• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKAT KECEMASANKOMUNIKASI TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING PADA MAHASISWA TUTORIALPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TINGKAT KECEMASANKOMUNIKASI TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING PADA MAHASISWA TUTORIALPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

1   

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dunia pendidikan sangat erat kaitannya dengan komunikasi, tidak ada institusi pendidikan yang tidak dilahirkan oleh proses komunikasi, baik itu komunikasi verbal, non verbal maupun komunikasi melalui media pembelajaran. Dimana komunikasi itu menggambarkan bagaimana seseorang mendengarkan, dan kemampuan memahami media pembelajaran. Sehingga dengan kemampuan tersebut individu mampu menyampaikan ide, gagasan dan pengetahuannya kepada orang lain. Kegiatan komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, meskipun demikian sebagian orang masih mengalami kesulitan dalam hal berkomunikasi. Salah satu bentuk kesulitan tersebut adalah kecemasan untuk mengungkapkan apa yang hendak diinformasikan kepada orang lain (Winarni, 2013).

Menurut Hoolbrook dkk (dalam Horwist, 2002) kecemasan komunikasi merupakan kecemasan atau ketakutan yang diderita oleh individu secara nyata baik dalam suatu kelompok atau individu dengan individu, ataupun komunikasi dalam situasi formal maupun informal. Rakhmat (2008) Kecemasan komunikasi merupakan suatu jenis fobia sosial, yang ditandai dengan adanya suatu pemikiran bahwa dirinya akan dikritik atau dinilai jelek oleh orang lain. orang yang mengalami kecemasan komunikasi akan menghindari situasi komunikasi, hal ini karena takut orang lain akan mengejeknya atau menyalahkannya.

(2)

gejala itu muncul secara terus- menerus maka akan membuat mahasiswa mengalami kecemasan komunikasi tingkat tinggi ketika berbicara di depan banyak orang. Ketidakmampuan mengendalikan kondisi tersebut membuat mahasiswa akan semakin terlihat kondisi kecemasan komunikasi yang dihadapinya. Jika tidak dilakukan penanganan segera, maka kemungkinan besar akan muncul dampak dari kecemasan komunikasi pada mahasiswa akan berubah menjadi masalah serius, bahkan bisa jadi dapat mengalami stress dikemudian hari. Pikiran yang tegang membuat mahasiswa tidak konsentrasi ketika berkomunikasi di depan banyak orang, mengalami kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika tiba gilirannya untuk berbicara. Perasaan mahasiswa yang merasa dirinya terancam dan mempersepsikan kegiatan berkomunikasi di depan banyak orang sebagai masalah besar membuat mahasiswa khawatir, gelisah dan takut sehingga dalam situasi tersebut mahasiswa akan mengalami rasa cemas dalam berkomunikasi. Kondisi sangat cemas membuat mahasiswa tidak bisa mengendalikan perilaku motoriknya, sehingga muncul reaksi gemetar, gugup, saat berada dalam situasi berbicara di depan banyak orang (Natalie, 2004).

(3)

tulisnya didepan kelas. Mahasiswa seringkali merasa takut dan cemas disebabkan adanya kekhawatiran mengenai evaluasi orang lain terhadap penampilan maupun pembicaraannya. Mahasiswa khawatir jika hasil penilaian tersebut negatif dan ini berarti akan semakin merusak harga diri atau kepercayaan dirinya. Apabila masalah ini muncul secara terus-menerus pada mahasiswa, maka akan mempengaruhi pembelajaran dan mengakibatkan hasil yang didapatnya tidak memuaskan. Semakin tinggi tingkat kecemasan seseorang dalam berkomunikasi maka prestasi belajarnya menurun begitupun sebaliknya semakin rendah tingkat kecemasan komunikasi seseorang maka prestasi belajarnya meningkat (Lukmantoro, 2000).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mc Croskey (dalam Wulandari, 2004) memperoleh hasil yang menunjukan bahwa 10-20% mahasiswa di Amerika Serikat mengalami kecemasan komunikasi yang sangat tinggi. Penelitian ini juga menerangkan bahwa orang-orang yang mengalami ketakutan berkomunikasi, cenderung dianggap tidak menarik oleh orang lain.

(4)

responden. Mahasiswa yang teridentifikasi mengalami kecemasan pada kategori tinggi diasumsikan karena adanya tekanan sebagai suatu respon terhadap situasi berbicara didepan umum yang penuh dengan dinamika.

Widanti (2013) menyatakan bahwa sekitar 75 % mahasiswa lemah dalam kemampuan problem solving, ketidakmampuan mereka dapat terlihat saat harus menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan terhadap teman sejawat didepan kelas. Kemampuan prolem solving terlihat juga dari kurangnya keberanian mahasiswa dalam menyampaikan pendapat mereka saat diskusi berlangsung dan dalam menyikapi suatu masalah juga masih rendah, karena saat dihadapkan pada permasalahan untuk didiskusikan masih banyak yang memilih untuk diam daripada menyelesaikan masalah tersebut.

Johnson (2006) berpendapat bahwa kecemasan komunikasi memiliki hubungan dengan proses belajar yang diikuti mahasiswa, bahwa pendekatan belajar yang tidak sesuai dapat membuat mahasiswa mengalami kecemasan dalam berkomunikasi. Pendekatan pembelajaran yang lebih berfokus pada mahasiswa untuk aktif dalam berkomunikasi, dapat mengurangi kecemasan komunikasi dalam diri mahasiswa serta pendekatan pembelajaran yang menuntut mahasiswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kecemasan komunikasi pada mahasiswa itu sendiri.

(5)

untuk mencari solusi dari permasalahan nyata ( terbuka) secara induvidu maupun kelompok. Masalah yang disajikan dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam memahami konsep yang diberikan. Problem Based Learning (PBL) ini juga membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan problem solving, keterampilan intelektual dan memberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertanggung jawab pada proses pembelajaran mandiri sekaligus mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah (Trianto, 2007).

Menurut Rohman (2011) pembelajaran yang didasarkan pada keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran disebut student centered learning. Pendekatan ini adalah salah satu metode pembelajaran yang digunakan tutorial dimana mahasiswa harus aktif berkomunikasi, mandiri dalam proses belajar, bertanggung jawab dan berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab sesuai kebutuhannya, membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumber-sumber yang ditemukan. Pendekatan ini menekankan mahasiswa untuk aktif bekomunikasi menyampaikan pendapat kepada orang lain, mengerjakan tugas dan banyak berdiskusi dengan dosen sebagai fasilitator.

(6)

penerapan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, diharapkan mahasiswa dapat berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya pikir yang kritis, mampu menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya sendiri (Weimer, 2002).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Juni 2014 kepada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dari tiga angkatan diantaranya yaitu angkatan 2011,2012 dan 2013. Pada model pembelajaran Problem Based Learning dimana pada saat tutorial mahasiswa dibagi beberapa kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 14-17 orang. Didapatkan hasilnya bahwa (20%) mereka merasa gugup ketika berbicara didepan, ( 35%) mereka juga tidak percaya diri saat mempresentasikan tugasnya, (20%) berkeringat dingin ketika ingin bertanya dan (15%)pada saat diskusi kelompok mereka banyak diam karena khawatir melakukan pembicaraan yang tidak tepat. Sedangkan pada kemampuan problem solving, ada beberapa mahasiswa yang mampu menyampaikan pendapat dengan baik dan ada juga yang tidak, mahasiswa juga ada yang diam saat diskusi berlangsung.

(7)

karena sangat penting sekali bagi mahasiswa itu sendiri, bahwa pembelajaran problem solving disini adalah metode penyajian pelajaran dengan cara mahasiswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya (Rakhmat, 2008).

Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti dan mengetahui bagaimana pengaruh tingkat kecemasan komunikasi terhadap kemampuan problem solving pada mahasiswa tutorial program studi ilmu keperawatan fakultas ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

1.2 Rumusan masalah

Adakah pengaruh tingkat kecemasan komunikasi terhadap kemampuan problem solving pada mahasiswa Tutorial Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh tingkat kecemasan komunikasi terhadap kemampuan problem solving pada mahasiswa Tutorial Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 1.3.2 Tujuan khusus

(8)

2. Mendeskripsikan gambaran kemampuan problem solving pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Menganalisis pengaruh kecemasan komunikasi terhadap problem solving pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

1.4 Manfaat penelitian 1. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis dalam melakuakan penelitian dan menambah pengetahuan penulis serta dapat memberi informasi pada penelitian selanjutnya mengenai pengaruh tingkat kecemasan komunikasi terhadap kemampuan problem solving pada mahasiswa.

2. Bagi institusi pendidikan

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan kepada mahasiswa Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang khususnya dan mahasiswa jurusan lain pada umumnya mengenali ruang lingkup komunikasi dalam bidang pengetahuan mengenai pengelola PBL sebagai masukan untuk mengatasi kecemasan komunikasi pada mahasiswa. Selain itu juga penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan referensi atau acuan bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

3. Bagi mahasiswa

(9)

1.5 Keaslian penelitian

Penelitian mengenai pengaruh tingkat kecemasan komunikasi terhadap terhadap problem solving pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang sejauh pengetahuan peneliti belum pernah dilakukan peneliti sebelumnya, tetapi ada beberapa penelitian yang mendukung diantaranya yaitu:

(10)

2. Penelitian dari Winarni Reni (2013) penelitian berjudul kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi didepan umum pada mahasiswa fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Pada penelitian ini menjelaskan bahwa jumlah responden yang memiliki kecemasan komunikasi yang tinggi adalah sebanyak 47 orang atau 47%, dan yang memiliki kecemasan komunikasi yang rendah adalah sebanyak 53 orang atau 53%. Sedangkan dalam hal kepercayaan diri jumlah responden yang memiliki kepercayaan diri tinggi sebanyak 55 orang atau 55% sedangkan subjek yang memiliki kepercayaan yang rendah sebanyak 45 orang atau 45%. Sehingga dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa sebagian besar subjek penelitian memiliki kepercayaan yang cukup tinggi sebanyak 55 orang dan kecemasan berbicara didepan umum yang rendah sebanyak 53 orang. Pada penelitian ini meneliti tentang kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi didepan umum pada mahasiswa, sedangkan pada penelitian ini tentang pengaruh tingkat kecemasan komunikasi terhadap kemampuan problem solving pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

(11)

berkomunikasi.sedangkan pada kecemasan berbicara di depan umum bahwa dari 68 mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling FIP UNP angkatan 2011, perolehan terbesar berada pada kategori tinggi yakni sebanyak 29 orang mahasiswa (42,65%). Artinya sebagian besar mahasiswa memiliki kecemasan yang tinggi ketika berbicara didepan umum. Pada penelitian ini meneliti tentang hubungan antara keterampilan komunikasi dengan kecemasan berbicara didepan umum umum (Studi Korelasional Terhadap Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP Angkatan 2011) sedangkan pada penelitian ini tentang pengaruh tingkat kecemasan komunikasi terhadap kemampuan problem solving pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 4. Penelitian dari Purnamaningsih H.E & Sudardjo Siska, (2003) berjudul

kepercayaan diri dan kecemasan komunikasi interpersonal pada mahasiswa. Pada penelitian ini kepercayaan diri memberikan sumbangan efektif sebesar 52,6 % terhadap kecemasan komunikasi interpersonal, smentara sisanya 47,4 % ditentukan oleh factor lain diluar kepercayaan diri, seperti ketrampilan berkomunikasi, situasi, pengalaman kegagalan atau kesuksesan dalam komunikasi interpersonal, dan presdisposisi genetik. sedangkan pada penelitian ini tentang pengaruh tingkat kecemasan komunikasi terhadap kemampuan problem solving pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 5. Penelitian dari Wahyuni Sri (2014) penelitiannya berjudul berjudul hubungan

(12)

berarti hasil penelitian membuktikan terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa Program studi Psikologi Angkatan 2009 dan 2010 di Universitas Mulawarman Samarinda dengan 0.559 dan p=0.000. Nilai r=-0.559 dengan koefisien negatif diartikan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara kepercayaan diri dengan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa. Hal ini juga berarti semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin rendah kecemasan berbicara di depan umum, dan begitu pula sebaliknya, semakin rendah kepercayaan diri maka semakin tinggi kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa.

(13)
(14)

TUTORIALPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MALANG

SKRIPSI

Oleh:

DIAN AISYAH RAHMATULLAH

201010420311114

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(15)

i

TUTORIALPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh:

DIAN AISYAH RAHMATULLAH 201010420311114

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(16)
(17)
(18)

iv Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dian Aisyah Rahmatullah

Nim : 201010420311114

Program studi : Ilmu keperawatan FIKES UMM

Judul skripsi : Pengaruh Tingkat Kecemasan Komunikasi Terhadap Kemampuan

Problem Solving pada Mahasiswa Tutorial Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Malang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar- benar

hasil karya tulis saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian

hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia

menerima sanksi perbuatan tersebut.

Malang, Mei 2015

Yang membuat pernyataan

(19)

v

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

saya kekuatan dan nikmat yang begitu besar sehingga sejauh ini saya masih berjuang

untuk mengerjakan skripsi dengan judul “Pengaruh Tingkat Kecemasan Komunikasi

Terhadap Kemampuan Problem Solving pada Mahasiswa Tutorial Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang "..

Saya sebagai penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai

pihak dalam penyusunan proposal skripsi ini. Bersamaan dengan ini perkenankanlah

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp. Kom selaku Dekan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Sri Sunaringsih Ika W., MPH selaku dosen pembimbing I yang telah

membimbing penulis dengan sabar.

4. Ibu Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing II yang telah

membimbing penulis dengan sabar.

5. Mahasiswa dan dosen yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian

ini.

6. Dosen dan staf TU Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu atas ilmu dan bantuan yang diberikan kepada penulis.

7. Teristimewa untuk kedua orangtuaku yang senantiasa ku hormati dalam setiap

(20)

vi

8. Rekan-rekan khususnya teman-teman PSIK C angkatan 2010 yang turut serta

membantu dan memberikan dukungan.

9. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat

membangun. Allah senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju

kebaikan dan selalu mengingatkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, Mei 2015

(21)

vii

SolvingAmong Tutorial’s Student in Nursing Department Health Science Faculty Muhammadiyah University of Malang

Dian Aisyah Rahmatullah1, Sri SunaringsihIka W2 Nurul Aini3,

Background: Communication anxiety is condition when someone feels nervous, not

interest for conversation and not comfort to talk. Then Problem solving is the ability to

know about problem and solve it by using knowledge and theory had known before. The purpose of this research was to identify the influence of communication anxiety

level towards problem solving among tutorial’s student in Nursing Department

Health Science Faculty Muhammadiyah University of Malang

Method: This research used observational analytic with cross sectional design. This research was conducted on March 2015 in Muhammadiyah University Of Malang.

The sample were 216 tutorial’s students in Nursing Department Health Science

Faculty Muhammadiyah University Of Malang. The data analysis used were level regression logistic test.

Result: The result showed that from 216 respondents mostly have medium level of

anxiety level (75%) and mostly they can’t solve the problem effectively (56%). The

result of regression logistic showed there is significant influence of anxiety towards problem solving skills, in which if there is an increase of anxiety level, it follows with decrease of problem solving skill.

Recommendation: it suggested for the future researcher to use great sample and observation technique.

Keywords: communication anxiety, problem solving, tutorial students

1. Student of Study Program of Nursery Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang

2. Lecturer of Study Program of Nursery Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang

(22)

viii

solving pada Mahasiswa Tutorial Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Dian Aisyah Rahmatullah1,Sri SunaringsihIka W2 Nurul Aini3

LatarBelakang: Kecemasan Komunikasi adalah kondisi ketika seseorang merasa gugup, tidak tertarik dalam percakapan serta tidak nyaman saat terlibat dalam

pembicaraan. Problem solving adalah kemampuan melihat suatu masalah, lalu

memecahkan masalah tersebut berdasarkan pengetahuan dan teori yang telah diketahui sebelumnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh tingkat

kecemasan komunikasi terhadap kemampuan problem solving pada mahasiswa tutorial

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

MetodePenelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah analitik observasional

dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015

Universitas Muhammadiyah Malang. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa tutorial yang berada di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang sebanyak 216 mahasiswa. Analisa data menggunakan uji regresi logistik.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 216 responden mayoritas mengalami kecemasan sedang (75%) dan kemampuan problem solving mayoritas

tidak mampu (56%). Hasil analisis dengan uji regresi logistic menunjukkan ada

Pengaruh tingkat kecemasan komunikasi terhadap kemampuan problem solving pada

responden, semakin tinggi kecemasan komunikasi maka kemampuan problem solving

menurun, semakin rendah kecemasan komunikasi maka kemampuan problem solving

meningkat.

Saran: Peneliti selanjutnya juga melakukan observasi secara langsung dan menggunakan sampel yang lebih banyak.

Kata Kunci: KecemasanKomunikasi, problem solving, Mahasiswa tutorial

(23)

ix

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Umum ... 7

1.3.2 Tujuan Khusus ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1 Bagi Peneliti ... 8

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan ... 8

1.4.3 Bagi Mahasiswa ... 8

1.5 Keaslian penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

2.1 Konsep Tutorial ... 14

2.1.1 Definisi Tutorial ... 14

2.1.2 Langkah-langkah dalam pembelajaran tutorial atau metode seven jump ... 15

2.1.3 PeranPratisipaan PBL dalam Tutorial ... 16

2.2 Konsep Kecemasan Komunikasi ... 18

2.2.1 Definisi Kecemasan Komunikasi ... 18

2.2.2 Karakteristik Kecemasan Komunikasi ... 19

2.2.3 Ciri- Ciri Kecemasan Komunikasi ... 20

2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Komunikasi ... 21

2.2.5 Tipe- Tipe Kecemasan Komunikasi ... 23

2.3 KonsepProblem Solving ... 24

2.3.1 Definisi Problem Solving ... 24

2.3.2 Metode Penyajian Dan Bentuk Problem Solving ... 25

2.3.3 Tujuan Metode Pembelajaran Problem Solving ... 26

2.3.4 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Problem Solving ... 27

2.3.5 Langkah- Langkah Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving ... 29

2.3.6 Kelemahan dan Kekurangan metode Problem Solving ... 30

(24)

x

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 37

4.1 Desain Penelitian ... 37

4.2 Kerangka Penelitian ... 37

4.3 Populasi, Sampel, Dan Teknik Sampling ... 39

4.3.1 Populasi ... 39

4.3.2 Sampel ... 39

4.3.3 Teknik sampling ... 41

4.4 Variabel Penelitian ... 41

4.4.1 Variabel independent (bebas) ... 41

4.4.2 Variabel dependen (terikat) ... 41

4.5 Definisi Operasional Variabel ... 41

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

4.7 Instrumen Penelitian ... 42

4.7.1 Uji Validitas ... 44

4.7.2 Uji Reabilitas ... 45

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 46

4.8.1 Teknik Pengumpulan Data ... 46

4.8.2 Langkah- Langkah Pengumpulan Data ... 46

4.9 Analisa data ... 48

4.9.1 Analisis Univariat ... 48

4.9.2 Analisis Bivariat ... 48

4.10 Etika Penelitian ... 49

4.10.1 Lembar Persetujuan Penelitian ... 49

4.10.2 Tanpa Nama ... 50

4.10.3 Kerahasiaan ... 50

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 51

5.1 Hasil Penelitian ... 51

5.1.1 Karakteristik Responden ... 51

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 51

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

5.1.2 Gambaran Tingkat Kecemasan Komunikasi pada Mahasiswa .. 52

5.1.3 Gambaran kemampuan Problem Solving pada Mahasiswa ... 53

5.2 Pengaruh Tingkat Kecemasan Komunikasi Terhadap Kemampuan Problem solving ... 54

BAB VI PEMBAHASAN ... 57

6.1 Gambaran Tingkat Kecemasan Komunikasi pada mahasiswa ... 57

6.2 Gambaran kemampuan Problem Solving pada mahasiswa ... 58

6.3 Hasil Analisis pengaruh Pengaruh Tingkat Kecemasan Komunikasi pada Mahasiswa ... 61

6.4 Keterbatasan Penelitian ... 64

6.6 Implikasi Keperawatan ... 65

BAB VII PENUTUP ... 67

(25)

xi

7.2.3 Bagi Mahasiswa ... 68

(26)

xii

Tabel 4.2 Definisi Operasional ... 41 Tabel 4.3 Skala Kecemasan Komunikasi ... 43 Tabel 4.4 Skala Kemampuan Problem Solving ... 44 Tabel 5.4 Pengaruh Tingkat Kecemasan Komunikasi Terhadap Kemampuan

Problem Solving ... 54 Tabel 5.4 Analisis Pengaruh Tingkat Kecemasan Komunikasi Terhadap

(27)

xiii

Gambar 4.3 Kerangka Penelitian ... 38 Gambar 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenias Kelamin ... 52 Gambar 5.3 Gambaran Tingkat Kecemasan Komunikasi pada Mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

[image:27.595.130.499.250.594.2]

Universitas Muhammadiyah Malang ... 53

Gambar 5.4 Gambaran Kemampuan Problem Solving pada mahasiswa Studi Ilmu

(28)

xiv

Lampiran 1 Lembar persetujuan menjadi responden ... 72

Lampiran 2 Kuesioner Kecemasan Komunikasi ... 73

Lampiran 3 Kuesioner kemampuan Problem Solving ... 74

Lampiran 4 Hasil Rekapitulasi Kecemasan Komunikasi ... 78

Lampiran 5 Hasil Rekapitulasi kemampuan Problem Solving ... 80

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Realibitas ... 102

Lampiran 7 Hasil Analisa Data ... 107

Lampiran 8 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan dan Penelitian ... 110

Lampiran 9 Surat Telah Melakukan Penelitian ... 111

Lampiran 10 Lembar konsultasi ... 112

Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian ... 115

(29)

xv

Arikunto, S.(2006). Dasar-dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta, Bumi Aksara

Azwar, S. (2012).Penyusuna Skala Psikologi. Yogyakarta

(2005). Penyusuna Skala Psikologi. Yogyakarta

Budiman.(2011). Penelitian Kesehatan. Buku Pertama. Bandung: Refika Aditama

D’Zurilla, T.J.Nezu, A.M., & Olivares, A.M. (2004).Social Problem Solving: Theory and Assessment Washington: American Psychological Association

Faisal.(2005).Hubungan antara Konsep Diri dengan Kecemasan Komunikasi

Mahasiswa dalam lingkup akademis. Skripsi. Universitas Islam Negeri

Febiyanti,F.(2007).Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan

Komunikasi.Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia

Harsono.(2007).Student Centered Learning. Yogyakarta: Lokakarya Peningkatan

Pembelajaran melalui SCL, FPISB UII.

Hamalik, O. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: BumiAksara.

Hidayat, A. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik penulisan Ilmiah. Jakarta: Medika

Salemba

(2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Horwitz, B. (2002). Communication apprehension: origins and management. New York:

Singular Thomson Learning.

Hudojo, H. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Malang: UM Press.

Jannah,N.F, (2014) Penerapan Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah. Universitas pendidikan indonesia

Johnson, D. (2006). An investigation of the relationship between student learning style and oral communication competence. Morgantown : Department Of Educational Psychology

Lestari,S.N. (2011). Pengaruh Model Pembelajran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning) dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar. Sripsi. Universitas

pendidikan Ganesha Singaraja

Lukmantoro, T. (2000).Tingkat kecemasan komunikasi mahasiswa dalam lingkup

akademis.Universitas diponegoro.

Made, W. (2009).Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: BumiAksara.

Miler, R. (2002).Comunication apprehension curriculum resource guide. University of Central

(30)

xvi

Nimocks. (2001).The effect of covert modeling on communication apprehension, communication confidence and performance.University of Arkansas

Nursalam & Effendi.F. (2008). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Peterson, T.O. (2004). Problem based learning: Three Critical Succes Factors for Implementation. Journal of Management Education. Vol. 28/ No 5

Powell.R& Powel.D. (2010).Classroom Commincation and diversity. New York: Routledge.

Purwanto. (2005).Pengaruh Pendekatan problem solving terhadap peningkatan

kemampuan berpikir kritis.Jurnal pendidikan.Universitas pendidikan indonesia

Pudjijogyanti. (2001).Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta: Arcan

Purnamaningsih, H. E & Sudardjo, S. (2003). Kepercayaan Diri dan Kecemasan

Komunikasi Interpersonal pada Mahasiswa. Jurnal psikologi. Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada, No 2, 67-71

Rakhmat, J. (2008). Psikologi komunikasi. Bandung: remaja rosdakarya

Rahayu, I.T., Ardani, T.A. dan Sulistyaningsih. (2004). Hubungan Pola Pikir Positif

Dengan Kecemasan Berbicara di DepanUmum. Jurnal Psikologi UNDIP,Vol. 1,

No. 2

Ririn, Asmidir & Marjohan, (2013). Hubungan antara Keterampilan Komunikasi

dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum. Jurnal Ilmiah Konseling. Jurusan

Bimbingan dan Konseling FIP UNP, Vol.2, No 1

Rohman, I. (2011). Revitalisasi Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif. Available. FTP

Santoso.(2008).Tingkat Kecemasan Komunikasi Mahasiswa dalam Lingkup

Akademis.skripsi. FISIP.Universitas Diponegoro Semarang

Sanjaya, W. (2006).Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Setyaningsih.(2000).Transformasi pendidikan.Yogyakarta.Kanisisus

Slamet, M. (2003). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Membentuk Pola Perilaku Manusia.

Disuntingoleh Ida Yustina dan Adjat Sudradjat.Bogor: IPB Press.

Trianto. (2007). Model- model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivitik.Jakarta: Prestasi Pustaka

Tresniasari, N. (2012). Efektivitas Metode Terapi Ego state dalam Mengatasi Kecemasan

Berbicara di Depan Publik pada Mahasiswa. Jakarta: Fakultas Psikologi, UIN Syarif Hidayatullah. Vol. 14, No. 01

(31)

xvii

Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat : Jakarta: Buku Kedokteran

(EGC)

Wasisto,Broto dkk.(2006). Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Jakarta:Konsil Kedokteran

Indonesia

Wagiran. (2004). Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa melalui pendekatan problem

solving. Jurnal Pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta. ISSN: 0125-992X

Weimer, M. (2002).Learner-centered teaching: five key changes to practice. San Francisco, CA:

Jossey-Bass.

Widjajanti, Bondan D. (2009). Kemampuan pemecahan masalah yang

matematis.Jurnal pendidikan.Universitas Negeri Yogyakarta

Widanti, C.M. (2013). Hubungan antara Kestabilan Emosi dengan Problem Solving

pada Mahasiswa Program Studi Psikologi. Sripsi. Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Winarni, R.(2013). Kepercayaan diri dengan kecemasan komunikasi didepan umum

pada mahasiswa.Jurnal psikologi.Universitas Muhammadiyah Malang. Vol 01 No

02

Wulandari, H. L. (2004). Efektivitas Modifikasi Perilaku Kognitif Untuk Mengurangi

Kecemasan Komunikasi Antar Pribadi. Medan. Skripsi. Universitas Sumatera

Gambar

Tabel 5.4  Analisis Pengaruh Tingkat Kecemasan Komunikasi Terhadap     Kemampuan   Problem Solvig ......................................................................
Gambar 5.4  Gambaran Kemampuan Problem Solving pada mahasiswa Studi Ilmu    Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Referensi

Dokumen terkait

Yang dibuat untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh derajat sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, sejauh yang saya ketahui

Pada penelitian ini dilakukan optimisasi adsorpsi biru metilena oleh alofan dan nanokomposit dengan parameter waktu agitasi dan bobot adsorben.. Waktu agitasi

Praktikum kali ini bertujuan untuk menetepakan kualitas semen dengan pemeriksaan makroskopis meliputi warna, bau, pH, dan viskositas sedangkan untuk menetapkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang bentuk-bentuk kenakalan remaja (siswa), tentang faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja (siswa), dan mengetahui upaya

Untuk menguji pengaruh variabel Kualitas Pelayanan (X1)dan Sarana Prasarana (X2) secara silmultan terhadap variabel Kepuasan Peserta Didik (Y) digunakan uji F.Dengan hasil nilai

oleh jaksa penuntut umum terhadap pelaku tindak pidana. anak di Kejaksaan

[r]

Nama Ruang /Fasilitas Sifat Ruang Outdoor/ Indoor Kamar Tidur Bayi usia 0-10bulan Privat Indoor Kamar Tidur Bayi usia 11-2tahun Privat Indoor Area Bermain Todler