• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LKS BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI PADA

MATERI KLASIFIKASI MATERI

(Skripsi)

Oleh M.A. Aminudin

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI

Oleh

M.A. AMINUDIN

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS berbasis multipel representa-si pada materi klarepresenta-sifikarepresenta-si materi. Metode penelitian yang digunakan adalah meto-de Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Penyusunan LKS dilakukan setelah melakukan studi pendahuluan yang terdiri dari studi kepustaka-an dkepustaka-an studi lapkepustaka-angkepustaka-an. Setelah penyusunkepustaka-an maka dilakukkepustaka-an validasi ahli oleh satu dosen ahli terhadap aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan. Setelah itu meminta tanggapan oleh guru yang meliputi aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan, serta meminta tanggapan siswa terhadap aspek keterbacaan dan ke-menarikan. Dari hasil tanggapan guru terhadap LKS yang dikembangkan, diper-oleh persentase pada aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan konstruksi sebesar 92,63%; 94,73%; dan 95,23% dengan kriteria sangat baik. Hasil tanggapan siswa terhadap keterbacaan dan kemenarikan juga sangat baik yaitu dengan persentase 84,42% dan 84,71%.

(3)

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI

Oleh

M.A. AMINUDIN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 4 Juli 1993 sebagai putra keenam dari

enam bersaudara buah hati Bapak Drs. Satijan Alm. dan Ibu Sukatmi.

Pendidikan formal diawali di TK Aisiyah Metro pada tahun 1997 diselesaikan

pada tahun 1999, SD Negeri 1 Metro tahun 2005, SMP Negeri 1 Metro tahun

2008, SMA Negeri1 Metro tahun 2011.

Pada tahun 2011 terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui seleksi jalur tes

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi

mahasiswa pernah menjadi Asisten Praktikum Kimia Dasar, Kimia Organik, dan

Kimia Anorganik, serta sebagai Tutor Mata Kuliah Kimia Larutan dan Kimia

Dasar. Semasa kuliah mendapat Beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa. Selain itu

juga aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKM-F) Forum Pembinaan

dan Pengkajian Islam (FPPI) dan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta

(Himasakta) FKIP Unila. Tahun 2014 mengikuti Program Pengalaman Lapangan

(PPL) yang terintergrasi dengan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alhamdulillahirabbil ‘alamin, kupersembahkan lembaran goresan tinta ini

kepada:

1. Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan karunianya

2. Keluargaku tercinta, yang senantiasa memberikan kasih sayang dan

semangat dalam hidupku

3. Almamaterku tercinta

4. Sahabat –sahabat yang selalu memotivasi dan ada dalam setiap episode

(9)

MOTO

Orang yang terus belajar adalah pemilik masa depan, sedangkan orang yang

berhenti belajar adalah pemilik masa lalu.

(Mario Teguh)

Cara terbaik meramalkan masa depan adalah dengan menciptakan masa depan itu

sendiri.

(Peter F. Drucker)

Kesuksesan bukanlah kunci kebahagian, tetapi kebahagiaan adalah kunci menuju

kesuksesan. Jika kamu benar-benar menyukai apa yang kamu lakukan, maka

kamu akan meraih kesuksesan.

(Albert Schweitzer)

Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat dan

keinginginan adalah buta jika tidak disertai pengetahuan. Dan pengetahuan

adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan semua pelajaran akan sia-sia jika

tidak disertai cinta.

(10)

SANWACANA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

ka-runia-Nya, sehingga dapat diselesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan

LKS Berbasis Multipel Representasi pada Materi Klasifikasi Materi” sebagai

salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan dengan baik. Shalawat

serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi besar Rasulullah Mu-hammad

SAW atas suri tauladan serta syafa’atnya kepada seluruh umat manusia.

Pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila. dan Bapak Dr.

Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

2. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia dan Pembimbing I, Ibu Lisa Tania, S.Pd, M.Sc. selaku pembimbing II,

Ibu Dra. Ila Rosilawati, M. Si. selaku pembahas, dan Ibu Emmawaty Sofya,

S.Si, M.Si atas kesediannya untuk memberikan bimbingan, motivasi, saran

dan kritik, dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi.

3. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan dosen lain yang telah

memberikan ilmunya selama lebih dari tiga tahun ini.

4. Segenap civitas akademik Jurusan Pendidikan MIPA.

5. Keluargaku tercinta, ayah, ibu, mbak, mamas, dan ponakan-ponakan

(11)

x

6. Adik Indah untuk dukungan dan semangat yang telah diberikan selama masa

perkuliahan ini.

7. Teman seperjuanganku, Sayu, Ambar, dan Iam atas kerja sama dan

dukungannya selama penyusunan skripsi ini.

8. Teman-temanku di Pendidikan Kimia 2011 dan kakak-kakak serta adik

tingkatku.

9. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu.

Akhir kata, sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Aamiin.

Bandar Lampung, Agustus 2015 Penulis,

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Konstruktivisme ... 10

B. Media Pembelajaran ... 12

C. Lembar Kerja Siswa ... 14

D. Multipel Representasi ... 18

E. Analisis Konsep Klasifikasi Materi ... 21

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 33

B Lokasi dan Subyek Penelitian ... 35

C Sumber Data Penelitian ... 35

(13)

xiii

E. Teknik Pengumpulan Data ... 39

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 40

G. Teknik Analisis Data ... 46

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Studi Pendahuluan ... 49

B. Hasil Perancangan Produk ... 52

C. Hasil Validasi Ahli ... 56

D. Hasil Uji Coba Terbatas Guru dan Siswa ... 61

E. Karakteristik LKS Hasil Pengembangan ... 68

F. Kendala-Kendala dalam Pengembangan Produk ... 69

G. Faktor Pendukung dalam Pengembangan Produk ... 69

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Analisis KI-KD ... 76

2. Silabus ... 86

3. RPP ... 105

4. Presentase Hasil Analisis Kebutuhan Guru ... 135

5. Deskripsi Hasil Analisis Kebutuhan Guru ... 138

6. Persentase Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ... 143

7. Deskripsi Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ... 149

(14)

xiv

9. Persentase Hasil Validasi Kesesuaian Isi ... 156

10. Hasil Validasi Konstruksi ... . 159

11. Persentase Hasil Validasi Konstruksi ... . 162

12. Hasil Validasi Keterbacaan ... 165

13. Persentase Hasil Validasi Keterbacaan... 167

14. Revisi Produk Setelah Validasi... 170

15. Hasil Penilaian Guru untuk Kesesuaian Isi ... 171

16. Persentase Hasil Penilaian Guru untuk Kesesuaian Isi... 174

17. Hasil Penilaian Guru untuk Keterbacaan ... 177

18. Persentase Hasil Penilaian Guru untuk Keterbacaan... 180

19. Hasil Penilaian Guru untuk Kemenarikan... 183

20. Persentase Hasil Penilaian Guru untuk Kemenarikan... 185

21. Tabulasi Jawaban Angket Keterbacaan Siswa... 189

22. Persentase Hasil Respon Siswa untuk Keterbacaan... 193

23. Tabulasi Jawaban Angket Kemenarikan Siswa... 195

24. Persentase Hasil Respon Siswa untuk Kemenarikan... 200

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Analisis konsep klasifikasi materi ... 22

2. Penskoran pada angket uji kesesuaian isi dan uji kemenarikan berdasarkan skala Likert... 47

3. Tafsiran persentase skor jawaban angket ... 48

4. Struktur materi dalam LKS yang dikembangkan ... 56

5. Hasil validasi ahli terhadap LKS yang dikembangkan ... 56

6. Hasil respon guru terhadap 5KS yang dikembangkan ... 62

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Taksonomi fungsi multipel representasi ... 20

2. Langkah-langkah metode Research and Development (R&D). ... 34

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi saat ini persaingan menjadi semakin ketat, dan ini harus

di-imbangi dengan upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah

satu upaya dalam peningkatan kualitas SDM yaitu melalui pendidikan. Tidak ada

bangsa yang mampu mencapai kemajuan tanpa meletakkan pendidikan sebagai

dasar utama pembangunannya. Pendidikan harus menjadi perhatian utama, karena

tidak mungkin kita mencapai kemajuan bangsa apabila tidak mempersiapkan

ma-nusianya terlebih dahulu, sehingga pendidikan merupakan aspek yang harus

dibe-nahi dalam rangka penyesuaian terhadap era globalisasi saat ini. Pemanfaatan

teknologi pendidikan dalam proses pembelajaran harus dilakukan demi kemajuan

pendidikan, salah satunya pada mata pelajaran sains yang sangat erat kaitannya

dengan kehidupan sehari-hari.

Faktanya di negara kita menurut laporan Trends in International Mathematics and

Science Study (TIMSS) tahun 2011, menyebutkan bahwa nilai rata-rata siswa

In-donesia untuk sains cukup mengecewakan, yaitu menempati urutan ke-40 dari 42

negara. Hasil studi TIMSS ini menunjukkan siswa Indonesia berada pada

rang-king yang amat rendah dalam kemampuan memahami informasi yang kompleks,

teori, analisis, pemecahan masalah, pemakaian alat, prosedur, dan melakukan

(18)

Hasil studi lain yang dilakukan oleh Program for Internasional Student Assesment

(PISA) pada tahun 2012, yaitu studi yang memfokuskan pada literasi bacaan,

ma-tematika, dan IPA menunjukkan juga rendahnya nilai rata-rata siswa Indonesia di

bidang sains, Indonesia hanya menempati posisi ke 64 dari 65 negara anggota

PISA. Hasil studi PISA tersebut menunjukkan bahwa rata-rata siswa Indonesia

hanya mampu mengenali sejumlah fakta dasar tetapi belum mampu

mengkomuni-kasikan dan mengaitkan berbagai topik sains, apalagi menerapkan konsep-konsep

yang kompleks dan abstrak (Husamah dan Setyaningrum, 2013).

Sains alam atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan

pengeta-huan yang tersusun secara sistematik, dan penggunaannya secara umum terbatas

pada gejala-gejala alam yang mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di

permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat kita

amati dengan indera maupun yang tidak. Pada hakikatnya sains merupakan suatu

produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk, sains merupakan sekumpulan

pe-ngetahuan dan konsep, serta bagan konsep. Sebagai suatu proses, sains

merupa-kan proses yang digunamerupa-kan untuk mempelajari objek studi, menemumerupa-kan dan

me-ngembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori sains akan

melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan (Trianto,

2009).

Fokus studi tentang belajar dan mengajar di bidang sains, hendaknya juga lebih

ditekankan pada multipel representasi atau interkoneksi diantara ketiga level

representasi, yaitu: makroskopis, submikroskopis, dan simbolik. Multipel

(19)

interpretasi, dan pembangun pemahaman. Sebagai pelengkap, multipel

represen-tasi digunakan untuk memberikan represenrepresen-tasi yang berisi informasi pelengkap

atau melengkapi proses kognitif. Sebagai pembatas interpretasi, multipel

repsentasi digunakan untuk membatasi kemungkinan kesalahan menginterpretasi

re-presentasi satu dengan rere-presentasi yang lain dan sebagai pemahaman, multipel

representasi dapat digunakan untuk mendorong siswa membangun pemahaman

terhadap situasi secara mendalam (Johnstone, 2006).

Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru

dan siswa. Beberapa peneliti telah melaporkan keberhasilannya menggunakan

multipel representasi dalam proses pembelajarannya (Farida dkk., 2011; Fauzi,

2012; Rosita dkk., 2013). Hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan

bah-wa dengan penggunaan multipel representasi dalam pembelajaran sains dapat

me-ningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, serta membuat siswa lebih

memaha-mi materi yang disampaikan.

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dalam pembelajaran sains ini diperlukan

suatu media atau alat bantu pembelajaran yang berbasis multipel representasi

un-tuk meningkatkan minat belajar siswa dan membantu siswa dalam memahami

konsep-konsep dan fenomena-fenomena sains yang cukup rumit. Guru harus

mengoptimalkan penggunaan sarana (media) pembelajaran untuk menunjang

pro-ses pembelajaran di kelas dan segera menggunakan media pembelajaran yang

berbasis multipel representasi sehingga nantinya akan diperoleh pembelajaran

sains yang lebih efektif dan efisien serta lebih menarik minat siswa untuk

(20)

Salah satu dari media pembelajaran adalah Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

Me-nurut Prastowo (Lestari, 2013) LKS adalah materi ajar yang sudah dikemas

sede-mikian rupa, sehingga siswa dapat memahami materi ajar tersebut secara mandiri.

Dalam LKS, siswa akan mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan

dengan materi. Selain itu, siswa juga dapat menemukan arahan yang terstuktur

untuk memahami materi yang diberikan.

LKS yang kita gunakan dapat berfungsi dengan baik apabila memenuhi

syarat-syarat LKS yang berkualitas. Adapun syarat-syarat-syarat-syarat LKS yang memiliki kualitas

baik itu adalah LKS yang dapat memenuhi aspek pedagogik, konstruksi dan

tek-nik. 1) Persyaratan pedagogik, yaitu harus mengikuti azas-azas pembelajaran

yang efektif, seperti meningkatkan rasa ingin tahu siswa, menekan pada proses

untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus

melalui berbagai media dan kegiatan siswa, serta mempertimbangkan perbedaan

individu. 2) Syarat konstruksi, yaitu menggunakan bahasa yang sesuai dengan

tingkat perkembangan siswa, menggunakan struktur kalimat yang sederhana,

pen-dek, dan tidak berbelit, memiliki tata urutan yang sistematik, serta memiliki tujuan

belajar yang jelas untuk memudahkan proses pembelajaran. 3) Persyaratan teknis,

yaitu mencakup tulisan, gambar, dan tampilan yang menarik (Trianto, 2009).

Klasifikasi materi merupakan salah satu pokok bahasan IPA kelas VII SMP yang

merupakan pemahaman pertama tentang istilah-istilah dalam ilmu kimia, yaitu

tentang pengklasifikasian materi ke dalam unsur, senyawa, dan campuran. Materi

ini cukup sulit dipahami oleh siswa, sehingga keberadaan LKS yang berkualitas

(21)

representasi sangat dibutuhkan agar siswa dapat memahami materi ini dengan

baik.

Akan tetapi, fakta di lapangan cukup memprihatinkan, LKS pada materi

klasifi-kasi materi yang digunakan di sekolah-sekolah jarang ditemukan yang telah

me-menuhi kreteria LKS yang berkualitas baik dan berbasis multipel representasi,

bahkan masih ada sekolah yang belum menggunakan LKS sama sekali dalam

pembelajaran klasifikasi materi ini. Hal tersebut mengakibatkan walaupun

seko-lah tersebut teseko-lah menggunakan LKS, tetap saja tidak berfungsi seperti yang kita

harapkan.

Hal ini diperkuat oleh hasil studi lapangan yang telah dilakukan di 7 SMP negeri

dan 1 SMP swasta di 4 kabupaten/kota di provinsi Lampung, yaitu Bandar

Lam-pung, Metro, Lampung Tengah, dan Tulang Bawang Barat, didapatkan bahwa

se-kitar 62,5% guru yang telah menggunakan LKS pada materi klasifikasi materi, hal

ini dikarenakan sebagian guru lainnya hanya menggunakan buku cetak, dan

seba-giannya lagi beralasan apabila mereka menggunakan LKS akan terkendala oleh

waktu. Selain itu LKS yang telah dibuat oleh guru tersebut masih jauh dari yang

diharapkan, karena belum memenuhi kriteria LKS yang berkualitas baik dan

ber-basis multipel representasi. Sebanyak 40% guru yang telah menggunakan LKS,

LKS buatannya hanya menggunakan warna hitam putih saja, hal ini tentu belum

memenuhi persyaratan teknis, karena desain tampilan warnanya kurang menarik.

Penggunaan LKS yang telah berbasis multipel representasi juga sangat minim,

yaitu dari total guru yang sudah menggunakan LKS dalam pembelajarannya,

(22)

telah berbasis multipel representasi tersebut belum menggunakan desain warna

yang menarik karena hanya menggunakan warna hitam putih saja.

Berkaitan dengan permasalahan yang telah diuraikan tersebut, maka perlu

dikem-bangkan suatu lembar kerja siswa (LKS) yang berkualitas atau memenuhi aspek

pedagogik, konstruksi dan teknik dengan berbasis multipel representasi agar siswa

dapat memahami materi klasifikasi materi ini dengan baik, sehingga dipandang

perlu melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa

Berbasis Multipel Representasi Pada Materi Klasifikasi Materi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik LKS berbasis multipel representasi pada materi

klasifikasi materi dari hasil pengembangan yang dilakukan?

2. Bagaimana tanggapan guru terhadap LKS berbasis multipel representasi pada

materi klasifikasi materi dari hasil pengembangan yang dilakukan?

3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap LKS berbasis multipel representasi

pada materi klasifikasi materi?

4. Apa sajakah kendala yang ditemui selama mengembangkan LKS berbasis

multipel representasi pada materi klasifikasi materi?

5. Apa sajakah faktor pendukung dalam proses pengembangan LKS berbasis

(23)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan LKS berbasis multipel representasi pada materi klasifikasi

materi.

2. Mendeskripsikan karakteristik LKS berbasis multipel representasi pada

materi klasifikasi materi.

3. Mendeskripsikan tanggapan guru terhadap LKS berbasis multipel representasi

pada materi klasifikasi materi.

4. Mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap aspek keterbacaan LKS berbasis

multipel representasi pada materi klasifikasi materi.

5. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi selama mengembangkan LKS

berbasis multipel representasi pada materi klasifikasi materi.

6. Mengetahui faktor pendukung dalam proses pengembangan LKS berbasis

multipel representasi pada materi klasifikasi materi.

D. Manfaat Penelitian

Dari pengembangan LKS berbasis multipel representasi yang dihasilkan

diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Guru

Dengan adanya pengembangan LKS ini diharapkan dapat menambah media

pembelajaran baru, yang diharapkan dapat menunjang kegiatan belajar

(24)

salah satu referensi dalam membelajarkan materi klasifikasi materi yang

efektif dan efisien.

2. Siswa

Penggunaan LKS berbasis multipel representasi pada materi klasifikasi materi

dalam pembelajaran diharapkan siswa mampu mengkonstruksi konsep pada

materi klasifikasi materi dan menambah minat belajar siswa pada materi

tersebut.

3. Sekolah

Penggunaan LKS berbasis multipel representasi pada materi klasifikasi materi

dalam pembelajaran diharapkan menjadi informasi dan sumbangan pemikiran

dalam upaya meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan terutama pada

mata pelajaran IPA di sekolah.

4. Umum

Sebagai bahan referensi bagi penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan

LKS berbasis multipel representasi dalam pembelajaran IPA di SMP maupun

tingkat satuan pendidikan lainnya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Pengembangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan

suatu produk melalui tahapan-tahapan pengujian serta validasi produk oleh

ahli yang nantinya dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran

di sekolah yang didasarkan kepada pengalaman, prinsip yang telah teruji,

(25)

2. LKS yang dikembangkan adalah LKS berbasis multipel representasi.

3. Cakupan materi yang dibahas dalam penelitian pengembangan LKS berbasis

multipel representasi ini meliputi materi klasifikasi materi.

4. Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis multipel representasi adalah salah satu

bentuk media pembelajaran yang didesain berdasarkan hakikat pembelajaraan

sains, yang bertujuan untuk membangun konsep siswa berdasarkan fenomena

yang ada dan dilengkapi dengan gambar makroskopis, submikroskopis, dan

simbolik, serta menggunakan desain dengan tampilan warna yang menarik

se-hingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Konstruktivisme

Konsep belajar menurut teori belajar konstruktivisme, yaitu pengetahuan baru

konstruksi sendiri oleh siswa secara aktif berdasarkan pengetahuan yang telah

di-peroleh sebelumnya. Teori konstruktivisme ini dalam pembelajaran didasari oleh

kenyataan bahwa setiap siswa memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi

kem-bali pengalaman atau pengetahuan yang telah dimilikinya. Oleh sebab itu, dapat

dikatakan bahwa pembelajaran konstruktivisme ini merupakan satu teknik

pem-belajaran yang melibatkan siswa untuk membina pengetahuan sendiri secara aktif

dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam diri mereka

masing-masing. Dalam teori ini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau pencipta

kondisi belajar yang memungkinkan peserta didik secara aktif mencari sendiri

informasi, dan mengkonstruksinya menjadi pengetahuan yang baru berdasarkan

pengetahuan yang telah dimiliki masing-masing (Husamah dan Setyoningrum,

2013).

Menurut Slavin (Trianto, 2011), esensi dari teori konstruktivisme adalah ide

bah-wa harus sisbah-wa sendiri yang menemukan dan mentransformasikan sendiri suatu

informasi kompleks apabila mereka menginginkan informasi itu menjadi

milik-nya. Konstruktivisme adalah suatu pendapat yang menyatakan bahwa

(27)

arti dan pemahaman terhadap realita melalui pengamatan dan interaksi mereka.

Menurut pandangan konstruktivisme siswa secara aktif membangun pengetahuan

dengan cara terus menerus mengasimilasi dan mengakomodasi informasi baru,

dengan kata lain konstruktivisme adalah teori perkembangan kognitif yang

mene-kankan peran aktif siswa dalam membangun pemahaman mereka tentang realita.

Di antara teori-teori atau pandangan-pandangan yang berkaitan dengan teori

bel-ajar konstruktivisme, yang paling terkenal adalah teori mental Piaget. Teori

Piaget atau biasa dikenal dengan teori perkembangan intelektual atau teori

per-kembangan kognitif adalah teori yang berkenaan dengan kesiapan individu untuk

belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga

dewasa. Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh

secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan.

Dalam perkembangan intelektual ada tiga hal penting yang menjadi perhatian

Piaget, yaitu :

1. Struktur, Piaget memandang ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental dan perkembangan logis anak-anak. Dalam hal ini, tindakan (action) menuju pada operasi-operasi dan operasi-operasi menuju pada per-kembangan struktur. Operasi memiliki empat ciri, yaitu: (1) operasi merupa-kan tindamerupa-kan yang terinternalisasi. Tidak ada garis pemisah antara tindamerupa-kan fisik dan mental, (2) operasi itu bersifat reversibel, (3) operasi itu selalu tetap walaupun selalu terjadi transformasi atau perubahan, (4) tidak ada operasi yang berdiri sendiri. Suatu operasi selalu berhubungan dengan struktur atau sekumpulan operasi.

2. Isi, merupakan pola prilaku anak khas dan tercermin pada respon yang diberi-kannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya.

(28)

Contoh aplikasi dari pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran adalah siswa

belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama

lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa, campuran

siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Siswa tetap berada dalam

ke-lompoknya selama beberapa minggu. Kemudian mereka diajarkan keterampilan

khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, selama kerja

dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi

yang ditugaskan guru dan saling membantu teman kelompok mencapai ketuntasan

belajar. Pada saat siswa sedang bekerja dalam kelompok guru berkeliling

mem-berikan pujian pada kelompok yang sedang bekerja dengan baik, dan memmem-berikan

bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan (Trianto, 2009).

B. Media Pembelajaran

Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Kata “media” berasal dari

bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium” (Sadiman dkk.,

2011). Gagne (Sadiman dkk., 2011) memberikan pernyataan bahwa media adalah

berbagai jenis komponen yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Pernyataan

tersebut juga didukung oleh pendapat Briggs (Sadiman dkk., 2011) yang

menyata-kan bahwa media merupamenyata-kan segala alat fisik yang dapat menyajimenyata-kan pesan serta

merangsang siswa untuk belajar. Adapun contoh-contoh media antara lain buku,

film, kaset, film bingkai, dan lain-lain.

Adapun kegunaan media dalam proses pembelajaran sebagai berikut:

(29)

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: (a) objek yang terlalu besar-bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model; (b) objek yang kecil-dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar; (c) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat diban-tu dengan timelapse atau high-speed photoghraphy; (d) kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal; (e) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain; serta (f) konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain. 3. Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif

siswa. Dalam hal ini media berguna untuk: (a) menimbulkan kegairahan bel-ajar; (b) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan; c. memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan diten-tukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bila-mana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar be-lakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam: a. memberikan perangsang yang sama; b. mempersamakan pengalaman; c. menimbulkan persepsi yang sama (Sadiman dkk., 2011).

Media sebagai komponen strategi pembelajaran merupakan wadah dari pesan

yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau

peneri-ma pesan tersebut, dan peneri-materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran,

dan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar. Media

mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan

siswa (Trianto, 2009).

Menurut Purnomo (Widodo dan Jasmadi, 2008), media juga dapat membantu guru

dalam menyalurkan pesan. Semakin baik medianya, makin kecil

distorsi/ganggu-annya dan makin baik pesan itu diterima oleh siswa. Media menurut kegunadistorsi/ganggu-annya

dalam pengajaran dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai alat bantu (dependent

(30)

Ada prinsip-prinsip dalam pemilihan media agar sesuai dengan kebutuhan.

Menurut Sudirman (Djamarah dan Aswan, 2010) beberapa prinsip pemilihan

media pengajaran dibagi kedalam tiga kategori sebagai berikut:

1. Tujuan pemilihan

Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksut dan tujuan pemilihan yang jelas, apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi yang bersifat umum, ataukah untuk sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih spesifik lagi, apakah untuk pengajaran kelompok atau pengajaran individual.

2. Karakteristik Media Pengajaran

Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan

pemilihan media pengajaran. Apabila kurang memahami karakteristik berbagai media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan kecenderung bersikap spekulatif.

3. Alternatif Pilihan

Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media pengajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.

Menurut Suryani (dalam Husamah dan Setyaningrum, 2013), guru harus

mengoptimalkan penggunaan sarana (media) pembelajaran yang tersedia untuk

menunjang proses pembelajaran di kelas. Metode pembelajaran konvensional

yang selalu menggunakan ceramah dalam pembelajaran harus ditinggalkan jika

ingin menumbuhkan kreativitas peserta didik.

C. Lembar Kerja Siswa

Menurut Prastowo (Lestari,2013), Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah materi

(31)

materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS, siswa akan mendapatkan materi,

ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu, siswa juga dapat

menemukan arahan yang terstuktur untuk memahami materi yang diberikan dan

pada saat yang bersamaan siswa diberikan materi serta tugas yang berkaitan

dengan materi tersebut.

Menurut Trianto (2011), Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat berupa panduan untuk

latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan

se-mua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.

LKS memuat sekumpulan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk

me-maksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai

indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Pengaturan awal

(advance orginizer) dari pengetahuan dan pemahaman siswa diberdayakan

mela-lui penyediaan media belajar pada setiapkegiatan eksperimen sehingga situasi

be-lajar menjadi lebih bermakna, dan dapat terkesan dengan baik pada pemahaman

siswa. Karena nuansa keterpaduan konsep merupakan salah satu dampak pada

kegiatan pembelajaran maka muatan materi setiap lembar kegiatan siswa pada

setiap kegiatannya diupayakan agar dapat mencerminkan hal itu. Adapun

komponen-komponen LKS meliputi judul eksperimen, teori singkat tentang

ma-teri, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan serta pertanyaaan dan

kesimpulan untuk bahan diskusi.

Menurut Mudlofir (2012), Lembar Kegiatan Siswa (student work sheet ) adalah

lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar

(32)

Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori dan/ praktik. Adapun

langkah-langkah penulisan LKS sebagai berikut:

1. Melakukan analisis kurikulum; SK, KD, indikator, dan materi pembelajaran. 2. Menyusun peta kebutuhan LKS

3. Menentukan judul LKS 4. Menulis LKS

5. Menentukan alat penilaian

Adapun struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut :

1. Judul, Mata Pelajaran, Semester, Tempat 2. Petunjuk belajar

3. Kompetensi yang akan dicapai 4. Indikator

5. Informasi pendukung

6. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja 7. Penilaian

Adapun beberapa aspek yang menjadi penilaian LKS menurut, yaitu:

1. Judul menarik

2. Kelengkapan cakupan bahan ajar 3. Kualitas membelajarkan siswa 4. Komunikatif

5. Desain menarik

Menurut Ibrahim (Trianto, 2009), LKS dibagi dalam dua macam, yaitu : (1) lem-bar kegiatan yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan dan mengembangkan serta menemukan konsep suatu tema (lembar kegiatan siswa berstruktur), (2) lembar kegiatan yang dirancang untuk membimbing siswa dalam proses belajar mengajar dengan atau tanpa bimbingan guru (lembar kegiatan ber-struktur). LKS dimaksudkan untuk mengaktifkan siswa, membantu siswa dalam menemukan konsep, melatih siswa menemukan konsep, menjadi alternatif cara penyajian materi pelajaran yang menekankan keaktifan siswa, serta dapat memo-tivasi siswa.

Dalam mengembangkan LKS, terdapat 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Persyaratan pedagogik; LKS harus mengikuti azas-azas pembelajaran yang

(33)

2. Persyaratan konstruksi; menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat per-kembangan siswa, menggunakan struktur kalimat yang sederhana, pendek, dan tidak berbelit, memiliki tata urutan yang sistematik, memiliki tujuan belajar yang jelas, memiliki identitas untuk memudahkan pengadministrasian. 3. Persyaratan teknis; mencakup tulisan, gambar, dan tampilan. Tulisan

menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, gunakan huruf biasa yang diberi garis bawah, jumlah kata di dalam satu baris tidak lebih dari 10 kata, dan sebagainya. Gambar harus menyampaikan pesan/isi secara efektif. Gambar harus cukup besar dan jelas detilnya. Tampilan disusun sedemikian rupa sehingga ada harmonisasi antara gambar dan tulisan. Tampilan harus menarik dan menyenangkan untuk meningkatkan motivasi.

Adapun bahan pertimbangan penulisan LKS menurut Ibrahim dalam Trianto

(2009), setiap LKS yang disediakan memenuhi kriteria penulisan sebagi berikut:

(1) memacu pada kurikulum, (2) mendorong siswa untuk belajar dan bekerja, (3)

bahasa yang digunakan mudah dipahami, dan (4) tidak dikembangkan untuk

menguji konsep-konsep yang sudah diujikan guru dengan cara duplikasi.

Menurut Widodo dan Jasmadi (2008), LKS memuat kegiatan-kegiatan yang harus

dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan instruksiaonal yang menekankan

pa-da keterampilan motorik, misalnya bagi siswa di sekolah-sekolah kejuruan, pa-dan

lainnya. Pada LKS, bab pembelajaran sebaiknya memuat informasi singkat dan

kegiatan belajar-mengajar yang diberikan dalam setiap bab kegiatan belajar.

Infor-masi ini dapat diletakkan di setiap halaman depan dari kegiatan belajar,sehingga

informasi ini juga bermanfaat sebagai lembar penyekat antara kegiatan belajar

yang satu dengan yang lainnya.

Menurut Sunyono (2013), LKS merupakan tuntunan bagi siswa dalam melakukan

imajinasi dan berlatih membuat transformasi terhadap fenomena representasi sains

yang satu terhadap fenomena sains yang lain. Oleh karena itu, LKS untuk

(34)

Masalah- masalah pada lembar kegiatan untuk pembelajar berupa

pertanyaan-pertanyaan berbentuk uraian yang menuntut pembelajar untuk melakukan proses

mental dengan cara :

a. Mengubah representasi visual ke dalam representasi verbal atau sebaliknya.

Misalnya tentang persamaan-persamaan matematik, persamaan sains, perhitungan

matematis, konsep model atom, dan konsep probabilitas dan fungsi gelombang.

b. Merepresentasikan terjadinya reaksi, susunan elektron dalam orbital dari suatu

atom, dan sebagainya dengan menggambarkan representasi eksternal, baik makro,

simbolik, dan submikro.

D. Multipel Representasi Ilmu Kimia

Mc Kendree dkk. (dalam Sunyono 2013) mendefinisikan representasi sebagai,

“struktur yang berarti dari sesuatu: suatu kata untuk suatu benda, suatu kalimat

untuk suatu kesadaan hal, suatu diagram untuk suatu susunan hal-hal, suatu

gam-bar untuk suatu pemandangan.” Sehingga representasi dapat didefinisikan sebagai

sesuatu yang digunakan untuk mewakili hal-hal, benda, keadaan, dan fenomena

(peristiwa).

Representasi dapat di kategorikan ke dalam dua kelompok , yaitu representasi

in-ternal dan eksin-ternal. Representasi inin-ternal didefinisikan sebagai konfigurasi

kog-nitif individu yang diduga berasal dari perilaku manusia yang menggambarkan

be-berapa aspek dan proses fisik dan pemecahan masalah. Di sisi lain, representasi

eksternal dapat digambarkan sebagai situasi fisik yang tersetruktur yang dapat

(35)

Pentingnya representasi menurut Norman (dalam Sunyono, 2013), menunjukkan

bahwa memori, pikiran, dan penalaran tanpa bantuan eksternal, semuanya akan

terbatas dan sulit untuk memperoleh pengetahuan yang diperlukan. Sebuah

representasi eksternal adalah jenis bantuan eksternal kepada seseorang sehingga

dia dapat membantu orang lain dalam memecahkan masalah . Representasi

eks-ternal biasanya mengacu pada 1) simbolik fisik, objek, atau dimensi dan 2) aturan

eksternal, kendala, atau hubungan yang berkait dengan konfigurasi fisik (misalnya

hubungan spasial dari bilangan dengan digit tertentu, kendala fisik pada alat bantu

belajar, dan lain-lain). Jadi, tidak mungkin kehidupan manusia modern dapat

ter-wujud tanpa bantuan representasi eksternal.

Ainsworth dalam Sunyono (2013), Multipel representasi ini memiliki tiga fungsi

utama, yaitu sebagai pelengkap, pembatas interpretasi, dan pembangun

pema-haman. Sebagai pelengkap, multipel representasi digunakan untuk memberikan

representasi yang berisi informasi pelengkap atau melengkapi proses kognitif.

Sebagai pembatas interpretasi, multipel representasi digunakan untuk membatasi

kemungkinan kesalahan menginterpretasi representasi satu dengan representasi

yang lain dan sebagai pemahaman, multipel representasi dapat digunakan untuk

mendorong siswa membangun pemahaman terhadap situasi secara mendalam. .

Ketiga fungsi tersebut dapat dibagi menjadi bagian-bagian lebih rinci seperti pada

(36)

Gambar 1. Taksonomi Fungsi Multipel Representasi

(diterjemahkan dari Ainsworth: 2008)

Representasi konsep-konsep dalam sains yang memang merupakan konsep ilmiah,

secara inheren melibatkan multimodal yaitu melibatkan kombinasi lebih dari suatu

modus representasi. Dengan demikian keberhasian pembelajaran sains meliputi

konstruksi asosiasi mental diantara tingkat makroskopis, submikroskopis dan

simbolik dari representasi fenomena sains dengan menggunakan modus

represen-tasi yang berbeda (Chang dan Gilbert, 2009). Oleh sebab itu, tidak mungkin bagi

guru untuk menciptakan suatu representasi tunggal yang bekerja bagi semua

sis-wa, namun yang perludilakukan adalah mengidentifikasi representasi apa yang

ditemukan oleh pembelajar paling berguna untuk menciptakan makna bagi siswa

itu sendiri.

Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru

dan siswa. Beberapa peneliti telah melaporkan keberhasilannya menggunakan

(37)

2012; Rosita dkk., 2013). Hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan

bah-wa dengan penggunaan multipel representasi dalam pembelajaran sains dapat

me-ningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, serta membuat siswa lebih

memaha-mi materi yang disampaikan.

E. Analisis konsep

Menurut pendapat Herron dkk. dalam Fadiawati (2011) bahwa belum ada definisi

tentang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep

di-samakan dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011) mendefinisikan

konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satupun

definisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep tersebut. Untuk dapat

men-definisikan konsep, maka diperlukan suatu analisis konsep yang dapat

menghu-bungkan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya. Herron dkk. dalam

Fadiawati (2011) menjelaskan bahwa analisis konsep adalah suatu prosedur yang

dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan

penga-jaran bagi pencapaian konsep. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah,

yaitu menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut

(38)

ANALISIS KONSEP

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Kelas : VII

Kompetensi Inti :

KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli ( toleransi, gotong royong ) santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI 3 Memahami pengetahuan ( faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret ( menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan

ranah abstrak ( menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber

(39)

Tabel 1. Analisis konsep klasifkasi materi

Nama/

Label Definisi Konsep

Jenis Konsep

Atribut Konsep Posisi Konsep

Contoh Non

contoh

Kritis Variabel Super

Ordinat Ordinat

Sub Ordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Materi Segala sesuatu yang mempunyai massa dan dapat

menempati ruang

Konkret  Zat

Materi yang terdiri atas satu jenis komponen penyusun

Unsur Zat yang terdiri dari satu jenis atom dan tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang lebih sederhana

(40)

Nama/

Label Definisi Konsep Jenis

Konsep

Atribut Konsep Posisi Konsep

Contoh Non

contoh

Kritis Variabel Super

Ordinat Ordinat

Sub Ordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Unsur logam

Unsur yang memiliki sifat mengkilap, umumnya merupakan penghantar listrik dan panas yang baik, memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi, serta dan panas yang buruk, memiliki titik leleh dan titik didih rendah, serta

(41)

Nama/

Label Definisi Konsep Jenis

Konsep

Atribut Konsep Posisi Konsep

Contoh Non

contoh

Kritis Variabel Super

Ordinat Ordinat

Sub Ordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Atom Partikel terkecil suatu materi dan mencirikan suatu Senyawa Zat yang tersusun

oleh 2 atau lebih atom unsur yang berbeda dan dapat terurai menjadi

Unsur Molekul, ion

Molekul Partikel terkecil penyusun suatu senyawa yang terdiri dari molekul unsur dan molekul

(42)

Nama/

Label Definisi Konsep Jenis

Konsep

Atribut Konsep Posisi Konsep

Contoh Non

contoh

Kritis Variabel Super

Ordinat Ordinat

Sub Ordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Molekul Unsur

Molekul yang hanya terdiri atas satu jenis atom penyusun

Abstrak - Jenis molekul unsur

Molekul Molekul Senyawa tersusun lebih dari satu jenis atom penyusun

Abstrak Jenis molekul senyawa

Molekul Molekul Unsur

(43)

Nama/

Label Definisi Konsep Jenis

Konsep

Atribut Konsep Posisi Konsep

Contoh Non

contoh

Kritis Variabel Super

Ordinat Ordinat

Sub Ordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Campuran Materi yang terdiri dari dua zat atau lebih yang masih mempunyai sifat zat asalnya serta dapat dipisahkan dengan

Konkret Campuran Homogen sehingga tidak dapat dibedakan zat

Campuran Campuran Heterogen

(44)

Nama/

Label Definisi Konsep Jenis

Konsep

Atribut Konsep Posisi Konsep

Contoh Non

contoh

Kritis Variabel Super

Ordinat Ordinat

Sub Ordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Larutan Suatu campuran yang terdiri dari zat pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute), yang sifatnya dapat diketahui melalui homogen yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki sifat, antara lain memiliki rasa asam, dapat menimbulkan korosif, dan dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.

(45)

Nama/

Label Definisi Konsep Jenis

Konsep

Atribut Konsep Posisi Konsep

Contoh Non

contoh

Kritis Variabel Super

Ordinat Ordinat

Sub Ordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Korosif Suatu sifat yang dimiliki oleh larutan asam, dimana larutan tersebut dapat homogen yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki sifat, antara lain memiliki rasa pahit, kausatik, berasa licin di tangan, dan dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.

(46)

Nama/

Label Definisi Konsep Jenis

Konsep

Atribut Konsep Posisi Konsep

Contoh Non

contoh

Kritis Variabel Super

Ordinat Ordinat

Sub Ordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Kausatik Salah satu sifat yang dimiliki oleh larutan basa, dimana dapat merusak kulit bila tidak memiliki homogen yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yang tidak dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru

(47)

Nama/

Label Definisi Konsep Jenis

Konsep

Atribut Konsep Posisi Konsep

Contoh Non

contoh

Kritis Variabel Super

Ordinat Ordinat

Sub Ordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Indikator Suatu senyawa yang menunjukkan perubahan warna apabila bereaksi dengan asam, basa, ataupun netral, yang terdiri dari indikator alami dan indikator buatan.

konkret  Indikator alami

Indikator asam basa yang berasal dari berbagai jenis tumbuhan, dimana yang termasuk indikator alami ini akan menunjukkan perubahan

(48)

Nama/

Label Definisi Konsep Jenis

Konsep

Atribut Konsep Posisi Konsep

Contoh Non

contoh

Kritis Variabel Super

Ordinat Ordinat

Sub Ordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Indikator buatan

Indikator asam basa yang dibuat dari persenyawaan kimia, dalam bentuk padat ataupun cair, dimana yang termasuk indikator buatan ini akan menunjukkan perubahan

warna pada larutan asam, basa, maupun netral dapat dikenali zat penyusunnya

(49)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

pada penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji

keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2013). Sukmadinata (2011) dalam

bu-kunya juga mengatakan bahwa Research and Development (R&D) adalah suatu

proses untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk

yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011) ada sepuluh langkah dalam

pelak-sanaan strategi penelitian dan pengembangan, yaitu 1) penelitian dan

pengum-pulan data (research and information collecting) yang meliputi pengukuran

kebu-tuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan dari segi

nilai; 2) perencanaan (planning) dengan menyusun rencana penelitian yang

meli-puti kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan

yang hendak dicapai, desain penelitian, dan kemungkinan pengujian dalam

ling-kup terbatas; 3) pengembangan draf produk (develop preliminary form of product)

meliputi pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen

evaluasi; 4) uji coba lapangan awal (preliminary field testing), melakukan uji coba

di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru

(50)

angket; 5) merevisi hasil uji coba (main product revision) dengan memperbaiki

atau menyempurnakan hasil uji coba; 6) uji coba lapangan (main field testing)

de-ngan melakukan uji coba secara lebih luas pada 5 sampai 15 sekolah dede-ngan 30

sampai 100 orang subjek uji coba; 7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan

(operational product revision) yaitu menyempurnakan produk hasil uji lapangan;

8) uji pelaksanaan lapangan (operational field testing), pengujian dilakukan

mela-lui angket, wawancara, dan observasi terhadap 10 sampai 30 sekolah melibatkan

40 sampai 200 subjek; 9) penyempurnaan produk akhir (final product revision)

yaitu penyempurnaan yang didasarkan pada masukan dari uji pelaksanaan

lapa-ngan; 10) diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation) yaitu

melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal.

Langkah-langkah tersebut dapat digambarkan dalam Gambar 2.

Gambar 2. Langkah-langkah Metode Research and Development (R&D) Penelitian &

pengumpulan data

Perencanaan

Pengembangan draft produk

Uji coba lapangan awal

Merevisi hasil uji coba Uji coba

lapangan Penyempurnaan

produk hasil uji lapangan Uji

pelaksanaan lapangan

Penyempurnaan produk akhir

(51)

Dalam penelitian ini, langkah-langkah penelitian yang dilakukan hanya sampai

pada tahap lima, yaitu revisi hasil uji coba produk (main product revision) secara

terbatas. Hal ini karena keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti yang masih

belum cukup dalam melakukan tahap selanjutnya.

B.Lokasi dan Subyek Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah 7 SMP Negeri dan 1 SMP Swasta yang ada di empat

kabupaten/kota di Lampung yaitu di Lampung Tengah, Bandar Lampung, Tulang

Bawang Barat dan Kota Metro pada tahap studi lapangan, yaitu SMPN 2 Bandar

Lampung, SMPN 4 Bandar Lampung, SMPN 1 Bandar Lampung, SMPN 1 Kota

Metro, SMP 3 Muhammadiah Metro, SMPN 3 Kota Metro, SMPN 4 Tulang

Bawang Tengah, dan SMPN 4 Terbanggi Besar. Pada tahap uji coba terbatas guru

dan siswa dilakukan di SMP Negeri 2 Seputih Mataram. Subyek penelitian

adalah LKS berbasis multipel representasi pada materi klasifikasi materi. Subyek

uji coba adalah siswa kelas VII dan guru mata pelajaran IPA kelas VII.

C.Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian ini berasal dari 8 guru mata pelajaran IPA kelas VII dan

24 siswa kelas VII yang telah mempelajari materi klasifikasi materi pada saat

studi pendahuluan dari 7 SMP Negeri dan 1 SMP Swastayang ada di 4

kabu-paten/ kota di Lampung. Pada tahap uji coba terbatas data diperoleh dari 2 orang

(52)

D.Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu.

Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul

da-ta untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan dada-ta (Arikunto, 1997). Menurut

Sugiyono (2008) pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka

harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur tersebut dinamakan instrumen penelitian.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas instrumen pada studi

pendahuluan, instrumen pada validasi ahli, dan instrumen uji terbatas. Adapun

penjelasan instrumen-instrumen tersebut adalah:

1. Instrumen pada studi pendahuluan

Instrumen pada studi pendahuluan pada penelitian ini adalah pedoman wawancara

dan angket analisis kebutuhan yang digunakan untuk memperoleh data mengenai

LKS yang digunakan oleh beberapa sekolah yang bersangkutan. Dan instrumen ini

digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kekurangan-kekurangan yang

ada dalam LKS yang digunakan, sehingga menjadi referensi bagi kami untuk

mengembangkan LKSberbasis multipel representasi.

2. Instrumen pada validasi ahli

Untuk validasi ahli digunakan angket (skala Likert) yang digunakan untuk

menguji aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan konstruksi pada LKS berbasis

(53)

a. Angket validasi kesesuaian isi

Instrumen ini berbentuk angket yang disusun untuk mengetahui apakah LKS yang

dikembangkan sudah memenuhi kesesuaian isi dengan KD, basis multipel

repre-sentasi, keterampilan proses sains, dan pendekatan ilmiah.

b. Angket validasi keterbacaan

Instrumen ini berbentuk angket yang disusun untuk mengetahui apakah LKS yang

dikembangkan sudah dapat terbaca dengan baik dilihat dari segi ukuran huruf,

va-riasi bentuk huruf, kejelasan tulisan, dan perpaduan warna tulisan.

c. Angket validasi konstruksi

Instrumen ini berbentuk angket yang disusun untuk mengetahui apakah LKS yang

dikembangkan sudah memenuhi konstruksi sesuai format LKS yang ideal,

kete-rampilan proses sains,dan pendekatan ilmiah.

3. Instrumen pada uji coba terbatas

Instrumen yang digunakan pada uji coba terbatas berupa angket (skala Likert)

yang disusun untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap produk yang

dihasilkan.

a. Angket tanggapan guru

Untuk tanggapan guru digunakan angket yang terdiri dari penilaian keterbacaan,

konstruksi, serta kesesuaian isi materi terhadap LKS berbasis multipel representasi

yang dikembangkan. Angket tanggapan guru ini terdiri dari

pertanyaan-pertanyaan terkait dengan aspek keterbacaan, konstruksi, serta kesesuaian isi

materi terhadap LKS yang dikembangkan. Angket ini dilengkapi dengan kolom

(54)

sehingga pengembang dapat memperbaiki LKS berbasis multipel representasi

sesuai dengan pembelajaran yang diharapkan.

b. Angket tanggapan siswa

Tanggapan siswa digunakan angket yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan terkait

dengan kemenarikan dan keterbacaan LKS yang dikembangkan. Instrumen ini

dilengkapi dengan kolom untuk siswa menuliskan tanggapan, saran, maupun

ma-sukan yang dapat membangun dan menyempurnakan LKS yang dikembangkan.

Agar data yang diperoleh dapat dipercaya, maka instrumen yang digunakan harus

valid harus reliabel atau ajeg. Untuk itu, perlu dilakukan pengujian terhadap

ins-trumen yang akan digunakan. Dalam konteks pengujian insins-trumen dapat

dila-kukan dengan dua jenis cara, yaitu judgment atau penilaian dan pengujian

em-pirik. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

di-inginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Penelitian ini menggunakan validasi isi. Kevalidan isi adalah kesesuaian antara

instrumen dengan ranah atau domain yang diukur. Adapun pengujian validitas isi

ini dilakukan dengan cara judgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan

menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan

penguku-ran, indikator, dan butir-butir pertanyaannya. Bila di antara unsur-unsur ini

terda-pat kesesuaian, maka daterda-pat dinilai bahwa instrumen dianggap valid untuk

(55)

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dan angket

(kuisioner). Menurut Arikunto (2008), wawancara adalah dialog yang dilakukan

pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai.

Sedangkan kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberi

se-perangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008).

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan pada tahap studi lapangan dan

pada tahap uji coba terbatas. Pada studi lapangan, wawancara dilakukan terhadap

8 guru mata pelajaran IPA kelas VII dan pengisian angket dilakukan 24 siswa

ke-las VII di delapan SMP di empat kabupaten/kota di provinsi Lampung.

Sedang-kan pada uji coba terbatas pengisian angket dilakuSedang-kan oleh 2 orang guru IPA dan

20 siswa di SMP Negeri 2 Seputih Mataram untuk mengetahui tanggapan guru

dan siswa terhadap LKSberbasis multipel representasi yang telah dikembangkan.

Pada validasi kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan LKS,pengumpulan data

dilakukan dengan menunjukkan LKSberbasis multipel representasi yang

dikem-bangkan, kemudian meminta validator untuk mengisi angket validasi kesesuaian

isi, konstruksi, dan keterbacaan LKSyang dikembangkan. Pada tanggapan guru

dan siswa, pengumpulan data dilakukan dengan menunjukkan LKSberbasis

mul-tipel representasi yang telah dikembangkan, kemudian meminta guru dan siswa

(56)

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Dari sepuluh langkah dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan menurut

Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011) yang telah dijelaskan sebelumnya, pada

pene-litian ini dilakukan hanya sampai tahap lima, yaitu revisi hasil uji coba produk

(main product revision) secara terbatas. Hal ini karena keterbatasan waktu dan

kemampuan peneliti yang masih belum cukup dalam melakukan tahap

selanjut-nya. Rancangan alur penelitian dan pengembangan LKSyang digunakan dapat

(57)

Gambar 3. Alur penelitian dan pengembangan LKSberbasis multipel representasi pada materi klasifikasi materi

b. Studi Lapangan

Analisis LKS yang digunakan oleh guru dan siswa di

delapan SMP Negeri/Swasta di empat Kabupaten di pro-vinsi lampung mengenai penggunaan LKS oleh guru dengan cara penyebaran angket.

b. Validasi Ahli

c. Revisi LKS hasil validasi Penyusunan Rancangan LKSBerbasis

Multipel Representasi

3a. Pengembangan LKS Berbasis Multipel Representasi

d. LKS berbasis multipel representasi hasil revisi 1

Tanggapan guru dan siswa

5a.Revisi LKS hasil tanggapan guru dan siswa

b. LKS berbasis multipel representasi hasil revisi 2

- Pengambangan Silabus - Pembuatan Analisis

Konsep

- Pembuatan RPP - Literatur LKS - Literatur Multipel

Representasi

a. Studi Pustaka & Kurikulum

(58)

Berdasarkan alur penelitian diatas, maka dapat dijelaskan langkah-langkah yang

dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Penelitian dan pengumpulan data

Penelitian dan pengumpulan data terdiri atas studi pendahuluan. Studi

pendahu-luan ini bertujuan untuk mengumpulkan data pendukung yang dapat memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi di lapangan dan sebagai acuan atau

perban-dingan dalam mengembangkan produk. Studi pendahuluan terdiri dari:

a. Studi Kepustakaan dan Kurikulum

Studi kepustakaan dan kurikulum dilakukan untuk menemukan konsep-konsep

atau landasan-landasan teoritis untuk memperkuat suatu produk yang nantinya

akan dikembangkan. Analisis ini dilakukan dengan mengkaji SKL, KI, KD,

RPP, dan silabus yang sesuai dengan kurikulum 2013. Selanjutnya,

menga-nalisis kriteria LKSyang baik.

b. Studi lapangan

Studi lapangan ini bertujuan untuk mengetahui LKS yang digunakan untuk

mendukung proses pembelajaran klasifikaisi materi sudah berbasis multipel

representasi dan menganalisis kebutuhan siswa terhadap LKS berbasis multipel

representasi pada materi klasifikasi materi. Studi lapangan dilakukan di 7 SMP

Negeri dan 1 SMP Swasta di empat kabupaten provinsi Lampung pada bulan

November 2014 menggunakan pedoman wawancara dan angket analisis

kebu-tuhan. Sekolah yang digunakan dalam penelitian pendahuluan adalah SMPN 2

Bandar Lampung, SMPN 4 Bandar Lampung, SMPN 1 Bandar Lampung,

(59)

SMPN 4 Tulang Bawang Tengah, dan SMPN 4 Terbanggi Besar. Wawancara

dilakukan terhadap satu orang guru IPA yang mengajar di kelas VII dan tiga

orang siswa yang telah mempelajari materi klasifikasi materi, perwakilan dari

masing-masing sekolah tersebut. Pengambilan sampel sekolah yang digunakan

melalui teknik purposive sampling dengan pertimbangan letak geografis

seko-lah yang dekat dengan tempat tinggal peneliti.

2. Perencanaan

Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan, maka dilakukan

penyusun-an rpenyusun-ancpenyusun-angpenyusun-an produk berupa LKSberbasis multipel representasi pada materi

klasifikasi materi. Penyusunan LKSini didasarkan pada literatur yang diperoleh

terkait pengembangan LKSyang ideal pada materi klasifikasi materi berbasis

multipel representasi. Hal yang dilakukan dalam perencanaan produk ini adalah:

1). Menganalisis materi atau standar kompetensi yang akan dijadikan bahan

pengembangan LKSberbasis multipel representasi.

2). Mengumpulkan bahan yang dapat digunakan sebagai referensi pengembangan .

3). Mengembangkan LKS hal yang pertama dilakukan yaitu mendesain cover luar

LKS yang dapat menarik minat pembaca untuk melihat dan membacanya.

De-sain cover disertai gambar-gambar yang mengacu pada materi yang akan

di-pelajarai.

4). Menyusun LKS yang berisikan konsep-konsep yang akan dipelajari. Konsep -

konsep IPA disusun berbasis LKSberbasis multipel representasi.

(60)

3. Pengembangan draf awal

Pengembangan Draf Awal (Develop preliminary form of product) yaitu

mengem-bangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Langkah-langkah

yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan produkLKSberbasis multipel representasi pada materi

kla-sifikasi materi

Pengembangan produk LKSberbasis multipel representasi pada materi

kla-sifikasi materi dilakukan setelah diketahui kebutuhan siswa dan guru melalui

data pada tahap studi pendahuluan. Dalam pengembangan produk LKS

ber-basis multipel representasi pada materi klasifikasi materiperlu

dipertimbang-kan beberapa hal, yaitu seperti kriteria LKSyang baik, penyesuaian LKS

dengan materi klasifikasi materi, dan beberapa gambar materi yang memenuhi

kriteria basis multipel representasi.

b. Penyusunan instrumen penelitian

Instrumen ini digunakan untuk menilai LKSberbasis multipel representasi

pada materi klasifikasi materi yang dikembangkan. Adapun instrumen yang

disusun berupa instrumen untuk validasi ahli dan instrumen untuk uji terbatas.

c. Validasi produk dan revisi produk

Setelah penyusunan instrumen penilaian untuk menilai produk berupa LKS

pada materi klasifikasi materi, maka dilanjutkan dengan proses validasi oleh

dosen atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman mengenai konstruksi,

kese-suaian isi dan keterbacaan produk LKS yang telah dikembangkan. Proses ini

(61)

berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Dengan proses validasi

ini, akan diketahui kelemahan dan kekurangan-kekurangan atau hal-hal yang

perlu dikurangi atau ditambah dalam rancangan produk yang harus diperbaiki

sebelum dilanjutkan ke dalam tahap uji coba. Setelah memperbaiki hasil

validasi draf awal, maka diperoleh draf dua.

4. Uji coba lapangan

Setelah rancangan instrumen LKSberbasis multipel representasi pada materi

kla-sifikasi materi (draf awal) divalidasi dan direvisi, maka dilakukan penilaian oleh

siswa dan guru untuk memberikan tanggapan terhadap draf dua. Tanggapan siswa

hanya mencakup aspek keterbacaan dan kemenarikan. Sedangkan tanggapan guru

mencakup aspek keterbacaan, konstruksi, dan kesesuaian isi.

Angket tanggapan aspek keterbacaan dan kemenarikan LKSuntuk siswa terdiri

dari pertanyaan-pertanyaan terkait dengan tingkat keterbacaan dan kemenarikan

siswa terhadap produk. Di dalamnya terdapat jawaban berupa pilihan mengenai

penggunaan bahasa yang sesuai dan mudah dipahami. Sama halnya dengan

ang-ket tanggapan siswa, angang-ket tanggapan guru terhadap aspek kesesuaian isi,

konstruksi, dan keterbacaan pun berupa angket yang di dalamnya terdiri dari

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tingkat kesesuaian isi, konstruksi,

dan keterbacaan LKSberbasis multipel representasi pada materi klasifikasi materi

(62)

5. Revisi hasil uji coba

Dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap revisi produk setelah penilaian

oleh guru dan siswa. Hal ini karena keterbatasan waktu yang dimiliki dan

keahli-an peneliti. Tahap revisi dilakukkeahli-an berdasarkkeahli-an pertimbkeahli-angkeahli-an hasil penilaikeahli-an

produk, yaitu aspek keterbacaan dan kemenarikan pada siswa dan hasil penilaian

guru pada aspek konstruksi, keterbacaan, dan kesesuaian isi terhadap LKS

ber-basis multipel representasi pada materi klasifikasi materi yang dikembangkan.

Pada tahap ini dilakukan penyempurnaan produk dengan mengurangi hal-hal yang

tidak perlu dan menambahkan hal-hal yang perlu berdasarkan hasil penilaian oleh

guru dan siswa yang telah dilakukan sebelumnya.

G.Teknik Analisis Data

Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket kesesuaian isi, konstruksi,

keterbacaan dan kemenarikan LKSberbasis multipel representasi pada materi

klasifikasi materi dilakukan dengan cara :

a. Mengode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban

ber-dasarkan pertanyaan angket. Dalam pengodean data ini dibuat buku kode yang

merupakan suatu tabel berisi tentang substansi-substansi yang hendak diukur,

pertanyaan-pertanyaan yang menjadi alat ukur substansi tersebut serta kode

ja-waban setiap pertanyaan tersebut dan rumusan jaja-wabannya.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk

memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban

Gambar

Gambar 1.  Taksonomi  Fungsi Multipel Representasi
Tabel 1.  Analisis konsep klasifkasi materi
Gambar 2. Langkah-langkah Metode Research and Development (R&D)
Gambar 3.  Alur penelitian dan pengembangan LKS berbasis multipel   representasi pada materi klasifikasi materi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil redesain kompor briket berbasis sistem kontrol menggunakan Kansei Engineering adalah kompor briket portable menggunakan sensor suhu berbasis arduino dan uji daya

Pada awal kegiatan, narasumber (Zulbahri dan Yuni Astuti) menyajikan materi pelatihan berupa pengetahuan tentang daya tahan aerobik dan bentuk latihan

Dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran perlu pemantauan dan evaluasi agar apa yang dilaksanakan oleh dosen menjadi lebih terarah dan sesuai dengan standar yang

Koefisien regresi bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara pengetahuan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak badan usaha, pengaruh sanksi pajak

Jumlah tersebut masih dapat dikatakan belum optimal karena dalam menjalankan usaha, pemilik Murni Organik masih mengalami beberapa kendala seperti pada strategi

Dalam mempromosikan produk bank jambi,marketing memberikan informasi kepada calon debitur, apa saja syarat untuk mengajukan pinjaman, seperti kelengkapan identitas, surat

Yang bertanda tangan di bawah ini saya Erina Permata Ambarwati , menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Analisis Pengaruh Persepsi Harga Dan Kualitas Produk

Pelayanan merupakan strategi yang dapat membedakan antara Bank Syariah satu dengan yang lainnya, dengan memberikan pelayanan yang baik tentunya nasabah akan