HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGANKECEMASAN
BERINTERAKSI SOSIAL PADA REMAJAPENYANDANG TUNA RUNGU
Oleh: Mariza Yustika ( 01810183 ) Psychology
Dibuat: 2006-04-29 , dengan 3 file(s).
Keywords: Penerimaan Diri, Kecemasan Berinteraksi Sosial
Interaksi sosial sangat penting bagi dinamika kehidupan. Keterbatasan kemampuan komunikasi seperti yang dialami remaja penyandang tuna rungu dapat menimbulkan permasalahan dalam berinteraksi sosial. Remaja penyandang tuna rungu diharapkan pula untuk dapat menerima diri serta mengembangkan hubungan sosial, namun seorang remaja seringkali berlebihan dalam menilai diri. Pemikiran negatif berlebihan terhadap diri yang berimbas pada penolakan terhadap keadaan diri akan menambah perasaan kurang nyaman dalam berinteraksi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara penerimaan diri dengan
kecemasan berinteraksi sosial pada remaja penyandang tuna rungu.
Penelitian korelasional ini melibatkan dua variabel, yaitu penerimaan diri dan kecemasan
berinteraksi sosial. Penerimaan diri merupakan sikap dan pandangan yang pada dasarnya merasa puas terhadap keadaan diri, baik keadaan fisik, kecerdasan, keterbatasan diri, perasaan maupun kepribadian diri. Sedangkan kecemasan berinteraksi sosial adalah suatu reaksi kecemasan secara fisik, perilaku, dan pikiran yang terjadi dalam melakukan interaksi sosial. Populasi dari
penelitian ini adalah penyandang tuna rungu, yang berada di SMPLB dan SMALB Yayasan Pendidikan Tunas Bangsa-Sekolah Luar Biasa bagian B dengan jumlah populasi sebanyak 31 subyek. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampel total dan instrumen penelitian dalam hal ini menggunakan skala untuk mengungkapkan penerimaan diri dan kecemasan berinteraksi sosial. Analisa data yang digunakan adalah analisa product moment. Dari hasil analisa data diketahui terdapat hubungan yang sangat signifikan antara penerimaan diri dengan kecemasan berinteraksi sosial. Hal ini dapat dilihat pada nilai (r)=-0,715, sumbangan efektif penelitian sebesar 51,2% dan (p)=0,000. Artinya semakin tinggi penerimaan diri pada remaja penyandang tuna rungu, semakin rendah kecemasan berinteraksi sosialnya. Sebaliknya, semakin rendah penerimaan diri pada remaja penyandang tuna rungu, maka semakin tinggi kecemasan berinteraksi sosialnya.
Abstract
Social interaction is very important for the dynamics of life. The limited communication skills as experienced by persons with hearing impaired adolescents can cause problems in social interaction.
Persons with hearing impaired adolescents is also expected to receive themselves and develop social relationships, but a teenager is often excessive in assessing himself. Excessive negative thoughts about yourself which impact on the rejection of the state itself will add to the feeling less comfortable in social interaction. This study aims to determine whether there is any relationship between self-acceptance by the anxiety of social interaction in young deaf persons.
This correlational study involving two variables, namely self-acceptance and social interaction anxiety.
physical condition, intelligence, self limitations, feelings and personality self. While the social interaction anxiety is an anxiety reaction to physical, behavioral, and thoughts that occur in social interaction. The
population of this research is deaf persons, who are in SMPLB and Education Foundation SMALB Tunas Bangsa School Extraordinary-part B with a total population of 31 subjects. The sampling technique used is the total sample techniques and instruments in this study using the scale for expressing
self-acceptance and social interaction anxiety. Analysis of data used product moment analysis.
From the data analysis found a highly significant relationship exists between self-acceptance by the anxiety of social interaction. It can be seen on the value (r) =- 0.715, effective contribution of research