Hubungan KUHPer dan KUHD Pengertian Hukum Bisnis
Pengaturan dalam Kodifikasi dan diluar Kodifikasi Inbreng
Hukum Sipil (Privaatrecht) dalam arti luas
meliputi:
Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) dan Hukum Dagang (Handelsrecht)
Hukum Sipil (Privaatrecht) dalam arti sempit
meliputi
Psl 1 KUHD : adalah KUH Perdata seberapa
jauh dari padanya dalam kitab ini tidak khusus diadakan penyimpangan, berlaku juga
terhadap hal-hal yang dibicarakan dalam kitab ini.
Psl 15 KUHD : menyebutkan segala
perseroan tersebut dalam bab inidikuasai oleh persetujuan pihak-pihak yang bersangkutan, oleh kitab ini dan oleh hukum perdata.
Dari kedua ketentuan ini dapat disimpulkan
bahwa, ketentuan yang diaturdalam KUH
Perdata berlaku juga terhadap masalah yang tidak diatur secarakhusus dalam KUHD, dan sebaliknya apabila KUHD mengatur secara khusus,maka ketentuan-ketentuan umum
yang diatur dalam KUH Perdata tidakberlaku, dalam bahasa Latin “ Lex specialis derogat legi generalis ”(hukum khusus dapat
I. Kant: Hukum Dagang adalah suatu tambahan hukum perdata, yaitu yang mengatur hal-hal khusus.
Prof. Soebandono : Bahwa pada Psl. 1 KUHD memelihara antara hukumperdata umum dan hukum dagang. Sedang KUHD itu tidak khusus menyimpang dari KUH Perdata.
Van Apeldoorn: Bahwa hukum dagang suatu bagian istimewa dari lapangan hukum perikatan yang
ditetapkan dalam Buku III KUH Perdata.
Pengertian Hukum Bisnis
Perangkat aturan-aturan perilaku yang dianggap
paling dapat menjamin sistem perdagangan itu adalah aturan-aturan hukum yang secara sederhana dapat
dipahami sebagai:
Suatu tata perkonomian yang sehat akan banyak
bergantung pada sistem perdagangan yang sehat pula;
Sistem perdagangan pada dasarnya selalu dikaitkan
dengan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya akan barang dan jasa (The need of goods and services);
Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan akan
barang dan jasa itu yang dapat disebut sebagai proses produksi;
Proses produksi dalam masa ini sering diartikan
sebagai indirect production, dalam arti orang cenderung memenuhi kebutuhannya dengan bantuan dan kerjasama orang lain, berarti mengandung unsur-unsur spesialisasi dan pemanfaatan surplus;
Melalui spesialisasi: mengkhususkan diri pada keahlian,
keunggulan (Advantage) yang ada pada dirinya;memanfaatkan faktor waktu, sarana dan faktor-faktor produksi lain secara intensif, efisien dan efektif.
Melalui pemanfaatan surplus orang berusaha untuk
memanfaatkan kelebihan hasil produktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
Berdasarkan kondisi di atas maka kegiatan
perdagangan (Trade) pada dasarnya merupakan kegiatan:
PERTUKARAN BARANG DAN JASA (EXCHANGE OF
GOODS AND SERVICES)
Yang berlangsung dalam kerangka spesialisasi dan
pemanfaatan surplus di atas.
Kegiatan trade ini dipahami sebagai kegiatan bisnis
(business) karena:
KEGIATAN “EXCHANGE OF GOODS AND SERVICES”
TADI DILAKUKAN DALAM RANGKA MEMPEROLEH KEUNTUNGAN EKONOMIS (ECONOMIC PROFIT) TERTENTU.
Bila aktivitas trade lebih banyak dikaitkan dengan
pengertian “Exchange of Goods and Services”, maka:
AKTIVITAS EXCHANGE OF GOODS AND SERVICES FOR PROFIT LEBIH BANYAK DIARTIKAN SEBAGAI COMMERCIAL ACTIVITIES
Kodifikasi ialah pembukuan jenis-jenis hukum
tertentu dalam kitab undang-undang yang sistematis dan lengkap
Hukum yang dikodifikasikan adalah hukum
tertulis, tetapi tidak semua hukum tertulis
dikodifikasi sehingga dapat dibedakan antara Hukum Tertulis yang Telah Dikodifikasi, dan Hukum Tertulis yang Tidak Dikodifikasi
Pengaturan Hukum yang
Unsur-unsur dari suatu kodifikasi:
a. Jenis-jenis hukum tertentu b. Sistematis
c. Lengkap
Tujuan Kodifikasi Hukum tertulis untuk
memperoleh:
a. Kepastian hukum
KUHS 1 Mei 1848
KUHD 1 Mei 1848
KUHP 1 Januari 1918
KUHAP 31 Desember 1981
Peraturan tentang Hak Merek Perdagangan Peraturan tentang Hak Oktroi
Peraturan tentang Hak Cipta
Peraturan tentang Hak Perkreditan Peraturan tentang Hak ikatan Panen Peraturan tentang Kepailitan
Peraturan tentang Penundaan Pembayaran
kodifikasi yang membuka diri terhadap
terdapatnya tambahan – tambahan diluar induk kondifikasi. Pertama atau semula maksudnya induk permasalahannya sejauh yang dapat dimasukkan ke dalam suatu buku kumpulan
peraturan yang sistematis,tetapi diluar kumpulan peraturan itu isinya menyangkut permasalahan di luar kumpulan peraturan itu isinya menyangkut permasalahan – permasalahan dalam kumpulan peraturan pertama tersebut. Hal ini dilakukan berdasarkan atas kehendak perkembangan
hukum itu sendiri sistem ini mempunyai kebaikan;
“ Hukum dibiarkan berkembang menurut
kebutuhan masyarakat dan hukum tidak lagi disebut sebagai penghambat kemajuan
masyarakat hukum disini diartikan sebagai peraturan “.
Adalah semua hal yang menyangkut
permasalahannya dimasukan ke dalam
kodifikasi atau buku kumpulan peraturan.Dulu kodifikasi tertutup masih bisa dilaksanakan
bahkan tentang bidang suatu hukum lengkap dan perkasanya perubahan kehendak
masyarakat mengenai suatu bidang hukum agak lambat. Sekarang nyatanya kepeningan hukum mendesak agar dimana-mana yang dilakukan adalah Kodifikasi Terbuka.
Undang-undang tidak memberikan perumusan
tentang apa yang dimaksud dengan inbreng, tetapi dari ciri-ciri yang ada di dalam
ketentuan-ketentuannya inbreng adalah
memperhitungkan kembali hibah-hibah yang di berikan pewaris kepada ahli warisnya,
kedalam warisan agar pembagian warisan diantara para ahli warisnya menjadi lebih merata.
Mengenai kewajiban inbreng, pasal 1086
menjelaskan bahwa apa yang diterima
seorang ahli waris sebagai hibah harus di perhitungkan dalam pewaris.
· Kewajiban tersebut bagi ahli waris dalam
garis lurus ke bawah selalu ada, kecuali ada pembebasan dari pewaris dari kewajiban
inbreng.
· Bagi ahli waris lain kewajiban inbreng ada,
kalau pewaris menentukan seperti itu.
Di dalam kelompok yang kedua, kewajiban
inbreng baru ada kalau di penuhi 2 macam, yaitu:
· Mereka harus berkualitas sebagai ahli waris
· Harus ada pernyataan tegas-tegas dari
pewaris bahwa mereka wajib inbreng.
Berkenaan dengan besarnya inbreng,
seseorang tidak diwajibkan untuk inbreng
lebih daripada yang diterimanya dari warisan, dan orang yang menolak warisan tidak wajib inbreng, kecuali untuk dan sebanyak yang
diperluakn untuk memenuhi L.P nya. Dengan demikian besarnya inbreng tergantung pada
· Besarnya hibah
· Besarnya hak bagian yang akan diterima
oleh orang yang memberikan inbreng dari warisan.
· Kekurangan yang diperlukan untuk
memenuhi L.P