• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pria Perokok Terhadap Bahan Pangan Yang Mengandung Antioksidan Pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pria Perokok Terhadap Bahan Pangan Yang Mengandung Antioksidan Pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

GLORI TEOFILUS 110100218

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh kelulusan sarjana kedokteran”

Oleh :

GLORI TEOFILUS 110100218

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pria Perokok terhadap Bahan Pangan yang Mengandung Antioksidan pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Nama : GLORI TEOFILUS

NIM : 110100218

Pembimbing,

NIP.195011051979031004 Prof. Dr. dr. Harun Al Rasyid,

Sp.PD, Sp,GK

Penguji I,

NIP. 197303272008011013 dr. Setia Putra Tarigan, Sp.P

Penguji II,

Dr. dr. Imam Budi Putra, MHA, Sp.KK

NIP. 196507252005011001

Medan, 12 Januari 2015 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

NIP. 19540220 198011 1 001

(4)

ABSTRAK

Radikal bebas merupakan bahan toksik yang berbahaya bagi tubuh, salah satu sumbernya adalah asap rokok. Penggunaan rokok meningkat dari tahun ke tahun. Pengetahuan yang baik akan penggunaan antioksidan sangat penting untuk mencegah penyakit yang dapat ditimbulkan radikal bebas.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap pria perokok terhadap bahan pangan yang mengandung antioksidan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan didapatkan 100 responden sebagai sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.

Dari penelitian ini didapatkan tingkat pengetahuan pria perokok berada dalam kategori baik dengan persentase 68%. Sikap pria perokok terhadap bahan pangan yang mengandung antioksidan termasuk kategori cukup dengan persentase 72%.

Tingkat pengetahuan yang baik sebaiknya diwujudkan di dalam sikap dan perilaku yang baik untuk peningkatan derajat kesehatan.

(5)

ABSTRACT

Free radicals are toxic substances that are harmful to the body , one source is the cigarette smoke . Cigarette use increased from year to year . Good knowledge of the use of antioxidants is essential to prevent diseases caused by free radicals .

The purpose of this study was to determine the level of knowledge and attitude of male smokers about food containing antioxidants .

This study used a descriptive research method with cross - sectional approach . Determination of the samples was done by purposive sampling method and obtained a sample of 100 respondents . This study used a questionnaire as a data collection tools.

From this study, the level of knowledge of male smokers are in well categories with a percentage of 68% . Male smokers attitude toward food containing antioxidants include enough category with a percentage of 72% .

Good level of knowledge should be embodied in the attitudes and behaviors that are good for health improvement.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pria Perokok terhadap Bahan Pangan yang Mengandung Antioksidan di Kalangan Mahasiswa Teknik Universitas Sumatera Utara”. Karya tulis ilmiah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga menyadari bahwa selama masa perkuliahan dan penulisan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan baik materi, moral, dan spiritual dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), Sp.A(K),

selaku rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan

Fakultas Kedoteran Universitas Sumatera Utara.

3. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Lokot Donna Lubis,

Sp.PA yang telah menjadi Dosen Penasihat Akademik penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Kepada Prof. Dr. dr. Harun Al Rasid, Sp.PD, Sp.GK, selaku Dosen

Pembimbing yang telah memberi banyak arahan dan masukkan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Kepada para dosen penguji, dr. Setia Putra Tarigan, Sp.P dan Dr. dr. Imam

(7)

6. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi dan juga penulisan karya tulis ilmiah ini.

7. Teman-teman mahasiswa Fakultas Teknik yang memberi waktu untuk

mengikuti penelitian ini

8. Ayahanda Drs H. Togatorop, Ibunda S.Sitinjak, Kak Venny, Bang Bahal, Kak Shindy,bapauda T.Sianturi beserta keluarga yang telah memberikan doa, perhatian, motivasi dan semangat kepada penulis.

9. Kepada teman-teman Horbes yaitu Putra, Jos, Radot, Glen, Apri, Lukita, Arya, Samuel, Ilham, serta teman-teman stambuk 2011 dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang dengan ikhlas memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan isi dan analisa yang disajikan. Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Desember 2014

(8)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran ... x

Daftar Singkatan ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1.Radikal Bebas ... 5

2.1.1. Definisi Radikal Bebas ... 5

2.1.2. Struktur Kimia... 5

2.1.3. Tipe Radikal Bebas ... 7

2.1.4. Sumber Radikal Bebas ... 8

2.1.5. Efek Radikal Bebas dalam Tubuh ... 11

2.2. Rokok ... 11

2.2.1. Pengertian ... 11

2.2.2. Kandungan Rokok ... 12

2.2.3. Penyakit yang disebabkan oleh Rokok ... 12

2.3. Antioksidan ... 13

2.3.1. Pengertian ... 13

2.3.2. Mekanisme Kerja ... 13

2.3.3. Sumber Antioksidan ... 14

2.3.4. Bahan Pangan yang Mengandung Antioksidan ... 17

2.4. Pengetahuan dan Sikap... 18

2.4.1. Pengetahuan ... 18

2.4.2. Sikap ... 21

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep ... 23

(9)

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian ... 27

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 27

4.2.1. Waktu Penelitian... 27

4.2.2. Tempat Penelitian ... 27

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

4.3.1. Populasi Penelitian... 28

4.3.2. Sampel Penelitian ... 28

4.3.3. Perkiraan Besar Sampel ... 28

4.4. Teknik Pengunpulan Data ... 29

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 29

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 30

5.2. Karakteristik Individu ... 30

5.3. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pria Perokok terhadap Bahan Pangan yang Mengandung Antioksidan... 33

5.4. Pembahasan ... 34

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 38

6.2. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 40

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Struktur Radikal Bebas Biologis... 8

Tabel 2.2. Tipe, Mekanisme, dan Sumber Antioksidan Alami...17

Tabel 3.1. Tabel Bobot Penilaian Kuesioner Tingkat Pengetahuan terhadap Bahan Pangan yang Mengandung Antioksidan... 23

Tabel 3.2. Tabel Bobot Nilai Kuesioner Sikap Subjek terhadap Penggunaan Antioksidan... 26

Tabel 5.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur...30

Tabel 5.2. Distrubusi Sampel Beradasarkan Asal Daerah...31

Tabel 5.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Jurusan...31

Tabel 5.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Semester...31

Tabel 5.5. Distribusi Sampel Berdasarkan Anggota Keluarga yang Merokok...32

Tabel 5.6. Distrubusi Sampel Berdasarkan Jenis Rokok yang Dikonsumsi...32

Tabel 5.7. Distribusi Sampel Berdasarkan Jumlah Rokok yang Dikonsumsi Per hari...32

Tabel 5.8. Distribusi Sampel berdasarkan Indeks Brinkman (IB)...33

Tabel 5.9. Gambaran Pengetahuan Pria Perokok terhadap Bahan Pangan yang Mengandung Antioksidan...33

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur radikal bebas...6 Gambar 3.1. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Pria Perokok terhadap

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Daftar Riwayat Hidup

2 Ethical Clearance

3 Data Induk

4 Data dengan Tabulasi SPSS

5 Lembar Penjelasan

6 Informed Consent

(13)

DAFTAR SINGKATAN

ATP : Adenosine Triphosphate

CAT : Catalase

CDC : Centers of Disease Control and Prevention

DDT : Dichloro-Diphenyl Trichloroethane

DNA : Deoxyribonucleic Acid

GPx : Glutathione Peroxidase

NADPH : Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphate

NO : Nitric Oxide

PAH : Polycyclic Aromatic Hydrocarbon

RE : Retinol Equivalent

ROS : Reactive Oxygen Species

RNS : Reactive Nitrogen Species

(14)

ABSTRAK

Radikal bebas merupakan bahan toksik yang berbahaya bagi tubuh, salah satu sumbernya adalah asap rokok. Penggunaan rokok meningkat dari tahun ke tahun. Pengetahuan yang baik akan penggunaan antioksidan sangat penting untuk mencegah penyakit yang dapat ditimbulkan radikal bebas.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap pria perokok terhadap bahan pangan yang mengandung antioksidan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan didapatkan 100 responden sebagai sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.

Dari penelitian ini didapatkan tingkat pengetahuan pria perokok berada dalam kategori baik dengan persentase 68%. Sikap pria perokok terhadap bahan pangan yang mengandung antioksidan termasuk kategori cukup dengan persentase 72%.

Tingkat pengetahuan yang baik sebaiknya diwujudkan di dalam sikap dan perilaku yang baik untuk peningkatan derajat kesehatan.

(15)

ABSTRACT

Free radicals are toxic substances that are harmful to the body , one source is the cigarette smoke . Cigarette use increased from year to year . Good knowledge of the use of antioxidants is essential to prevent diseases caused by free radicals .

The purpose of this study was to determine the level of knowledge and attitude of male smokers about food containing antioxidants .

This study used a descriptive research method with cross - sectional approach . Determination of the samples was done by purposive sampling method and obtained a sample of 100 respondents . This study used a questionnaire as a data collection tools.

From this study, the level of knowledge of male smokers are in well categories with a percentage of 68% . Male smokers attitude toward food containing antioxidants include enough category with a percentage of 72% .

Good level of knowledge should be embodied in the attitudes and behaviors that are good for health improvement.

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Radikal bebas merupakan atom atau kelompok atom yang tidak berpasangan (Murray, 2009). Radikal bebas dapat terbentuk dari dalam (produksi tubuh) ataupun dari luar tubuh (lingkungan). Normalnya radikal bebas dihasilkan tubuh sebagai hasil dari metabolisme. Ketika sel menggunakan oksigen untuk memproduksi energi, radikal bebas terbentuk sebagai konsekuensi pembentukan ATP di mitokondria. Hasil produksi tersebut dikenal sebagai reactive oxygen species (ROS) dan reactive nitrogen species (RNS) yang berasal dari proses reduksi-oksidasi seluler. ROS memiliki 2 efek yang berlawanan, sebagai bahan yang bermanfaat dan sebagai bahan toksik. Keseimbangan dari kedua efek yang berlawanan tersebut merupakan aspek penting dalam kehidupan (Pham-Huy et al, 2008).

Dalam jumlah kecil atau sedang, radikal bebas memiliki manfaat terhadap fungsi terhadap fungsi sistem imun dan respon seluler. Namun, ketika konsentrasinya tinggi, radikal bebas akan menghasilkan stress oksidatif, suatu proses yang merusak struktur sel tubuh. Stres oksidatif akan memiliki peran dalam perkembangan penyakit-penyakit kronik dan degeneratif seperti kanker, artritis, penuaan, penyakit autoimun, kardiovaskular, dan penyakit neurodegeneratif (Pham-Huy et al, 2008).

(17)

Merokok merupakan hal yang perlu dihindari karena akibatnya yang merugikan seperti kanker, emfisema, penyakit kardiovaskular, serebrovaskular dan abnormalitas perinatal. Dalam asap rokok terkandung sekitar 4000 zat, diantaranya nikotin dan tar yang berpengaruh terhadap terjadinya berbagai penyakit (Vallyathan dan Shi, 1997). Di Indonesia kesadaran untuk menghindari kebiasaan merokok masih terbilang rendah. Rata-rata jumlah batang rokok yang

dihisap penduduk umur ≥ 10 tahun per hari adalah 12,3 batang (setara 1

bungkus). Proporsi umur penduduk umur≥ 15 tahun yang merokok dan

mengunyah tembakau cenderung meningkat dalam Riskesdas 2007 (34,2 %), Riskesdas 2010 (34,7%) dan Riskesdas 2013 (36,3%). Proporsi perokok laki-laki sebesar 64,9 persen, sedangkan pada perokok perempuan sebesar 2,1 persen (Riskesdas Depkes, 2013).

Antioksidan diperlukan untuk mengendalikan jumlah radikal bebas yang berlebihan di dalam tubuh. Antioksidan merupakan suatu molekul yang mampu menstabilkan radikal bebas sehingga tidak merusak jaringan (Rahman, 2007).

Tubuh memiliki pertahanan berupa antioksidan enzimatik seperti superoxide

dismutase (SOD), glutathione peroxidase (GPx), dan catalase (CAT) (Valko et al, 2007). Unsur antoksidan lain yang penting berasal dari vitamin C, vitamin E, dan juga vitamin A. Dengan demikian, mengonsumsi sayur dan buah yang mengandung vitamin dan mineral tertentu sangat diperlukan (Sigit, 2012).

(18)

belakang kesehatan seperti Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, Kesehatan Masyarakat karena dianggap kesadaran akan pemeliharaan kesehatan lebih baik dibanding dengan fakultas lain.

Dari uraian diatas, perlu diketahui bagaimana pengetahuan perokok dan sikapnya mengenai bahan pangan yang mengandung antioksidan. Maka dari itu penulis akan membuat penelitian tentang tingkat pengetahuan dan sikap pria perokok terhadap bahan pangan yang mengandung antoksidan pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Pengetahuan dan tindakan dalam menggunakan pangan antioksidan dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit akibat paparan radikal bebas.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas yaitu:

Bagaimanakah tingkat pengetahuan dan sikap pria perokok terhadap bahan pangan yang mengandung antioksidan pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap pria perokok terhadap bahan pangan yang mengandung antioksidan pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap pria perokok terhadap

(19)

2. Mengetahui pengetahuan pria perokok terhadap radikal bebas dan efeknya pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Mengetahui karakteristik perokok pada Mahasiswa Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

1.4. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Mahasiswa; memberikan pengetahuan mengenai radikal bebas serta

efeknya, dan sumber pangan antioksidan sehingga dapat menumbuhkan kesadaran untuk mencegah risiko penyakit akibat paparan radikal bebas.

2. Institusi Pendidikan; memberi gambaran tentang perilaku kesehatan

mahasiswa sehingga kedepannya dapat dibuat penyuluhan ataupun kebijakan yang dapat meningkatkan derajat kesehatan.

3. Masyarakat; sebagai aspek promotif untuk peningkatan kesehatan

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Radikal Bebas

2.1.1. Definisi Radikal Bebas

Radikal bebas dapat didefinisikan sebagai molekul atau fragmen molekul yang mengandung satu atau lebih berelektron elektron pada atom atau molekul orbital (Halliwell& Gutteridge, 1999). Dalam konsentrasi yang tinggi, radikal bebas akan membentuk stress oksidatif, suatu proses penghancuran yang dapat merusak seluruh sel tubuh (Pham-Huy et al, 2008). Proses kerusakan tubuh ini terjadi bila tidak diimbangi dengan kadar antioksidan tubuh yang baik. Radikal bebas merupakan molekul yang kehilangan satu atau lebih elektron pada

permukaan kulit luarnya. Contohnya, O2 merupakan struktur normal dengan

elektron yang lengkap dari oksigen. Bila kehilangan elektronnya, struktur kimianya berubah menjadi O2- atau dinamakan Superoksida yang merupakan

salah satu radikal bebas (Kumalaningsih, 2006).

2.1.2. Struktur Kimia

(21)

Karena atom-atom berusaha untuk mencapai keadaan stabilitas maksimum, sebuah atom akan selalu mencoba untuk melengkapi lapisan luarnya dengan :

1. Menambah atau mengurangi elektron untuk mengisi maupun mengosongkan lapisan luarnya.

2. Membagi elektron-elektronnya dengan cara bergabung bersama atom yang lain dalam rangka melegkapi lapisan luarnya.

Atom sering kali melengkapi lapisan luarnya dengan cara membagi elektron-elektron bersama atom yang lain. Dengan membagi elektron, atom-atom tersebut bergabung bersama dan mencapai kondisi stabilitas maksimum untuk membentuk molekul. Oleh karena radikal bebas sangat reaktif, maka mempunyai spesifitas kimia yang rendah sehingga dapat bereaksi dengan berbagai molekul lain, seperti protein, lemak, karbohidrat, dan DNA. Dalam rangka mendapatkan stabilitas kimia, radikal bebas tidak dapat mempertahankan bentuk asli dalam waktu lama dan segera berikatan dengan bahan sekitarnya. Radikal bebas akan menyerang molekul stabil yang terdekat dan mengambil elektron, zat yangterambil elektronnya akan menjadi radikal bebas juga sehingga akan memulai suatu reaksi berantai, yang akhirnya terjadi kerusakan sel tersebut.

Gambar 2.1. Struktur radikal bebas

(22)

Radikal bebas dapat terbentuk in-vivo dan in-vitro secara :

1. Pemecahan satu molekul normal secara homolitik menjadi dua. Proses ini jarang terjadi pada sistem biologi karena memerlukan tenaga yang tinggi dari sinar ultraviolet, panas, dan radiasi ion.

2. Kehilangan satu elektron dari molekul normal 3. Penambahan elektron pada molekul normal

Pada radikal bebas elektron yang tidak berpasangan tidak mempengaruhi muatan elektrik dari molekulnya, dapat bermuatan positif, negatif, atau netral (Droge, 2002 dalam Arief, 2006).

2.1.3. Tipe Radikal Bebas

(23)

Tabel 2.1. Struktur Radikal Bebas Biologis Kelompok Oksigen Reaktif

O2- Radikal superoksida (Superoxide Radical)

-OH Radikal hidroksil (Hydroxyl Radical)

ROO- Radikal peroksil (Peroxyl Radical)

H2O2 Hidrogen Peroksida (Hydrogen peroxide)

1

O2 Oksigen tunggal ( Single oxygen)

NO Nitrit oksida (Nitric oxide)

ONOO Nitrit perokside (Nitric peroxide)

HOCl Asam hipoklor ( Hypochlorous acid)

(Sumber: Arief, 2006)

2.1.4. Sumber Radikal Bebas

Radikal bebas dapat berasal dari:

1. Endogen

a. Mitokondria

Di antara berbagai organel dalam sel, mitokondria adalah tempat utama pembentukan ROS selama proses metabolisme normal. Beberapa studi meyakini bahwa 90% pembentukan ROS dihasilkan di mitokondria (Fletcher, 2010). Fosforilasi oksidatif selular mengakibatkan pengurangan univalen oksigen dan pembentukan ROS. Beberapa reaksi enzimatik lain di

mitokondria juga berperan dalam reduksi univalen atau divalen O2

sehingga membentuk O2- atau H2O2. Contohnya, Xantine oksidase dapat

menghasilkan O2- atau H2O2 saat mengkonversi hypoxantine menjadi

xantine sebelum dikonversi menjadi asam urat (Vallyathan dan Shi, 1997).

(24)

Mikrosom merupakan tempat kedua terbanyak dalam memproduksi radikal bebas. Pada saat berlangsungnya proses transpor elektron, terbentuk O2- dan H2O2. Autooksidasi dari sitokrom P-450 dan oksidasi dari NADPH

oleh NADPH dehidrogenase akan memicu terbentuknya O2-. Aktivasi

nukleofil melalu proses reduksi oleh flavin monooxygenase system merupakan proses lain terbentuknya ROS di mikrosom (Vallyathan dan Shi, 1997).

c. Enzim

Beberapa enzim dapat memproduksi O2- dalam sel. Dalam keadaan

hipoksia, oksidasi xantine dan hipoxantine oleh xantine oksidase

menghasilkan O2- yang akan memicu kerusakan sel. Indole amine

dioxgenase, enzim yang umumnya terdapat di jaringan kecuali di hati, terlibat dalam pembentukan O2-. Tryptophan dehydrogenase yang terdapat

di sel hati juga memproduksi O2- ketika bereaksi dengan triptophan

(Vallyathan dan Shi, 1997).

d. Fagosit

Fagosit dapat memproduksi ROS dalam perannya melawan mikroorganisme, partikel asing, dan stimulus-stimulus lain. Aktivasi fagosit memicu suatu respiratory burst, yang ditandai dengan peningkatan uptake

O2, metabolisme glukosa, dan penggunaan NADPH. NADPH-oksidase

mengkatalisis reaksi tersebut, dan memicu pembentukan ROS (Vallyathan dan Shi,1997).

2. Eksogen

a. Obat-obatan

(25)

aktifitasnya (nitrofurantoin), obat kanker seperti bleomycin, anthracyclines (adriamycin), dan methotrexate, yang memiliki aktifitas pro-oksidan. Selain itu, radikal juga berasal dari fenilbutason, beberapa asam fenamat dan komponen aminosalisilat dari sulfasalasin dapat menginaktifasi protease, dan penggunaan asam askorbat dalam jumlah banyak mempercepat peroksidasi lemak (Proctor, 1984 dan dalam Arief, 2006).

b. Radiasi :

Radioterapi memungkinkan terjadinya kerusakan jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Radiasi elektromagnetik (sinar X, sinar gamma) dan radiasi partikel (partikel elektron, photon, neutron, alfa, dan beta) menghasilkan radikal primer dengan cara memindahkan energinya pada komponen seluler seperti air. Radikal primer tersebut dapat mengalami reaksi sekunder bersama oksigen yang terurai atau bersama cairan seluler (Dorge, 2002 dalam Arief, 2006).

c. Asap rokok :

(26)

pembentukan radikal hidroksil yang mematikan dari hidrogen peroksida. Juga ditemukan bahwa perokok mengalami peningkatan netrofil dalam saluran napas bawah yang mempunyai kontribusi pada peningkatan lebih lanjut konsentrasi radikal bebas (Dorge, 2002 dan Proctor, 1984 dalam Arief, 2006).

2.1.5. Efek Radikal Bebas dalam Tubuh

Dalam jumlah yang berlebihan, radikal bebas dan oksidan dapat mengakibatkan suatu proses penghancuran yang disebut oxidative stress, suatu proses penghancuran yang mempengaruhi struktur sel seperti protein, lipid, lipoprotein, dan DNA. Jika tidak diregulasi dengan baik, oxidative stress dapat menyebabkan berbagai penyakit kronik dan degeneratif seperti stoke (Dorge, 2002).

Berikut ini merupakan contoh penyakit dan sistem yang terganggu akibat radikal bebas:

1. Kanker

2. Kardiovaskular 3. Neurologi 4. Respiratori

5. Artritis Reumatoid 6. Nefropati

7. Penyakit Mata

8. Gangguan pada Janin

2.2. Rokok 2.2.1. Pengertian

(27)

mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan (PP No.109 tahun 2012).

2.2.2. Kandungan Rokok

Setiap kali menghirup asap rokok, baik sengaja atau tidak, berarti juga menghisap lebih dari 4.000 macam racun diantaranya bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan bahan yang digunakan dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), racun serangga (DDT), gas beracun (hydrogen cyanide) (Sitepoe, 2000). Asap rokok merupakan campuran berbagai bahan kimia. Beberapa kandungan rokok seperti karbon monoksida (CO), hidrogen sianida (HCN), dan nitrogen oksida (NO) merupakan gas. Komponen lainnya, seperti formaldehida, benzene, akrolein merupakan molekul yang meudah menguap yang terdapat dalam asap rokok. Nikotin, fenol, poliaromatik hidrokarbon (PAHs) merupan molekul mikro padat yang tersimpan dalam asap rokok (Harris, 2000).

Tar mengandungi sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab kanker (karsinogen). Bahan seperti benzopyrene yaitu sejenis policyclic aromatic hydrocarbon (PAH) telah lama diketahui sebagai agen yang memicu proses kejadian kanker (Sitepoe, 2000).

Nikotin memiliki efek yang serupa dengan heroin, amfetamin, dan kokain. Nikotin mempengaruhi sistem mesolimbik di otak dan menimbulkan efek ketagihan bahkan ketergantungan kepada pengguna. Nikotin memiliki beberpa efek dalam tubuh. Nikotin dapat meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan menyebabkan konstriksi pembuluh darah perifer.

Karbon monoksida mengurangi jumlah oksigen yang beredar dalam pembuluh darah perokok. CO berikatan dengan Hb sehingga jumlah Hb yang dapat mengikat O2 menurun begitu juga dengan oksigen yang sampai pada organ

dan jaringan. Sebagai konsekuensinya, jantung memompa darah lebih cepat untuk mengkompensasi kebutuhan O2 di jaringan.

(28)

Merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit, antara lain:

1. Kanker, yaitu kanker paru, laring, esofagus, kavitas oral, faring, hidung dan sinus, lambung, pankreas, dan kanker colorectum (American Cancer Society, 2014).

2. Penyakit Paru, seperti bronkitis, penyakit paru obstruktif kronik, emfisema, bronkiektasis, dan reactive airway disease (Hadjiliadis, 2014).

3. Penyakit Jantung Koroner (Sitepu, 2000)

2.3. Antioksidan 2.3.1. Pengertian

Antioksidan adalah zat yang dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal bebas sebagai hasil metabolisme oksidatif, yaitu hasil reaksi-reaksi kimia dan proses metabolik yang terjadi di dalam tubuh. Berbagai bukti ilmiah menunjukkan bahwa senyawa antioksidan dapay menurunkan risiko terjadinya penyakit kronis seperti kanker dan jantung koroner (Amrun et al, 2007). Antioksidan memiliki fungsi untuk menghentikan atau memutuskan reaksi berantai dari radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh, sehingga dapat menyelamatkan sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas (Hernani dan Rahardjo, 2005).

2.3.2. Mekanisme Kerja

Antioksidan dapat digolongkan menjadi enzim dan vitamin. Antioksidan enzim meliputi superoksida dismutase (SOD), katalase, dan glutation peroksidase (GSH, Prx). Antioksidan vitamin mencakup alfa tokoferol (vitamin E), beta karoten (pro vitamin A), dan asam askorbat (vitamin C) (Rohmatussolihat, 2009). Superoksida dismutase berperan dalam melawan radikal bebas yang terbentuk di mitokondria, sitoplasma, dan bakteri aerob dengan mengurangi bentuk radikal bebas superoksida (Rohmatussolihat, 2009).

(29)

merupakan enzim yang menghancurkan ROS, beberapa merupakan molekul kecil larut air yang menetralkan radikal bebas, dan beberapa menyerap elektron atau energi yang berlebih dari ROS (Halliwell and Gutteridge, 2007). Contoh-contoh antioksidan alami dijelaskan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Tipe, Mekanisme, dan Sumber Antioksidan Alami

Antioksidan Peran Mekanisme Sumber

Asam askorbat (Vitamin C) Menetralkan ROS Memberi elektron pada ROS sehingga stuktur ROS menjadi seimbang

Sayur dan buah,

seperti stroberi, kiwi, bunga kol Vitamin E, isomer tokoferol dan tokotrienol Menetralkan ROS dan memutuskan ikatan rantai Mengambil elektron dan/atau energi Sayuran hijau (bayam), kacang, biji-bijian

Karotenoid Memutus

ikatan rantai

Memutus ikatan rantai pada tekanan parsial oksigen yang rendah,

komplemen kerja dari Vit.E

Wortel, tomat, labu, melon, sayuran hijau, paprika

Flavonoid Menetralkan

ROS

”Sacrificial interaction”

Apel, teh, buah beri, ceri, buah sitrus, daun parsley

Dikutip dari “Halliwell and Gutteridge, (2007)”

2.3.3. Sumber Antioksidan

1. Vitamin A

(30)
[image:30.595.108.501.257.662.2]

membutuhkan 600 retinol ekivalen (RE) dan 500 RE pada wanita dengan usia diatas 19 tahun. Vitamin A terdapat dalam pangan hewani, sedangkan karoten lebih banyak terdapat dalam pangan nabati (Almatsier, 2009).

Tabel. 2.3. Nilai vitamin A berbagai bahan makanan (Retinol Ekivalen (RE) /100 g)

Bahan Makanan RE Bahan Makanan RE

Hati Sapi 13170 Daun Katuk 3111

Kuning Telur Bebek 861 Sawi 1940

Kuning Telur Ayam 600 Kangkung 1890

Ayam 243 Bayam 1827

Ginjal 345 Ubi jalar merah 2310

Ikan sardin (kaleng) 250 Mentega 1287

Minyak ikan 24000 Margarin 600

Minyak kelapa sawit 18000 Susu bubuk “full cream” 471

Minyak hati ikan hiu 2100 Keju 225

Wortel 3600 Susu kental manis 153

Daun singkong 3300 Susu segar 39

Daun Pepaya 5475 Mangga masak pohon 1900

Daun Lamtoro 5340 Pisang raja 285

Daun tales 3118 Tomat masak 450

Daun melinjo 3000 Semangka 177

Sumber: Daftar Analisis Bahan Makanan, FKUI, 1992 dalam Almatsier, 2009

(31)
[image:31.595.109.505.342.643.2]

Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan mudah memberikan hidrogen dari gugus hidroksil (OH) pada struktur cincin radikal bebas. Vitamin E atau tokoferol memiliki beberapa jenis diantaranya alfa-, beta-, gama-, deltatokoferol, dan tokotrienol. Alfa-tokoferol adalah bentuk vitamin E paling aktif, dan digunakan sebagai standar pengukuran vitamin E dalam makanan. Hewan tidak dapat membentuk vitamin E, sehingga kebutuhan vitamin E manusia didapatkan dari sumber pangan nabati. Angka kecukupan vitamin E untuk pria dan wanita diatas 15 tahun adalah 15 mg (Almatsier, 2009)..

Tabel 2.4. Nilai alfa- dan gama tokoferol dalam bahan makanan (mg/100 gram)

Bahan Makanan Alfa-tokoferol (mg) Gama-tokoferol (mg)

Serealia 0,88 0,77

Kacang-kacangan 0,72 5,66

Biji-bijian 9,92 10,97

Sayuran 0,81 0,14

Buah-buahan 0,27 -

Daging 0,31 0,21

Telur 1,07 0,35

Susu 0,34 -

Minyak babi 1,37 0,7

Mentega 1,95 0,14

Margarin 18,92 26,62

Sumber: M. Belizzi, 1986/1987, dalam Garrow, J.S. dan W.P.T. James, Human

Nutrition and Dietetics, 1993, hlm. 231 dalam Almatsier, 2009

(32)
[image:32.595.110.505.319.645.2]

Vitamin C memiliki banyak fungsi dalam tubuh diantaranya sebagai koenzim atau kofaktor. Vitamin C adalah bahan yang memiliki kemampuan untuk mereduksi dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi-reaksi hidroksilasi. Angka kecukupan vitamin C untuk pria diatas 16 tahun sekitar 90 mg, sedangkan untuk wanita diatas 16 tahun sekitar 75 mg. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan lelah, lemah, napas pendek, kejang otot, kulit menjadi kering, kurang nafsu makan, anemia, depresi, gangguan saraf, dan perdarahan gusi (Almatsier, 2009).

Tabel 2.5. Nilai Vitamin C berbagai bahan makanan (mg/100 gram)

Bahan Makanan mg Bahan Makanan mg

Daun singkong 275 Jambu monyet 197

Daun katuk 200 Gandaria (masak) 110

Daun melinjo 150 Jambu biji 95

Daun pepaya 140 Pepaya 78

Sawi 102 Mangga muda 65

Kol 50 Mangga masak pohon 41

Kol kembang 65 Durian 53

Bayam 60 Kedondong (masak) 50

Kemangi 50 Jeruk manis 49

Tomat masak 40 Jeruk nipis 27

Kangkung 30 Nenas 24

Ketela pohon kuning 30 Rambutan 58

Sumber: Daftar Analisis Bahan Makanan, FKUI, 1992 dalam Almatsier, 2009

2.3.4. Bahan Pangan yang Mengandung Antioksidan

(33)

1. Tomat

Tomat kaya akan vitamin C, potasium, serat, dan vitamin A serta beta-karoten yang disebut sebagai likopen yang diyakini mengandung antioksidan. Likopen dapat menurunkan risiko terjadinya kanker seperti kanker prostat, kanker lambung, dan kanker tenggorokan.

2. Wortel

Wortel mengandung beta-karoten, vitamin A, serat, dan gula. Dalam setiap 100 gram wortel segar terdapat beta-karoten sebanyak 6-20 mg dan vitamin C sebanyak 5-10 mg.

3. Kelapa

Air kelapa muda dapat berfungsi sebagai antioksidan yang mengandung glukosa, mineral, kalium, dan asam amino. Dalam 100 gram daging kelapa terdapat 2 mg vitamin C.

4. Cabai

Kandungan dalam cabai adalah vitamin C, A, thiamin, niacin, riboflavin, dan vitamin E. Kandungan vitamin A cabai 470 SI dan vitamin C 18 mg. Cabai dapat melancarkan peredaran darah.

5. Mentimun

Kandungan kimia dalam buah mentimun antara lain saponin, glutation, protein, lemak, karbohidrat, karoten, terpenoid, vitamin B, vitamin C, kalsium, posfor, dan mangan. Dalam setiap 100 gram mentimun mengandung vitamin C sebanyak 8 mg.

6. Anggur

Kandungan buah anggur adalah senyawa saponin, flavonoid, dan polifenol. Sementara yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan adalah senyawa antosianin. Anggur dapat melancarkan buang air kecil, meringankan kandungan asam urat dalam darah, dan memelihara kesehatan hati (Rohmatussolihat, 2009).

(34)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indrayang meliputi indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Kognitif atau pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Menurut Notoatmodjo (2007), tingkatan pengetahuan dalam domain kognitif ada 6 yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali (recall). Dalam kaitannya pengetahuan ibu dalam upaya melatih balita untuk mengontrol buang air kecil maupun besar serta melatih balita untuk buang air kecil maupun besar pada tempatnya.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpratasikan materi tersebut dengan benar. Setelah ibu mengetahui toilet training, maka berlanjut ketahap memahami. Kemampuan pengasuh dalam memahami toilet training ditentukan oleh seberapa banyak materi yang telah diingatnya mengenai pengajar toilet training, serta seberapa tinggi kemampuan pengasuh balita dalam mengartikan dan memberikan makna terhadap materi toilet training.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Setelah ibu tetang toilet training mengetahui diharapkan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari.

(35)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke dalam komponen-komponen bagaimana kemampuan ibu dalam melaksanakan toilet training.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan komponen-komponen di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu objek atau materi, bagaimana penilaian ibu terhadap perilaku tolet training.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007), yaitu :

1.Tingkat pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka seseorang tersebut akan lebih mudah dalam menerima hal-hal baru sehingga akan lebih mudah pula menyelesaikan hal-hal baru tersebut.

2.Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan memberikan pengetahuan yang jelas.

3.Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang, karena informasi-informasi baru akan disaring, apakah sesuai dengan kebudayaan dan agama yang dianut.

(36)

Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, artinya, pendidikan yang tinggi, pengalaman akan luas sedang umur bertambah tua. 5.Sosial Ekonomi

Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan dengan penghasilan yang ada, sehingga menuntut pengetahuan yang dimiliki harus dipergunakan semaksimal mungkin, begitupun dalam mencari bantuan ke sarana kesehatan yang ada, mereka sesuaikan dengan pendapatan keluarga.

2.4.2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

(37)

Sikap dibentuk berdasarkan tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dimiliki seseorang, komponen afektif berhubungan tentang perasaan atau emosi seseorang, dan komponen konatif merupakan kecenderungan seseorang berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimilikinya. Interaksi dari ketiga komponen ini mempengaruhi sikap yang dimiliki suatu individu, bila salah satu saja dari ketiga komponen ini tidak konsisten, maka sikap seseorang terhadap suatu objek pun akan berubah. Sikap memiliki intensitas atau kedalaman, yang artinya kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama antar setiap individu walaupun arah sikap antar individu tersebut sama. Meskipun sikap seseorang terhadap sesuatu sama, negatif ataupun positif, terdapat perbedaan kekuatan sikap antara individu tersebut (Azwar, 1998 dalam Lukiono, 2010).

(38)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

[image:38.595.126.522.465.540.2]

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Pria Perokok terhadap Bahan pangan yang Mengandung Antioksidan

3.2. Definisi Operasional

Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden mengenai bahan pangan yang mengandung antioksidan. Cara ukur yang digunakan adalah

penyebaran kuesioner.Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang berisi dua Tingkat

Pengetahuan dan Sikap Subjek

(39)

puluh pertanyaan tertutup. Sistem bobot penilaian setiap pertanyaan dapat dilihat pada tabel 3.1.Hasil ukur didapat berdasarkan total nilai yang diperoleh dari dua puluh pertanyaan, masing-masing pertanyaan diberi bobot nilai yaitu bobot 3 untuk pengetahuan baik, bobot 2 untuk pengetahuan cukup, dan bobot 1 untuk pengetahuan kurang. Tingkat pengetahuan dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Baik : apabila nilai yang diperoleh responden >75% sampai 100% atau total nilai 46-60

b. Cukup : apabila nilai yang diperoleh responden >50% sampai 75% atau total nilai 31-45

c. Kurang : apabila nilai yang diperoleh responden ≤ 50% atau total nilai ≤ 30

[image:39.595.101.516.423.756.2]

Skala ukur yang digunakan adalah skala ordinal.

Tabel 3.1. Tabel Bobot Penilaian Kuesioner Tingkat Pengetahuan terhadap Bahan Pangan yang Mengandung Antioksidan

No Pertanyaan A B C

1. Apakah Anda mengetahui dan pernah mendengar tentang radikal bebas?

3 2 1

2. Menurut anda, apakah yang dimaksud radikal bebas? 2 1 3

3. Menurut anda, jenis-jenis radikal bebas itu meliputi apa saja? 1 3 2 4. Bagaimana radikal bebas dapat menimbulkan penyakit setahu

anda?

3 2 1

5. Apa saja penyakit yang sering disebabkan oleh radikal bebas 2 1 3 6. Apakah anda pernah mendengar dan mengetahui tentang

antioksidan?

3 2 1

7. Apakah anda mengetahui bahwa antioksidan dapat menangkal radikal bebas bahkan mencegah penyakit?

3 1 2

8. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan antioksidan? 1 2 3

9. Apa saja jenis-jenis zat yang dikatakan antioksidan? 2 3 1

10. Dari mana kita dapat sumber antioksidan dari luar tubuh , menurut anda

3 2 1

11. Menurut anda bagaimana cara antioksidan menangkal radikal bebas dan mecegah penyakit

3 2 1

12. Menurut anda, apa saja yang termasuk antioksidan? 1 3 2

13. Menurut Anda, kandungan apa yang banyak terdapat dalam wortel?

1 3 2

14. Bahan makanan mana yang mengandung vit. E: 3 2 1

15. Bahan makanan mana yang mengandung vit. C 1 2 3

16. Bahan makanan mana yang memiliki kandungan vitamin E paling besar

(40)

17. Bahan makanan mana yang mengandung flavonoid terbesar 2 3 1

18. Kandungan apa yang terdapat dalam tomat 3 2 1

19. Apa saja akibat dari kekurangan vitamin C? 3 2 1

20. Pada fungsi apa saja vitamin A berperan? 3 2 1

2. Perokok

Perokok adalah individu yang melakukan akitivitas merokok secara rutin minimal satu batang per hari (Qian et al, 2010).Cara ukur yang digunakan adalah penyebaran kuesioner.Alat ukur yang digunakan adalah

kuesioner.Hasil ukur yang didapat menggunakan Indeks Brinkman (lama merokok dalam tahun dikalikan rata-rata jumlah rokok yang dihisap per hari) adalah sebagai berikut:

a. Perokok Ringan : 0-200

b. Perokok Sedang : 200-600

c. Perokok Berat : >600

(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003) Skala ukur yang digunakan adalah skala ordinal.

3. Sikap

Sikap adalah respon atau reaksi seseorang terhadap penggunaan antioksidan. Cara ukur yang digunakan adalah penyebaran kuesioner.Alat ukur yang

digunakan adalah kuesioner berisi pertanyaan tertutup.Hasil ukur didapat berdasarkan total nilai yang diperoleh dari 12 pertanyaan, masing-masing pertanyaan diberi bobot nilai 3 untuk jawaban sering, nilai 2 untuk jawaban jarang, dan nilai 1 untuk jawaban tidak pernah. Tindakan dapat dikategorikan sebagai berikut:

(41)

b. Cukup : apabila nilai yang diperoleh responden >50% sampai 75% atau total nilai 19-27.

c. Kurang : apabila nilai yang diperoleh responden <50% atau total nilai ≤ 18.

[image:41.595.106.515.326.738.2]

Skala ukur yang digunakan adalah skala ordinal.

Tabel 3.2. Tabel Bobot Nilai Kuesioner Sikap Subjek terhadap Penggunaan Antioksidan

No Pertanyaan Sering Jarang Tidak

Pernah

1 Apakah anda mengonsumsi buah jambu,

pepaya,durian,jeruk, nenas, dan rambutan?

3 2 1

2 Apakah anda mengonsumsi sayur daun

singkong, daun katuk, sawi, kol, bayam, tomat?

3 2 1

3 Apakah anda menggunakan kosmetik

pelindung kulit yang mengandung antioksidan (vitamin E, isoflavon)

3 2 1

4 Apakah anda mengonsumsi jagung, kacang

kedelai, kacang tanah, kacang almond dan minyak kelapa?

3 2 1

5 Apakah anda mengonsumsi buah alpukat,

mangga?

3 2 1

6 Apakah anda mengonsumsi daging, telur,

sereal, susu, mentega?

3 2 1

7 Apakah anda mengonsumsi pisang,

semangka?

3 2 1

8 Apakah anda mengonsumsi daun pepaya,

daun melinjo, wortel, kangkung?

3 2 1

9 Apakah anda mengatur pola makan dengan

baik; sarapan, makan siang, dan makan malam?

3 2 1

10 Apakah anda mengonsumsi suplemen

multivitamin?

3 2 1

11 Apakah anda mengonsumsi hati sapi, ikan

sardin (kaleng), ubi jalar, keju?

3 2 1

12 Apakah anda melakukan usaha untuk berhenti

merokok?

(42)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi cross sectional. Karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena yang ditemukan, baik yang merupakan faktor risiko maupun efek atau hasil dan peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu sehingga tidak melakukan tindak lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan (Sastroasmoro dan Ismael, 2013). Penelitian ini dilakukan untuk menilai tingkat pengetahuan dan sikap pria perokok terhadap bahan pangan yang mengandung antioksidan pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi kuantitatif dengan menggunakan kuesioner berisi pertanyaan tertutup.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Setelah mendapat persetujuan dari komite etik penelitian FK USU-RSHAM, penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2014.

4.2.2. Tempat Penelitian

(43)

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode judgemental

sampling atau purposive sampling untuk kemudian ditentukan kriteria sampel berdasarkan kriteria subyektif peneliti yaitu responden yang melakukan aktivitas menghisap rokok pada saat dilakukan penelitian. Metode judgemental sampling

atau purposive sampling berarti sampel atau responden dipilih secara acak oleh peneliti berdasarkan oleh pertimbangan subyektifnya, bahwa responden tersebut dapat memberikan informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan penelitian (Sastroasmoro dan Ismael, 2013).

Sampel yang akan diambil mempunyai kriteria; merokok secara rutin minimal 1 batang per hari dan bersedia menjadi sampel penelitian.

4.3.3. Perkiraan Besar Sampel

(44)

� = ��

2�� �2 Keterangan:

n = besar sampel

Zα = deviasi baku alpha

P = proporsi kategori

Q = 1-P

d = presisi

Pada penelitian ini, tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95 % sehingga

untuk Z duah arah diperoleh nilai Zα = 1,96. Nilai P yang ditetapkan adalah 0,50karena peneliti belum mengetahui proporsi sebelumnya, selain itu karena penggunaan P = 0,50 mempunyai nilai P x (1 – P) paling besar sehingga dihasilkan besar sampel paling banyak. Kesalahan absolute atau ketetapan relatif yang diinginkan adalah sebesar 10 %. Berdasarkan rumus tersebut maka besar sampel dapat dihitung sebagai berikut :

Diketahui :

Zα = 1,96

P = 0,50 Q = (1 – 0,50)

d = 0,10 , maka n adalah

�= ��

2�� �2

�= (1,96)

2 0,50 (10,50)

(0,10)2

�= 0,9604 0,01

�= 96,04 dibulatkan menjadi 97 orang, dijadikan 100 orang

4.4. Teknik Pengumpulan Data

(45)

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diberikan kepada subjek penelitian.

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini, data penelitian diperoleh dari hasil kuesioner berupa jawaban dari responden diubah menjadi data kuantitatif dalam bentuk skor nilai. Kemudian data yang telah terkumpul tersebut dilakukan pengolahan dengan menggunakan program SPSS.

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan Fakultas Teknik Univeritas Sumatera Utara di Jalan Almamater, Kampus USU, Medan pada tanggal 23-27 November 2014. Universitas Sumatera Utara memiliki empat belas fakultas yang terdiri-dari Fakultas Kedokteran, Hukum, Farmasi, Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Matematika dan IPA, Ilmu Budaya, Pertanian, Kedokteran Gigi,

Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, Psikologi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Ekonomi dan Fakultas Teknik. Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara memiliki tujuh jurusan yaitu Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Industri, Teknik Kimia, Teknik Arsitektur, dan Teknik Lingkungan.

5.2. Karakteristik Individu

Penelitian ini diikuti seratus orang responden perokok yang terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Pengambilan data dilakukan dengan mengambil data primer melalui kuesioner yang diisi oleh responden. Responden mengisi identitas pribadi berupa umur, domisili, jurusan, semester, anggota keluarga yang merokok, jenis dan jumlah rokok yang

(46)
[image:46.595.107.504.134.250.2]

Tabel 5.1. Distrubusi Sampel berdasarkan Umur

Umur (tahun) Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

17 2 2

18 19 19

19 13 13

20 22 22

21 31 31

22 10 10

23 3 3

Total 100 100

Berdasarkan tabel 5.1. responden yang mengikuti penelitian ini berada pada rentang usia 17-23 tahun. Responden yang berusia 21 merupakan responden terbanyak dengan jumlah 31 orang (31%). Responden yang berusia 17 tahun merupakan responden paling sedikit dengan jumlah 2 orang (2%).

Tabel 5.2. Distribusi Sampel berdasarkan Asal Daerah

Asal Daerah Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

Medan 45 45

Luar Medan 55 55

Total 100 100

[image:46.595.108.513.528.620.2]

Berdasarkan tabel diatas, responden yang berasal di kota Medan sejumlah 45 orang (45%) dan responden yang berasal dari luar kota Medan sebanyak 55 orang (55%).

Tabel 5.3. Distribusi Sampel berdasarkan Jurusan

Jurusan Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

T.Industri 46 46

T.Sipil 24 24

T.Kimia 6 6

T.Arsitektur 12 12

T.Lingkungan 12 12

Total 100 100

(47)
[image:47.595.107.498.134.226.2]

Tabel 5.4. Distribusi Sampel berdasarkan Tingkat Semester

Semester Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

1 22 22

3 13 13

5 22 22

7 38 38

9 5 5

Total 100 100

[image:47.595.106.506.328.405.2]

Berdasarkan tabel 5.4. penelitian ini diikuti oleh responden yang berada pada semester satu, tiga, lima, tujuh, dan sembilan. Responden terbanyak berada pada semester tujuh sebanyak 38 orang (38%).

Tabel 5.5. Distribusi Sampel berdasarkan Anggota Keluarga yang Merokok

Anggota Keluarga Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

Ayah 38 38

Saudara laki-laki 10 10

Ayah dan Saudara laki-laki 22 22

Tidak Ada 30 30

Total 100 100

[image:47.595.110.505.570.623.2]

Berdasarkan tabel diatas, sebanyak 38 responden (38%) memiliki ayah yang juga merokok, 10 responden (10%) memiliki saudara laki-laki (abang atau adik) yang juga merokok, 22 responden (22%) memiliki ayah dan saudara laki-laki (abang atau adik) yang juga merokok, dan 30 responden (30%) tidak memiliki anggota keluarga yang juga merokok.

Tabel 5.6. Distribusi Sampel berdasarkan Jenis Rokok yang Dikonsumsi

Jenis Rokok Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

Sigaret 74 74

Kretek 26 26

Total 100 100

Berdasarkan tabel diatas, sebanyak 74 responden (74%) mengonsumsi rokok sigaret dan 26 responden (26%) mengonsumsi rokok kretek.

Tabel 5.7. Distribusi Sampel berdasarkan Jumlah Rokok yang dikonsumsi per hari

Jumlah Rokok Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

(48)

11-20 35 35

>20 11 11

Total 100 100

[image:48.595.109.506.275.341.2]

Berdasarkan tabel 5.7. sebanyak 54 responden (54%) mengonsumsi 1-10 batang rokok per hari, 35 responden (35%) mengonsumsi 11-20 batang rokok per hari, dan 11 responden (11%) mengonsumsi lebih dari 20 batang rokok per hari.

Tabel 5.8. Distribusi Sampel berdasarkan Indeks Brinkman (IB)

Indeks Brinkman (IB) Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

0-200 97 97

200-600 3 3

>600 0 0

Total 100 100

Berdasarkan tabel 5.8, sebagian besar responden tergolong perokok ringan (IB 0-200) dengan jumlah 97 responden (97%). Hanya 3 responden (3%) yang

tergolong perokok sedang (IB 200-600) dan tidak ada responden yang tergolong perokok berat (IB > 600).

5.3. Tingkat Pengetahuan dan Sikap terhadap Bahan Pangan yang mengandung Antioksidan

Tabel 5.9. Gambaran Pengetahuan Pria Perokok terhadap Bahan Pangan yang Mengandung Antioksidan

Pengetahuan Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

Baik 62 62

Cukup 38 38

Kurang 0 0

Total 100 100

[image:48.595.107.492.695.749.2]

Berdasarkan tabel diatas, dari seratus orang responden, terdapat 62 orang (62%) yang memiliki pengetahuan yang baik.

Tabel 5.10. Gambaran Sikap Pria Perokok terhadap Bahan Pangan yang Mengandung Antioksidan

Sikap Jumlah Sampel (n) Persentase (%)

Baik 25 25

Cukup 72 72

(49)

Total 100 100 Berdasarkan tabel diatas, dari seratus responden, 25 orang (25%) memiliki sikap yang baik dalam penggunaan antioksidan.

5.4. Pembahasan

Perokok merupakan individu yang melakukan aktivitas menghisap rokok minimal 1 batang per hari secara rutin selama minimal 6 bulan. Derajat merokok dapat dikategorikan berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi per hari dan berdasarkan Indeks Brinkman (IB). Berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi per hari, perokok dikategorikan menjadi perokok ringan yang mengonsumsi rokok 1-10 batang, perokok sedang yang mengonsumsi rokok 11-20 batang, dan

perokok berat yang mengonsumsi lebih dari 20 batang per hari (Qian et al, 2010). Berdasarkan Indeks Brinkman, yaitu perkalian antara lama merokok dalam tahun dengan rata-rata jumlah rokok yang dihisap per hari, derajat merokok

dikategorikan ringan bila IB 0-200, sedang bila IB 200-600, dan berat bila IB >600. Individu yang merokok secara aktif tidak hanya memberi dampak buruk pada dirinya sendiri, tetapi juga memberi polusi pada orang lain dan lingkungan atau yang biasa disebut perokok pasif.

Rata-rata proporsi perokok di Indonesia adalah 29,3%, sementara di provinsi Sumatera Utara rata-rata proporsi perokok adalah 24,2%. Proporsi perokok pada kelompok usia 15-19 tahun sekitar 11,2%, sementara pada

kelompok usia 20-24 tahun sekitar 27,2% (Riskesdas, 2013). Berdasarkan jumlah responden yang mengikuti penelitian ini dibandingkan jumlah populasi

mahasiswa Fakultas Teknik sejumlah 3870 orang, diperoleh proporsi perokok sebesar 2,6%.

Tabel 5.7 menggambarkan sebanyak 54 orang (54%) mengonsumsi rokok rata-rata 1-10 batang per hari sebanding dengan rata-rata konsumsi perokok umur >10 tahun di Indonesia yaitu sebanyak 12,3 batang (Riskesdas, 2013). Menurut

(50)

Perilaku merokok seseorang dapat dipengaruhi oleh sikap permisif orang tua terhadap rokok, lingkungan sebaya, dan kepuasan psikologik. Penelitian Komasari dan Helmi (2000) menunjukkan bahwa ada hubungan antara ketiga faktor tersebut terhdap perilaku merokok pada remaja. Keluarga yang juga merokok akan memengaruhi perilaku merokok pada anggota keluarga yang lain. Pada tabel 5.5. didapatkan 70% responden memiliki anggota keluarga (ayah atau saudara laki-laki) yang juga merokok sehingga akan mempengaruhi perilaku merokok pada responden.

Antioksidan adalah zat yang dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal bebas sebagai hasil metabolisme oksidatif, yaitu hasil reaksi-reaksi kimia dan proses metabolik yang terjadi di dalam tubuh (Amrun et al, 2007). Konsumsi sayur dan buah yang cukup dapat menurunkan risiko individu mendapatkan penyakit-penyakit degeneratif sehubungan dengan kandungan antioksidan di dalamnya (American Society for Nutritional Sciences, 2003).

Pengetahuan merupakan hasil dari ‘tahu’ yang didapatkan setelah

seseorang melakukan pengindraan terhadap sesuatu. Pengindraan dapat meliputi penciuman, penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan. Pengetahuan sangat mempengaruhi suatu individu dalam berperilaku (Notoadmojo, 2007). Penelitian ini menggambarkan pengetahuan dan sikap pria perokok pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Berdasarkan tabel 5.8. sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik terhadap bahan pangan yang mengandung antioksidan yaitu sebanyak 62 orang (62%), responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 38 orang (38%), dan tidak dijumpai responden yang memiliki pengetahuan kurang terhadap bahan pangan yang mengandung antioksidan.

(51)

Pertanyaan kesepuluh mengenai sumber antioksidan dari luar tubuh dijawab benar oleh 81 responden (81%). Hasil ini menunjukan informasi mengenai radikal bebas dan antioksidan sebagai pencegah radikal bebas sudah terpenuhi di kalangan mahasiswa.

Variabel sikap terdiri dari 12 pertanyaan mengenai bagaimana pola konsumsi responden terhadap bahan pangan yang mengandung antioksidan dan sikap responden untuk berhenti merokok. Responden diminta untuk

menggambarkan rata-rata frekuensi konsumsi sumber antioksidan di dalam satu minggu, kategori sering bila mengonsumsi sebanyak 3-5 kali seminggu, jarang bila mengonsumsi 1-2 kali seminggu, dan kategori tidak pernah bila individu tidak mengonsumsi bahan pangan tersebut selama satu minggu (Nova,2012).

Berdasarkan tabel 5.9. hanya sebagian kecil responden yang memiliki sikap yang baik dalam penggunaan bahan pangan yang mengandung antioksidan yaitu sekitar 25 orang (25%). Sebagian besar responden memiliki sikap cukup yaitu sebanyak 72 orang (72%). Responden yang memiliki sikap kurang hanya sebanyak 3 orang (3%).

Pertanyaan keenam memiliki frekuensi jawaban sering tertinggi yaitu sebanyak 59 orang (%). Pertanyaan tersebut menggambarkan 59 responden mengonsumsi daging, susu, sereal, telur, mentega yaitu bahan pangan yang mengandung vitamin E sebanyak lebih dari 3 kali dalam seminggu sebanding dengan persentase konsumsi makanan berlemak pada kelompok usia 15-24 tahun yang mengonsumsi makanan berlemak 1-6 kali seminggu sebesar 48%

(Riskesdas, 2013). Dalam pertanyaan sikap untuk berhenti merokok, hanya 44 orang (44%) yang berusaha untuk berhenti merokok.

Kekurangan penelitian ini adalah tidak meneliti tentang faktor yang mempengaruhi pengetahuan mahasiswa terhadap antioksidan sehubungan dengan tingkat pendidikan yang sama pada masing-masing responden. Selain itu,

(52)
(53)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan:

1. Sebagian besar responden pada penelitian ini memiliki pengetahuan yang baik terhadap bahan pangan yang mengandung antioksidan, sedangkan pada aspek sikap, mayoritas responden berada pada kategori sikap cukup. 2. Sebagian besar responden sudah mengetahui sumber radikal bebas dan

efeknya terhadap kesehatan tubuh

3. Sebagian besar responden tergolong perokok ringan,mayoritas responden mengonsumsi ≤ 10 batang rokok sigaret per hari, kebanyakan responden memiliki anggota keluarga yang juga merokok, dan jenis rokok sigaret lebih banyak dikonsumsi.

6.2. Saran

Saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah:

1. Mahasiswa Teknik: perlu mengikuti perkembangan informasi kesehatan

tentang makanan sehat dan bergizi. Selain itu, perlu mengatur pola makan dengan baik untuk memenuhi kebutuhan gizi terlebih untuk vitamin dan mineral sebagai upaya pencegahan penyakit.

2. Institusi Pendidikan: perlu membuat kebijakan mengenai larangan merokok di lingkungan kampus agar siswa yang tidak merokok tidak terkena dampak akibat merokok sebagai perokok pasif. Selain itu, penyuluhan mengenai kesehatan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, bahan pangan yang bermanfaat bagi tubuh juga perlu diberikan kepada siswa demi peningkatan derajat kesehatan.

(54)

dalam mengatur pola makanannya setiap hari dan untuk penelitian

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 153-162, 173-178, 185-190

American Cancer Society. 2014. Cancer Facts and Figures 2014. Available from:http://www.cancer.org/acs/groups/content/@research/documents/webc ontent/acspc-042151.pdf [Accesed 9 Januari 2015]

Araujo V, Arnal C, Boronat M, et al. 1998. Oxidant-anti oxidant imbalance in blood of children with juvenile rheumatoid arthritis. Bio Factor. 8: 155-59

dalam: Arief, Sjamsul. 2006. Radikal Bebas. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR/RSU Dr. Soetomo Surabaya

Azwar, Syaifudin. 1998. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset dalam Lukiono, W.T. 2010. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Pemanfaatan Jaminan Kesehatan pada Ibu Hamil Miskin di Kota Blitar. Blitar: Program Studi Kedokteran Keluarga Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Repunlik Indonesia

Droge W., 2002. Free Radicals In The Physiological Control Of Cell Function. Physiol Rev. 82: 47-95 dalam: Arief, Sjamsul. 2006. Radikal Bebas.

(56)

Elvia, N. 2012. Gambaran Pola Konsumsi dan Pola Penyakit pada Usia Lanjut di Wilayah Kerja Puskesmas TapakTuan Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2012. Aceh Selatan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Fuadah, M. 2012. Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Merokok pada Mahasiswa Laki-laki Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta. Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Hadjiliadis, D. 2014. Lung Disease. Available

fro [Accesed 8 Januari 2015]

Halliwell B, Gutteridge J.M.C. 1999. Free Radicals in Biology and Medicine, 3rd edn. Oxford: Clarendon Press

Halliwell, B. and Gutteridge, J. M. C. (2007). Free Radicals in Biology and Medicine. Oxford: Oxford University Press dalam Henry, J. 2014. Advances in Food and Nutrition Research. Volume 71-Academic Press

Harris, A., Ikhsan, M., Rogayah, R. 2012. Asap Rokok sebagai Bahan Pencemar dalam Ruangan. CDK-189 39 (4) : 17-20

Hernani, Rahardjo M. 2005.Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya dalam Rohmatussolihat. 2009. Antioksidan, Penyelamat Sel-sel Tubuh Manusia. BioTrends 4 (1): 5-11

Inoue, M., 2001. Protective mechanisms against reactive oxygen species. In: Arias IM The liver biology and pathobiology Lippincott Williams and Wilkins 4th-ed. Philadelphia, 90-281 dalam Arief, Sjamsul. 2006. Radikal Bebas.

(57)

Komasari, D, Helmi, A. F. 2000. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Merokok pada Remaja. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, Universitas Gadjah Mada

Kumalaningsih, Sri., 2006. Antioksidan Alami-Penangkal Radikal Bebas.

Surabaya: Trubus Agrisarana, 7-86

Kusminingrum, Nanny, Gunawan, G. 2008. Polusi Udara AkibatAktivitas Kendaraan Bermotor di Jalan Perkotaan Pulau Jawa dan Bali. Pusat Litbang Jalan dan Jembatan

Lobo, V., Phatil, A., Phatak, A., Chandra, N. 2010. Free Radical, Antioxidant, and Functional Food: Impact on Human Health. Pharmacognosy Reviews 4 (8): 118-124

McDaniel, J. 2012. Inflammation, Free Radicals and The Health Benefit of Nuts.

Available from:

Murray, Robert.K, Granner, Darry K., Rodwell, Victor.W; alih bahasa, Brahm U. Pendit ; editor bahasa Indonesia, Nanda Wulandari ... [et al.]. 2009.

Biokimia Harper Ed. 27. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, Soekidjo., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta, 133-145

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Pedoman Diagnosis dan

Penatalaksanaan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) di Indonesia.

(58)

Pham-Huy, L. A, He, Huo, P, Chuong. 2008. Free Radicals, Antioxidants in Disease and Health. Int J Biomed Sci 4 (2) : 89-96

Proctor PH, Reynolds ES. 1984. Free radicals and disease in man. Physiol Chem Phys Med. 16: 175-95 dalam: Arief, Sjamsul. 200 6. Radikal Bebas.

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR/RSU Dr. Soetomo Surabaya

Qian, J, Cai, M, Gao, J, Tang, S, Xu, L, Critchley, J.A. 2010. Trends in smoking and quitting in China from 1993 to 2003: National Health Service Survey data. China: Bulletin of World Health Organization

Rahman, K. 2007. Studies on Free Radicals, Antioxidants, and Co-Factors. Clin Interv Aging. Vol. 2, No. 2: 219-236

Rohmatussolihat. 2009. Antioksidan, Penyelelamat Sel-sel Tubuh Manusia.

BioTrends 4 (1): 5-11

Sastroasmoro, S., dan Ismael, S.2013. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Ke-4. Jakarta: Sagung Seto

Sigit, I. I. 2012. Kiat Sederhana Tangkal Radikal Bebas. Available from: Januari 2015]

Sitepu, M. 2000. Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta : Grasindo

Valko, M., Leibfritz, D., Moncol, J., Cronin, M. T.D., Mazur, M., Telser, J. 2006.

(59)
(60)

LAMPIRAN 1 CURRICULUM VITAE

Nama : Glori Teofilus

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 17 Desember 1993

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Prof. H. Zulkarnaen SH 4/15 Komplek Dosen USU

Riwayat Pendidikan : 1. SD St. Fransiskus III Rawamangun (2000-2006) 2. SMP Labschool Jakarta (2006-2009)

(61)
(62)

LAMPIRAN 3 DATA INDUK

No. Umur Asal Daerah Jurusan Semester AngKeluarga Jenis Rokok

I.Brinkman

1 21 Tanjung Balai Industri 7 Ayah sigaret 35 2 21 Medan Industri 7 Ayah sigaret 60 3 21 BukitTinggi Industri 7 Abang sigaret 60 4 21 Medan Industri 7 Ayah sigaret 40 5 21 Pangururan Industri 7 Tidak Ada sigaret 45 6 18 Medan Industri 1 Abang sigaret 24 7 21 Kisaran Industri 7 Abang sigaret 42 8 20 Kisaran Industri 7 Ayah, adik sigaret 30 9 22 Stabat Industri 7 Ayah, abang sigaret 28 10 21 Pekanbaru Industri 7 Ayah sigaret 70 11 20 Batangkuis Industri 7 Ayah, abang sigaret 80 12 22 Medan Industri 9 Ayah sigaret 90 13 20 Medan Industri 7 Ayah sigaret 24 14 20 Bagan Batu Industri 7 Abang sigaret 90 15 20 Medan Industri 7 Ayah, abang kretek 95 16 21 Perbaungan Industri 7 Ayah sigaret 84 17 22 Kisaran Industri 7 Ayah, abang kretek 216 18 21 Batangkuis Industri 7 Abang sigaret 72 19 18 Rantau Parapat Kimia 1 Ayah, abang kretek 110 20 18 Medan Kimia 1 Ayah, adik kretek 182 21 19 Jakarta Kimia 5 Tidak ada sigaret 50 22 21 Medan Kimia 5 Ayah sigaret 32 23 18 Medan Kimia 5 Adik kretek 45 24 17 Asahan Kimia 5 Tidak Ada kretek 42 25 19 Medan Industri 3 Ayah, abang sigaret 24 26 20 Tapanuli

Tengah

Industri 3 Ayah kretek 85

27 19 Medan Industri 3 Tidak Ada sigaret 44 28 19 Panyabungan Industri 3 Ayah, abang kretek 56 29 21 Medan Industri 7 Ayah, abang kretek 78 30 20 Medan Industri 3 Ayah sigaret 45 31 22 Medan Sipil 9 Ayah sigaret 63 32 22 Medan Sipil 9 Ayah sigaret 48 33 20 Dairi Arsitektur 5 Tidak Ada sigaret 40 34 20 Takengon Arsitektur 5 Ayah sigaret 16 35 20 Medan Arsitektur 5 Tidak Ada sigaret 32 36 20 Dolok Sanggul Arsitektur 5 Ayah sigaret 40 37 20 Payakumbuh Arsitektur 5 Ayah kretek 96 38 20 Siantar Arsitektur 3 Tidak Ada kretek 90 39 20 Medan Arsitektur 5 Ayah, abang sigaret 16 40 20 Medan Arsitektur 5 Ayah sigaret 21 41 20 Pekanbaru Arsitektur 5 Ayah sigaret 21

No. Umur Asal Daerah

Jurusan Semester AngKeluarga Jenis Rokok

I.Brinkman

42 21

Kuala

Simpang Arsitektur 5 Tidak Ada kretek 140 43 18 Kisaran Sipil 1 Tidak Ada sigaret 12 44 18 Kisaran Sipil 1 Tidak Ada sigaret 10 45 19 Sidikalang Industri 3 Ayah sigaret 60 46 19 Medan Industri 3 Ayah kretek 56

47 18

Tanjung

(63)

48 19 Riau Industri 3 Ayah kretek 144 49 19 Sibolga Industri 3 Tidak Ada sigaret 40 50 20 Medan Industri 3 Ayah sigaret 144 51 23 Balige Industri 5 Tidak Ada sigaret 40 52 23 Medan Industri 9 Ayah kretek 112 53 22 Balige Industri 5 Ayah sigaret 35 54 22 Sidempuan Sipil 7 Ayah, abang sigaret 216 55 22 Medan Sipil 9 Ayah sigaret 50 56 22 Jakarta Sipil 7 Ayah, abang sigaret 60 57 21 Medan Sipil 7 Abang sigaret 20 58 21 Medan Sipil 5 Tidak Ada kretek 144 59 21 Medan Sipil 7 Tidak Ada sigaret 75 60 18 P. Brandan Sipil 1 Ayah sigaret 24

Gambar

Gambar 2.1. Struktur radikal bebas
Tabel 2.2. Tipe, Mekanisme, dan Sumber Antioksidan Alami
Tabel. 2.3. Nilai vitamin A berbagai bahan makanan
Tabel 2.4. Nilai alfa- dan gama tokoferol dalam bahan makanan (mg/100 gram)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kekerasan verbal yang dialami anak akan berdampak secara holistik yaitu dampak psikis yang dirasakan oleh korban antara lain berkeringat, jantung berdetak

Mad Shilah Qashirah adalah apabila ada kata ganti (ha’ dlomir) yang didahului dengan huruf yang berharakat ( ̶ )/ ( ̶ )... Mad

Sensor fluxgate bekerja dengan cara membangkitkan medan magnet untuk dirinya sendiri sebagai medan magnet acuan, jika terdapat bahan magnet yang bergetar pada posisi x

Al- Ghazali dan kaum sufi memiliki pandangan bahwa al-Qur’an mempunyai sisi zahir (eksoteris) dan sisi batin (esoteris). Dua sisi ini dalam perspektif al-Ghazali

Bagi KPP Pratama Pangkalpinang, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai dasar pertimbangan dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam

4. Hewan pemakan ikan, misalnya burung pelikan, burung bangau.. Hewan pemakan segala adalah hewan yang memakan tumbuhan dan memakan daging. Hewan ini disebut dengan omnivora.

Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Pekerjaan Gali Waled Dan Pembersihan Saluran DI Asinan Ds Kadibolo Cs..

Di awal semester, mahasiswa mengisi KRS dan di akhir semester, mahasiswa mengisi kuesioner kinerja dosen untuk tiap-tiap dosen per mata kuliah, LPPM mengirimkan rekap