Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh
Disusun oleh
Yayah Lailatuzzuhriah
Nim : 109011000198
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
i ABSTRAK
Yayah Lailatuzzuhriah” Pengaruh Penerapan Metode Index Card Match
terhadap hasil Belajar Siswa (Sebuah Penelitian Quasi Eksperiemen di MTs Islamiyah Ciputat). Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kata Kunci : Index Card Match. Hasil Belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi
pembelajaran aktif dengan metode index card match terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran aqidah akhlaq dan apakah ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen, penelitian ini dilakukan di MTs Islamiyah Ciputat. Sampel penelitian berjumlah 32 untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Istrumen penelitian yang digunakan adalah berupa tes pilihan ganda sebanyak 20 soal yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisa data menggunakan uji liliefors unutk menguji normalitas data, uji fisher untuk menguji homogenitas data, dan uji-t untuk menguji hipotesis. Hasil perhitungan menunjukan bahwa penelitian ini berdistribusi normal dan homogen.
Hasil penelitian menunjukan bahwa metode index card match yang
diterapkan dikelas eksperimen dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlaq. Hal ini dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol yaitu 77,2 > 71,6 serta diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 3,733 > 1,697. Dengan demikian
ii ABSTRACT
Yayah Lailatuzzuhriah” Influence of the application of index card match method to the students learning outcomes (Experiement research in MTs Islamiyah Ciputat). Thesis Department of Islamic Education Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.
Keywords: Index Card Match. Learning Outcomes
This study aims to determine the effect of the application of active learning strategies with the index card method to match student learning outcomes in subjects aqidah morality and whether there are differences in student learning outcomes between the experimental class and the control class. The method used in this study was a quasi-experimental methods, the study was conducted in MTs Islamiyah Chester. The study sample totaled 32 for the experimental class and the control class. Instrument of research is in the form of a multiple choice test of 20 questions that have been tested for validity and reliability. Data analysis techniques using fatherly Liliefors test data normality test, Fisher test to test the homogeneity of the data, and t-test to test the hypothesis. Calculation shows that the study is normally distributed and homogeneous.
iii
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحرلاا ه ا مسب
Alhamdulillaah segala puji hanya bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah Nya kepada kita semua.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Penerapan
Metode Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Siswa”. Sholawat dan salam
senantiasa selalu disampaikan kepada Nabi kita Rasulullah SAW yang telah mengantarkan kita kepada jalan Allah SWT. Semoga kita semua senantiasa diberi syafaat kepada beliau dihari pembalasan nanti.
Dengan terselesaikannya skripsi ini tentu tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan berbagai pihak. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yaitu :
1. Nurlena Rifa’i, P.hd. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Uin Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Marhamah Sholeh, Lc. MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
Uin Syarif Hdayatullah Jakarta.
4. Dr. Dimyati, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik
5. Siti Khadijah, MA. Selaku Dosen Pembimbing skripsi
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah
memberikan ilmu yang berguna bagi diri pribadi selama perkuliyahan.
7. Kepala Sekolah MTs Islamiyah Ciputat yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta ayahanda Bpk M Amin dan
Ibu Yuhdah yang telah memberikan kasih sayang, perhatian dan do’a yang
iv
9. Kakak-kakaku dan adiku tersayang yang telah memberikan dorongan,
semangat dan motivasi kepada penulis.
10.Untuk sahabat-sahabatku Irma, Ctya, Kokom, Aidah dan teman2
seperjuangan yang lain terimakasih telah memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.
11.Serta semua pihak yang berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu. Penulis berharap semoga Allah memberikan semoga Allah memberikan kebaikan dan pahala kepada kita semua amiin dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua
pihak yang membacanya. Amin ya Robbal ‘Alamin.
Jakarta 2014 Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... iv
DAFTAR GAMBAR... v
DAFTAR LAMPIRAN... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
G. Manfaat Penelitian... 6
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Hasil Belajar ... 7
1. Pengertian Hasil Belajar ... 7
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 8
3. Klasifikasi Hasil Belajar... 10
B. Pembelajaran Aqidah Akhlaq... 14
1.Pengertian Aqidah Akhlaq ... ... 14
vi
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif ... 14
2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Aktif ... 17
D. Metode Index Card Match ... ... 17
1. Pengertian Metode... 17
2. Kelemahan dan Kelebihan Metode Index Card Match... 22
E. Penelitian yang Relevan... 23
. F. Kerangka Berpikir... 24
G. pengajuan Hipotesis... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 26
B. Metode dan Desain Penelitian ... 26
C. Variabel Penelitian ... 27
D. Populasi dan Sampel ... 28
E. Instrumen Penelitian ... 28
F. Teknik Pengumpulan Data ... 29
G. Teknik Analisis Data... 45
1. Uji Normalitas... 45
2. Uji Homogenitas... 46
3. Pengujian Hipotesis... 46
H. Hipotesis Statistika... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil MTs Islamiyah Ciputat... 48
1. Sejarah MTs Islamiyah Ciputat... 48
2. Visi dan Misi MTs Islamiyah Ciputat... 49
3. Struktur Organisasi Madrasah... 49
B. Deskripsi Data... 50
C. Uji Prasyarat Analisis... 57
1. Uji Normalitas... 57
vii
D. Pengujian Hipotesis... 59
1. Uji Hipotesis Penelitian... 59
2.Pembahasan Hasil Penelitian... 60
E. Pembahasan Hasil Observasi Pengamatan Aktivitas Guru... 62
F. Pembahasan Observasi Pengamatan aktivitas siswa... 62
G. Keterbatasan Penelitian... 63
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan... 64
B. Implikasi... 65
C. Saran-saran... 65
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 nonrandomized control group design 27
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar kognitif 29
Tabel 3.3 Hasil uji validitas instrumen 32
Tabel 3.4 Hasil uji reliabilitas tes 33
Tabel 3.5 Hasil uji taraf kesukaran instrumen soal 34
Tabel 3.6 Hasil uji daya pembeda 35
Tabel 3.7 kisi-kosi instrumen tes 35
Tabel 4.1 Data Siswa MTs Islamiyah Tahun Pelajaran 2010-2011 41
Tabel 4.2 Data Siswa MTs Islamiyah Tahun Pelajaran 2011-2012 41
Tabel 4.3 Data Siswa MTs Islamiyah Tahun Pelajaran 2012-2013 41
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen 52
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol 53
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen 55
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol 57
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen 58
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen 58
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Pretest 59
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Proses pembelajaran dengan index card match 60
[image:13.595.119.492.209.597.2]Gambar 4.2 Proses penyampaian materi 61
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana pelaksanaan pembelajaran Eksperimen 1... 68
Lampiran 2 : Rencana pelaksanaan pembelajaran Eksperimen 2... 74
Lampiran 3 : Rencana pelaksanaan pembelajaran Eksperimen 3... 80
Lampiran 4 : Rencana pelaksanaan pembelajaran Kontrol 1... 86
Lampiran 5 : Rencana pelaksanaan pembelajaran kontrol 2... 91
Lampiran 6 : Rencana pelaksanaan pembelajaran kontrol 3... 95
Lampiran 7 : Kisi-kisi uji coba soal intrumen...100
Lampiran 8 : Soal pretest dan postest... 104
Lampiran 9 : Uji validitas, uji reliabilitas, daya beda dan tingkat sukar...107
Lampiran 10 : Distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen...109
Lampiran 11 : Distribusi frekuensi pretest kelas kontrol...111
Lampiran 12 : Distribusi frekuensi postest kelas kontrol...113
Lampiran 13 : Distribusi frekuensi postest kelas eksperimen...115
Lampiran 14 : Uji normalitas pretest kelas eksperimen...117
Lampiran 15 : Uji normalitas pretest kelas kontrol...118
Lampiran 16 : Uji normalitas postest kelas eksperimen...119
Lampiran 17 : Uji normalitas postest kelas kontrol...120
Lampiran 18 : Uji homogenitas pretest kelas eksperimen kontrol...121
Lampiran 19 : Pengujian hipotesis...122
Lampiran 20 : Metode index card match pertemuan pertama...124
Lalmpiran 21 : Metode index card match pertemuan kedua...125
Lampiran 22 : Metode index card match pertemuan ketiga...126
Lampiran 23 : Lembar pengamatan aktivitas guru kelas eksperimen...127
Lampiran 24 : Lembar pengamatan aktivitas guru kelas eksperimen...130
Lampiran 25 : Lembar pengamatan aktivitas guru kelas eksperimen...133
Lampiran 26 : Lembar pengamatan aktivitas guru kelas kontrol... 136
Lampiran 27 : Lembar pengamatan aktivitas guru kelas kontrol... 138
Lampiran 28 : Lembar pengamatan aktivitas guru kelas kontrol... 140
xi
Lampiran 30 : Lembar pengamatan aktivitas siswakelas eksperimen... 143
Lampiran 31 : Lembar pengamatan aktivitas siswa kelas eksperimen... 144
Lampiran 32 : Lembar pengamatan aktivitas siswa kelas kontrol... 145
Lampiran 33 : Lembar pengamatan aktivitas siswakelas kontrol... 146
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku
yang sesuai dengan kebutuhan.1 Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan
tidak cukup hanya dilakukan melalui transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh professionalisme guru sebagai tenaga pendidik serta pengembang kemampuan peserta didik menuju kedewasaannya secara optimal.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik kedalam proses belajar, sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Proses pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak, karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain.
Dalam proses peningkatan hasil belajar peserta didik, khususnya pada mata
pelajaran aqidah akhlaq. Guru sebagai educator (pendidik) yang selalu menyadari
1
tugas pokoknya yaitu mendidik, mengajar, membimbing, dan melatih. Memegang peran yang sangat penting dalam diri peserta didik. Karena materi ajar yang diberikan kepada peserta didik ditentukan oleh cara yang dilakukan oleh pendidik pada penyampaiannya dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan hasil observasi penulis di MTs Islamiyah Ciputat pada tanggal 11 November 2013, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan guru yang mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berfikir siswa. Cara mengajar yang digunakan guru kurang bervariasi. Akibatnya motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan hasil belajar siswa cenderung masih relatif rendah karena pola
belajarnya cenderung menghafal.2
Karena Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam belajar, yang terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar
belajar itu mendapatkan hasil baik.3
Senada dengan hal ini Drs. JJ. Hasibuan, Dip. Ed. dan Drs. Moedjiono menjelaskan bahwa metode mengajar adalah alat yang merupakan bagian dari perangkat alat dan cara pelaksanaan suatu strategi belajar. Dan strategi belajar mengajar adalah sarana atau alat untuk mencapai tujuan-tujuan belajar, maka
metode mengajar merupakan alat pula untuk mencapai tujuan belajar.4
Dalam mewujudkan suasana belajar mengajar yang membawa kepada siswa aktif dan membimbingnya kearah kedewasaan, seorang guru harus memilih metode yang harus ia gunakan. Karena penggunaan metode harus sesuai dan
2
Hasil observasi kelas VIII tanggal 11 november 2013 3
Oemar Hamlik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Askara, 2001), Cet. I, h. 27.
4
selaras dengan karakteristik siswa, materi dan kondisi lingkungan pengajaran. Adapun bila ditinjau dengan teliti, sebenarnya keunggulan metode terletak pada beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain: tujuan, karakteristik siswa, situasi dan kondisi, kemampuan dan pribadi guru, serta sarana dan prasana yang
digunakan.5
Keberhasilan penggunaan suatu metode merupakan keberhasilan proses pembelajaran yang akhirnya berfungsi sebagai diterminasi kualitas pendidikan. Sehingga metode-metode pendidikan yang dikehendaki akan membawa kemajuan pada semua bidang ilmu pengetahuan dan keterampilan. Secara fungsional dapat merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan.
Metode dalam mentransfer ilmu dan nilai-nilai kehidupan tersebut akan selalu disesuaikan dengan kondisi, situasi dan kebutuhan yang ada. Oleh karena itu pendidik atau guru diwajibkan menguasai sejumlah metodologi pembelajaran, guru juga diharapkan harus dapat menciptakan kondisi-kondisi di mana siswa dapat belajar dengan efektif agar siswa yang menjadi objek bimbingannya dapat
dikelola dengan baik.6
Sebagaimana diketahui metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) selama ini secara umum tidak kunjung berubah. Pembelajaran secara konvensional atau ceramah sehingga membosankan peserta didik. Hal ini akan berdampak pada aktivitas belajar siswa. Sering sekali ditemukan siswa tidak memusatkan perhatian dan pikirannya terhadap penjelasan yang diberikan guru di depan kelas, tidak konsentrasi, ngobrol atau mengerjakan tugas pelajaran lain.
Selain itu, tugas utama guru adalah membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik dapat berkembang dengan maksimal. Dengan belajar aktif yaitu melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan
5
Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,2002), Cet I, h 32
6
terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya nakan membentuk life skill ( kecakapan hidup). Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.7
Dengan berpedoman pada makna ayat Al-Qur’an tersebut ada dua pendekatan
yang dipakai untuk menyeru atau mengajak orang lain agar taat dan patuh terhadap perintah Allah yakni (1) hikmah,dan (2) mauizhah (nasehat). Sedangkan teknik yang dipakai adalah salah satunya dengan melaukkan diskusi secara tertib
dan baik.8
Banyak metode pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas dan dianggap sangat inovatif. Strategi atau pendekatan apapun yang diterapkan, yang paling penting adalah bagaimana metode pembelajaran tersebut dapat menarik dan memotivasi siswa untuk giat belajar, sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Oleh karena itu, Metodologi dalam proses pembelajaran, sangat mutlak dibutuhkan. Berbagai metode pembelajaran saat ini sudah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Tidak hanya diterapkan untuk pendidikan umum, tapi juga pendidikan Islam. Selain itu, metode pembelajaran baru tidak hanya berpusat pada pendidik tapi juga dapat mengaktifkan siswa agar bisa
7
M Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam,( (Jakarta: Ciputat Pers,2002), Cet I, h 5.
belajar secara mandiri, kreatif dan kompeten. Untuk memperoleh hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran aqidah akhlaq yang optimal maka perlu
diterapkannya salah satu strategi pembelajaran aktif. Strategi pembelajaran aktif
ini memiliki bermacam-macam metode salah satunya adalah metode Index Card
Match.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis bermaksud
membahas dalam skripsi ini, dengan judul “ Pengaruh Penerapan Metode Index
Card Match Terhadap Hasil Belajar Siswa di MTs Islamiyah Ciputat B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah yang terkait dengan penerapan metode Index Card Match di
sekolah yaitu:
1. Kurangnya perhatian guru terhadap pentingnya penggunaan metode
dalam kegiatan pembelajaran
2. Lemahnya motivasi belajar siswa sehingga berdampak pada lemahnya
hasil belajar siswa
3. Hasil belajar siswa masih relatif rendah khususnya pada mata
pelajaran aqidah akhlaq
4. Kejenuhan yang dialami oleh siswa pada metode pembelajaran yang
konvensional
C. Pembatasan Masalah
1. Penerapan metode Index Card Match pada mata pelajaran Aqidah
Akhlaq kelas VIII di MTs Islamiyah Ciputat
2. Hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran aqidah akhlaq dengan
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah yang akan dijadikan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara penerapan metode Index
Card Match dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah akhlaq di MTs Islamiyah Ciputat?
2. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlaq
dengan menerapkan metode Index Card Match?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan oleh guru PAI dalam
Pendidikan Agama Islam
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa jika diberikan metode Index Card
Match pada mata pelajaran aqidah akhlaq Manfaat Penelitian
1. Pengembangan ilmu pengetahuan, terutama bagi penulis sendiri dalam
penggunaan metode Index Card Match ini pada pelajaran aqidah akhlaq
2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi para pendidik di MTs
Islamiyah Ciputat untuk senantiasa meningkatkan kemampuan untuk menguasai penggunaan metode-metode pembelajaran agar siswa yang dibimbingnya dapat dikelola dengan baik.
3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan metode Index Card
7
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran
dibawah kondisi yang berbeda. 9Menurut Nasution “hasil belajar merupakan
sesuatu yang akan dapat dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil pelajaran
itu.10 Sedangkan Sudjana mengatakan bahwa hasil belajar adalah “Kemampuan
-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.11
Menurut Syaiful Bahri Djamarah “ hasil belajar pada hakikatnya adalah
“perubahan” yang terjadi didalam diri seorang setelah berakhirnya aktivitas
9
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), h.16.
10
Nasution, Kurikulum dan Pengajaran,( Jakarta: PT Bumi Akasara, 2006), Cet IV, h.61.
11
belajar”.12 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “ hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan keterampilan terrhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui tes.
Adapun menurut Arikunto, “hasil belajar adalah hasil setelah mengalami
proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang
dapat diamati dan diukur.13
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar Siswa
a. Faktor Internal
1. Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar, siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada dibawah siswa-siswa yang tidak kekurtangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam mebnerima pelajaran.
Demikian juga kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Misalnya, seseorang yang minum-minuman keras akan kesulitan untuk melakukan proses belajar, karena saraf pengontrol kesadarannya terganggu. Bahkan, perubahan tingkah laku akibat pengaruh minuman keras tersebut, tidak bisa dikatakan perubahan hasil belajar.
12
Syaiful Bahri Djamarah,dkk, Strategi Belajar Mengajar,( Jakarta: Rineka Cipta,2002),h.20.
13
Disamping kondisi-kondisi diatas, merupakan hal yang penting juga memperhatikan kondisi pancaindera. Bahkan dikatakan oleh Aminudin Rasyad
pancaindera merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan (Five sence are the
golden gate of knowledge). Artinya kondisi panca indera tersebut akan memberikan pengaruh pada proses dan hasil belajar. Dengan memahami kelebihan dan kelemahan pancaindera dalam memperoleh pengetahuan atau pengalaman akan mempermudah dalam memilih dan menentukan jenis
rangsangan atau stimuli dalam proses belajar.14
2. Faktor Psikologis
Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor Psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda terutama dalam hal kadar bukan hal jenis, tentunya perberbeda-bedaan-perberbeda-bedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing, beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, serta kognitif dan daya nalar.
Pertama, Intelegensi, (1) Mengartikan Intelegensi sebagai Kemampuan mengahadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif, (2) kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif, (3) kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat sekali.
Kedua, Perhatian. Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa yang tertuju kepada suatu objek ataupun sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus dihadapkan pada obyek-obyek tang dapat menarik perhatian siswa.
Ketiga, Minat dan Bakat. Minat adalah kecenderungan seseorang untuk mengenang dan memperhatikan beberapa kemampuan. Bakat adalah kemampuan untuk belajar.
Keempat, Motif dan Motivasi motif adalah daya dan upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
14
Kelima, Kognitif dan Daya Nalar. Pembahasa dari kognitif dan daya nalar adalah persepsi, mengingat dan berfikir. Persepsi adalah penginderaan terhadap suatu kesan yang timbul dalam lingkungannya. Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, dimana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal datri masa lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh melalui pengalamannya di masa lampau. Berfikir dibagi menjadi dua macam yaitu berfikir autistik dan berfikir realistik.
b. Faktor Eksternal 1. Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial.
Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban udara, dan sebagainya. Lingkungan sosial baik yang berupa manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses hasil belajar. Sering kali guru dan para siswa yang sedang belajar didalam kelas merasa terganggu oleh obrolan orang-orang yang berada di luar persis di depan kelas tersebut, apalagi obrolan itu diiringi dengan gelak tawa yang keras dan teriakan. Hiruk pikuk lingkunghan sosial seperti suara mesin pabrik, lalu lintas dan lain-lain yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
2. Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan kegunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini ialah
kurikulum, sarana, fasilitas dan guru.15
3. Klasifikasi Hasil Belajar
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler atau instruksional menggunakan hasil belajar. Menurut Benyamin
15
Bloom yang secara garis besar membaginya kedalam tiga ranah yaitu Ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.16
Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sistesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah, dan
keempat berikutnya termasuk afektif tingkat tinggi.17
Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penialaian, organisasi dan internalisasi.
Ranah Psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris yaitu: (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan persepsitual, (d) ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks dan (e) gerakan ekspresif dan interpretatif..
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran.
1. Ranah Kognitif
a.Tipe Hasil Belajar : Pengetahuan
Istilah pengetahuan yang dimaksudkan adalah pengetahuan faktual, disamping pengetahuan hafalan. Seperti rumus, definisi dan sitilah-istilah yang perlu dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar
pengetahuan atau pemahaman bagi konsep lainnya. 18
b. Tipe Hasil Belajar : Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pengetahuan adalah pemahaman. Tipe hasil belajar pemahaman ini adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat,
16
Nasution, op. Cit., h. 65
17
Nana Sudjana, op. Cit., h. 22-23
18
seorang peserta didik dikatakan dapat memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan tentang materi dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman ini dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu (1) tingkat terrendah adalah pengalaman terjemahan, (2) tingkat pemahaman penafsiran, (3) tingkat ketiga ini tingkat pemahaman yang tertinggi yaitu
ekstrapolasi.19
c. Tipe Hasil Belajar : Aplikasi
Aplikasi adalah tipe penggunaan abstraksi pada situasi kongkrit atau situasi khusus. Abstraksi tersebut berupa ide, teori atau petunjuk yang berupa teknis. d. Tipe Hasil Belajar : Analisis
Analisi adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian sehungga jelas hierarkinya. Analisis merupakan bagian yang kompleks, yang memanfaatkan dari ketiga tipe sebelumnya.
e. Tipe Hasil Belajar : Sintesis
Berfikir sintesis adalah berfikir divergen. Dalam berfikir divergen pemecahan atau jawabannya belum dapat dipastikan. Berfikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih berfikir kreatif. Berfikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pendidikan.
f. Tipe Hasil Belajar : Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi dan lain-lain.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar, kategorinya dimulai dari yang dasar sampai tingkat yang kompleks yaitu sebagai berikut:
19
a. Reciving, yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan yang datang dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
b. Responding atau Jawaban, yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar.
c. Valuing atau penilaian, berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulasi tadi. Dalm evaluasi ini termasuk di dalamnya keediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai.
d. Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem
organisasi, tetmasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain.
e. Karakteristik Nilai, yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang yang memiliki pola dan kepribadiannyadan tingkah lakunya.
3.Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Berikut ini ada enam tingkatan keterampilan yaitu:
a. Gerakan refleks ( keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
b. Keterampilan pada gerakan-gerakan sadar.
c. Kemampuan perseptual, di dalamnya termasuk membedakan visual dan auditif.
d. Kemampuan dibidang fisik, miasalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan.
e. Gerakan-gerakan skill, yaitu keterampilan yang sederhana sampai keterampilan yang kompleks.
B. Pembelajaran Aqidah Akhlaq
1. Pengertian Aqidah AkhlaqAqidah jama’nya adalah Aqa’id, Aqidah berarti kepercayaan. Pengajaran
aqidah berarti proses belajar-mengajar tentang berbagai aspek kepercayaan. Dalam hal ini tentu saja kepercayaan menurut ajaran Agama Islam. Menurut rumusan para ulama Tauhid, kepercayaan atau keimanan berarti membenarkan
dengan hati, mengikrarkan dengan lidah akan wujud dan keesaan Allah.20
Ruang lingkup pelajaran Aqidah ini meliputi: (1) Rukun iman yang enam yaitu. Percaya kepada Allah, Percaya kepada Rasul Allah, Percaya kepada Malaikat, Percaya kepada kitab-kitab suci, Percaya kepada hari akhir dan percaya kepada qadha dan qodar.
Akhlaq dapat diartikan sebagai “tingkah laku” atau budi pekerti. Menurut
Imam Ghazali akhlaq adalah suatu istilah tentang bentuk bathin yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorong ia berbuat atau bertingkah laku.
Dalam pembelajaran Akhlaq yaitu membicarakan nilai sesuatu perbuatan menurut ajaran Agama. Ruang lingkupnya adalah membahas tentang akhlaq akhlak terpuji dan akhlaq tercela menurut ajaran Agama.
C. Srategi Pembelajaran Aktif
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif
Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tidakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai kekuatan dalam pembelajaran.
Menurut Wina Sanjaya strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu perencanaan yang berisi tentang rancangan kegiatan yang di desain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. 21
Oleh karena itu strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk kepada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu. Sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan suatu strategi. Dengan kata lain strategi
20
Zakiyah Derajat, Metodik KhusuS Pengajaran Agama Islam...,h. 63-71. 21
pembelajaran mengandung arti yang luas daripada metode. Sebagai contoh strategi pembelajaran dalam PAI . misalnya guru ingin melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran, maka guru dapat menerapkan strategi pembelajaran aktif
dengan menggunakan metode index card match dan diskusi.
Adapun pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses
pembelajaran tersebut. Pembelajaran aktif ini dimaksudkan untuk
mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua peserta didik mampu mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu, pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Srategi pembelajaran aktif juga melibatkan siswa untuk turut belajar secara aktif. Ketika siswa belajar secara aktif berarti mereka yang mendominasi aktivitas belajar. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak baik untuk menemukan ide pokok dari materi dan memecahkan persoalan tentang apa yang telah mereka pelajari kedalam satu persoalan yang ada dalam dunia nyata. Dengan belajar aktif ini siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran tidak hanya mental akan tetapi melibatkan fisik juga. Dengan strategi aktif ini siswa akan merasakan suasana yang menyenangkan sehingga hasil belajar dapat maksimal.
Dalam strategi aktive learning setiap materi pelajaran yang baru harus
1. Dari sudut siswa
a. Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan dan
permasalahannya.
b. Keinginan,keberanian dnan kesempatan untuk berpartisipasi dalam
proses pembelajaran. 2. Dari sudut guru
a. Adanya usaha mendorong, membina gairah belajar siswa secara aktif
b. Guru tidak mendominasi pembelajan.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menurt
cara dan keadaaan masing-masing.
d. Guru menggunakan berbagai jenis metode serta menggunakan
berbagai media. 3. Dari sudut program
a. Tujuan instruksional serta konsep maupun isi pelajaran sesuai dengan
kebutuhan, minat serta kebutuhan peserta didik.
b. Program yang cukup jelas sehingga dapat dimengerti siswa
c. Bahan pelajaran mengandung fakta atau informasi, konsep dan
keterampilan.
4. Dari sudut situasi belajar
a. Adanya hubungan yang erat antara guru dan siswa, guru dan guru,
siswa dengan siswa.
b. Siswa memiliki motivasi yang kuat untuk belajar dan memiliki
kebebasan untuk mengembangkan cara belajar masing-masing. 5. Dari sudut sarana belajar
a. Sumber belajar bagi siswa
b. Fleksibilitas waktu untuk melakukan kegiatan belajar.
c. Dukungan dari berbagai media belajar.
d. Kegiatan siswa tidak terbatas didalam kelas maupiun diluar kelas.22
22
Dengan adanya 5 indikator tersebut, maka akan lebih memudahkan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Setidaknya memberi rambu-rambu bagi guru dalam melaksanan proses pembelajaran aktif.
Berikut ini adalah macam-macam dari strategi pembelajaran aktif yaitu 1. Team Quiz
2. Modeling The Way 3. Index Card Match
4. Example Non Example
5. Snowball Throwing 6. Jigsaw dll.23
2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Aktif
Menurut Bonwell strategi pembelajaran aktif mempunya beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut :
1. Penekanan proses penyampaian pelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh guru melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analtis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.
2. Siswa tidak hanya mendengarkan materi pelajaran secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu pekerjaan yang berkaitan dengan materi.
3. penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran.
4. Siswa lebih banyak dituntut untuk berfikir kritis .
5. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
D. Metode Index Card Match
1. Pengertian Metode
Metode merupakan salah satu unsur yang sangat penting keberadaanya dalam pendidikan. Karena dengan adanya metode diharapkan mampu membantu
23
guru dan siswa dalam tercapainya tujuan Pendidikan yang sesuai dengan kurikulum yang direncanakan.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Hal ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem
pembelajaran memegang peranan yang sangat penting24
Metode dapat diartikan sebagai cara-cara atau langkah yang digunakan dalam menyampaikan suatu gagasan, pemikiran atau wawasan yang disusun secara sistematik dan terencana serta didasarkan pada teori, konsep dan prinsip tertentu yang terdapat dalam berbagai ilmu terkait. Terutama Ilmu Psikologi, manajemen dan sosiologi. Ilmu-ilmu tersebut erat kaitannya dengan metode karena didalamnya dijumpai pembahasan tentang jiwa dan perkembangan Manusia sebagai salah satu pertimbangan dan penyampaian teori, konsep dan wawasan kepadanya. Metode yang terkait dengan menyampaikan teori, konsep dan wawasan yang terdapat dalam berbagai bidang ilmutersebut dinamai dengan
metode pengajaran. 25
Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos.
Meta berarti “melalui” dan hodos berarti ‘jalan” atau “cara”. Dengan demikian
metode dapat diartikan sebagai cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencvapai suatu tujuan. Selain itu, adapula yang mengatakan bahwa metode adalah suatu sarana untuk menemuka, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin tersebut.adalagi yang mengatakan bahwa metode sebenarnya berarti jalan untuk mencapai tujuan. Jalan untuk mencapai tujuan itu bermakna ditempatkan pada posisi sebagai cara untuk menemukan, menguji dan
menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan ilmu atau
tersistematisasikannya suatu pemikiran. Dengan pemikiran yang akhir ini, metode lebih memperlihatkan sebagai alat untuk mengolah dan mengembangkan suatu
24
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pada Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008),Cet kelima,h. 147
25
gagasan sehingga menghasilkan suatu teori atau temuan. Dengan metode serupa
itu, ilmu pengetahuan apapun bisa berkembang.26
Adapun pengertian metode sebagaimana telah diungkapkan didalam
Al-qur’an bahwa metode adalah Thariqoh yang digunakan sebagai sarana untuk menghantarkan kepada suatu tujuan. Dalam bahasa Arab kata metode
diungkapkan dalam berbagai kata yaitu Thariqoh, manhaj, dan wasilah. Thariqoh
berarti jalan, manhaj berarti sistem dan wasilah berarti perantara atau mediator.
Dengan demikian kata Arab yang dekat dengan metode adalah Thariqoh. Dari
pendekatan kebahasaan tersebut nampak bahwa metode lebih menunjukan kepada jalan, dalam arti jalan adalah jalan yang bersifat non fisik. Yakni jalan dalam bentuk ide-ide yang mengacu kepada cara yang mengantarkan seseorang untuk
sampai pada tujuan yang ditentukan. 27
Berikut ini ada beberapa pendapat tentang pengertian metode yaitu sebagai berikut:
A. Menurut Mahmud Yunus metode adalah jalan yang hendak oleh
seseorang kepada tujuan tertentu, baik dalam lingkungan perusahaan atau perniagaan maupun dalam kupasan ilmu pengetahuan dan
lainnya. “ Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode
mengandung arti adanya urutan kerja yang terencana guna mencapai susunan yang sistematis.
B. Menurut Ahmad Tafsir metode adalah cara yang paling tepat dan
cepat untuk melakukan sesuatu . “ Kata tepat dan cepat inilah yang
sering diungkapkan dengan kata efektif dan efisien “. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang dapat difahami oleh murid secara sempurna. Dalam ilme Pendidikan sering juga dikatakan bahwa pengajaran yang berfungsi pada murid. Maksud berfungsi adalah menjadi milik murid. Pengajaran itu membentuk dan mempengaruhi pribadinya. Adapun pengajaran yang tepat adalah oengajaran yang
26
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1 , ( Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet 1, h, 91.
27
tidak memerlukan waktu yang lama. Jadi metode adalah menentukan
prosedur yang diikuti.28
Seperti yang telah dikemukakan dari beberapa pendapat di atas metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Hal ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Adapun salah satu metode yang digunakan dalam strategi pembelajaran
atif adalah Index Card Match. Metode pembelajaran index card match atau
mencocokan kartu index ini dikembangkan oleh Mel Silberman. Index Card
Match (Mencocokan Kartu Index) adalah cara yang menyenangkan dan aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran. Ia membolehkan peserta didik untuk
berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas.29 Metode Index Card
Match ini melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga siswa lebih banyak memberikan perhatian dan menikmati proses pembelajaran karena metode ini dikemas seperti sebuah permainan.
“Index Card Match adalah strategi yang cukup menyenangkan yang
digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi barupun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajarai topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah
memiliki bekal ilmu pengetahuan”.30
Metode pembelajaran Index Card Match ini dapat memupuk kerja sama
siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu indeks yang ada di
28
Ahmad Tafsir, Metodoelogi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2007), Cet 9, h.50-51.
29
Mel Siberman, Active Learning 101 Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:Pustaka Insan Madani, 2007),h.240
30
tangan mereka. Proses pembelajaran ini lebih menarik karena siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Suprijono dalam bukunya Cooperative Learning Teori& Aplikasi
PAIKEM Menguraikan langkah-langkah metode Index Card Match. 31
langkah-langkah tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Guru membuat potongan-potongan kartu sebanyak jumlah siswa yang ada
didalam kelas
2. Guru membagi potongan-potongan kartu tersebut menjadi dua bagian yang
sama
3. Pada separuh bagian potongan kartu, guru menulis pertanyaan tentang
materi yang akan di pelajari. Setiap kartu berisi satu pertanyaan. Dan separuh kartu lain guru menulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
4. Guru mengocok semua kartu sehingga tercampur antara pertanyaan dan
jawaban
5. Guru membagikan satu kartu kepada setiap siswa. Guru menjelaskan
bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh dari jumlah siswa akan mendapatkan pertanyaan dan siswa yang lainnya mendapat jawaban.
6. Guru meminta siswa untuk menemukan pasangan mereka, jika sudah ada
yang menemukan pasangan guru meminta siswa untuk duduk berdekatan
7. Setelah semua siswa menemukan pasangannya, guru meminta kepada
setiap siswa untuk membacakan pertanyaan yang diperoleh dengan keras kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya pertanyaan itu dijawab oleh pasangannya
8. Guru mengakhiri proses ini dengan membuat kesimpulan
31
Untuk meningkatkan motivasi yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI khususnya pelajaran Aqidah akhlaq dapat menggunakan
strategi yang melibatkan siswa aktif salah satunya adalah metode index card
match.
Dengan menggunakan metode tersebut maka dapat mengandalkan daya ingat dan daya tangkap siswa terhadap apa yang telah disampaikan oleh guru sebelumnya, yaitu dengan mencari atau menemukan jawaban atau pertanyaan yang disediakan oleh guru dalam bentuk potongan kartu yang berbeda. Masing-masing siswa mendapat satu kartu Dan dituntut untuk mencari pasangan dari kartu yang telah dipegang.
Dengan adanya strategi pembelajaran aktif ini, siswa akan lebih termotivasi dan bersemangat dalam melakukan aktivitas belajarnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal.
2. Kelemahan dan Kelebihan Metode Index Card Match
Kelemahan Metode Index Card Match32
Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan
tugasnya
Guru harus meluangkan waktu lebih
Lama untuk membuat persiapan
Guru harus memiliki keterampilan dalam hal pengelolaan kelas
Suasana kelas menjadi tidak kondusif sehingga dapat mengganggu
kelas
Kelebihan Metode Index Card Match
Menumbuhkan kegembiraan dalam proses belajar mengajar
Materi pelajaran yang disampaikan cenderung lebih menarik perhatian
siswa
Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan
Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan
belajar
32
Menuntut siswa untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah
Penilaian dilakukan oleh pengamat dan pemain.
E. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian sebelumnya peneliti mendapatkan data bahwa ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini:
1. Penelitian (Skripsi) yang dilakukan oleh Siti Zubaidah dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa dengan Penggunaan Pembelajaran Aktif
Metode Index Card Match di MTS Negeri 19 Jakarta. Hasil penelitian diperoleh
bahwa hasil belajar siswa mengalami perubahan yang signifikan dan rata-rata N-Gain pada Siklus I berkisar 0,50 dan menigkat menjadi 0,66 pada siklus II. Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat dibuktikan bahwa penggunaan
pembelajaran aktif metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar
siswa khususnya pada mata pelajaran IPS.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Suyatmi pada skripsi yang berjudul “
Pengaruh Strategi Active Learning dengan Metode Index Card Match Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa”. Penelitian tersebut memberikan kesimpulan
bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan menggunaka metode
pembelajaran aktif metode Index Card Match secara signifikan lebih tinggi
daripada siswa yang diajar dengan menggunakan metode konvensional. Judul skripsi tersebut memiliki keterkaitan yang relevan dengan penelitian penulis pada aspek 1) Hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran aqidah akhlaq dengan
menggunakan metode pembelajaran Index Card Match, 2) Strategi pembelajaran
aktif ini sama-sama menggunakan metode Index Card Match dan 3) Penelitian
pada judul skripsi diatas sama-sama menggunakan metode penelitian eksperimen dan kontrol.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Salmani dengan judul “Meningkatkan
Motivasi Belajar siswa dengan Debat aktif dan Metode Index Card Match”.
Penelitian tersebut memberikan kesimpulan bahwa penggunaan metode Index
F. Kerangka Berpikir
Mewujudkan suatu pembelajaran sesuai keinginan dengan hasil yang optimal diperlukan suatu cara tertentu, dimana cara tersebut disebut juga metode pembelajaran, tujuan dari metode pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan siswa, dimana siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa memiliki motivasi dalam belajar dan diharapkan juga mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Salah satu strategi pembelajaran adalah strategi pembelajaran aktif. Penerapan strategi pembelajaran aktif memungkinkan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar. Pemilihan cara mengajar dalam proses pembelajaran yang kurang tepat oleh guru akan mengakibatkan kurang optimalnya hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena guru tidak menyesuaikannya dengan karakteristik siswa yang diajarkan. Dan masih banyak guru yang menggunakan metode pembelajaran konvensional karena menganggap metode pembelajaran ini yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Dimana siswa hanya duduk di tempat duduknya mendengarkan penjelasan dari guru kemudian mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
Oleh karena itu salah satu strategi pembelajaran aktif adalah metode Index
Card Match, metode ini memperlihatkan bahwa pembelajaran merupakan proses
pembelajaran secara aktif dengan menggunakan kartu dan proses ini dipengaruhi oleh apa yang sudah diketahui orang sebelumnya. Karena itu dalam setiap pembelajaran guru harus memperoleh atau sampai kepada pemahaman dengan
murid. Metode Index Card Match ini adalah salah satu strategi pembelajaran aktif
Penjelasan diatas memberikan gambaran secara umum bahwa metode
pembelajaran aktif Index Card Match ini membantu siswa mempelajari apa yang
harus dikuasai dan difahami dengan cara yang menyenangkan. Oleh karena itu,
tidak dapat dipungkiri bahwa penerapan metode pembelajaran Index Card Match
ini dapat diterapkan dalam mata pelajaran PAI pada materi aqidah akhlaq guna meningkatkan hasil belajar siswa.
G. Pengajuan Hipotesis
Adapun yang menjadi hipotesis penelitian ini adalah :
H₀ = Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan
metode pembeljaran aktif index card match dengan siswa yang menggunakan
metode konvensional.
H1 = Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran
aktif index card match lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat PenelitianTempat yang dijadikan objek penelitian ditetapkan di MTs Islamiyah Ciputat. Adapun waktu yang digunakan penelitian ini adalah pada tanggal 11
november – 3 desember pada semester ganjil dalam tahun ajaran 2013/2014.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode quasi eksperimen atau
eksperimen semu yaitu metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab akibat melalui adanya perlakuan dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh perlakuan tersebut. Karena berbagai hal yang berkenaan dengan
pengontrolan variabel, sehingga sulit digunakan eksperimen murni.33
Dalam penelitian ini, sampel dibagi menjadi dua kelompok eksperimen
yang diberikan perlakuan dengan metode Index Card Match dan kelompok
kontrol tidak diberikan perlakuan. Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nonequivalent control group design. Sebagaimana telah
diketahui, penentuan sampel pada penelitian
33Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D,
Tabel 3.1
nonequivalent Control Group Design
Kelompok Tes awal Perlakuan (X) Tes akhir
Eksperimen T1 X T2
Control T3 - T4
Keterangan :
T1 : Pretest Kelas Eksperimen T2 : Pretest Kelas eksperimen T3 : Posttest Kelas control T4 : Posttest Kelas control
X : Pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan metode Index card match
- : Pembelajaran Aqidah akhlaq tidak menggunakan metode
C. Variabel penelitian
Menurut Hactch dalam Sugiyono, variabel adalah sebagai atribut
seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” diantara satu orang dengan
yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.34 Adapun variabel terikat
dalam penelitian ini adalah hasil belajar Aqidah akhlaq, sehingga variabel
bebasnya adalah metode index card match
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua buah variabel, yakni variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat)
1. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)
2. Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Berdasarkan pemaparan mengenai variabel diatas, penulis merumuskan variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:
a). Variabel Independen (Bebas) : Metode Pembelajaran Index Card Match
34Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D,
b). Variabel Dependen (Terikat ) : Hasil Belajar Siswa.35 D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.36 Dalam penelitian ini yang menjadi
suatu targetnya adalah siswa kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat yang berjumlah 64 orang
2. Sampel
Sampel adalah sebagai bagian dari populasi37 sampel yang digunakan
penelitian terdiri dari dua kelompok yaitu:
a. Kelompok eksperimen, sampel yang terpilih sebagai kelompok
eksperimen adalah siswa kelas VIII-3 yang berjumlah 32
b. Kelompok kontrol, sampel yang terpilih sebagai kelompok kontrol
adalah siswa kelas VIII-1 yang berjumlah 32 E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat pengumpulan data. Penelitian yang dapat menunjang sejumlah yang diasumsikan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Instrumen penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berupa tes dan non tes. Instrumen tes yaitu berupa tes awal pre-test dan tes akhir post-test adalah bahan pelajaran yang tergolong penting yang telah diajarkan kepada para peserta didik. Dan dalam instrumen non tes yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Lembar observasi
Lembar observasi ini terdiri dari dua yaitu lembar observasi aktivitas guru dalam belajar mengajar, lembar observasi aktivitas siswa terdapat dalam lampiran.
35Ibid, h. 61. 36
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,(jakarta: Rineka Cipta, 2007),h.118.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian yang berupa alat tes sebelum diberikan kepada siswa harus diketahui terlebih dahulu apakah tes tersebut baik dan sudah siap diberikan kepada siswa untuk diambil datanya. Pada penelitian ini sebelum digunakan soal (tes) tersebut maka diuji cobakan untuk mengetahui apakah sosal-soal tersebut memenuhi standar persyaratan validitas dan reliabilitas.
1. Intrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai pengaruh
metode Index Card Match dalam pross belajar mengajar adalah
berupa data hasil peningkatan hasil belajar siswa pada materi yang diberikan intrumen berupa tes objektif pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban yang terdiri 1-30 pertanyaan. Instrumen tersebut untuk mengukur aspek kognitif siswa yang meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis.
2. Dokumentasi, dokumentasi ini berupa photo-photo ketika
berlangsungnya penelitian dengan menerapkan metode pembelajaran Index card match
3. Data penelitian diambil dari data hasil belajar aqidah akhlaq siswa
kelas eksperimen dan kontrol yang diambil dari skor formatif pada pokok pembahasan beriman kepada Rasul Allah, dimana tes yang dikerjakan oleh dua kelompok dengan tes yang sama.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen test Hasil Belajar Kognitif
No Ranah/jenis hasil Jenjang
kognitif
Indikator Nomor
Butir Soal
1. a.Ranah Kognitif Ingatan,
hafalan (C1)
1. Dapat mengetahui
1. Dapat
menjelaskan
1, 3, 5, 6, 19. 28, 15
[image:44.595.116.517.234.754.2]
Pemahaman
(C2)
Penerapan (C3)
Analisis
(C4)
Sintesis (C5
Evaluasi (C6)
2. Dapat
menguraikan
1. Dapat
menunjukankan
2. Dapat menghitung
1.Dapat memilih
1.Dapat
menyimpulkan
1.Dapat membedakan
21, 22, 23, 25, 26
7, 9, 1, 29,
16, 17
27
30,
24, 4, 8,
Keterangan :
C1 : Hafalan
C2 : Pemahaman
C3 : Penerapan
C4 : Analisis
C5 : Sintesis
2.Uji Validitas
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul mengukur apa yang harus diukur38 penguji validitas
soal dalam penelitian ini menggunakan rumus Product Moment39. Rumus yang
digunakan adalah:
Keterangan:
rxy : Koefisien antara variabel x dan variabel y
n : Banyaknya siswa
x : Skor item
y : Skor total
xy : hasil perkalian skor item dan skor total
x2 : hasil kuadrat dari skor item
y2 : hasil kuadrat dari skor total
( : hasil kuadrat dari total skor item
( : hasil kuadrat dari total skor total
Valid atau tidaknya butir soal dapat diketahui dengan membandingkan
rxy dengan rtabelproduct moment dengan α =0,05. Perhitungan validitas soal
dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates. Hasil
perhitungan daya beda dapat dilihat pada tabel 3.3
38Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
h. 65
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Instrumen STATISTIK
Jumlah soal 30
Jumlah siswa 32
Nomor soal valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9, 11,12,14,16,17,18,
25,26,27,29.30
Jumlah soal valid 20
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajengan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Uji reliabilitas untuk soal
penilaian ganda dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha yaitu.
r
11=
Keterangan :
r11 = Reliabilitas yang dicari
Ʃ = Jumlah varian skor tiap-tiap item
= Varians total
Kriteria validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut:
a) Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
b) Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi
c) Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup
d) Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah
e) Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen STATISTIK
rhitung 0,75
Kesimpulan Tingkat reliabilitasnya cukup tinggi
4.Uji Tingkat Kesukaran
Pengujian taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui tingkat mudah atau sukarnya suatu soal. Soal terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya dan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi karena diluar jangkauannya40 indeks kesukaran dihitung
menggunakan rumus:
P =
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa menjawab soal tersebut dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria indeks kesukaran ditentukan sebagai berikut
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 = soal termasuk kategori sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 = soal termasuk kategori sedang Soal dengan p 0,70 sampai 1,00 = soal termasuk kategori mudah
Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software Anates. Hasil perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada
tabel 3.5
[image:48.595.117.506.272.590.2]
Tabel 3.5
Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen soal
kategori Soal
Jumlah
Sangat sukar 1
Sukar 1
Sedang 8
Mudah 11
Sangat mudah 9
Jumlah 30
5. Pengujian Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Rumus perhitungan daya pembeda adalah sebagai berikut41
D=
Keterangan :
D = Daya pembeda
BA = Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok
atas
BB = jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok
bawah
JA = Banyaknya siswa pada kelompok atas
JB = Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Keriteria soal-soal berdasarkan daya pembedanya sebagai berikut D = 0,00 - 0,20 daya pembedanya jelek
D = 0,20 - 0,40 daya pembedanya cukup D = 0,40 - 0,70 daya pembedanya baik
D = 0,70 – 1,00 Daya pembedanya baik sekali
Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan
bantuan software Anates. Hasil perhitun