• Tidak ada hasil yang ditemukan

Window Shopping : Model Pembelajaran yang Unik dan Menarik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Window Shopping : Model Pembelajaran yang Unik dan Menarik"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

27

Window Shopping : Model Pembelajaran yang Unik dan

Menarik

1Maslichah Kurdi

1Widyaiswara Ahli Madya Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten

(Diterima 5 Juli 2017; Direvisi 12 Juli 2017; Disetujui 20 Juli 2017; Diterbitkan 11 Agustus 2017)

Abstrak: Telah dilakukan pengamatan tingkat antusiasme peserta pelatihan dalam proses

pembelajaran melalui penerapan model: Buzz Group Discussion; Role Playing; dan

Window Shopping. Pengamatan dilakukan pada bulan Pebruari – April 2018 di kelas diklat prajabatan golongan II di lingkungan Pemerintah Povinsi Banten, dengan subyek peserta

latih sebanyak 200 orang terbagi dalam 5 kelas, tiap kelas terdiri dari 40 orang, pada

materi ASN sebagaiPelayan Masyarakat. Metoda pengamatan menggunakan polling atas dua butir pertanyaan sederhana, kemudian jawaban diolah dan dikelompokkan dalam

prosen (%). Pengamatan bertujuan untuk menemukan model pembelajaran yang lebih

disukai oleh peserta latih, serta untuk memahami keunggulan dan kelemahannya. Meski

saat di dalam kelas bisa dilihat dan dirasakan model pembelajaran tersebut sama-sama

mampu memancing antusiasme peserta, mampu mendorong peserta untuk lebih

involved, namun hasil pengamatan menunjukkan model pembelajaran Window Shopping

ternyata memperoleh nilai lebih tinggi dibandingkan dua model lainnya. Nilai tertinggi

(41.5%) untuk Window Shopping; nilai sedang (31.0%) untuk Role Playing, dan nilai terendah(27.5%) untuk Buzz Group Discussion.

Keywords: Buzz Group Discussion; Role Playing; Window Shopping; antusiasme; polling.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

(2)

28 Pendahuluan

Bila Anda mengajar di sebuah kelas diklat prajabatan, dapatkah Anda bayangkan

suasana belajar seperti apa yang tercipta, manakala pesertanya pasif, pandangan tidak fokus,

komunikasi berjalan satu arah, dan gesture menunjukkan kurangnya semangat mengikuti kegiatan pembelajaran. Nah suasana kelas seperti inilah yang menggelitik penulis untuk

melakukan pengamatan agar dapat menjawab pertanyaan mengapa suatu kelas bisa berjalan

sangat dinamis sementara kelas lain melempem. Tiga model pembelajaran yang penulis terapkan dalam pengamatan yaitu: Buzz Group Discussion; Role Playing; Window Shopping

merupakan tipe-tipe pembelajaran kooperatif. Menurut pendapat Lie(2008: 29)

Pembelajaran Kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan sesama peserta dalam tugas-tugas yang

terstruktur. Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam

kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya

dengan belajar kelompok yang dilakukan asal-asalan. Menurut Sardiman (2011: Interaksi &

Motivasi Belajar Mengajar) Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan

belajar yang diorganisasi. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang

dan merangsang para peserta didik, memberi rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan

yang diharapkan. Uraian berikut menjelaskan pengertian dari masing-masing metoda.

1. Buzz Group Discussion

A small group of people that is divided from a larger group to talk about ideas, solutions to problems ” (Cambridge English Dictionary).

Pada awalnya metoda ini dinamai Phillip 66 karena selalu terdiri dari 6 kelompok yang beranggotaan enam orang dan berdiskusi selama enam menit dan dikembangkan oleh

J. Donald Phillip. Tapi kemudian phillips 66 berubah menjadi Buzz Group atau Buzz Sesion karena jumlah tidak selalu enam kelompok begitu juga anggotanya tidak harus enam, bisa lebih dari enam orang dan waktu diskusi bisa lebih dari enam menit. Buzz

berasal dari “bahasa inggris” yang berarti dengung. Jadi bisa dikatakan Buzz Group

(3)

29

Menurut Agus (2011) kelompok Buzz (Buzz Groups) adalah suatu kelompok yang dibagi kedalam beberapa kelompok kecil (sub-groups) masing-masing terdiri dari 3-6

peserta dalam tempo yang singkat untuk mendiskusikan suatu topik atau

memecahkan suatu masalah. Kelompok yang kecil itu akan melaporkan hasil dari

kelompok mereka kepada kelompok besar dan kemudian pada diskusi kelas.

Metode ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri; yaitu dengan kebiasaan

untuk beragumentasi yang dilakukan antar sesama peserta dalam kelompok diskusi,

sehingga mendorong keberanian dan rasa percaya diri mengajukan pendapat maupun

mencari solusi pemecahan.

2. Role Playing

“A technique in training or psychotherapy in which participants assume and act out

roles so as to resolve conflicts, practice appropriate behavior for various situations”

(Webster Dictionary)

Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan ajar melalui

pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik yang dilakukan dengan

memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya

dilakukan lebih dari satu orang, bergantung kepada apa yang diperankan (Departemen

Pendidikan Nasional, 2002).

3. Window Shopping

Window Shopping is the activity of spending time looking at the goods on sale in shopwindows without intending to buy any of them”(Cambridge English Dictionary).

Menurut Rahma, W (2017 : Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia, Vol. 2, No. 2)

Window Shopping adalah model pembelajaran berbasis kerja kelompok dengan

melakukan berbelanja keliling melihat-lihat hasil karya kelompok lain untuk

menambah wawasannya. Berdasar salah satu praktik pembelajaran terbaik dilakukan

di SDN 2 Banjarnegara Jawa Tengah menggambarkan bahwa, “model pembelajaran

kooperatif tipe window shopping (belanja hasil karya) akan mengantarkan siswa pada

(4)

30

antar teman, dan bertanggung jawab (USAID, 2015). Siswa dapat berbelanja secara

aktif dan dinamis dengan memajang hasil karya secara kreatif. Dua orang dari

masing-masing kelompok menjaga hasil karya mereka (menjaga stand/toko). Anggota

kelompok lainnya mengunjungi stand untuk melihat hasil karya kelompok lainnya

(berbelanja) dengan memberi komentar dan penilaian sehingga setiap peserta dalam

kelompok dapat memicu kreativitasnya. Pembelajaran seperti ini dapat menimbulkan

situasi yang menyenangkan, tetapi tetap efektif sesuai tujuan pembelajaran yang

dicapai.

Keunikan yang terdapat dalam model pembelajaran ini peserta tidak hanya

melihat-lihat hasil pekerjaan kelompok lain tetapi juga mencatat hasil pekerjaan tersebut

untuk saling berbagi dengan anggota kelompoknya. Sehingga setiap anggota atau

kelompok tamu yang berkunjung juga berbelanja ilmu atau mendapatkan ilmu untuk

oleh-oleh anggota lainnya khususnya anggota yang bertugas sebagai “penjaga stand

/toko”.

Pada dasarnya penerapan metoda apapun tujuannya adalah untuk menciptakan

suasana senang dan gembira sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang optimal.

Leslie (2001:242) menulis :“apapun yang anda pilih untuk berfokus secara aktif pada

peningkatan kesenangan di tempat kerja, maka hasil-hasil yang diperoleh akan

memberi anda sebuah gambaran bagus mengenai suksesnya perpaduan antara

(5)

31 Pembahasan

Untuk melakukan pengamatan ini perlu dipersiapkan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Perencanaan Pengamatan, meliputi :

a. Pembuatan instrumen pengamatan (lembar pertanyaan)

b. Pembuatan tabel untuk pengolahan data responden

c. Pembuatan schedule pengamatan berdasarkan jadwal mengajar

d. Penyiapan referensi untuk sumber bacaan / pustaka

e. Berkomunikasi dengan Masterclass tentang rencana pengamatan

2. Pelaksanaan Pengamatan

a. Bersama masterclass menyiapkan perlengkapan pengamatan

b. Mengarahkan masterclass yang akan bertindak sebagai observer

c. Memberikan arahan kepada peserta tentang cara pengisian kuesioner

d. Mengumpulkan lembar kuesioner yang telah diisi

3. Pengolahan Data

a. Memeriksa data, memindahkan data ke tabel untuk dikalkulasi.

b. Membuat diagram yang menggambarkan posisi perolehan nilai

4. Penulisan Hasil Pengamatan

Instrument Pengamatan

Bentuk Pertanyaan yang dimintakan jawaban peserta adalah sebagai berikut :

1. Setelah mengikuti pembelajaran materi ASN sebagai Pelayan Masyarakat,

manakah metoda yang paling menarik menurut Saudara :

a) Buzz Group Discussion :

b) Role Playing :

c) Window Shopping :

2. Berikan alasan mengapa memilih metoda itu ?

a) ………

(6)

32

Hasil pengumpulan data dihitung dan ditabulasikan dalam tabel berikut :

Tabel 01: Persentase pilihan model pembelajaran

Angkatan (Kelas) BGD RP WS

(7)

33 Kesimpulan

Dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Metoda pembelajaran Window Shopping lebih disukai dibandingkan dengan

metoda RolePlaying dan Buzz Group Discussion. Meskipun perbedaan nilai tidak

terlalu signifikan.

2. Adanya tutor sebaya menjadi daya tarik peserta untuk berperan lebih aktif terlibat

dalam proses pembelajaran dan meringankan peran widyaiswara karena tidak lagi

menjadi satu-satunya sumber belajar.

3. Adanya kelompok tamu menjadi keunikan tersendiri karena perannya tidak hanya

berkunjung melihat-lihat hasil pekerjaan kelompok lain tetapi juga mencatat hasil

pekerjaan tersebut untuk dibagi (sharing) kepada anggota di kelompoknya.

4. Peserta berkemampuan tinggi dapat membantu rekan peserta lainnya yang

berkemampuan kurang dalam menyelesaikan tugas dan memahami konsep.

5. Makin tinggi antusiasme semakin tinggi pula ketertarikan dan keinginan untuk

involved dalam pembelajaran, terlihat dari cara peserta menjelaskan hasil kerja

kelompoknya kepada siswa yang bertanya.

BGD 28%

RP 31% WS 41%

(8)

34 Rekomendasi

1. Metoda Window Shopping sebaiknya dilakukan di bagian penghujung pada sessi

terakhir setelah seluruh pokok bahasan disampaikan oleh Narasumber.

2. Penghargaan kepada kelompok yang berhasil keluar sebagai kelompok terbaik,

sebaiknya tidak hanya berupa perolehan nilai, tetapi diberikan pula sebuah

tanda-mata misalnya buku bacaan ringan, flash disk, atau souvenir unik sebagai kejutan.

3. Meminta bantuan masterclass untuk merekam dalam video, proses

berlangsungnya kegiatan Window Shopping dan kemudian rekaman ini diputar

dan ditonton bersama sebagai closing penutup pembelajaran.

Referensi

1. Sardiman. 2011. Interaksi& Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

2. Rahma, W. 2017. Pengaruh penggunaan metode kooperatif window shopping

terhadap partisipasi bimbingan konseling klasikal. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April.

3. Leslie, Y. 2001: Fun Works, Creating Places Where People Love to Work. Alih

Bahasa oleh Ferdinandus Untoro Ardi. Buana Ilmu Populer, Jakarta.

4. http://bidandiah.blogspot.com/2011/11/model-pembelaran-kooperatif- tipe

twostay Twostray..html

5.

Gambar

Tabel 01: Persentase pilihan model pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

[r]

This study aims to analyze the sensitivity of indicator and hierarchy of sustainabil- ity of province in Indonesia, using a scalogram method, and analyze the status of

In the prevention aspect, the PSN movement is continuously being campaigned and this has become a serious concern with the issuance of Instruction of the Mayor of Jambi Number 196

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Hukum.

Kulit kering atau xerosis adalah kelainan kulit terjadi akibat modifikasi lipid dan hidrasi yang terganggu pada sawar stratum korneum.. Perubahan struktur lipid pada

Siti : Penting, kalau kita udah ada hubungan, udah, maksudnya udah nikah, itu harus setia sama suami, jangan, sebanyak rejeki kita, itu doa suami, itu, kalau kita mengkhianati

Argu-men: Hukum agama adl kebenaran dlm Quran, yaitu wahyu Allah & kesempurnaan moral di satu pihak, & di pihak lain akal budi sbg sumber ketajaman

Dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, Praktikan diberikan tugas yaitu mencetak dokumen, menggandakan dokumen, memindai dokumen, menangani bank garansi, menangani