• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT ANAK DI REMBUN SIWALAN PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT ANAK DI REMBUN SIWALAN PEKALONGAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

77

A. Analisis Pola Asuh Orang Tua dalam Mengembangkan Bakat Anak di

Rembun Siwalan Pekalongan

Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama dalam sebuah keluarga, terutama bagi anak-anak mereka. Sikap dan perilaku orang tua terhadap anak sangat berpengaruh dalam perkembangan anak, baik dari segi fisik maupun dalam segi psikis. Telah banyak usaha yang dilakukan orang tua dalam mencari dan membekali diri dalam perkembangan anak terutama untuk perkembangan bakat anak.

Pola asuh adalah upaya orang tua yang diaktualisasikan terhadap penataan lingkungan fisik, lingkungan sosial internal dan eksternal, pendidikan internal dan eksternal.1 Dan mengasuh anak adalah mendidik dan memelihara anak, seperti mengurus makanannya, pakaiannya, dan keberhasilannya dalam periode yang pertama sampai dewasa.2 Dimana dalam pola asuh terdapat beberapa jenis, yaitu ada yang menggunakan cara demokratis yaitu pola asuh yang ditandai dengan pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak-anaknya dan kemudian anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung kepada orang tua. Dimana orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang dikehendaki

1Moh. Sochib, Pola Asuh Orang Tua untuk Membantu Anak Mengembangkan Disiplin

Diri (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 15.

(2)

dan apa yang diinginkan yang terbaik bagi dirinya. Ada juga yang menggunakan cara otoriter, dimana anak-anak diatur oleh orang tua dengan aturan-aturan ketat, dan sering kali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua). Ada juga yang menggunakan cara permisif yaitu pola asuh orang tua terhadap anak sangat lemah, dimana anak diberi kelonggaran seluas-luasnya apa saja yang dikehendaki anak. Semua yang dilakukan anak adalah benar dan tidak perlu mendapat teguran, arahan, atau bimbingan.3

Setelah peneliti melakukan penelitian dan melakukan wawancara kepada sebagian orang tua di desa Rembun, ternyata dalam mengembangkan bakat anak-anak mereka, orang tua menggunakan pola asuh yang berbeda-beda dan cara yang berberbeda-beda-berbeda-beda pula antara orang tua satu dengan orang tua yang lainnya. Orang tua yang menggunakan pola asuh demokratis, cenderung tidak menggunakan cara yang keras kepada ank-anaknya. Melihat kondisi zaman sekarang, realitanya saja, jika mendidik anak dengan cara keras, anak justru semakin melawan dan tidak mau menuruti apa yang dikatakan oleh orang tuanya. Oleh karena itu, hasil wawancara yang telah peneliti lakukan kepada orang tua di desa Rembun yang menggunakan pola asuh demokratis jawabannya sangat beraneka ragam, salah satunya yaitu ibu AT, beliau menerapkan pola asuh demokratis kepada anaknya ini karena harapan beliau bahwa dengan menggunakan pola asuh demokratis ini, yang penting anak mau dan bisa menuruti apa yang beliau katakan, terutama dalam mendidik bakat yang dimiliki anak beliau. Beliau selalu menasehati kepada anaknya

(3)

untuk bisa mengkondisikan waktu dengan sebaik-baiknya.4 Selanjutnya ibu MH, beliau menerapkan pola asuh demokratis karena beliau mengerti betul kondisi anaknya. Kalau anak yang usia masih duduk di bangku kelas VI, jika dididik dengan cara yang kasar, anak pasti akan melawan dengan orang tuanya. Kemudian juga terkait bakat yang dimiliki anak beliau, beliau juga menerapkan kepada anak beliau untuk sebisa mungkin meluangkan waktunya untuk tetap rutin belajar walaupun itu setengah atau satu jam dalam sehari.5 Selanjutnya ibu MM, beliau juga menerapkan pola asuh yang demokratis, karena menurut beliau kalau mengasuh atau mendidik anak dengan cara yang keras, anak justru tidak akan menuruti dan mendengarkan perkataan orang tuanya dan justru menjadikan anak stress serta trauma dimasa tuanya nanti.6 Kemudian ibu DZ, beliau juga sama menerapkan pola asuh yang demokratis, karena beliau tahu karakter anaknya, jadi dalam memberikan pengasuhan, beliau tetap memberikan pantauan dan motivasi dengan baik kepada anaknya supaya anaknya berhasil untuk kedepannya, baik dalam bidang akademik maupun non akademik, terutama untuk bakat yang dimiliki anaknya.7 Orang tua di desa Rembun yang lain yang juga menerapkan pola asuh demokratis yaitu ibu DK, ibu MF, ibu AY, dan ibu MN.

Selain pola asuh demokratis, ada juga orang tua yang juga menerapkan pola asuh otoriter kepada anak-anaknya. Dimana pada pola asuh ini orang tua menerapkan adanya aturan-aturan yang ketat dan bersifat keras,

4AT, Orang tua anak kelas VI, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 5 Mei 2015. 5

MH, Orang tua anak kelas VI, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 19 Mei 2015.

6

MM, Orang tua anak kelas VI, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 19 Mei 2015.

7

(4)

dalam artian bahwa orang tua menginginkan anaknya itu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang tuanya dan memaksa anak itu berperilaku seperti dirinya.

Orang tua di desa Rembun yang menggunakan pola asuh otoriter ini yaitu ibu MY, beliau menerapkan pola asuh otoriter kepada anaknya itu karena orang tua tersebut sebenarnya memiliki tujuan dan harapan sendiri untuk anaknya di masa depan yaitu supaya anaknya itu menjadi seseorang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang tuanya, yakni menjadi anak yang benar terutama pintar dalam hal agama, karena ibu MY mengatakan sendiri kepada peneliti kalau beliau sangat senang dan bangga sekali kalau anaknya itu bisa pintar dalam hal agama. Oleh sebab itu, beliau menarapkan pola asuh yang otoriter ini karena beliau benar-benar ingin menggembeleng anaknya agar pintar dalam hal agamnya.8 Hal yang sama juga diterapkan oleh ibu AN, beliau juga menerapkan pola asuh yang otoriter. Setelah peneliti amati secara tidak langsung dalam kesehariannya, beliau menerapkan pola asuh otoriter itu karena memang karakter ibu AN sendiri yaitu termasuk dalam kategori ibu yang mudah sekali marah dan keras kepada anaknya. Kadang ibu AN sendiri sering sekali memarahi anaknya kalau anaknya tidak menuruti apa yang dikatakan ibunya.9

Selanjutnya untuk pola asuh permisif, dari wawancara yang peneliti lakukan kepada orang tua di desa Rembun, ternyata orang tua di desa Rembun ini tidak ada yang menerapkan pola asuh permisif, justru dari

8

MY, Orang tua anak kelas VI, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 31 Mei 2015.

9

(5)

sebagian besar yang peneliti lakukan dan mewawancarai orang tua di desa Rembun ini kebanyakan orang tua menerapkan pola asuh yang demokratis.

Dari analisis tersebut bisa disimpulkan bahwa pola asuh orang tua di desa Rembun yang diberikan kepada anak-anak mereka beraneka ragam, yaitu ada yang menggunakan pola asuh demokratis ada juga yang menggunakan pola asuh otoriter, dimana dalam dua pola asuh ini, para orang tua mempunyai cara tersendiri dalam mendidik anak-anak mereka terkait perkembangan bakat anak mereka. Sehingga cara pengasuhan orang tua di desa Rembun kepada anak mereka baik pola asuh demokratis atau pun pola asuh otoriter, beliau sama-sama mendukung bakat anak mereka dan mempunyai tujuan serta harapan yang baik untuk masa depannya. Sehingga apa yang orang tua harapkan bisa terwujud sesuai dengan apa yang orang tua kehendaki masing-masing.

B. Analisis Perkembangan Bakat Anak di Rembun Siwalan Pekalongan

Dari hasil pengamatan dan wawancara yang telah peneliti lakukan, diketahui bahwa ada beberapa bakat yang dimiliki anak di desa Rembun, yaitu adanya bakat akademik khusus (dalam pelajaran matematika), bakat seni musik, bakat menggambar, bakat kreatif dan bakat dalam bidang olah raga. Perkembangan bakat anak-anak di desa Rembun sendiri sebenarnya masih dalam kategori cukup baik. Maksudnya yaitu bakat yang dimiliki anak-anak di desa Rembun masih perlu banyak latihan lagi supaya bisa menjadi lebih baik dan berkembang.

(6)

Memahami dan mengembangkan bakat anak merupakan langkah awal dalam rangka membantu anak meraih masa depan yang gemilang. Bakat anak-anak akan berhasil dan berkembang itu tidak terlepas karena adanya kerja keras, minat, keuletan, latihan-latihan dan tentunya juga adanya dorongan serta morivasi dari orang tua. Cara yang dilakukan oleh orang tua di desa Rembun sendiri dalam mengembangkan bakat anak pun beragam yaitu mulai dari memberikan motivasi kepada anak, menyediakan fasilitas untuk mengembangkan bakat anak, mencari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor untuk membantu anak mengembangkan bakat mereka seperti mendatangkan guru privat, orang tua selalu menjalin hubungan komunikasi dengan baik kepada anak, kemudian orang tua juga selalu menanamkan optimisme kepada anak bahwa ia bisa maju di bidang bakatnya.

Setelah orang tua memberikan cara tersebut, anak-anak di desa Rembun yang mempunyai bakat khusus, dalam mengembangkan bakatnya pun beraneka ragam. Seperti anak yang berbakat dalam pelajaran matematika, ia berlatih dengan guru privatnya, kemudian anak yang berbakat dalam seni musik, setiap satu minggu sekali ia berlatih kepada gurunya, selanjutnya anak yang berbakat dalam bidang olah raga, setiap satu minggu sekali juga ia latihan bersama pelatih dan juga teman-teman sebayanya, dan untuk yang berbakat dalam menggambar serta berbakat kreatif, ia melatih kemampuannya ketika ada waktu luang di rumahnya, ia selalu berkreasi sendiri dan memanfaatkan waktu luang tersebut untuk melatih dan mengembangkan bakat yang dimilikinya. Dengan adanya latihan tesebut,

(7)

bakat anak-anak sedikit demi sedikit sudah bisa berkembang dengan baik dari yang sebelum-sebelumnya.

Dari analisis tersebut, bisa disimpulkan bahwa perkembangan bakat anak setelah adanya latihan dan kemauan yang keras dalam melatih bakatnya serta adanya motivasi dari orang tua, bakat yang dimiliki anak-anak di desa Rembun bisa berkembang dengan baik. Karena tanpa adanya dukungan dari orang tua dan kerja keras anaknya sendiri, tentu bakat tidak akan pernah terasah dengan baik dan tidak akan pernah berkembang dengan baik.

C. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua dalam

Mengembangkan Bakat Anak di Rembun Siwalan Pekalongan

Dari data yang peneliti lakukan dan peneliti mewawancarai kepada sebagian orang tua di desa Rembun, faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua yang berbeda yang dikemukakan oleh orang tua di desa Rembun ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor intenal

Faktor intenal yang mempengaruhi pola asuh orang tua salah satunya yaitu adanya motivasi dari orang tua. seperti yang dikatakan oleh ibu DZ, beliau selalu memberikan motivasi kepada anaknya dalam hal pendidikan, terutama juga memberikan motivasi dalam hal agama, terlebih lagi untuk anak-anak, karena agama itu merupakan pondasi yang sangat penting dalam hidup.10

10

(8)

Kemudian selain adanya motivasi dari orang tua, faktor internal lainnya yaitu adanya minat dari anak sendiri. Seperti yang disampaikan oleh ibu AN, dengan adanya minat dalam mengembangkan bakat yang timbul dari diri anak, orang tua tidak memaksa apa yang dilakukan anak, justru orang tua mendukung dan memberikan keluasan yang penuh kepada anak untuk hal kebaikan terutama dalam mengembangkan bakat anak.11

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi pola asuh orang tua salah satunya yaitu dari lingkungan keluarga, dimana keluarga merupakan pendukung pertama dan utama dalam mengembangkan bakat anak. Keluarga selalu mengarahkan, mendorong dan menyemangati serta berusaha memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh anak terkait dengan bakatnya. Seperti yang dikatakan oleh ibu MM, bahwa karena beliau ingin sekali menjadikan anaknya anak yang sholeh dan berguna bagi lingkungan masyarakat, beliau selalu memberikan pengarahan, menyemangati dan berusaha memfasilitasi apa yang dibutuhkan anak untuk melatih serta mengembangkan bakat yang dimiliki anaknya.12

Kemudian selain dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah juga sangat mempengaruhi sekali dalam pola pengasuhan orang tua terkait dengan perkembangan bakat anak. Seperti yang disampaikan oleh ibu MH, yang mengakui betul bahwa anak beliau mempunyai daya

11

AN, Orang tua anak kelas IV, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 14 Mei 2015.

12

(9)

tangkap pikir yang baik dalam hal akademik, beliau sangat mengingkinkan anaknya supaya bisa menjadi anak yang sukses dan bermanfaat baik untuk dirinya sendiri maupun untuk masyarakat. Karena hal tersebutlah, beliau akan menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Dimana ketika anak bisa melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, anak bisa lebih memperdalam lagi ilmu yang didapatnya dan bisa mengembangkan bakat yang dimilikinya untuk menjadi yang lebih baik lagi dan menjadi anak sukses dimasa yang akan datang.13

Dari analisis tersebut bisa disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan orang tua yaitu dari faktor internal dan faktor eksternal. Dimana pada faktor internal ini, adanya minat dari diri anak untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya, orang tua memberikan keleluasaan penuh kepada anak untuk mengembangkan bakat yang dimiliknya. Kemudian juga adanya motivasi dari orang tua untuk perkembangan bakat anak mereka. Sedangkan untuk faktor eksternalnya sendiri yaitu dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Kedua faktor tersebut saling berkaitan dan saling melengakapi terkait pola pengasuhan orang tua dalam mengembangkan bakat anak.

13

Referensi

Dokumen terkait

Galur SO3 lebih toleran terhadap cekaman kekeringan, pada tingkat kadar air tanah 25% galur SO3 memiliki bobot biji per tanaman (0,744 g) lebih tinggi dibandingkan

Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

konsep adaptasi mahluk hidup terhadap lingkungan. Kondisi ekosistem sungai Padang Guci, Air Nelenagau, dan Air Nipis sebagai habitat ikan Sicyopterus

Adanya kekhasan dalam konstelasi geografis dan keragaman suku, ras, budaya, agama dan bahasa dalam negara, menjadikan bangsa Indonesia harus memiliki sikap dan cara pandang

Data Arsitek Jilid I Edisi 33, Terjemahan Sunarto Tjahjadi. Data Arsitek Jilid II Edisi 33, Terjemahan

PERBANDINGAN KONDISI FISIK ATLET EQUESTRIAN KELAS DRESSAGE DAN KELAS SHOW JUMPING PELATDA PON 2016 JAWA BARATi. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu

Di dalam sistem ini, pemain dapat melihat hasil kerjanya dalam permainan ini yang berupa Trophy yang diperoleh dari pencapaiannya di Story Mode dan juga High Score yang

Misalkan dan masing-masing adalah posisi sudut partikel B dan C relatif terhadap garis vertikal yang melalui pusat bersama kedua lingkaran. Misalkan pula adalah panjang