TAHUN
11111 111111-...
Ull I
Universitas Islam NegeriSYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Disusun Oleh:
Eti Suarni
104011000093
ャセャエャNゥセ@•
.' ゥnhhBBGBBGBセBBNGGB@ ••,. ,. ••, ... '""""·'j'
: J2.1.:.Q.k.:.: ....
oZ_N|セᄋᄋᄋᄋᄋ@
...
, .O .
.LO. .. ::.P..3 .. ::::.l.8.2cL
"1•,i'rlkll;I ... ..
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIY AH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas limn Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
1111 111111111 ...
Ull I
Universitas Islam NegeriSYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Disusun Oleh :
Eti Suarni
104011000093
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
Name
Tempatffanggal Lahir
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
Pembimbing
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
ET! SUARNI
Sumedang, 23 Desember 1985
104011000093
Pendidikan Agama Islam
Peranan Orang Tua Dalam
Membimbing Bakat Anak Usia 6-12
Tahun
Drs. Faridal Arkam, M.Pd.
I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Strata I (SI) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif 1-lidayatullah Jakarta
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarifl-lidayatullah Jakarta
Jakarta, 12 November 2008
ANAK USIA 6-12 TAHUN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan keguruan
Untuk memenuhi salah stau syarat memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
ETI SUARNI
104011000093
Di Bawah Bimbi an
Drs. Farida Arkam, M.Pd.
NIP.150191177
PENDIDIKAN AGAJ\1A ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
MEMBIMBING BAKAT ANAK USIA 6 - 12 TAHUN" telah diujikan dalam
munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 26 November 2008. skcipsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.l) pada
Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 26 November 2008
Panitia Ujian Sidang Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, M.A. NIP: 150 236 009
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag. NIP: 150 299 477
Penguji I
Dra. Hj. Eri Rossatria, M.A. NIP: 150 007 315
Penguji II
Heny Narendrany Hidayati, M.Pd. NIP: 150 277 688
Mengetahui
Tanggal Tanda Tangan
セᄋ@
NQNセMセ_NセNセセPQ@
.. /.. ... ..
ャAjOコLMセ@
ET! SUARNI
104011000093
Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Masalah pokok dalam skripsi ini adalah peranan orang tua dalam membimbing bakat anak usia 6-12 tahun. Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Pengembangan bakat anak sangat ditentukan oleh peranan orang tua dalan1 membimbingnya. Pada kenyataannya banyak orang tua yang kurang peduli akan pentingnya pengembangan bakat. Untuk mengembangkan bakat anak, hendaknya para orang tua dapat menyadarinya sejak dini karena kalau anak setelah menginjak dewasa sudah terlambat. Maka mulailah ketika anak memasuki Sekolah Dasar karena belum terlalu jauh tingkat pendidikannya.
Untuk memperoleh data yang representatif dalam pembahasan skripsi ini, maka digunakan metode penelitian kepustakaan (library reseach) dengan cara mencari, mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku-buku ilmiah, majalah-majalah, surat kabar serta bahan dan sumber-sumber lain yang ada relevansinya dengan masaiah skripsi ini. Setelah terkumpul kemudian data tersebut diolah dengan cara menganalisa data-data tersebut secara deskripsi yang pendekatannya melalui pengumpulan dan pendapat para ahli yang disajikan sesuai dengan datanya, Kemudian diolah dan dianalisis sesuai dengan kemampuan penulis Sehingga dapat diambil kesimpulan.
Peranan orang tua sangat besar pengaruhnya dalam membimbing bakat anak. Peranan orang tua dalam ha! ini memegang kedudukan yang sangat penting dalam mengembangkan bakat anak. Apabila orang tua salah membimbing maka anakpun akan terjerumus kepada hal-hal yang dapat membuat bakatnya tidak berkembang. Maka dengan adanya peranan masing-masing hendaknya orang tua saling melengkapi sehingga bakat yang ada pada anak dapat berkembang secara optimal.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt Tuhan semesta aiam, berkat rahmat, taufik dan inayah-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada kekasih Allah, pejuang agama Islam dan teladan yang terbaik yaitu Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam di seluruh alam.
Karya tulis yang sederhana ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempumaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki demi selesainya skripsi ini dan bermanfaat bagi penulis serta bagi pembaca sekalian.
Sebelumnya penulis mengucapkan terima kasih dan hormat yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tua tercinta, dengan curahan cinta dan kasih sayangnya, kerja kerasnya serta doa yang selalu dipanjatkan yang telah mengantarkan penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan SI di UIN Jakarta dan menjadi Sarjana. Semoga semua jasa yang diberikan menjadi amal saleh serta diterima Allah swt dan semoga Allah selalu menjaga dan memberikan rahmat, hidayah beserta karuniaNya kepada mereka.
meluangkan waktu, mencurahkan tenaga, perhatian, pengertian, kesabaran dan kemudahan dalam memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini
4. Segenap bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis selama menjalankan kuliah
5. Bapak Drs. H. Nurdin Idris, M.A. sebagai penasehat akademik yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa
6. Kepada perpustakaan utama UIN Jakarta, perpustakaan FITK, perpustakaan umum Islam Iman Jama dan perpustakaan Kuningan beserta staf-stafnya yang telah membantu penulis dalam mencari referensi
7. Kepada ayah (Suhana) dan ibu (Apong Suarsih) tercinta beserta seluru.'1 keluarga yang telah mencurahkan segala kasih sayang dan memberikan dukungan kepada penulis. Semoga Allah senantiasa memberikan penulis kekuatan untuk istiqomah dalam berbakti dan membuat mereka bahagia dunia dan akhirat
!?. Kepada suami tercinta (Bilal Wahyudi) yang telah membantu dan memberikan motivasi kepada penulis
9. Kepada segenap teman-teman seperjuangaa PAI angkatan 2004 khususnya kelas C yang selama ini selalu saling melengkapi, memberikan pengalaman, motivasi serta doa dan selalu menghiasi hari-hariku selama masih aktif kuliah 10. Semua pihak yang tidak dapat penuls sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar, saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membuka cakrawala yang lebih luas bagi pembaca serta menambah pengetahuan dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin ...
Jakarta, 12 November 2008
KAT A PEN GANT AR ... 11
DAFT AR ISi ... v
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Acuan Teori... 10
I. Peranan Orang Tua terhadap Anak ... 10
a. ·Pengertian Peranan ... 10
b. Pengertian Orang Tua ... 14
c. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak ... 20
2. Kepribadian dan Bakat... ... 29
a. Teori-teori Kepribadian... 29
b. Pengertian Bakat ... 33
c. Pentingnya Mengembangkan Bakat ... 36
d. Hubungan Kepribadian dan Bakat... 39
3. Perkembangan Pad a Anak ... 41
a. Pengertian Anak ... ... 41
b. Perkembangan Pada Anak ... 43
I) Pengertian Perkembangan ... 43
2) Fase-fase Perkembangan Pada Anak... 45
Perkembangan Potensi Anak ...
67
d. Kerjasama Orang Tua dengan guru...
78
B. Pembahasan Hasil Kajian yang Relevan ...
80
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penulisan ... .... ... ... .. ... .. . . . ... ... ... .. ... .. ... ... .... ...
81
B. Fokus Penelitian ...
81
C. Prosedur ...
82
BAB IV HASIL PENEL1TIAN
A. Temuan Hasil Analisis Kritis Deskriptif ... ...
83
B. Temuan Hasil Analisis Kritis Komperatif...
85
C. Interpretasi ...
86
D. Pembahasan...
86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .. . ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..
87
B. Saran...
88
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai
sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan
demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban
manusia yang terns berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia
yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bi dang kehidupannya.
Bagi bangsa Indonesia, krisis multidimensi membawa hikmah dan pelajr :·an
yang luar biasa besarnya, yang pasti bangsa ini dapat belajar dari
kekeliruan-kekeliruan masa lalu, sehingga dapat menatap dan membangun masa depan
dengan semangat yang lebih optimisme.
Pendidikan merupakan hal penting bagi proses pendewasaan seorang anak.
Dalam pendidikan segala aspek yang berhubu:igan dengnn anak didik diterapkan
dengan harapan mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dan mencapai
sasaran yang diinginkan. Anak didik adalah objek utama dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Perkembangan anak dari segi kognitif, afektif dan psikomotor
pintar dan mempunyai bakat akan bisa mengembangkan dirinya dalam prestasi
belajar.1
Pendidikan dapat diperoleh dimana saja, baik di rumah atau keluarga, sebelum
anak masuk sekolah, telah banyak pengalaman yang diterimanya di rumah, dari
orang tua sarnpai saudaranya serta seluruh anggota keluarganya. Sebab itu,
peranan orang tua sangat penting, karena orang tua adalah pendidik yang pertama
dan terutama bagi anak-anaknya yang dapat membantu mereka berkembang
menjadi anggota masyarakat yang berguna. Anak-anak merupakan investasi
bangsa, karena itu mereka benar-benar membutuhkan pendidikan yang tepat, baik
dari segi pendidikan Formal (Sekolah) maupun pendidikan Informal (Keluarga).
Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, sejak itulah timbul
gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan
melalui pendidikan. Oleh karena itu, dalam sejarah pertumbuhan masyarakat
pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan
kehidupan generasi sejalan dengan tuntutan masyarakat.2
Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh
Mortimer J Adler yaitu pendidikan adalah proses dengan mana semua
kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang
ditetapkan yaitu kebiasaan yang baik.3
Dalam pendidikan, bakat yang mempunyai sifat khas sangat besar peranannya
dalam proses pendidikan karena merupakan hal yang ideal kalau kita dapat
memberikan pendidikan dan pemilihan lapangan pekerjaan yang benar-benar
sesuai dengan bakat pada masing-masing anak didik, karena seseorang akan lebih
berhasil kalau dia belajar dan bekerja dalam lapangan yang sesuai dengan
bakatnya. Akan tetapi, tugas ini adalah tugas yang mudah untuk dikatakan, namun
1
M Arifin, lbnu Pendidikan fs!an1; Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan lnterdisip/iner, (Jakarta: Pt. Bumi Aksara, 2003). Cet. I, h. I.
2
M Aritin. /ln1u Pendidikan .... h. 1.
tidak mudah untuk dilaksanakan. Maka dari itu, kenalilah bakat-bakat para anak
didik seawal mungkin.
Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu
dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat memerlukan latihan dan
pendidikan agar suatu tindakan dapat dilaksanakan dimasa yang akan datang.
Bakat menentukan prestasi seseorang, jadi prestasi merupakan perwujudan dari
bakat. Jadi bakat adalah kemampuan alamia:1 untuk memperoleh pengetahuan,
kecakapan dan keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum (misalnya bakat
intelektual umum) atau khusus (Baka! akademis khusus). Bakat khusus disebut
juga talent.,
Baka! memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang
tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman dan dorongan
atau motivasi agar bakat itu dapat terwujud. Keunggulan dalam salah satu bidang
itu, merupakan hasil interaksi dari bakat pembawaan dan faktor lingkungan yang
menunjang, termasuk minat dan dorongan pribadi.
Merupakan kenyataan yang berlaku dimana-mana (universal) bahwa manusia
berbeda satu sama lain dalam berbagai ha!, antara lain dalam intelegensi. bakat,
minat kepribadian, keadaan jasmani dan keadaan sosial. Begitupun dengan Setiap
anak yang mempunyai bakat-bakat tertentu, masing-masing dalam bidang dan
rlerajat yang berbeda-beda. Para orang tna henuaknya mempunyai kepekaan
mengamati bakat masing-masing anak agar dapat membantu anak memupuk
bakatnya dengan memberikan kesempatan dan pengaiaman sebaik-baiknya.
Demikian pula, guru di dalam kelas perlu mengenal setiap anak didiknya dan
bakat-bakat khusus yang mereka miliki, agar dapat memberikan pengalaman
pendidikan yang dibutuhkan oleh masing-masing siswa untuk dapat
mengembangkan bakat-bakat mereka secara optimal sesuai dengan tujuan
pendidikan. Memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan perorangan (individual)
dalam belajar serta dalam diri anak didik antara siswa dalam bakat dan minat.
4
SC Utami Munandar, !vfengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah; Petunjuk
Guru rnengarnati adanya siswa yang cepat dan siswa yang larnban dalarn belajar,
dan ada sis\va yang baik dan ada siswa yang ku:·ang 「。ゥセセ@ 1naka dari itu,
rnengusahakan pernenuhan kebutuhan pendidikan setiap siswa adalah tugas rnulia
seorang pendidik.5
Proses perkernbangan anak tergantung pada orang tua yang mendidiknya di
rumah dan guru di sekolah. Fitrah ini merupakan kemampuan dasar yang
rnengandung kernungkinan atau peluang untuk berkembang, namun mengenai
arah dan kualitas perkembangan anak sangat bergantung pada proses pendidikan
yang ditorimanya.6
Akan tetapi, ha! ini dapat terwujud karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
d. 1antaranya: 7
I. Faktor Internal (faktor dalam diri siswa), yaitu keadaan atau kondisi jasmani
dan rohani siswa.
2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan disekitar
siswa.
3. faktor pendekatan belajar (approach to learning}, yaitu jenis upaya belajar
siswa yang mdiputi strategi dan rnetode yang digunakan siswa untuk
rnelakukan kegiatan pembelajaran dalam materi-materi pclajaran.
Faktor-faktor diatas dalam banyak hal sering sating berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bermotif ekstrinsik (faktor
eksternal) biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan
tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berintelegensi tinggi (faktor
internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor eksternal),
mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas
hasil peml>eiajaran. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut diataslah, muncul
siswa-siswa yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan under-achievers
(berprestasi rendah) atau gaga! sama sekali.
5 Conny Semiavvan, Dkk, Mernupuk Bakat dan Kreativitas sゥウ|セᄋ。@ Sekolah Aienengah;
Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua, (Jakarta: Pt. Gramedia, 1990), Cet. 3. h. 2.
6 Syan1su YusuC Psiko!ogi Perkenibangan Anak dan Reniaja, (Bandung: Pt. Re1naja
Rosdakarya, 2000). Cet. I, h. 136.
7
Muhibin Syah, Psikofogi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Pt. Remaja
Dikutip dari harian Jawa Pos, edisi Nasional dan Jakarta, terbit hari jum'at 3
Maret 2003, tentang bakat anak dikatakan bahwa banyak cara yang bisa dilakukan
untuk menggali bakat anak dengan cara mewajibkan setiap anak memiliki
kegiatan luar akademik sesuai dengan minat dan bakat anak. Dengan cara ini anak
dengan sendirinya akan menemukan kegemaran da'l bakatnya, bila sudah
ditemukan maka anak akan lebih giat untuk mendalami bakatnya itu.
Pada umumnya, tidak ada orang tua yang tidak menginginkan anaknya
meraih suatu prestasi yang baik dan mampu mengembangkan bakatnya. Pada
dasarnya, tugas menddidik anak adalah sepenuhnya terletr.k pada orang tua, tetapi
karena kemampuan atau kesempatan orang tua untuk melaksanakannya terbatas,
maka mereka memberi mandat kepada lembaga pendidikan yaitu sekolah.
Salah satu kesalahkaprahan dari para orang tua dalam dunia pendidikan
sekarang ini adalah adanya anggapan bahwa hanya sekolahlah yang bertanggung
jawab terhadap pendidikan anak-anaknya, sehingga orang tua menyerahkan
sepenuhnya pendidikan anaknya kepada guru di sekolah. Meskipun disadari
bahwa berapa lama waktu yang tersedia dalam setiap harinya bagi anak di
sekolah.
Anggapan tersebut tentu saja keliru, sebab pendidikan yang berlangsung di
dalam keluarga adalah bersifat asasi. Karena itulah orang tua merupakan pendidik
pertama, utama dan kodrati. Dialah yang banyak memberikan pengaruh dan warna
kepribadian seorang anak. Tindakan dan sikap orang tua seperti ini merupakan
perwujudan dari peran mereka sebagai pendidik.
Padahal orang tua adalah orang terdekat dalam keluarga, oleh karenanya
keluarga sangat besar pengaruhnya dalam menentukan minat seorang siswa
terhadap pelajaran. 8
Orang tua dalam kehidupan keluarga mempunyai posisi sebagai kepala
keiuarga atau pemimpin rumah tangga. Orang tua sebagai pembentuk pribadi
pertama dalam hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka
8
merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung dan dengan sendirinya
akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh.9
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia
belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga, umumnya
anak ada dalam hubungan interaksi yang intim. Segala sesuatu yang diperbuat
anak mempengaruhi keluarganya atau sebaliknya. Keluarga memberikan dasar
pembentukkan tingkah laku, watak, moral dan pendidikan kepada anak.
Pengalaman interaksi didalam keluarga akan menentukan pula pola tingkah laku
anak terhadap orang lain daiam masyarakat.
Disamping keluarga sebagai tempat awal bagi proses sosialisasi anak,
keluarga juga merupakan tempat sang anak mengharapkan dan mendapatkan
pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan akan kepuasan emosional telah dimiliki bayi
yang baru lahir. Perkembangan jasmani anak tergantung pada pemeliharaan fisik
yang layak yang diberikan keluarga. Sedangkan perkembangan sosial anak akan
bergantung pada kesiapan keluarga sebagai tempat sosialisasi yang layak.
Memang besar peranan dan tanggung jawab yang harus dimainkan orang tua
dalam membina anak. 10
Karena ha! itu, hubungan anak dan orang tua dalam konsep Islam baik secara
struktural maupun fungsional saling melengkapi satu sama lain. 11
Di dalam Islam, Rasu!lallah SAW. Secara jelas mengingatkan akan
pentingnya pendidikan keluarga ini, sebagqimana haditsnya:
,_;L...:..:.j' 1 .UI
'" I .ub - '
セi@-u ;;-
Nゥ⦅セi|@ 1;...'.ll' '
セᄋ@ J• - "L.
- - - .J - -.):!"''..,:U - - セ@
J-! -
セ@r..r-
.J:l • _,.. .JA tY-'"Anak itu dilahirlr.an dalam keadaan fitrah, maka orang tualah yang dapat
merifadikannya Yahudi, Nasrani ataupun Majusi". (H.R Muslim).
Sekolah harus menyadari kualitas siswa yang tidak hanya bisa dibentuk lewat
sisi akademik. Menurut Garner, seorang ahli pendidikan mengatakan ada delapan
9
Zakiah Darajat, I/mu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. 4, h. 26.
1
°
Kartini Kartono, Peranan Keluarga Meniandu Anak, (Jakarta: Rajawali,1992), Cet. 2,
Ed. 1, h. 19.
11
aspek kecerdasan yang harus dikembangkan, yang dikenal sebagai "Multi
Jntelegency" yaitu:
1.
2.
3. 4.
Bahasa
Ruang B idang
Inter Personal
Logika Matematik
5. Budaya
6. Naturalistik
7. Musikal
8. Gerakan.
Pada umumnya, sekolah tidak memberikan porsi yang cukup dalam
mengembangkan bakat anak mereka, hanya mengadakan kegiatan ekstrakulikuler.
Masyarakat juga hanya memberikan apresiasi pada kegiatan akademik mereka.
Menganggap siswa yang nilainya bagus pastilah ia pintar dan cerdas. Tidak jarang
orang tua yang karena keinginannya membantu anak berprestasi sebaik mungkin
mendorong anak dalam bidang-bidang yang tidak diminati anak. Karena itu, orang
tua berlomba-lomba untuk mengkursuskan anak-anaknya sehingga sering
ditemukan seorang siswa yang tidak memiliki waktu luang lagi. Akibatnya adalah
meskipun anak berprestasi cukup baik menurut ukuran standar, mencapai nilai
tinggi, mendapat penghargaan, tetapi mereka tidak menyukai kegiatan tersebut
sehingga tidak menghasilkan sesuatu yang betul-betul kreatif. 12
Orang tua yang bijaksana adalah orang tua yang dapat memberi kesempatan
kepada anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya dan memberi tekanan
untuk berprestasi semaksimal rnungkin. Dengan memperhatikan hal-hal ten,ebut,
hendaknya orang Illa dapat mengusahakan suatu lingkungan yang kaya akan
rangsangan mental dan suatu suasana dimana anak merasa tertarik dan tertantang
untuk mewujudkan bakat-bakat dan kreativitasnya.
Lingkungan juga harus memberikan dukungan yang kondusif untuk anak.
Menurut survei seorang ahli psikologi dari Amerika, mengatakan bahwa
lingkungan itu meliputi semua kondisi-kondisi daiarn dunia dengan cara-cara
tertentu yang dapat mempengaruhi tingkah laku, perturnbuhan dan perkembangan
kita.
12
M. Ngalim Punvanto. Psiko/ogi pendidikan, (Bandung: Pt. r・Qョセゥオ@ Rosdakarya, 2000),
Jadi yang dibutuhkan adalah kesempatan dan ungkapan yang menunjang,
karena setiap anak memiliki potensi untuk berkembang sesuai dengan bakat dan
1ninatnya.
Hal ini dipertegas pada pasa! 24, bahwa "setiap peserta didik pada suatu
satuan pendidikan mempunyai hak-hak pada ayat I tentang mendapat perlakuan
sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan anak".
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul " PERANAN ORANG TUA DALAM
MEMBIMBING BAKAT ANAK USIA 6-12 TAHUN ".
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperlukan pembatasan masalah agar
arah dan sasarannya yang akan dica.pai lebih jelas. Adapun pembatasan
masalahnya sebagai berikut:
I. Peranan Orang Tua ad a I ah tindakan, kewaj iban orang tua terhadap anaknya
baik dalam segi mendidik. melindungi dan menghidupi. Yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah upaya atau usaha orang tua baik ayah maupun
ibu dalam mengembangkan bakat anak dan memberikan kesempatan dan
kebebasan akan keinginannya.
2. Bakat anak adalah kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu
dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud melalui latihan, pendidikan
dan pelayanan khusus.
3. Usia 6-li tahun disini, yang dimaksud adalah Anak yang ada pada masa
sekolah dan berada pada tingkat satuan pendidikan sekolah dasar (SD).
Agar tidak terjadi kesimpang siuran, maka penulis perlu memberikan
perumusan masalah, yaitu:
I. Bagaimanakah peranan orang tua dalam membimbing bakat anak usia 6-12
tahun?
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. lngin mengetahui bagaimana peranan orang tua dalam membimbing bakat
anak usia 6-12 tahun agar bakatnya itu dapat tersalurkan dan terwujud
sehingga tidak terabaikan dan terpendam saja.
b. lngin mengetahui upaya apa saja yang dilakukan orang tua dalam
membimbing bakat anak usia 6-12 tahun.
2. Kegunaan Penelitian
a. Memberikan informasi kepada orang tua tentang pentingnya
mengembangkan bakat yang ada pada anak.
b. Menjadi bahan bacaan bagi para pembaca yang membutuhkan tentang
A. Acuan Teori
1. Peranan Orang Tua Terhadap Anak
a. Pengerti:m Peranan
Peranan berasal dari kata peran yang mempunyai arti seperangkat tingkat yang
diharapkan dapat dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Sumber
lain mengatakan, kata Peran sebagai karakter yang dimainkan oleh objek.1 Peran
sangat penting sekali dalam kehidupan manusia khususnya di masa sekarang ini,
karena menurut pengertian diatas peran ini harus dilaksanakan oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat, seperti perlunya peran guru dalam
menanggulangi kebodohan, perlunya peran orang tua dalam •nendidik anak ke
jalan yang benar, perlLiilya peran Negara dalam mengentaskan kemiskinan dan
begitu pula dengan perlunya peran manusia untuk menyayangi sesama manusia.
Dan peran yang baik akan terwujud kehidupan manusia menjadi aman dan
tentram. Berdasarkan definisi peran ini dapat disimpulkan bahwa peran dapat
diwujudkan oleh orang yang lebih tinggi tingkatannya di dalam suatu masyarakat.
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, Kan1us
Hal tersebut dapat terlaksana jika terdiri dari beberapa manusia, tidak
individualisme.
Peran dianggap sangat penting karena mengatur perilaku seseorang dalam
1nasyarakat, yaitu berdasarkan norma-nonna yang berlaku di n1asyarakat. Dalam
masyarakat terdapat banyak individu dengan peran yang beraneka ragam.
Beragamnya peran sosial tersebut membawa akibat dinamis berupa konflik,
ketegangan, kegagalan dan kesenjangan.
Konflik peran terjadi apabila seseorang dengan kedudukan te11entu harus
melaksanakan peran yang sesungguhnya tidak dia harapkan. Hal ini terjadi karena
seseorang mempunyai banyak status sosial. Contohnya, seorang polisi yang baik
harus menangkap pelaku kejahatan yang sebenarnya adalah keponakannya sendiri.
Padahal, sebagai seorang paman, dia wajib mdindungi keponakannya itu.
Ketegangan terjadi apabila seseorang mengalami kesulitan untuk melakukan
peran sosial yang dimilikinya karena adanya ketidaksesuaian antara
kewajiban-kewajiban yang harus dia jalankan dengan tujuan peran sosial itu sendiri.
Contohnya, seorang pimpinan kantor yang harus menerapkan disiplin waktu
secara ketat kepada karyawannya yang sebagian besarnya adalah kerabat
dekatnya.
Kegagalan peran te1jadi apabila seseorang tidak sanggup menjalankan
beberapa peran sekaligus karena terdapat tuntutan-tuntutan yang saling
bertentangan.
Kesenjangan peran terjadi apabila seseorang harus ュセョェ。ャ。ョォ。ョ@ peran yang
tidak menjadi prioritas hidupnya sehingga merasa tertekan atau merasa tidak
cocok menjalankan peran tersebut.
Setelah mendapat akhiran "An" kata peran memiliki arti yang berbeda
diantarannya:
1. Peranan adalah konsekuensi atau akibat dari kedudukan atau status
'
seseorang.- Tiap orang dalam masyarakat mempunyai berbagai
kedudukan. Misalnya seorang murid mempunyai kedudukan sebagai
pelajar, ketua murid, anggota regu sepak bola atau sebagai kakak terhadap
111urid-111urid yang lebih rendah kelasnya, sedangkan dirun1ah ia
berkedudukan sebagai anak ter:iadap orang tuanya, adik terhadap
kakaknya dan di luar rumah ia menjadi teman bagi sejumlah anak-anak
lainnya. Dalam tiap
ォ・、オ、エセゥ。@
menjalankan peranan tertentuberdasarkan kedudukan daripadanya diharapkan kelakuan tertentu. Dari
pengertian ini, menyimpulkan bahwa peranan adalah kewajiban yang
dilaksanakan baik oleh setiap pribadi maupun institusi dalam
kcdudukannya pada peran berbeda. Kewajiban yang dilaksanakan ini
dimaksudkan untuk mencapai maksud dan tujuan.
2. Peranan adalah seperangkap harapan-harapan yang dikenakan pada
individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.3 Harapan-harapan
tersebut merupakan imbangan dari norma-norma sosial dan oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa peranan-peranan itu ditentukan oleh norma-norma
di dalam masyarakat, maksudnya kita diwajibkan untuk melakukan
hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaan kita, di dalam
keluarga dan di dalam peranan-peranan lainnya. Di dalam peranan
terdapat dua macam harapan yaitu harapan-harapan dari masyarakat
terhadap pemegang peranan atau kewajiban-kewajiban dari pemegang
peranan, da!am pandangan ini peranan-peranan dapat dilihat sebagai
bagian dari struktur masyarakat, misalnya peranan-peranan dalam
pekerjaan, keluarga, kekuasaan dan peranan-peranan lain yang diciptakan
oleh masyarakat bagi manusia. Dan yang kedua adalah harapan-harapan
yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap
orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan peranannya
atau kewajiban-kewajibannya.
3. Peranan diartikan sebagai suatu proses tingkah laku tertentu yang
merupakan ciri khas semua petugas dari semua pekerjaan atau jabatan
tertentu.4 Pribadi n1anusia beserta aktivitas-aktivitasnya tidak ウ・ュ。エ。MュセNエ。@
J David Berry, Pokok-pokok Pikiran Da/0111 Sosiologi, (Jakarta: Pt. Raja GrafinC:o
Persada, 2003), Cet. 4. Ed. t, h. 106. 4
Djumhur dan Moh. Surya. Bilnbingan dan Penyuluhan di Sekolah. (Bandung: Cv.
ditentukan oleh pengaruh-pengaruh dan proses-proses yang berlangsung
tetapi juga dipengaruhi oleh sejauhmana peranan manusia dalam
1ne1npengaruhi proses itu.
4. Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status).5 Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Peranan yang
melekat pada diri seseorang hams dibedakan dengan posisi dalam
pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat merupakan
unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi
masyarakat. Peranan lebih menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan
sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam
masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal,
yaitu:
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam m1i ini merupakan
rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
5. Peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian atau pimpinan yang memegang
wewenang untuk menjalankan hak dan kewajiban.6 Dalam !eater, seorang
aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya
sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berperilaku secara tertentu. Posisi
aktor daiam teater (sandiwara) itu kemudian dianalogikan dengan posisi
seseorang dalam masyarakat. Sebagaimana halnya dalam !eater, posisi orang
dalam masyarakat sama dengan posisi aktor dalam !eater, untuk perilaku
5 Soerjono Soekanto, Sosio/ogi Suatu Pengantar, (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada,
2006), h. 212.
yang diharapkan darinya selalu berada dalam kaitan dengan adanya
orang-orang lain yang berhubungan dengan orang-orang atau aktor tersebut.
Peranan mencakup kewaj iban dan hak yang bertalian dengan kedudukan.
Misalnya dalam kedudukan individu sebagai guru ia berkewajiban mendidik anak
dan berhak untuk mengharuskannya belajar dan bila perlu memberinya hukuman.
Sebaliknya anak dalam kedudukannya sebagai murid harus mematuhi guru
dengan hak untuk menerima pelajaran. Kita lihat bahwa peranan selalu
mempunyai segi timbal balik. Guru hanya dapat menJalankan peranannya antara
lain meyuruh anak belajar bila murid mematuhinya dan mau belajar. Hak guru
memerintah dibarengi oleh kewajiban murid untuk mematuhinya.
Maka dapat dikatakan bahwa peranan adalah serangkaian hak dan kewajiban
yakni bersifat timbal balik da!am hubungan antar individu. Hak adalah
kesempatan atau kemungkinan untuk bertindak yang sebaliknya menimbulkan
kewajiban pada pihak lain untuk memungkinkan tindakan itu. Hak seseorang
dimungkinkan dan dibatasi oleh kewajiban pihak lain untuk mematuhinya.
b. Pengertian Orang Tua
lstilah orang tua bukanlah kata yang asing lagi didengar di dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah orang tua diartikan
sebagai "1. ayah dan ibu kandung, 2. orang tua-rna yaitu orang yang di anggap tua
(cerdik, pandai, ahli, dsb) dan 3. orang-orang yang di hormati atau disegani di
kampung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang disebut orang tua adalah
ayah dan ibu atau anggota masyarakat secara keseluruhan.
Dalam Islam orang tua ditempatkan pada posisi tertinggi sehubungan kasih
sayang dan keiulusan oleh anak-anak mereka. Orang tua harus mendapatkan
perlakuan kasih sayang dan penghormatan sepanjang hidupnya dan harus
menerima kepedulian khusus di hari tuanya.banyak ayat Al-Qur'an maupun
had its yang memerintahkan anak manusia untuk berbakti kepada kedua orang tua.
keduanya meninggalpun kebaktian tersebut masih tetap dituntut oleh Islam, hal ini
sesuai dengan had its yang diriwayatkan oleh Bukhori, yaitu:7
:11·.
.J.J l .._, '·••' •• セ@ I'"' セQセG@ .J l ;\.:, • .)G..
. Z|ェセ@ .,·o'.Xl ·.
)ii4.LC.
·•
lセセiN@ セャ@ ·.'I i:.iloU(.).!' • セM i" U! .
(• G..'.JI
'-?.J
.
セQNI@ 3.J.\J'
t .. (.'"'
li-1Lo
"Apabi/a manusia te/ah mati, maka terhentilah (hitungan balasan) semua
ama/ baiknya kecuali dari tiga unsur yaitu: shadaqah jariyah (yang masih
bcrfungsi), anak yang sha/eh (karena do 'a-do 'a yang dipanjatkan untuk orang
tuanya) dan ilmu yang bermanfaat (yang membawa kemas/ahatan bagi
manusia seutuhnya). " (H.R. Bukhari)
Sedangkan dalam penggunaan Bahasa Arab, istilah orang tua <likenal dengan
sebutan "Al-Wa/id'', pengertian tersebut dapat <lilihat dalam Qur'an Surat
Al-Lukman ayat 14, yaitu:
"Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah- tarnbah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah
kembalimu."
adapun dalam penggunaan Bahasa lnggris, istilah orang tua dikenal dengan
sebutan "parent".
Menurut Miami Utama, orang tua adalah pria dan wanita yang berjanji
dihadapan Tuhan dalam perkawinan untuk hidup sebagai suami istri dan siap
sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang
7
Abudin Nata dan Fauzan. ?endidikan Dala111 Perspekt(f liadits, (Jakarta: UIN Press.
dilahirkannya. lni berarti bahwa pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan
siap sedia untuk menjadi orang tua.8
Menurut Ny. Singgih D Gunarsa, orang tua adalah dua individu yang berbeda
me1nasuki hidup bersan1a dengan 1ne1nbawa pandangan, pendapat dan kebiasaan
sehari-hari.9
Dalam buku llmu Pendidikan Islam karangan Hery Noer Aly orang tua adalah
ibu dan ayah don masing-masing mempunyai tanggung jawab yang sama dan
bekerjasama dalam pendidikan anak. Hanya saja, terutama dalam lingkungan
keluarga yang menuntut ayah lebih banyak berada diluar rumah untuk mencari
nafkah dan ibu lebih banyak di rumah untuk mengatur urusan rumah, pengaruh
pendidikan yang diberikan ibu lebih besar. Hal ini karena anak dalam proses
tumbuh kembangnya sampai menjadi manusia yang mampu memikul kewajiban
banyak dekat dengan ibunya. itu lah sebab mengapa setiap wanita penting
dipersiapkan untuk menjadi ibu yang diharapkan mampu menjalankan tugas
sebagai pendidik.
Menurut M. Nashir Ali, menjadi orang tua adalah menjadi lain. Maksudnya
fungsinya menjadi lain. Dua orang yang membentuk keluarga, segera bersiap
mengemban (memperkembangkan) fungsinya sebagai "orang tua". Menjadi orang
tua dalam arti menjadi bapak atau ibu dari anak-anaknya, menjadi penanggung
jawab dari lembaga kekeluargaannya sebagai sarn sel anggota keluarga.10
Secara ilmiah, seorang bapak adalah kepala keluarga, dimana ia
mempertanggung jawabkan segala sesuatu mengenai rumah tangganya. Melihat
ruang lingkup kerumah tanggaan yang harus dipe11anggung jawabkannya. pada
hakekatnya tugas bapak lebih meroha111ah dan tugas si ibu lebih menjasmaniah.
Dengan perkataan lain, bapak mempunyai tugas yang lebih abstrak dan ibu lebih
konkrit. Penghayatan tugas-tugas yang lebih merohaniah itu, dapat juga dikatakan
dengan mengayomi, memimpin dan mengamankan. lnilah praktis yang nampak
dari sifat kebapaan yang norn1al. Dan seorang ibu tentu saja perlu berfungsi
8 Kartini Kartono, Pera nan Ke/uarga .... h. 37. 9
Singgih D Gunarsa. Psiko/ogi untuk Keluargo, (Jakarta: Gunung Mulia. 1976). h. 27.
10
sebagai ibu, dalam arti dia menghayati tugasnya sebagai ibu yang berkoordinasi
dengail bapak.
Keluarga dengan pembagian tugas antara bapak dan ibu tidak ada artinya
kalau masing-masing jalan sendiri tan pa koordinasi. Kedua pihak itu akan selalu
bergesekan, tahan menahan dan aksi mereaksi. Jadi jelas prinsip kekompakan itu
perlu dalam mendidik dan tidak ada yang boleh bertindak sendiri-sendiri.
Rusaknya pendidikan banyak sekali disebabkan karena tindakan-tindakan
sendin-sendiri itu.
Maka dari itu, fungsi dan peranan orang tua dalam keluarga adalah: 11
1. Pengalaman pertama Masa Kanak-kanak
Didalam keluargalah anak dididik mulai mengenal hidupnya. Hal ini harus
disadari dan dimengerti oleh setiap kciuarga, bahwa anak dilahirkan didaiam
keluarga yang tumbuh dan berkembang sampai anak melepaskan diri dari
ikatan keluarga. Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman
pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak.
Suasana pendidikan keluarga ini sangat penting diperhatikan, sebab dari
sinilah keseimbangan jiwa didalam perkembangan individu selanjutnya
ditentukan, karena pendidikan keluarga adalah yang pertama dan utama.
2. Menjamin kehidupan Emnsional Anak
Suasana didalam keluarga merupakan suasana yang diliputi rasa cinta dan
simpati yang sewajarnya, suasana yaug aman dan tenteram dan suasana yang
percaya mempercayai. Untuk itulah, melalui pendidikan keluarga ini
kehidupan emosional atau kebutuhan akan rasa kasih sayang dapat dipenuhi
atau dapat berkembang dengan baik, ha! ini dikarenakan adanya hubungan
darah antara pendidik dengan anak didik, sebab orang tua hanya menghadapi
sedikit anak didik dan arena hubungan tadi didasarkan atas rasa cinta kasih
sayang murni.
Kehidupan emosional ini merupakan salah satu faktor yang terpenting
didalam membentuk pribadi seseorang. Berdasarkan penelitian, terbukti
11 Hasbuilah.
adanya kelainan-kelainan didalam perkembangan pribadi indiviJu yang
disebabkan karena kurang berkembangnya kehidupan emosional ini secara
wajar, antara Ja;n bagi anak-anak yang sejak kecil dipelihara dirumah yatim
piatu atau panti asuhan banyak mengalami kelainan-kelainan jiwa seperti
menjadi seorang anak yang pemalu atau agresif. Kurangnya rasa kasih sayang
yang diperoleh anak dari orang tuanya dapat juga tumbuhnya tindak kejahatan
atau kriminal.
3. Menanamkan Dasar Pendidikan Moral
Didalam keluarga juga merupakan penanaman utama dasar-dasar moral
bagi anak, yang biasanya tercermin dalam sikap dan perilaku crang tua
sebagai teladan yang dapat dicontoh anak. Dengan teladan ini, melahirkan
gejala identifikasi positif, yakni penyamaan diri dengan orang yang ditiru dan
hal ini penting sekali dalam rangka pembentukkan kepribadian. Segala nilai
yang dikenal anak akan melekat pada orang-orang yang disenang dan
dikaguminya dan dengan melalui inilah salah satu proses yang ditempuh anak
mengenai nilai.
4. Memberika11 Dasar Pendidikan Sosial
Didalam kehidupan keluarga, merupakan basis yang sangat pcnting dalam
peletakan dasar-dasar pendidikan sosial anak. Sebab pada dasarnya keluarga
merupakan lembaga sosial resmi yang minimal terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Perkembangan benih-benih kesadaran sosial pada anak-anak dapat dipupuk
sedini mungkin, terutama lewat kehidupan keluarga yang penuh tolong
menolong, gotong royong secara kekeluargaan, menolong saudara atau
tetangga yang sakit, bersama-sama menjaga ketertiban, kedamaian, kebersihan
dan keserasian dalam segala hal.
5. Peletakan Dasar-dasar Keagamaan
Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama. Disamping
sangat menentukan dalam menanamkan dasar-dasar moral, yang tak kalah
pentingnya adalah berperan besar dalam proses internalisasi dan transpormasi
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan
dasar-dasar hidup beragama, dalam ha! ini tentu saja terjadi dalam keluarga.
Anak-anak seharusnya dibiasakan ikut serta ke mesjid bersama-sama untuk
menjalankan ibadah, mendengarkan khutbah atau ceramah-ceramah
keagamaan, kegiataan seperti ini besar sekali pengaruhnya terhadap
kepribadian anak. Kenyataan membuktikan, bahwa anak yang semasa
kecilnya tidak tahu menahu dengan hal-hal yang berhubungan dengan hidup
keagamaan, tidak pernah pergi bersama orang tua ke mesj id atau tempat
ibadah untuk melaksanakan ibadah, mendengarkan klrntbah atau
ceramah-ceramah keagamaan dan sebagainya, maka setelah dewasa mereka itu pun
tidak ada perhatian terhadap hidup keagamaan.
Fungsi dan peranan orang tua dalam keluarga ini sangat besar peranannya bagi
kehidupan dan perkembangan kepribadian anak. Oleh karena itu, harus
diupayakan oleh para orang tua sebagai realisasi tugas dan tanggung jawabnya
sebagai seorang pendidik primer atau kodrat.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 2 Tahun 1989 pasal I 0
ayat 4 dan penjelasannya mengemukakan bahwa pendidikan keluarga merupakan
bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga
yang tugas atau peranannya adalah untuk memberikan atau menanamkan
keyakinan agama, nilai-nilai budaya, nilai-nilai moral dan keterampilan.
Dengan demikian, pendidikan di lingkungan keluarga ini oleh
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, diakui sangat penting peranannya dalam
upaya pendidikan pada umumnya, sehingga berarti tanpa adanya pendidikan
keluarga yang terlaksana dengan baik maka pembentukkan kepribadian yang
diharapkan oleh tujuan pendidikan nasional akan sulit dapat diwujudkan oleh
lembaga-lembaga pendidikan selanjutnya karena dasar-dasar kepribadiannya
kurang terbentuk dengan baik waktu di lingkungan pendidikan keluarga.
Berdasarkan semua pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa orang
tua adalah orang dewasa yaitu ayah dan ibu dari setiap anak yang memikul
c. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak
Orang tua adalah orang dewasa pertama yang memikul tanggung jawab
pendidikan, sebab secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada
ditengah-tengah ibu dan ayahnya. Dari merekalah anak 1nulai 1nengenal
pendidikannya. Dasar-dasar pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan
hidup banyak tertanam sejak anak berada di tengah-tengah orang tuanya. Mereka
dapat mengenalkar, kepada anak segala hal yang mereka ingin beritahukan kepada
anak atau yang anak sendiri ingin mengetahuinya.
Dalam Ilmu Pendidikan, kedudukan orang tua disebut sebagai pendidik kodrat atau primair, karena secara kodrat memang anak berasal dari orang tua, sehingga orang tualah yang mempunyni tanggung jawab primer (penanggung jawab utama) dalam mendidik anak. Di samping itu, orang tua juga berfungsi sebagai pendidik pertama dan utama karena dari orang tualah anak pertama kali memperoleh dasar-dasar pendidikan yang sangat penting artinya bagi
perkembangan pribadi dan kehidupannya. 12
Orang tua disebut sebagai pendidik utama karena orang tualah yang
mempunyai kesadaran dan cinta kasih yang mendalam untuk mengasuh atau
mendidik anaknya dengan penuh tanggung jawab dan kesabaran. Lagipula
kesempatan untuk mendidik atau memperoleh pendidikan bagi anak lebih banyak
orang tua, mengingat sebagian besar waktu hidup anak banyak dirumah
bersama-sama dengan orang tuanya.
Ada Had its yang dengan jelas menunjukkan kepada kita akan tanggung jawab
kita sebagai umat !slam kaitan posisinya sebaga; orang tua terhadap
anak-anaknya, diantaranya:
"Tiap-tiap kalian ada/ah pemimpin dan akan memperlanggung jawabkan
kepemimpinannya ". (H.R. Mullafaqun 'Alaih)
Anak bagi orang tua merupakan amanat dan tanggung jawab kepada Allah.
Maka dari itu, oraug tua memiliki kewajiban-kewajiban terhadap anaknya yang
harus dipenuhi.
12
Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya
I. . 13
me 1puti:
1. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang
tua dan anaknya. Kasih sayang orang tua yang ikhlas dan murni akan
mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab untuk
mengorbankan hidupnya dalam memberikan pertolongan kepada anaknya.
2. Pemberian motivasi kewaj iban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang
tua terhadap keturunannya. Adanya tanggungjawab moral ini meliputi
nilai-nilai agama atau nilai-nilai-nilai-nilai spiritual.
Menurut Para Ahli, bahwa penanaman sikap beragama sangat baik pada masa
anak-anak. Pada masa anak-anak (usia 3 sampai 6 tahun) seorang anak memiliki
pengalaman agama yang asli dan mendalam, serta mudah berakar dalam diri dan
kepribadiannya. Hal tersebut merupakan faktor yang sangat penting melebihi yang
lain, karena pada saat itu anak mempunyai sifat wardering atau heran sebagai
salah satu faktor untuk memperdalam pemahaman spiritual reality.
Pada periode ini, peranan orang tua dirasakan sangat penting melalui
pembiasaan, misalnya orang tua sering mengajak anak-anaknya keternpat-tempat
ibadah, sebagai penanaman dasar yang akan mengarahkan anak pada pengabdian
yang selanjutnya, dan mampu menghargai kehadiran agama dalam bentuk
pengalaman dan pengamalan dengan penuh ketaatan. Dengan demikian,
penanaman agama yang dimiliki anak sejak kecil itu betul-betul tertanam dan
terkesan pada dirinya.
3. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya
akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara. Tanggung
jawab sosial itu merupakan perwujudan kesadaran tanggung jawab
kek0luargaan yang dibina oleh dara:i, keturur.an dan kesatuan keyakinan
Terjalinnya hubungan antara orang tua dengan anak berdasarkan rasa kasih
sayang yang ikhlas dan kesediaan mcngorbankan segala-galanya adalah hanya
untuk melindungi dan memberikan pertolongan kepada anak, dalam membimbing
mereka agar pertumbuhan dan perkembangannya menjadi sempurna sebagaimana
yang diharapkan. Begitu juga diharapkan untuk melatih sikap mandiri dan rnampu
mengambil keputusan sendiri serta kehidupannya dalam keadaan stabil.
4. Memelihara dan rnernbesarkan anaknya. Tanggung jawab ini merupakan
dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan,
minum dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan. Disamping
itu, ia be1tanggung jawab dalarn ha! melindungi dan menjamin kesehatan
annknya, baik secara jasmaniah rnaupun rohaniah dari berbagai gangguan
penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan diri anak
terse but.
5. memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan
keterarnpilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia telah
dewasa akan mampu mandiri.
Dalam menjalankan tugas mendidik, orang tua membimbing anak. Anak
sebagai rnanusia yang belum sempurna perkembangannya dipengaruhi dan
diarahkan orang tua untuk mencapai kedewasaan. Kedewasaan dalam arti
keseluruhan, yakni dewasa secara biologis (badaniah) dan dewasa secara rohani.
Anak dewasa secara biologis, bila fungsi badannya sudah berkembang dan siap
untuk menyelami hidup sendiri dalam keluarga. Dewasa secara rohani, bila anak
tersebut te!ah menjadi manusia yang mampu berfikir, berkehendak dan berbuat
sendiri bagi masyarakat maupun Tuhan. Dengan kedewasaan rohani dan jasmani
anak tersebut akan dapat menjadi manusia yang mampu mencapai tujuan
hidupnya yakni kebahagiaan di dunia maupun diakhirat nanti.
Menurut Hasbul!ah, 14 Tanggung jawab pendidikan yang peril! disadarkan dan
dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain adalah:
1. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun
rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang
dapat membahayakan dirinya
2. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya
pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT sebagai tujuan hidup
akhir hidup manusia.
agar jasmani anak tumbuh sehat dan kuat. Tanggung jawab itu disebut utama
karena pahala yang akan diterima dengan memenuhinya adalah besar, dan
sebaliknya dosa yang akan diterima akibat melalaikannnya juga besar.
Pendidikan yang diberikan orang tua kepada anak tidak hanya dalam bentuk
pendidikan jasmani seperti yang ditekankan Ulwan, tetapi juga dalam bentuk
rohani seperti yang dirinci oleh Zakiah darajat. Ulwan sendiri meskipun dari segi
hukum bagi orang tua menekar.kan pendidikan jasmani, tetapi dari segi
kepentingan pendidikan bagi anak tidak mengutamakan satu bentuk pendidikan
atas pendidikan lainnya. Dalam buku yang di tulis oleh Abdullah Ulwan yaitu
judulnya "Tarbiyah Al-Au/id Fial-Islam" (Pendidikan Anak Dalam Islam), ia
merinci bidang-bidang pendidikan anak sebagai berikut:
I. Pendidikan Keimanan, antara lain dengan menanamkan tauhid kepada
Allah, kecintaan kepada Rasullullah saw mengajari hukum-hukum halal dan
haram, membiasakan untuk beribadah sejak usia tujuh tahun dan mendorong
untuk suka membaca Al-Qur'an.
Menanamkan tauhid kepada Allah misalnya ketika lahir diazani telinganya dan sejak dini dilatih membaca kalimat tauhid. kecintaan kepada Rasullullah
saw yaitu dengan menanal11kan pengetahuan ウ・「。エセケ。ォM「。ョケ。ォョケ。@ kepada
anak hal-hal yang berkenaan dengan akhlak dan cara hidup Rasullullah saw.dan juga dapat menanamkan perasaan cinta dan hormat yang sebenar-benarnya kepada Rasul agar masuk ke dalam hati anak. Semua hal ini dilakukan karena Allah adalah yang telah menciptakan diri kita, memberi rizki dan memberi pertolongan serta bimbingan dalam mengarungi hidup dan
kehidupan.16
2. Pcndidikan Akhlak, antara lain dengan menanamkan dan membiasakan
kepada anak sifat-sifat terpuji serta menghindarkannya dari sifat-sifat
tercel a.
15
Hery Noer Aly, I/mu Pendidikan I/mu Islam, (Jakarta: Logos, 1999). Cet. 2, h. 39-92.
16 Maulana Musa Ahmad piga1·, Tips Mendidik Anak Bagi Orang Tua A11-:sliln,
Etika yang harus diterapkan dan ditanamkan pada pihak anak dalam menanamkan dan membiasakan kepada anak sifat-sifat terpuji serta
menghindarkannya dari sifat-sifat tercela dapat dilakukan dengan
membiasakan anak menggunakan tangan kanan bila memberi, mengambil
1nakan dan minum, n1enulis dan 1neneri1na tamu, mengajarkannya untuk selalu
memulai setiap pekerjaan dengan membaca basmalah serta mengakhiri segala
pekerjaan dengan membaca hamdalah.17
3. Pendidikan Jasmani, antara lain dengan memperhatikan gizi anak,
melatihnya berolah raga dan mengajarkan cara-cara hidup yang sehat.
4. Pendidikan lntelektual, antara lain dengan mengajarkan ilmu pengetahuar
kepada anak dan memberinya kesempatan untuk menuntut ilmu seluas dan
setinggi mungkin.
5. Pendidikan Psikis, antara lain dengan menghilangkan gejala-gejala penakut,
rendah diri, malu-malu dan dengki serta bersikap adil terhadap anak.
6. Pendidikan Sosial, antara lain dengan menanamkan penghargaan dan etiket
(sopan santun) terhadap orang lain seperti tetangga, guru dan teman serta
membiasakan menjenguk teman yang sakit dan mengucapkan selamat dalam
kesempatan hari-hari besar Islam.
7. Pendidikan Seksual, antara lain dengan membiasakan anak agar selalu
meminta izin ketika memasuki kamar orang tua dan menghindarkannya dari
hal-hal yang pornografis.
l'endek kata, pendidikan yang drberikan orang tua kepada anak hendaknya
berwawasan pendidikan manusia seutuhnya meskipun dalam bentuk penanaman
dasar-dasar.
Menurut Ramayulis dalam bukunya yang berjudul "Pendidikan Islam Dalam
Rumah Tangga" mengemukakan bahwa kewajiban-kewajiban terpenting orang
tua terhadap anak-anaknya adalah sebagai berikut:18
1. Memilih nama yang baik bagi anaknya, terutama jika ia seorang lelaki.
Sebab nama yang baik itu mempunyai pengaruh yang positif alas
kepribadian tingkah laku, cita-cita dan angan-angannya.
17
A. Mudjad Mahali, llubungan Ti111ba/ Batik Orang Tua Dan Anak, (Solo: Ramadhani,
1994).Cet.3.h.138.
18
cara yang betul. Juga ia harus menyiapkan peluang dan suasana praktis
untuk mengamalkan nilai-nilai agama dan akhlak dalam kehidupan.
Sebagaimana ia mengawinkan anak-anaknya yang sudah baligh untuk
menjaga kehormatan dan akhlaknya.
3. Orang tua harus memuliakan anak-anaknya berbuat adil dan kebaikan
diantara mereka.
Mengembangkan bakat-bakat, kesanggupan-kesanggupan dan minatnya.
Begitu juga orang tua haruslah membolehkan anak-anaknya mengerjakan
kegiatan-kegiatan yang diingini yang berfaedah bagi pertumbuhannya didalam
dan diluar rumah.
4. Orang tua bekerja sama dengan Jembaga-lembaga dalam masyarakat yang
berusaha menyadarkan dan memelihara kesehatan, akhlak dan sosial
mereka. Juga melindungi mereka dari segala yang mernbahayakan badan
dan akalnya.
Menurut M Thalib,'9 ada セo@ tanggung jawab orang tua terhadap anak,
diantaranya:
1. Memilihkan calcn ibu yang baik
Konsep Islam tentang tanggung jawab orang tua terhadap anak berwawasan
jauh, hal ini dapat diperhatikan dari diberi petunjuk seorang laki-laki muslim agar
jauh sebelum menanamkan benihnya pada sang istri, ia seharusnya memikirkan
kemampuan calon istrinya dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Karena
ibu yang akhlaknya tidak baik, kemungkinan besar akan memberi pengaruh bmuk
terhadap perkembangan akhlak anak yang berada di bawah asuhannya kelak. Hal
itu dapat kita perhatikan dari hadits riwayat lbnu Majah, Daraquthi dan Al-Hakim
berikut ini:
19
M. Tha\ib, 40 Tanggung Jawab Orang Tlta Terhadap Anak, (Bandung: Irsyad Baitus
- GS)'1 1' .:. < _,..,..,.... \セイ@ J GNQZセQMNQ@セ@ 1' , --. , JJ:!-">-l • .1-. ·.:.. セ@ セQ@ - · -<,F""' _) セ@ -
t.c. "·
UCDari 'Aisyah ra: "Pilihlah untuk tempal air mani kamu dan nikahilah
orang-orang yang sepadan ".
Begitulah Islam memerintahkan kita. kalau sebelum kita punya anak, Islam
menyuruh atau memberi petu,,juk cara memilih calon ibu yang akan menjadi
pendidik bagi anak-anak kita, begitu juga dengan perempuan dalam menerima
Iamaran Iaki-laki, apakah kelak ayah anak saya itu orang yang baik. Pada saat
hendak menikah, kita harus memikirkan tanggungjawab terhadap anak yang akan
lahir kelak, bukan sekedar memikirkan kesenangan dan keasyikannya, atau bisa
hidup berkecukupan, bermewah-mewahan dan segala macam yang sifatnya sejauh
kenikmatan duniawi semata. Jadi tanggung jawab orang tua terhadap anak itu
tidak hanya berawal dari anak dalam kandungan akan tetapi mulai dari memilih
calon ibu yang baik.
2. Mencarikan calon ibu yangjauh hubungan darahnya
Seorang calon ayah hendaknya berusaha mencari calon ibu bagi anaknya
seorang wanita yangjauh hubungan darah dengan dirinya. Yang dimaksud dengan
jauh hubungan darah adalah wanita yang secara kekeluargaan menurut hukum
Islam tidak ada ikatan keluarga sama sekali. Dalam ha! ini terdapat riwayat
sebagai berikut:
\' - ..
,':I-
1· ' ,, Ijセ@ J
Y.yc_
"Cari/ah wanila-wanita yang jauh danjanganlah engkau memilih yang dekat
hubungannya"
3. Mengutamakan perawan
Rasullullah memberikan dorongan agar kita menikah dengan perawan, karena
perawan mempunyai kelebihan dalam hal membcniuk suasana senda gurau yang
meriah. Hikmahnya adalah dengan adanya istri yang mempunyai semangat dan
gairah tinggi dalam bersenda gurau dengan suaminya, maka hal ini sudah
membangkitkan rangsangan kepada suaminya sehingga diharapkan kelak
4. Menghayati fungsi anak
Harta dan anak rnerupakan perhiasan ibu bapak dalarn kehidupannya di dtinia
ini. Keinginan orang tua dalarn rnendapatkan anak, rnereka ingin anaknya serba
bisa, rnernberikan hiburan, menjadikan dirinya terhorrnat dan rnenjadi tumpuan
kesejahteraan hidup orang tuanya.
5. Mohon perlindungan kepada Allah Ketika berjirna'
Rasululllah rnenjanjikan bahwa bila suarni istri dalarn bersebadan
rnendahuluinya dengan doa perrnohonan kepada Ai!ah agar kelak anaknya
dijauhkan dari godaan setan, rnaka Allah tentu akan rnenjaganya. Doa sang ayah
sernacarn ini sudah rnerupakan langkah awal yang rnernbawanya pada usaha
rnenyiapkan anak kearah hidup shalih.
6. Sikap ayah dalarn rnenyarnbut kelahiran bayi perernpuan
Cinta kepada anak adalah suatu fitrah yang rnelekat pada diri setiap rnanusia
dan tidak pernah berubah. Jika sang ayah rnengutarnakan fitrahnya, rnaka ia tidak
akan bersikap tawaaraa yaitu rnalu karena rnenghadapi pandangan rnasyarakat
yang bertentangan dengan fitrah.
7. Bergernbira rnenyarnbut kelahiran anak
Allah rnenyatakan bahwa seseorang yang dikaruniai anak berarti rnendapatkan
kegernbiraan yang rnernuaskan hati dan bukan sekedar rasa senang.
8. Mernberi nama yang baik kepada anak
Orang tua memberi nama kepada anaknya seharusnya mencerrninkan adanya
pujian atau doa, harapan atau gambaran semangat dan dambaan indah dirinya
kepada anak-anaknya, karena narna memiliki fungsi ideal. Memakai narna yang
baik rnisalnya: Ahmad bagi laki-laki dan Khadijah bagi narna perempuan.
9. Meng'aqiqahi anak
Aqiqah adalah meyembelih karnbing untuk menyatakan rasa syukur kepada
Allah alas lahirnya seorang bayi. Bagi bayi laki-laki セアゥア。ィョケ。@ dua ekor karnbing
dan bagi bayi perempuan aqiqahnya seekor kambing.
I 0. Menyusui
Bila anak sudah lahir, secara fitrah ia rnernbutuhkan rnakanan. Makanan
menyusui anak-anak mereka dengan sepenuhnya yaitu selama dua tahun.
Mengenai ini Allah telah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 233, Yaitu:
,.
|NセエNNL[[LNjiH[@
,)
セQI@ セ@
セエ_@
0].Y-
セZjェヲ@
セZ[NセᄋjjᄋNjスャェ@
Ill"Para ibu hendakn)1a n1eny11s11i anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu
bagi ibu yang ingin menyempurnakan penyusuan ".
Allah juga memberikan pelajaran kepada para ibu agar tidak boleh merasa
keberatan dalam menyusui bayinya dengan alasan yang tidak semestinya, seperti
menjaga kecantikan, mempertahankan kemontokan tubuh dan mengejar karir
atau kesibukan kerja.
l l. Mengkhitankan
Mengkhitankan adalah membersihkan ala! kemaluan dari kulit yang menutup
kepalanya. khitan merupakan suatu tuntunan Rasullullah yang harus dilakukan
baik bagi laki-laki maupun bagi perempuan. Kapan saja anak itu boleh
dikhitankan.
Demikianlah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai tanggung jawab
orang tua terhadap anaknya, terutama dalam konteks pendidikan. Kesadaran akan
tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus-menerus periu
dikembangkan kepada setiap orang tua, sehingga pendidikan yang dilakukan tidak
lagi berdasarkan kebiasaan yang dilihat dari orang tua, tapi telah disaciar; oleh
teori-kori pendidikan modern, sesuai dengan perkembangan zaman.
Dalam sejarahnya, Rasullullah adalah orang yang sangat sayang terhadap
sesamanya terlebih kepada anak cucunya. Suatu hari Rasullullah memangku
cucunya Hasan, kemudian datang anak kecil yang lain, yaitu Usamah. Kedua anak
kecil tersebut akhirnya dipangku Rasullullah dan Rasullullah berdo'a: "Ya Allah,
kasihanilah keduanya karena aku jug?. mengasihi mereka". Rasullullah lantas
mencium keduanya sementara disekitar Rasullullah ada beberapa sahabat.
Diantara Sahabat tersebut ada yang berkomentar "aku punya I 0 orang anak, tapi
aku tak pernah mencium satupun diantara mereka'', Rasullullah lantas berkata:
Tentunya anak kecil yang didekati dengan kasih sayang akan lebih mudah
menerima arahan dan bimbingan atau pendidikan dari orang tuanya. Karenanya
Rasullullah sangat mengasihi anak kecil. Selain anak kecil masih bersih dari
niat-niat buruk atau hati yang jelek, anak kecil dapat lebih diharapkan menjadi orang
yang benar karena lebih mudah diarahkan daripada orang dewasa. Pendidikan
yang diiakukan oleh Rasullullah adalah melalui pendekatan cinta dan kasih
sayang.
Dalam ajaran Islam, anak adalah amanat Allah. Amanat adalah sesuatu yang
harus atau wajib untuk dipertanggung jawabkan. Jelas sekali bahwa tanggung
jawab orang tua terhadap anak-anaknya adalah tidak kecil. Secara umum
tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya adalah mendewasakannya,
karena orang tua adalah pihak yang paling berkeinginan 1kan keberhasilan
pendidikan seorang anak, berhasil menjadi orang yang baik secara lahir dan batin.
Dari segi perilaku, seorang anak akan menyerap pola prilaku yang umum berlaku
dimana ia berada yang kemudian mengkristal pada tingkah lakunya yang biasanya
menggunakan timbangan akhlak sebagai pijakan dalam melihat segala bentuk
kehidupan. Dari aspek sosial, seorang anak akan terbentuk rasa cintanya karena
Negara dan lingkungannya dimulai dari rasa perlindungannyB kepada keluarga
<