• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi tata ruang dan sarana perpustakaan institut teknologi indonesia berdasarkan standar nasional perpustakaan (snp) perguruan tinggi tahun 2011 dan perspektif pemustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi tata ruang dan sarana perpustakaan institut teknologi indonesia berdasarkan standar nasional perpustakaan (snp) perguruan tinggi tahun 2011 dan perspektif pemustaka"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN (SNP) PERGURUAN

TINGGI TAHUN 2011 DAN PERSPEKTIF PEMUSTAKA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

oleh:

Adzani Ashariski Adillah NIM. 1111025100047

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Teknologi Indonesia Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2011 dan Perspektif Pemustaka. Di bawah bimbingan Nurul Hayati, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.2015.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tata ruang dan sarana Perpustakaan ITI berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2011 serta tata ruang dan sarana Perpustakaan ITI berdasarkan perspektif pemustaka. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, angket, wawancara dan kajian dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif persentase dan menggunakan skala likert untuk memberikan skor pada tiap item pernyataan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata ruang dan sarana di Perpustakaan ITI berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2011, yaitu aspek lokasi dan sarana perpustakaan, seperti perabot kerja, perabot penyimpanan, dan peralatan multimedia yang sudah sesuai dengan standar tersebut. Sedangkan untuk tata ruang dan sarana di Perpustakaan ITI berdasarkan perspektif pemustaka, sebagian besar pemustaka setuju dengan aspek-aspek tata ruang Perpustakaan ITI yang sudah ada, namun menyatakan perlu diadakannya penambahan jenis ruang layanan audiovisual dan ruang toilet, lobi, seminar/ terater serta sarana perpustakaan yang dibutuhkan oleh pemustaka. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: berdasarkan Standar Nasional Perpustaakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2011, yaitu aspek lokasi yang mudah dijangkau dan berada dalam pusat kegiatan pembelajaran yang sudah sesuai dengan standar tersebut dan sarana perpustakaan, seperti perabot kerja, perabot penyimpanan, dan peralatan multimedia. Sedangkan berdasarkan perspektif pemustaka, sebagian besar pemustaka setuju dengan tata ruang dan sarana Perpustakaan ITI yang sudah ada, seperti lokasi perpustakaan yang mudah dijangkau dan berada di pusat kegiatan pembelajaran, penataan ruang yang membuat pemustaka nyaman dan leluasa untuk bergerak, pengawasan dan keamanan yang baik, pencahayaan/ penerangan yang baik sehingga mata tidak cepat lelah, sirkulasi udara yang baik sehingga tidak terasa pengap ketika berada di ruang Perpustakaan ITI, serta sarana perpustakaan yang juga sudah tertata dengan baik dan rapi. Namun, pemustaka merasa perlu adanya penambahan jenis ruang layanan audiovisual, toilet, seminar/ teater, dan lobi, serta sarana perpustakaan, seperti papan pengumuman dan komputer untuk pencarian koleksi.

(6)

ii

Facilities in Library of Institute Technology Indonesia based on the National Library Standards (SNP) College in 2011 and User Perspective. Supervised by Nurul Hayati, M. Hum. Department of Library and Information Science Faculty of Adab and Humanities Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.

The aims of this research are to know the layout and facilities of ITI Library by the National Library Standards (SNP) College in 2011, is aspects of the location and library facilities, such as working and storage furniture, and multimedia equipment which is in conformity with the standards and a layout and facilities user by perspective of ITI Library. Type of this research is descriptive by using quantitative approach. The data was collectted by observation, questionnaires, interviews and documentation review. The data analysis techniques are descriptive percentages and using a likert scale to give a score to each item statement.

The results showed that the layout of ITI Library by the National Library Standards (SNP) College in 2011 only there is one aspect that is in conformity with the standards. As for the layout perspective user, mostly user agree with the layout aspects of existing ITI Library with states need the holding of additional types of space services and facilities needed by user. The conclusion of this research are as follows: based on National Standards Library (SNP) College in 2011, only the aspects of the location which is easily accessible and located in the center of the learning activities that are in accordance with those standards. While user perspective, mostly the user agree with layout and facilities in ITI Library that already exist, such as the location of the library is easily accessible and located in the center of the learning activities, layout planning which makes user comfortable and free to move, surveillance and security good, good lighting so that the eyes do not get tired, good air circulation so it does not feel stuffy when they were in the Library room of ITI, as well as library facilities has also been well ordered and tidy. However, user feel the need for additional types of audiovisual service room, toilet, seminar/ theater, lobby, and facilities, such as bulletin board and computer to search the collections.

(7)

iii

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil ‘Alamiin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulisan skripsi yang berjudul “Evaluasi Tata Ruang dan Sarana Perpustakaan Institut Teknologi Indonesia berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2011 dan Perspektif Pemustaka”dapat selesai. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini dapat disusun berkat bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora.

2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

4. Ibu Nurul Hayati, M.Hum, selaku dosen pembimbing yang memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh jajaran Wakil Dekan dan para pegawai FAH UIN Jakarta.

6. Bapak Maryono, S.Pd, selaku Staf Administrasi Perpustakaan ITI yang telah mengizinkan penelitian, memberikan arahan dan meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini.

7. Kepala dan seluruh Staf Perpustakaan ITI.

8. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Infromasi yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

9. Kedua orang tua dan adik-adik, Ayah, Bunda, Bintang, Fathan dan Arra. 10. Rizhsky Dayamaes yang telah meluangkan waktunya untuk menemani

(8)

iv

Asma, Denisya, Destia, Eka, Eko, Maliky, Maria, Mita, Nurul, Pathur, Syarif, Uli, Umi, Wahyu, Wildan, Yogi.

Akhir kata, saya berharap Allah Yang Maha Kuasa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juni 2015

(9)

v

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D.Definisi Istilah ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN LITERATUR A.Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 9

1. Definisi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 9

2. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 10

3. Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 11

4. Fungsi dan Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 12

B. Tata Ruang Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 14

1. Definisi Tata Ruang Perpustakaan ... 14

2. Pola Dalam Tata Ruang ... 15

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tata Ruang ... 16

4. Perencanaan Dalam Penataan Ruang Perpustakaan ... 19

5. Pencahayaan/ Penerangan ... 21

6. Sirkulasi Udara ... 23

C.Sarana Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 24

1. Tujuan penataan peralatan, perlengkapan, dan perabot perpustakaan ... 25

2. Jenis-jenis perabot, peralatan, dan perlengkapan perpustakaan ... 25

3. Ukuran Perabot Perpustakaan ... 30

4. Pengaturan Penataan Letak Perabotan Perpustakaan... 31

D.Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2011 ... 33

(10)

vi

4. Pengaturan Kondisi Ruang ... 34

a. Pencahayaan ... 34 A.Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 39

B. Sumber Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Perpustakaan Institut Teknologi Indonesia ... 47

(11)

vii

4. Sistem Layanan ... 50

5. Waktu Layanan ... 50

6. Personalia ... 51

7. Struktur Organisasi ... 53

8. Keanggotaan ... 53

9. Koleksi ... 54

B. Hasil Penelitian ... 55

1. Tata ruang Perpustakaan ITI berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2011 ... 55

a. Lokasi Perpustakaan ... 55

b. Luas dan Komposisi Ruang ... 55

c. Pencahayaan/ Penerangan ... 58

d. Temperatur dan Kelembaban ... 63

e. Sarana ... 66

2. Tataruang Perpustakaan ITI berdasarkan perspektif Pemustaka ... 70

a. Analisis data diri pemustaka ... 70

b. Pertanyaan umum ... 72

c. Analisis data tata ruang Perpustakaan ITI berdasarkan perspektif pemustaka... 75

C. Pembahasan ... 100

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 109

(12)

viii

Tabel 2.1 Luas Ruang/ Jumlah Mahasiswa ... 33

Tabel 2.2 Komposisi Ruang ... 33

Tabel 2.3 Pengaturan Pencahayaan Ruang ... 34

Tabel 2.4 Pengaturan Kelembaban Ruang ... 34

Tabel 2.5 Pengaturan Temperatur Ruang ... 34

Tabel 2.6 Sarana Perpustakaan ... 35

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 46

Tabel 4.1 Jam Layanan Perpustakaan ITI ... 51

Tabel 4.2 Luas dan Komposisi Ruang/ Area ... 56

Tabel 4.3 Intensitas Cahaya Ruang Perpustakaan ITI ... 61

Tabel 4.4 Kelembaban dan Temperatur Ruang Perpustakaan ITI ... 64

Tabel 4.5 Sarana Perpustakaan ITI ... 67

Tabel 4.6 Jenis Kelamin Pemustaka ... 70

Tabel 4.7 Usia Pemustaka ... 71

Tabel 4.8 Pendidikan atau Pekerjaan Pemustaka ... 71

Tabel 4.9 Anggota Perpustakaan ITI ... 72

Tabel 4.10 Kunjungan Pemustaka dalam Satu Minggu ... 73

Tabel 4.11 Tujuan Pemustaka Berkunjung ... 74

Tabel 4.12 Lokasi Perpustakaan ITI di Pusat Kegiatan pembelajaran ... 75

Tabel 4.13 Lokasi Perpustakaan ITI Mudah Dijangkau ... 76

Tabel 4.14 Luas Ruang Perpustakaan ITI Sudah Memadai ... 76

Tabel 4.15 Luas Ruang Koleksi Perpustakaan ITI Sudah Memadai ... 77

Tabel 4.16 Luas Ruang Baca Perpustakaan ITI Sudah Memadai ... 78

Tabel 4.17 Perlu Penambahan Layanan Ruang Audiovisual ... 78

Tabel 4.18 Perlu Penambahan Ruang Toilet, Lobi, Seminar/ Teater ... 79

Tabel 4.19 Ruang Baca dengan Ruang Koleksi Terpisah Tetapi Berada dalam Satu Unit ... 80

Tabel 4.20 Ruang Perpustakaan ITI sudah nyaman dan leluasa bergerak ... 80

(13)

ix

Tabel 4.23 Jarak antara Meja yang Satu dengan Lainnya Sudah Sesuai dengan Keleluasaan Pemustaka Bergerak ... 82 Tabel 4.24 Letak Meja Peminjaman/ Sirkulasi Perpustakaan ITI dapat

Mengawasi Keluar Masuknya Pemustaka ... 83 Tabel 4.25 Letak Meja Peminjaman/ Sirkulasi Perpustakaan ITI dapat

mengawasi keadaan di ruang baca dan koleksi ... 84 Tabel 4.26 Letak Almari Penitipan Tas Perpustakaan ITI Sudah Tepat .. 84 Tabel 4.27 Pencahayaan/ Penerangan di Perpustakaan ITI Sudah Baik ... 85 Tabel 4.28 Cahaya Alami/ Cahaya Matahari Langsung Mengenai

Koleksi ... 86 Tabel 4.29 Perpustakaan ITI Lebih Banyak dalam Penggunaan Cahaya

Buatan (Lampu) Dibandingkan Cahaya Alami ... 86 Tabel 4.30 Meja Baca Perpustakaan ITI Berada di Ruang yang Terang .. 87 Tabel 4.31 Membaca di Ruang Perpustakaan ITI Mata Menjadi Cepat

Lelah ... 88 Tabel 4.32 Sirkulasi Udara di Perpustakaan ITI Sudah Baik ... 89 Tabel 4.33 Ruang Perpustakaan ITI Terasa Pengap ... 89 Tabel 4.34 Penempatan Jendela/ Ventilasi di Perpustakaan ITI Sudah

Tepat ... 90 Tabel 4.35 Perlu Penambahan Jendela/ Ventilasi/ AC ... 91 Tabel 4.36 Ukuran Tinggi Jendela Perpustakaan ITI Sudah Cukup ... 91 Tabel 4.37 Meja Baca Perpustakaan ITI Berada di Ruang yang

Berudara Segar dan Sejuk ... 92 Tabel 4.38 Rak Koleksi Berada di Ruang yang Bersirkulasi Udara

Baik ... 93 Tabel 4.39 Peralatan, Perlengkapan, dan Perabot Perpustakaan ITI

Tertata dengan Baik dan Rapi ... 93 Tabel 4.40 Peralatan, Perlengkapan, dan perabot Perpustakaan ITI

(14)

x

Tabel 4.44 Bentuk Meja Peminjaman/ Sirkulasi Sesuai dengan Luas

Ruang Perpustakaan ITI ... 97

Tabel 4.45 Tinggi Meja Peminjaman/ Sirkulasi Sudah Memadai ... 97

Tabel 4.46 Jumlah Kursi dan Meja Baca Sudah Cukup ... 98

Tabel 4.47 Jumlah Komputer untuk Pencarian Koleksi Sudah Cukup ... 99

(15)

xi

Gambar 1 Tampak Depan Perpustakaan ITI

Gambar 2 Ruang Baca 1

Gambar 3 Pintu Penghubung Ruang Baca 1 & 2

Gambar 4 Ruang Baca 2

Gambar 5 Meja Sirkulasi

Gambar 6 Komputer untuk Daftar Hadir Pengunjung Gambar 7 Dinding/ Sekat Antara Ruang Baca 1 & 2 Gambar 8 Ruang Pengolahan 1

Gambar 9 Letak Penempatan Rak Majalah

Gambar 10 Jarak Antara Rak Koleksi di Ruang Referensi lt. 1

Gambar 11 Ruang dan Mesin Fotokopi yang Sudah Tidak Digunakan Gambar 12 Ruang Kerja

Gambar 13 Ruang Koleksi Buku Umum lt. 2

Gambar 14 Ruang Koleksi Referensi/ Rujukan lt. 2 (TA) Gambar 15 Tampak Depan Ruang Hot Spot

(16)

1

A. Latar Belakang

Perpustakaan merupakan tempat berkumpulnya berbagai macam koleksi,

baik koleksi tercetak maupun non-cetak yang terdiri dari berbagai macam tingkat

ilmu pengetahuan, dan terdapat berbagai macam kegiatan yang mendukung

tersedianya koleksi. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia

nomor 43 tahun 2007 pasal 1 ayat 1 tentang perpustakaan bahwa “Perpustakaan

adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan karya rekam secara

profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,

penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka”.1 Berdasarkan

pengertian undang-undang tersebut, perpustakaan berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para

pemustaka.

Berdasarkan faktor-faktor yang ditimbulkan dari segi tujuan

penyelenggaraaan, jenis koleksi yang dibutuhkan, sasaran pemustaka

perpustakaan, dan layanan yang dibutuhkan, maka perpustakaan dapat dibagi

menjadi enam jenis, antara lain: perpustakaan nasional, perpustakaan daerah,

perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, dan

perpustakaan khusus.2

1 Republik Indonesia, “Undang

-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007

tentang Perpustakaan,” artikel diakses pada 1 Maret 2015 dari

http://www.bkkbn.go.id/arsip/Documents/Perpustakaan/ALIH%20MEDIA%202012/013/2.%20U ndang-Undang%20Republik%20Indonesia%20Nomor%2043%20Tahun%202007.pdf.

2

(17)

Salah satu jenis perpustakaan yang berdiri di Indonesia adalah perpustakaan

perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang

berada di lingkungan perguruan tinggi atau sekolah tinggi, akademi dan

pendidikan tinggi lainnya, maupun lingkungan perguruan tinggi seperti di jurusan,

fakultas, lembaga-lembaga dan pusat-pusat di lingkungan perguruan tinggi.

Perpustakaan ditingkat pusat perguruan tinggi, yang pada hakikatnya merupakan

bagian integral dari suatu perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi

merupakan unsur penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka perpustakaan

perguruan tinggi sering disebut sebagai jantungnya universitas.3 Perpustakaan perguruan tinggi banyak sekali dimanfaatkan oleh mahasiswa, staf, dosen, dan

peneliti untuk mencari informasi yang dibutuhkan oleh mereka. Beberapa faktor

yang menjadi minat pemustaka untuk berkunjung ke perpustakaan adalah dari

koleksi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, sarana

yang mendukung kegiatan perpustakaan, dan penataan ruang perpustakaan yang

menarik.

Dalam Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 pasal 1 ayat 1 dan 2 tentang

penataan ruang disebutkan bahwa ruang merupakan tempat manusia dan mahluk

hidup lain melakukan kegiatan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan di ruang yang

antara lain seperti di rumah, di sekolah, di perkantoran dan tentu saja di

perpustakaan. Pengertian dari tata ruang itu sendiri adalah wujud struktur ruang

dan pola ruang.4 Struktur dan pola ruang sebuah bangunan disusun sedemikian rupa umumnya berdasarkan fungsi-fungsi tertentu. Penyusunan struktur, pola dan

3

Abdul Rahman Saleh dan Fahidin, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi (Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), h. 13-17.

4

(18)

pengaturan fungsi ruang dalam sebuah gedung perpustakaan secara tidak langsung

dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi kenyamanan pemustaka.

Selain itu, untuk menjamin keberlangsungan fungsi ruang di perpustakaan, maka

diperlukan sarana yang mendukung.

Perpustakaan Institut Teknologi Indonesia (yang selanjutnya akan disingkat

menjadi Perpustakaan ITI) merupakan sebuah ruang perpustakaan yang berdiri

menjadi satu dengan ruang-ruang kelas serta ruang akademik yang dikelilingi

dengan lorong-lorong. Luas ruang Perpustakaan ITI ini adalah 557.38 m2. Terdiri

dari ruang baca 1 dan 2, area sirkulasi, ruang pengolahan 1, ruang koleksi buku

umum lt.2, ruang koleksi referensi lt. 1 dan 2, ruang kerja Kepala Sub. Divisi

Perpustakaan, administrasi, pengolahan 2, ruang hot spot, ruang foto kopi (sudah tidak digunakan).

Berdasarkan observasi awal, penulis mendapatkan bahwa dalam penataan

ruang di Perpustakaan ITI minim dari pencahayaan alami dan sirkulasi udara

karena perpustakaan yang berada di tengah dan dikelilingi lorong-lorong

membuat cahaya matahari dan pertukaran udara yang masuk kedalam ruang

perpustaakan sedikit dan hanya pada bagian depan (ruang baca 1) dan bagian

belakang (area kerja) yang memakai cahaya alami dan cahaya buatan (lampu).

Luas ruang Perpustakaan ITI dan sarana yang tidak sebanding dengan jumlah

mahasiswa ITI, yaitu terdiri dari 2.107 mahasiswa. Ruang yang diperlukan

pemustaka, seperti area toilet yang belum disediakan oleh pihak perpustakaan,

serta ruang foto kopi yang hanya dibiarkan tidak berfungsi, seperti gudang.

Dengan penataan ruang yang kurang baik dan sarana yang kurang memadai

(19)

Pemustaka datang ke Perpustakaan ITI biasanya datang secara berkelompok dan

rata-rata pemustaka yang datang tidak hanya untuk mengerjakan tugas, tetapi ada

pula yang memanfaatkannya untuk browsing internet di luar tugas, diskusi dan mengobrol sesama pemustaka. Hal ini dapat dijadikan bahan untuk penilaian

mengenai tata ruang Perpustakaan ITI dan sarana perpustakaan yang sering

mereka gunakan. Dari penilaian tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak

perpustakaan untuk melakukan perbaikan dalam hal penataan ruang dan sarana

perpustakaan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengevaluasi sampai

sejauhmana penataan ruang dan sarana di Perpustakaan ITI tersebut sudah sesuai

dengan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2011, serta perspektif pemustaka terhadap tata ruang dan sarana di Perpustakaan ITI.

Maka penulis tertarik untuk mencermati dan memahami Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2011 dan perspektif pemustaka di dalam penataan ruang-ruang pelayanan dan sarana yang selalu pemustaka

(20)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar, terarah, dan

mendapatkan hasil yang baik, maka diperlukan sebuah pembatasan masalah.

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah mengevaluasi tata ruang dan

sarana Perpustakaan ITI berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2011 dan Perspektif Pemustaka.

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dibuat, rumusan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tata ruang dan sarana Perpustakaan ITI berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2011?

2. Bagaimana tata ruang dan sarana Perpustakaan ITI berdasarkan perspektif

pemustaka?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan, maka penelitian ini

memiliki tujuan yang jelas, yaitu :

1. Untuk mengetahui tata ruang dan sarana Perpustakaan ITI berdasarkan

StandarNasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2011; 2. Untuk mengetahui tata ruang dan sarana Perpustakaan ITI berdasarkan

perspektif pemustaka.

Dari tujuan di atas, terdapat beberapa manfaat yang didapat dalam penelitian

(21)

1. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan, khususnya

dalam bidang ilmu perpustakaan dan informasi yang berkaitan dengan tata

ruang dan sarana perpustakaan perguruan tinggi.

2. Dapat menjadi sumber masukan untuk Perpustakaan ITI dalam tata ruang

dan sarana perpustakaan, sehingga perpustakaan tersebut dapat menjadi

salah satu pusat informasi yang baik untuk civitas akademik

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya

yang memiliki kemiripan dengan topik ini.

D. Definisi Istilah 1. Tata ruang

Tempat atau wadah yang dibatasi oleh dinding atau sekat yang di

dalamnya terdapat berbagai macam peralatan atau perabotan yang sudah

diatur sedemikian rupa, sehingga setiap ruang memiliki fungsi tertentu.

2. Sarana

Peralatan, perabotan, dan perlengkapan yang digunakan untuk

mencapai maksud dan tujuan tertentu.

3. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan yang terdapat dalam lingkungan perguruan tinggi yang

didirikan untuk mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat).

4. Perspektif Pemustaka

Sudut pandang atau pandangan seseorang, sekelompok orang yang

(22)

telah menjadi anggota perpustakaan ataupun belum menjadi anggota

perpustakaan.

E. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini akan menguraikan secara sistematis mulai

dari Bab I sampai Bab V dengan rincian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah, dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang literatur dan teori-teori yang

digunakan sebagai pedoman untuk menilai tata ruang dan sarana

perpustakaan perguruan tinggi, serta menjabarkan penelitian terdahulu

yang memiliki kemiripan topik.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis menjabarkan tentang metode penelitian yang

digunakan, seperti jenis dan pendekatan penelitian, sumber data,

populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan

data, teknik analisis data, serta jadwal penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi profil Perpustakaan ITI dan hasil penelitian yang

lebih mendalam mengenai tata ruang dan sarana Perpustakaan ITI.

(23)

menjabarkan tentang, jawaban-jawaban dari segala hal yang diteliti di

Perpustakaan ITI.

BAB V PENUTUP

Pada bab V ini berisi kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan

pelaksanaan penelitian dalam bidang tata ruang dan sarana

(24)

9

A. Perpustakaan Perguruan Tinggi

1. Definisi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi adalah salah satu dari beberapa jenis

perpustakaan di Indonesia. Perpustakaan perguruan tinggi dibangun untuk

kepentingan civitas akademik dan sebagai unsur penunjang Tri Dharma

Perguruan Tinggi.

Menurut Kamus Istilah Perpustakaan, pengertian dari perpustakaan perguruan tinggi ataupun perpustakaan universitas adalah suatu atau

sekelompok perpustakaan yang didirikan, dibiayai, dan dikelola oleh

universitas untuk memenuhi keperluan para mahasiswa dan staf

akademinya.5

Menurut Abdul Rahman Saleh dan Fahidin, perpustakaan perguruan

tinggi merupakan subsistem dari suatu perguruan tinggi atau bagian yang

menjadi penunjang bagi suatu perguruan tinggi dalam pendidikan

(teaching), penelitian (research), dan pengabdian pada masyarakat (coperative extention).6

Sedangkan pengertian perpustakaan perguruan tinggi menurut

Sulistyo-Basuki ialah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi,

badan bawahannya maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan

5Perpustakaan Nasional RI,“Kamus Istilah Perpustakaan,” artikel d

iakses pada 13 Maret 2015 dari http://www.pnri.go.id/IstilahPerpustakaan.aspx

6

(25)

tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi untuk mencapai

tujuannya.7

Dari beberapa definisi yang telah dijabarkan dapat ditarik kesimpulan,

bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat

dalam lingkungan perguruan tinggi yang didirikan untuk mendukung Tri

Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat).

2. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi berdiri karena memiliki suatu tujuan

yang ingin dicapainya. Tujuan dari terselenggaranya perpustakaan

perguruan tinggi adalah untuk menunjang terlaksananya program

pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di perguruan

tinggi atau sering disebut sebagai Tri Dharma Perguruan Tinggi, dengan

melalui pelayanan informasi, yaitu: pengumpulan informasi, pengolahan

informasi, pemanfaatan informasi, penyebarluasan informasi, pemeliharaan/

pelestarian informasi.8

Menurut Sulistyo-Basuki, tujuan terselenggaranya perpustakaan

perguruan tinggi secara umum, yaitu:

a. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, seperti

staf pengajar dan mahasiswa. Selain itu, terdapat juga tenaga

administrasi perguruan tinggi.

7

Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), h. 2. 17.

8

(26)

b. Menyediakan materi perpustakaan rujukan (referensi) pada semua

tingkat akademis, yaitu mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga

ke mahasiswa program pascasarjana dan pengajar.

c. Menyediakan ruangan belajar untuk pemustaka.

d. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis

pemustaka.

e. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada

lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal.9

Selain itu, menurut Rusina Sjahrial-Pamuntjak, tujuan perpustakaan

adalah membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program

pengajarannya.10

Dari tujuan perpustakaan perguruan tinggi yang sudah dijelaskan,

maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah

sebagai bagian dari penyokong Tri Dharma Perguruan Tinggi, misalnya

untuk keperluan materi pengajaran dosen kepada mahasiswa, para peneliti

yang membutuhkan referensi untuk penelitiannya dapat datang ke

perpustakaan perguruan tinggi,dan selebihnya untuk pengabdian kepada

masyarakat.

3. Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan mempunyai tugas penting yang sudah dibuat, tugas

perpustakaan secara umum ialah mengumpulkan, mengolah, memelihara,

merawat, melestarikan, mengemas, menyimpan, memberdayakan, dan

9

Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), h. 2. 18-2. 19.

10

(27)

menyajikan koleksi bahan pustaka kepada pemustaka, yang terdiri dari

masyarakat ilmiah (pelajar, mahasiswa, guru, dosen, dan peneliti) maupun

masyarakat luas di sekitarnya.11

Sumber lainnya menyatakan bahwa tugas perpustakaan adalah

menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan,

mengolah, dan merawat pustaka serta mendayagunakannya baik bagi civitas

akademika maupun masyarakat di luar kampus.12

Kesimpulannya, tugas dari perpustakaan perguruan tinggi adalah

segala bentuk kegiatan layanan informasi yang terdapat di perpustakaan

untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemustaka.

4. Fungsi dan Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi berperan sebagai salah satu unit sarana

kelengkapan pusat perguruan tinggi yang bersifat akademik dalam

menunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.13

Fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat dilihat dari dua segi,

antara lain:

a. Dari segi layanan, perpustakaan mempunyai enam fungsi, yaitu

sebagai pusat:

Abdul Rahman Saleh dan Rita Komalasari, Manajemen Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 1.8.

12Yuniwati Yuventia, “Standarisasi Perpustakaan Perguruan Tinggi,” artikel diakses pada 13 Maret 2015 dari http://digilib.undip.ac.id/index.php/38-lain/artikel/47-standarisasi-perpustakaan-perguruan-tinggi

13

(28)

4) Pemanfaatan informasi

5) Penyebarluasan informasi, dan

6) Pemeliharan, serta pelestarian informasi.

b. Dari segi program kegiatannya perpustakaan mempunyai tiga macam

fungsi, yaitu:

1) Sebagai pusat layanan informasi untuk program pendidikan dan

pengajaran

2) Sebagai pusat layanan informasi untuk program penelitian, dan

3) Sebagai pusat layanan informasi untuk program pengabdian

pada masyarakat.14

Pendapat lain mengenai fungsi perpustakaan perguruan tinggi, antara

lain: fungsi pendidikan, fungsi informasi, fungsi penelitian, fungsi rekreasi,

fungsi publikasi, fungsi deposit, fungsi interpretasi.15

Maksud dari fungsi pendidikan adalah perpustakaan sebagai sumber

belajar para civitas akademik, oleh karena itu koleksi yang disediakan

adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran,

pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang

strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi

pembelajaran. Fungsi informasi adalah perpustakaaan sebagai sumber

informasi yang mudah diakses oleh pencari informasi atau pemustaka.

Fungsi penelitian adalah perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer

dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan

14

Abdul Rahman Saleh dan Fahidin, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi (Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), h. 18.

15 Perpustakaan Nasional RI, “

(29)

penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Fungsi

rekreasi adalah perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang

bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat, dan

daya inovasi pengguna perpustakaan. Fungsi publikasi adalah perpustakaan

selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh

civitas akademik dan staf non-akademik. Fungsi deposit adalah

perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan

yang dihasilkan oleh civitas akademik. Fungsi interpretasi adalah

perpustakaan yang melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap

sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pemustaka

dalam melakukan dharmanya.16

B. Tata Ruang Perpustakaan Perguruan Tinggi 1. Definisi Tata Ruang Perpustakaan

Ruang adalah tempat atau bagian tertentu dalam suatu gedung

perpustakaan. Gunanya untuk meletakkan suatu barang atau kegunaan

lainnya. Antara satu ruang dengan dibatasi oleh alat pemisah/ penyekat.17 Menurut Undang- Undang Penataan Ruang no. 26 tahun 2007 pasal 1

ayat 1 tentang pengertian ruang adalah tempat manusia dan mahluk hidup

Abdul Rahman Saleh dan Rita Komalasari, Manajemen Perpustakaan (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2009), h. 2. 26.’

18 Undang-Undang Penataan Ruang: UU RI No. 26 Th. 2007

(30)

Pendapat lainnya, menurut Imanuel Kant dalam Rustam Hakim dan

Hardi Utomo tentang pengertian ruang adalah suatu kerangka atau wadah

dimana objek dan kajian tertentu berada.19

Pengertian dari tata ruang itu sendiri adalah wujud struktur dan pola

ruang.20 Batasan dari wujud struktur ruang, seperti luas, tinggi, material ruang, letak pintu, jendela, dan sebagainya, serta untuk pola ruang

dibataskan pada letak dan komposisi fungsi ruang.

Kesimpulan dari penulis mengenai tata ruang perpustakaan adalah

tempat atau wadah yang dibatasi oleh dinding atau sekat yang di dalamnya

terdapat berbagai macam peralatan atau perabotan yang sudah di atur

sedemikian rupa, sehingga setiap ruang memiliki fungsi tertentu.

2. Pola dalam Tata Ruang

Menurut Lasa HS dalam Abdul Rahman Saleh dan Rita Komalasari,

cara yang digunakan dalam penataan ruang berguna untuk mengetahui

bagaimana penempatan layanan tersebut diatur, sehingga memperlihatkan

pola rangkaian kerja dan pengawasan yang sebaik-baiknya demi keamanan

koleksi. Cara-cara penataan ruang tersebut, antara lain:

a. Tata sekat

Cara pengaturan ruang dimana koleksi diletakkan terpisah (memakai

sekat) dengan runag baca. Tata sekat biasanya digunakan oleh

perpustakaan yang menganut sistem pelayanan tertutup (clossed access). Dalam sistem tata ruang seperti ini pemustaka tidak diperkenankan masuk ke dalam ruang koleksi. Koleksi yang

19

Rustam Hakim dan Hardi Utomo. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap: Prinsip-unsur dan Aplikasi Disain ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 35.

20Undang-Undang Penataan Ruang No. 26 Th. 2007

(31)

diperlukan pemustaka akan diambilkan oleh petugas/ pustakawan,

begitu pula koleksi yang dikembalikan akan disimpan oleh petugas/

pustakawan.

b. Tata parak

Penempatan atau pengaturan ruang yang menempatkan koleksi secara

terpisah dengan ruang baca atau dalam ruangan lain, namun tetap

dalam satu unit. Biasanya tata ini digunakan oleh sistem pelayanan

terbuka (open access). Pengaturan tata ruang tersebut bisa berbeda ruangan, namun masih dalam satu unit tetapi bisa hanya dalam satu

ruangan saja.

c. Tata baur

Penataan ruang perpustakaan dimana ruang koleksi menjadi satu

ruangan dengan ruang baca. Dengan tujuan pemustaka lebih mudah

mengembalikan koleksi tersebut ketempatnya semula. Biasanya

sistem yang digunakan dalam tata baur adalah sistem pelayanan

terbuka (open access).21

Berdasarkan penjabaran di atas dapat dilihat bahwa penataan ruang

perpustakaan dapat dipengaruhi oleh sistem pelayanan dan pola yang

digunakan dalam tata ruang perpustakaan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tata Ruang

Dalam pengaturan tata ruang akan banyak dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain:

21

(32)

a. Sistem klasifikasi yang dipakai (dianut)

Sistem klasifikasi perpustakaan yang sering digunakan dan dikenal di

Indonesia ada dua macam, yaitu DDC (Dewey Decimal Classification) dan UDC (Univesal Decimal Classification). Selain itu, terdapat beberapa perpustakaan yang menggunakan sistem klasifikasi sendiri

dan disesuaikan dengan kebutuhan perpustakaan tersebut. Misalnya

UDC, subjek yang digunakan dalam sistem klasifikasi ini lebih

spesifik, maka luas ruangan yang digunakan untuk ruang koleksi

dengan sistem klasifikasi ini akan membutuhkan ruangan yang lebih

besar.

b. Macam koleksi yang ada (disimpan)

Macam koleksi yang dimilki perpustakaan akan menentukan juga

dalam penyusunan tata ruang. Hal ini dikarenakan koleksi yang ada di

perpustakaan memiliki bentuk yang berbeda dan masing-masing

koleksi memiliki tingkat perawatan khusus yang berbeda. Koleksi

tersebut terdiri atas:

1) Literatur tercetak, seperti buku, majalah, monografi, laporan,

hasil seminar, dan sebagainya.

2) Literatur non-cetak, seperti peta, laporan teknik, chart audiovisual, slide, film, foto, video kaset, pita kaset, dan sebagainya.

c. Sistem pelayanan yang dianut oleh perpustakaan

Dalam sistem pelayanan perpustakaan terdapat tiga macam, yaitu

(33)

campuran. Dari tiap-tiap sistem layanan akan mempengaruhi

pengaturan tata ruang perpustakaan. Misalnya saja perpustakaan

menggunakan sistem layanan terbuka, maka ruang koleksi yang

disediakan harus lebih luas dibandingkan dengan sistem layanan

tertutup.

d. Faktor ruangan yang tersedia

Faktor ruangan yang tersedia untuk kegiatan perpustakaan harus

digunakan seefisien mungkin sesuai dengan kebutuhan. Faktor-faktor

tersebut, antara lain:

1) Skala besar kecilnya perpustakaan

Kebutuhan tenaga dalam skala besar kecilnya perpustakaan

harus disesuaikan. Jika perpustakaan tersebut sederhana dan

memungkinkan semua kegiatan tersebut dikerjakan dalam suatu

ruangan, pustakawan yang diperlukan hanya satu orang saja.

Sebaliknya, jika perpustakaan tersebut dikategorikan

perpustakaan besar, maka perencanaan untuk ruangan pun

bertambah, misalnya ruang kepala perpustakaan, ruang layanan

teknis, dan ruang layanan pembaca. Dengan perencanaan yang

bertambah, maka pustakawan yang dibutuhkan pun bertambah.

2) Besarnya koleksi serta perkembangannya

Dengan jumlah koleksi yang sudah dimiliki perpustakaan, maka

dalam pengaturan ruang pihak perpustakaan harus

(34)

3) Jangkauan pelayanan

Selain perencanaan pengaturan tata ruang untuk koleksi lima

tahun mendatang, perpustakaan harus melihat jangkauan

pelayanan yang diberikan kepada pemustaka. Apakah pelayanan

tersebut terbatas hanya untuk orang kantor, hanya untuk anak

sekolah, atau hanya untuk masyarakat umum saja.22

Kesimpulan dari penulis mengenai penjabaran di atas adalah bahwa

dalam mengatur penataan ruang memiliki faktor-faktor yang

mempengaruhinya, maka dari itu sebuah perpustakaan harus lebih

memperhatikan faktor-faktor tersebut agar pengaturan dalam penataan ruang

dalam berjalan dengan lancar.

4. Perencanaan dalam Penataan Ruang Perpustakaan

Dalam menghasilkan tata ruang yang optimal akan memberikan

dampak pada kelancaran dan kenyamanan bagi pustakawan dan pemustaka.

Maka dari itu pihak perpustakaan perlu memperhatikan hal-hal berikut:

a. Aspek fungsional

Penataan ruang perpustakaan harus mampu mendukung kinerja

perpustakaan secara keseluruhan, baik bagi pustakawan dan

pemustaka. Aspek fungsional dapat bekerja dengan lancar apabila jika

antar ruang yang satu dengan ruang yang lain memiliki hubungan

yang fungsional, seperti arus barang dan peralatan perpustakaan, serta

pergerakan untuk pemustaka yang masing-masing memiliki arus

sendiri agar dapat mengalir dengan lancar. Antar ruang harus saling

22

(35)

mendukung sehingga betul-betul tercipta fungsi penataan ruang secara

optimal.

b. Aspek psikologis

Psikologis pemustaka perlu diperhatikan. Penataan ruang sangat

mempengaruhi psikologis pemustaka. Tujuan tata ruang untuk

psikologis pemustaka ialah agar pemustaka dapat merasa nyaman,

leluasa bergerak di dalam ruang perpustakaan. Kondisi tersebut dapat

tercipta melalui penataan ruang yang harmonis dan serasi, seperti

dalam penataan peralatan dan perabot perpustakaan, pemilihan warna,

dan lain sebagainya.

c. Aspek estetika

Aspek estetika atau keindahan dapat dibuat melalui penataan ruang

dan perabot yang digunakan. Penataan ruang yang serasi, bersih, dan

tenang bisa mempengaruhi kenyamanan pemustaka untuk

berlama-lama berada di perpustakaan.

d. Aspek keamanan koleksi

Keamanan bahan pustaka terdiri dari dua faktor, yaitu faktor

keamanan bahan pustaka dari akibat kerusakan secara alamiah dan

faktor kerusakan atau kehilangan bahan pustaka karena faktor

manusia. Kaitannya dengan tata ruang perpustakaan ialah hindari

masuknya sinar matahari secara langsung dengan intensitas cahaya

yang tinggi sehingga tidak langsung mengenai koleksi perpustakaan.

(36)

dapat dihindarkan dengan penataan ruang yang fungsional, hal ini

dapat menciptakan pengawasan secara tidak langsung.23

Pendapat lainnya, dijelaskan bahwa perencanaan tata ruang sebuah

perpustakaan, hendaknya didasarkan pada hubungan antar ruang dan

dipandang dari segi efesiensi dan alur kerja, mutu pelayanan, serta

pengawasan.

Kesimpulan dari penulis mengenai perencanaan dalam tata ruang

perpustakaan adalah bahwa perpustakaan perlu memperhatikan pengaturan

dalam penataan ruang, baik dari segi hubungan antar ruang agar terjadi

efisensi yang baik dan sekaligus dapat mengawasi pemustaka dari

keseluruhan area pemustaka di perpustakaan, namun juga perlu

memperhatikan keindahan penataan ruang agar pemustaka merasa nyaman

berada di perpustakaan, hal ini bersinggungan dengan psikologis pemustaka.

5. Pencahayaan/ Penerangan

Dalam pencahayaan/penerangan berasal dari dua sumber cahaya, yaitu

sumber cahaya alami (natural lighting) dan sumber cahaya buatan (artifical lighting). Sumber cahaya alami (natural lighting) didapatkan dari sinar matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber dari alam, sedangkan untuk

sumber cahaya buatan (artifical lighting) didapatkan dari cahaya lampu.24 Pencahayaan dengan sumber cahaya alami (natural lighting) sangat baik untuk kesehatan dibandingkan dengan menggunakan sumber cahaya

23

Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Grasindo, 2001), h. 201-202.

(37)

buatan (artifical lighting).25 Karena jika menggunakan sumber cahaya buatan (artifical lighting) akan lebih melelahkan mata seseorang ketika sedang membaca. Selain itu, jika menggunakan sumber cahaya alami

(natural lighting) akan lebih menghemat pengeluaran perpustakaan dari pada dengan menggunakan lampu listrik.26 Namun dalam pencahayaan alami sebaiknya tidak langsung mengenai buku karena dapat mengubah

warna dan komposisi kertas sehingga mempercepat proses kerusakan

buku.27

Sebaiknya untuk penempatan jendela di ruang baca ditempatkan di

sebelah barat dan timur, karena memberikan penerangan yang paling

banyak, sebab cahaya matahari akan masuk pagi dan sore. Susunan dalam

ruang baca biasanya menggunakan setiap bidang dinding untuk

menyandarkan rak buku, sedangkan bagian tengah dipergunakan untuk rak

buku rendah atau meja pembaca. Oleh sebab itu sebaiknya jendela-jendela

dibuat dua meter tingginya dari lantai.28

Kesimpulan penulis dari penjabaran di atas adalah bahwa

pencahayaan/penerangan di dalam ruang perpustakaan sangat diperlukan.

Hal ini dapat mempengaruhi kenyamanan pemustaka dan mempengaruhi

koleksi perpustakaan. Oleh sebab itu, untuk koleksi sebaiknya tidak terpapar

langsung oleh cahaya.

25Wanda Listiani dan Novalinda, “Desain Ruang Perpustakaan”, artikel diakses pada 19 April 2015 dari http://www.pnri.go.id/iFileDownload.aspx?ID=Attachment%5CmajalahOnline %5cdesain+ruang+perpustakaan.pdf.

26

Rusina Sjahrial-Pamuntjak, Pedoman Penyelenggaran Perpustakaan (Jakarta: Djambatan, 2000), h. 10.

27

Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 311.

28

(38)

6. Sirkulasi Udara

Pertukaran udara yang kurang baik akan menyebabkan ruangan terasa

pengap. Untuk mengantisipasi terjadinya kepengapan di dalam ruangan

tersebut adalah dengan menggunakan alat bantu AC (air conditioning), ventilasi dan penempatan jendela pada dinding perpustakaan.29

Pencahayaan/ penerangan yang baik ditambah dengan sirkulasi udara

yang baik, akan membawa keuntungan berkurangnya gangguan-gangguan

binatang serangga dan juga mencegah cendawan pada buku. Jika

membiarkan perpustakaan terlalu terbuka, hal ini akan membuat debu yang

masuk banyak. Buku yang berdebu adalah sasaran yang baik bagi binatang

serangga. Gedung yang tua dengan udara yang dingin dan lembab akan

menyebabkan buku-buku bercendawan dan lapuk. Pemasangan AC (air conditioning) akan sangat bermanfaat untuk menjaga suhu dalam ruangan dan mencegah gangguan serangga dan cendawan.30

Kesimpulan penulis mengenai penjabaran di atas adalah bahwa

pertukaran udara di perpustakaan akan baik jika perpustakaan menggunakan

AC, ventilasi dan jendela pada tempat yang tepat, selain baik untuk

perpustakaan agar tidak pengap, juga dapat menjaga suhu ruang

perpustakaan.

29Wanda Listiani dan Novalinda, “Desain Ruang Perpustakaan”, artikel diakses pada 19 April 2015 dari http://www.pnri.go.id/iFileDownload.aspx?ID=Attachment%5CmajalahOnline %5cdesain+ruang+perpustakaan.pdf.

30

(39)

C. Sarana Perpustakaan Perguruan Tinggi

Sarana sangat penting keberadaannya, selain untuk melancarkan atau

mempermudah suatu pekerjaan. Sarana juga dapat menarik pemustaka untuk

datang ke perpustakaan. Sarana yang memadai akan membuat pemustaka merasa

nyaman berlama-lama berada di perpustakaan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.31 Sedangkan menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, sarana meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis

pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.32

Kesimpulan dari penulis mengenai sarana adalah peralatan, perabotan, dan

perlengkapan yang digunakan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu.

Peralatan, perlengkapan, dan perabotan perpustakaan yang memadai

merupakan salah satu dari sekian banyak komponen-komponen yang mendukung

kegiatan perpustakaan. Perabot perpustakaan merupakan semua kelengkapan fisik

berupa mebel yang digunakan untuk menunjang kelancaran tugas-tugas

perpustakaan.33 Peralatan perpustakaan adalah alat yang dipergunakan staf dan pustakawan untuk menyelesaikan tugas utamanya sehingga kegiatan didalam

perpustakaan berjalan secara optimal dalam menjalankan fungsinya, sedangkan

31“Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online”,

diakses pada 12 Juli 2015 dari http://kbbi.web.id/sarana

32“Standar Sarana dan Prasarana”, artikel diakses pada 12 Juli 2015 dari

http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=109

33

(40)

untuk perlengkapan perpustakaan adalah barang-barang yang diperlukan staf dan

pustakawan di dalam perpustakaan sebagai penunjang fungsi perpustakaan.34 1. Tujuan Penataan Peralatan, Perlengkapan, dan Perabotan

Perpustakaan

Terdapat tujuan dalam penataan peralatan, perlengkapan dan

perabotan perpustakaan, antara lain:

a. Agar tidak terjadi hambatan arus lalu lintas pemustaka dan pelaksana

pekerja (petugas/ pustakawan) di setiap ruangan

b. Terlihat suatu gambaran yang wajar, menarik dan menyenangkan

c. Terdapat keleluasaan bergerak yang wajar dari pemustaka dan

petugas/ pustakawan

d. Adanya efisiensi pemakaian ruang.35

Kesimpulan dari penulis adalah bahwa tujuan dalam penataan

peralatan, perlengkapan, dan perabot diperlukan agar mendukung

perencanaan dalam penataan ruang di perpustakaan, dan ini merupakan poin

dimana tujuan penataan peralatan, perlengkapan, dan perabot dapat

mempengaruhi psikologis pemustaka.

2. Jenis-Jenis Perabot, Peralatan, dan Perlengkapan Perpustakaan

Menurut Abdul Rahman Saleh dan Rita Komalasari, jenis-jenis

perabot perpustakaan, antara lain:

34Vika Riesmaya,“Dimensi Kualitas Ruang Perpustakaan”, artikel diakses pada 1 Juni 2015 dari http://journal.unair.ac.id/filerPDF/jurnal%20vika%20Rismaya.pdf

35

(41)

a. Almari penitipan tas dan rak pameran

Ruang depan (lobby) diperlukan tempat penitipan tas, papan pengumuman. Apabila ada petugas penjaga ruang, perlu ditambah

dengan meja dan kursi untuk petugas tersebut. Dapat juga disediakan

lemari kaca untuk pameran dan kursi tamu. Ruang depan yang cukup

besar, dapat difungsikan sebagai tempat pameran.

b. Pintu kontrol

Apabila penjaga ruang depan merangkap sebagai pengawas pintu

kontrol maka tidak diperlukan perlengkapan khusus. Penempatan

pintu putar akan membantu pengaturan lalu lintas pemustaka dan

memudahkan pengawasan dari ruang depan atau dari tempat

peminjaman.

c. Tempat peminjaman/ meja sirkulasi

Tempat peminjaman memerlukan meja (counter) yang dirancang secara khusus. Selain itu, dilengkapi dengan meja kerja dan kursi

pustakawan (sesuai dengan jumlah petugas), rak buku, mesin ketik,

kereta buku, alat intercom atau telepon. d. Almari katalog

Jumlah untuk almari katalog harus disesuaikan dengan jumlah koleksi.

Perlu dibedakan antara katalog pengarang dan judul serta katalog

subjek atau menurut sistem lain yang dipakai.

e. Meja layanan rujukan

Layanan rujukan memerlukan meja kerja dan kursi untuk pustakawan,

(42)

rujukan. Jika perpustakaan tersebut sudah memberikan layanan

dengan alat audiovisual maka diperlukan alat perlengkapannya, yaitu proyektor film dan slide, tape dan cassette player, kaset video, video player, micro reader.

f. Rak koleksi majalah dan surat kabar

Koleksi majalah dan surat kabar memerlukan tempat sendiri (untuk

majalah yang sudah dijilid memerlukan rak khusus), rak khusus untuk

majalah baru dan majalah lama yang belum dijilid, dan katalog

majalah atau kardeks, rak untuk surat kabar. Rancangan untuk rak

majalah baru dan surat kabar ada beberapa macam sehingga dapat

dipilih mana yang dikehendaki sesuai dengan kebutuhan.

g. Rak koleksi buku

Untuk koleksi buku diperlukan rak buku, rak khusus untuk pameran

buku. Hendaknya tiap rak diberi petunjuk tertentu mengenai buku

yang ditempatkan pada rak tersebut, misalnya menurut nomor kelas

atau secara verbal, seperti pendidikan, ekonomi.

h. Meja komputer

Komputer sebenarnya dapat ditempatkan di meja kerja biasa. Namun,

ukuran, terutama tinggi, biasanya tidak membuat nyaman petugas

maupun pemustaka yang menggunakan komputer. Oleh karena itu,

untuk sebaiknya menempatkan komputer ini digunakan meja yang

(43)

i. Meja dan kursi baca

Ruang baca dapat disediakan dalam beberapa variasi, misalnya untuk

seorang, empat orang dan carrel. Di tempat tertentu perlu disediakan kursi pemustaka untuk kegiatan browsing.

j. Meja/ kursi untuk kerja petugas atau pustakawan

Jumlah ruangan untuk pustakawan tergantung pada jumlah tenaga

keragaman kegiatan layanan dan luas ruangan perpustakaan secara

keseluruhan.36

Sedangkan dalam Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi,

perabotan perpustakaan terdiri dari ruang depan: tempat penitipan tas, papan

pengumuman, almari kaca untuk pameran dan kursi tamu. Jika ada petugas

penjaga ruang ditambahkan meja dan kursi. Pintu kontrol/pintu putar:

membantu pengaturan lalu lintas pengunjung dan memudahkan pegawasan.

Tempat peminjaman: meja khusus peminjaman, meja dan kursi petugas, rak

buku, mesin tik, kereta dorong, alat telepon, katalog: almari katalog

Referens: meja dan kursi petugas, kursi penanya, filing cabinet, rak koleksi referens. Layanan yang merujuk ke alat audiovisual, yaitu proyektor film dan slide, tape dan cassette recorder, microreader. Koleksi majalah dan surat kabar: rak majalah, kardeks, rak surat kabar, koleksi buku: rak buku,

rak khusus untuk pameran buku baru. Ruang baca: dapat disediakan

beberapa variasi jenis meja dan disediakan kursi untuk browsing. Ruang kerja petugas, terdiri dari ruang administrasi, pelayanan teknis, gudang, dan

ruang penjilidan/penggandaan. Ruang administrasi dan pelayanan teknis:

36

(44)

meja dan kursi kerja, meja dan kursi khusus pengetik, mesin tik, kalkulator,

almari, meja kerja panjang, dan sebagainya. Gudang: rak buku, perbekalan

keperluan kantor, seperti potlot. Ruang penjilidan/penggandaan: alat

penjahit, alat press, alat penjilid, gunting, dan lainnya.37

Perlengkapan umumnya, terdiri dari alat pemadam kebakaran,

perlengkapan untuk membersihkan gedung dan pemeliharaan halaman.38 Peralatan perpustakaan yang perlu disediakan untuk menunjang

kegiatan perpustakaan, antara lain: Peralatan yang terdapat di perpustakaan

digolongkan dalam dua jenis yaitu yang bersifat habis pakai dan yang

bersifat tahan lama.

Peralatan yang habis pakai maksudnya adalah peralatan yang relatif

cepat habis seperti pensil, kertas tik, formulir pendaftaran, kertas untuk

membuat kantong buku, dan lain sebagainya. Jenis peralatan ini biasanya

diadakan setahun sekali. Sedangkan peralatan yang bersifat tahan lama

maksudnya adalah peralatan yang dapat digunakan terus menerus dalam

jangka waktu yang relatif lama, misalnya mesin ketik, pelubang kertas,

gunting, penggaris, dan lain sebagainya.39

Kesimpulan penulis mengenai jenis-jenis perabot, peralatan, dan

perlengkapan perpustakaan ITI adalah bahwa perpustakaan wajib memiliki

sarana tersebut, yaitu guna melancarkan kegiatan perpustakaan, baik dari

37

Sub. Proyek Pengembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi Dirjen Dikti, Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan & Kebudayaan, 1979), h. 52-55.

(45)

sisi pustakawan dalam melayani pemustaka agar kebutuhan informasi

mereka terpenuhi dengan baik. Dan pula dari sisi pemustaka agar dapat

melancarkan pemenuhan kebutuhan informasinya.

3. Ukuran Perabot Perpustakaan

Perabot di perpustakaan, seperti rak, meja, kursi memiliki ukurannya

masing-masing dan ukuran tersebut menentukkan kenyamanan pemustaka.

Menurut Rusina Sjahrial-Pamuntjak, ukuran perabotan atau mebel tersebut,

antara lain:

a. Rak buku

Rak buku perpustakaan biasanya terbuat dari kayu atau baja.

Sebaiknya rak buku terbuka dari belakang dan tidak berpintu. Ukuran

rak buku, antara lain: tinggi: 200 cm, lebar: 100 cm, dalam: 21 cm

(rak buku biasa), 25 cm (untuk rak buku referen, 30 cm (rak majalah)

dan untuk papan yang paling bawah 10 cm dari lantai, tebal papan: 2

½ cm. Jarak antara satu papan dengan yang lain untuk buku biasa 27

cm dan untuk buku-buku yang berukuran besar 37 cm. Pendapat

lainnya, tinggi rak buku haruslah dalam batas normal pemustaka,

untuk Indonesia tidak lebih dari pada 175 cm.40 b. Meja peminjaman

Bentuk meja peminjaman tergantung dari besar ruangan dan letaknya

dalam ruangan. Untuk ruangan yang kecil, sebaiknya meja yang

digunakan berbentuk “L”, sedangkan jika ruangannya cukup besar,

dapat menggunakan meja yang berbentuk “U”. Ukuran meja

40

(46)

peminjaman, yaitu tinggi: 100 cm, ukuran ini digunakan agar

pemustaka sambil tegak berdiri di muka meja. Untuk lebarnya 60 dan

70 cm, agar petugas/ pustakawan yang duduk dibelakang meja dapat

memberikan/ mengambil buku dengan mudah.

c. Katalog berlaci

Katalog berlaci adalah tempat penyimpanan kartu-kartu katalog.

Ukuran laci dibuat 1 cm lebih besar dari ukuran kartu yang dipakai,

untuk tinggi katalog berlaci, yaitu 135 cm, lebar 45 cm dan untuk kaki

katalog berlaci tingginya adalah 50 cm.

d. Kursi dan meja

Meja baca untuk empat orang pemustaka berukuran 100 cm x 150 cm.

Untuk meja bundar, garis tengahnya adalah 120 cm dan tingginya 75

cm. Kursi dengan tinggi 45 cm sudah memenuhi syarat.41 4. Pengaturan Penataan Letak Perabotan Perpustakaan

Pengaturan penataan letak perabotan di perpustakaan, antara lain:

a. Rak buku

Penempatan rak buku harus memperhatikan keadaan cahaya dan

pertukaran udara. Bagian muka rak harus menghadap cahaya matahari

atau lampu.Rak-rak buku harusnya di letakkan pada ruangan yang

pertukaran udaranya baik atau tidak lembab. Jarak antara rak yang

satu dengan yang lain harus diatur sesuai dengan kebutuhan.

41

(47)

b. Meja baca

Dalam menempatkan meja baca harus berada ditempat yang terang

dan berudara segar dan sejuk. Jarak antara satu meja dengan meja

lainnya juga diatur menurut kebutuhan.

c. Meja sirkulasi

Dalam meletakkan meja sirkulasi harus dapat mengawasi secara

menyeluruh orang-orang yang keluar masuk perpustakaan.

Diusahakan pula posisinya berada dimana petugas yang di belakang

meja dapat melihat keadaan di ruang baca dan ruang koleksi.

d. Lemari penitipan barang (locker)

Lemari penitipan barang atau tas berada di ruang pelayanan dekat

pintu masuk/ keluar tetapi sebelum meja sirkulasi.

e. Lemari katalog

Lemari katalog yang berisi kartu berada di ruang pelayanan. Posisinya

di jalur masuk menuju ruang koleksi.

f. Rak peragaan (display)

Rak ini ditempatkan di ruang pelayanan. Biasanya ditempatkan di

teras depan bagian luar dekat pintu masuk. Rak ini harus mudah

dilihat secara dekat oleh pemustaka.

g. Papan pengumuman

Papan pengumuman ini digantungkan di dinding atau berada di ruang

pelayanan atau di teras depan dekat pintu masuk perpustakaan yang

mudah dilihat secara dekat.42

42

(48)

D. Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perguruan Tinggi Tahun 2011 1. Lokasi Perpustakaan

Lokasi untuk perpustakaan perguruan tinggi berada di pusat kegiatan

pembelajaran dan mudah dijangkau oleh peserta didik, pendidik, dan tenaga

kependidikan.

2. Gedung/ Luas Ruang

Dalam SNP Perguruan Tinggi Tahun 2011, perpustakaan menyediakan gedung/ luas ruang , antara lain:

Tabel 2.1

Ruang/ Area Persentase Komposisi Ruang

Area koleksi 45%

Area pemustaka 25%

Area kerja 10%

Area lain, seperti toilet, ruang

tamu, seminar/ teater, lobi 20%

43 Perpustakaan Nasional RI, “

(49)

4. Pengaturan Kondisi Ruang

Perpustakaan melakukan pengaturan kondisi ruang dengan cara,

antara lain44:

Area baca (majalah dan surat kabar) 200 lumen

Meja baca (ruang baca umum) 400 lumen

Meja baca (ruang baca rujukan) 600 lumen

Area sirkulasi 600 lumen

Area pengolahan 400 lumen

Area akses tertutup 100 lumen

Area koleksi buku 200 lumen

Area kerja 400 lumen

Area pandang dengar 100 lumen

b. Kelembaban 44 Perpustakaan Nasional RI, “

(50)

5. Sarana

Perpustakaan menyediakan sarana perpustakaan yang disesuaikan

dengan lokasi dan layanannya, untuk menjamin keberlangsungan fungsi

perpustakaan dan kenyamanan pemustaka, antara lain:

Tabel 2.6 Sarana Perpustakaan

No. Jenis Rasio Deskripsi

1. Perabot kerja 1 set/ pengguna Dapat menunjang kegiatan memperoleh informasi dan

1set/ perpustakaan Dapat menyimpan koleksi perpustakaan dan peralatan

1 set/ perpustakaan Sekurang-kurangnya terdiri atas satu set komputer. 4. Perlengkapan

lain

1 set/ perpustakaan Minimum terdiri atas buku inventaris untuk mencatat 45 Perpustakaan Nasional RI, “

(51)

E. Perspektif Pemustaka

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perspektif adalah sudut pandang; pandangan.46

Pengertian dari pemustaka atau yang biasa disebut dengan user/ patron

adalah

“Any person who uses the resources and services of a library, not

necessarily a registered borrower.”47

Pemustaka adalah setiap orang yang menggunakan sumber dan pelayanan/

jasa di perpustakaan, tidak hanya yang terdaftar sebagai peminjam. Maksudnya,

pemustaka adalah orang yang aktif memanfaatkan sumber dan pelayanan/ jasa

perpustakaan, dengan kata lain, setiap orang yang dapat dikatakan sebagai

pemustaka tidak cukup hanya terdaftar sebagai anggota perpustakaan.

Sedangkan menurut Undang-Undang RI No. 43 tahun 2007, pemustaka

adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat,

atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.48

Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan perspektif pemustaka adalah sudut pandang atau pandangan

seseorang, sekelompok orang yang menggunakan layanan-layanan yang tersedia

di perpustakaan, baik yang telah menjadi anggota perpustakaan ataupun belum

menjadi anggota perpustakaan.

46“Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online”, diakses pada 2 Mei 2015 dari http://kbbi.web.id/perspektif

47

Joan M. Reitz, “ODLIS (Online Dictionary for Library and Information Science)”, diakses pada 2 Mei 2015 dari http://www.abc-clio.com/ODLIS/odlis_p.aspx

48

(52)

F. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian pertama dari penelitian oleh Lela Maya Sari untuk mendapatkan

gelar sarjana strata satu (S1), Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, tahun 2010 berjudul

Pengaruh Tata Letak Ruang Perpustakaan STMIK Potensi Utama

Medan Terhadap Kepuasan Pengguna”. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh tata letak ruang perpustakaan terhadap kepuasan

pengguna di STMIK potensi utama. Persamaaan penelitian ini dengan

penulis adalah melakukan penelitian tentang tata ruang perpustakaan dan

metode yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Perbedaan pada

penelitian ini dapat dilihat dari lokasi penelitian. Penulis mengambil lokasi

di Perpustakaan ITI, sedangkan Lela Maya Sari mengambil lokasi penelitian

di Perpustakaan STMIK Potensi Utama Medan. Perbedaan lainnya, penulis

meneliti tentang sarana perpustakaan.

2. Penelitian terdahulu kedua, penulis mengambil judul skripsi yang ditulis

oleh Septian Nurhakim, Program studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab

dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta, tahun 2013 dengan judul

“Tinjauan Terhadap Tata Ruang Perpustakaan SMA Negeri 5 Plus

Tingkat Provinsi di Kotamadya Jakarta Barat”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi perpustakaan SMA Negeri 5 Plus Tingkat

Provinsi di Jakarta Barat dan untuk mengetahui apakah perpustakaan ini

sudah sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah yang

diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI Tahun 2006. Persamaan

(53)

perpustakaan dan metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif yang

bersifat kuantitatif. Perbedaan terlihat pada tempat penelitian, jenis

perpustakaan, dan pada tujuan penelitian, yaitu perpustakaan SMA Negeri 5

Plus Tingkat Provinsi di Kotamadya Jakarta Barat dan dengan tujuan

penelitian untuk mengetahui kesesuaian dengan Pedoman Penyelenggaran

Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI

Tahun 2006, sedangkan penulis mengambil lokasi, jenis dan tujuan

penelitian di Perpustakaan ITI dengan tujuan penelitian untuk mengetahui

tata ruang Perpustakaan ITI berdasarkan SNP Perguruan Tinggi 2011 dan

Perspektif Pemustaka.

3. Penelitian terdahulu ketiga, penulis mengambil judul jurnal yang ditulis oleh

Irfan Fauzi Maulani, Yusuf Winoto, Encang Saefudin dari Jurusan Ilmu

Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas

Padjajaran. Jurnal tersebut berjudul “Pengaruh Tata Ruang Terhadap

Motivasi Berkunjung”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh

bentuk ruang, pengaruh warna dan penerangan (pencahayaan), pengaruh

ventilasi, pengaruh rambu-rambu, pengaruh perabot terhadap motivasi

berkunjung siswa ke Perpustakaan SMA Negeri 1 Rancaekek. Persamaan

penelitian ini dengan penulis adalah sama-sama meneliti tata ruang

perpustakaan dan juga menggunakan pendekatan kuantitatif. Perbedaan

penelitian terletak pada jenis penelitiannya, yaitu jenis penelitian eksplanatif

dan lokasi penelitian yang terletak di Perpustakaan SMA Negeri 1

Rancaekek, sedangkan penulis mengambil jenis penelitian deskriptif dan

Gambar

Tabel 2.1 Luas Ruang/ Jumlah Mahasiswa
Tabel 2.3 Pengaturan Pencahayaan Ruang
Tabel 2.6 Sarana Perpustakaan
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana, terdapat pengaruh yang signifikan antar peubah bebas (x) penggunaan UI, terhadap peubah terikat (y)

Sistem informasi geografis dalam penelitian ini adalah penggunaan Mapserver dalam pembangunan aplikasi untuk menjadi jembatan antara aplikasi website php dengan

• Mengetahui pengaruh variasi ketebalan coating terhadap sensitivitas pembacaan retak keempat jenis partikel.. • Menganalisa pembacaan terbaik pada posisi toe dan permukaan

Perlu kita ketahui bersama, dalam penulisan sebuah karya ilmiah, penelitian, atau apapun itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui sejauh mana tulisan itu asli, serta

Penyusunan file kepegawaian dilingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Penyusunan file kepegawaian dilingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Noni berdasarkan satuan kerja dan

Laba sebelum pajak diraih Rp29.86 miliar naik tajam dibandingkan laba sebelum pajak tahun sebelumnya yang hanya Rp395.21 juta karena naiknya pendapatan keuangan menjadi

Mengenai kedudukan orang atau badan hukum perdata sebagai pihak penggugat dalam sengketa tata usaha negara dijelaskan oleh Pasal 53 ayat 1 UU PERATUN: Orang atau badan hukum perdata

Dalam penyusunan suatu penjadwalan, khususnya yang bertipe job shop, merupakan permasalahan combinatorial optimization maka permasalahan penjadwalan seperti ini dapat