai langkah menuju peradaban yang abadi. Salawat serta salam kemuliaan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi penulis dalam penyelesaian studi di Fakultas Hukum USU Medan untuk memperoleh gelar sarjana Hukum. Skripsi ini berjudul ASPEK HUKUM PENGALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA PERSEROAN TERTUTUP.

Penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan kemampuan, pengetahuan, wawasan, serta bahan literatur yang penulis dapatkan. Oleh karena itu penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk semakin menambah wawasan dan ilmu penulis.

Pada dasarnya penulisan skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja penulis sendiri, melainkan banyak pihak yang membantu, baik dari sisi material berupa data maupun do’a, kritik dan saran serta semangat yang begitu besar, sehingga dalam penulisan skripsi ini.

(4)

dalam menyelesaikan skripsi ini maupun kepada semua pihak yang menjadi bagian penting selama penulis menjalankan perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatra Utara (USU), yaitu :

Yang terhormat :

1. Prof. Dr. dr. .Syahril Pasaribu, DTMH., MSc (CTM)., SpA(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara,. atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara. 2. Prof. DR.Runtung,SH, M.Hum. Selaku Dekan Fakultas Hukum USU Medan. 3. Prof. DR. Budiman Ginting, SH, M.Hum. Selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Hukum USU.

4. Bapak Syafruddin Hasibuan, SH, MH, DFM. Selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum USU.

5. Bapak OK Saidin, SH, M.Hum. Selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum USU.

6. Ibu Windha, SH, M.Hum. Selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum USU.

7. Bapak Ramli Siregar, SH, M.Hum. Selaku Sekretaris Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum USU.

(5)

9. Bapak DR. Mahmul Siregar SH, MH Selaku Dosen Pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang penuh kesabaran membimbing penulis baik dalam studi maupun dalam penulisan skripsi ini.

10.Para Guru Besar Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan dorongan kepada penulis yang tidak bisa sebutkan satu persatu.

11.Abang-abang dan Kakak-Kakak karyawan tata usaha Fakultas Hukum USU yang telah banyak membantu dalam proses administrasi mulai dari penulis masuk kuliah sampai penulis menyelesaikan Skipsi ini.

Yang Tercinta :

1. Kedua Orang Tuaku Ayahanda Chairil Siregar, SH dan Ibunda Roslina

Harahap, yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik serta membimbing

penulis dalam mengarungi bahtera kehidupan hingga mencapai gelar akademik ini. yang tanpa bosan terus mengucurkan kasih sayangnya, harapannya, materi dan segalanya.

2. Saudara-saudara penulis yaitu kakak Silvi Afridani, Debby Sri Wahyuni, Ira Elvina, Dina Mariana, SH dan adik Dewi Sartika yang telah menjadi bagian dari hidup penulis.

(6)

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah membantu penulis baik dengan motivasi maupun canda tawa dan tetap Yakin Usaha Sampai. 4. Kepada adinda-adinda Pengurus Badan Ta’mirul Musholla Aladdinsyah, SH

Fakultas Hukum USU yang telah membantu penulis baik dengan motivasi canda tawa maupun doa yang tak pernah putus terhadap penulis hingga selesai nya penulisan skripsi penulis.

5. Kepada teman-teman Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak, semoga Allah SWT meridhoi kita semua. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan hukum di negara Indonesia. Yakin Usaha Sampai.

Alhamdulillah Hirobbil Alamin…

Medan, Januari 2015

Penulis

(7)

ABSTRAK

ASPEK HUKUM PENGALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS TERTUTUP

*Ragil Muhammad Siregar **Bismar Nasution ***Mahmul Siregar

Pengalihan hak atas saham merupakan bagian dari pengalihan tentang hak kebendaan. Tentang kebendaan merupakan bagian dari penjelasan tentang status saham yang memilik sifat kebendaan tidak bergerak yang menjelaskan isi tentang kepemilikan saham beserta hak dan kewajiban nya. Saham yang merupakan bagian dari pendirian Perseroan Terbatas menjadi bagian yang disebut dengan Modal utama dari pendirian perseroan terbatas tersebut.

Penelitian dalam penulisan skripsi ini diarahkan kepada penelitian hukum normatif dengan mengkaji asas-asas hukum dan peraturan perundang-undangan. Penelitian hukum normative disebut juga penelitian hukum doctrinal. Penelitian hukum jenis ini mengkonsepsikan hukum sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law in books) atau hukum dikonsepsikan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berprilaku manusia yang dianggap pantas. Adapun Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah dilaksanakan dengan cara penelitian kepustakaan (library research) atau disebut juga dengan studi dokumen yang meliputi bahan hukum primer, sekunder, dan tersier agar dapat menjawab setiap permasalahan.

Undang-undang Perseroan Terbatas menjelaskan tentang kedudukan saham merupakan bagian dari permodalan yang dipegang dan dimiliki oleh Pemegang Saham sebagai bagian yang tidak terlepas dari permodalan beserta kedudukan dan kewenangan tanggung jawab atas berjalan nya perseroan yang berkedudukan atas nama saham tersebut. Lalu terdapat perbedaan dalam mekanisme pengalihan hak atas saham pada Perseroan Terbatas Tertutup yang dimana mekanisme pengalihan dilakukan melalui penawaran tertentu seperti pihak pihak nya tidak diluar dari perseroan dan karyawan yang berada di Perseroan tersebut.

Kata Kunci: Pengalihan Hak, Saham, Perseroan Terbatas

*Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

ABSTRAKSI

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ... 1

B.Permasalahan ... 7

C.Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan .. ... 8

D.Keaslian Penulisan ... 9

E.Tinjauan Pustaka ... 10

F.Metode Penulisan ... 16

G.Sistematika Penulisan ... 17

BAB II : PERALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS A.Perseroan terbatas sebagai Badan Hukum ... 19

B.Modal Perseroan Terbatas... 21

C.Kedudukan Saham sebagai Benda Bergerak ... 23

1. Pengertian Saham ... 23

2. Saham sebagai Benda Bergerak ... 28

D.Hak- Hak Pemegang Saham ... 30

E.Tata Cara Peralihan Hak atas Saham ... 33

(9)

2. Pengalihan Hak atas Saham pada Perseroan Tertutup 34 BAB III : KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEROAN TERBATAS

DALAM PERALIHAN HAK ATAS SAHAM

A. Anggaran Dasar Perseroan Terbatas... 38

1. Pengertian Anggaran Dasar ... 38

2. Unsur Unsur pembuatan Anggaran Dasar ... 39

3. Perubahan Anggaran Dasar... 41

B. Kedudukan Anggaran Dasar dalam Perseoroan ... 45

C. Persyaratan peralihan hak atas saham ... 49

1. Hak menawar terdahulu atas Pemegang Saham.... 54

2. Kewajiban menawarkan karyawan ... 55

3. Kewajiban persetujuan Organ ... 59

BAB IV : AKBIAT HUKUM PERALIHAN HAK ATAS SAHAM A. Jenis jenis Saham ... 61

B. Asperk hukum perjanjian dalam peralihan hak atas saham 65 C. Akibat hukum peralihan hak saham yang tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA

(10)

ABSTRAK

ASPEK HUKUM PENGALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS TERTUTUP

*Ragil Muhammad Siregar **Bismar Nasution ***Mahmul Siregar

Pengalihan hak atas saham merupakan bagian dari pengalihan tentang hak kebendaan. Tentang kebendaan merupakan bagian dari penjelasan tentang status saham yang memilik sifat kebendaan tidak bergerak yang menjelaskan isi tentang kepemilikan saham beserta hak dan kewajiban nya. Saham yang merupakan bagian dari pendirian Perseroan Terbatas menjadi bagian yang disebut dengan Modal utama dari pendirian perseroan terbatas tersebut.

Penelitian dalam penulisan skripsi ini diarahkan kepada penelitian hukum normatif dengan mengkaji asas-asas hukum dan peraturan perundang-undangan. Penelitian hukum normative disebut juga penelitian hukum doctrinal. Penelitian hukum jenis ini mengkonsepsikan hukum sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law in books) atau hukum dikonsepsikan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berprilaku manusia yang dianggap pantas. Adapun Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah dilaksanakan dengan cara penelitian kepustakaan (library research) atau disebut juga dengan studi dokumen yang meliputi bahan hukum primer, sekunder, dan tersier agar dapat menjawab setiap permasalahan.

Undang-undang Perseroan Terbatas menjelaskan tentang kedudukan saham merupakan bagian dari permodalan yang dipegang dan dimiliki oleh Pemegang Saham sebagai bagian yang tidak terlepas dari permodalan beserta kedudukan dan kewenangan tanggung jawab atas berjalan nya perseroan yang berkedudukan atas nama saham tersebut. Lalu terdapat perbedaan dalam mekanisme pengalihan hak atas saham pada Perseroan Terbatas Tertutup yang dimana mekanisme pengalihan dilakukan melalui penawaran tertentu seperti pihak pihak nya tidak diluar dari perseroan dan karyawan yang berada di Perseroan tersebut.

Kata Kunci: Pengalihan Hak, Saham, Perseroan Terbatas

*Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(11)

A. Latar Belakang

Perseroan terbatas merupakan salah satu bentuk Maskapai Andil Indonesia yang ada di Indonesia. Bila kita liat pada KUHD perseroan terbatas tidak diatur secara terperinci atau lebih jauh tentang perseroan terbatas. Di dalam pasal 36 KUHD dinyatakan bahwa : “ perseroan terbatas tak mempunyai suatu firma, dan tak memakai nama salah seorang atau lebih dari para perseronya, namun diambil nama perseroan itu tujuan perusahaannya semata-mata”.1 Maka dari pada itu perseroan terbatas bukan dinyatakan sebagai salah satu badan hukum yang bisa dibentuk, dileburkan, digabungkan, diambil alih atau bahkan dibubarkan melalui kesepakatan para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) melalui mekanisme yang telah diatur oleh anggaran dasar perseroan tersebut.2

Perseroan yang merupakan kata lain dari Persekutuan, yang artinya persatuan orang orang yang sama terhadap suatu perusahaan tertentu. Sedangkan sekutu artinya ialah peserta dalam persekutuan. Jadi, persekutuan bererti perkumpulan orang-orang yang menjadi peserta pada perusahaan tertentu.3

1

Pasal 36 Kitab Undang-undang Hukum Dagang

2

Mulhadi, Hukum Perusahaan, Bentuk-bentuk Badan Usaha di Indonesia, (Bogor: Gahlia Indo) hal 34

3

(12)

Namun bila kita lebih lihat lebih jauh, sesuai dengan perkembangan kegiatan hukum ekonomi yang berkembang di Indonesia telah dirumuskan suatu peraturan perundang undangan yang mengatur tentang suatu perseroan secara tersendiri dan sistematis yaitu Undang Undang Perseroan Terbatas (UU No. 1 tahun 1995 jo. UU No 40 tahun 2007). Melalui peraturan yang telah dirumuskan secara sistematis tentang perseroan terbatas, dapat kita pahami bahwa perseroan terbatas tidak sama dengan firma. Artinya persero dalam perseroan terbatas memiliki tanggung jawab terbatas sebesar andil atau saham yang diambilnya. Sedangkan firma karena bersifat nama bersama, maka tanggung jawab para sekutunya bersifat tidak terbatas atau tanggung renteng. Bila nama firma diambil dari nama salah seorang atau lebih sekutunya, maka didalam perseroan terbatas hal itu tidak diperbolehkan, tetapi nama perseroan terbatas tersebut ditetapkan dengan mengacu pada maksud dan tujuan perusahaan yang bersangkutan.

Pengertian tentang perseroan terbatas secara tegas dapat kita lihat dalam ketentuan umum Undang Undang Nomor 1 tahun 1995 maupun dalam ketentuan umum undang undang nomor 40 tahun 2007. Pada pasal 1 (satu) butir 1 (satu) undang undang nomor 1 tahun 1995 menyebutkan bahwa : “Perseroan terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkandalam Undang Undang ini serta peraturan pelaksanaanya”4

4

Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas

(13)

mengalami sedikit penyempurnaan dengan adanya penambahan frase baru, yakni persekutuan modal, sehingga defenisinya secara lengkap diterangkan pada pasal 1 Undang Undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas yang berbunyi : “Perseroan terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang Undang ini serta peraturan pelaksananya”.5

1. Perseroan terbatas merupakan badan hukum

Maka berdasarkan defenisi yang berada diatas, dapat dipaparkan beberapa unsur dari perseroan terbatas, sebagai berikut :

2. Perseroan terbatas merupakan persekutuan modal

3. Perseroan terbatas didirikan berdasarkan landasan perjanjian

4. Perseroan terbatas memiliki kegiatan usaha yang mengarah pada bidang nya masing-masing dengan modal dasar yang terbagi dalam bentuk saham-saham.6

Merunut turunan dari unsur yang dipaparkan pada hal-hal yang diatas, perseroan terbatas merupakan suatu persekutuan modal yang didirikan dalam bentuk badan hukum yang sah apabila memiliki kegiatan usaha dengan modal dasar yang terbagi atas bentuk “saham-saham”.

Saham dalam arti sempit merupakan nilai nominal yang dijadikan modal perseroan baik dalam bentuk mata uang rupiah. Dalam arti luas saham itu sendiri

5

Pasal 1 ayat (1) , Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007, tentang Perseroan Terbatas

6

(14)

dapat diartikan sebagai bukti kepemilikan atas sejumlah modal yang telah ditetapkan di dalam anggaran dasar dalam suatu perusahaan terhadap para sekutu yang menanamkan modal nya dalam bentuk nominal mata uang rupiah yang diserahkan kepada persero sebagai suatu bukti yang sah.7

Hal ini dapat kita perhatikan pada pasal 48 Undang Undang 40 tahun 2007 yang berbunyi “saham perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya” serta dapat juga kita lihat pada pasal 49 Undang undang nomor 40 tahun 2007 yang berbunyi “Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”8

Penguasaan ataupun memiliki hak pada tiap lembar saham merupakan hak setiap orang ataupun kelompok yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan pada tiap nilai dan lembar saham nya. Kepemilikan hak terhadap saham tiap lembarnya ini yang menjadi tujuan inti pada penulisan skripsi ini. Karena dalam tiap lembarnya ataupun nominalnya tak terlepas dari pengaturan hukum yang mengatur tiap keberadaan, kewajiban, hak-hak serta kondisi saham terhadap kepemilikan saham tersebut. Adapun kepentingan hukum dalam mengatur pergerakan tiap nominal ataupun lembar pada saham adalah untuk tetap sebagai

. Maka dengan kata lain saham merefleksikan sesuatu hak yang merupakan benda yang dapat dikuasai dengan hak milik, yang merupakan wujud konkrit yang dapat dilihat dan dikuasai secara fisik oleh setiap pemegang saham.

7

Ibid. Hal 97

8

(15)

pedoman terhadap pengawasan modal perseroan terbatas yang telah sah sebagai badan hukum. Karena dari awalnya terbentuk perseroan tersebut tidak lepas dari aturan hukum yang disertakan dalam proses terbentuknya perseroan sebagai badan hukum.

Pentingnya dari pengaturan oleh hukum terhadap kepemilikan hak atas saham merupakan bagian dari proses untuk menghindari permasalahan yang terjadi terhadap tiap lembar saham yang ada pada perseroan. Karena hak terhadap kepemilikan saham berarti tidak lepas dari hasil untung maupun rugi ataupun pertanggung jawaban (andil) pada saham tersebut yang berpengaruh terhadap kebijakan perseroan.

Lalu tiap aturan hukum juga secara formal merupakan bagian dari penunjukan terhadap kepemilikan hak atas saham. Hal ini tercantum dalam peaturan perundang-undangan pada pasal 52 ayat 1 (satu) Undang undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi : Saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk:

a. menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS;

b. menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi;

c. menjalankan hak lainnya berdasarkan undang- undang ini.9

Permasalahan terhadap kepemilikan terhadap saham berarti tidak lepas dari untung rugi serta pertanggung jawaban (andil) di dalam perseroan yang didapat dan dibebankan kepada pemegang kepemilikan hak saham. Hal ini sebenarnya tidak menutup kemungkinan terjadinya perpindahan hak terhadap

9

(16)

kepemilikan saham. Sehingga tidak satupun dapat membatasi terhadap perpindahan atau pengalihan kepemilikan hak saham yang sewaktu-waktu kapan saja dapat dilakukan.

Namun ketika waktu tidak dapat menghambat pengalihan hak terhadap saham maka disinilah kedudukan hukum berfungsi untuk mengatur perpindahan ataupun pengalihan hak terhadap saham yang berimbas pada perpindahan tanggung jawab serta hak milik dan kewajiban pemegang saham terhadap perseroan dimana saham tersebut berada.

Adapun peran peraturan hukum di sini mengatur tentang pengalihan hak atas saham terdapat pada ketentuan ketentuan yang mengatur terlebih dahulu organ-organ perseroan yang menjadi pihak yang menjadi bagian yang nyata menyokong jalan nya perseroan yang telah menjadi badan hukum itu sendiri. Menurut teori nya organ badan hukum bukanlah suatu hal yang abstrak melainkan benar benar ada. Kehadiran organ perseroan merupakan organisme yang riil dan hidup serta bekerja seperti manusia biasa yang mendukung bagaimana badan hukum itu akan dijalankan pada bidang nya masing-masing. Berfungsinya badan hukum disamakan dengan fungsinya manusianya. Artinya, badan hukum tidak berbeda dengan manusia yang dimana manusia itu sendiri merupakan subjek daripada hukum yang tidak lepas dengan peraturan hukum pada kehidupannya begitu juga dengan badan hukum.10

10

(17)

Berdasarkan banyak nya argumen yang telah disampaikan diatas, penulis tertarik untuk membahas secara mendalam bagaimana sebenarnya mekanisme pengalihan hak atas saham itu terjadi terutama pada organ perseroan yang memiliki sifat tertutup. Hal ini merupakan yang menjadi perbedaan dari pembahasan pada biasanya yang membahas permasalahan pengalihan hak pada perseroan terbatas yang terbuka. Maka saya selaku penulis yang merupakan bahagian dari pengamat dan pemerhati serta mahasiswa yang sedang belajar di Hukum bidang Ekonomi, sangat termotivasi untuk membahas secara mendalam tentang topik tersebut dalam bentuk skripsi yang berjudul : “Aspek Hukum Pengalihan Hak Atas Saham Pada Perseroan Terbatas Tertutup”

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, dapat dirumuskan permasalahan skripsi sebagai berikut :

1. Bagaimana ketentuan peralihan hak atas saham berdasarkan Undang Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas

2. Bagaimana kedudukan Anggaran dasar Perseroan Terbatas dalam penentuan tata cara dan persyaratan pengalihan hak atas saham pada perseroan tertutup

(18)

C. Tujuan dan Manfaat penulisan

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat disimpulkan yang menjadi tujuan penulisan penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui tata cara peralihan hak atas saham sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

2. Untuk mengetahui kedudukan Anggaran dasar Perseroan Terbatas dalam penentuan tata cara dan persyaratan pengalihan hak atas saham pada Perseroan Terbatas yang bersifat Tertutup

3. Untuk mengetahui akibat hukum dari peralihan hak atas saham yang tidak sesuai dengan anggaran dasar perseroan.

Manfaat penulisan dari penulisan skripsi ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

(19)

2. Manfaat Praktis

Dapat dijadikan pedoman oleh baik itu penulis, mahasiswa, pemerintah, praktisi hukum, masyarakat ataupun khususnya para pengusaha yang terutama berkecimpung dalam dunia perseroan sebagai pemegang saham agar kedepannya para pengusaha tersebut tidak lagi bingung serta terjebak pada hal-hal yang mempersulit segala sesuatu untuk pengalihan saham dan tidak terjebak pada akibat hukum yang sebenarnya hal tersebut sudah diatur di dalam undang-undang.

D. Keaslian penulisan

Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang ada, penulisan dari skripsi ataupun tulisan ilmiahh yang lain tentang “Aspek Hukum Pengalihan

Hak Atas Saham Pada Perseroan Terbatas Tertutup” ini belum pernah

menjadi pembahasan oleh penulias lain dalam topik dan permasalahan yang sama. Dimana topik yang penbulis kaji ini termotivasi dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan melihat kondisi pada dunia hukum kegiatan ekonomi pada umum nya yang terjadi. Jadi penulisan ini dapat disebut “asli” dan sesuai dengan asas-asas khazanah ilmu pengetahuan yang jujur, rasional, obyektif, dan terbuka. Semua ini merupakan implikasi etis dari proses pembahasan yang benar dan sudah ditinjau secara yuridis. Sehingga penulisan ini dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

(20)

E. Tinjauan pustaka

Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya”

Dari pengertian diatas maka Perseroan memuat lima hal pokok yang menjadi karakteristiknya, yaitu11

1. Perseroan Terbatas merupakan suatu badan hukum; :

Secara teoritis pada subjek hukum pribadi (manusia), status subjek hukum dianggap telah ada bahkan pada saat pribadi manusia tersebut berada dalam kandungan. Sedangkan pada badan hukum, status badan hukumnya baru diperoleh setelah ia memperoleh pengesahan dari pejabat yang berwenang, yang memberikan hak-hak, kewajiban dan harta kekayaan sendiri bagi badan hukum tersebut, terlepas dari hak-hak, kewajiban dan harta kekayaan para pendiri, pemegang saham, maupun para pengurusnya. Sebagai badan hukum, Perseroan memiliki unsur-unsur badan hukum yaitu memiliki organisasi yang teratur yang terlihat dari adanya organ Perseroan yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan Dewan Komisaris, memiliki harta kekayaan tersendiri, melakukan hubungan hukum sendiri, serta mempunyai tujuan tersendiri.

11

(21)

2. Perseroan Terbatas didirikan berdasarkan perjanjian;

Ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia. Rumusan tersebut mempertegas kembali makna perjanjian sebagaimana diatur dalam ketentuan umum mengenai;

3. Perseroan harus menjalankan kegiatan usaha tertentu;

Melakukan kegiatan usaha artinya menjalankan perusahaan. Kegiatan usaha yang dilakukan Perseroan adalah dalam bidang ekonomi baik industri, perdagangan barang maupun jasa yang bertujuan memperoleh keuntungan atau laba.

4. Perseroan harus memiliki modal yang terbagi ke dalam saham;

Adanya modal yang terbagi ke dalam saham-saham ini merupakan perwujudan dari karakteristik suatu Perseroan yang independen, dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban para pemegang sahamnya maupun para pengurusnya. Oleh karena itu, pada saat pendirian Perseroan, bahkan sebelum permohonan pengesahan akta pendirian Perseroan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, para pendiri telah harus menyetorkan sekurang-kurangnya Rp 50.000.000. sebagai modal dasarnya.

5. Memenuhi persyaratan undang-undang.

(22)

Pada awalnya Perseroan Terbatas di masa lalu yang bernama Naamlooze Vennootschap diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Buku kesatu Bab ketiga Bagian ketiga Pasal 36 sampai dengan Pasal 56 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 4 tahun 1971 tentang Perubahan dan Penambahan atas Ketentuan Pasal Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (STBL. 1847:23) dan Ordonansi Maskapai Andil Indonesia (Ordonantie op de Indonesische Maatschappij op Aandelen (stb 1939-569 jo. 717)).12

Perubahan yang terjadi melalui Undang-Undang Nomor 4 tahun 1971 tentang Perubahan dan Penambahan atas Ketentuan Pasal Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (STBL. 1847:23) masih tetap mempertahankan keberadaan hukum Perseroan Terbatas berada dalam lingkup Buku kesatu KUHD. Perubahan yang terjadi tidak terlalu signifikan karena tidak ada penambahan lebih luas tetapi hanya mengubah ketentuan Pasal 54 saja.

Selama masa kolonial Belanda, ketentuan Pasal 36-56 yang mengatur Perseroan Terbatas boleh dikatakan tidak pernah mengalami perubahan. Barulah setelah era kemerdekaan ketentuan-ketentuan Pasal tersebut pernah mengalami perubahan. Hal itu terjadi pada tahun 1971 dengan Undang-Undang Nomor 4 tahun 1971 tentang Perubahan dan Penambahan atas Ketentuan Pasal Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (STBL. 1847:23) Lembaran Negara No. 20 Tahun 1971.

13

12

Ibid, Hal 2

13

(23)

Kemudian pada tahun 1995, diterbitkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Terdiri dari 12 Bab dan 129

Pasal. Pasal 128 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 menegaskan Buku Kesatu, Titel ketiga, bagian ketiga yang terdiri Pasal 36 s.d Pasal 56 KUHD, yang mengatur Perseroan Terbatas berikut segala perubahannya terakhir dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1971 tentang Perubahan dan Penambahan atas Ketentuan Pasal Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (STBL. 1847:23) dinyatakan tidak berlaku.

Alasan penggantian berdasarkan konsideran Undang-undang nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas antara lain14

1. Ketentuan yang diatur dalam KUHD dianggap tidak sesuai lagi dengan peraturan Perseroan Terbatas yang ditentukan dalam KUHD, serta tidak sesuai lagi dengan perkembangan ekonomi dan dunia usaha yang semakin pesat, baik secara nasional maupun internasional.

:

2. Mencipta kesatuan hukum dalam Perseroan yang berbentuk badan hukum

(rechtspersoon, legal person, legal entity).

Kemudian pada tanggal 16 Agustus 2007 diundangkan lagi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995. Dasar alasan penggantian dikemukakan dalam konsideran maupun penjelasan umum antara lain akan dijelaskan dibawah ini:

14

(24)

1. Perekonomian nasional harus diselenggarakan berdasar asas demokrasi ekonomi sesuai dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkelanjutan, berwawasan lingkungan kemandirian, dan kesatuan ekonomi nasional. 2. Semua prinsip itu perlu didukung oleh kelembagaan perekonomian yang

kokoh dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat guna lebih meningkatkan perkembangan perekonomian nasional sekaligus memberi landasan yang kokoh bagi dunia dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi pada masa mendatang.

3. Perlu diadakan undang-undang yang mengatur tentang Perseroan Terbatas yang dapat mendukung terselenggaranya iklim dunia usaha yang kondusif. 4. Perseroan Terbatas sebagai salah satu pilar pembangunan perekonomian

nasional, perlu diberi landasan hukum untuk lebih memacu pembangunan nasional yang disusun sebagai usaha bersama atas dasar kekeluargaan.

Organ Perseroan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Dewan Komisaris.15

15

Pasal 1 (satu) butir 2 (dua), Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

(25)

Mengenai pendirian Perseroan Terbatas pada dasarnya telah diatur dalam ketentuan Pasal 7 sampai dengan 14 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Salah satu syarat pendirian Perseroan Terbatas menurut ketentuan Pasal 7 ayat (1) menyatakan pendirian Perseroan haruslah dibuat dalam bentuk akta notaris (Notariele Akte, Notarial Deed). Tidak boleh berbentuk akta di bawah tangan.

Keharusan membuat akta pendirian dalam bentuk akta notaris tersebut tidak hanya berfungsi sebagai alat bukti atas penjanjian pendirian Perseroan

(26)

F. Metode penulisan

1. Jenis dan sifat penulisan

Membuat suatu karya ilmiah, penggunaan suatu metode mutlak diperlukan. Penggunaan suatu metode bukan hanya mutlak untuk digunakan dalam suatu penelitian maupun penulisan ilmiah. Penulisan ilmiah menggunakan Library Reasearch (Study Kepustakaan) yaitu pengumpulan data yang diperoleh darii sumber-sumber literature, karya ilmiah, peraturan perundang-undangan dan sumber-sumber tertulis lainnya. Penulisan ini diperoleh dari data sekunder.16

2. Sumber bahan hukum

Sumber data yang menjadi bahan penulisan skripsi adalah data sekunder yang dilakukan dengan cara studi kepustakaan sebagai landasan teori.

Data Sekunder meliputi :

a. Bahan Hukum Primer, yang meliputi bahan peraturan perundang undangan terkait hukum ekonomi, hukum perusahaan atau perseroan dan terkait dengan hukumm kebendaan serta perjanjian jual beli secara perdata.17

b. Bahan hukum Sekunder, yang meliputi buku-buku, dokumen hasil penelitian bidang hukum khususnya tentang masalah perseroan dan saham.

c. Bahan Hukum Tersier, yang meliputi tentang bahan-bahan ajaran kuliah, serta tentang tata cara penulisan karya tulis ilmiah.

16

Bambang Sugono, Metode Penelitian Hukum,(Jakarta: RajaGrafindo Persada), 1997 Hal 23-24

17

(27)

3. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah analisa normatif, yaitu dengan memperhatikan fakta-fakta yang ada dalam praktek yang terjadi di lapangan yang kemudian dibandingkan dengan uraian yang didapat dari studi kepustakaaan. Dari analisis tersebut dapat diketahui efektifitas sistem pemidanaan yang bersifat edukatif terhadap pelaksanaan pengalihan hak saham dalam kehidupan sehari-hari.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan adalah Normatif Kuantitatif. Normatif karena penulisan ini bertitik tolak dari peraturan-peraturan yang ada sebagai norma hukum positif, sedangkan kuantitatif maksudnya analisa data yang bertitik tolak pada informasi-informasi yang didapat dari pustak untuk mencapai kejelasan masalah yang kan dibahas.18

G. Sistematika penulisan

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka diperlukan adanya sistematika yang teratur dan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Adapun sistematika penulisan skrikpsi ini adalah

BAB I : Pendahuluan

Pendahuluan merupakan bagian dari pengantar. Didalam nya termuat mengenai gambaran umum tentang penulisan skripsi yang terdiri dari latar belakang, penulisan skripsi, perumusan masalah,

18

(28)

tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan

BAB II : Peralihan Hak Atas Saham Perseroan Terbatas

Dalam bab ini berisi tentang Pengertian dari Perseroan Terbatas sebagai badan hukum, Modal sebagai syarat mendirikan Perseroan Terbatas, pengertian tentang Saham yang terjadi pada perseroan terbatas, lalu pengalihan saham pada perseroan tertutup.

BAB III: Anggaran Dasar Perseroan Terbatas

Pada bab ini pembahasan yang tercantum dalam penulisan ialah tentang bagaimana dari anggaran dasar perseroan terbatas, beserta pengertian dari anggaran dasar, unsur unsur pembuatan dari anggaran dasar, serta perubahan anggaran dasar perseroan. Lalu pembahasan kedudukan anggaran dasar di dalam perseroan terbatas serta pembahasan tentang persyaratan peralihan hak atas saham di dalam anggaran dasar.

BAB IV: Akibat Hukum Peralihan Hak atas Saham

(29)

A. Perseroan terbatas sebagai Badan Hukum

Manusia, dalam dunia hukum adalah subjek hukum atau pendukung hak dan kewajiban. Setiap manusia adalah pembawa hak (subjek hukum) dan mampu melakukan perbuatan hukum atau mengadakan hubungan hukum yang harus diikuti dengan adanya kecakapan hukum (rechsbekwaamheid) dan kewenangan hukum (rechtsbevoedgheid).19

1. Manusia, secara pribadi (Pasal 1329 KUHPerdata)

Ada dua macam subjek hukum yang dikenal dalam ilmu hukum, yaitu sebagai berikut :

2. Badan atau Pekumpulan, yang didirikan dengan sah yang melakukan perbuatan perbuatan perdata (Pasal 1654 KUHPerdata)20

Bila kita melihat di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, maka kita tidak akan menemukan satu ayat pun yang menyatakan perseroan terbatas sebagai Badan Hukum yang dapat ditetapkan. Landasan perseroan terbatas dikatakan sebagai badan hukum dapat kita temukan pada Undang Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang dinyatakan secara jelas pada pasal 1 ayat (1) yang berbunyi Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan

19

Hardijan Rusli, Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan) 1996, hal 17

20

(30)

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.21

1. Memiliki pengurus dan organisasi yang teratur dan sistematis yang berhubungan antara satu dengan yang lain

Dengan kata lain perseroan terbatas merupakan suatu badan yang memiliki kegiatan usaha dengan mengolah modal dengan prosedur perjanjian baik antar pemegang saham ataupun dengan pihak diluar perseroan terbatas.

Perseroan terbatas yang dinyatakan dalam Pasal 9 Undang Undang Nomor 40 tahun 2007 dapat disetujui sebagai badan hukum apabila memenuhi unsur unsur sebagai berikut :

2. Dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan hubungan hukum, termasuk dalam hal ini dapat digugat atau menggugat di depan pengadilan. 3. Mempunyai harta kekayaan sendiri.

4. Mempunyai hak dan kewajiban

5. Memiliki tujuan sendiri yang sesuai dengan kesepakatan pihak internal pada perseroan terbatas tersebut.22

Perseroan terbatas dalam hal pendirian nya, dapat dikatakan sah sebagai badan hukum apabila perseroan terbatas tersebut memiliki akta pendirian. Akta pendirian yang otentik tersebut kemudian selanjutnya disampaikan terlebih dahulu kepada Menteri Hukum dan HAM untuk mendapatkan pengesahan. Pengesahan

21

Pasal 1 ayat 1 (satu) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

22

(31)

dari Menteri Hukum dan HAM baru akan diberikan apabila syarat syarat dalam anggaran dasar perseroan tidak bertentangan dengan kepentingan umum maupun kesusilaan.

Menurut Pasal 7 ayat (1) Undang Undang Nomor 40 tahun 2007 tentan Perseroan terbatas bahwa perseroan terbatas dapat didirikan minimal oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang berbahasa Indonesia. Yang dimaksudkan “orang” dalam Undang undang ini merupakan orang perseroan, baik warga negara Indonesia maupun asing atau badan hukum Indonesia atau asing.

B. Modal Perseroan Terbatas

Dalam pendirian perseroan terbatas sebagai badan hukum yang di sah kan oleh Pemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM, harus memiliki unsur unsur pemenuhan persyaratan yang dinyatakan dalam Undang undang perseroan terbatas salah satunya ialah Modal23

Modal dalam perseroan terbatas merupakan terdiri atas seluruh nilai nominal saham24

23

Ibid, Hal 26

24

Ibid, Hal 27

(32)

Pemenuhan syarat modal minimum bertujuan agar pada waktu perseroan didirikan setidak-tidaknya sudah mempunyai modal, yaitu sebesar modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal disetor yang akan menjadi jaminan bagi pihak ketiga terhadap perseroan.

Undang Undang nomor 1 tahun 1995 mengatur besarnya modal dasar yaitu minimal Rp. 20.000.000 (dua puluh juta Rupiah). Sedangkan melalui pasal 32 ayat (1) Undang-undang nomor 40 tahun 2007 mengatur bahwa besarnya modal dasar yaitu minimal Rp. 50.000.000 (lima puluh juta Rupiah). Akan tetapi hal ini ternyata bukan ketentuan yang pasti, karena Undang-undang yang mengatur kegiatan usaha tertentu dapat menentukan jumlah minimum modal Perseroan yang lebih besar daripada ketentuan modal dasar sebagaimana dimaksud pada pasal 32 ayat (1).25 Yang dimaksud dengan “kegiatan usaha tertentu” antara lain usaha perbankan,asuransi, atau freight forwading.26

Menurut undang-undang Perseroan terbatas nomor 1 tahun 1995, pada waktu dilakukan pendirian perseroan terbatas, sekurang-kurang nya 25% dari modal dasar sudah harus ditempatkan. Artinya, sudah diambil oleh orang atau badan hkum tertentu yang menjadi pendiri, serta harus sudah disetor sekurang-kurangnya 50% dari modal yang ditempatkan itu. Sedangkan menurut Undang-undang nomor 40 tahun 2007 dikatakan bahwa paling sedikit 25% dari modal dasar sebagaimana maksud dalam Pasal 32 ayat (1) harus ditempatkan (issued capital) dan seluruhnya (100% dari modal ditempatkan tersebut) harus disetorkan

25

Ahmad Yani dan Gunawan Widjaya, Ibid, Hal 43.

26

(33)

ke dalam kas perseroan sebagai paid capital. Hal ini berbeda dengan ketentuan Undang-undang nomor 1 tahun 1995 yang hanya wajib disetor sejumlah 50% dari modal yang ditempatkan. Sehingga sisanya (50%) wajib disetor penuh pada saat pengesahan perseroan sebagai badan hukum oleh Mentri.

C. Kedudukan Saham sebagai Benda bergerak

1. Pengertian Saham

Saham merupakan wujud kongkrit modal perseroan sebagaimana dikatakan dalam pasal 24 ayat 1 (satu) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, bahwa modal perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham. Saham ini berbeda beda menurut jenis perseroan, dapat dikeluarkan dalam macam, jenis dan bentuk yang beragam, asal saja saham-saham ini dikeluarkan dalam nilai nominal mata uang Indonesia. Undang-undang Perseroan Terbatas tidak mengakui saham-saham yang dikeluarkan tanpa nominal.27

Surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau sekuritas, salah satunya yaitu saham28

27

Ahmad Yani dan Gunawan Widjaya, Ibid, Hal 55

. Seperti yang disebutkan dalam Pasal 60 ayat 1 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas : “Saham merupakan benda bergerak dan memberikan hak sesuai dengan pasal 52 kepada pemiliknya”.

28

(34)

Adapun hak yang dijelaskan pada Pasal 52 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas merupakan hak menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS, lalu menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi serta hak untuk menjalankan hak lainnya berdasarkan undang- undang ini.29

Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.30

Dalam bentuk perwujudan nya saham merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Pengertian saham ini artinya adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk

Dapat juga dikatakan sebagai nilai atau pembukuan, saham sebagai bagian dalam instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkunkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk menjual kepentingan dalam bisnis saham sebagai efek khusus dengan imbalan dalam bentuk uang tunai. Ini merupakan metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain menerbitkan obligasi.

29

Ahmad Yani dan Gunawan Widjaya, Ibid, Hal 69

30

(35)

Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut dengan emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebahagian dari perusahaan itu. Dengan demikian bila seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan.31

Kalau kita telusuri makna kata saham kita akan menemukan bahwa yang dimaksud dengan saham adalah suatu tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan atau beberapa perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemegang atau pemilik kertas tersebut adalah salah satu pemilik perusahaan yang menerbitkan saham. Kalau seseorang memiliki 1% dari seluruh saham yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan berarti kepemilikannya juga sebesar 1%. Kepemilikan tersebut meliputi hak klaim atas aktiva dan penghasilan dari operasional perusahaan, dengan demikian pendapatan yang akan diperoleh (return) dari dividen berdasarkan porsi saham yang dikuasainya. Para pemilik modal membeli saham Bentuk wujud dari saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas itu adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi bisa kita interpretasikan kedalam contoh seperti kita menabung di bank, setiap kali kita menabung maka kita wajib mendapatkan slip atau bukti tertulis yang menjelaskan bahwa kita telah melakukan pembayaran atau setoran sejumlah uang. Namun bedanya dalam investasi saham, yang kita terima bukan slip setoran melainkan lembaran saham yang sah dikeluarkan oleh perusahaan.

31

(36)

suatu perusahaan dapat berarti pula mereka membeli prospek perusahaan. Jika prospek perusahaan membaik harga saham tersebut akan meningkat, karena diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang layak begitu pula sebaliknya. Dengan demikian membeli saham bukanlah semata memiliki benda atau barang yang menjadi alat operasional perusahaan semata, namun juga memiliki manfaat yang lebih besar, yakni prospek perusahaan. Dengan demikian harga saham dapat sewaktu-waktu berubah naik atau turun tergantung pada perubahan 'harapan' terhadap perusahaan terkait, dengan adanya fluktuasi harga saham pemilik modal dimungkinkan memperoleh pendapatan dari hasil dari selisih harga pembelian dan penjualan. Perusahan menerbitkan saham dengan tujuan pemenuhan modal dasar dalam rangka pendirian perusahaan atau meningkatkan modal dasar yang telah dimiliki, sehingga dana yang ditanamkan dalam saham tidak dapat ditarik kembali karena terkait dengan keabsahan pendirian perusahaan yang telah tercantum dalam Anggaran Dasar perusahaan, sehingga penarikan dana penyertaan oleh tidak dapat dilakukan secara langsung dari perusahaan.32

Pada saham tersebut mempunyai nilai keuangan tertentu, nilai saham dibedakan menjadi tiga jenis33

a. Nilai Nominal (Nilai Pari / par value) :

Merupakan nilai yang tercantum atau tertulis dalam lembar kertas saham yang bersangkutan, saham yang diterbitkan harus memiliki

32

Darmadji dan Fahkruddin, Ibid, Hal 6-7

33

(37)

nilai nominal dan untuk satu jenis saham yang sama pada suatu perusahaan harus memiliki satu jenis nilai nominal.

b. Nilai Dasar

Merupakan harga dasar saham yang ditentukan pada saat pertama kali penawaran atau penerbitan, harga dasar ini akan berubah sejalan dengan berbagai tindakan perusahaan (corporate action) yang berhubungan dengan saham, misalnya bila perusahaan mengeluarkan saham baru (right issue), pemecahan nilai saham (stock split), atau penerbitan warrant.

c. Nilai Pasar

Merupakan harga saham pada pasar yang sedang berlangsung hingga ditutupnya sesi perdagangan, jika sesi perdagangan ditutup maka harga saham tersebut adalah harga penutupan.

Selain jenis nilai di atas, ada juga yang membagi nilai saham atas tiga jenis, yaitu : a. Nilai Nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam saham tersebut. b. Nilai Efektif, yaitu nilai yang tercantum pada kurs resmi jika

saham tersebut diperdagangkan di bursa.

(38)

di bursa, atau lazim disebut mispriced yakni penilaian yang terlalu tinggi (over valued) atau terlalu rendah (under valued).34

2. Saham sebagai benda bergerak

Secara konseptual kebendaan berwujud dibedakan dari kebendaan tidak berwujud berdasarkan pada sifat dan dilihat atau tidaknya (konkrit-abstraksnya) kebendaan tersebut.35

Saham sebagai suatu hak yang merupakan benda yang dapat dikuasai dengan hak milik juga dapat ditentukan dasarnya pada ketentuan umum yang Namun kepentingan praktis telah banyak menciptakan materialisasi dari kebendaan tidak berwujud dalam bentuk surat atau akta yang menjadi bukti kepemilikan dar kebendaan tidak berwujud tersebut

Jika kita telusuri makna kata saham kita akan menemukan bahwa yang dimaksud dengan saham adalah suatu tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan atau beberapa perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemegang atau pemilik kertas tersebut adalah salah satu pemilik perusahaan yang menerbitkan saham.

Kalau seseorang memiliki 1% dari seluruh saham yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan berarti kepemilikan nya juga sebesar 1%. Kepemilikan tesebut meliputi hak klaim atas aktiva dan penghasilan dari operasional perusahaan, dengan demikian pendapatan yang akan diperoleh (return) dan dividen berdasarkan porsi saham yang dikuasainya.(belum selesai).

34

Ibid, Hal 11

35

(39)

diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 511 angka (4) yang berbunyi:

“Sero-sero atau andil-andil dalam persekutuan perdagangan uang, persekutuan dagang atau persekutuan perusahaan, sekalipun benda-benda persekutuan yang bersangkutan dan perusahaan itu adalah kebendaan tidak bergerak. Sero-sero atau andil-andil itu dianggap merupakan kebendaan bergerak, akan tetapi hanya terhadap para pesertanya selama persekutuan berjalan.36

Oleh karena itu saham sebagai benda bergerak dijadikan sebagai jaminan hutang dengan gadai atau jaminan fidusia sebagai jaminannya. Hal ini sejalan dengan ketentuan pasal 60 Undang-undang nomor 40 tahun 2007 ayat (1) tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi: ”saham merupakan benda bergerak dan memberikan hak yang sebagai mana dimaksud dalam pasal 52 kepada pemiliknya.37

Untuk itu perlu ditegaskan tentang saham sebagai benda bergerak yang pada akhirnya memberikan ketegasan tentang lembaga jaminan yang dapat dibebankan atas saham tersebut.38

36

Pasal 511 Kitab Undang-undang Hukum Perdata

37

Pasal 60 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

38

Ahmad Yani dan Gunawan Widjaya, Ibid, Hal 64

(40)

dapat dipertahankan kepada setiap orang. Pemegang saham yang memiliki saham mempunyai hak kebendaan terhadap saham tersebut.

Sebagai subjek hukum pemegang saham memiliki hak dan kewajiban yang timbul atas saham tersebut. Selaku pemegang hak, pemegang saham berhak mempertahankan haknya terhadap setiap orang. Hak dan kewajiban pemegang saham baik terhadap perseroan maupun terhadap pemegang saham lainnya berada dalam hubungan perikatan, sebagai mana diatur dalam UU dan anggaran dasar perseroan.

D. Hak-hak pemegang saham

1. Hak pemegang saham pada umumnya

Pada umumnya, pemegang saham merupakan subjek hukum yang memiliki hubungan verbal terhadap hak dan kewajibannya sebagai orang yang memiliki kendali atas saham yang diatasnamakan oleh pemegang saham tersebut. Sehingga apapun itu yang terjadi terhadap sesuatu yang berkaitan dan berhubungan dengan kondisi saham maka pemegang saham lah yang harus memiliki andil baik hak dan kewajiban.

(41)

a) Hak menyatakan suara (vote) atas isu-isu yang mempengaruhi perusahaan secara keseluruhan;

b) Hak terkait dengan aset korporasi; c) Hak terkait dengan pengalihan saham;

d) Hak untuk menerima dividen yang diumumkan oleh dewan direksi dari korporasi;

e) Hak untuk memeriksa catatan dan buku dari korporasi;

f) Hak untuk membawa gugatan terhadap korporasi untuk bertindak salah oleh direksi dan pejabat dari korporasi;

g) Hak untuk berbagi dalam hasil kembali ketika korporasi liquidates aktiva.

Penjelasan tentang hak ini juga diatur secara jelas dalam Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada pasal 52 ayat (1) mengatur tentang beberapa hak pemegang saham pada umumnya yaitu sebagai berikut: ”menghadiri dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, menerima pembayaran dividen dan sisa hasil likuidasi, dan menjalankan hak lainnya yang diatur didalam undang-undang ini”39

39

(42)

Tidak seperti saham biasa, pemegang saham preferen berhak atas dividen tetap dan hak-hak tetap untuk menerima persentase aset perusahaan adalah dilikuidasi. Sehubungan dengan hak dividen, contoh saham tersebut akan mencakup nama seperti "Rp. 50.000,- pilihan," yang berarti pemegang saham berhak untuk menerima Rp. 50.000,- dalam dividen per saham sebelum dividen yang dibayarkan kepada pemilik saham biasa.

(43)

E. Tata cara peralihan hak atas saham pada perseroan tertutup.

1. Pengalihan Hak Benda Bergerak

Saham memiliki sifat sebagai benda bergerak menurut pasal 511 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHP) sehingga dalam kedudukan nya kepemilikan saham juga dapat dipindah tangan kan. Hal ini merupakan salah satu wujud bahwa kedudukan saham sebagai benda bergerak tidak serta merta dapat dipindah tangan kan tanpa melalui mekanisme dan pengaturan yang jelas. Pasal 36 ayat 1 (satu) serta ayat 2 (dua) juga mengatakan bahwa kepemilikan saham juga tidak bisa serta merta dipindah tangan kan tanpa ada melalui suatu mekanisme yang telah diatur di dalam Undang-undang yang artinya adanya kepemindahan hak terdahulu pada benda tersebut dengan 3 cara terhadap pengalihan hak yaitu Perjanjian, Karena Undang-undang, serta melalui Keputusan Hakim yang berkedudukan Hukum tetap yang telah dipersamakan dengan itu.

a. Perjanijian

(44)

b. Karena Undang undang

Peralihan akibat undang-undang merupakan adanya unsur paksa oleh undang-undang yang dengan sendirinya kepemilikan hak atas saham harus terjadi misalnya si pemilik saham tersebut meninggal dunia berarti kepemilikan hak atas saham itu harus diwariskan;

c. Akibat keputusan hakim yang berkekuatan hukum tetap.

Keputusan hakim yang berkekuatan hukum tetap berarti kepemilikan hak atas benda beralih dikarenakan ada kondisi terhadap perusahaan tersebut ataupun pemilik saham yang melawan hukum ataupun tidak berjalan sebagaimana metinya. Misalnya adanya keputusan pailit atau pun bangkrut sehingga seluruh asset perusahaan termasuk didalamnya saham tersebut harus dilelang melalui mekanisme pelelangan di Balai Harta Pelelangan.

2. Pengalihan Hak Atas Saham pada perseroan Tertutup

Pengalihan hak atas saham pada suatu perseroan merupakan suatu perbuatan hukum yang dimana dalam kepemilikan saham telah terjadi pemindahan hak karena ada alas an-alasan tertentu dengan melalui mekanisme yang telah diatur pada pasal 56 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perserian Terbatas. Dimana pada pasal tersebut berbunyi:

a. Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak. b. Akta pemindahan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau

(45)

c. Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2) dan memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak.

d. Dalam hal pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum dilakukan, Menteri menolak permohonan persetujuan atau pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama pemegang saham yang belum diberitahukan tersebut.

e. Ketentuan mengenai tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di pasar modal diatur dalam peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal.40

Mengacu pada ketentuan Pasal diatas, maka hal pokok yang harus menjadi acuan pemegang saham adalah bahwa setiap pengalihan hak atas saham harus dibuat dalam bentuk akta. Oleh karena itu, sebagai proses pertama yang harus dilakukan adalah membuat Perjanjian Jual-Beli atas Saham yang dimiliki. Selanjutnya, Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas juga mengatur bahwa setiap perubahan Anggaran Dasar harus mendapat persetujuan RUPS.

40

(46)

Pengalihan hak atas saham adalah salah satu bagian perubahan Anggaran Dasar yaitu merubah struktur Pemegang Saham. Hal ini diatur pada Pasal 19 Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi:

a. Perubahan anggaran dasar ditetapkan oleh RUPS.

b. Acara mengenai perubahan anggaran dasar wajib dicantumkan dengan jelas dalam panggilan RUPS.41

Oleh karena itu, niat seorang pemegang saham untuk menjual saham yang dimilikinya harus terlebih dahulu mendapat perserujuan daru Rapat Umum Pemegang Saham. Melalu mayoritas suara terbanyak maka saham tersebut dapat dijual ataupun dilepas.

Pada ruang lingkup Perseroan tertutup, pengalihan hak atas saham dilakukan tidak secara terbuka melainkan memiliki batasan tertentu sesuai dengan sifat perseroan yang tertutup walaupun melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham. Adapun batasan terhadap pelepasan lembar saham untuk dipindah tangankan hak nya ialah terletak pada kewajiban si pemegang saham tersebut untuk menawarkannya dulu di dalam ruang lingkup batasan perseroan. Artinya pihak ataupun calon pembeli saham tersebut hendaknya di prioritaskan merupakan orang yang juga berada pada ruang perseroan tersebut, baik itu jajaran direksi, pemegang saham ataupun karyawan perseroan. Pada akhirnya saham tersebut pada prinsipnya tidak dilepaskan atau pun tidak jatuh ke tangan publik yang berada diluar perseroan untuk menjaga sifat perseroan yang tertutup.

41

(47)
(48)

PERALIHAN HAK ATAS SAHAM

A. Anggaran dasar Perseroan Terbatas.

1. Pengertian Anggaran Dasar

Baik pada undang nomor 1 tahun 1995 maupun di dalam Undang-undang nomor 40 tahun 2007, tidak menjelaskan secara gamblang apa itu yang dimaksud dengan anggaran dasar perseroan terbatas. Namun secara eksplisit fungsi anggaran dasar pada suat perseroan merupakan sebagai salah satu bagian penting dari akta pendirian sebuah Perseroan terbatas atau Perseroan. Artinya, anggaran dasar tidak dapat dilepaskan dan merupakan satu kesatuan dengan akta Perseroan.

(49)

memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya”.42

Ahmad Yani dan Gunawan Widjaya mengatakan, Anggaran Dasar adalah bagian dari Akta Pendirian Perseroan yang memuat aturan main dalam perseroan yang menentukan setiap hak dan kewajiban dari pihak-pihak, baik perseroan itu sendiri, pemegang saham, pengurus (Direksi), maupun Komisaris serta pihak ketiga (terhitung sejak perseroan resmi menjadi badan hukum).

Akta Pendirian yang terdiri dari Anggaran Dasar dan berbagai keterangan lainnya mengatur segala hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang membuatnya. Dengan kata lain,Akta Pendirian adalah undang-undang yang mengikat para pihak yang membuatnya.

43

2. Unsur Unsur pembuatan Anggaran Dasar

Secara hierarkis, Anggaran Dasar tidak boleh bertentangan dengan ketentuan mengenai syarat-syarat sahnya perjanjian yang diatur dalam pasal 1320 sampai dengan pasal 1337 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Demikian juga tidak boleh menyimpang dari ketentuan Undang-undang yang lebih tinggi yang mengaturnya, yaitu Undang-undang nomor 40 tahun 2007. Peringatan ini ditemukan dalam ketentuan peralihan Pasal 157 ayat (1) Undang-undang nomor 40 tahun 2007. Pasal tersebut bila kita lihat secara kontekstual berisi : “Anggaran Dasar dari Perseroan yang telah memperoleh status badan hukum dan perubahan

42

Pasal 1 Undang-undang Nomor 40 tahon 2007 tentang Perseroan Terbatas

43

(50)

anggaran dasar yang telah disetujui atau dilaporkan kepada Mentri dan didaftarkan dalam perusahaan sebelum Undang-undang ini tetap berlaku jika tidak bertentangan dengan Undang-undang ini.”44

Menurut Pasal 15 ayat (1) Undang-undang nomor 40 tahun 2007, Anggaran Dasar Persesoan sekurang-kurang nya memuat tentang, antara lain sebagai berikut :45

a. Nama dan tempat kedudukan Perseroan

b. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan c. Jangka waktu berdirinya Perseroan

d. Besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal yang harus disetor;

e. Jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk setiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiapsaham, dan nilai nominal setiap saham.

f. Nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris

g. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham

h. Tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian, anggota Direksi dan Dewan Komisaris.

i. Tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen

44

Pasal 157 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007

45

(51)

j. Ketentuan ketentuan lain yang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini.

Pasal 15 Undang-undang nomor 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas ini juga mengatur mengenai hal-hal apa yang tidak boleh dimuat dalam sebuah anggaran dasar , yaitu:

a. ketentuan tentang penerimaan bunga tetap atas saham;

b. ketentuan tentang pemberian manfaat pribadi kepada pendiri atau pihak lain.

Anggaran dasar Perseroan mengatur ketentuan mengenai: a. tata cara pengunduran diri anggota Direksi;

b. tata cara pengisian jabatan angota Direksi yang lowong;

c. pihak yang berwenang menjalankan pengurusan dan mewakili Perseroan dalam hal seluruh anggota Direksi berhalangan atau diberhentikan untuk sementara.

3. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan

(52)

keputusan adalah sah jika disetujui paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan. Dalam hal kuorum kehadiran tidak tercapai dapat diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham kedua. Rapat Umum Pemegang Saham kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam rapat paling sedikit 3/5 (tiga perlima) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan keputusan adalah sah jika disetujui paling sedikit 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan.46

a. nama Perseroan dan/atau tempat kedudukan Perseroan;

Perubahan-perubahan anggaran dasar tertentu harus mendapatkan persetujuan Menteri. Perubahan-perubahan yang harus mendapatkan persetujuan Menteri meliputi perubahan atas:

b. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan; c. jangka waktu berdirinya Perseroan;

d. besarnya modal dasar;

e. pengurangan modal ditempatkan dan disetor;

f. status Perseroan yang tertutup menjadi Perseroan terbuka atau sebaliknya.

Perubahan anggaran dasar selain dari perubahan-perubahan yang disebutkan di atas tidak harus mendapatkan persetujuan Menteri, tetapi Perseroan hanya perlu memberitahukan perubahan anggaran dasar kepada Menteri.

46

(53)

Perubahan anggaran dasar Perseroan dibuat dalam akta notaris dalam bahasa Indonesia. Perubahan anggaran dasar Perseroan yang tidak dimuat dalam akta berita acara rapat yang dibuat oleh notaris harus dinyatakan dalam bentuk akta pernyataan keputusan rapat atau akta perubahan anggaran dasar paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Permohonan persetujuan perubahan anggaran dasar Perseroan diajukan kepada Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal akta notaris yang memuat perubahan anggaran dasar Perseroan. Ketentuan ini juga berlaku bagi pemberitahuan perubahan anggaran dasar Perseroan kepada Menteri. Permohonan persetujuan perubahan anggaran dasar Perseroan mengenai perpanjangan jangka waktu berdirinya Perseroan harus diajukan kepada Menteri paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum jangka waktu berdirinya Perseroan berakhir.

Permohonan persetujuan atas perubahan anggaran dasar Perseroan dapat ditolak apabila:

a. bertentangan dengan ketentuan mengenai tata cara perubahan anggaran dasar;

b. isi perubahan bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, dan/atau kesusilaan;

(54)

Perubahan anggaran dasar Perseroan yang harus mendapatkan persetujuan Menteri mulai berlaku sejak tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai persetujuan perubahan anggaran dasar Perseroan. Sedangkan perubahan anggaran dasar Perseroan yang diberitahukan kepada Menteri mulai berlaku sejak tanggal diterbitkannya surat penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar oleh Menteri.

Perubahan anggaran dasar mengenai status Perseroan yang tertutup menjadi Perseroan Terbuka mulai berlaku sejak tanggal:

a. efektif pemberitahuan pendaftaran yang diajukan kepada lembaga pengawas di bidang pasar modal bagi Perseroan Publik;

b. dilaksanakan penawaran umum, bagi Perseroan yang mengajukan pernyataan pendaftaran kepada lembaga pengawas di bidang pasar modal untuk melakukan penawaran umum saham sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Perubahan anggaran dasar yang dilakukan dalam rangka penggabungan atau pengambilalihan berlaku sejak tanggal:

a. persetujuan Menteri;

b. kemudian yang ditetapkan dalam persetujuan Menteri;

(55)

B. Kedudukan Anggaran dasar dalam Perseroan terbatas

Anggaran dasar merupakan bagian dari Akta pendirian Perseroan yang memuat aturan main dalam perseroan yang mentetukan setiap hak dan kewajiban dari pihak-pihak, baik perseroan itu sendiri, pemegang saham, pengurus (Direksi), maupun Komisaris serta pihak ketiga yang terhitung sejak perseroan resmi menjadi badan hukum perseroan tersebut. Hal tersebut menjadi lebih jelas dan dikuatkan pada ketentuan pasal 4 (empat) Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas juga menyatakan bahwa “Terhadap Perseroan berlaku undang-undang ini, Anggaran Dasar Perseroan dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya”47

Tentu saja berlakunya undang-undang ini, anggaran dasar perseroan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan lain, merupakan menjadi pedoman pokok yang sudah jelas dikatakan pada Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Anggaran dasar merupakan menjadi salah satu bagian pokok sebagai aturan main serta landasan perseoan itu sendiri berjalan. Hal ini diperkuat dengan kondisi salah satu terbentuknya perseroan dibentuk sebagai badan hukum yang sah ialah Anggaran Dasar itu sendiri. Alas an undang-undang meletakkan Anggaran Dasar sebagai salah satu syarat merupakan sebagai bentuk pedoman bagi elemen-elemen serta unsur perseroan dalam menjalankan perseroan yang telah dibentuk tersebut dengan patuh dan menaati pada asas itikad baik, asas kepantasan, asas kepatutan serta asas prinsip tata kelola perseroan yang baik

.

47

(56)

(good corporate governance) dalam menjalankan perseroan yang beserta asas ini pula yang disertakan dan tertuang pada Anggaran Dasar suatu Perseroan.48

Jauh sebelum pengesahan badan hukum Perseroan diperoleh, jelas sebenarnya bahwa Anggaran Dasar itu berlaku atau mengikat para pendiri dan para pihak (persero) yang mengambil bagian masing- masing sebagai elemen Perseroan. Artinya secara konseptual Anggaran Dasar merupakan bentuk ikatan serta perjanjian maupun pernyataan kinerja ataupun kontribusi tertulis para pihak perseroan itu sendiri sehinga kedudukan Anggaran Dasar sebagai pedoman kerja pihak perseroan atau pun pendiri tidak lagi perlu mendapatkan pengakuan dari pada elemen-elemen perseroan karena penyusunan Anggaran Dasar itu sendiri dilakukan oleh pihak yang akan menjalankan clausula clausula didalamnya.49

Anggaran Dasar juga merupakan salah satu bagian dari perseroan yang menjabarkan kedudukan perseroan tersebut secara hukum (legal Standing). Perseroan yang membutuhkan sebuah nama yang menjadi identitas perseroan. Nama juga digunakan sebagai tanda pengenal kepada pihak lain akan identitas perseroan. Oleh karena itu, pengaturan pemakaian nama perseroan terbatas dilakukan untuk memberikan perlindungan hukum kepada pemakai nama perseroan terbatas yang beritikad baik. Menurut Pasal 16 ayat (2) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, nama perseroan harus didahului dengan frase Perseroan Terbatas atau disingkat PT.

48

Ibid, Hal 30

49

(57)

Sebagai suatu identitas yang melekat dan menjadi pembeda antara satu perseroan dengan lainnya perseroan dilarang menggunakan nama yang disebut pasal tersebut yang berbunyi ”Perseroan tidak boleh memakai nama yang :

1. Telah dipakai secara sah oleh Perseroan lain atau sama pada pokoknya dengan nama Perseroan lain;

2. Bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan;

3. Sama atau mirip dengan nama lembaga negara, lembaga pemerintah, atau lembaga internasional, kecuali mendapat izin dari yang bersangkutan;

4. Tidak sesuai dengan maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha, atau menunjukkan maksud dan tujuan Perseroan saja tanpa nama diri; 5. Terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian

huruf yang tidak membentuk kata; atau

6. Mempunyai arti sebagai Perseroan, badan hukum, atau persekutuan perdata.” 50

Sebuah perseroan selain memiliki nama sebagai identitasnya juga harus mempunyai satu tempat kedudukan yang pasti, hal ini berguna sebagai tempat dimana perseroan tersebut berada dan berdiri. Mengenai tempat kedudukan perseroan, undang-undang mengisyaratkan bahwa perseroan mempunyai tempat kedudukan di daerah kota atau kabupaten dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan hal tersebut harus sudah ditentukan dalam anggaran dasar perseroan dimana tempat kedudukan yang dicantumkan dalam anggaran dasar merupakan

50

(58)

kantor pusat perseroan. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan perseroan mempunyai tempat kedudukan di desa ataupun di kecamatan, akan tetapi tetap harus mencantumkan kota atau kabupaten dari desa atau kecamatan dalam anggaran dasar perseroan. Tempat kedudukan perseroan merupakan dasar eksistensi hukum (legal existance) perseroan, karena dengan adanya tempat dan kedudukan yang menjadi domisili perseroan, pihak lain dapat menentukan di tempat mana dapat dilakukan komunikasi dengan Perseroan yang bersangkutan.Tempat kedudukan perseroan memiliki beberapa makna yuridis bagi suatu perseroan dimana tempat kedudukan merupakan domisili hukum (legal domicile) yang sah dari perseroan, suatu yurisdiksi hukum (legal jurisdiction) bagi perseroan dalam melakukan kegiatan usaha nya, landasan domisili komersial (comercial domicile) bagi kegiatan komersial perseroan serta sebagai tempat utama bagi perseroan untuk mengatur pelaksanaan maksud, tujuan dan kegiatan usaha perseroan .

Adapun yang terikat diluar dari penyusunan Anggaran Dasar ialah pihak ketiga yang dianggap dapat mengikatkan diri ataupun terikat sejak keluar nya keputusan dari Menteri (Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) mengenai pengesahan badan hukum Perseroan tersebut. Dengan demikian, praktis Anggaran Dasar perseroan telah menjadi Undang-undang bagi semua pihak.

(59)

perjanjian, khilafnya perjanjian, paksaan terhadap perjanjian, paksaan dalam pembatalan perjanjian, serta habisnya masa perjanjian akibat selesai nya hakikat perjanjian.51 Dengan demikian juga tidak menyimpang dari ketentuan undang-undang yang lebih tinggi yang mengaturnya, yaitu Undang Undang Perseroan Terbatas. Peringatan ini ditemukan dalam ketentuan peralihan pada pasal 157 ayat (1) Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 yang berbunyi : “Anggaran Dasar dari Pereroan yang telah memperoleh status badan hukum dan perubahan anggaran dasar yang telah disetujui atau dilaporkan kepada Menteri dan didaftarkan dalam daftar perusahaan sebelum Undang-undang ini tetap berlaku jika tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini”52

C. Persyaratan peralihan hak atas saham dalam anggaran dasar

Peran Anggaran Dasar dalam pengalihan hak saham ialah harus meletakkan ketentuan ketentuan tertentu yang sudah tercantum pada Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Ketentuan ketentuan serta langkah yang perlu diperhatikan yang ada pada Undang-undang Perseroan Terbatas dalam pengalihan hak atas saham dipaparkan sebagai berikut:

1. Akta Pemindahan Hak Atas Saham;

Pemindahan hak saham harus dilakukan dengan cara membuat akta pemindahan hak atas saham (pasal 56 ayat 1).

51

Pasal 1327 Kitab Undang-undang Hukum Perdata

52

(60)

Akta Pemindahan Hak Atas Saham tersebut dapat dibuat dalam bentuk akta dibawah tangan atau akta otentik (akta notaris).

Akta pemindahan hak atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada Perseroan. (Pasal 56 ayat 2).

2. Wajib dicatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS);

Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus. (pasal 56 ayat 3). Adapun akibatnya jika tidak dicatat dalam Daftar Pemegang saham adalah : Jika perubahan kepemilikan saham tersebut tidak dicatat dalam DPS maka pemegang hak yang baru (pembeli) belum mempunyai hak-hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat 2 yaitu :

a. Hak untuk me

Referensi

Dokumen terkait

Dalampembuatan web ini banyak keuntungan yang didapatkan khususnya bagi penjual dan kalangan umum atau kostumer itu sendiri disini penulis mencoba untuk menggunakan fasilitas

Pada tulisan ini penulis menyajikan suatu teknik yang dapat meningkatkan kecepatan operasi suatu sistem komputer tanpa mengganti hardware (terutama prosesor dan motherboard),

BAHARUDDIN Pokja I Unit Layanan Pengadaan Koordinat or Pengadilan Tinggi Kendari Pokja I Unit Layanan Pengadaan Koordinat or Pengadilan Tinggi Kendari m enet apkan Pem enang

Serat yang mempunyai kekuatan tarik yang besar adalah kelompok serat ijuk yang berdiameter 0.25-0.35 mm. Gambar 14 menunjukkan salah satu morphologi kelompok serat ijuk

Mata bagi pencapaian pangkat baru hanya akan dikemaskini pada setiap minggu (Indonesia mengambil masa selama dua minggu), anda hanya akan menerima mata tersebut pada minggu yang

Ini kerana pemimpin sebagai orang yang mempunyai pengaruh yang besar dari aspek politik mampu untuk memberi pengaruh serta tanggapan yang baik

yang berjudul “ Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Dalam Membentuk. Kepribadian Peserta Didik (Studi Kasus di SDI Sunan Giri

Elemen Biaya Langsung yaitu biaya pembelian kain yang menjadi bahan baku utama perusahaan.. Beban Gaji Buruh dan uang makan adalah biaya tenaga kerja