• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII-1 SMP NASRANI 1 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII-1 SMP NASRANI 1 MEDAN."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAKAN KONSTEKTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

DI KELAS VIII-1 SMP NASRANI 1 MEDAN

Oleh : Desi R. Munthe NIM 4123311009

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII-1 SMP NASRANI 1 MEDAN

Desi R. Munthe (4123311009) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan: untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui pendekatan kontekstual untuk memperbaiki proses pembelajaran di Kelas VIII-1 SMP NASRANI 1 Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Nasrani 1 Medan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 38 orang. Objek penelitian adalah Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Materi SPLDV di Kelas VIII-1 SMP Nasrani 1 Medan. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana di akhir setiap siklus diberikan tes kemampuan pemecahan masalah yang berbentuk uraian untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa.

Berdasarkan hasil analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh pada siklus I terdapat 28 orang siswa (73,68%) yang memperoleh kategori kemampuan pemecahan masalah minimal sedang atau mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata kelas 19,81. Pada siklus II diperoleh 33 orang siswa (86,84%) yang memperoleh kategori kemampuan pemecahan masalah minimal sedang (mencapai ketuntasan belajar) dengan rata-rata kelas 21,34. Dari siklus I ke siklus II diperoleh peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu sebanyak 5 orang siswa (13,15%) dan nilai rata-rata meningkat sebesar 1,53. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, diperoleh pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus I dapat dikatakan termasuk kategori sedang. Pada siklus II, tingkat kemampuan peneliti mengelola pembelajaran termasuk kategori baik.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul ”Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di Kelas VIII-1 SMP Nasrani 1 Medan Tahun Ajaran 2016/2017”disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si,P.hD Bapak Budi Halomoan Siregar, S.Pd, M.Scdan Ibu Erlinawaty Simanjuntak, S.Pd,M.Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada, Bapak Prof. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan,Bapak Dr. Asrin Lubis,M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Marojahan Panjaitan, M.Pd selaku Pembimbing Akademikdan seluruh Bapak Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Marium Malau, S.Pd selaku Kepala SMP Nasrani 1 Medan, Bapak Elia Sinaga, S.Pd, selaku guru matematika SMP Nasrani 1 Medan, guru dan staf pegawai SMP Nasrani 1 Medanyang namanya tidak memungkinkan penulis menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.

(6)

v

ini dapat terlaksana dengan baik dan juga adikku Rutmaida Jelita Munthe, Jonipar Manatap Munthe dan Dikson Pandapotan Munthe yang telah memberikan doa dan motivasi kepada penulis. Terima kasih juga buat sahabat saya : Rifka Purnama Sari Sinaga, Novita Rubiyanty Sidabutar, Widya K.Manik, dan teman-teman kelas Eks B 2012, Mince, Irawati, Novi Sihombing, Bang Janto Simamora, S.Pd, Kak Lasri Bakara, SE, Kak Juliyanti A.md, Kak Marta Dhinata, A,md, Kak Nensi dan Jelita,Teman Satu PS (Elisa, Wiarno, Hendrikson dan Richard), Pendoa GBI MMTC, FA Metanoia, Youth GBI MMTC, UKMKP Up-MIPAterima kasih atas doa dan dukungannya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Agustus2016 Penulis,

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teorits 9

2.1.1 Masalah Dalam Matematika 9

2.1.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 10

2.2 Hakekat Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual 13

2.2.1 Pengertian Pembelajaran Kontekstual 13

2.2.2 Karakteristik Pembelajaran Kontekstual 14

2.2.3 Komponen Utama Pembelajaran Kontekstual 15

2.2.4 Teori-Teori yang Relevan dengan Pembelajaran kontekstual 18

2.2.5 Elemen dan Karakteristik Pendekatan Pembelajaran Kontekstual 21

2.2.6 Langkah-langkah Pelaksanaan 22

2.2.7 Kelebihan dan Kekurangan Kontekstual 22

2.3 Materi Pembelajaran 23

2.3.1 Sistem Linier Dua Variabel (SPLDV) 23

2.4 Penelitian yang Relevan 32

2.5 Kerangka konseptual 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu penelitiam 36

3.1.1. Lokasi Penelitian 36

3.1.2 Waktu Penelitian 36

3.2. Jenis Penelitian 36

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 36

3.3.1 Subjek Penelitian 36

3.3.2 Objek Penelitian 36

(8)

vii

3.4.1 Siklus I 37

3.5. Alat Pengumpulan Data 39

3.5.1. Tes Pemecahan Masalah 39

3.5.2. Observasi 40

3.5.3 Dokumentasi 40

3.6. Teknik Analisis Data 40

3.6.1. Reduksi Data 40

3.6.2. Paparan Data 41

3.6.3. Penarikan Kesimpulan 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 44

4.1.1. Deskripsi Hasil Tes Awal 44

4.2. Hasil Penelitian Siklus I 47

4.2.1. Perencanaan Tindakan I 47

4.2.2. Pelaksanaan Tindakan I 47

4.2.3. Analisis Data I 48

4.2.2. Refleksi I 54

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II 56

4.3.1 Permasalahan II 56

4.3.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 56

4.3.3 Pelaksanaan Tindakan II 57

4.3.4 Analisis Data II 58

4.3.5 Refleksi II 68

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 73

5.2. Saran 73

DAFTAR PUSTAKA 74 LAMPIRAN

... 7f777 77

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Diagram Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siswa Per Indikator Pada Tes Awal 45 Gambar 4.2 Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siswa Pada Tes Awal 46

Gambag 4.3 Diagram Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Per Indikator Pada TKPM I 49 Gambar 4.4 Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siswa Pada TKPM I 51

Gambar 4.5 Diagram Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Per Indikator Pada TKPM II 59 Gambar 4.6 Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siswa Pada TKPM II 61

Gambar 4.7 Diagram Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Hasil Kerja Siswa 4

Tabel 3.1 Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah 41 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa Per Indikator Pada Tes Awal 44 Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah

Pada Tes Awal 45

Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa Per Indikator Pada TKPM I 49 Tabel 4.4 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah

Pada TKPM I 50

Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Observasi Guru Pada Pembelajaran Siklus I 51 Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Observasi Siswa Pada Pembelajaran Siklus I 53 Tabel 4.7 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa Per Indikator Pada TKPM II 69 Tabel 4.8 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah

Pada TKPM II 60

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I 77

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II 92

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) III 98

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa I 103

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa II 106

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa III 111

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa IV 115

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa V 119

Lampiran 9 Alternatif Lembar Kerja Siswa I 123

Lampiran 10 Alternatif Lembar Kerja Siswa II 125

Lampiran 11 Alternatif Lembar Kerja Siswa III 129

Lampiran 12 Alternatif Lembar Kerja Siswa IV 132

Lampiran 13 Alternatif Lembar Kerja Siswa V 135

Lampiran 14 Kisi-Kisi Tes kemampuan Awal 139

Lampiran 15 Lembar Validasi Tes Kemampuan Awal 141

Lampiran 16 Tes Kemampuan Awal 144

Lampiran 17 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan masalah I 145

Lampiran 18 Lembar Validasi Tes kemampuan Pemecahan Masalah I 145

Lampiran 19 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 150

Lampiran 20 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan masalah II 151

Lampiran 21 Lembar Validasi Tes kemampuan Pemecahan Masalah II 153

Lampiran 22 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 156

Lampiran 23 Alternatif penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan MasalahI 157 Lampiran 24 Alternatif penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 161

Lampiran 25 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 165

Lampiran 26 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 166

Lampiran 27 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 170

Lampiran 28 Daftar Nilai Tes Awal 174

Lampiran 29 Tabel Penentuan Persentase Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Untuk Setiap Langkah Pemecahan Masalah Pada Tes Awal 176

Lampiran 30 Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I (TKPM I) 178 Lampiran 31 Tabel Penentuan Persentase Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Untuk Setiap Langkah Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I (TKPM I) 180

Lampiran 32 Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II (TKPM II) 182

Lampiran 33 Tabel Penentuan Persentase Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Untuk Setiap Langkah Pemecahan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II (TKPM II) 184

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung secara edukatif. Namun pada kenyataannya masih banyak masalah yang ditemukan yang harus diperbaiki, masalah yang ditemukan dilapangan diantaranya: siswa tidak aktif saat proses belajar mengajar berlangsung, pembelajaran matematika tidak dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa, tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah. Masalah-masalah tersebut menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran tidak terhambat, maka masalah-masalah tersebut harus diselesaikan. Untuk menyelesaikan masalah-masalah di atas, peneliti mengasumsikan pendekatan kontektual. Dengan pendekatan kontekstual membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan kehidupan sehari-hari.

(13)

2

disuruh maju kedepan untuk mengerjakan soal banyak siswa yang diam sehingga guru dan siswa bersama-sama untuk menyelesaikannya

Siswa merasa kesulitan untuk belajar matematika karena matematika abstrak. Dalam bahasa Indonesia abstrak diartikan sebagai sesuatu yang tak berwujud atau hanya gambaran pikiran. Makna dari penjelasan tersebut adalah sesuatu yang abstrak tidak berwujud dalam bentuk konkret atau nyata, hanya dapat dibayangkan dalam pikiran saja. Hal ini sangat kontras dengan alam pikiran kebanyakan siswa yang terbiasa berpikir tentang objek-objek yang konkret. Oleh karena itu, konsep-konsep matematika yang abstrak tidak dapat sekadar ditransfer begitu saja dalam bentuk kumpulan informasi kepada siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 orang siswa di kelas tersebut mereka mengaku tidak memahami kegunaan dan penerapan materi matematika dalam kehidupan nyata. Mereka mengaku matematika hanya materi yang berkaitan dengan angka dan konsep.

(14)

3

akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajari bukan sekedar mengetahuinya.

Berdasarkan observasi awal (tanggal 5 Februari 2016), Penulis memberikan tes kepada siswa kelas VIII-1. Tes yang diberikan berupa tes diagnostik yang berbentuk uraian untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam matematika. Berikut adalah soal uraian yang di berikan kepada siswa :

1. Ayah ingin memasang pagar mengelilingi kebun pisang dengan kawat duri agar daun dan pisang yang ada di kebunnya tidak dimakan oleh kambing. Apabila kebun ayah berbentuk persegi panjang dengan panjang 20 m dan lebar 10 m. Berapakah panjang kawat duri yang harus di siapkan ?

2. Dimas memiliki sebidang tanah berbentuk persegi panjang yang ditanami pohon kelapa dengan luas 143 m2 dan lebarnya 11 meter. Berapakah panjang kebun pohon kelapa dimas ?

3. Paman memiliki kayu bingkai sepanjang 200 cm. Paman berencana membuat sebuah bingkai foto berbentuk persegi dengan panjang sisi 40 cm. Berapakah panjang kayu bingkai yang di perlukan untuk membuat bingkai foto dan sisa kayu bingkai?

Berikut adalah hasil pengerjaan beberapa kesalahan menyelesaiakan soal uraian diatas.

No Hasil Kerja Siswa Analisi Kesalahan Siswa

1 Siswa yang tidak mampu

memahami masalah dalam menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya pada soal. Seharusnya

Dik: sebidang kebun dengan p = 20 m

l = 10 m

Dit: berapakah kawat du yang harusdi siapkan?

2.

(15)

4

merencanakan pemecahan masalah dalam merencanakan rumus yang akan digunakan

Seharusnya

a. Panjang kayu yang di perlukan untuk membuat bingkai/keliling persegi = 4 x sisi

= 4 x 40 cm = 160 cm

b. sisa kayu = panjang kayu bingkai – panjang kayu yang diperlukan = 200 cm – 160 cm

3. Siswa yang tidak mampu dalam

menyelesaikan masalah dimana penyelesaian yang dilakukan masih salah

Seharusnya Luas = p x l 143 m2 = p x 11 m p = 143 m2 : 11 m

= 13 m

4.

Siswa yang tidak mampu dalam memeriksa kembali penyelesaian atau dalam menyimpulkan hasil jawaban masih salah.

Seharusnya

Jadi, Panjang kayu yang di butuhkan untuk membuat bingkai adalah 160 cm dan Sisa kayu bingkai adalah 40 cm

Tabel 1.1 Hasil Kerja Siswa

(16)

5

kehidupan sehari-hari. Untuk itu maka kemampuan memecahkan masalah perlu menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran matematika. Menurut Sanjaya (2009: 219) “Pemecahan Masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan yang baru”.

Menurut Trianto (2011: 90) “Sebagian besar siswa kurang mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan/diaplikasikan pada situasi baru”. Situasi baru ini bisa saja dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pendidik perlu mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, karena belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajari bukan sekedar mengetahuiya.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa untuk mencari makna sendiri dan memecahkan masalah dari yang mereka pelajari adalah pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL). Seperti yang diungkapkan Sanjaya (2006:257) ”Pengetahuan bukanlah hasil ”pemberian” dari orang lain seperti guru, tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan oleh setiap individu”. Pada pembelajaran CTL guru tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi guru hendaknya mendorong siswa secara aktif untuk mengkontruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri. Senada dengan yang diungkapkan Sanjaya (2006:255) mengatakan bahwa:

CTL merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar dalam konteks CTL bukan hanya sekedar mendengarkan, mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman s ecara langsung.

CTL merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Hal ini senada yang diungkapkan oleh Sanjaya (2006:255) yaitu ” Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang

(17)

6

menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam kehidupan mereka”. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari, menemukan dan memecahkan sendiri masalah dari materi yang mereka pelajari.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul:”Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa di Kelas VIII-1 SMP NASRANI 1 Medan”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa kelas VIII-1 SMP NASRANI 1 tidak aktif.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII-1 SMP NASRANI 1 masih rendah.

3. Siswa kelas VIII-1 SMP NASRANI 1 tidak mampu memahami masalah dalam menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya pada soal. 4. Siswa kelas VIII-1 SMP NASRANI 1 mengalami kesulitan menyelesaikan

soal-soal dalam bentuk soal cerita terkait dalam kehidupan sehari-hari. 5. Pembelajaran matematika jarang dikaitkan dengan masalah kontekstual

yang di alami siswa kelas VIII-1 SMP NASRANI 1 Medan dalam kehidupan sehari-hari

6. Pendekatan Kontekstual belum pernah diterapkan di SMP Nasrani 1 Medan

1.3. Batasan Masalah

(18)

7

matematika siswa kelas VIII-1 SMP NASRANI 1 Medan masih rendah dan pendekatan kontekstual belum pernah diterapkan di SMP Nasrani 1 Medan

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi penerapan pendekatan kontekstual, untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di Kelas VIII-1 SMP NASRANI 1 Medan?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa Kelas VIII-1 SMP NASRANI 1 Medan setelah diterapkan pendekatan kontekstual?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa melalui pendekatan kontekstual untuk memperbaiki proses pembelajaran di Kelas VIII-1 SMP NASRANI 1 Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dilakukan penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, melalui pendekatan Kontekstual diharapkan dapat mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan persoalan matematika dan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada materi segi empat

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. 3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil alternatif

(19)

8

(20)

73 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :

1. Strategi penerapan pendekatan kontekstual adalah dengan mengelompokkan siswa dan memberikan LKS kepada siswa serta memberikan nilai tambah bagi siswa yang aktif miningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan pendekatan kontekstual

2. Aktifitas belajar siswa yang diajar dengan penerapan pendekatan kontekstual adalah:

a). Siswa terlihat lebih aktif dalam menyelesaikan soal-soal yang ada di lembar kerja siswa, ketika presentasi didepan kelas.

b). Siswa sudah berani mengangkat tangan untuk bertanya.

c). Siswa langsung mengerjakan soal yang diberikan oleh guru walaupun ada beberapa siswa yang masih berjalan kesana-kesini untuk bertanya kepada kelompok lain.

d).Semua siswa tampak antusias dalam melakukan diskusi dan semangat memberikan komentar terhadap kelompok yang maju, memperhatikan hasil diskusinya dengan kelompoknya.

e). Siswa mau menanggapi hasil diskusi kelompok penyaji.

f). Siswa sudah mau menanggapi hasil diskusi kelompok penyaji tanpa harus namanya disebutkan oleh guru untuk memberikan tanggapan.

(21)

74

penerapan pendekatan kontekstul dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di kelas VIII-1 SMP Nasrani 1 Medan.

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian, bahwa saran (rekomendasi) yang diajukan adalah :

1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMP Nasrani 1 Medan, disarankan memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk itu disarankan hendaknya guru matematika dapat menerapkan pendekatan kontekstual sebagai salah satu alternatif model pembelajaran.

2. Kepada siswa SMP Nasrani 1 Medan khususnya siswa yang berkemampuan rendah agar lebih banyak berlatih, belajar dengan rileks, dan selalu berfikir bahwa matematika itu menyenangkan.

(22)

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Ardhyani, Gita Fitria (2010), melakukan penelitian dengan judul : ”Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Pendekatan Pemecahan Masalah Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Pada Siswa Kelas VII Akselerasi SMP Negeri 5 Bandung”.

Arikunto, S., (2013), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan , Bumi Aksara, Jakarta. Durandt, Sri Winarti, Irwan Said, dan Ratman. tanpa tahun. Meningkatkan Hasil

Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpre Matamaling, Jurnal Kreatif Tadulako Online, Vol. 2 No. 3 : 2354-614X. (Diakses Tanggal 24 Juni 2016, 20:00 WIB).

Hartono, Yusuf. (2014), Matematika Strategi Pemecahan Masalah. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Hasanah, (2011), melakukan penelitian dengan judul : “Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa di MTs Al-Inayah Bandung”.

Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Penerbit Universitas Negeri Malang, Malang.

Istarani dan Ridwan, (2015), Strategi dan Teknik Pembelajaran Kooperatif. Media Persada, Medan.

______, (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Media Persada, Medan. Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Mulyasa, E. (2013), Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Muslich, M, (2007), Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Muslich, M., (2008), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta.

Notoatmojo, S., (2005), Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Ketiga, Rineka Cipta, Jakarta.

(23)

76

Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Fajar Interprtama Mandiri, Jakarta.

_________________, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sudjana, N., (2005), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sujono, (1988), Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah, Depdikbud. Jakarta.

Sumiati dan asra, (2007), Metode Pembelajaran, wacana Prima, Bandung.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.

Gambar

Gambar 4.1 Diagram Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika  Siswa Per Indikator Pada Tes Awal            45
Tabel 1.1 Hasil Kerja Siswa Tabel 3.1    Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah

Referensi

Dokumen terkait

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.. Kertas kerja ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Beranjak dari kenyataan yang ada maka penelitian tentang pasar uang yang ditinjau dari segi norma hukum Islam mencoba untuk mengetahui apakah mekanisme transaksi

Seorang guru yang mempunyai sikap yang baik atau cara mengajar yang baik dapat berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Minat belajar adalah kecenderungan hati dari individu

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru seperti yang tercantum dalam Undang Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 adalah kompetensi pedagogik Kompetensi pedagogik

Untuk lebih memahami tentang verba tidak beraturan kala lampau Perfekt, sebaiknya pembelajar bahasa Jerman perlu juga mempelajari pola perubahan bentuk verba tidak

rrorl"tu FabriciDs (Col6pre6: CMincllidne) Terhadq' TiSa Jeris Kunl dru tbn diblsrlm di hloalorih ?dgendrlian thFii -rulNn H.na dd Peny*ir TmbdnM F hll6 Ptuian

boleh digunakan. Kalau S dan atau P dalam premis partikular, maka kesimpulan tidak boleh universal... Term M harus sekurang-kurangnya satu kali universal Semua orang jujur

dari masyarakat dunia pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya dan semakin majunya teknologi informasi saat ini membuat olah raga ini menjadi sebuah industri global