• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Orang Tua Dalam Membimbing Bakat Anak Usia 6-12 Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Orang Tua Dalam Membimbing Bakat Anak Usia 6-12 Tahun"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN

11111 111111-...

Ull I

Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Disusun Oleh:

Eti Suarni

104011000093

ャセャエャNゥセ@

.' ゥnhhBBGBBGBセBBNGGB@ ••,. ,. ••, ... '""""·'j'

: J2.1.:.Q.k.:.: ....

oZ_N|セᄋᄋᄋᄋᄋ@

...

, .O .

.LO. .. ::.P..3 .. ::::.l.8.2cL

"1•,i'rlkll;I ... ..

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIY AH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SY ARIF HIDAY ATULLAH

JAKARTA

(2)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas limn Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1111 111111111 ...

Ull I

Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Disusun Oleh :

Eti Suarni

104011000093

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SY ARIF HIDA YATULLAH

JAKARTA

(3)

Name

Tempatffanggal Lahir

NIM

Jurusan

Judul Skripsi

Pembimbing

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

ET! SUARNI

Sumedang, 23 Desember 1985

104011000093

Pendidikan Agama Islam

Peranan Orang Tua Dalam

Membimbing Bakat Anak Usia 6-12

Tahun

Drs. Faridal Arkam, M.Pd.

I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Strata I (SI) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif 1-lidayatullah Jakarta

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarifl-lidayatullah Jakarta

Jakarta, 12 November 2008

(4)

ANAK USIA 6-12 TAHUN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan keguruan

Untuk memenuhi salah stau syarat memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

ETI SUARNI

104011000093

Di Bawah Bimbi an

Drs. Farida Arkam, M.Pd.

NIP.150191177

PENDIDIKAN AGAJ\1A ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

(5)

MEMBIMBING BAKAT ANAK USIA 6 - 12 TAHUN" telah diujikan dalam

munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal 26 November 2008. skcipsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.l) pada

Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 26 November 2008

Panitia Ujian Sidang Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, M.A. NIP: 150 236 009

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag. NIP: 150 299 477

Penguji I

Dra. Hj. Eri Rossatria, M.A. NIP: 150 007 315

Penguji II

Heny Narendrany Hidayati, M.Pd. NIP: 150 277 688

Mengetahui

Tanggal Tanda Tangan

セᄋ@

NQNセMセ_NセNセセPQ@

.. /.. ... ..

ャAjOコLMセ@

(6)

ET! SUARNI

104011000093

Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Masalah pokok dalam skripsi ini adalah peranan orang tua dalam membimbing bakat anak usia 6-12 tahun. Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Pengembangan bakat anak sangat ditentukan oleh peranan orang tua dalan1 membimbingnya. Pada kenyataannya banyak orang tua yang kurang peduli akan pentingnya pengembangan bakat. Untuk mengembangkan bakat anak, hendaknya para orang tua dapat menyadarinya sejak dini karena kalau anak setelah menginjak dewasa sudah terlambat. Maka mulailah ketika anak memasuki Sekolah Dasar karena belum terlalu jauh tingkat pendidikannya.

Untuk memperoleh data yang representatif dalam pembahasan skripsi ini, maka digunakan metode penelitian kepustakaan (library reseach) dengan cara mencari, mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku-buku ilmiah, majalah-majalah, surat kabar serta bahan dan sumber-sumber lain yang ada relevansinya dengan masaiah skripsi ini. Setelah terkumpul kemudian data tersebut diolah dengan cara menganalisa data-data tersebut secara deskripsi yang pendekatannya melalui pengumpulan dan pendapat para ahli yang disajikan sesuai dengan datanya, Kemudian diolah dan dianalisis sesuai dengan kemampuan penulis Sehingga dapat diambil kesimpulan.

Peranan orang tua sangat besar pengaruhnya dalam membimbing bakat anak. Peranan orang tua dalam ha! ini memegang kedudukan yang sangat penting dalam mengembangkan bakat anak. Apabila orang tua salah membimbing maka anakpun akan terjerumus kepada hal-hal yang dapat membuat bakatnya tidak berkembang. Maka dengan adanya peranan masing-masing hendaknya orang tua saling melengkapi sehingga bakat yang ada pada anak dapat berkembang secara optimal.

(7)

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt Tuhan semesta aiam, berkat rahmat, taufik dan inayah-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada kekasih Allah, pejuang agama Islam dan teladan yang terbaik yaitu Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam di seluruh alam.

Karya tulis yang sederhana ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempumaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki demi selesainya skripsi ini dan bermanfaat bagi penulis serta bagi pembaca sekalian.

Sebelumnya penulis mengucapkan terima kasih dan hormat yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tua tercinta, dengan curahan cinta dan kasih sayangnya, kerja kerasnya serta doa yang selalu dipanjatkan yang telah mengantarkan penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan SI di UIN Jakarta dan menjadi Sarjana. Semoga semua jasa yang diberikan menjadi amal saleh serta diterima Allah swt dan semoga Allah selalu menjaga dan memberikan rahmat, hidayah beserta karuniaNya kepada mereka.

(8)

meluangkan waktu, mencurahkan tenaga, perhatian, pengertian, kesabaran dan kemudahan dalam memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

4. Segenap bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis selama menjalankan kuliah

5. Bapak Drs. H. Nurdin Idris, M.A. sebagai penasehat akademik yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa

6. Kepada perpustakaan utama UIN Jakarta, perpustakaan FITK, perpustakaan umum Islam Iman Jama dan perpustakaan Kuningan beserta staf-stafnya yang telah membantu penulis dalam mencari referensi

7. Kepada ayah (Suhana) dan ibu (Apong Suarsih) tercinta beserta seluru.'1 keluarga yang telah mencurahkan segala kasih sayang dan memberikan dukungan kepada penulis. Semoga Allah senantiasa memberikan penulis kekuatan untuk istiqomah dalam berbakti dan membuat mereka bahagia dunia dan akhirat

!?. Kepada suami tercinta (Bilal Wahyudi) yang telah membantu dan memberikan motivasi kepada penulis

9. Kepada segenap teman-teman seperjuangaa PAI angkatan 2004 khususnya kelas C yang selama ini selalu saling melengkapi, memberikan pengalaman, motivasi serta doa dan selalu menghiasi hari-hariku selama masih aktif kuliah 10. Semua pihak yang tidak dapat penuls sebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar, saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membuka cakrawala yang lebih luas bagi pembaca serta menambah pengetahuan dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin ...

Jakarta, 12 November 2008

(10)

KAT A PEN GANT AR ... 11

DAFT AR ISi ... v

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Acuan Teori... 10

I. Peranan Orang Tua terhadap Anak ... 10

a. ·Pengertian Peranan ... 10

b. Pengertian Orang Tua ... 14

c. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak ... 20

2. Kepribadian dan Bakat... ... 29

a. Teori-teori Kepribadian... 29

b. Pengertian Bakat ... 33

c. Pentingnya Mengembangkan Bakat ... 36

d. Hubungan Kepribadian dan Bakat... 39

3. Perkembangan Pad a Anak ... 41

a. Pengertian Anak ... ... 41

b. Perkembangan Pada Anak ... 43

I) Pengertian Perkembangan ... 43

2) Fase-fase Perkembangan Pada Anak... 45

(11)

Perkembangan Potensi Anak ...

67

d. Kerjasama Orang Tua dengan guru...

78

B. Pembahasan Hasil Kajian yang Relevan ...

80

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penulisan ... .... ... ... .. ... .. . . . ... ... ... .. ... .. ... ... .... ...

81

B. Fokus Penelitian ...

81

C. Prosedur ...

82

BAB IV HASIL PENEL1TIAN

A. Temuan Hasil Analisis Kritis Deskriptif ... ...

83

B. Temuan Hasil Analisis Kritis Komperatif...

85

C. Interpretasi ...

86

D. Pembahasan...

86

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .. . ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..

87

B. Saran...

88

(12)

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai

sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan

demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban

manusia yang terns berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia

yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bi dang kehidupannya.

Bagi bangsa Indonesia, krisis multidimensi membawa hikmah dan pelajr :·an

yang luar biasa besarnya, yang pasti bangsa ini dapat belajar dari

kekeliruan-kekeliruan masa lalu, sehingga dapat menatap dan membangun masa depan

dengan semangat yang lebih optimisme.

Pendidikan merupakan hal penting bagi proses pendewasaan seorang anak.

Dalam pendidikan segala aspek yang berhubu:igan dengnn anak didik diterapkan

dengan harapan mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dan mencapai

sasaran yang diinginkan. Anak didik adalah objek utama dalam proses kegiatan

belajar mengajar. Perkembangan anak dari segi kognitif, afektif dan psikomotor

(13)

pintar dan mempunyai bakat akan bisa mengembangkan dirinya dalam prestasi

belajar.1

Pendidikan dapat diperoleh dimana saja, baik di rumah atau keluarga, sebelum

anak masuk sekolah, telah banyak pengalaman yang diterimanya di rumah, dari

orang tua sarnpai saudaranya serta seluruh anggota keluarganya. Sebab itu,

peranan orang tua sangat penting, karena orang tua adalah pendidik yang pertama

dan terutama bagi anak-anaknya yang dapat membantu mereka berkembang

menjadi anggota masyarakat yang berguna. Anak-anak merupakan investasi

bangsa, karena itu mereka benar-benar membutuhkan pendidikan yang tepat, baik

dari segi pendidikan Formal (Sekolah) maupun pendidikan Informal (Keluarga).

Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, sejak itulah timbul

gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan

melalui pendidikan. Oleh karena itu, dalam sejarah pertumbuhan masyarakat

pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan

kehidupan generasi sejalan dengan tuntutan masyarakat.2

Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh

Mortimer J Adler yaitu pendidikan adalah proses dengan mana semua

kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang

ditetapkan yaitu kebiasaan yang baik.3

Dalam pendidikan, bakat yang mempunyai sifat khas sangat besar peranannya

dalam proses pendidikan karena merupakan hal yang ideal kalau kita dapat

memberikan pendidikan dan pemilihan lapangan pekerjaan yang benar-benar

sesuai dengan bakat pada masing-masing anak didik, karena seseorang akan lebih

berhasil kalau dia belajar dan bekerja dalam lapangan yang sesuai dengan

bakatnya. Akan tetapi, tugas ini adalah tugas yang mudah untuk dikatakan, namun

1

M Arifin, lbnu Pendidikan fs!an1; Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan lnterdisip/iner, (Jakarta: Pt. Bumi Aksara, 2003). Cet. I, h. I.

2

M Aritin. /ln1u Pendidikan .... h. 1.

(14)

tidak mudah untuk dilaksanakan. Maka dari itu, kenalilah bakat-bakat para anak

didik seawal mungkin.

Bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu

dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat memerlukan latihan dan

pendidikan agar suatu tindakan dapat dilaksanakan dimasa yang akan datang.

Bakat menentukan prestasi seseorang, jadi prestasi merupakan perwujudan dari

bakat. Jadi bakat adalah kemampuan alamia:1 untuk memperoleh pengetahuan,

kecakapan dan keterampilan, yang relatif bisa bersifat umum (misalnya bakat

intelektual umum) atau khusus (Baka! akademis khusus). Bakat khusus disebut

juga talent.,

Baka! memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang

tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman dan dorongan

atau motivasi agar bakat itu dapat terwujud. Keunggulan dalam salah satu bidang

itu, merupakan hasil interaksi dari bakat pembawaan dan faktor lingkungan yang

menunjang, termasuk minat dan dorongan pribadi.

Merupakan kenyataan yang berlaku dimana-mana (universal) bahwa manusia

berbeda satu sama lain dalam berbagai ha!, antara lain dalam intelegensi. bakat,

minat kepribadian, keadaan jasmani dan keadaan sosial. Begitupun dengan Setiap

anak yang mempunyai bakat-bakat tertentu, masing-masing dalam bidang dan

rlerajat yang berbeda-beda. Para orang tna henuaknya mempunyai kepekaan

mengamati bakat masing-masing anak agar dapat membantu anak memupuk

bakatnya dengan memberikan kesempatan dan pengaiaman sebaik-baiknya.

Demikian pula, guru di dalam kelas perlu mengenal setiap anak didiknya dan

bakat-bakat khusus yang mereka miliki, agar dapat memberikan pengalaman

pendidikan yang dibutuhkan oleh masing-masing siswa untuk dapat

mengembangkan bakat-bakat mereka secara optimal sesuai dengan tujuan

pendidikan. Memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan perorangan (individual)

dalam belajar serta dalam diri anak didik antara siswa dalam bakat dan minat.

4

SC Utami Munandar, !vfengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah; Petunjuk

(15)

Guru rnengarnati adanya siswa yang cepat dan siswa yang larnban dalarn belajar,

dan ada sis\va yang baik dan ada siswa yang ku:·ang 「。ゥセセ@ 1naka dari itu,

rnengusahakan pernenuhan kebutuhan pendidikan setiap siswa adalah tugas rnulia

seorang pendidik.5

Proses perkernbangan anak tergantung pada orang tua yang mendidiknya di

rumah dan guru di sekolah. Fitrah ini merupakan kemampuan dasar yang

rnengandung kernungkinan atau peluang untuk berkembang, namun mengenai

arah dan kualitas perkembangan anak sangat bergantung pada proses pendidikan

yang ditorimanya.6

Akan tetapi, ha! ini dapat terwujud karena dipengaruhi oleh beberapa faktor

d. 1antaranya: 7

I. Faktor Internal (faktor dalam diri siswa), yaitu keadaan atau kondisi jasmani

dan rohani siswa.

2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan disekitar

siswa.

3. faktor pendekatan belajar (approach to learning}, yaitu jenis upaya belajar

siswa yang mdiputi strategi dan rnetode yang digunakan siswa untuk

rnelakukan kegiatan pembelajaran dalam materi-materi pclajaran.

Faktor-faktor diatas dalam banyak hal sering sating berkaitan dan

mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bermotif ekstrinsik (faktor

eksternal) biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan

tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berintelegensi tinggi (faktor

internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor eksternal),

mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas

hasil peml>eiajaran. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut diataslah, muncul

siswa-siswa yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan under-achievers

(berprestasi rendah) atau gaga! sama sekali.

5 Conny Semiavvan, Dkk, Mernupuk Bakat dan Kreativitas sゥウ|セᄋ。@ Sekolah Aienengah;

Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua, (Jakarta: Pt. Gramedia, 1990), Cet. 3. h. 2.

6 Syan1su YusuC Psiko!ogi Perkenibangan Anak dan Reniaja, (Bandung: Pt. Re1naja

Rosdakarya, 2000). Cet. I, h. 136.

7

Muhibin Syah, Psikofogi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Pt. Remaja

(16)

Dikutip dari harian Jawa Pos, edisi Nasional dan Jakarta, terbit hari jum'at 3

Maret 2003, tentang bakat anak dikatakan bahwa banyak cara yang bisa dilakukan

untuk menggali bakat anak dengan cara mewajibkan setiap anak memiliki

kegiatan luar akademik sesuai dengan minat dan bakat anak. Dengan cara ini anak

dengan sendirinya akan menemukan kegemaran da'l bakatnya, bila sudah

ditemukan maka anak akan lebih giat untuk mendalami bakatnya itu.

Pada umumnya, tidak ada orang tua yang tidak menginginkan anaknya

meraih suatu prestasi yang baik dan mampu mengembangkan bakatnya. Pada

dasarnya, tugas menddidik anak adalah sepenuhnya terletr.k pada orang tua, tetapi

karena kemampuan atau kesempatan orang tua untuk melaksanakannya terbatas,

maka mereka memberi mandat kepada lembaga pendidikan yaitu sekolah.

Salah satu kesalahkaprahan dari para orang tua dalam dunia pendidikan

sekarang ini adalah adanya anggapan bahwa hanya sekolahlah yang bertanggung

jawab terhadap pendidikan anak-anaknya, sehingga orang tua menyerahkan

sepenuhnya pendidikan anaknya kepada guru di sekolah. Meskipun disadari

bahwa berapa lama waktu yang tersedia dalam setiap harinya bagi anak di

sekolah.

Anggapan tersebut tentu saja keliru, sebab pendidikan yang berlangsung di

dalam keluarga adalah bersifat asasi. Karena itulah orang tua merupakan pendidik

pertama, utama dan kodrati. Dialah yang banyak memberikan pengaruh dan warna

kepribadian seorang anak. Tindakan dan sikap orang tua seperti ini merupakan

perwujudan dari peran mereka sebagai pendidik.

Padahal orang tua adalah orang terdekat dalam keluarga, oleh karenanya

keluarga sangat besar pengaruhnya dalam menentukan minat seorang siswa

terhadap pelajaran. 8

Orang tua dalam kehidupan keluarga mempunyai posisi sebagai kepala

keiuarga atau pemimpin rumah tangga. Orang tua sebagai pembentuk pribadi

pertama dalam hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka

8

(17)

merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung dan dengan sendirinya

akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh.9

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia

belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga, umumnya

anak ada dalam hubungan interaksi yang intim. Segala sesuatu yang diperbuat

anak mempengaruhi keluarganya atau sebaliknya. Keluarga memberikan dasar

pembentukkan tingkah laku, watak, moral dan pendidikan kepada anak.

Pengalaman interaksi didalam keluarga akan menentukan pula pola tingkah laku

anak terhadap orang lain daiam masyarakat.

Disamping keluarga sebagai tempat awal bagi proses sosialisasi anak,

keluarga juga merupakan tempat sang anak mengharapkan dan mendapatkan

pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan akan kepuasan emosional telah dimiliki bayi

yang baru lahir. Perkembangan jasmani anak tergantung pada pemeliharaan fisik

yang layak yang diberikan keluarga. Sedangkan perkembangan sosial anak akan

bergantung pada kesiapan keluarga sebagai tempat sosialisasi yang layak.

Memang besar peranan dan tanggung jawab yang harus dimainkan orang tua

dalam membina anak. 10

Karena ha! itu, hubungan anak dan orang tua dalam konsep Islam baik secara

struktural maupun fungsional saling melengkapi satu sama lain. 11

Di dalam Islam, Rasu!lallah SAW. Secara jelas mengingatkan akan

pentingnya pendidikan keluarga ini, sebagqimana haditsnya:

,_;L...:..:.j' 1 .UI

'" I .ub - '

セi@

-u ;;-

Nゥ⦅セi|@ 1;...

'.ll' '

セᄋ@ J• - "

L.

- - - .J - -.):!"''..,:U - - セ@

J-! -

セ@

r..r-

.J:l • _,.. .JA tY-'

"Anak itu dilahirlr.an dalam keadaan fitrah, maka orang tualah yang dapat

merifadikannya Yahudi, Nasrani ataupun Majusi". (H.R Muslim).

Sekolah harus menyadari kualitas siswa yang tidak hanya bisa dibentuk lewat

sisi akademik. Menurut Garner, seorang ahli pendidikan mengatakan ada delapan

9

Zakiah Darajat, I/mu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. 4, h. 26.

1

°

Kartini Kartono, Peranan Keluarga Meniandu Anak, (Jakarta: Rajawali,1992), Cet. 2,

Ed. 1, h. 19.

11

(18)

aspek kecerdasan yang harus dikembangkan, yang dikenal sebagai "Multi

Jntelegency" yaitu:

1.

2.

3. 4.

Bahasa

Ruang B idang

Inter Personal

Logika Matematik

5. Budaya

6. Naturalistik

7. Musikal

8. Gerakan.

Pada umumnya, sekolah tidak memberikan porsi yang cukup dalam

mengembangkan bakat anak mereka, hanya mengadakan kegiatan ekstrakulikuler.

Masyarakat juga hanya memberikan apresiasi pada kegiatan akademik mereka.

Menganggap siswa yang nilainya bagus pastilah ia pintar dan cerdas. Tidak jarang

orang tua yang karena keinginannya membantu anak berprestasi sebaik mungkin

mendorong anak dalam bidang-bidang yang tidak diminati anak. Karena itu, orang

tua berlomba-lomba untuk mengkursuskan anak-anaknya sehingga sering

ditemukan seorang siswa yang tidak memiliki waktu luang lagi. Akibatnya adalah

meskipun anak berprestasi cukup baik menurut ukuran standar, mencapai nilai

tinggi, mendapat penghargaan, tetapi mereka tidak menyukai kegiatan tersebut

sehingga tidak menghasilkan sesuatu yang betul-betul kreatif. 12

Orang tua yang bijaksana adalah orang tua yang dapat memberi kesempatan

kepada anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya dan memberi tekanan

untuk berprestasi semaksimal rnungkin. Dengan memperhatikan hal-hal ten,ebut,

hendaknya orang Illa dapat mengusahakan suatu lingkungan yang kaya akan

rangsangan mental dan suatu suasana dimana anak merasa tertarik dan tertantang

untuk mewujudkan bakat-bakat dan kreativitasnya.

Lingkungan juga harus memberikan dukungan yang kondusif untuk anak.

Menurut survei seorang ahli psikologi dari Amerika, mengatakan bahwa

lingkungan itu meliputi semua kondisi-kondisi daiarn dunia dengan cara-cara

tertentu yang dapat mempengaruhi tingkah laku, perturnbuhan dan perkembangan

kita.

12

M. Ngalim Punvanto. Psiko/ogi pendidikan, (Bandung: Pt. r・Qョセゥオ@ Rosdakarya, 2000),

(19)

Jadi yang dibutuhkan adalah kesempatan dan ungkapan yang menunjang,

karena setiap anak memiliki potensi untuk berkembang sesuai dengan bakat dan

1ninatnya.

Hal ini dipertegas pada pasa! 24, bahwa "setiap peserta didik pada suatu

satuan pendidikan mempunyai hak-hak pada ayat I tentang mendapat perlakuan

sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan anak".

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul " PERANAN ORANG TUA DALAM

MEMBIMBING BAKAT ANAK USIA 6-12 TAHUN ".

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperlukan pembatasan masalah agar

arah dan sasarannya yang akan dica.pai lebih jelas. Adapun pembatasan

masalahnya sebagai berikut:

I. Peranan Orang Tua ad a I ah tindakan, kewaj iban orang tua terhadap anaknya

baik dalam segi mendidik. melindungi dan menghidupi. Yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah upaya atau usaha orang tua baik ayah maupun

ibu dalam mengembangkan bakat anak dan memberikan kesempatan dan

kebebasan akan keinginannya.

2. Bakat anak adalah kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu

dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud melalui latihan, pendidikan

dan pelayanan khusus.

3. Usia 6-li tahun disini, yang dimaksud adalah Anak yang ada pada masa

sekolah dan berada pada tingkat satuan pendidikan sekolah dasar (SD).

Agar tidak terjadi kesimpang siuran, maka penulis perlu memberikan

perumusan masalah, yaitu:

I. Bagaimanakah peranan orang tua dalam membimbing bakat anak usia 6-12

tahun?

(20)

C.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. lngin mengetahui bagaimana peranan orang tua dalam membimbing bakat

anak usia 6-12 tahun agar bakatnya itu dapat tersalurkan dan terwujud

sehingga tidak terabaikan dan terpendam saja.

b. lngin mengetahui upaya apa saja yang dilakukan orang tua dalam

membimbing bakat anak usia 6-12 tahun.

2. Kegunaan Penelitian

a. Memberikan informasi kepada orang tua tentang pentingnya

mengembangkan bakat yang ada pada anak.

b. Menjadi bahan bacaan bagi para pembaca yang membutuhkan tentang

(21)

A. Acuan Teori

1. Peranan Orang Tua Terhadap Anak

a. Pengerti:m Peranan

Peranan berasal dari kata peran yang mempunyai arti seperangkat tingkat yang

diharapkan dapat dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Sumber

lain mengatakan, kata Peran sebagai karakter yang dimainkan oleh objek.1 Peran

sangat penting sekali dalam kehidupan manusia khususnya di masa sekarang ini,

karena menurut pengertian diatas peran ini harus dilaksanakan oleh orang yang

berkedudukan dalam masyarakat, seperti perlunya peran guru dalam

menanggulangi kebodohan, perlunya peran orang tua dalam •nendidik anak ke

jalan yang benar, perlLiilya peran Negara dalam mengentaskan kemiskinan dan

begitu pula dengan perlunya peran manusia untuk menyayangi sesama manusia.

Dan peran yang baik akan terwujud kehidupan manusia menjadi aman dan

tentram. Berdasarkan definisi peran ini dapat disimpulkan bahwa peran dapat

diwujudkan oleh orang yang lebih tinggi tingkatannya di dalam suatu masyarakat.

1

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, Kan1us

(22)

Hal tersebut dapat terlaksana jika terdiri dari beberapa manusia, tidak

individualisme.

Peran dianggap sangat penting karena mengatur perilaku seseorang dalam

1nasyarakat, yaitu berdasarkan norma-nonna yang berlaku di n1asyarakat. Dalam

masyarakat terdapat banyak individu dengan peran yang beraneka ragam.

Beragamnya peran sosial tersebut membawa akibat dinamis berupa konflik,

ketegangan, kegagalan dan kesenjangan.

Konflik peran terjadi apabila seseorang dengan kedudukan te11entu harus

melaksanakan peran yang sesungguhnya tidak dia harapkan. Hal ini terjadi karena

seseorang mempunyai banyak status sosial. Contohnya, seorang polisi yang baik

harus menangkap pelaku kejahatan yang sebenarnya adalah keponakannya sendiri.

Padahal, sebagai seorang paman, dia wajib mdindungi keponakannya itu.

Ketegangan terjadi apabila seseorang mengalami kesulitan untuk melakukan

peran sosial yang dimilikinya karena adanya ketidaksesuaian antara

kewajiban-kewajiban yang harus dia jalankan dengan tujuan peran sosial itu sendiri.

Contohnya, seorang pimpinan kantor yang harus menerapkan disiplin waktu

secara ketat kepada karyawannya yang sebagian besarnya adalah kerabat

dekatnya.

Kegagalan peran te1jadi apabila seseorang tidak sanggup menjalankan

beberapa peran sekaligus karena terdapat tuntutan-tuntutan yang saling

bertentangan.

Kesenjangan peran terjadi apabila seseorang harus ュセョェ。ャ。ョォ。ョ@ peran yang

tidak menjadi prioritas hidupnya sehingga merasa tertekan atau merasa tidak

cocok menjalankan peran tersebut.

Setelah mendapat akhiran "An" kata peran memiliki arti yang berbeda

diantarannya:

1. Peranan adalah konsekuensi atau akibat dari kedudukan atau status

'

seseorang.- Tiap orang dalam masyarakat mempunyai berbagai

kedudukan. Misalnya seorang murid mempunyai kedudukan sebagai

pelajar, ketua murid, anggota regu sepak bola atau sebagai kakak terhadap

(23)

111urid-111urid yang lebih rendah kelasnya, sedangkan dirun1ah ia

berkedudukan sebagai anak ter:iadap orang tuanya, adik terhadap

kakaknya dan di luar rumah ia menjadi teman bagi sejumlah anak-anak

lainnya. Dalam tiap

ォ・、オ、エセゥ。@

menjalankan peranan tertentu

berdasarkan kedudukan daripadanya diharapkan kelakuan tertentu. Dari

pengertian ini, menyimpulkan bahwa peranan adalah kewajiban yang

dilaksanakan baik oleh setiap pribadi maupun institusi dalam

kcdudukannya pada peran berbeda. Kewajiban yang dilaksanakan ini

dimaksudkan untuk mencapai maksud dan tujuan.

2. Peranan adalah seperangkap harapan-harapan yang dikenakan pada

individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.3 Harapan-harapan

tersebut merupakan imbangan dari norma-norma sosial dan oleh karena itu

dapat dikatakan bahwa peranan-peranan itu ditentukan oleh norma-norma

di dalam masyarakat, maksudnya kita diwajibkan untuk melakukan

hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaan kita, di dalam

keluarga dan di dalam peranan-peranan lainnya. Di dalam peranan

terdapat dua macam harapan yaitu harapan-harapan dari masyarakat

terhadap pemegang peranan atau kewajiban-kewajiban dari pemegang

peranan, da!am pandangan ini peranan-peranan dapat dilihat sebagai

bagian dari struktur masyarakat, misalnya peranan-peranan dalam

pekerjaan, keluarga, kekuasaan dan peranan-peranan lain yang diciptakan

oleh masyarakat bagi manusia. Dan yang kedua adalah harapan-harapan

yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap

orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan peranannya

atau kewajiban-kewajibannya.

3. Peranan diartikan sebagai suatu proses tingkah laku tertentu yang

merupakan ciri khas semua petugas dari semua pekerjaan atau jabatan

tertentu.4 Pribadi n1anusia beserta aktivitas-aktivitasnya tidak ウ・ュ。エ。MュセNエ。@

J David Berry, Pokok-pokok Pikiran Da/0111 Sosiologi, (Jakarta: Pt. Raja GrafinC:o

Persada, 2003), Cet. 4. Ed. t, h. 106. 4

Djumhur dan Moh. Surya. Bilnbingan dan Penyuluhan di Sekolah. (Bandung: Cv.

(24)

ditentukan oleh pengaruh-pengaruh dan proses-proses yang berlangsung

tetapi juga dipengaruhi oleh sejauhmana peranan manusia dalam

1ne1npengaruhi proses itu.

4. Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status).5 Apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Peranan yang

melekat pada diri seseorang hams dibedakan dengan posisi dalam

pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat merupakan

unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi

masyarakat. Peranan lebih menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan

sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam

masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal,

yaitu:

a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam m1i ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam

kehidupan kemasyarakatan.

b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.

5. Peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian atau pimpinan yang memegang

wewenang untuk menjalankan hak dan kewajiban.6 Dalam !eater, seorang

aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya

sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berperilaku secara tertentu. Posisi

aktor daiam teater (sandiwara) itu kemudian dianalogikan dengan posisi

seseorang dalam masyarakat. Sebagaimana halnya dalam !eater, posisi orang

dalam masyarakat sama dengan posisi aktor dalam !eater, untuk perilaku

5 Soerjono Soekanto, Sosio/ogi Suatu Pengantar, (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada,

2006), h. 212.

(25)

yang diharapkan darinya selalu berada dalam kaitan dengan adanya

orang-orang lain yang berhubungan dengan orang-orang atau aktor tersebut.

Peranan mencakup kewaj iban dan hak yang bertalian dengan kedudukan.

Misalnya dalam kedudukan individu sebagai guru ia berkewajiban mendidik anak

dan berhak untuk mengharuskannya belajar dan bila perlu memberinya hukuman.

Sebaliknya anak dalam kedudukannya sebagai murid harus mematuhi guru

dengan hak untuk menerima pelajaran. Kita lihat bahwa peranan selalu

mempunyai segi timbal balik. Guru hanya dapat menJalankan peranannya antara

lain meyuruh anak belajar bila murid mematuhinya dan mau belajar. Hak guru

memerintah dibarengi oleh kewajiban murid untuk mematuhinya.

Maka dapat dikatakan bahwa peranan adalah serangkaian hak dan kewajiban

yakni bersifat timbal balik da!am hubungan antar individu. Hak adalah

kesempatan atau kemungkinan untuk bertindak yang sebaliknya menimbulkan

kewajiban pada pihak lain untuk memungkinkan tindakan itu. Hak seseorang

dimungkinkan dan dibatasi oleh kewajiban pihak lain untuk mematuhinya.

b. Pengertian Orang Tua

lstilah orang tua bukanlah kata yang asing lagi didengar di dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah orang tua diartikan

sebagai "1. ayah dan ibu kandung, 2. orang tua-rna yaitu orang yang di anggap tua

(cerdik, pandai, ahli, dsb) dan 3. orang-orang yang di hormati atau disegani di

kampung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang disebut orang tua adalah

ayah dan ibu atau anggota masyarakat secara keseluruhan.

Dalam Islam orang tua ditempatkan pada posisi tertinggi sehubungan kasih

sayang dan keiulusan oleh anak-anak mereka. Orang tua harus mendapatkan

perlakuan kasih sayang dan penghormatan sepanjang hidupnya dan harus

menerima kepedulian khusus di hari tuanya.banyak ayat Al-Qur'an maupun

had its yang memerintahkan anak manusia untuk berbakti kepada kedua orang tua.

(26)

keduanya meninggalpun kebaktian tersebut masih tetap dituntut oleh Islam, hal ini

sesuai dengan had its yang diriwayatkan oleh Bukhori, yaitu:7

:11·.

.J.J l .._, '·••' •• セ@ I'"' セQセG@ .J l ;\.:, • .)

G..

. Z|ェセ@ .,

·o'.Xl ·.

)ii

4.LC.

·•

lセセiN@ セャ@ ·.'I i:.iloU

(.).!' • セM i" U! .

(• G..'.JI

'-?.J

.

セQNI@ 3.J

.\J'

t .. (.'"'

li-1

Lo

"Apabi/a manusia te/ah mati, maka terhentilah (hitungan balasan) semua

ama/ baiknya kecuali dari tiga unsur yaitu: shadaqah jariyah (yang masih

bcrfungsi), anak yang sha/eh (karena do 'a-do 'a yang dipanjatkan untuk orang

tuanya) dan ilmu yang bermanfaat (yang membawa kemas/ahatan bagi

manusia seutuhnya). " (H.R. Bukhari)

Sedangkan dalam penggunaan Bahasa Arab, istilah orang tua <likenal dengan

sebutan "Al-Wa/id'', pengertian tersebut dapat <lilihat dalam Qur'an Surat

Al-Lukman ayat 14, yaitu:

"Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang

ibu-bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang

bertambah- tarnbah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah

kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah

kembalimu."

adapun dalam penggunaan Bahasa lnggris, istilah orang tua dikenal dengan

sebutan "parent".

Menurut Miami Utama, orang tua adalah pria dan wanita yang berjanji

dihadapan Tuhan dalam perkawinan untuk hidup sebagai suami istri dan siap

sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang

7

Abudin Nata dan Fauzan. ?endidikan Dala111 Perspekt(f liadits, (Jakarta: UIN Press.

(27)

dilahirkannya. lni berarti bahwa pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan

siap sedia untuk menjadi orang tua.8

Menurut Ny. Singgih D Gunarsa, orang tua adalah dua individu yang berbeda

me1nasuki hidup bersan1a dengan 1ne1nbawa pandangan, pendapat dan kebiasaan

sehari-hari.9

Dalam buku llmu Pendidikan Islam karangan Hery Noer Aly orang tua adalah

ibu dan ayah don masing-masing mempunyai tanggung jawab yang sama dan

bekerjasama dalam pendidikan anak. Hanya saja, terutama dalam lingkungan

keluarga yang menuntut ayah lebih banyak berada diluar rumah untuk mencari

nafkah dan ibu lebih banyak di rumah untuk mengatur urusan rumah, pengaruh

pendidikan yang diberikan ibu lebih besar. Hal ini karena anak dalam proses

tumbuh kembangnya sampai menjadi manusia yang mampu memikul kewajiban

banyak dekat dengan ibunya. itu lah sebab mengapa setiap wanita penting

dipersiapkan untuk menjadi ibu yang diharapkan mampu menjalankan tugas

sebagai pendidik.

Menurut M. Nashir Ali, menjadi orang tua adalah menjadi lain. Maksudnya

fungsinya menjadi lain. Dua orang yang membentuk keluarga, segera bersiap

mengemban (memperkembangkan) fungsinya sebagai "orang tua". Menjadi orang

tua dalam arti menjadi bapak atau ibu dari anak-anaknya, menjadi penanggung

jawab dari lembaga kekeluargaannya sebagai sarn sel anggota keluarga.10

Secara ilmiah, seorang bapak adalah kepala keluarga, dimana ia

mempertanggung jawabkan segala sesuatu mengenai rumah tangganya. Melihat

ruang lingkup kerumah tanggaan yang harus dipe11anggung jawabkannya. pada

hakekatnya tugas bapak lebih meroha111ah dan tugas si ibu lebih menjasmaniah.

Dengan perkataan lain, bapak mempunyai tugas yang lebih abstrak dan ibu lebih

konkrit. Penghayatan tugas-tugas yang lebih merohaniah itu, dapat juga dikatakan

dengan mengayomi, memimpin dan mengamankan. lnilah praktis yang nampak

dari sifat kebapaan yang norn1al. Dan seorang ibu tentu saja perlu berfungsi

8 Kartini Kartono, Pera nan Ke/uarga .... h. 37. 9

Singgih D Gunarsa. Psiko/ogi untuk Keluargo, (Jakarta: Gunung Mulia. 1976). h. 27.

10

(28)

sebagai ibu, dalam arti dia menghayati tugasnya sebagai ibu yang berkoordinasi

dengail bapak.

Keluarga dengan pembagian tugas antara bapak dan ibu tidak ada artinya

kalau masing-masing jalan sendiri tan pa koordinasi. Kedua pihak itu akan selalu

bergesekan, tahan menahan dan aksi mereaksi. Jadi jelas prinsip kekompakan itu

perlu dalam mendidik dan tidak ada yang boleh bertindak sendiri-sendiri.

Rusaknya pendidikan banyak sekali disebabkan karena tindakan-tindakan

sendin-sendiri itu.

Maka dari itu, fungsi dan peranan orang tua dalam keluarga adalah: 11

1. Pengalaman pertama Masa Kanak-kanak

Didalam keluargalah anak dididik mulai mengenal hidupnya. Hal ini harus

disadari dan dimengerti oleh setiap kciuarga, bahwa anak dilahirkan didaiam

keluarga yang tumbuh dan berkembang sampai anak melepaskan diri dari

ikatan keluarga. Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman

pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak.

Suasana pendidikan keluarga ini sangat penting diperhatikan, sebab dari

sinilah keseimbangan jiwa didalam perkembangan individu selanjutnya

ditentukan, karena pendidikan keluarga adalah yang pertama dan utama.

2. Menjamin kehidupan Emnsional Anak

Suasana didalam keluarga merupakan suasana yang diliputi rasa cinta dan

simpati yang sewajarnya, suasana yaug aman dan tenteram dan suasana yang

percaya mempercayai. Untuk itulah, melalui pendidikan keluarga ini

kehidupan emosional atau kebutuhan akan rasa kasih sayang dapat dipenuhi

atau dapat berkembang dengan baik, ha! ini dikarenakan adanya hubungan

darah antara pendidik dengan anak didik, sebab orang tua hanya menghadapi

sedikit anak didik dan arena hubungan tadi didasarkan atas rasa cinta kasih

sayang murni.

Kehidupan emosional ini merupakan salah satu faktor yang terpenting

didalam membentuk pribadi seseorang. Berdasarkan penelitian, terbukti

11 Hasbuilah.

(29)

adanya kelainan-kelainan didalam perkembangan pribadi indiviJu yang

disebabkan karena kurang berkembangnya kehidupan emosional ini secara

wajar, antara Ja;n bagi anak-anak yang sejak kecil dipelihara dirumah yatim

piatu atau panti asuhan banyak mengalami kelainan-kelainan jiwa seperti

menjadi seorang anak yang pemalu atau agresif. Kurangnya rasa kasih sayang

yang diperoleh anak dari orang tuanya dapat juga tumbuhnya tindak kejahatan

atau kriminal.

3. Menanamkan Dasar Pendidikan Moral

Didalam keluarga juga merupakan penanaman utama dasar-dasar moral

bagi anak, yang biasanya tercermin dalam sikap dan perilaku crang tua

sebagai teladan yang dapat dicontoh anak. Dengan teladan ini, melahirkan

gejala identifikasi positif, yakni penyamaan diri dengan orang yang ditiru dan

hal ini penting sekali dalam rangka pembentukkan kepribadian. Segala nilai

yang dikenal anak akan melekat pada orang-orang yang disenang dan

dikaguminya dan dengan melalui inilah salah satu proses yang ditempuh anak

mengenai nilai.

4. Memberika11 Dasar Pendidikan Sosial

Didalam kehidupan keluarga, merupakan basis yang sangat pcnting dalam

peletakan dasar-dasar pendidikan sosial anak. Sebab pada dasarnya keluarga

merupakan lembaga sosial resmi yang minimal terdiri dari ayah, ibu dan anak.

Perkembangan benih-benih kesadaran sosial pada anak-anak dapat dipupuk

sedini mungkin, terutama lewat kehidupan keluarga yang penuh tolong

menolong, gotong royong secara kekeluargaan, menolong saudara atau

tetangga yang sakit, bersama-sama menjaga ketertiban, kedamaian, kebersihan

dan keserasian dalam segala hal.

5. Peletakan Dasar-dasar Keagamaan

Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama. Disamping

sangat menentukan dalam menanamkan dasar-dasar moral, yang tak kalah

pentingnya adalah berperan besar dalam proses internalisasi dan transpormasi

(30)

Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan

dasar-dasar hidup beragama, dalam ha! ini tentu saja terjadi dalam keluarga.

Anak-anak seharusnya dibiasakan ikut serta ke mesjid bersama-sama untuk

menjalankan ibadah, mendengarkan khutbah atau ceramah-ceramah

keagamaan, kegiataan seperti ini besar sekali pengaruhnya terhadap

kepribadian anak. Kenyataan membuktikan, bahwa anak yang semasa

kecilnya tidak tahu menahu dengan hal-hal yang berhubungan dengan hidup

keagamaan, tidak pernah pergi bersama orang tua ke mesj id atau tempat

ibadah untuk melaksanakan ibadah, mendengarkan klrntbah atau

ceramah-ceramah keagamaan dan sebagainya, maka setelah dewasa mereka itu pun

tidak ada perhatian terhadap hidup keagamaan.

Fungsi dan peranan orang tua dalam keluarga ini sangat besar peranannya bagi

kehidupan dan perkembangan kepribadian anak. Oleh karena itu, harus

diupayakan oleh para orang tua sebagai realisasi tugas dan tanggung jawabnya

sebagai seorang pendidik primer atau kodrat.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 2 Tahun 1989 pasal I 0

ayat 4 dan penjelasannya mengemukakan bahwa pendidikan keluarga merupakan

bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga

yang tugas atau peranannya adalah untuk memberikan atau menanamkan

keyakinan agama, nilai-nilai budaya, nilai-nilai moral dan keterampilan.

Dengan demikian, pendidikan di lingkungan keluarga ini oleh

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, diakui sangat penting peranannya dalam

upaya pendidikan pada umumnya, sehingga berarti tanpa adanya pendidikan

keluarga yang terlaksana dengan baik maka pembentukkan kepribadian yang

diharapkan oleh tujuan pendidikan nasional akan sulit dapat diwujudkan oleh

lembaga-lembaga pendidikan selanjutnya karena dasar-dasar kepribadiannya

kurang terbentuk dengan baik waktu di lingkungan pendidikan keluarga.

Berdasarkan semua pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa orang

tua adalah orang dewasa yaitu ayah dan ibu dari setiap anak yang memikul

(31)

c. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak

Orang tua adalah orang dewasa pertama yang memikul tanggung jawab

pendidikan, sebab secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada

ditengah-tengah ibu dan ayahnya. Dari merekalah anak 1nulai 1nengenal

pendidikannya. Dasar-dasar pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan

hidup banyak tertanam sejak anak berada di tengah-tengah orang tuanya. Mereka

dapat mengenalkar, kepada anak segala hal yang mereka ingin beritahukan kepada

anak atau yang anak sendiri ingin mengetahuinya.

Dalam Ilmu Pendidikan, kedudukan orang tua disebut sebagai pendidik kodrat atau primair, karena secara kodrat memang anak berasal dari orang tua, sehingga orang tualah yang mempunyni tanggung jawab primer (penanggung jawab utama) dalam mendidik anak. Di samping itu, orang tua juga berfungsi sebagai pendidik pertama dan utama karena dari orang tualah anak pertama kali memperoleh dasar-dasar pendidikan yang sangat penting artinya bagi

perkembangan pribadi dan kehidupannya. 12

Orang tua disebut sebagai pendidik utama karena orang tualah yang

mempunyai kesadaran dan cinta kasih yang mendalam untuk mengasuh atau

mendidik anaknya dengan penuh tanggung jawab dan kesabaran. Lagipula

kesempatan untuk mendidik atau memperoleh pendidikan bagi anak lebih banyak

orang tua, mengingat sebagian besar waktu hidup anak banyak dirumah

bersama-sama dengan orang tuanya.

Ada Had its yang dengan jelas menunjukkan kepada kita akan tanggung jawab

kita sebagai umat !slam kaitan posisinya sebaga; orang tua terhadap

anak-anaknya, diantaranya:

"Tiap-tiap kalian ada/ah pemimpin dan akan memperlanggung jawabkan

kepemimpinannya ". (H.R. Mullafaqun 'Alaih)

Anak bagi orang tua merupakan amanat dan tanggung jawab kepada Allah.

Maka dari itu, oraug tua memiliki kewajiban-kewajiban terhadap anaknya yang

harus dipenuhi.

12

(32)

Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya

I. . 13

me 1puti:

1. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang

tua dan anaknya. Kasih sayang orang tua yang ikhlas dan murni akan

mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab untuk

mengorbankan hidupnya dalam memberikan pertolongan kepada anaknya.

2. Pemberian motivasi kewaj iban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang

tua terhadap keturunannya. Adanya tanggungjawab moral ini meliputi

nilai-nilai agama atau nilai-nilai-nilai-nilai spiritual.

Menurut Para Ahli, bahwa penanaman sikap beragama sangat baik pada masa

anak-anak. Pada masa anak-anak (usia 3 sampai 6 tahun) seorang anak memiliki

pengalaman agama yang asli dan mendalam, serta mudah berakar dalam diri dan

kepribadiannya. Hal tersebut merupakan faktor yang sangat penting melebihi yang

lain, karena pada saat itu anak mempunyai sifat wardering atau heran sebagai

salah satu faktor untuk memperdalam pemahaman spiritual reality.

Pada periode ini, peranan orang tua dirasakan sangat penting melalui

pembiasaan, misalnya orang tua sering mengajak anak-anaknya keternpat-tempat

ibadah, sebagai penanaman dasar yang akan mengarahkan anak pada pengabdian

yang selanjutnya, dan mampu menghargai kehadiran agama dalam bentuk

pengalaman dan pengamalan dengan penuh ketaatan. Dengan demikian,

penanaman agama yang dimiliki anak sejak kecil itu betul-betul tertanam dan

terkesan pada dirinya.

3. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya

akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara. Tanggung

jawab sosial itu merupakan perwujudan kesadaran tanggung jawab

kek0luargaan yang dibina oleh dara:i, keturur.an dan kesatuan keyakinan

Terjalinnya hubungan antara orang tua dengan anak berdasarkan rasa kasih

sayang yang ikhlas dan kesediaan mcngorbankan segala-galanya adalah hanya

untuk melindungi dan memberikan pertolongan kepada anak, dalam membimbing

mereka agar pertumbuhan dan perkembangannya menjadi sempurna sebagaimana

(33)

yang diharapkan. Begitu juga diharapkan untuk melatih sikap mandiri dan rnampu

mengambil keputusan sendiri serta kehidupannya dalam keadaan stabil.

4. Memelihara dan rnernbesarkan anaknya. Tanggung jawab ini merupakan

dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan,

minum dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan. Disamping

itu, ia be1tanggung jawab dalarn ha! melindungi dan menjamin kesehatan

annknya, baik secara jasmaniah rnaupun rohaniah dari berbagai gangguan

penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan diri anak

terse but.

5. memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan

keterarnpilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila ia telah

dewasa akan mampu mandiri.

Dalam menjalankan tugas mendidik, orang tua membimbing anak. Anak

sebagai rnanusia yang belum sempurna perkembangannya dipengaruhi dan

diarahkan orang tua untuk mencapai kedewasaan. Kedewasaan dalam arti

keseluruhan, yakni dewasa secara biologis (badaniah) dan dewasa secara rohani.

Anak dewasa secara biologis, bila fungsi badannya sudah berkembang dan siap

untuk menyelami hidup sendiri dalam keluarga. Dewasa secara rohani, bila anak

tersebut te!ah menjadi manusia yang mampu berfikir, berkehendak dan berbuat

sendiri bagi masyarakat maupun Tuhan. Dengan kedewasaan rohani dan jasmani

anak tersebut akan dapat menjadi manusia yang mampu mencapai tujuan

hidupnya yakni kebahagiaan di dunia maupun diakhirat nanti.

Menurut Hasbul!ah, 14 Tanggung jawab pendidikan yang peril! disadarkan dan

dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain adalah:

1. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun

rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang

dapat membahayakan dirinya

2. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya

pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT sebagai tujuan hidup

akhir hidup manusia.

(34)

agar jasmani anak tumbuh sehat dan kuat. Tanggung jawab itu disebut utama

karena pahala yang akan diterima dengan memenuhinya adalah besar, dan

sebaliknya dosa yang akan diterima akibat melalaikannnya juga besar.

Pendidikan yang diberikan orang tua kepada anak tidak hanya dalam bentuk

pendidikan jasmani seperti yang ditekankan Ulwan, tetapi juga dalam bentuk

rohani seperti yang dirinci oleh Zakiah darajat. Ulwan sendiri meskipun dari segi

hukum bagi orang tua menekar.kan pendidikan jasmani, tetapi dari segi

kepentingan pendidikan bagi anak tidak mengutamakan satu bentuk pendidikan

atas pendidikan lainnya. Dalam buku yang di tulis oleh Abdullah Ulwan yaitu

judulnya "Tarbiyah Al-Au/id Fial-Islam" (Pendidikan Anak Dalam Islam), ia

merinci bidang-bidang pendidikan anak sebagai berikut:

I. Pendidikan Keimanan, antara lain dengan menanamkan tauhid kepada

Allah, kecintaan kepada Rasullullah saw mengajari hukum-hukum halal dan

haram, membiasakan untuk beribadah sejak usia tujuh tahun dan mendorong

untuk suka membaca Al-Qur'an.

Menanamkan tauhid kepada Allah misalnya ketika lahir diazani telinganya dan sejak dini dilatih membaca kalimat tauhid. kecintaan kepada Rasullullah

saw yaitu dengan menanal11kan pengetahuan ウ・「。エセケ。ォM「。ョケ。ォョケ。@ kepada

anak hal-hal yang berkenaan dengan akhlak dan cara hidup Rasullullah saw.dan juga dapat menanamkan perasaan cinta dan hormat yang sebenar-benarnya kepada Rasul agar masuk ke dalam hati anak. Semua hal ini dilakukan karena Allah adalah yang telah menciptakan diri kita, memberi rizki dan memberi pertolongan serta bimbingan dalam mengarungi hidup dan

kehidupan.16

2. Pcndidikan Akhlak, antara lain dengan menanamkan dan membiasakan

kepada anak sifat-sifat terpuji serta menghindarkannya dari sifat-sifat

tercel a.

15

Hery Noer Aly, I/mu Pendidikan I/mu Islam, (Jakarta: Logos, 1999). Cet. 2, h. 39-92.

16 Maulana Musa Ahmad piga1·, Tips Mendidik Anak Bagi Orang Tua A11-:sliln,

(35)

Etika yang harus diterapkan dan ditanamkan pada pihak anak dalam menanamkan dan membiasakan kepada anak sifat-sifat terpuji serta

menghindarkannya dari sifat-sifat tercela dapat dilakukan dengan

membiasakan anak menggunakan tangan kanan bila memberi, mengambil

1nakan dan minum, n1enulis dan 1neneri1na tamu, mengajarkannya untuk selalu

memulai setiap pekerjaan dengan membaca basmalah serta mengakhiri segala

pekerjaan dengan membaca hamdalah.17

3. Pendidikan Jasmani, antara lain dengan memperhatikan gizi anak,

melatihnya berolah raga dan mengajarkan cara-cara hidup yang sehat.

4. Pendidikan lntelektual, antara lain dengan mengajarkan ilmu pengetahuar

kepada anak dan memberinya kesempatan untuk menuntut ilmu seluas dan

setinggi mungkin.

5. Pendidikan Psikis, antara lain dengan menghilangkan gejala-gejala penakut,

rendah diri, malu-malu dan dengki serta bersikap adil terhadap anak.

6. Pendidikan Sosial, antara lain dengan menanamkan penghargaan dan etiket

(sopan santun) terhadap orang lain seperti tetangga, guru dan teman serta

membiasakan menjenguk teman yang sakit dan mengucapkan selamat dalam

kesempatan hari-hari besar Islam.

7. Pendidikan Seksual, antara lain dengan membiasakan anak agar selalu

meminta izin ketika memasuki kamar orang tua dan menghindarkannya dari

hal-hal yang pornografis.

l'endek kata, pendidikan yang drberikan orang tua kepada anak hendaknya

berwawasan pendidikan manusia seutuhnya meskipun dalam bentuk penanaman

dasar-dasar.

Menurut Ramayulis dalam bukunya yang berjudul "Pendidikan Islam Dalam

Rumah Tangga" mengemukakan bahwa kewajiban-kewajiban terpenting orang

tua terhadap anak-anaknya adalah sebagai berikut:18

1. Memilih nama yang baik bagi anaknya, terutama jika ia seorang lelaki.

Sebab nama yang baik itu mempunyai pengaruh yang positif alas

kepribadian tingkah laku, cita-cita dan angan-angannya.

17

A. Mudjad Mahali, llubungan Ti111ba/ Batik Orang Tua Dan Anak, (Solo: Ramadhani,

1994).Cet.3.h.138.

18

(36)

cara yang betul. Juga ia harus menyiapkan peluang dan suasana praktis

untuk mengamalkan nilai-nilai agama dan akhlak dalam kehidupan.

Sebagaimana ia mengawinkan anak-anaknya yang sudah baligh untuk

menjaga kehormatan dan akhlaknya.

3. Orang tua harus memuliakan anak-anaknya berbuat adil dan kebaikan

diantara mereka.

Mengembangkan bakat-bakat, kesanggupan-kesanggupan dan minatnya.

Begitu juga orang tua haruslah membolehkan anak-anaknya mengerjakan

kegiatan-kegiatan yang diingini yang berfaedah bagi pertumbuhannya didalam

dan diluar rumah.

4. Orang tua bekerja sama dengan Jembaga-lembaga dalam masyarakat yang

berusaha menyadarkan dan memelihara kesehatan, akhlak dan sosial

mereka. Juga melindungi mereka dari segala yang mernbahayakan badan

dan akalnya.

Menurut M Thalib,'9 ada セo@ tanggung jawab orang tua terhadap anak,

diantaranya:

1. Memilihkan calcn ibu yang baik

Konsep Islam tentang tanggung jawab orang tua terhadap anak berwawasan

jauh, hal ini dapat diperhatikan dari diberi petunjuk seorang laki-laki muslim agar

jauh sebelum menanamkan benihnya pada sang istri, ia seharusnya memikirkan

kemampuan calon istrinya dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Karena

ibu yang akhlaknya tidak baik, kemungkinan besar akan memberi pengaruh bmuk

terhadap perkembangan akhlak anak yang berada di bawah asuhannya kelak. Hal

itu dapat kita perhatikan dari hadits riwayat lbnu Majah, Daraquthi dan Al-Hakim

berikut ini:

19

M. Tha\ib, 40 Tanggung Jawab Orang Tlta Terhadap Anak, (Bandung: Irsyad Baitus

(37)

- GS)'1 1' .:. < _,..,..,.... \セイ@ J GNQZセQMNQ@セ@ 1' , --. , JJ:!-">-l • .1-. ·.:.. セ@ セQ@ - · -<,F""' _) セ@ -

t.c. "·

UC

Dari 'Aisyah ra: "Pilihlah untuk tempal air mani kamu dan nikahilah

orang-orang yang sepadan ".

Begitulah Islam memerintahkan kita. kalau sebelum kita punya anak, Islam

menyuruh atau memberi petu,,juk cara memilih calon ibu yang akan menjadi

pendidik bagi anak-anak kita, begitu juga dengan perempuan dalam menerima

Iamaran Iaki-laki, apakah kelak ayah anak saya itu orang yang baik. Pada saat

hendak menikah, kita harus memikirkan tanggungjawab terhadap anak yang akan

lahir kelak, bukan sekedar memikirkan kesenangan dan keasyikannya, atau bisa

hidup berkecukupan, bermewah-mewahan dan segala macam yang sifatnya sejauh

kenikmatan duniawi semata. Jadi tanggung jawab orang tua terhadap anak itu

tidak hanya berawal dari anak dalam kandungan akan tetapi mulai dari memilih

calon ibu yang baik.

2. Mencarikan calon ibu yangjauh hubungan darahnya

Seorang calon ayah hendaknya berusaha mencari calon ibu bagi anaknya

seorang wanita yangjauh hubungan darah dengan dirinya. Yang dimaksud dengan

jauh hubungan darah adalah wanita yang secara kekeluargaan menurut hukum

Islam tidak ada ikatan keluarga sama sekali. Dalam ha! ini terdapat riwayat

sebagai berikut:

\' - ..

,':I-

1· ' ,, I

jセ@ J

Y.yc_

"Cari/ah wanila-wanita yang jauh danjanganlah engkau memilih yang dekat

hubungannya"

3. Mengutamakan perawan

Rasullullah memberikan dorongan agar kita menikah dengan perawan, karena

perawan mempunyai kelebihan dalam hal membcniuk suasana senda gurau yang

meriah. Hikmahnya adalah dengan adanya istri yang mempunyai semangat dan

gairah tinggi dalam bersenda gurau dengan suaminya, maka hal ini sudah

membangkitkan rangsangan kepada suaminya sehingga diharapkan kelak

(38)

4. Menghayati fungsi anak

Harta dan anak rnerupakan perhiasan ibu bapak dalarn kehidupannya di dtinia

ini. Keinginan orang tua dalarn rnendapatkan anak, rnereka ingin anaknya serba

bisa, rnernberikan hiburan, menjadikan dirinya terhorrnat dan rnenjadi tumpuan

kesejahteraan hidup orang tuanya.

5. Mohon perlindungan kepada Allah Ketika berjirna'

Rasululllah rnenjanjikan bahwa bila suarni istri dalarn bersebadan

rnendahuluinya dengan doa perrnohonan kepada Ai!ah agar kelak anaknya

dijauhkan dari godaan setan, rnaka Allah tentu akan rnenjaganya. Doa sang ayah

sernacarn ini sudah rnerupakan langkah awal yang rnernbawanya pada usaha

rnenyiapkan anak kearah hidup shalih.

6. Sikap ayah dalarn rnenyarnbut kelahiran bayi perernpuan

Cinta kepada anak adalah suatu fitrah yang rnelekat pada diri setiap rnanusia

dan tidak pernah berubah. Jika sang ayah rnengutarnakan fitrahnya, rnaka ia tidak

akan bersikap tawaaraa yaitu rnalu karena rnenghadapi pandangan rnasyarakat

yang bertentangan dengan fitrah.

7. Bergernbira rnenyarnbut kelahiran anak

Allah rnenyatakan bahwa seseorang yang dikaruniai anak berarti rnendapatkan

kegernbiraan yang rnernuaskan hati dan bukan sekedar rasa senang.

8. Mernberi nama yang baik kepada anak

Orang tua memberi nama kepada anaknya seharusnya mencerrninkan adanya

pujian atau doa, harapan atau gambaran semangat dan dambaan indah dirinya

kepada anak-anaknya, karena narna memiliki fungsi ideal. Memakai narna yang

baik rnisalnya: Ahmad bagi laki-laki dan Khadijah bagi narna perempuan.

9. Meng'aqiqahi anak

Aqiqah adalah meyembelih karnbing untuk menyatakan rasa syukur kepada

Allah alas lahirnya seorang bayi. Bagi bayi laki-laki セアゥア。ィョケ。@ dua ekor karnbing

dan bagi bayi perempuan aqiqahnya seekor kambing.

I 0. Menyusui

Bila anak sudah lahir, secara fitrah ia rnernbutuhkan rnakanan. Makanan

(39)

menyusui anak-anak mereka dengan sepenuhnya yaitu selama dua tahun.

Mengenai ini Allah telah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 233, Yaitu:

,.

|NセエNNL[[LNjiH[@

,)

セQI@ セ@

セエ_@

0].Y-

セZjェヲ@

セZ[NセᄋjjᄋNjスャェ@

Ill

"Para ibu hendakn)1a n1eny11s11i anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu

bagi ibu yang ingin menyempurnakan penyusuan ".

Allah juga memberikan pelajaran kepada para ibu agar tidak boleh merasa

keberatan dalam menyusui bayinya dengan alasan yang tidak semestinya, seperti

menjaga kecantikan, mempertahankan kemontokan tubuh dan mengejar karir

atau kesibukan kerja.

l l. Mengkhitankan

Mengkhitankan adalah membersihkan ala! kemaluan dari kulit yang menutup

kepalanya. khitan merupakan suatu tuntunan Rasullullah yang harus dilakukan

baik bagi laki-laki maupun bagi perempuan. Kapan saja anak itu boleh

dikhitankan.

Demikianlah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai tanggung jawab

orang tua terhadap anaknya, terutama dalam konteks pendidikan. Kesadaran akan

tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus-menerus periu

dikembangkan kepada setiap orang tua, sehingga pendidikan yang dilakukan tidak

lagi berdasarkan kebiasaan yang dilihat dari orang tua, tapi telah disaciar; oleh

teori-kori pendidikan modern, sesuai dengan perkembangan zaman.

Dalam sejarahnya, Rasullullah adalah orang yang sangat sayang terhadap

sesamanya terlebih kepada anak cucunya. Suatu hari Rasullullah memangku

cucunya Hasan, kemudian datang anak kecil yang lain, yaitu Usamah. Kedua anak

kecil tersebut akhirnya dipangku Rasullullah dan Rasullullah berdo'a: "Ya Allah,

kasihanilah keduanya karena aku jug?. mengasihi mereka". Rasullullah lantas

mencium keduanya sementara disekitar Rasullullah ada beberapa sahabat.

Diantara Sahabat tersebut ada yang berkomentar "aku punya I 0 orang anak, tapi

aku tak pernah mencium satupun diantara mereka'', Rasullullah lantas berkata:

(40)

Tentunya anak kecil yang didekati dengan kasih sayang akan lebih mudah

menerima arahan dan bimbingan atau pendidikan dari orang tuanya. Karenanya

Rasullullah sangat mengasihi anak kecil. Selain anak kecil masih bersih dari

niat-niat buruk atau hati yang jelek, anak kecil dapat lebih diharapkan menjadi orang

yang benar karena lebih mudah diarahkan daripada orang dewasa. Pendidikan

yang diiakukan oleh Rasullullah adalah melalui pendekatan cinta dan kasih

sayang.

Dalam ajaran Islam, anak adalah amanat Allah. Amanat adalah sesuatu yang

harus atau wajib untuk dipertanggung jawabkan. Jelas sekali bahwa tanggung

jawab orang tua terhadap anak-anaknya adalah tidak kecil. Secara umum

tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya adalah mendewasakannya,

karena orang tua adalah pihak yang paling berkeinginan 1kan keberhasilan

pendidikan seorang anak, berhasil menjadi orang yang baik secara lahir dan batin.

Dari segi perilaku, seorang anak akan menyerap pola prilaku yang umum berlaku

dimana ia berada yang kemudian mengkristal pada tingkah lakunya yang biasanya

menggunakan timbangan akhlak sebagai pijakan dalam melihat segala bentuk

kehidupan. Dari aspek sosial, seorang anak akan terbentuk rasa cintanya karena

Negara dan lingkungannya dimulai dari rasa perlindungannyB kepada keluarga

<

Referensi

Dokumen terkait

Pola asuh orang tua terhadap anak yaitu bentuk interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan yang berarti orang tua mendidik, membimbing, dan

Skripsi yang berjudul : Peran Orang Tua dalam Membimbing Kebiasaan Salat Fardu pada Anak Remaja di Kelurahan Telawang Kecamatan Banjarmasin Barat, Nama : Fitrotin Faila

“Peran Orang Tua dalam Membimbing Anak Belajar Daring Selama Masa Pandemi Covid 19” adalah tentang bagaimana cara sebagai orang tua harus bisa memberikan

Peran Orang tua dalam perkembangan dan pertumbuhan anak sangatlah penting, tetapi peran orang tua dalam membimbing saat pembelajaran berlangsungpun sangat penting.

Terdapat beberapa anak yang belum optimal otorik kasarnya, hal ini menjadi konsekuensi orang tua yang membiarkan anak bermain begitu saja tanpa pengawasan dan tanpa stimulasi motorik

baik orang tua bersabar dalam membimbing salat anak kecil yang masih lebih mudah dibentuk dari pada ketika anak sudah dewasa.186 Peneliti juga memperoleh temuan lain yang menunjukkan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola asuh orang tua dalam mengembangkan aspek sosial emosional anak usia 5-6