• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Siswa” (Sebuah Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Islamiyah Ciputat).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Siswa” (Sebuah Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Islamiyah Ciputat)."

Copied!
196
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI JAMA’QASAR

KELAS VII MTs.

(Quasi Eksperimen di MTs Islamiyah Ciputat)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Irma Listianti 109011000177

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

disusun oleh Irma Listianti, NIM. 10901 1000177, diajukan kepada Fakulks tlmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan

telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 15

April 2014

dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak rnemperoleh gelar sarjana

Sl (S.Pd.D dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakart4 02Mei20l4

Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal

61r

h/7

,/t.2ot"

1/,

ean

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Progrem Studi)

Dr. H. Abdul Majid Khon. M.A..g.

NrP.I9580707 198703 r 00s

S ekretaris ( Sekretaris Jurusan/Prodi) Marhamah Saleh. Lc. MA.

NIP. 19720313 200801 2010

Penguji

I

Drs. Abdul Haris. M. Ae

NrP. 19660901 r99503 I 001

Penguji

II

Siti Khadijah. MA.

NrP. 19700727 199703 2 004

(5)

i

ABSTRAK

Irma Listianti, “Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Siswa” (Sebuah Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Islamiyah Ciputat). Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kata Kunci: Metode Demonstrasi. Hasil Belajar Siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrai terhadap hasil belajar siswa, dan apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberi perlakuan menggunakan metode demonstrasi dengan siswa yang diberi perlakuan menggunakan metode ceramah. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Islamiyah pada bulan November-Desember 2013. Jenis penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen. Sampel penelitian berjumlah 33 siswa pada kelas VII-2 untuk kelas eksperimen, dan juga berjumlah 33 siswa VII-1 pada kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel yaitu Sampling Purposive yang dipilih berdasarkan pertimbangan guru, instrument penelitian yang digunakan adalah berupa tes berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas, dan reliabilitasnya. Adapun teknik pengumpulan data berupa tes (pretest-posttest) yang berjumlah 22 soal dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan penelitian menggunakan uji-t

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode demonstrasi yang diterapkan pada kelas eksperimen dapat mempengaruhi hasil belajar siswa secara signifikan pada pembelajaran Fiqih. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan metode demonstrasi. Hal ini terbukti dari deskripsi data pretest, ketika belum diterapkannya metode demonstrasi di kelas eksperimen mendapatkan hasil mean kelas x= 47,2 dan kelas kontrol x= 48,3. Namun setelah diberikan perlakuan x posttest kelas esksperimen mencapai x= 75,3 dan kelas kontrol x= 70,5. Kemudian pada hasil nilai praktek siswa yang diberi arahan oleh guru mendapatkan mendapatkan hasil skor 30 dan hasil presentase 76% untuk kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol yang tidak diberikan arahan oleh guru mendapatkan skor 26 dan hasil persentase 65%. Maka hasil tersebut yaitu terdapat perbedan nilai praktek siswa eksperimen dan kontrol. Sedangkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik uji-t diperoleh nilai thitung = 5,39 dan ttabel = 0,05 (1,69). Sehingga thitung(5,39 > 1,69).

(6)

ii

Teaching. Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta

Keywords: Methods Demonstration. Student Results

This study aims to determine the effect of learning by using demonstrai to student learning outcomes, and whether there are differences in learning outcomes between students who were treated using the method of demonstration by students who were treated using the lecture method. This research was conducted in MTs Islamiyah in November-December 2013. This research uses a quasi-experimental methods. Sample was 33 students in class VII-2 for the experimental class, and also totaled 33 students in class VII-1 control. Sampling technique that purposive sampling were selected based on judgment of teachers, research instrument used was a multiple choice test that has been tested for validity, and reliability. The data collection techniques in the form of test (pretest-posttest), amounting to 22 questions and documentation. While the techniques used research data analysis using t-test.

The results showed that the method is applied to a class demonstration experiments can affect student learning outcomes significantly in learning Fiqh. It can be seen from the average student learning outcomes that are taught by the method of demonstration. This is evident from the pretest data description, when yet the implementation of the method in a class demonstration experiment to get the class mean x = 47.2 and x = 48.3 control class. But after a given treatment x grade posttest esksperimen reach x = 75.3 and x = 70.5 control class. Then the results of students who were given the value of the practice direction by the teacher to get to get the percentage score of 30 and the results of 76% for the experimental class, while the control class is not given direction by the teacher to get a score of 26 and the percentage 65%. So these results are contained perbedan students practice the value of the experimental and control.

(7)

iii

(8)

iv

makhluk-Nya dan telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “pengaruh

metode pembelajaran demonstrasi terhadap hasil belajar siswa”

Shalawat serta slam juga selalu kita sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing dan mengantarkan kita kepada jalan Allah SWT. Semoga kita mendaptkan syafa’at beliau pada hari pembalasan nanti.

Amin.

Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas, maka adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membatu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, yaitu:

1. Nurlena, Ph. D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. H. Majid Khon M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Bahrissalim M.Ag. Dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberi masukan, nasihat dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Marhamah Saleh, Lc. MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. 5. Muhammad Zuhdi, Ph. D. Selaku dosen Pembimbing Akademik yang

setiap kumpulan selalu memberikan arahan, nasihat-nasihat serta motivasi. 6. Segenap Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah

memberikan ilmunya yang sangat berguna bagi diri pribadi selama masa perkuliahan.

(9)

v

dan memberikan data sekolah, serta seluruh siswa/i MTs Islamiyah Ciputat.

8. Orang tua tercinta ayahanda tercinta Muhammad Sa’an, ibunda tercinta Latifah yang telah memberikan kasih sayang, perhatian dan doa yang tak terputus-putus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Abangku Andri Suprihatin serta adikku Didi Saputra. Terima kasih atas doa dan motivasinya untuk penulis.

10. Teruntuk sahabat-sahabatku Riri, Dedeh, Zekky, Yayah, Cntya, Kokom, Ayhi, Nahdia, Ichon, Sarah dan juga kepada PAI E ’09 serta saudara-saudara ku tercinta seperjuangan terima kasih semuanya.

Serta semua pihak yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan kepada kita semua. Amin.

Akhirnya, tak ada gading yang tak retak, maka penulis percaya, bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih terdapat kekeliruan dan kesalahan sehingga penulis akan menerima kritik dan saran yang membangun dami kesempurnaannya skripsi ini. namun, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.

Jakarta, 20 Februari 2014 Penulis

(10)

vi

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Metode Pembelajaran ... 9

1. Pengertian Metode Pembelajaran... 9

2. Macam-macam Metode Pembelajaran dan Proses Belajar Mengajar ... 12

B. Metode Demonstrasi... 15

1. Pengertian Demonstrasi ... 15

2. Kelebihan dan Kelemahan ... 16

3. Langkah-langkah Menggunakan Demonstrasi ... 18

C. Hasil Belajar ... 20

1. Pengertian Hasil Belajar ... 20

(11)

vii

D. Bidang Studi Fiqih... 23

1. Pengertian Fiqih... 23

2. Ruang Lingkup Pengajaran Fiqih ... 23

3. Jama’qasar... 24

E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 28

F. Kerangka Berfikir ... 30

G. Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi penelitian ... 32

B. Jenis Penelitian ... 32

C. Variabel Penelitian ... 33

D. Populasi dan Sampel ... 34

1. Populasi ... 34

2. Sampel... 34

E. Instrumen Penelitian ... 35

1. Instrumen Tes... 35

2. Instrumen Non Tes ... 35

F. Teknik Pengumpulan Data ... 36

1. Instrumen Tes... 36

2. Instrumen Non Tes ... 37

3. Uji Validitas ... 40

4. Uji Reliabilitas ... 41

5. Uji Tingkat Kesukaran ... 42

6. Uji Daya Beda ... 43

G. Teknik Analisis Data ... 44

1. Tabel Distribusi Frekuensi ... 44

2. Mean ... 45

3. Median ... 45

4. Modus ... 46

5. Simpang baku... 46

(12)

viii

1. Sejarah MTs Islamiyah ... 51

2. Visi Madrasah ... 52

3. Misi Madrasah ... 52

4. Tujuan Madrasah ... 53

5. Personil Madrasah ... 53

6. Data tenaga pendidik ... 53

7. Data Siswa MTs Tahun Pelajaran 2010-2011 ... 54

8. Data Siswa MTs Tahun Pelajaran 2011-2012 ... 54

9. Data Siswa MTs Tahun Pelajaran 2012-2013 ... 54

10. Program Non Kurikuler ... 54

B. Deskripsi Data ... 55

1. HasilPretestKelompok Eksperimen ... 55

2. HasilPretestKelompok Kontrol ... 56

3. HasilPosttestKelompok Eksperimen ... 57

4. HasilPosttestKelompok Kontrol ... 58

C. Analisis Data ... 59

1. Uji Normalitas Data ... 59

2. Uji Homogenitas ... 60

3. Uji Hipotesis ... 61

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

E. Data Hasil Observasi Nilai Praktek ... 64

F. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 67

G. Data Hasil Observasi Kegiatan Guru ... 69

H. Pembahasan ... 70

(13)

ix

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Kesimpulan ... 73 B. Implikasi ... 73 C. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA

(14)

x

Tabel 3.3 Kisi-kisi Intrument Test ... 36

Tabel 3.4 Klasifikasi Kegiatan Praktek siswa... 38

Tabel 3.5 Lembar Observasi Pengamatan Praktek Ibadah Salat... 39

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Test... 41

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrument ... 42

Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrument ... 43

Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Pembeda ... 44

Tabel 4.1 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 53

Tabel 4.2 HasilPretestKelompok Eksperimen ... 55

Tabel 4.3 Distribusi FrekuensiPretestEksperimen ... 55

Tabel 4.4 HasilPretestKelompok Kontrol ... 56

Tabel 4.5 Distribusi FrekuensiPretestKontrol ... 56

Tabel 4.6 HasilPosttestKelompok Eksperimen... 57

Tabel 4.7 Distribusi FrekuensiPosttestKelompok Eksperimen ... 57

Tabel 4.8 HasilPosttestKelompok Kontrol ... 58

Tabel 4.9 Distribusi FrekuensiPosttestKontrol ... 58

Tabel 4.10 Hasil Uji NormalitasPrestest ... 59

Tabel 4.11 Hasil Uji NormalitasPosttest ...60

Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas VariansPretest... 60

Tabel 4.13 Hasil Uji Homogeniitas VariansPosttest... 61

Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis NilaiPretestdanPosttest ... 62

Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Observasi Praktek Ibadah Eksperimen ... 65

Tabel 4.16 Hasil Pengamatan Observasi Praktek Ibadah Kontrol ... 65

Tabel 4.17 Data Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 68

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 1 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 2 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 3 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 4 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 5 Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 6 Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Test

Lampiran 8 Soal Uji Coba Instrument Lampiran 9 SoalPrettestdanPosttest

Lampiran 10 Uji Validitas, Reliabilitas, Daya beda, Tingkat kesukaraan Lampiran 11 NilaiPretestEksperimen

Lampiran 12 NilaiPretestKontrol Lampiran 13 NilaiPosttestEksperimen Lampiran 14 NilaiPosttestKontrol

Lampiran 15 Perhitungan Mean, Median, Modus, dan SDPretestEksperimen. Lampiran 16 Perhitungan Mean, Median, Modus, dan SDPretestKontrol Lampiran 17 Perhitungan Mean, Median, Modus, dan SDPosttestEksperimen Lampiran 18 Perhitungan Mean, Median, Modus, dan SDPosttestKontrol Lampiran 19 Uji NormalitasPretestEksperimen

Lampiran 20 Uji NormalitasPrettestKontrol Lampiran 21 Uji NormalitasPosttestEksperimen Lampiran 22 Uji NormalitasPosttestKontrol Lampiran 23 Uji Homogenitas VariansPrettest Lampiran 24 Uji Homogenitas VariansPosttest Lampiran 25 Uji HipotesisPretest

Lampiran 26 Uji HipotesisPosttest

(16)
(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya.

Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dewasa disini dimaksudkan adalah dapat betanggung jawab terhadap diri sendiri secara biologis, psikologis, paedagogis dan sosiologis.

Pendidikan Menurut Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Bahwasannya Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1

Dalam pendidikan tentunya tidak mengenal kondisi dan situasi, mendapatkan pendidikan semenjak dalam kandungan yaitu pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dalam bentuk cinta dan kasih sayang, dimana anak dan orang tua terjadi komunikasi dan ini merupakan pendidikan pertama dan utama.

Selain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah juga mempunyai peran penting dalam pembentukan sikap, tingkah laku dan kepribadian anak. Sebelum bersosialisasi kemasyarakat. Model pendidikan harus diciptakan dengan suasana belajar yang harmonis dan gurulah yang menjadi objek ujung tombak

1

(18)

keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah yang terlibat langsung dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi antara pendidik dan peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangung memegang peranan penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pendidik adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan potensi anak didik, sedangkan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jenjang pendidikan tertentu.

Pembelajaran pada hakikatnya lebih menekankan pada proses komunikasi adanya “feed back” timbal balik antara guru dan siswa, adanya saling berinteraksi. Proses interaksi juga terjadi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, guru dengan wali murid, terbentuknya komunikasi seperti itu agar memudahkan proses belajar mengajar dimana berinteraksi itu salah satu bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak yang berkaitan dalam proses pembelajaran.

Dan berdasarkan hasil observasi di MTs Islamiyah Ciputat masih ditemukan berbagai masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar diantaranya adalah mengenai kualitas guru dalam mengajar terutama dalam penggunaan metode. Metode yang digunakan oleh para guru umumnya masih bersifat konvesional. Guru cenderung hanya menggunakan satu metode saja tidak ada pendukung dengan melibatkan metode yang lain. Ini terjadi diakibatkan kurangnya perhatian guru terhadap penggunaan metode dan kurangnya guru mengevaluasikan dalam kegiatan pembelajaran, hal ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa, tidak dipungkiri bahwa peran metode itu sangat berpengaruh dengan hasil belajar siswa.2

Keberhasilan implementasi metode pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran itu sendiri, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran untuk dapat menyampaikan pembelajaran dengan baik, dan

2

(19)

3

agar siswa lebih dapat memahami pelajaran tersebut. Seorang guru selain menguasai materi, guru juga dituntut untuk dapat trampil dalam memilih dan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk situasi dan kondisi yang dihadapinya, dan guru juga harus menguasai secara umum dalam berbagai metode baik mengenai kelebihan dan kelemahan metode yang digunakan.

Ada beberapa metode yang dikenal dalam pengajaran, misalnya metode ceramah, metode demonstrasi, pemberian tugas, diskusi dan tanya jawab dan lain sebagainya. Oleh karena itu, untuk dapat menciptakan suasana belajar yang kreatif guru harus pintar memilih metode sesuai tujuan dan materinya. Dari berbagai metode tersebut, metode demonstrasi menjadi salah satu metode yang tepat dalam pengajaran fiqih terutama pelajaran mengenai hal-hal yang berkaitan dengan praktik, karena dalam pembelajaran ini banyak materi yang harus diterapkan atau dipraktikan, seperti tata-tata cara salat jama qashar, ibadah haji, berwudhu dan lain sebagainya.

Dalam kurikulum jenjang MTs terbagi menjadi beberapa mata pelajaran yaitu: al-qur’an hadits, aqidah akhlak, fiqih, tarikh dan kebudayaan Islam.3 Salah satu bidang studi yang diajarkan di MTs yaitu bidang studi fiqih. Fiqih (fiqhu) artinya paham atau tahu. Menurut istilah yang digunakan para ahli fiqih (Fuqaha’). Fiqih itu ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syariat Islam yang dalilnya terperinci.4 Pada dasarnya mempelajari ilmu fiqih itu sangatlah penting dan jika dipahami itu akan mudah, tetapi banyak siswa yang merasakan kesulitan mempelajari pelajaran fiqih, kesulitan dalam penguasaan materi, materinya yang terlalu banyak dan waktu yang tersedia sedikit, banyaknya hafalan-hafalan. Sehingga yang melatarbelakangi hal ini adanya kesulitan belajar mereka yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar. Dalam mengatasi hal ini sebaiknya guru harus memberikan pengarahan kembali dan perhatian proses belajar mengajarnya dengan menerapkan metode-metode yang dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa, agar siswa tidak merasa

3BSNP.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMP dan MTs Departemen Agama, diakses pada tanggal 17 April 2014.

4

(20)

kesulitan, tidak merasa jenuh dan tidak merasa terbebani oleh materi-materi yang terlalu banyak dan rumit bagi mereka, untuk itu guru pun harus lebih pintar mencari cara agar siswa dapat mudah paham pelajaran yang guru berikan, salah satunya guru harus menerapkan metode yang sesuai dengan mata pelajaran tersebut.

Pada mata pelajaran fiqih memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari dari mulai cara bersuci dari hadas kecil dan besar, tata-tata cara solat dan lain sebagainya salah satu dari sub-materi itu terdapat materi yang membahas jama’, qashardan jama’qasar, sebagian besar siswa cenderung menggangap bahwa mata pelajaran Fiqih ini membosankan, siswa jenuh dengan cara penjelasan guru, karena guru hanya memaparkan menggunakan metode ceramah dan menghafal, apalagi untuk materi jama’, qashar dan jama’qasar yang sangat rumit, guru tidak

bisa hanya sekedar menjelaskan dengan ceramah atau menghafal saja, akan tetapi guru harus pintar memilih metode agar sampai kepada tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi telah ditemukan permasalahan lain yang terdapat di kelas VII MTs Islamiyah. Bahwasannya banyak siswa yang belum mampu menerapkan salat jama’qasar, ketika ingin berpergian berjarak cukup jauh dan tidak cukup waktunya mereka meninggalkan salatnya, hal seperti itu patut ditanggulangi untuk menanggulangi hal tersebut kita harus mengetahui dan paham pada materi jama’qasar, penting sekali untuk siswa ketahui dan dipahami. Oleh

karena itu, guru harus mengaplikasikan metode yang sesuai materi agar siswa mudah memahami materi tersebut. Adanya penggunaan metode itu agar siswa lebih tertarik untuk mempelajarinya, dapat membangkitkan siswa, memotivasikan siswa dengan menggunakan metode demonstrasi siswa lebih mudah paham dengan tata-tata cara salat jama’, qasar dan jama’qasar dan siswa dapat mengaplikasikan kembali dikehidupan sehari-hari.5

Siswa diharapkan dapat menimba ilmu dan wawasan yang sebanyak-banyaknya yang nantinya diharapkan akan berguna dimasa mendatang. Cara untuk mengukur kemampuan, pengetahuan dan pemahaman siswa tentang suatu mata pelajaran di sekolah yaitu dengan melihat proses belajar siswa. Pencerminan

5

(21)

5

hasil belajar yang dicapai siswa setelah melakukan usaha. Tinggi rendahnya hasil belajar akan memberikan sumbangan dalam mencapai kesuksesan masa depan siswa. Rendahnya daya serap peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang diberikan menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.

Hal ini merupakan salah satu masalah hasil belajar siswa, rendahnya hasil belajar ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Adanya dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu salah satunya terdapat didalam diri sendiri, adanya faktor fisiologis yang mempunyai sifat seperti kesehatan prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek sehat jasmani dan rohani dan lain sebagainya. Semua itu akan membantu dalam proses hasil belajar. Demikian juga kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Artinya semua yang berhubungan dengan fisiologis kita tidak sehat akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada proses dan hasil belajar siswa. Kemudian pada faktor psikologis artinya setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar penalaran bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing.

Penggunaan metode pelajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar siswa, dalam kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. Maksud lingkungan alam disini yaitu keadaan suhu misalnya pada posisi belajar pada tengahhari diruang yang memiliki ventilasi udara kurang tentunya akan berbeda dengan suasana belajar di pagi hari yang udaranya sangat segar, apalagi didalam ruang yang cukup mendukung untuk bernafas. Kemudian mengenai lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Seringkali guru dan para siswa yang sedang belajar didalam kelas merasa terganggu oleh obrolan orang-orang yang berada di luar kelas nah hal itu semua akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

(22)

secara maksimal sehingga pada akhirnya hasil belajar yang diraih siswa akan menjadi lebih baik.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut sebagai judul skripsi “Pengaruh Metode Pembelajaran DemonstrasiTerhadap Hasil Belajar Siswadi MTs Islamiyah Ciputat”.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, ada beberapa maslah yang dapat diidentifikasikan yaitu sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, para guru cenderung belum mengoptimalkan penggunaan metode yang dapat membangun keaktifan siswa.

2. Siswa belum mampu mengaplikasikan salatjama’qasar. 3. Rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Fiqih.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan sehubung dengan proses belajar mengajar di kelas sebagai usaha pencapaian tujuan pendidikan seperti yang ada dalam indentifikasi masalah diatas dan agar peneliti ini lebih maksimal maka pembatas permasalah yang akan diteliti yaitu pada masalah

1. Hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Fiqih rendah, untuk meningkatkan nilai tersebut maka penulis menggunakan metode pembelajaran demonstrasi.

2. Konsep materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa selama penelitian adalah jama, qasar dan jama’qasar yang diajarkan pada siswa

(23)

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkaan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah yang diteliti:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara metode demonstrasi dengan hasil belajar siswa?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberi perlakuan menggunakan metode demonstrasi dengan siswa yang diberi perlakuan menggunakan metode ceramah?

3. Bagaimana perbedaan hasil praktek siswa yang diterapkan oleh guru menggunakan metode demonstrasi dengan yang tidak menggunakan metode demonstrasi?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan oleh guru fiqih dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap hasil belajar siswa dalam bidang studi fiqih (jama’qasar) di MTs Islamiyah.

F.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Dapat berguna terutama bagi pihak pengelola pendidikan dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar terutama dalam bidang studi fiqih demi peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik dimasa yang akan datang dan

2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna terutama bagi diri penulis untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan dan dapat pula menjadi bahan masukan bagi calon guru khususnya bidang studi fiqih. 3. Sebagai bahan acuan untuk memperbaiki dan memahami suatu sistem

(24)
(25)
(26)

9 A. Metode Pembelajaran.

1. Pengertian Metode Pembelajaran.

Dalam dunia pendidikan sering sekali kita terkecoh oleh istilah-istilah kegiatan pembelajaran, istilah strategi dan metode adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. Ada beberapa hal yang perlu kita cermati dari istilah-istilah tersebut.

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.1 Tujuan pembelajaran yang ditetapkan agar materi yang disampaikan kepada siswa dapat dipahami siswa dengan mudah dan lebih tahan lama dalam ingatan siswa Metode secara bahasa berasal dari kata“Metha” yang berarti balik atau belakang, dan hadas yang berarti melalui atau melewati. Dalam bahasa Arab diartikan sebagai thariqah atau jalan.Dengan demikian, metode berarti jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Kata metode selanjutnya dihubungkan dengan kata “logos” yang berarti ilmu.Dengan demikian metodologi berarti ilmu tentang cara-cara atau jalan harus ditempuh untuk mencapai tujuan.2

Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran

Berbagai penjelasan sudah dijabarkan diatas, agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan membedakan makna, sesuai dengan judul yang akan diteliti penulis

1

Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010) cet. 7, h. 126.

2

(27)

10

lebih memfokuskan kembali hanya mengambil salah satu pengertian-pengertian yaitu pengertian dari metode pembelajaran saja.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia bahwa metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dihendaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.3

Metode secara bahasa berasal dari kata“Metha” yang berarti balik atau belakang, dan hadas yang berarti melalui atau melewati. Dalam bahasa Arab diartikan sebagai thariqah atau jalan.Dengan demikian, metode berarti jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Kata metode selanjutnya dihubungkan dengan kata “logos” yang berarti ilmu.Dengan demikian metodologi berarti ilmu tentang cara-cara atau jalan harus ditempuh untuk mencapai tujuan.4

Metode merupakan salah satu “sub-sytem” dalam “sistem pembelajaran”,

yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator dalam interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai suatu tujuan.5

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan.Maka diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan yang sejelas-jelasnya merupakan persyaratan terpentingsebelum seorang guru menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat.

Agar tercapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan seorang guru harus mengetahui dan menguasai berbagai metode mengajar. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya. Semua metode pembelajaran bagus, tidak ada yang paling bagus

3

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,Kamus Besar Bahasa Indonesia,( Jakarta: Balai Pustaka, 2000), Edisi 3, h. 740.

4

Abuddin Nata,Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran,(Jakarta: Kencana, 2009), h. 176.

5

(28)

untuk semua situasi dan kondisi tertentu, tetapi tidak bagus pada situasi lainnya. Karena itu, penentuan bagus tidaknya suatu metode pembelajaran bergantung pada tujuan yang akan dicapai, kondisi lingkungan, peserta didik, fasilitas dan bahan ajar untuk itulah, maka dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran hendaknya diperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut:

a. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan minat dan motif belajar peserta didik

b. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan peserta didik untuk belajar lebih lanjut.

c. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mewujudkan hasil karya.

d. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan, nilai-nilai dan sikap peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

e. Metode yang digunakan harus dapat mendidik pesrta didik untuk memperoleh pengetahuan melalui usaha sendiri.6

E. Mulyasa mengemukakan, bahwa penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efesiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang sifatnya teacher centered, namun lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.7

Definisi pembelajaran adalah suatu aktivitas belajar mengajar, dimana proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.

Pembelajaran secara etimologi berasal dari kata “belajar” yaitu berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Kemudian dari kata belajar diberi imbuhan pe-dan -an, sehingga terbentuk kata “pembelajaran” yang berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.8

6

Syamsu S.Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran,(Makasar, CV berkah utami, 2009) h. 88 cet 1.

7

Ibid, h. 88.

8

(29)

12

Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajara. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran, suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien9

Jadi, dalam kegiatan proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari interaksi antara siswa dengan guru. Sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Hal ini dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru dengan semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponennya di dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

2. Macam-macam Metode Pembelajaran dan Proses Belajar Mengajar Ada banyak pilihan metode yang dapat dipergunakan oleh seorang fasilitator ada metode ceramah, metode resitasi, metode jigsaw, metode demonstrasi, metode diskusi, dan lain sebagainya. Tentu saja setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode yang tepat meliputi: Tujuan pembelajaran, sifat materi pembelajaran, peserta didik, fasilitator, waktu dan yang paling penting adalah pendekatannya. Hal ini penting karena kalau menggunakan pendekatan konvensional akan berbeda dengan pendekatan andragogis. Maksudnya disini dalam mendekatan andragogis keterlibatan aktif peserta didik menjadi mutlak adanya, untuk itu maka metode-metode yang bersifat satu arah untuk dihindarkan10

9

Rusman,Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) h. 131

10

(30)

Dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metode-metode dari sekian banyak metode-metode yang telah ditemui oleh para ahli sebelum ia menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.11 Dilihat dari segi langkah-langkah dan tujuan kompetensi yang ingin dicapai, terdapat sejumlah metode yang dikemukakan para ahli, yaitu metode ceramah, Tanya jawab, demonstrasi karyawisata, penugasan, pemecahan masalah diskusi, dan lain sebagainya.

Secara garis besar proses belajar mengajar dibedakan menjadi dua yaitu, proses pengajaran berorientasi pada guru (teacher centered) dan proses pengajaran berpusat pada siswa (student centered).

a. Proses pengajaran berorientasi pada guru (Teacher Centered)

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memegang peran yang sangat penting, guru menentukan segalanya. Sehubung dengan proses pembelajaran yang berpusat pada guru, maka minimal ada tiga peran utama yang harus dilakukan guru, yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampaian informasi, dan guru sebagi evaluator. Sebagai perencana pengajaran, sebelum proses pengajaran guru harus menyiapkan berbagai hal yang diperlukan, seperti misalnya materi pelajaran apa yang harus disampaikan, bagaimana cara menyampaikan, media apa yang harus digunakan, dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan perannya sebagai penyampai informasi, sering guru menggunakan metode ceramah sebagai utama. Metode ini merupakan metode yang dianggap ampuh dalam proses pengajaran. Karena pentingnya metode ini, maka baisanya guru sudah merasa mengajar apabila sudah melakukan ceramah, dan tidak mengajar jika tidak melakukan ceramah. Sedangkan sebagai evaluator guru juga berperan dalam menentukan alat evaluasi keberhasilan pengajaran. Biasanya kriteria keberhasilan proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.12

11

Martinis Yamin,Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,(Jakarta: GP Press, 2009) cet ke-6 h. 59.

12

(31)

14

b. Pengajaran berpusat pada siswa (Student Centered)

Mengajar tidak ditentukan oleh selera guru, akan tetapi sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri. Hendak belajar apa siswa dari topik yang harus dipelajari, bagaimana cara mempelajarainya, bukan hanya guru yang menentukan tetapi juga siswa. Siswa mempunyai kesempatan untuk belajar sesuai dengan gaya sendiri. Dengan demikian, peran guru berubah dari peran sebagai sumber belajar menajadi peran sebagai fasilitator, artinya guru lebih banyak sebagai orang yang membantu siswa untuk belajar. Tujuan utama mengajar adalah membelajarkan siswa. Oleh sebab itu, kriteria keberhasilan proses mengajar tidak diukur dari sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran, tetapi diukur dari sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar. Dengan demikian, guru tak lagi berperan hanya membimbing dan memfasilitasi agar siswa mau dan mampu belajar. Inilah makna proses pembelajaran berpusat kepada siswa (student oriented). Siswa tidak dianggap sebagai onjek belajar yang dapat diatur dan dibatasi oleh kemauan guru, melainkan siswa ditempatkan sebagai subjek yang belajar sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang dimilikinya. Oleh sebab itu, materi apa yang seharusnya dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya tidak semata-mata ditentukan oleh keinginan guru, tetapi memerhatikan setiap perbedaan guru.13 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran berfokus pada pengajaran guru yang memberikan waktu cukup kepada siswa untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan nyata.

Metode pembelajaran yang berpusat pada siswa menggambarkan bahwasannya guru lebih memfasilitasi dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa atau yang disebut juga (student centered) jadi siswa tidak pasif dalam melakukan kegiatan belajar yang tidak hanya sebagai penerima informasi, akan tetapi dipandang sebagai organisme yang aktif, yang memiliki potensi untuk berkembang. Mereka adalah individu yang memiliki

13

(32)

kemampuan dan potensi dan guru secara sadar menempatkan perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial siswa.

B. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik seharusnya atau hanya sekedar tiruan. Metode demonstrasi ini banyak digunakan dalam rangka mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses pengaturan dan pembuatan sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya. Dengan metode demonstrasi ini pengajaran menjadi semakin jelas, mudah diingat dan dipahami, proses belajar lebih menarik, mendorong krativitas siswa, dan sebagainya.14

Selain itu, metode demonstrasi ini juga didasarkan pada asumsi bahwa mengerjakan dan melihat langsung lebih baik dari hanya sekadar mendengar, adanya perbedaan pada sifat pelajaran yang mengharuskan peragaan, serta adanya perbedaan tipe belajar peseta didik, yakni ada yang tipe visual, auditif, motorik dan campuran.

Dengan adanya metode demonstrasi ini pengajaran menjadi semakin jelas mudah diingat dan dipahami, proses belajar yang menarik, mendorong kreativitas peserta didik, dan sebagainya.15

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif. Dengan demonstrasi proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dngan baik dan sempurna, siswa juga dapat mengamati dan memerhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung. Adapun penggunaan metode demonstrasi

14

Abuddin Nata,Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009) h. 183

15

(33)

16

mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu16

Metode demonstrasi juga dapat mempertunjukan, mengerjakan dan menjelaskan, jadi dalam demonstrasi guru mempertunjukan dan menjelaskan cara-cara mengerjakan sesuatu. Melalui ini diharapkan akan dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan suatu aktivitas.17

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulannya. Jadi, demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang guru memperagakan langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh murid sehingga ilmu atau ketrampilan yang didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing murid.Memperjelaskan pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru itu sendiri atau langsung oleh anak didik. Sebaiknya dalam mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru lebih dahulu mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, lalu setelah itu murid ikut mempraktekan sesuai dengan petunjuknya dengan teknik ini memberikan peserta didik kesempatan untuk berlatih metal siswa melalui demonstrasi, ketrampilan khusus yang diajarkan di kelas. Demonstrasi juga sering menggunakan alternatif yang tepat untuk bermain peran siswa.

2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, diantranya:

a. Melalui metode pembelajaran demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindar, sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi

16

Isjoni,Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia-Malaysia, (Yogyakarta:Pustaka pelajar, 2007) h. 149

17

Aceng Lukman Hakim, “Peranan Pendidikan Pra-Sekolah Terhadap Prestasi Belajar

(34)

c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.

Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:

a. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.

b. Demosntrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.

c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi gutu yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.18

Setelah melihat dari sisi kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi, maka dapat disimpulkan bahwasannya menggunakan metode demonstrasi juga tidak semuanya ada sisi kelebihannya tetapi juga ada siswa kelemahannya, baik dalam menentukan waktu, tempat, faktor internal siswa dan eksternal, semua itu harus kita perhatikan tidak bisa menentukan hari ini harus pembelajaran menggunakan metode demonstrasi, tetapi guru juga harus memperhatikan kondisi dan situasi dalam belajar.

Apabila ada teori mengenai menjalankan tata cara salat jama’ dan qashar

sebaiknya seorang guru terlebih dahulu mendemonstrasikan didepan para murid, dan disertai dengan bacaan-bacaan salat jama’ dan qashar, setelah itu masih di bawah bimbingan guru, guru dapat memilih seorang murid yang untuk mempraktekannya dihadapan teman-temannya. Pada saat anak didik mendemonstrasikannya guru harus mengamati langkah demi langkah dari setiap

18

(35)

18

gerak gerik muridtersebut, sehingga kalau ada segi-segi yang kurang baik atau bacaan-bacaan yang salah, guru berkewajiban memperbaikinya, guru memperbaiki kembali tentang pelaksanaannya dan bacaan-bacaan yang masih dianggap kurang dimengerti.

Tindakan mengamati segi-segi yang kurang baik lalu memperbaikinya, akan memberi kesan yang dalam pada diri anak didik, karena guru berarti telah memberi pengalaman kepada anak didik, baik anak didik yang menkan demonstrasi ataupun bagi yang menyaksikannya. Dengan tambahan pengalaman ini akan dasar pengembangan kecakapan dan ketrampilan dari anak didik yang kita asuh.19

3. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi 1) Tahap Persiapan.

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam menggunakan metode demonstrasi:

a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.

b. Persiapan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai penduan utnuk menghindari kegagalan.

c. Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.20

2) Tahap Pelaksanaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:

a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa

19

Zakiah darajat,op. cit,h. 297

20

(36)

c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.21

3) Langkah-langkah Pelaksaan Demonstrasi

a. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi

b. Ciptakan suasana yang menyejukan dengan menghindari suasana yang menegangkan.

c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.

d. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.22

4) Langkah-langkah Mengakhiri Demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya23.

Setelah perencanaan-perencanaan tersusun akan ada uji coba terlebih dahulu, sehingga penerapannya dapat dilaksanakan dengan efektif dan tercapai pada satu tujuan pembelajaran. Pada hakikat semua metode itu menarik atau baik, tidak ada yang paling buruk ada tidak baik, tetapi semua itu tergantung kepada penempatan dan penggunaan metode terhadap materi yang sedang dibahas yang paling penting, guru mengetahui kelebihan dan kekurangan dari setiap metode yang akan digunakannya.

21

Ibid,h. 154

22

Ibid,h. 154.

23

(37)

20

Metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk memberikan ketrampilan tertentu, hindari sifat menjelasan dengan menggunakan bahasa-bahasa yang kurang dimengerti, sehingga akan berakibat buruk, karena nantinya siswa akan sulit memahami dan pembelajaran pun kurang efektif dan gagal.

Dapat disimpulkan bahwasannya sebelum guru menerapkan metode demonstrasi sebaiknya guru lebih mempersiapkan langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi, tujuannya yaitu agar penerapan metode tersebut dapat berjalan dengan efektif dan sampai kepada tujuan pembelajaran.

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia hasil belajar adalah sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh usaha sendiri atau hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan lain sebagainya.24

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Menurut Nasution hasil belajar merupakan “sesuatu yang

akan dapat dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil pelajaran itu.25 Sedangkan Sudjana mengatakan bahwa hasil belajar adalah “Kemampuan-kemampuan yang

dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.26

Penilaian hasil belajar yaitu proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku.27

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran. dan

24

Pusat Bahasa DEPDIKNAS,op.cit,h. 391

25

Nasution,Kurikulum dan Pengajaran,( Jakarta: PT Bumi Akasara, 2006), Cet IV, h.61.

26

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. XIII, hlm. 22.

27

(38)

kemampuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengimplementasikan kembali pengetahuan yang telah didapat dalam kehidupan sehari-hari.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.

Ketika memperoleh hasil belajar yang optimal kita harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri, hasil belajar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu:

1) Faktor Internal(faktor dari dalam diri peserta didik), yakni keadaan/kondisi jasmani atau rohani peserta didik yang termasuk faktor-faktor internal antara lain adalah:

a. Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kurang gizi misalnya, teryata kemampuan belajarnya berada dibawah siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran.28

b. Faktor Psikologis

Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan mempengaruhi pada proses belajar mengajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, dan sikap.

28

(39)

22

2) Faktor Eksternal (Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial).

a. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Lingkungan masyarakat tetangga atau teman-teman seperjuangan, kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggu, misalnya. Akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa tersebut akan menemukan kesulitan-kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimiliki.Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, pengelolaan keluarga, keluarga semua itu dapat memberikan dampak baik atau buruknya terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa.

b. Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.29

Jadi kesimpulannya, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang datang dari dalam diri siswa (intern) faktor yang datang dari luar diri siswa (ekstern), keduanya faktor tersebut selalu berkaitan sehingga telah menjadi satu kesatuan yang kompleks.

29

(40)

D. Bidang Study Fiqih 1. Pengertian Fiqih

Fiqih (fiqhu) artinya faham atau tahu. Menurut istilah yang digunakan para ahli fiqih (fuqaha). Fiqih itu ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syaria’at Islam yang diambil dari dalil-dalinya yang terperinci. Menurut Hasan

Ahmad Al-Khatib: fiqhu Islami ialah sekumpulan hukum syara’ yang sudah dibukukan dalam berbagai mazhab, baik dari mazhab yang empat atau mazhab lainnya.30

Menurut Al-Jurnani menyebutkan bahwa fiqih menurut bahasa berati paham terhadap tujuan seseorang pembicara. Menurut istilah fiqih ialah mengetahui hukum-hukum syara yang amaliah (mengenai perbuatan, prilaku dengan melalui dalil-dalilnya yang terperinci.31

Menurut Imam Ghazali dari mazhab Syafi’i mendefinisikan tentang fiqih

sebagai fiqih itu mengatahui dan memahami, akan tetapi dalam tradisi ulama, fiqih diartikan dalam tentang suatu syara’ yang tertentu bagi perbuatan dan mukallaf seperti wajib, haram, sunnah, mubah, makhruh, sah, fasad, batal dan sejenisnya.32

2. Ruang lingkup Pengajaran Fiqih

Didalam pembahasan ilmu fiqih, fiqih juga mempunyai adanya ruang lingkup yang mencakup pembahasannya diantara lain adalah:

a. Ibadat didalam bab ibadah juga membicarakan mengenai permasalahan-permasalahan seperti thaharah, shalat, shiyam, zakat, haji, jenazah, jihad dan lain sebagainya.

b. Ahwalusy’ syakhshiyyahyang membahas tentang nikah, khitbah (melamar), mu’asyarah (bergaul), nafaqah, thalak, khulu dan lain sebagainya

c. Mu’amalat madaniyat bab ini membahas tentang buyu’ khiyar, riba, sewa menyewa, utang-piutang, gadai dan lain sebagainya.

30

Zakiah darajat,op.cit,h.78

31

A. Dzajuli,Ilmu Fiqih Penggalian, Perkembangan dan penerapan Hukum Islam, (Jakarta kencana, 2010 ) h. 4

32

(41)

24

d. Mu’amalat maliyat (status milik bersama, baitul maal, cara pengelolaan baitul maal, kepengurusan baitul maal dan lain sebagainya).

e. Jinayat(Pelanggaran, kejahatan, qishash, hukuman mutad berzina dan lain sebagainya).

f. Murafat’at akhkamud dusturiyah (Peradilan, hakim, gugatan, pembuktian dan ain sebagainya). dan Ahkamud dualiyah (Kepala negara dan waliyul amri, syarat menjadi kepala negara, musyawarah dan demoktrasi dan lain sebagainya).33

3. Jama’qasar

Dalam ruang lingkup fiqih ada beberapa pembahasan fiqih yang telah dijabarkan diatas, penulis mengambil pembahasan mengenai ibadah didalam bab ibadahpunterdapat materi salat jama’qasar. Adapun pengertian jama’qasar yaitu

a. Pengertian Jama’

Pengertian jama’ menurut bahasa ialah salat yang dikumpulkan, sedangkan

menurut istilah ialah dua salat fardhu yang dikerjakan dalam satu waktu karena ada sebab-sebab tertentu. Contohnya salat dzuhur dan salat ashar dikerjakan pada waktu dzuhur atau pada waktu ashar.

b. Macam-macam salat jama’ Salat jama’ ada dua macam yaitu:

a)Jama’ taqdim

Jama taqdim ialah menjama atau mengumpulkan salat dikerjakan pada waktu yang lebih awal. Contohnya menjama salat dzuhur dan salat ashar dikerjakan pada waktu zuhur atau menjama’ salat magrib dan salat isya’

dikerjakan pada waktu magrib b)Jama’takhir

Jama’ takhir ialah menjama’ atau mengumpulkan salat dikerjakan pada waktu yang akhir.Contoh menjama salat dzuhur dan ashar dikerjakan pada waktu ashar atau menjama salat magrib dan isya’ dikerjakan pada waktu

isya’.

33

(42)

c. Sebab-sebab salat jama’ dan qasar

Adapun beberapa sebab yang membolehkan salat dilakukan dengan cara jama’ atau qasar. Sebab-sebab tersebut, antara lain:

a) Dalam keadaan ketakutan atau sangat khawatir, misalnya perang, angin topan, dan lain-lain.

b) Sedang melakukan perjalanan jauh dengan tujuan baik. Sabda Rasulullah SAW:

ﱠﻟا َو

ِﺬ

ْي

َﻻ

َﻏ

ُﺮ

ُه

َﺎﻣ

َﺻ

ﱠﻠ

َر

ُﺳ

ْﻮ

ُل

ِﷲ

َﺻ

ﱠﻠ

ُﷲ ﻰ

َﻋ

َﻠ

َو

َﺳ

َﻠ

َﻢ

َﺻ

َﻼ

ًة

ُﻗ

ﱠﻂ

ِا

ﱠﻻ

ِﻟ

َﻮ

ْﻗ

ِﺘ

ِا ﺎ

ﱠﻻ

َﺻ

ﱠﻼ

َﺗ

ِﻦ

َﺟ :

ْﻤ

ُﻊ

َﺑ

َﻦ

ﱡﻈ ﻟ ا

ِﺮ

َو

ْﻟا

َﻌ

ْﺼ

ِﺮ

ِﺑ

َﻌ

َﺮ

َﻓ

َﺔ

َو

َﺑ

َﻦ

ْﻟا

َﻤ

ْﻐ

ِﺮ

ِب

َو

ْﻟا

ِﻌ

َﺸ

ِء ﺎ

ِﺑ ي

ُﻤ

ْﺰ

َد

ِﻟ

َﻔ

َﺔ

(ﻢ ﻠ ﺴ ﻣ و ى ر ﺎ ﺨ ﺒ ﻟ ا ه ا و ر )

Artinya:

“Demi dzat yang tiada Tuhan selain Dia, Rasulullah SAW belum pernah melaksanakan salat kecuali pada waktunya, selain dua salat, yaitu jama’ antara zuhur dan ashar di Arafah dan jama’ antara magrib dan isya di Muzdalifah.(H.R. Imam Bukhori Muslim)34

Adapun Firman Allah SWT:









































Artinya:

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Qs. An-nisa 103)35

Ayat ini menunjukan karena Allah SWT telah memerintahkan kita untuk melaksanakan salat pada waktu-waktunya yang telah ditentukan, akan

34

Abdurrahman Al-Juzairi,Fiqih Empat Madzhab Bagian Ibadah Jilid 3,(Cairo:

Mathba’ah Al-Istiqomah, 1996) h. 213.

35

(43)

26

tetapi Islam adalah agama yang mudah, maka ia membolehkan salat diluar waktu-waktunya ketika ada suatu kesulitan, dengan tujuan untuk menghindari adanya kesempitan dan kesulitan

d. Syarat Salat Jama’

Salat boleh dijama’ bila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a) Dalam pejalanan (musafir b) Perjalan itu berjarak jauh

c) Niat menjama’ salat pada waktu takbiratul ihram Niat salatzuhur jama’ taqdim.

ُا

َﺻ

ّﻠ

َﻓ

ْﺮ

َض

ﻟ ا

ْﺼ َﻌ

ِﺮ

َا

ْر

َﺑ

َﻊ

َر

َﻛ

َﻌ

ٍت ﺎ

َﻣ

ْﺠ

ُﻤ

ْﻮ

ًﻋ

َﺗ

َﻌ

ﺎ َﻟ

Artinya:

“Aku niat solat fardhu asar empat rakaat dijama’ dengan zuhur, jama taqdim karena Allah ta’ala.”

Niat salat asar jama’takhir

ُا

َﺻ

ّﻠ

َﻓ

ْﺮ

َض

ﻟ ا

ِﺸ

َﺎ

ِء

َا

ْر

َﺑ

َﻊ

َر

َﻛ

َﻌ

ٍت ﺎ

َﻣ

ْﺠ

ُﻤ

ْﻮ

ًﻋ

ﻟ ﺎ ِﺑ

ﺮ ْﻐ َﻤ

ِب

َﻌ ْﻤ َﺟ

َﺗ

َﻌ

َﻟﺎ

Artinya:

“Aku niat salat fardhu isya empat rakaat yang dijama’ magrib,jama’takhir karena Allah ta’ala.”

e.

Pengertian Salat Qasar

Pengertian salat qashar menurut bahasa ialah salat yang diringkas. Sedangkan pengertian salat qashar menurut istilah ialah mengerjakan salat fardu dengan cara meringkas yaitu salat yang empar rakaat diringkas menjadi dua rakaat. Adapun salat yang dua rakaat atau tiga rakaat tidak dapat diqashar.

Adapun Firman Allah SWT:











(44)

Artinya:

“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah Mengapa kamu men-qasharmu, jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. (Qs. An-nisa 101)36

Ayat ini menunjukan bahwa mengqasar salat itu disyari’atkan ketika

dalam keadaan takut.Adapun niat salat qasar yaitu:

Niat qasar zuhur

ُا

َﺻ ﱢﻠ

ْر

َﺿ

ﱡظ ﻟ ﺎ

ِر

َر

ْﻛ

َﻌ َﺗ

ِﻧ َﻘ

ْﺻ

ًر

َﻌ

َﻟﺎ

Artinya:

“Aku niat salat fardhu zuhur dua rakaat qasar karena Allah ta’ala.”

Niat qasar Asar

ُا

َﺻ ﱢﻠ

ْر

َﺿ

ﻟ ﺎ

ْﺻ َﻌ

ِر

َر

ْﻛ

َﻌ َﺗ

ِﻧ َﻘ

ْﺻ

ًر

َﻌ

َﻟﺎ

Artinya:

“Aku niat salat fadhu asar dua rakaat qasar karena Allah ta’ala.”

f. Salat yang Boleh Diqasar

Salat yang boleh diqashar ialah salat yang berjumlah empat rakaat magrib tidak dapat diqashar, karena jumlah rakaatnya kurang dari empat. g. Salat Jama’ Qasar

Salat jama’qasarialah salat yang pelaksanaannya di samping jama’

juga di qasar, baik dalam jama’ taqdim maupun dalam jama’ takhir. Salat

yang semula empat rakaat (zuhur, asar dan isya’) dikerjakan dua rakaat,

tidak ada selingan antara kedua salat yang dijama’kan. Adapun contoh niat salat jama’ qasar ialah sebagai berikut:

Niat salat zuhur qasar jama’ taqdim.

ُا

َﺻ

ﱢﻠ

َﻓ

ْﺮ

َض

ﱡﻈ ﻟ ا

ِﺮ

َر

ْﻛ

َﻌ

َﺘ

ِﻦ

َﻗ

ْﺼ

ْﺮ

َو ا

َﻣ

ْﺠ

ُﻤ

ْﻮ

ًﻋ

ِا ﺎ

َﻟ

َﻌ ﻟ ا

ْﺼ

ِﺮ

َﻌ

ﺎ َﻟ

36
(45)

28

Artinya:

“Aku niat salat fardhu zuhur dua rakaat qasar jama’ taqdim beserta salat asar karena ta’ala.”

E.

Hasil Penelitian yang Relevan

Ada banyak hasil yang penelitian berupa skripsi para mahasiwa yang memuat mengenai menggunakan metode dan hasilnya adalah ada yang bersifat positif dan ada juga negatif. Dalam hal ini metode yang penulis pilih adalah metode demonstrasi yang banyak digunakan oleh guru Madrasah dalam menyampaikan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Sebagai salah satu contoh adalah skripsi saudari Maria Ulfah (809011000161) Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dengan Jurusuan Pendidikan Agama Islam tahun 2011, denganjudul skripsi “Efektivitas Penerapan Metode Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa” mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Al-Falah

Jakarta, yang menyimpulkan bahwa metode demonstrasi itu sangat sesuai dengan metode pembelajaran aktif yang didasarkan pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), metode demonstrasi ini juga turut mendukung prestasi belajar kemudian dalam penelitian yang menjadi acuan ini skripsi ini hanya menggunakan metodologi penelitian angket.

(46)

Hasil relevan yang kedua yaitu Istikhoroh yang berjudul “efektivitas metode

demonstrasi pada pembelajaran PAI hubungan dengan motivasi belajar siswa di SMP PGRI 1 Ciputat” menyatakan terdapat hubungan yang sedang atau cukup tersebut dinyatakan dengan adanya korelasi variabel efektivitas metode demonstrasi terhadap motivasi belajar siswa melalui koefisien determinasi (KD). Diketahui pula koefisien determinasnya adalah 16 atau dalam presentase= 16%. Hal ini mencerminkan bahwa efektifitas metode demonstrasi hanya dapat memberikan kontribusi atas peningkatan motivasi belajar siswa pada pelajaran PAI sebesar 16%.

, Hasil penelitian relevan yang ketiga yaitu Rahmy Lestari “Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa”, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi fiqih di MTs Al- Hidayah. Dimana taraf signifikas 5 % yaitu 0,374, taraf signifikan 1 % yaitu 0,478, hasil dari r hitung yaitu 2,9 dapat disimpulkan bahwa menyatakan terdapat pengaruh yang positif yang signifikan antara metode demonstrasi terhadap prestasi belajar dalam bidang study tayamum. Hal ini senada dengan penulis namun berbeda variabel yang kedua peneliti membahas prestasi dengan melihat rapot sedangkan penulis meneliti hasil belajar siswa menggunakan metode demonstrasi dan penulis menggunakan jenis penelitiannya sebgai quasi eksperimen sedangkanpeneliti menggunakan jenis penelitian korelasi. Karena skripsi ketiga ini menggunakan metode korelasi hanya menyebarkan angket saja, maka hasilnya berupa hubungan metode demonstrasi dengan prestasi yang melihat dengan nilai rapot siswa. hal ini menunjukan bahwa pengaruh metode demontrasi ini sangat berpengaruh terhadap hasil atau pretasi siswa. Begitupun den

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2Nonequivalent Control Group Pretest-Posttest Design
Tabel 3.3Kisi-kisi Intrumen Test
Tabel 3.4Klasifikasi Kegiatan Praktek Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum instrumen diberikan pada objek penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen, instrumen diujikan pada kelas X Akuntansi 2. Tujuan dari pengujian

Teknik analisis data menggunakan metode statistik uji “t” (uji beda), untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel dist ribusi “t” pada

Mewujudkan suatu pembelajaran sesuai keinginan dengan hasil yang optimal diperlukan suatu cara tertentu, dimana cara tersebut disebut juga metode pembelajaran, tujuan

Peneliti juga menyampaikan bahwa sebelum pelaksanaan penelitian terlebih dahulu akan dilaksanakan tes awal (pra siklus) untuk menilai sejauh mana hasil belajar

Untuk kesempuranaan penelitian yang akan dilaksanakan pada siklus ke II ini terlebih dahulu peneliti mempersiapkan perencanaan tindakan ini sesuai kebutuhan dalam

diberi simbol-simbol maka konsep-konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu. Sebelum memanipulasi simbol-simbol itu. Untuk mempelajari suatu materi baru,

Nilai statistik uji Mann-Withney uji-u terlebih dahulu ditansformasikan dalam bentuk nilai normal Z terstandarisasi, dengan rumus: Penarikan kesimpulan dari uji hipotesis adalah: H0 :

Selain itu, kondisi awal nilai rata-rata ulangan siswa hanya 68,4 dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I hasil rata-rata ulangan harian meningkat dari 73,37 terjadi