• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 KISARAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 KISARAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

RIWAYAT HIDUP

(3)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dan Think Pair Share (TPS) Pada Materi Pokok Sistem Ekskresi di Kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kisaran Tahun Pembelajaran 2014/2015”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

(4)

vi

dan untuk persahabatan yang terjalin dan dukungan doanya terkhusus untuk abangda Mhd. Faisal, Ikhsan, Mhd. Iqbal, Mhd. Adlan, Yusran E. Ritonga, Aljun Fiyantara, Ihsan Fahmi dan kepada adinda Putri Wita dan Ainun Mardiah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman saya Pendidikan Biologi A stambuk 2011 terkhusus untuk sahabat saya Devi Ratna, Eli Astuti, Deby Ryan Muthiah, Devi Khairunnisa dan Dwita Triana. Serta kepada semua abang/kakak senior dan adik-adik junior yang telah mau berbagi ilmu dan pengalaman kepada penulis. Dan kepada semua pihak yang telah memberi masukan kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2015 Penulis,

(5)

iii

P E R B E D A A N H A S I L B E L A J A R S I S W A Y A N G D I A J A R MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN THINK PAIR SHARE (TPS) P A D A M A T E R I P O K O K S I S T E M E K S K R E S I

DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 KISARAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Fitriatul Aspahani (NIM 4113141029)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Think Pair Share (TPS) pada materi pokok sistem ekskresi di Kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kisaran tahun pembelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dan rancangan penelitian yang digunakan adalah “Pretes Postes Grub Design”. Sampel penelitian diambil secara random sampling (sampel acak) yang berjumlah 79 orang terdiri dari 2 kelas. Dimana Kelas XI IPA 3 diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS), dan kelas XI IPA 2 diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai hasil belajar siswa dengan model pembelajaran TSTS adalah 78,44 lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran TPS dengan rata-rata 73,83. Analisis pengujian hipotesis menggunakan uji t dan taraf kepercayaan α = 0,05 menunjukkan thitung > ttabel (2,097 > 1,994), yang berarti

dalam penelitian ini Ho ditolak sedangkan Ha diterima. Dengan demikian menunjukkan bahwa Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi pokok sistem ekskresi di kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kisaran tahun pembelajaran 2014/2015 lebih baik dibandingkan dengan Think Pair Share (TPS) dan berbeda secara signifikan pada α = 0,05

(6)

iiii

THE DIFFERENCE OF STUDENTS LEARNING OUTCOME THAT USE COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TWO STAY TWO STRAY

(TSTS) WITH THINK PAIR SHARE (TPS) IN EXCRETION SYSTEM TOPIC IN CLASS XI IPA OF SMA NEGERI 4 KISARAN

ACAD EM IC YE ARS 2014/2015

Fitriatul Aspahani (NIM 4113141029)

ABSTRACT

This research was aimed to determine the differences of students in learning outcomes that use Two Stay Two Stray (TSTS) with Think Pair Share (TPS) learning model in the excretion system topic in class XI IPA of SMA Negeri 4 Kisaran academic years 2014/2015. This research is a type quasi experimental and design used was “Pretes Postes Grub Design”. The Samples of this research is taken random sampling by the amount to 79 students that consist of 2 classes. The class of XI IPA 3 is taught by using the cooperative learning model type Two Stay Two Stray (TSTS) while the IPA 2 is taught by using cooperative learning model Think Pair Share (TPS). This result of the research showed the average of students learning outcome that using TSTS learning model in a number of 78.44 is better than the average of students learning outcome that using TPS in a number of 73.83. The analysis of hypothesis test using t tests and the level of confidence α = 0.05 showed that tcount > ttable (2.097>1.994), that means the Ho is being declined

while the Ha is being accepted. Therefore it showed that the students learning outcome that using Two Stay Two Stray (TSTS) learning model is better than the students learning outcome that usung Think Pair Share (TPS) learning model in excretion system Topic in class XI IPA of SMA Negeri 4 Kisaran academic years 2014/2015 and differ significantly different at α = 0.05

(7)

vii

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Konsep Belajar 7

2.1.2. Konsep Hasil Belajar 8

2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif 11

2.1.3.1. Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Two Stay Two Stray 17

2.1.3.2. Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Think Pair Share 21

2.1.4. Materi Pembelajaran 23

2.2. Kerangka Konseptual 30

2.3. Hipotesis Penelitian 31

2.3.1.Hipotesis Verbal 31

2.3.2.Hipotesis Statistik 31

BAB III METODE PENELITIAN 32

(8)

viii

3.5. Prosedur Penelitian 33

3.6. Jenis dan Sumber Data 36

3.7. Instrumen Pengumpulan Data 36

3.7.1. Uji Persyaratan Data 39

3.7.2. Analisis Data Hasil Penelitian 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43

4.1. Hasil Pnelitian 43

4.1.1. Uji Kelayakan Data 43

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 44

4.1.3. Uji Persyaratan Analisis Data 45

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 47

4.3. Pembahasan 48

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 53

5.1. Kesimpulan 53

5.2. Saran 53

DAFTAR PUSTAKA 55

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Struktur Ginjal 24

Gambar 2.2. Glomerulus dan Kapsula Bowman 24

Gambar 2.3. Struktur Nefron 25

Gambar 2.4. Struktur Kulit 26

Gambar 2.5. Struktur Paru-paru 28

Gambar 2.6. Hati 29

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 35

Gambar 4.1. Diagram Perbedaan Nilai Hasil Belajar Siswa pada

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 57

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas (TS-TS) 60 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas (TPS) 65

Lampiran 4. Instrumen Penelitian 72

Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian 82

Lampiran 6. Tabel Validitas Tes 83

Lampiran 7. Perhitungan Validitas Tes 84

Lampiran 8. Perhitungan Reliabilitas 86

Lampiran 9. Tabel Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Soal 87 Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 88

Lampiran 11. Perhitungan Daya Beda Soal 89

Lampiran 12. Data Hasil Belajar Siswa Kelas TSTS 90 Lampiran 13. Data Hasil Belajar Siswa Kelas TPS 92 Lampiran 14. Perhitungan Rata-rata, Standar Devias, dan Varians 94

Lampiran 15. Uji Normalitas Data Penelitian 96

Lampiran 16. Uji Homogenitas Data Penelitian 99

Lampiran 17. Pengujian Hipotesis 101

Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian 103

Lampiran 19. Tabel Harga Kritik dari r Product Moment 108 Lampiran 20. Tabel Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors 109

Lampiran 21. Tabel Z – O 110

Lampiran 22. Tabel Distribusi t untuk uji-t 111

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia sedang menghadapi tantangan yang hebat. Tuntutan

untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan mutlak harus

dilakukan. Harapan untuk mendapatkan manusia Indonesia yang unggul melalui

pendidikan ternyata mendapat kendala yang tidak ringan. Salah satu kendala

tersebut disebabkan kurang kreatifitasnya guru-guru dalam melaksanakan

pembelajaran di sekolah.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Keberhasilan pencapaian tujuan

pendidikan terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami siswa.

Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan mengubah siswa agar dapat memiliki

pengetahuan, keterampilan, dan sikap pelajar sebagai bentuk perubahan perilaku hasil belajar (Arikunto, 2009a). Berbagai upaya yang dilakukan untuk keberhasilan pendidikan sebagai cara untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan dan menghasilkan generasi yang berprestasi.

Peningkatan kualitas mutu pendidikan dan pengembangan proses

pembelajaran merupakan masalah yang selalu menuntut perhatian. Guru diharapkan mampu menciptakan kondisi proses pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif baik fisik maupun mental sehingga siswa dapat termotivasi dalam proses pembelajaran. Perbedaan tingkat daya serap, motivasi diri, dan cara belajar antara siswa yang satu dengan yang lainnya terhadap materi

pembelajaran menuntut seorang guru melakukan inovasi-inovasi dalam

pembelajaran sehingga tidak sekedar menyajikan materi, tetapi juga perlu

menggunakan metode yang sesuai, disukai, dan mempermudah pemahaman siswa.

(12)

2

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 18 sampai 20 Desember permasalahan pembelajaran yang ditemui di SMA Negeri 4 Kisaran adalah permasalahan kualitas pembelajaran yang masih kurang memuaskan antara lain: (1) guru telah menggunakan metode pembelajaran, seperti metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi tetapi hasil belajar belum juga memuaskan; (2) siswa cenderung kurang berani untuk bertanya pada guru. (3) kerjasama siswa masih kurang, karena tidak adanya kegiatan diskusi yang inovatif dalam kelas, sehingga interaksi antar siswa dan antara guru dengan siswa masih rendah; (4) sebagian siswa masih diam dan tidak antusias belajar biologi, sebagian siswa tidak berkonsentrasi dalam pembelajaran biologi, dan sebagian lagi siswa mendengarkan dan mencatat penjelasan guru dan; (5) motivasi siswa masih rendah terlihat dari kurangnya semangat dalam belajar biologi, kurangnya ketekunan dan keuletan dalam mengerjakan tugas, serta kurangnya kemauan untuk memecahkan masalah yang diberikan guru. Permasalahan-permasalahan di atas mengakibatkan banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 68 sampai 73, dimana KKM yang ditetapkan di SMA Negeri 4 Kisaran untuk pelajaran Biologi yaitu 78.

Berdasarkan hasil observasi maka diajukan upaya untuk mengurangi

permasalahan-permasalahan dalam meningkatkan hasil belajar biologi siswa yaitu

dengan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Salah satunya

yaitu model pembelajaran kooperatif dan memberi kesempatan kepada siswa

untuk ikut berperan secara aktif dalam proses belajar mengajar. Model

pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar

dengan berbagai variasi sehingga siswa tidak bosan dan tercipta suasana belajar

yang menarik dan menyenangkan (Sanjaya, 2010).

(13)

3

beberapa variasi diantaranya tipe yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif, antara lain Two Stay Two Stray (TSTS), Student Team Achivement Divison (STAD), Jigsaw, Team Games Tournaments (TGT), Think Pair Share (TPS), Numbered Head Together (NHT) dan lain sebagainya.

Dari berbagai model yang ada, peneliti tertarik menggunakan model

kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dan Think Pair Share (TPS) hal ini

disebabkan pembelajaran TSTS memiliki persamaan dengan pembelajaran TPS,

persamaanya terletak pada proses pembelajarannya. Kedua pembelajaran ini

sama-sama kerja tim yang menuntut siswa untuk kerja sama, selain itu kedua

pembelajaran ini siswa yang lebih aktif sehingga guru hanya sebagai fasilitator.

Karena unsur kesamaan ini peneliti ingin melihat perbedaannya ketika digunakan

di kelas yang tingkat kemampuannya sama.

Pembelajaran model Two Stay Two Stray dapat digunakan pada semua mata pelajaran dan semua tingkatan. Struktur TSTS yaitu dalam satu kelompok terdiri dari empat siswa dimana dua siswa bertugas sebagai pemberi informasi bagi tamunya dan dua siswa lagi bertamu ke kelompok yang lain secara terpisah (Suprijono, 2010). Sedangkan Think Pair Share (TPS) merupakan suatu cara yang

efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota). Pelaksanaan TPS meliputi tiga tahap yaitu thinking (berpikir), pairing (berpasangan), dan sharing (berbagi). Tipe TPS (Think Pair Share) memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Pembelajaran TPS membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan tanggung jawab dalam kelompok atau pasangannya.

(14)

4

mencapai 86,6 %. Penelitian lain yang mendukung adalah Ismawati dan Hindarto (2011) bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika terjadi peningkatan.

Sedangkan menurut penelitian Surayya, dkk (2014) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share mengalami peningkatan. Penelitian lain yang mendukung adalah Rusmaryanti (2013), menunjukkan bahwa bahwa rata-rata hasil belajar biologi siswa pada siklus I 7,64 meningkat sebesar 1,36 dari nilai awal.

Sehubungan dengan uraian di atas, perlu kiranya dilakukan penelitian tentang “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Think Pair Share (TPS) Pada Materi Pokok Sistem Ekskresi di Kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kisaran Tahun Pembelajaran 2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah terkait pembelajaran biologi di sekolah, antara lain:

1. Guru telah menggunakan metode pembelajaran, seperti metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi tetapi hasil belajar belum juga memuaskan.

2. Siswa cenderung kurang berani untuk bertanya pada guru.

3. Kerjasama siswa masih kurang, karena tidak adanya kegiatan diskusi yang inovatif dalam kelas sehingga interaksi antar siswa dan antara guru dengan siswa masih kurang.

4. Sebagian siswa masih diam dan tidak antusias belajar biologi, sebagian siswa tidak berkonsentrasi dalam pembelajaran biologi, dan sebagian lagi siswa mendengarkan dan mencatat penjelasan.

(15)

5

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang tertera di atas, maka ada beberapa hal yang mempengaruhi hasil belajar. Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah, focus, dan jelas, maka dalam penelitian ini masalah yang diteliti dibatasi pada :

1. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Think Pair Share (TPS) pada materi pokok sistem ekskresi manusia di Kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kisaran Tahun Pembelajaran 2014/2015.

2. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kisaran tahun pembelajaran 2014/2015.

3. Hasil belajar biologi siswa dibatasi pada ranah kognitif materi pokok sistem ekskresi manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kisaran yang diperoleh melalui hasil tes belajar.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi pokok sistem eksresi di kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kisaran?

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada materi pokok sistem ekskresi di kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kisaran?

(16)

6

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi pokok sistem ekskresi di Kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kisaran.

2. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada materi pokok sistem ekskresi di Kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kisaran.

3. Perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Think Pair Share (TPS) pada materi pokok Sistem Eksresi di Kelas XI IPA SMA Negeri 4 Kisaran.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa melalui model

pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan TPS.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan umpan balik untuk mengembangkan model pembelajaran yang lebih inovatif dalam rangka meningkatkan hasil belajar biologi siswa, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS ataupun TPS.

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi pokok sistem ekskresi di kelas XI-IPA SMA Negeri 4 Kisaran tahun pembelajaran 2014/2015 adalah 78,44 ± 10,19.

2. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share (TPS) pada materi pokok sistem ekskresi di kelas XI-IPA SMA Negeri 4 Kisaran tahun pembelajaran 2014/2015 adalah 73,83 ± 9,48.

3. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi pokok sistem ekskresi di kelas XI-IPA SMA Negeri 4 Kisaran tahun pembelajaran 2014/2015 lebih baik dibandingkan dengan Think Pair Share (TPS) dan berbeda secara signifikan pada α = 0,05.

5.2. Saran

Adapun saran yang dikemukakan penulis dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, maka guru hendaknya menggunakan dan mengembangkan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran Biologi. Karena dengan kegiatan diskusi yang bervariasi aktivitas siswa meningkat sehingga siswa lebih senang dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan TPS diharapkan dapat

(18)

3. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan TPS bebas pada semua materi biologi.

4. Peneliti menyadari bahwa perlakuan yang diberikan kepada siswa sangatlah singkat jika digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hal ini terjadi karena keterbatasan peneliti pada pokok bahasan sistem ekskresi yang telah ditetapkan dan juga karena keterbatasan waktu yang disediakan oleh pihak sekolah. Untuk itu peneliti menyarankan, agar diperoleh gambaran yang lebih menyakinkan mengenai hasil belajar siswa hendaknya peneliti melakukan penelitian dalam jangka waktu yang lebih lama.

5. Peneliti diharapkan mampu mengatasi kesulitan dan memberikan bimbingan,

(19)

55

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A., (2003), Psikologi Umum, PT Rineka Cipta, Jakarta. Anurrahman, (2012), Belajar dan Pembelajaran, Alfabet, Bandung.

Arikunto, S., (2009a), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta. Arikunto, S., (2009b), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Budiningsih, A., (2012), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,

(2014), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasisa Program Studi Pendidikan, FMIPA UNIMED, Medan.

Fitriyah, I., Eling, P., dan Chasnah, (2012), Efektivitas Kooperatif Two Stay Two Stray terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa, Jurnal of Biology Education, 1(2): 34-37.

Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Media, Bandung.

Haryati, M., (2010), Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Ibrahim, M., (2002), Pembelajaran Kooperatif, UNES, Surabaya.

Ismawati, N. dan Hindarto, (2011), Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktural Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA, Jurnal Fisika Indonesia, 7: 38-41.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Lindhawati, P.A., (2014), Perbandingan Pembelajaran Biologi Menggunakan Strategi Two Stay Two Stray (TSTS) dan Think Pair Share (TPS) Ditinjau dari Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kartasura Tahun Pelajaran 2013 / 2014, Skripsi, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Mursid, R., (2013), Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Unimed Press, Medan.

(20)

56

SMAN 2 Tanggul - Jember Tahun Pelajaran 2012/2013), Jurnal Pendidikan, 3(3): 113-122.

Pratiwi, D.A., Maryati, S., Srikini., Suharno., dan Bambang, S., (2006), Biologi untuk SMU Kelas 2, Erlangga, Jakarta.

Priadi, A., (2010), Biologi SMA Kelas XI, Yudhistira, Jakarta.

Rusmaryanti, D., (2013), Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) pada Siswa kelas VIIIA MTs Al Huda 2 Jenawi Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan, 22(3): 285-307.

Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta.

Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif, AR-Ruzz Media, Yogyakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2005), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sudjana, N., (2001), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Surayya, L., Subagia, Tika, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Sharem terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Keterampilan Berpikir Kritis Siswa, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4: 38-41.

Suwarno, (2009), Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI, Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Usman, U., (2005), Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung. Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer, Bumi Aksara,

Gambar

Gambar 2.1.  Struktur Ginjal

Referensi

Dokumen terkait

setting dengan ASPn terhadap viabilitas sel pulpa secara in vitro. Membandingkan efek penambahan KMTn pada ASPn sebelum

[r]

Sementara itu, terdapat 116 kata yang mengandung sound symbolism , dalam 45 lagu bermain anak-anak, yang terdiri dari 55 kata yang mengandung imitative sound

Berdasarkan studi morfopatologi ginjal pada ketiga kasus, dapat disimpulkan bahwa ginjal kucing yang terinfeksi virus FIP mengalami perubahan patologi anatomi dan juga

Berdasarkan uraian di atas maka perlu penelitian lebih lanjut terhadap tanaman A. Juss sebagai antiplasmodium. Penelitian ini memfokuskan pada pengujian aktifitas antiplasmodium

Aktivitas semua pihak pada ketiga tempat tersebut (daratan/hulu, hutan mangrove, perairan laut) telah menimbulkan dampak negatif terhadap keberadaan dan keberlanjutan fungsi

(2) Efektivitas pelaksanaan kurikulum dan program pengajaran mata pelajaran ekonomi antara lain: (a) pelaksanaan kurikulum dan program pengajaran yang sudah

[r]