PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
MUHAMMAD ILHAM 122101249
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan PadaProgram Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : MUHAMMAD ILHAM
NIM : 122101249
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN JUDUL : PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA
OPERASIONAL PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTAARA III (PERSERO MEDAN)
Tanggal : Juni 2015 Dosen Pembimbing
NIP. 19731120 200312 2 001
Dr. Khaira Amalia Fachrudin, SE, Ak, MBA
Tanggal : Juni 2015 Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan
NIP. 19741123 200012 2 001 Dr. Yeni Absah, SE, M.Si
Tanggal : Juni 2015 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
NIP. 19560407 198002 1 001
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Tak lupa
shalawat dan salam kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah
mengajarkan risalah kebenaran di muka bumi ini. Alhamdulillah, berkat izin-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir yang berjudul
“PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADA
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN”. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan pada
Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih tiada terhingga kepada
kedua orang tua, Ayahanda Muslim Koto dan Ibunda Mayarni , Abang Riko
Sandra, Kakak Halimah Tussah Diyah dan Nurlisa , memberikan dukungan moril
dan materil serta do’a yang selalu dipanjatkan sehingga ananda diberi kelancaran
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
proses penyusunan tugas akhir ini dapat selesai berkat bantuan dari berbagai
pihak, bimbingan dan dorongan serta perhatiannya. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku ketua Program Studi D-III
Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
ii
3. Ibu Dr. Khaira Amalia Fachrudin, SE, Ak, MBA selaku Dosen
Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya dosen
pengajar Program D-III Manajemen Keuangan.
5. Pimpinan dan pegawai PTPN III yang telah banyak membantu penulis
dalam memberikan izin dan menyediakan data-data yang diperlukan dalam
penyusunan tugas akhir ini.
6. Untuk Sahabat saya :Rissa Andari, M. Ilham Ramadhan, Risky Surya,
Imam Budi Satria Lubis, Dio Baskoro dan serta teman-teman senasib
seperjuangan mahasiswa D3 Manajemen Keuangan angkatan 2012 serta
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
Penulis percaya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna,
sehingga penulisakan sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyempurnaan Tugas Akhir ini. Akhirnya penulis berharap
semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Medan, Juni 2015
iii DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah………. ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II: PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara III ... 6
B. Visi dan Misi Perusahaan ... 7
C. Struktur Organisasi dan Job Description… ... 8
D. Logo Perusahaan dan Makna Logo Perusahaan... 20
BAB III: PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya ... 22
1. Pengertian Biaya ... 22
2. Klasifikasi Biaya ... 23
B. Perencanaan dan Biaya Operasional ... 26
1. Pengertian Perencanaan ... 26
iv
3. Tujuan serta Manfaat Perencanaan dan Pengawasan ... 29
C. Anggaran Biaya Operasional ... 30
1. Pengertian Anggaran. ... 30
2. Jenis-jenis Anggaran ... 32
3. Kegunaan dan Kelemahan Anggaran ... 34
4. Prosedur Penyusunan Anggaran ... 37
D. Penyusunan Biaya Operasional PTPN III ... 38
E. Pengawasan Operasional PTPN III ... 41
BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54
B. Saran ... 54
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Laporan Anggaran Kelapa Sawit PTPN III (Persero)..………...39
Tabel 2.1 Laporan Realisasi Kelapa Sawit PTPN III (Persero)…..………40
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Struktur Orgsanisasi……….……….………....19
1 A. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan bertujuan untuk mencapai laba, Karena dengan adanya
laba dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Apapun ruang
lingkup usaha tersebut serta bagaimanapun bentuk perusahaan yang sudah
didirikan tidak terkecuali semuanya ingin berkembang. Besarnya laba yang
diperoleh tergantung pada kondisi keuangan dan pelaksanaan kegiatan perusahaan
sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan, serta kondisi perekonomian secara
umum.
Untuk memenangkan persaingan yang semakin pesat, perusahaan dituntut
agar seefektif dan seefisien mungkin mengelola dan mempergunakan sumber daya
yang ada di perusahaan. Dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan
perusahaan, maka kegiatan-kegiatan dalam perusahaan akan bertambah baik, jenis
kegiatan maupun volume kegiatan dilaksanakan agar kegiatan dalam perusahaan
dapat meningkatkan efektivitas dan efesiensi, perusahaan harus membuat
perencanaan kerja, perencanaan biaya dan berbagai teknik yang lebih rasional.
Semakin banyak kegiatan yang dilakukan perusahaan menyebabkan
semakin kompleks permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini mengharuskan
perusahaan untuk membuat perencanaan yang cermat, untuk menghasilkan laba
yang diharapkan. Perusahaan perlu melakukan kegiatan fungsional diberbagai
Untuk dapat mengkoordinasi semua kegiatan seluruh bagian atau fungsi,
manajemen harus menyusun perencanaan bisnis secara komperhensif sehingga
semua manajer pada masing-masing bagian tahu apa yang harus dikerjakan.
Pelaksanaannya harus mengikuti ketentuan atau sistem dan prosedur yang jelas.
Untuk itulah diperlukan perencanaan dan pengawasan sistem anggaran.
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang bergerak dalam bidang
perkebunan kelapa sawit, karet dan getah serta menghasilkan produk minyak
sawit, karet dan getah karet yang berkualitas untuk memberikan kepuasan kepada
pelanggan. Untuk mendorong kinerja perusahaan agar tetap berjalan secara
berkesinambungan pihak perusahaan harus merencanakan dengan baik. Pada
umumnya, keuangan dalam suatu perusahaan itu harus dikelola dengan
baikdengan cara merealisasikan suatu anggaran dengan sebaik-baiknya. Namun
pada kenyataannya rencana anggaran yang sudah disusun dengan baik oleh pihak
manajemen PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) sering kali tidak sesuai
dengan realisasinya.
Perencanaan pada dasarnya adalah memilih alternatif-alternatif yang
mungkin dilaksanakan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan serta
sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan dan kendala-kendala yang
dihadapi. Dalam perencanaan ditentukan apa yang harus dilakukan, dan siapa
yang akan bertanggung jawab bagaimana jika terjadi kegagalan. Tanpa adanya
suatu perencanaan yang baik, kemungkinan besar suatu perusahaan akan
mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Carter dan Usry (2004:87) “perencanaan adalah proses untuk
strategi yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya yang ada,
perencanaan ini dapat disusun untuk jangka pendek dan jangka panjang dan akan
dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan”.
Perencanaan dapat terbagi kepada perencanaan jangka panjang, jangka
menengah dan jangka pendek. Perencanaan juga dapat dibagi menjadi
perencanaan sekali pakai dan perencanaan yang berkelanjutan. Perencanaan
dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya dicapai oleh
sebuah perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat
diwujudkan melalui serangkaian rumus rencana kegiatan tertentu. Perencanaan
yang baik adalah ketika apa yang dirumuskan ternyata dapat direalisasikan dan
mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan yang buruk adalah ketika apa
yang telah dirumuskan dan diterapkan ternyata tidak berjalan dalam implementasi
sehingga tujuan perusahaan menjadi tidak terwujud.
Untuk mengetahui apakah perencanaan itu baik apa tidak dapat dijawab
melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan yaitu, what (apa),
why(mengapa), where (dimana), when (kapan), who (siapa), dan how(bagaimana)
pernyataan seputar what terkait dengan misalnya apa yang sesungguhnya menjadi
tujuan perusahaan dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pertanyaan seputar why terkait dengan pertanyaan seputar mengapa tujuan
tersebut harus dicapai dan mengapa pencapaian tujuan tersebut. Pertanyaan
seputar where adalah mengenai dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan.
Pertanyaan seputar when adalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan
kapan kegiatan tersebut akan dimulai dan diakhiri. Pertanyaan seputar who terkait
kualifikasi orang yang akan melakukan dari sisi latar personal dan keahliannya.
Pertanyaan terakhir, yaitu seputar how terkait dengan bagaimana cara yang harus
dilakukan untuk melakukan kegiatan tersebut.
Biaya operasional merupakan unsur biaya yang penting sehingga
diperlukan suatu perencanaan dan pengawasan yang baik sehingga tolak ukur
serta pedoman agar biaya yang dikeluarkan lebih efisien dan efektif. Dalam
mengawasi biaya operasional suatu perusahaan, seluruh biaya yang dikeluarkan
harus dibandingkan dengan rencana yang telah disusun. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui apakah ada penyimpangan yang terjadi. Apabila terjadi
penyimpangan maka harus di analisa, sebab dan akibat dari penyimpangan
tersebut agar semua rencana pengeluaran biaya berjalan baik dan meminimalisasi
kebocoran dana biaya operasional.
Melihat begitu pentingnya perencanaan dan pengawasan biaya operasional
bagi perusahaan dalam menjalankan operasinya sehingga memerlukan perhatian
yang khusus, membuat penulis merasa tertarik untuk membahas permasalahan
tersebut dalam dalam bentuk tugas akhir dengan judul “ Perencanaan Dan
Pengawasan Anggaran Biaya Operasional pada PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero).
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah perencanaan biaya operasional pada PT. Perkebunan
Nusantara III (Persero) ?
2. Bagaimanakah pengawasan biaya operasional PT. Perkebunan Nusantara III
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perencanaan biaya operasional di PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero).
2. Mengetahui pengawasan biaya operasional PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero).
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh penulis dari hasil penelitian melalui
Laporan Tugas Akhir ini adalah :
1. Bagi Penulis
Penulis mampu memahami dan menyusun Anggarn Biaya Operasional.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan dan pengawasan
biaya operasional perusahaan pada masa yang akan datang, sehingga
diharapkan perusahaan dapat terus mengalami perkembangan.
3. Bagi Pendidikan
Dipakai sebagai perbandingan dan informasi bagi rekan-rekan yang akan
6
A. Sejarah Ringkas PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan
salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak
dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan.
Kegiatan usaha perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman
kelapa sawit dan karet. Produk utama perseroan adalah minyak sawit (CPO) dan
inti sawit (krenel) dan produk hilir karet.
Sejarah perseroan diawali dengan proses pengambilahlian
perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia pada
tahun 1958 yang dikenal dengan proses Nasionalisai Perusahaan Perkebunan
Asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Pada tahun 1968 PPN
direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan
(PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi
PT Perkebunan (Persero).
Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan
BUMN, Pemerintah merestrukturisasi BUMN sub sektor, perkebunan dengan
melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan
perampingan struktur organisasi. Di awali dengan langkah penggabungan
manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yangterdiri dari PT
(Persero) disatukan pengelolaanya kedalam PT Perkebunan Nusantara III
(Persero).
Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah (PP) No.8 Tahun 1996 tanggal
14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera
Utara.
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris
Harun Kamil, SH, No.36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C2
8331.HT.01.01.th.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat dalam Berita Negara
Republik Indonesia No.81 tahun 1996 Tambahan Berita Negara No.8647 Tahun
1996.
B. Visi dan Misi Perusahaan
Berikut ini akan dijelaskan Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan.
1. Visi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan
melaksanakan tata kelola bisnis terbaik pada tahun sebelumnya.
2. Misi PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
A. Mengembangkan Industri Hilir berbasis Perkebunan secara
berkesinambungan.
B. Menghasilkan produk yang berkualitas untuk pelanggan.
D. Berupaya menjadi perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil
terbaik bagi investor.
E. Menjadi perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis.
F. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan
komunitas.
G. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan berwawasan lingkungan.
C. Struktur Organisasi dan Job Description / Bidang Pekerjaan
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalamm menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang
baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.
Empat elemen dalam struktur organisasi yaitu :
1. Adanya spesialisasi kerja
2. Adanya standardisasi kegiatan kerja
3. Adanya koordinasi kkegiatan kerja
4. Besarann seluruh organisasi
Dengan adanya Strutur Organisasi maka dapat diperoleh beberapa keuntungan
yaitu :
1. Adanya penempatan kerja yang sesuai keahlian
3. Adanya kejelasan kewajiban dan tanggung jawab dari masing-masing
karyawan
Berikut ini adalah Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
1. Susunan Komisaris
Pada tahun 2013, telah terjadi perubahan susunan dan struktur Dewan
Komisaris berdasarkan dari Surat Menteri BUMN Selaku Rapat Umum Pemegang
Saham Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III No. SK.383/MBU/2013 tanggal
21 November 2013 dan Akta No.02 tanggal 2 Desember 2013 dari nanda Fauz
Iwan, SH, M,Kn, notaries di Jakarta sebagai berikut :
Komisaris Utama : Joefli J. Bahroeny
Komisaris Anggota : Heri Sebayang
Komisaris Anggota : Sardan Marbun
Komisaris Anggota : Dahlan Harap
Komisaris Anggota : S. Budhisantoso
2. Susunan Direksi
Direktur Utama : Bagas Angkasa
Direktur Pemasaran : Alexander Maha
Direktur Produksi : Tengku Syahmi Johan
Direktur Keuangan : Erwan Pelangi
Job Description / Bidang Pekerjaan
Didalam Organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sumber
wewenang berasal dari RUPS dan kemudian di delegasikan kepada Dewan
Komisaris, dan Dewan Komisaris mendelegasikan kepada Direktur terkait yaitu :
Direktur Produksi, Direktur Keuangan, Direktur Pemasaran dan Direktur SDM.
Berikut ini adalah uraian tugas Direksi PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan yang dapat dilihat sebagai berikut :
1. Rapat Umum Pemegang saham (RUPS)
Tugas dan wewenang RUPS adalah sebagai berikut :
a. Mengangkat dan menghentikan Dewan Komisaris.
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal/asset
perusahaan sesuai dalam mencapai tujuan.
c. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melakukan tugas yangtelah
dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.
1. Dewan Komisaris
Tugas dan wewenang Dewan komisaris adalah sebagai berikut :
a. Memberikan nasehat kepada pimpinan.
b. Membantu didalam menginvestasikan dana perusahaan.
2. Direktur Utama
Tugas dan wewenang Direktur Utama adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan kebiasaan perusahaan, sesuai dengan yang diatur didalam
anggaran perusahaan, serta ketentuan yang digariskan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham, Menteri selaku kuasa Pemegang Saham dan Dewan
Komisaris
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas para anggota direksi dan
mengawasi secara umum.
c. Bersama sama dengan anggota Direksi lainnya mewakili perusahaan
didalam dan diluar pengadilan.
d. Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui
Dewan Komiaris.
e. Menetapkan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan kebijakan
pemerintah.
3. Direktur Produksi
Tugas dan wewenang Direktur Produksi adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Perencanaan dibidang pekerjaan yang tercantum dalam
kebijaksanaan Direksi.
b. Melaksanakan peraturan-peraturan dan pengendalian dari unit-unit usaha
dan sarana pendukungnya mencakup tanaman.
c. Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang
d. Melaksanakan rehabilitasi dan investasi dibidang tanaman maupun sarana
pendukung produksi lainnya dari unit unit usaha yang telah ada.
4. Direktur Keuangan
Tugas dan wewenang direktur keuangan :
a. Menyusun perencanaan dibidang keuangan.
b. Menetapkan administrasi ketentuan-ketentuan dibidang keuangan.
c. Mengelola administrasi keuangan secara umum pada bidang keuangan dan
perkantoran serta segala sesuatunya yang berkaitan dengan itu.
d. Melaksanakan pengendalian pengawasan terhadap bidang-bidangnya.
5. Direktur Sumber Daya Manusia
Tugas dan wewenang Direktur SDM adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Perencanaan dibidang ketenaga kerjaan dan masalah umum
serta kesejahteraan karyawan.
b. Menetapkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan dibidang yang dikelolanya.
c. Mengelola sumberdaya manusia yang ada secara umum.
d. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang-bidang
yang dikelolanya.
6. Direktur Pemasaran
Tugas dan wewenang Direktur Pemasaran adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Perencanaan dibidang pemasaran.
b. Menetapkan ketentuan-ketentuan dibidang pemasaran.
c. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang-bidang
7. Biro Direksi
Tugas dan wewenang Biro Direksi adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan / menyelenggarakan pelaksanaan Direksi dalam tata usaha
surat menyurat (administrasi) sirkulasi/pengiriman atau penyimpanan
surat-surat dan dokumentasi perusahaan.
b. Melaksanakan urusan kerumahtanggaan kantor direksi yang meliputi
pemeliharaan bangunan perusahaan.
c. Mengkoordiinasi pelaksanaan tugas dan kehumasan baik dengan instansi
sipil maupun ABRI.
d. Mengkoordinir pelaksanaan tugas perwakilan (LO) dan menyelenggarakan
acara acara protokoler yang dibutuhkan.
8. Bagian Tanaman
Tugas dan wewenang Bagian Tanaman adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana jangka pendek (anggaran belanja) dalam bidang
tanaman dan produksi.
b. Menyelenggarakan pengadaan bahan bahan tanaman.
9. Bagian Keuangan
Tugas dan wewenang Bagian Keuangan adalah sebagai berikut :
a. Membuat laporan kepada Direksi mengenai realisasi keuangan serta
menyelenggarakan administrasi keuangan dan barang-barang kebutuhan
masyarakat.
c. Bekerja sama dengan bagian pemasaran hasil dan pemasukan uang dan
pengendalian/pengeluaran untuk kebutuhan perusahaan.
10.Bagian Akuntansi
Tugas dan wewenang bagian akuntansi adalah sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan akuntansi keuangan dan akuntansi biaya serta menbuat
laporankeuangan.
b. Menyelenggarakan pembuatan informasi manajemen, peyusunan aporan
keuangan, analisa laporan keuangan dan analisa biaya.
11.Bagian Teknik
Tugas dan wewenang bagian teknik adalah sebagai berikut :
a. Membantu Direksi melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam
merencanakan dan megawasi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan
dengan mesin-mesin, sipil/bangunan baik dari kebun sendiri (inti) maupun
dikebun pelasura (pir) dan daerah pengembangan.
b. Membuat rencana perawatan/pemeliharaan mesin mesin, traksi dan
bangunan sipil.
12.Bagian Sekretariat Perusahaan
Tugas dan wewenang bagian sekretariatan perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Mengurus dan menyelenggarakan rapat-rapat Direksi serta menerbitkan
notulen rapat baik untuk kepentingan operasional maupun kepentingan
b. Mengatur tata tertib perusahaan sebagai bagian dari budaya kerja dan
budaya perusahaan dan juga mengatur perusahaan, pemakaian fasilitas
mess, kantor Direksi, Transformasi kantor Direksi.
13.Bagian Pengadaan
Tugas dan wewenang bagian Pengadaan adalah sebagai berikut :
a. Rumusan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan yang pengadaanya
harus melalui kantor direksi serta merumuskan kebijakan prosedur
pengadaan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
b. Mengadakan konsultasi dan bimbingan kepada unit-unit produksi
mengenai pelaksanaan kebijakan-kebijakan dibidang-bidang pengadaan
barang dan jasa.
14.Bagian Umum
Tugas dan wewenang Bagian Umum adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kesejahteraan
karyawan staf dan nonstaf.
b. Menyelesaikan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga kerja,
mengelola administrasi pendokumentasian.
c. Melaksanakan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga kerja.
d. Merumuskan kerja sama dan kebijakan pengamanan dijajaran perusahaan
dan mengadakan hubungan kerja sama dengan aparat keamanan.
15.Bagian Sumber Daya Manusia
a. Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek pendidikan
keselamatan dan kesejahteraan kerja dan pelayanan keselamatan.
b. Merumuskan kebijakan program pengembangan Sumber Daya Manusia
(pendidikan dan pelatihan).
16. Bagian Pemasaran
Tugas dan wewenang bagian pemasaraan adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana penjualan, melakukan proses penjulan serta
menyiapkan administrasi penjualan sebagaimana ketentuan dan peraturan
yang berlaku.
b. Menentukan Monitoring persediaan komoditi dan produk baik
digudang/kebun, pabrik industry hilir atau tangki penyimpanan kebun atau
instansi perantara serta membuat laporan penjualan secara periodic sesuai
kebutuhan
17.Bagian Teknologi Informasi (TI)
Tugas dan wewenang bagian teknologi informasi adalah :
a. Merumuskan rencana induk pengolahan data dan sistem informasi
perusahaan.
b. Menyusun laporan manajemen bersama bagian-bagian terkait dalam
terbentuk basis internet sesuai tugas pokok manajemen produk, Operasi,
keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.
c. Memberi masukan kepada Direksi dalam bentuk kerangka sistem
d. Memberi masukan kepada perangkat manajemen dan manajemen mikro
ditingkat kebun/unit dan Rumah Sakit dalam rangka membangun jaringan
komunikasi data berbasis computer.
18.Bagian Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) Tugas dan wewenang bagian PUKK adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan pembinaan untuk meningkatkan kemampuan manajerial
pengusaha kecil dan koperasi yang berada di sekitar lingkungan PT
Perkebunann Nusantara III (Persero).
b. Mengidentifikasi usaha-usaha kecil dan koperasi yang mempunyai potensi
yang dibina dan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
19.Bagian Sistem Pengendalian Intern
Tugas dan wewenang Bagian Sistem Pengendalian Inter adalah sebagai
berikut :
a. Mengelola bagian pengawasan intern dan membantu Direktur Utama
dalam pengawasan Intern serta memberikan saran dan tidak lanjut
mencapai sasaran perusahaan secara efesiensi, efektif dan ekonomis.
b. Mengelola dan bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan pemeriksaan.
Kelapa Sawit-Minyak sawit dan Inti Sawit
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadikan minyak dan Inti Sawit
sebagai komoditi yang memberikan kontribusi besar bagi perusahaan. Mutu
produk minyak dan Inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal dipasar
Karet-Lateks
Diseantero dunia, sumatera dikenal penghasil karet bermutu tinggi, lebih
dari 54.000 hektare laha PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) diusahakan untuk
menghasilkan karet berkualitas terbaik di dunia. Mutu Produk RSS-1, SIR-10,
SIR-20, dan lateks pekat mampu menembus pasar internasional, disejumlah
pabrik ban terbesar seperti Bridgestone, Good Year, Firestone, Han Kook dan
D.LogoPT. PerkebunanNusantara III (Persero) Gambar 1.2
MAKNA LOGO PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)
Gambar 1.2 helai daun Kelapa Sawit di sebelah kiri bola dunia 7 urat pada daun
karet yang bewarna hijau di sebelah kanan bola dunia, melambangkan bahwa
PTPN III memiliki 12 Paradigma Baru dan 7 Strategi Bisnis yang saling
mendukung agar tercapai tujuan PTPN III, yaitu selalu menjadi Perusahaan
Perkebunan terbaik dengan team work yang solid dan inovatif, serta ditunjang
dengan Green Technology, Green Buisness dan ramah lingkungan.
1. gambar 5 garis lintang horozontal dan vertikal yang bewarna biru, melingkari
bola dunia, melambangkan bahwa PTPN III memiliki 5 Tata Nilai dan harus
mampu mengimbangi kemajuan teknologi yang berkembang, agar selalu
menjadi yang terdepan dalam peningkatan usaha.
2. Gambar 2 Meteor yang mengelilingi bumi sehingga angka membentuk angka
3, melambangkan PTPN III bergerak dinamis dengan semangat yang tinggi
untuk menguasai pasar global.
Meteor yang bewarna putih bermakna produksi Lateks dan Produk
turunannya sedangkan yang bewarna orange adalah produksi CPO beserta
dunia.
Secara keseluruhan logo baru ini adalah lambang niat dan motivasi tinggi
seluruh personal PTPN III, untuk mewujudkan VISI dan MISI PTPN III yang
telah dicanangkan bersama dengan 5 TATA NILAI, 12 PARADIGMA
BARU dan 7 STRATEGIS BISNIS yang dimiliki PTPN.
22 A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya
Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur
dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam arti sempit biaya meupakan bagian
daripada harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha untuk memperoleh
penghasilan.
Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian berbeda,
yaitu biaya dalam artian costdan biaya dalam artian expense. Biaya atau cost
adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah
terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya ini
belum habis masa pakaianya, dan digolongkan sebagai aktiva yang dimasukkan
dalam neraca.
Beban atau expense adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan
sekarang telah habis. Biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan
manfaat di masa akan datang dikelompokkan sebagi harta. Biaya ini dimasukkan
ke dalam Laba-Rugi, sebagai pengurangan dari pendapatan.
Menurut Henry Simamora (2002;36), Biaya adalah kas atau nilai setara
kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat
Menurut Bustami dan Nurlela (2006:4) biaya atau cost adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi
atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Mursyidi (2008:14) biaya adalah cost suatu pengorbanan yang
dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat
dibebenkan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.
Menurut Armanto Witjaksono (2006:6) biaya adalah pengorbanan sumber
daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai akuntan mendefinisikan biaya
sebagi satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh
manfaat dimasa kini atau masa yang akan datang.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya
merupakan pengorbanan sumber ekonomi atau sumber daya berupa barang dan
jasa yang diukur dakam satuan uang dengan tujuan untuk memperoleh suatu
menfaat yaitu peningkatan laba di masa mendatang.
2. Klasifikasi Biaya
Biaya perlu dikelompokkan sesuai dengan tujuan apa informasi biaya
tersebut digunakan, sehingga dalam pengelompokkan biaya dapat digunakan
suatu konsep “Different Cost Different Purposes” artinya berbeda biaya berbeda
tujuan.Pengukuran biaya tergantung pada kemampuan untuk menelusuri biaya
tersebut ke objek biaya. Penelusuran biaya ke objek biaya dapat membedakan
biaya menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Menurut Bustami dan Nurlela (2009:9) biaya langsung adalah biaya yang
biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke
sasaran biaya atau objek biaya”
Menurut Horngren et al (2006) “biaya langsung merupakan biaya yang
berhubungan secara langsung terhadap objek dan dapat dihitung sebagai nilai
ekonomis. Sedangkan biaya tidak langsung merupakan biaya yang berhubungan
dengan biaya produk namun tidak dapat dihitung sebagai nilai ekonomis produk”
Sementara itu, tujuan perhitungan biaya produk dan jasa biaya dapat
diklasifikasikan menurut tujuan khusus atau fungsi-fungsinya. Hansen dan
Women (2006) mengklasifikasikan biaya ke dalam ketiga fungsional utama,
antara lain:
1. Biaya produksi merupakan biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang
atau penyediaan jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut
sebagai:
a. Biaya bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau
jasa yang diproduksi. Biaya bahan langsung ini dapat dibebankan ke
produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur
kuantitas yang dikonsumsi setiap produk.
b. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada
barang atau jasa yang sedang diproduksi. Seperti halnya bahan langsung,
pengamatan fisik dapat digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan
yang digunakan dalam memproduksi suatu produk dan jasa. Karyawan
yang mengubah bahan baku menjadi produk atau menyediakan jasa
c. Overhead, merupakan semua biaya yang tidak termasuk kedalam bahan
langsung dan tenaga kerja langsung. Kategori biaya overhead memuat
berbagai item yang luas. Banyak input yang diperlukan dalam memuat
sebuah produk atau jasa. Bahan langsung yang merupakan bagian yang
tidak signifikan dalam proses produksi biasanya dimasukkan ke dalam
katagori biaya overhead.
2. Biaya non produksi, merupakan biaya yang berkaitan dengan fungsi perencanaan, pengembangan, pemasaran, distribusi, pelayanan pelanggan dan
administrasi umum. Terdapat dua jenis biaya non produksi yang lazim
digunakan, diantaranya:
a. Perencanaa
Perusahaan menggunakan data biayauntuk memilih metode atau program
pencapaian tujuan yang terbaik masa yang akan datang yang ingin dicapai
pada saat menelaah alternatif pelaksanaan tindakan. Perusahaan juga
menggunakan data biaya untuk pembuatan anggaran (budget) yang
digunakan untuk memperkirakan bahan baku, tenaga kerja dan teknologi.
Hal tersebut dapat dilakukan dalam tahapan perencanaan. Perencanaa
tersebut berorientasi kepada masa akan datang dan dapat berbentuk
perencannaa jangka panjang dan jangka pendek.
b. Pengawasan
Pengawasan diperlukan untuk membandingkan dan mengevaluasi, apakah
anggaran atau program yang dibuat sudah dilaksanakan dengan benar
sesuai dengan fungsi perencanaan. Tahapan ini adalah merupakan tahapan
yang berhubungan dengan pencapaian harga pokok standar digariskan
pada anggaran (budget). Membandingkan anggaran dan standar dengan
aktual dapat digunakan untuk pengendalian sehingga kinerja
masing-masing devisi atau departemen dapat nilai.
c. Pengambilan keputusan
Berdasarkan informasi biaya maka perusahaan dapar mengambil
keputusan baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
B. Perencanaan dan Anggaran Biaya Operasional 1. Pengertian Perencanaan
Setiap perusahaan yang ingin bertahan, tumbuh dan berkembang ataupun menginginkan bekerjanya perusahaan secara lancar memerlukan adanya
perencanaan. Perencanaan merupakan suatu proses yang akan membuat
perusahaan peka dalam pengertian maupun menyesuaikan diri terhadap
ancaman-ancaman dan kesempatan-kesempatan yang ada. Fungsi manajemen yang pokok
adalah perencanaan, pengorganisasian dan fungsi pengawasan.
Perencanaan pada dasarnya adalah memilih alternatif-alternatif yang
mungkin dilaksanakan dengan mempertimbangkan dengan tujuan perusahaan
serta sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan dan kendala-kendala
yang dihadapi, menentukan program dan memberikan gambaran kepada pihak
manajemen mengenai teknik-teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Untuk mencapainya manajemen harus mengetahui data yang relevan
terutama yang menyangkut penghasilan dan biaya dimasa yang akan datang.
Perencanaan merupakan fungsi yang menempati urutan pertama dan sebagai
Menurut Erly Suandy (2001:2) secara umum perencanaan merupakan
proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan
(mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata
cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk
mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Sedangkan pengertian perencanaan menurut Nafrain (2000:3) adalah:
“perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi
mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam
mencapai tujuan yang diinginkan.”
Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan
merupakan suatu proses penentuan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dimasa
yang akan datang untuk menghadapi berbagai ketidakpastian dan alternatif yang
mungkin terjadi. Perencanaan dianggap sebagai suatu kumpulan
keputusan-keputusan dan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan keadaan dimasa yang
akan datang. Oleh karena itu, perencanaan harus mempunyai kemampuan untuk
melakukan pilihan-pilihan terbaik yang dilaksanaan untuk menghindari
kegagalan.
Ada dua jenis perencanaan yaitu:
a. Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan jangka pendek dibagi dalam dua kategori yaitu berdasarkan
frekuensi dan jenis keputusan. Beberapa keputusan mempunyai kaitan dengan
kegiatan-kegiatan sekarang dan dapat dibuat harian atau mingguan.
Keputusan-keputusan seperti ini ditandai dengan keteraturan dari
Kategori kedua berkaitan dengan keputusan-keputusan non rutin jangka
pendek, keputusan-keputusan ini membutuhkan lebih banyak analisis jika
dibandingkan keputusan-keputusan operasi jangka pendek.
b. Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan jangka panjang melibatkan pengambilan keputusan yang
pengaruhnya menjangkau beberapa tahun kedepan. Biasanya tiga sampai lima
tahun bahkan bisa pula lebih lama. Keseluruhan perencanaan jangka panjang
kadangkala disebut perencanaan strategi.
2. Pengertian Pengawasan
Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang berupaya agar
rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai sebagaimana mestinya. Pengawasan
mencakup upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang
ditetapkan, perintah yang dikeluarkan dan prinsip yang dianut. Juga dimaksudkan
untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari kejadiannya di
kemudian hari.
Menurut Harahap (2001:10) “Pengawasan adalah segala usaha dan
kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui dan menilai apakah pelaksanaan tugas
sesuai dengan yang sebenarnya”.
Pengawasan menurut Carter dan Usry (2004:12) “Usaha sistematis
perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja
dengan rencana membuat tindakan yang tepat untuk mengkoreksin
perbedaan-perbedaan yang penting”.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengawasan dapat
penting dalam hasil yang dicapi dari aktivitas yang direncanakan. Apabila dalam
pelaksanaan ditemukan penyimpangan maka diadakan tindakan perbaikan agar
rencana sejalan dengan pelaksanaan. Pengawasan perlu dilakukan agar
tercapainya kegiatan yang efektif dan efisien. Untuk mendukung pengawasan
yang baik maka perlu mengetahui suatu pengukur dari kegiatan yang efektif dan
efisien tersebut.
Menurut Hansen dan Mowen (2002:483) “Ukuran efisien merupakan
ukuran keuangan yang mencakup laporan biaya aktifitas, anggaran, fleksibel,
laporan realisasi. Ukuran keuangan ini dirancang untuk menilai seberapa baik
penggunaan sumber daya. Sedangkan ukuran efektif yang merupakan ukuran non
keuangan mencakup kinerja aktivitas yang dilakukan, pekerja yang terlibat dan
ukuran ini harus mendukung tujuan umum yaitu perbaikan berkelanjutan”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengawasan terdiri dari suatu
proses yang dibentuk oleh tiga macam langkah yang bersifat umum, yaitu:
a. Menetapkan alat pengukur (standart)
b. Mengadakan penilaian (evalusai)
c. Mengadakan tindakan perbaikan (koreksi)
3. Tujuan serta manfaat perencanaan dan pengawasan
Tujuan utama perencanaan adalah untuk menentukan program-program
dan penemuan-penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan
kemungkinan pencapaian tujuan diwaktu yang akan datang. Manfaat dari
perencanaan menurut Hasibuan (2001:10) antara lain:
b. Perencanaan membantu kita memvisualisasikan kemungkinan pada masa
yang akan datang.
c. Perencanaan memberikan dasar untuk pengawasan.
d. Perencanaan meransang potensi kerja.
e. Perencanaan membantu seorang manajer mancapai status.
Sedangkan tujuan utama pengawasan adalah mengusahakan agar apa yang
direncanakan sesuai dengan instruksi yang ditetapkan. Tahap berikutnya untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam
pelaksanaan perencanaan. Berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat
diambil tindakan-tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu maupun
waktu yang akan datang.
Adapun manfaat dari pengawasan menurut Hasibuan (2001:14) bagi
perusahaan adalah:
a. Mempersatukan oengertian tentang kebijaksanaan dan prosedur-prosedur.
b. Menemukan penilaian apakah perencanaan telah dilaksanakan secara efektif.
c. Menentukan dan mengukur penyimpangan yang terjadi.
d. Mengantisipasi penyimpangan-penyimpangan dari standard.
e. Menyegerakan tindakan koreksi yang perlu untuk pencapaian tujuan
C. Anggaran Biaya Operasioanal 1. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan penjabaran dari fungsi perencanaan. Anggaran
adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang
telah disahkan. Anggaran memberikan proyeksi yang dapat dipercaya mengenai
mempersiapkan anggaran kita dipaksa untuk memperhatikan dan menyelidiki
semua faktor-faktor yang mempengaruhi rencana dan memaksa membuat analisis
yang teliti berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada.
Menurut Munandar (2001:11) dalam penyusunan anggaran perlu
dipertimbangkan fakto-faktor berikut:
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.
b. Data tahun-tahun sebelumnya.
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.
e. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah.
f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
Anggaran adalah salah satu bentuk dari berbagai rencana yang mungkin
disusun meskipun tidak setiap rencana dapat disebut sebagai anggaran. Untuk
mendapatkan pengertian dari anggaran maka berikut dikemukakan beberapa
pendapat dari para ahli diantaranya Sukanto (2000:144) “ Anggaran merupakan
rencana terorganisasi dan menyeluruh dinyatakan dalam unit moneter untuk
operasi dan sumber daya suatu perusahaan selama periode tertentu dimasa yang
akan datang”.
Sedangkan pengertian anggaran munurut Munandar (2001:1) sebagai
berikut: “Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatua)
moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) yang akan datang”. Pada
dasarnya anggaran merupakan gambaran dimasa yang akan datang, jadi anggaran
pelaksanaan. Oleh karena itu, anggaran harus bersifat fleksibel agar dapat
memungkinkan untuk melakukan penyesuaian akibat timbulnya situasi dan
kondisi yang berbeda yang telah dibayangkan sebelumnya.
2. Jenis-jenis Anggaran
Anggaran terdiri dari berbagai jenis sesuai dengan pengelompokkannya.
Menurutn Nafarin (2000:17) mengatakan anggaran dapat dikelompokkandari
beberapa sudut pandang sebagai berikut.
a. Menurut dasar penyusunan , anggaran terdiri dari :
1. Anggaran variabel yaitu disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas
(aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang
dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas yang berbeda.
2. Anggaran tetap yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat
kapasitas tertentu.
b. Menurut cara penyusunan anggaran terdiri dari:
1. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode
tertentu dan umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode
anggaran.
2. Anggaran kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk memperbaiki
anggaran yang telah dibuat misalnya tiap bulan diadakan perbaikkan,
sehinngga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.
1. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang di buat
dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk
keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.
2. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang
dibuat untuk jangka waktu lebih satu tahun. Anggaran untuk keperluan
investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut
anggaran modal (capital budget) anggaran jangka panjang tidak harus
berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai
dasar penyusunan anggaran jangka pendek.
d. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk (master
budger) anggaran induk merupakan konsolidasi rencana keseluruhan
perusahaan untuk jangka pendek. Biasanya disusun atas dasar tahunan.
Anggaran tahunan dapat dipecah lagi menjadi anggarann triwulan,
caturwulan, semester kemudian menjadi anggaran bulanan.
1. Anggaran operasional adalah anggarab untuk menyusun anggaran lapirab
laba rugi. Anggaran operasional antara lain:
a. Anggaran penjualan
b. Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku,
anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead
pabrik.
c. Anggaran biaya usaha.
2. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca.
Anggaran keuangan antara lain terdiri dari:
a. Anggaran kas
b. Anggaran utang
c. Anggaran piutang
d. Anggaran neraca
e. Anggaran persediaan.
e. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari:
1. Anggaran komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai macam
anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran ini merupakan
perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan secara
lengkap.
2. Anggaran parsial merupakan anggaran disusun tidak lengkap, anggaran
yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.
f. Menurut fungsinya anggaran terdiri dari:
1. Appropriation budget adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan
tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.
2. Performance budget adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi
aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan utuk menilai apakah biaya
yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas
3. Kegunaan dan Kelemahan Anggaran
Anggaran yang lengkap meliputi perencanaan untuk seluruh aktifitas
perusahaan. Anggaran menginformasikan kepada manajemen tentang proyeksi
mempersiapkan anggaran, manajemen dimintai mencermati faktor-faktor yang
mempengaruhi rencana perusahaan dan mengharuskan manajemen untuk
menganalisis secara baik berbagai realitas yang ada. Oleh karena itu anggaran
cenderung menempati posisi yang lebih kritis.
Menurut Munandar (2001:13). Anggaran mempunyai tiga kegunaan pokok
yaitu:
a. Sebagai pedoman kerja
Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta
sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan
perusahaan di waktu yang akan datang.
b. Sebagai alat pengkoordinasin kerja
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua
bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling menunjang,
saling bekerjasama dengan baik untuk menuju sasaran yang telah di tetapkan.
c. Sebagai alat pengawas kerja
Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk
menilai realisasi kegiatan perusahaan.
Sementara kelemahan-kelemahan yang membatasi anggaran menurut
Adisaputra dan Asri (2003:53) :
a. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi maka terlaksananya dengan
baik kegiatan-kegiatan bergantung kepada ketetapan estimasi tersebut.
b. Anggara hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil
c. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu
manajer dalam melakukan tugasnya, bukan menggantikannya.
d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan
sebelumnya, karena itu perlu memiliki sifat fleksibel.
Anggaran mempunyai kegunaan yang pada dasarnya sama, yakni dalam
hal perencanaan, pengkoordinasian, dan pengawasan.
1. Dalam bidang perencanaan
a. Berdasarkan kegiatan-kegiatan penyelidik studi dan penelitian.
b. Mengarahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam penentuan arah atau
kegiatan yang paling menguntungkan.
c. Untuk membantu kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan.
d. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan.
e. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia.
f. Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif.
2. Dalam bidang pengkoordinasian faktor manusia dengan perusahaan
a. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan.
b. Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan tren dalam dunia usaha.
c. Menetapkan penggunaan modal pada salura–saluran yang menguntungkan
dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan.
3. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi
Dalam bidang pengawasan
1. Untuk mengawasi kegiatan dan pengamanan-pengamanan.
2. Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan, sebetulnya ini
4. Prosedur Penyusunan Anngaran
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) memulai tahun buku dari Januari
sampai dengan Desember untuk setiap tahunnya. Sehubungan dengan hal tersebut
perusahaan juga menyusun anggaran dengan tahun buku tersebut dan anggaran
diperinci per triwulan.
Dasar penyusunan RKAP (rencana kerja dan anggaran perusahaan) untuk
tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dilakukan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri BUMN No. KEP.101/MBU/2002 tanggal 4 juni 2002. Penyusunan
RKAP 2013 dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
- RKAP tahun 2006 disampaikan Direksi PTPN III kepada Menteri BUMN
dengan surat No. 3.04/X/937/2005 tanggal 28 Oktober 2005
- Dewan Komisaris PTPN III telah menyampaikan surat kepada Menteri
Negara BUMN perihal rekomendasi atas RKAP tahun 2006 dengan nomor
surat Kom/M.BUMN/R-01/1/2006
- RKAP tahun 2006 disahkan oleh Menteri Negara BUMN sesuai keputusan
RUPS RKAP tahun 2006 tanggal 17 Januari 2006
Sebagai langkah pertama dalam proses penyusunan anggaran adalah
menentukan besarnya jumlah produksi yang diharapkan selama tahun itu. Pada
umumnya bagian tanaman dan teknologi dibantu dengan bagian-bagian lainnya di
kantor besar menyusun jumlah produksi yang diharapkan pada tahun yang
dimaksud. Kemudian kantor besar menyusun pedoman mengenai transaksi
produksi ynag dimaksud. Selanjutnya pedoman bersama-sama formulir anggaran
biaya dikirim ke kebun. Masing-masing kebun menyusun anggaran biaya
dipelajari di kantor besar bersama administratur kebun. Hal ini dimaksudkan
untuk memastikan bahwa perincian tersebut seluruhnya telah benar-benar sesuai.
Setelah anggaran biaya produksi tersebut disetujui dan disahkan oleh pimpinan,
dikirim ke kebun-kebun untuk dilaksanakan.
D. Biaya Operasional
Biaya penyususnan operasional, anggaran biaya produksi suatu perusahaan
menggunakan sistem biaya standar. Harga standar ditentukan berdasarkan
pengalaman tahun-tahun yang lalu. Harga tersebut diketahui setelah jumlah
anggaran biaya produksi tanaman Kelapa Sawit selama satu periode dibagi
dengan rencana produksi tanaman Kelapa Sawit untuk periode yang sama.
1. Anggaran Biaya Operasional
Setelah diketahui jumlah pendapatan yang direncanakan, tahapan
selanjutnya membuat biaya operasi. Hal ini dikarenakan semua pekerjaan yang
Tabel 1.1
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Laporan Anggaran Biaya Produksi Kelapa Sawit tahun 2013
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III (persero),2014
2. Realisasi Biaya Operasi
Setelah diketahui jumlah biaya perencanaan biaya operasi, tahapan
selanjutnya melakukan realisasi biaya operasi seperti Bihaya Pemeliharaan
Tanaman, Biaya Produksi, dll. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut
ini :
Beban gaji tunjangan staf Beban pemeliharaan tanaman menghasilkan
Beban pemupukan Beban panen
Beban pengangkutan ke pabrik Beban umum
407.998.660 15.542.417.000 76.493.866.000
Jumlah beban tanaman Beban pengolahan
407.998.660 559.187.791.000 107.673.149.000
1.370,56 263,91
Beban produksi excluding penyusutan
Beban penyusutan
407.998.660 666.860.940.000 39.533.663.000
1.631,47 96,9
Beban produksi including penyusutan kebun sendiri Beban pembelian produksi PIR Beban pengolahan PIR
19.971.959 Beban produksi PIR
Beban pembelian produksi rakyat Beban pengolahan rakyat
Tabel1.2
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Laporan Realisasi Biaya Produksi Kelapa Sawit tahun 2013
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III (persero),2014
Setelah diketahui anggaran biaya dan realisasi biayanya, kita bisa melihat
perbandingan tingkat persentase antara anggaran biaya dan realisasi biaya. Data
tersebut dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut ini :
URAIAN
Beban gaji tunjangan staf Beban pemeliharaan tanaman menghasilkan
Beban pemupukan Beban panen
Beban pengangkutan ke pabrik Beban umum
416.718.010 18.211.287.355 86.253.232.250
Jumlah beban tanaman Beban pengolahan
416.718.010 613.384.842.693 134.218.359.048
1.471,94 322,08
Beban produksi excluding penyusutan
Beban penyusutan
416.718.010 747.603.201.741 59.630.443.580
1.794,03 143,10
Beban produksi including penyusutan kebun sendiri Beban pembelian produksi PIR Beban pengolahan PIR
21.773.707 Beban produksi PIR
Beban pembelian produksi rakyat Beban pengolahan rakyat
122.937.767
Beban produksi rakyat 409.430.543.395 3.330,39
Tabel 1.3
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Persentase Realisasi Biaya Produksi Terhadap Anggaran Biaya Produksi Kelapa Sawit tahun 2013
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III (persero),2014
E. Pengawasan Biaya Operasional
Pengawasan biaya operasional merupakan suatu kegiatan dalam
mengadakan penilaian, pengukuran dan perbaikan untuk mengetahui sejauh mana
pelaksanaan rencana pengeluaran biaya operasional yang telah dilakukan.
Pengawasan biaya operasional dilakukan untuk mengetahui
penyimpangan-Uraian Anggaran biaya Realisasi biaya %
Beban gaji tunjangan staf Beban pemeliharaan tanaman menghasilkan
Beban pemupukan Beban panen
Beban pengangkutan ke pabrik Beban umum
Jumlah beban tanaman Beban pengolahan
Beban produksi excluding penyusutan
Beban produksi including penyusutan kebun sendiri Beban pembelian produksi PIR Beban pengolahan PIR
Beban produksi PIR
penyimpangan yang terjadi dalam suatu kegiatan kerja. Penyimpangan ini di ukur
dari realisasi kegiatan dengan anggaran yang telah ditetapkan.
Faktor-faktor penting pengawasan biaya operasional adalah perubahan
yang selalu terjadi baik di luar maupun di dalam organisasi dan
kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan
pengawasan dan pembenahan.
Adapun persyaratan sistem pengawasan biaya operasional yang efektif
adalah pengawasan haruslah memenuhi sifat serta kebutuhan kegiatan yang ada,
pengawasan harus dapat memberikan laporan penyimpangan secepat mungkin,
pengawasan harus menyatakan pola organisasi, pengawasan harus ekonomis tidak
mengeluarkan biaya yang besar dan pengawasan haruslah mudah dimengerti
maksud dan tujuannya.
Pengawasan biaya operasional mempunyai manfaat bagi satu organisasi.
Manfaat tersebut dapat menjamin diadakannya tindakan korektif, mencegah
penyimpangan atau kesalahan dan dapat dengan segera melaporkan
penyimpangan-penyimpangan biaya operasional, memperbaiki berbagai
penyimpangan atau kesalahan yang terjadi meningkatkan rasa tanggung jawab
setiap pegawai dalam menjalankan tugasnya.
Agar perencanaan yang telah disusun dan dijalankan PT. Perkebunan
Nusantara III berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dilakukan
pengawasan terhadap biaya operasional yang akan dijalankan. Pengawasan ini
sangat berguna untuk mengendalikan pengeluaran biaya operasional, mencegah
terjadinya pemborosan, melihat pembandingan seberapa jauh pelaksanaan rencana
Pengawasan biaya operasional PTPN III dilakukan dengan dua cara yaitu
pengawasan biaya melalui pembukuan, antara lain dengan pencatatan dan
penggolongan berdasarkan pembukuan, kwitansi serta prosedur pengeluaran dan
pengawasan biaya melalui perbandingan anggaran-anggaran biaya tahun lalu
1) Pengawasan Anggaran Biaya Administrasi dan Umum
Anggaran administrasi yaitu anggaran yang berisi biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang usaha
perusahaan diluar kegiatan perusahaan.
Anggaran biaya umum adalah anggaran yang berisi semua biaya
dikeluarkan oleh perusahaan untuk direksi dan staff nya termasuk gaji, bonus
tahunan, biaya perjalanan dan administrasi kantor.
Pengawasan yang dilakukan oleh PTPN III terhadap biaya administrasi dan
umum adalah:
a. Membuat Laporan Laba Rugi pada awal periode.
b. Mengalokasikan biaya tersebut secara cepat.
c. Memeriksa bukti-bukti pengeluaran atau kwitansi-kwitansi yang terjadi.
2) Pengawasan Anggaran Biaya Overhead 1. Membuat anggaran biaya overhead.
2. Menghitung penyusutan terhadap peralatan.
3. Serta memperkirakan biaya operasi tidak langsung dan menganalisisnya.
3) Pengawasan Pendapatan
Pengawasan pendapatan adalah pengawasan yang dilakukan melalui
tanpa adanya pengawasan akuntansi. Pengawasan pendapatan merupakan suatu
kegiatan dalam mengadakan penilaian, pengukuran dan perbaikan untuk
mengetahui sejauh mana pelaksanaan rencana pengeluaran biaya operasi yang
telah dilakukan.
Agar perencanaa pendapatan yang telah disusun dan dijalankan tiap-tiap
bagian PTPN III berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dilakukan
pengawasan atas pendapatan. Pengawasan ini berguna untuk mengendalikan
pengeluaran biaya operasional untuk mencegah terjadinya pemborosan, melihat
pembandingan seberapa jauh pelaksanaan rencana dan biaya tercapai serta
mendorong kesadaran pengendalian biaya.
4) Anggaran Biaya Produksi
Pengawasan operasional adalah pengawasan yang dilakukan melalui
kegiatan operasional organisasi, tetapi pengawasan operasional tidak akan efisien
tanpa adanya pengawasan akuntansi. Pengawasan melalui anggaran biaya
produksi secara keseluruhan, perencanaan biaya produksi untuk setiap kg
produksi kelapa sawit untuk tahun 2013 yaitu sebesar 2.046,91/kg atau Rp.
1.075.047.579,- untuk total biayanya dengan kuantitas anggaran sebesar Rp.
525.204.669,-
Pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT.Perkebunan Nusantara
III (Persero) yaitu:
a. Biaya Tanaman
Besarnya anggaran biaya tanaman untuk setiap kg produksi dihitung
dengan membandingkan total anggaran biaya tanaman dengan total anggaran
produksi kelapa sawit adalah sebesar 1370,56 kg atau total biayanya sebesar Rp.
550.187.791.00,- untuk kuantitas anggaran sebesar 407.998.660 kg.
Pengendalian biaya tanaman dapat dilaksanakan dengan membandingkan
realisasi dengan anggaran biaya tanaman. Pimpinan dapat menilai perbandingan
dan menilai tingkat efisiensi dalam mengelola tanaman. Besarnya realisasi biaya
tanaman untuk setiap kg produksi kelapa sawit tahun 2013 adalah sebesar
1.471,94/kg atau total biaya Rp. 613.384.842.693,- untuk kuantitas realisasi
sebesar 416.718.010 kg.
Penyimpangan Biaya Tanaman
Anggaran biaya tanaman kelapa sawit tahun 2013 Rp. 559.187.791.000,-
Realisasi biaya tanaman kelapa sawit tahun 2013 Rp. 613.384.842.693,-
Selisih Rp. 54.197.051.693,-
Atau 9,69 %
Selisih sebesar Rp. 54.197.051.693,- merupakan penyimpangan yang tidak
menguntungkan ( unfavorable variance ).
Realisasi biaya tanaman kelapa sawit tahun 2013 berada di atas anggaran
disebabkan oleh:
Perbedaan kuantitas
= (kuantitas sesungguhnya – kuantitas standar) x harga standar
= (416.718.010 – 407.998.660) x 1370,56
= 8.719.350 x 1370,56
= 11.950.392.336 ( unfavorable variance )
Perbedaan harga
= (1.471,94 – 1.370,56) x 416.718.010
= 101,38 x 416.718.101
= 42.246.871.853,83
1. Pengawasan Biaya Pengelolahan
Biayanya anggaran biaya pengelolahan untuk setiap produksi dihitung
dengan membandingkan total anggaran biaya pengolahan dengan total anggaran
volume produksi. Untuk tahun 2013, anggaran biaya pengolahan untuk setiap kg
produksi kelapa sawit sebesar 263,91/kg dengan total sebesar Rp.
138.604.898.000,- dengan perincian sebagai berikut:
Biaya pengolahan kebun sendiri Rp. 107.673.149.000,-
Biaya pengolahan PIR Rp. 5.270.713.000,-
Biaya pengolahan rakyat Rp. 25.661.036.000,-
Total Realisasi Biaya Pengolahan Rp. 138.604.898.000,-
Dan perincian kuantitas anggaran:
Kebun sendiri 407.998.660 kg
PIR 19.971.959 kg
Rakyat 97.234.050 kg
Total 525.204.669 kg
Pengendalian terhadap biaya pengolahan meliputi pengendalian terhadap
seluruh kegiatan produksi perusahaan. Pengendalian ini meliputi pengendalian
terhadap kebutuhan tenaga kerja, bahan-bahan kimiawi, perawatan dan
pemeliharaan alat-alat, serta faktor-faktor lain yang berhubungan dengan
Berdasarkan perbandingan antara realisasi biaya pengolahan dengan
anggaran biaya pengolahan, maka pimpinandapat merumuskan kebijaksanaan
yang diperlukan sehubungan dengan pengendalian biaya pengolahan untuk
periode berikutnya. Pada tahun 2013, besarnya realisasi biaya pengolahan untuk
setiap kg produksi tanaman kelapa sawit adalah sebesar 311,62/kg dengan total
biaya Rp. 174.951.322.196,- untuk kuantitas realisasi sebesar 561.429.483 kg.
Adapun total realisasi biaya pengolahan sebesar Rp. 174.951.322.196,- terdiri
dari:
Biaya pengolahan kebun sendiri Rp. 134.218.359.048,-
Biaya pengolahan PIR Rp. 8.245.057.243,-
Biaya pengolahan rakyat Rp. 3.487.905.905,-
Total Realisasi Biaya Pengolahan Rp. 174,951.322.196,-
Dan total kuantitas realisasi sebesar 561.429.483 kg terdiri dari:
Kebun sendiri 416.718.010 kg
Produksi PIR 21.773.707 kg
Produksi rakyat 122.937.766 kg
Total Kuantitas Realisasi 561.429.483 kg
Penyimpangan Biaya Pengolahan
Anggaran biaya pengolahan kelapa sawit tahun 2013 Rp. 138.604.898.000,-
Realisasi biaya pengolahan kelapa sawit tahun 2013 Rp.174.951.322.196,-
Selisih Rp. 36.346.424.196,-
Atau 26,22 %
Selisih sebesar Rp. 36.346.424.196,- merupakan penyimpangan yang tidak
Realisasi biaya pengolahan kelapa sawit tahun 2013 diatas anggaran disebabkan
oleh :
Perbedaan kuantitas
= (kuantitas sesungguhnya – kuantitas standar) x harga standar
= (561.429.483 -525.204.669) x 263,91 *
= 36.224.814 x 263,91
= 9.560.090.662,72 ( unfavorable variance )
Perbedaan harga
= (harga sesungguhnya – harga standar) x kuantitas sesungguhnya
= (311,62** - 263,91) x 561.429.483
= 26.758.800.633,93 ( unfavorable variance )
Keterangan :
* Rp. 138.604,898.000,- = Rp.263,91/kg
**Rp. 174.951.322.196,- = Rp 311,62/kg
561.429.483 kg
Pengawasan Biaya Penyusutan
Besarnya biaya penyusutan untuk setiap kg produksi kelapa sawit pada
perusahaan untuk tahun anggaran 2013 sebesar Rp. 96,90/kg atau total biayanya
sebesar Rp.39.533.633.000,- untuk kuantitas anggaran sebesar 407.998.660 kg.
Hal tersebut dapat diperoleh dengan membandingkan total anggaran biaya
penyusutan dengan total anggaran volume produksi.
Pengendalian biaya penyusutan ini meliputi pengendalian biaya
penyusutan tanaman, biaya penyusutan umum, dan biaya penyusutan pengolahan.
tahun 2013 adalah 143,10/kg dengan total biaya sebesar Rp. 59.630.443.580
untuk kuantitas realisasi sebesar 416.718.010 kg.
penyimpangan Biaya Penyusutan
Anggaran biaya penyusutan kelapa sawit tahun 2013 Rp. 39.533.663.000,-
Realisasi biaya penyusutan kelapa sawit tahun 2013 Rp. 59.630.443.580,-
Selisih Rp. 20.096.780.580,-
Atau 50,83%
Selisih sebesar Rp. 20.096.780.580 merupakan penyimpangan yang tidak
menguntungkan ( unfavorable variance )
Realisasi biaya penyusutan kelapa sawit 2013 berada di atas anggaran disebabkan
oleh :
Perbedaan kuantitas
= (kuantitas sesungguhnya – kuantitas standar) x harga standar
= 416.718.010 – 407.998.660) x 96,90
= 8.719.350 x 96,90
= 844.905.015 ( unfavorable variance )
Perbedaan harga
= (harga sesungguhnya –harga standar) x kuantitas sesungguhnya
= (143,10 – 96,90) x 416.718.010
= 46,20 x 416.718.010
2. Pengawasan Biaya Pembelian
Besarnya anggaran biaya pembelian untuk setiap kg produksi dihitung
dengan membandingkan total anggaran biaya pembelian dengan total anggaran
volume produksi. Untuk tahun 2013, anggaran biaya pembelian untuk setiap kg
produksi kelapa sawit sebesar 288,43/kg dengan total biaya sebesar Rp.
337.721.227.000,-
Dengan perincian
Biaya pembelian produksi Rp. 58.955.732.000,-
PIR Rp. 278.765.504.000,-
Total Anggaran Biaya Pembelian Rp. 337.721.227.000,-
Dan perincian kuantitas anggaran :
Produksi PIR 19.971.959 kg
Produksi rakyat 97.234.050 kg
Total 117.206.009 kg
Pengendalian biaya pembelian ini meliputi pengendalian biaya pembelian
produksi PIR dan biaya pembelian produksi rakyat. Besarnya realisasi biaya
pembelian untuk setiap kg produksi kelapa sawit untuk tahun 2013 adalah
3080,39/kg dengan total biaya sebesar Rp. 445.767.289.840,- untuk kuantitas
realisasi sebesar 144.711.473 kg.
Adapun total realisasi biaya pembelian sebesar Rp. 445.767.289.840,- terdiri dari :
Biaya pembelian produksi PIR Rp. 68.824.625.350,-
Biaya pembelian produksi rakyat Rp. 376.942.637.490,-
Total Realisasi Biaya Pengolahan Rp. 445.767.389.840,-