• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN HUMAS KAMPOENG WISATA TABEK INDAH DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN LOKAL (Studi tempat wisata di Kecamatan Natar Lampung Selatan Provinsi Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN HUMAS KAMPOENG WISATA TABEK INDAH DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN LOKAL (Studi tempat wisata di Kecamatan Natar Lampung Selatan Provinsi Lampung"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN HUMAS KAMPOENG WISATA TABEK INDAH DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN LOKAL

(Studi tempat wisata di Kecamatan Natar Lampung Selatan Provinsi Lampung

Oleh: Amri Risal

Salah satu bidang ilmu komunikasi adalah humas, kegiatan yang dilakukan dengan sengaja, direncanakan, dan berlangsung secara berkesinambungan untuk membina dan mempertahankan saling pengertian antara suatu organisasi dengan masyarakat, dengan tujuan untuk membina dan mempertahankan saling pengertian, dalam hal ini humas memiliki peranan yang sangat penting untuk kemajuan organisasi atau perusahaannya.

Kampoeng Wisata Tabek Indah merupakan lokasi wisata mengambil tema wisata kampung dengan berbagai wahana didalamnya, bergerak dalam bidang jasa yang kegiatannya adalah melayani masyarakat dalam memberikan fasilitas berlibur ataupun rekreasi yang terlekak di kecamatan Natar, Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dalam menyukseskan tujuan perusahaan khusunya didalam meningkatkan wisatawan lokal diberikan Kampoeng Wisata Tabek Indah kepada humas. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan humas dalam meningkatkan kunjungan wisatawan lokal dan juga mengidentifikasi masalah-masalah apa saja yang dihadapi humas dalam meningkatkan kunjungan wisatawan lokal di Kampoeng Wisata Tabek Indah

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peranan humas Kampoeng Wisata Tabek Indah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan lokal dan juga untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi humas Kampoeng Wisata Tabek Indah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan lokal. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif.

(2)
(3)

THE ROLE OF KAMPOENG WISATA TABEK INDAH PUBLIC RELATIONS IN IMPROVING VISITING LOCAL VISITORS

(A study to tourism destination in Natar, South Lampung, Lampung)

By: Amri Risal

Public relations is one of communication field, which defined as purposed, planned and continuous efforts to gain and maintain mutual understanding between organization with society. With these aims, public relations has important role to companies or organizations development.

Kampoeng Wisata Tabek Indah is a tourism company with village theme. Having many amusement plays in it, Kampoeng Wisata Tabek Indah serves vacation and recreation facilities to the society. Kampoeng Wisata Tabek Indah is located in Natar,

South Lampung, Lampung. To succeed company’s goals such as improving the

number of local visitors, Kampung Wisata Tabek Indah gave the responsibility to public relations. The main question in this research was to find the role of public relations and to identify the problems of public relations on improving the number of local visitors in Kampoeng Wisata Tabek Indah.

Purpose of this research were to find the role of public relations and to identify the problems of public relations on improving the number of local visitors in Kampoeng Wisata Tabek Indah. By using qualitative methods, this research was aimed to answer the main questions.

(4)

1.1. Latar Belakang

Individu sebagai mahluk sosial berkomunikasi dengan individu yang lainnya untuk dapat bersosialisasi dan menjalani serta memenuhi kebutuhannya. Kegiatan komunikasi yang dilakukan individu berlangsung secara sadar ataupun tidak, baik verbal maupun nonverbal. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan komunikator melalui suatu media kepada komunikan yang menghasilkan efek baik dari segi kognisi (pengetahuan), afeksi (rasa), dan psikomotor (tindakan). Tujuan yang dicapai adalah adanya kesamaan makna dari suatu pesan. Komunikator yang baik haruslah dapat pula menghargai harkat dan martabat individu (komunikan) sehingga tidak terjadi kesalah persepsi pesan.

(5)

Hubungan masyarakat yang sering disingkat dengan Humas berperan sangat penting dalam proses pencitraan suatu organisasi, badan atau perusahaan. Sehingga efek yang ditimbulkan dapat langsung di rasakan oleh organisasi, badan atau perusahaan tersebut. Public Relations atau lebih dikenal dengan istilah hubungan masyarakat ini adalah salah satu bidang spesialisasi dalam ilmu komunikasi yang menitikberatkan pada usaha menumbuhkan saling pengertian dan kerjasama bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi barang atau pelayanan jasa antar pihak publik pada suatu instansi atau perusahaan. Humas merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik organisasi yang bersifat komersil (perusahaan) maupun organisasi non komersil.

Humas adalah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja, direncanakan, dan berlangsung secara berkesinambungan untuk membina dan mempertahankan saling pengertian antara suatu organisasi dengan masyarakat, dengan tujuan untuk membina dan mempertahankan saling pengertian. Saling pengertian ini tercipta antara organisasi dengan semua stafnya (intern) dan organisasi dengan golongan-golongan masyarakat lainnya yang terlibat (ekstern).

(6)

terciptanya komunikasi yang efektif dan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya (F.Rachmadi, 1992:13).

Dalam menyebarkan informasi kepada khalayak, humas menggunakan perantara media massa, dalam hal ini media cetak (surat kabar, majalah, bulletin, tabloid) dalam bentuk press release dan berita dan media elektronik/media siaran (televisi, radio), serta media komunikasi tatap muka, dimana kesemua media tersebut amat berperan dalam proses penyampaian informasi dari perusahaan kepada masyarakat (F.Rachmadi, 1992:87).

Fungsi Humas memiliki peran ganda dalam suatu perusahaan yaitu hubungan masyarakat ke dalam (internal public) dan hubungan masyarakat ke luar (eksternal public). Fungsi humas internal public adalah meningkatkan gairah kerja para karyawan, humas harus mampu menyerap aspirasi atau keinginan masyarakat yang diselaraskan dengan kepentingan bagi instansinya dan demi tercapainya tujuan bersama. Sedangkan fungsi humas ekternal public adalah berupaya memberikan informasi atau pesan sesuai dengan kebijaksanaan dan tujuan dari lembaga yang bersangkutan terhadap kepentingan masyarakat sebagai khalayak sasarannya.

(7)

Di Provinsi Lampung ini sendiri banyak sekali tempat untuk wisata salah satunya adalah Kampoeng Wisata Tabek Indah, kecamatan Natar, Lampung Selatan. Kampoeng Wisata Tabek Indah merupakan tempat wisata mengambil tema wisata kampung dengan berbagai wahana didalamnya, bergerak dalam bidang jasa yang kegiatannya adalah melayani masyarakat dalam memberikan fasilitas berlibur ataupun rekreasi. Berlokasi hanya 20 menit dari pusat kota dengan jaraknya hanya 8 km. Karena lokasinya alami dikelilingi pepohonan dan taman sehingga tepat yang ingin meluangkan waktu sambil refresing dan melakukan berbagai aktifitas ditempat yang telah sediakan. Selain itu juga ditempat ini dapat mengadakan acara kegiatan berdasarkan kebutuhan masing-masing wisatawan seperti acara kegiatan anak-anak sekolah, perusahan dan lain-lain yang menggunakan jasa serta layanan ditempat ini. Untuk mempromosikan tempat wisata ini manajemen Kampoeng Wisata Tabek Indah menggunakan beberapa media seperti mengunakan iklan di televisi, spanduk, papan baliho, iklan di radio, pamphlet, kartu nama dan lain-lain.

(8)

Hasil prariset data wisatawan atau pengunjung yang diperoleh dari pihak Kampoeng Wisata Tabek Indah adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Data Pengunjung Tabek Indah Per-Tahun

TAHUN 2010 2011 2012

JUMLAH 121.319 113.391 53.073

Ket : Tahun 2012 hanya sampai bulan juni.

Tabel 2. Data Pengunjung Kampoeng Wisata Tabek Indah Per-Bulan

Bulan Tahun

2010 2011 2012

Januari 10.819 9.960 10.151

Februari 10.710 9.819 9.370

Maret 8.532 9.176 8.015

April 9.165 9.015 8.320

Mei 8.812 9.789 8.543

Juni 8.709 8.112 8.674

Juli 9.718 9.716

-Agustus 9.651 8.989

-September 10.876 8.718

-Oktober 9.854 10.015

-November 10.812 9.896

-Desember 10.751 10.186

(9)

Gambar 1.Grafik Data Pengunjung Kampoeng Wisata Tabek Indah Per-Bulan

]Tabel 2 menunjukkan jumlah pengunjung Kampoeng Wisata Tabek Indah per bulan selama kurang lebih tiga tahun. Berdasarkan pengamatan, data diatas menunjukkan terjadi penurunan pengunjung dari tahun 2010 ke tahun 2011, penurunan jumlah pengunjung yang terjadi cukup besar, yaitu sebanyak 7.928 pengunjung. Namun, jika diamati dari jumlah pengunjung per bulan di tahun 2011, tidak nampak penurunan jumlah pengunjung secara signifikan.

Jika diamati kembali dari tahun 2010-2012, pengunjung taman wisata Kampoeng Tabek Indah setiap bulannya kurang stabil, penurunan pengunjung terbesar terjadi pada bulan maret di tahun 2010 dari 10.710 pengunjung menjadi 8.532. Di tahun 2011, jumlah penurunan pengunjung tidak terjadi secara signifikan, namun di tahun itu juga tidak terjadi lonjakan pengunjung. Sehingga jika dijumlahkan selama satu tahun, tahun 2010 ke 2011 terjadi penurunan. Di tahun 2012, data pengunjung yang didapatkan hanya sampai pertengahan tahun, yaitu bulan Juni. Jumlah pengunjung sampai pertengahan tahun 2012 menunjukkan penurunan kembali dibandingkan dengan 2011-2012. Namun, jika lonjakan pengunjung

(10)

terjadi saat menjelang akhir tahun seperti tahun 2010 maka kemungkinan jumlah total pengunjung bisa meningkat.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lokasi Kampoeng Wisata Tabek Indah berada cukup dekat dari pusat kota. Namun, berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa tidak adanya keseimbangan jumlah wisatawan yang datang. Hal ini yang menjadi alasan penentuan lokasi penelitaian pada Kampoeng Wisata Tabek Indah. Untuk itu humas sangat berperan penting dalam menstabilkan bahkan meningkatkan jumlah wisatawan lokal yang datang.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini terumuskan rumusan masalah yaitu :

1. Bagaimana peranan humas Kampoeng Wisata Tabek Indah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan lokal?

2. Apa saja masalah-masalah yang dihadapi humas Kampoeng Wisata Tabek Indah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan lokal?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan Penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peranan humas Kampoeng Wisata Tabek Indah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan lokal.

(11)

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dalam penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih baik sebagai literature maupun referensi bagi mahasiswa lainnya yang tertarik pada penelitian ilmiah yang berhubungan dengan peranan humas pada perusahaan.

(12)

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi Dalam Humas

Salah satu pengertian dari humas adalah teknik komunikasi (technique of communication). Pengertian ini pada hakekatnya menunjukan bahwa humas merupakan bagian dalam kegiatan komunikasi dengan ciri khas komunikasi dua arah (two way traffic communication) antara lembaga atau organisasi yang diwakilinya dengan khalayaknya atau sebaliknya.Pihak humas bisa menganalisa opini yang berkembang ditengah khalayak dengan melakukan kegiatan komunikasi tersebut dan mengetahui efeknya, apakah berdampak positif bagi citra, atau sebaliknya menjadi negatif dan kurang menguntungkan bagi organisasi bersangkutan.

Pengertian komunikasi secara etimologis berasal dari perkataan latin

communication” istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berarti

sama disini maksudnya sama makna sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Onong Effendy, 2003:3).

(13)

To Whom; With What Effect? Dengan menjawab semua pertanyaan itu, maka bisa dimatangkan sebagai proses komunikasi. Berdasarkan paradigama Lasswel tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2004:3).

Untuk mendukung terciptanya proses komunikasi yang perlu diketahui dalam proses komunikasi adalah unsur-unsur yang terlibat dalam komunikasi.

Unsur-unsur atau komponen komunikasi tersebut :

1. Komunikator

Komunikator adalah orang yang mengkomunikasikan atau menghubungkan suatu pesan kepada orang lain.

2. Pesan

Pesan yaitu berupa gagasan, pendapat dan sebagainya, yang sudah ditungakan dalam suatu bentuk, dan melalui lambing komunikasi diteruskan pada orang lain atau komunikan.

3. Media

Media merupakan sarana atau alat-alat atau saluran-saluran yang dipergunakan untuk menyualurkan pesan yang dikomunikasikan.

4. Komunikan

Komunikan adalah orang-orang yang menerima pesan. 5. Efek

(14)

Wilbur Schramm (Effendy, 2006:13) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor penting juga dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain.

Defenisi komunikasi yang relatif lengkap dengan memberikan empat pendekatan atau asumsi pokok untuk memahami tentang komunikasi dikemukakan oleh Gary Cronkhite yaitu:

1. Komunikasi merupakan suatu proses 2. Komunikasi adalah pertukaran pesan

3. Komuniaksi merupakan interaksiyang bersifat multidimensi, yaitu berkaitan dengan dimensi dan karakter komunikator (source), pesan (message) yang akan disampaikan, media (channel) yang dipergunakan, komunikan (audience) yang menjadi sasarannya, sdampak (effect) yang akan ditimbulkannya.

(15)

Dari defenisi tersebut menunjukan bahwa setiap proses komunikasi yang berlangsung memiliki tujuan-tujuan tertentu yang akan dicapai. Arti dan tujuan terhadap komunikasi dikemukakan R. Wayne Burnet dan Brent D Peterson yang menyatakan bahwa tujuan sentral dari komunikasi, meliputi 3 hal :

1. Memastikan pemahaman (To secure understanding) 2. Membina penerimaan (To establish acceptance) 3. Memotivasi kegiatan (To motivate action)

4. Mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh komunikator (To goals which the communicator saught to acieve) (Effendy, 2006:49).

Wilbur schramm membedakan tujuan komunikasi menjadi tujuan informasional, instruksional dan persuari serta menghibur.Adapun tujuan kegiatan komunikasi secara spesifik pada program kehumasan dipilih menjadi tujuan komunikasi, instruksi dan persuasi. Masing-masing jenis komunikasi ini memerlukan syarat yang berbeda-beda untuk mencapainya (I Gusti Ngurah Putra, 1999:55).

(16)

2.2. Hubungan Masyarakat

2.2.1. Defenisi Humas

Menurut Seidel, humas adalah proses yang berkesinambungan dari usaha-usaha pihak manajemen untuk memperoleh sokongan (goodwill) dan pengertian dari para pelanggan, pegawai/karyawan dan publik umumnya. Kedalam dengan menganalisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan atau menyampaikan pernyataan-pernyataan.

Humas menurut T.May Rudy dalam bukunya Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat Internasional adalah bagian dari kegiatan manajemen yang dilakukan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga atau perusahaan untuk memelihara citra serta membentuk opini yang positif dari masyarakat serta khalayak (public), agar organisasi atau lembaga atau perusahaan itu memperoleh kepercayaan dan sokongan dari masyarakat atau publik, baik internal maupun eksternal, tetapi terutama dari publik oraganisa atau lembaga atau perusahaan itu.hal ini ditempuh melalui komuniaksi terbuka kepada publik, upaya menyelaraskan kebijakan serta produknya sesuai dengan harapan pulik, dan termasuk upaya koreksi atau perbaikan ke dalam.

(17)

Humas harus memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan transaksi dengan menjalin hubungan yang bersifat kompleks dan penting dalam organisasi, yakin:

1. Humas harus memilki hubungan organisasi terhadap lingkungan sendiri. 2. Humas harus berkerja sesuai dengan aturan organisasi. Humas haruslah

berfikir inofatif, tidak hanya menempatkan solusi komunikassi, tetapi juga dapat membuat pengertian dan penerimaan bagi semua pihak yang berhubungan dengan organisasi.

3. Humas harus berfikir strategis. Solusi yang dihasilkan harus menjawab kebutuhan nyata organisassi.

4. Humas juaga harus memiliki kemampuan mengukur hasil yang sudah diperoleh. Humas harus menyatakan dengan jelas aapa yang mereka ingin kerjakan, membuat pernyataan secara sistematik, dan mengukur suatu keberhasilan (Soemirat dan Elvinaro, 2005:88).

Ciri-ciri humas, yakni:

1. Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik.

2. Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang diterapkan oleh manajemen suatu organisasi.

(18)

4. Operasional humas adalah membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang timbul dari pihak organisasi maupun dari pihak publik.

(Effendy, 2002:24).

2.2.2. Peranan Humas

2.2.2.1. Definisi Peranan

Peranan berasal dari kata peran, berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama.Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dapat dikatakan dia telah menjalankan suatu peranan. (Soekanto, 1982:212).

Perananan adalah seni dan ilmu pengetahuan untuk menganalisa kecendrungan,memprediksi konsekuensinya, menasehati para pimpinan organisasi, dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani baik kepentingan program maupun kepentingan public atau umum (Rosady Ruslan, 1998:18).

Peranan menurut Levinson dalam soekanto mencakup tiga hal :

1. peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

2. peranan meliputi norma-norma yang

(19)

peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Jadi kesimpulan peranan adalah suatu kegiatan yang didalamnya tercakup kedudukan seorang atau sekelompok orang yang melaksanakan hak_hak dan kewajiban berdasarkan posisinya pada suatu masyarakat.

2.2.2.2. Peranan Humas

Peranan hubungan masyarakat disuatu perusahaan merupakan pendukung fungsi manajemen perusahaan yang memiliki tugas untuk membina dan mempertahankan hubungan dengan lingkungan yang berada didalam perusahaan itu serta publik atau lingkungan yang berda diluar perusahaan tersebut.

(20)

Kompleksitas dari peranan humas dikemukakan oleh Public Relations of America (PRSA) yang mendifenisikan empat belas aktifitassecara umum diasosiasikan dengan aktifitas humas. Keempat belas aktifitas tersebut adalah (1) publisitas (publicity); (2) komunikasi (public affairs); (3) hubungan ke pemerintah (governmentrelatios); (6) hubungan finansial publik (financial public relations); (7) hubungan komunitas (community relatios); (8) hubungan industrial (industry relations); (9) hubungan minoritas (minority relatiosn); (10) periklanan (advertaising); (11) agensi pers (press agency); (12) promosi (promotions); (13) hubungan media (media relations); (14) propaganda.

Dalam kegiataannya, humas yang baik terjun secara langsung dalam menghadapi masalah secara terbuka serta jujur dan kemudian memecahkan masalahnya. Secara jangka panjang, humas yang baik akan mengungkapkan kesadaran aktifitas sosial masyarakat terhadap sebuah organisasi.

Ada dua konsep defenisi mengenai fungsi dan spesialisasi humas yaitu :

1. Humas membantu suatu organisasi untuk beradaptasi dengan khalayaknya begitu juga sebaliknya

2. Humas merupakan upaya suatu organisasi untuk memperoleh kerjasama dengan sekumpulan orang.

Sedangkan mengenai fungsi dari humas yaitu :

1. Untuk melayani publik (serves of center public), dengan mengarahkan apa yang harus dipikirkan atau yang harus dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan untuk memenuhi atau keinginan sebuah isntitusi

(21)

3. Untuk memperoleh suatu hubungan yang saling menguntungkan antara publik dan institusi, dengan menjaga hubungan yang harmonis diantara berbagai publik dengan dari sebuah institusi termasuk di dalamnya kelompok-kelompok, seperti pegawai, konsumen.

Dalam melaksanakan tugasnya, seorang humas dituntut untuk melakukan hal yang sekaligus menjadi perannya. Peranan humasdalam suatu organisasi, Rosady Ruslan membagi peranan tersebut dalam empat kategori yaitu :

1. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili oleh publiknya

2. Sebagai relationship, berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan publiknya

3. Peran back up management, sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan.

4. Membentuk corporate image, artinya peranan humas adalah berupaya menciptakan citra positif bagi organisasi atau perusahaannya

(Ruslan, 2000:10).

(22)

Hal tersebut menggambarkan betapa pentingnya peranan humas sebagai bagian dalam organisasi atau perusahaan. Peranan Humas tesebut bersifat dua arah seperti dijelaskan yaitu berorientasi kedalam dan keluar. Bahkan kegiatan dan sasaran humas sebagai pendukung manajemen perusahaan atau organsasi atau lembaga yaitu:

1. Membangun identitas dan gambaran perusahaan

Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif serta mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak.

2. Menghadapi krisis

Mengenai complain, membentuk manajemen krisis clan Public Relations Recover of Imagememperbaikilast lost of image and damage.

3. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

Peranan humas dalam organisasi mungkin berbeda-beda, dikarenakan oleh adanya perpektif pengaturan kekuasaan sebagai faktor penjelas mengapa organisasi memperaktekan model humas yang berbeda-beda. Perfektif ini mengasumsikan bahwa pelaku sebuah organisasi sangat ditentukan oleh pemegang kekuasaan dalam organisasi itu sehingga praktek dan peranan humas dalam suatu organisasi ditentukan oleh:

1. Keputusan para pemegang kekuasaan dalam suatu organisasi 2. Budaya organisasi

3. Potensi yang dimiliki oleh humas

(23)

Lalit Acharya menyatakan bahawa, untuk melihat peran yang dijalankan maka yang dilakukan pertama kali adalah melihat sudut pandang dari praktisi dalam melihat dirinya sendiri. Acharya memberikan saran tersebut melihat lingkungan mungkin dapat menjelaskan persepsi praktik dalam melihat dirinya senidiri.

Acharya mempelajari dalam bentuk “suatu ketidak pastian situasi yang dapat

dipahami” untuk para praktisi dan praktik humas, dapat saja mendesainkan beberapa peranan yang berbeda tergantung dari lingkungan dimana praktisi tersebut menghadapi masalah (Soemirat dan Elvinaro, 2005:96). Acharya menambahkan apabila peran yang dilakukan memang berbeda-beda seperti yang dideskripsikan sebelumnya maka peran yang secara khusus dipilih mungkin tergantung dari tingkat keberanian atau tidaknya inisiatif individual yang ada dalam lingkunganya yang melingkupi praktisi humas.

2.2.3. Ruang Lingkup Kegiatan Humas

Hubungan dengan publik merupakan ruang lingkup kegiatan kehumasan. Publik sasaran dari kegiatan dari kegiatan kehumasan dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam dua kelompok besar, yaitu:

1. Hubungan dengan Publik Internal

(24)

Hubungan dengan karyawan (employee relations), mencakup kegiatan pembinaan hubungan kedalam yang memang terkesan tumpang tindih dengan fungsi bagian kepegawaian.Dalam hal ini fungsi kehumasan berkisar pada kegiatan menciptakan dan mewujudkan hubungan yang harmonis antara pimpinan organisa atau lembaga dengan karyawan. Contohnya: menyelenggarakan kegiatan rekreasi, memonitoring, semangat dan motivasi kerja karyawan, namun yang spesifik adalah menyampaikan kebujakan organisasi dan menampung serta memantau aspirasi karyawan untuk disampaikan kepada pimpinan. Hal ini bertujuan membina sikap mental karyawan agar percaya diri, tumbuh ketaatan, kepatuhan dan dedikasi terhadap organisasinya, menumbuhkan semangat korp atau kelompok yang sehat dan dinamis, dan mendorong tumbuhnya kesadaran organisasi.

2. Hubungan dengan Publik Eksternal

Publik eksternal terdir atas orang-orang atau anggota masyarakat diluar organisai, baik yang ada kaitannya maupun yang diharapkan atau diduga ada kaitannya dengan organisasi yang terdiri atas orang-orang yang berbeda kepentingan dengan organisasi atau lembaga tertentu, maka berbeda pula teknik pembinaan hubungan mereka.

Untuk efektrifnya komunikasi, para ahli kehumasan umumnya mengkalsifikasikan menjadi kelompok-kelompok sebagai berikut :

(25)

kemudahan bagi urusan para pelanggan serta melayani pelanggan atau tamu bila menyangkut pemeliharaan citra atau penyampaian informasi.

2. Hubungan dengan masyarakat atau penduduk (community relations), mencakup kegiatan membina hubungan baik dengan penduduk atau masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi penduduk sekitar lokasi kantor atau lembaga. Contohnya: memberi sumbangan perbaikan sarana jalan, menyumbangkan hewan kurban dan lain sebagainya.

3. Hubungan dengan pers atau media massa (press relatios), hal ini mencakup kegiatab membuat kliping serta menganalisa opini publik atau aspirasi kelompok-kelompok tertentu, menyampaikan informasi dan peryataan resmi melalui media massa, menyelenggarakan jumpa pers, membina hubungan komunikasi dua arah dengan wartawan dan redaksi media massa.

4. Hubungan dengan instansi-instansi pemerintah (government relations), dalam hal ini mencakup kegiatan pembinaan dan penyelenggaraan hubungan komunikasi dua arah dengan instansi-instansi pemerintah

(Effendy, 2002:107)

Keseluruhan kegiatan tersebut untuk mengusahakan tubuhnya sikap dan citra publik yang positif terhadap segala kebijakan dan langkah-langkah organisai atau lembaga.

2.2.4. Tujuan Humas

(26)

Menurut Anggoro (2000:71) secara umum ada 14 tujuan Humas, yakni sebagai berikut :

1. Untuk mengubah citra umum dimata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan perusahaan. Guna menyesuaikan diri atas adanya kegiatan-kegiatan yang baru tersebut maka dengan sendirinya perusahaan yang bersangkkutan harus berusaha mengubah citranya supaya kegiatan bisnis dari produk barunya itu diketahui dan mendapatkan sambutan positif dari khalayak.

2. Untuk menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.

3. Untuk meningkatkan bobot kualitas calon pegawai.

4. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham dikalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.

5. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.

6. Untuk mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dari penyelengaraan suatu acara.

7. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar ekspor baru.

(27)

9. Untuk meyakinkan khalayak bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit setelah krisis.

10. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam rangka menghadapi resiko pengambil alihan oleh pihak-pihak lain di bursa saham. 11. Untuk menciptakan identitas perusahaan atau citra lembaga yang baru,

tentunya lebih baik daripada sebelumnya atau yang lebih sesuai dengan kenyataan yang ada.

12. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.

13. Untuk memastikan para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari aneka peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang dapat merugikan.

14. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan, agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.

Selanjutnya tujuan Public Relations menurut Dimock Marshall terbagi dua yaitu secara positif dan secara defensif :

1. Secara Positif

Berusaha untuk mendapatkan dan menambah penilaian dan goodwill suatu organisasi atau badan.

2. Secara Defensif

(28)

atau badan kita tidak salah (hal ini bisa terjadi akibat kesalahpahaman). Dengan demikian tindakan ini adalah salah satu aspek penjagaan atau pertahanan.

2.2.5. Fungsi dan Tugas Pokok Humas

Menurut Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya Hubungan Masyarakat suatu Komunikologis(2002:94) fungsi Hubungan Masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi

2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan pulic internal dan public eksternal

3. Menciptakan kombinasi dua arah dengan menyebarkan informasi dan organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi 4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan

umum.

Fungsi utama Humas adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga, perusahaan atau instansi dengan publiknya, intern maupun ekstern, dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dengan upaya menciptakan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini public) yang menguntungkan.

(29)

Untuk mencapai tujuan atau sasaran tersebut, perlu diupayakan hubungan yang harmonis antara Humas dalam lingkungannya. (Edwin Ermery, 1988:382).

Mengenai konsep fungsional Humas Scott, Cultip dan Center (Effendy, 1999:34) memberikan penjelasan sebagai berikut:

1. Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dari publik-publik suatu organisasi, sehingga kebijaksanaan dengan ragam kebutuhan organisasi dan pandangan publik-publik tersebut.

2. Menasehati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi untuk dapat menerima secara maksimal oleh publik

3. Merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijakan dan operasionalisasi organisasi.

Senada dengan pendapat di atas Rachmadi mengemukakan bahwa fungsi pokok Humas adalah mengatur lalu-lintas, sirkulasi informasi internal dan eksternal, dengan memberikan informasi serta penjelasan seluas mungkin kepada Publik (masyarakat) mengenai kebijakan, program, serta tindakan-tindakan dari lembaga atau organisasinya, agar dapat dipahami sehingga memperolehpublic supportdan public acceptance.

(30)

yang membuat citra itu merosot) untuk mengembalikan citra yang baik dan positif.

Dalam implementasinya fungsi humas adalah untuk membentuk dan membangun pendapat umun (public opinion). Hal ini sebenarnya terkait dengan citra, karena upaya mengarahkan atau membentuk pendapat umum untuk menumbuh-kembangkan pengertian dan presepsi masyarakat, untuk meraih kepercayaan publik, dan untuk bisa memperoleh sokongan dari masyarakat, akan berujung pada hal-hal yang menyangkut citra juga (Rudy, 2006:82).

Tugas pokok seorang Humas adalah menciptakan saling pengertian (mutual understanding), saling menghargai (mutual appreciation), saling mempercayai (mutual confidence), menciptakan good will, memperoleh dukungan publik (public support), dan sebagainya demi terciptanya citra yang positif bagi suatu perusahaan (corporate image). (Ruslan, 1998 :30).

2.2.6. Humas Dalam Pembentukan Citra

Salah satu fungsi humas adalah menciptakan opini publik yang disukai bagi produk dan organisasinya. Pencitraan yang positif sangat penting bagi suatu organisasi apapun bentuk dan orientasinya, demikian juga dengan suatu perusahaan seperti Kampoeng Wisata Tabek Indah. Citra adalah seperangkat anggapan, inspirasi atau gambaran seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu objek yang bersangkutan.

(31)

penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif. Penilaian atau tanggapan masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan timbulnya rasa hormat (respect), kesan yang baik dan menguntungkan terhadap suatu citra lembaga atau perusahaan atau jasa pelayanang diwakili oleh pihak Humas. Citra berhubungan erat dengan informasi yang dialaminya, dikaitkan dengan informasi atau pesan-pesan, yang didapat sebelumnya. Sehubungan dengan tugas humas dalam menyampaikan pesan untuk pembentukan citra khalayak, Frank Jefkins merincinya sebagai berikut :

1. Menyuguhkan fakta-fakta publik yang sesuai dengan informasi yang diberikan tentang produk.

2. Mengatasi persoalan salah paham (misunderstanding)dan prasangka (prejudices)

(32)

Menurut Frank Jefkins, dalm bukunya Hubungan Masyarakat,ada beberapa jenis citra (image) yang dikenal didunia aktifitas Humas (Ruslan, 1998:64), yaitu sebagai berikut:

1. Citra cermin (mirror image)

Citra cermin adalah citra yang diyakini oleh perusahaan bersangkuta, terutama para pemimpin yang tidak percaya pada apa dan bagaimana kesan orang luar terhadap yang dipimpin itu tidak selamanya selalu dalam osisi baik.

2. Citra kini (current image)

Berdasarkan pada pengalaman dan informasi yang doterima kurang baik terhadap perusahaan yang diwakilinya, seorang humas menghadapi masalah berupa resiko yang sifatnya permusuhan, prasangka buruk dan kesalah pahaman yang menyebabkan citra kni yang ditanggapi secara tidak adil. 3. Citra keinginan (wish image)

Citra keinginan merupakan citra yang ingn dicapai oleh pihak manajemen terhadap perusahhan atau jasa pelayanan yang diberikan, menyenangkan dan diterima dengan kesan positif diberikan oleh publik.

4. Citra perusahan (corporate image)

(33)

5. Citra serbaneka (multiple image)

Tugas Humas disini adalah bagaimana menampilkan pengenalan (awareness) terhadap identitas, atribut logo, brand’s name,seragam parafront liner, sosok gedung, dekorasi lobby kantor dan penampilan para prefesionalnya, kemudian diunifikasikan ke dalam suatu citra sebaneka yang integrasikan terhadap citra perusahaan.

6. Citra penampilan (performance image)

Citra penampilan lebih ditunjukan kepada bagaimana kinerja atau penampilan para profesinonal pada perusahaan, misalnya dalam memberikan berbagai betuk kualitass pelayanan dan memberikan kesan yang baik.

2.3. Kampoeng Wisata Tabek Indah

(34)

2.4. Wisatawan Lokal

2.4.1. Wisatawan

Definisi wisatawan (Norval, 1995:22) adalah setiap orang yang datang dari suatu Negara yang alasannya bukan untuk menetap atau bekerja di situ secara teratur, dan yang di Negara dimana ia tinggal untuk sementara itu membalanjakan uang yang didapatkannya di lain tempat. Sedangkan menurut Soekadijo, wisatawan adalah pengunjung di Negara yang dikunjunginya setidak-tidaknya tinggal 24 jam dan yang datang berdasarkan motivasi:

1. Mengisi waktu senggang atau untuk bersenang-senang, berlibur, untuk alasan kesehatan, studi, keluarga, dan sebagainya.

2. Melakukan perjalanan untuk keperluan bisnis.

3. Melakukan perjalanan untuk mengunjungi pertemuan-pertemuan atau sebagai utusan (ilmiah, administrative, diplomatik, keagamaan, olahraga dan sebagainya).

4. Dalam rangka pelayaran pesiar, jika kalau ia tinggal kurang dari 24 jam.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia no 9 tentang kepariwisataan, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 dan 2 dirumuskan.

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

(35)

Berdasarkan sifat perjalanan, lokasi di mana perjalanan dilakukan wisatawan dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Karyono, 1997).

1. Foreign Tourist(Wisatawan asing)

Orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan Negara di mana ia biasanya tinggal. Wisatawan asing disebut juga wisatawan mancanegara atau disingkat wisman.

2. Domestic Foreign Tourist

Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal di suatu negara karena tugas, dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negara di mana ia

tinggal. Misalnya, staf kedutaan Belanda yang mendapat cuti tahunan, tetapi ia tidak pulang ke Belanda, tetapi melakukan perjalanan wisata di Indonesia (tempat ia bertugas).

3. Domestic Touris / Local Tourist(Wisatawan Nusantara / Wisatawan Lokal) Seorang warga negara suatu negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya.Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata ke daerah tujuan yang berasal dari dalam negeri.

Misalnya: Warga negara Indonesia yang melakukan perjalanan ke Bali atau ke Danau Toba.

4. Indigenous Foreign Tourist

(36)

bertugas sebagai konsultan di perusahaan asing di Indonesia, ketika liburan ia kembali ke Perancis dan melakukan perjalanan wisata di sana. Jenis wisatawan ini merupakan kebalikan dari Domestic Foreign Tourist.

5. Transit Tourist

Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke suatu Negara tertentu yang terpaksa singgah pada suatu pelabuhan/airport/stasiun bukan atas kemauannya sendiri.

6. Business Tourist

Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis bukan wisata tetapi perjalanan wisata akan dilakukannya setelah tujuannya yang utama selesai. Jadi perjalanan wisata merupakan tujuan sekunder, setelah tujuan primer yaitu bisnis selasai dilakukan.

Pariwisata adalah istilah yang diberikan apabila seseorang wisatawan melakukan perjalanan itu sendiri, atau dengan kata lain aktivitas dan kejadian yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan (Sutrisno, 1998:23). Pariwisata secara singkat dapat dirumuskan sebagai kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan (Soekadijo, 2000:2).

2.4.2. Wisatawan Lokal

(37)

melewati perbatasan negaranya. Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata ke daerah tujuan yang berasal dari dalam negeri. Wisatawan lokal (lokal tourist) atau yang sering disebut wisatawan domestic maupun Wisnus (Wisatawan Nusantara) umunmnya melakukan wisata dan berkreasi kebagian lain negaranya untuk mengetahui sesuatu hal yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya. Tujuan mereka berwisata biasanya ingin melepas rasa penasaran akan tempat yang di yakini menakjubkan atau menyenangkan. Di Indonesia sendiri banyak sekali wisatawan lokal yang berwisata hanya untuk melepas penat karena kesibukan mereka sehari-hari. Orang Indonesia sendiri dikenal sebagai pelancong.

2.5. Teori David Dozier dan Glen Broom

Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori peran humas dari David Dozier dan Glen Broom (Ruslan, 2002:22-24), mengemukakan bahwa ada dua peranan humas yakni peranan manajerial (Communication Manager Role) dan peranan teknis komunikasi (Communication Technican Role).Peranan Manajerial sendiri terdiri dari tiga sub peran yakni sebagai praktisi ahli (Expert preciber), sebagai fasilitator komunikasi (Communication facilitator), dan sebagai fasilitator bagi proses penyelesaian masalah (Problem solving process facilitator).

(38)

a. Praktisi ahli (Expert preciber).

Petugas humas dianggap sebagai orang yang ahli, yang memberikan masukan-masukan kepada pimpinan untuk kebaikan organisasi atau lembaga. Praktisi humas melakukan riset dan menentukan masalah hubungan kemasyarakatan, membangun program dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program. Seorang Praktisi humas yang berpengalaman dan memliliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya. Hubungan praktisi pakar humas dengan manjemen organisasi seperti hubungan dokter dengan pasiennya. Artinya, pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari pakar humas (Expert Prescriber) tersebut dalam yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan.

b. Fasilitator komunikasi (Communication facilitator)

(39)

saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.

c. Fasilitator bagi proses penyelesaian masalah (Problem solving process facilitator)

Yakni peranan sebagai fasilisator dalam proses pemecahan masalah. Pada peranan ini petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen (krisis).Dapat menjadi anggota bahkanleader (pemimpin) dalam penanganan krisis manajemen disuatu organisasi atau lembaga. Praktisi humas membantu divisi lain dalam organisasi menangani masalah yang mereka hadapi. Humas ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal inidimaksudkan sebagai penasihat (advisor) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional.Dalam menghadapi suatu krisis yang telah terjadi, biasanya akan dibentuk suatu tim yang dikoordinir praktisi ahli humas dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam satu tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan dan produk yang tengah menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu.

(40)

keahlian ilmu komunikasi dan jurnalistik, menulis, menyunting, membuat pesan secara audio visual yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas humas.

2.6. Kerangka Pikir

Hubungan masyarakat (Humas) merupakan salah satu aktifitas penting yang dilakukan setiap organisasi atau lembaga dalam mencapai tujuannya. Keberadaannya sangatlah penting dalam upaya menjaga hubungan baik antara organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut kamus terbitan Institute of Public Relation, Humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan berkesinambungan dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Oleh karena itu humas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur.

(41)

mempertahankan hubungan dengan lingkungan yang berada didalam perusahaan itu serta publik atau lingkungan yang berada diluar perusahaan tersebut.

Peranan humas itu sendiri adalah membina hubungan di dalam dengan publik internal yang terdiri dari para karyawan, pemegang saham, dan pengambil kebijakan perusahaan dengan memelihara komunikasi yang baik, memelihara dengan publik eksternal atau kelompok yang berada diluar perusahaan tapi memiliki hubungan kerjasama seperti para pelanggan, pers, masyarakat luar, dan pemerintah humas dan humas harus menjalin komunikasi yang baik dan memelihara hubungan harmonis. Selain itu juga humas berperan dalam memberikan masukan, penghubung komunikasi antara pihak internal taupun eksternal serta peranan humas sebagai fasilisator dalam proses pemecahan masalah. Pembinaan hubungan yang baik dengan publik (masyarakat atau wisatawan) dimaksudkan untuk mendapat pandangan yang positif tentang tempat wisata ini. Hal ini yang menarik peneliti untuk meneliti kesesuaian teori dengan fakta yang ada dilapangan. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana peran humas Kampoeng Wisata Tabek Indah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan lokal.

(42)

fasilitator komunikasi (Communication facilitator), dan sebagai fasilitator bagi proses penyelesaian masalah(Problem solving process facilitator).

Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam bagan kerangka pikir sebagai berikut :

Gambar 3. Bagan Kerangaka Pikir

Tabek Indah

Peranan Humas Kampoeng Wisata Tabek Indah (Teori peranan humas David

Dozier dan Glen)

Pendapat (kritik/saran)

Wisatawan / masyarakat

(43)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

(44)

Metode kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya, prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang almiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moelong, 2004:6).

Penelitian kualitaif ini juga dimaknai dengan serangkaian kegiatan penelitian yang mengembangkan pola pikir induktif dalam menarik suatu kesimpulan dari suatu fenomena tertentu. Pola pikir induktif ini adalah cara berpikir dalam rangka menarik kesimpulan dari sesuatu yang lengkap dari permasalahan yang bersifat khusus kepada yang sifatnya umum. Dengan pendekatan ini penulis dapat memperoleh gambaran yang lengkap dari permasalahan yang dirumuskan dengan memfokuskan pada proses pencarian makna di balik fenomena yang muncul dalam penelitian. Dengan harapan agar informasi yang dikaji lebih bersifat komprehensif, mendalam, alamiah, dan apa adanya.

(45)

3.2. Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga akan memudahkan penulis untuk mengoperasionalkan konsep tersebut di lapangan dan arahnya tidak menyimpang.

Adapun defenisi konsep dalam penelitian ini : 1. Peranan Humas

Peranan hubungan masyarakat di suatu perusahaan merupakan pendukung fungsi manajemen perusahaan yang memiliki tugas untuk membina dan mempertahankan hubungan dengan lingkungan yang berada didalam perusahaan itu serta publik atau lingkungan yang berada diluar perusahaan tersebut, mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak, menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif. Hal inilah yang harus dilakukan oleh humas Tabek Indah dalam peranannya meningkatkan wisatawan atau pengunjung untuk datang ketempat wisata ini.

2. Meningkatkan

Meningkatkan adalah upaya untuk menaikan atau merubah menjadi lebih baik dari yang awalnya sedikit menjadi banyak atau yang awalnya kurang baik menjadi lebih baik dengan maksud melakukan perubahan.

3. Wisatawan Lokal

(46)

tujuan yang berasal dari dalam negeri. Wisatawan lokal (lokal tourist) atau yang sering disebut wisatawan domestic maupun Wisnus (Wisatawan Nusantara) umunmnya melakukan wisata dan berkreasi kebagian lain negaranya untuk mengetahui sesuatu hal yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya.

3.3. Fokus Penelitian

Kompoeng Wisata Tabek Indah merupakan tempat wisata yang berada cukup dekat dari pusat kota, tetapi berdasarkan prariset yang dilakukan terdapat ketidak seimbangan jumlah wisatawan yang datang. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini difokuskan pada bagaimana peranan humas Kampoeng Wisata Tabek Indah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan lokal serta apa saja masalah-masalah yang dihadapi humas Kompoeng Wisata Tabek Indah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan lokal, yang mana peranan humas sangat berpengaruh penting dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang datang khususnya untuk wisatawan lokal.

3.4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini mengambil tempat di Kampoeng Wisata Tabek Indah, jalan Raya Natar, Serbajadi-pemanggilan, Kecamatan Natar, Lampung Selatan.

3.5. Informan Penelitian

(47)

simpang siur yang justru akan membuat peneliti keluar dari jalur penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Teknik pemilihan informan pada penelitian ini adalah teknik teknik purposive (disengaja). Menurut Singarimbun dan Effendi (2000:35) teknik purposive bersifat tidak acak, dimana subjek penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Penelitian kualitatif umumnya mengambil jumlah informan yang lebih kecil dibandingkan dengan bentuk penelitian lainya. Menurut JM Morse (1994) menyamakan informan dengan partisipan penelitian, yaitu subjek penelitian yang mana dari mereka data penelitian diperoleh. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu atau perorangan. Penentuan informan ini menggunakan teknik purposive karena anggota sampel dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian. (Usman dan Akbar, 2009:7)

Adapun kriteria informan dalam penelitian ini teridri atas: a. Informan untuk data primer:

(48)

b. Informan untuk data sekunder:

Adalah informan yang merupakan pengunjung atau wisatawan. Informan nonformal ini merupakan informan yang dianggap mengetahui perkembangan tentang Kampoeng WIsata Tabek Indah serta memiliki informasi yang cukup dan bersedia untuk dimintai keterangan terkait penelitian. Informan dipilih untuk data sekunder berjumlah 6 orang. Kriteria informan minimal 2 kali berkunjung ke Tabek Indah dalam jangka 6 bulan.

3.6. Sumber Data

(49)

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat serta dapat dipertanggung jawabkan kebenaran ilmiahnya, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka dengan responden (Nazir, 2005 : 193). Teknik ini digunakan untuk menjaring data-data primer yang berkaitan dengan fokus penelitian. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan panduan wawancara. Dalam hal ini mencari informasi dari pihak humas Kampoeng Wisata Tabek Indah.

2. Observasi

Digunakan untuk pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis, untuk kemudian dilakukan pencatatan. Teknik ini dapat mendukung data yang diperoleh melalui wawancara atau kuisioner, sehingga akan diketahui apakah data yang diberikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

3. Kepustakaan

(50)

4. Dokumentasi

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Teknik pengumpulan data ini untuk mengumpulkan data-data sekunder yang kaintanya untuk melengkapi data primer.

3.8. Teknik Analisis Data

Proses analisis data kualitatif, melalui proses: 1. Tahap reduksi data

Reduksi data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan perhatian, meyederhanakan, mengabstraksikan serta mentransformasikan data yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta membuang yang dianggap tidak perlu dan mengorganisir data dengan cara yang sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik.

2. Tahap penyajian data (Displays)

Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian (display) data. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori, diagram alur (flow chart), dan lain sejenisnya.

(51)

langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. Penampilan atau display data yang baik dan jelas alur pikirnya merupakan hal yang sangat diharapakan oleh setiap peneliti. Display data yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal.

3. Tahap kesimpulan (verifikasi data)

Pada tahap ini peneliti melakukan uji kekerabatan setiap makna yang muncul dari data. Disamping menyandar pada klarifikasi data, peneliti juga memfokuskan pada abstraksi data yang tertuang dalam bagan. Setiap bagian yang menunjang bagan di klarifikasi kembali, baik dengan informan dilapangan maupun melalui diskusi dengan teman sejawat. Apabila hasil klarifikasi memperkuat kesimpulan atas data maka pengumpulan untuk komponen tersebut siap dihentikan.

(52)

52 Berikut ini adalah struktur organisasi Kampoeng Wisata Tabek Indah:

Gambar 5 :Struktur Organisasi Kampoeng Wisata Tabek Indah

Keterangan :

1.Direksi 2.General Manager 3.Operasional Manager4.Pool Spv 5.O.b Attd 6.Fishing Attd 7.Pool Attd8.Security Spv 9.Guard

10.HRD11.Driver12.Public Relations & Marketing Spv13.Marketing Staff 14.Room Div.Spv15.Reception16.Room Boy17.Gardener 18.House Man 19. Enggi.Spv 20.Teknisi 21.Carpenter Spv 22.Carpenter 23. FB Product Spv 24.Cook 25.Steward 26.FB Service Spv

(53)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

(54)
(55)

5.1.2. Hasil Wawancara dan Observasi Pihak Humas, Operasional Manager

dan HRD tehadap Peranan Humas Kampoeng Wisata Tabek Indah.

Berdasarakan hasil wawancara dan observasi dengan pihak humas Kampoeng Wisata Tabek Indah yaitu Herlina Rosida Chaniago (HRC), dalam penelitian ini beliau berperan sebagai informan primer yang pertama. Beliau memberi tanggapan bahwa humas di lokasi wisata ini sudah berjalan dengan sebagaimana mestinya sesuai dengan peran dan tugas. Hubungan HRC dengan pihak internal Kampoeng Wisata Tabek Indah terjalin dengan baik karena HRC sudah cukup lama berkerja di lokasi wisata ini jadi beliau sudah memahami mengenai seluk beluk Kampoeng Wisata Tabek Indah. HRC juga sering berkomunikasi dengan karyawan-karyawan lainnya agar tidak terjadi kesalahpahaman dan demi memenuhi kepuasan konsumen. Selain menjaga hubungan baik dengan pihak internal Kampoeng Wisata Tabek Indah, HRC juga selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar, salah satunya adalah dengan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh masyarakat.

(56)

juga dilakukan untk menjaga hubungan baik antar sesama karyawan serta pihak management. Pada kegiatan family gathering masing-masing keluarga dapat membawa keluarganya hal ini dimaksudkan supaya sesama karyawan serta keluarganya dapat saling mengenal. Selain membina dan menjaga hubungan baik dengan pihak internal Kampoeng Wisata Tabek Indah, EDN dan SM juga berusaha menjaga hubungan baik dengan masyarakat yang berada disekitar kawasan Kampoeng Wisata Tabek Indah. Hubungan baik ini ditunjukan dengan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh masyarakat dan begitupun sebaliknya. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya adalah melibatkan masyarakat dalam ulang tahun Kampoeng Wisata Tabek Indah, membagikan hewan oleh Kampoeng Wisata Tabek Indah ke masyarakat, dan memberikan sembako.

(57)

Untuk tugas dan fungsi dari humas Kampoeng Wisata Tabek Indah, HRC memaparkan cukup jelas tugas dan fungsinya dibagi menjadi dua, yaitu kehumasan internal dan eksternal dengan penjelasannya adalah sebagai berikut:

Kehumasan Internal :

1. Merencanakan, mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan komunikasi internal melalui berbagai bentuk kegiatan yang melibatkan seluruh karyawan termasuk tenaga kerja.

2. Menjadi penghubung komunikasi antara manajemen perusahaan dengan karyawan dan antar karywan.

3. Mengkoordinir manajemen perusahaan serta karyawan untuk menaati peraturan perusahaan (House of Rule).

4. Merencanakan, mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan rutin yang dapat digunakan untuk menciptakan keharmonisan hubungan kerja dan komunikasi, seperti rapat setiap minggunya yangdilaksanakan pada hari jum’at, olah raga,

jalan-jalan antara manajemen perusahaan serta karyawan dan lain-lainnya.

Kehumasan Eksternal :

(58)

2. Membina hubungan kerjasama yang harmonis diantaranya pelanggan, pemerintah daerah, aparat keamanan, dunia pendidikan, pers dan lembaga atau instansi terkait lainnya.

3. Menjalin hubungan kerjasama yang harmonis dengan media massa untuk kepentingan perusahaan seperti menarik minat para pelanggan serta menciptakan citra positif perusahaan dikalangan masyarakat

4. Menjadi juru bicara perusahaan pada batas kewenangannya.

5. Mengelola dan melaksanakan kegiatan kehumasan eksternal lainnya yang dianggap dapat menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis dengan publik eksternal dan citra positif perusahaan.

Untuk penjelasan EDN dan SM mengenai tugas dan fungsi humas Kampoeng Wisata Tabek Indah tidak berbeda jauh yang diungkapkan oleh HRC, mereka memaparkan bahwa humas berperan untuk menciptakan hubungan yang baik antara pihak internal dengan internal maupun internal dengan eksternal dengan tujuan menumbuhkan dan menjaga citra positif Kampoeng Wisata Tabek Indah.

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, humas Kampoeng Wisata Tabek Indah. mengkoordinir kegiatan komunikasi internal melalui berbagai bentuk kegiatan. Bentuk kegiatan dalam mengkoordinir komunikasi internal ini salah satunya

adalah melalui rapat yang diadakan setiap minggunya, pada hari jum’at. Pada

(59)

akan diadakannya rapat pada hari jum’at. Peran HRD adalah menyiapkan rapat

yang berkoordinasi dengan humas dibantu dengan karyawan lainnya, selain itu juga HRD selalu berkoordinasi dengan humas untuk kelancaran kegiatan yang akan diadakan baik dari internal Kampoeng Wisata Tabek Indah maupun dari wisatawan yang hendak melaksanakan kegiatan di lokasi wisata ini.

Hal tersebut dipertegas dari pihak HRD, bahwa setiaphari jum’at HRD membantu

menyiapkan rapat dibantu oleh karyawan lainnya serta membantu mengkoordinir karyawan dalam pembagian tugas setiap akan mengadakan kegiatan baik dari internal maupun dari pengunjung atau wisatawan. Humas juga selalu bekoordinasi dengan para koki restaurant dan juga boy room agar lebih memperhatikan keinginan konsumen supaya dapat terpenuhi dengan baik sesuai apa yang dibutuhkan. Dengan adanya rapat koordinasi ini diharapkan tidak terjadi kesalahpahaman antar sesama serta dalam pembagian peran untuk masing-masing divisi yang saling berkaitan. Peran Oprsional Manager (EDN) berusaha memberikan masukan dan mengawasi program-program dan kegiatan kerjasama yang akan dilakukan oleh humas agar dapat berjalan dengan baik.

(60)

Wisata Tabek Indah adalah website, www.tabekindahresort.com. Selain menyebarluaskan informasi melalui media, humas juga melakukan kerjasama dengan instansi pemerintahan dan instansi swasta yang diantaranya perusahaan telekomunikasi, kepolisian, universitas, organisasi-organisasi yang ada di masyarakat dan lainnya yang hendak membuat acara atau menggunakan jasa layanan dilokasi wisata ini. Hal ini dimaksudkan oleh pihak humas yaitu dengan adanya kerjasama dengan instansi-instansi tersebut dapat menyebarluaskan informasi mengenai Kampoeng Wisata Tabek Indah dalam skala yang cukup luas, sebab setiap instansi-instansi yang mengadakan kegiatan di lokasi wisata ini selalu membawa anggota dari instansinya cukup ramai.

Hal tersebut yang diharapkan oleh humas Kampoeng Wisata Tabek Indah, pengunjung yang datang dalam jumlah yang cukup ramai dapat menyebarluaskan informasi ke teman-temanya, dengan itu sangat menguntungkan untuk Kampoeng Wisata Tabek Indah, hal yang sama juga diutarakan oleh EDN. Selain itu juga, pihak humas Kampoeng Wisata Tabek Indah juga membuat membuat papan baliho yang dipasang di beberapa titik jalan utama, spanduk, kartu nama, serta membagikan pamflet yang berfungsi untuk memberi informasi kepada masyarakat mengenai lokasi wisata ini.

(61)

tetapi HRC meyakini bahwa Kampoeng Wisata Tabek Indah memiliki daya tarik sendiri untuk menarik minat para wisatawan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak Kampoeng Wisata Tabek Indah adalah dengan memberikan pelayanan yang maksimal dan peningkatan fasilitas diantaranya adalah penambahan wahana yang ditujukan untuk para pengunjung atau wisatawan, hal tersebut dilakukan agara para pengunjung merasakan kenyamanan ketika berada di lokasi ini. Nuansa yang berbeda juga ditawarkan oleh pihak Kampoeng Wisata Tabek Indah untuk menarik minat wisatawan, nuansa yang masih pedesaan dengan suasananya yang masih alami menjadikan Kampoeng Wisata Tabek Indah berbeda dengan lokasi wisata lain. Daya tarik yang ditawarkan di Kampoeng Wisata Tabek Indah diantaranya ada kegiatan barbeque di dalam kamar ataupun bisa di saung (pondok), serta ada perlombaan-perlombaan seperti perlombaan burung, paint ball, dan lainnya.

(62)
(63)
(64)
(65)

Selain permasalahan persaingan tempat wisata, kurangnya tenaga ahli yang berkompeten membantu kinerja dari humas terdapat permasalahan lain. Berdasarkan hasil pengamatan serta observasi peneliti dilapangan, bahwa intensitas untuk publikasi yang dilakukan oleh pihak humas yang menggunakan media elektronik dan media cetak yang telah dijelaskan sebelumnya ataupun spanduk, kartu nama, serta pamflet ini sangatlah kurang, dikarenakan hanya pada event-event tertentu saja seperti iklan hari raya, memasang spanduk dibeberapa titik jalan, serta membagikan pamflet itupun dalam jumlah yang sedikit. Selain intensitas publikasi yang kurang, publikasi yang dilakukan juga belum dalam skala yang cukup luas yang sesuai diharapkan oleh pihak humas seperti kerjasama yang dilakukan oleh humas dengan beberap instansi-instansi pemerintah ataupun swasta. Hal inipun dipertegas dengan pernyataan dari SM yang menjelaskan bahwa beliau pernah mendapatkan masukan dari pengunjung agar publikasi mengenai Kampoeng Wisata Tabek Indah lebih ditingkatkan lagi dalam penyebaranluasan informasi ke masyarakat. Hal tersebut menunjukan, intensitas publikasi yang dilakukan oleh pihak humas kemasyarakat kurang.

5.1.3. Hasil Wawancara dan Observasi dari Wisatawan tentang Kampoeng

Wisata Tabek Indah tehadap Peranan Humas.

(66)

menyatakan sudah berkunjung ke Kampoeng Wisata Tabek Indah lebih dua kali dalam kurun waktu enam bulan. OK sudah berkunjung ke Kampoeng Wisata Tabek Indah 2 kali, WW 3 kali, F 4 kali, ADKP 3 kali, DP 2 kali, dan AC 3 kali.

Menurut OK, beliau mengetahui lokasi tempat wisata ini melalui temannya yang pernah berkunjung ke Kampoeng Wisata Tabek Indah. WW dan F mendapatkan informasi secara langsung mengenai lokasi wisata ini melalui publikasi oleh pihak Kampoeng Wisata Tabek Indah lewat media cetak dan papan baliho. Untuk ADKP mendapatkan informasi mengenai lokasi wisata ini dari tetangga yang pernah berkunjung Kampoeng Wisata Tabek, untuk DP mendapatkan informasi tentang lokasi wisata ini dari anaknya yang mengikuti program dari sekolah. Sedangkan untuk AC mendapatkan informasinya sama dengan seperti WW dan F yaitu melalui publikasi yang dibuat oleh pihak Kampoeng Wisata Tabek Indah lewat media papan baliho dan internet.

(67)

Berkenaan dengan peranan humas Kampoeng Wisata Tabek Indah yang berhubungan dengan masalah publikasi mengenai lokasi wisata ini, keenam informan sekunder merasa publikasi yang dilakukan oleh Kampoeng Wisata Tabek Indah sangatlah kurang. OK berpendapat bahwa publikasi mengenai lokasi wisata ini kurang, karena informan mengetahui banyak sekali orang yang belum tahu tentang lokasi wisata ini. WW dan F berpendapat hampir sama dengan OK, yaitu kurangnya publikasi kemasyarakat mengenai lokasi wisata ini dibandingkan lokasi wisata lain, kedua informan menyayangkan publikasi yang kurang dilakukan oleh pihak Kampoeng Wisata Tabek Indah. Mereka berpendapat bahwa lokasi wisata ini sangat cocok untuk wisata serta banyak hal-hal menarik yng ditawarkan. Untuk ADKP, DP dan AC mempunyai pendapat yang hampir sama dengan pendapat informan sebelumnya yaitu publikasi tentang lokasi wisata ini kurang mengena ke masyarakat, hanya orang-orang tertentu yang mengetahui lokasi wisata ini.

(68)

Untuk saran mengenai kualitas layanan yang diberikan Kampoeng Wisata Tabek Indah kepada pengunjung atau wisatawan, keenam inforrman memiliki saran yang berbeda untuk peningkatan fasilitas layanan. OK lebih menekankan sarannya ke peningkatan fasilitas pada wahana bermain anak-anak dan fasilitas di kamar penginapan, beliau merasa di kamar perlu dipasang alat komunikasi seperti telfon agar pengunjung tidak kesulitan untuk menghubungi petugas Kampoeng Wisata Tabek Indah, dan jika ada atap kamar yang bocor harus segera diperbaiki agar tidak mengganggu kenyamanan pengunjung. Sedangkan WW memiliki pendapat yang hampir sama mengenai peningkatan fasilitas layanan kamar, beliau mendapat informasi dari temannya yang pernah berkunjung bahwa terkadang pemanas air di kamar mandi sering tidak berfungsi dengan baik. F juga menyatakan hal yang hampir serupa, beliau menyarankan pihak Kampoeng Wisata Tabek Indah bisa lebih meningkatkan fasilitas di kamar penginapan maupun di arena bermain.

(69)
(70)

5.2. Pembahasan

Sebagaimana telah dibahas pada bab sebelumnya, penelitian ini menggunakan teori peranan humas dari David Dozier dan Glen Broom. Teori ini mengemukakan bahwa ada dua peranan humas yakni peranan manajerial (Communication Manager Role) dan peranan teknisi komunikasi (Communication Technican Role). Peranan Manajerial sendiri terdiri dari tiga sub peran yakni sebagai praktisi ahli (Expert preciber),sebagai fasilitator komunikasi(Communication facilitator), dan sebagai fasilitator bagi proses penyelesaian masalah(Problem solving process facilitator).

Berdasarkan hasil penelitian serta wawancara, humas merupakan bagian dari perusahaan yang berfungsi untuk mendukung program-program agar tercapainya tujuan perusahaan. Humas bisa dikatakan wajah dari perusahaan, dengan itu humas harus dapat menjaga nama baik perusahaan yang berkaitan dengan citra positif. Humas selalu berkoordinasi dengan divisi lain di Kampoeng Wisata Tabek Indah untuk menjalankan tugas dan fungsinya agar tercapainya tujuan perusahaan.

(71)

satunya adalah bagian personalia atau HRD yaitu dengan mengadakan pertemuan atau meeting rutin yang dilaksanakan setiap hari jum’at. Fungsi dari rapat

mingguan ini adalah untuk menjaga komunikasi dan koordinasi antara sesama karyawan. Selain HRD, Operasional Manager juga sangat mendukung dari peranan humas sebagai fasilitor komunikasi.

Pelaksanaan peranan humas sebagai fasilitator komunikasi selain di publik internal Kampoeng Wisata Tabek Indah juga dengan publik eksternal yaitu menjadi penghubung antara internal dengan publik eksternal melaui aktivitas yang menjaga hubungan baik yang sudah terjalin maupun yang baru akan terjalin dengan instansi-instansi pemerintah ataupun swasta diantaranya perusahaan telekomunikasi, kepolisian, universitas, organisasi-organisasi yang ada di masyarakat dan lainnya yang hendak membuat acara atau mengunakan jasa layanan ditempat wisata ini.

Selain melakukan kerjasama, humas membuat Kampoeng Wisata Tabek Indah lebih sensitif dengan di lingkungan sekitar, yaitu dengan melakukan kegiatan bersama masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di wilayah sekitar Kampoeng Wisata Tabek Indah kegiatan yang dilakukan seperti mengundang masyarakat sekitar untuk hadir dalam acara ulang tahun Kampoeng Wisata Tabek Indah, mengikuti kegiatan yang diadakan oleh masyarakat sekitar, membagikan hewan kurban pada saat hari raya, membagikan sembako, membantu masyarakat yang sedang kesusahan dan lain-lannya.

Gambar

Tabel 1. Data Pengunjung Tabek Indah Per-Tahun
Gambar 1. Grafik Data Pengunjung Kampoeng Wisata Tabek Indah Per-Bulan
Gambar 2. Proses Transfer Humas
Gambar 3. Bagan Kerangaka Pikir
+2

Referensi

Dokumen terkait

Poly(L-Lactide) (PLLA) untuk Aplikasi dalam Bidang Biomedik Penelitian Pasca Doktor Teknik Kimia Senin, 24 September 2018 Siang 3 13.00 - 15.00 WIB.

Setidaknya terdapat tiga pandangan atau alasan bagi perusahaan di dalam melakukan kegiatan CSR; pertama, CSR dipandang sebagai aktivitas filantropi perusahaan, dimana

kondisi yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan. 31 Mekanisme penerapan CSR berlanjut pada perencanaan, persiapan, pembiayaan, pelaksanaan, pendokumentasian,

Biaya pengukuran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan informasi biaya produk yang digunakan oleh perusahaan (Supriyono, 1994:665). Sebelum

Hasil dari perbandingan kedua sistem diatas akan digunakan sebagai acuan untuk proses persediaan material digalangan agar dapat memenuhi kebutuhan material dengan tepat

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Dalam menghasilkan informasi ke pemirsanya, KOMPAS TV memiliki kebijakan tersendiri dalam mengatur medianya seperti memiliki rasa idealisme yang tinggi, medianya tidak