PERANCANGAN MEJA DAN KURSI PADA STASIUN PENYUSUNAN DAN PENJILIDAN DI PERCETAKAN
PRESTASI AGUNG PRATAMA
DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI
Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
FUAD DWI SETYAWAN
I 1304009
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi :
PERANCANGAN MEJA DAN KURSI PADA STASIUN
PENYUSUNAN DAN PENJILIDAN DI PERCETAKAN
PRESTASI AGUNG PRATAMA
DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI
Ditulis oleh:
FUAD DWI SETYAWAN I 1304009
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Taufiq Rochman, STP, MT Rahmaniyah D. A., ST, MT NIP 19701030 199802 1 001 NIP 19760122 199903 2 001
Ketua Program S-1 Non Reguler Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknik UNS
Taufiq Rochman, STP, MT NIP 19701030 199802 1 001
Fakultas Teknik UNS
Ir. Noegroho Djarwanti, MT Ir. Lobes Herdiman, MT
LEMBAR VALIDASI
Judul Skripsi :
PERANCANGAN MEJA DAN KURSI PADA STASIUN
PENYUSUNAN DAN PENJILIDAN DI PERCETAKAN
PRESTASI AGUNG PRATAMA
DENGAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI
Ditulis oleh:
Fuad Dwi Setyawan I 1304009
Telah disidangkan pada hari senin tanggal 21 Maret 2011
Di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan
Dosen Penguji
1. Bambang Suhardi, ST, MT NIP 19740520 200012 1 001
2. Wakhid Ahmad Jauhari, ST, MT NIP 19791005 200312 1 003
Dosen Pembimbing
SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA TULIS
Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri UNS yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Fuad Dwi Setyawan NIM : I 1304009
Judul Skripsi : Perancangan Meja Dan Kursi Pada Stasiun Penyusunan Dan Penjilidan Di Percetakan Prestasi Agung Pratama Dengan Pendekatan Anthropometri
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun tidak mencontoh atau tidak melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti Tugas Akhir atau Skripsi yang saya susun tersebut dinyatakan batal dan gelar Sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau dicabut.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila di kemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup menanggung segala konsekuensinya.
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Fuad Dwi Setyawan NIM : I 1304009
Judul Skripsi : Perancangan Meja Dan Kursi Pada Stasiun Penyusunan Dan Penjilidan Di Percetakan Prestasi Agung Pratama Dengan Pendekatan Anthropometri
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing I dan Pembimbing II. Bersamaan dengan surat pernyataan ini bahwa hasil penelitian dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian dari publikasi karya ilmiah.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Surakarta, 21 April 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan berkah dan
hidayah-Nya selama melaksanakan penelitian Skripsi maupun dalam penyelesaian
laporan Skripsi ini.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Ibu, Bapak dan Kakakku tercinta yang senantiasa mendukung dan mendoakanku dari jauh.
2. Bapak Ir. Lobes Herdiman, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Taufiq Rochman, STP, MT selaku dosen pembimbing I atas bimbingan
yang diberikan hingga terselesaikannya Laporan Skripsi ini.
4. Ibu Rahmaniyah Dwi Astuti, ST, MT selaku dosen pembimbing II yang selalu sabar meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis menyelesaikan laporan ini serta mengoreksi segala kesalahan.. 5. Bapak Bambang Suhardi, ST, MT selaku dosen penguji atas saran yang diberikan
sehingga laporan Skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Bapak Wakhid Ahmad Jauhari, ST, MT selaku dosen penguji atas saran yang
diberikan sehingga laporan Skripsi ini menjadi lebih baik.
7. Bapak I Wayan Suletra, ST, MT selaku pembimbing akademis. Terima kasih atas bimbingan dan dorongan semangatnya selama ini.
8. Para staf dan karyawan Jurusan Teknik Industri, atas segala kesabaran dan
pengertiannya dalam memberikan bantuan dan fasilitas demi kelancaran
9. Teman-teman senasib dan sepenanggungan Teknik Industri UNS Non Reguler
angkatan 2004 (Angga M, Brama, Dhita, Dirham, herman, Gloria, Hajar,
Hirmanto, Ike, Danang, Indri, Julius, Lulus, Ivan, Mahendra, Meta, Miono,
Syukron, Nova, Sakuntara, Seto, Dewi, Adi, Lina, Yaning, Yosep, Ipang, Nur
Cahyadi, Angga S dan Darno), atas semangat, dukungan, kekompakan dan segala
kebersamaannya baik dalam suka maupun duka. Mengenal kalian adalah
anugerah terindah dalam hidupku. Kalian adalah keluarga keduaku selama di
Solo.
10. Buat ade’q indras, Spd terima kasih karena kau selalu setia disampingku.
11. Anak-anak kost (lek Tung, Agung, Pokel, Supra X, Jo, lek Krise, Jimek, Ribut,
Indra, Sikun, dll) terima kasih atas kecerian dan bantuannya.
12. Rekan-rekan mahasiswa TI UNS atas kerjasama dan bebagai bantuan yang telah
diberikan selama proses perkuliahan maupun selama proses penyusunan laporan
Skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Akhir penulis berharap semoga laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa laporan Skripsi ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan keterbatasan yang ada, oleh sebab itu dengan segenap
kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik untuk perbaikan atas kekurangan
yang ada.
Surakarta, 21 April 2011
ABSTRAK
Fuad Dwi Setyawan, NIM: I 1304009. PERANCANGAN MEJA DAN KURSI PADA STASIUN PENYUSUNAN DAN PENJILIDAN DI PERCETAKAN
PRESTASI AGUNG PRATAMA DENGAN PENDEKATAN
ANTHROPOMETRI. Skripsi. Surakarta: Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, april 2011
Percetakan Prestasi Agung Pratama merupakan suatu perusahaan yang memproduksi buku Lembar Kegiatan Siswa (LKS) untuk SD dan SMP. Proses produksi disini adalah mencetak cover dan isi, penyusunan dan penjilidan, pemotongan, finishing dan packing. Proses penyusunan dan penjilidan adalah cover dan isi LKS disatukan setelah itu dijilid menggunakan staples. Posisi pekerja adalah duduk dilantai berdasarkan space atau ruangan yang kosong sehingga posisi masing-masing pekerja tidak teratur.
Wawancara yang dilakukan terhadap 20 pekerja, pekerja sebagian besar mengalami kelelahan dipunggung, lengan tangan, pantat, pergelangan kaki, pinggang dan leher. Pekerja menginginkan posisi duduk yang lebih baik seperti duduk dikursi, alas duduk diharapkan empuk karena posisi kerja adalah duduk terus. Pekerja ingin posisi kerja pada saat mengambil material dan melakukan penjilidan tidak membungkuk.
Pada penelitian dilakukan perancangan meja dan kursi dengan pendekatan anthropometri. Perancangan meja dan kursi ini menggunakan data anthropometri dari 20 pekerja. Data anthropometri ini diolah dengan menggunakan perhitungan persentil, sebelum perhitungan dengan persentil data dilihat terlebih dahulu dengan pertimbangan sebaran data. Dari perhitungan dengan persentil diketahui ukuran dimensi meja dan kursi kemudian diterapkan dalam desain bentuk yang sesuai dengan ukuran yang telah didapat. Material dari meja dan kursi ditentukan dari beban yang akan diterima oleh meja dan kursi. Meja dan kursi disimulasikan dengan beban yang akan diterima dengan sofeware CATIA
Penelitian menghasilkan rancangan meja dan kursi dengan dimensi sebagai berikut : Untuk kursi dengan ukuran tinggi 51 cm, kedalaman kursi 45 cm, lebar 41 cm, tinggi sandaran 56 cm, lebar sandaran duduk 28 cm. Sedangkan untuk meja dengan tinggi 72 cm, panjang 204 cm dan lebar sebesar 108 cm. Simulasi pembebanan dengan software catia meja dan kursi mampu menahan beban sebesar 1900 N dan 800 N. Berdasarkan pertimbangan luas ruang yang tersedia, luas meja kursi dan aliran material dihasilkan sebamyak 13 pekerja yang berada di stasiun penyusunan dan penjilidan.
Kata kunci: anthropometri, sofeware CATIA, space, LKS (Lembar Kegiatan Siswa), persentil, cover.
ABSTRACT
Fuad Dwi Setyawan, NIM: I 1304009. THE DESIGN OF TABLE AND CHAIR IN THE STATION OF STACKING AND BOOKBINDING IN PRESTASI AGUNG PRATAMA PRESS BY USING A STUDY OF ANTHROPOMETRI. Paper. Surakarta: Industrial Engineering Departement, Faculty of Engineering, Sebelas Maret University, in April 2011
Prestasi Agung Pratama Press is a company which produce Lembar Kegiatan Siswa ( LKS) for Elementary School (SD) Secondary Junior High School (SMP). The process of the production is print the cover and content, stacking and bookbinding, cutting, finishing and packing. The process of the stacking and bookbinding is the cover and the content of LKS are united after that it is bounded by using strapless. The position of the worker is sit on the floor based on the space or unoccupied room so the the worker work unregularly.
Interview is done for 20 workers, a part of the workers feel pain in the back, hands, bottom, anat, waist, and neck. The workers want to sit with comfortable position for example sit on the chair, chaircloth is expected more soft because the work position with siting continously. The workers want to work with the work position as they take the material and do the bookbinding is not bend over.
In this research is done with the design of the table and chair by using a study of anthropometri. The design of the table and chair use the data of anthropometri from 20 workers. The data of the anthropometri is processed by using percentil calculation, before using percentil calculation, the data is seemed firstly with the considerating of the data distributin. From the calculation of percentil is known by the level dimention of the table and chair then it is implemented by the design of the shape that it is appropriated with the getting size. The material of the table and chair are defined from the weight will be received by the table and chair. Its is simulated with the weight will be received by CATIA software.
The research produces the design of the table and chair with the dimention as follows: for the chair with the size isn 51 cms tall, the deep of the chair is 45 cm, 42 cm widht the height of the armchair is 28 cms. Whereas for the table is 72 cms height, 204 cms lenght, and 108 cms widht. The loaded simulation by catia software, the table and chair are able to hold the load as big as 1900 N and 800 N. Based on the the considerating of the room wide availability, the wide of the table – chair and the material supplied for 13 workers who stay in the station of the stacking and bookbinding.
Key Word: anthropometri, catia software, space, LKS, percentil, cover. Xvi + 77 pages; 33 picture; 5 table; 13 appendix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR VALIDASI... SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYAILMIAH...
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... . DAFTAR ISI...
DAFTAR TABEL.... DAFTAR
GAMBAR... DAFTAR
LAMPIRAN.....
BAB I PENDAHULUAN
Belakang... 1.2 Perumusan Masalah... 1.3 Tujuan Penelitian... 1.4 Manfaat Penelitian... 1.5 Batasan Masalah... 1.6 Asumsi Penelitian...
1.7 Sistematika Penulisan
...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum
Perusahaan…...
2.1.1 Percetakan Prestasi Agung
Pratama…………...…………..
2.1.2 Tujuan
Perusahaan………..…...………
2.1.3 Layout / Tata Letak
2.3.1Aplikasi Distribusi Normal dalam Penetapan Data Anthropometri... ...
2.3.2Aplikasi data anthropometri dalam perancangan
produk atau fasilitas
kerja...
2.3.3 Perhitungan Persentil dan sebaran data...
2.4 Penelitian
Sebelumnya...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahap Identifikasi
Masalah...
3.1.1 Latar Belakang
Masalah...
3.1.2 Perumusan
Masalah...
3.1.3 Tujuan dan
Manfaat...
3.1.4 Studi
Literatur...
3.1.5 Studi
Lapangan...
3.2 Tahap Pengumpulan
3.3 Tahap Pengolahan Data...
3.3.1 Perhitungan Persentil dan sebaran data...
3.3.2 Perancangan Meja dan
Kursi...
3.3.3 Simulasi Pembebanan Menggunakan Software CATIA.
3.4 Tahap Analisa dan Interpretasi
Hasil...
3.5 Tahap Kesimpulan dan
Saran...
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan
Data... 4.2 Pengolahan
Data... 4.2.1 Perhitungan
persentil...
4.2.2 Pertimbangan Sebaran
Data...
4.3 Perancangan meja dan
kursi...
4.4 Uji simulasi pembebanan dengan
catia...
Kursi...
BAB V ANALISIS DAN INTERPRESTASI HASIL
5.1 Analisis Hasil
Penelitian...
5.1.1 Analisis Latar Belakang
Masalah...
5.1.2 Analisis Data Anthropometri untuk Penentuan
ukuran Meja dan
Kursi... 5.1.3 Analisis Pengujian meja dan Kursi dengan Software
Catia... .
5.1.4 Analisis Tata Letak Meja dan
Kursi...
5.2 Interprestasi Hasil
Penelitian...
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpilan... 6.2
Saran...
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Macam Persentil dan Cara Perhitungan dalam Distribusi
Normal... .
Tabel 2.2 Penelitian
sebelumnya………... Tabel 4.1 Tabel
Persentil...
Tabel 4.2 Pertimbangan Sebaran Data
...
Tabel 5.1 Spesifikasi Dimensi Meja dan
Kursi...
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Layout Bangunan I Area Produksi Percetakan Prestasi Agung
Pratama... Gambar 2.2 Layout Bangunan II Area Produksi Percetakan
Prestasi Agung
Pratama...
Gambar 2.3 Layout Kantor Percetakan Prestasi Agung Pratama...
Gambar 2.4 Ilustrasi Pentingnya Ergonomi dalam Perancangan...
Gambar 2.5 Tata Letak berdasarkan metode kerja yang telah dibakukan... ..
Gambar 2.6 Gambar dimensi struktur
kepala...
Gambar 2.7 Antropometri tubuh manusia yang diukur dimensinya...
Gambar 2.8 Distribusi normal yang mengakomodasi 95% dari populasi………... ..
Gambar 3.1 Metodologi
penelitian...
Gambar 4.1 posisi duduk saat melakukan penyusunan LKS... Gambar 4.2 posisi duduk sejajar berdasarkan space yang
.
Gambar 4.3 LKS sesudah dan sebelum dijilid ditumpuk ditengah ruangan... ..
Gambar 4.4 Bill of material
meja... Gambar 4.5 Desain
Meja... Gambar 4.6 Desain
Meja...
Gambar 4.7 Desain Rangka besi D 40
mm...
Gambar 4.8 Desain Papan kayu
jati...
Gambar 4.9 Desain Meja
Akhir...
Gambar 4.10 Bill of material
kursi...
Gambar 4.11 Kursi tampak
samping...
Gambar 4.12 Kursi tampak
depan...
Gambar 4.13 Desain rangka pipa besi D 20
mm... Gambar 4.14 Bantalan
punggung... Gambar 4.15 Bantalan
Gambar 4.16 Desain kursi akhir...
Gambar 4.17 Ilustrasi meja dan kursi
rancangan...
Gambar 4.18 Propertis rangka
besi...
Gambar 4.19 Deformasi yang terjadi pada saat pembebanan...
Gambar 4.20 Deformasi yang terjadi pada kaki meja...
Gambar 4.21 Deformasi yang terjadi pada bagian tengah meja...
Gambar 4.22 Deformasi yang terjadi pada saat pembebanan...
Gambar 4.23 Deformasi yang terjadi pada kaki kursi...
Gambar 4.24 Tata letak Meja dan
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah dari penelitian,
perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari
penelitian yang dilakukan serta sistematika penulisan untuk menyelesaikan penelitian.
I.1 Latar Belakang Masalah
Teknologi yang semakin berkembang pesat saat ini tidak bisa sepenuhnya
meninggalkan tenaga manusia dalam proses produksi. Ada beberapa industri yang
masih menggunakan tenaga manusia dalam menjalankan proses produksinya.
Penggunaan tenaga manusia dapat menghemat biaya produksi karena perusahaan
tidak mengeluarkan biaya tambahan bagi mesin serta alat pendukung lainnya. Namun
disisi lain penggunaan tenaga manusia tidak selamanya menguntungkan. Hal ini
dikarenakan proses produksi dengan menggunakan tenaga manusia lebih lama
dibanding dengan menggunakan mesin untuk mencapai target produksi. Manusia
tidak bisa secara terus menerus melakukan pekerjaan, manusia memerlukan waktu
tambahan untuk beristirahat dalam melakukan pekerjaan. Kelelahan akan meningkat
dengan semakin lamanya pekerjaan yang dilakukan, untuk menurunkan rasa lelah
didapat dengan memberikan istirahat yang cukup (Nurmianto, 2003).
Salah satu faktor yang cukup penting untuk diperhatikan agar kesehatan dan
kenyamanan pekerja terpenuhi adalah posisi atau sikap kerja dari operator saat
melakukan aktifitas kerja. Penerapan ergonomi perlu dilakukan dengan lebih baik
melalui penyesuaian mesin, alat dan perlengkapan kerja terhadap tenaga kerja yang
dapat mendukung kesehatan, kenyamanan dan efisiensi kerja (Nurmianto, 2003).
Percetakan Prestasi Agung Pratama merupakan suatu perusahaan yang
memproduksi buku Lembar Kegiatan Siswa (LKS) untuk SD dan SMP. Aktivitas
proses produksi di Percetakan Prestasi Agung Pratama dilakukan secara manual dan
otomatis dengan menggunakan mesin. Proses produksi pada Percetakan Prestasi
Agung Pratama yang pertama adalah mencetak cover dan isi menggunakan mesin
dengan tenaga manusia sebanyak 20 orang pekerja. Kemudian dilakukan pemotongan
untuk merapikan LKS dengan menggunakan mesin potong dengan 4 orang. Terakhir
dilakukan finishing dan packing dengan 10 orang.
Proses penyusunan dan penjilidan adalah cover dan isi LKS disatukan setelah
itu dijilid menggunakan staples. Staples yang digunakan adalah staples buatan pabrik
yang telah dimodifikasi. Staples diletakkan diatas lantai keramik hal ini menyebabkan
staples bergerak pada saat ditekan. Posisi pekerja adalah duduk dilantai berdasarkan
space atau ruangan yang kosong sehingga posisi masing-masing pekerja tidak teratur. Cover dan isi LKS diangkut menggunakan troli dari stasiun cetak dan diletakkan
diruang penyusunan dan penjilidan menurut ruang yang kosong. LKS yang telah
dijilid ditumpuk disamping pekerja. Meterial LKS dan LKS yang telah dijilid
menggangu aliran material dari stasiun cetak dan yang akan dikirim ke stasiun
pemotongan. Hal ini terjadi karena tata letak pekerja, material dan jalur aliran
material tidak diatur.
Aktivitas penyusunan dan penjilidan dilakukan secara manual dan
berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama yaitu jam kerja dari jam 07.00 sampai jam 17.00
dengan target produksi 30.000 LKS yang telah dijilid, jadi setiap pekerja harus
mengerjakan 1500 LKS. Aktivitas yang dilakukan pekerja ini memungkinkan
terjadinya kelelahan fisik. Dari pengamatan yang dilakukan langsung dilapangan
pekerja sering melakukan istirahat dengan beberapa gerakan berupa peregangan otot
dan diam sejenak untuk mengurangi kelelahan yang dialami. Dari wawancara yang
dilakukan terhadap 20 pekerja, pekerja sebagian besar mengalami kelelahan
dipunggung dan lengan tangan kanan karena posisi membungkuk dan menekan
staples. Kelelahan dipantat dan pergelangan kaki karena duduk bersila datas lantai
keramik. Kelelahan pinggang dan leher juga dirasakan oleh pekerja. Pekerja merasa
tata letak material yang sembarang juga menyebabkan proses kerja menjadi lebih
lama, misalnya saat mengambil material terhalang oleh material yang lainya.
Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui apa yang diharapkan pekerja
berdasarkan dari keluhan yang dialami. Pekerja mengharapkan perubahan sikap kerja.
diharapkan empuk karena posisi kerja adalah duduk terus. Pekerja juga menginginkan
staples dibuat supaya tidak mudah bergeser pada saat ditekan. Tata letak material juga
diharapkan tidak terlalu jauh dari pekerja. Pekerja ingin posisi kerja pada saat
mengambil material dan melakukan penjilidan tidak membungkuk.
Sikap duduk yang keliru merupakan penyebab adanya masalah punggung
(Nurmianto, 2003). Menurut Sastrowinoto (1985), kerugian yang diakibatkan sikap
duduk yaitu otot perut mengendur, perkembangan punggung melengkung, tidak
menguntungkan bagi jalur pencernaan dan paru-paru. Keluhan dari pekerja ini harus
segera diberi tindakan supaya pekerja tidak mengalami gangguan kesehatan
sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh Nurmianto dan Sastrowinoto. Bila beban
dan keluhan pekerja dibiarkan berlanjut terus menerus tanpa adanya penanganan,
kesehatan pekerja akan terganggu dan menyebabkan proses produksi terganggu.
Berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tersebut dimungkinkan untuk
dilakukannya penambahan fasilitas fisik di stasiun penyusunan dan penjilidan.
Fasilitas fisik yang ingin ditambahkan meja dan kursi. Hal ini diharapkan bisa
mengurangi keluhan dan bisa memenuhi keinginan dari pekerja.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan, maka
permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu bagaimana merancang
meja dan kursi pada stasiun kerja penyusunan dan penjilidan yang lebih ergonomis.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian di Percetakan
Prestasi Agung Pratama, yaitu menghasilkan rancangan fasilitas fisik kerja pada
stasiun kerja penyusunan dan penjilidan berupa meja dan kursi.
1.4 Manfaat Penelitian
Diharapkan dari pelaksanaan penelitian tugas akhir ini dapat diambil manfaat
di stasiun penyusunan dan penjilidan.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
membatasi agar penelitian tidak menyimpang dari permasalahan yang ada serta
menentukan secara spesifik area penelitian. Batasan tersebut antara lain :
1. Data anthropometri yang diambil hanya pekerja di stasiun kerja penyusunan
dan penjilidan.
2. Perancangan meja dan kursi hanya sebatas prototipe gambar 3D.
1.6 Asumsi
1. Metode kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian.
2. Kondisi operator sehat dan tidak mengalami kelainan fisik.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan gambaran umum mengenai tata cara
penyususnan laporan penelitian dan isi pokok dari laporan penelitian ini. Sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab pertama ini memuat latar belakang masalah, perumusan, tujuan dan
manfaat penelitian serta batasan masalah yang berfungsi untuk menetukan
secara spesifik area pembahasan yang akan dilakukan, asumsi yang
berfungsi untuk menyederhanakan kompleksitas permasalahan yang
dihadapi dan sistematika penulisan yang berisi urutan penulisan bab dalam
laporan penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan secara umum tentang Percetakan Prestasi Agung
Pratama meliputi sejarah perusahaan, lokasi dan tata letak pabrik, produk
yang dihasilkan, sumber dan penyediaan bahan baku, proses produksi,
menunjang dalam pengolahan data yaitu diantaranya faktor-faktor yang
mempengaruhi perancangan meja dan kursi.
BAB III METODOLOGI PENYELESAIAN MASALAH
Berisi langkah-langkah penyelesaian masalah secara umum yang
merupakan gambaran terstruktur tahap demi tahap proses penyelesaian
masalah dan digambarkan dalam bentuk flowcart.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Berisi data-data yang diperlukan untuk penyelesaian masalah dan
pengolahannya secara bertahap.
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI
Berisi uraian dan interpretasi dari hasil pengolahan data yang telah
dilakukan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dari hasil pengolahan data dan analisa serta saran-saran
BAB II
STUDI PUSTAKA
Bab ini membahas konsep-konsep berkaitan dengan objek penelitian yang dilakukan. Teori pendukung yang dibahas dalam bab ini antara lain tentang konsep ergonomi dan antropometri.
2.1 Tinjauan Umum Perusahaan
2.1.1 Percetakan Prestasi Agung Pratama
Percetakan Prestasi Agung Pratama merupakan perusahaan percetakan yang berdiri pada tahun 1999 yang mana percetakan ini memproduksi buku LKS (Lembar Kegiatan Siswa) untuk SD dan SMP. Percetakan ini awalnya hanya terdiri dari 1 bangunan sebagai tempat produksinya dengan luas lokasi sekitar 360 m2 dan lokasi bangunan pertama
Nama Prestasi Agung Pratama sendiri, salah satu katanya yaitu ”Agung” diambil dari salah satu nama putra pemilik percetakan yang bernama Agung Hardono yang merupakan putra pertama dari pemilik percetakan.
Promosi terhadap produk yang diproduksi berasal dari agen-agen perusahaan yang memasarkan produknya ke berbagai sekolah. Dimana agen tersebut bukan bagian dari perusahaan tetapi pihak luar yang mengikat perjanjian kerja sama dengan percetakan. Pemasaran buku LKS percetakan ini berasal dari beberapa daerah di Pulau Jawa dan sekitarnya.
2.1.2 Tujuan Perusahaan
Prestasi Agung Pratama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang percetakan. Produksi utamanya adalah buku LKS (Lembar Kegiatan Siswa) untuk pelajar SD dan SMP. Sehingga tujuan percetakan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan LKS para pelajar SD dan SMP.
Karakteristik produksi percetakan ini bersifat make – to – stock yang artinya percetakan memproduksi untuk memenuhi persediaan. Tetapi dalam hal ini, setiap akan melakukan produksi maka terlebih dahulu dari perusahaan melakukan estimasi dengan menanyakan pada agen-agen yang ada mengenai berapa perkiraan produk yang dibutuhkan. Sehingga dalam hal ini jika agen memberikan estimasi yang tidak tepat maka dapat merugikan percetakan.
2.1.3 Layout / Tata Letak Pabrik
6.00 8.00 5.00 5.00 6.00 11.00 16.00 11.00 11.00 5.00 24.00 6.00 D C A B E F G
Scale: 1: 100
BANGUNAN I
U
H
[image:30.595.110.524.128.489.2]I
Gambar 2.1 Layout Bangunan I Area Produksi Percetakan Prestasi Agung Pratama
Dari Gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa bangunan ini mempunyai luas kurang lebih 810 m2 yang terdiri dari beberapa bagian atau stasiun kerja,
yaitu :
- A merupakan mushola
- B merupakan gudang bahan baku I - C merupakan kamar mandi
- D merupakan tempat membuat plat cover dan WEB - E merupakan tempat mesin cetak WEB
- F merupakan gudang produk jadi III
12.00 11.00 24.00 8.10 RUMAH LAHAN KOSONG N M
J K L
O P Q 8.10 5.30 12.00 5.70 12.00 7.20 5.70 12.00
Scale: 1: 100
BANGUNAN I I
U
T 5.00 5.00 1.50 8.80 R S UGambar 2.2 Layout Bangunan II Area Produksi Percetakan Prestasi Agung Pratama
Dan dari Gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa bangunan ini mempunyai luas kurang lebih 360 m2 yang terdiri dari beberapa bagian atau
stasiun kerja, yaitu :
- J merupakan bagian penyusunan dan penjilidan
- K merupakan gudang produk jadi I dan tempat mesin packing I - L merupakan tempat mesin potong I dan II
- M merupakan gudang bahan baku II - N merupakan tempat mesin cetak cover
- O merupakan tempat mesin potong III dan mesin packing II - P merupakan gudang produk jadi II
[image:31.595.112.508.122.482.2]- S merupakan kamar mandi - T merupakan kamar mandi - U merupakan halaman
[image:32.595.162.464.241.485.2]Letak kantor Percetakan Prestasi Agung Pratama yaitu berada di lantai 2 di atas bangunan O, P, dan Q, dengan ukuran 8,1 m x 12 m. Untuk layout kantor dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Layout Kantor Percetakan Prestasi Agung Pratama
Dan dari Gambar 2.3 dapat dijelaskan bahwa untuk bagian kantor Percetakan Prestasi Agung Pratama mempunyai luas sebesar 97,2 m2, yang terdiri dari
beberapa bagian, yaitu :
- A merupakan ruangan untuk pimpinan perusahaan
- B merupakan ruang karyawan yang bekerja dalam penyusunan, pengetikan, dan pengeditan naskah dan cover Lembar Kegiatan siswa (LKS).
- C merupakan ruang administrasi kantor
- D merupakan tempat pertemuan umum atau ruang tamu
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu : Ergon berarti kerja dan Nomos berarti dalil, peraturan, dan hukum. Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia, ilmu teknik, dan berbagai disiplin ilmu lainnya untuk mencapai penyesuaian yang optimal antara manusia, pekerjaan, dan lingkungan kerja (Hadiguna, 2008). Ergonomi sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu yang secara sistematis dapat memanfaatkan berbagai informasi yang berkaitan dengan sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sedemikian rupa sehingga manusia dapat bekerja dan hidup pada sistem yang baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan tersebut dengan nyaman, aman, dan efektif (Hadiguna, 2008). Ergonomi juga didefinisikan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya (Wignjosoebroto, 2003).
Tujuan ergonomi adalah menambah efektivitas penggunaan objek fisik dan fasiltas yang digunakan oleh manusia dan merawat atau menambah nilai tertentu, misalnya kesehatan, kenyamanan, dan kepuasan, pada proses penggunaan tersebut. Ergonomi sangat penting diterapkan saat kita melakukan proses perancangan system kerja. Jika dalam melakukan proses perancangan para desainer tidak menerapkan prinsip-prinsip ergonomi, maka akan terjadi hal-hal sebagai berikut (Hadiguna, 2008):
1. Menurunnya keluaran produksi. 2. Meningkatnya loss time.
3. Tingginya biaya medis yang harus disediakan. 4. Tingginya biaya material.
5. Meningkatnya ketidakhadiran karyawan. 6. Rendahnya kualitas kerja.
8. Meningkatnya kemungkinan terjadi kecelakaan dan kesalahan kerja. 9. Meningkatnya pergantian karyawan.
10.Menurunnya cadangan kapasitas untuk transaksi-transaksi yang darurat atau tidak terduga.
Prinsip penting yang harus selalu diterapkan pada setiap perancangan adalah fitting the job to the man rather than the man to the job (Hadiguna, 2008). Dalam hal ini, pekerjaan harus disesuaikan agar selalu berada dalam jangkauan kemampuan serta keterbatasan manusia. Bila kita pandang dari segi sistem, maka sistem yang baik hanya dapat bekerja bila terdiri atas (Hadiguna, 2008) :
1. Komponen sistem yang telah dirancang dan disesuaikan dengan apa yang akan dibutuhkan manusia.
[image:34.595.110.518.238.633.2]2. Komponen sistem yang saling berinteraksi secara terpadu dalam usaha menuju tujuan bersama.
Gambar 2.4Ilustrasi pentingnya ergonomi dalam perancangan Sumber: Hadiguna, 2008
mendapatkan informasi tersebut adalah dengan melakukan penelitian-penelitian yang dapat dikelompokkan menjadi empat bagian (Hadiguna, 2008) yaitu :
1. Penelitian tentang display; yaitu bagian lingkungan yang mengkomunikasikan keadaannya pada manusia.
2. Penelitian mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendaliannya; dalam hal ini, pemeliti menyelidiki aktivitas-aktivitas manusia saat bekerja dan kemudian mempelajari cara mengukur setiap aktivitas. Penelitian demikian banyak berhubungan dengan biomekanika.
3. Penelitian mengenai tempat kerja; yaitu memperoleh hasil kerja yang baik, dalam artian sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia; maka ukuran-ukuran tempat kerja harus sesuai dengan tubuh manusia. Hal-hal yang berhubungan dengan tubuh manusia dipelajari dalam antropometri.
Gambar 2.5 Tata letak berdasarkan metode kerja yang telah dibakukan
Sumber: Hadiguna, 2008.
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi (Tarwaka, 2004), yaitu:
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
2.3 ANTHROPOMETRI
Antropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (2008) adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteritik fisik ukuran tubuh manusia, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Perancangan lingkungan kerja fisik manusia pada umumnya berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia antara lain yaitu (Nurmianto,2008) : a. Jenis kelamin (sex)
b. Umur (age)
Penggolongan atas beberapa kelompok umur yaitu: balita, anak-anak, remaja, Entity atribut relationship Key atribut 12 dewasa, dan lanjut usia. Antropometri tubuh manusia akan cenderung meningkat sampai batas usia dewasa. Namun setelah mencapai usia dewasa, tinggi badan manusia mempunyai kecenderungan untuk menurun yang antara lain disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang (invertebral discs).
c. Suku bangsa (etnic)
Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnic memiliki karakteristik fisik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dimensi tubuh suku bangsa negara Barat pada umumnya berukuran yang lebih besar daripada dimensi tubuh suku bangsa negara Timur.
d. Jenis Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi karyawannya. Misalnya pekerjaan buruh mengharuskan orang-orang yang berpostur lebih besar dibanding pekerja kantoran. Sedangkan menurut Wignjosoebroto (2003) dimensi tubuh manusia juga dipengaruhi oleh tingkat sosio ekonomi. Pada negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi, penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan negara-negara berkembang.
e. Posisi tubuh (posture)
Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran.
Berkaitan dengan posisi tubuh manusia dikenal dua cara pengukuran, yaitu:
Pengukuran manusia pada posisi diam atau yang dibakukan. Disebut juga pengukuran dimensi struktur tubuh dimana tubuh diukur dalam berbagai posisi standart dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Pengukuran antropometri statis menjadi penting karena pengukuran ini menjadi dasar dalam perancangan produk dan lingkungan kerja yang digunakan.
2. Antropometri Dinamis (Functional Body Dimensions)
Yang dimaksud Antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan 13 gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.
[image:38.595.110.519.227.679.2]Selanjutnya untuk memperjelas mengenai data Antropometri yang tepat diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk ataupun fasilitas kerja, diperlukan pengambilan ukuran dimensi anggota tubuh. Penjelasan mengenai pengukuran dimensi antropometri tubuh yang diperlukan dalam perancangan dijelaskan pada gambar berikut :
Keterangan gambar 3 diatas, yaitu: 1 = panjang kepala
2 = lebar kepala
3 = diameter maksimum dagu 4 = dagu ke puncak kepala 5 = telinga ke puncak kepala 6 = telinga ke belakang kepala 7 = antara dua telinga
Gambar 2.7 Antropometri tubuh manusia yang diukur dimensinya
Sumber : Nurmianto, 2008 Keterangan gambar :
1. Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak 2. Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak 3. Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak 4. Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak
5. Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam gambar tidak ditunjukkan)
6. Tinggi tubuh dalam posisi duduk 7. Tinggi mata dalam posisi duduk 8. Tinggi bahu dalam posisi duduk 9. Tinggi siku dalam posisi duduk 10. Tebal atau lebar paha
11. Panjang paha yang diukur dari pantat s/d ujung lutut
12. Panjang paha yang diukur dari pantat s/d bagian belakang dari ujung lutut
13. Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk 14. Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha
15. Lebar dari bahu 16. Lebar pinggul/pantat
17. Lebar dari dada dalam keadaan membusung 18. Lebar perut
19. Panjang siku yang diukur dari siku sampai ujung jari dalam posisi siku tegak lurus
[image:40.595.109.515.212.507.2]21. Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari dalam posisi tegak
22. Lebar telapak tangan
23. Lebar tangan dalam posisi terbentang
24. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak 25. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak 26. Jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan
2.3.1 Aplikasi Distribusi Normal dalam Penetapan Data Anthropometri
Pada penetapan data antropometri, pemakaian distribusi normal umum diterapkan. Distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata dan simpangan standarnya dari data yang ada. Berdasarkan nilai yang ada tersebut, maka persentil (nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau di bawah nilai tersebut) bisa ditetapkan sesuai tabel probabilitas distribusi normal. Jika diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasikan 95% dari populasi yang ada, maka diambil rentang 2,5th dan 97,5th percentile sebagai batas-batasnya.
[image:41.595.112.520.192.692.2]
Secara statistik sudah diperlihatkan bahwa data hasil pengukuran tubuh manusia pada berbagai populasi akan terdistribusi dalam grafik sedemikian rupa sehingga data-data yang bernilai kurang lebih sama akan terkumpul di bagian tengah grafik.Persentil menunjukkan jumlah bagian per-seratus orang dari suatu populasi yang memiliki ukuran tubuh tertentu. Tujuan penelitian, dimana sebuah populasi dibagi-bagi berdasarkan kategori-kategori dengan jumlah keseluruhan 100% dan diurutkan mulai dari populasi terkecil hingga terbesar berkaitan dengan beberapa pengukuran tubuh tertentu. Sebagai contoh bila dikatakan persentil ke- 95 dari suatu pengukuran tinggi badan berarti bahwa hanya 5% data merupakan data tinggi badan yang bernilai lebih besar dari suatu populasi dan 95% populasi merupakan data tinggi badan yang bernilai sama atau lebih rendah pada populasi tersebut.
[image:42.595.118.508.598.713.2]Ada dua hal penting yang harus selalu diingat bila menggunakan persentil. Pertama, suatu persentil Antropometri dari tiap individu hanya berlaku untuk satu data dimensi tubuh saja. Kedua, tidak dapat dikatakan seseorang memiliki persentil yang sama, ke-95, atau ke-90 atau ke-5, untuk keseluruhan dimensi. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data Antropometri, ditunjukan dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1. Macam Persentil dan Cara Perhitungan dalam Distribusi Normal
Persentil
ke- Perhitungan
Persentil
ke- Perhitungan
1 x-2.325sx 90 x+1.28sx
2.5 x-1.96sx 95 x+1.645sx
5 x-1.645sx 97.5 x+1.96sx
50 x
Sumber : Nurmianto, 2008 Keterangan tabel 2.1 di atas, yaitu:
x = mean data s x = standar deviasi dari data x
2.3.2Aplikasi data anthropometri dalam perancangan produk atau fasilitas
kerja
Data anthropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk atau fasilitas keja akan dibuat. Menurut Wignjosoebroto (2000) agar rancangan suatu produk nantinya dapat sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya, maka prinsip-prinsip apa yang harus diambil di dalam aplikasi data anthropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu, sebagai berikut:
a. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim, rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk, yaitu: 1. Sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi
ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya.
2. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada).
1. Dimensi minimum yang harus ditetapkan dari uatu rancangan produk umumnya didasarkan pada nilai persentil yang terbesar seperti persentil ke-90, ke-95 atau ke-99.
2. Dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan nilai persentil yang paling rendah (persentil ke-1, ke-5 atau ke-10) dari distribusi data anthropometri yang ada. Hal ini diterapkan sebagai contoh dalam penetapan jarak jangkau dari suatu mekanisme kendali yang dioperasikan oleh seorang pekerja. Secara umum aplikasi data anthropometri untuk perancangan produk ataupun fasilitas kerja akan menetapkan nilai persentil ke-5 untuk dimensi maksimum dan persentil ke-95 untuk dimensi minimumnya.
b. Prinsip perancangan produk yang dapat dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu, rancangan dapat dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel semacam ini, maka data anthropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai persentil ke-5 sampai dengan ke-95.
c. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata, rancangan produk didasarkan terhadap rata-rata ukuran manusia. Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini justru sedikit sekali mereka yang berada dalam ukeran rata-rata. Produk dirancang dan dibuat untuk manusia yang berukuran sekitar rata-rata, sedangkan yang memiliki ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan tersendiri.
1. Pertama kali harus ditetapkan anggota tubuh yang mana yang nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut; dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data structural body dimension ataukah functional body dimension.
3. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut. Hal ini lazim dikenal sebagai “market segmentation” seperti produk mainan untuk anak-anak, peralatan rumah tangga untuk wanita, dan lain-lain.
4. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel atau ukuran rata-rata.
5. Pilih persentil populasi yang harus diikuti; ke-90, ke-95, ke-99 atau nilai persentil yang lain yang dikehendaki.
Setiap dimensi tubuh yang diidentifikasikan selanjutnya pilih atau tetapkan nilai ukurannya dari tabel data anthropometri yang sesuai. Aplikasikan data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran (allowance) bila diperlukan seperti halnya tambahan ukuran akibat faktor tebalnya pakaian yang harus dikenakan oleh operator, pemakaian sarung tangan (gloves), dan lain-lain.
2.3.3 Perhitungan Persentil dan Sebaran Data
dengan perhitungan untuk penentuan ukuran rancangan. Selain dengan perhitungan percentil ukuran rancangan juga ditentukan dengan pertimbangan sebaran data. Sebaran data ini dilihat dari data antropometri dari semua pekerja distasiun penyusunan dan penjilidan. Jadi jika data yang memiliki sebaran data yang cenderung searah maka ukuran rancangan ditentukan dari sebaran data.
2.4 Penelitian Sebelumnya
[image:46.595.105.525.245.719.2]Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini dan sudah ada di Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta, penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Daftar Penelitian Perancangan meja dan kursi di Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta
N o.
Nama
Peneliti Judul
Tahu
n Metode Hasil
1 Ari
priyono
Usulan perancangan ulang meja dan kursi belajar ditinjau dari aspek ergonomi
2007 Metode
ergonomi
Produk yang ergonomis.
2 Tora ari
sasongko Perancangan meja dan kursi untuk operator stasiun perakitan sangkar burung dengan pendekatan antropometri
2005 Pendekatan
antropo metri
Produk yang ergonomis.
3 M.ivan
agung
Perancangan ulang
boncengan anak pada
motor dengan pendekatan antropometri
2009 Pendekatan
antropo metri
Produk yang ergonomis.
4 Yuni fitri
asari
Perancang ulang tata letak stasiun kerja dengan minimasi biaya dan jarak
material handling di
Percetakan Prestasi Agung Pratama
2009 Activity
relationship
Tata letak pabrik yang lebih baik di
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan secara sistematis mengenai tahapan yang
dilakukan dalam membuat penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan
Gambar 3.1 Metodologi Penelitian
3.1 Tahap Identifikasi Masalah
Tahap identifikasi masalah terdiri dari empat langkah yaitu: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, studi pustaka, studi literatur, proses penyusunan dan penjilidan. Adapun penjelasan yang lebih lengkap dari tiap langkah adalah sebagai berikut:
3.1.1 Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah dalam penelitian ini yaitu : Pada aktivitas penyusunan dan penjilidan, posisi pekerja adalah duduk dilantai berdasarkan space atau ruangan yang kosong sehingga posisi masing-masing pekerja terlihat tidak teratur sehingga aliran material terganggu. Aktivitas penyusunan dan penjilidan dilakukan secara manual dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama. Aktivitas yang dilakukan pekerja ini memungkinkan terjadi nya kelelahan fisik yang diketahui dari wawancara langsung terhadap 20 pekerja. Untuk mengatasi hal ini maka perlu dilakukan perancangan meja dan kursi.
3.1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu bagaimana merancang meja dan kursi pada stasiun kerja penyusunan dan penjilidan yang ergonomis.
3.1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian di Percetakan Prestasi Agung Pratama yaitu rancangan meja dan kursi di stasiun kerja penyusunan dan penjilidan.
Studi literatur, metode ini dilakukan untuk memperoleh informasi pendukung yang diperlukan dalam penyusunan laporan penelitian dengan cara studi pustaka. Informasi dari literatur yaitu berupa pengetahuan mengenai ergonomi antropometri.
3.1.5 Studi Lapangan
Metode ini dilakukan untuk mendapat informasi langsung di lapangan. Studi lapangan dilakukan dengan melakukan observasi langsung di lapangan yaitu di Percetakan Prestasi Agung Pratama khususnya stasiun kerja penyusunan dan penjilidan. Studi lapangan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data mengenai tahapan proses produksi di Percetakan Prestasi Agung Pratama khususnya stasiun kerja penyusunan dan penjilidan.
3.2 Tahap Pengumpulan data
Tahap berikutnya melakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam pengerjaan penelitian dan aktivitas pendukung lainnya.
Data yang diambil dari stasiun kerja penyusunan dan penjilidan meliputi :
1. Keluhan dan keinginan pekerja dari hasil wawancara langsung
2. Data antropometri pekerja
3. Aktivitas proses produksi
4. Spesifikasi produk LKS
3.3 Tahap Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
3.3.1 Perhitungan Persentil dan Sebaran Data
dengan perhitungan percentil ukuran rancangan juga ditentukan dengan pertimbangan sebaran data. Sebaran data ini dilihat dari data antropometri dari semua pekerja distasiun penyusunan dan penjilidan. Jadi jika data yang memiliki sebaran data yang cenderung searah maka ukuran rancangan ditentukan dari sebaran data.
.
3.3.2 Perancangan Meja dan Kursi
Pengukuran dilakukan terhadap operator sesuai data yang diperlukan dalam perancangan tersebut. Adapun data dimensi tubuh yang diperlukan untuk merancang kursi antara lain :
a. Tinggi plopiteal
Tinggi kursi ditentukan dari pertimbangan tinggi plopiteal para pekerja. tiggi plopiteal adalah jarak vertikal dari alas kaki sampai bagian bawah paha. Pada tinggi kursi ini digunakan persentil 50.
b. Pantat plopiteal
Cara mengambil ukuran pantat plopiteal adalah subjek duduk tegak, diukur jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah dalam (plopiteal), paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku. Ini digunakan untuk menentukan ukuran kedalaman kursi dengan persentil 50.
c. Lebar pinggul
Cara mengambil ukuran lebar pinggul adalah subyek duduk tegak. diukur jarak horisontal dan bagian terluar pinggul sisi kiri sampai bagian terluar puinggul sisi kanan. Lebar pingul digunakan untuk menentukan lebar kursi dengan persentil 95.
Tinggi sandaran punggung diperoleh dengan cara subyek duduk tegak, diukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai pucuk belikat bawah.ini untuk menentukan tinggi sandaran kursi dengan persentil 95.
e. Lebar sandaran duduk
Lebar sandaran duduk diperoleh dengan cara diukur jarak horisontal antara kedua tulang belikat. Subyek duduk tegak dengan lengan atas ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan. Lebar sandaran duduk ini untuk menentukan lebar sandaran kursi dengan perhitungan persentil 95.
Sedangkan untuk merancang meja data yang diperlukan antara lain :
a. Jangkauan tangan ke depan
Jangkauan tangan kedepan didapat dari ukuran jarak horisontal dari punggung sampai ujung jari tengah. Subyek berdiri tegak dengan betis, pantat dan punggung merapat kedinding, tangan direntangkan secara horizontal kedepan. Ini untuk menentukan lebar meja dengan perhitungan persentil 5.
b. Rentangan tangan
Rentangan tangan adalah ukuran jarak horisontal dari ujung jari terpanjang tangan kiri sampai ujung jari terpanjang tangan kanan. Subyek berdiri tegak dan kedua tangan direntangkan horisontal kesamping sejauh mungkin. Rentangan tangan untuk menentukan panjang meja dengan persentil 5.
Tinggi siku duduk didapat dari ukuran jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung bawah siku kanan. Subyek duduk tegak dengan lengan atas vertikal disisi badan dan lengan bawah membentuk sudut siku-siku dengan lengan bawah. Tinggi meja didapat dari tinggi siku duduk persentil 50 dan ditambah dengan tinggi plopiteal persentil 50.
3.3.3 Simulasi Pembebanan Menggunakan Software CATIA
CATIA merupakan program tiga dimensi yang mampu membuat gambar teknik dalam perencanaan benda kerja. Pertama seluruh part digambar kemudian yang kedua seluruh part di assembly. ketiga diberikan load serta pemberian asumsi kondisi batas sesuai / mendekati keadaan sebenarnya maka dapat dilakukan proses komputasi untuk mengetahui analisa struktur hasil simulasi pembebanan untuk mengetahui seberapa kuat benda kerja hasil rancangan menerima beban.
3.4 Tahap Analisa dan Interpretasi Hasil
Tahap ini merupakan tahapan akhir dari penelitian
mengenai perancangan meja dan kursi stasiun kerja
penyusunan dan penjilidan. Ruang lingkup pembahasan
diuraikan sebagai berikut:
Tahap analisis dan interpretasi hasil, pada tahap ini
dilakukan analisis keterkaitan antara variabel satu dengan
yang lain. Analisis dilakukan dengan melihat keuntungan dari
hasil perancangan. Dilakukannya perancangan distasiun
kerja
penyusunan
dan
penjilidan
diharapkan
dapat
[image:54.595.106.520.240.594.2]3.5 Tahap Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kemudian dibuat suatu kesimpulan tentang beberapa hal yang dapat menjawab rumusan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Selanjutnya disusun usulan serta saran yang kiranya bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi penelitian lebih lanjut.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan data dalam penelitian. Proses pengumpulan dan pengolahan data meliputi data keluhan, keinginan pekerja, data anthropometri 20 pekerja, posisi kerja pekerja dan aktivitas di stasiun kerja penyusunan dan penjilidan.
4.1 PENGUMPULAN DATA
cm dengan 64 halaman. Beberapa posisi yang biasa dilakukan pekerja pada saat melakukan aktivitas seperti gambar 4.1, 4.2 dan 4.3.
Gambar 4.1 Posisi duduk saat melakukan penyusunan LKS.
Gambar 4.3 LKS sesudah dan sebelum dijilid ditumpuk ditengah ruangan
Beberapa sikap duduk diatas memungkinkan adanya resiko cidera bagi pekerja yang mengakibatkan kelelahan dan kelainan tulang belakang. Sikap duduk tanpa alas dan berada dilantai ini tidak ergonomis. Pekerja akan menjadi lebih cepat lelah dan mengurangi produktivitas. Kegiatan pekerja disini adalah melakukan penyatuan antara isi LKS dengan covernya dan setelah itu melakukan pinjilidan dengan staples. Penjilidan dilakukan diatas lantai keramik sedangkan staples terbuat dari besi, hal ini memungkin adanya pergeseran karena permukaan licin. Hal ini dapat dihindari jika staples dibuat permanen diatas meja yang bisa menghindari staples bergeser dan bisa menjadikan proses penjilidan lebih presisi, dimensi alat jilid staples 20 cm x 15 cm x 25 cm. Luas lantai produksi pada stasiun penyusunan
dan penjilidan adalah 5,7 m x 12 m = 68,4 m2
.
4.2 PENGOLAHAN DATA
Data antropometri ini diperoleh dari dari hasil pengukuran ukuran
tubuh dari 20 pekerja perempuan. Dalam perancangan fasilitas meja dan
spesifikasi LKS digunakan sebagai acuan perancangan. Berikut adalah
pengolahan data yang dilakukan :
4.2.1 Perhitungan Persentil
Perhitungan persentil dilakukan untuk mendapatkan ukuran yang diperlukan dalam perancangan meja dan kursi. Pada perhitungan persentil ini digunakan persentil 5, 50 dan persentil 95.
§ Tinggi plopiteal
Tinggi plopiteal (P50) = x
= 50.58 cm § Pantat plopiteal
Pantat plopiteal (P50) =x
=45 cm
Untuk perhitungan persentil dimensi antropometri yang lain dapat
[image:59.595.122.514.201.651.2]dilihat pada lampiran. Hasil dari perhitungan persentil dapat dilihat pada
tabel 4.1 .
Tabel 4.1 Tabel Persentil
No Data yang diukur P5 P50 P95
1 tinggi plopiteal 50,85 2,88 46,12 50,85 55,58
2 pantat plopiteal 45,00 7,15 33,25 45,00 56,75
3 tinggi sandaran punggung 49,13 4,14 42,31 49,13 55,94
4 tinggi siku duduk 20,93 1,79 17,97 20,93 23,88
5 lebar pinggul 33,93 4,25 26,93 33,93 40,92
6 lebar sandaran duduk 23,88 2,68 19,46 23,88 28,29
7 jangkauan tangan ke depan 68,35 6,09 58,33 68,35 78,37
8 rentangan tangan 156,70 7,90 143,70 156,70 169,70
x
s
xPerhitungan sebaran data ini diperlukan untuk pertimbangan
penentuan ukuran meja dan kursi. Sebaran data ini dilihat dari data
[image:60.595.115.500.209.521.2]antropometri pekerja. sebaran data dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.2 Tabel sebaran data
TPO PP TSP TSD LP LSD JTD RT
1 41,0 41,0 41,0 17,0 28,5 19,0 59,0 146,0
2 41,0 42,0 42,5 18,0 29,0 20,0 60,0 149,0
3 42,0 42,0 43,0 19,0 30,5 20,0 60,5 150,0
4 44,0 42,5 43,0 19,0 31,0 20,0 61,0 150,5
5 45,0 43,0 47,0 20,0 31,0 22,0 64,0 151,0
6 45,0 44,0 48,0 20,0 32,0 22,0 64,0 151,0
7 45,0 44,5 48,0 20,0 32,0 23,0 64,0 151,0
8 45,0 45,0 48,5 20,0 32,0 24,0 65,0 152,0
9 47,0 45,0 49,0 21,0 32,0 24,0 67,0 154,5
10 48,0 45,0 48,5 21,0 33,0 24,0 67,0 155,5
11 53,0 45,5 50,0 21,5 33,0 24,5 69,0 156,0
12 55,0 45,5 51,0 21,5 34,0 25,0 70,0 156,0
13 56,0 45,5 50,0 21,5 34,0 25,0 71,0 157,5
14 57,0 46,0 52,0 22,0 34,5 25,0 72,0 159,0
15 57,0 46,0 52,0 22,0 35,0 25,0 73,5 160,5
16 58,0 46,5 53,0 22,0 35,0 26,0 73,5 161,0
17 59,0 47,0 53,0 23,0 35,0 26,0 74,0 163,0
18 59,0 47,0 54,0 23,0 38,0 27,0 77,0 163,5
19 60,0 47,5 54,0 23,5 44,0 27,0 77,5 166,0
20 60,0 49,5 55,0 23,5 45,0 29,0 78,0 181,0
50,9 45,0 49,1 20,9 33,9 23,9 68,4 156,7
Pertimbangan Sebaran Data
Karena data awal para pekerja tidak mengelompok pada salah satu
tingkat maka penentuan ukuran meja dan kursi tetap menggunakan
perhitungan persentil.
4.3 PERANCANGAN MEJA DAN KURSI
Tetapi karena berbagai kendala yang ada dalam mempraktekkan hasil rancangan tersebut, maka pengujian hasil rancangan hanya menggunakan evaluasi dalam bentuk teoritis. Evaluasi teoritis yang dilakuakan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana meja kursi hasil rancangan tersebut sesuai dengan data antropometri pengguna.
a. Kursi
1) Tinggi kursi
Pekerja agar merasa lebih nyaman duduk dikursi dengan waktu yang lama kursi harus dirancang tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Kursi yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kurangnya kenyamanan karena terjadinya tekanan pada paha, yang disebabkan menggantungnya kaki. Maka untuk menghindari ketidaknyamanan tersebut digunakan data antropometri tinggi popliteal dengan persentil ke-50 dari perhitungan didapatkan nilai 50.85 cm dibulatkan menjadi 51 cm. Diharapkan bagi pekerja yang tinggi poplitealnya kurang dari 51 cm tidak merasa terlalu tinggi sedangkan untuk yang lebih dari 51 cm tidak merasakan terlalu rendah.
2) Kedalaman kursi
orang akan merasakan kenyamanan dengan catatan posisi duduk kaki membentuk sudut 90 derajat.
3) Lebar kursi
Untuk menentukan ukuran lebar kursi ditentukan dengan menggunakan ukuran data antopometri lebar pinggul (lp) dengan mengambil nilai persentil 95, adapun nilai perhitungannya sebesar 40,92 cm dibulatan menjadi 41 cm. Pertimbangan menggunakan nilai persentil itu adalah hanya sedikit pinggul yang keluar atau tidak terletak pada alas duduk, sedangkan orang yang nilai persentil lebar pinggulnya kurang dari 95 akan mengalami kelebihan lebar kursi dan itu tidak akan mengurangi tingkat kenyamanan duduk seseorang. 4) Tinggi Sandaran
Untuk tinggi sandaran menggunakan ukuran data antropometri tinggi sandaran punggung (tsp) dengan mengambil nilai persentil 95 yaitu sebesar 55,94 cm dibulatkan menjadi 56 cm.
5) Lebar Sandaran Duduk
Untuk lebar sandaran kursi pada perancangan ini sebesar 28 cm. Penentuan angka 28 didasarkan atas pengukuran data lebar sandaran duduk dengan persentil 95 sebesar 28,29 cm dibulatkan menjadi 28 cm. Pertimbangan menggunakan nilai persentil itu adalah orang yang nilai persentil lebar sandaran duduk kurang dari 95 akan mengalami kelebihan lebar sandaran dan itu tidak akan mengurangi tingkat kenyamanan duduk seseorang.
b. Meja
1) Lebar meja
meja di bulatkan menjadi 58 cm. Hal ini disesuaikan dengan mereka yang jangkauan tangannya pendek sedangkan untuk mereka yang jangkauannya panjang akan tetap merasa nyaman menggunakannya, karena LKS diletakan diatas meja depan satu baris maka lebar meja ditambah dengan satu kali panjang LKS jadi 58 cm + 50 cm = 108 cm. 2) Panjang meja
Untuk panjang meja menggunakan ukuran dari rentangan tangan dengan menggunakan persentil ke-5 yaitu sebebesar 143,70 cm dibulatkan menjadi 144 cm. Hasil pengukuran yang didapat tidak berbeda jauh dengan batasan-batasan dimensi untuk daerah kerja yang telah dikembangkan oleh R.R. Farley pada General Motors pada tahun 1955 yaitu untuk wanita sebesar 147,3 cm dan pria sebesar 162,6 cm. LKS yang diletakan diatas meja bagian kanan dan kiri maka panjang meja ditambah dua kali lebar LKS maka 144 cm + (2) 30 cm = 204 cm
3) Tinggi meja
Setelah dilakukan perhitungan data antropometri kemudian dilakukan penerapan data kebentuk gambar yang digunakan untuk melihat apakah gambar sesuai dengan yang diharapkan. Gambar hasil rancang sebagai berikut :
a. Meja
Berikut adalah desain rancangan meja dengan menggunakan material pipa besi dengan diameter 40 mm, papan kayu jati dengan tebal 4 cm dan screw diameter 6 mm. Gambar dibawah ini merupakan bill of material meja dan penerapan ukuran dari pengolahan data antropometri pekerja.
[image:64.595.114.514.247.631.2]Gambar 4.5 Desain Meja
Gambar 4.7 Desain Rangka pipa besi dengan D 40 mm
Gambar 4.8 Desain Papan kayu jati
[image:66.595.163.464.117.721.2]b. Kursi
Kursi hasil rancangan ini menggunakan material berupa Pipa Besi diameter 22 mm, Plat Ezer 1,4 mm yang digunakana untuk bantalan busa, spon keras, kulit sintetis dan screw diameter 6 mm.
[image:67.595.111.509.238.721.2]Gambar 4.11 Kursi tampak samping
Gambar 4.12 Kursi tampak depan
[image:68.595.168.433.142.705.2]Gambar 4.14 Bantalan punggung
[image:69.595.169.434.126.499.2]Gambar 4.16 Desain kursi akhir c. Ilustrasi Gambar Hasil Rancangan
A = Tumpukan material (isi LKS, cover LKS dan LKS) B = Staples
C = Meja D = Kursi
4.4 UJI SIMULASI PEMBEBANAN DENGAN SOFTWARE CATIA
Untuk melakukan pengujian kekuatan produk meja dan kursi ini dengan menggunakan software CATIA. Dengan langkah-langkah berikut yaitu membuat part desain, asembly / perakitan kemudian analisis. Berikut ini adalah hasil dari pengujian :
a. Meja
Simulasi pembebanan pada meja ini didasarkan pada beban yang akan diterima oleh meja saat digunakan dalam proses produksi. Beban pada meja yaitu dari LKS dan Staples, namun sebagian besar dari berat LKS yang lebih dominan karena mempunyai jumlah yang banyak.
Spesifikasi LKS :
Nama Produk : LKS “Prestasi”
Ukuran : 20 cm x 26 cm
Jumlah Halaman Isi : 64 halaman / 32 lembar kertas Berat per lembar : 60 g
Berat LKS : 1.9 kg
Jika dalam 1 meja terdapat 100 LKS maka berat LKS menjadi 190 kg. Berat LKS ini diasumsikan sebanding dengan gaya gravitasi 9.8 m/s, jadi gaya yang akan diterima meja sebesar 1900 N.
Gambar 4.18 Propertis rangka pipa besi
Berikut adalah gambar simulasi analisa pembebanan menggunakan catia pada meja dengan gaya sebesar 2000 N :
[image:72.595.112.511.113.546.2]Gambar 4.20 Deformasi yang terjadi pada kaki meja
Gambar 4.21 Deformasi yang terjadi pada bagian tengah meja b. Kursi
diambil dari asumsi berat badan manusia rata-rata 80 kg sebanding dengan gravitasi (9,8 m/s). Dapat dilihat gambar dibawah ini yang menunjukkan deformasi yang terjadi pada 1000 N adalah sebagai berikut :
Gambar 4.23 Deformasi yang terjadi pada kaki kursi
4.5 Tata Letak Meja dan Kursi
Gambar 4.24 Tata letak Meja dan Kursi Keterangan :
a = meja b = kursi c = pintu
BAB V
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Bab ini membahas tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian yang telah
dikumpulkan dan diolah pada bab sebelumnya. Analisis d