• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Penggajian Karyawan Tetap Harian Di Kebun Kelapa Sawit Adolina PTP Nusantara IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Sistem Penggajian Karyawan Tetap Harian Di Kebun Kelapa Sawit Adolina PTP Nusantara IV"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM PENGGAJIAN KARYAWAN TETAP HARIAN DI KEBUN KELAPA SAWIT ADOLINA-PTP NUSANTARA IV

SKRIPSI Oleh :

Sarah Margaretha de Fretes 040304011

SEP-AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISIS SISTEM PENGGAJIAN KARYAWAN TETAP HARIAN DI KEBUN KELAPA SAWIT ADOLINA-PTP NUSANTARA IV

SKRIPSI Oleh :

Sarah Margaretha de Fretes 040304011

SEP-AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai salah Satu Syarat Untuk Dapat Menyelesaikan Perkuliahan di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

DISETUJUI OLEH, KOMISI PEMBIMBING

(Ir. Luhut Sihombing, MP) (Ir.A.T. Hutajulu,MP)

Ketua Anggota

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

Latar belakang 1

Identifikasi Masalah 5

Tujuan Penelitian 6

Kegunaan Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI,

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Tinjauan Pustaka 8

Landasan Teori 10

Kerangka Pemikiran 12

Hipotesis Penelitian 14

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian 15

Metode Penentuan Sampel 15

Metode Pengumpulan Data 15

Metode Analisis Data 15

Definisi dan Batasan Operasional 16

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian

Sejarah Perusahaan

Letak Geografis, Luas, dan Batasan Wilayah

Lingkungan Fisik

Sarana dan Prasarana

Karakteristik Sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem dan Teknis Penggajian Karyawan Tetap Harian PTPN IV

Sistem Penggajian Karyawan Tetap Harian PTPN IV

Teknis Penggajian Karyawan Tetap Harian PTPN IV

Kinerja Karyawan Tetap Harian

Kinerja Karyawan Pemanenan

Kinerja Karyawan Pemeliharaan

Target Perusahaan terhadap Sistem Penggajian yang Ada

Persentase Penggajian Karyawan Tetap Harian

terhadap Biaya Produksi

(4)

Permasalahan Sistem Penggajian

Upaya Pihak Manajemen dalam Mengatasi Masalah Sistem

Penggajian

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepadas Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

kasih – Nya yang memberikan kesempatan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Adapun judul penelitian ini adalah ”ANALISIS SISTEM PENGGAJIAN

KARYAWAN TETAP HARIAN DI KEBUN KELAPA SAWIT ADOLINA PTP NUSANTARA IV” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah

membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Ir. A. T. Hutajulu, MS., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP, selaku Ketua Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

4. Staff Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan yang turut berperan dalam studi Penulis.

5. Kepala afdeling 3 PTP. Nusantara IV ADOLINA, Bapak S. Simorangkir beserta seluruh karyawan yang ada di afdeling 3.

Teristimewa kepada Keluarga Penulis buat Papa dan Mama yang saya sayangi dan

juga Kakak, Abang serta Adik terkasih yang telah memberikan kasih sayang, dukungan semangat , materi dan doa yang diberi pada Penulis sampai saat ini.

(6)

Siboro dan teristimewa untuk Helova Leonard Panjaitan) terimakasih untuk persahabatan selama ini dan untuk dukungan doanya. Terima kasih juga kepada teman – teman

Departemen SEP 04 lainnya dan adik – adik stambuk 05, 06 dan 07.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun untuk kesempurnaan skripsi ini ke depannya. Akhir kata Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2008

(7)

RINGKASAN

SARAH M. DE FRETES (040304011), dengan judul penelitian ”ANALISIS SISTEM PENGGAJIAN KARYAWAN TETAP HARIAN DI KEBUN KELAPA SAWIT ADOLINA PTP NUSANTARA IV”. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP dan Ibu Ir. A. T. Hutajulu, MS.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui sistem dan teknis penggajian karyawan tetap harian PTPN IV.

2) Untuk mengetahui kinerja karyawan tetap harian dengan sistem penggajian yang ada.

3) Untuk mengetahui target perusahaan terhadap sistem penggajian yang ada. 4) Untuk mengetahui besar bagian biaya penggajian karyawan tetap harian di

kebun terhadap biaya produksi.

5) Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi sekarang dengan sistem penggajian yang ada.

Penelitian dilakukan di Perusahaan Perkebunan PTP Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Adolina-Afdeling 3 (tiga), dengan pertimbangan bahwa PTP Nusantara IV telah berdiri selama 12 tahun yakni semenjak terjadi peleburan antara PTPN VI,VII, dan VIII pada tahun 1996, Selain ini PTPN IV juga memiliki areal perkebunan yang terluas di wilayah Sumatera Utara, yakni seluas 126.343,85 ha. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif, Rating Scale dan tabulasi sederhana.

Dari hasil penelitian diperoleh:

1. Pembayaran Gaji/Upah di Kebun Adolina dilakukan berdasarkan Daftar Golongan Karyawan dimana masing-masing karyawan akan memperoleh besar gaji yang sesuai dengan golongannya.

2. Teknis pembayaran Gaji/Upah di Kebun Adolina pelaksanaannya dua kali dalam satu bulan, di mana pembayaran pertama disebut Panjar Gaji (Remise I), yakni sebesar 30% Gaji Pokok yang dibayarkan pada pertengahan bulan berjalan; dan pembayaran kedua disebut Rampung Gaji (Remise II), dibayarkan pada akhir bulan/awal bulan berjalan. Semua pekerjaan yang dilemburkan atau dipremikan dibayar pada saat rampung gaji.

3. Kinerja karyawan tetap harian yang dalam hal ini karyawan pemanenan adalah sangat baik, dan kinerja karyawan pemeliharaan adalah baik terhadap keberadaan sistem penggajian yang ada.

(8)

dimana terdapat selisih angka antara realisasi dan RKAP sebesar 414.590 TBS , sedangkan dengan RKO ada selisih angka sebesar 345.590 TBS, yang artinya produksi berada diatas target yang dibuat oleh perusahaan. Selain itu perusahaan juga memiliki harapan bahwa dengan sistem penggajian yang ada karyawan dapat lebih disiplin lagi dalam bekerja

5. Total biaya penggajian karyawan sampel tidak terlalu besar, yakni hanya mengambil bagian sebesar 9,07% dari total biaya tak langsung, atau sebesar 1,07% dari total biaya produksi hingga Oktober 2008.

(9)

RIWAYAT HIDUP

SARAH M. DE FRETES, lahir di Palangkaraya, 10 September 1986. Anak keeempat dari lima bersaudara dari Bapak M. B. De Fretes, SH dan Ibu L. Br. Harahap

Pendidikan yang telah ditempuh Penulis adalah :

1. Tahun 1992 masuk Sekolah Dasar di METHODIST I Medan

dan tamat tahun 1998.

2. Tahun 1998 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP

Negeri 7 Medan dan tamat tahun 2001.

3. Tahun 2001 masuk Sekolah Menengah Umum di SMU Swasta RAKSANA Medan dan tamat tahun 2004.

4. Tahun 2004 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

5. Bulan Juni – Juli mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kelurahan Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun.

6. Bulan Oktober-November 2008 melakukan penelitian skripsi di KEBUN KELAPA SAWIT ADOLINA PTP NUSANTARA

(10)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi alamiah yang bagus untuk mengembangkan

sektor pertanian, termasuk sektor perkebunan sebagai sektor pertanian yang

terletak di daerah tropis sekitar khatulistiwa. Indonesia memiliki beragam jenis

tanah yang mampu menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten

sepanjang tahun, kondisi iklim yang memenuhi persyaratan tumbuh tanaman, dan

curah hujan rata-rata per tahun yang cukup tinggi. Semua kondisi ini merupakan

faktor-faktor ekologis yang cukup baik untuk membudidayakan tanaman

perkebunan (Rahardi,dkk, 1995).

Perkebunan adalah usaha tani yang mengusahakan tanaman perkebunan

yang luasnya lebih besar dari 25 Ha. Jenis tanaman perkebunan umumnya adalah

tanaman keras (karet, kelapa sawit, kopi, teh dan kakao) sedangkan tanaman

setahun jarang. Perkebunan mempunyai luas minimum beberapa ratus Ha dengan

alasan effisiensi agar dapat menutupi ongkos-ongkos tetap (Overhead Cost)

(Simanjuntak, 2007).

Sub–sektor perkebunan kemudian dimanfaatkan oleh pemerintah untuk

beberapa hal :

a. Menciptakan kesempatan kerja dan sekaligus untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, dan

b. Sumber perolehan devisa dan sekaligus untuk penghematan devisa

(11)

Tujuan pembangunan perkebunan besar negara (Perusahaan

Negara/Perseroan Terbatas Perkebunan, PN/PTP) untuk menjadikannya

pendukung usaha perkebunan rakyat, yakni menularkan pengetahuan teknologi

budidaya dan pengolahan,juga ikut membantu pengolahan serta pemasaran hasil

dari perkebunan rakyat (Tim Penulis PS, 1997).

Diketahui bahwa tujuan PNP/PTP dan perusahaan perkebunan lain adalah

seperti tercantum dalam TRI DHARMA perkebunan, yaitu :

1. Menghasilkan devisa dan rupiah bagi negara dengan seefisien-efisiennya;

2. Melaksanakan fungsi sosial dalam arti kata yang luas, antara lain

memberikan lapangan kerja pada penduduk, terutama masyarakat

sekitarnya; dan

3. Memelihara kekayaan alam, khususnya mempertahankan serta

meningkatkan kesuburan tanah

(Reksohadiprojo, 1987).

Ditinjau dari segi kontribusi subsektor, maka perkebunan merupakan

penyumbang terbesar dalam sektor pertanian. Kontribusi subsektor ini terhadap

sektor pertanian masih paling tinggi dibandingkan subsektor-subsektor lainnya

(www.antara.co.id, 2007).

Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah yang memiliki

potensi di bidang pertanian yang cukup tinggi. Dengan topografi yang bervariasi

dari mulai datar, landai berombak, berbukit hingga bergunung merupakan tempat

yang sesuai untuk pertumbuhan berbagai jenis tanaman, seperti tanaman pangan,

(12)

menyebabkan sektor ini masih merupakan penyumbang terbesar dalam Produk

Domestik Bruto Sumatera Utara (Balitbangsumut, 2005).

Dari berbagai potensi sektor pertanian yang dimiliki Sumatera Utara,

subsektor perkebunan merupakan salah satu potensi yang cukup besar yang

dimiliki daerah ini. Hal ini ditandai dengan banyaknya perkebunan-perkebunan

yang lokasinya berada di daerah ini baik yang dimiliki oleh rakyat, BUMN, dan

swasta asing maupun nasional (PMA maupun PMDN). Subsektor perkebunan

dengan komoditi andalannya kelapa sawit dan karet dapat dikatakan sebagai

potensi primadona daerah, karena memberikan devisa yang cukup besar bagi

pembangunan ekonomi daerah maupun nasional (Balitbangsumut, 2005).

Tingginya kontribusi subsektor perkebunan di Sumatera Utara adalah oleh

karena perkebunan di Sumatera Utara memang sudah mulai diusahakan secara

komersial sejak zaman kolonial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai

produksi kelapa sawit di Sumatera Utara pada tahun 2003 menurut harga berlaku

adalah Rp10,15 triliun, dengan kontribusi terhadap perkebunan, pertanian dan

PDB seluruh sektor berturut-turut adalah 87%, 37% dan 11%

(www.antara.co.id, 2007).

Pada PTP Nusantara IV sebagai sebuah persero yang bergerak di sektor

pertanian sub-sektor perkebunan, pemanfaatan tenaga kerja memegang perananan

dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi untuk mencapai sasaran

dan tujuan perkebunan, sebagaimana jelas dinyatakan dalam TRI DHARMA

perkebunan, yakni sub-sektor perkebunan merupakan salah satu sumber devisa

non-migas, menyerap tenaga kerja yang banyak, dan sekaligus melestarikan

(13)

Dalam produksi maka produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya beberapa

faktor produksi sekaligus yaitu tanah, modal dan tenaga kerja. Pembagian

faktor-faktor produksi ke dalam tanah, tenaga kerja dan modal adalah konvensional.

Tetapi untuk memungkinkan diperolehnya produksi diperlukan tangan manusia

yaitu tenaga kerja (labor) (Mubyarto, 1989).

Perkebunan termasuk usaha yang banyak mengeluarkan tenaga kerja

(labor intensive). Klasifikasi tenaga kerja yang dilakukan di tingkat kebun

umumnya adalah sebagai berikut :

1. Tenaga Staff (Adm dan para asisten)

2. Tenaga Non Staff (Sub Staff) para pembantu staff yang memiliki

ketrampilan khusus seperti para mandor, dll

3. Tenaga Karyawan Tetap Bulanan (Syarat Kerja Umum/SKU Bulanan)

4. SKU Harian (Karyawan Tetap Harian)

5. Buruh Harian Lepas (BHL)

(Simanjuntak, 2007).

Karyawan Tetap Harian adalah karyawan yang telah diangkat sebagai

karyawan tetap, sehingga mendapat gaji tetap yang dihitung per hari diluar

mangkir dan ijin tidak dibayar. Umumnya, kepada karyawan ini dapat

diberlakukan sistem kerja borongan dan premi karena kapasitasnya rata-rata dapat

diukur. Karyawan ini misalnya terdapat pada pekerjaan panen, pemeliharaan, dll

(Lubis, 1994).

Perbedaan antara Karyawan Tetap Harian (SKU Harian) dan Buruh Harian

Lepas (BHL) adalah bahwa Karyawan Tetap Harian bisa digunakan sepanjang

(14)

mengangkat SKU Harian sebagai Karyawan Tetap Bulanan adalah untuk

mengurangi beban gaji karena tidak perlu membayar tunjangan dan menyediakan

perumahan. Di pihak lain SKU Harian dipilih karena cukup tersedia suplai tenaga

kerja dan ketrampilan yang dibutuhkan relatif lebih rendah dari Karyawan Tetap

Bulanan (Simanjuntak, 2007).

Dengan demikian di perusahaan perkebunan, khususnya di kebun

dibutuhkan cukup banyak tenaga kerja yang membutuhkan beban cukup besar

terhadap Biaya Produksi.

Seluruh kegiatan memerlukan biaya yang setiap hari harus disediakan atau

dikeluarkan. Tidak banyak yang dapat ditunda-tunda. Pembayaran gaji/upah

terhadap karyawan dilakukan 2 kali sebulan atau 1 kali sebulan (Lubis, 1994).

Untuk menghitung biaya kebun maka seluruh gaji dari pegawai staff dan

non staff juga harus dimasukkan sehingga terdapat keluaran biaya eksploitasi

kebun yang terkait langsung (Lubis, 1994).

Sistem penggajian ataupun teknis pelaksanaan penggajian terhadap para

karyawan sendiri berbeda-beda tergantung pada jenis tenaga kerja, apakah

golongan staf, non staf, maupun karyawan tetap harian/bulanan. Sedangkan buruh

harian lepas menggunakan sistem borongan, jadi pembayaran langsung pada

pihak penyalur buruh tersebut.

Sistem penggajian dan pemberian incentive adalah salah satu hal penting

untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan effisiensi penggunaan tenaga

kerja. Keadilan dalam sistem penggajian dan pemberian penghargaan yang

setimpal pada tenaga kerja yang berprestasi adalah inti daripada pembuatan

(15)

Kinerja karyawan ataupun tenaga kerja akan tinggi apabila ia memiliki

kemampuan yang baik dan motivasi yang tinggi. Dalam hal ini motivasi yang

paling kuat mendorong karyawan memiliki kinerja yang baik serta produktivitas

yang tinggi adalah motivasi upah (www.antara.co.id, 2007).

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa apabila imbalan yang diperoleh

karyawan memuaskan maka otomatis output yang dihasilkan karyawan akan

tinggi, sehingga jelas terlihat bahwa salah satu cara untuk meningkatkan kinerja

maupun produktivitas tenaga kerja adalah dengan memperbaiki sistem

pengupahan yang dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dianalisa mengenai hubungan antara

sistem penggajian karyawan yang berkaitan dengan penggunaan tenaga kerja

terhadap biaya produksi pada perkebunan kelapa sawit. Bagaimana proporsi biaya

tenaga kerja dalam total biaya produksi, serta bagaimana pencapaian target

perusahaan melalui kinerja karyawan tersebut. Dalam hal ini yang akan dibahas

adalah penggunaan Karyawan Tetap Harian (SKU Harian). Hal inilah yang

menjadi latar belakang dalam penelitian ini, dan yang akan dibahas selanjutnya

(16)

1.2 Identifikasi Masalah

Bedasarkan uraian dalam latar belakang, maka dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1) Bagaimana sistem dan teknis penggajian karyawan tetap harian PTPN IV?

2) Bagaimana kinerja karyawan tetap harian dengan sistem penggajian yang

ada?

3) Apa target yang diharapkan perusahaan terhadap sistem penggajian yang

ada?

4) Berapa besar bagian biaya penggajian karyawan tetap harian di kebun

terhadap biaya produksi?

5) Permasalahan apa saja yang dihadapi sekarang dengan sistem penggajian

yang ada?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah tersebut maka tujuan penelitian sebagai

berikut :

1) Untuk mengetahui sistem dan teknis penggajian karyawan tetap harian

PTPN IV.

2) Untuk mengetahui kinerja karyawan tetap harian dengan sistem

penggajian yang ada.

3) Untuk mengetahui target perusahaan terhadap sistem penggajian yang ada.

4) Untuk mengetahui besar bagian biaya penggajian karyawan tetap harian

di kebun terhadap biaya produksi.

5) Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi sekarang dengan

(17)

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Menjadi bahan masukan dalam penentuan efisiensi biaya pada

perkebunan kelapa sawit.

2) Menjadi bahan estimasi kedepan dalam penyerapan Tenaga Kerja,

terutama Karyawan Harian Tetap, dalam perkebunan kelapa sawit.

3) Sebagai bahan pengembangan disiplin ilmu dan pengetahuan yang

diperoleh, serta sebagai bahan referensi ataupun sumber informasi bagi

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Sebagian besar manusia dimuka bumi Indonesia menyadari bahwa dalam

pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja memiliki peranan dan

kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku (aktor) dalam mencapai tujuan

pembangunan. Sejalan dengan itu, pembangunan ketenagakerjaan diarahkan untuk

meningkatkan kualitas dan kontribusinya dalam pembangunan serta melindungi

hak dan kepentingannnya sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan

(Sastrohadiwiryo, 2002).

Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau

imbalan dalam bentuk lain. Dalam definisi tersebut terdapat dua unsur yaitu unsur

orang yang bekerja dan unsur menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Hal

ini berbeda sekali dengan definisi tenaga kerja yaitu setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi

kebutuhannya sendiri maupun masyarakat (Maimun, 2004).

Pengertian tenaga kerja mencakup pekerja/buruh, pegawai negeri, tentara,

orang yang sedang mencari pekerjaan, orang yang berprofesi bebas seperti

pengacara, dokter, pedagang, dan lain-lain (Maimun, 2004).

Bidang kerja produktif merupakan prioritas dalam pembangunan. Hal ini

disebabkan penyediaan lapangan kerja merupakan sebagian dari ketentuan

undang-undang. Bila pasal 27 ayat 1 UUD 1945 dijadikan pangkal tolak, maka

model teknis pembangunannya akan mengutamakan Sumber Daya Manusia,

(19)

Perkebunan terutama di bagian kebun merupakan bidang kerja produktif

yang melakukan berbagai aktifitas produksi demi pencapaian hasil, yang tentunya

memerlukan banyak tenaga kerja.

Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia adalah merupakan perkebunan

yang selain padat modal, juga memerlukan lahan yang besar, serta melibatkan

tenaga kerja yang cukup banyak. Aspek teknologi yang diterapkan, sampai saat ini

masih tergolong konvensional, masih tertinggal jauh bila dibandingkan dengan

jenis industri lainnya yang pada umumnya sudah automatisasi. Karena itu, upaya

peningkatan effisiensi dalam Perkebunan Kelapa Sawit dapat diterapkan disetiap

sektor kegiatan. Mulai dari kegiatan awal, yaitu pembukaan lahan, plotting atau

desain pembuatan jalan untuk panen dan jalan utama, penentuan lokasi pabrik,

pembibitan, perawatan tanaman, pemanenan, sistem transportasi buah sampai

pengolahan buah di pabrik CPO ( Crude palm Oil ) (Lubis, 1994).

Perkebunan kelapa sawit memiliki tenaga kerja yang beragam

keahliannya, pendidikannya, berbeda sosial budaya, berbeda agama, serta berbeda

produktivitasnya. Tenaga kerja yang dipakai rata-rata sebesar 0,25 orang/ha untuk

tanaman menghasilkan (TM), dan untuk pabrik dan keperluan lainnya 0,10 orang.

Tenaga kerja ada yang merupakan tenaga kerja sendiri dan tenaga kerja lepas

(Lubis, 1994).

Adapun kegiatan di kebun terdiri dari beragam kegiatan, baik kegiatan

rutin maupun kegiatan lapangan, yang keseluruhannya dikerjakan oleh tenaga

kerja yang tersedia. Untuk setiap pekerjaan di kebun diperlukan tenaga kerja

dengan berbagai jenis ketrampilan yang berbeda untuk setiap bidang

(20)

Kegiatan rutin yang selalu dijumpai misalnya penanaman baru,

peremajaan, pemeliharaan tanaman menghasilkan, pemanenan, transpor hasil,

pengolahan dan penimbunan hasil, penjualan hasil (Lubis, 1994).

Pekerjaan lapangan dilakukan sebagian oleh tenaga pemborong. Pekerjaan

administrasi, pengawasan, teknisi, panen, operator kendaraan, operator mesin/alat

dan beberapa pekerjaan penting lainnya menggunakan tenaga sendiri atau

karyawan tetap, sedangkan pekerjaan pemeliharaan tanaman dan pekerjaan lain

yang dapat diborongkan dilakukan tenaga lepas atau pemborong dengan sistem

pengupahan yang berbeda (Lubis, 1994).

Penggunaan tenaga kerja menuntut adanya penghargaan dari pihak

perusahaan perkebunan atas para pekerjanya terhadap produktivitas ataupun

kinerja yang mereka lakukan bagi perusahaan.

Dari semua penghargaan yang dapat dan harus diberikan oleh perusahaan,

maka faktor kompensasi, yang dalam hal ini disebut gaji/upah, menempati

kedudukan yang sangat penting. Oleh karena itu diperlukan sistem pengupahan

yang kompetitif (Nawawi, 1997).

Ada banyak pengertian tentang gaji maupun upah yang dikemukakan oleh

para ahli. Menurut Andrew F. Sikula :

“Gaji adalah imbalan jasa atau uang yang dibayarkan atau yang ditentukan

untuk dibayarkan kepada seseorang pada jarak-jarak waktu yang teratur

untuk jasa-jasa yang diberikan”

sedangkan,

“ Upah adalah sesuatu yang diberikan sebagai imbalan jasa atau balas jasa;

(21)

penggunaan sesuatu. Pengertian upah biasanya dihubungkan dengan

proses pembayaran kepada karyawan per jam”

(Maimun, 2004).

Gaji menyandang fungsi sebagai :

a. Daya tarik untuk memperoleh tenaga-tenaga yang cakap dan

produktif;

b. Sarana motivasi untuk meningkatkan kinerja karyawan;

c. Alat untuk memelihara agar karyawan tetap betah bekerja dalam

organisasi (perusahaan) (Tayibnapis, 1995).

Masalah pokok yang paling penting dalam penghargaan struktur gaji dan

upah adalah bagaimana menentukan tingkat dan landaian garis gaji dan upah.

Apabila jabatan-jabatan telah dievaluasi dengan metode apa saja, maka tinggal

merubah nilai angka jabatan ke dalam tarif gaji dan upah jabatan (Maimun, 2004).

Fungsi penetapan sistem penggajian termasuk salah satu fungsi paling

sulit, karena menyangkut dua kepentingan yang berbeda yakni kepentingan

oraganisasi (perusahaan) di satu sisi dan kepentingan karyawan dilain sisi

(Tayibnapis, 1995).

Penetapannya tidak dilakukan secara acak tetapi mempergunakan metoda

tertentu untuk dapat merumuskan gaji yang berkelayakan dan berkeadilan

(Tayibnapis, 1995).

Sistem/teknis penggajian yang terintegrasi dalam sistem penghargaan

dalam arti luas, yang dirancang dengan memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, dalam pelaksanaannya secara nyata akan berfungsi sebagai

(22)

2.2 Landasan Teori

Perbedaan kepentingan selalu terdapat dalam perusahaan atau organisasi

apapun bentuknya. Hal ini disebabkan oleh adanya minat perusahaan untuk

mendayagunakan karyawannya seoptimal mungkin dengan upah/gaji yang rendah,

sedang dilain sisi karyawan menghendaki adanya suasana kerja yang santai tetapi

upah/gaji tinggi. Akibatnya sering kali terbentuk hubungan kerja yang lugas,

dimana karyawan hanya mau memberikan sumbangan tenaga dan pikiran sebatas

yang tercantum dalam ikatan kerja. Sebaliknya perusahaan tidak segan-segan

untuk memutuskan hubungan kerja apabila karyawan melanggar

ketentuan-ketentuan yang telah digariskan (Tayibnapis, 1995).

Prinsip yang dianut dalam penetapan gaji adalah keadilan dan kelayakan.

Perwujudan keadilan dilaksanakan dengan merumuskan kebijaksanaan gaji yang

sistematik sehingga setiap karyawan merasakan adanya perlakuan yang sama

tanpa adanya pembedaan dalam suku, ras, dan agama. Sedangkan perwujudan

kelayakan hidup dilaksanakan melalui survey di pasaran kerja untuk memperoleh

informasi mengenai gaji rata-rata pemangku jabatan yang sama tingkatannya,

disamping mencari informasi tentang biaya hidup yang seringkali berbeda antara

satu daerah dengan daerah lainnya. Langkah yang terakhir ini juga dimaksudkan

untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan lain guna mendapatkan tenaga

kerja yang dibutuhkan. Dengan demikian dalam perumusan gaji perusahaan harus

selalu mengupayakan terwujudnya keseimbangan kedalam dan keluar organisasi,

agar perusahaan mampu berorientasi secara optimal (Tayibnapis, 1995).

Tenaga kerja sebagai pencari kerja memiliki perilaku asal yang dibentuk

(23)

yang diinginkan oleh perusahaan, dimana karyawan harus tunduk dengan

aturan-aturan yang berlaku dalam organisasi sehingga dapat diarahkan pada tujuannya

(Tayibnapis, 1995).

Langkah-langkah yang ditempuh perusahaan bertujuan mempertautkan

kepentingan karyawan dan organisasi. Kepentingan sebagian besar karyawan

umumnya terbatas pada kepentingan memperoleh gaji guna memenuhi

kebutuhannya. Namun kepentingan karyawan tidak hanya berhenti disini, karena

masih ada kepentingan-kepentingan lain diluar gaji yang diharapakan dapat

diperoleh dalam organisasi, seperti adanya keserasian kerja antara pimpinan

organisasi dan karyawan, kesempatan mengembangkan diri, sampai pada adanya

jaminan hari tua (pensiun) (Tayibnapis, 1995).

Perlakuan perusahaan terhadap karyawannya dapat dibagi dua :

- Perlakuan terhadap staff atau karyawan tetap, dan

- Perlakuan terhadap karyawan yang berstatus harian atau bulanan

(Tayibnapis, 1995).

Staff perusahaan dianggap sebagai bagian dari manajemen sehingga

mendapat perlakuan berbeda dengan tenaga harian atau bulanan. Pada tenaga staff

perusahaan memberikan jaminan kesejahteraan yang memadai dalam arti

memperhatikan pengembangan kariernya, gaji yang berkelayakan, sarana

perumahan, transportasi dan sebagainya. Pada tenaga staff perusahaan

mengharapkan adanya loyalitas sehingga terhindar dari adanya pergantian

personalia yang dapat mengganggu jalannya perusahaan (Tayibnapis, 1995).

Sebaliknya pada tenaga kerja harian perusahaan lebih bersikap lugas,

(24)

syarat-syarat kecakapannya rendah. Untuk itu, perusahaan-perusahaan yang

berskala besar sering memperhitungkan secara statistik jumlah tenaga harian yang

berhenti atau pindah pekerjaan /tahun agar perusahaan dapat merencanakan

rekrutment tenaga sehingga kegiatan perusahaan tidak terganggu (Tayibnapis,

1995).

Faktor manusia tetap merupakan kunci penentu bagi keberhasilan program

atau upaya peningkatan produktivitas produksi. Pepatah menyatakan ”The man

behind the gun”, yang secara implisit menyatakan bahwa sebaik-baiknya suatu

peralatan tergantung kepada manusia yang mengoperasikannya. Walaupun

peralatan tersebut sudah sangat baik, jika tidak dioperasikan dengan baik oleh

faktor manusia, maka hasilnya tetap tidak akan memuaskan. Oleh karenanya

pengukuran kinerja tenaga kerja merupakan upaya penting dalam menilai efisiensi

pelaksanaan suatu program yang dicanangkan oleh perusahaan.Hal yang diuraikan

di atas juga berlaku bagi perkebunan kelapa sawit.

Penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen untuk

menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja

dengan uraian/deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu, biasanya setiap

akhir tahun. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengukur kinerja masing-masing

tenaga kerja dalam mengembangkan kualitas kerja, pembinaan selanjutnya,

tindakan perbaikan atas pekerjaan yang kurang sesuai dengan deskripsi pekerjaan,

serta untuk keperluan yang berhubungan dengan masalah ketenagakerjaan lainnya

(Sastrohadiwiryo, 2002).

Penilaian kinerja terhadap tenaga kerja biasanya dilakukan manajemen

(25)

manajemen yang ditunjuk untuk itu. Hasil penilaian kinerja tersebut disampaikan

kepada manajemen tenaga kerja untuk mendapatkan kajian dalam rangka

keperluan selanjutnya, baik yang berhubungan dengan pribadi tenaga kerja yang

bersangkutan maupun yang berhubungan dengan pengembangan perusahaan

(Sastrohadiwiryo, 2002).

Selain dapat digunakan sebagai standar dalam penentuan tinggi rendahnya

kompensasi serta administrasi bagi tenaga kerja, penilaian kinerja dilakukan

dengan tujuan sebagai :

a. Sumber data untuk perancanaan ketenagakerjaan dan kegiatan

pengembangan jangka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan;

b. Nasihat yang perlu disampaikan kepada para tenaga kerja dalam

perusahaan;

c. Alat untuk memberikan umpan balik (feed back) yang mendorong kearah

kemajuan dan kemungkinan memperbaiki/meningkatkan kualitas kerja

bagi para tenaga kerja;

d. Salah satu cara untuk menetapkan kinerja yang diharapkan dari seorang

pemegang tugas dan pekerjaan;

e. Landasan/bahan informasi dalam pengambilan keputusan pada bidang

ketenagakerjaan, baik promosi, mutasi, maupun kegiatan ketenagakerjaan

lainnya (Sastrohadiwiryo, 2002).

Pada umumnya unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses

penilaian kinerja adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan,

(26)

Kinerja karyawan ditentukan dari bagaimana sikap karyawan dalam

memanajemen dirinya sendiri saat melakukan pekerjaannya demi mencapai tujuan

perusahaan.

Fungsi manajemen tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan serta evaluasi (Iskandarini, 2006)

Perencanaan adalah proses penetapan tujuan serta tindakan untuk

mencapainya. Hal ini meliputi pembuatan program, strategi serta

kebijakan-kebijakan dalam mencapai tujuan tersebut (Iskandarini, 2006).

Organisasi adalah proses pengaturan serta pengalokasian tugas-tugas,

mencakup pembagian kerja serta perancangan unit (Iskandarini, 2006).

Dalam hal ini yang ingin dilihat adalah sejauhmana para karyawan

memahami serta mengenal keberadaan hirarki dalam perusahaan.

Evaluasi adalah tindakan menentukan standar kerja, serta membandingkan

antara hasil serta standard kerja, sehingga dapat diketahui bagaimana pencapaian

yang diperoleh, apakah tujuan tercapai atau tidak (Iskandarini, 2006).

Para tenaga kerja operasional (tenaga kerja biasa) yang biasa melakukan

penilaian kinerja mereka adalah manajemen tingkat bawah. Termasuk pada

tingkatan ini, antara lain kepala mandor, mandor, para penyelia, kepala kelompok

kerja, dan sejenisnya (Sastrohadiwiryo, 2002).

Penilaian kinerja terhadap karyawan tetap harian di perusahaan

perkebunan sebagai tenaga operasional di kebun dilakukan oleh para asisten

(27)

Dalam penelitian ini, teknik penilaian kinerja dilakukan dengan

memberikan bobot bagi unsur yang akan diberikan penilaian, yakni

unsur-unsur sebagaimana telah disebutkan dan dijelaskan diatas.

Tingkat keberhasilan usaha Perkebunan Kelapa Sawit banyak ditentukan

oleh kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya manusia yang

dimilikinya, selain faktor-faktor lain seperti tingkat kesuburan tanah yang ada,

iklim yang berjalan di saat itu, topografi kebun, bibit atau jenis tanaman yang

ditanam, serta tindakan manajemen dalam mengantisipasi produksi yang

diharapkan (Andhy, 2001).

Upaya peningkatan produksi total perkebunan dapat dilakukan dengan

cara menambahkan faktor tenaga kerja atau dengan cara meningkatkan

produktivitas ataupun kinerja tenaga kerja yang telah tersedia (Maimun, 2004).

Penambahan tenaga kerja merupakan cara yang paling mudah yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan produktivitas, akan tetapi apakah cara tersebut

merupakan cara yang paling efisien? Karena dalam hal ini semakin banyak jumlah

tenaga kerja yang dipekerjakan berarti semakin banyak ongkos tenaga kerja yang

dikeluarkan. Hal itu otomatis meningkatkan ongkos produksi perusahaan yang

dalam jangka panjang dapat menurunkan daya saing perusahaan.Upaya lain

peningkatan produksi sawit dapat ditempuh dengan meningkatkan produktivitas

karyawan. Cara ini merupakan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan

penambahan jumlah tenaga kerja perusahaan. Peningkatan produktivitas dan

efisiensi hanya mungkin dilaksanakan apabila segenap karyawan memiliki rasa

tanggung jawab yang tinggi, loyalitas dan dedikasi yang mantap kepada

(28)

Bagi perusahaan, penetapan gaji dan upah berkaitan langsung dengan

biaya produksi sehingga perlu diperhitungkan secermat mungkin besarnya belanja

gaji agar tidak merugi. Sebaliknya makna gaji bagi karyawan merupakan hasil

dari jasa-jasanya yang telah disumbangkan pada organisasi, yang diperlukan bagi

menunjang kehidupannya beserta keluarganya (Tayibnapis, 1995).

Kelompok-kelompok biaya produksi kebun yang utama dalam perhitungan

biaya produksi antara lain sebagai berikut :

a. Biaya Tanaman

Biaya tanaman yang umum dimasukkan adalah semua biaya di kebun

yaitu pemeliharaan tanaman dan pemupukan, panen, angkutan ke pabrik,

gaji staf dan pegawai administrasi, dan biaya umum di kebun

(administrasi, kesejahteraan social).

b. Biaya Pengolahan

Biaya pengolahan adalah biaya pengolahan primer seperti PKS dari TBS

menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit (kernel)

c. Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan di kebun terdiri dari penyusutan tanaman, pengolahan

(pabrik) dan umum (bangunan, perumahan). Biaya penyusutan tanaman

terjadi karena tanaman makin tua, dimana seluruh biaya TBM dilakukan

penyusutan sampai umur tertentu atau sampai diremajakan (Simanjuntak,

2007).

Biaya eksploitasi adalah biaya yang dikeluarkan dalam periode tanaman

(29)

dialihkan menjadi Tanaman Menghasilkan (TM). Biasanya biaya eksploitasi

dibagi dalam beberapa kelompok karena biaya yang dibutuhkan berbeda meski

jenis pekerjaannya sama. Biaya penggunaan tenaga kerja termasuk kepada biaya

eksploitasi kebun (Lubis, 1994).

Biaya Tenaga Kerja adalah upah dibagi dengan jumlah kesatuan hasil yang

dicapai. Biaya tenaga kerja langsung dihitung untuk pekerjaan langsung mengenai

suatu produk, sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung dihitung untuk

pekerjaan tidak langsung mengenai suatu produk (Moekijat, 1992).

2.3 Kerangka Pemikiran

Tenaga Kerja merupakan salah satu faktor produksi yang turut berperan

dalam proses produksi, yang tentunya mempengaruhi proses produksi itu sendiri

melalui produktivitas sumber daya manusia yang dihasilkannya, yang memberi

pengaruh bagi faktor produksi lainnya secara keseluruhan. Penggunaan tenaga

kerja dengan kualitas serta ketrampilan yang baik akan menghasilkan produksi

yang baik pula, serta membawa keuntungan bagi perusahaan.

Perusahaan perkebunan, yang secara khusus dalam hal ini bagian kebun,

kelapa sawit PTPN IV Adolina memiliki banyak tenaga kerja yang dibedakan

dalam beberapa golongan sebagaimana yang telah dijelaskan dalam pembahasan

latar belakang sebelumnya, salah satunya adalah golongan Karyawan Tetap

Harian (SKU) Tetap.

Sebagai kompensasi atas segala pekerjaan yang telah dilakukan maka

(30)

maupun upah. Pemberian gaji maupun upah oleh perusahaan berdasarkan Sistem

Penggajian yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Keberadaan Sistem Penggajian turut mempengaruhi terhadap kinerja

karyawan. Bagaimana kinerja karyawan dapat dilihat melalui produktivitas

kerjanya di lapangan terhadap pencapaian target perusahaan.

Pengukuran terhadap kinerja karyawan ini dipengaruhi oleh

variable-variabel pengukuran manajemen diantaranya Perencanaan, Organisasi,

Pelaksanaan, serta Evaluasi.

Mengingat sample dalam penelitian ini adalah karyawan tetap harian yang

merupakan karyawan operasional, maka variable pengukuran manajemen tersebut

dinilai berdasarkan kegiatan operasional mereka di lapangan, yang berbeda antara

karyawan pemanenan serta pemeliharaan.

Perusahaan memiliki target pencapaian usaha yang diharapkan dapat

diwujudkan melalui kinerja para karyawan melalui berbagai rangkaian kegiatan

produksi. Melalui kinerja produktivitas Karyawan Tetap Harian maka dapat

dilihat secara langsung bagaimana pengaruh sistem penggajian yang ada bagi para

karyawan, apakah dapat mencapai target usaha ataupun tidak.

Produksi berhubungan dengan hasil yang dicapai selama proses produksi,

sedangkan biaya produksi merupakan pengorbanan biaya yang harus dikeluarkan

selama proses produksi berlangsung dalam rangka mencapai hasil produksi yang

diinginkan.

Biaya produksi kebun sendiri terdiri dari berbagai komponen, antara lain

secara garis besar terdiri dari komponen biaya tanaman, biaya pengolahan, biaya

(31)

pemeliharaan tanaman, pemupukan, panen, biaya angkut ke pabrik, serta juga gaji

staf serta pegawai kebun lainnya..

Dengan penggunaan karyawan dalam proses produksi, maka akan ada

pengeluaran biaya produksi atas penggajian karyawan tersebut. Dimana biaya

penggajian karyawan di kebun, termasuk Karyawan Tetap Harian, digolongkan

kepada biaya tanaman.

Berdasarkan keterangan diatas, maka secara skematis kerangka pemikiran

dapat digambarkan sebagai berikut :

(32)

Keterangan :

: Menyatakan hubungan

: Menyatakan pengaruh

2.4 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dari penelitian ini yang sesuai dengan landasan teori

adalah sebagai berikut :

1) Kinerja karyawan harian tetap adalah baik terhadap keberadaan sistem

penggajian yang ada.

Kebun Kelapa Sawit Adolina

Faktor Produksi Tenaga Kerja (Karyawan Tetap Harian)

Kinerja/Produktivitas

Biaya Produksi

Sistem Penggajian Manajemen Kebun

Produksi TARGET

(33)

2) Persentase biaya penggajian Karyawan Harian Tetap di kebun adalah besar

(34)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Perusahaan Perkebunan PTP Nusantara IV

(Persero) Unit Kebun Adolina-Afdeling 3 (tiga), dengan pertimbangan bahwa

PTP Nusantara IV telah berdiri selama 12 tahun yakni semenjak terjadi peleburan

antara PTPN VI,VII, dan VIII pada tahun 1996, Selain ini PTPN IV juga memiliki

areal perkebunan yang terluas di wilayah Sumatera Utara, yakni seluas 126.343,85

ha. Artinya perusahaan ini telah cukup berpengalaman dalam produksi kelapa

sawit, dan Unit Kebun Adolina merupakan salah satu Unit Kebun PTPN IV yang

memiliki afdeling terbesar serta terluas yakni sebesar 14 afdeling.

Afdeling 3 (Tiga) selain sebagai wilayah penanaman kelapa sawit yang

paling dekat dengan Emplasmen Unit Kebun Adolina, juga merupakan pusat

pembibitan kelapa sawit untuk keempat belas afdeling yang ada pada PTPN IV

Unit Kebun Adolina. Inilah yang menjadi pertimbangan pemilihan lokasi

Afdeling 3 pada kebun adolina sebagai tempat penelitian.

3.2. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah para Karyawan Tetap Harian di kebun

kelapa sawit PTP Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Adolina pada Afdeling

3(Tiga). Sampel merupakan Karyawan Tetap Harian pada bagian Pemanenan dan

Pemeliharaan yang diambil dengan metode Sensus, dimana seluruh Karyawan

Pemanenan dan Pemeliharaan yang ada pada afdeling 3 tersebut dijadikan sebagai

(35)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data tahun berjalan yakni tahun 2008. Data

yang dikumpulkan merupakan data primer melalui wawancara dengan pihak

manajemen kebun, serta data sekunder yang diperoleh dari data-data laporan

manajemen dan afdelling, serta kantor direksi PTPN IV.

3.4. Metode Analisis Data

Adapun metode analisis yang dipergunakan untuk setiap tujuan adalah

sebagai berikut :

Untuk tujuan 1),3) dan 5) digunakan analisis deskriptif (dengan cara menggambarkan dan menjelaskan), yaitu dengan menganalisis data-data maupun

keadaan sebagai berikut:

- Sistem penggajian karyawan,

- Target produksi, serta

- Permasalahan yang sedang terjadi di kebun berkaitan dengan sistem

penggajian yang ada

Untuk tujuan 2) dilakukan dengan menggunakan skala peringkat (rating scale), yaitu data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian diubah dalam bentuk

kualitatif, yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai yang diperoleh dari hasil

jawaban karyawan sampel atas pelaksanaan kegiatannya yang dilihat dari

dimensi perencanaan/persiapan, organisasi, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan.

Penilaian tersebut diperoleh sebagai hasil kali antara bobot dengan skor. Adapun

bobot telah ditetapkan sebelumnya untuk masing-masing deskriptor, sedangkan

(36)

- Pertanyaan dijawab A skor 3

- Pertanyaan dijawab B skor 2

- Pertanyaan dijawab C skor 1

Hasil penilaian menghasilkan score, dan dari score yang dihasilkan tersebut

akan ditentukan bagaimana kinerja karyawan sampel. Adapun penentuan kriteria

kinerja tersebut adalah sebagai berikut:

720 - 1176 = Kinerja Buruk

1177 - 1633 = Kinerja Kurang Baik

1634 - 2090 = Kinerja Lumayan Baik (Sedang)

2091 – 2547 = Kinerja Baik

2548 – 3000 = Kinerja Sangat Baik

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2a dan 2b tentang Variabel

Penilaian Kinerja Karyawan Pemanenan dan Pemeliharaan.

Untuk tujuan 4) dilakukan melalui tabulasi sederhana, yakni dengan mengumpulkan data biaya produksi berdasarkan komponen, serta data biaya

penggajian dari keseluruhan Karyawan Tetap Harian di kebun, setiap

afdelingnya. Analisa dilakukan dengan menjumlahkan keseluruhan biaya

penggajian karyawan tetap harian tersebut, kemudian membagikannya dengan

total biaya produksi, serta dengan kemudian mengubahnya dalam bentuk persen.

Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Biaya Penggajian Karyawan Harian Tetap (Rp)

% Biaya Penggajian = X 100%

(37)

3.5.Definisi dan Batasan Operasional :

Untuk menghindari kesalahpahaman, maka berikut dikemukakan beberapa

Definisi dan Batasan Operasional sebagai berikut :

3.5.1 Definisi

1) Gaji adalah besarnya imbalan jasa/uang yang dibayarkan pada seseorang

secara teratur dalam waktu-waktu tertentu atas jasa yang ia berikan.

2) Tingkat Upah/Gaji adalah besarnya biaya yang dibayarkan kepada tenaga

kerja atas satu hari kerja.

3) Produksi adalah jumlah hasil kelapa sawit dalam bentuk tandan buah segar

dalam ton/tahun, atau minyak inti dalam ton/tahun.

4) Kegiatan Produksi merupakan kegiatan usaha dalam proses produksi pada

suatu kebun kelapa sawit seperti penanaman, pemeliharaan, hingga

pemanenan.

5) Biaya Produksi adalah seluruh pengeluaran yang digunakan dalam proses

produksi secara langsung maupun tidak langsung, yang dinyatakan dalam

Rupiah per tahun.

6) Karyawan Tetap Harian adalah karyawan kebun yang telah diangkat

sebagai karyawan tetap, sehingga mendapat gaji tetap yang dihitung per

hari diluar mangkir dan ijin.

7) Karyawan Tetap Harian di kebun menyangkut karyawan panen serta

karyawan pemeliharaan tanaman.

8) Karyawan Panen adalah karyawan yang melakukan pemanenan TBS dan

(38)

9) Karyawan Pemeliharaan adalah karyawan kebun yang bertugas dalam

pemeliharaan tanaman yang dinyatakan dalam HKP.

10)Kinerja Karyawan merupakan pelaksanaan kegiatan karyawan yang

didasarkan pada uraian/deskripsi pekerjaan yang telah ditentukan.

11)Penilaian Kinerja adalah kegiatan untuk menilai kinerja tenaga kerja

dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian/deskripsi

pekerjaan dalam suatu periode tertentu.

12)Perencanaan adalah proses penetapan tujuan serta tindakan untuk

mencapainya.

13)Pengorganisasian adalah proses pengaturan serta pengalokasian

tugas-tugas, dalam penelitian ini pengorganisasian mencakup sejauhmana para

karyawan sampel mengenal serta mengerti hirarki dalam perusahaan.

14)Pelaksanaan adalah melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan, dalam hal

ini karyawan panen melakukan pemanenan dan karyawan pemeliharaan

melakukan pemeliharaan.

15)Evaluasi adalah tindakan menentukan standar kerja, serta membandingkan

antara hasil serta standard kerja. Evaluasi karyawan pemanenan dan

pemeliharaan dengan cara membandingkan dengan basis borong.

16)Jumlah Hari Kerja adalah jumlah hari kalender kerja karyawan dikurangi

hari mangkir karyawan tersebut.

17)Gaji Pokok adalah gaji yang diberikan perusahaan pada karyawan

(39)

18)Lembur/Premi merupakan perhitungan jam kerja diluar jam dinas kerja,

yang dihitung melalui : (Gaji Pokok + Nilai Catu )1/173, dimana 173

berasal dari :

Jumlah jam kerja 1 hari = 7 jam (kecuali jumat = 5 jam)

Jumlah jam kerja 1 minggu = 40 jam

Jumlah jam kerja 1 tahun = 52 minggu x 40 jam = 2080 jam

2080 : 12 Bulan = 173,33 =173.

19)Tunjangan yang Diperhitungkan adalah tunjangan yang diberikan

perusahaan berdasarkan surat keputusan, diantaranya : cuti, sewa rumah,

listrik, air, khusus, serta pemondokan.

20)Nilai Catu Beras adalah nilai harga beras yang diperhitungkan bagi

pekerja, isteri serta 3 anaknya (maksimal), yang dinyatakan dalam Rupiah.

21)Nilai Tunjangan Jamsostek adalah jumlah jamsostek yang diberikan atas

beban perusahaan.

22)Tunjangan Pajak Penghasilan (PPH) adalah perhitungan pajak karyawan

yang dibebankan pada perusahaan, lalu dibukukan kembali untuk

menambah jumlah pendapatan.

23)Hutang Prive adalah hutang karyawan pada perusahaan yang akan

dipotong melalui gaji karyawan.

24)Jamsostek Prive adalah gaji pokok tahun berjalan dikali 2%

25)Tunjangan Pensiun Prive adalah gaji pokok Dapenbun tahun 2002 dikali

(40)

26)Jumlah Bruto (Upah Kotor) merupakan hasil penjumlahan antara gaji

pokok, lembur/premi dan premi lain-lain, tunjangan, nilai catu, tujangan

jamsostek, serta PPH.

27)Jumlah Dibayar adalah jumlah upah bruto/fiskal dikurang jumlah

potongan dan pecahan puluhan rupiah.

Batasan Operasional

1) Sampel dalam penelitian ini adalah Karyawan Tetap Harian meliputi

Karyawan Panen serta Karyawan Pemeliharaan

2) Tempat penelitian adalah Kebun Kelapa Sawit PTP Nusantara IV

(Persero) Unit Kebun Adolina Afdeling 3.

3) Waktu penelitian adalah tahun 2008, dan data yang digunakan adalah data

produksi tahun terakhir yakni bulan Januari 2008 sampai dengan bulan

Oktober tahun 2008.

(41)

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1. Sejarah Perusahaan

Perkebunan Adolina merupakan salah satu unit usaha PTP Nusantara IV

yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagai. Pada awalnya PTPN IV ini

merupakan perkebunan yang bergerak dalam pembudidayaan tanaman tembakau

yang didirikan pada tahun 1926 oleh Pemerintah Belanda dengan nama NV

Cultuur Maatschappy Onderneming (NV CMO). Pada tahun 1938, budi daya

tembakau diganti dengan tanaman kelapa sawit dan karet. Selanjutnya terjadi

perubahan nama menjadi NV Serdang Cultuur Maatschappy (NV SCM).

Perubahan komoditi yang ditanam dilakukan lagi pada tahun 1973 yaitu dari

tanaman karet diusahakan menjadi tanaman kakao, sedangkan tanaman kelapa

sawit tetap.

Perusahaan ini diambil alih oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1942, pada

saat mereka menjajah Indonesia. Namun kepemilikna Pemerintahan Jepang tidak

bertahan lama. Pada tahun 1946 kepemilikan perusahaan ini diambil alih kembali

oleh Pemerintahan Belanda dengan nama tetap yaitu NV SCM. Pada tahun 1958,

perusahaan ini menjadi milik Pemerintah Republik Indonesia dengan nama

Perusahaan Perkebunan Negara (PPN). Pada tahun 1960 PPN diganti nama

menjadi PPN BARU SUMUT V. Terjadi pemisahan kesatuan PPN BARU

SUMUT V pada tahun 1963 menjadi dua yaitu :

(42)

PPN Aneka Tanaman (Antan) II Kebun Adolina Hilir, dengan kantor kesatuan di

Pabatu.

Pada tahun 1968 PPN Antan II diganti menjadi PPN VI, dengan

penggabungan kembali PPN III Kebun Adolina Hulu dengan PPN Aneka

Tanaman Kebun Adolina Hilir. Terjadi perubahan dalam bentuk perusahaan

menjadi Persero pada tahun 1978, dengan nama PT Perkebunan VI (PTP VI).

Pada tahun 1994 PTP VI, PTP VII, dan PTP VIII digabung dan dipimpin oleh

Direktur Utama PTP VII. Pada tanggal 11 Maret 1996 terjadi penggabungan PTP

VI, PTP VII, dan PTP VIII dan diberi nama PTP Nusantara IV (Persero).

Penggabungan ini berlaku hingga saat ini.

Kebun Adolina merupakan salah satu Unit Usaha dari PTP Nusantara IV

(Persero) dan berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sesuai dengan Surat

Keputusan Direksi PTP Nusantara IV (Persero) No.04.13/kpts/ora/93/XII/1998

tanggal 17 Desember 1998. Terhitung sejak tanggal 01 Januari 1999, Kebun

Bangun Purba dilebur dan diubah statusnya menjadi afdelling Unit Kebun

Adolina.

4.1.2. Letak Geografis, Luas dan Batasan Wilayah

Kantor PTP Nusantara IV (Persero) Kebun Adolina terletak di Kecamatan

Perbaungan, kabupaten Serdang Bedagai, yang terletak di jalan raya

Medan-Pematang Siantar dengan jarak 38 Km dari Medan.

Areal Kebun Adolina terbagi menjadi 14 Afdelling yang tersebar di enam

kecamatan yaitu Perbaungan, Pantai Cermin, Galang, Bangun Purba, STM Hilir

(43)
[image:43.595.115.421.87.342.2]

Tabel 1. Luasan Wilayah Kebun PTPN-IV Unit Kebun Adolina Tahun 2008 Komoditi Afdelling Luas Lahan (ha)

Kelapa Sawit 1 841 2 394

3 1082

8 326 9 1025 10 971,1 11 951 12 871 13 625 14 429,19

Jumlah 7515,29

Kakao 4 328

5 371,4

6 422 7 329

Jumlah 1450,4

Total 8965,69

Sumber : Data Sekunder PTPN IV Kebun Adolina

Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa luasan lahan terbesar digunakan untuk

menanam komoditi kelapa sawit yakni sebesar 7515,29 ha yang tersebar pada 10

afdeling di kebun adolina. Sedangkan pada 4 afdeling sisanya ditanami komoditi

kakao yakni seluas 1450,4ha. Adapun afdeling 3, sebagai lokasi penelitian ini,

memiliki luas lahan sebesar 1.082 ha yang keseluruhannya ditanami komoditi

kelapa sawit.

Batasan Wilayah Kebun Adolina adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara Berbatasan dengan Pantai Cermin,

(44)

4.1.3. Lingkungan Fisik Iklim

PTP Nusantara IV (Persero) Kebun Unit Adolina terletak di kabupaten

Serdang Bedagai yang memiliki Iklim Tropis dengan curah hujan berkisar antara

30-340 mm/bulan dengan jumlah hari hujan lebih kurang 104 hari/tahun. Suhu

udara minimum berkisar diantara 23,7°C dan maksimum berkisar antara 32,2°C.

Topografi dan Jenis Tanah

PTP Nusantara IV (Persero) Kebun Adolina terletak pada ketinggian lebih

kurang 15 m di atas permukaan laut dengan topografi tanah umumnya adalah

datar. Jenis tanah di PTP Nusantara IV (Persero) Kebun Adolina adalah Podsolik

Merah Kuning, Hidrofofik Kelabu dan Regosol. Jenis tanah tersebut pada

umumnya dapat ditemukan pada afdelling 1,2, dan 3. Secara umum tanah

padaafdelling 1,2, dan 3 tersebut banyak mengandung pasir, sehingga tingkat

pencucian hara adalah cukup tinggi.

Tekstur tanah pada umumnya adalah liat berpasir dengan struktur remah

gumpal serta konsistensinya agak teguh. Sedangkan sifat fisik tanah di areal

rendahan (datar) kurang baik yang ditunjukkan dengan tekstur tanah lempung

berpasir, struktur remah, serta konsistensi lepas.

4.1.4. Sarana dan Prasarana

PTP Nusantara IV (Persero) Kebun Adolina memiliki sarana serta

(45)

baik mencakup sarana kesehatan, pendidikan, keagamaan, serta olah raga.

[image:45.595.112.434.144.398.2]

Keberadaan sarana-sarana tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2. Sarana di Emplasmen dan Afdeling 3 No. Jenis

Sarana

Lokasi Emplasmen

(buah)

Afdelling 3 (buah)

1 Rumah Sakit 1 0

2 Pendidikan

a.TK 1 1

b.Madrasah 1 1

c.Tsanawiyah 1 0

3 Bus Sekolah 1 0

4

Tempat

Ibadah

a.Masjid 1 1

b.Gereja 1 0

5 Olah Raga

a. Tennis 1 0

b. Badminton 1 0

c.Volly 1 1

d.Sepakbola 1 0

Sumber : Data Sekunder PTPN IV Adolina

Melalui Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada PTP Nusantara IV Unit Kebun

Adolina telah tersedia sarana-sarana yang menunjang kehidupan sosial

karyawannya, baik dalam kesehatan, pendidikan, olah raga hingga rohani

karyawan serta keluarganya.

Prasarana yang tersedia pada tempat penelitian berupa jalanan serta titi

(jembatan) sebagai jalur transportasi bagi pengangkutan, penyaluran, serta

kegiatan produksi lainnya. Adapun keadaan prasarana yang tersedia sudah sangat

baik serta mendukung kegiatan produksi perusahaan.

4.2. Karekteristik Sampel

PTP Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Adolina memiliki jumlah

(46)

belas afdeling berbeda, pada wilayah berbeda, serta golongan jabatan dan

tanggung jawab yang beragam. Berikut merupakan keadaan jumlah karyawan

[image:46.595.113.509.170.654.2]

hingga Oktober 2008.

Tabel 3.Jumlah Karyawan PTPN IV Kebun Adolina Bulan Oktober 2008

Lokasi Gol. IB-IID Gol. IA Jumlah

P W Jlh P W Jlh Total

Afd.KS

1 44 13 57 36 19 55 112

2 27 19 46 4 9 13 59

3 66 12 78 24 21 45 123

8 21 11 32 4 7 11 43

9 48 22 70 47 18 65 135

10 59 14 73 29 17 46 119 11 44 11 55 43 13 56 111 12 54 19 73 21 26 47 120

13 69 16 85 15 5 20 105

14 33 17 50 7 6 13 63

Jumlah 465 154 619 230 141 371 990

Afd.Kakao

4 28 8 36 7 9 16 52

5 19 4 23 23 16 39 62

6 26 7 33 19 29 48 81

7 20 8 28 8 9 17 45

Jumlah 93 27 120 57 63 120 240 Jumlah Karyawan Afdelling 558 181 739 287 204 491 1230

Emplasmen

Din.Tanaman 10 3 13 10 3 13 26

Din. TU 16 11 27 17 11 28 55

Gudang 8 1 9 8 1 9 18

SDM & Umum 17 25 42 17 25 42 84 Pengamanan 58 0 58 66 0 66 124

P.Kakao 4 1 5 4 1 5 10

Luar Pabrik 79 0 79 9 0 9 88

PKS I 38 0 38 38 0 38 76

PKS II 43 0 43 45 0 45 88

KDP 33 8 41 33 8 41 82

Bengkel Um/Listrik 56 1 57 59 1 60 117

Bengkel Motor 7 0 7 7 0 7 14

Transport 25 1 26 25 1 26 52

CD 39 7 46 51 15 66 112

Jumlah Karyawan Emplasmen 433 58 491 389 66 455 946 Jumlah Total Karyawan 526 85 611 446 129 575 2176 Sumber :Data Sekunder PTPN IV Kebun Adolina

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa hingga bulan Oktober 2008 terdapat

123 orang karyawan di unit kebun Adolina Afdeling 3. Jumlah tersebut

(47)

yang berbeda. Diantaranya adalah Asisten Afdeling, Mandor I, Krani I, Mandor

Pemeliharaan, Centeng, dll, yang keseluruhannya adalah merupakan Karyawan

Tetap Harian.

Sampel dalam penelitian ini adalah Karyawan Tetap Harian pada PTP

Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Adolina Afdeling 3 yang terdiri dari

keseluruhan Karyawan Panen dan Karyawan Pemeliharaan, kecuali mandor dan

centeng. Karyawan pemanenan keseluruhannya adalah pria, sedangkan karyawan

pemeliharaan ada pria dan wanita. Hal ini dapat lebih jelas dilihat pada tabel

[image:47.595.108.502.336.452.2]

jumlah sampel sebagai berikut :

Tabel 4. Jumlah Sampel

Kegiatan Kerja Pria (Orang) Wanita (Orang) Jumlah (Orang)

Pemanenan 17 - 17

Pemeliharaan 46 29 75

Total Sampel (Orang)

63 29 92

Sumber : Pengolahan Data Lampiran 1

Melalui tabel 4 dapat dapat dilihat bahwa total sampel dalam penelitian ini

adalah 92 sampel yang terdiri dari 17 karyawan pemanenan dan 75 karyawan

pemeliharaan; berdasarkan jenis kelamin maka ada 63 sampel pria dan sampel

wanita sejumlah 29 orang.

Adapun karakteristik sampel dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5. Karakteristik Karyawan Sampel

No. Uraian Satuan

Karyawan

Pemanen Karyawan Pemeliharaan Karakteristik Range Rata-rata Range Rata-rata

1 Umur Tahun 33-53 41,81 28-53 42,4

2 Pendidikan Tahun 6-15 9,10 6-15 9,04

[image:47.595.114.549.612.731.2]
(48)

Melalui tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa umur rata-rata karyawan panen

dan pemeliharaan hampir sama yakni 42 tahun pada karyawan pemanenan, dan

karyawan pemeliharaan 42 tahun.

Lama bekerja rata-rata sebesar 20 pada pemanenan serta 21 pada

pemeliharaan menunjukkan bahwa pengalaman bekerja sampel lebih tinggi dari

pada lama pendidikannya yakni sebesar 9 pada karyawan panen serta 9 tahun juga

pada karyawan pemeliharaan.

Setelah diratakan, maka karyawan pemanenan memiliki jumlah

(49)

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Sistem dan Teknis Penggajian Karyawan Tetap Harian PTPN-IV 5.1.1. Sistem Penggajian Karyawan Tetap Harian PTPN-IV

Besar Pembayaran Gaji/Upah di Kebun Adolina dilakukan berdasarkan

Daftar Golongan Karyawan dimana masing-masing karyawan akan memperoleh

besar gaji yang sesuai dengan golongannya. Adapun golongan karyawan

pelaksana berada pada golongan IA s/d ID dan IIA s/d IID.

Selain daripada gaji, kepada karyawan pelaksana diberikan juga

Tunjangan-tunjangan sebagai berikut :

a. Tunjangan Beras

Pembagian beras dilaksanakan dua kali dalam sebulan yaitu pada tanggal 1

dan tanggal 15 pada bulan berjalan.

• Pekerja memperoleh jatah beras sebesar 15 Kg, • Isteri Pekerja 10 Kg, sedangkan

• Anak (Maximal 3 Orang, dibawah 25 tahun dan belum menikah/bekerja) masing-masing 8 Kg.

b. Tunjangan Sewa Rumah

Apabila perusahaan belum dapat memberikan fasilitas tempat tinggal

maka diberikan pada karyawan tersebut uang sewa rumah sebesar 25%

(50)

c. Tunjangan Listrik

Karyawan dengan perumahan yang diberikan perusahaan maupun diluar

perusahaan dapat menerima uang listrik sebesar 25% dari harga sewa

rumahnya untuk setiap bulan. Apabila suami dan isteri sama-sama pekerja

dalam perusahaan, maka yang diberikan uang listrik hanya salah satu dari

antara mereka.

d. Tunjangan Air

Apabila Rumah perusahaan yang ditempati oleh karyawan tersebut tidak

ada air bersih, maka perusahaan memberikan uang air bersih sebesar 15%

dari harga sewa rumah setiap bulan. Ketentuan ini juga diberikan pada

karyawan yang belum/tidak menempati rumah dari perusahaan.

e. Tunjangan Khusus

Diberikan pada semua karyawan pelaksana, sesuai dengan golongan

masing-masing.

f. Tunjangan Pemondokan

Kepada anak karyawan yang bersekolah di SLTP, SMU, maupun kuliah di

Perguruan Tinggi, dimana lokasi pendidikannya berada diluar tempat

tinggal/kerja karyawan yang bersangkutan sehingga tidak dapat pulang

setiap harinya dan terpaksa harus mondok, maka diberikan uang

(51)

g. Tunjangan Cuti

Uang cuti tahunan dibayarkan kepada karyawan pada waktu jatuh tempo

sebesar 60% dari gaji pokok sebulan. Uang cuti panjang adalah hak cuti 5

tahun kerja terus-menerus diberikan sebesar 125% dari gaji pokok sebulan.

h. Tunjangan Biaya Pengobatan

Bila karyawan bersangkutan atau tanggungannya sakit maka dapat berobat

ke RS Pembantu atau RS rujukan yang ditunjuk oleh dokter pemimpin dan

tidak dipungut biaya. Apabila ada anak karyawan atau keluarga berobat

dirumah sakit (bukan tanggungan), biaya yang timbul akan menjadi hutang

karyawan dan dipotong melalui daftar gaji yang bersangkutan.

Karyawan Panen

Bagi karyawan panen yang adalah sampel dalam penelitian ini, jumlah gaji

yang dibayarkan kepada mereka dipengaruhi pula oleh hasil panen serta kriteria

penilaian panen yang sesuai; dimana apabila pemanen memperoleh jumlah tandan

lebih dari basis borong yang ditetapkan, maka ia akan mendapatkan premi atas

kelebihan tersebut. Namun bila tidak sesuai dengan kriteria penilaian panen, maka

ia akan mendapatkan denda.

Penetapan basis borong tanaman sendiri berdasarkan tahun tanam kelapa

sawit tersebut. Premi ini diberikan untuk meningkatkan semangat pemanen dalam

bekerja dan meningkatkan pendapatan pemanen.

(52)

• TBS yang dipanen dan melebihi dari basis borong pemanen pada bulan

tersebut

• Brondolan yang dikutip dan melebihi dari basis borong pemanen pada

bulan tersebut

Perhitungan Premi Panen dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

Karyawan Pemeliharaan

Berbeda dengan Karyawan Panen, Karyawan Pemeliharaan yang juga

adalah sampel dalam penelitian ini memperoleh bagian yang sama dalam sistem

penggajian ini. Meskipun mereka bekerja dengan basis borong per hari juga, sama

seperti karyawan panen, namun pekerjaan mereka tidak memperoleh premi,

karena basis borong dalam hal ini sudah merupakan ketentuan yang harus

dilakukan oleh karyawan pemeliharaan. Kalaupun pekerjaan mereka ternyata

melebihi basis borong maka hal ini dianggap sebagai bentuk keloyalitasan

karyawan terhadap perusahaan. Alasan ketentuan ini adalah karena pekerjaan

pemeliharaan bukanlah pekerjaan yang mendesak, sedangkan bila memang terjadi

keadaan mendesak maka akan dipergunakan bantuan tambahan dari Buruh Harian

Lepas (BHL) yang tersedia di lapangan.

Apabila sampai batas waktu yang telah ditetapkan basis borong juga

belum terpenuhi, maka karyawan tidak mendapat denda oleh karena hal ini,

namun hanya diberi peringatan, kecuali bila ia (karyawan) mangkir dari

pekerjaannya. Biasanya ketidakpenuhan basis borong disebabkan faktor cuaca Premi TBS = (Total Produksi TBS/bulan–Basis Borong) x Rp.30,-

(53)

yang tidak mendukung, contohnya hujan terus-menerus sehingga tidak bisa

menyemprot atau memupuk.

5.1.2. Teknis Penggajian Karyawan Tetap Harian PTPN-IV

Pada Waktu yang telah ditetapkan untuk pelaksanaan penerimaan gaji,

perusahaan akan membayarkan golongan karyawan. Pembayaran Gaji/Upah di

Kebun Adolina pelaksanaannya dua kali dalam satu bulan, di mana :

• Pembayaran Pertama disebut Panjar Gaji (Remise I), yakni sebesar 30%

Gaji Pokok. Gaji ini dibayarkan pada pertengahan bulan berjalan; dan

• Pembayaran Kedua disebut Rampung Gaji (Remise II), dibayarkan pada

akhir bulan/awal bulan berjalan. Semua pekerjaan yang dilemburkan atau

dipremikan dibayar pada saat rampung gaji.

Untuk sisa pembayaran gaji (remise kedua) tidak hanya berupa sisa 70%

dari gaji pokok saja, namun termasuk didalamnya premi serta

tunjangan-tunjangan yang diperoleh karyawan, juga terdapat pemotongan terhadap utang

serta jamsostek karyawan. Untuk itu maka dilakukan perhitungan gaji/upah.

Dalam perhitungan daftar gaji/upah membutuhkan berkas sebagai berikut :

a. Jumlah hari kerja karyawan,

b. Gaji Pokok,

c. Lembur + Premi + Premi lain-lain,

d. Tunjangan yang diperhitungkan,

e. Nilai Catu Beras,

f. Nilai Tunjangan Jamsostek, dan

(54)

Setelah ketujuh komponen tersebut dijumlahkan maka dihasilakn Jumlah Bruto (Upah Kotor) atau Jumlah Upah Fiskal. Untuk mendapatkan hasil bersih maka dilakukan pemotongan-Pemotongan pada :

a. Nilai Catu Beras,

b. Nilai Tunjangan Jamsostek,

c. Pajak Penghasilan (PPH),

d. Panjar Gaji (30% dari gaji),

e. Jamsostek + Tunjangan Pensiun, dan

f. Hutang Prive (Hutang pada Perusahaan).

Jumlah keseluruhan berkas diatas disebut Jumlah Potongan, dimana Setelah Jumlah Upah Fiskal tersebut dipotong dengan Jumlah Potongan-potongan diatas,

maka diperolehlah Jumlah yang Dibayarkan pada Karyawan.

Maka pada akhir bulan, jumlah tersebutlah yang akan dibayarkan kepada

karyawan.

5.2.Kinerja Karyawan Tetap Harian

Kinerja Karyawan Tetap Harian dapat dilihat dari pelaksanaan tugas

pokoknya di lapangan yang dibagi dalam empat dimensi yang telah diuraikan

secara rinci atas beberapa deskriptor sebagaimana yang telah diuraikan dalam

lampiran 2a dan 2b mengenai Variabel penilaian kinerja. Bagaimana pelaksanaan

kegiatan baik pemanenan maupun pemeliharaan serta hasil penilaian kinerja

(55)

5.2.1. Kinerja Karyawan Pemanenan

Panen merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai dari pemotongan

pelepah kelapa sawit hingga tandan buah sampai ditempat pengumpulan hasil

(TPH). Kegiatan Panen yang wajib dilakukan oleh seorang pemanen meliputi :

Pemotongan tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, pengumpulan dan

pengutipan berondolan, serta penyusunan tandan dan buah tersebut di TPH.

Berdasarkan hasil penelitian, maka pada tabel 6 berikut dapat dilihat

bagaimana pelaksanaan kegiatan pemanenan para karyawan pemanen di daerah

[image:55.595.99.575.337.704.2]

penelitian ditinjau dari empat dimensi yang telah ditentukan.

Tabel.6 : Pelaksanaan Kegiatan Pemanenan Oleh Karyawan Pemanen

No Dimensi Kegiatan Pemanenan A

(Orang)

B (Orang)

C (Orang)

1 2 3 4 5 6

I. Perencanaan/ Persiapan Pemanenan

1. Prosedur Kerja

• Mengetahui ada prosedur pemanenan yang diberikan oleh perusahaan

• Mengerti dengan jelas semua prosedur pemanenan 17 (100%) 17 (100%) - - - -

2. Peralatan Kerja

• Mengetahui jenis peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk pemanenan • Mempersiapkan/membersihkan

peralatan sebelum dipergunakan • Membersihkan kembali peralatan

panen setelah selesai dipergunakan sebelum mengembalikannya ke perusahaan 17 (100%) 16 (94,11%) 15 (88,23%) - 1(5,88%) 2(11,76%) - - -

3. Mengidentifikasi Wilayah Kerja • Mengetahui dan mengenal wilayah

kerja

• Mengetahui tahun tanam tanaman yang akan dipanen

(56)

4. Waktu dan Hari Kerja

• Mengetahui ketentuan hari kerja yang diberikan perusahaan • Mengetahui ketentuan jam kerja

setiap harinya sesuai kebijakan perusahaan 17 (100%) 17 (100%) - - - -

II. Organisasi 5. Koordinasi dengan Pihak Manajemen

• Mengerti tingkatan manajemen di kebun adolina (misalnya:

pengawasan oleh mandor, dll) • Mengetahui sistem penggajian yang

ada serta ketentuan-ketentuan yang ada mengenai penggajian

• Mengenal pihak atasan yang ada di unit kebun

15 (88,23%) 14 (82,35%) 17 (100%) 1(5,88%) 2(11,76%) - 1(5,88%) 1(5,88%) -

6. Koordinasi dengan Sesama Pekerja Panen

• Kehadiran mengikuti persiapan rutin/temu teknis setiap pagi seb

Gambar

Tabel 1. Luasan Wilayah Kebun PTPN-IV Unit Kebun Adolina Tahun 2008
Tabel 2.  Sarana di Emplasmen dan Afdeling 3
Tabel 3.Jumlah Karyawan PTPN IV Kebun Adolina Bulan Oktober 2008
Tabel 4. Jumlah  Sampel Kegiatan Kerja Pria (Orang)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagi perusahaan, gaji merupakan bagian yang penting bagi unsur biaya perusahaan serta menyangkut jumlah yang materil, karenanya perlu ditekankan agar tujuan efisiensi atas

Saran yang diajukan bagi perusahaan adalah perlu dilakukan pengarahan kepada tenaga penabur akan pentingnya ketepatan dosis pemupukan sehingga dalam pelaksanaannya

Oleh sebab itu, tanah tidak mampu lagi menampung air sehingga terjadi limpasan air ke sungai dan sedimen yang terbawa oleh aliran sungai semakin tinggi karena adanya erosi

Oleh sebab itu, tanah tidak mampu lagi menampung air sehingga terjadi limpasan air ke sungai dan sedimen yang terbawa oleh aliran sungai semakin tinggi karena adanya erosi

Alhamdulillahirobbil Alamin segala puji hanya bagi Allah SWT yang senantiasa mencurahkan Rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan

Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki pH.. 6-7,5 atau tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4,

Karyawan adalah aset perusahaan yang sangat penting dalam keberlangsungan produksi PKS. Setiap karyawan yang bekerja mengharapkan kepuasan dari pekerjaannya.

Salah satunya permasalahan yang banyak dijumpai dalam perusahaan adalah target yang akan dicapai, masih cukup banyak terjadi kesenjangan yang kurang sesuai dengan idealisme,