• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan KUHPer dan KUHD Pengertian Huku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan KUHPer dan KUHD Pengertian Huku"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan KUHPer dan KUHD Pengertian Hukum Bisnis

Pengaturan dalam Kodifikasi dan diluar Kodifikasi Inbreng

(2)

Hukum Sipil (Privaatrecht) dalam arti luas

meliputi:

Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) dan Hukum Dagang (Handelsrecht)

Hukum Sipil (Privaatrecht) dalam arti sempit

meliputi

(3)

Psl 1 KUHD : adalah KUH Perdata seberapa

jauh dari padanya dalam kitab ini tidak khusus diadakan penyimpangan, berlaku juga

terhadap hal-hal yang dibicarakan dalam kitab ini.

Psl 15 KUHD : menyebutkan segala

perseroan tersebut dalam bab inidikuasai oleh persetujuan pihak-pihak yang bersangkutan, oleh kitab ini dan oleh hukum perdata.

(4)

Dari kedua ketentuan ini dapat disimpulkan

bahwa, ketentuan yang diaturdalam KUH

Perdata berlaku juga terhadap masalah yang tidak diatur secarakhusus dalam KUHD, dan sebaliknya apabila KUHD mengatur secara khusus,maka ketentuan-ketentuan umum

yang diatur dalam KUH Perdata tidakberlaku, dalam bahasa Latin “ Lex specialis derogat legi generalis ”(hukum khusus dapat

(5)

I. Kant: Hukum Dagang adalah suatu tambahan hukum perdata, yaitu yang mengatur hal-hal khusus.

Prof. Soebandono : Bahwa pada Psl. 1 KUHD memelihara antara hukumperdata umum dan hukum dagang. Sedang KUHD itu tidak khusus menyimpang dari KUH Perdata.

 

Van Apeldoorn: Bahwa hukum dagang suatu bagian istimewa dari lapangan hukum perikatan yang

ditetapkan dalam Buku III KUH Perdata.

(6)

Pengertian Hukum Bisnis

Perangkat aturan-aturan perilaku yang dianggap

paling dapat menjamin sistem perdagangan itu adalah aturan-aturan hukum yang secara sederhana dapat

dipahami sebagai:

(7)

 Suatu tata perkonomian yang sehat akan banyak

bergantung pada sistem perdagangan yang sehat pula;

 Sistem perdagangan pada dasarnya selalu dikaitkan

dengan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya akan barang dan jasa (The need of goods and services);

 Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan akan

barang dan jasa itu yang dapat disebut sebagai proses produksi;

(8)

 Proses produksi dalam masa ini sering diartikan

sebagai indirect production, dalam arti orang cenderung memenuhi kebutuhannya dengan bantuan dan kerjasama orang lain, berarti mengandung unsur-unsur spesialisasi dan pemanfaatan surplus;

Melalui spesialisasi: mengkhususkan diri pada keahlian,

keunggulan (Advantage) yang ada pada dirinya;memanfaatkan faktor waktu, sarana dan faktor-faktor produksi lain secara intensif, efisien dan efektif.

Melalui pemanfaatan surplus orang berusaha untuk

memanfaatkan kelebihan hasil produktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

(9)

 Berdasarkan kondisi di atas maka kegiatan

perdagangan (Trade) pada dasarnya merupakan kegiatan:

PERTUKARAN BARANG DAN JASA (EXCHANGE OF

GOODS AND SERVICES)

(10)

Yang berlangsung dalam kerangka spesialisasi dan

pemanfaatan surplus di atas.

Kegiatan trade ini dipahami sebagai kegiatan bisnis

(business) karena:

KEGIATAN “EXCHANGE OF GOODS AND SERVICES”

TADI DILAKUKAN DALAM RANGKA MEMPEROLEH KEUNTUNGAN EKONOMIS (ECONOMIC PROFIT) TERTENTU.

(11)

 Bila aktivitas trade lebih banyak dikaitkan dengan

pengertian “Exchange of Goods and Services”, maka:

AKTIVITAS EXCHANGE OF GOODS AND SERVICES FOR PROFIT LEBIH BANYAK DIARTIKAN SEBAGAI COMMERCIAL ACTIVITIES

(12)

Kodifikasi ialah pembukuan jenis-jenis hukum

tertentu dalam kitab undang-undang yang sistematis dan lengkap

Hukum yang dikodifikasikan adalah hukum

tertulis, tetapi tidak semua hukum tertulis

dikodifikasi sehingga dapat dibedakan antara Hukum Tertulis yang Telah Dikodifikasi, dan Hukum Tertulis yang Tidak Dikodifikasi

Pengaturan Hukum yang

(13)

Unsur-unsur dari suatu kodifikasi:

a. Jenis-jenis hukum tertentu b. Sistematis

c. Lengkap

Tujuan Kodifikasi Hukum tertulis untuk

memperoleh:

a. Kepastian hukum

(14)

KUHS 1 Mei 1848

KUHD 1 Mei 1848

KUHP 1 Januari 1918

KUHAP 31 Desember 1981

(15)

Peraturan tentang Hak Merek Perdagangan Peraturan tentang Hak Oktroi

Peraturan tentang Hak Cipta

Peraturan tentang Hak Perkreditan Peraturan tentang Hak ikatan Panen Peraturan tentang Kepailitan

Peraturan tentang Penundaan Pembayaran

(16)

kodifikasi yang membuka diri terhadap

terdapatnya tambahan – tambahan diluar induk kondifikasi. Pertama atau semula maksudnya induk permasalahannya sejauh yang dapat dimasukkan ke dalam suatu buku kumpulan

peraturan yang sistematis,tetapi diluar kumpulan peraturan itu isinya menyangkut permasalahan di luar kumpulan peraturan itu isinya menyangkut permasalahan – permasalahan dalam kumpulan peraturan pertama tersebut. Hal ini dilakukan berdasarkan atas kehendak perkembangan

hukum itu sendiri sistem ini mempunyai kebaikan;

(17)

“ Hukum dibiarkan berkembang menurut

kebutuhan masyarakat dan hukum tidak lagi disebut sebagai penghambat kemajuan

masyarakat hukum disini diartikan sebagai peraturan “.

(18)

Adalah semua hal yang menyangkut

permasalahannya dimasukan ke dalam

kodifikasi atau buku kumpulan peraturan.Dulu kodifikasi tertutup masih bisa dilaksanakan

bahkan tentang bidang suatu hukum lengkap dan perkasanya perubahan kehendak

masyarakat mengenai suatu bidang hukum agak lambat. Sekarang nyatanya kepeningan hukum mendesak agar dimana-mana yang dilakukan adalah Kodifikasi Terbuka.

(19)

Undang-undang tidak memberikan perumusan

tentang apa yang dimaksud dengan inbreng, tetapi dari ciri-ciri yang ada di dalam

ketentuan-ketentuannya inbreng adalah

memperhitungkan kembali hibah-hibah yang di berikan pewaris kepada ahli warisnya,

kedalam warisan agar pembagian warisan diantara para ahli warisnya menjadi lebih merata.

(20)

Mengenai kewajiban inbreng, pasal 1086

menjelaskan bahwa apa yang diterima

seorang ahli waris sebagai hibah harus di perhitungkan dalam pewaris.

· Kewajiban tersebut bagi ahli waris dalam

garis lurus ke bawah selalu ada, kecuali ada pembebasan dari pewaris dari kewajiban

inbreng.

· Bagi ahli waris lain kewajiban inbreng ada,

kalau pewaris menentukan seperti itu.

(21)

Di dalam kelompok yang kedua, kewajiban

inbreng baru ada kalau di penuhi 2 macam, yaitu:

· Mereka harus berkualitas sebagai ahli waris

· Harus ada pernyataan tegas-tegas dari

pewaris bahwa mereka wajib inbreng.

(22)

Berkenaan dengan besarnya inbreng,

seseorang tidak diwajibkan untuk inbreng

lebih daripada yang diterimanya dari warisan, dan orang yang menolak warisan tidak wajib inbreng, kecuali untuk dan sebanyak yang

diperluakn untuk memenuhi L.P nya. Dengan demikian besarnya inbreng tergantung pada

· Besarnya hibah

· Besarnya hak bagian yang akan diterima

oleh orang yang memberikan inbreng dari warisan.

· Kekurangan yang diperlukan untuk

memenuhi L.P

Referensi

Dokumen terkait

9 / 1975, dan khusus bagi orang Islam berlaku juga ketentuan yang diatur dalah KHL Pasal 35 UUP mengatur tentang Harta Benda dalam Perkawinan, yaitu “ Harta benda yang

Perjanjian Asuransi tidak termasuk perjanjian yang secara khusus diatur dalam KUH Perdata, tetapi pengaturannya dalam KUH Dagang.. demikian berdasarkan Pasal 1 KUH Dagang

23.1 Semua ketentuan IKP mengenai evaluasi penawaran berlaku untuk setiap metode evaluasi, kecuali dalam klausul diatur atau disebutkan secara khusus hanya berlaku

Adapun dasar hukum waris dalam KUH Perdata terdapat pada Pasal 830 sampai dengan Pasal 1002 KUH Perdata yang intinya 6 Bagian I Tentang Ketentuan Umum (diatur Pasal

Walaupun perjanjian asuransi merupakan suatu perjanjian khusus karena diatur tersendiri di dalam KUHD, namun dalam hal-hal yang menyangkut syarat sahnya perjanjian dan

ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan-hubungan atau persoalan-persoalan khusus antara pihak yang mengadakannya saja, sehingga hanya berlaku khusus bagi para peserta

Aturan perilaku selain mengatur ketentuan-ketentuan yang sudah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, juga mengatur ketentuan-ketentuan

Ketentuan hukum secara khusus yang mengatur tentang penggunaan jasa PSK pelanggan tidak diatur secara khusus dalam KUHP saat ini, namun apabila pelanggan atu pengguna jasa PSK tersebut