• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pupuk Pelengkap Cair Dharmavit terhadap Pertumbuhan, Produksi, serta Serapan Hara N, P, K Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa l.) Varietas IR 64 pada Latosol Darmaga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Pupuk Pelengkap Cair Dharmavit terhadap Pertumbuhan, Produksi, serta Serapan Hara N, P, K Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa l.) Varietas IR 64 pada Latosol Darmaga"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PUPUK PELENGKAP CAIR DHARMAVIT

TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI, SERTA

SERAPAN HARA N, P, K TANAMAN PADI SAWAH (

Oryza

sativa L

.) VARIETAS IR 64 PADA LATOSOL DARMAGA

Oleh

RAHMAYANI

A24101094

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

ABSTRACT

RAHMAYANI. The Effectiveness of Liquid Compound of Dharmavit’s Fertilizer on the Growth, Production, and N, P, K Uptake of Rice Crop Variety IR 64 in Latosol Darmaga (Supervised by Komaruddin Idris as Chairman, and Sri Djuniwati as Member).

One of the strategy to achieve high yield of rice in Indonesia can be done by improving the rate and method of fertilizer applications in the farmer field. Folliar applications is one of the methods that can be used to support the rice growth and production.

The obyectives of the research were 1) to know the effectiveness of liquid compound of Dharmavit’s fertilizer to the growth, production, and N, P, K uptake of rice crop, and 2) to obtain the best rate of liquid compound of Dharmavit’s fertilizer to get the high yield. The experiment was conducted in the field i.e

Carangpulang-Bogor from November 2004 to March 2005. The design of experiment was completely randomized design with a single factor treatment and four replications. There were 5 treatments that consisted of control, standard fertilizer (250 kg Urea/ha + 150 kg SP-36/ha + 100 kg KCl/ha), standard fertilizer mixed with three rates of liquid Dharmavit’s fertilizer (1 x, ¾ x, and ½ x the rate of recommended).

The result of the research showed that there was a significant response of dry matter of plant, grain yield, plant height, N, P, and K uptake, and the relative agronomic effectiveness (RAE) due to applied of liquid Dharmavit’s fertilizer. Generally, the rate 1 x and ¾ x recommended of liquid Dharmavit fertilizer was not different but higher with that of control, standard fertilizer as well as other rate of Dharmavit. However, the rate of 1 x Dharmavit recommended was the most effective because the RAE of 1x Dharmavit recommended was the highest (136.91 %) and was followed by ¾ x and ½ x Dharmavit recommended i.e.

(3)

RINGKASAN

RAHMAYANI. Efektivitas Pupuk Pelengkap Cair Dharmavit terhadap Pertumbuhan, Produksi, dan Serapan Hara Tanaman Padi Sawah Varietas IR 64 pada Latosol Darmaga (Dibawah bimbingan KOMARUDDIN IDRIS dan SRI DJUNIWATI).

Salah satu usaha untuk memenuhi kecukupan kebutuhan beras dalam negeri dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas pada lahan petani. Pemberian pupuk pelengkap cair (PPC) merupakan salah satu cara pemberian pupuk alternatif yang dapat meningkatkan hasil panen, dan perlu diadakan suatu pengujian efektivitas PPC pada lahan petani.

Tujuan penelitian ini ialah 1) mengetahui efektivitas pupuk pelengkap cair Dharmavit terhadap pertumbuhan, produksi, serta serapan hara N, P, K tanaman padi sawah varietas IR 64 yang ditanam pada Latosol Carangpulang, Bogor. 2) mendapatkan dosis pupuk cair Dharmavit yang paling efektif dan mampu memberikan hasil panen yang tinggi. Percobaan ini dilaksanakan di lahan sawah milik petani desa Carangpulang-Bogor dari bulan November 2004 sampai dengan Maret 2005. Percobaan ini disusun dengan rancangan acak lengkap dengan satu faktor perlakuan, yaitu terdiri dari 5 perlakuan dengan 4 ulangan. Perlakuan tersebut adalah kontrol (tanpa pupuk), standar (250 kg Urea/ha, 150 kg SP-36/ha, dan 100 kg KCl/ha), dan PPC Dharmavit dengan tiga dosis pemberian yaitu dosis 1 x, ¾ x, dan ½ x anjuran PPC Dharmavit. Semua perlakuan PPC Dharmavit diberi pupuk dasar N,P, K setara dengan perlakuan standar.

(4)
(5)

EFEKTIVITAS PUPUK PELENGKAP CAIR DHARMAVIT

TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI, SERTA

SERAPAN HARA N, P, K TANAMAN PADI SAWAH (

Oryza

sativa L

.) VARIETAS IR 64 PADA LATOSOL DARMAGA

Oleh

RAHMAYANI

(A24101094)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

(6)

Judul : Efektivitas Pupuk Pelengkap Cair Dharmavit terhadap Pertumbuhan, Produksi, serta Serapan Hara N, P, K Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa l.) Varietas IR 64 pada Latosol Darmaga

Nama : Rahmayani

NRP : A24101094

Program Studi : Ilmu Tanah

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Ir Komarudin Idris MS. Dr.Ir Sri Djuniwati MSc. NIP: 130536683 NIP: 130902751

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham MAgr. NIP: 130422698

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 28 Juni 1982 di Bogor. Penulis merupakan anak ke lima dari enam bersaudara dari Bapak Suwita dan Ibu Suratmi. Penulis lulus dari SDN Ciomas V pada tahun 1995 dan lulus dari SLTPN 6 Bogor pada tahun 1998. Pada tahun 2001 lulus dari SLTA Al-Ghazaly Bogor.

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridha-Nya, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penelitian ini, serta semoga salam dan salawat selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Pemberian pupuk pelengkap cair dapat diharapkan sebagai pupuk alternatif yang dapat meningkatkan hasil panen petani. Penelitian pengujian pupuk pelengkap cair Dharmavit dilakukan di lahan sawah petani desa Carangpulang-Bogor pada musim hujan 2004/2005. Penelitian lapang dimulai pada bulan November sampai dengan Maret 2005. PPC Dharmavit diperoleh dari PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero).

Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dosen pembimbing skripsi I dan II, Dr. Ir. Komaruddin Idris MS. dan Dr. Ir. Sri Djuniwati MSc. atas saran dan bimbingannya selama penelitian 2. Bapak Ir. Budi Nugroho MS., sebagai dosen yang telah membantu saya

selama penelitian di lapang dan juga atas saran-sarannya.

3. Bapak Herwin Donal atas kerjasamanya sebagai penyuplai pupuk cair Dharmavit dalam penelitian ini.

(9)

5. Bapak Milin dan Romli yang telah membantu selama penelitian saya di lapangan.

6. Para analis dan laboran di Laboratorium Kesuburan Tanah dan Mineralogi Tanah atas bantuannya yang sangat saya hargai.

7. Teman-temanku, Sahrul dan Febri yang telah ikhlas membantu saya selama penelitian di lapang. Temanku Ien yang ikhlas mambantu saya selama pencarian literatur ke berbagai perpustakaan. Juga Eli, Reni, Fatma yang tak henti-hentinya memotivasi saya agar cepat menyelesaikan penelitian ini, dan teman-teman seperjuangan soil ’38 .

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Walaupun demikan, semoga hasil-hasil yang dituangkan dalam skripsi ini dapat bermamfaat bagi pembacanya. Wassalam wr.wb.

Bogor, Maret 2006

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA... 4

Botani Tanaman Padi ... 4

Sifat Umum Latosol ... 5

Pupuk Pelengkap Cair (Pupuk Daun) ... 6

Kebutuhan Hara Tanaman ... 8

III. BAHAN DAN METODE ... 10

Tempat dan waktu ... 10

Bahan Percobaan... 10

Metode Percobaan... 10

Pelaksanaan Percobaan ... 13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

Hasil ... 17

Pertumbuhan Tanaman ... 17

Produksi Tanaman... 19

(11)

EFEKTIVITAS PUPUK PELENGKAP CAIR DHARMAVIT

TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI, SERTA

SERAPAN HARA N, P, K TANAMAN PADI SAWAH (

Oryza

sativa L

.) VARIETAS IR 64 PADA LATOSOL DARMAGA

Oleh

RAHMAYANI

A24101094

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

(12)

ABSTRACT

RAHMAYANI. The Effectiveness of Liquid Compound of Dharmavit’s Fertilizer on the Growth, Production, and N, P, K Uptake of Rice Crop Variety IR 64 in Latosol Darmaga (Supervised by Komaruddin Idris as Chairman, and Sri Djuniwati as Member).

One of the strategy to achieve high yield of rice in Indonesia can be done by improving the rate and method of fertilizer applications in the farmer field. Folliar applications is one of the methods that can be used to support the rice growth and production.

The obyectives of the research were 1) to know the effectiveness of liquid compound of Dharmavit’s fertilizer to the growth, production, and N, P, K uptake of rice crop, and 2) to obtain the best rate of liquid compound of Dharmavit’s fertilizer to get the high yield. The experiment was conducted in the field i.e

Carangpulang-Bogor from November 2004 to March 2005. The design of experiment was completely randomized design with a single factor treatment and four replications. There were 5 treatments that consisted of control, standard fertilizer (250 kg Urea/ha + 150 kg SP-36/ha + 100 kg KCl/ha), standard fertilizer mixed with three rates of liquid Dharmavit’s fertilizer (1 x, ¾ x, and ½ x the rate of recommended).

The result of the research showed that there was a significant response of dry matter of plant, grain yield, plant height, N, P, and K uptake, and the relative agronomic effectiveness (RAE) due to applied of liquid Dharmavit’s fertilizer. Generally, the rate 1 x and ¾ x recommended of liquid Dharmavit fertilizer was not different but higher with that of control, standard fertilizer as well as other rate of Dharmavit. However, the rate of 1 x Dharmavit recommended was the most effective because the RAE of 1x Dharmavit recommended was the highest (136.91 %) and was followed by ¾ x and ½ x Dharmavit recommended i.e.

(13)

RINGKASAN

RAHMAYANI. Efektivitas Pupuk Pelengkap Cair Dharmavit terhadap Pertumbuhan, Produksi, dan Serapan Hara Tanaman Padi Sawah Varietas IR 64 pada Latosol Darmaga (Dibawah bimbingan KOMARUDDIN IDRIS dan SRI DJUNIWATI).

Salah satu usaha untuk memenuhi kecukupan kebutuhan beras dalam negeri dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas pada lahan petani. Pemberian pupuk pelengkap cair (PPC) merupakan salah satu cara pemberian pupuk alternatif yang dapat meningkatkan hasil panen, dan perlu diadakan suatu pengujian efektivitas PPC pada lahan petani.

Tujuan penelitian ini ialah 1) mengetahui efektivitas pupuk pelengkap cair Dharmavit terhadap pertumbuhan, produksi, serta serapan hara N, P, K tanaman padi sawah varietas IR 64 yang ditanam pada Latosol Carangpulang, Bogor. 2) mendapatkan dosis pupuk cair Dharmavit yang paling efektif dan mampu memberikan hasil panen yang tinggi. Percobaan ini dilaksanakan di lahan sawah milik petani desa Carangpulang-Bogor dari bulan November 2004 sampai dengan Maret 2005. Percobaan ini disusun dengan rancangan acak lengkap dengan satu faktor perlakuan, yaitu terdiri dari 5 perlakuan dengan 4 ulangan. Perlakuan tersebut adalah kontrol (tanpa pupuk), standar (250 kg Urea/ha, 150 kg SP-36/ha, dan 100 kg KCl/ha), dan PPC Dharmavit dengan tiga dosis pemberian yaitu dosis 1 x, ¾ x, dan ½ x anjuran PPC Dharmavit. Semua perlakuan PPC Dharmavit diberi pupuk dasar N,P, K setara dengan perlakuan standar.

(14)
(15)

EFEKTIVITAS PUPUK PELENGKAP CAIR DHARMAVIT

TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI, SERTA

SERAPAN HARA N, P, K TANAMAN PADI SAWAH (

Oryza

sativa L

.) VARIETAS IR 64 PADA LATOSOL DARMAGA

Oleh

RAHMAYANI

(A24101094)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

(16)

Judul : Efektivitas Pupuk Pelengkap Cair Dharmavit terhadap Pertumbuhan, Produksi, serta Serapan Hara N, P, K Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa l.) Varietas IR 64 pada Latosol Darmaga

Nama : Rahmayani

NRP : A24101094

Program Studi : Ilmu Tanah

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Ir Komarudin Idris MS. Dr.Ir Sri Djuniwati MSc. NIP: 130536683 NIP: 130902751

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham MAgr. NIP: 130422698

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 28 Juni 1982 di Bogor. Penulis merupakan anak ke lima dari enam bersaudara dari Bapak Suwita dan Ibu Suratmi. Penulis lulus dari SDN Ciomas V pada tahun 1995 dan lulus dari SLTPN 6 Bogor pada tahun 1998. Pada tahun 2001 lulus dari SLTA Al-Ghazaly Bogor.

(18)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridha-Nya, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penelitian ini, serta semoga salam dan salawat selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Pemberian pupuk pelengkap cair dapat diharapkan sebagai pupuk alternatif yang dapat meningkatkan hasil panen petani. Penelitian pengujian pupuk pelengkap cair Dharmavit dilakukan di lahan sawah petani desa Carangpulang-Bogor pada musim hujan 2004/2005. Penelitian lapang dimulai pada bulan November sampai dengan Maret 2005. PPC Dharmavit diperoleh dari PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero).

Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dosen pembimbing skripsi I dan II, Dr. Ir. Komaruddin Idris MS. dan Dr. Ir. Sri Djuniwati MSc. atas saran dan bimbingannya selama penelitian 2. Bapak Ir. Budi Nugroho MS., sebagai dosen yang telah membantu saya

selama penelitian di lapang dan juga atas saran-sarannya.

3. Bapak Herwin Donal atas kerjasamanya sebagai penyuplai pupuk cair Dharmavit dalam penelitian ini.

(19)

5. Bapak Milin dan Romli yang telah membantu selama penelitian saya di lapangan.

6. Para analis dan laboran di Laboratorium Kesuburan Tanah dan Mineralogi Tanah atas bantuannya yang sangat saya hargai.

7. Teman-temanku, Sahrul dan Febri yang telah ikhlas membantu saya selama penelitian di lapang. Temanku Ien yang ikhlas mambantu saya selama pencarian literatur ke berbagai perpustakaan. Juga Eli, Reni, Fatma yang tak henti-hentinya memotivasi saya agar cepat menyelesaikan penelitian ini, dan teman-teman seperjuangan soil ’38 .

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Walaupun demikan, semoga hasil-hasil yang dituangkan dalam skripsi ini dapat bermamfaat bagi pembacanya. Wassalam wr.wb.

Bogor, Maret 2006

Penulis

(20)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA... 4

Botani Tanaman Padi ... 4

Sifat Umum Latosol ... 5

Pupuk Pelengkap Cair (Pupuk Daun) ... 6

Kebutuhan Hara Tanaman ... 8

III. BAHAN DAN METODE ... 10

Tempat dan waktu ... 10

Bahan Percobaan... 10

Metode Percobaan... 10

Pelaksanaan Percobaan ... 13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

Hasil ... 17

Pertumbuhan Tanaman ... 17

Produksi Tanaman... 19

(21)

Efisiensi Pupuk ... 23

Pembahasan... 24

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 30

Kesimpulan ... 30

Saran... 30

VI. DAFTAR PUSTAKA ... 31

(22)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Kandungan Unsur pada PPC Dharmavit... 11 2. Dosis Perlakuan Pupuk ... 15 3. Waktu Pemberian Pupuk pada Tanaman Padi Sawah IR 64... 15 4. Hasil Uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Parameter Pertumbuhan Tanaman Padi Sawah IR 64 ... 17 5. Hasil Uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Parameter Produksi

Tanaman Padi Sawah IR 64 ... . 20 6. Hasil Uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Serapan Hara N, P, K

Tanaman Padi Sawah IR 64 ... . 22 7. Nilai Rataan RAE (Relative Agronomic Effectiveness) pada Perlakuan

Pupuk Pelengkap Cair ... 24

Lampiran

1. Deskripsi Padi Varietas IR 64 ... 34 2. Hasil Analisis Sifat-sifat Kimia Tanah Lokasi Penelitian sebelum

Percobaan ... 35 3. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah berdasarkan PPT (1983) ... 36 4. Hasil Analisis Sifat-sifat Kimia Tanah setelah Panen... 37 5. Nilai Rataan Serapan Hara N, P, K Tanaman Padi Sawah IR 64 ... 38 6. Nilai Rataan Parameter Pertumbuhan Tanaman Padi Sawah IR 64 . 39 7. Nilai Rataan Parameter Produksi Padi Sawah IR 64 ... 40 8. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat-sifat Kimia Tanah

(23)

9. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Serapan Hara N, P, K Tanaman Padi Sawah IR 64 ... 42 10.Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Tinggi Tanaman Padi

... 42 11.Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah Anakan Tanaman

Padi IR 64 pada Umur 49 dan 56 Hst ... 43 12.Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah Anakan Produktif ... 43 13.Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Kering Jerami

... 43 14.Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah Gabah per Malai

... 43 15.Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Gabah 1000 Butir

... 44 16.Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Kering Gabah

Bernas Tanaman Padi Sawah IR 64 setelah Panen ... 44 17.Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Persen Gabah Bernas

... 44

(24)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Teks

1. Denah Petak Percobaan... 12 2. Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah Anakan Tanaman Padi Sawah IR

64 pada Umur 56 Hst ... 19 3. Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Kering Jerami Tanaman Padi Sawah IR 64... 19 4. Pengaruh Perlakuan terhadap Hasil Gabah Kering Giling Tanaman Padi Sawah IR 64 ... 21 5. Pengaruh Perlakuan terhadap Serapan Hara N, P, K Tanaman Padi

(25)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Beras adalah makanan pokok sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Kebutuhan beras nasional tidak terpenuhi oleh produksi beras dalam negeri karena itu kita masih selalu mengimpor beras. Pemerintah, pada tahun 1998 mengimpor 3.1 juta ton beras untuk mengantisipasi kebutuhan beras masyarakat.

Pusat penanaman padi di Indonesia adalah Pulau Jawa (Karawang, Cianjur), Bali, Madura, Sulawesi, dan akhir-akhir ini Kalimantan. Pada tahun 1992 luas panen padi mencapai 10.869 juta ha dengan rata-rata hasil 4.35 ton/ha/tahun. Pada tahun itu hampir 22.5 % produksi padi nasional dipasok dari Jawa Barat. Dengan adanya krisis ekonomi, sentra padi Jawa Barat seperti Karawang dan Cianjur mengalami penurunan produksi yang berarti. Produksi padi nasional sampai Desember 1997 adalah 46.592 juta ton yang meliputi areal panen 9.882 juta ha (http://warintek.progressio.or.id/pertanian/padi.htm, 28 Juli 2005).

(26)

1, 2, dan wereng hijau (Lesmana, et.al., 2004). Selain dari segi pemilihan jenis varietas, peningkatan produksi juga dapat dilakukan dengan penggunaan pupuk yang tepat untuk menyediakan unsur hara tanaman yang dapat menjamin suatu tingkat produksi tertentu.

Tanaman padi membutuhkan unsur-unsur hara dalam jumlah yang banyak untuk mendukung pertumbuhannya. Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004), semakin tinggi tingkat produksi makin banyak unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Pemupukan melalui tanah tidak selalu mampu memenuhi kecukupan hara tanaman karena adanya kendala-kendala yang menyebabkan efisiensi pemupukan menjadi rendah, seperti pencucian hara, volatilisasi dan denitrifikasi. Untuk mengatasi hal tersebut kekurangan hara tanaman dapat disuplai dengan penambahan pupuk yang diberikan melalui daun. Menurut Lingga ( 1986), pupuk daun merupakan pupuk yang dapat mengatasi/mengurangi kekurangan hara yang diberikan melalui tanah. Penyerapan hara melalui pupuk daun berjalan lebih cepat dibanding pupuk yang diberikan lewat akar (Lingga, 2004). Menurut Mulyono (2003), pupuk daun mampu mempercepat proses fisiologi tanaman dan agar lebih efektif, pemberian harus dilakukan dua atau tiga kali dalam waktu dekat (Hardjowigeno, 1995)

(27)

Untuk mengetahui keefektifan suatu PPC, maka perlu diadakan suatu pengujian efektivitas PPC berupa percobaan pada lahan petani.

Tujuan Penelitian

(28)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Padi

Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam.

Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Keluarga : Gramineae (Poaceae)

Genus : Oryza

Spesies : Oryza spp

(29)

(IRRI) Filipina adalah jenis IR atau PB yaitu IR 22, IR 14, IR 46, dan IR 54 (dataran rendah); PB 32, PB 34, PB 36 dan PB 48 (dataran tinggi).

Padi dapat tumbuh baik pada daerah tropis/subtropis antara 45º LU - 45º LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif. Tanaman padi dapat tumbuh pada daerah mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22-27ºC sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-23ºC. Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanama (http://warintek.progressio.or.id/pertanian/padi.htm, 28 Juli 2005).

Sifat Umum Latosol

(30)

Tanah latosol merupakan tanah telah berkembang. Ciri-cirinya antara lain bersolum dalam, batas horizon baur, lapisan atas mengandung sedikit zat organik, lapisan bawah mempunyai warna lebih cerah, kadar fraksi liat agak tinggi sampai tinggi, hampir sama di semua lapisan. Warna coklat sampai merah kekuningan, horizon B kaya seskuoksida berwarna cerah, tekstur halus, struktur remah sampai gumpal lemah, konsistensi gembur sampai agak teguh. Tata udara dan air baik, permeabilitas dan drainase sedang sampai agak cepat. Tanah bereaksi agak masam sampai masam, kadar zat organik dan zat hara tanaman rendah sampai agak tinggi, dan kandungan cadangan mineral rendah sampai sangat rendah (Atmosentono, 1968). Kejenuhan basa kurang dari 35 persen dengan KTK liat kurang dari 24 me/100 g, kegiatan biologi baik, tahan erosi, mineral liat campuran dominan mineral 1:1 (Soepardi, 1983). Umumnya jenis tanah Latosol mempunyai epipedon umbrik dan horison kambik (Hardjowigeno, 1995).

Pupuk Pelengkap Cair (Pupuk Daun)

Pemberian pupuk cair melalui daun lebih efektif, karena unsur mikro yang dikandungnya cepat diserap, sehingga dapat memacu pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi metabolisme pada daun. Disamping mengandung unsur mikro, PPC juga mengandung zat renik (bioaktivator) kegiatan biosintesa dalam jaringan tanaman dan sebagai biokatalisator pembentuk berbagai senyawa di dalam sel tanaman dalam memamfaatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah secara optimal (Abdullah, 1993).

(31)

lewat akar, dapat menghindarkan terjadinya volatilisasi, serta dapat menjaga struktur tanah tetap remah/gembur. Keuntungan lain dari pupuk daun ialah di dalamnya terkandung unsur hara mikro. Umumnya tanaman sering kekurangan unsur hara mikro bila hanya mengandalkan pupuk akar yang mayoritas berisi hara makro. Dengan pemberian pupuk daun yang berisi hara mikro maka kekurangan tersebut dapat teratasi (Lingga, 1986).

Hasil penelitian dari pupuk cair lain menunjukkan bahwa pemberian Sitosim dengan takaran yang tepat mampu meningkatkan pembentukan biji tanaman padi. Terlihatnya pengaruh Sitosim terhadap jumlah biji diduga disebabkan kandungan hara yang terdapat pada PPC tersebut berada pada komposisi yang cukup efektif untuk meningkatkan jumlah biji. Sedangkan penelitian lain yang menguji pengaruh PPC yang berbeda pada tanaman padi varietas IR 64 menunjukkan bahwa PPC Gandasil pada IR 64 hanya mampu menambah hasil gabah sebesar 2 % (Abdullah, 1993).

Pupuk Cair Dharmavit

(32)

Pada saat tanaman mulai berbunga (reproduksi) serapan nutrisi (zat makanan) malalui akar agak lemah (berkurang). Oleh karena itu penggunaan Dharmavit dianjurkan melalui daun (semprotan) untuk dapat meningkatkan hasil. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa pupuk cair Dharmavit mempunyai keunggulan-keunggulan yaitu 1) mengandung zat makanan lengkap dan seimbang; 2) meningkatkan pembungaan dan memperbesar ukuran buah; 3) mengurangi pengguguran bunga dan putik melalui pengontrolan pengeluaran “Abcissic Acid”; 4) meningkatkan penyerapan nutrisi (zat makanan) oleh daun; serta 5) meningkatkan hasil tanaman sampai 65 persen (Anonim, 2004).

Kebutuhan Hara Tanaman

Pemakaian lebih sedikit pupuk tanpa penurunan hasil tanaman merupakan sesuatu efisiensi yang menguntungkan. Untuk itu, pupuk selayaknya dihemat secara rasional berdasarkan perhitungan-perhitungan ilmiah. Pupuk bagi tanaman pangan perlu diberikan secara tepat, yakni efektif, tetapi efisien dan tidak mencemari lingkungan. Selisih antara hara yang dibutuhkan tanaman dan hara yang dapat diserap tanaman dari tanah perlu dipenuhi melalui pemberian pupuk. Setiap hektar tanaman padi tetap menyerap 41.2 kg N, 2.8 kg P, dan 27.5 kg K. Hara tersebut diperlukan untuk membentuk batang dan daun. Selanjutnya, setiap ton gabah kering giling yang dihasilkan memerlukan 18.8 kg N, 2.4 kg P, dan 16.2 kg K (Makarim, 2005).

Nitrogen diambil tanaman dalam bentuk NH4+ dan NO3-. Kehilangan N

dalam bentuk NO3- dapat terjadi melalui pencucian, volatilisasi, maupun

(33)

dalam bentuk yang tidak dapat diambil oleh tanaman. Senyawa P yang paling mudah larut adalah monokalsium fosfat (Ca (H2PO4)2). Sedangkan pada unsur

kalium, tanaman cenderung mengambil K dalam jumlah yang jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan. Jumlah yang diambil oleh tanaman berupa kalium yang larut dalam air (Hardjowigeno, 1995).

Unsur-unsur mikro dapat diserap oleh tanaman (dengan penyemprotan). Unsur mikro yang termasuk jenis kation yaitu Fe, Mn, Zn, Cu, diambil tanaman melalui pertukaran kation atau sebagai kation-kation terlarut seperti Fe++, Mn++, Zn++, dan Cu++. Unsur mikro yang termasuk jenis anion yaitu B, Mo, Cl, diambil tanaman dalam bentuk anion terlarut seperti H3BO3, Mo042-, dan Cl-.

(34)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di lahan sawah milik petani desa Carangpulang Bogor dari bulan November 2004 sampai dengan Maret 2005. Sedangkan analisis tanah dan tanaman dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2005 di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Bahan Percobaan

Bahan yang digunakan adalah : benih padi sawah varietas IR 64, pupuk cair Dharmavit, pupuk Urea (46 % N), pupuk SP-36 (36 % P2O5), pupuk KCl (60

% K2O), insektisida cair (Decis), dan bahan kimia yang digunakan untuk analisis

tanah dan tanaman di laboratorium. Sedangkan alat yang digunakan adalah : cangkul, hand sprayer, alat timbang, karung, plastik hitam, sabit, gelas ukur, meteran, ajir contoh, tali rafia, ember, kertas label serta alat-alat laboratorium untuk analisis tanah dan tanaman.

Metode Percobaan

Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Faktor perlakuan yang diteliti adalah :

K = Kontrol (tanpa pemberian pupuk)

(35)

N, P, K setempat (Makarim, et.al., 2000)

D 1 x = PPC Dharmavit dosis 1 x anjuran (diberi pupuk dasar setara perlakuan pupuk standar).

D ¾ x = PPC Dharmavit dosis ¾ x anjuran (diberi pupuk dasar setara perlakuan pupuk standar).

D ½ x = PPC Dharmavit dosis ½ x anjuran (diberi pupuk dasar setara perlakuan pupuk standar).

[image:35.612.136.502.338.512.2]

Kandungan unsur hara PPC Dharmavit yang digunakan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Unsur pada PPC Dharmavit (Sucofindo, 2004) .

Parameter Satuan Nilai

N % 4.13

P2O5 % 2.45

K2O % 8.27

Cu % 0.07

Zn % 0.06

B % 0.04

Mn % 0.02

Co % 0.86

As ppm 0.06

Cd ppm 0.095

Hg ppm < 0.001

(36)

Saluran air masuk

Saluran air keluar Pematang

Saluran air masuk

K K K K S S S S

I II III IV I II II IV

Saluran air keluar

U

[image:36.612.131.533.92.367.2]

T B S

Gambar 1. Denah Petak Percobaan

Model persamaan matematiknya adalah :

Yij = µ + Pi + βij

dimana : i = perlakuan, i = 1, 2, 3, 4, 5 j = ulangan, j = 1, 2, 3, 4

Yij = Hasil pengamatan pada ulangan ke-j pada perlakuan pupuk ke-i

µ = rataan umum

Pi = pengaruh perlakuan pupuk ke-i

βij = galat percobaan dari ulangan ke-j pada perlakuan pupuk ke-i

Pengujian lanjutan dengan Uji Duncan dilakukan bila sidik ragam menunjukkan perlakuan pupuk berbeda nyata.

(37)

Pelaksanaan Percobaan

Kegiatan percobaan meliputi : penyemaian benih, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, perawatan tanaman, pemanenan, serta analisis tanah dan tanaman.

Penyemaian

Sebelum penyemaian, benih terlebih dahulu direndam selama 24 jam atau satu malam agar air masuk ke dalam benih dengan mudah dan merata. Setelah itu, airnya dibuang dan benih dicuci hingga bersih, lalu diinkubasi selama 2 hari dalam karung goni. Inkubasi diperlukan untuk mempertahankan agar benih tetap hangat, meningkatkan pertumbuhan lembaga, dan menghasilkan perkecambahan yang seragam (Vengara, 1990).

Selanjutnya benih disemaikan pada lahan seluas 28 m2 (4x7m) selama 21 hari. Pemupukan pada lahan persemaian dilakukan bersamaan dengan penebaran benih, pupuk yang diberikan adalah pupuk Urea (700 g/petak), SP-36 (420 g/petak), dan KCl (280 g/petak).

Persiapan Lahan

(38)

bongkahan tanah agar menjadi halus dan melumpur. Selanjutnya pada lahan tersebut dilakukan penggenangan selama dua minggu. Petakan percobaan dibuat dengan luasan 12 m2 per petak sebanyak 20 petak, sehingga total luas petak percobaan adalah 240 m2. Setelah itu dilakukan pemberian kode perlakuan pada setiap petak percobaan secara acak.

Penanaman

Setelah bibit padi berumur 21 hari dilakukan pemindahan benih ke petakan percobaan. Penanaman dilakukan dengan cara bibit ditanam dalam larikan sebanyak 3 batang per lubang tanam dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Setelah itu dilakukan penjarangan dan penyulaman tanaman. Penyulaman tanaman yang mati dan penjarangan dilakukan 14 hari setelah tanam. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan pada persemaian bibit. Minggu ke-3 dilakukan penyiangan dengan mencabut rumput-rumput yang dikerjakan sekaligus dengan menggemburkan tanah. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama dan 1-2 minggu sebelum muncul malai.

Pemupukan

(39)

empat kali pemberian yaitu 7, 21, 35, dan 49 hst. Dosis perlakuan dan waktu pemberian pupuk pada tanaman padi disajikan pada Tabel 2 dan 3.

Pada setiap kali pemupukan, air yang menggenangi lahan harus dikeluarkan agar tidak terjadi pencucian hara. Keadaan air juga harus dikurangi ketika padi telah memasuki masa generatif.

Tabel 2. Dosis Perlakuan Pupuk

[image:39.612.135.501.400.497.2]

Dosis pupuk Urea SP-36 KCl Perlakuan

...kg/ha...

Dharmavit (cc/10 l H2O/ha)

Kontrol - - - -

Standar* 250 150 100 -

Dharmavit 1 x anjuran** 250 150 100 35

Dharmavit ¾ x anjuran** 250 150 100 26.25

Dharmavit ½ x anjuran** 250 150 100 17.5

* : Berdasarkan anjuran pupuk N, P, K setempat (Makarim, et al., 2000) ** : Diberi pupuk dasar setara dengan perlakuan standar

Tabel 3. Waktu Pemberian Pupuk pada Tanaman Padi Sawah IR 64.

Pupuk Waktu Pemberian

Urea 7, 28, dan 42 hst

SP-36 0 hst

KCl 7 dan 28 hst

Dharmavit 1 x anjuran 7, 21, 35, dan 49 hst

Dharmavit ¾ x anjuran 7, 21, 35, dan 49 hst

Dharmavit ½ x anjuran 7, 21, 35, dan 49 hst

Perawatan Tanaman

(40)

Parameter

Parameter yang diamati sebelum panen yaitu tinggi tanaman dan jumlah anakan. Jumlah contoh tanaman yang diamati dalam satu petak adalah 10 tanaman dan penentuan contoh tanaman dilakukan secara acak pada setiap petak. Pengamatan tinggi tanaman dilakukan umur 21, 49, dan 56 hst. Sedangkan pengamatan jumlah anakan tanaman padi pada umur 49 dan 56 hst.

Parameter yang diamati pada saat pemanenan, yaitu : jumlah anakan produktif 10 tanaman contoh dihitung dari anakan yang menghasilkan malai; bobot kering jerami 10 tanaman contoh, bobot kering panen (BKP) gabah per petak, bobot kering giling (BKG) gabah per petak, jumlah gabah per malai dihitung dari perbandingan jumlah gabah dengan jumlah malai 10 tanaman contoh; bobot gabah 1000 butir dihitung dari 1000 butir gabah bernas pada masing-masing perlakuan, bobot gabah bernas 10 tanaman contoh, serta persen gabah bernas 10 tanaman contoh dihitung dari perbandingan antara bobot gabah bernas dan bobot gabah total (gabah bernas + gabah hampa).

Analisis Tanah dan Tanaman

(41)

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Pertumbuhan Tanaman

[image:41.612.132.532.441.590.2]

Tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun, jumlah anakan produktif, serta bobot kering jerami merupakan parameter yang digunakan untuk mengevaluasi perubahan pertumbuhan tanaman. Nilai rataan dari masing masing variabel tersebut disajikan pada Tabel Lampiran 6. Berdasarkan analisis ragam, perlakuan Dharmavit berpengaruh nyata terhadap variabel pertumbuhan tanaman (Tabel Lampiran 10-13). Hasil analisis lanjutan uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan Dharmavit maupun standar nyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan kontrol (Tabel 4).

Tabel 4. Hasil uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Parameter Pertumbuhan Tanaman Padi Sawah IR 64.

Tinggi tanaman (cm) Jumlah anakan (batang/rumpun)

21 49 56 49 56 Perlakuan ………..hst……….. Jumlah anakan produktif Bobot kering jerami (ton/ha)

Kontrol 35.78 c 57.24 c 65.06 c 11.98 b 10.80 d 10.55 c 2.94 d Standar* 38.53 b 69.91 a 76.61 a 21.93 a 19.50 c 16.80 b 5.19 bc Dharmavit ½ x** 38.38 b 66.30 b 73.05 b 21.05 a 22.10 ab 19.40 a 6.31 ab Dharmavit ¾ x** 40.48 a 71.70 a 79.88 a 20.68 a 20.48 bc 17.80 ab 5.06 c Dharmavit 1 x** 39.65 ab 72.24 a 79.66 a 22.95 a 23.30 a 18.70 ab 6.44 a

KK (%) 3.09 3.05 2.83 12.63 8.30 8.83 14.50

Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 berdasarkan uji Duncan.

* : Berdasarkan anjuran pupuk N, P, dan K setempat (Makarim, et al., 2000) ** : Diberi pupuk dasar setara dengan perlakuan standar

(42)

standar dan kontrol, terutama terhadap parameter jumlah anakan maksimum (56 hst), jumlah anakan produktif, maupun bobot kering jerami. Sedangkan pada pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 21, 49, dan 56 hst dan jumlah anakan pada umur 49 hst antara perlakuan Dharmavit dan standar cenderung tidak berbeda nyata. Tabel 4 menunjukkan bahwa pada tinggi tanaman umur 21 hst perlakuan PPC Dharmavit pada dosis ¾ x anjuran nyata lebih tinggi dari perlakuan Dharmavit ½ x anjuran dan standar, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan Dharmavit dosis 1 x anjuran. Perlakuan Dharmavit dosis 1 x anjuran tidak berbeda nyata dengan Dharmavit ½ x anjuran maupun standar terhadap tinggi tanaman umur 21 hst. Sedangkan pada tinggi tanaman umur 49 dan 56 hst perlakuan Dharmavit dosis 1 x dan ¾ x anjuran nyata lebih tinggi dari perlakuan Dharmavit ½ x anjuran tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan standar.

Jumlah anakan yang dihasilkan pada umur 49 hst antara perlakuan Dharmavit dari ketiga dosis tidak berbeda nyata dengan perlakuan standar. Sementara itu penambahan dengan PPC Dharmavit memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah anakan umur 56 hst (jumlah anakan maksimum), terutama pada perlakuan Dharmavit dosis 1 x anjuran nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan Dharmavit dosis ¾ x anjuran dan standar, tetapi tidak berbeda nyata dengan Dharmavit dosis ½ x anjuran (Gambar 2). Jumlah anakan produktif yang paling banyak diperoleh pada perlakuan Dharmavit dosis ½ x anjuran nyata lebih tinggi dari perlakuan standar tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan Dharmavit dengan dosis yang lebih tinggi.

(43)

jumlah anakan maksimum (56 hst) yang dihasilkan. Bobot kering jerami dari perlakuan Dharmavit dosis 1 x anjuran nyata lebih tinggi dari perlakuan Dharmavit ¾ x anjuran dan standar tetapi tidak berbeda nyata dengan Dharmavit ½ x anjuran seperti yang terlihat pada Gambar 3.

10.8 19.5 22.1 20.48 23.3 0 5 10 15 20 25

K S* D 1/2 x** D 3/4 x** D 1x**

Perlakuan

Jum

lah anakan (batang/rum

pun) 2.94 5.19 6.31 5.06 6.44 0 1 2 3 4 5 6 7

K S* D 1/2 x** D 3/4 x** D 1x**

Perlakuan

Bobot kering jeram

[image:43.612.339.497.187.347.2]

i (ton/ha)

Gambar 2. Jumlah anakan maksimum (56 hst) Gambar 3.Bobot kering jerami (ton/ha)

Produksi Tanaman

[image:43.612.140.299.197.345.2]
(44)
[image:44.612.133.509.119.277.2]

Tabel 5. Hasil uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Parameter Produksi Tanaman Padi sawah IR 64.

Perlakuan Jumlah gabah per malai Bobot gabah 1000 butir (gram) Bobot kering gabah bernas (kg/petak) Persen gabah bernas Hasil GKG (ton/ha)

Kontrol 52.55 b 25.05 3.02 c 91.10 1.62 c Standar* 55.67 ab 25.30 5.34 b 90.70 3.11 b Dharmavit ½ x** 56.90 ab 25.28 6.59 a 91.05 3.24 b Dharmavit ¾ x** 58.40 ab 25.20 5.99 ab 91.85 3.55 a Dharmavit 1 x** 64.13 a 25.50 6.87 a 90.69 3.66 a

KK (%) 9.28 2.03 12.12 1.61 5.55

Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 berdasarkan uji Duncan.

* : Berdasarkan anjuran pupuk N, P, dan K setempat (Makarim, et al., 2000) ** : Diberi pupuk dasar setara dengan perlakuan standar

Peningkatan bobot kering jerami dari perlakuan Dharmavit 1x anjuran diikuti pula dengan peningkatan hasil produksi tanamannya. Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah gabah per malai karena pemberian pupuk cair Dharmavit cenderung lebih tinggi dibandingkan standar dan kontrol. Jumlah gabah permalai dari Perlakuan Dharmavit dosis 1 x anjuran nyata lebih tinggi dibandingkan kontrol tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan lain. Sedangkan dari bobot gabah 1000 butir, berdasarkan analisis ragam (Tabel Lampiran 15), bobot gabah 1000 butir antar perlakuan tidak berbeda nyata. Bobot gabah 1000 butir berkisar antara 25.05 g (kontrol) sampai dengan 25.50 g (Dharmavit 1 x anjuran).

(45)

sejalan dengan hasil bobot gabah 1000 butir dimana hasil analisis ragam (Tabel Lampiran 17) menunjukkan bahwa antara perlakuan Dharmavit dengan standar maupun kontrol tidak berbeda nyata. Persen gabah bernas berkisar antara 90.69 % (Dharmavit 1 x anjuran) sampai 91.89 % (Dharmavit ¾ x anjuran).

Dari hasil gabah kering dapat dilihat bahwa peningkatan bobot gabah kering giling dari perlakuan Dharmavit sejalan dengan peningkatan jumlah gabah permalai dan bobot kering gabah bernasnya yang cenderung lebih tinggi dari perlakuan standar dan kontrol. Dengan semakin tingginya dosis dari pemberian Dharmavit juga memberikan efek yang lebih tinggi terhadap bobot gabah kering giling dibandingkan perlakuan lain. Bobot gabah kering giling tertinggi terdapat pada perlakuan Dharmavit 1 x anjuran tidak berbeda nyata dengan perlakuan Dharmavit dosis ¾ x anjuran tetapi nyata lebih tinggi dari perlakuan Dharmavit ½ x anjuran, standar, maupun kontrol seperti yang terlihat pada Gambar 4.

1.62

3.11 3.24

3.55 3.66

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

K S* D 1/2 x** D 3/4 x** D 1x**

Perlakuan

Hasil gabah kering giling (ton/ha

[image:45.612.194.444.425.640.2]

)

(46)

Serapan Hara N, P, K Tanaman

[image:46.612.135.505.247.410.2]

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan PPC Dharmavit cenderung lebih tinggi terhadap serapan hara N, P, K tanaman dibandingkan perlakuan standar maupun kontrol seperti yang disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Serapan Hara N, P, K tanaman padi sawah IR 64.

Serapan hara tanaman

N P K Perlakuan

……….kg/ha………..

Kontrol 33.53 c 1.78 b 22.50 d

Standar* 57.58 b 3.26 ab 39.20 cd

Dharmavit ½ x** 63.28 ab 4.47 a 45.23 bc Dharmavit ¾ x** 62.23 ab 3.59 ab 58.95 ab

Dharmavit 1 x** 73.10 a 3.48 ab 67.23 a

KK (%)

Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0.05 berdasarkan uji Duncan.

* : Berdasarkan anjuran pupuk N, P, dan K setempat (Makarim, et al., 2000) ** : Diberi pupuk dasar setara dengan perlakuan standar

(47)

pada perlakuan Dharmavit 1 x anjuran nyata lebih tinggi dari perlakuan Dharmavit ½ x anjuran, standar, dan kontrol tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan Dharmavit dosis ¾ x anjuran. Perbedaan serapan N, P, K tanaman dari pengaruh pemberian Dharmavit dapat dilihat pada Gambar 5.

34

58

73

63 64

1.8 3.3 3.8 3.5 4.5

23 39 67 59 45 0 10 20 30 40 50 60 70 80

K S* D 1x** D 3/4x** D 1/2x**

Perlakuan

Serapan hara (kg/ha)

[image:47.612.174.459.192.367.2]

Serapan N Serapan P Serapan K

Gambar 5. Pengaruh Perlakuan terhadap Serapan Hara N, P, K (kg/ha) Tanaman Padi Sawah IR 64 setelah Panen.

Efektivitas Pupuk

Efektivitas dari suatu pupuk dapat dihitung dengan RAE (Relative Agronomic Effectiveness). Untuk menilai efektivitas PPC Dharmavit terhadap pupuk standar dengan RAE, rumusnya sbb :

RAE = Hasil PPC Dharmavit-kontrol x 100 % Hasil pupuk standar-kontrol

(48)
[image:48.612.134.504.118.213.2]

Tabel 7. Nilai Rataan RAE (Relative Agronomic Effectiveness) pada Perlakuan Pupuk Pelengkap Cair Dharmavit.

Perlakuan Hasil GKG (ton/ha) RAE (%)

Kontrol 1.62 -

Standar* 3.11 100

Dharmavit ½ x ** 3.24 108.72

Dharmavit ¾ x ** 3.55 129.53

Dharmavit 1 x ** 3.66 136.91

* : Berdasarkan anjuran pupuk N, P, dan K setempat (Makarim, et al., 2000) ** : Diberi pupuk dasar setara dengan perlakuan standar

Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa nilai RAE dari ketiga dosis perlakuan Dharmavit berkisar antara 108.72 % sampai 136.91 % lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan standar (100 %). Nilai RAE tertinggi terdapat pada perlakuan Dharmavit dosis 1 x anjuran dan diikuti oleh perlakuan Dharmavit ¾ x anjuran (129.53 %) dan Dharmavit ½ x anjuran (108.72 %). Tingginya nilai RAE dengan pemberian PPC Dharmavit ini menunjukkan bahwa pupuk cair tersebut cukup efektif jika diberikan pada tanaman padi dibandingkan dengan tanpa pupuk Dharmavit.

PEMBAHASAN

(49)

Pengaruh perlakuan Dharmavit, terutama pada Dharmavit dosis tinggi (1 x anjuran) lebih terlihat pada masa peralihan vegetatif ke generatif yaitu pada saat jumlah anakan maksimum (56 hst) karena hara yang diberikan lebih tinggi dan dalam kondisi yang dapat diserap atau lebih cepat tersedia dibandingkan perlakuan standar yang hanya diberi pupuk melalui tanah atau melalui perakaran tanaman. Pemupukan melalui tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor kendala seperti pencucian, kemungkinan hilang karena terfiksasi, serta persaingan antar hara dan mikroorganisme. Menurut Lingga dan Marsono (2004), pupuk daun termasuk pupuk anorganik yang cara pemberiannya ke tanaman melalui penyemprotan ke daun. Biasanya pupuk daun merupakan pupuk yang diperlukan untuk mengatasi selama hara makro kekurangan hara mikro tanaman, karena unsur-unsur mikro jumlahnya sedikit di dalam tanah maka akan lebih baik diberikan melalui daun sehingga pemberiannya lebih merata dan efisien, untuk penanggulangan secara cepat bila terjadi defisiensi. Pemupukan melalui daun juga dapat menghindari fiksasi unsur hara oleh tanah (Hardjowigeno, 1995). Hara makro dapat diberikan melalui daun bila diperlukan dalam kosentrasi/dosis rendah.

(50)

dibanding pupuk akar, 4) pemberiannya dapat lebih merata, serta 5) kepekatannya dapat diatur sesuai pertumbuhan tanaman (Pinus dan Marsono, 2004)

Sebagaimana terhadap pertumbuhan vegetatif, pemberian PPC Dharmavit juga cenderung memberikan efek yang lebih tinggi terhadap jumlah gabah permalai dan nyata lebih tinggi terhadap bobot kering bernas, terutama pada Dharmavit dosis 1 x anjuran dibandingkan dengan tanpa PPC Dharmavit (standar dan kontrol) (Tabel 5). Menurut Abdullah (1993), dengan adanya pupuk pelengkap cair dapat mendorong kemampuan tanaman untuk meningkatkan proses metabolisme tanaman diantaranyadalammeningkatkanproses fotosintesis, dan lebih lanjut akan meningkatkan pengisian biji.

Rata-rata hasil gabah kering giling pada setiap perlakuan dalam penelitian ini memberikan hasil yang lebih rendah yaitu sekitar 1.62-3.88 ton/ha dibandingkan dengan rata-rata produksi nasional yaitu sekitar 5 ton/ha (Tabel 5). Penelitian lain menunjukkan bahwa dari beberapa macam PPC dan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) dengan varietas tanaman padi yang sama menghasilkan jauh lebih besar gabah kering giling yaitu sekitar 7 ton/ha (Permadi dan Pane, 1990). Rendahnya hasil/produksi tersebut diduga disebabkan oleh adanya gejala bronzing

(keracunan besi) pada areal persawahan yang diteliti. Pada genangan air sawah di areal percobaan tersebut banyak terlihat seperti minyak berwarna kuning kemerahan. Disamping itu tanaman berwarna kekuningan dan mengering.

(51)

Kondisi air yang reduksi mengakibatkan unsur-unsur yang toksik seperti keracunana Fe mudah terjadi. Dua faktor inilah yang diduga dapat mengganggu penyerapan hara sehingga pertumbuhan tanaman tertekan dan produktivitas tanaman menjadi rendah. Di lain pihak, varietas tanaman tertentu merespon kondisi cuaca itu dengan pola pertumbuhan dan potensi hasil yang berbeda. Maka hasil tanaman berbeda sesuai musim dan varietasnya (Makarim, 2005). Menurut Abdullah (1993), bahwa setiap varietas padi dan kondisi agroklimat yang berbeda diduga mempengaruhi respon tanaman terhadap efektivitas berbagai jenis PPC. Fluktuasi hasil (antar musim dan tempat) merupakan respon tanaman akibat adanya faktor tersebut (Makarim, 2005).

Secara umum pemberian pupuk cair Dharmavit dengan dosis yang diberikan mampu meningkatkan hasil sekitar 0.9-3.6 % dibandingkan dengan perlakuan standar, dan sekitar 10.6-13.4 % dibandingkan kontrol. Pemberian pupuk cair Dharmavit, terutama pada dosis 1 x anjuran memberikan efek yang nyata lebih tinggi terhadap produksi tanaman dibandingkan perlakuan lain tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan Dharmavit ¾ x anjuran, terutama pada parameter : jumlah anakan produktif, jumlah gabah permalai, bobot gabah bernas, serta gabah kering giling.

(52)

melalui penguapan maupun pencucian maka pemberian lewat daun akan lebih efisien. Dalam tanaman, nitrogen berfungsi untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman dan pembentukan protein (Hardjowigeno, 1995). Serapan P tertinggi terjadi pada perlakuan Dharmavit ½ x anjuran namun tidak berbeda nyata dengan ¾ x dan 1 x anjuran. Fosfor dalam tanaman berfungsi dalam : pembelahan sel, pembentukan albumin, pembentukan bunga, buah, dan biji, mempercepat pematangan, memperkuat batang sehingga tidak mudah roboh, metabolisme karbohidrat, dll.

Dari serapan kalium dapat dilihat bahwa serapan K tanaman (Tabel 6) pada perlakuan Dharmavit 1 x dan ¾ x anjuran peningkatannya sebesar ± 2-3 kali lipat dibandingkan dengan perlakuan standar dan kontrol. Hasil ini sejalan dengan tingginya produksi gabah pada perlakuan tersebut. Kalium berfungsi sebagai pendorong dalam pembentukan anakan dan meningkatkan ukuran dan bobot gabah (Leiwakabessy, et.al., 2003). Fungsi kalium yang lain antara lain : berperan dalam pembentukan pati, mengaktifkan enzim, unsur penyusun jaringan tanaman, pembukaan stomata (mengatur pernapasan dan penguapan), proses fisiologis dalam tanaman, proses metabolik dalam sel, mempengaruhi penyerapan unsur-unsur lain, dll (Hardjowigeno, 1995).

(53)
(54)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pengaruh pupuk Dharmavit dan standar nyata lebih tinggi daripada kontrol terhadap parameter pertumbuhan yaitu tinggi tanaman (21, 49, dan 56 hst), jumlah anakan (49 dan 56 hst), jumlah anakan produktif, serta bobot kering jerami tanaman padi. Perlakuan Dharmavit 1 x anjuran cenderung lebih tinggi daripada Dharmavit ½ x anjuran, ¾ x anjuran, maupun standar.

Hasil gabah kering giling pada perlakuan Dharmavit 1 x anjuran dan ¾ x anjuran tidak berbeda nyata yaitu masing-masing 3.66 dan 3.55 ton/ha tetapi lebih tinggi dari Dharmavit ½ x anjuran, standar, dan kontrol.

Serapan N dan K tanaman pengaruh Dharmavit cenderung lebih tinggi daripada standar dan kontrol. Namun pada serapan P perlakuan Dharmavit dan standar tidak berbeda nyata tetapi cenderung lebih tinggi daripada kontrol.

Relative Agronomic effectiveness (RAE) pengaruh Dharmavit ½ x, ¾ x, dan 1 x anjuran berada pada kisaran 108.72-136.91 % lebih tinggi dibandingkan perlakuan standar. Dengan demikian penambahan pupuk daun Dharmavit cukup efektif terhadap pertumbuhan vegetatif maupun pada produksi tanaman padi dibandingkan dengan hanya pemberian pupuk standar N, P, K melalui tanah.

Saran

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S. 1993. Pengaruh Pupuk Pelengkap Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah pada Alluvial Singkarak. Dalam Risalah Seminar.

Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukarami. Badan Penelitian Pengembangan Pertanian Balittan Sukarami. Vol. II: 38-44.

Anonim. 2004. Pupuk Cair Dharmavit. Jakarta.

Atmosentono, H. 1968. Tanah sekitar Bogor. Departemen Pertanian. Direktorat Jenderal Pertanian. Pusat Penelitian Tanah Bogor. Bogor.

Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Akademi Pressindo. Jakarta.

Leiwakabessy, F.M., Suwarno, dan M. Wahyudin. 2003. Bahan Kuliah Kesuburan Tanah. Departemen Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Leiwakabessy, F.M dan A. Sutandi. 2004. Diktat kuliah Pupuk dan Pemupukan. Departemen Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Lesmana, O.S., H. M. Toha, L. Las, dan B. Suprihatno. 2004. Deskripsi Varietas

Unggul Baru Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Padi Sukamandi.

Lingga, P. 1986. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.

Lingga, P. dan Marsono. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Makarim, A.K., Udin S. Nugraha, dan Unang G. Kartasasmita. 2000. Teknologi

Produksi Padi Sawah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Makarim, A. Karim. 2005. Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Pangan: khususnya padi sawah. Dalam www.litbang.deptan.go.id. 28 Juli 2005. Mulyono, Daru. 2003. Pengaruh Pupuk Daun dan Zat Pengatur Tumbuh terhadap

Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Lada. Dalam IPTEKnet. 28 Juli 2005. Permadi, K. Dan H. Pane . 1990. Laporan Survei Penggerek Batang Padi di Jabar

MH 1989/1990. Departemen Pertanian. Pusat Penelitian Pengembangan Tanaman Pangan. Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Departemen Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sucofindo. 2004. Hasil Analisis Pupuk Cair Dharmavit. Perusahaan Dagang Indonesia. Jakarta.

Vengara, B.S. 1990. Bercocok Tanam Padi. Proyek Prasarana Fisik Bappenas Jakarta. Jakarta.

(56)
(57)
[image:57.612.142.498.116.559.2]

Tabel Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas IR 64 ( Lesmana, O.S. et.al 2004).

Deskripsi Ciri-ciri Tanaman

Nomor Seleksi IR18348-36-3-3 Asal Persilangan IR5657/IR2061 Golongan Cere Umur tanaman 115 hari Bentuk Tanaman Tegak Tinggi tanaman 85 cm Anakan produktif ± 25 batang Warna kaki Hijau Warna batang Hijau

Warna daun telinga Tidak berwana Warna lidah daun Tidak berwarna Warna daun Hijau

Muka daun Kasar Posisi daun Tegak Daun bendera Tegak

Bentuk gabah Ramping, panjang Warna gabah Kuning bersih Kerontokan Tahan Kerebahan Tahan Tekstur nasi Pulen Kadar amilosa 27 % Bobot 1000 butir 24.1 g Hasil ± 5.0 ton/ha

Ketahanan terhadap Hama : Tahan wereng coklat biotipe 1,2 dan wereng hijau

Penyakit : - Agak tahan bakteri hawar daun (Xhanthomonas oryzae)

- Tahan kerdil rumput

Anjuran ¾ Baik digunakan untuk sawah irigasi dataran rendah di Jatim

(58)
[image:58.612.129.508.118.412.2]

Tabel Lampiran 2. Hasil Analisis Sifat-sifat Kimia Tanah Lokasi Penelitian sebelum Percobaan.

Jenis analisis Metode Hasil Kriteria*)

pH H2O pH Meter 5.26 Masam

C-organik (%) Walkley & Black 1.81 Rendah

N-total (%) Kjehdahl 0.19 Rendah

C/N 9.53 Rendah

P- tersedia (ppm) Bray 1 5.2 Sangat rendah

P- potensial (ppm) HCl 25 % 348.1 -

Basa-basa

Ca (me/100g) N NH4OAc pH 7.0 5.49 Sedang

Mg (me/100g) N NH4OAc pH 7.0 1.93 Sedang

K (me/100g) N NH4OAc pH 7.0 0.22 Rendah

Na (me/100g) N NH4OAc pH 7.0 0.31 Rendah

Al-dd (me/100g) N KCl td -

H-dd (me/100g) N KCl titrasi HCl 0.12 -

Fe-tersedia (ppm) 0.05 N HCl 18.76 -

Tekstur (%) Pipet Liat

Pasir 9.85 Debu 7.68

Liat 82.47

(59)
[image:59.612.134.556.117.396.2]

Tabel Lampiran 3. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah berdasarkan PPT (1983).

Sifat Tanah Sangat

Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi C-Organik (%) < 1.00 1.00 – 2.00 2.01 – 3.00 3.01 – 5.00 > 5 N-Total (%) < 0.11 0.10 – 0.20 0.21 – 0.50 0.51 – 0.75 > 0.75

C/N < 5 5 – 10 11 – 15 16 - 25 > 25

P2O5 HCl (mg/100g) < 10 10 – 20 21 – 40 41 - 60 > 60

P2O5 Bray 1 (ppm) < 10 10 – 15 15 – 25 26 - 35 > 35

P2O5 Olsen (ppm) < 10 10 – 25 26 - 45 45 - 60 > 60

KTK (me/100g) < 5 5 – 16 17 - 24 25 - 40 > 40

Sususnan Kation

K (me/100g) < 0.1 0.1 – 0.2 0.3 - 0.5 0.6 – 1.0 > 1.0 Na (me/100g) < 0.1 0.1 – 0.3 0.4 - 0.7 0.8 – 1.0 > 1.0 Mg (me/100g) < 0.4 0.4 – 0.1 1.1 – 2.0 2.1 – 8.0 > 8.0

Ca (me/100g) < 2 2 - 5 6 - 10 11- 20 > 20

KB (%) < 20 20 - 35 36 - 50 51- 70 > 70

Kejenuhan Al (%) < 10 10 - 20 21 - 30 31 - 60 > 60 Sangat

masam

Masam Agak Masam Netral Agak

Alkalin

Alkalin pH H2O

(60)
[image:60.612.135.503.104.514.2]

Tabel Lampiran 4. Hasil Analisis Sifat-sifat Kimia Tanah setelah Panen.

Kejenuhan Basa Ca-dd Mg-dd K-dd Perlakuan Ulangan

PH (H2O)

1:1 N (%) C organik (%) P-Bray I

(ppm) ……(me/100 g)……

Al-dd (me/100 g)

Fe (ppm)

K 1 5.17 0.19 2.25 1.47 6.32 2.49 0.29 0.37 1.75

K 2 5.11 0.20 2.37 2.27 6.09 2.59 0.36 0.33 1.25

K 3 5.17 0.20 2.38 2.71 5.78 2.36 0.43 0.27 0.98

K 4 5.19 0.21 2.47 3.31 6.19 2.56 0.4 0.19 4.2

Rata-rata 5.16 0.2 2.37 2.44 6.09 2.5 0.37 0.29 2.04

S* 1 5.21 0.21 2.39 3.37 5.63 2.45 0.42 0.38 1.4

S* 2 5.11 0.21 2.3 4.42 5.12 2.01 0.44 0.49 1.78

S* 3 5.08 0.21 1.96 4.18 6.02 2.36 0.59 0.4 2.05

S* 4 5.08 0.21 2.28 3.73 5.98 2.44 0.43 0.27 1.75 Rata-rata 5.12 0.21 2.23 3.93 5.69 2.31 0.47 0.38 1.74

D ½ x** 1 5.42 0.2 2.07 3.69 4.94 2.46 0.42 0.38 1.93 D ½ x** 2 5.32 0.13 2.22 4.21 4.96 2.18 0.5 0.17 2.38 D ½ x** 3 5.33 0.21 2.09 3.68 4.3 2.43 0.54 0.28 2.43 D ½ x** 4 5.33 0.21 1.9 3.92 4.51 2.7 0.53 0.14 2.38 Rata-rata 5.35 0.19 2.07 3.88 4.68 2.44 0.5 0.24 2.28

D ¾ x** 1 5.15 0.22 2.09 4.13 6.48 2.38 0.46 0.23 3.1 D ¾ x* * 2 5.1 0.23 2.36 4.31 6.07 2.35 0.44 0.33 3.93 D ¾ x* * 3 5.18 0.23 2.12 5.14 5.67 2.4 0.4 0.21 3.5 D ¾ x* * 4 5.02 0.23 2.3 4.34 4.96 2.29 0.39 0.23 3.95 Rata-rata 5.11 0.23 2.22 4.48 5.8 2.35 0.42 0.25 3.62

(61)
[image:61.612.142.494.119.587.2]

Tabel Lampiran 5. Nilai Rataan Serapan Hara N, P, K Tanaman Padi Sawah IR 64.

Serapan hara

N P K Perlakuan Ulangan

…………(kg/ha)…………

K 1 33.3 1.85 24.9

K 2 44.8 2.12 28.9

K 3 31.5 1.80 18.9

K 4 24.5 1.36 17.3

Rata-rata 33.5 1.8 22.5

S* 1 46.1 2.35 40.1

S* 2 48.7 2.72 31.9

S* 3 73.4 4.03 50.1

S* 4 62.1 3.95 34.7

Rata-rata 57.6 3.3 39.2

D ½ x** 1 59.5 3.19 38.9

D ½ x** 2 52.6 2.76 38.9

D ½ x** 3 71.8 3.84 51.1

D ½ x** 4 69.2 8.10 52.0

Rata-rata 63.3 4.50 45.2

D ¾ x** 1 57.6 3.05 76.8

D ¾ x* * 2 71.0 4.47 38.4

D ¾ x* * 3 61.7 3.85 74.0

D ¾ x* * 4 58.6 2.99 46.6

Rata-rata 62.3 3.60 59.0

D 1 x** 1 74.6 3.75 49.1

D 1 x** 2 86.1 3.04 67.1

D 1 x** 3 62.9 3.59 72.3

D 1 x** 4 68.8 3.53 80.4

(62)
[image:62.612.137.500.116.604.2]

Tabel Lampiran 6. Nilai Rataan Parameter Pertumbuhan Tanaman Padi Sawah IR 64.

Tinggi tanaman (cm) Jumlah anakan (batang/rumpun)

21 49 56 49 56 Perlakuan Ulangan ………...hst……….. Jumlah anakan produktif Bobot kering jerami (ton/ha)

K 1 35.8 57.7 64.1 10.8 9.9 9.2 2.5

K 2 34.6 53.5 66.3 14.4 11.6 13.1 3.75

K 3 36.6 60.3 66.3 11.4 11.8 10.3 3.0

K 4 36.1 57.5 63.6 11.3 9.9 9.6 2.5

Rata-rata 35.8 57.2 65.1 12.0 10.8 10.6 2.94

S* 1 37.5 68.7 75.8 21.1 18.9 18.0 5.0

S* 2 38.0 69.0 76.6 20.3 19.0 15.3 4.5

S* 3 38.6 70.5 78.2 22.6 19.8 17.7 6.25

S* 4 40.0 71.5 76.0 23.7 20.3 16.2 5.0

Rata-rata 38.5 69.9 76.6 21.9 19.5 16.8 5.19

D ½ x** 1 36.7 63.9 70.9 19.1 20.4 17.7 5.75 D ½ x** 2 39.0 67.4 73.2 21.9 21.9 19.2 5.75 D ½ x** 3 38.0 65.5 71.1 17.4 20.2 18.8 6.25 D ½ x** 4 39.8 68.4 77.0 25.8 25.9 21.9 7.5

Rata-rata 38.4 66.3 73.1 21.1 22.1 19.4 6.31

D ¾ x** 1 40.1 72.1 81.5 20.6 21.7 17.8 5.0 D ¾ x** 2 41.2 74.8 83.7 19.7 21.8 18.2 6.25 D ¾ x** 3 38.8 68.6 76.9 17.5 17.5 15.7 4.5 D ¾ x** 4 41.8 71.3 77.5 24.9 20.9 19.5 4.5

Rata-rata 40.5 71.7 79.9 20.7 20.5 17.8 5.06

D 1 x** 1 40.5 71.1 78.3 22.4 23.1 19.4 6.25

D 1 x** 2 37.8 71.7 80.0 20.8 23.8 19.0 7.5

D 1 x** 3 40.6 73.0 80.2 24.6 23.0 17.9 5.75

D 1 x** 4 39.7 73.2 80.2 24.0 23.3 18.5 6.25

(63)
[image:63.612.137.501.104.696.2]

Tabel Lampiran 7. Nilai Rataan Parameter Produksi Padi Sawah IR 64. Perlakuan Ulangan Jumlah gabah per malai Bobot 1000 butir (gram) Bobot kering gabah bernas (kg/petak) Persen gabah bernas (%) Hasil gabah kering giling (ton/ha)

K 1 48.7 25.7 2.42 91.2 1.67

K 2 45.9 24.1 3.51 91.4 1.29

K 3 62.0 25.1 3.40 92.2 1.75

K 4 53.6 25.3 2.74 89.6 1.75

Rata-rata 52.1 25.0 3.02 91.2 1.61

S* 1 58.3 24.8 5.55 88.9 2.92

S* 2 57.1 25.2 5.31 92.4 3.17

S* 3 52.2 25.4 5.19 89.4 3.04

S* 4 55.1 25.8 5.32 92.1 3.29

Rata-rata 55.6 25.3 5.34 90.7 3.10

D ½ x** 1 56.3 24.4 5.49 91.1 3.25

D ½ x** 2 55.5 25.3 5.92 89.7 3.33

D ½ x** 3 57.2 25.4 7.25 93.1 3.25

D ½ x** 4 58.6 26.0 7.71 90.3 3.13

Rata-rata 57.1 25.3 6.59 91.1 3.24

D ¾ x* * 1 65.1 25.5 6.66 92.5 3.83

D ¾ x* * 2 62.1 25.7 6.68 93.0 3.33

D ¾ x* * 3 58.9 24.9 5.06 91.1 3.63

D ¾ x* * 4 47.5 24.7 5.59 90.8 3.42

Rata-rata 58.2 25.2 6.00 92.0 3.55

D 1 x** 1 68.5 25.6 7.29 90.7 3.71

D 1 x** 2 63.8 25.3 6.72 88.3 3.71

D 1 x** 3 57.3 25.5 6.29 92.3 3.50

D 1 x** 4 66.9 25.6 7.18 91.4 3.71

Rata-rata 64.2 25.5 6.87 90.6 3.66

Keterangan: K : Kontrol

S : Standar

D 1 x : Dharmavit satu kali anjuran

D ½ x : Dharmavit ¾ kali anjuran D ½ x : Dharmavit ½ kali anjuran

* : Berdasarkan anjuran pupuk N, P, dan K setempat (Makarim, et. al.,2000)

(64)
[image:64.612.130.490.115.672.2]

Tabel Lampiran 8. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat-sifat Kimia Tanah Lokasi Penelitian setelah Panen.

F-tabel Analisis tanah Sumber keragaman db Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F-hitung

α≤ 0.01α≤ 0.05

Koefisien keragaman

pH H2O 1:1 Perlakuan 4 0.15 0.0387 7.94** 4.55 2.90 1.34

Galat 15 0.07 0.005

Total 19 0.23

C-organik (%) Perlakuan 4 0.18 0.0444 2.27tn 4.55 2.90

Galat 15 0.29 0.0195 6.29

Total 19 0.47

N-total (%) Perlakuan 4 0.0037 0.0009 1.43tn 4.55 2.90 12.19 Galat 15 0.0096 0.0006

Total 19 0.0133

P- tersedia (ppm) Perlakuan 4 9.19 2.297 10.3** 4.55 2.90 12.72

Galat 15 3.35 0.223

Total 19 12.54

Ca (me/100g) Perlakuan 4 4.66 1.16 5.32** 4.55 2.90 8.35

Galat 15 3.28 0.22

Total 19 7.94

Mg (me/100g) Perlakuan 4 0.14 0.04 1.31tn 4.55 2.90 6.73

Galat 15 0.4 0.03

Total 19 0.54

K (me/100g) Perlakuan 4 0.1 0.026 5.56** 4.55 2.90 14.5

Galat 15 0.07 0.005

Total 19 0.17

Al-dd (me/100g) Perlakuan 4 0.05 0.01 1.64tn 4.55 2.90 31.14

Pupuk 15 0.12 0.01

Total 19 0.17

Fe-tersedia (ppm) Perlakuan 4 8.78 2.195 1.77tn 4.55 2.90 44.45 Galat 15 18.61 1.24

(65)
[image:65.612.139.502.117.309.2] [image:65.612.131.514.374.575.2]

Tabel Lampiran 9. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Serapan Hara N, P, K Tanaman Padi Sawah IR 64.

F-tabel Analisis tanah Sumber keragaman db Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F-hitung

α≤ 0.01 α≤ 0.05

Koefisien keragaman

Perlakuan 4 3491.498 872.875 9.80** 4.55 2.90 16.28 Galat 15 1335.650 89.043

Total 19 4827.148

Serapan N tanaman (kg N/ha)

Perlakuan 4 15.173 3.793 2.54tn

4.55 2.90 36.84 Galat 15 22.397 1.493

Total 19 37.569

Serapan P tanaman (kg P/ha)

Perlakuan 4 4861.487 1215.372 8.73** 4.55 2.90 25.31 Galat 15 2088.125 139.208

Serapan K tanaman (kg K/ha)

Total 19 6949.612

Tabel Lampiran 10. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Tinggi Tanaman Padi. F-tabel Umur tanaman (HST) Sumber keragaman db Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F-hitung

α≤ 0.01 α≤ 0.05

Koefisien keragaman

21 Perlakuan 4 50.59 12.65 8.90** 4.55 2.90 3.09

Galat 15

21.32 1.42 Total 19

71.91

49 Perlakuan 4 610.09 152.52 36.13** 4.55 2.90 3.05

Galat 15 63.33 4.22

Total 19 673.41

56 Perlakuan 4 602.27 150.57 33.55** 4.55 2.90 2.83

Galat 15 67.33 4.49

(66)
[image:66.612.131.510.133.272.2] [image:66.612.131.512.336.409.2] [image:66.612.131.511.475.549.2] [image:66.612.127.508.612.686.2]

Tabel Lampiran 11.Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah Anakan per Rumpun Tanaman Padi IR 64 pada Umur 49 dan 56 hst.

F-tabel Umur tanaman (HST) Sumber keragaman db Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F-hitung

α≤ 0.01 α≤ 0.05

Koefisien keragaman

49 Perlakuan 4 311.84 77.96 12.57** 4.55 2.90 12.63

Galat 15 93.02 6.20

Total 19 404.87

56 Perlakuan 4 389.96 97.49 38.23** 4.55 2.90 8.30

Galat 15 38.25 2.55

Total 19 428.21

Tabel Lampiran 12. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah Anakan Produktif. F-tabel Sumber keragaman db Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F-hitung

α≤ 0.01 α≤ 0.05

Koefisien keragaman

Perlakuan 4 201.28 50.32 23.29** 4.55 2.90 8.83

Galat 15 32.41 2.16

Total 19 233.69

Tabel Lampiran 13. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Kering Jerami. F-tabel Sumber keragaman db Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F-hitung

α≤ 0.01 α≤ 0.05

Koefisien keragaman

Perlakuan 4 31.63 7.91 13.98** 4.55 2.90 14.50

Galat 15 8.48 0.57

Total 19 40.11

Tabel Lampiran 14. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah Gabah per Malai.

F-tabel Sumber keragaman Db Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F-hitung

α≤ 0.01 α≤ 0.05

Koefisien keragaman

Perlakuan 4 291.56 72.89 2.56tn

4.55 2.90 9.28 Galat 15 427.25 28.48

(67)
[image:67.612.131.508.120.193.2] [image:67.612.130.516.256.329.2] [image:67.612.132.524.392.467.2] [image:67.612.133.508.530.637.2]

Tabel Lampiran 15. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Gabah 1000 Butir.

F-tabel Sumber keragaman db Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F-hitung

α≤ 0.01 α≤ 0.05

Koefisien keragaman

Perlakuan 4 0.43 0.11 0.41tn

4.55 2.90 2.03

Galat 15 3.96 0.26

Total 19 4.39

Tabel Lampiran 16. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Gabah Kering Bernas.

F-tabel Sumber keragaman db Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F-hitung

α≤ 0.01 α≤ 0.05

Koefisien keragaman

Perlakuan 4 37.94 9.485 20.86** 4.55 2.90 12.12

Galat 15 6.82 0.45

Total 19 44.76

Tabel Lampiran 17. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Persen Gabah Bernas. F-tabel Sumber keragaman Db Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F-hitung

α≤ 0.01 α≤ 0.05

Koefisien keragaman

Perlakuan 4 3.61 0.90 0.42tn

4.55 2.90 1.61

Galat 15 32.15 2.14

Total 19 35.76

Tabel Lampiran 18. Analisis Ragam Pengaruh Perlakuan terhadap Hasil Gabah Kering Giling.

F-tabel Sumber keragaman db Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F-hitung

α≤ 0.01 α≤ 0.05

Koefisien keragaman

Perlakuan 4 10.87 2.72 95.83** 4.55 2.90 5.55

Galat 15 0.43 0.03

Total 19 11.30

Keterangan : ** = Berbeda nyata pada taraf α = 0.01 * = Berbeda nyata pada taraf α = 0.05

(68)

.

(69)

Gambar

Tabel 1. Kandungan Unsur pada PPC Dharmavit (Sucofindo, 2004) .
Gambar 1. Denah Petak Percobaan
Tabel 3. Waktu Pemberian Pupuk pada Tanaman Padi Sawah IR 64.
Tabel 4. Hasil uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Parameter     Pertumbuhan Tanaman Padi Sawah IR 64
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada data di atas, tokoh Aku menunjukan bahwa kesunyian yang dialaminya pada saat kejayaan sudah menjauh darinya merupakan merupakan sutu tanda bahaya yang

Pakta Integritas yang ditandatangani oleh ULP/Pejabat Pengadaan pasal 12 ayat (2) huruf e Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 memuat isi ikrar untuk mencegah

Arus kedatangan kapal merupakan banyaknya kapal yang datang untuk melakukan aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) setiap harinya dari

Capron dan Hulldan (1999) mendefinisikan sumber daya sebagai sejumlah pengetahuan, aset fisik, manusia, dan faktor-faktor berwujud dan tidak berwujud lainnya yang dimiliki

Hal ini sependapat dengan pendapat Agustia (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan managerial tidak bisa membatasi terjadinya manajemen laba dengan manajer yang memiliki

Hasil penelitian ini sangat penting artinya bagi pemerintah (pembuat kebijakan pendidikan) dalam memperbaiki karakter guru sehingga memiliki pribadi yang ideal,

Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan

implementasi Desa Maju Reforma Agraria (Damara) di Kulonbambang Kabupaten Blitar yang dilakukan oleh KPA dan Pawartaku sudah memenuhi unsur-unsur dalam tahapan