• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Fuzzy OLAP pada Data Potensi Desa di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 dan 2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Fuzzy OLAP pada Data Potensi Desa di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 dan 2006"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI FUZZY OLAPPADA DATA POTENSI DESA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2003 DAN 2006

SOFIYANTI INDRIASARI G64103046

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

SOFIYANTI INDRIASARI. Implementasi Fuzzy OLAPpada Data Potensi Desa di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 dan 2006. Dibimbing oleh IMAS SUKAESIH SITANGGANG dan SRI NURDIATI.

Kurangnya pemanfaatan atau pengolahan terhadap gunung data yang sebenarnya dapat menghasilkan suatu informasi atau pengetahuan yang penting untuk mendukung pengambilan keputusan. Data Potensi Desa yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki peranan yang cukup strategis di masa yang akan datang dan merupakan produk unggulan BPS. Untuk itu sangat penting melakukan analisis data Podes secara efisien dan cepat. Data warehouse adalah tempat penyimpanan data terintegrasi yang dapat digunakan untuk query dan analisis. Operasi query ini dilakukan dengan On-line Analytical Processing (OLAP). Data real dijumpai sering kali mengandung informasi yang tidak tepat dan ketidakpastian (uncertain). Teori himpunan fuzzy digunakan untuk menangani masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan membangun data warehouse untuk data Potensi Desa di Provinsi Jawa Barat tahun 2003 dan 2006 yang direpresentasikan dalam model data multidimensi dengan menggunakan teori himpunan fuzzy dan mengimplementasikan operasi OLAP.

Ruang lingkup penelitian adalah dibatasi pada implementasi fuzzy OLAP untuk data Potensi Desa di Provinsi Jawa Barat tahun 2003 dan 2006. Sistem yang akan dibangun mengikuti arsitektur data warehouse tiga tingkat. Struktur data pada data warehouse digambarkan dengan skema galaksi. Operasi-operasi yang diimplementasikan adalah operasi roll-up, drill-down, slice, dice, dan pivot. Operasi untuk fuzzy OLAP dilakukan sesuai dengan konsep pengoperasian data multidimensi fuzzy.

Hasil penelitian ini adalah terbentukya data warehouse yang diimplementasikan dengan konsep fuzzy serta data warehouse untuk data crisp sebagai pelengkap penyajian informasi. Data warehouse yang dibangun menggunakan konsep fuzzy terlebih dahulu melalui tahapan praproses data dan proses clustering menggunakan algoritma FCM untuk mendapatkan himpunan fuzzy dan nilai derajat keanggotaan tiap atribut. Data warehouse tersebut memiliki 4 kubus data yaitu penduduk, rumah tangga, lahan, dan sekolah. Data dapat ditampilkan dalam bentuk crosstab atau grafik. Penelitian ini memberikan informasi berupa data fuzzy dan data crisp. Data fuzzy yang disajikan memberikan informasi natural dengan mendefinisikan variabel linguistic. Data crisp disajikan sebagai penunjang untuk mendapatkan informasi.

(3)

IMPLEMENTASI FUZZY OLAPPADA DATA POTENSI DESA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2003 DAN 2006

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

SOFIYANTI INDRIASARI G64103046

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Judul : Implementasi Fuzzy OLAPpada Data Potensi Desa di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 dan 2006

Nama : Sofiyanti Indriasari

NIM : G64103046

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Imas S. Sitanggang, S.Si, M.Kom Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc

NIP 132 206 235 NIP 131 578 805

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS

NIP 131 473 999

(5)

PRAKATA

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala

curahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2007 ini ialah data warehouse, dengan judul Implementasi Fuzzy OLAPpada Data Potensi Desa di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 dan 2006

Penyelesaian penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda Achmad Azhari dan Ibunda Syafa’atur Rofiah , Kakakku Sofyan Rizalanda, serta adik-adikku Asrofi Hanafiah dan Asrofi Hanifah atas doa, kasih sayang, dan kehangatannya yang tidak pernah berhenti tercurah selama ini,

2. Ibu Imas S. Sitanggang, S.Si., M.Kom. selaku pembimbing I, Ibu Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. selaku pembimbing II dan Bapak Hari Agung Adrianto, S.Kom. selaku dosen penguji,

3. Keluarga besar Ibu Sri Nurdiati di Bogor yang telah menjadi keluarga kedua bagi penulis,

4. Kak Hendra dan Kak Ifnu atas kesabarannya menjawab pertanyaan penulis, serta Diku atas tumpangannya mengangkut komputer untuk keperluan penelitian ini,

5. Sahabat penulis: Gibtha, Meynar, Firat, Pandi, Qwill, Ratih, Ghofar, Jemi, Hida, Dina, Vita, dan Nanik atas saran, dukungan, kerjasama, bantuan, dan hiburannya,

6. Teman-teman seperjuangan Ilkomers 40 lainnya untuk pengalaman dan kenangan yang tak ternilai, 7. Mas Irvan atas bantuannya mencari referensi untuk penelitian ini dan Pak Soleh atas bantuan dan

nasehatnya,

8. Departemen Ilmu Komputer, staf dan dosen yang telah begitu banyak membantu baik selama penelitian maupun pada masa perkuliahan.

Segala kesempurnaan hanya milik Allah SWT, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat, Amin.

Bogor, Mei 2007

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Blitar pada tanggal 5 Oktober 1984 dari ayah Achmad Azhari dan ibu Syafa’atur Rofiah. Penulis merupakan putri kedua dari empat bersaudara. Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri I Sidoarjo. Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Studi Ilmu Komputer, Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 1

Ruang Lingkup Penelitian ... 1

Manfaat Penelitian ... 1

TINJAUAN PUSTAKA ... 1

Data Warehouse... 1

Model Data Multidimensi... 2

On-line Analytical Processing (OLAP) ... 2

Himpunan Fuzzy... 4

Fuzzy C-Means (FCM) ... 5

Ukuran Kevalidan Cluster... 5

Kubus Data Fuzzy... 6

Dimensi Fuzzy... 6

METODE PENELITIAN ... 7

Tahapan Penelitian... 7

Praproses Data... 7

Arsitektur Sistem ... 8

Lingkungan Pengembangan Sistem ... 8

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 8

Praproses Data... 8

Tingkat Bawah (Bottom Tier)... 10

Tingkat Tengah (Middle Tier) ... 13

Tingkat Atas (Top Tier) ... 13

KESIMPULAN DAN SARAN ... 18

Kesimpulan ... 18

Saran... 19

DAFTAR PUSTAKA ... 19

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Validasi atribut lahan bukan sawah untuk non pertanian 2006 ... 10

2 Validasi atribut lahan bukan sawah untuk non pertanian 2003 ... 10

3 Tabel dimensi yang terbentuk dalam pengembangan data warehouse untuk data crisp... 10

4 Tabel fakta yang terbentuk dalam pengembangan data warehouse untuk data crisp... 10

5 Tabel dimensi yang terbentuk dalam pengembangan data warehouse untuk data fuzzy... 11

6 Tabel fakta yang terbentuk dalam pengembangan data warehouse untuk data fuzzy... 11

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Skema bintang (Han & Kamber 2001)... 2

2 Skema snowflake (Han & Kamber 2001)... 2

3 Skema galaksi (Han & Kamber 2001) ... 2

4 Contoh operasi roll-up (Han & Kamber 2001)... 3

5 Contoh operasi drill-down (Han & Kamber 2001) ... 3

6 Contoh operasi slice (Han & Kamber 2001)... 4

7 Contoh operasi dice (Han & Kamber 2001) ... 4

8 Contoh operasi pivot (Han & Kamber 2001) ... 4

9 Contoh kubus data fuzzy 3 dimensi (Alhajj & Mehmet 2003) ... 6

10 Contoh path pada dimensi fuzzy... 7

11 Tahap praproses data ... 7

12 Arsitektur tiga tingkat data warehouse (Han & Kamber 2001) ... 8

13 Skema galaksi untuk data crisp... 12

14 Skema galaksi untuk data fuzzy... 12

15 Contoh tampilan fuzzy OLAP untuk subjek penduduk tahun 2003 pada level desa... 14

16 Contoh operasi roll-up pada dimensi lokasi... 14

17 Contoh tampilan data crisp untuk contoh kasus tampilan subjek penduduk tahun 2003. ... 15

18 Contoh tampilan modul_desa ... 16

19 Contoh tampilan modul_kecamatan... 17

20 Contoh tampilan modul_kabupaten ... 18

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Atribut-atribut yang terpilih dari hasil ekstraksi ... 21

2 Hasil validasi cluster... 23

3 Contoh hasil clustering berupa linguistic dan derajat keanggotaan ... 29

4 Skema galaksi yang disesuaikan dengan kebutuhan software Oracle... 31

5 Skema relasi modul pendukung ... 32

6 Contoh tampilan fuzzy OLAP dan hasil operasinya... 35

7 Tampilan data yang dikombinasikan dengan bentuk visualisasi model graph... 38

8 Tampilan query builder... 38

(9)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dewasa ini, ketersediaan data semakin melimpah, apalagi ditunjang dengan banyaknya kegiatan yang sudah dilakukan secara terkomputerisasi. Namun seringkali data tersebut hanya disimpan tanpa diolah lebih lanjut untuk keperluan di masa mendatang. Padahal jika dianalisis lebih dalam, data tersebut dapat menghasilkan informasi atau pengetahuan yang penting dan berharga. Data Potensi Desa (Podes) yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki peranan yang cukup strategis di masa yang akan datang dan merupakan produk unggulan BPS. Untuk itu sangat penting dilakukan analisis data Podes secara efisien dan cepat.

Data warehouse adalah tempat penyimpanan

data terintegrasi yang dapat digunakan untuk query dan analisis. Operasi query ini dilakukan dengan On-line Analytical Processing (OLAP). OLAP akan menghasilkan data dalam bentuk ringkasan. Dengan operasi ini query dapat dijalankan lebih mudah dan lebih efisien. OLAP muncul dengan sebuah cara pandang data multidimensi. Cara pandang multimensi ini didukung oleh teknologi basis data multidimensi.

Data warehouse dan On-Line Analytical

Processing (OLAP) merupakan elemen penting

dalam mendukung proses pengambilan keputusan.

Data real yang dijumpai sering kali mengandung informasi yang tidak tepat dan ketidakpastian (uncertain). Teori himpunan

fuzzy digunakan untuk menangani masalah

tersebut.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Membangun data warehouse untuk data Potensi Desa tahun 2003 dan 2006. Aplikasi yang dibangun mengolah data yang direpresentasikan dalam model data multidimensi dengan menggunakan teori himpunan fuzzy.

2. Mengimplementasikan operasi-operasi OLAP, yaitu roll-up, drill-down, slice, dice,

dan pivot dengan menggunakan pendekatan

fuzzy.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada implementasi fuzzy OLAP pada data Potensi Desa di Provinsi Jawa Barat tahun 2003 dan 2006 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penelitian ini akan menghasilkan aplikasi fuzzy OLAP yang dapat menampilkan informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan.

Manfaat Penelitian

Aplikasi yang dihasilkan pada penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan informasi yang menarik dan akurat sebagai pendukung proses pengambilan keputusan terkait dengan data Potensi Desa. Sistem diharapkan dapat menyediakan informasi ringkas dan jelas secara cepat melalui operasi-operasi OLAP seperti roll-up, drill-down, slice,dice, dan pivot.

TINJAUAN PUSTAKA

Data Warehouse

Data Warehouse adalah sekumpulan data

berorientasi subjek, terintegrasi, time-variant,

dan non-volatile yang mendukung proses

manajemen pembuatan keputusan (Inmon 1996). Kata kunci dari pengertian data warehouse di atas adalah (Han & Kamber 2001):

• Berorientasi subjek: data warehouse diorganisasikan berdasarkan subjek-subjek utama, seperti pelanggan, produk atau penjualan. Data warehouse menyediakan tampilan yang sederhana dan ringkas untuk subjek tertentu dengan menghilangkan data yang tidak berguna dalam proses pembuatan keputusan.

• Terintegrasi: data warehouse dibangun dengan mengintegrasikan berbagai sumber data yang heterogen, seperti basis data relasional, flat file, dan transaksi on-line. Teknik pembersihan dan integrasi data digunakan untuk memastikan data tetap konsisten.

Time-variant: data disimpan untuk

menyediakan informasi berdasarkan kejadian yang sudah lewat.

(10)

Model Data Multidimensi

Model data multidimensi menampilkan data dalam bentuk kubus data. Kubus data memungkinkan data dimodelkan dan ditampilkan dalam dimensi banyak. Kubus data disebut juga cuboid. Pola-pola cuboid dapat dibuat apabila diberikan satu kumpulan dimensi. Masing-masing pola menampilkan data pada tingkat kesimpulan yang berbeda-beda (Han & Kamber 2001).

Untuk menggambarkan hubungan antardata pada data multidimensi digunakan skema multidimensi. Pada data warehouse, skema merupakan sekumpulan tabel yang berhubungan. Skema digunakan untuk menunjukkan hubungan antara tabel dimensi dengan tabel fakta. Skema ditentukan berdasarkan kebutuhan data

warehouse dan keinginan pembuat data

warehouse. Data warehouse membutuhkan

skema yang ringkas dan berorientasi subjek. Tipe-tipe skema multidimensi antara lain (Han & Kamber 2001):

• Skema bintang (star schema)

Skema bintang adalah skema data

warehouse yang paling sederhana. Skema ini

disebut skema bintang karena hubungan antara tabel dimensi dan tabel fakta menyerupai bintang di mana satu tabel fakta dihubungkan dengan beberapa tabel dimensi. Titik tengah skema bintang adalah satu tabel fakta besar dan sudut-sudutnya adalah tabel-tabel dimensi. Bentuk skema bintang dapat dilihat pada Gambar 1. Keuntungan yang didapat jika menggunakan skema ini adalah peningkatan kinerja data warehouse, pemrosesan query yang lebih efisien, dan waktu respon yang cepat.

Gambar 1 Skema bintang (Han & Kamber 2001)

• Skema snowflake (snowflake schema)

Skema snowflake adalah variasi dari skema bintang di mana beberapa tabel dimensi dinormalisasi, jadi dihasilkan beberapa tabel tambahan. Bentuk skema snowflake dapat dilihat pada Gambar 2. Keuntungan yang didapat dengan menggunakan skema ini adalah penghematan memory, tapi waktu yang dibutuhkan untuk pemrosesan query menjadi lebih lama.

Gambar 2 Skema snowflake (Han & Kamber 2001)

• Skema galaksi (fact constellation)

Pada skema galaksi, beberapa tabel fakta berbagi tabel dimensi. Bentuk skema galaksi dapat dilihat pada Gambar 3. Keuntungan menggunakan skema ini adalah menghemat

memory dan mengurangi kesalahan yang

mungkin terjadi.

Gambar 3 Skema galaksi (Han & Kamber 2001)

On-line Analytical Processing (OLAP)

OLAP adalah operasi basis data untuk mendapatkan data dalam bentuk ringkasan dengan menggunakan agregasi sebagai mekanisme utama. OLAP menyediakan tampilan data yang fleksibel dari sudut pandang yang berbeda dan menyediakan lingkungan yang user-friendly untuk membantu analisis data.

(11)

IMPLEMENTASI FUZZY OLAPPADA DATA POTENSI DESA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2003 DAN 2006

SOFIYANTI INDRIASARI G64103046

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

ABSTRAK

SOFIYANTI INDRIASARI. Implementasi Fuzzy OLAPpada Data Potensi Desa di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 dan 2006. Dibimbing oleh IMAS SUKAESIH SITANGGANG dan SRI NURDIATI.

Kurangnya pemanfaatan atau pengolahan terhadap gunung data yang sebenarnya dapat menghasilkan suatu informasi atau pengetahuan yang penting untuk mendukung pengambilan keputusan. Data Potensi Desa yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki peranan yang cukup strategis di masa yang akan datang dan merupakan produk unggulan BPS. Untuk itu sangat penting melakukan analisis data Podes secara efisien dan cepat. Data warehouse adalah tempat penyimpanan data terintegrasi yang dapat digunakan untuk query dan analisis. Operasi query ini dilakukan dengan On-line Analytical Processing (OLAP). Data real dijumpai sering kali mengandung informasi yang tidak tepat dan ketidakpastian (uncertain). Teori himpunan fuzzy digunakan untuk menangani masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan membangun data warehouse untuk data Potensi Desa di Provinsi Jawa Barat tahun 2003 dan 2006 yang direpresentasikan dalam model data multidimensi dengan menggunakan teori himpunan fuzzy dan mengimplementasikan operasi OLAP.

Ruang lingkup penelitian adalah dibatasi pada implementasi fuzzy OLAP untuk data Potensi Desa di Provinsi Jawa Barat tahun 2003 dan 2006. Sistem yang akan dibangun mengikuti arsitektur data warehouse tiga tingkat. Struktur data pada data warehouse digambarkan dengan skema galaksi. Operasi-operasi yang diimplementasikan adalah operasi roll-up, drill-down, slice, dice, dan pivot. Operasi untuk fuzzy OLAP dilakukan sesuai dengan konsep pengoperasian data multidimensi fuzzy.

Hasil penelitian ini adalah terbentukya data warehouse yang diimplementasikan dengan konsep fuzzy serta data warehouse untuk data crisp sebagai pelengkap penyajian informasi. Data warehouse yang dibangun menggunakan konsep fuzzy terlebih dahulu melalui tahapan praproses data dan proses clustering menggunakan algoritma FCM untuk mendapatkan himpunan fuzzy dan nilai derajat keanggotaan tiap atribut. Data warehouse tersebut memiliki 4 kubus data yaitu penduduk, rumah tangga, lahan, dan sekolah. Data dapat ditampilkan dalam bentuk crosstab atau grafik. Penelitian ini memberikan informasi berupa data fuzzy dan data crisp. Data fuzzy yang disajikan memberikan informasi natural dengan mendefinisikan variabel linguistic. Data crisp disajikan sebagai penunjang untuk mendapatkan informasi.

(13)

IMPLEMENTASI FUZZY OLAPPADA DATA POTENSI DESA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2003 DAN 2006

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

SOFIYANTI INDRIASARI G64103046

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)

Judul : Implementasi Fuzzy OLAPpada Data Potensi Desa di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 dan 2006

Nama : Sofiyanti Indriasari

NIM : G64103046

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Imas S. Sitanggang, S.Si, M.Kom Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc

NIP 132 206 235 NIP 131 578 805

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS

NIP 131 473 999

(15)

PRAKATA

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala

curahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2007 ini ialah data warehouse, dengan judul Implementasi Fuzzy OLAPpada Data Potensi Desa di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 dan 2006

Penyelesaian penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda Achmad Azhari dan Ibunda Syafa’atur Rofiah , Kakakku Sofyan Rizalanda, serta adik-adikku Asrofi Hanafiah dan Asrofi Hanifah atas doa, kasih sayang, dan kehangatannya yang tidak pernah berhenti tercurah selama ini,

2. Ibu Imas S. Sitanggang, S.Si., M.Kom. selaku pembimbing I, Ibu Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. selaku pembimbing II dan Bapak Hari Agung Adrianto, S.Kom. selaku dosen penguji,

3. Keluarga besar Ibu Sri Nurdiati di Bogor yang telah menjadi keluarga kedua bagi penulis,

4. Kak Hendra dan Kak Ifnu atas kesabarannya menjawab pertanyaan penulis, serta Diku atas tumpangannya mengangkut komputer untuk keperluan penelitian ini,

5. Sahabat penulis: Gibtha, Meynar, Firat, Pandi, Qwill, Ratih, Ghofar, Jemi, Hida, Dina, Vita, dan Nanik atas saran, dukungan, kerjasama, bantuan, dan hiburannya,

6. Teman-teman seperjuangan Ilkomers 40 lainnya untuk pengalaman dan kenangan yang tak ternilai, 7. Mas Irvan atas bantuannya mencari referensi untuk penelitian ini dan Pak Soleh atas bantuan dan

nasehatnya,

8. Departemen Ilmu Komputer, staf dan dosen yang telah begitu banyak membantu baik selama penelitian maupun pada masa perkuliahan.

Segala kesempurnaan hanya milik Allah SWT, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat, Amin.

Bogor, Mei 2007

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Blitar pada tanggal 5 Oktober 1984 dari ayah Achmad Azhari dan ibu Syafa’atur Rofiah. Penulis merupakan putri kedua dari empat bersaudara. Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri I Sidoarjo. Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Studi Ilmu Komputer, Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI.

(17)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 1

Ruang Lingkup Penelitian ... 1

Manfaat Penelitian ... 1

TINJAUAN PUSTAKA ... 1

Data Warehouse... 1

Model Data Multidimensi... 2

On-line Analytical Processing (OLAP) ... 2

Himpunan Fuzzy... 4

Fuzzy C-Means (FCM) ... 5

Ukuran Kevalidan Cluster... 5

Kubus Data Fuzzy... 6

Dimensi Fuzzy... 6

METODE PENELITIAN ... 7

Tahapan Penelitian... 7

Praproses Data... 7

Arsitektur Sistem ... 8

Lingkungan Pengembangan Sistem ... 8

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 8

Praproses Data... 8

Tingkat Bawah (Bottom Tier)... 10

Tingkat Tengah (Middle Tier) ... 13

Tingkat Atas (Top Tier) ... 13

KESIMPULAN DAN SARAN ... 18

Kesimpulan ... 18

Saran... 19

DAFTAR PUSTAKA ... 19

(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Validasi atribut lahan bukan sawah untuk non pertanian 2006 ... 10

2 Validasi atribut lahan bukan sawah untuk non pertanian 2003 ... 10

3 Tabel dimensi yang terbentuk dalam pengembangan data warehouse untuk data crisp... 10

4 Tabel fakta yang terbentuk dalam pengembangan data warehouse untuk data crisp... 10

5 Tabel dimensi yang terbentuk dalam pengembangan data warehouse untuk data fuzzy... 11

6 Tabel fakta yang terbentuk dalam pengembangan data warehouse untuk data fuzzy... 11

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Skema bintang (Han & Kamber 2001)... 2

2 Skema snowflake (Han & Kamber 2001)... 2

3 Skema galaksi (Han & Kamber 2001) ... 2

4 Contoh operasi roll-up (Han & Kamber 2001)... 3

5 Contoh operasi drill-down (Han & Kamber 2001) ... 3

6 Contoh operasi slice (Han & Kamber 2001)... 4

7 Contoh operasi dice (Han & Kamber 2001) ... 4

8 Contoh operasi pivot (Han & Kamber 2001) ... 4

9 Contoh kubus data fuzzy 3 dimensi (Alhajj & Mehmet 2003) ... 6

10 Contoh path pada dimensi fuzzy... 7

11 Tahap praproses data ... 7

12 Arsitektur tiga tingkat data warehouse (Han & Kamber 2001) ... 8

13 Skema galaksi untuk data crisp... 12

14 Skema galaksi untuk data fuzzy... 12

15 Contoh tampilan fuzzy OLAP untuk subjek penduduk tahun 2003 pada level desa... 14

16 Contoh operasi roll-up pada dimensi lokasi... 14

17 Contoh tampilan data crisp untuk contoh kasus tampilan subjek penduduk tahun 2003. ... 15

18 Contoh tampilan modul_desa ... 16

19 Contoh tampilan modul_kecamatan... 17

20 Contoh tampilan modul_kabupaten ... 18

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Atribut-atribut yang terpilih dari hasil ekstraksi ... 21

2 Hasil validasi cluster... 23

3 Contoh hasil clustering berupa linguistic dan derajat keanggotaan ... 29

4 Skema galaksi yang disesuaikan dengan kebutuhan software Oracle... 31

5 Skema relasi modul pendukung ... 32

6 Contoh tampilan fuzzy OLAP dan hasil operasinya... 35

7 Tampilan data yang dikombinasikan dengan bentuk visualisasi model graph... 38

8 Tampilan query builder... 38

(19)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dewasa ini, ketersediaan data semakin melimpah, apalagi ditunjang dengan banyaknya kegiatan yang sudah dilakukan secara terkomputerisasi. Namun seringkali data tersebut hanya disimpan tanpa diolah lebih lanjut untuk keperluan di masa mendatang. Padahal jika dianalisis lebih dalam, data tersebut dapat menghasilkan informasi atau pengetahuan yang penting dan berharga. Data Potensi Desa (Podes) yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki peranan yang cukup strategis di masa yang akan datang dan merupakan produk unggulan BPS. Untuk itu sangat penting dilakukan analisis data Podes secara efisien dan cepat.

Data warehouse adalah tempat penyimpanan

data terintegrasi yang dapat digunakan untuk query dan analisis. Operasi query ini dilakukan dengan On-line Analytical Processing (OLAP). OLAP akan menghasilkan data dalam bentuk ringkasan. Dengan operasi ini query dapat dijalankan lebih mudah dan lebih efisien. OLAP muncul dengan sebuah cara pandang data multidimensi. Cara pandang multimensi ini didukung oleh teknologi basis data multidimensi.

Data warehouse dan On-Line Analytical

Processing (OLAP) merupakan elemen penting

dalam mendukung proses pengambilan keputusan.

Data real yang dijumpai sering kali mengandung informasi yang tidak tepat dan ketidakpastian (uncertain). Teori himpunan

fuzzy digunakan untuk menangani masalah

tersebut.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Membangun data warehouse untuk data Potensi Desa tahun 2003 dan 2006. Aplikasi yang dibangun mengolah data yang direpresentasikan dalam model data multidimensi dengan menggunakan teori himpunan fuzzy.

2. Mengimplementasikan operasi-operasi OLAP, yaitu roll-up, drill-down, slice, dice,

dan pivot dengan menggunakan pendekatan

fuzzy.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada implementasi fuzzy OLAP pada data Potensi Desa di Provinsi Jawa Barat tahun 2003 dan 2006 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penelitian ini akan menghasilkan aplikasi fuzzy OLAP yang dapat menampilkan informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan.

Manfaat Penelitian

Aplikasi yang dihasilkan pada penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan informasi yang menarik dan akurat sebagai pendukung proses pengambilan keputusan terkait dengan data Potensi Desa. Sistem diharapkan dapat menyediakan informasi ringkas dan jelas secara cepat melalui operasi-operasi OLAP seperti roll-up, drill-down, slice,dice, dan pivot.

TINJAUAN PUSTAKA

Data Warehouse

Data Warehouse adalah sekumpulan data

berorientasi subjek, terintegrasi, time-variant,

dan non-volatile yang mendukung proses

manajemen pembuatan keputusan (Inmon 1996). Kata kunci dari pengertian data warehouse di atas adalah (Han & Kamber 2001):

• Berorientasi subjek: data warehouse diorganisasikan berdasarkan subjek-subjek utama, seperti pelanggan, produk atau penjualan. Data warehouse menyediakan tampilan yang sederhana dan ringkas untuk subjek tertentu dengan menghilangkan data yang tidak berguna dalam proses pembuatan keputusan.

• Terintegrasi: data warehouse dibangun dengan mengintegrasikan berbagai sumber data yang heterogen, seperti basis data relasional, flat file, dan transaksi on-line. Teknik pembersihan dan integrasi data digunakan untuk memastikan data tetap konsisten.

Time-variant: data disimpan untuk

menyediakan informasi berdasarkan kejadian yang sudah lewat.

(20)

Model Data Multidimensi

Model data multidimensi menampilkan data dalam bentuk kubus data. Kubus data memungkinkan data dimodelkan dan ditampilkan dalam dimensi banyak. Kubus data disebut juga cuboid. Pola-pola cuboid dapat dibuat apabila diberikan satu kumpulan dimensi. Masing-masing pola menampilkan data pada tingkat kesimpulan yang berbeda-beda (Han & Kamber 2001).

Untuk menggambarkan hubungan antardata pada data multidimensi digunakan skema multidimensi. Pada data warehouse, skema merupakan sekumpulan tabel yang berhubungan. Skema digunakan untuk menunjukkan hubungan antara tabel dimensi dengan tabel fakta. Skema ditentukan berdasarkan kebutuhan data

warehouse dan keinginan pembuat data

warehouse. Data warehouse membutuhkan

skema yang ringkas dan berorientasi subjek. Tipe-tipe skema multidimensi antara lain (Han & Kamber 2001):

• Skema bintang (star schema)

Skema bintang adalah skema data

warehouse yang paling sederhana. Skema ini

disebut skema bintang karena hubungan antara tabel dimensi dan tabel fakta menyerupai bintang di mana satu tabel fakta dihubungkan dengan beberapa tabel dimensi. Titik tengah skema bintang adalah satu tabel fakta besar dan sudut-sudutnya adalah tabel-tabel dimensi. Bentuk skema bintang dapat dilihat pada Gambar 1. Keuntungan yang didapat jika menggunakan skema ini adalah peningkatan kinerja data warehouse, pemrosesan query yang lebih efisien, dan waktu respon yang cepat.

Gambar 1 Skema bintang (Han & Kamber 2001)

• Skema snowflake (snowflake schema)

Skema snowflake adalah variasi dari skema bintang di mana beberapa tabel dimensi dinormalisasi, jadi dihasilkan beberapa tabel tambahan. Bentuk skema snowflake dapat dilihat pada Gambar 2. Keuntungan yang didapat dengan menggunakan skema ini adalah penghematan memory, tapi waktu yang dibutuhkan untuk pemrosesan query menjadi lebih lama.

Gambar 2 Skema snowflake (Han & Kamber 2001)

• Skema galaksi (fact constellation)

Pada skema galaksi, beberapa tabel fakta berbagi tabel dimensi. Bentuk skema galaksi dapat dilihat pada Gambar 3. Keuntungan menggunakan skema ini adalah menghemat

memory dan mengurangi kesalahan yang

mungkin terjadi.

Gambar 3 Skema galaksi (Han & Kamber 2001)

On-line Analytical Processing (OLAP)

OLAP adalah operasi basis data untuk mendapatkan data dalam bentuk ringkasan dengan menggunakan agregasi sebagai mekanisme utama. OLAP menyediakan tampilan data yang fleksibel dari sudut pandang yang berbeda dan menyediakan lingkungan yang user-friendly untuk membantu analisis data.

(21)

Roll-up

Operasi ini melakukan pengelompokan pada kubus data dengan cara mengurutkan suatu hirarki konsep secara menaik (ascending) atau mereduksi dimensi. Contoh operasi roll-up untuk kubus data penjualan dapat dilihat pada Gambar 4.

Contoh :

Suatu hirarki lokasi: kota < provinsi < negara

Operasi roll-up melakukan pengelompokan dengan mengurutkan hirarki lokasi dari tingkat kota sampai pada tingkat negara.

Drill-down

Drill-down adalah kebalikan dari roll-up.

Drill-down dapat dilakukan dengan cara

mengurutkan suatu hirarki konsep secara menurun (descending) atau dengan menambahkan nilai dimensi. Contoh operasi drill-down untuk kubus data penjualan dapat dilihat pada Gambar 5.

Contoh :

Suatu hirarki waktu: bulan < kuartal < tahun

Drill-down melakukan pengelompokan

dengan mengurutkan hirarki waktu dari tingkat tahun ke tingkat yang lebih detil yaitu tingkat bulan.

Slice dan dice

Operasi slice melakukan pemilihan satu dimensi dari kubus data sehingga menghasilkan bagian kubus (subcube). Contoh operasi slice untuk kubus data penjualan dapat dilihat pada Gambar 6. Operasi dice menghasilkan bagian kubus (subcube) dengan melakukan pemilihan dua atau lebih dimensi. Contoh operasi dice untuk kubus data penjualan dapat dilihat pada Gambar 7.

Pivot (rotate)

Pivot adalah operasi yang memutar

koordinat data pada tampilan dengan tujuan untuk menyediakan alternatif tampilan data. Contoh operasi pivot untuk kubus data penjualan dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 4 Contoh operasi roll-up (Han & Kamber 2001)

(22)

Gambar 6 Contoh operasi slice (Han & Kamber 2001)

Gambar 7 Contoh operasi dice (Han & Kamber 2001)

Gambar 8 Contoh operasi pivot (Han & Kamber 2001)

Himpunan Fuzzy

Konsep logika fuzzy pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lutfi A Zadeh dari Universitas California pada bulan Juni 1965. Logika fuzzy merupakan generalisasi dari logika klasik yang hanya memiliki dua nilai keanggotaan 0 dan 1. Dalam logika fuzzy nilai

(23)

berbeda dalam masing-masing himpunan. Derajat keanggotaan menujukkan nilai keanggotaan suatu objek pada suatu himpunan. Nilai keanggotaan ini berkisar antara 0 sampai 1 (Cox 2005). Teori himpunan fuzzy telah banyak digunakan dalam pembangunan sistem data

mining. Alhajj dan Mehmet (2003) telah

menggunakan himpunan fuzzy untuk membangun kubus data fuzzy.

Fuzzy C-Means (FCM)

Menurut Jang et al. (1997), Fuzzy C-Means merupakan algoritma clustering data di mana setiap titik data masuk dalam sebuah cluster dengan ditandai oleh derajat keanggotaan. FCM membagi sebuah koleksi dari n data vektor xj (j=1, 2, …, n) menjadi c cluster, dan menemukan sebuah pusat cluster (center) untuk tiap kelompok dengan meminimalisasi ukuran dari fungsi objektif. Pada FCM hasil dari

clustering adalah sebuah titik data dapat

menjadi anggota untuk beberapa cluster yang ditandai oleh derajat keanggotaannya antara 0 dan 1.

Berikut tahapan clustering menggunakan algoritma FCM:

1. Inisialisasi keanggotaan matriks U yang berisi derajat keanggotan terhadap cluster dengan nilai antara 0 dan 1, sehingga

n bernilai antara 0 dan 1,

• dij = ||ci - xj|| adalah jarak antara pusat cluster ke-i dan titik data ke-j,

• ci adalah pusat cluster ke-i,

• m

[1,

] adalah parameter

fuzzifikasi. Nilai m yang umum

digunakan untuk clustering data fuzzy adalah sama dengan 2. Kemudian melihat kondisi berhenti : • Jika (|Jt –Jt-1| < nilai toleransi

terkecil yang diharapkan) atau (t > maksimal iterasi) maka proses berhenti.

• Jika tidak : t = t + 1, mengulangi langkah 3.

4. Penghitungan matriks U baru menggunakan formula berikut:

Ukuran Kevalidan Cluster

Menurut Xie dan Beni (1991), ukuran kevalidan cluster merupakan proses evaluasi hasil clustering untuk menentukan cluster mana yang terbaik. Kevalidan sebuah cluster (S) ditentukan oleh dua hal yaitu: ukuran kedekatan antaranggota pada tiap cluster (compactness), dan ukuran keterpisahan antarcluster satu dengan cluster yang lainnya (separation). Semakin kecil nilai S, maka cluster tersebut semakin valid.

• n adalah banyaknya titik data, • V adalah pusat cluster,

2 adalah variation dari cluster

ke-i,

(24)

• dij adalah jarak antara Xj dan Vi yang diboboti oleh derajat keanggotaan fuzzy titik ke-j pada cluster ke-i,

merupakan jarak minimum antarpusat cluster.

Kubus Data Fuzzy

Himpunan fuzzy dapat didefinisikan untuk atribut kuantitatif, misalkan x, dengan fungsi keanggotaan setiap himpunan fuzzy sedemikian sehingga nilai dari x memenuhi persyaratan berada dalam satu atau lebih himpunan-himpunan fuzzy tersebut. Misalkan Fx =

f adalah himpunan dari n himpunan fuzzy untuk atribut x. Fungsi keanggotaan dari himpunan fuzzy ke-j dalam Fx, dinotasikan dengan j

x

f

µ , menyatakan pemetaan dari domain untuk x ke dalam interval [0, 1]. Jika

)

merupakan anggota untuk himpunan fuzzy fxj. Jika j(v)

x

f

µ = 0 berarti bahwa v bukanlah

anggota dari fxj. Semua nilai yang lain di antara 0 dan 1, menentukan keanggotaan parsial (Alhajj & Mehmet 2003). Konsep tersebut selanjutnya digunakan untuk membangun kubus data fuzzy.

Gambar 9 menunjukkan kubus data fuzzy 3 dimensi, di mana setiap dimensi memiliki dua atribut dan banyaknya fungsi keanggotaan dari setiap atribut berkisar 2 dan 3. Dalam Gambar 9, setiap dimensi dari kubus data mengandung

fungsi keanggotaan dari atribut xi, k adalah banyaknya atribut, keduanya dalam dimensi X, dan “+1” menunjukkan nilai total di mana setiap sel menyimpan nilai agregasi dari baris-baris sebelumnya. Seperti halnya dalam kubus data crisp, terhadap kubus data fuzzy dapat diaplikasikan operasi-operasi seperti dice, slice, roll-up dan drill-down.

Gambar 9 Contoh kubus data fuzzy 3 dimensi (Alhajj & Mehmet 2003)

Dimensi Fuzzy

Elemen (sel) pada dimensi data crisp dapat digabungkan menjadi satu elemen pada level di atasnya. Untuk kasus fuzzy, suatu elemen dapat direlasikan dengan lebih dari satu elemen pada level di atasnya dan derajat dari relasi tersebut berada pada interval [0,1]. Kinship relation mendefinisikan derajat dari relasi tersebut sebagai berikut (Molina et al. 2006 ):

Untuk tiap pasangan level li dan lj di mana lj

Hi, didefinisikan

µ

ij : li × l j → [0,1]

Setiap derajat dari elemen-elemen dimasukkan di dalam satu elemen pada level

parent dapat dilakukan dengan menggunakan

relasi tersebut. Dengan menggunakan relasi antarelemen dalam dua level berurutan, dapat didefinisikan relasi antara tiap-tiap pasangan nilai dalam level yang berbeda di suatu dimensi yang disebut extended kinship relation. Untuk menghasilkan suatu nilai agregasi, dilakukan pertimbangan terhadap semua kemungkinan path antarelemen dalam hirarki. Masing-masing nilai dikalkulasikan dengan mengagregasikan

kinship relation pada dua level menggunakan

(25)

Gambar 10 Contoh path pada dimensi fuzzy

Gambar 10 menunjukkan path yang akan menjadi alur untuk mengkalkulasikan nilai agregasi. Proses kalkulasi nilai-nilai dari contoh tersebut adalah sebagai berikut:

(1

0.7)

(1

0.3)

(1

0) = 0.7

METODE PENELITIAN

Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian terdiri dari empat tahapan yaitu:

1. Pengumpulan dataset yang terdiri dari atribut numerik

2. Tahapan praproses data meliputi ekstraksi, pembersihan, transformasi, dan pemuatan (load). Tahap-tahap praproses data dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Tahap praproses data

3. Perancangan dan konstruksi data multidimensi fuzzy

4. Perancangan antarmuka kueri Fuzzy OLAP.

Praproses Data

Praproses data adalah proses yang harus dilakukan sebelum membuat data warehouse. Proses-proses tersebut adalah:

1 Ekstraksi (extraction)

Ekstraksi adalah pengambilan data yang relevan untuk analisis dari basis data operasional sebelum masuk ke data warehouse. Pada ekstraksi, atribut-atribut dan record-record yang diinginkan dipilih dan diambil dari basis data operasional. Hal ini perlu dilakukan karena tidak semua elemen data berguna dalam analisis dan pembuatan keputusan. Elemen data yang diperlukan adalah atribut pada data Podes Jawa Barat tahun 2003 dan 2006 yang bersifat numerik agar dapat diimplementasikan konsep fuzzy dan merupakan atribut data yang mengandung konsep hirarki agar dapat terlihat pola agregasi pada saat pengimplementasian operasi OLAP, serta atribut yang terdapat pada data Potensi Desa Jawa Barat tahun 2003 dan 2006 antartahun.

2 Pembersihan (cleaning)

Pada pembersihan semua kesalahan dihilangkan dan diperbaiki. Pembersihan dilakukan untuk menghilangkan kesalahan

(error). Kesalahan yang umum terjadi

adalah nilai yang hilang (missing values),

noise, dan data yang tidak konsisten.

Pembersihan dilakukan dengan mengisi nilai yang kosong dan menghilangkan noise.

3 Transformasi (transformation)

Pada transformasi, data Podes Jawa Barat tahun 2003 dan 2006 yang terpilih diberikan format dan nama yang umum. Proses transformasi dilakukan agar data tetap konsisten. Transformasi yang paling penting adalah transformasi nama agar tidak ada nama atribut yang sama atau atribut yang sama memiliki nama yang berbeda pada basis data yang berbeda. Setelah transformasi nama, semua elemen data harus dikonversikan ke format yang sama.

(26)

himpunan fuzzy dan derajat keanggotaannya. Langkah selanjutnya adalah menentukan validitas cluster. Tujuan dilakukannya validasi terhadap fuzzy clustering yaitu untuk mencari skema clustering di mana sebagian besar vektor dari suatu himpunan datamenunjukkan derajat keanggotaan yang tinggi dalam suatu cluster. Pengukuran kevalidan cluster dilakukan menurut metode Xie dan Beni (1991) yang menjelaskan bahwa kevalidan sebuah cluster (S) ditentukan oleh dua hal yaitu: ukuran kedekatan antaranggota pada tiap cluster

(compactness), dan ukuran keterpisahan

antarcluster satu dengan cluster yang lainnya (separation). Semakin kecil nilai S, maka cluster tersebut semakin valid.

4 Pemuatan (loading)

Setelah tahap ekstraksi, pembersihan, dan transformasi dilakukan, maka data dapat dimasukkan ke data warehouse.Data yang dimasukkan ke dalam data warehouse adalah data crisp dan data fuzzy.

Arsitektur Sistem

Sistem yang akan dibangun mengikuti arsitektur data warehouse tiga tingkat seperti terlihat pada Gambar 12:

Gambar 12 Arsitektur tiga tingkat data warehouse (Han & Kamber 2001)

1 Tingkat bawah (bottom tier)

Tingkat bawah arsitektur data warehouse adalah server basis data

warehouse yang biasanya sebuah sistem

basis data relasional. Tahap ini data

diambil dari basis data operasional dan sumber eksternal lainnya. Data disimpan sebagai data warehouse.

2 Tingkat tengah (middle tier)

Pada tingkat tengah, operasi OLAP dilakukan pada data warehouse yang sudah terbentuk. Implementasi operasi OLAP disesuaikan dengan struktur data Podes Jawa Barat 2003 dan 2006, yang mencakup struktur hirarki data. Pada penelitian ini, operasi OLAP diimplementasikan sesuai dengan aturan-aturan pada konsep fuzzy, termasuk fungsi agregasi fuzzy yang digunakan.

3 Tingkat atas (top tier)

Pada tingkat atas, data warehouse telah terbentuk dan digunakan oleh pengguna. Perangkat analisis berupa perangkat query dan grafik dibuat untuk memudahkan analisis data.

Lingkungan Pengembangan Sistem

Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam pengembangan sistem adalah sebagai berikut:

a. Perangkat keras berupa komputer personal dengan spesifikasi: b. Perangkat lunak:

- Sistem operasi: Microsoft Windows XP Professional

- DBMS: Oracle 10g Release 2

- Data Warehouse dan OLAP: Analytic

Workspace Manager dan Measure Data Viewer

- MATLAB 7 untuk clustering data - Microsoft SQL Server 2000 dan

Microsoft Excel untuk praproses data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Praproses Data

(27)

1. Ekstraksi

Tahapan ekstraksi adalah melakukan pemilihan atribut yang relevan untuk analisis yaitu atribut numerik, atribut berhirarki, dan atribut yang ada pada data Potensi Desa Jawa Barat tahun 2003 dan 2006 antartahun. Atribut pada data Potensi Desa Jawa Barat tahun 2003 dan 2006 yang terpilih adalah atribut lokasi meliputi desa, kecamatan, dan kabupaten di Jawa Barat, serta atribut yang berhubungan dengan kependudukan yang meliputi jumlah penduduk dan jumlah rumah tangga prasejahtera 1 serta jumlah keluarga keseluruhan di masing-masing desa, luasan lahan, dan pendidikan yang meliputi jumlah sekolah dari TK sampai SMA. Atribut-atribut yang terpilih dan deskripsinya dapat dilihat pada Lampiran 1.

2. Pembersihan

Tahap pembersihan data tidak perlu dilakukan, karena data yang digunakan sudah bersih.

3. Transformasi

Tahap transformasi adalah memberikan format yang umum pada data, meliputi menyamakan nama atribut yang sama pada data tahun 2003 dan 2006 atau memberikan nama atribut dengan nama yang umum sehingga atribut antartahun menjadi seragam dan lebih informatif. Selain itu, juga dilakukan penggabungan atribut pada data tahun 2003 karena pada data tahun 2006 beberapa atribut yang sesuai dengan atribut data tahun 2003 dijadikan satu. Pembentukan atribut baru juga dilakukan yang bertujuan untuk mendefinisikan secara lengkap hirarki data. Atribut baru yang dibuat adalah atribut ”Keluarga bukan Prasejahtera I ”. Nilai-nilai atribut tersebut didapatkan dari mengurangi nilai atribut jumlah keluarga keseluruhan dengan nilai atribut jumlah keluarga Prasejahtera I, sehingga nantinya akan dapat didefinisikan hirarki data untuk dimensi rumah tangga.

Pada penelitian kali ini, data yang akan dimasukkan ke dalam data warehouse bukan hanya data fuzzy tetapi juga data dalam bentuk crisp. Praproses data yang telah dilakukan sebelumnya adalah

menghasilkan data crisp, untuk itu perlu adanya proses lanjutan untuk menghasilkan data dalam bentuk fuzzy. Pembentukan data fuzzy dilakukan dengan proses clustering terhadap seluruh atribut yang telah terpilih dengan menggunakan algoritma FCM untuk menentukan himpunan fuzzy dan fungsi keanggotaannya.

Proses clustering menggunakan algoritma FCM dapat menentukan jumlah cluster yang diinginkan. Akan tetapi, untuk memilih cluster yang terbaik dilakukan pengukuran kevalidan cluster, sehingga proses clustering dicobakan berulang-ulang dengan jumlah cluster yang berbeda-beda kemudian dilihat nilai kevalidan

cluster. Cluster yang valid adalah yang

memiliki nilai kevalidan cluster (S) terkecil.

Pada penelitian kali ini, penentuan himpunan fuzzy tidak hanya berdasarkan pada ukuran kevalidan cluster tetapi juga memperhatikan kesamaan jumlah cluster pada dimensi yang sama. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa dalam struktur data

warehouse atribut dalam satu dimensi yang

sama harus sama jumlahnya termasuk measure yang digunakan juga harus sama.

Clustering dilakukan terpisah antara atribut-atribut dalam data tahun 2003 dan 2006, sehingga memungkinkan terjadinya ketidaksamaan jumlah cluster yang valid antartahun pada dimensi yang sama. Jika terjadi ketidaksesuaian maka dilakukan penyesuaian dengan memilih selisih nilai S terkecil. Atribut yang memiliki selisih S terkecil akan dipilih cluster yang jumlahnya sama dengan atribut yang berada pada dimensi yang sama dan memiliki selisih nilai S lebih besar. Jadi pemilihan cluster pada atribut tersebut bukan berdasarkan pada nilai S terkecilnya, tapi disesuaikan dengan nilai S terkecil atribut lain dalam satu dimensi. Selain itu, percobaan untuk menentukan jumlah cluster hanya dibatasi sampai lima cluster saja. Hal ini disebabkan jika lebih dari lima cluster yang terbentuk maka variabel linguistic yang dihasilkan menjadi kurang informatif.

(28)

nilai S antara jumlah cluster dua dan tiga pada Tabel 1 sama dengan 0.10084. Selisih selisih nilai S antara jumlah cluster dua dan tiga pada Tabel 2 sama dengan 0.00001. Oleh karena selisih nilai S antara jumlah cluster dua dan tiga pada Tabel 2 lebih sedikit daripada selisih nilai S antara jumlah cluster dua dan tiga pada Tabel 1, maka pemilihan jumlah cluster untuk Tabel 2 disesuaikan dengan jumlah cluster valid yang terbentuk pada Tabel 1, jadi jumlah cluster yang terpilih untuk dua atribut tersebut adalah sama dengan dua cluster.

Tabel 1 Validasi atribut lahan bukan sawah untuk non pertanian 2006

Tabel 2 Validasi atribut lahan bukan sawah untuk non pertanian 2003

Jumlah

Cluster Compactness Separation S

2 4,69E+05 1,19E+10 0,00004

3 7,70E+04 2,68E+09 0,00003

4 4,54E+04 6,15E+04 0,73807 5 2,78E+03 4,48E+04 0,06198

Hasil keseluruhan pengukuran kevalidan

cluster dapat dilihat pada Lampiran 2 dan

beberapa contoh hasil dari proses clustering yaitu derajat keanggotaan dan linguistic yang sesuai dengan jumlah cluster validyang terpilih dapat dilihat pada Lampiran 3.

4. Pemuatan (loading)

Tahap pemuatan atau loading adalah tahap pemasukan data yang sudah siap ke data warehouse.

Tingkat Bawah (Bottom Tier)

Pada tingkat ini data diambil dari basis data operasional. Selain itu, dilakukan penyesuaian struktur data terhadap skema data warehouse. Data yang dimasukkan ke dalam data

warehouse disesuaikan dengan rancangan

skema data multidimensi yang dinginkan, untuk menggambarkan hubungan antardata. Sebelum skema didefinisikan, terlebih dahulu dilakukan

pembuatan tabel-tabel yang nantinya akan digunakan untuk mendefinisikan hubungan antardata yang digambarkan pada skema. Tabel-tabel yang perlu dibuat adalah Tabel-tabel dimensi yang terlihat pada Tabel 3 dan 5, serta dan tabel fakta yang terlihat pada Tabel 4 dan 6.

Tabel 3 Tabel dimensi yang terbentuk dalam pengembangan data warehouse untuk data crisp Nama Tabel Deskripsi

Dim_Lokasi_Crisp Berisikan kode dan lokasi atau daerah dari tingkat desa sampai tingkat provinsi di Jawa Barat

Dim_Tahun_Crisp Berisikan kode dan tahun data yang digunakan

Dim_Penduduk_Crisp Berisikan kode dan penjelasan tentang struktur penduduk

Dim_Rt_Crisp Berisikan kode dan penjelasan struktur rumah tangga

Dim_Lahan_Crisp Berisikan kode dan penjelasan struktur atau macam-macam pengelompokan lahan

Dim_Sekolah_Crisp Berisikan kode dan penjelasan struktur atau macam-macam sekolah

Tabel 4 Tabel fakta yang terbentuk dalam pengembangan data warehouse untuk data crisp Nama Tabel Deskripsi

Fakta_Penduduk_Crisp Berisikan kode dan nilai numerik atau measure data crisp penduduk yang berupa jumlah penduduk dalam satuan orang Jumlah

Cluster Compactness Separation S

2 4,E+04 3,E+07 0,00117

3 2,E+04 2,E+05 0,10201

4 9,E+03 1,E+05 0,06102

(29)

Tabel 4 lanjutan

Nama Tabel Deskripsi

Fakta_Lahan_Crisp Berisikan kode dan nilai numerik atau measure data crisp lahan yang berupa luas lahan dalam satuan Ha

Fakta_Sekolah_Crisp Berisikan kode dan nilai numerik atau measure data crisp sekolah yang berupa jumlah sekolah dalam satuan unit

Fakta_Rt_Crisp Berisikan kode dan nilai numerik atau measure data crisp rumah tangga yang berupa jumlah rumah tangga dalam satuan keluarga

Tabel 5 Tabel dimensi yang terbentuk dalam pengembangan data warehouse untuk data fuzzy Nama Tabel Deskripsi

Dim_Lokasi Berisikan kode dan lokasi atau daerah dari tingkat desa sampai tingkat provinsi di Jawa Barat

Dim_Tahun Berisikan kode dan tahun data yang digunakan

Dim_Penduduk Berisikan kode dan penjelasan tentang struktur penduduk termasuk linguistic penduduk

Dim_Rt Berisikan kode dan penjelasan tentang struktur rumah tangga termasuk linguistic rumah tangga

Tabel 5 lanjutan

Nama Tabel Deskripsi

Dim_Lahan Berisikan kode dan penjelasan struktur atau macam-macam pengelompokan lahan termasuk linguistic lahan

Dim_Sekolah Berisikan kode dan penjelasan struktur atau macam-macam sekolah termasuk linguistic sekolah

Tabel 6 Tabel fakta yang terbentuk dalam pengembangan data warehouse untuk data fuzzy Nama Tabel Deskripsi

Fakta_Penduduk Berisikan kode dan nilai numerik atau measure yang berupa nilai-nilai derajat keanggotaan sesuai dengan linguistic-nya

Fakta_Rt Berisikan kode dan nilai numerik atau measure yang berupa nilai-nilai derajat keanggotaan sesuai dengan linguistic-nya

Fakta_Lahan Berisikan kode dan nilai numerik atau measure yang berupa nilai-nilai derajat keanggotaan sesuai dengan linguistic-nya

Fakta_Sekolah Berisikan kode dan nilai numerik atau measure yang berupa nilai-nilai derajat keanggotaan sesuai dengan linguistic-nya

Setelah itu, dilakukan perancangan skema yang digunakan untuk menunjukkan hubungan antara tabel dimensi dengan tabel fakta. Skema ditentukan berdasarkan kebutuhan data

warehouse dan keinginan pembuat data

(30)

galaksi untuk menggambarkan hubungan antardata. Skema galaksi untuk data crisp yang terbentuk dapat dilihat pada Gambar 13 dan skema galaksi untuk data fuzzy terlihat pada Gambar 14.

Skema yang terlihat pada Gambar 13 dan 14 akan digunakan sebagai kerangka untuk pembangunan data warehouse utama. Masing-masing skema memiliki enam tabel dimensi yang mendefinisikan atribut-atribut kategorik serta hirarki data dan memiliki 4 tabel fakta yang berisikan nilai-nilai numerik berupa

primary key dari setiap dimensi yang

dihubungkan serta nilai measure yang akan dioperasikan. Dimensi lokasi dan dimensi tahun digunakan secara bersama-sama (shared). Pada tiap-tiap skema terbentuk masing-masing empat kubus data sesuai dengan subjeknya. Kubus data dibentuk berdasarkan kombinasi dari beberapa tabel dimensi dan tabel fakta yang saling berhubungan seperti yang telah tergambarkan pada skema yang ditunjukkan pada Gambar 13 dan 14.

Untuk keperluan implementasi, dibuat skema galaksi yang menyesuaikan keperluan

software Oracle. Skema tersebut merupakan

pengembangan dari skema yang terlihat pada Gambar 13 dan 14. Skema yang dihasilkan dapat dilihat di Lampiran 4.

Data warehouse dalam bentuk crisp terdiri dari empat kubus data dengan masing-masing subjeknya yaitu penduduk, rumah tangga, lahan, dan sekolah. Pada tiap-tiap kubus data memiliki

measure secara berurutan sesuai subjeknya

adalah jumlah penduduk (orang), jumlah rumah tangga (keluarga), luas (Ha), dan jumlah sekolah (unit)

Data warehouse dalam bentuk fuzzy juga

terdiri dari empat kubus data dengan subjek yang sama dengan data warehouse crisp. Hal yang membedakan adalah pada data warehouse fuzzy memiliki measure yang merupakan nilai derajat keanggotaan pada tiap-tiap fungsi keanggotaan hinpunan fuzzy yang telah didefinisikan pada masing-masing dimensinya. Misalnya nilai fuzzy penduduk pada kubus data penduduk merupakan nilai derajat keanggotaan terhadap variabel linguistic banyak dan sedikit yang telah terdefinisi pada dimensi penduduk.

Gambar 13 Skema galaksi untuk data crisp

(31)

Selain melakukan loading data crisp dan data fuzzy ke dalam dua warehouse yang terpisah, dibuat juga modul tambahan berisi table-tabel pendukung yang bertujuan untuk menjelaskan tentang pemaknaan nilai-nilai agregasi yang terdapat pada kubus data fuzzy, serta penggabungan antara nilai crisp dan fuzzy. Modul yang dibangun ada tiga yaitu modul_desa, modul_kecamatan, dan modul_kabupaten. Rancangan skema relasi untuk masing-masing modul dapat dilihat pada Lampiran 5.

Tingkat Tengah (Middle Tier)

Pada tingkat tengah adalah implementasi operasi OLAP pada data warehouse yang sudah terbentuk. Operasi OLAP yang diimplementasikan meliputi operasi roll-up,

drill-down, slice, dice, dan pivot. Pada

penelitian ini, operasi OLAP pada data crisp menggunakan fungsi agregasi biasa yaitu menggunakan operator agregasi berupa sum, seperti yang terlihat pada Gambar 17 bahwa untuk nilai di level kecamatan, kabupaten, dan provinsi adalah hasil penjumlah nilai sel-sel di level bawahnya. Untuk data fuzzy operasi OLAPdiimplementasikan sesuai dengan aturan-aturan pada konsep fuzzy. Untuk menghasilkan suatu nilai agregasi, dilakukan pertimbangan terhadap semua kemungkinan path antarelemen dalam hirarki. Masing-masing nilai dikalkulasikan dengan mengagregasikan kinship

relation menggunakan operator

dan

di

mana operator tersebut secara berurutan adalah

t-norm dan t-conorm. Nilai pada level yang

saling berurutan di suatu path dikalkulasikan dengan menggunakan operator t-norm kemudian hasil dari kalkulasi tiap-tiap path diagregasikan menggunakan operator t-conorm untuk mendapatkan nilai agregasi pada level yang lebih tinggi. Fungsi t-norm adalah mengambil nilai minimum dari path yang levelnya berurutan, sedangkan fungsi t-conorm adalah mengambil nilai maksimum dari hasil kalkulasi pada tiap-tiap path yang telah dikalkulasikan dengan fungsi t-norm sebelumnya. Misalnya seperti yang terlihat pada Gambar 15 desa Malasari untuk kasus penduduk laki-laki nilai pada linguistic banyak nilainya sama dengan 0.02 dan nilai pada linguistic sedikit 0.98, maka nilai untuk derajat keanggotaan laki-laki secara keseluruhan adalah

0.98. Nilai tersebut adalah nilai maksimum antara linguistic banyak dan linguistic sedikit. Maksud dari ringkasan nilai laki-laki sama dengan 0.98 adalah menjelaskan bahwa jumlah penduduk laki-laki di desa Malasari masuk ke dalam kategori linguistic banyak.

Tingkat Atas (Top Tier)

Pada tingkat top tier adalah menampilkan data warehouse yang telah terbentuk, sehingga dapat digunakan oleh pengguna.Penyajian data dapat dilakukan dari berbagai sudut pandang, misalnya ringkasan data yang menampilkan elemen-elemen yang merupakan potensi daerah di Provinsi Jawa Barat atau penyajian data secara detil di elemen terkecil yaitu tingkat desa. Gambar 15 adalah contoh tampilan kubus data fuzzy untuk subjek penduduk tahun 2003 di level paling bawah yaitu level desa. Operasi OLAP yang diimplementasikan salah satunya adalah operasi roll-up seperti yang terlihat pada Gambar 16 yang merupakan hasil dari operasi roll-up pada dimensi lokasi untuk contoh kasus yang terlihat pada Gambar 15, di mana nilai pada setiap sel di kecamatan adalah hasil agregasi yang merupakan nilai maksimum dari derajat keanggotaan di masing-masing desa. Contoh tampilan hasil operasi OLAP lainnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

Tampilan yang terbentuk juga dilengkapi dengan grafik sebagai bentuk visualisasi data seperti yang terlihat pada Lampiran 7. Selain itu, juga dilengkapi dengan query builder dalam bentuk query wizard yang dapat mempermudah pengguna untuk menjalankan operasi OLAP. Bentuk query builder dapat dilihat di Lampiran 8.

(32)

Gambar 15 Contoh tampilan fuzzy OLAP untuk subjek penduduk tahun 2003 pada level desa

(33)

Gambar 17 Contoh tampilan data crisp untuk contoh kasus tampilan subjek penduduk tahun 2003.

Nilai-nilai yang ditampilkan pada kubus data fuzzy adalah nilai derajat keanggotaan terhadap himpunan fuzzy yang telah dibentuk dan diproses terlebih dahulu. Nilai derajat keanggotaan pada level lebih tinggi merupakan nilai maksimum dari level di bawahnya. Untuk memahami makna nilai agregasi tersebut adalah dengan mempertimbangkan perbandingan nilai derajat keanggotaan antarlinguisticnya, misalnya jika derajat keanggotaan pada linguistic A lebih besar daripada nilai derajat keanggotaan pada linguistic B maka nilai tersebut masuk ke dalam kategori A. Contohnya pada Gambar 15 derajat keanggotaan penduduk laki-laki di kecamatan Nanggung sama dengan 1 dan dikatakan panduduk laki-laki di kecamatan Nanggung termasuk sedikit. Hal ini diperoleh dari nilai maksimum antara linguistic banyak dan sedikit pada kecamatan tersebut. Oleh karena nilai linguistic banyak sama 0.32 dan nilai linguistic sedikit sama dengan 1 maka kecamatan Nanggung masuk ke kategori sedikit. Akan tetapi, jika nilai hasil agregasi menunjukkan

(34)

penduduk di kecamatan Nanggung masuk kategori sedikit.

Modul-modul tambahan yang telah dibuat untuk membantu dalam memahami makna nilai agregasi fuzzy terdiri dari:

• Modul_desa

Modul_desa menampilkan nilai crisp dan nilai derajat keanggotaan. Contoh tampilan modul desa dapat dilihat pada Gambar 18.

Derajat keanggotaan yang ditampilkan adalah derajat keanggotaan dasar pada level terbawah untuk dimensi subjeknya yaitu dimensi penduduk dan dimensi lokasi. Selain itu, juga menampilkan nilai crisp yang dapat diagregasikan berdasarkan dimensi lokasi. Pada Gambar 18 terlihat di level desa dijelaskan secara rinci baik itu nilai cirsp maupun nilai di setiap linguistic-nya.

Gambar 18 Contoh tampilan modul_desa

• Modul_kecamatan

Modul_kecamatan menampilkan nilai

crisp dan kategori umum untuk tingkat

kecamatan. Beberapa keterangan mengenai kategori umum dapat dilihat pada Lampiran 9. Contoh tampilan modul_kecamatan dapat dilihat pada Gambar 19. Nilai crisp dan kategori umum yang ditampilkan tidak dapat langsung disimpulkan dengan menghubungkan keduanya. Pada Gambar 19 terlihat bahwa untuk kecamatan Majalaya jumlah penduduk laki-laki 61983 orang dan

(35)

yang lebih dari 0,5 pada linguistic sedikit, sehingga jumlah penduduk laki-laki di kecamatan Majalaya masuk kategori umum 1 yaitu banyak atau dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk laki-laki di kecamatan Majalaya secara umum di masing-masing daerahnya masuk kategori banyak. Untuk kecamatan Rancaekek meskipun secara real jumlah penduduk laki-laki lebih besar daripada jumlah penduduk laki-laki di

kecamatan Majalaya, kecamatan Rancaekek masuk ke dalam ketegori umum 2 yaitu sedikit. Hal ini dikarenakan jumlah derajat keanggotaan yang lebih dari 0,5 pada linguistic sedikit lebih besar daripada jumlah derajat keanggotaan yang lebih dari 0,5 pada linguistic banyak atau secara umum jumlah penduduk laki-laki pada masing-masing daerah di kecamatan Rancaekek termasuk dalam kategori sedikit.

Gambar 19 Contoh tampilan modul_kecamatan

• Modul_kabupaten

Modul_kabupaten menampilkan nilai

crisp dan kategori umum untuk tingkat

kabupaten. Beberapa keterangan mengenai kategori umum dapat dilihat pada Lampiran 9. Contoh tampilan modul_ kabupaten dapat dilihat pada Gambar 20. Sama halnya seperti pada modul_kecamatan, nilai crisp dan kategori umum yang ditampilkan tidak dapat langsung disimpulkan dengan menghubungkan keduanya. Pada Gambar 20 terlihat bahwa untuk kabupaten Cimahi jumlah penduduk laki-laki 201781 orang dan

(36)

kabupaten Cimahi masuk kategori umum 1 yaitu banyak atau dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk laki-laki di kabupaten Cimahi secara umum di masing-masing daerahnya masuk kategori banyak. Untuk kabupaten Cianjur meskipun secara real jumlah penduduk laki-laki lebih besar daripada jumlah penduduk laki-laki di kabupaten Cimahi, kabupaten Cianjur masuk

ke dalam ketegori umum 2 yaitu sedikit. Hal ini dikarenakan jumlah derajat keanggotaan yang lebih dari 0,5 pada linguistic sedikit lebih besar daripada jumlah derajat keanggotaan yang lebih dari 0,5 pada linguistic banyak atau secara umum jumlah penduduk laki-laki pada masing-masing daerah di kabupaten Cianjur termasuk dalam kategori sedikit.

Gambar 20 Contoh tampilan modul_kabupaten

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini menghasilkan data warehouse yang dibangun berdasarkan konsep fuzzy serta

data warehouse untuk data crisp sebagai

pelengkap penyajian informasi. Data warehouse yang dibangun menggunakan konsep fuzzy selain melalui tahapan praproses data juga melalui proses clustering menggunakan algoritma FCM untuk mendapatkan himpunan fuzzy dan nilai derajat keanggotaan tiap atribut. Nilai derajat keanggotaan yang didapatkan merupakan

measure, sedangkan linguistic yang

didefinisikan dari jumlah cluster merupakan salah satu dari atribut pada level terbawah dalam dimensi yang terkait. Data warehouse fuzzy memiliki 4 kubus data yaitu penduduk, rumah tangga, lahan, dan sekolah.

(37)

Penelitian ini memberikan informasi berupa data fuzzy dan data crisp. Data fuzzy yang disajikan memberikan informasi natural dengan mendefinisikan variabel linguistic. Data crisp disajikan sebagai penunjang untuk mendapatkan informasi.

Saran

Saran untuk pengembangan fuzzy OLAP adalah mengembangkan sistem yang mengintegrasikan fuzzy OLAP dengan beberapa algoritma dalam data mining seperti algoritma

association rules. Sistem tersebut diharapkan

akan menyajikan report yang lebih lengkap dan lebih bermakna untuk melihat pola atau model data dengan lebih jelas, sehingga lebih informatif untuk mendukung pengambilan keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

Alhajj R, Mehmet K. 2003. Integrating

Fuzziness into OLAP for Multidimensional

Fuzzy Association Rules Mining. Proceedings of the Third IEEE International Conference on Data mining.

Cox, E. 2005. Fuzzy Modeling and Algorithms

for Data mining and Exploration. USA:

Academic Press.

Han J, Kamber M. 2001. Data Mining: Concepts

and Techniques. San Diego, USA: Morgan

Kaufmann.

Inmon WH. 1996. Building the Data warehouse. New York, USA: John Wiley & Sons.

Jang JSR, Sun CT, Mizutani Eiji. 1997. Neuro-Fuzzy and Soft Computing. London: Prentice-Hall International, Inc.

Molina Carlos, Ariza LR, S Daniel, Vila

M.Amparo. 2006. A New Fuzzy

Multidimensional Model. IEEE Transaction

On Fuzzy System.

(38)
(39)

Lampiran 1 Atribut-atribut yang terpilih dari hasil ekstraksi

a. Atribut tentang lokasi untuk data tahun 2003 dan 2006 Atribut Deskripsi

Provinsi Berisikan nama provinsi

Kabupaten Berisikan nama kabupaten

Kecamatan Berisikan nama kecamatan

Desa Berisikan nama desa

b. Atribut tentang kependudukan yang terpilih untuk data tahun 2003 Atribut Deskripsi

V402A Berisikan jumlah penduduk laki-laki di tingkat desa

V402B Berisikan jumlah penduduk perempuan di tingkat desa

V402C Berisikan jumlah keluarga atau rumah tangga di tingkat desa

V403A1 Berisikan jumlah rumah tangga atau keluarga yang termasuk di dalam kategori keluarga prasejahtera I di tingkat desa

c. Atribut tentang kependudukan yang terpilih untuk data tahun 2006 Atribut Deskripsi

R401A Berisikan jumlah penduduk laki-laki di tingkat desa

R401B Berisikan jumlah penduduk perempuan di tingkat desa

R401C Berisikan jumlah rumah tangga atau keluarga di tingkat desa

R401E Berisikan jumlah rumah tangga atau keluarga yang termasuk di dalam kategori keluarga prasejahtera I di tingkat desa

d. Atribut tentang luas lahan yang terpilih untuk data tahun 2003 Atribut Deskripsi

V1201 Berisikan luas desa

V1202 Berisikan luas lahan sawah di masing-masing desa

V1202A Berisikan luas lahan sawah berpengairan yang diusahakan di masing-masing desa

V1202B Berisikan luas lahan sawah tidak berpengairan yang diusahakan di masing-masing desa

V1202C Berisikan luas lahan sawah sementara yang tidak diusahakan di masing-masing desa

V1203 Berisikan luas lahan bukan sawah di masing-masing desa

V1203A Berisikan luas tambak/kolam/padang/rumput di masing-masing desa

V1203B Berisikan luas perkebunan di masing-masing desa

V1203C Berisikan luas hutan rakyat di masing-masing desa

V1203D Berisikan luas lahan perumahan dan pemukiman di masing-masing desa

V1203E Berisikan luas lahan untuk bangunan industri di masing-masing desa

Gambar

Gambar 1 Skema bintang  (Han & Kamber 2001)
Gambar 2 Skema snowflake (Han & Kamber
Gambar 4 Contoh operasi roll-up (Han & Kamber 2001)
Gambar 8 Contoh operasi  pivot (Han & Kamber 2001)
+7

Referensi

Dokumen terkait

*)Pen$a#uh Kapasit!# Se#i Te#hadap Te$an$an. Den$an pemasan$an

Selain untuk mengetahui hasil sintesis kaliksarena dengan bahan dasar eugenol, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh basa (NaOH dan KOH) terhadap

(3) Pelaksanaan pinjaman Pemerintah Daerah dari Pemerintah Pusat maupun dari sumber lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini dilakukan sesuai dengan

Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik granul (G) berpengaruh tidak nyata pada tinggi bibit tanaman umur 2 dan 3 bulan

Dalam dunia IPTEK yang semakin maju dan berkembang, kebutuhan akan teknologi informasi yang semakin meningkat, serta potensi pasar yang masih sangat potensial,

Konsep Ulul albāb yang ada pada surat Ali Imran ayat 190-191 adalah orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah swt dalam setiap keadaan baik itu dalam

Pembangunan Image Map Service yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan membangun sebuah sistem layanan untuk persebaran data raster sebagai peta dasar dengan menggunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) gambaran etos kerja pegawai (2) gambaran lingkungan kerja pegawai (3) hubungan lingkungan kerja dengan etos kerja