PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI PADA
MATERI KLASIFIKASI MATERI
(Skripsi)
Oleh M.A. Aminudin
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI
Oleh
M.A. AMINUDIN
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS berbasis multipel representa-si pada materi klarepresenta-sifikarepresenta-si materi. Metode penelitian yang digunakan adalah meto-de Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Penyusunan LKS dilakukan setelah melakukan studi pendahuluan yang terdiri dari studi kepustaka-an dkepustaka-an studi lapkepustaka-angkepustaka-an. Setelah penyusunkepustaka-an maka dilakukkepustaka-an validasi ahli oleh satu dosen ahli terhadap aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan. Setelah itu meminta tanggapan oleh guru yang meliputi aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan, serta meminta tanggapan siswa terhadap aspek keterbacaan dan ke-menarikan. Dari hasil tanggapan guru terhadap LKS yang dikembangkan, diper-oleh persentase pada aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan konstruksi sebesar 92,63%; 94,73%; dan 95,23% dengan kriteria sangat baik. Hasil tanggapan siswa terhadap keterbacaan dan kemenarikan juga sangat baik yaitu dengan persentase 84,42% dan 84,71%.
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI
Oleh
M.A. AMINUDIN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 4 Juli 1993 sebagai putra keenam dari
enam bersaudara buah hati Bapak Drs. Satijan Alm. dan Ibu Sukatmi.
Pendidikan formal diawali di TK Aisiyah Metro pada tahun 1997 diselesaikan
pada tahun 1999, SD Negeri 1 Metro tahun 2005, SMP Negeri 1 Metro tahun
2008, SMA Negeri1 Metro tahun 2011.
Pada tahun 2011 terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui seleksi jalur tes
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi
mahasiswa pernah menjadi Asisten Praktikum Kimia Dasar, Kimia Organik, dan
Kimia Anorganik, serta sebagai Tutor Mata Kuliah Kimia Larutan dan Kimia
Dasar. Semasa kuliah mendapat Beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa. Selain itu
juga aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKM-F) Forum Pembinaan
dan Pengkajian Islam (FPPI) dan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta
(Himasakta) FKIP Unila. Tahun 2014 mengikuti Program Pengalaman Lapangan
(PPL) yang terintergrasi dengan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Alhamdulillahirabbil ‘alamin, kupersembahkan lembaran goresan tinta ini
kepada:
1. Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan karunianya
2. Keluargaku tercinta, yang senantiasa memberikan kasih sayang dan
semangat dalam hidupku
3. Almamaterku tercinta
4. Sahabat –sahabat yang selalu memotivasi dan ada dalam setiap episode
MOTO
Orang yang terus belajar adalah pemilik masa depan, sedangkan orang yang
berhenti belajar adalah pemilik masa lalu.
(Mario Teguh)
Cara terbaik meramalkan masa depan adalah dengan menciptakan masa depan itu
sendiri.
(Peter F. Drucker)
Kesuksesan bukanlah kunci kebahagian, tetapi kebahagiaan adalah kunci menuju
kesuksesan. Jika kamu benar-benar menyukai apa yang kamu lakukan, maka
kamu akan meraih kesuksesan.
(Albert Schweitzer)
Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat dan
keinginginan adalah buta jika tidak disertai pengetahuan. Dan pengetahuan
adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan semua pelajaran akan sia-sia jika
tidak disertai cinta.
SANWACANA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
ka-runia-Nya, sehingga dapat diselesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan
LKS Berbasis Multipel Representasi pada Materi Klasifikasi Materi” sebagai
salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan dengan baik. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi besar Rasulullah Mu-hammad
SAW atas suri tauladan serta syafa’atnya kepada seluruh umat manusia.
Pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila. dan Bapak Dr.
Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
2. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia dan Pembimbing I, Ibu Lisa Tania, S.Pd, M.Sc. selaku pembimbing II,
Ibu Dra. Ila Rosilawati, M. Si. selaku pembahas, dan Ibu Emmawaty Sofya,
S.Si, M.Si atas kesediannya untuk memberikan bimbingan, motivasi, saran
dan kritik, dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi.
3. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan dosen lain yang telah
memberikan ilmunya selama lebih dari tiga tahun ini.
4. Segenap civitas akademik Jurusan Pendidikan MIPA.
5. Keluargaku tercinta, ayah, ibu, mbak, mamas, dan ponakan-ponakan
x
6. Adik Indah untuk dukungan dan semangat yang telah diberikan selama masa
perkuliahan ini.
7. Teman seperjuanganku, Sayu, Ambar, dan Iam atas kerja sama dan
dukungannya selama penyusunan skripsi ini.
8. Teman-temanku di Pendidikan Kimia 2011 dan kakak-kakak serta adik
tingkatku.
9. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu.
Akhir kata, sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Bandar Lampung, Agustus 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Konstruktivisme ... 10
B. Media Pembelajaran ... 12
C. Lembar Kerja Siswa ... 14
D. Multipel Representasi ... 18
E. Analisis Konsep Klasifikasi Materi ... 21
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 33
B Lokasi dan Subyek Penelitian ... 35
C Sumber Data Penelitian ... 35
xiii
E. Teknik Pengumpulan Data ... 39
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 40
G. Teknik Analisis Data ... 46
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Studi Pendahuluan ... 49
B. Hasil Perancangan Produk ... 52
C. Hasil Validasi Ahli ... 56
D. Hasil Uji Coba Terbatas Guru dan Siswa ... 61
E. Karakteristik LKS Hasil Pengembangan ... 68
F. Kendala-Kendala dalam Pengembangan Produk ... 69
G. Faktor Pendukung dalam Pengembangan Produk ... 69
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70
B. Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Analisis KI-KD ... 76
2. Silabus ... 86
3. RPP ... 105
4. Presentase Hasil Analisis Kebutuhan Guru ... 135
5. Deskripsi Hasil Analisis Kebutuhan Guru ... 138
6. Persentase Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ... 143
7. Deskripsi Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ... 149
xiv
9. Persentase Hasil Validasi Kesesuaian Isi ... 156
10. Hasil Validasi Konstruksi ... . 159
11. Persentase Hasil Validasi Konstruksi ... . 162
12. Hasil Validasi Keterbacaan ... 165
13. Persentase Hasil Validasi Keterbacaan... 167
14. Revisi Produk Setelah Validasi... 170
15. Hasil Penilaian Guru untuk Kesesuaian Isi ... 171
16. Persentase Hasil Penilaian Guru untuk Kesesuaian Isi... 174
17. Hasil Penilaian Guru untuk Keterbacaan ... 177
18. Persentase Hasil Penilaian Guru untuk Keterbacaan... 180
19. Hasil Penilaian Guru untuk Kemenarikan... 183
20. Persentase Hasil Penilaian Guru untuk Kemenarikan... 185
21. Tabulasi Jawaban Angket Keterbacaan Siswa... 189
22. Persentase Hasil Respon Siswa untuk Keterbacaan... 193
23. Tabulasi Jawaban Angket Kemenarikan Siswa... 195
24. Persentase Hasil Respon Siswa untuk Kemenarikan... 200
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Analisis konsep klasifikasi materi ... 22
2. Penskoran pada angket uji kesesuaian isi dan uji kemenarikan berdasarkan skala Likert... 47
3. Tafsiran persentase skor jawaban angket ... 48
4. Struktur materi dalam LKS yang dikembangkan ... 56
5. Hasil validasi ahli terhadap LKS yang dikembangkan ... 56
6. Hasil respon guru terhadap 5KS yang dikembangkan ... 62
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Taksonomi fungsi multipel representasi ... 20
2. Langkah-langkah metode Research and Development (R&D). ... 34
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi saat ini persaingan menjadi semakin ketat, dan ini harus
di-imbangi dengan upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah
satu upaya dalam peningkatan kualitas SDM yaitu melalui pendidikan. Tidak ada
bangsa yang mampu mencapai kemajuan tanpa meletakkan pendidikan sebagai
dasar utama pembangunannya. Pendidikan harus menjadi perhatian utama, karena
tidak mungkin kita mencapai kemajuan bangsa apabila tidak mempersiapkan
ma-nusianya terlebih dahulu, sehingga pendidikan merupakan aspek yang harus
dibe-nahi dalam rangka penyesuaian terhadap era globalisasi saat ini. Pemanfaatan
teknologi pendidikan dalam proses pembelajaran harus dilakukan demi kemajuan
pendidikan, salah satunya pada mata pelajaran sains yang sangat erat kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari.
Faktanya di negara kita menurut laporan Trends in International Mathematics and
Science Study (TIMSS) tahun 2011, menyebutkan bahwa nilai rata-rata siswa
In-donesia untuk sains cukup mengecewakan, yaitu menempati urutan ke-40 dari 42
negara. Hasil studi TIMSS ini menunjukkan siswa Indonesia berada pada
rang-king yang amat rendah dalam kemampuan memahami informasi yang kompleks,
teori, analisis, pemecahan masalah, pemakaian alat, prosedur, dan melakukan
Hasil studi lain yang dilakukan oleh Program for Internasional Student Assesment
(PISA) pada tahun 2012, yaitu studi yang memfokuskan pada literasi bacaan,
ma-tematika, dan IPA menunjukkan juga rendahnya nilai rata-rata siswa Indonesia di
bidang sains, Indonesia hanya menempati posisi ke 64 dari 65 negara anggota
PISA. Hasil studi PISA tersebut menunjukkan bahwa rata-rata siswa Indonesia
hanya mampu mengenali sejumlah fakta dasar tetapi belum mampu
mengkomuni-kasikan dan mengaitkan berbagai topik sains, apalagi menerapkan konsep-konsep
yang kompleks dan abstrak (Husamah dan Setyaningrum, 2013).
Sains alam atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan
pengeta-huan yang tersusun secara sistematik, dan penggunaannya secara umum terbatas
pada gejala-gejala alam yang mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di
permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat kita
amati dengan indera maupun yang tidak. Pada hakikatnya sains merupakan suatu
produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk, sains merupakan sekumpulan
pe-ngetahuan dan konsep, serta bagan konsep. Sebagai suatu proses, sains
merupa-kan proses yang digunamerupa-kan untuk mempelajari objek studi, menemumerupa-kan dan
me-ngembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori sains akan
melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan (Trianto,
2009).
Fokus studi tentang belajar dan mengajar di bidang sains, hendaknya juga lebih
ditekankan pada multipel representasi atau interkoneksi diantara ketiga level
representasi, yaitu: makroskopis, submikroskopis, dan simbolik. Multipel
interpretasi, dan pembangun pemahaman. Sebagai pelengkap, multipel
represen-tasi digunakan untuk memberikan represenrepresen-tasi yang berisi informasi pelengkap
atau melengkapi proses kognitif. Sebagai pembatas interpretasi, multipel
repsentasi digunakan untuk membatasi kemungkinan kesalahan menginterpretasi
re-presentasi satu dengan rere-presentasi yang lain dan sebagai pemahaman, multipel
representasi dapat digunakan untuk mendorong siswa membangun pemahaman
terhadap situasi secara mendalam (Johnstone, 2006).
Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru
dan siswa. Beberapa peneliti telah melaporkan keberhasilannya menggunakan
multipel representasi dalam proses pembelajarannya (Farida dkk., 2011; Fauzi,
2012; Rosita dkk., 2013). Hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan
bah-wa dengan penggunaan multipel representasi dalam pembelajaran sains dapat
me-ningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, serta membuat siswa lebih
memaha-mi materi yang disampaikan.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dalam pembelajaran sains ini diperlukan
suatu media atau alat bantu pembelajaran yang berbasis multipel representasi
un-tuk meningkatkan minat belajar siswa dan membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep dan fenomena-fenomena sains yang cukup rumit. Guru harus
mengoptimalkan penggunaan sarana (media) pembelajaran untuk menunjang
pro-ses pembelajaran di kelas dan segera menggunakan media pembelajaran yang
berbasis multipel representasi sehingga nantinya akan diperoleh pembelajaran
sains yang lebih efektif dan efisien serta lebih menarik minat siswa untuk
Salah satu dari media pembelajaran adalah Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
Me-nurut Prastowo (Lestari, 2013) LKS adalah materi ajar yang sudah dikemas
sede-mikian rupa, sehingga siswa dapat memahami materi ajar tersebut secara mandiri.
Dalam LKS, siswa akan mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan
dengan materi. Selain itu, siswa juga dapat menemukan arahan yang terstuktur
untuk memahami materi yang diberikan.
LKS yang kita gunakan dapat berfungsi dengan baik apabila memenuhi
syarat-syarat LKS yang berkualitas. Adapun syarat-syarat-syarat-syarat LKS yang memiliki kualitas
baik itu adalah LKS yang dapat memenuhi aspek pedagogik, konstruksi dan
tek-nik. 1) Persyaratan pedagogik, yaitu harus mengikuti azas-azas pembelajaran
yang efektif, seperti meningkatkan rasa ingin tahu siswa, menekan pada proses
untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus
melalui berbagai media dan kegiatan siswa, serta mempertimbangkan perbedaan
individu. 2) Syarat konstruksi, yaitu menggunakan bahasa yang sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa, menggunakan struktur kalimat yang sederhana,
pen-dek, dan tidak berbelit, memiliki tata urutan yang sistematik, serta memiliki tujuan
belajar yang jelas untuk memudahkan proses pembelajaran. 3) Persyaratan teknis,
yaitu mencakup tulisan, gambar, dan tampilan yang menarik (Trianto, 2009).
Klasifikasi materi merupakan salah satu pokok bahasan IPA kelas VII SMP yang
merupakan pemahaman pertama tentang istilah-istilah dalam ilmu kimia, yaitu
tentang pengklasifikasian materi ke dalam unsur, senyawa, dan campuran. Materi
ini cukup sulit dipahami oleh siswa, sehingga keberadaan LKS yang berkualitas
representasi sangat dibutuhkan agar siswa dapat memahami materi ini dengan
baik.
Akan tetapi, fakta di lapangan cukup memprihatinkan, LKS pada materi
klasifi-kasi materi yang digunakan di sekolah-sekolah jarang ditemukan yang telah
me-menuhi kreteria LKS yang berkualitas baik dan berbasis multipel representasi,
bahkan masih ada sekolah yang belum menggunakan LKS sama sekali dalam
pembelajaran klasifikasi materi ini. Hal tersebut mengakibatkan walaupun
seko-lah tersebut teseko-lah menggunakan LKS, tetap saja tidak berfungsi seperti yang kita
harapkan.
Hal ini diperkuat oleh hasil studi lapangan yang telah dilakukan di 7 SMP negeri
dan 1 SMP swasta di 4 kabupaten/kota di provinsi Lampung, yaitu Bandar
Lam-pung, Metro, Lampung Tengah, dan Tulang Bawang Barat, didapatkan bahwa
se-kitar 62,5% guru yang telah menggunakan LKS pada materi klasifikasi materi, hal
ini dikarenakan sebagian guru lainnya hanya menggunakan buku cetak, dan
seba-giannya lagi beralasan apabila mereka menggunakan LKS akan terkendala oleh
waktu. Selain itu LKS yang telah dibuat oleh guru tersebut masih jauh dari yang
diharapkan, karena belum memenuhi kriteria LKS yang berkualitas baik dan
ber-basis multipel representasi. Sebanyak 40% guru yang telah menggunakan LKS,
LKS buatannya hanya menggunakan warna hitam putih saja, hal ini tentu belum
memenuhi persyaratan teknis, karena desain tampilan warnanya kurang menarik.
Penggunaan LKS yang telah berbasis multipel representasi juga sangat minim,
yaitu dari total guru yang sudah menggunakan LKS dalam pembelajarannya,
telah berbasis multipel representasi tersebut belum menggunakan desain warna
yang menarik karena hanya menggunakan warna hitam putih saja.
Berkaitan dengan permasalahan yang telah diuraikan tersebut, maka perlu
dikem-bangkan suatu lembar kerja siswa (LKS) yang berkualitas atau memenuhi aspek
pedagogik, konstruksi dan teknik dengan berbasis multipel representasi agar siswa
dapat memahami materi klasifikasi materi ini dengan baik, sehingga dipandang
perlu melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Berbasis Multipel Representasi Pada Materi Klasifikasi Materi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik LKS berbasis multipel representasi pada materi
klasifikasi materi dari hasil pengembangan yang dilakukan?
2. Bagaimana tanggapan guru terhadap LKS berbasis multipel representasi pada
materi klasifikasi materi dari hasil pengembangan yang dilakukan?
3. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap LKS berbasis multipel representasi
pada materi klasifikasi materi?
4. Apa sajakah kendala yang ditemui selama mengembangkan LKS berbasis
multipel representasi pada materi klasifikasi materi?
5. Apa sajakah faktor pendukung dalam proses pengembangan LKS berbasis
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan LKS berbasis multipel representasi pada materi klasifikasi
materi.
2. Mendeskripsikan karakteristik LKS berbasis multipel representasi pada
materi klasifikasi materi.
3. Mendeskripsikan tanggapan guru terhadap LKS berbasis multipel representasi
pada materi klasifikasi materi.
4. Mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap aspek keterbacaan LKS berbasis
multipel representasi pada materi klasifikasi materi.
5. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi selama mengembangkan LKS
berbasis multipel representasi pada materi klasifikasi materi.
6. Mengetahui faktor pendukung dalam proses pengembangan LKS berbasis
multipel representasi pada materi klasifikasi materi.
D. Manfaat Penelitian
Dari pengembangan LKS berbasis multipel representasi yang dihasilkan
diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Guru
Dengan adanya pengembangan LKS ini diharapkan dapat menambah media
pembelajaran baru, yang diharapkan dapat menunjang kegiatan belajar
salah satu referensi dalam membelajarkan materi klasifikasi materi yang
efektif dan efisien.
2. Siswa
Penggunaan LKS berbasis multipel representasi pada materi klasifikasi materi
dalam pembelajaran diharapkan siswa mampu mengkonstruksi konsep pada
materi klasifikasi materi dan menambah minat belajar siswa pada materi
tersebut.
3. Sekolah
Penggunaan LKS berbasis multipel representasi pada materi klasifikasi materi
dalam pembelajaran diharapkan menjadi informasi dan sumbangan pemikiran
dalam upaya meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan terutama pada
mata pelajaran IPA di sekolah.
4. Umum
Sebagai bahan referensi bagi penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan
LKS berbasis multipel representasi dalam pembelajaran IPA di SMP maupun
tingkat satuan pendidikan lainnya.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Pengembangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan
suatu produk melalui tahapan-tahapan pengujian serta validasi produk oleh
ahli yang nantinya dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran
di sekolah yang didasarkan kepada pengalaman, prinsip yang telah teruji,
2. LKS yang dikembangkan adalah LKS berbasis multipel representasi.
3. Cakupan materi yang dibahas dalam penelitian pengembangan LKS berbasis
multipel representasi ini meliputi materi klasifikasi materi.
4. Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis multipel representasi adalah salah satu
bentuk media pembelajaran yang didesain berdasarkan hakikat pembelajaraan
sains, yang bertujuan untuk membangun konsep siswa berdasarkan fenomena
yang ada dan dilengkapi dengan gambar makroskopis, submikroskopis, dan
simbolik, serta menggunakan desain dengan tampilan warna yang menarik
se-hingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Konstruktivisme
Konsep belajar menurut teori belajar konstruktivisme, yaitu pengetahuan baru
konstruksi sendiri oleh siswa secara aktif berdasarkan pengetahuan yang telah
di-peroleh sebelumnya. Teori konstruktivisme ini dalam pembelajaran didasari oleh
kenyataan bahwa setiap siswa memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi
kem-bali pengalaman atau pengetahuan yang telah dimilikinya. Oleh sebab itu, dapat
dikatakan bahwa pembelajaran konstruktivisme ini merupakan satu teknik
pem-belajaran yang melibatkan siswa untuk membina pengetahuan sendiri secara aktif
dengan menggunakan pengetahuan yang telah ada dalam diri mereka
masing-masing. Dalam teori ini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau pencipta
kondisi belajar yang memungkinkan peserta didik secara aktif mencari sendiri
informasi, dan mengkonstruksinya menjadi pengetahuan yang baru berdasarkan
pengetahuan yang telah dimiliki masing-masing (Husamah dan Setyoningrum,
2013).
Menurut Slavin (Trianto, 2011), esensi dari teori konstruktivisme adalah ide
bah-wa harus sisbah-wa sendiri yang menemukan dan mentransformasikan sendiri suatu
informasi kompleks apabila mereka menginginkan informasi itu menjadi
milik-nya. Konstruktivisme adalah suatu pendapat yang menyatakan bahwa
arti dan pemahaman terhadap realita melalui pengamatan dan interaksi mereka.
Menurut pandangan konstruktivisme siswa secara aktif membangun pengetahuan
dengan cara terus menerus mengasimilasi dan mengakomodasi informasi baru,
dengan kata lain konstruktivisme adalah teori perkembangan kognitif yang
mene-kankan peran aktif siswa dalam membangun pemahaman mereka tentang realita.
Di antara teori-teori atau pandangan-pandangan yang berkaitan dengan teori
bel-ajar konstruktivisme, yang paling terkenal adalah teori mental Piaget. Teori
Piaget atau biasa dikenal dengan teori perkembangan intelektual atau teori
per-kembangan kognitif adalah teori yang berkenaan dengan kesiapan individu untuk
belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga
dewasa. Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh
secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan.
Dalam perkembangan intelektual ada tiga hal penting yang menjadi perhatian
Piaget, yaitu :
1. Struktur, Piaget memandang ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental dan perkembangan logis anak-anak. Dalam hal ini, tindakan (action) menuju pada operasi-operasi dan operasi-operasi menuju pada per-kembangan struktur. Operasi memiliki empat ciri, yaitu: (1) operasi merupa-kan tindamerupa-kan yang terinternalisasi. Tidak ada garis pemisah antara tindamerupa-kan fisik dan mental, (2) operasi itu bersifat reversibel, (3) operasi itu selalu tetap walaupun selalu terjadi transformasi atau perubahan, (4) tidak ada operasi yang berdiri sendiri. Suatu operasi selalu berhubungan dengan struktur atau sekumpulan operasi.
2. Isi, merupakan pola prilaku anak khas dan tercermin pada respon yang diberi-kannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya.
Contoh aplikasi dari pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran adalah siswa
belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama
lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa, campuran
siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Siswa tetap berada dalam
ke-lompoknya selama beberapa minggu. Kemudian mereka diajarkan keterampilan
khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, selama kerja
dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi
yang ditugaskan guru dan saling membantu teman kelompok mencapai ketuntasan
belajar. Pada saat siswa sedang bekerja dalam kelompok guru berkeliling
mem-berikan pujian pada kelompok yang sedang bekerja dengan baik, dan memmem-berikan
bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan (Trianto, 2009).
B. Media Pembelajaran
Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Kata “media” berasal dari
bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” (Sadiman dkk.,
2011). Gagne (Sadiman dkk., 2011) memberikan pernyataan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Pernyataan
tersebut juga didukung oleh pendapat Briggs (Sadiman dkk., 2011) yang
menyata-kan bahwa media merupamenyata-kan segala alat fisik yang dapat menyajimenyata-kan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar. Adapun contoh-contoh media antara lain buku,
film, kaset, film bingkai, dan lain-lain.
Adapun kegunaan media dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: (a) objek yang terlalu besar-bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model; (b) objek yang kecil-dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar; (c) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat diban-tu dengan timelapse atau high-speed photoghraphy; (d) kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal; (e) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain; serta (f) konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain. 3. Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif
siswa. Dalam hal ini media berguna untuk: (a) menimbulkan kegairahan bel-ajar; (b) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan; c. memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan diten-tukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bila-mana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar be-lakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam: a. memberikan perangsang yang sama; b. mempersamakan pengalaman; c. menimbulkan persepsi yang sama (Sadiman dkk., 2011).
Media sebagai komponen strategi pembelajaran merupakan wadah dari pesan
yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau
peneri-ma pesan tersebut, dan peneri-materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran,
dan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar. Media
mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan
siswa (Trianto, 2009).
Menurut Purnomo (Widodo dan Jasmadi, 2008), media juga dapat membantu guru
dalam menyalurkan pesan. Semakin baik medianya, makin kecil
distorsi/ganggu-annya dan makin baik pesan itu diterima oleh siswa. Media menurut kegunadistorsi/ganggu-annya
dalam pengajaran dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai alat bantu (dependent
Ada prinsip-prinsip dalam pemilihan media agar sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Sudirman (Djamarah dan Aswan, 2010) beberapa prinsip pemilihan
media pengajaran dibagi kedalam tiga kategori sebagai berikut:
1. Tujuan pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksut dan tujuan pemilihan yang jelas, apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi yang bersifat umum, ataukah untuk sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih spesifik lagi, apakah untuk pengajaran kelompok atau pengajaran individual.
2. Karakteristik Media Pengajaran
Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan
pemilihan media pengajaran. Apabila kurang memahami karakteristik berbagai media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan kecenderung bersikap spekulatif.
3. Alternatif Pilihan
Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat beberapa media pengajaran itu hanya ada satu, maka guru tidak bisa memilih, tetapi menggunakan apa adanya.
Menurut Suryani (dalam Husamah dan Setyaningrum, 2013), guru harus
mengoptimalkan penggunaan sarana (media) pembelajaran yang tersedia untuk
menunjang proses pembelajaran di kelas. Metode pembelajaran konvensional
yang selalu menggunakan ceramah dalam pembelajaran harus ditinggalkan jika
ingin menumbuhkan kreativitas peserta didik.
C. Lembar Kerja Siswa
Menurut Prastowo (Lestari,2013), Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah materi
materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS, siswa akan mendapatkan materi,
ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu, siswa juga dapat
menemukan arahan yang terstuktur untuk memahami materi yang diberikan dan
pada saat yang bersamaan siswa diberikan materi serta tugas yang berkaitan
dengan materi tersebut.
Menurut Trianto (2011), Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat berupa panduan untuk
latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan
se-mua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.
LKS memuat sekumpulan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk
me-maksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai
indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Pengaturan awal
(advance orginizer) dari pengetahuan dan pemahaman siswa diberdayakan
mela-lui penyediaan media belajar pada setiapkegiatan eksperimen sehingga situasi
be-lajar menjadi lebih bermakna, dan dapat terkesan dengan baik pada pemahaman
siswa. Karena nuansa keterpaduan konsep merupakan salah satu dampak pada
kegiatan pembelajaran maka muatan materi setiap lembar kegiatan siswa pada
setiap kegiatannya diupayakan agar dapat mencerminkan hal itu. Adapun
komponen-komponen LKS meliputi judul eksperimen, teori singkat tentang
ma-teri, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan serta pertanyaaan dan
kesimpulan untuk bahan diskusi.
Menurut Mudlofir (2012), Lembar Kegiatan Siswa (student work sheet ) adalah
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar
Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori dan/ praktik. Adapun
langkah-langkah penulisan LKS sebagai berikut:
1. Melakukan analisis kurikulum; SK, KD, indikator, dan materi pembelajaran. 2. Menyusun peta kebutuhan LKS
3. Menentukan judul LKS 4. Menulis LKS
5. Menentukan alat penilaian
Adapun struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut :
1. Judul, Mata Pelajaran, Semester, Tempat 2. Petunjuk belajar
3. Kompetensi yang akan dicapai 4. Indikator
5. Informasi pendukung
6. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja 7. Penilaian
Adapun beberapa aspek yang menjadi penilaian LKS menurut, yaitu:
1. Judul menarik
2. Kelengkapan cakupan bahan ajar 3. Kualitas membelajarkan siswa 4. Komunikatif
5. Desain menarik
Menurut Ibrahim (Trianto, 2009), LKS dibagi dalam dua macam, yaitu : (1) lem-bar kegiatan yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan dan mengembangkan serta menemukan konsep suatu tema (lembar kegiatan siswa berstruktur), (2) lembar kegiatan yang dirancang untuk membimbing siswa dalam proses belajar mengajar dengan atau tanpa bimbingan guru (lembar kegiatan ber-struktur). LKS dimaksudkan untuk mengaktifkan siswa, membantu siswa dalam menemukan konsep, melatih siswa menemukan konsep, menjadi alternatif cara penyajian materi pelajaran yang menekankan keaktifan siswa, serta dapat memo-tivasi siswa.
Dalam mengembangkan LKS, terdapat 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Persyaratan pedagogik; LKS harus mengikuti azas-azas pembelajaran yang
2. Persyaratan konstruksi; menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat per-kembangan siswa, menggunakan struktur kalimat yang sederhana, pendek, dan tidak berbelit, memiliki tata urutan yang sistematik, memiliki tujuan belajar yang jelas, memiliki identitas untuk memudahkan pengadministrasian. 3. Persyaratan teknis; mencakup tulisan, gambar, dan tampilan. Tulisan
menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, gunakan huruf biasa yang diberi garis bawah, jumlah kata di dalam satu baris tidak lebih dari 10 kata, dan sebagainya. Gambar harus menyampaikan pesan/isi secara efektif. Gambar harus cukup besar dan jelas detilnya. Tampilan disusun sedemikian rupa sehingga ada harmonisasi antara gambar dan tulisan. Tampilan harus menarik dan menyenangkan untuk meningkatkan motivasi.
Adapun bahan pertimbangan penulisan LKS menurut Ibrahim dalam Trianto
(2009), setiap LKS yang disediakan memenuhi kriteria penulisan sebagi berikut:
(1) memacu pada kurikulum, (2) mendorong siswa untuk belajar dan bekerja, (3)
bahasa yang digunakan mudah dipahami, dan (4) tidak dikembangkan untuk
menguji konsep-konsep yang sudah diujikan guru dengan cara duplikasi.
Menurut Widodo dan Jasmadi (2008), LKS memuat kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan instruksiaonal yang menekankan
pa-da keterampilan motorik, misalnya bagi siswa di sekolah-sekolah kejuruan, pa-dan
lainnya. Pada LKS, bab pembelajaran sebaiknya memuat informasi singkat dan
kegiatan belajar-mengajar yang diberikan dalam setiap bab kegiatan belajar.
Infor-masi ini dapat diletakkan di setiap halaman depan dari kegiatan belajar,sehingga
informasi ini juga bermanfaat sebagai lembar penyekat antara kegiatan belajar
yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Sunyono (2013), LKS merupakan tuntunan bagi siswa dalam melakukan
imajinasi dan berlatih membuat transformasi terhadap fenomena representasi sains
yang satu terhadap fenomena sains yang lain. Oleh karena itu, LKS untuk
Masalah- masalah pada lembar kegiatan untuk pembelajar berupa
pertanyaan-pertanyaan berbentuk uraian yang menuntut pembelajar untuk melakukan proses
mental dengan cara :
a. Mengubah representasi visual ke dalam representasi verbal atau sebaliknya.
Misalnya tentang persamaan-persamaan matematik, persamaan sains, perhitungan
matematis, konsep model atom, dan konsep probabilitas dan fungsi gelombang.
b. Merepresentasikan terjadinya reaksi, susunan elektron dalam orbital dari suatu
atom, dan sebagainya dengan menggambarkan representasi eksternal, baik makro,
simbolik, dan submikro.
D. Multipel Representasi Ilmu Kimia
Mc Kendree dkk. (dalam Sunyono 2013) mendefinisikan representasi sebagai,
“struktur yang berarti dari sesuatu: suatu kata untuk suatu benda, suatu kalimat
untuk suatu kesadaan hal, suatu diagram untuk suatu susunan hal-hal, suatu
gam-bar untuk suatu pemandangan.” Sehingga representasi dapat didefinisikan sebagai
sesuatu yang digunakan untuk mewakili hal-hal, benda, keadaan, dan fenomena
(peristiwa).
Representasi dapat di kategorikan ke dalam dua kelompok , yaitu representasi
in-ternal dan eksin-ternal. Representasi inin-ternal didefinisikan sebagai konfigurasi
kog-nitif individu yang diduga berasal dari perilaku manusia yang menggambarkan
be-berapa aspek dan proses fisik dan pemecahan masalah. Di sisi lain, representasi
eksternal dapat digambarkan sebagai situasi fisik yang tersetruktur yang dapat
Pentingnya representasi menurut Norman (dalam Sunyono, 2013), menunjukkan
bahwa memori, pikiran, dan penalaran tanpa bantuan eksternal, semuanya akan
terbatas dan sulit untuk memperoleh pengetahuan yang diperlukan. Sebuah
representasi eksternal adalah jenis bantuan eksternal kepada seseorang sehingga
dia dapat membantu orang lain dalam memecahkan masalah . Representasi
eks-ternal biasanya mengacu pada 1) simbolik fisik, objek, atau dimensi dan 2) aturan
eksternal, kendala, atau hubungan yang berkait dengan konfigurasi fisik (misalnya
hubungan spasial dari bilangan dengan digit tertentu, kendala fisik pada alat bantu
belajar, dan lain-lain). Jadi, tidak mungkin kehidupan manusia modern dapat
ter-wujud tanpa bantuan representasi eksternal.
Ainsworth dalam Sunyono (2013), Multipel representasi ini memiliki tiga fungsi
utama, yaitu sebagai pelengkap, pembatas interpretasi, dan pembangun
pema-haman. Sebagai pelengkap, multipel representasi digunakan untuk memberikan
representasi yang berisi informasi pelengkap atau melengkapi proses kognitif.
Sebagai pembatas interpretasi, multipel representasi digunakan untuk membatasi
kemungkinan kesalahan menginterpretasi representasi satu dengan representasi
yang lain dan sebagai pemahaman, multipel representasi dapat digunakan untuk
mendorong siswa membangun pemahaman terhadap situasi secara mendalam. .
Ketiga fungsi tersebut dapat dibagi menjadi bagian-bagian lebih rinci seperti pada
Gambar 1. Taksonomi Fungsi Multipel Representasi
(diterjemahkan dari Ainsworth: 2008)
Representasi konsep-konsep dalam sains yang memang merupakan konsep ilmiah,
secara inheren melibatkan multimodal yaitu melibatkan kombinasi lebih dari suatu
modus representasi. Dengan demikian keberhasian pembelajaran sains meliputi
konstruksi asosiasi mental diantara tingkat makroskopis, submikroskopis dan
simbolik dari representasi fenomena sains dengan menggunakan modus
represen-tasi yang berbeda (Chang dan Gilbert, 2009). Oleh sebab itu, tidak mungkin bagi
guru untuk menciptakan suatu representasi tunggal yang bekerja bagi semua
sis-wa, namun yang perludilakukan adalah mengidentifikasi representasi apa yang
ditemukan oleh pembelajar paling berguna untuk menciptakan makna bagi siswa
itu sendiri.
Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru
dan siswa. Beberapa peneliti telah melaporkan keberhasilannya menggunakan
2012; Rosita dkk., 2013). Hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan
bah-wa dengan penggunaan multipel representasi dalam pembelajaran sains dapat
me-ningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, serta membuat siswa lebih
memaha-mi materi yang disampaikan.
E. Analisis konsep
Menurut pendapat Herron dkk. dalam Fadiawati (2011) bahwa belum ada definisi
tentang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep
di-samakan dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011) mendefinisikan
konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satupun
definisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep tersebut. Untuk dapat
men-definisikan konsep, maka diperlukan suatu analisis konsep yang dapat
menghu-bungkan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya. Herron dkk. dalam
Fadiawati (2011) menjelaskan bahwa analisis konsep adalah suatu prosedur yang
dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan
penga-jaran bagi pencapaian konsep. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah,
yaitu menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut
ANALISIS KONSEP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Satuan Pendidikan : SMP/MTs
Kelas : VII
Kompetensi Inti :
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli ( toleransi, gotong royong ) santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 Memahami pengetahuan ( faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret ( menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak ( menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
Tabel 1. Analisis konsep klasifkasi materi
Nama/
Label Definisi Konsep
Jenis Konsep
Atribut Konsep Posisi Konsep
Contoh Non
contoh
Kritis Variabel Super
Ordinat Ordinat
Sub Ordinat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Materi Segala sesuatu yang mempunyai massa dan dapat
menempati ruang
Konkret Zat
Materi yang terdiri atas satu jenis komponen penyusun
Unsur Zat yang terdiri dari satu jenis atom dan tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang lebih sederhana
Nama/
Label Definisi Konsep Jenis
Konsep
Atribut Konsep Posisi Konsep
Contoh Non
contoh
Kritis Variabel Super
Ordinat Ordinat
Sub Ordinat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Unsur logam
Unsur yang memiliki sifat mengkilap, umumnya merupakan penghantar listrik dan panas yang baik, memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi, serta dan panas yang buruk, memiliki titik leleh dan titik didih rendah, serta
Nama/
Label Definisi Konsep Jenis
Konsep
Atribut Konsep Posisi Konsep
Contoh Non
contoh
Kritis Variabel Super
Ordinat Ordinat
Sub Ordinat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Atom Partikel terkecil suatu materi dan mencirikan suatu Senyawa Zat yang tersusun
oleh 2 atau lebih atom unsur yang berbeda dan dapat terurai menjadi
Unsur Molekul, ion
Molekul Partikel terkecil penyusun suatu senyawa yang terdiri dari molekul unsur dan molekul
Nama/
Label Definisi Konsep Jenis
Konsep
Atribut Konsep Posisi Konsep
Contoh Non
contoh
Kritis Variabel Super
Ordinat Ordinat
Sub Ordinat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Molekul Unsur
Molekul yang hanya terdiri atas satu jenis atom penyusun
Abstrak - Jenis molekul unsur
Molekul Molekul Senyawa tersusun lebih dari satu jenis atom penyusun
Abstrak Jenis molekul senyawa
Molekul Molekul Unsur
Nama/
Label Definisi Konsep Jenis
Konsep
Atribut Konsep Posisi Konsep
Contoh Non
contoh
Kritis Variabel Super
Ordinat Ordinat
Sub Ordinat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Campuran Materi yang terdiri dari dua zat atau lebih yang masih mempunyai sifat zat asalnya serta dapat dipisahkan dengan
Konkret Campuran Homogen sehingga tidak dapat dibedakan zat
Campuran Campuran Heterogen
Nama/
Label Definisi Konsep Jenis
Konsep
Atribut Konsep Posisi Konsep
Contoh Non
contoh
Kritis Variabel Super
Ordinat Ordinat
Sub Ordinat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Larutan Suatu campuran yang terdiri dari zat pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute), yang sifatnya dapat diketahui melalui homogen yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki sifat, antara lain memiliki rasa asam, dapat menimbulkan korosif, dan dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
Nama/
Label Definisi Konsep Jenis
Konsep
Atribut Konsep Posisi Konsep
Contoh Non
contoh
Kritis Variabel Super
Ordinat Ordinat
Sub Ordinat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Korosif Suatu sifat yang dimiliki oleh larutan asam, dimana larutan tersebut dapat homogen yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki sifat, antara lain memiliki rasa pahit, kausatik, berasa licin di tangan, dan dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
Nama/
Label Definisi Konsep Jenis
Konsep
Atribut Konsep Posisi Konsep
Contoh Non
contoh
Kritis Variabel Super
Ordinat Ordinat
Sub Ordinat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Kausatik Salah satu sifat yang dimiliki oleh larutan basa, dimana dapat merusak kulit bila tidak memiliki homogen yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yang tidak dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru
Nama/
Label Definisi Konsep Jenis
Konsep
Atribut Konsep Posisi Konsep
Contoh Non
contoh
Kritis Variabel Super
Ordinat Ordinat
Sub Ordinat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Indikator Suatu senyawa yang menunjukkan perubahan warna apabila bereaksi dengan asam, basa, ataupun netral, yang terdiri dari indikator alami dan indikator buatan.
konkret Indikator alami
Indikator asam basa yang berasal dari berbagai jenis tumbuhan, dimana yang termasuk indikator alami ini akan menunjukkan perubahan
Nama/
Label Definisi Konsep Jenis
Konsep
Atribut Konsep Posisi Konsep
Contoh Non
contoh
Kritis Variabel Super
Ordinat Ordinat
Sub Ordinat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Indikator buatan
Indikator asam basa yang dibuat dari persenyawaan kimia, dalam bentuk padat ataupun cair, dimana yang termasuk indikator buatan ini akan menunjukkan perubahan
warna pada larutan asam, basa, maupun netral dapat dikenali zat penyusunnya
III. METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)
pada penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2013). Sukmadinata (2011) dalam
bu-kunya juga mengatakan bahwa Research and Development (R&D) adalah suatu
proses untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk
yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.
Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011) ada sepuluh langkah dalam
pelak-sanaan strategi penelitian dan pengembangan, yaitu 1) penelitian dan
pengum-pulan data (research and information collecting) yang meliputi pengukuran
kebu-tuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan dari segi
nilai; 2) perencanaan (planning) dengan menyusun rencana penelitian yang
meli-puti kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan
yang hendak dicapai, desain penelitian, dan kemungkinan pengujian dalam
ling-kup terbatas; 3) pengembangan draf produk (develop preliminary form of product)
meliputi pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen
evaluasi; 4) uji coba lapangan awal (preliminary field testing), melakukan uji coba
di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru
angket; 5) merevisi hasil uji coba (main product revision) dengan memperbaiki
atau menyempurnakan hasil uji coba; 6) uji coba lapangan (main field testing)
de-ngan melakukan uji coba secara lebih luas pada 5 sampai 15 sekolah dede-ngan 30
sampai 100 orang subjek uji coba; 7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan
(operational product revision) yaitu menyempurnakan produk hasil uji lapangan;
8) uji pelaksanaan lapangan (operational field testing), pengujian dilakukan
mela-lui angket, wawancara, dan observasi terhadap 10 sampai 30 sekolah melibatkan
40 sampai 200 subjek; 9) penyempurnaan produk akhir (final product revision)
yaitu penyempurnaan yang didasarkan pada masukan dari uji pelaksanaan
lapa-ngan; 10) diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation) yaitu
melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal.
Langkah-langkah tersebut dapat digambarkan dalam Gambar 2.
Gambar 2. Langkah-langkah Metode Research and Development (R&D) Penelitian &
pengumpulan data
Perencanaan
Pengembangan draft produk
Uji coba lapangan awal
Merevisi hasil uji coba Uji coba
lapangan Penyempurnaan
produk hasil uji lapangan Uji
pelaksanaan lapangan
Penyempurnaan produk akhir
Dalam penelitian ini, langkah-langkah penelitian yang dilakukan hanya sampai
pada tahap lima, yaitu revisi hasil uji coba produk (main product revision) secara
terbatas. Hal ini karena keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti yang masih
belum cukup dalam melakukan tahap selanjutnya.
B.Lokasi dan Subyek Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah 7 SMP Negeri dan 1 SMP Swasta yang ada di empat
kabupaten/kota di Lampung yaitu di Lampung Tengah, Bandar Lampung, Tulang
Bawang Barat dan Kota Metro pada tahap studi lapangan, yaitu SMPN 2 Bandar
Lampung, SMPN 4 Bandar Lampung, SMPN 1 Bandar Lampung, SMPN 1 Kota
Metro, SMP 3 Muhammadiah Metro, SMPN 3 Kota Metro, SMPN 4 Tulang
Bawang Tengah, dan SMPN 4 Terbanggi Besar. Pada tahap uji coba terbatas guru
dan siswa dilakukan di SMP Negeri 2 Seputih Mataram. Subyek penelitian
adalah LKS berbasis multipel representasi pada materi klasifikasi materi. Subyek
uji coba adalah siswa kelas VII dan guru mata pelajaran IPA kelas VII.
C.Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian ini berasal dari 8 guru mata pelajaran IPA kelas VII dan
24 siswa kelas VII yang telah mempelajari materi klasifikasi materi pada saat
studi pendahuluan dari 7 SMP Negeri dan 1 SMP Swastayang ada di 4
kabu-paten/ kota di Lampung. Pada tahap uji coba terbatas data diperoleh dari 2 orang
D.Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu.
Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul
da-ta untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan dada-ta (Arikunto, 1997). Menurut
Sugiyono (2008) pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka
harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur tersebut dinamakan instrumen penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas instrumen pada studi
pendahuluan, instrumen pada validasi ahli, dan instrumen uji terbatas. Adapun
penjelasan instrumen-instrumen tersebut adalah:
1. Instrumen pada studi pendahuluan
Instrumen pada studi pendahuluan pada penelitian ini adalah pedoman wawancara
dan angket analisis kebutuhan yang digunakan untuk memperoleh data mengenai
LKS yang digunakan oleh beberapa sekolah yang bersangkutan. Dan instrumen ini
digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kekurangan-kekurangan yang
ada dalam LKS yang digunakan, sehingga menjadi referensi bagi kami untuk
mengembangkan LKSberbasis multipel representasi.
2. Instrumen pada validasi ahli
Untuk validasi ahli digunakan angket (skala Likert) yang digunakan untuk
menguji aspek kesesuaian isi, keterbacaan, dan konstruksi pada LKS berbasis
a. Angket validasi kesesuaian isi
Instrumen ini berbentuk angket yang disusun untuk mengetahui apakah LKS yang
dikembangkan sudah memenuhi kesesuaian isi dengan KD, basis multipel
repre-sentasi, keterampilan proses sains, dan pendekatan ilmiah.
b. Angket validasi keterbacaan
Instrumen ini berbentuk angket yang disusun untuk mengetahui apakah LKS yang
dikembangkan sudah dapat terbaca dengan baik dilihat dari segi ukuran huruf,
va-riasi bentuk huruf, kejelasan tulisan, dan perpaduan warna tulisan.
c. Angket validasi konstruksi
Instrumen ini berbentuk angket yang disusun untuk mengetahui apakah LKS yang
dikembangkan sudah memenuhi konstruksi sesuai format LKS yang ideal,
kete-rampilan proses sains,dan pendekatan ilmiah.
3. Instrumen pada uji coba terbatas
Instrumen yang digunakan pada uji coba terbatas berupa angket (skala Likert)
yang disusun untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap produk yang
dihasilkan.
a. Angket tanggapan guru
Untuk tanggapan guru digunakan angket yang terdiri dari penilaian keterbacaan,
konstruksi, serta kesesuaian isi materi terhadap LKS berbasis multipel representasi
yang dikembangkan. Angket tanggapan guru ini terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan terkait dengan aspek keterbacaan, konstruksi, serta kesesuaian isi
materi terhadap LKS yang dikembangkan. Angket ini dilengkapi dengan kolom
sehingga pengembang dapat memperbaiki LKS berbasis multipel representasi
sesuai dengan pembelajaran yang diharapkan.
b. Angket tanggapan siswa
Tanggapan siswa digunakan angket yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan terkait
dengan kemenarikan dan keterbacaan LKS yang dikembangkan. Instrumen ini
dilengkapi dengan kolom untuk siswa menuliskan tanggapan, saran, maupun
ma-sukan yang dapat membangun dan menyempurnakan LKS yang dikembangkan.
Agar data yang diperoleh dapat dipercaya, maka instrumen yang digunakan harus
valid harus reliabel atau ajeg. Untuk itu, perlu dilakukan pengujian terhadap
ins-trumen yang akan digunakan. Dalam konteks pengujian insins-trumen dapat
dila-kukan dengan dua jenis cara, yaitu judgment atau penilaian dan pengujian
em-pirik. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
di-inginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Penelitian ini menggunakan validasi isi. Kevalidan isi adalah kesesuaian antara
instrumen dengan ranah atau domain yang diukur. Adapun pengujian validitas isi
ini dilakukan dengan cara judgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan
menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan
penguku-ran, indikator, dan butir-butir pertanyaannya. Bila di antara unsur-unsur ini
terda-pat kesesuaian, maka daterda-pat dinilai bahwa instrumen dianggap valid untuk
E.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dan angket
(kuisioner). Menurut Arikunto (2008), wawancara adalah dialog yang dilakukan
pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai.
Sedangkan kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberi
se-perangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008).
Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan pada tahap studi lapangan dan
pada tahap uji coba terbatas. Pada studi lapangan, wawancara dilakukan terhadap
8 guru mata pelajaran IPA kelas VII dan pengisian angket dilakukan 24 siswa
ke-las VII di delapan SMP di empat kabupaten/kota di provinsi Lampung.
Sedang-kan pada uji coba terbatas pengisian angket dilakuSedang-kan oleh 2 orang guru IPA dan
20 siswa di SMP Negeri 2 Seputih Mataram untuk mengetahui tanggapan guru
dan siswa terhadap LKSberbasis multipel representasi yang telah dikembangkan.
Pada validasi kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan LKS,pengumpulan data
dilakukan dengan menunjukkan LKSberbasis multipel representasi yang
dikem-bangkan, kemudian meminta validator untuk mengisi angket validasi kesesuaian
isi, konstruksi, dan keterbacaan LKSyang dikembangkan. Pada tanggapan guru
dan siswa, pengumpulan data dilakukan dengan menunjukkan LKSberbasis
mul-tipel representasi yang telah dikembangkan, kemudian meminta guru dan siswa
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Dari sepuluh langkah dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan menurut
Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011) yang telah dijelaskan sebelumnya, pada
pene-litian ini dilakukan hanya sampai tahap lima, yaitu revisi hasil uji coba produk
(main product revision) secara terbatas. Hal ini karena keterbatasan waktu dan
kemampuan peneliti yang masih belum cukup dalam melakukan tahap
selanjut-nya. Rancangan alur penelitian dan pengembangan LKSyang digunakan dapat
Gambar 3. Alur penelitian dan pengembangan LKSberbasis multipel representasi pada materi klasifikasi materi
b. Studi Lapangan
Analisis LKS yang digunakan oleh guru dan siswa di
delapan SMP Negeri/Swasta di empat Kabupaten di pro-vinsi lampung mengenai penggunaan LKS oleh guru dengan cara penyebaran angket.
b. Validasi Ahli
c. Revisi LKS hasil validasi Penyusunan Rancangan LKSBerbasis
Multipel Representasi
3a. Pengembangan LKS Berbasis Multipel Representasi
d. LKS berbasis multipel representasi hasil revisi 1
Tanggapan guru dan siswa
5a.Revisi LKS hasil tanggapan guru dan siswa
b. LKS berbasis multipel representasi hasil revisi 2
- Pengambangan Silabus - Pembuatan Analisis
Konsep
- Pembuatan RPP - Literatur LKS - Literatur Multipel
Representasi
a. Studi Pustaka & Kurikulum
Berdasarkan alur penelitian diatas, maka dapat dijelaskan langkah-langkah yang
dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Penelitian dan pengumpulan data
Penelitian dan pengumpulan data terdiri atas studi pendahuluan. Studi
pendahu-luan ini bertujuan untuk mengumpulkan data pendukung yang dapat memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi di lapangan dan sebagai acuan atau
perban-dingan dalam mengembangkan produk. Studi pendahuluan terdiri dari:
a. Studi Kepustakaan dan Kurikulum
Studi kepustakaan dan kurikulum dilakukan untuk menemukan konsep-konsep
atau landasan-landasan teoritis untuk memperkuat suatu produk yang nantinya
akan dikembangkan. Analisis ini dilakukan dengan mengkaji SKL, KI, KD,
RPP, dan silabus yang sesuai dengan kurikulum 2013. Selanjutnya,
menga-nalisis kriteria LKSyang baik.
b. Studi lapangan
Studi lapangan ini bertujuan untuk mengetahui LKS yang digunakan untuk
mendukung proses pembelajaran klasifikaisi materi sudah berbasis multipel
representasi dan menganalisis kebutuhan siswa terhadap LKS berbasis multipel
representasi pada materi klasifikasi materi. Studi lapangan dilakukan di 7 SMP
Negeri dan 1 SMP Swasta di empat kabupaten provinsi Lampung pada bulan
November 2014 menggunakan pedoman wawancara dan angket analisis
kebu-tuhan. Sekolah yang digunakan dalam penelitian pendahuluan adalah SMPN 2
Bandar Lampung, SMPN 4 Bandar Lampung, SMPN 1 Bandar Lampung,
SMPN 4 Tulang Bawang Tengah, dan SMPN 4 Terbanggi Besar. Wawancara
dilakukan terhadap satu orang guru IPA yang mengajar di kelas VII dan tiga
orang siswa yang telah mempelajari materi klasifikasi materi, perwakilan dari
masing-masing sekolah tersebut. Pengambilan sampel sekolah yang digunakan
melalui teknik purposive sampling dengan pertimbangan letak geografis
seko-lah yang dekat dengan tempat tinggal peneliti.
2. Perencanaan
Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan, maka dilakukan
penyusun-an rpenyusun-ancpenyusun-angpenyusun-an produk berupa LKSberbasis multipel representasi pada materi
klasifikasi materi. Penyusunan LKSini didasarkan pada literatur yang diperoleh
terkait pengembangan LKSyang ideal pada materi klasifikasi materi berbasis
multipel representasi. Hal yang dilakukan dalam perencanaan produk ini adalah:
1). Menganalisis materi atau standar kompetensi yang akan dijadikan bahan
pengembangan LKSberbasis multipel representasi.
2). Mengumpulkan bahan yang dapat digunakan sebagai referensi pengembangan .
3). Mengembangkan LKS hal yang pertama dilakukan yaitu mendesain cover luar
LKS yang dapat menarik minat pembaca untuk melihat dan membacanya.
De-sain cover disertai gambar-gambar yang mengacu pada materi yang akan
di-pelajarai.
4). Menyusun LKS yang berisikan konsep-konsep yang akan dipelajari. Konsep -
konsep IPA disusun berbasis LKSberbasis multipel representasi.
3. Pengembangan draf awal
Pengembangan Draf Awal (Develop preliminary form of product) yaitu
mengem-bangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan produkLKSberbasis multipel representasi pada materi
kla-sifikasi materi
Pengembangan produk LKSberbasis multipel representasi pada materi
kla-sifikasi materi dilakukan setelah diketahui kebutuhan siswa dan guru melalui
data pada tahap studi pendahuluan. Dalam pengembangan produk LKS
ber-basis multipel representasi pada materi klasifikasi materiperlu
dipertimbang-kan beberapa hal, yaitu seperti kriteria LKSyang baik, penyesuaian LKS
dengan materi klasifikasi materi, dan beberapa gambar materi yang memenuhi
kriteria basis multipel representasi.
b. Penyusunan instrumen penelitian
Instrumen ini digunakan untuk menilai LKSberbasis multipel representasi
pada materi klasifikasi materi yang dikembangkan. Adapun instrumen yang
disusun berupa instrumen untuk validasi ahli dan instrumen untuk uji terbatas.
c. Validasi produk dan revisi produk
Setelah penyusunan instrumen penilaian untuk menilai produk berupa LKS
pada materi klasifikasi materi, maka dilanjutkan dengan proses validasi oleh
dosen atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman mengenai konstruksi,
kese-suaian isi dan keterbacaan produk LKS yang telah dikembangkan. Proses ini
berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Dengan proses validasi
ini, akan diketahui kelemahan dan kekurangan-kekurangan atau hal-hal yang
perlu dikurangi atau ditambah dalam rancangan produk yang harus diperbaiki
sebelum dilanjutkan ke dalam tahap uji coba. Setelah memperbaiki hasil
validasi draf awal, maka diperoleh draf dua.
4. Uji coba lapangan
Setelah rancangan instrumen LKSberbasis multipel representasi pada materi
kla-sifikasi materi (draf awal) divalidasi dan direvisi, maka dilakukan penilaian oleh
siswa dan guru untuk memberikan tanggapan terhadap draf dua. Tanggapan siswa
hanya mencakup aspek keterbacaan dan kemenarikan. Sedangkan tanggapan guru
mencakup aspek keterbacaan, konstruksi, dan kesesuaian isi.
Angket tanggapan aspek keterbacaan dan kemenarikan LKSuntuk siswa terdiri
dari pertanyaan-pertanyaan terkait dengan tingkat keterbacaan dan kemenarikan
siswa terhadap produk. Di dalamnya terdapat jawaban berupa pilihan mengenai
penggunaan bahasa yang sesuai dan mudah dipahami. Sama halnya dengan
ang-ket tanggapan siswa, angang-ket tanggapan guru terhadap aspek kesesuaian isi,
konstruksi, dan keterbacaan pun berupa angket yang di dalamnya terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tingkat kesesuaian isi, konstruksi,
dan keterbacaan LKSberbasis multipel representasi pada materi klasifikasi materi
5. Revisi hasil uji coba
Dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap revisi produk setelah penilaian
oleh guru dan siswa. Hal ini karena keterbatasan waktu yang dimiliki dan
keahli-an peneliti. Tahap revisi dilakukkeahli-an berdasarkkeahli-an pertimbkeahli-angkeahli-an hasil penilaikeahli-an
produk, yaitu aspek keterbacaan dan kemenarikan pada siswa dan hasil penilaian
guru pada aspek konstruksi, keterbacaan, dan kesesuaian isi terhadap LKS
ber-basis multipel representasi pada materi klasifikasi materi yang dikembangkan.
Pada tahap ini dilakukan penyempurnaan produk dengan mengurangi hal-hal yang
tidak perlu dan menambahkan hal-hal yang perlu berdasarkan hasil penilaian oleh
guru dan siswa yang telah dilakukan sebelumnya.
G.Teknik Analisis Data
Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket kesesuaian isi, konstruksi,
keterbacaan dan kemenarikan LKSberbasis multipel representasi pada materi
klasifikasi materi dilakukan dengan cara :
a. Mengode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban
ber-dasarkan pertanyaan angket. Dalam pengodean data ini dibuat buku kode yang
merupakan suatu tabel berisi tentang substansi-substansi yang hendak diukur,
pertanyaan-pertanyaan yang menjadi alat ukur substansi tersebut serta kode
ja-waban setiap pertanyaan tersebut dan rumusan jaja-wabannya.
b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk
memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban