• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Premi Panen Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawit (Studi Kasus: PTP. Nusantara IV, Unit Kebun Pabatu dan Unit Kebun Bah Jambi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Premi Panen Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawit (Studi Kasus: PTP. Nusantara IV, Unit Kebun Pabatu dan Unit Kebun Bah Jambi)"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus : PT. Perkebunan Nusantara IV,Unit Kebun Pabatu

dan Unit Kebun Bah Jambi)

SKRIPSI

Oleh :

PURNAMA SARI

050304021

SEP-AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENGARUH PREMI PANEN TERHADAP KINERJA DAN

KEPUASAN KERJA KARYAWAN PANEN KELAPA SAWIT

(Studi Kasus : PT. Perkebunan Nusantara IV,Unit Kebun Pabatu

dan Unit Kebun Bah Jambi)

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Prof. Dr. Ir Hiras M.L. Tobing Rulianda P. Wibowo, SP, M.Ec NIP : 19460519.197307.1.001 NIP : 19801021.200501.1.004

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

PURNAMA SARI (050304021) dengan judul skripsi “Pengaruh Premi Panen

Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawit (Studi

Kasus: PTP. Nusantara IV, Unit Kebun Pabatu dan Unit Kebun Bah Jambi)”.

Adapun penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Hiras M. L.

Tobing dan Bapak Rulianda Purnomo Wibowo, SP, M. Ec. Penelitian ini

dilakukan untuk melihat hubungan antara kinerja dna kompensasi yang diberikan

perusahaan terhadap kinerja karyawan dan bagaimana sikap karyawan dalam

menyikapi kebijaksanaan yang diberlakukan perusahaan dari segi financial.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009 hingga Januari 2010 di

PTP. Nusantara IV, Unit Kebun Pabatu dan Unit Kebun Bah Jambi. Lokasi

penelitian ditentukan secara Purposive dan sampel ditentukan secara purposive

dengan jumlah 30 sampel untuk masing – masing unit kebun.

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa premi berpengaruh

secara nyata terhadap kinerja (kuantitas kerja, kualitas kerja, dan kehadiran kerja)

dan kepuasan kerja karyawan panen kelapa sawit di Kebun Pabatu, tetapi premi

hanya berpengaruh nyata terhadap kualitas kerja, kehadiran kerja, dan kepuasan

kerja karyawan panen kelapa sawit di Kebun Bah Jambi. Adapun kuantitas kerja,

kualitas kerja dan kepuasan kerja mengalami penurunan setelah adanya perubahan

system premi panen, sedangkan kehadiran kerja mengalami peningkatan setelah

adanya perubahan system premi panen.

Kata Kunci : Kinerja, Kepuasan Kerja, Premi Panen, Karyawan Panen

(4)

RIWAYAT HIDUP

PURNAMA SARI, lahir pada tanggal 06 Juni 1987 di Medan Sumatera Utara.

Anak ketiga dari empat bersaudara, dari Ayahanda Ir. Syamsuddin MM dan

Ibunda Iriani.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut: Tahun

1999, menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 067256, Medan. Tahun

2002, menyelesaikan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP

Negeri 20 Medan. Tahun 2005, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah

Umum di SMU Negeri 3 Medan. Tahun 2005, diterima di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Program Studi

Agribisnis melalui jalur SPMB. Tahun 2009, mengikuti Praktek Keja Lapangan

(PKL) di Desa Lau Njuhar I, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi. Tahun

2009, melakukan penelitian skripsi di PTP. Nusantara IV, Unit Kebun Pabatu dan

Unit Kebun Bah Jambi, Sumatera Utara.

Selama Mengikuti perkuliahan penulis mengikuti organisasi Badan

Kenaziran Mushola (BKM) Al-Mukhlisin Fakultas Pertanian dan Forum

(5)

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

rahmah dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengaruh Premi Panen Terhadap

Kinerja dan Kepuasan Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawit (Studi Kasus: PTP.

Nusantara IV, Unit Kebun Pabatu dan Unit Kebun Bah Jambi)” yang merupakan

salah satu syarat untuk memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Departemen

Agribisnis Fakultas Petanian Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang

sedalam-dalamnya pada Ayahanda tercinta Ir. Syamsuddin MM dan Ibunda

terkasih yaitu Ibunda Iriani, atas seluruh cinta dan pengorbanan yang tiada tara

bagi penulis, serta kakak dan adik penulis yaitu Syafitriani, SE, Ahmad Faisal, ST

dan Nazral Fadhila atas semua dukungan yang telah diberikan.

Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan dengan bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis juga ingin berterima kasih

dengan segenap ketulusan hati kepada: Bapak Prof. Dr. Ir. Hiras M.L. Tobing

dan Bapak Rulianda Purnomo Wibowo, SP, M.Ec selaku Komisi Pembimbing

yang telah membimbimbing penulis menyelesaikan skripsi ini. Bapak Ir. Luhut

Sihombing, MP selaku Ketua Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara. Bapak Ir. Mohd. Nur Hutabarat, selaku

Manajer Unit Kebun Pabatu, Bapak Ir. H. Mhd. Zulham Audi, MM, selaku

Manajer Unit Kebun Bah Jambi, Bapak Eddy Sufri Hutasuhut, SE, selaku

(6)

Kepala Dinas Tanaman Rayon Utara Kebun Bah Jambi, beserta Asisten Afdeling

dan para staf di kedua kebun yang telah membantu dalam penelitian. Rekan-rekan

Mahasiswa SEP ’05 khususnya “Syarifadilah Samosir, Merlin Berni Ansih,

Laila Nurhasanah Srg, Purwati Sugito, Cici Mutiara Syarif, Sry Adelina

Perangin-angin, Lyana Hapni, dan Maya Agustina Tjg” yang telah

memberikan motivasi dan bantuan bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis juga menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam skripsi ini.

Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun, sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan penelitian selanjutnya serta

(7)

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 3

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 4

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka ... 5

Landasan Teori Kinerja ... 7

Kepuasan Kerja... 9

Premi Panen ... 14

Kerangka Pemikiran... 17

Hipotesis Penelitian ... 20

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Derah Penelitian ... 21

Metode Penentuan Sampel ... 22

Metode Pengumpulan Data ... 23

Metode Analisis Data ... 23

Defenisi dan Batasan Operasional ... 32

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL Deskripsi Daerah Penelitian ... 34

Karakteristik Sampel ... 40

(8)

Kelapa Sawit ... 56 Pengaruh Premi Panen Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawit ... 74

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 82 Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA

(9)

No. Judul Hal

1. Perbandingan Premi Sistem Janjang dan Sistem Berat (Kg) ... 14

2. Denda Pemanen ... 16

3. Daftar Topografi Areal per Kebun PTP.Nusantara IV, Tahun 2008 ... 21

4. Spesikasi Pengumpulan Data Penelitian ... 23

5. Rekapitulasi Kinerja Karyawan Panen Kelapa Sawit di Kebun Pabatu ... 24

6. Analisis Normalitas Data Kuantitas Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawit di Kebun Pabatu ... 25

7. Analisis Normalitas Data Kualitas Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawit di Kebun Pabatu ... 25

8. Analisis Normalitas Data Kehadiran Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawit di Kebun Pabatu ... 25

9. Rekapitulasi Kinerja Karyawan Panen Kelapa Sawit di Kebun Bah Jambi ... 26

10.Analisis Normalitas Data Kuantitas Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawit di Kebun Bah Jambi ... 27

11.Analisis Normalitas Data Kualitas Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawit di Kebun Bah Jambi ... 27

12.Analisis Normalitas Data Kehadiran Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawit di Kebun Bah Jambi ... 28

13.Indikator Kepuasan Kerja ... 29

14.Rekapitulasi Skor Kepuasan Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawii di Kebun Pabatu dan Kebun Bah Jambi ... 29

15.Analisis Normalitas Data Kepuasan Kerja di Kebun Pabatu ... 30

16.Analisis Normalitas Data Kepuasan Kerja di Kebun Bah Jambi ... 30

17.Tabel Penolong untuk Test Wilcoxon ... 31

(10)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

19.Jumlah Karyawan di PTP. Nusantara IV, Kebun Bah Jambi, Tahun

2009 ... 36

20.Jumlah Pemanen di Kebun Bah Jambi Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Tahun 2009 ... 36

21.Jumlah Pemanen di Kebun Bah Jambi Berdasarkan Tingkat Golongan Pekerjaan, Tahun 2009 ... 37

22.Ikhtisar Luas Areal Kebun Pabatu, Tahun 2009 ... 38

23.Jumlah Karyawan di PTP. Nusantara IV, Kebun Pabatu, Tahun 2009... 39

24.Jumlah Pemanen di Kebun Pabatu Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Tahun 2009 ... 40

25.Jumlah Pemanen di Kebun Pabatu Berdasarkan Tingkat Golongan Pekerjaan, Tahun 2009 ... 40

26.Karakteristik Sampel di Kebun Pabatu, Tahun 2009 ... 41

27.Karakteristik Sampel di Kebun Pabatu, Tahun 2009 ... 41

28.Kriteria Penilaian Denda di PTP. Nusantara IV ... 49

29.Denda yang Diberlakukan di PTP. Nusantara IV, Tahun 2007 – Juni 2008 ... 49

30.Denda yang Diberlakukan di PTP. Nusantara IV, Juli 2008 – Tahun 2008 ... 50

31.Ketentuan Denda di PTP. Nusantara IV, Tahun 2008 -2009 ... 51

32.Perubahan Tarif Nilai Premi dan Basis Borong, Bulan April 2009 ... 53

33.Tarif Nilai Premi Tahun 2007 – Juni 2008 ... 53

34.Basis Borong yang Diberlakukan di PTP. Nusantara IV ... 53

35.Potensi Tanaman Kelapa Sawit di PTP. Nusantara IV ... 54

(11)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

37.Kuantitas Kerja (Kg) Karyawan Panen Kelapa Sawit di Kebun

Pabatu ... 57

38.Kuantitas Kerja (Kg) Karyawan Panen Kelapa Sawit di Kebun Bah

Jambi ... 59 39.Kualitas Kerja (Rp) Karyawan Panen Kelapa Sawit di Kebun Pabatu ... 62

40.Kualitas Kerja (Rp) Karyawan Panen Kelapa Sawit di Kebun Bah

Jambi ... 65

41.Kehadiran Kerja (Hari) Karyawan Panen Kelapa Sawit di Kebun

Pabatu ... 68

42.Kehadiran Kerja (Hari) Karyawan Panen Kelapa Sawit di Kebun Bah

Jambi ... 70

43.Analisis Skor Kepuasan Kerja ... 73

44.Analisis Kepuasan Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawit di Kebun

Pabatu ... 74

45.Analisis Kepuasan Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawit di Kebun

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal

1. Faktor Utama yang Mempengaruhi Kinerja (Individual) ... 8

2. Skema Kerangka Pemikiran... 19

3. Skema Organisasi Panen di Kebun Secara Umum ... 44

4. Grafik Kuantitas Kerja (Kg) Karyawan Panen Kelapa Sawit di

PTP. Nusantara IV, Kebun Pabatu ... 58

5. Grafik Kuantitas Kerja (Kg) Karyawan Panen Kelapa Sawit di

PTP. Nusantara IV, Kebun Bah Jambi ... 60

6. Grafik Kualitas Kerja (Rp) Karyawan Panen Kelapa Sawit di

PTP. Nusantara IV, Kebun Pabatu ... 63

7. Grafik Kualitas Kerja (Rp) Karyawan Panen Kelapa Sawit di

PTP. Nusantara IV, Kebun Bah Jambi ... 66

8. Grafik Kehadiran Kerja (Hari) Karyawan Panen Kelapa Sawit di

PTP. Nusantara IV, Kebun Pabatu ... 69

9. Grafik Kehadiran Kerja (Hari) Karyawan Panen Kelapa Sawit di

PTP. Nusantara IV, Kebun Bah Jambi ... 71

10. Grafik Kepuasan Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawit di PTP.

Nusantara IV, Kebun Pabatu ... 75

11. Grafik Kepuasan Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawit di PTP.

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Hal

1. Rekapitulasi Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Provinsi

Sumatera Utara, Tahun 2007 ... 86

2. Data Luas Areal dan Produksi PTP. Nusantara Komoditi Kelapa Sawit Tahun 2007, Provinsi Sumatera Utara ... 87

3. Karakteristik Sampel Unit Kebun Pabatu ... 88

4. Karakteristik Sampel Unit Kebun Bah Jambi... 89

5. Kinerja Pemanen Kelapa Sawit Kebun Pabatu Tahun 2008 ... 90

6. Kinerja Pemanen Kelapa Sawit Kebun Pabatu Tahun 2009 ... 91

7. Kinerja Pemanen Kelapa Sawit Kebun Bah Jambi Tahun 2008 ... 92

8. Kinerja Pemanen Kelapa Sawit Kebun Bah Jambi Tahun 2009 ... 93

9. Kepuasan Kerja Pemanen Kelapa Sawit Kebun Pabatu ... 94

10. Kepuasan Kerja Pemanen Kelapa Sawit Kebun Bah Jambi ... 95

11. Analisis Data Kepuasan Kerja di Kebun Pabatu ... 96

(14)

ABSTRAK

PURNAMA SARI (050304021) dengan judul skripsi “Pengaruh Premi Panen

Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawit (Studi

Kasus: PTP. Nusantara IV, Unit Kebun Pabatu dan Unit Kebun Bah Jambi)”.

Adapun penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Hiras M. L.

Tobing dan Bapak Rulianda Purnomo Wibowo, SP, M. Ec. Penelitian ini

dilakukan untuk melihat hubungan antara kinerja dna kompensasi yang diberikan

perusahaan terhadap kinerja karyawan dan bagaimana sikap karyawan dalam

menyikapi kebijaksanaan yang diberlakukan perusahaan dari segi financial.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009 hingga Januari 2010 di

PTP. Nusantara IV, Unit Kebun Pabatu dan Unit Kebun Bah Jambi. Lokasi

penelitian ditentukan secara Purposive dan sampel ditentukan secara purposive

dengan jumlah 30 sampel untuk masing – masing unit kebun.

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa premi berpengaruh

secara nyata terhadap kinerja (kuantitas kerja, kualitas kerja, dan kehadiran kerja)

dan kepuasan kerja karyawan panen kelapa sawit di Kebun Pabatu, tetapi premi

hanya berpengaruh nyata terhadap kualitas kerja, kehadiran kerja, dan kepuasan

kerja karyawan panen kelapa sawit di Kebun Bah Jambi. Adapun kuantitas kerja,

kualitas kerja dan kepuasan kerja mengalami penurunan setelah adanya perubahan

system premi panen, sedangkan kehadiran kerja mengalami peningkatan setelah

adanya perubahan system premi panen.

Kata Kunci : Kinerja, Kepuasan Kerja, Premi Panen, Karyawan Panen

(15)

Latar Belakang

Pertanian adalah sektor ekonomi yang tangguh dalam menghadapi

perkembangan ekonomi dunia, misalnya krisis yang dialami Indonesia, dimana

sektor pertanian mampu untuk berkontribusi dalam ekonomi nasional dan daerah

dengan pertumbuhan ekonomi positif. Sektor pertanian dalam arti luas mencakup

subsektor pertanian pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan

(Yasin, 2003).

Pada tahun 1870 perkebunan di Indonesia berkembang dengan sangat

pesat terutama setelah lahirnya Undang-Undang Agraria. Pada tahun 1977 seluruh

areal perkebunan di Indonesia tercatat 7 juta ha, yang terdiri dari perkebunan

rakyat 5,99 juta ha (85,6 %), perkebunan besar milik negara 0,57 juta ha (8,2%),

perkebunan besar milik swasta 0,43 juta ha (6,2%) (Ahmad, 1998).

Berdasarkan data yang terdapat di Dinas Perkebunan Sumatera Utara

tahun 2007, diketahui bahwa kelapa sawit merupakan komoditi yang paling

banyak diusahakan di semua perkebunan di Sumatera Utara, baik Perkebunan

Rakyat, PT. Perkebunan Nusantara (PTPN), Perkebunan Besar Swasta Nusantara

(PBSN), dan Perkebunan Besar Swasta Asing (PBSA). Dari data tersebut juga

diketahui bahwa PT. Perkebunan Nusantara merupakan penghasil kelapa sawit

yang cukup tinggi di Sumatera Utara dengan tingkat produksinya yaitu; Tandan

Buah Segar (TBS) sebesar 4.303.313,63 ton, Minyak Sawit (MS) sebesar

930.689,68 ton dan Inti Sawit (IS) sebesar 173.469,73 ton. Data ini dapat dilihat

(16)

yang ada di Sumatera Utara, PT. Perkebunan Nusantara IV merupakan penghasil

tertinggi komoditi kelapa sawit dengan tingkat produksi TBS sebesar

2.175.851,78 ton, MS sebesar 457.262,59 ton, dan IS sebesar 84.805,74 ton. Dan

produktivitas TBS sebesar 20.091,04 kg/ha, MS sebesar 4.222,20 kg/ha, dan IS

sebesar 783,06 kg/ha. Data ini sesuai dengan data yang terdapat pada lampiran 2.

Peningkatan ataupun penurunan produksi dan produktivitas suatu

perusahaan dipengaruhi oleh peningkatan dan penurunan produksi dan

produktivitas tenaga kerja yang tercakup di dalamnya. Tenaga kerja pada

perusahaan – perusahaan seperti perkebunan umumnya adalah karyawan.

Karyawan yang berhubungan secara langsung dengan produk yang dihasilkan

perkebunan adalah karyawan panen sebagai pemanen dari kelapa sawit yang

dihasilkan.

Dalam mencapai tujuan perusahaan/organisasi, karyawan bukan hanya

sebagai objek tetapi juga sebagai subjek (pelaku). Karyawan dapat menjadi

perencana, pelaksana, dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam

pencapaian tujuan perusahaan, serta mempunyai pikiran, perasaan, dan keinginan

yang dapat mempengaruhi sikapnya terhadap pekerjaan. Karyawan memberikan

kontribusi kepada perusahaan berupa kemampuan, keahlian, dan ketrampilan yang

dimiliki, sedangkan perusahaan diharapkan memberikan imbalan dan

penghargaan kepada karyawan secara adil sehingga dapat memberikan kepuasan.

Dan pada akhirnya karyawan tersebut mampu meningkatkan kinerja (prestasi

kerja) nya dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Prestasi kerja sangat erat hubungannya dengan produktivitas kerja para

(17)

perusahaan. Oleh karena itu, penilaian prestasi kerja secara rutin perlu dilakukan

agar diketahui peranan yang aktif para karyawan dalam mendukung tercapainya

tujuan perusahaan (Soeriphanto, 2001).

Salah satu hal yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan

prestasi kerja karyawannya adalah dengan memberikan tambahan pendapatan

diluar gaji pokok, seperti tunjangan, lembur, dan insentif. Di daerah penelitian

sistem yang diberlakukan untuk meningkatkan kinerja bagi karyawan panen

kelapa sawit adalah premi panen. Jadi, untuk melihat bagaimana kinerja dan

kepuasan kerja karyawan panen kelapa sawit dari premi panen yang diberlakukan

di lokasi penelitian perlu dilakukan penelitian terhadap hal tersebut.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa

masalah sebagai berikut : 1). Bagaimana sistem panen dan premi panen yang

berlaku di lokasi penelitian, 2). Bagaimana pengaruh premi panen terhadap

kinerja (kuantitas, kualitas, dan kehadiran) karyawan panen di lokasi penelitian,

dan 3). Bagaimana pengaruh premi panen terhadap kepuasan kerja karyawan

panen di lokasi penelitian.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, antara lain : 1). Untuk menganalisis

sistem premi panen yang berlaku di lokasi penelitian, 2). Untuk menganalisis

pengaruh premi panen terhadap kinerja (kuantitas, kualitas, kehadiran) karyawan

panen di lokasi penelitian, dan 3). Untuk menganalisis pengaruh premi panen

(18)

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat ataupun kegunaan, antara

lain : 1) Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak perusahaan dan instansi

yang terkait mengenai sistem premi panen untuk karyawan panen kelapa sawit di

lokasi penelitian, 2) Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang

(19)

Tinjauan Pustaka

Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat

dalam suatu organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas (Gomes,

1997). Dalam suatu organisasi perlu adanya suatu manajemen yang mengelola

sumber daya manusia yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. Mathis dan

Jackson (2006) mengartikan manajemen sumber daya manusia sebagai rancangan

sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan

bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan – tujuan

organisasional. Tugas manajemen sumber daya manusia adalah untuk mengelola

unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan

pekerjaannya. Menurut Umar (1998), tugas manajemen sumber daya manusia

dapat dikelompokkan atas tiga fungsi, yaitu 1) fungsi manajerial : perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, 2) fungsi operasional :

pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan

pemutusan hubungan kerja, 3) kedudukan manajemen sumber daya manusia

dalam pencapaian tujuan organisasi secara terpadu.

Sebagaimana yang diterangkan Umar (1998), bahwa salah satu cara

manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan kerja para

karyawan adalah melalui kompensasi. Kompensasi dapat diartikan sebagai

sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Menurut

(20)

1. Kompensasi langsung, yang terdiri dari gaji pokok (upah dan gaji) dan

penghasilan tidak tetap (bonus, insentif, opsi saham)

2. Kompensasi tidak langsung, yang terdiri dari tunjangan (asuransi

kesehatan/jiwa, cuti berbayar, dana pensiun)

Program kompensasi yang efektif dalam sebuah organisasi memiliki empat

tujuan,yaitu :

1. Kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku

2. Efektivitas biaya bagi organisasi

3. Keadilan internal, eksternal, dan individual bagi para karyawan

4. Peningkatan kinerja bagi organisasi

Apabila seorang karyawan diberikan tambahan pendapatan ataupun hal-hal

yang bertujuan untuk memotivasi karyawan, maka karyawan akan merasa puas

dan meningkatkan kinerjanya. Tetapi pada kenyataannya, tidak sedikit karyawan

yang tidak berperilaku seperti halnya pernyataan tersebut. Ada berbagai faktor

lain yang menyebabkan karyawan berperilaku positif ataupun negatif terhadap

sistem peningkatan motivasi tersebut. Dibawah ini akan dijelaskan contoh-contoh

kasus mengenai pengaruh insentif (premi panen juga termasuk di dalam insentif)

terhadap kinerja dan kepuasan kerja karyawan, dan hubungan antara kinerja dan

kepuasan kerja.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Dinas Kesehatan Propinsi Papua

oleh Salmon (2006), insentif yang diberlakukan di daerah penelitian tersebut

menimbulkan rasa tidak puas dalam diri karyawan. Karyawan merasa

diberlakukan kurang adil dengan sistem pemberian insentif yang tidak mengarah

(21)

jarang masuk, pegawai yang beban kerjanya tinggi dengan pegawai yang beban

kerjanya rendah, menerima insentif yang sama. Padahal dari sisi pengeluaran,

pegawai yang rajin dirugikan karena mengeluarkan biaya transportasi, sementara

pegawai yang jarang masuk tidak dirugikan. Beberapa karyawan juga

mengharapkan insentif dalam bentuk jaminan sosial yang akan mendukung

kesejahteraan keluarga. Hal ini dikarenakan keluarga sangat berpengaruh dalam

perkembangan karir kerja karyawan.

Berdasarkan penelitian oleh Arimurti (2005) di PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk, Bandung, insentif mempunyai hubungan yang kuat dengan kinerja

sumber daya manusia. Dimana kinerja karyawan dipengaruhi oleh insentif sebesar

sebesar 40,96%, sedangkan sisanya sebesar 59,04% dipengaruhi faktor lain.

Sunarto (2004), mengemukakan bahwa berdasarkan sejumlah kajian ulang

yang dilakukan dalam dasawarsa 1950-an dan 1960-an terdapat hubungan yang

positif antara kepuasan kerja dan produktivitas, tetapi hubungannya secara

konsisten rendah sekitar 0,14. Ini berarti tidak lebih dari 2 persen varian dalam

output (produktivitas) disebabkan oleh kepuasan kerja karyawan. Sementara itu,

kepuasan kerja dengan ketidakhadiran (kemangkiran) memiliki hubungan yang

secara konsisten negatif. Tetapi tingkat korelasinya sedang, sekitar kurang dari

0,40.

Landasan teori

Kinerja

Kinerja sumber daya manusia adalah prestasi kerja baik kualitas maupun

kauntitas yang dicapai sumber daya manusia persatuan periode waktu dalam

(22)

kepadanya, hal ini berdasarkan pernyataan Mangkunegara, (2006). Sementara

pengertian kinerja menurut Mathis dan Jackson (2006) adalah apa yang dilakukan

atau tidak dilakukan oleh karyawan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja

merupakan hasil dari kegiatan yang harus ataupun tidak harus dilakukan karyawan

yang berupa kualitas maupun kuantitas yang sesuai dengan tanggung jawabnya

dan norma-norma yang berlaku pada perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

Adapun elemen – elemen kinerja pada umumnya menurut Mathis dan

Jackson (2006),terdiri dari lima elemen, yaitu :

1. Kualitas dari hasil

2. Kuantitas dari hasil

3. Ketepatan waktu dari hasil

4. Kehadiran

5. Kemampuan bekerja sama

Kinerja itu sendiri dipengaruhi oleh faktor – faktor utama, antara lain: 1)

kemampuan untuk melakukan pekerjaan (Ability), 2) usaha yang dicurahkan

(Effort), dan 3) dukungan organisasi (Support). Adapun hubungan ketiga faktor

yang mempengaruhi kinerja ini dapat dijelaskan pada gambar 1 di bawah ini.

(23)

Kepuasan Kerja

Ada berbagai pengertian tentang kepuasan kerja, antara lain :

1. Wexley dan Yukl (1977) dalam As’ad (1995), menyatakan kepuasan kerja ”is

the way an employee feels about his her job”

2. Tiffin (1958) dalaam As’ad (1995) berpendapat bahwa kepuasan kerja sebagai

sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja,dan

kerjasama antara pimpinan dengan sesama karyawan

3. Sedangkan Blum (1956) dalam As’ad (1995) mengartikan kepuasan kerja

sebagai sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus

terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial

individual di luar kerja

4. Fathoni (2006), menyatakan ”Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang

menyenangi dan mencintai pekerjaannya.”

Dari berbagai pengertian tentang kepuasan kerja di atas, dapat disimpulkan

bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan ataupun sikap positif karyawan

terhadap pekerjaannya. Dimana sikap ini dipengaruhi dari berbagai macam faktor,

baik itu faktor internal pekerjaan (situasi kerja dan hubungan dengan pimpinan

atau sesama karyawan) dan faktor eksternal pekerjaan (hubungan sosial di luar

lingkungan kerja).

Adapun toeri tentang kepuasan kerja disimpulkan Gibson dkk (1994)

menjadi empat teori, yaitu :

- Teori Hirarki Kebutuhan dari Maslow (Maslow’s Need Heirarchy)

Inti dari teori Maslow adalah bahwa kebutuhan itu tersusun dalam suatu

(24)

tingkat yang tertinggi adalah kebutuhan realisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan ini

diartikan sebagai berikut :

1. Fisiologis; kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal dan bebas dari

sakit.

2. Keselamatan dan keamanan; kebutuhan akan kebebasan dari ancaman

3. Rasa memiliki, sosial dan cinta; kebutuhan akan teman, afiliasi, interaksi, dan

cinta

4. Penghargaan; kebutuhan akan penghargaan diri, dan penghargaan dari orang

lain

5. Realisasi diri; kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan

penggunaan kemampuan maksimum, keterampilan dan potensi.

Teori ini diasumsikan pada tiga asumsi dasar, yaitu :

1. Manusia berusaha memenuhi kebutuhan yang paling pokok (fisiologis)

sebelum memenuhi kebutuhan yang tertinggi (realisasi diri)

2. Kebutuhan yang belum terpuaskan dapat mengendalikan perilaku. Dimana

kebutuhan yang telah terpuaskan berhenti daya motivasinya/tidak dapat

berfungsi sebagai motivator.

3. Kebutuhan yang lebih tinggi berfungsi sebagai motivator apabila kebutuhan

yang hirarkinya lebih rendah terpuaskan secara minimal

- Teori ERG

Teori ini dikembangkan oleh Clayton Alderfer. Teori ERG terdiri dari tiga

kebutuhan, yaitu :

(25)

Kebutuhan ini sama seperti kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa

aman dari Maslow. Dalam organisasi, kebutuhan ini termasuk didalamnya

upah, kondisi kerja, jaminan sosial, dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan akan Keterikatan (relatedness needs)

Kebutuhan keterikan ini meliputi akan kebutuhan sosial dan penghargaan dari

Maslow

3. Kebutukan akan Pertumbuhan (growth needs)

Kebutuhan pertumbuhan mencakup kebutuhan akan penghargaan dan realisasi

diri dari Maslow.

Teori ERG ini secara umum sama seperti Teori Hirarki Kebutuhan dari

Maslow, tetapi terdapat perbedaan berdasarkan asumsi yang dimiliki. Menurut

Gitosudarmo dan Sudita (2000), tiga asumsi dasar Teori ERG, yaitu :

1. Semakin berkurang masing-masing tingkat kebutuhan dipuaskan, semakin

besar keinginan untuk memuaskannya

2. Semakin dipuaskannya tingkat kebutuhan yang lebih rendah, semakin besar

keinginan untuk memenuhi tingkat kebutuhan yang lebih tinggi

3. Semakin kurang tingkat kebutukan yang lebih tinggi dipuaskan, semakin

rendah tingkat kebutuhan yang diinginkan

- Teori Dua Faktor

Teori Dua Faktor dikemukakan oleh Herzberg berdasarkan penelitian yang

dilakukan terhadap 200 orang akuntan dan insinyur. Dua faktor tersebut yaitu :

1. Faktor Ekstrinsik pekerjaan

Faktor ekstrinsik pekerjaan merupakan keadaan pekerjaan yang menyebabkan

(26)

Faktor-faktor ini mencakup : upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status, kebijakan

perusahaan, mutu dari supervisi teknis, mutu hubungan interpersonal antara

teman sejawat, atasan, dan bawahan

2. Faktor Intrinsik pekerjaan

Faktor intrinsik pekerjaan merupakan suatu kondisi yang berfungsi sebagai

motivator untuk meningkatkan prestasi kerja. Tetapi jika kondisi ini tidak ada,

tidak akan menimbulkan ketidakpuasan. Faktor-faktor ini meliputi; prestasi,

pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan, pertumbuhan

dan perkembangan pribadi

- Teori Kebutuhan dari Mc Clelland

Mc Clelland melakukan penelitian terhadap tiga jenis kebutuhan, yaitu :

1. Kebutuhan akan Prestasi (need for achievement (n Ach))

Adapun cirri-ciri dari karyawan yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang

tinggi antara lain; a) cenderung menetapkan sendiri tujuan hasil kerjanya, b)

cenderung menetapkan tujuan sebatas kemampuan yang dapat mereka capai,

c) memiliki keinginan memperoleh umpan balik yang cepat-tampak dan

efisien terhadap hasil kerjanya, d) memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi

terhadap tugas dan pencarian solusi dari suatu permasalahan.

2. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation (n Aff))

Kebutuhan akan afiliasi merupakan keinginan untuk melakukan hubungan

yang bersahabat dengan orang lain. Gitosudarmo dan Sudita (2000),

mengemukakan bahwa ciri-ciri karyawan yang memiliki kebutuhan afiliasi

tinggi yaitu ; a) memiliki keinginan yang kuat untuk mendapatkan restu dan

(27)

keinginan dan norma orang lain yang ada di lingkungannya, c) memiliki

perhatian yang sungguh-sungguh terhadap perasaan orang lain.

3. Kebutuhan akan Kekuasaan (need for power (n Pow))

Kebutuhan akan kekuasaan merupakan kebutuhan untuk mempengaruhi,

mengendalikan dan bertanggung jawab terhadap orang lain.

Kepuasan ataupun ketidakpuasan yang dialami karyawan terhadap

pekerjaannya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, baik faktor yang

berhubungan langsung dengan pekerjaan tersebut, maupun yang tidak

berhubungan langsung. Dimana faktor – faktor ini dapat digunakan untuk melihat

kepuasan kerja seoarang karyawan. As’ad (1995) mengelompokkan faktor-faktor

tersebut ke dalam 4 kelompok, yaitu :

1. Faktor psikologik; merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan

karyawan yang meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja,

bakat dan ketrampilan.

2. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial,

baik antara sesama karyawan, dengan atasannya, maupun karyawan yang

berbeda jenis pekerjaannya.

3. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik

lingkungan kerja, dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan,

pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan

ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan,

umur, dan sebagainya.

4. Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta

(28)

sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi, dan

sebagainya.

Premi Panen

Renumerasi adalah istilah yang digunakan berkaitan dengan imbalan yang

diterima pekerja sehubungan dengan pekerjaannya. Yang termasuk kategori ini

adalah gaji, tunjangan, santunan, premi, lembur, dan insentif. Struktur pendapatan

tersebut disusun sedemikian rupa untuk merespon kinerja dan sekaligus sebagai

sistem yang mampu merangsang peningkatan produktivitas dan motivasi

pekerja/karyawan. Premi adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila telah

melampaui batas ketentuan yang ditetapkan pengusaha/perusahaan (Ghani, 2003).

Pembuatan dan penetapan sistem premi panen harus didasarkan pada biaya

panen buah per kg TBS sesuai dengan anggaran tahun berjalan dan sistem premi

sebelumnya. Pada beberapa perusahaan perkebunan di Indonesia, terdapat dua

jenis premi panen buah yang umumnya dilaksanakan, yaitu sebagai berikut :

- Premi panen buah berdasarkan “jumlah janjang buah/TBS” yang didapat

- Premi panen buah berdasarkan “jumlah berat (kg) buah/TBS” yang didapat

setelah ditimbang di pabrik/PKS.

Adapun untuk mengetahui perbandingan antara Premi Sistem Janjang dan

Sistem Berat (kg) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Perbandingan premi sistem janjang dan sistem berat (kg)

Sistem janjang Sistem berat (Kg)

1 Pemanen dibayar sesuai dengan jumlah janjang yang dipotong dari pokok pada saat itu

1 Pemanen dibayar sesuai berat janjang sesudah sampai di PKS. Kemungkinan berat janjang sudah berkurang akibat restan selama beberapa hari di lapangan

2 Kecenderungan manipulasi brondolan tidak ada karena perhitungan borong berdasarkan janjang

2 Terjadi kecendrungan pemanen

(29)

Lanjutan tabel 1. Perbandingan premi sistem janjang dan sistem berat (kg)

Sistem janjang Sistem berat (Kg)

3 Pemanen langsung tahu pendapatan/premi yang diperolehnya sesudah selesai panen buah. Hal ini penting bagi karyawan yang pada umumnya kurang mampu berhitung

3 Pemanen tidak langsung tahu jumlah pendapatan/preminya dan masih menunggu hasil timbangan di PKS. Apabila terjadi restan selama beberapa hari/minggu, pemanen baru akan mengetahui jumlah preminya pada waktu lain

(Pahan, 2007)

Pada umumnya sistem premi panen dapat dilaksanakan oleh semua

perkebunan kelapa sawit. Namun, karena kondisi lapangan dan aspek sosial

ekonomi yang berbeda antar kebun maka standar premi juga harus disesuaikan

dengan perbedaan-perbedaan tersebut. Perbedaan tersebut tercakup dalam jumlah

borong janjang (TBS), tarif siap borong, tarif lebih borong, dan tarif sanksi/denda.

Adapun ketentuan umum dari borong janjang (TBS), tarif siap borong, tarif lebih

borong, dan tarif sanksi/denda, antara lain :

1. Borong janjang

Janjang harus diatur sedemikian rupa sehingga jumlah yang ditetapkan bagi

seorang pemanen dalam waktu 7 jam untuk setiap tahun tanam dapat

diselesaikannya dengan mencapai jumlah kg tertentu.

2. Tarif Premi Panen Buah (Premi Siap Borong)

Premi siap borong harus berpedoman kepada anggaran (RP/ton TBS) yang

sedang berjalan dan juga tarif yang berlaku sebelumnya. Premi siap borong

harus sama untuk semua umur tanaman, sedangkan yang berbeda yaitu jumlah

borongnya.

3. Tarif Premi Lebih Borong

Kelas-kelas BJR harus ditentukan terlebih dahulu, kemudian harga per janjang

(30)

borong dari kelas yang berbeda dapat saja sama, tergantung dari kondisi

setempat. Namun perlu diperhatikan bahwa biaya Rp/ton TBS lebih borong

tidak boleh lebih tinggi dari biaya Rp/ton TBS siap borong. Sebagai

ketentuan, premi lebih borong maksimum 50% dari gaji rata-rata.

4. Tarif sanksi/denda

Tindakan-tindakan yang tidak memenuhi perturan atau melanggar salah satu

peraturan panen buah harus didenda dan mengurangi premi yang sudah

diperoleh pemanen, kerani buah, mandor panen, dan mandor I.

Ketentuan-ketentuan tarif sanksi biasanya ditetapkan menurut situasi dan kebijakan

kebun setempat.

Untuk mengetahui denda yang diterima karyawan panen sesuai dengan

kesalahan-kesalahan yang dilakukan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Denda pemanen

Kesalahan-kesalahan Sanksi

1 Tidak siap borong, tidak menjalankan tugas sesuai dengan 7 jam kerja (5 jam kerja hari Jum’at)

1 Denda di per-7 (dipotong jam kerja)

2 Potong buah mentah : Buah mentah harus diangkut ke PKS, tetapi tidak ikut diperhitungkan sebagai penghasilan siap borong (pendapatan)

2 Misalkan Rp 1000,- per buah mentah (guna memberikan efek jera)

3 Buah masak tidak dipanen 3 Misalkan Rp 400,-/janjang

4 Brondolan tidak dikutip bersih 4 Misalkan Rp 200,- per piringan

atau Rp 25,- per brondolan

5 Brondolan dibuang ke gawangan 5 Maksimal dapat dianggap

mangkir

6 TBS tidak dapat disusun rapi di TPH 6 Tidak akan dihitung sebagai

pendapatan 7 Pelepah sengkleh, pelepah tidak dipotong dan

berserakan dimana-mana

7 Misalkan Rp 100,- per pelepah

(Pahan, 2007)

Untuk menganalisis pengaruh premi panen terhadap kinerja dan kepuasan

kerja karyawan panen diketahui dengan meninjau kinerja dan kepuasan kerja

karyawan panen sebelum dan setelah diberlakukannya premi panen. Dimana

kedua keadaan ini akan dianalisis dengan menggunakan alat statistik Wilcoxon

(31)

menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkolerasi bila datanya berbentuk

ordinal.

Kerangka Pemikiran

Di dalam suatu perusahaan perkebunan yang bersifat padat karya, faktor

tenaga kerja sangat menentukan pencapaian tujuan perusahaan. Tenaga kerja

dalam perkebunan terdiri dari pekerja/pelaksana, pimpinan, dewan direksi, dan

komisaris dan pemilik. Pekerja/pelaksana ini terdiri dari pekerja (skill dan unskill)

dan mandor. Karyawan panen termasuk ke dalam kategori pekerja unskill dimana

karyawana panen ini terdiri dari karyawan tetap dan karyawan harian lepas (buruh

harian lepas).

Secara logika, peningkatan kinerja karyawan panen akan meningkatkan

kinerja perusahaan. Kinerja itu sendiri dapat diartikan sebagai prestasi kerja atau

hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai karyawan persatuan

periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya. Aspek yang akan dinilai dalam kinerja antara lain;

kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil dan kehadiran.

Untuk meningkatkan kinerja ini, perusahaan perlu memberikan

penghargaan. Salah satu penghargaan yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan

dalam meningkatkan kinerja karyawan panen adalah dengan pemberian premi.

Premi adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila telah melampaui batas

ketentuan yang ditetapkan pengusaha. Sehingga, seseorang yang telah bekerja

melebihi kewajibannya berhak mendapatkan premi.

Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangi dan mencintai

(32)

kinerja dan kedisiplinan karyawan. Apabila seorang karyawan memiliki kepuasan

terhadap pekerjaannya, maka karyawan tersebut akan berusaha meningkatkan

prestasi kerja/kinerja dan kedisiplinan. Kepuasan kerja ini dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Dimana dari faktor ini dapat dilihat kepuasan atau ketidakpuasan

seorang karyawan terhadap pekerjaannya atau sistem yang diberlakukan suatu

perusahaan. Faktor kepuasan kerja yang berhubungan dengan premi panen (balas

jasa) adalah faktor finansial.

Dan untuk mengetahui apakah sistem premi yang diberlakukan oleh

perusahaan mempengaruhi peningkatan dalam kinerja dan kepuasan kerja

karyawan maka perlu diketahui keadaan kinerja dan kepuasan kerja karyawan

panen sebelum dan sesudah adanya premi. Gambaran tentang kerangka pemikiran

(33)

Gambar 2. Skema kerangka pemikiran

Keterangan :

: menerangkan pengaruh : menerangkan hubungan

Kepuasan Kerja Karyawan Panen : 1.Faktor Finansial 2.Faktor Psikolog

Kinerja Karyawan Panen

- Kuantitas dari hasil

- Kualitas dari hasil

- Kehadiran

PTPN IV, Unit Kebun Pabatu dan

Unit Kebun Bah Jambi

Premi Panen Karyawan Panen :

- Karyawan Tetap - Karyawan Harian

Lepas

Setelah ada premi panen Sebelum ada

(34)

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan penelitian – penelitian sebelumnya, dapat dibentuk

hipotesis, antara lain : 1). Premi panen berpengaruh secara nyata terhadap kinerja

karyawan panen (kuantitas, kualitas, dan kehadiran) di lokasi penelitian, dan 2).

Premi panen berpengaruh secara nyata terhadap kepuasan kerja karyawan panen

(35)

Metode Penentuan Lokasi

Penentuan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja). Menurut Sugiyono

(2006), purposive merupakan metode/teknik yang diambil berdasarkan

pertimbangan tertentu. Adapum pertimbangan – pertimbangan dalam penentuan

daerah/lokasi penelitian ini, antara lain :

- Perkebunan dengan komoditi kelapa sawit dipilih karena kelapa sawit

merupakan komoditi yang paling banyak diusahakan di Sumatera Utara.

- PT. Perkebunan Nusantara dipilih karena merupakan perkebunan milik negara

dan penghasil kelapa sawit yang cukup tinggi di Sumatera Utara setelah

Perkebunan Rakyat.

- Perkebunan Nusantara IV dipilih karena merupakan PT. Perkebunan

Nusantara penghasil kelapa sawit tertinggi di Sumatera Utara.

- Unit Kebun Bah Jambi dipilih karena mewakili daerah bertopografi rata, dan

Unit Kebun Pabatu dipilih karena mewakili daerah bertopografi gelombang di

PT. Perkebunan Nusantara IV.

Tabel 3. Daftar topografi areal per kebun di PTP. Nusantara IV, tahun 2008

GUU Kebun % Areal Kategori Areal

Rata Gelombang Bukit

I Bah Jambi 89 - 11 Rata

Marihat/Ulu 38 25 37 Gelombang

Dosin 90 - 10 Rata

Tonduhan 62 2 36 Gelombang

Pasir Mandoge 40 3 57 Bukit

Sungai Kopas 31 10 59 Bukit

Balimbingan 52 34 14 Rata

(36)

Lanjutan tabel 3. Daftar topografi areal per kebun di PTP. Nusantara IV, tahun 2008

GUU Kebun % Areal Kategori Areal

Rata Gelombang Bukit

Laras 95 - 5 Rata

Gunung Bayu 87 - 13 Rata

Mayang 50 20 30 Gelombang

Bukit Lima 40 20 40 Bukit

Tanah Itam Ulu 80 19 1 Rata

III Adolina 80 13 7 Rata

Pabatu 62 26 12 Gelombang

Tinjowan-I 80 10 10 Rata

Tinjowan-II 31 31 38 Bukit

Tinjowan-III 38 31 31 Gelombang

Air Batu 50 31 19 Gelombang

Sawit Langkat 49 26 25 Bukit

IV Pulo Raja 75 2 23 Rata

Berangir 14 18 68 Bukit

Ajamu-I 100 - - Gelombang

Ajamu-II 100 - - Bukit

Sosa 60 - 40 Gelombang

V Dolok Ulu 62 8 30 Gelombang

Marihat 55 15 30 Gelombang

(Sumber : PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero), Sumatera Utara, 2008)

Metode Penentuan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive. Sampel diambil

berdasarkan sampel yang ada di lapangan. Hal ini dilakukan karena karyawan

panen sering berpindah-pindah tempat, sehingga sulit mencari sampel yang sama

dalam satu tempat yang sama (Sugiyono, 2006). Untuk jumlah sampel diambil

sebanyak 30 sampel untuk tiap kebun. Hal ini berdasarkan pernyataan Sumanto

dalam Wirartha (2006) bahwa jumlah minimum sampel untuk penelitian kausal

(37)

masing 10 sampel untuk karyawan panen pada tanaman muda, tanaman remaja,

dan tanaman dewasa.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data bersumber dari data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dengan menyebarkan angket kepada responden. Sedangkan data

sekunder diperoleh dari Dinas Perkebunan Sumatera Utara, PT. Perkebunan

Nusantara IV, Unit Kebun Bah Jambi, Unit Kebun Pabatu, instansi-instansi yang

terkait, dan referensi yang berhubungan.

Tabel 4. Spesifikasi pengumpulan data penelitian

Keterangan Jenis Data Metode

Pengumpulan Data

Sumber

Sistem Premi Panen Sekunder Tinjau Dokumen Data yang tersedia di

lokasi penelitian

Kepuasan kerja Primer Penyebaran Kuisioner Karyawan

sampel/Responden

Metode Analisis Data

Untuk masalah (1), mengenai sistem premi panen yang berlaku di daerah

penelitian dianalisis secara deskriptif berdasarkan data sekunder yang diperoleh di

lokasi penelitian.

Untuk masalah (2) dan (3), mengenai pengaruh premi panen terhadap

kinerja dan kepuasan kerja karyawan panen, terlebih dahulu data yang diperoleh

di uji normalitas data dan jenis data. Untuk menentukan alat analisis yang sesuai

dalam menganalisis suatu masalah, terlebih dahulu data yang diperoleh di uji

(38)

data yang digunakan harus berdistribusi normal dan merupakan data interval dan

rasio. Untuk uji analisis yang menggunakan alat uji statistik non parametris data

yang digunakan tidak harus berdistribusi normal dan merupakan data nominal dan

ordinal.

Untuk menganalisis apakah data kinerja yang digunakan berdistribusi

normal, terlebih dahulu data yang diperoleh dirangkum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 5. Rekapitulasi kinerja karyawan panen kelapa sawit di Kebun Pabatu

No Indikator Kinerja

Kuantitas Kerja (Kg) Kualitas Kerja (Rp) Kehadiran Kerja (hari)

1 223.500 236.143 239

(Sumber : Analisis data lampiran 7 dan 8)

Dari data di atas, lalu dianalisis normalitasnya dengan menggunakan alat

(39)

terlebih dahulu dikategorikan dalam enam kelas interval. Penganalisisan

dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Analisis normalitas data kuantitas kerja karyawan panen kelapa sawit di Kebun Pabatu

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai χ2hitung sebesar 82,55. Jika

dibandingkan dengan nilai χ2tabel sebesar 11, 070 ( dengan dk = 6-1 = 5, dan taraf

kesalahan 5 %), maka χ2hitung > χ2tabel. Hal ini berarti bahwa data menganai

kuantitas kerja di atas tidak berdistribusi normal.

Tabel 7. Analisis normalitas data kualitas kerja karyawan panen kelapa sawit di Kebun Pabatu

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai χ2hitung sebesar 88,75. Jika

dibandingkan dengan nilai χ2tabel sebesar 11, 070 ( dengan dk = 6-1 = 5, dan taraf

kesalahan 5 %), maka χ2hitung > χ2tabel. Hal ini berarti bahwa data mengenai kualitas

kerja di atas tidak berdistribusi normal.

Tabel 8. Analisis normalitas data kehadiran kerja karyawan panen kelapa sawit di Kebun Pabatu

Interval Fo Fh (fo-fh) (fo-fh)2 (fo-fh)2

fh

212 – 221 5 1 4 16 16,00

(40)

Lanjutan tabel 8. Analisis normalitas data kehadiran kerja karyawan panen

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai χ2hitung sebesar 35,50. Jika

dibandingkan dengan nilai χ2tabel sebesar 11, 070 ( dengan dk = 6-1 = 5, dan taraf

kesalahan 5 %), maka χ2hitung > χ2tabel. Hal ini berarti bahwa data mengenai

kehadiran kerja di atas tidak berdistribusi normal.

Sama halnya dalam menganalisis normalitas data kinerja di kebun Pabatu,

data kinerja yang diperoleh di kebun Bah Jambi juga terlebih dahulu

dikeompokkan dalam dua periode; periode sebelum terjadinya perubahan sistem

premi (semester I tahun 2008) dan periode sesudah terjadinya perubahan sistem

premi ( semester I tahun 2009).

Tabel 9. Rekapitulasi kinerja karyawan panen kelapa sawit di Kebun Bah Jambi

No Indikator Kinerja

Kuantitas Kerja (Kg) Kualitas Kerja (Rp) Kehadiran Kerja (hari)

(41)

Lanjutan tabel 9. Rekapitulasi kinerja karyawan panen kelapa sawit di Kebun Bah Jambi

No Indikator Kinerja

Kuantitas Kerja (Kg) Kualitas Kerja (Rp) Kehadiran Kerja (hari)

21 435.516 444.242 271

(Sumber : Analisis data lampiran 11 dan 12)

Data yang diperoleh dijabarkan dalam tabel perhitungan Chi Kuadrat

seperti di bawah ini. Tabel ini berfungsi untuk mempermudah perhitungan Chi

Kuadrat secara manual.

Tabel 10. Analisis normalitas data kuantitas kerja karyawan panen kelapa sawit di Kebun Bah Jambi

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai χ2hitung sebesar 111,80. Jika

dibandingkan dengan nilai χ2tabel sebesar 11, 070 ( dengan dk = 6-1 = 5, dan taraf

kesalahan 5 %), maka χ2hitung > χ2tabel. Hal ini berarti bahwa data mengenai

kuantitas kerja di atas tidak berdistribusi normal.

(42)

Lanjutan tabel 11. Analisis normalitas data kualitas kerja karyawan panen kelapa sawit di Kebun Bah Jambi

Interval fo fh (fo-fh) (fo-fh)2 (fo-fh)2

fh

1.188.573 – 1.427.937 3 4 -1 1 0,25

1.427.938 – 1.667.299 3 1 2 4 4,00

Σ 30 30 0 64 98,80

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai χ2hitung sebesar 98,80. Jika

dibandingkan dengan nilai χ2tabel sebesar 11, 070 ( dengan dk = 6-1 = 5, dan taraf

kesalahan 5 %), maka χ2hitung > χ2tabel. Hal ini berarti bahwa data mengenai kualitas

kerja di atas tidak berdistribusi normal.

Tabel 12. Analisis normalitas data kehadiran kerja karyawan panen kelapa sawit di Kebun Bah Jambi

Interval fo fh (fo-fh) (fo-fh)2 (fo-fh)2

fh

135 – 159 2 1 1 1 1,00

160 – 183 5 4 1 1 0,25

184 – 207 1 10 -9 81 8,10

208 – 231 1 10 -9 81 8,10

232 – 255 6 4 2 4 1,00

256 – 277 15 1 14 196 196,00

Σ 30 30 0 64 214,45

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai χ2hitung sebesar 214,45. Jika

dibandingkan dengan nilai χ2tabel sebesar 11, 070 ( dengan dk = 6-1 = 5, dan taraf

kesalahan 5 %), maka χ2hitung > χ2tabel. Hal ini berarti bahwa data mengenai

kehadiran kerja di atas tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil di atas diketahui bahwa data kinerja yng diperoleh

(kuantitas kerja, kualitas kerja, dan kehadiran kerja) di dua lokasi penelitian tidak

berdistribusi normal, sehingga dalam penganalisisan tidak bisa digunakan alat uji

statistik parametris.

Dan untuk kepuasan kerja dianalisis dengan menggunakan alat analisis

(43)

setiap butir pertanyaan diberi bobot nilai 1-5 dengan menggunakan skala likert.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 13. Indikator kepuasan kerja Indikator

Kepuasan Kerja

Butir Pertanyaan Bobot Nilai Kriteria (Total Nilai)

Berdasarkan ketentuan indikator dan bobot nilai di atas, maka diperoleh

hasil skor kepuasan kerja karyawan panen di kebun Pabatu sebagai berikut :

Tabel 14. Rekapitulasi skor kepuasan kerja karyawan panen kelapa sawit di kebun Pabatu dan kebun Bah Jambi

No

Total skor kepuasan kerja

Kebun Pabatu Kebun Bah Jambi

1 64 58

(44)

Data yang diperoleh akan dianalisis normalitasnya dengan menggunakan

alat uji Chi kuadrat. Untuk memudahkan perhitungan Chi kuadrat, data

dikelompokkan dalam enam kelompok interval seperti tabel di bawah ini.

Tabel 15. Analisis normalitas data kepuasan kerja karyawan panen kelapa sawit di Kebun Pabatu

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai χ2hitung sebesar 13,50. Jika

dibandingkan dengan nilai χ2tabel sebesar 11, 070 ( dengan dk = 6-1 = 5, dan taraf

kesalahan 5 %), maka χ2hitung > χ2tabel. Hal ini berarti bahwa data mengenai

kepuasan kerja di atas tidak berdistribusi normal.

Tabel 16. Analisis normalitas data kepuasan kerja karyawan panen kelapa sawit di Kebun Bah Jambi

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai χ2hitung sebesar 12,75. Jika

dibandingkan dengan nilai χ2tabel sebesar 11, 070 ( dengan dk = 6-1 = 5, dan taraf

kesalahan 5 %), maka χ2hitung > χ2tabel. Hal ini berarti bahwa data mengenai

kepuasan kerja di atas tidak berdistribusi normal.

Dari hasil analisis normalitas data di atas, diperoleh hasil bahwa data

(45)

kepuasan kerja di dua lokasi penelitian tidak berdistribusi normal. Maka alat

analisis yang digunakan adalah statistik non parametris, yaitu Wilcoxon Match

Pair Test.

Dalam menggunakan alat analisis Wilcoxon Match Pair Test, perlu

digunakan tabel penolong seperti di bawah ini.

Tabel 17. Tabel penolong untuk test Wilcoxon

No Sebelum (X1) Sesudah (X2) Beda ( X2 – X1)

Tanda Jenjang

Jenjang + -

1

2

dst

Jumlah

Setelah data dianalisis lalu hipotesis di uji dengan menggunakan uji z,

dengan rumus sebagai berikut :

Z =

dimana :

T : jumlah jenjang/ rangking yang kecil

µ T :

σ T :

n (n-1) 4

n (n + 1) (2n + 1) 24

H0 : premi panen tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan panen kelapa

sawit di lokasi penelitian

H1 : premi panen berpengaruh terhadap kinerja karyawan panen kelapa sawit

di lokasi penelitian

σ T T –µ

(46)

H0 : premi panen tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan panen

kelapa sawit di lokasi penelitian

H1 : premi panen berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan panen

kelapa sawit di lokasi penelitian

Kriteria uji dengan taraf kesalahan 0,05:

z hitung > z tabel ; H0 ditolak, H1 diterima

z hitung < z tabel ; H0 diterima, H1 ditolak

(Sugiyono, 2006)

Definisi

- Premi adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila telah melampaui batas ketentuan yang ditetapkan pengusaha.

- Kepuasan kerja adalah perasaan ataupun sikap positif karyawan terhadap

pekerjaannya yang dipengaruhi oleh 1) faktor psikologik, 2) faktor sosial, 3)

faktor fisik, dan 4) faktor finansial. Dimana di dalam menganalisis kepuasan

terhadap sistem premi faktor yang mempengaruhi adalah faktor psikologik

dan faktor finansial.

- Kinerja merupakan hasil dari kegiatan yang harus ataupun tidak harus dilakukan karyawan yang berupa kualitas maupun kuantitas yang sesuai

dengan tanggung jawabnya dan norma-norma yang berlaku pada perusahaan

dalam jangka waktu tertentu.

- Upah adalah imbalan kerja yang dihitung secara langsung berdasarkan pada jumlah waktu kerja.

(47)

Batasan Operasional

1. Sampel adalah karyawan panen kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV

Unit Kebun Pabatu dan Unit Kebun Bah Jambi.

2. Lokasi penelitian adalah PT.Perkebunan Nusantara IV, Unit Kebun Pabatu

dan Unit Kebun Bah Jambi.

(48)
(49)
(50)

Deskripsi Wilayah

Deskripsi Wilayah Kebun Bah Jambi

PT. Perkebunan Nusantara IV memiliki 27 Unit Usaha yang memiliki

tingkat kesulitan topografi yang berbeda-beda. Berdasarkan perbedaan topografi

tersebut, unit kebun di PT. Perkebunan Nusantara IV dikelompokkan atas 3

kelompok topografi ; rata, bergelombang, dan berbukit Kebun Bah Jambi

merupakan salah satu kebun di PT. Perkebunan Nusantara IV yang termasuk

bertopografi rata. Sedangkan Kebun Pabatu merupakan salah satu kebun yang

termasuk bertopografi bergelombang.

Kebun Bah Jambi berada di Kecamatan Jawa Maraja Jambi dan

Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. Dimana kebun ini memiliki

topografi tanah yang sedikit bergelombang dan berbukit dengan jenis tanah

Podsolik Coklat Kuning dan Podsolik Coklat. Jarak Kebun Bah Jambi dengan

kota Medan berkisar 147 km, sedangkan dari kota Pematang Siantar 19 km.

Adapun Kebun Bah Jambi ini berbatasan dengan daerah-daerah lain, sebagai

berikut :

− Sebelah Utara : berbatasan dengan Kebun Bangun

− Sebelah Selatan : berbatasan dengan Balimbingan

− Sebelah Barat : berbatasan dengan Dolok Sinumbah

(51)

Kebun Bah Jambi memiliki luas 8.060,5 Ha, yang terdiri dari 9 afdeling

tanaman kelapa sawit. Adapun perincian bagian – bagian areal Kebun Bah Jambi

dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Tabel 18. Ikhtisar luas areal kebun Bah Jambi tahun 2009

Keterangan Luas (Ha)

Rencana tanaman ulang (TU) 382

Areal percobaan (PPKS) 128

Areal lain-lain : 1. Areal pembibitan

2. Empl.Pondok Nusa Indah. T. Lapang 3. Kolam limbah

11.Kuburan, sekolah, mesjid dan gereja

38

(Sumber : PTP. Nusantara IV, Kebun Bah Jambi, tahun 2009)

Berdasarkan data tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar lahan di

PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Jambi di kelola untuk tanaman

menghasilkan. Areal yang digunakan untuk tanaman menghasilkan seluas 4951

ha. Dan sekitar 2080 ha ditumbuhi oleh kelapa sawit tanaman dewasa (14-20

(52)

Dalam mengelola usaha kebun Bah Jambi mulai dari usaha pembibitan

hingga pengolahan, PTP. Nusantara IV Kebun Bah Jambi memiliki 1575

karyawan yang terdiri dari karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana. Perincian

jumlah karyawan di PTP. Nusantara IV, kebun Bah Jambi dapat dilihat pada tabel

di bawah ini :

Tabel 19. Jumlah karyawan di PTP. Nusantara IV, kebun Bah Jambi tahun 2009

Keterangan Jumlah (orang)

Jumlah karyawan pelaksana golongan IA 67

Karyawan pelaksana golongan IB s/d IID

- Pria

- Wanita

1196 289

Jumlah karyawan pelaksana golongan IB s/d IID 1485

Jumlah seluruhnya 1575

(Sumber : PTP. Nusantara IV, Kebun Bah Jambi, 2009)

Dari data di atas diketahui bahwa karyawan di PT. Perkebunan Nusantara

IV Kebun Bah Jambi di dominasi oleh pria. Jumlah pria untuk golongan IA

sebanyak 66 orang, dan jumlah wanita untuk golongan IA sebanyak 1 orang.

Untuk golongan IB hingga IID, jumlah pria sebanyak 1196 orang dan jumlah

wanita 289 orang. Dan jumlah karyawan panen kelapa sawit di Kebun Jambi

berdasarkan tingkat pendidikan, dirinci pada tabel di bawah ini.

(53)

Lanjutan tabel Tabel 20. Jumlah pemanen di kebun Bah Jambi berdasarkan

(Sumber : PTP. Nusantara IV, Kebun Bah Jambi, 2009)

Tabel di atas menggambarkan bahwa tingkat pendidikan karyawan panen

di Kebun Bah Jambi mayoritas adalah SD. Jumlah karyawan panen yang memiliki

pendidikan hingga SD sebanyak 115 orang. Dan jumlah karyawan yang pernah

bersekolah hingga SMP dan SMA sebanyak 15 dan 6 orang. Untuk jumlah

karyawan panen kelapa sawit di Kebun Jambi berdasarkan tingkat golongan

pekerjaannya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 21. Jumlah pemanen di kebun Bah Jambi berdasarkan golongan, tahun 2009

Afdeling Golongan Total

(Sumber : PTP. Nusantara IV, Kebun Bah Jambi, 2009)

Dari data terlihat bahwa sebagian besar karyawan panen di Kebun Bah

Jambi bergolongon IB dari mulai tingkatan IB/0 hingga IB/10. Karyawan panen

yang bergolongan IB sebanyak 88 orang. Dan sebanyak 48 orang bergolongan IC,

dari mulai tingkatan IC/0 hingga tingkatan IC/3. Jumlah karyawan panen paling

(54)

Dan paling sedikit berada di Afdeling VI dengan jumlah karaywan panen

sebanyak 9 orang.

Deskripsi wilayah Kebun Pabatu

Kebun Pabatu berjarak 7 Km dari Kota Tebing Tinggi dan 87 Km dari

Kota Medan serta 40 Km dari Kota Pematang Siantar. Unit Kebun Pabatu berada

pada ketinggian 300 meter di atas permukaan laut dengan topografi

bergelombang, curah hujan berdasarkan data stasiun penakar curah hujan Unit

Kebun Pabatu periode s/d Juni 2006 sebesar rata-rata 232 mm per tahun dan

kelembaban udara 63,70%. Adapun batas-batas wilayah Kebun Pabatu sebagai

berikut :

- Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan T.Tinggi.

- Sebelah Selatan : berbatasan dengan PTPN-III Kebun Gunung Para.

- Sebelah Timur :berbatasan dengan Kebun Sibulan dan PTPN-IV

Kebun Dolok Ilir.

- Sebelah Barat : berbatasan dengan PTPN-III Kebun Gunung Pamela dan

Kebun Bandar Jambu.

Kebun Pabatu memiliki luas 5754,04 Ha, yang terdiri dari 7 afdeling

tanaman kelapa sawit. Adapun perincian bagian – bagian areal Kebun Bah Jambi

dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Tabel 22. Ikhtisar luas areal kebun Pabatu tahun 2009

Keterangan Luas (Ha)

Tanaman menghasilkan 4.473

Tanaman belum menghasilkan 170

Rencana tanaman ulang (TU) 440

Areal Lain-lain : 1. Non produktif 2. Areal pembibitan

(55)

Lanjutan tabel 22. Ikhtisar luas areal kebun Pabatu tahun 2009

(Sumber : PTP. Nusantara IV, Kebun Pabatu, 2009)

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar areal Kebun

Pabatu di kelola untuk tanaman menghasilkan. Areal yang dikelola untuk tanaman

menghasilkan ini seluas 4473 ha (76,87 %). Lahan lainnya digunakan untuk

tanaman belum menghasilkan (TBM) seluas 170 ha, tanaman ulang 440 ha, dan

areal lain-lain seluas 671,04 ha.

PTP. Nusantara IV Kebun Pabatu memiliki 1380 karyawan, yang terdiri

dari karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana. Perincian jumlah karyawan di

PTP. Nusantara IV, kebun Pabatu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 23. Jumlah karyawan di PTP. Nusantara IV, kebun Pabatu tahun 2009

Keterangan Jumlah (orang)

Jumlah karyawan pelaksana golongan IA 136

Karyawan pelaksana golongan IB s/d IID 1.Laki – laki

2.Perempuan

871 348

Jumlah karyawan pelaksana golongan IB s/d IID 1225

Jumlah seluruhnya 1380

(Sumber : PTP. Nusantara IV, Kebun Pabatu, 2009)

Dari 1380 karyawan di PT. Perkebunan Nusantara IV, sebanyak 114 orang

merupakan karyawan panen kelapa sawit. Adapun jumlah karyawan panen di

Kebun Pabatu berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat pada tabel berikut

(56)

Tabel 24. Jumlah pemanen di kebun Pabatu berdasarkan pendidikan, tahun 2009

(Sumber : PTP. Nusantara IV, Kebun Pabatu, 2009)

Sama halnya di Kebun Bah Jambi, di Kebun Pabatu mayoritas karyawan

panennya memiliki tingkat pendidikan sebatas Sekolah Dasar. Sebanyak 82 orang

karyawan panen tingkat pendidikannya adalah SD, 22 orang tingkat

pendidikannya adalah SMP dan 9 orang memiliki tingkat pendidikan hingga

SMA. Jumlah karyawan panen kelapa sawit di Kebun Pabatu berdasarkan

golongan, dirinci pada tabel di bawah ini.

Tabel 25. Jumlah pemanen di kebun Pabatu berdasarkan golongan, tahun 2009

Afdeling Golongan Total

(Sumber : PTP. Nusantara IV, Kebun Pabatu, 2009)

Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa di Kebun Pabatu

sebagian besar karyawan panennya begolongan IB (97 orang), 16 orang

bergolongan IA, dan sebanyak 1 orang bergolongan IC.

Karakteristik Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan panen (karyawan

(57)

Karakteristik sampel di bedakan menurut usia, lama bekerja, jumlah tanggungan,

pendidikan, dan golongan kerja.

Tabel 26. Karakteristik sampel di kebun Pabatu, tahun 2009

No Indikator Keterangan Rerata

1 Usia (tahun) 32-56 44

2 Lama Bekerja (tahun) 10-33 20

3 Jumlah Tanggungan (jiwa) 0-5 3

4 Pendidikan SD – SMA SD

5 Golongan kerja IB/0 – IB/8 IB/0

(Sumber : Analisis data lampiran 3)

Di Kebun Pabatu karyawan panen yang menjadi sampel berusia mulai dari

32-56 tahun. Dan rata –rata karyawan panen sampel berusia 44 tahun. Karyawan

panen sampel bekerja mulai dari 10-33 tahun lamanya. Rata-rata mereka telah

bekerja selama 20 tahun lamanya sebagai karyawan panen. Jumlah tanggungan

karyawan panen sampel mulai dari 0-5 orang tanggungan, dan rata-rata mereka

memiliki 3 orang tanggungan. Untuk tingkat pendidikan karyawan panen sampel

mulai dari SD hingga SMA. Dan rata-rata tingkat pendidikan mereka hanya

sampai SD. Golongan karyawan panen sampel adalah mulai dari golongan IB/0

hingga IB/8. Rata-rata karyawan panen sampel bergolongan IB/0.

Adapun perincian karakteristik karyawan panen sampel di Kebun Bah

Jambi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 27. Karakteristik sampel di kebun Bah Jambi, tahun 2009

No Indikator Keterangan Rerata

1 Usia (tahun) 33-54 45,3

2 Lama Bekerja (tahun) 12-31 22,6

3 Jumlah Tanggungan (jiwa) 1-4 2

4 Pendidikan SD – SMA SD

5 Golongan IB/1 – IC/1 IC/1

(Sumber : Analisis data lampiran 3)

Di Kebun Bah Jambi karyawan panen yang menjadi sampel berusia mulai

dari 33-54 tahun. Dan rata –rata karyawan panen sampel berusia 45 tahun.

(58)

mereka telah bekerja selama 23 tahun lamanya sebagai karyawan panen. Jumlah

tanggungan karyawan panen sampel mulai dari 1-4 orang tanggungan, dan

rata-rata mereka memiliki 2 orang tanggungan. Untuk tingkat pendidikan karyawan

panen sampel mulai dari SD hingga SMA. Dan rata-rata tingkat pendidikan

mereka hanya sampai SD. Golongan karyawan panen sampel adalah mulai dari

golongan IB/1 hingga IC/1. Rata-rata karyawan panen sampel bergolongan IC/1.

Sebelum karyawan panen dilantik menjadi karyawan tetap di PTP.

Nusantara IV, pada awalnya mereka merupakan karyawan harian lepas (KHL).

Dimana nantinya perusahaan akan melakukan evaluasi dari kinerja si pemanen

dan menjadi bahan pertimbangan untuk melantik karyawan harian lepas tersebut

menjadi karyawan tetap/karyawan sendiri (KS).

Karyawan harian lepas bersumber dari dua sumber ; 1) outsourcing

(perusahaan melakukan kontrak dengan pemborong), 2) family system (dimana

karyawan tetap membawa anggota keluarganya untuk membantu memanen).

Untuk karyawan harian lepas perusahaan tidak memberikan fasilitas seperti

halnya yang diterima oleh karyawan tetap. Untuk karyawan harian lepas sistem

outsourcing, KHL memperoleh fasilitas dari pemborong yang menaunginya.

Dalam sistem pencatatan hasil kerja, pada sistem outsourcing telah

dibedakan hasil kerja antara karyawan tetap dan karyawan harian lepas.

Sementara dalam family system, hasil kerja dari karyawan harian lepas tersebut

digabung dengan karyawan tetap yang membawanya. Sehingga di Pembukuan 11

(PB 11) hasil yang diperoleh seorang karyawan tetap sangat tinggi. Tetapi hasil

tersebut nantinya akan dibagi berdasarkan hasil kerja masing-masing. Pada

(59)

system telah membuat pembukuan tersendiri untuk hasil kerja mereka. Kebun

Pabatu merupakan salah satu kebun yang menerapkan sistem outsourcing.

Sementara Kebun Bah Jambi merupakan salah satu kebun yang menerapkan

family system.

Fasilitas yang diperoleh karyawan panen tetap sama halnya yang diperoleh

oleh karyawan tetap lainnya. Mulai dari pemondokan (rumah), catu beras

(karyawan : 15 kg/bulan, istri yang ditanggung : 10 kg/bulan, dan anak (maksimal

3 orang) : @ 8 kg/bulan), bantuan bagi anak karyawan yang kost besarnya ;

SLTP/sederajat : Rp 75.000/bulan, SLTA/ sederajat : Rp 125.000/bulan, dan

Perguruan tinggi Rp 200.000/bulan. Lalu juga ada tunjangan khusus yang

diberikan tiap bulannya, dimana besarnya berbeda menurut golongan. Dan

fasilitas lainnya seperti tunjangan cuti tahunan (12 hari /tahun), sebesar 60 % dari

gaji satu bulan, dan tunjangan cuti panjang (45 hari/ 6 tahun ), sebesar 125 % dari

gaji satu bulan. Adapun masalah kesehatan karyawan dan keluarganya juga

ditanggung oleh PT. Perkebunan Nusantara IV. Perbedaan golongan hanya

Gambar

Tabel 2. Denda pemanen Kesalahan-kesalahan
Tabel 5. Rekapitulasi kinerja karyawan panen kelapa sawit di Kebun Pabatu No Indikator Kinerja
Tabel 9. Rekapitulasi kinerja karyawan panen kelapa sawit di Kebun Bah Jambi No Indikator Kinerja
Tabel 13. Indikator kepuasan kerja Indikator  Butir Pertanyaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program jaminan sosial di PT Perkebunan Nusantara – IV Unit Kebun Bah Jambi yang diberikan kepada tenaga kerja merupakan suatu perlindungan dan suatu pelayanan

PTPN IV Kebun Bah Jambi dalam upaya memenuhi standar mutu telah melakukan suatu pengawasan mutu sejak dari awal penanaman ( planting ) sampai saat minyak kelapa sawit (CPO)

Pada bagian bab ini diuraikan tentang gambaran umum PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Bah Jambi, pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja di PT

Ada pengaruh curah hujan dan hari hujan serta hubungan korelasi keduanya terhadap produksi kelapa sawit pada tanaman berumur 8, 16 dan 19. tahun di kebun Bah

kelapa sawit ini, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara produsen kelapa. sawit utama di dunia

Kebun Bah Birong Ulu PTPN IV merupakan perkebunan kelapa sawit yang berada pada dataran tinggi dengan suhu udara rendah, maka dari itu tinggi rendah tingkat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja pemanen kelapa sawit di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Kebun Kelapa Sawit Rejosari pada tahun 2015 adalah

2015, Pengaruh Curah Hujan dan Hari Hujan pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Bah Jambi PT Perkebunan Nusantara IV Kabupaten Simalungun,