LAPORAN
AKHIR
HIBAH
PENELITIAN
PHK
A2
PEMBUATAN
STARTER
KULTUR KERING I-ACTOBACILLAS
PLANTART]M
DAN
I-ACTOBACILLUS FERMENTUM SERTA APLIKASINYA TNruTAx}EP
KUALTTAS tr'rsrK,
Kh{IA
DAN
MTKROBIOLOGI
sosls
}'ERMENTAST
DAGING
SAPI DAN
DAGING DOMBA
PENELITI:
Irma
Isnafia
Ariefo Spt,MSi
Dr.
Rarah
RA.
Maheswari
Tuti
Suryati,
Spt,MSi
Ir.
Komariah,ll{S
Bramada
Winiar putra,
SFt
Ir.
Sri
Rahayu,MSi
PROGRAM HIBAH KOMPETISI A2
PROGRAM
STUDI
TEKNOLOGI
HASIT-TERN.&K
DEPARTEMEN
ILMU
PRODUKSI TERN-AK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
JudulPenelitian
Nama Lengkap
Peneliti
Utama
.NIP
:Waktu
Penelitian
.Total Biaya Penelitian :
LEMBAR PENGESAHAN
Irma Isnafia
Arie{,
SPt,MSi
132243 330
8 bulan
Rp 30.000.000 (tiga puluh
juta
rupiah):
Pembuatan
Starter
Kultur
Kering
Lactobacillus
plantarum
dan
Lactobacillus
feimentum
sertaAplikasinya
Terhadap
Kualitas Fisik,
Kimia
danMikrobiologi
SosisFermentasi Daging
Sapidan
DagingDomba
Mengetahui
Ketua Departemen
llmu
Produksi TernakBogor,
20 Maret 2007Peneliti
Utam4
Irma
NIP.
Isna
t32
tuiet,
SPt,MSi
243 330 r. Cece
URAIAN UMUM
1.
Judul PenelitianPembuatan
Starter
Kultur
Kering
Lactobocillusplantarum
danLactobacillus
jermentum
sertaAplikasinya terhadap
Kualitas Fisik,
Kimia
danMikrobiologi
sosis FermentasiDaging
sapi
danDaging
Domba
2.
Ketua Peneliti:Nama Lengkap
Jabatan
Bidang Keahlian
3.
Tim
Peneliti: Irma Isnafia Arief, Spt,
MSi
: Lektor
: Ilmu dan Teknologi Pengolahan Daging
Nama Lengkap Bidang Keahlian Kedudulqan dalam Penelitian
*
Irma Isnafia Ariefl, SPt,MSi
llnru dan TeknologiDr.
RarahR.A.
MaheswariIr.
Sri Rahavu.MSi
Mahasiswa yang terlibat
No. Nama Lengkap Program Studi Kedudukan
dalam Penelitian
*
I MaripahRiwala
Teknologi hasil ternakangkatan 2003)
Anggota peneliti
2 .Ina Nurjanah Teknologi hasil ternak
angkatan 2003)
J Intan Meilissa Teknologi hasil ternak
angkatan 2003)
Anggota peneliti
4 DianPratama Teknologi hasil ternak
angkatan 2003)
Aaggota peneliti
5 Eva Laela Teknologi hasil ternak
angkatan 2003)
Anggota peneliti
6 Maya Amanda Teknologi hasil ternak angkatan 2003)
Anggota peneliti
7
BhaktiWibowo
Teknologi hasil ternak angkatan 2003)Anggota peneliti
I
Mulyadi
Teknologi hasil ternakangkatan 2003)
Anggota peneliti
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Daging
merupakan bahan panganyang
mudahrusak,
sehubungan dengankan-dungan
nutrisinya yang cukup untuk
kebutuhantumbuh
balcteri, kapangdan
khamir. Daging mengandung 75Yo air,
lg/o
proteiry 2,5Yolemalg
l,2yo
karbohidrat, 2,3o/o bahan-bahannon-protein
terlarut,
mineral,
vitamin dan lain-lain
(Lawrie,1ee8).
Beberapa perlakuan telah dikembangkan untuk memperpanjang umur simpan
daging dan membuat daging lebih mudah dan praktis
untuk
dikonsumsi. Fermentasiadalah salah satu ca,riayang diusahakan untuk menjawab tantangan tersebut, contoh
produk yang menggunakan metode
ini
adalah sosis fermentasi.Awalnya,
fermentasi
berlangsung secara spontan, kemudian
industri
dagingmenginginkan
peningkatankualitas,
mengurangi keanekeragamandan
memperkuatkarakteristik
organoleptik produk yang tidak mungkin didapat pada fermentasi spontanKultur
starter sosis fermentasi telah dikembangkan sejak40
tahun terakhir.Kultur
yang sering digunakan untuk fermentasi daging dan tersedia secara komersialberasal
dari
golongan strepncoccas (Fardiaz,
lggz),
golongan
Micrococcas(Varnam dan Sutherland, 1995), Lactobacillus
plantonm,
Inctobacillus
ferment;rm,
Lactobacillus
sake,L.
cTtrvafiis,Pediococas lacidactici
dan kombinasi yang tepat denganP.
pentosacelrs @rdorMruret
al,,
2002 dan Bromb erget
at.,
2004).Di
Indonesia, I-octobacillusplantarum
banyak ditemukanpada
sosistradisional
asa!Bali
(uruta-n)(Ariefel
a1.,2003).Kultur
starter
untuk
sosis dapat
dibagi
menjadi
dua
kategori.
Generasipertama
mengandungbakteri
asam
lahat
yang
berasaldari
materi
tumbuhan. Generasi kedua berasaldari
materi daging yang secara khusus diadaptasikan padaekologi fermentasi daging (Hugas dan
Monfort,
lggT).Kultur
starter
bakteri asam
laktat yang diisolasi
dari
selain daging masih kurangadaptif dan kurang
optimal untuk fermentasi daging ditandai dengan berfluktuasinya viabilitasnybselama proses
(Arief
eral.,
2003 dan Hapsari et a1.,2003).Penelitian
lebih
lanjut
diisolasi dan
diidentifikasi dari
daging
segar.
Spesiesbakteri
asamlaktat
yangditemukan diantaranya adalah Lactobacillus fermentum
dan
Lactobacillus
plantarum.
Ditemukannya keduajenis bakteri
asam lalctatini
mengindikasikanbalxua kedua bakteri tersebut dapat tumbuh dan beradaptasi dalam
daging
sehinggakeduanya dapat
dijadikan
sebagai starterkultur
sosisfermentasi.
Namun,
sa.rnpaisejauh mana efektifitas kedua
bakteri
tersebut
sebagaistarter
kultur
sosisfermentasi belum
diketahui.
Oleh karenanya sangat diperlukan penelitian untukmengetahui
efektifitas
bakteri
asam
laktat
lactobacillus
fermenfitm
danLactobacillus
plantarum
sebagai starterkultur
pada pembuatan sosis fermentasi.Penyediaan
starter
kultur
memerlukan
teknik
pengembangan
danpenyimpanan sehingga mudah didapatkan
oleh
industri
pengolahandaging
yangmemproduksi sosis
fermentasi.
Selamaini
starterkultur
tersedia dalam bentuk cainyang
mempunyai
beberapakelemahan
antaralain
mudah terkontaminasi
olehmikroba lain,
tidak efektif
dan efisienuntuk
diterapkan padaindustri
pengolahan daging (Hermanianto, I 998). Dalam perkembangannya, starter kultur sosis fermentasisulit
didapatkan karenabelum
terdapatnya starterkultur
komersialdi
Indonesia.OIeh
karenanya
diperlukan
penyediaan
starter
kultur
sosisfermentasi
yang
mudah
didapatkan
dan
mudah
diaplikasikan
untuk
pembuatan
sosisfermentasi-
Salah
satu
teknologi
yang
dapat
diterapkan
adalah
teknologipengeringan beku (freeze
drying).
MenurutArief
(2000)
metodefreezedryinglebih
efektif
dibandingkan dengan metode pengeringan semprot (spraydrying)
dan ovenvakum
dalam pembuatan starterkultur.
Dengan
demikian
usaha
penyediaanstarter
kultur
sosis fermentasi
yang
berasal
dari
bakteri
asam
taktat
Lactobacillus
fermentum dan
Lactobacillus
plantarulm
dengan
menggunakantel<nologifreeze
drying
perlu dilakukan.
Lebih
lanjut,
starter
kering
beku
yang telahdidapatkan perlu
diaplikasikan
kepembuatan
sosis fermentasidan
diteliti
Tujuan:
Tujuan penelitian
ini
adalah untuk :l.
Mengetahui efektifitas starter kering beku sosis fermentasi yang berasaldari
bakteri
asam laktat l"actobacilhtsfermenfirm
atauInctobacilhts plantanmr
yang telah diisolasi dari dagingsapi. Efektifitas diukur
melalui kemampuan daya tumbuhnya (viabilitas) selama penyimpanan(0,
15, 30 dan 45 hari).2.
Mengkaji perubahan kualitasfisi(
kimia danmikrobiologis
sosis fermentasi'
daging sapi
dan
daging
dombayang
menggunakanstarter
kering
bekuI^act obaci I lu s fe rm e n
fi
m
danlac
t obac i I fu s p lan taru
m.Manfaat
penelitian
Penelitian
ini
diharapkan mampu menjawab kebutuhan penyediaan starterkultur untuk
sosisfermentasi.
Starter kering beku yang dihasilkan dari keduajenis
bakteri asam lakrat yang telah diisolasi dari daging sapi diharapkan mampu berfungsi
sebagai starter yang dapat menghasilkan kualitas sosis fermentasi yang
baik.
Secaralebih terinci,
penelitianini
akan memberikaninformasi
perkembangan teknologi pengolahandaging yang meliputi kualitas
fisik,
kimia
dan mikrobiologi
sosis fermentasi daging sapi dan daging domba dengan menggunakan starter kering bekubakteri
asamlaktat
Lactobacillusfermentum
danlactobacillus
plantaram. Lebih
Ianjut hasil
penelitian
ini
diharapkan dapatdiaplikasikan
di
industri
pengolahan dagingdi
trndonesia terutama yang mengembangkan sosis fermentasi seperti Salamidan Urutan (sosis fermentasi tradisional dari Bali).
Lebih
khususnya,
penelitian
ini
diharapkan
akan
memberikan
bekalketiampilan (hard
skill)
bagilulusan
program studiTeknologi Hasil
TernakOm)
terutama yang
terlibat
dalam penelitianini
mengenaiteknologi
pengolahan dagingdan pengetahuan yang lebih mendalam tentang sosis
fermentasi.
Bekal ketrampilanini
sangat diperlukan oleh lulusan THT karena salah satu lapangan kerja bagi lulusanTHT
adalah industri pengolahan daging.I
tSTUDI
PENDAHULUAN DAN
STUDI
PUSTAKA
Daging dan
Kualitasnya
Menurut
Soeparno(1998),
dagtng didefinisikan
sebagai semua jaringan hewandan
semuaproduk
hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuaiurltuk
di
maliin
serta
tidak
menimbulkan
gangguan
kesehatan'bagi
yangmemakannya. organ-organ
misalnyahati,
ginjal,
otak,
paru-paru,jantung,
limpa" pankreas, dan jaringan otot termasuk dalam definisi ini.Daging dikatakan sebagai sumber protein
hewani. Hal
ini
dapatdilihat
darikomposisi zat nutrisi yang dikandungnya
.
Kandungan gizi dagingsapi
dan dagingdomba dapat dilihat pada Tabel
l-Tabel
1;
Kandungan Gizi Daging Sapi dan Daging DombaKomposisi daging sapi daging domba
Kalori
ProteinLemak
Kadar air Kalsium Fosfor
Besi
207,0
kal
18,8
g14,0 g 66.0 g
I1,0 mg 170,0 mg
2,8 mg
206 kal
l7,l
g14,9 g
66,3 g
l0
mgl9l
mg2,6 mg
:
gumber :Dirjen
Gizi DepkesRI
(1992)Selain kandungan
gizi,
kualitas daging jugadilihat
secarafisik
yangmeliputi
daya mengikat air, warna, struktuq ketegaran atau tekstur dan keempukan (Soeparno,1998).
Daya
mengikat
air
diartikan
sebagai
kemampuan
daging
untukmempertahankan kandungan
airnya
selama mengalami perlakuandari luar
seperti pemotongan, pemanasan, penggilingan danpengolahan.
Warna yang dapatdilihat
mata merupakan kombinasi beberapa factor, yaitu panjang gelombang radiasi cahaya(kuning
hijau, biru
dan merah), khroma atau intensitas cahaya dan rafleksi cahaya.Penentu utama warna daging adalah pigmen daging yang
terdiri dari
dua macamprotein
hemoglobindan
myoglobin. Myoglobin
menempati 80-b0%dari
seluruh-pigmen
r
Struktur,
ketegaran
dan tekstur daging
sulit
diukur
secara
objektil
biasanyakonsumen
mengukurnya secaravisual, diraba dan
dirasa
(Aberle
et al.,
2000). Keempukan daging merupakan faktor yang sangat penting dalam penentuan kualitasdqging.
Keempukan daging ditentukanoleh
tiga
komponen dagingyaitu
struklur
miofibrilar
dan satatus kontraksinya, kandungan jaringanikat
dan daya mengikatair
oleh protein daging (Soeparno, 19gg).
Teknologi
Fermentasi DagingTeknologi
proses fermentasi merupakan salahsatu teknologi
terkini
dalam pengawetandaging.
Selamaini
produk fermentasi daging yang terkenal adalah sosis fermentasiyang
di
cina
disebut
denganLup
cheong
(-eistneq
19g6),di
Eropadinamakan Salami, sedangkan
di
Indonesia terutamadi
daerahBali
terkenal dengan namaUrutan'
Urutan merupakan produk sosis yang dibuat melalui proses fermentasisecara sederhana dan tradisional, dimana fermentasinya
dilakukan
secara spontan(Aryanta, 1996). Hal
ini
menyebabkankondisi
prosesyang
tidak
terkontrol
danmikroba yang terlibat dalam proses fermentasi tersebut tergantung dari ketersediaan
mikroba
alamiah sehinggafaktor
kegagalanproduk
menjaditinggi,
mutunya tidakseragam dan umur simpannya rendah (Hermanianto, l99g).
Selain sosis fermentasi, teknologi fermentasijuga diterapkan dalam pembuatan
daging fermentasi yang dikenal
juga
dengan sebutan dendeng fermentasi. Dendengfermentasi
dibuat
dengan mengoleskan starterkultur tertentu
ke
permukaan irisan daginglalu
dilakukan
pengasapan. Dendeng dagingsapi yang
difermentasi olehL.plantarum lebih baik karakteristiknya daripada daging terfermentasi alamiah
(tidak
dilakukan penambahan bakteri) karena nilai kekerasannya lebih rendah dan tidak adakapang pada daging difermentasi oleh
L. plantarum.
Kadarair
dannilai pH
kedua dendeng fermentasirelatif
sama dan keduanyajuga
tidak mengandung bakteri Gramnegatif, namun terdapat
baheri
Grampositif
pada dendeng terfermentasi alamiah (Damayantidklq
Z00l).
Produk-produk
fermentasiyang
diproses denganmetode dan
kondisi
yangtepat
memiliki
banyak keunggulan dalam hal keawetannya.Hal ini
tidak
lepas dari'
peranahproduk
fermentasi pangan digunakanbakteri
asamlaktat
(Glliland,
1936).
Starterkultur
yang
banyak digunakan
untuk produk
lermentasi daging antara
lainI-actobacillus
plantorum
(Wiriyacharce
et al.,
1990), golongan
Streptococcas(Fqrdiaa
1992) serta
golongan
Micrococctts (Varnam
dan
Sutherland,
1995).Lactobacillus digunakan
sebagaikultur
karena berfungsi
untuk
menurunkan pHsehingga
produk
terjaga keawetannya, sedangkanMicrococcrs
ditdinbahkan dalam proses fermentasiproduk daging
karena mempunyaisifat
sebagai pereduksinitrit
sehingga produk daging terjaga keamanan pangannya dari residu
nitrit.
Keberhasilan proses fermentasi tersebut sangat tergantungdari
adanyabakteri
asamlaktat
yang tumbuh pada sosis(Aryanta,
1996;Varnam dan Sutherland, 1995).Penggunaan
kultur
bakteri asam laktat sebagai starter fermentasi daging sangatmenguntungkan
karena
bersifat
antisinergis dengan
milaoba
patogen
sehinggaproduk
olahan menjadilebih
awet (Lindren
danDobrogosa
1990), selainitu
pulagolongan Lactobacillus
bersifat
sebagaiprobiotik yang
sinergis
dengan kondisi lingkungan saluran pencernaan manusia(varnam
dan Sutherland, 1995).Sosis Fermentasi
Sosis berasal
dari kata 'salsus'
yang dalam bahasaLatin
berarti garam dan secara harfiah diterjemahkan sebagai daging yang diawetkan dengangaram.
Sosis fermentasididefinisikan
oleh
Varnam dan Sutherland(1995)
sebagai suatu produkyang
terdiri
dari campuran daging dan lemak, garam NaCl, bahan-bahancuring,
dan bumbu yang dimasukkan ke dalam casing,difermentasikan dandikeringkan.
produkini
sudah menjadi tradisi umurR yang dikonsumsi masyarakat di benua Eropa.Sosis fermentasi dapat
diklasifikasikan
menjadi duajenis yaitu
sosis kering(dry
sausages) dan sosis semi kering (semidry
sausages). Contoh sosis kering yaitu salami, sedangkan contoh sosis semikering
yaitu Summer sausages, Teewurst danFrische
mettwurst. Padaprinsipnya,
pembuatan sosis fermentasi merupakan suatu rangkaian kegiatan yangkontinyu.
Proses pembuatan sosis fermentasiterdiri
ciaribeberapa tahap kegiatan
yang dilakukan
secara berurutan,yaitu
pemotongan dan(Nitrit
Poeklen Saltz),
pengisian
ke
dalam
selongsong
(casing)
dan
proses pengasapan serta fermentasi secara berselang-seling (Hermanianto, I 99 g).Fermentasi
pada
sosis
dengan menggunakan
starter
kultur
lebihmerlguntungkan daripada fermentasi spontan
(tidak
menggunakanstarter
kultur)karena dapat dilakukan pngontrolan dan menghasilkan kualitas sosis fermentasi yang
lebih
baik
(Ariel
2000).
Sebagian besarjenis mikroba yang
digunakan pada pembuatan sosis fermentasi adalah bakteri asam laktat.Beberapa
Studi
Pendahuluan mengenai Sosis FermentasiHermanianto (1998) melakukan penelitian pembuatan sosis fermentasi kering
dengan
mengaplikasikan beberapa
jenis kultur
tunggal
yaitu
Loctobacillts
plantarum,
Lactobacillus casei dan Lactobacillus brevis yang penyediaan startemyadalam bentuk
cair.
Penelitian tersebut menghasilkankualitas
sosis fermentasi yangterbaik adalah sosis fermentasi yang menggunakan starter
kultur
cair Lacrobacillusplantantm.
Studi
tergebutdilanjutkan oleh
fuief
(2000)
yang meneliti
tentangkualitas sosis fermentasi yang menggunakan starter
kultur
kering dengan gabungandari
beberapamikroba. Arief
(2000)
menemukan bahwa kombinasi mikroba yangmenghasilkan kualitas
fisik,
kimia
dan
mikobiologi
sosis fermentasi
adalahInc
t o bac i I lt t s p I an taru m,Iac
t o ba ci I h t s br ev is
danM
i crococcs,J ttari an s.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penambahan starter kultur ke dalam
sosis fermentasi berhasil meningkatkan
nilai
nutrisi,
keamanan pangan serta dayasimpannya.
PenelitianArkuodelos
el at.
(1998)
nibniinjukk.,
ua.ry.
eliminasi maupun penghambatanbaheri
patogen Salmonella,sp
dan Sraphylococcys qrffetts pada produk fermentasi daging oleh starter kultur Lactobacillusplantarum.
Zalacainet
al-
(1997)juga
menyatakan bahwa penambahanL.
plantarum ke
Calam sosisfermentasi akan meningkatkan asam lemak bebas sehingga intensitas odor dan
flavor
menjadi
tinggi.
fuief
(2000) melaporkan keamanan pangan sosis fermentasi yaitu setelah fermentasi selama30 hari
olehI.
plantarum pada
sapi,tidak
ditemukan adanya bakteri patogenE.
coli
dan Salmotrellae, Staphylococcrl,s menurundari
106CFU/g
menjadi
103CFU/g
serta Enterobacteriaceaemenqrun
dari
10a CFU/gPenelitian
Arief
(2000)
mempunyai beberapa kelemahan diantaranya
yang
terpenting adalah
bakteri
yang digunakanuntuk
proses pembuatan v.rsis fermentasitidak diisolasi dari
daging sapi, namun merupakan bakteri yangdiixrlasi
dari
tanah AalrdiAin
(susu kerbaufermentasi).
Hal
ini
mengakibatkan masa odaptasi starterkultur ke
dalam
adonan sosistidak stabil dan
mempengaruhidar:a
antagonismebakteri yang digunakan dengan
mikoba
patogen yang mengkontaminasi daging padatahapan
awal fermentasi.
salah
satu upayauntuk
mengatasihal
tersebut
adalah dengan menggunakanbakteri
asam laktat yang diisolasidari daging
sehingga akanlebih
cepat
beradaptasi denganmedia daging serta menghasilkan
kualitas
sosisfeermentasi yang lebih baik.
Kultur
Bakteri
AsamLaktat
Bakteri yang
dikategorikan sebagaibakteri
asamlaktat
adalahbakteri
darigenus
Aerococats, Alloiococcus,
Camobacterium,Dolosigranuhrm.
Enterococcrts,Glabicatella,
l,<,tctobacillus,lttctosphaera,
Leuconostoc, Oenococrts, pediococcus,Streptococcus, Telragenococcus, Vagococcas
dan
l{eisella. Bakteri
asam
laktattermasuk kelompok bakteri gram positi{,
tidak
membentuk spora, berbentuk batangdan
bulat,
katalasenegatif
dan
oksidasenegatif
sertabersifat anaerob
fakultatif
(Axelsson, 1998).Berdasarkan kemampuannya dalam metabolisme glukosa
dan produk
akhiryang
dihasilkan,
bakteri
asam
lahat
dibedakan
menjadi dua kelompok
yaituhomofermentatif
dan
heterofermentatif.
Bakteri
asam
laktat
hornofermentatif
memproduksi asam
laktat
sebagai satu-satunyaproduk hasil
fermentasi. Sedangkanbakteri asam
laktat
heterofermentatifyaitu
bakteri yang menghasilkan asam laktat,COz dan etanol dari metabolisme heksosa (Axelsson, 1998). Pengelonrpokan bakteri
Tabel 6. Pengelompokan genus Lactobacillus
Karakteristik Grup
I
Obligat Homofermentatif
Grup
II
Fakultatif
Heterofermentatif
Grup
m
Obligat Heterofermentatif
Fermentasi pentosa
COz dari glukosa
COz dari glukonat
Phosphoketolase
L. acidophillus
L. detbrueckkii
L. helveticus
L. salivants
+ +
+
+
L.
plantarum
L.
curvatusL.
caseiL.
sake+
+
L.
brevisL.
bucneriLfermentum
L.
reuleri
Sumber : Axelsson (1998); Ray (2001)
Lactob ac
ill
as p lantaru mI-actobacillus
plantantm
termasukdalam
famili
Lqctohacillaceqe,
genus Laetobacilht's dan sub genus Streptobaclerittm. Lactobacillusplantarum
merupakansalah
satu
spesiesLactobacillus
yang penting
secara
industri.
l,actobacillusplantarum
dapat menghambat pertumbuhan ,S.qureus
dan
bakteri
gram
negatif.Plantaricin
merupakabakteriosin
dariLactobacilltts
plantarum yang
aktif
pada kisaran pH 4,0 sampai 6,5 @ranen, 1993).Spesies Lactobacillus yang potensial dalarn menekan mikroba patogen adalah
I-actobacillus
plantarum.
Aktifitas
penghambatan terhadapInctobacillus
curvarus,Lactobacilltts
sake
dan
Lactobacilhrs
monocytogenes berhubungan
denganbakteriosin yang dihasilkan oleh Lactobacillus
plantarum yaitu
PlantarisinB
(Jenie danRini,
1995).Inctobocillus plantarum
yang digunakan dalam pembuatan sosis fermentasimemiliki fungsi proteolitik. Aktifitas proteolitik
ini
dapat
membantu mencapaikualitas sosis yang lebih baik karena proses degradasi
protein
berjalan secara alami(Fadda et.
a1.,199S).
Lactobacillus
plantarum
merupakansalah
satujenis
baktei
Lactobacillus
yang banyak digunakan pada produk-produk fermentasi seperti susu, sosis,roti,
danlain-lain-
Adanya bakteri
L. plannrum
ini
sangatdibutuhkan
diantaranyauntuk
menghasilkan
rasa yang
asam pada
produk
akhir.
pada suhu
di
atas
30
oc Lactobacillusplantarum
,
bakteriini
padasauerkrqrt (kobis
asam) dan sayur asinakan
menghasilkanproduk
akhir
yangtidak
berbaudan
rasa
yang terlalu
asam(Muchtadi,
1997).
L.plantarumjuga
merupakan mikroba yang dominan pada sosis fermentasi alamiah (tanpa starter) (Jay, 2000).L.
plantarum
dapat
menghambatmikroba
patogen karena
menghasilkansenyawa
antimikroba seperti
HzOz,
asam-asamorganik seperti asam
benzoat(devuyst dan vandamme,
1995), asarnlaktat
(Arie{, 2000) serta
memproduksi bakteriosin sepertilaktolin,
plantaricin dan plantacin @avidson danHooveq
1993;deVuyst
dan Vandamme, 1994;Kato
etal.,
lgg4).
Selainitu
pula Lacrobacillus
plantarumjuga
bersifatprotolitik
(Kato eta1.,1994). Hal
ini
menyebabkan proteindaging menjadi terdegradasi dan keempukan daging akan meningkat.
Bakteri
asamlaktat lactobacillus
plantarum
dapatdiisolasi
dari
dagingsapi segar yang dilayukan selama 24
jam.
Keberadaan Lactobacillusplantarum
yang
diisolasi dari daging sapi adalah sebesar 2,4yo dai, seluruh bakteri asam
laklat
yang berhasildiisolasi
(41
isolat).
Karakteristik Lactobacillusplantarum yang
diisolasidari
daging sapi
yaitu
berbentukbacillus
/
batangdalam rantai
pendek-pendehkoloni
melengkung sebagian tunggal dan ada yang berkelompok, Gram+,
katalasenegatif, dapat tumbuh pada medium
Nacl
6,5yo
dan medium denganpH 4
sampai6,0
(Arie{,
et a1.,2005).L actob aci I I u s ferme ntu m
Fons
eL
at.
(1997)
Lactohacillusfermentum
merupakan salahsatu
bakteri heterofermentatifyang
utamadari
spesiesl-actobacillus
pada saluran pencernaan manusia- Namurq saatini
Loclobacillusfermentum telah secara luas diproduksi padaindustri
fermentasi
dan
sebagaistarter
kultur
pada
industri
susu.Lactobacillus
fermentum adalah bakteri Gram
positif
tidak membentuk spora, katalase negatif danmerupakan organisme non-motil.
Pandey
et.
al.
(1994)
menyatakan bahwaInctobacilfus
fermentum
dapatmenghambat pertumbuhan
E
coli,
S.
typhimurium dan
S.
aureus. Lactobacillusfermentum
memproduksi
gas
COz, dapat tumbuh
pada
suhu
45"C
namunpertupbuhannya buruk pada suhu
l5'C.
StrainInctobacillusfermentum
dapattahan terhadap 0,3-l0yo cairan empedu, 0,3-o,4yo fenol namuntidak
pada medium dengan kandunganNaCl lebih dari 8%.
Ketahanan terhadapcairan
empedumerupakan
faktor yang penting dalam pertahanan dan pertumbuhan bakteri
asam laktat di dalam saluran pencernaan.
Lactobacillus
fermentum termasuk
bakteri
asam
laktat yang
bersifat heterofermentatif
obligatif
dan dimasukkanke
dalam golongan Betabakterium grupIIa-
Lactobacillusfermentum
mempunyaikarakteristik dapat tumbuh
padasuhu
450C, dapat memfermentasikan gula
jenis
melibiosa, danraffinosa tapi
tidak
dapatmemfermentasikan
amigladin,
selobiosa,
mannitol
dan
melezitosa
serta
hasil fermentasi terhadap arabinosa dan xilosa adalah dubius (Kandler dan Weiss, 1995).Lactobacillusfermentum dapat diisolasi dari saluran pencernaan manusia dan
hewarq silasg buah-buahan hasil fermentasi dan gandum yang difermentasi (Edward
et
al.,
1993)
selain itujuga dari
sosis fermentasi dari daging babi berasal dariBali
yang dikenal dengan sosis Urutan (Antara et al.,2OOZ).Hal
ini
menunjukkan bahwaIactobacillusfermentum dapat beradaptasi dan tumb.uh pada sosis fermentasi. Lebih
jautr, Beasley
Qoo$
mengisolasi Lactobacillusfermerrtam LABB dari
feses anjingdan
bakteri
tersebut dapat digunakan sebagaibakteri
probiotik untuk
fermentasi bahan pangan.Atief
etal
Q005) telah mengisolasi beberapabakteri dari
daging sapi segaryang
dijual
di
berbagai pasartradisional
di
daerahBogor.
Hasil
penelitiannyamenunjukkan bahwa sebanyak 39o/o dad.
4l
jenis
bakteri asam laktat yang diisolasimerupakan
bakteri
asam
laktat
Lactobacillus
fermenhm.
Karakteristik
yangdiperoleh
dari
bakteri tersebutadalah
mempunyaibentuk
batang dengan koloni berkelompok dan rapat,bersifat
Grampositif
dan katalase negatifi, dapat tumbuhStarter
Kultur
Kering
Sifat spesifik
kultur
starter dapat hilang akibat adanya transfer yangberulang-ulang dan penyimpanan yang tidak sesuai.
Hal
ini
dapat diatasi dengan pengeringanstartqr- Starter
yang
dikeringbekukandapat disimpan dalam suhu
ruang
selamabeberapa tahun, tetapi derajat viabilitasnya sangat rendah, sehingga perlu dilakukan
reaktifasi starter (Rahman et a1.,1992).
Tamime dan Robinson (1989) menyatakan bahwa salah satu alternatif unruk
pengawetan
kultur
adalah dengan pengeringan. Pengeringan starter bertujuan untukmemperpanjang
umur
simpan starter,
mempermudah
distribusi starter
dan memudahkan pemeliharaan starter. Metode pengeringan yang biasa dilakukan adalah pengeringan vakum, pengeringan semprot dan pengeringan beku.Metode
pengeringan
kultur yang
paling
banyak
digunakan
adalahpengeringan
beku.
Pengeringanbeku
merupakan pengeringan dengan pembekuankarena adanya perubahan dari bentuk es dalam bahan yang beku langsung menjad.i
uap
air
tanpa
mengalami proses pencairan
terlebih dahulu
dan
mempunyai keuntungan karenavolume
bahan tidah berubah sehingga mendekati bahan asalnya (Buckle et. a1.,1987).Lewis
(1993)
menyatakanbahwa
pengeringanbeku
merupakan
prosespemindahan cairan
dari
starter dengan pembekuan yang hasilnya dapat disimpandi
suhu
ruang-
Pengeringanbeku
sangatcocok untuk
kultur
starter.
pada
prosespengeringan beku, starter cair dimasukkan ke dalam ampul kemudian
ditutup
rapat dengan penyumbat, diletakkanvertikal
dan dihubungkan denganvaatum
chanrber,Ialu starter akan membeku d-engan cepat dan dikeringkan dengan cara sublimasi.
"
Pengeringan dengan menggunakan pengeringan bekujauh
lebih malial untuhdipertimbangkan dalam skala komersial. Namun, metode
ini
menghasilkan viabititassel yang
lebih
tinggi
dibandingkan dengan metode pengeringan lainnya. Kenrsakansel
mikroba
selama pembekuan dan pengeringan dapat diatasi dengan penambahan senyawa-senyawakriogenik
seperti ekstrak malt, sukrosa, glukosa, laktosa, gliserol,asam
L-glutamat
atau Na-glutamat,L-arginin,
asetilglisin,
kasiton dan gula*gulaalkohol (Tamime dan Robinson, 1989).
untuk
skala industri dan mudah terkontaminasi olehmikroba
lainnya.
Starterkultur
kering
dapat mengatasi kelemahan startercair tersebut.
Arief
(2000)
melakukan penelitian pembuatan starterkultur
kering untuk sosis fermentasi melalui tiga metodeyaitu .oven vakum,
ryrcy drying
danfreeze
drying.
Hasil
penelitian
tersebutmembuktikan bahwa metode
freeze drying
dapat
mempertahankanviabilitas
dan populasi mikroba yang ditambahkan dibandingkan denganspray
dryin7
dan ovenvakum.
Metode
pengeringanfreeze
drying
dapat mempertahankan
populasilactobacillus yang ditambahkan pada
jumlah
lOe cfi.r/g, sedangkan populasi bakteri pada starter kering dengan metode spraydrying
menghasilkan'populasi sebesar 108cfir/g,dan metode
oven vakum
justru
menurunkan
populasi
sebesar 106
cfl/g
dibandingkan dengan populasi awal pada starter cair sebesar 108 cfi.r/ml.
Freeze
drying
adalah pembekuanyang
diikuti
dengan proses pengeringan. Pada proses freezedrying
terjadi sublimasi
yaitu
perubahandari
bentuk
es dalambahan
yang beku
langsungmenjadi uap
air
tanpa mengalami
proses pencairanterlebih
dahulu.
Tamime
danRobinson (1989)
juga
menyatakan bahwa metode freezedrying
merupakan metode terbaikuntuk
mengawetkan starterkultur.
Hal
ini
sesuai dengan pendapat Makinen dan
Bigret
(1993) yang menyatakan bahwa metode/reeze drying
dapat mempertahankankualitas
kultur
kering,
dan menjaga aktivitas bakteri tidak terganggu.Pada proses
freeze drying perlu
ditambahkan senyawa
kriogenik
untuk menjaga stabilitaskultur
bakteri selama prosespengeeringan.
Salah satu senyawakiogenik
adalahsukrosa.
Dibandingkan
denganmaltosa,
sukrosalebih
mampumenjaga kestabilan
kultur
bakteri
(Ariet,
2A04.
Sukrosa sebesar
lOyo
dapat mempengaruhi ketersediaangula
untuk
fermentasidan
cadangannutrisi
sekaligus berfungsi sebagai pengawet dalam penyimpanankultur
bakteri.Susu'skim
merupakanmedia tumbuh
yang
dapat
menstabilkan viabilitasbakteri
yangdigunakan. selain
itu,
dalam
pembuatankultur
kering,
juga
perluditambahkan zat pengisi, salah satunya adalah tepung
beras.
Penggunaan susu skimsebagai media tumbuh sebesar
loYo
dan penambahantepung
beras sebe sar 2ayodapat menghasilkan starter
kultur
kering
tanpa mengurangi kualitasnya(viabilitas
setelah proses perbanyakan starter
kultur
dalam mediatumbuh
sususkim
(Ariet
2000).Rempah-rempah
Rempah-rempah
atau
bumbu
merupakan senyawa
nabati
yang
dapatdikonsumsi,
berperandalam
pembentukanflavor
yang diperkuat
dengan adanyapengasapan dan dapat membentuk warna serta menghambat proses oksidasi lemak
@uckle
et.
al.,
1987).
Beberapabumbu mempunyai
sifat
sebagai antioksidarqsehingga
dapat
menghambattimbulnya ketengikan
Penambahan bahan penyedap dan bumbu, terutama ditujukanuntuk
menambah atau meningkatkanflavor,
bukan karena potensi preservatifnya (Urbain,l97l;
Aberle et. a1.,2000).Nitrit
Pdkeln
Saltz (NPS)Nitrit
Pdkeln
Saltz (NPS) merupakan campuran antara garam dapur(NaCl)
dan
Nitrit lNaNoz)
dengan komposisi masing-masing99,5%
dan o,Syo. penggunaangaram
(apur
secaratunggal
pada
produk
olahan
daging
menyebabkan dagingmenjadi
gelap,
kering
dan kasar
sehingga
kurang diterima
oleh
konsumen.Kombinasi garam dan
nitrit
digunakanuntuk
memperbaiki warna danflavor (Hill,
leel).
Garam merupakan bahan tambahan makanan yang
memiliki
banyak peranandiantaranira sebagai bakteriostatik
dan
penyedap
rasa.
Garam
juga
dapatmeningkatkan kelarutan protein
otot
dan meningkatkan daya mengikatair @MA).
Nitrit
yang
ditambahkanke
dalam adonan sosis dalambentuk
campuran dengangaram
memiliki tiga
fungsi yaitu
perkembangan warna, pencegahan proses-proses oksidasi yang memicu ketengikan dan berkontribusi dalam mempertahankan bakteriGram
positif
(Goutefongea, l99Z).Gula
Gula
(sukrosa) selain digunakan sebagai pemanis, berfungsipula
sebagaipengawet. Sukrosa dan glukosa yang ditambahkan dalam komposisi adonan sosis
dihasilkan
(Muchtadi,
l9g9;
Bacus,
19g4).
Gula yang
ditambahkan mempunyaifungsi
untuk
memodifikasi rasa danuntuk
mendorong pertumbuhanbakteri
asam laktat yang akan memulai proses fermentasi (Muchtadi dansugiyo no,1992).
Bawang Putih
Lucke (1997)
menyatakanbahwa
bawangputih
mengandung antioksidanyang kuat dan
dapat
memperpanjangdaya
tahan sosis. Bawang
putih
(Attium
satiwm)
menghasilkan 0,2Yominyak atsiri yang
mengandungdiasil
sulfida, diasil
trisulfrda,
alil
propil
disulfida,allin
dan alisin. Konsentrasi bubuk bawangputih
l0%
dapat
menurunkanlaju
pertumbuhanA.
flawts,
sedangkan ekstrak bawangputih
segar pada konsentrasi O,syo dapat menghambat pertumbuhan E'.
coli
dan Salmonella
sp.
(Farrel
1990).Lada
Lada
biasanya digunakan pada semuatipe
sosis fermentasi sebanyak0,2-0'3yo' r'ada (Piper
nigran)
memproduksi beberapa komponen antaralain
terpen, hidrat, o-felandren, dipenten danp-kariofilin
(Farrel,
1990).
Ting
dan Diable(lgg2)
mel aporkan bahwa lada dapat menghambat pertumb uhan
Li st e ri a m on ocytoge ne s.
Pala
Pala digunakan sebagai bumbu dalam pembuatan sosis fermentasi. Bumbu
ini
telah ditemukan dapat menstimulasi pembentukan asamlaktat.
Hal
ini
disebabkanoleh
kandungan manganyang terdapat
di
dalam pala. Mangan diperlukan
olehbakteri asam laktat untuk aktivitas-akrivitas enzim, termasuk
kunci
enzim
glikolisis
dan fructose-l,Gdiphosphate aldolase(Lucke,
l9g7).pengasapan
Pengasapan
pada
proses pembuatan
sosis fermentasi bertujuan
untukmeningkatkan aroma, citarasa dan masa simpan produk. pengasapan produk daging
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
flavor
dan
penampakanproduk yang
lebih
menarik.
sifat
hasil
pengasapan tersebutdiperoleh
karena,rjrainy,
penyerapanKayu
yangbaik untuk
pengasapan adalahkayu
yang banyak menghasilkanasap dan lambat terbakar. Jenis kayu yang banyak digunakan adalah
kayu
kaswari,kayr
bakar dan kayu keras lainnya. Selainitu,
tempurung kelapa, sabur kelapa danse.$uk gergaji dapat digunakan untuk proses pengasapan (Rieuwpassa, 1991).
Proses pengasapan akan menghasilkan
karbonil
dan prosespirolisis
selulosadan
hemiselulosa.
Pembentukanwarna
dimulai ketika
karbonil diserap
pada permukaan produk-Pirolisis
padalignin
akan memproduksi fenolat, yang berfungsimenimbulkan
aroma.Guaiacol
merupakanunsur fenolat yang menimbulkan
rasa asap sedangkansyringal
merupakan unsur fenolat yang menimbulkan bau asap padaproduk @llis,
2001).Bakteri
patogenKoliform
Koliform
termasuk bakteri anaerobfakultati{, psikotropik,
Gram negatif danbiasanya ditemukan sebagai kontaminan pada karkas ayarn (Cunningham dan Cox,
1987)-
Kelompok
bakterikoliform terdiri
atasjenis
Escherichia,Enterobacrer
danKlebsiella.
JenisEscherichia hanya mempunyai
satu spesieq
yaitu
E.
coli
dandisebut
koliform
fekal,
karena ditemukandi
dalam saluran pencernaanternak
atau rnanusia sehingga sering terdapatdi
dalam feses. Keberadaan bakteri tersebut seringdigunakan
sebagaiindikator
kontaminasiasal kotoran
(McGraw, lggg).
SpesiesEnterobacter
seperti
E.
aerogenes
disebut
koliform non
fekal
karena
bukanmerupakan
floral
normal
dalam
saluran pencernaan,melainkan ditemukan
pada tanaman atau hewan yang telah mati dan sering menimbulkan lendir pada makanan.Menurut
Potter(1973)
ciri-ciri
proses pembusukanakibat bakteri
koliform
yaitu
(l)
bakteri dapat tumbuh
baik
dalam
bermacam-macamsubstrat
sertamenggunakan sejumlah karbohidrat makanan dan beberapa senyawa organik lainnya
untuk
energi
dan hampir
sejumlah senyawanitrogen
sederhana sebagai sumbernitrogen,
(2)
bakterikoliform
dapat mensintesa sejumlahvitamin
yang penting,(3)
sebagai
"tidak
bersih" pada permukaan makanan,(6) beberapa
jenis
bakterikoliform
tertentu seperti E- aerogenes menyebabkan daging berlendir dan lembek.
Snphylococcus
staphylococcas merupakan
balrteri
Gram
positif,, berbentukbulat
dengan diameter 0,7-o,g pm dan termasuk famili Micrococcqceae. Bakteri
ini
tumbuh secara
anaerobik
fakultatif
dengan membentuk kumpuran
ser-ser
seperti
buah
anggur @ardiaz' 1989)' Bakteriini
memfermentasi glukosa dan manitolmenghasilkan asam
pada
kondisi
anaerobilq akantetapi
sangat lambatdalam pertumbuhannya. Bakteri
ini
sering ditemukan pada makanan yang mengandungprotein, misarnya sosis, terur
dan daging (Fardiaz, l9g9).
staphylocoecas adarah mikroorganisme
yang umum
ditemukanpada
ruka
hewan,
kandangdan pakan hewan. staphyrococcas
dapat
tumbuh
d.ngun
"uput
dalam makanan dan beberapa strain dapat
memproduksi
toksin
yang menyebabkandiare' Keracunan
staphylococcal
secaraessensial adalah suatu bentuk racunkimiawi
(Varnam dan Sutherland, 1995).
staphylococats aureus
merupakan satrahsatu
spesies dari staphylocaccxts yangmemiliki
sifatpatogen berbahaya dengan penyebaran terbatas (Fardiaz,2000).
Staphylococcus aureus akan
mati
dalamproses pemanasan pada suhu 66oC selama
l0
menit, namun enterotoksinnya dapat bertahan pada suhu100"c selama
30
menit.Keberadaan
staphyrococcrs
di
daram
daging dan produk daging
menandakantedadinya kontaminasi oreh pekerja, tempat pemotongan
dan ternak asar, sehingga bakteri
ini
dijadikan indikator sanitasi proses produksi (Fardiaz, l9g9).Salmonella
salmonella
spp'
termasuk
dalam
famili
Enterobacteriaceae,
anaerob
fakultatif,
Grampositif
danmotil
dengan flagella peritrikus.Suhu optimum pada
35-37oc
dengankisaran
z-47oc, oksidasenegatif
dan katalasepositif
(Lund,
et.
qr,,2000).
ukuran
selnya0,7-r,5
x
2,0-5,0 pm, memiriki kemampuan mengkataborisme D-glukosa dan karbohidrat lainnya menjadiasam dan gas.
salmonella
spp.
termasuk
bakteri
patogen
berbahaya
karena
dapatmenimbulkan penyakit
sepertitipus,
paratipusdan
salmonellosis.Masa
inkubasi sampai
timbulnya
gejala keracunansalmonella lebih
singkat diBandingkan dengan
gejala demam enteritilq yaitu berkisar antara 6 sampai
jam.
Gejala
keracunanyang timbul
terutama
adalah(Fardiaz dan Jenie, 1989).
mulas, diare dan
pireksisSalmonella
merupakanbakteri yang
tidak
tahan
panas.perlakuan
dengan pemanasarLmisalnya,
perebusarqmerupakan
salah
satu
cara termudah
untukmembunuh bakteri
ini.
Nilai
D
Salmonella bervariasi tergantungdari
substrat tempat pemanasannya,yaitu
antara0,06
sampaill,3
menit
pada suhu60.c
(Fardiaz danMETODE PENELITIAN
Bahan yang
digunakan
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian
ini
adalah sebagai berikut :1.
Bahan pembuatan starter kultur kering.Bahan yang digunakan adalah
kultur murni
Lactobaci.lfus plantarum danLactobacillis
fermentum yang diisolasi
dari
daging sapi,
susu skimbubuh
sukrosa, tepung beras dan akuades.2.
Bahan pembuatan sosis fermentasiBahan yang akan digunakan adalah sebagai
berikut
:a-
Daging sapi bagian topside (paha belakang) dan lemak sub cutan darisapi yang diperoleh
dari
Rumahpotong Hewan
di
Kodya
Bogor. Daging dan lemak sapi diperoleh dari sapi yang sama .b.
Daging
domba bagian paha dan lemak dombayang
diperoleh dari RPH di Kodya Bogor dan berasal dari domba yang sama.c.
Bahan-bahan tambahan antararain
:
casing
kolageil gula,
gararqNPS,
starterkultur
kering, serbukgergaji kayu
sengon danbumbu-bumbu
yang
terdiii
dari
ketumbar,lada,
bawangputih,
jahe
dan lengkuas.3.
Bahan-bahan analisaBahan-bahan analisa
yang
akan digunakanterdiri dari
bahankimia
untuk,
analisa
frsik
dankimia
serta bahanuntuk
analisamikobiologi
yaitu
media pertumbuhan bakteri yang terdiri dari de Man Rogosa Sharp- Broth (MRS-B),Nutrient Agar (NA),
,
Eosin
MethyleneBlue Agar (EMBA),
salmonella-shigella
Agar (SSA), staphylococclts Medium, Bacto peptonewater (Bpw)
dan aquades.
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini.adalah Rancangan
Acak Kelompok Faktorial 2
x2
x 4 dengan tiga kaliulangan.
Faktor pertama adalahjenis bakteri
asam
laktat yang
digunakanpada starter
ku{ur
kering
(Al
-
L,plantarum,
M
:
.,L.
fermenlqr).
Fahgr
kedua adarahjgnis
daging y4ng digunakandasar
kelompok
adalah lama penyimpanan starterkultur
kering(Cl
:0
hari,C2
=
15hari,
c3
:
30
hari danc4
:
45hari).
urangan yang digunakan pada penelitianini
adalah sebanyak 3 ulangan.
(log
10)terlebih
dahulu sebelum dianalisis secarastatistik. Data yang
didapatkandianalisis
dengan menggunakansidik
ragam, apabila ditemukan
perbedaan yangnyata dilakukan
uji
lanjut
dengan menggunakanuji
beda nyataterkecil
(Steel danTorrie,
1995).Model
analisis yang digunakan adalah sebagaiberikut
:
Y'j1r:
p +Ai
+ B;*
AB,:+
QirKeterangan:
Y':or
:
respon pengaruh perlakuanjenis
daging yang digunakan(A)
dankelompok lama penyimpanan @),
padi
ut"ng",
te_t.p
:
rata-rataAt
= pengaruh taraf ke-
i faktorjenis
bakteri starterkultur
kering(AI
dan
A2)
B;
= pengaruh taraf ke-jfaktorjenis
daging(Bl
dan82)
cr
:
pengaruh taraf ke-kfaktoilama
p"-nyi-rp"nan starterkultur
kering(Cl
sampai C4)ABi;
:
interaksi antara taraf ke-i faktorA
dengan tarafke-j
faktorB
AC*
:
interaksi antara taraf ke-i
faktorA den
an taraf ke- k faktorc
BC.i*
= interaksi antara taraf ke-j faktorn
deffi
taraf ke- k faktor CABC;;1 = interaksi taraf ke-I faktor
A
dengantururt"-i
faktorB
dantaraf
ke-k faktor C
Tahapan
Penelitian
a. Pembiakan
Kultur
.
-
.
Penelitianini
diawali
dengan pembiakair starterkultur
L.
plantarum
dan L.fermentum.
Kultur
yang akandipakai
adalahkultur murni
hasil
isolasidari
daging sapi(Arie{,
eta|.,2005).
proses pembiakan starterdapatdilihat
pada Gambarl.
2%
darlkultur induk
ZYo dari
kultur
antaraDihitung populasinya
[image:25.612.65.550.167.773.2]Starter kultur yang siap dijadikan starter kering
Gambar
l.
Pembiakan StarterKultur
Kultur
murniL
plantarumatau
b.
Pembuatan Starter
Kering
srarter
Kultur kering
dibuat
dengan
menggunakanmedia
pertumbuhanlarutan
ssu
skim l0%
dengan tambahan bahankriogenik
sukrosal0zo.
Tahapan prgses pernbuatan starter
kultur
kering ditampilkan pada Gambar 2.r
liter
larutan sususkim
r,yo
danditambah sukrosal0%
Dister,isasi
pada suhur2r0c
selamar5
menitt
ry:;
Didinginkan
sampai mencapai suhu ruang (ZS-Z7}C)Diinolulasikan
denga n 2%(v/v)**r,
:
keqa
(L.prantanrm atauL.fermentum)
Diinkubasik*
oud"$*hu
3 70C selarna+
embekuan
r*"
r#*
-2ooa selama24
jam
Pengeringan beku dengan
,.**o
anfreezedryerpada
suhu -900cPopulasi mikroba dihitung
[image:26.603.95.533.57.792.2]l8
jamGambar 2. Proses pembuatan starter kultur kering
Selanjutnya,
stalter
kultur
kering
disimpan
dengan menggunakan bahanpengemas alumunium
foil.
Penyimpanan dilakukan pada suhu dinginyaitu
5*
ZoCdi
dalam refrigerator selama 15,30
dan45
hari.
pemilihan lamapenyimpanan
ini
berdasarkan pada penelitianArief
(2000)
yang membuat starterkultur
kering
dan mampu disimpan dalam pengemas plastik ethylene dalam refrigerator sampai dengan
15
hari
tanpa
mengubahviabilitasnya. oreh
karenanyqjika
dikemas
dengan
alumunium
foil
diharapkan kualitas starterkultur
kering tidakmengalami perubahan
dan masih
dapatdipakai dalam
pembuatan sosis fermentasi.Lama
penyimpanan diharapkan dapat diperpanjang sampai dengan 45 hari.3.
Pembuatan Sosis FermentasiPembuatan sosis fermentasi dilakukan pada hari ke-0,
ke-I5,
ke-30 dan ke-45penyimpanan starter kering
beku.
Proses pembuatan sosis fermentasi dilakukan sebanyak3 kali
ulanganuntuk
masing-masingjenis
daging sapi dan daging dombayang digunakan, sehingga
jumlah
pembuatan sosis fermentasi adalaht2
kali
padamasing-masing
lama
penyimpananstarter kering
Lsctobacillu
plantanrm
dan
Lactobacillusfermentum
(0,
I5,
30 dan 45 hari).Sebelum dilakukan pembuatan sosis fermentasi, daging yang akan dijadikan
bahan baku pembuatan sosis
terlebih
dahulu dilakukan analisa kualitasfisi(
kimia
dan mikrobiologi.Proses pembuatan
sosis fermentasi
yang
akan dilakukan adalah
sebagaiberikut
: daging dibagi menjadi dua bagian yaitu seperempat bagiandigiling
dan tigaper empat bagian
diiris-iris,
lalu dibekukan. Daging dan lemak yang telah dibekukan kemudian dicampur dandigiling
ke dalam cutter dengan penambahan berturut-turutbumbu,
gula
pasir o,syo, starter
kurtur
dan
garamNpS
seban yak2yo
dari
totaladonan.
Starterkultur
kering yang ditambahkan harus mempunyaijumlah populasiminimal
108cfi.r/g
(overby,
l99g),
dan
penambahannya sebanyak2%.
(b/v). Temperatur proses penggilinganini
harus drjaga dantidak
melebihi20C.
Adonan dengan kehalusan sebsar
menir (butiran
beras) kemudian dimasukkanke
dalamselongsong sosis (casing) yang mempunyai diameter 5 cm.
Proses
conditioning dilakukan pada suhu kamar selam
24
jam,
yangjam
per harinya, yang kemudian setelah pengasapan dilakukan proses fermentasi danpematangan sosis dalam ruang fermentasi pada suhu kamar.
Setelah
6
hari
proses fermentasi berlangsungmaka akan
diperoleh
sosis
fermsntasi.
Setelah sosis fermentasi terbentuk maka dilakukananalisa kualitas
fisilq
kimia
dan mikrobiologi.Tahapan proses pembuatan sosis fermentasi dapat
dilihat
pada Gambar 3.Daging (70%)
/\
Digiling
%bagian
diiris-iris
3/abagianDibekukan
I
Digiling
kJdalamcutter+-
dimasukkan bumbu,I
gula, starterkultur
danI
NPs
Dimasukkan ke dalam selongsong sosis (casing)
J
Conditioning (suhu kamar,
24 jam)
I
Proses fermentasi (suhu
t*ur,
6 hari) yangdiselingi
dengan proses pengasapan selama
2
jamper hari pada suhu kamarI
[image:28.612.86.532.208.744.2]Sosis lermentasi
Prosedur
Analisis
Peubah yangDiukur
l.
Pengukuran
Viabilitas Starter
Kultur
Kering
bentuk starter
kultur
kering dihitung
padahari ke-0
setelah menjadi starter kering,dan selama penyimpanan pada
hari ke-I5,
30,
dan45.
Viabilitas
diukur
sebelumstarter
kultur
kering diinokulasikan
ke
dalam
pembuatan sosisfermentasi.
Carapengukuran
viabilitas
adalah sebagaiberikut
:
sebanyakI
g
starterkultur
kering diencerkanmenjadi
l0
ml
dengan larutanBPW
steril
dan diencerkan sampai p'5. Pemupukandilakukan
denganmetode
sebar (spread method) pada mediumMRSA
(deMan
Rogosa
Sharp
Agar)
yang
telah
membeku
dalam
cawan
petri
sterilmenggunakan
hockey
stick. cawan
diinkubasi
padasuhu
37oc
selama4g
jam,kemudian dihitung
jumlah koloni
yang hidup.2.
Analisis
Kualitas Fisik
SosisFermentasi
a.
Nilai pH (AOAC,
1995)Pengukuran
pH
dilakukan dengan menggunakanpH
meterCorning.
Caranya adalahpH
meter dikalibrasi dengan larutan standar (ber-pH4
dan 7), kemudian padasampel daging fermentasi sebanyak 5
g
dihancurkan dengan blender dan dilarutkanke
dalam45 ml
akuadeslalu
elektroda
pH
meter dimasukkanke
dalam
larutandaging
dandilihat nilai
pH-nya.b.
Total
AsamTertitrasi (Apriyantono dkk.,
l9S9)Profil
perubahantotal
asamtertitrasi
yang terakumulasi dalam serabut otot selama fermentasi dideteksi dengan metodetitrasi.
Kedua bakteri asamlaktat
akan menghasilkan asam yang sebagian besar adalah asam laktat selama prose fermentasiberlangsung sehingga diasumsikan total asam tertitrasi adalah asam laktat.
Sampel daging sebanyak 5 g dihaluskan dan dimasukkan ke dalam labu takar
250
ml
lalu
dilakukan
pengenceran dengan akuades sampa! tandatera.
Larutanditambahkan
dua
sampaitiga
tetesindicator
phenolptalein
dan dititrasi
denganNaOH 0,1
N
sampai terbentuk warna merah muda yang tetap.Total asam tertitrasi dihitung sebagai persen asam raktat dengan rumus:
Yo asam laktat =
NaOH (ml) x N.NaOH x
BM
xFK
x
lA0YoKeterangan:
N:
normalitassampel (g)
BM:
berat morekur asam raktat(90),
r
mrNaoH 0,r
N:0,009
g asamlaktat
FK =
faktor pengencerc"
DayaMengikat
Air
(DMA)
Pengukuran
dilakukan
denganmetode
penekanan(press method),
sesuaipetunjuk Hamm
yangdikutip
soeparno(1998).
caranya
adalah sebagai
berikr:r
:sampel sosis fermentasi seberat 0,3
g
diletakkan diantara dua kertassaring.
setelahitu
sampel tersebut diletakkan diantara duaplat (alat
penekan
modifikasi
Hanam),dan ditekan dengan beban seberat 35 kg selama
5 menit.
Daerah
yang tertutup
samperdaging dan
daerahyang tertutup
air
dagingditandai
dandiukur
denganplanimeter.
Daya
ikat air
berbandingterbalik
dengan
mgl{zo'
mgH2o
menyatakanjumlah
air
bebas yangkeluar dari
dagingdan dapat
dihitung dengan rumus :
Daerah basah
(.r')
Mg HrQ =
-
8,00,0949 Keterangan :
Daerah basah
:
luas daerah penyerapan air pada kertas saring setelahdijepit
setrarna5 menit
=
daerah tertutup air daging-
daerih tertutup;;;a
d.
Dayairis
(shear force)Daya
iris
daging memberikan informasi keempukan daging
tersebut.Pengukuran daya
iris
dilakukan
denganalat
Instron
dengan probejenis
Warner-Bratzler
meat shear, sesuaipetunjuk
Swatland(1984).
Grafik
dihasilkan
setelahsampel daging dikenai irisan pisau selama beberapa detik sampai terbelah
dua.
Daya
iris
ditentukan dengan membaca puncakgrafik
(pada sumbuvertikal
grafik)
yang terekam selama pemotongan sampeldaging.
Perhitungannya adalah sebagai berikut :x
(ke)
Daya iris=
lebal
sampel daging (mm)Keterangan :
X:
puncakgrafik
=nilai
shear (kg)e.
Aktivitas air
(a,n)Pengukuran
a*
dilakukan
dengan menggunakan alv-meter ShibauraWA-360'
Sebelumnyaalat dikalibrasi
dengan menggunakan larutanNaCl
jenuh
padakertas saring dan diletakkan pada
cawar\
kemudian awmeter
diset sampai dengan0,7509.
Sampeldipotong
dengan ketebalan0,2
cm
dan diletakkan
dalam cawanpengukur' setelah
ditutup
dandikunci alat
dijalankan sampai menunjukkantanda completed nilai a* dapat
dibaca.
:
3.
Analisis
Kimia
Sosis Fermentasia.
Kadar
Air
(AOAC,
1995).Kadar
air
ditentukan secara langsung dengan menggunakanoven
padasuhu 105
oC.
Sampel sebanyaklima
gram dikeringkan selama 15jam
dalam oven sampai beratnya tetap. Kadar air dihitung dengan rumus :A_B
Kadarair:-
xlOOyoD
Keterangan
: A :
berat wadah dan sampel awalB :
berat wadah dan sampel setelah dikeringkahb.
Kadar
Protein
(AOAC,
f995).Kadar protein dalam
sampel dianarisis
dengan
menggunakanmetode
Kjeldahl
yang merupakan analisis kadar totalN.
sejumlahsampel 0,3 g dimasukkan
ke
'dalam
labu kjeldahl
dan
ditambahkan dengankatalis
secukupnyadan
25 ml
H2so4 pekat'
campuran dipanaskan dalam pembakarbunsen.
Sampel didestruksihingga
jenuh
dan
berwarnahijau kekuningan. Labu
destruksi didinginkan
danIarutan dimasukkan
ke
dalam labu penyuling kemudian diencerkandengan
300 ml
air yang
tidak
mengandung N dan ditambahkan denganNaoH
33o/o. Labupenyuringdipasang dengan cepat
di
atasalat penyuling
sehingga 213
cairandalam
labupenyuling
yang
menguap
ditangkap
oleh
larutan I{zSOa berindikator
labuerlenmeyer'
Kelebihan
HzSor
dalam
erlenmeyerdititar
denganmenggunakan
Iarutan
NaoH
0,3
N
(z
mr) sampaiterjadi
perubahanwarna menjadi
i.nt;.*rn
kemudian dibandingkan dengan titar blanko(y
ml).(Y
-Z)
x NaOH x 0,0147oN:
x
l00o/ogram contoh
%
protein
=
o/oN
x6,25(faktor
koreksi)
c.
Kadar Lemak (AOAC,
I99S)Labu lemak terlebih dahulu dikeringkan dalam oven pada suhu 1050C, dan didinginkan dalam desikator serta dihitung beratnya.
Contoh sebanyak 5 gram dalam
bentuk
kering
dibungkus dalam kertas saring, kemudian dimasukkanke
dalam alatekstraksi
soxhlet- AIat
kondensor diletakkandi
atas dan
labu
lemak diletakkandi
bawahnya.
Pelarut
heksanadimasukkan
ke
dalam
labu
lemak
secukupnya.
Selanjutnya
dilakukan refluks
seramaminimar
6
jam
sampai
pelarut yang
turun kembali ke dalam labu lemak berwarna jernih.Labu
lemak yang
berisi
lemak
hasil
ekstraksi dikeringkan dalam
ovenbersuhu 1050c untuk mengeluarkan sisa pelarut hingga mencapai berat yang konstan,
kemudian didinginkan dalam desikator. Labu lemak kemudian ditimbang dan berat lemak dapat diketahui.
Berat lemak
(gram)
qKadar lemak (% bb)
--Berat contoh (gram)
4. Analisis
Kualitas Mikrobiotogi
Sebelum
dilakukan
analisis
mikrobiologi,
sampel
dipersiapkan terlebihdahulu dengan cara sebagai
berikut
:
sebanyak25
g
sampel dimasukkanke
dalamplasfik stomacher steril
lalu
ditambahkan225ml
larutan pengencer steril, kemudian dihancurkandengan
aratstomacher hingga diperoreh
campuran
yang
homogendengan konsentrasi
0'l
g/ml.
Sampelini
kemudian diencerkan
dengan larutan
pengencer sesuai dengan kebutuhan dan siap
unfiikplating.
a.
Total
Bakteri
AsamLaktat
Prosedur analisa
total
bakteri
asamlaktat
dilakukan
dengan metode tuang sesuaipetunjuk
APHA
(1992).
Media tumbuh yang
digunakan
adalah deMan
Rogosa sharpe
Agar
(MRS-A).
Sampersebanyak
r
gram
diencerkan
sampai pengenceranke-9
lalu
dipupukkan
ke
dalam cawan
petri
steril.
Selanjutnya
diinkubasi pada suhu
370c
selama 4gjam
dandiihitung popurasinya