• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian kuasi eksperimen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian kuasi eksperimen"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian kuasi eksperimen (Quasi experimental) (Sukmadinata, 2007:207) dengan desain “Static group

pretest-posttest design” (Fraenkel & Wallen, 1993:266). Penelitian ini termasuk

penelitian kuasi eksperimen karena tidak semua variabel penelitian dapat dikontrol kecuali variabel-variabel utama dan dilakukan penyamaan (matching) karakteristik dari rata-rata hasil belajar siswa pada salah satu mata pelajaran. Sedangkan, desain yang digunakan merupakan desain yang tediri dari dua kelompok penelitian yang dipilih secara cermat. Kedua kelompok diberi perlakukan berbeda dan diamati perbedaan antara keadaan sebelum dan sesudah perlakuan. Perbedaan ini diasumsikan sebagai efek dari perlakukan.

Rata-rata hasil belajar siswa yang digunakan adalah rata-rata nilai ujian tengah semester siswa pada mata pelajaran fisika. Dua perlakuan berbeda dan termasuk variabel bebas yang dimaksud yaitu: (1) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode kombinasi eksperimen nyata-virtual berbantuan program virtual laboratories electricity; dan (2) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode kombinasi eksperimen virtual-nyata berbantuan program virtual laboratories electricity. Efek dari perlakuan dan termasuk vaiabel terikat yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi. Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan

(2)

secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar dan kuis tiap kelas penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.1, 3.2, dan 3.3.

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Kelas ERV T1 X1 T2

Kelas EVR T1 X2 T2

Keterangan : T1 = Pretes;

T2 = Posttes;

X1 = Kegiatan eksperimen secara nyata kemudian virtual dengan program virtual

laboratories electricity;

X2 = Kegiatan eksperimen secara virtual kemudian nyata dengan program virtual

laboratories electricity; ERV = kelas eksperimen 1 EVR = kelas eksperimen 2

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di Kota Ciamis. Tetapi mengingat jumlah SMA-SMA yang ada di Kota Ciamis sangat banyak sekali, tidak mungkin semuanya dijadikan sebagai tempat penelitian, hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga peneliti, serta untuk memudahkan komunikasi dengan peneliti. Oleh karena itu, dari sekian banyaknya SMA yang ada di Kota Ciamis dipilihlah satu sekolah yang berada pada peringkat atas dengan pertimbangan bahwa pada sekolah dengan peringkat atas kemampuan siswanya lebih heterogen, yaitu terdiri dari siswa berkemampuan atas, sedang, dan bawah, dibandingkan dengan sekolah peringkat sedang atau peringkat rendah. Disisi lain, sekolah peringkat atas memiliki fasilitas laboratorium IPA dan multimedia yang mendukung sehingga dapat memaksimalkan proses pembelajaran yang menekankan praktikum secara langsung maupun praktikum secara virtual.

(3)

Sampel adalah sebagian dari populasi. Dengan kata lain, sampel itu harus representatif dalam arti segala karakteristik populasi hendaknya tercerminkan pula dalam sampel yang diambil. Penentuan sampel ini menggunakan teknik cluster

random sampling yaitu teknik penetuan sampel dengan cara mengelompokkan.

Hal ini dilakukan karena penelitian dilakukan di sekolah yang tidak mungkin bagi seorang peneliti memilih siswa-siswa tertentu untuk dikelompokkan dalam kelas khusus sebagai sampel.

SMAN “A” Ciamis merupakan salah satu SMA berada pada peringkat atas di Ciamis. Kelas X pada SMAN “A” berjumlah 4 kelas. Nilai rata-rata Ujian Tengah Semester (UTS) siswa pada mata pelajaran fisika dihitung dan dipilih dua nilai rata-rata yang paling kecil serta memiliki nilai rata-rata yang hampir sama. Dua nilai rata-rata dari dua kelas tersebut dijadikan sampel penelitian (perhatikan Gambar 3.1). Nilai UTS fisika keempat kelas di SMA “A” dapat dilihat pada Lampiran 1.1.

Gambar 3.1 Proses Penentuan Sampel Kelas “A” Kelas “B” Kelas “C” Kelas “D”

Rata-rata UTS fisika Kelas “A” Kelas “B”

Populasi:

Kelas X SMAN “A” Ciamis

Sampel:

Kelas “A” dan Kelas “B” Memiliki nilai rata-rata UTS fisika yang hampir sama

(4)

C. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dikembangkan instrumen penelitian yang terdiri dalam dua jenis, yaitu tes dan non tes. Instrumen jenis tes merupakan tes kemampuan kognitif dan keterampilan komunikasi yang terkait langsung dengan bahan ajar, sedangkan instrumen non tes terdiri Observasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa.

1. Diskripsi Instrumen a. Tes Kemampuan Kognitif

Instrumen kemampuan kognitif digunakan untuk mengetahui tingkatan proses kognitif siswa mengenai konsep rangakaian listrik arus searah, yang meliputi Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff; Beda Potensial Listrik dan Hukum II Kirchoff; serta Hukum Ohm dan Rangkaian Hambatan listrik. Instrumen kemampuan kognitif meliputi tiga puluh pertanyaan berbentuk pilihan ganda (tes objektif). Indikator kemampuan kognitif pada penelitian ini dibatasi pada kategori kognitif mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4). Komposisi soal tes kemampuan kognitif dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut dan kisi-kisi tes kemampuan kognitif awal dapat dilihat pada Lampiran 3.4.

Tabel 3.2. Komposisi Soal Tes Kemampuan Kognitif

Sub Materi Aspek Kognitif (Soal) Jumlah

(Soal)

C1 C2 C3 C4

Arus Listrik dan Hukum I

Kirchoff 4 2 3 1 10

Beda Potensial Listrik dan

Hukum II Kirchoff 2 2 3 1 8

Hukum Ohm dan Rangkaian

(5)

Sub Materi Aspek Kognitif (Soal) Jumlah (Soal)

C1 C2 C3 C4

Jumlah 8 6 9 4 27

b. Tes Keterampilan Berkomunikasi

Instrumen keterampilan berkomunikasi digunakan untuk mengetahui penguasaan keterampilan berkomunikasi siswa. Soal keterampilan berkomunikasi ini terdiri dari dua belas pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda (tes objektif). Komposisi soal tes keterampilan berkomunikasi dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan kisi-kisi tes keterampilan berkomunikasi awal dapat dilihat pada Lampiran 3.5.

Tabel 3.3 Komposisi Soal Tes Keterampilan Berkomunikasi

Sub Materi

Butir Soal Keterampilan Berkomunikasi (Soak)

Jumlah (Soal) Mengubah bentuk penyajian Memerikan/menggambar kan data empiris hasil

percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau

diagram Membaca grafik atau tabel atau diagram Menjelask an hasil percobaan

Arus Listrik dan Hukum I Kirchoff 2 - 6 - 8 Beda Potensial Listrik dan Hukum II Kirchoff 2 - 6 - 8

Hukum Ohm dan Rangkaian Hambatan Listrik

1 1 3 - 5

(6)

c. Lembar Observasi

Lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar dan mengamati keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan kombinasi eksperimen nyata-virtual dan kombinasi eksperimen virtual-nyata sesuai dengan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Format lembar observasi untuk melihat keterlaksaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan kombinasi eksperimen nyata-vitual dan virtual-nyata dapat dilihat pada Lampiran 3.6 dan 3.7.

2. Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes

Pengembangan instrumen kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi dilakukan dengan tahap-tahap: a. menyusun kisi-kisi soal, b. meminta pertimbangan dosen ahli, c. melakukan uji coba instrumen, dan d. melakukan analisis butir soal. Analisis butir soal dilakukan dengan cara uji coba instrumen untuk menguji tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas soal. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dan dihitung dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 17, sedangkan pengujian tingkat kesukaran dan daya pembeda dilakukan dan dihitung dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007.

a. Validitas tes

Validitas tes ada tiga jenis, yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas kriteria (criterion validity). Upaya

(7)

yang dilakukan peneliti untuk membuat instrumen yang valid dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Validitas isi

Validitas isi adalah pengujian validitas yang dilakukan pada isinya untuk memastikan apakah butir tes mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur (Purwanto, 2010:120). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode item review dengan membuat kisi-kisi instrumen dan meminta pertimbangan ahli (expert) yaitu dosen pembimbing dan dosen ahli (penjugmen) untuk mengkaji kesesuaian antara kisi-kisi dengan butir item yang dibuat.

2) Validitas konstruk

Validitas konstruksi adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan melihat kesesuaian konstruksi butir yang ditulis dengan kisi-kisinya (Purwanto, 2010:128). Metode validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah butir. Metode ini dilakukan dengan mencermati kesesuaian penempatan butir-butir dalam faktornya dari sisi konstruksinya sesuai dengan kisi-kisi instrumen yang telah dibuat. Terbentuknya validitas ini diupayakan melalui konsultasi dengan dosen penjugmen/dosen ahli selama proses penjugmaen berlangsung. 3) Validitas kriteria

Validitas kriteria adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan membandingkan tes hasil belajar dengan kriteria tertentu diluar tes hasil belajar, seperti hasil tes ulangan harian (Purwanto, 2010:125). Di dalam penelitian ini, validitas kriteria diabaikan dengan asumsi bahwa jika tes telah valid secara konten dan konstruk maka instrumen tersebut akan mengukur apa yang hendak diukur.

(8)

b. Reliabilitas tes

Reliabilitas berkenaan dengan keajegan atau ketetapan hasil pengukuran (Sukmadinata, 2008:229). Suatu tes dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap yang dihitung dengan koefisien reliabilitas. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan tiga tehnik yaitu: tehnik tes and retest; tehnik bentuk ekuivalen dan tehnik konsistensi internal. Pada penelitian ini digunakan tehnik tes and retest.

Tidak ada ketentuan khusus tentang besarnya korelasi yang menjadi kategori bahwa tes yang dibuat telah reliabel. Oleh karena itu, terkadang ditemukan perbedaan-perbedaan dalam menentukan harga koefisien reliabilitas yang bisa ditoleransi. Misalkan saja Ruseffendi (2005: 178) menyampaikan bahwa apabila nilai r (koefisien reliabilitas) > 0,70 maka instrumen tersebut reliabilitasnya cukup baik. Sedangkan menurut Aiken (Purwanto, 2006: 185), jika skor digunakan untuk menentukan apakah kedua kelas berbeda signifikan maka koefisien reliabilitas 0,65 sudah memberikan konstribusi dalam keputusan. Akan tetapi jika skor digunakan untuk membandingkan penampilan individu yang berbeda, maka koefisien reliabilitas yang harus dipenuhi paling tidak 0,85.

Di dalam penelitian ini, koefisien reliabilitas yang ditoleransi mengacu pada pendapat Aiken, karena koefisien yang dihasilkan digunakan untuk membandingkan dua kelompok. Oleh karena itu, koefisien reliabilitas yang ditoleransi adalah 0,65 atau lebih.

(9)

c. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Besar tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan memperhatikan proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap setiap butir soal (Nasootion, et

al., 2007:5.20). Tingkat kesukaran dihitung dengan rumus sebagai berikut.

𝑃 = 𝐵

𝑁 (3.2)

Keterangan:

P = Indeks tingkat kesukaran Butir soal B = Jumlah Peserta tes yang menjawab benar N = Jumlah seluruh peserta tes.

Menurut Fernandes (dalam Nasootion, et al., 2007:5.20) kategori tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut.

P ≥ 0,76 : mudah (MD)

0,25 ≤ P ≤ 0,75 : sedang (SD) P ≤ 0,24 : sukar (SK)

Dalam penelitian ini, uji tingkat kesukaran menggunakan program komputer Microsoft Excel. Hasil perhitungan tingkat kesukaran dari tes kemampuan kognitif dan tes keterampilan berkomunikasi rata-rata berada pada taraf kesukaran sedang. Menurut Nasootion, et al. (2007:5.21) butir soal yang dianggap sangat bermanfaat (useful) adalah butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran dalam kategori sedang.

d. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda butir soal memiliki pengertian bahwa butir soal tersebut dapat membedakan kemampuan individu peserta tes. Butir soal yang didukung oleh potensi daya beda yang baik akan mampu membedakan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi (pandai) dengan peserta didik yang memiliki

(10)

kemampuan rendah (kurang pandai) (Nasootion, et al, 2007:5.21). Daya beda butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus.

D = PA - PB (3.3)

Keterangan:

D = indeks daya beda butir soal

PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Menurut Fernandes (dalam Nasootion, et al., 2007:5.22) kategori tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut.

D ≥ 0,40 : sangat baik (SB) 0,30 ≤ P ≤ 0,39 : baik (B)

0,20 ≤ P ≤ 0,29 : cukup baik (CB) P ≤ 0,19 : tidak baik (TB)

Untuk menentukan berapa persen yang masuk kelompok atas dan kelompok bawah, dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut (Nitko & Hanna, dalam Nasootion, et al., 2007:5.22).

1) Jika jumlah siswa ≤ 20 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 50 %,

2) Jika jumlah siswa 21 – 40 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 33,3 %, dan

3) Jika jumlah siswa ≥ 41 maka jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 27 %.

Dalam penelitian ini, jumlah siswa yang mengikuti tes adalah 27 orang, maka dengan menggunakan aturan (b) di dapat jumlah kelompok atas dan kelompok bawah adalah 9 orang. Uji daya beda menggunakan program komputer

(11)

2.1. Hasil Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes a. Uji Validitas

Pengujian validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah validitas isi dan validitas konstruk. Uji validitas dilakukan dengan mengkonsultasikan instrumen kepada ahli melalui proses judgment. Judgment dilakukan untuk mengetahui apakan soal yang disusun sudah sesuai dengan indikator pembelajaran, indikator keterampilan yang diteliti, serta dengan konsep rangkaian listrik arus searah.

Dari 48 soal yang terdiri dari 27 soal kemampuan kognitif dan 21 soal keterampilan berkomunikasi, soal kemampuan kognitif sebagian soal sudah sesuai dengan indikator sementara ada beberapa masih ada yang kurang sesuai sehingga harus direvisi. Sedangkan, soal keterampilan berkomunikasi hampir seluruhnya tidak sesuai dengan indikator keterampilan berkomunikasi karena soal identik dengan soal kemampuan kognitif. Peneliti membuat ulang soal keterampilan berkomunikasi kemudian dikonsultasikan kembali dengan penjugmen dan hasilnya cukup baik. Data lengkap hasil judgment oleh ahli terdapat pada Lampiran 3.8 dan instrumen yang digunakan setelah konsultasi dengan dosen ahli dapat dilihat pada Lampiran 3.9. Tabel 3.4 menyajikan distribusi soal tes kemampuan kognitif serta keterampilan berkomunikasi berdasarkan hasil

(12)

Tabel 3.4. Distribusi Soal Tes Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berkomunikasi

Tes Indikator/ aspek

Nomor dan Jumlah soal pada label konsep Arus listrik dan hukum I Kirchoff Beda potensial listrik dan hukum II Kirchoff Hukum Ohm dan rangkaian hambatan listrik Kem ampu an k ogn itif

Pengetahuan (C1) 1, 2 11, 12(rev), 21(rev), 22, 26 Pemahaman (C2) 3, 4(rev), 5, 8 (rev) 13(rev), 14(rev), 15(rev), 16(rev) 23(rev), 24, 25(rev) Penerapan (C3) 6(rev), 7 17, 18 27, 28 Analisis (C4) 9(rev), 10(rev) 19(rev), 20(rev) 29(rev), 30(rev) Jumlah soal 10 10 10 Ket er a m p il an B er k omu n ik asi Memerikan/menggambark an data empiris hasil percobaan atau

pengamatan dengan tabel atau grafik atau diagram

31(rev) 35(rev) 39, 40(rev)

Menjelaskan hasil percobaan

32(rev) 36(rev) 41(rev) Membaca grafik atau tabel

atau diagram

33(rev) 37(rev) 42(rev) Mengubah bentuk

penyajian

34 38 -

Jumlah soal 4 4 4

Keterangan: rev = revisi

b. Uji tingkat kesukaran dan daya pembeda tes

Setelah melalui proses judgment, instrumen tidak langsung digunakan, namun harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya pembeda dari tiap butir soal, serta reliabilitas dari semua tes yang telah disusun. Uji coba diberikan kepada siswa

(13)

kelas XI di sekolah dimana penelitian akan dilakukan. Data lengkap rekapitulasi hasi uji coba hasil instrumen, pengolahan tingkat kesukaran serta daya pembeda terdapat pada Lampiran 3.10, 3.11 dan 3.12. Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 berikut menyajikan rekapitulasi data hasil uji coba tes kemampuan kognitif dan tes keterampilan berkomunikasi yang telah dilakukan.

Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Kemampuan Kognitif

Nomor Soal

Tingkat Kesukaran (P) Daya Pembeda (D)

Keterangan

Nilai P Kriteria Nilai P Kriteria

1 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

2 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

3 0,67 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

4 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai

5 0,7 Sedang 0,33 Baik Dipakai

6 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai

7 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai

8 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai

9 0,67 Sedang 0,39 Baik Dipakai

10 0,56 Sedang 0,22 Sangat Baik Dipakai

11 0,52 Sedang 0,39 Baik Dipakai

12 0,67 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

13 0,59 Sedang 0,33 Baik Dipakai

14 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai

15 0,52 Sedang 0,33 Baik Dipakai

16 0,26 Sukar -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai

17 0,63 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

18 0,11 Sukar 0,06 Tidak Baik Tidak Dipakai

19 0,22 Sukar 0,17 Tidak Baik Tidak Dipakai

20 0,63 Sedang 0,44 Sangat Baik Dipakai

21 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai

22 0,59 Sedang 0,11 Tidak Baik Tidak Dipakai

23 0,44 Sedang -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai

24 0,44 Sedang 0,06 Tidak Baik Tidak Dipakai

25 0,52 Sedang 0,44 Sangat Baik Dipakai

26 0,67 Sedang 0,22 Sangat Baik Dipakai

27 0,56 Sedang 0,28 Sangat Baik Dipakai

28 0,56 Sedang 0,33 Baik Dipakai

29 0,04 Sukar 0 Tidak Baik Tidak Dipakai

(14)

Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Keterampilan Berkomunikasi

Nomor Soal

Tingkat Kesukaran (P) Daya Pembeda (D)

Keterangan

Nilai P Kriteria Nilai P Kriteria

31 0,63 Sedang 0,39 Baik Dipakai

32 0,59 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai

33 0,67 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai

34 0,59 Sedang 0,33 Baik Dipakai

35 0,26 Sukar -0,2 Tidak Baik Tidak Dipakai

36 0,56 Sedang 0,33 Baik Dipakai

37 0,59 Sedang 0,39 Baik Dipakai

38 0,67 Sedang 0,33 Baik Dipakai

39 0,63 Sedang 0,28 Cukup Baik Dipakai

40 0,74 Sedang 0,39 Baik Dipakai

41 0,22 Sukar -0,1 Tidak Baik Tidak Dipakai

42 0,22 Sukar 0,11 Tidak Baik Tidak Dipakai

Dari 42 soal yang diujicobakan, 7 soal tidak digunakan dari tes kemampuan kognitif dan 3 soal tidak digunakan dati tes keterampilan berkomunikasi. Sejumlah 32 soal yang digunakan setelah uji coba ini, 2 soal yaitu nomor soal 6 dan nomor soal 32 dihilangkan karena memiliki kesamaan dalam mengukur ranah kognitif dan indiaktor keterampilan berkomunikasi yaitu nomor soal 17 dan nomor soal nomor soal 36 sehingga soal menjadi 30 buah butir soal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.13. c. Uji reliabilita tes

Instrumen yang telah diujicobakan tersebut, diujicobakan ulang dengan siswa yang sama untuk menentukan reliabilitas tes. Uji reliabilitas yang digunakan adalah tehnik test and retest). Berdasarkan hasil perhitungan, tes yang disusun memiliki nilai korelasi sebesar 0,95 dan lebih besar dari nilai reliabilitas yang menjadi acuan yaitu 0,65. Sehingga instrumen yang digunakan dapat dikatakan reliabel. Perhitungan lengkap tentang reliabilitas terdapat pada Lampiran 3.14.

(15)

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan mengikuti alur yang dapat dilihat pada diagram alur penelitian. Berdasarkan diagram pada dasarnya penelitian ini dilakukan melalui lima tahap yaitu tahap persiapan, tahap penelitian, tahap analisis dan pembahasan, tahap pembuatan kesimpulan dan tahap penyusunan laporan. Penelitian ini dilakukan dalam lima tahap sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan a. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran, hasil belajar siswa, dan kendala yang dihadapi guru dan siswa di sekolah. Studi pendahuluan ini dilaksanakan dengan cara mengamati pembelajaran, sarana dan sarana pendukung pembelajaran, mewawancarai guru fisika, dan hasil belajar siswa kelas X setelah materi fisika diajarkan dan hasil belajar materi rangkaian listrik arus searah pada tahun sebelumnya.

b. Studi literatur

Studi literatur dilakukan untuk mencari teori-teori yang berkaitan dengan kombinasi eksperimen nyata-virtual, kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi. Studi ini juga dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan penelitian sebelumnya. Selain itu juga mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator-indikator pembelajaran untuk kemudian dipergunakan dalam penyusunan rencana pembelajaran.

c. Pengajuan dan perbaikan proposal penelitian pada seminar proposal penelitian.

(16)

d. Perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen tes untuk materi Rangkaian Listrik Arus Searah. Pembuatan RPP ini mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang telah dikeluarkan oleh BSNP.

e. Pertimbangan (Judgment) dosen pembimbing dan dosen ahli terhadap instrumen tes kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi yang dibuat berdasarkan kisi-kisi kriteria dan indikator yang terpilih. Proses

judgment dilakukan untuk mengetahui validitas instrumen yang disusun atau

kelayakan dan kesesuaian instrumen dalam mengukur indikator yang ingin dicapai.

f. Uji coba instrumen tes kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi yang dilakukan pada subyek yang pernah mempelajari materi Rangkaian Lisrik Arus Searah. Hasil uji coba tes dianalisis untuk melihat kualitas instreumen tes yang meliputi tingkat kemudahan dan daya pembeda butir soal dalam tes.

g. Penentuan instrumen dan perbaikan instrumen yang akan digunakan sebagai instrument tes penelitian berdasarkan hasil uji coba. Berdasarkan hasil uji coba.

h. Melakukan uji coba instrumen yang sudah dianalisis pada poin “g” pada subyek yang pernah mempelajari materi Rangkaian Lisrik Arus Searah sebanyak dua kali dengan selang 1 hari. Mengkorelasikan hasil uji coba pertama dan kedua untuk menentukan tingkat reliabilitas soal.

(17)

2. Tahap penelitian

a. Penjaringan data pretest pada awal penelitian yang meliputi tes kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi pada materi rangkaian listrik arus searah.

b. Pemberian perlakuan kepada dua kelompok yakni pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kegiatan eksperimen secara nyata kemudian virtual (Eksperimen Real-Virtual, ERV) menggunakan program virtual laboratories

electricity dan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kegiatan

eksperimen secara virtual kemudian nyata (Eksperimen Virtual-Real, EVR) menggunakan program simulasi virtual laboratories electricity. Pengambilan data keterlaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada saat perlakukan dilakukan.

c. Setelah dilakukan pemberian perlakuan pada kedua kelas penelitian selanjutnya dilakukan penjaringan data posttest untuk tes kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi.

d. Setelah mendapatkan skor posttes khususnya skor posttes keterampilan berkomunikasi, hasil skor tersebut dikorelasikan dengan kemampuan berkomunikasi siswa secara lisan melalui wawancara tidak terstruktur. Sampel yang digunakan adalah para siswa yang memiliki nilai terbaik ditiap kelas penelitian.

3. Tahap Analisis dan Pembahasan

a. Analisis homogenitas dan normalitas untuk setiap data baik kemampuan kognitif maupun keterampilan berkomunikasi.

(18)

b. Analisis perbandingan dua rerata untuk skor N-gain (gain yang ternormalisasi) pada kemampuan kognitif dan keterampilan berkomunikasi, serta analisi keterlaksanaan pembelajaran.

c. Pembahasan temuan atau hasil penelitian dengan mengkorelasikan temuan dilapangan dengan proses pembelajaran yang telah dilakukan.

4. Tahap Pembuatan Kesimpulan

Kesimpulan disusun dan dibuat berdasarkan hasil pengujian statistik. 5. Tahap Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan berdasarkan hasil, analisis, pembahasan, dan kesimpulan. Penyusunan laporan ini dibuat dalam bentuk tesis.

Gambar 3.2 tentan alur penelitian agar mempermudah memahami alur penelitian yang akan dilaksanakan.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Analisa Data Kemampuan kognitif dan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Data yang diperoleh melalui tes kemampuan kognitif dan tes keterampilan berkomunikasi, kemudian dianalisis dan diberikan tafsiran-tafsiran. Analisis data kuantitatif dilakukan untuk masing-masing pasangan kelompok data sesuai dengan permasalahannya. Pengolahan data kuantitatif dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut.

(19)

a. Pemberian Skor

Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode Rights Only, yaitu jawaban benar di beri skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus :

S = ∑ R (3.1)

dengan : S = Skor siswa, R = Jawaban siswa yang benar

b. Perhitungan skor Gain yang Dinormalisasi

N-gain digunakan untuk melihat peningkatan yang cukup berarti setelah

diadakan pembelajaran. N-gain dihitung dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Hake (1998), yaitu

g = Smaks −Spre Spost −S pre (3.2)

Keterangan: Spost = skor posttest

Spre = skor pretest

Smaks = skor maksimum

Nilai <g> (rata-rata N-gain) yang diperoleh diinterpretasikan berdasarkan kriteria berikut:

c. Analisis Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Data observasi aktivitas siswa dan guru digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan. Data observasi aktivitas siswa diolah untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.

<g> ≥ 0.7 : g-tinggi 0.7 > <g> ≥ 0.3 : g-sedang <g> < 0.3 : g-rendah

(20)

Untuk menghitung persentase aktivitas siswa yang dinilai dengan menggunakan rumus:

% 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100% (3.3) Sedangkan data aktivitas guru diolah untuk mengetahui keterlaksanaannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk menghitung persentase aktivitas guru yang dinilai dengan menggunakan rumus :

% 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑔𝑢𝑟𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑔𝑢𝑟𝑢 × 100% (3.4) Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan model pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru, dapat diinterpretasikan pada Tabel 3.7:

Tabel 3.7. Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Persentase (%) Interpretasi

100 Seluruhnya terlaksana 79-99 Pada umumnya terlaksana 51-75 Sebagian besar terlaksana

50 Setengahnya terlaksana 26-49 Hampir setengahnya terlaksana

1-25 Sebagian kecil terlaksana 0 Tidak ada yang terlaksana

(Koentjaraningrat,1986:257)

d. Pengujian hipotesis 1) Uji Prasarat

Pengujian hipotesis diawali dengan uji statistik berupa uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas. Uji normalitas distribusi data dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test (uji K-S) dari SPSS for

Windows. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kumpulan data yang

diperoleh terdistribusi normal atau tidak. Menurut Purwanta (Sudarmanto, 2005:105) menegaskan bahwa suatu pengujian dengan uji-t, uji-F, dan sejenisnya,

(21)

menuntut suatu asumsi bahwa populasi harus terdistribusi dengan normal. Penentuan normalitas data dalam penelitian ini akan menggunakan uji K-S dengan bantuan SPSS versi 17. Ketentuannya adalah apabila harga atau nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > dari 0.05 maka dinyatakan bahwa data berasal dari populasi data yang berdistribusi normal.

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel diperoleh dari populasi yang bervarians homogen atau tidak. Untuk melakukan uji homogenitas varians data dengan Levene Test dari SPSS for Windows. Jika harga

significancy yang dihasilkan lebih besar dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan

yaitu 0.05, maka data tersebut berasal dari populasi yang bervarian homogen. (Alhusin, 2003:235)

2) Uji Perbandingan

Uji perbandingan merupakan suatu analisis untuk membandingkan rata-rata dari dua populasi atau lebih (Alhusin, 2003:97). Berikut adalah penjabaran tahapan analisis.

Analisis perbandingan satu arah secara parametrik dilakukan dengan

Independent sampel T test (uji T) yang terdapat dalam program SPSSTM 17.0. Uji ini digunakan untuk menguji rata-rata dari dua sampel yang independen (tidak terkait). Syarat uji ini dilakukan setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Diperoleh keputusan bahwa skor pretest,

posttest atau nilai n-gain yang diujikan tidak berbeda signifikan antara kelas

(22)

sebaliknya jika nilai signifikan lebih kecil dari nilai α maka diantara kelas kontrol dan eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan.

Analisis perbandingan satu arah non parametrik dilakukan dengan uji Mann-Whitney (uji U). Analisis ini dilakukan jika salah satu atau kedua uji prasyarat tidak dapat dipenuhi (uji normalitas dan uji homogenitas). Interpretasi nilai signifikan sama seperti yang ditentukan pada uji T.

(23)

Gambar 3.2. Alur Penelitian

Studi Pendahuluan Rumusan Masalah

Studi Literatur: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD, Program Virtual

Laboratories Electricity,

Eksperimen Nyata dan Virtual; Kemampuan kognitif dan Keterampilan Berkomunikasi Penyusunan Rancana Pembelajaran Tes Awal Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Kombinasi Eksperimen Nyata-Virtual Berbantuan Program The Virtual

Laboratories Electricity (ERV) Observasi Tes Akhir Pengolahan dan Analisa Data Temuan Kesimpulan Observasi Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Kombinasi Eksperimen Virtual-Nyata Berbantuan Program The Virtual

Laboratories Electricity (EVR) Penyusunan Instrumen Penelitian Jugment Ahli Revisi Instrumen Uji Coba Instrumen Analisis dan Revisi Uji Coba Instrumen

Gambar

Gambar 3.1 Proses Penentuan Sampel Kelas “A” Kelas “B” Kelas “C” Kelas “D”
Tabel 3.2. Komposisi Soal Tes Kemampuan Kognitif
diagram  Membaca  grafik atau tabel atau diagram  Menjelaskan hasil  percobaan
Tabel 3.4.  Distribusi Soal Tes Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berkomunikasi
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kesenian sebagai contoh dari salah satu unsur kebudayaan misalnya, terjadi karena mula-mula manusia ingin memuaskan kebutuhan nalurinya akan keindahan (Koentjaraningrat,

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Melalui siklus tindakan pembelajaran dapat ditemukan langkah-langkah yang efektif, penerapan pembelajaran kooperatif tipe

Puji dan syukur penulis penjatkan atas kehadira Allah SWT, atas berkat, rahmat, dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat dimudahkan dalam menyelasaikan Skripsi

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu mushibah kepada suatu kaum

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan 21 spesies, 16 genus dan 112 individu kupu-kupu di Air Terjun Bukit Gatan Kecamatan STL Ulu Terawas

G-code digunakan untuk perintah kerja ke mesin CNC yang disusun G-code digunakan untuk perintah kerja ke mesin CNC yang disusun sedemikian rupa pada program NC yang

system credibility dan social influence sudah sesuai. Hal ini dibuktikan berdasarkan jawaban responden melalui kuesioner yang dibagikan. Pengguna dari sisi teacher setuju

Sutabri mengemukakan “Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung