SKRIPSI
PENGARUH KREATIVITAS DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA
USAHA SURABI BANDUNG DI MEDAN
OLEH :
VIDO HAWARI 110502268
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SURABI BANDUNG
Pelayanan jasa merupakan salah satu hal yang cukup penting dalam menentukan kepuasan pelanggan.Layanan yang baik menjadi salah satu syarat kesuksesan suatu produk dalam perusahaan.Kualitas layanan sering diartikan sebagai pembanding antara layanan yang diharapkan dengan layanan yang diterima oleh konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan (tangible, emphaty, responsiveness, reliability, dan assurance) terhadap kepuasan pelanggan. Studi dilakukan pada usaha. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen yang menggunakan lebih dari sekali yaitu berjumlah 100 orang pada bulan Mei 2015. Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 50 orang konsumen yang menggunakan dengan menggunakan rumus Slovin. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kualitas pelayanan (tangible, emphaty, responsiveness, reliability, dan assurance) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF SERVICE QUALITY ON CUSTOMER SATISFACTION OF SURABI BANDUNG
Services are one of the most important matters in determining customer satisfaction. A good service is one of the requirements to the success of a product or a business. Service quality is often interpreted as a comparison of expectations with performance, between the expected service and the service received by the consumers. The purpose of this study is to identify and analyze the influence of service quality (tangible, empathy, responsiveness, reliability and assurance) on customer satisfaction. This research is performed at). The population of this study was all the consumer that used and benefit the services provided in the month of May 2015 that amounted to 100 people. Samples in this study were customers of, and was taken using the Slovin formula which is a total of 50 people. The hypothesis in this research is analyzed using the multiple regression analysis. The results showed that partially, service quality (tangible, empathy, responsiveness, reliability and assurance) is affected positively and significantly towards customer satisfaction.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam peneliti hanturkan kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penulisan
skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Skripsi
ini peneliti persembahkan untuk ayahanda tercinta YUSRIANDO dan ibunda tercinta ROVIDA
UTAMI yang tidak pernah berhenti mendo’akan, mendukung, dan selalu bersusah payah kerja
keras agar peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dan menggapai cita-citanya dikemudian
kelak.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh KREATIVITAS DAN KUALITAS Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan pada usaha surabi Bandung di Medan”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc. (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.Ak, CAselaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi, selaku Ketua dan Sekretaris
Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., MSi dan Ibu Dra. Friska Sipayung, MSi, selaku Ketua dan
Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
5. Bapak drs. Ami dilham SE, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu, serta pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.
6. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar M.Si. selaku Pembaca Penilai.
7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang luar
biasa dengan ketulusan hati memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
8. Seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
9. Buat adik puti tiara aurora, yang selalu mendukung dan mendoakan penulis tiada
henti-hentinya.
10.Buat Sahabat yang saya sayangi (, Anggi Rahwinda, Alfariza,), yang telah berbagi ilmu dan
pengalaman, serta motivasi, dan inspirasinya. Buat teman sepermainan Deby, Miranda, Tika,
Fadhil, , Ali, Taufik, Irvan, Raja, Adit, Ajo, Stambuk 2011 yang mendukung dalam
pembuatan skripsi.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti
lainnya.
Medan, AGUSTUS 2015 Penulis
DAFTAR ISI
2.1.3.2 Strategi dan Pengukuran Kepuasan Pelanggan 19
3.9.3 Uji Multikolinearitas ... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Surabi Bandung di Medan ... 45
4.2 Analisis Deskriptif ... 45
4.2.1 Karakteristik Responden ... 45
4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 46
4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 46 4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 47
4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 63
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 64
4.4 Regresi Linear berganda ... 66
4.5 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ... 68
4.6 Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t) ... 69
4.7 Koefisien Determinasi ( ) ... 73
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian ... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 76
5.2 Saran ... 77
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ... 24
3.1 Operasional Variabel ... 30
3.2 Pengukuran Skala Likert ... 33
3.3 Validitas Tiap Butir Pernyataan Item-Total Statistics ... 37
3.4 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 39
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 46
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 47
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 47
4.4 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kreativitas ... 48
4.5 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Tangible ... 52
4.6 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Emphaty ... 53
4.7 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Responsiveness ... 54
4.8 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Reliability ... 55
4.9 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Assurance ... 57
4.10 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Pelanggan ... 59
4.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 63
4.12 Hasil Perhitungan VIF ... 64
4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 65
4.14 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 67
4.15 Hasil Regresi untuk Uji F (Simultan)... 69
4.16 Hasil Regresi untuk Uji t (Parsial) ... 70
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 27
4.1 Grafik Histogram ... 61
4.2 Grafik Normal Probability Plot ... 62
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SURABI BANDUNG
Pelayanan jasa merupakan salah satu hal yang cukup penting dalam menentukan kepuasan pelanggan.Layanan yang baik menjadi salah satu syarat kesuksesan suatu produk dalam perusahaan.Kualitas layanan sering diartikan sebagai pembanding antara layanan yang diharapkan dengan layanan yang diterima oleh konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas pelayanan (tangible, emphaty, responsiveness, reliability, dan assurance) terhadap kepuasan pelanggan. Studi dilakukan pada usaha. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen yang menggunakan lebih dari sekali yaitu berjumlah 100 orang pada bulan Mei 2015. Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 50 orang konsumen yang menggunakan dengan menggunakan rumus Slovin. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kualitas pelayanan (tangible, emphaty, responsiveness, reliability, dan assurance) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF SERVICE QUALITY ON CUSTOMER SATISFACTION OF SURABI BANDUNG
Services are one of the most important matters in determining customer satisfaction. A good service is one of the requirements to the success of a product or a business. Service quality is often interpreted as a comparison of expectations with performance, between the expected service and the service received by the consumers. The purpose of this study is to identify and analyze the influence of service quality (tangible, empathy, responsiveness, reliability and assurance) on customer satisfaction. This research is performed at). The population of this study was all the consumer that used and benefit the services provided in the month of May 2015 that amounted to 100 people. Samples in this study were customers of, and was taken using the Slovin formula which is a total of 50 people. The hypothesis in this research is analyzed using the multiple regression analysis. The results showed that partially, service quality (tangible, empathy, responsiveness, reliability and assurance) is affected positively and significantly towards customer satisfaction.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pertumbuhan usaha kuliner tradisional di Kota Medan adalah bisnis yang mampu bersaing
dengan kuliner berbasis franchise, seperti Kentucky Fried, Chicken, Star-Buck yang berasal dari usaha multinasional. Bisnis usaha kuliner berbasis makanan tradisional dalam dekade terakhir
tumbuh marak di Kota Medan, seperti Martabak Bangka, Surabi Bandung, ayam penyet, bakso
kampong, dan lain-lain. Fakta ini menunjukan bahwa pangsa pasar untuk Usaha kuliner berbasis
makanan tradisional telah mampu membentuk pangsa pasar (target-market) tersendiri, dan bisa
dikatakan salah satu jajaran bisnis yang paling menjanjikan dengan keuntungan yang
menggiurkan (profitable).
Usaha berbasis tradisional mampu memasuki pasar modern, dalam bentuk out-let seperti restoran merupakan kemajuan yang didorong melalui semangat kreativitas dari pengusaha.
Melalui creative destruction, dapat menghasilkan suatu nilai tambah (added value) guna menghasilkan nilai yang lebih tinggi. Dengan demikian usaha memiliki keunggulan (advantage product) dengan produk lainnya dalam rangka persaingan usaha.
Dengan persaingan yang semakin ketat setiap wirausaha harus mempertimbangkan faktor
agar usaha tersebut dapat bertahan dan berkembang. Adapun faktor-faktor yang mendorong
keberhasilan usaha diantaranya adalah kreativitas dan kualitas pelayanan yang dimiliki oleh
usaha itu sendiri. Steinhoff dan Burgess dalam Suryana (2003:10) menyebutkan bahwa seorang wirausahawan harus memiliki beberapa karakteristik berikut ini agar berhasil, yaitu:
memiliki rasa percaya diri, kerja keras, memahami risiko sebagai bagian dari upaya meraih
memiliki tanggung jawab terhadap hasil, kreatif, menyukai tantangan dan mendapatkan
kepuasan pribadi ketika berhasil mencapai ide-idenya. Menurut Gilaninia et al. (2013), kualitas layanan adalah elemen penting dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan jasa.
Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide baru, dengan mengkombinasikan,
dan mengubah ide yang sudah ada kemudian diproses melalui beberapa tanggapan sehingga
menghasilkan produk atau jasa yang kreatif (Zimmerer, 2008:57).
Disamping kreativitas, pelayanan jasa merupakan salah satu hal yang cukup penting.
Layanan yang baik menjadi salah satu syarat kesuksesan suatu produk dalam perusahaan.
Kualitas layanan sering diartikan sebagai pembanding antara layanan yang diharapkan dengan
layanan yang diterima secara nyata oleh konsumen.
Menurut Sinambela (2010:3), menyebutkan pada dasarnya manusia membutuhkan
pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan manusia. Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain. Pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan pemilikan
apapun. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan keinginan
konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri.
Usaha kuliner Surabi Bandung saat ini sudah mulai berkembang di Kota Medan, baik yang
berada di rumah makan mewah pada gedung-gedung mewah (restoran), kedai/warung yang
menempel di sekitar Rumah Toko (Ruko) di depan swalayan hingga pedagang kaki lima, yang
berjajar di pinggir-pinggir jalan (street vendors).
Para pebisnis Kuliner Surabi Bandung sudah menyadari bahwa bahwa kreativitas dan
kualitas pelayanan merupakan strategi untuk memproduksi dan memasarkan produk Surabi
telah diciptakan berbagai jenis dan rasa yang dikembangkan dari rasa aslinya. dimana makanan
khas daerah ini dulunya hanya berupa tepung terigu dengan membakarnya ditungku pembakaran
dan disajikan dengan gula merah.
Pelaku bisnis telah membuat sebuah kreativitas pada tampilan produk dan cita rasa bervariasi
dengan aroma dan rasa yang khas seperti : Surabi rasa durian, pisang, nangka, coklat, pandan,
telur sosis, jagung sambal saos, sosis keju special. Tujuannya untuk menambah pasar penjualan
serta menghindarkan kejenuhan pasar (market saturation). Sedangkan faktor pelayanan
ditekankan kepada tata letak outlet, keindahan steling, pelayanan karyawan dengan keramahan, higenitas, serta kualitas makanan untuk memotivasi konsumen kembali dan bahkan mengajak
teman-temannya pada masa mendatang. Dalam kaitan usaha Surabi Bandung, keberhasilan
usaha dapat disebutkan bahwa kemampuan mereka mendapatkam keuntungan, meningkatnya
jumlah konsumen dari awal berdiri, bertambahnya outlet atau cabang baru, bertambahnya tenaga
kerja dalam kurun waktu tertentu.
Menurut prasurvey yang dilakukan masih terdapat kendala dalam melakukan bisnis ini,
antara lain selera personal yang berbeda antara orang Medan dengan orang Bandung itu sendiri.
Dalam sistem pelayanan, pemasaran dan promosi cenderung konvensional yang mengandalkan
face to face, tanpa menggunakan media yang efektif karena dianggap pemborosan. Demikian juga minimnya akses permodalan dengan pihak perbankan serta tidak adanya jaringan bisnis,
yang kerap sekali diabaikan oleh pelaku bisnis.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
“Apakah kreativitas dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan Surabi Bandung di Medan ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dirumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan dari
penelitian ini adalah : “untuk mengetahui pengaruh kreativitas dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan Surabi Bandung di Medan”
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak diantaranya :
1. Bagi wirausaha Surabi Bandung
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dan tambahan informasi
usaha Surabi Bandung
2. Bagi Peneliti
Untuk menyelesaikan tugas akhir dalam pembuatan skripsi.
3. Bagi peneliti lainnya
Dapat digunakan sebagai informasi yang berguna terhadap dunia ilmu pendidikan
khususnya pengetahuan di bidang kewirausahaan dan diharapkan dapat digunakan
penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan referensi perpustakaan bagi para peneliti lebih
lanjut dan sebagai bahan referensi perpustakaan bagi para peneliti, khususnya
lanjut dan sebagai bahan referensi perpustakaan bagi para peneliti lebih lanjut dan
sebagai bahan referensi perpustakaan bagi para peneliti selanjutnya di Fakultas Ekonomi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kreativitas
Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah, yang memberikan
individu menciptakan ide-ide asli/adaptif fungsi kegunaannya secara penuh untuk berkembang.
Kreativitas mengacu pada kemampuan mengkombinasikan ide-ide dengan cara tertentu atau
membuat keterkaitan yang tidak biasa terhadap ide-ide. Organisasi yang kreatif mengembangkan
cara-cara unik dalam mengerjakan atau memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapinya.
Tetapi kreativitas saja tidaklah cukup.
Kreativitas merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan
perwujudan diri (aktualisasi diri) dan merupakan kebutuhan paling tinggi bagi manusia Maslow
dalam Munandar (2009:23)
Supriadi dalam Rachmawaty (2009:15) menyebutkan bahwa kreativitas adalah
kemampuan sesorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya
nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ada. Kreativitas merupakan kemampuan
berfikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya ekskalasi dalam kemampuan berfikir,
ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi dan integrasi antara tahap perkembangan.
Cambel dalam Manguhardjana (2006:76) menyebutkan kreativitas sebagai suatu kegiatan
yang mendatangkan hasil yang sifatnya:
a. Baru atau novel, yang diartikan sebagai inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik,
b. Berguna atau usefull, yang diartikan sebagai lebih enak, lebih praktis, mempermudah, mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan,
mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil yang baik.
c. Dapat dimengerti atau understandable, yang diartikan hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu, atau sebaliknya peristiwa-peristiwa yang terjadi begitu saja, tak
dapat dimengerti, tak dapat diramalkan dan tak dapat diulangi.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dipahami bahwa kreativitas mengacu
kepada kemampuan mencipta kreasi baru dari seseorang yang membedakannya dengan karya
orang lain yang bertujuan untuk menyelesaikan solusi atas permasalahan yang dihadapi baik oleh
individu mapun organisasi. Dalam penentuan kreativitas itu diperlukan informasi dan data agar
kreasi baru tersebut dapat optimal.
2.1.1.1 Ciri-Ciri Kreativitas
Ciri kreativitas adalah rasa atau hasrat ingin tahu, bersifat terbuka terhadap pengalaman
baru, berkeinginan untuk menemukan dan meneliti, cenderung melakukan tugas yang berat dan
sulit, bergairah, aktif dan mempunyai dedikasi dalam melakukan tugas, berpikir fleksibel,
menanggapi pertanyaan dan kebiasaan untuk memberikan jawaban yang lebih banyak. Seseorang
Dengan kreatifitas dapat menganalisa semua permasalahan yang ada, serta mencari sintesisnya
dan kemudian melakukan evaluasi.
Guilford dalam Munandar (2009:53) mengemukakan ciri-ciri kreativitas, antara lain :
a. Kelancaran berfikir (fluency of thinking), yaitu kemmapuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. Dalam kelancaran
b. Keluwesan berfikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat sesuatu
masalah, dari sudut pandang yang berbeda, mencari alternative yang berbeda-beda,
serta mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran.
Orang kreatif adalah orang yang luwes dalam berfikir. Mereka dengan mudah dapat
meninggalkan cara berfikir lama dan menggantikannya dengan cara berfikir baru.
c. Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi
sehingga menjadi lebih menarik.
d. Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat dipahami bahwa indikator kreativitas dari aspek
kelancaran berfikir meliputi kemampuan untuk : mencetuskan banyak gagasan, jawaban,
penyelesaian masalah atau pertanyaan; memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan
berbagai hal; selalu memberikan lebih dari satu jawaban.
Kreativitas dari aspek keluwesan meliputi kemampuan : menghasilkan gagasan, jawaban
atau pertanyaan yang bervariasi; dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang
berbedabeda; mencari banyak alternatif; mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran;
Kreativitas dari aspek ketrampilan berpikir orisinal meliuputi kemampuan: mampu
melahirkan ungkapan yang baru dan unik; memikirkan cara yang tidak lazim untuk
mengungkapkan diri; mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari
Kreativitas dari aspek ketrampilan mengelaborasi adalah merupakan kemampuan untuk
mengembangkan gagasan dan mengurai secara terperinci. Adapun indikator dari ketrampilan
mengelaborasi dapat disebutkan sebagai berikut : mampu memperkaya dan mengembangkan
suatu gagasan atau produk; menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu obyek,
gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
2.1.1.2 Faktor-Faktor Kreativitas
Kreativitas itu dimulai dari berfikir kreatif dari seseorang maupun kelompok. Menurut
Coleman dan Hammen dalam Munandar (2009:54), berpikir kreatif tumbuh subur bila ditunjang
oleh faktor personal dan situasional. Faktor yang secara umum menandai orang-orang kreatif
adalah :
1. Kemampuan Kognitif : Termasuk di sini kecerdasan di atas rata-rata, kemampuan melahirkan
gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang berlainan, dan fleksibilitas kognitif.
2. Sikap yang terbuka : orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal maupun
eksternal.
3. Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri : orang kreatif ingin menampilkan
dirinya semampu dan semaunya, ia tidak terikat oleh konvensi-kovensi. Hal ini menyebabkan
orang kreatif sering dianggap “nyentrik” atau gila. Selain faktor lingkungan psikososial,
beberapa peneliti menunjukan adanya faktor situasional lainnya. Maltzman menyatakan
adanya faktor peneguhan dari lingkungan. Dutton menyebutkan tersedianya hal-hal istimewa
bagi manusia kreatif, dan Silvano Arieti menekankan faktor isolasi dalam menumbuhkan
kreativitas.
Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa faktor-faktor kreativitas seseorang adalah
budaya individu sangat mempengaruhi kreativitas. Dengan perkataan lain, faktor kreativitas
ditentukan dari dalam dan luar individu dan interaksinya sehingga memiliki kemampuan atau
motivasi dalam berfikir secara kreatrif dalam menciptakan kreasi baru atas ide, produk,
imaginasi, dll.
Dalam persfektif penelitian ini kreativitas dimaksudkan adalah kreativitas dalam
performance produk makanan/kuliner Surabi Bandung. Dengan berbagai kreativitas Surabi Bandung saat ini memiliki sajian menu baru. Surabi Bandung merupakan makanan khas daerah,
dimana makanan khas daerah ini dulunya hanya berupa tepung terigu dengan membakarnya
ditungku pembakaran dan dihidangkan dengan gula merah. Saat ini Surabi Bandung dengan
suatu kreativitas, dengan merindukannya dengan bermacam-macam kreasi campuran seperti :
Surabi Durian Pisang, Surabi Durian, Nangka, Coklat, Surabi Pandan, Surabi Telur Sosis, Surabi
Jagung Sambal Saos, dan Surabi Sosis Keju Special. Keragaman menu dan rasa ini menarik
orang untuk membeli atau menikamatinya.
Dalam penelitian ini menggunakan indikator pelayanan Surabi Bandung, menggunakan
pendapat Moehyi (1992:43), antara lain:
a. Fisik makanan
Penyajian makanan sangat penting selain dari cita rasanya, karena tampilan bentuk, warna
dan kreasi lainnya dapat merangsang indera penglihatan, sehingga membangkitkan selera
konsumen.
b. Warna makanan
Warna makanan memegang peranan penting dalam penampilan makanan, karena apabila
warnanya tidak menarik akan mengurangi selera konsumen memakannya.
Konsistensi makanan juga merupakan komponen yang turut menentukan cita rasa makanan
karena sensitivitas indera dipengaruhi oleh konsistensi makanan.
d. Bentuk makanan yang disajikan
Untuk membuat makanan menjaadi lebih menarik, biasanya disajikan dalam bentuk-bentuk
tertentu. Bentuk makanan yang serasa akan memberikan daya tarik tersendiri bagi setiap
makanan yang disajikan.
e. Porsi makanan
Potongan makanan yang terlalu kecil atau besar akan merugikan penampilan makanan.
Pentingnya porsi makanan, bukan saja berkenaan dengan waktu disajikan, tetapi juga
berkaitan dengan perencanaan dan perhitungan pemakaian bahan.
f. Rasa makanan
Penilaian terhadap bahan makanan berbeda-beda, tergantung dari kesenangan atau selera
seseorang. Penilaian akan berbeda karena pengalaman, misalnya rasa enak pada jenis
makanan yang sama tentunya berbeda pada setiap orang.
g. Aroma makanan
Aroma yang disajikan merupakan daya tarik yang kuat, dan mampu merangsang indra
penciuman, sehingga membangkitkan selera.
h. Keempukan makanan
Keempukan makanan selain ditentukan oleh mutu bahan makanan yang digunakan juga
i. Kerenyahan makanan
Kerenyahan makanan berpengaruh tersendiri pada cita rasa makanan. Kerenyahan
makanan adalah makanan menjadi kering, tetapi tidak keras sehingga enak untuk dimakan.
j. Tingkat kematangan
Tingkat kematangan makanan dalam masakan belum mendapat perhatian karena
umumnya masakan Indonesia harus dimasak sampai masak benar.
k. Temperatur makanan
Temperatur makanan waktu disajikan memegang peranan penting dalam penentuan cita
rasa makanan. Namun makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin akan sangat
mengurangi sensivitas seorang pengecap terhadap rasa makanan.
2.1.2 Kualitas Pelayanan
Kegiatan pelayanan adalah kegiatan sadar yang dilakukan oleh seseorang dalam
memenuhi kebutuhan orang lain dengan cara yang terbaik, melayani adalah kesediaan seseorang
untuk memberikan layanan pada orang lain, kesediaan memberi haruslah muncul dari sebuah
kesadaran dalam diri seseorang tanpa adanya paksaan dari pihak manapun, Agar seseorang mau
melakukan secara sadar dan ikhlas dalam melakukan sesuatu.
Menurut Hasibuan (2010:72), pelayanan adalah: “kegiatan yang dapat diidentifikasikan dan tidak berwujud dan merupakan tujuan penting dari suatu rencana transaksi, guna
memberikan kepuasan kepada konsumen, pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dilakukan
secara ramah tamah, adil, cepat, tepat dengan etika yang baik memenuhi kebutuhan dan
Layanan yang baik menjadi salah satu syarat kesuksesan suatu produk dalam perusahaan.
Kualitas layanan sering diartikan sebagai perbandingan antara layanan yang diharapkan dengan
layanan yang diterima secara nyata oleh konsumen. Tjipto (2007:37) mendefinisikan kualitas
jasa pelayanan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sebagai
ekspektasi pelayanan.
Menurut Moenir (2008:16) pelayanan adalah sebuah proses pemenuhan kebutuhan
melalui aktifitas orang yang menyangkut segala usaha yang dilakukan orang lain dalam rangka
mencapai tujuannya.
Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa pelayanan merupakan tindakan tak
berwujud (intangible) yang bertujuan untuk memberikan pengharapan untuk memuaskan konsumen dengan ramah tamah, adil, cepat, tepat dengan etika yang baik. Ketika konsumen
merasakan kepuasannya terpenuhi, maka market share (pangsa pasar) sebuah perusahaan dapat tumbuh dan berkembang.
2.1.2.1 Faktor Kualitas Pelayanan
Kata kunci dalam pelayanan adalah kualitas, dimana pelayanan yang diberikan dapat
memuaskan orang lain. Dalam persfektif dunia usaha kualitas pelayanan ditujukan untuk
memuaskan konsumen dalam memenuhi ekspektasi dalam mengkonsumsi barang dan jasa yang
ditawarkan.
Kata kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda dan bervariasi mulai dari yang
konvesional hingga yang lebih strategis. Pengertian secara konvensional dari pelayanan adalah
persfektif strategis disebutkan kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi kebutuhan
pelanggan (meeting the needs of costumers).
Parasuraman et al. dalam Zeithamil dan Bitner (2003:118) menyebutkan bahwa konsumen dalam melakukan penilaian terhadap kualitas jasa ada lima dimensi yang
diperhatikan:
(1) Tangible, yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi (2) Emphaty, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik,
perhatian pribadi, dan memenuhi kebutuhan para pelanggan
(3) Responsiveness, yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
(4) Reliability, yaitu kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, kehandalan, dan memuaskan.
(5) Assurance, yaitu mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf (bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan)
Parasuraman et al. (2002:43), menyatakan ada 2 faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expective service (pelayanan yang diharapkan), dan perceived service
(pelayanan yang diterima). Kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan dari keinginan
pelanggan serta ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan.
Dalam persfektif pelanggan, pelayanan adalah menyesuaikan diri dengan spesifikasi yang
dituntut pelanggan. Pelanggan memutuskan bagaimana kualitas yang dimaksud dan apa yang
dianggap penting. Pelanggan mempertimbangkan suatu kualitas pelayanan pada persoalan
bentuk, sehingga dapat ditemukan:
2. Kualitas adalah tercapainya sebuah harapan dan kenyataan sesuai komitmen yang
telah ditetapkan sebelumnya.
3. Kualitas dan integerasi merupakan sesuatu yang tak terpisahkan.
Menurut Tjiptono (2007:61), menyimpulkan bahwa “citra kualitas layanan yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang/persepsi penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut
pandang/persepsi konsumen”. Hal ini disebabkan karena konsumenlah yang mengkonsumsi serta yang menikmati jasa layanan, sehingga merekalah yang menentukan kualitas jasa. Persepsi
konsumen terhadap kualitas jasa merupakan penilaian yang menyeluruh terhadap keunggulan
suatu jasa layanan.
Dalam penelitian ini aspek pelayanan ditentukan dengan 5 dimensi, sebagaimana
menurut Parasuraman et al. dalamZeithamil dan Bitner (2003:118), yakni : 1. Tangible, yaitu meliputi fasilitas fisik
a. Lokasi tempat penjualan dan parkir kenderaan
b. Tampilan tempat berjualan
c. Kebersihan peralatan
d. Penampilan fisik karyawan
2. Emphaty :
e. Kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik
f. Memiliki perhatian pribadi kepada pelanggan
g. Memenuhi kebutuhan para pelanggan
3. Responsiveness, yaitu
h. Menyapa pelanggan ketika sampai
4. Reliability, yaitu j. Pesanan tepat waktu
k. Mendahulukan pemesan pertama
l. Sesuai pesanan dengan yang disajikan
5. Assurance, yaitu
m. Memahami produk ditawarkan
n. Sopan-santun kepada pelanggan
2.1.3. Kepuasan Pelanggan
2.1.3.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan
Dunia bisnis saat ini cenderung mengutamakan kepuasan yang ditujukan bagi pelanggan
dibandingkan faktor lainnya, seperti harga, komunikasi, promosi maupun lainnya. Agar
mendapatkan kepuasan pelanggan tentu tidaklah mudah seperti yang dibayangkan, sehingga hal
ini menjadi tantangan tersendiri bagi setiap perusahaan yang mengutamakan kepuasan
pelanggan. Berbagai upaya dilakukan oleh manajemen perusahaan mulai dari hal kecil seperti
membina hubungan komunikasi yang baik dilakukan secara rutin sampai dengan hal besar
seperti memberikan pelayanan yang optimal semuanya ditujukan untuk memperoleh kepuasan
pelanggan. Akan tetapi, kepuasan pelanggan cenderung mengalami perubahan baik sifatnya naik
atau penurunan yang sulit ditentukan batas lama waktunya, sehingga untuk dapat
mempertahankan kepuasan pelanggan bukanlah hal yang dapat dilakukan dan diselesaikan dalam
Menurut Assauri (2012:11), “Kepuasan pelanggan merupakan suatu indikator ke depan
akan keberhasilan bisnis perusahaan, yang mengukur bagaimana baiknya tanggapan pelanggan
terhadap masa depan bisnis perusahaan”.
Menurut Kotler dan Keller (2007:177), kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan
terhadap kinerja yang diharapkan.
Menurut Tjiptono dan Chandra (2011:292), kepuasan pelanggan ada tiga komponen
utama yaitu :
1. Kepuasan pelanggan merupakan respon (emosional atau kognitif).
2. Respon tersebut menyangkut fokus tertentu (ekspektasi, produk, pengalaman konsumsi
dan seterusnya).
3. Respon terjadi pada waktu tertentu (setelah konsumsi, setelah pemilihan produk/jasa,
berdasarkan pengalaman akumulatif, dan lain-lain)”.
Berdasarkan pengertian kepuasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan
pelanggan merupakan respon penting terhadap suatu produk atau jasa yang telah dikonsumsi
dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menggunakan respon berupa emosional. Produk berupa
barang atau jasa yang lebih diminati dapat mempunyai daya saing yang tinggi di pasaran, bila
perusahaan mampu memberikan kepuasan pada pelanggan melalui berbagai aktivitas pemasaran
yang efektif dan efisien serta menjadi penentu bagi keberhasilan bisnis perusahaan di masa
mendatang.
Pada persaingan saat ini sebagian besar perusahaan baik skala besar dan menengah
berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik bagi pemenuhan kebutuhan pelanggan yang
terus meningkat dari waktu ke waktu, sehingga perusahaan dapat bertahan dan merebut pangsa
pasar. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen perusahaan yaitu membuat strategi
yang tujuan untuk menumbuhkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan dalam
mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Dengan adanya strategi kepuasan pelanggan
yang tepat sasaran ini, maka diharapkan diperoleh kepuasan pelanggan meskipun masih ada
beberapa bagian kecil yang terlewatkan yang menyangkut kepuasan pelanggan yang perlu
diperbaiki kedepannya. Hal-hal yang mempengaruhi perubahan kepuasan pelanggan yang
sifatnya menurun dan merugikan bagi perusahaan haruslah diantisipasi seoptimal mungkin masa
mendatang.
Strategi kepuasan pelanggan yang sebaiknya terus dilakukan secara berkesinambungan
sehingga dapat memberikan manfaat dan keuntungan lebih dan sifatnya jangka panjang bagi
kemajuan kegiatan usaha. Strategi kepuasan pelanggan dapat diwujudkan dengan terus menerus
melakukan perbaikan maupun peningkatan kepuasan pelanggan. Sebagain besar perusahaan
dapat menerapkan bisnis kombinasi antara strategi ofensif dan defensif. Pada umumnya, pada
strategi ofensif ditujukan untuk meraih atau mendapatkan pelanggan baru. Dengan menggunakan
strategi ini perusahaan berharap dapat meningkatkan pangsa pasar seperti yang ditargetkan,
penjualan dan jumlah pelanggannya. Sementara itu, pada strategi defensif mencakup usaha untuk
mengurangi kemungkinan pelanggan yang berpindah atau beralih kepada pemasar lain.
1. Core service strategy, yaitu merancang dan memasarkan jasa inti yang bisa mendasari bertumbuhnya relasi pelanggan. Jasa ini lebih ditujukan pada kebutuhan pokok untuk pasar
sasaran, dan bukan kebutuhan sampingan.
2. Relationship customization, yaitu mengadaptasi jasa atau layanan yang ditawarkan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan spesifik pelanggan secara individual.
3. Service augmentation, yakni menambahkan layanan-layanan ekstra pada jasa utama untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari penawaran para pesaing.
4. Relationship pricing, yaitu menggunakan harga sebagai insentif untuk menjalin relasi jangka panjang.
5. Internal marketing, yaitu menciptakan iklim organisasi yang bisa memastikan bahwa staf layanan yang tepat menyampaikan jasa secara tepat.
Menurut Tjiptono dan Chandra (2011:314-319), ada empat metode untuk mengukur
kepuasan pelanggan yaitu :
1. Sistem keluhan dan saran (advice and complain system)
Pada kondisi seperti ini, kegiatan perusahaan cenderung berorientasi pada pelanggan perlu
menyediakan kesempatan dan akses yang mudah serta memberikan kenyamanan bagi
pelanggan untuk dapat menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan dan media yang
biasa digunakan dapat berupa kotak saran yang ditempatkan dilokasi strategis.
2. Ghost shopping (mystery shopping)
Pada kondisi ini, cara yang tepat memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan yaitu
dengan memperkerjakan beberapa orang ghost shoppers untuk berpura-pura menjadi pelanggan potensial dalam membeli produk perusahaan pesaing.
Pada kondisi ini, perusahaan haruslah berupaya secara optimal untuk menghubungi
pelanggan yang telah berhenti membeli produk atau jasa dengan telah pindah kepada
pesaingnya. Hal ini perlu dilakukan agar dapat memahami mengapa hal tersebut dapat terjadi
dan perusahaan agar dapat mengambil kebijakan untuk perbaikan atau penyempurnaan yang
lebih baik di masa mendatang.
4. Survei kepuasan pelanggan
Pada kondisi ini, perusahaan melakukan riset kepuasan pelanggan dengan menggunakan
metode survei baik melalui pos, telepon, e-mail, websites, maupun wawancara secara langsung dengan pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dilakukan
melalui beberapa cara yaitu :
a. Directly reported satisfaction
Pengukuran dilakukan dengan meggunakan item spesifik yang menanyakan tingkat
kepuasan yang dirasakan pelanggan.
b. Derived satisfaction
Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal yaitu (1) tingkat harapan atau ekspektasi
pelanggan terhadap kinerja produk atau perusahaan pada atribut relevan, (2) persepsi
pelanggan terhadap kinerja actual produk atau perusahaan bersangkutan.
c. Problem analysis
Pada teknik ini, responden diminta untuk mengungkapkan masalah yang dihadapinya
berkaitan dengan produk atau jasa perusahaan dan saran perbaikan. Kemudian akan
dilakukan analisis konten terhadap semua permasalahan yang ada dan saran perbaikan
guna dapat mengidentifikasi bidang utama yang membutuhkan perhatian dan tindak
d. Importance performance analysis
Pada teknik ini, responden diminta untuk menilai tingkat kepentingan pada berbagai
atribut yang relevan dan tingkat kinerja perusahaan pada masing-masing atribut tersebut.
Kemudian nilai rata-rata tingkat kepentingaan atribut dan kinerja perusahaan akan
dianalisis di importance-performance matrix.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam.
Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini:
5. Erlangg
Menurut Sugiyono (2012:60) kerangkan berfikir adalah menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel yang akan diteliti. Dengan persaingan yang semakin ketat setiap
wirausaha harus mempertimbangkan faktor agar usaha tersebut dapat bertahan dan berkembang.
Adapun faktor-faktor yang mendorong kepuasan konsumen diantaranya adalah kreativitas dan
kualitas pelayanan yang dimiliki oleh usaha itu sendiri. Steinhoff dan Burgess dalam Suryana (2003:10) menyebutkan bahwa seorang wirausahawan harus memiliki beberapa karakteristik
bagian dari upaya meraih sukses, memiliki kemampuan organisasi, dapat menentukan tujuan,
berorientasi hasil, memiliki tanggung jawab terhadap hasil, kreatif, menyukai tantangan dan
mendapatkan kepuasan pribadi ketika berhasil mencapai ide-idenya. Menurut Gilaninia et al. (2013), kualitas layanan adalah elemen penting dalam menentukan keberhasilan suatu
perusahaan jasa.
Kreativitas memegang peranan penting dalam mewujudkan kebehaasilan usaha.
Dengan kreativitas sebagai kemampuan untuk bermigrasi dan menghasilkan ide-ide baru,
dengan mengkombinasikan, mengubah atau menerapkan ide-ide yang sudah ada yang kreatif
yang kemudian diproses melalui beberapa tanggapan sehingga menghasilkan produk atau jasa
yang kreatif (Zimmerer, 2008:57).
Disamping kreativitas, pelayanan jasa merupakan salah satu hal yang cukup penting dalam
menentukan kepuasan konsumen. Layanan yang baik menjadi salah satu syarat kesuksesan suatu
produk dalam perusahaan. Kualitas layanan sering diartikan sebagai pembanding antara layanan
yang diharapkan dengan layanan yang diterima secara nyata oleh konsumen.
Sinambela (2010:3) menyebutkan, pada dasarnya manusia membutuhkan pelayanan, bahkan
secara ekstrim dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia.
Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada
pihak lain. Pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan pemilikan apapun. Pelayanan
merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan keinginan konsumen demi
tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan dalam kerangka dan paradigma
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan, maka
hipotesis penelitian ini adalah : Kreativitas dan Kualitas Pelayanan berpengaruh signifikan
terhadap Kepuasan Pelanggan. Kreativitas (X1)
Kualitas Pelayanan (X2)
BAB III
METODE PENELITIAIN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian eksplanasi
asosiatif dimana penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih (Sugiyono, 2012:11). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah
kreativitas (X1), kualitas pelayanan (X2) dan kepuasan pelanggan (Y).
Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat pengaruh kreatifitas dan kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada usaha kuliner “Surabi Bandung” yang berada di Jalan Gagak
Hitam Kecamatan Medan Sunggal. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan
Agustus 2015.
3.3 Batasan Operasional
Defenisi operasional variabel bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel suatu
faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi operasional variabel diperlukan untuk
menjelaskan variabel yang sudah diidentifikasikan sebagai upaya pemahaman dalam penelitian.
Untuk menghindari kesimpang siuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan
dalam penelitian ini dibuat suatu bahasan operasional terhadap penelitian yang akan diteliti,
keberhasilan usaha sebagai variabel dependen. Dimana variabel yang dianalisis adalah sebagai
berikut :
a. X1 = Variabel Kreativitas
b. X2 = Variabel Kualitas Pelayanan
c. Y = Variabel Kepuasan Pelanggan
3.4 Defenisi Operational Variabel
Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Defenisi variabel
akan memberikan atau menuntun arah peneliti untuk memenuhi unsur penelitian yang
memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Kuncono, 2009:49).
Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Definisi
Operasional
Dimensi Indikator Variabel Skala
Variabel Definisi Variabel Dimensi Indikator Variabel Skala
Kepuasan
Dalam penelitian ini, data diukur dari persepsi responden atas pertanyaan atau pernyataan
yang diajukan. Untuk menentukan nilai atas persepsi responden l penyusunan kuesioner peneliti
menggunakan skala likert 1-5 alternatif pilihan jawaban untuk mengukur sikap responden.
Menurut Simamora (2005) numerical scale yaitu variasi skala deferensial sematik, skala ini menggunakan dua kutub ekstrim positif dan negatif dan pilihan yang tersedia berupa angka,
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki
kuantitas atau kualitas tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan diselidiki dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Kurniawan, 2012 ; 59). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh konsumen usaha “Surabi Bandung” yang terletak di Kota Medan yang datang pada tanggal 11 Mei – 7 Juni 2015 dan lebih dari 1 kali kunjungan yaitu 100 konsumen.
3.6.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah “suatu himpunan bagian dari unit populasi”. (Kuncoro, 2009:118). Jumlah
sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin.
n =
Keterangan : n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Standar Error 0,01 (1%)
Dengan menggunakan rumus diatas, maka jumlah sampel penelitian dapat dihitung
dengan cara sebagai berikut:
n =
n =
= 99,009 = 100Maka sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 100 orang konsumen Surabi Bandung
3.7 Jenis Data Penelitian
Data adalah hasil pencatatan penulis, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data adalah
segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan
informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Marzuki, 2005 ; 55).
3.7.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi
penelitian. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara (interview) dan memberikan daftar pertanyaan/kuesioner dan observasi kepada para pelaku usaha kuliner Surabi di Kota
Medan.
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Studi Dokumentasi
Mengumpulkan data dan informasi dari buku, jurna, skripsi, internet yang berhubungan
dengan penelitian.
2. Kepustakaan
Data yang diperoleh dari buku, jurnal, majalah, masmedia yang relevan dengn
penelitian.
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reabilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu kuesioner. Penyebaran
3.8.1 Uji Validitas
Menurut Situmorang dan Lufti (2012 ; 76), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya penelitian ingin mengukur kuesioner di
dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner di dalam pengumpulan dana penelitian,
maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner
tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktik belum tentu data yang terkumpulkan
adalah data yang valid. Banyak hal-hal lain yang akan mengurangi validitas data; misalnya
apakah si pewawancara mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah
ditetapkan dalam kuesioner.
Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Validitas
menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa
pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Pada tahap prasurvei,
kuesioner yang berisi dari kreativitas (X1), kualitas pelayanan (X2), yang mempengaruhi
kepuasan konsumen (Y) industri kreatif di Kota Medan diberikan kepada 30 orang responden
diluar sampel. Uji validitas dan realibilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan
aplikasi software SPSS for Windows.
Pengujian vadilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan kriteria sebagai berikut :
1) Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid dan jika rhitung negatif
dan rhitung < rtabel maka pertanyaan dinyatajan tidak valid
2) rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation
3.8.1.1 Hasil Uji Validitas
Pada pra survey, kuesioner yang berisi 24 pertanyaan yang menyangkut kreativitas (X1), kualitas pelayanan (X2) (tangible (X2.1), emphaty (X2.2), responsiveness (X2.3), reliability
(X2.4), dan assurance (X2.5)) dan kepuasan pelanggan (Y) Surabi Bandung di Medan yang hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
VAR00017 62.13 185.154 .811 .947 Valid
Sumber: Hasil SPSS (diolah) (2015).
Pada Tabel 3.3, r tabel untuk sampel 30 adalah sebesar 0,361, nilai corrected item total correlation untuk 24 butir pernyataan lebih besar dari 0,361 hal ini berarti bahwa 24 butir pernyataan tersebut adalah valid. r hitung > r tabel.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Situmorang dan Lufti (2012;79), reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua
kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten,
maka alat pengukur tersebut reliabel.
Suatu alat ukur disebut mempunyai reabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika suatu alat itu
Pengujian realiabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan Cron bach’s Alpha. Menurut Situmorang dan Luthfi (2012) suatu instrumen dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0,8 reliabilitas sangat baik dan sangat meyakinkan 0,7 < Cronbach Alpha <
0,8 reliabilitas baik, dan Cronbach Alpha < 0,7 reliabilitas kurang meyakinkan.
3.8.2.1 Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.4:
VAR00022 61.97 190.102 .672 .950
Sumber: Hasil SPSS (diolah) (2015).
Berdasarkan tabel 3.4 diatas menunjukkan hasil pengujian nilai Cronbach Alpha
seluruhnya lebih besar dari 0,80. Berdasarkan data diatas maka seluruh butir pernyataan
dinyatakan reliable. Dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrument dalam penelitian.
3.9 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar mendapatkan perkiraan yang tidak bisa dan
efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu uji nornalitas, uji
heteroskedasitas dan uji multikolinearitas.
3.9.1 Uji Normalitas Data
Uji Normalitas Data adalah untuk menguji apakah model regresi variabel independen dan
variabel dependen memiliki distribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan cara:
a. Melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi normal
yang mendekati distribusi normal.
adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
3.9.2 Uji Heteroskedastisitas
Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel
independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada
indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan
5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3.9.3 Uji Multikolinearitas
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda
tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetyahui ada tidaknya gejala
multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor)
melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, 2010 ; 136).
3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif
Metode analasi deskriftif merupakan suatu metode analasi dimana data yang telah di
peroleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterpretasikan secara objektif sehingga
diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik regresi linier berganda.
Analisis regresi berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antara beberapa variabel
bebas yang biasa disebut X dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y (Ginting, 2008
; 191).
Persamaan yang digunakan
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
Y = keberhasilan usaha
a = konstanta
b1,b2 = koefisien regresi
X1 = kreativitas
X2 = kualitas pelayanan
e = standar error
3.11 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji Fhitung untuk mengetahui apakah secara serentak variabel bebas mempunyai pengaruh
positif signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji
Fhitung ini adalah :
H0 : b1 = b2 = 0 (Variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh positif signifikan
terhadap variabel terikat)
H1 : b1 ≠ b2 ≠ 0 (Variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat)
1. H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada = 5%
2. H0 ditolak jika Fhitung < Ftabel pada = 5%
3.12 Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Bentuk pengujiannya yaitu :
H0 : b1 = 0 (Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat)
H1 : b1 ≠ 0 (Variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel terikat)
H0 : b2 = 0 (Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel terikat)
H1 : b2 ≠ 0 (Variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel terikat)
Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusan yaitu :
1. H0 diterima jika thitung < ttabel pada = 5%
2. H0 ditolak jika tFhitung < ttabel pada = 5%
3.13 Identifikasi Determinan (R2)
Identifikasi determinan (R2) berfungsi untuk mengetahui signifikan variabel maka harus
dicari koefisien determinasi (R2). Koefisien determinan menunjukkan besarnya kontribusi
maka semakin baik kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. Jika
determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel
independen adalah besar terhadap variabel dependen. Hal ini berarti, model yang digunakan
semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Surabi Bandung di Medan
Usaha kuliner Surabi Bandung saat ini sudah mulai berkembang di Kota Medan, baik yang
berada di rumah makan mewah pada gedung-gedung mewah (restoran), kedai/warung yang
menempel di sekitar Rumah Toko (Ruko) di depan swalayan hingga pedagang kaki lima, yang
berjajar di pinggir-pinggir jalan (street vendors).
4.2 Analisis Deskriptif
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan. Jumlah
pernyataan seluruhnnya adalah 20 butir untuk variabel X dan 4 butir untuk variabel Y, jadi total
seluruh pernyataan adalah 24 butir. Sebagaimana tujuan penulisan ini, daftar pernyataan
disebarkan kepada responden berisikan pernyataan mengenai Kreativitas (X1) dan Kualitas
pelayanan (X2) (Tangible (X2.1), Emphaty (X2.2), Responsiveness (X2.3), Reliability (X2.4),
Assurance (X2.5)) terhadap Kepuasan pelanggan (Y). Respoden dalam penelitian ini adalah Konsumen Surabi Bandung di Medan di Jalan Gagak Hitam Kecamatan Medan Sunggal.
4.2.1 Karakteristik Responden
Data yang dijadikan dasar perhitungan adalah data primer pada saat penelitian dilakukkan yaitu
pada bulan Agustus 2015. Responden dalam penelitian ini adalah Konsumen Surabi Bandung di
Medan di Jalan Gagak Hitam Kecamatan Medan Sunggal. Hal-hal yang dianalisis dari responden
adalah data pribadi responden yang terdiri dari umur, pekerjaan, dan status.
Umur mayorits responden berada di kategori umur 20-30 tahun dengan persentasi 46%
atau berjumlah 46 orang, sisanya berusia ≥ 31 tahun dengan persentasi 34% atau berjumlah 34
orang, ≤ 19 tahun dengan persentasi 20% atau berjumlah 20 orang. Karakteristik responden
berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Kategori Jumlah
Nominal (orang) %
1 ≤ 19 20 20
2 20-30 46 46
3 ≥ 31 34 34
Sumber: Hasil Penelitian (data diolah) (2015)
4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Mayoritas pekerjaan responden merupakan pelajar/mahasiswa dengan persentasi 45%
atau berjumlah 45 orang, sisanya PNS sebesar 21% atau berjumlah 21 orang, lain-lain sebesar
20% atau berjumlah 20 orang, pegawai swasta sebesar 14% atau berjumlah 14 orang.
Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan dapat diihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Kategori Jumlah
Nominal (orang) %
2 PNS 21 21
3 Pegawai Swasta 14 14
4 Lain-lain 20 20
Sumber: Hasil Penelitian (data diolah) (2015)
4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan
Mayoritas responden berstatus belum/ tidak menikah dengan persentasi 51% atau
berjumlah 51 orang, dan 49 responden menikah dengan persentasi 49%. Karakteristik responden
berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini:
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan
No Kategori Jumlah
Nominal (orang) %
1 Menikah 49 49
2 Belum/Tidak Menikah 51 51
Sumber: Hasil Penelitian (data diolah) (2015)
4.2.2 Deskriptif Variabel
Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif hasil dari penelitian pengaruh
Kreativitas dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Surabi Bandung di Medan,
dengan tanggapan responden sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS) = 5
Netral (N) = 3
Tidak Setuju (TS) = 2
Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
4.2.2.1 Kreativitas (X1)
Tanggapan responden mengenai Kreativitas (X1):
Tabel 4.4
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kreativitas
Item
Sumber: Hasil Penelitian (diolah) (2015)
1. Pada pernyataan “Penyajian bentuk Soerabi menggugah selera makan saya”, dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden menyatakan sangat tidak setuju,
responden yang menyatakan tidak setuju 16 orang atau 16%, 20 orang atau 20%
responden menyatakan netral, 37 orang atau 37% responden menyatakan setuju,
dan 27 orang atau 27% responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil
perhitungan tersebut diketahui bahwa 37 orang atau 37% menyatakan setuju dari
pernyataan ini merupakan kreativitas sebagai penunjang kepuasan Pelanggan.
sangat tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju 18 orang atau 18%,
20 orang atau 20% responden menyatakan netral, 32 orang atau 32% responden
menyatakan setuju, dan 30 orang atau 30% responden menyatakan sangat setuju.
Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 32 orang atau 32% menyatakan
setuju dari pernyataan ini merupakan kreativitas sebagai penunjang kepuasan
pelanggan.
3. Pada pernyataan “Cita rasa yang bervariasi menambah keinginan saya untuk mengkonsumsi Soerabi”, dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden menyatakan sangat tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju 16 orang
atau 16%, 20 orang atau 20% responden menyatakan netral, 36 orang atau 36%
responden menyatakan setuju, dan 28 orang atau 28% responden menyatakan
sangat setuju. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 36 orang atau 36%
menyatakan setuju dari pernyataan ini merupakan kreativitas sebagai penunjang
kepuasan Pelanggan.
4. Pada pernyataan “Porsi makanan per paket pesanan sudah cukup memuaskan”, dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden menyatakan sangat tidak
setuju, responden yang menyatakan tidak setuju 18 orang atau 18%, 20 orang atau
20% responden menyatakan netral, 30 orang atau 30% responden menyatakan
setuju, dan 32 orang atau 32% responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil
perhitungan tersebut diketahui bahwa 32 orang atau 32% menyatakan sangat setuju
dari pernyataan ini merupakan kreativitas sebagai penunjang kepuasan pelanggan.
tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju 14 orang atau 14%, 20 orang
atau 20% responden menyatakan netral, 38 orang atau 38% responden menyatakan
setuju, dan 28 orang atau 28% responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil
perhitungan tersebut diketahui bahwa 38 orang atau 38% menyatakan setuju dari
pernyataan ini merupakan kreativitas sebagai penunjang kepuasan pelanggan.
6. Pada pernyataan “Mutu bahannya berkualitas yang dapat dirasakan dari kempukan makanan ”, dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden menyatakan sangat tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju 16 orang atau 16%,
20 orang atau 20% responden menyatakan netral, 34 orang atau 34% responden
menyatakan setuju, dan 30 orang atau 30% responden menyatakan sangat setuju.
Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 34 orang atau 34% menyatakan
setuju dari pernyataan ini merupakan kreativitas sebagai penunjang kepuasan
Pelanggan.
7. Pada pernyataan “Kemampuan memasaknya baik, sehingga makanan menambah cita rasa dan berselera”, dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden menyatakan sangat tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju 18 orang
atau 18%, 20 orang atau 20% responden menyatakan netral, 34 orang atau 34%
responden menyatakan setuju, dan 28 orang atau 28% responden menyatakan
sangat setuju. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 34 orang atau 34%
menyatakan setuju dari pernyataan ini merupakan kreativitas sebagai penunjang
4.2.2.2 Kualitas Pelayanan (X2) 4.2.2.2.1 Tangible (X2.1)
Tanggapan responden mengenai Tangible (X2.1):
Tabel 4.5
Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Tangible
Item Pernyataan
STS
(1) TS (2) N (3) S (4) SS (5) Total
F % F % F % F % F % F %
1 0 0 16 16 20 20 36 36 28 28 100 100
2 0 0 18 18 20 20 34 34 28 28 100 100
3 0 0 12 12 22 22 38 38 28 28 100 100
Sumber: Hasil Penelitian (diolah) (2015)
1. Pada pernyataan “Saya merasa nyaman berada di Restoran Serabi Bandung”, dapat
digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden menyatakan sangat tidak setuju,
responden yang menyatakan tidak setuju 16 orang atau 16%, 20 orang atau 20%
responden menyatakan netral, 36 orang atau 36% responden menyatakan setuju,
dan 28 orang atau 28% responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil
perhitungan tersebut diketahui bahwa 36 orang atau 36% menyatakan setuju dari
pernyataan ini merupakan kualitas pelayanan sebagai penunjang kepuasan
Pelanggan.
2. Pada pernyataan “Ruangan Restoran Serabi Bandung memiliki fasilitas yang memadai”,
dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0% responden menyatakan sangat tidak
setuju, responden yang menyatakan tidak setuju 18 orang atau 18%, 20 orang atau
20% responden menyatakan netral, 34 orang atau 34% responden menyatakan