• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kampus Fakultas Kedokteran Gigi & Mulut Universitas Kristen Maranatha Arsitektur Kontekstual

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kampus Fakultas Kedokteran Gigi & Mulut Universitas Kristen Maranatha Arsitektur Kontekstual"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 | i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan anugerah - Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Walaupun penulis sepenuhnya menyadari bahwa laporan ini jauh dari hasil yang maksimal. Pengerjaan laporan ini diajukan sebagai bukti bahwa penulis telah menyelesaikan Tugas Akhir selama satu semester, dengan kegiatannya berupa merencanakan dan merancang sebuah proyek “Kampus Fakultas Kedokteran Gigi & Mulut Universitas Kristen Maranatha.”

Dalam kesempatan ini tidak lupa juga penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

 Bapak Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

 Bapak Prof. Dr. Ir. Ukun Sastraprawira, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Komputer Indonesia.

 Ibu Dhini D. Tantarto, Ir., MT., selaku Ketua Juruasan Teknik Arsitektur dan selalu memberikan masukkan yang sangat bermanfaat

 Ibu Ilhamdaniah,ST., MT. selaku Koordinator Tugas Akhir dan yang telah bersedia membimbing penulis, memberikan dukungan, memberikan ilmu selama proses Tugas Akhir .

 Ibu Wanita S. Abioso, Ir., MT. selaku Dosen Wali yang telah memberikan didikan, arahan , masukkan kepada penulis. Semoga penulis dapat menerapakan ilmunya di setiap perencanaan dan perancangan selanjutnya.

 Seluruh Dosen Teknik Arsitektur Unikom, atas bimbingannya dan pengajarannya selama ini.

 Orang tua (Mamah dan Bapak) dan keluarga yang selalu sabar dan tak pernah berhenti memberi dukungan moral dan materi.

(2)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 | ii  Teman – teman Studio Tugas Akhir (teman seperjuangan) yang selalu saling

memberikan semangat, dukungan, ilmu yang tak pernah penulis lupakan ( Rasy,

Geri, Nurul, Riki, Ulil, Rifky, Asrial, Aripin, Fikri, Edi). Dan semua teman – teman (T. Tri, T Dian, T Ela, T. Dini, K.Tezar, K. Dindin, dll) yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung selama penyelesaian laporan ini.

 Rekan – rekan mahasiswa angkatan 2005 yang selalu memberi masukan - masukan.

Thank’s for all.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan yang terkandung dalam laporan ini sehingga masih jauh dari hasil yang maksimal. Oleh karena itu sangatlah penulis harapkan kritik dan saran yang membantu demi menyempurnakan laporan ini di masa yang akan datang.

Bandung, Juli 2010

(3)
(4)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kesadaran kesehatan gigi dan mulut di negara – negara berkembang temasuk di Indonesia sangat rendah. Kesehatan gigi dan mulut pada saat ini belum begitu diperhatikan karena sebagian besar kalangan masyarakat belum menyadari pentingnya kesehatan rongga mulut. Memperhatikan kesehatan gigi dan mulut sangat penting, karena dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut akan terhindar dari gangguan sistemik jaringan gigi dan mulut seperti gangguan pencernaan, sakit kepala berkelanjutan, peradangan pada bagian tubuh lain seperti pada otot jantung, ginjal, sendi, hingga kanker mulut. Namun, pada dasarnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat ditanamkan melalui pendidikan sejak dini. Pemerintah pun mencanangkan Target Indonesia Sehat 2010.

Terkait dengan hal ini, dokter gigi memilki peranan besar dalam memberikan pendidikan kesehatan gigi kepada masyarakat. Ini bisa kita lihat pada UU No.23/1992 Bab I pasal 3 tentang kesehatan dengan jelas menyebutkan bahwa :

Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Oleh karena itu perlunya pemenuhan ketersediaan sumber daya manusia di bidang kesehatan gigi dan mulut perlu ditingkatkan. Untuk itu perlunya wadah untuk menampung segala hal yang berhubungan dengan kesehatan gigi terutama untuk tempat pendidikan untuk tenaga ahlinya. Ini bisa dilihat pada UU Kesehatan Bab IV Bagian 12 menyebutkan bahwa:

Pasal 94:

Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.

Untuk dapat menjamin ketersediannya tenaga ahli di bidang kedokteran gigi maka diperlukannya sarana pendidikan untuk mewadahi pendidikan, menghasilkan tenaga ahli yang berkualitas dan dapat melayani masyarakat umum. Oleh karena itu, Universitas Kristen Maranatha turut ikut serta dalam menyediakan tenaga ahli di bidang kedokteran gigi dengan menyediakan sarana pendidikan kedokteran gigi dan mulut. Pada tahun 2010 ini, Universitas Maranatha sudah menyelenggarakan perkuliahan selama dua tahun. Program studi Kedokteran Gigi Universitas Maranatha ini sendiri mencakup 2 jenjang pendidikan yaitu :

 Pendidikan Sarjana kedokteran Gigi dan

(5)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |2 Dalam perkembanganya, Universitas Kristen Maranatha membutuhkan ruang perkuliahan untuk keberlangsungan perkuliahannya. Untuk memenuhi kebutuhan akan ruang perkuliahan tersebut, maka pihak kampus saat ini akan mendirikan gedung baru untuk fakultas kedokteran gigi dan mulut.

1.2.Maksud Dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari pengambilan judul ini adalah :

a. Menyediakan fungsi yang mewadahi bagi pendidikan kedokteran gigi dan mulut.

b. Menciptakan suatu sarana untuk pendidikan gigi dan mulut sehingga akan menunjang kebutuhan akan ahli medis pada rumah sakit gigi dan mulut.

c. Menciptakan suatu wadah yang dapat mengakomodasi kebutuhan akan tempat pendidikan dan penelitian bidang kedokteran gigi dan mulut yang memiliki ruang praktek klinik, ruang diskusi, ruang seminar, ruang lain – lain yang dapat menunjang, serta pelayanan terhadap masyarakat umum.

d. Memenuhi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi di tingkat regional maupun global.

Tujuan Khusus

Tujuan khusus perencanaan dan perancangan adalah membuat Kampus Fakultas Kedokteran Gigi dan Mulut beserta pelayanaan kesehatannya di Kampus Universitas Maranatha. Dengan mencakup program studi S1 dan program pendidikan profesi.

1.3.Metoda Pengumpulan Data

Metoda pengumpulan data mengenai Kampus Fakultas Kedokteran Gigi dan Mulut ini dilakukan dengan cara :

a. Studi literatur, mencari data – data yang menyangkut dalam segala yang akan berhubungan dengan proses perancangan.

b. Studi banding, mencari data dengan mengunjungi tempat yang sama dengan fungsi tugas akhir yaitu kampus fakultas kedokteran gigi dan mulut. Dimana dalam studi banding ini melakukan wawancara, pengamatan lokasi, foto – foto lokasi, dan lain – lain.

1.4.Sistematika Penulisan Laporan

Sebagai kerangka penulisan dalam laporan ini, membahas masalah proses – proses perencanaan dan perancangan pada Tugas Akhir (TA) ini dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

(6)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |3 BAB 2 DESKIPSI PROYEK

Pada bab ini dibahas mengenai uraian umum mengenai proyek, hubungan fungsional, persyaratan teknis, studi banding sejenis, pemahaman yang didapat melalui studi banding tersebut, program kegiatan dan kebutuhan ruang.

BAB 3 ELABORASI TEMA

Pada bab ini dibahas mengenai penjelasan tema yang diangkat berupa; latar belakang pemilihan tema, interpretasi tema dan studi banding tema sejenis serta kesimpulan dari studi banding dan bagaimana implikasinya ke dalam perancangan.

BAB 4 ANALISIS

Pada bab ini dibahas mengenai analisi fungsional, organisasi ruang, epmintakan, program ruang, persyaratan teknis, analisis kondisi lingkungan (lokasi, kondisi dan potensi lahan, peraturan, bangunan sekitar, prasarana, karakter lingkungan, view, orientasi, lalulintas dan sirkulasi).

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Pada bab ini berisi tentang konsep dasar, rencana tapak (pemintakaan, tata letak, gubahan massa, pencapaian, hirarki ruang, sirkulasi, struktur dan konstruksi, desain interior, utilitas, pencegahan bahaya kebakaran.

LAMPIRAN

(7)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |4 BAB 2

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Tijauan Umum Proyek Deskipsi Proyek

Kasus : Kampus Fakultas Kedokteran Gigi dan Mulut Tema : Modern Kontekstual

Sifat Proyek : Semi Fiktif

Pemilik Proyek : Universitas Maranatha Lokasi : Jl. Prof Drg. Surya Sumantri Luas Lahan : 1.291,35m2

KDB : 50 %

KLB : 1

GSB : 10 m

2.2 Kampus Fakultas Kedokteran Gigi dan Mulut

2.2.1. Pengertian Kampus Fakultas Kedokteran Gigi dan Mulut

Kampus Fakultas Kedokteran Gigi dan Mulut dengan program pendidikannya mencakup pendidikan dan pelatihan untuk memperoleh ilmu pengetahuan kedokteran gigi dan keterampilan spesifik tertentu, sekaligus sikap sebagai seorang dokter gigi yang professional.

2.2.2. Kurikulum

Kurikulum pendidikan dokter gigi terdiri atas:

 Ilmu kedokteran dasar

 Ilmu kedokteran spesilistik, meliputi :  Ilmu kedokteran dasar lanjutan  Ilmu kedokteran klinik

 Ilmu kedokteran gigi klinik lanjutan / spesialistik

2.2.3. Ilmu Kedokteran Spesialis

Ilmu kedokteran spesialis meliputi tujuh bidang diantaranya adalah : a. Bedah Mulut

Ilmu Kedokteran spesialis dengan menangani kasus dengan tindakan pencabutan gigi, operasi kista atau tumor, patah rahang dan lain - lain.

b. Ortodonti

Ilmu Kedokteran spesialis dengan menangani kasus dengan tindakan untuk merapikan gigi yang memiliki bentuk tidak teratur baik.

(8)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |5 Ilmu Kedokteran spesialis dengan menangani kasus dengan tindakan tambalan, perawatan gigi, estetik dan kosmetik seperti pemutihan gigi (bleaching) dan memperbaiki gigi patah.

d. Prostodonsia

Ilmu Kedokteran spesialis dengan menangani rehabilitasi pada kasus kehilangan gigi baik sebagian maupun keseluruhan.

e. Pedodonsia

Ilmu Kedokteran spesialis dengan menangani pasien anak-anak di bawah 16 tahun yang mengalami masalah gigi.

f. Peridonsia

Ilmu Kedokteran spesialis dengan menangani kasus pada jaringan pendukung gigi termasuk tindakan pembersihan karang gigi

g. Penyakit Mulut

Ilmu Kedokteran spesialis dengan menangani kasus oral non bedah.

2.2.4. Prasarana dan Sarana

Kampus fakultas gigi dan mulut harus memiliki persyaratan prasarana dan sarana yang sesuai dengan standar penyelengaraan sarana pendidikan yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia yaitu :

 Jumlah, jenis dan kualitas harus mendukung terselengaranya proses pendidikan.

 Sarana fisik, yang termasuk sarana fisik :  Ruang kuliah / diskusi

 Rumah sakit

 Fasilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT)

2.2.5. Standar Ruang

Adapun perlengkapan teknis kuliah jurusan dan penelitian menurut Data Arsitek (Ernst Neufert, edisi 33 jilid 1) adalah sebagai berikut :

 Aula untuk kuliah umum dan jurusan

 Ruang seminar dan kelompok

 Bagian khusus perpustakaan

 Ruang pegawai kependidikan

 Ruang pertemuan

 Ruang ujian

(9)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |6 Aula

Standar penggunaan, pemakaian dan dimensi aula menurut Data Arsitek (Ernst Neufert, edisi 33 jilid 1) adalah sebagai berikut :

 Aula yang besar untuk kuliah umum hendaknya menyediakan bangunan auditorium.

 Aula kecil diperuntukan kuliah jurusan dalam gedung institusi dan seminar.

 Kebutuhan aula kecil bia menampung 200 tempat duduk. Dengan ketinggian lantai dalam gedung sekitar 3.50 m

 Penggunaan toilet menggunakan perhitungan kasar secara standar adalah 0,15 – 0,16 m2 / bidang.

Ruang Kuliah Umum :

Persyaratan ruang kuliah diantaranya adalah:

 Ruang seminar, besar yang dibutuhkan 20, 40, 50, 60 tempat,

 Meja ganda yang dapat digerakkan. Panjang 1.20 m , tinggi 0.60 m

 Kebutuhan setiap mahasiswa sekitar 1.90 m – 2 m.

Ruang Kerja Pegawai Kependidikan

 Professor, luasnya 20 – 24 m2

 Asisten, luasnya 15 m2

 Staf pembantu , luasnya 20 m2

 Juru tulis, luasnya 15 m2 (fungsi ganda 20 m2)

Laboratorium

Laboraturium dibedakan menurut penggunaan dan spesialisasinya. Menurut penggunaannya adalah laboraturium untuk praktikum kuliah yang tertutup digabungkan dengan tempat kerja laboraturium (lab) yang banyak dan biasanya dengan barang – barnag keperluan yang sederhana. Adapun laboraturium yang ada di kampus fakultas kedokteran gigi dan mulut adalah sebagai berikut:

 Laboratorium foto dan kamar gelap

 Laboratorium klinik

(10)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |7 Dalam sebuah ruang perawatan gigi, keseluruhan kemampuan penyesuaian dari kuri pasien, kuri dokter gigi, kursi perawat, dan prasarana yang terdapat di ruang perawatan konter kerja (meja dan cabinet yang tergantung di dinding). Adapun pertimbangan – pertimbangan dimensional dan antropometrik dasar pergerakan di rauang perawatan gigi sebagai berikut :

Gambar 2.1. Ruang yang efektif untuk pergerakkan zona kerja dokter gigi beserta asistennya adalah

berkisar + 6,6 m2.

Gambar 2.2. Ruang berdasarkan pertimbangan – pertimbangan pergerakkan vertikal.

Gambar 2.3. Ruang berdasarkan pertimbangan – pertimbangan kabinet yang terpasang di dinding

Gambar 2.4. Ruang berdasarkan pertimbangan – pertimbangan pergerakkan di ruang laboratorium.

2.2.6. Sasaran Kegiatan Kampus Fakultas Kedokteran Gigi dan Mulut

(11)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |8

 Mahasiswa sebagai pengguna sarana pendidikan

 Pasien atau umum yang datang untuk berobat sebagai pengguna sarana pelayanan kesehatan

 Karyawan yang bekerja pada sarana pendidikan dan sarana pelayanan kesehatan

2.2.7. Program Kegiatan

Program kegiatan yang terselenggara di kampus fakultas kedokteran gigi dan mulut terbagi atas 5 bagian sebagai berikut :

a. Kegiatan pendidikan, yang merupakan aktivitas dari bidang pendidikan berupa perkuliahan adapun ruang – ruang yang disediakan untuk kegiatan perkuliahan adalah ruang kuliah, lab. teknik, lab. Kerja mahasiswa, r. seminar dan lain – lain. b. Kegiatan pelayanan kesehatan, yang merupakan aktivitas dari bidang pelayanan

kesehatan berupa proses screening, proses tindakan terhadap penyakit pasien. Ruang – ruang yang disediakan untuk pelayanan kesehatan adalah ruang screening, ruang tindakan, ruang sterilisasi, klinik – klinik dokter profesional dan lain – lain.

c. Kegiatan administrasi, yang merupakan aktivitas berupa pengelolaan atas segala sesuatunya yang bersifat administratif. Terbagi atas dua bagian, bagian administrasi untuk pendidikan dan administrasi untuk pelayanan kesehatan.

d. Kegiatan service, segala yang berhubungan dengan aktivitas jaringan utilitas. Contoh – contohnya adalah sebagai berikut; parkir, keamanan, penyedian instalasi listrik, air bersih, air kotor, limbah, perawatan dan pemeliharaan gedung, dan lain – lain.

e. Kegiatan komersil, segala yang berhubungan dengan hal yang bersifat komersil, contonya adalah ruang farmasi.

Tabel 2.1. Program kegiatan yang di wadahi oleh kampus fakultas kedokteran gigi dan mulut: No. Jenis Kegiatan Uraian Kegiatan Kebutuhan Ruang 1 Kegiatan

pendidikan

 perkuliahan

 seminar

 perkuliahan di laboratorium

 R. kelas

 R. seminar

 R. laboraturium kerja mahasiswa

 laboratorium teknik 2. Kegiatan

Pelayanan Kesehatan

 Penditeksian terhadap penyakit

 Penanganaan penyakit

(12)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |9 3. Kegiatan

Administrasi

 mengelola

 tata usaha

 diskusi dan rapat

 menerima tamu

 melayani informasi untuk orang luar

 R. bagian kemahasiswaan

 R. bagian tata usaha

 R. bagian keuangan dan kepegawaian

 segala yang berhubungan dengan hal yang bersifat komersil

 Ruang farmasi

2.3 Studi Banding

Studi banding yang diambil yang merupakan universitas di kota Bandung yang memiliki kampus fakultas Kedokteran Gigi dan Mulut yaitu; Univeritas Padjadjaran dan Universitas Kristen Maranatha. Adapun hasil dari studi banding yang diambil adalah sebagai berikut ini :

2.3.1. Kampus Fakultas Kedokteran Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran Lokasi : Jl Sekeloa Selatan I, Bandung 40132

(13)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |10 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran menyelenggarakan pendidikan yang bertujuan menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam menerapkan, mengembangkan, dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, serta menyebarluaskan dan mengupayakan penggunannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Program pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran adalah pendidikan akademik yang terdiri dari :

 Program Sarjana Kedokteran Gigi & Profesi Dokter Gigi

 Program Sarjana Kedoteran Gigi & Profesi Dokter Gigi Berpengantar Bahasa Inggris (PKPBI)

 Program Spesialis I Ilmu Bedah Mulut

 Program Spesialis I Ilmu Prostodonsia

 Program Spesialis I Ilmu Ortodonsia

 Program Spesialis I Ilmu Pedodonsia

 Program Spesialis I lmu Periodonsia

 Program Spesialis I Ilmu Konservasi Gigi

 Program Adaptasi

 Program Magister Ilmu Biologi Oral

 Program Magister Ilmu Material Kedokteran Gigi

 Program Doktor

Tabel 2.2.1. Fungsi massa bangunan yang di wadahi di Kampus FKG UNPAD :

GAMBAR FUNGSI AKTIVITAS DIMENSI

Kampus FKG

Biasa disebut sebagai gedung A atau gedung lama. Berisi ruang lobby, r. perkuliahan, r. auditorium, ruang lab. kerja mahasiswa,

lab. teknik gigi, toilet, dan lain – lain. gedung baru atau gedung B

berada di belakang gedung FKG. Ruang yang ada di dalam gedung ini terdiri dari

lobby, r. rekam medis, r. radiologi, r. screening, r.

tindakan, lab. Kerja mahasiswa, r. praktik dokter

professional, r inap, r administrasi, r. rapat, toilet,

(14)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |11 dan lain – lain.

Gedung C

Gedung C ini bersebrangan dengan gedung lama, dengan mencakup r. lab

kerja mahasiswa, r. perkuliahan. R. administrasi, toilet, dan lain

– lain.

Tabel 2.2.2. Ruangan – ruangan yang terdapat di kampus FKG UNPAD :

GAMBAR FUNGSI AKTIVITAS DIMENSI

Ruang penyimpanan

sepatu

Bila akan memasuki ruang laboratorium kerja mahasiswa

hrus membuka als kaki. Dan bisa menggunakan alas kaki

yang telah disediakan. terdiri dari 30 dental chair. Dari setiap dental unit yang ada selaluu disertai dengan

washtafel.

(15)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |12 Ruang

pengawas klinik mahasiswa

Yang mendiami tempat ini adalah dokter yang sudah professional dan menjadi pembimbing untuk co – ast

yang melakukan praktik.

6 x 4

Ruang bahan dan obat

Ruang bahan dan obat, untuk pemakaian bagi mahasiswa yang bekerja di laboratorium.

4 x 4 lebih banyak berkisar 40 – 60

orang. penyedian tempat untuk 10 orang.

(16)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |13 Ruang kuliah Tempat perkuliahan dapat

menampung kapasitas mahasiwa yang masuk 30

orang.

6 x 6

Perpustakaan

Ruang perpustakaan yang ada saat ini masih baru dan belum dilengkapi oleh rak – rak buku. Penyedian buku masih sebatas buku skripsi

kedokteran gigi dan mulut saja. memiliki 2 buah lab, namun

kapasitasnya tidak mencukupi untuk mahasiswanya, sehingga

kebanyakan mahasiswa mencari lab. sendiri di luar

kampus. terletak di gedung c. dengan jumlah karyawannya berkisar

+ 8 orang.

(17)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |14 Tabel 2.2.3. Ruangan – ruangan yang terdapat di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) UNPAD:

GAMBAR FUNGSI AKTIVITAS DIMENSI

Lobby

Ruang pertama pada saat memasuki Rumah Sakit Gigi dan Mulut. Di dalam lobby ini

melakukan pendaftaran, data – data berisikan catatan,

dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien

pada RSGM. Berdekatan dengan tempat pendaftaran di

lobby. Dengan lemari yang dapat digeser.

4 x 6

Ruang rekam medic 2

Ruang medic ini terpisah dari ruang pendaftaran namun

(18)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |15 Ruang

screening

Ruang setelah melakukan pendaftaran menunggu untuk proses screening dimana di tahap ini menentukan penyakit apa yang di derita oleh pasien. Dan akan disalurkan pada bagian – bagian yang sesuai dengan penyakitnya

4 x 4

Ruang cuci dan ruang

sterilisasi

Ruang cuci dan ruang sterilisasi, dimana tempat pencucian alat –alat praktek

yang kemudian di sterilkan untuk membunuh kuman.

4 x 3

Ruang pertemuan

Ruang pertemuan, ruang dimana ada tamu – tamu yang

datang ke RSGM ini, kemudian di terima di ruang

ini.

Pasien yang lebih percaya perawatan kesehatan gigi dan

mulutnya oleh tenaga ahli yang professional.

8 x 5

Ruang klinik

Dari setiap spesialis terdiri dari 7 klinik, pada dasarnya desain setiap klinik spesialis sama yang membedakan dari setiap klinik adalah perbedaan

jenis obat yang digunakan saja.

(19)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |16 Ruang perawat

Tempat dimana perawat melatakkan barang – barang pribadinya. Di dalam ruang ini

teradapat loker, kipas angin, kursi, tempat penyimpanan

sepatu, tempat solat.

4 x 3

Ruang Dokter

Ruang dimana dokter meletakkan alat – alat pribadinya pada saat akan berkerja. Di dalam ruang ini

terdapat sofa – sofa, meja tulis beserta kursi dan lemari.

4 x 4

Dapur Penggunaan dapur sangat

jarang digunakkan. 4 x 4

Ruang tunggu pasien

ruang dimana tempat

(20)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |17 Nurse station Tempat suster jaga berada.

Tempat untuk memantau keadaan pasien inap.

4 x 3

Kamar inap

Ruang dimana pasien menginap. Dengan setiap

kamarnya terdapat dua tempat tidur. Di RSGM ini

terdapat 4 buah ruangan dengan 8 tempat tidur.

6 x 5

Ruang rapat

Tempat dokter – dokter berdiskusi mengenai penyakit

pasien yang ditangani.

6 x 5

Ruang farmasi Ruang penyimapanan obat di

ruang farmasi 4 x 5

Ruang farmasi

Ruang farmasi, tepat dimana mengumpulkan resep – resep

yang kemudian di buatkan obatnya.

(21)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |34 BAB 3

ELABORASI TEMA

Tema : “Arsitektur Kontekstual”

Latar belakang penggunan tema Arsitektur Kontekstual adalah:

 Perkembangan teknologi dan informasi yang cukup pesat sehingga perlunya penyesuaian terhadap ruangan yang mewadahinya.

 Berada di lingkungan Universitas Maranatha sehingga dalam perancangannya perlu menyesuaikan dengan konteks bangunan yang sudah ada

3.1.Pengertian Kontekstual

Kontekstual adalah kemungkinan perluasan bangunan dan keinginan mengaitkan bangunan baru dengan lingkungan sekitarnya (Brent C Brolin, Architecture in Context).

3.2.Ciri – Ciri Kontekstual

Adapun ciri – ciri dari kontekstual adalah:

 Adanya pengulangan motif dari desain bangunan sekitar

 Pendekatan baik dari bentuk, pola atau irama, ornament, dan lain - lain terhadap bangunan sekitar lingkungan, hal ini untuk menjaga karakter suatu tempat

 Meningkatkan kualitas lingkungan yang ada

3.3.Unsur – Unsur Kontekstual

Yang perlu diperhatiakan dalam kontekstual adalah :

 Irama

Irama adalah sebagai pengulangan garis, bentuk, wujud, atau warna secara teratur dan harmonis.

Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan mengelompokkan unsur – unsur di dalam suatu komposisi acak menurut:

 Kedekatan atau keterhubungan satu sama lain, dan  Karakteristik visual yang dimiliki bersama

Sifat fisik dari bentuk dan ruang arsitektur yang dapat diorganisir secara berulang adalah:

 Ukuran  Bentuk wujud  Karakteristik detail

 Datum

(22)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |35 Datum mengorganisir suatu pola acak unsur – unsur melalui keteraturan kontinuitas dan kehadirannya yang konstan. Sebagi contoh, garis – garis lagu berfungsi sebagai suatu datum yang memberi dasar visual untuk membaca not dan irama secara relatif nada – nada yang ada.

Pada sebuah organisasi acak dari unsur – unsur yang tidak sama, sebuah datum dapat mengorganisir unsur – unsur ini menurut cara – cara berikut:

 Garis

Sebuah garis dapat memotong atau membentuk sisi – sisi bersama suatu pola; garis – garis grid dapat membentuk sebuah bidang penyatu yang netral dari suatu pola.

 Bidang

Sebuah bidang dapat mengumpulkan pola unsur – unsur di bawahnya atau berfungsi sebagai latarbelakang dan membatasi unsur – unsur di dalam bidangnya.

 Ruang

Sebuah bidang dapat mengumpulkan pola – pola di dalam batas – batasnya atau mengorganisir mereka sepanjang sisi – sisinya.2

3.4.Pembagian Arsitektur Kontekstual

Arsitektur kontekstual dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: 1. Contras (kontras / berbeda)

Kontras dapat menciptakan lingkungan urban yang hidup dan menarik, namun dalam pengaplikasiannya diperlukan kehati – hatian hal ini agar tidak menimbulkan kekacaun.

Hal ini sesuai dengan pendapat Brent C. Brolin, bahwasannya kontras bangunan modern dan kuno bisa merupakan sebuah harmosi, namun ia mengatakan bila terlalau banyak akan mengakibatkan ”shock effect” yang timbul sebagai akibat kontas. Maka efektifitas yang dikehendaki akan menurun sehingga yang muncul adalah chaos.

2. Harmony (harmoni / selaras)

Ada kalanya suatu lingkungan menuntut keserasian / keselarasan, hal tersebut dilakukan dalam rangka menjaga keselarasan dengan lingkungan yang sudah ada. Bangunan baru lebih menghargai dan memperhatikan konteks / lingkungan dimana bangunan itu berada.

Sehingga kehadiran satu atau sekelompok banguanan baru lebih menunjang daripada menyaingi karakter bangunan yang sudah ada walupun terlihat dominan (secara Kuantitatif).

__________

(23)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |36 3.5.Studi Banding Tema

3.5.1.LOUVRE PYRAMID

Gambar 3.1. Louvre Pyramid

Lokasi : Paris, Prancis

Selesai dibangun : 1989

Fungsi : Museum

Arsitek : I. M. Pei

Louvre Pyramid merupakan sebuah piramid kaca dan besi besar, yang dikelilingi oleh tiga piramida kecil. Piramida Utama merupakan pintu masuk utama ke musem. Ketinggian dari piramid ini mencapai 20,6m dengan bagian dasar memiliki panjang sisi 35 m. Tersususn atas 603 kaca belah ketupat dan 70 kaca segitiga.

Louvre Pyramid dan lobi bawah tanah dibangun sebagai solusi untuk masalah pintu masuk utama Louvre yang asli, yang setiap harinya selalu dikunjungi oleh banyak para pengunjung. Pengunjung yang masuk melalui Louvre Pyramid akan melalui turun ke arah lobi dan kemudian naik ke bangunan utama Louvre.

(24)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |37 3.5.2.VICTORIAN HOMES

Lokasi : Steiner Street, San Francisco

Gambar 3.2. Victorian Homes

Pemukiman bergaya Victoria yang berkembang selama pemerintahan Ratu Victoria di Inggris. Di Amerika sendiri rumah bergaya arsitektur Victoria mulai berkembang antara tahun 1850 dan 1915.

Rumah bergaya Victoria memiliki simbol / lambang dan selera dari derajat pemiliknya. Penggemar gaya Victoria di San Fransisco menghiasi rumahnya dengan hiasan dan mengecat dengan warna – warna pelangi.

Bangunan yang dibangunan dan dikenal dengan nama Poscard Row, yang menarik dari pemukiman bergaya Victoria ini adalah walaupun pemiliknya mempunyai gaya dari simbol dan selera pemiliknya namun tetap kontekstual terhadap bangunan disekitarnya. Sehingga yang terlihat adalah bangunan yang harmoni / selaras.

3.6.Penerapan Tema Pada Bangunan

(25)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |38 Gambar 3.3. Kampus Universitas

Maranatha

Gambar 3.4. Area komersil Gambar 3.5. Gedung Administrasi Pusat

Adapun penerapan Arsitektur Kontekstual yang akan didesain sebagai berikut :

 Penerapan peraturan peraturan dalam perancanganan seperti GSB lingkunan kampus Maranatha

 Penerapan desain pada bangunan, bentuk pengulangan pada bangunan sekitar seperti detail – detail seperti bentuk glass block dengan bentuk belah ketupat. Hal ini di karenakan pada bangunan – bangunan tinggi yang terdapat di Universitas Maranatha ini memiliki bentuk pengulangan belah ketupat. Dapat dilihat pada gambar 3.6. dan gambar 3.7.

Gambar 3.6. Gedung Graha Widya Maranatha yang

memiliki bentuk belah ketupat pada sisi bangunan

sebelah kiri dari entrance (bentukkan dari glass blok).

Gambar 3.7. Gedung Administrasi pusat juga memiliki

bentuk belah ketupat pada sisi bangunan bagian depan

(26)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |39 pendesainan dilakukan dengan cara perbedahan warna yang lebih tua di bagian – bagian tertentu, dimana perbedaan warna ini untuk penegasan pada bangunan.

(27)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |40 BAB 4

ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN

4.1. Pemilihan lokasi :

4.1.1.Kriteria Pemilihan Lokasi

a. Berada pada lokasi yang akan dikembangkan yang sesuai dengan peruntukan di Universitas Maranatha

b. Berada dengan akses yang baik c. Relatif mudah di akses oleh kendaraan d. Berada di jalan primer

4.1.2.Aksesibilitas

a. + 10 menit dari Tol Pasteur

b. + 30 menit dari Stasiun Kereta Api Bandung c. Dilewati oleh angkutan kota

4.1.3.Sarana Jaringan Utilitas

Lahan sudah cukup matang, dimana terdapat sarana utilitas seperti listrik, air bersih, dan lain sebagainya.

 Lokasi : Jl. Prof. Drg. Surya Sumantri  Luas lahan : + 1.291,35 m2

 Batasan – batasan :

 Utara : Gedung Perkuliahan Maranatha

 Selatan : Pemukiman warga

 Barat : Jl. Prof. Drg. Surya Sumantri  Timur : Gedung perkuliahan Maranatha

(28)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |41 Tabel 4.1. Kondisi Lingkungan sekitar pemilihan lokasi :

Gambar 4.2. Kampus Universitas Maranatha, bangunan FKG yang akan didesain akan menyesuaikan

dengan bangunan GWM dikarenakan gedung GWM ini tepat berada di belakang gedung

FKG yang akan di desain.

Gambar 4.3.Area komersil, memiliki ornament bangunan yang ramai.

Gambar 4.4. Gedung Administrasi Pusat akan dijadikan

sebagai masukkan dalam mendesain agar bangunan Fkg menjadi unity dengan bangunan kampus Universitas Maranatha.

Gambar 4.5. Jl. Prof. Drg. Surya Sumantri

Gambar 4.6. Pemilihan lokasi, yang sesuai dengan peruntukkan

(29)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |42 4.1.4.Topografi

Bentuk site berada dengan kondisi tanah yang datar.

4.1.5.Orientasi

Lahan berada di Jl. Surya Sumatri dan jalan kampus sehingga untuk orientasi bangunan menghadap ke berbagai arah jalan.

4.1.6.Kebisingan

Kebisingan timbul di sekitar Jl. Surya Sumantri.

4.1.7.Sirkulasi ke site

Lalu lintas di daerah ini selalu padat. Oleh karena itu jalur sirkulasi ke site melalui jalan yang sudah ada yaitu melalui gerbang 2 Universitas Kristen Maranatha.. Entrance utama site berada di jalan kampus,untuk menghindari kemacetan di Jl. Surya Sumantri.

4.1.8.Parkir

Peruntukan parkir dosen sudah tersedia di gedung Graha Widya Maranatha. Sedangkan peruntukan parkir mahasiswa sudah tersedia area parkir di gerbang 1 untuk kendaraan roda dua dan roda empat. Maka parkir pada site dipergunakan bagi pengguna fungsi

Gambar 4.8. Foto udara sekitar Universitas Maranatha, sumber :

(30)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |43 Kegiatan Utama yang diwadahi :

 Kegiatan pendidikan

 Kegiatan pelayanaan kesehatan

Adanya pemisahan kedua kegiatan di atas untuk menghindari tercampurnya aktivitas dan agar ada kejelasan ruang serta sirkulasi bagi pengguna bangunan. Namun tetap memiliki link / hubungan ruang. Bentuk dari massa bangunan terdiri dari dua bagian yang di antaranya terdapat ruang peralihan.

Keterangan :

: Pemilihan Lokasi

: Jalur Masuk

Keterangan :

: Zona Pelayanan Kesehatan

: Zona Pendidikan Gambar 4.3. Pemilihan lokasi

Gambar 4.4. Kegiatan utama yang

(31)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |44 BAB 5

KONSEP PERANCANGAN

Konsep dasar dari perancangan kampus fakultas kedokteran gigi dan mulut yaitu keselarasan dengan lingkungan sekitar dimana berada dalam kawasan kampus Universitas keristen Maranatha, kedalam gubahan yang dapat dilihat dan dirasakan sehingga orang dapat mengetahui bahwa massa berada dalam lingkungan Univeritas Maranatha.

5.1. Konsep Rencana Tapak 5.1.1. Jalur Masuk Ke Site

Site berada dalam kawasan kampus Universitas Kristen Maranatha, yang berada di lokasi paling depan. Jalur masuk melalui gerbang 2 dari kampus Maranatha.

Keterangan :

A : Gerbang masuk

B : Drop off zona pendidikan

C : Drop off zona pelayanan kesehatan D : Jalur menuju basement

E : Jalur dari basement : Zona Pendidikan

: Zona Pelayanan Kesehatan

A

B

C

D

E

(32)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |45 5.1.2.Bentuk Massa Bangunan

Bangunan terdiri atas 9 lantai dengan 2 basemant. Fungsi yang mewadahi meliputi zona pendidikan, zona pelayanan kesehatan.

5.1.3.Sirkulasi

Jalur sirkulasi dibagi menjadi 2 menurut pemakainanya yaitu jalur kendaraan dan pejalan kaki.

Keterangan :

: Pejalan kaki : Kendaraan : Kendaraan dosen

5.1.4.Peletakan Parkir

Peletakkan parkir yang disediakan pada site diperuntukkan bagi penggunan zona pelayanan kesehatan. Hal ini dikarenakan, parkir bagi mahasiswa sudah disediakan bagi kendaraan bermotor atau pun mobil. Untuk parkir dosen disediakan pada bangunan Gedung Graha Widya Maranatha.

5.2. Pembagian Masa Bangunan

Pembagian masa bangunan menjadi tiga bagian yaitu:

(33)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |46 1. Zona Pendidikan

2. Zona Pelayanan Kesehatan 3. Zona Service dan Sirkulasi

Peletakkan pembagian masa bangunan sebagai berikut : 1. Zona Pendidikan

Berada pada posisi paling depan karena merupakan fungsi utama yang ditunjukkan dalam desain kampus ini.

2. Zona Pelayanan Kesehatan

Berada pada posisi paling belakang dari site karena pelayanan kesehatan sebagai fungsi pelengkap di dalam desain kampus ini.

3. Zona Service dan sirkulasi

Berada di antara keduanya namun dalam pembagiannya dibuat agar tidak bercampur aktivitas di dalam satu masa dengan dua fungsi.

Keterangan :

: Zona pendidikan

: Zona Pelayananan Kesehatan : Zona Service dan Sirkulasi

Ruang – ruang yang ada di dalam masa bangunan adalah sebagai berikut: 1. Zona Pendidikan

(34)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |47

 R. Kemahasisaan & Pendidikan  R. keuangan

 R. Perlengkapan

 R. Dosen

 R. Sekretariat

 R. Laboratorium Kerja Mahasiswa

 R. Kelas

 R. Tutorial

 Dan lain – lain

2. Zona Pelayanan Kesehatan

 R. Screening

3. Zona Service dan sirkulasi

 R. Lift

 R. utilitas air

 R. Service

 R. mekanikal elektrikal

5.2.1. Masa bangunan untuk Zona Pendidikan

Pembagian ruang – ruang di dalamnya terbagi atas :

 Lantai dasar, merupakan area yang public, oleh karena itu ruang yang ada di lantai dasar ini meliputi Lobby, Lounge, R. Humas, R. Dekan, R. Wakil dekan.

 Lantai 2, merupakan area ruang administrasi yang meliputi ruang : R. Kemahasiswaan & Pendidikan, R. Kepegawaian, R. Keuangan, R Rapat.

 Lantai 3 - 6, merupakan area laboratorium kerja mahasisawa yang digunakan oleh para co - ast.

(35)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |48

 Laintai 8, merupakan area yang mewadahi mahasiswa dalam mempersentasikan tugasnya di ruang tutorial. Dan di lantai yang sama terdapat perpustakaan sebagai pelengkap dalam memenuhi tugasnya.

 Lantai 9, merupakan ruang seminar.

5.2.2. Masa bangunan untuk Zona Pelayanan Kesehatan

 Lantai 1, merupakan area pendaftaran untuk masuk ke klinik – klinik atau pun ke lab. Kerja mahasisa. Ruang Screening yang merupakan ruang penentu pasien harus disalurkan ke klinik atau laboratorium mana, terdapat ruang farmasi serta rekam medik.

 Lantai 2, merupakan area klinik konservasi gigi, klinik pedodonsia, klinik Prodia yang didalamnya terdapat R. Rontgen.

 Lantai 3, merupakan area klinik – klinik.

5.3. Sistem Sirkulasi Pada Bangunan

Sirkulasi vertical menggunakan lift yang terbagi atas:

 2 lift bagi pengguna zona pendidikan

 1 lift bagi pengguna zona pelayanan kesehatan

Keterangan :

1 : lift 1 untuk pengguna zona pendidikan 2 : lift 2 untuk pengguna zona pendidikan

3 : Lift 3 untuk pengguna zona pelayanaan kesehatan

Pembagian lift dengan pelayanan terhadap lantai yang dilayananinya :

 Lift 1 : lantai 1 – 5, lantai 9

Gambar 5.4. Core selain sebagai pendukung struktur bangunan, juga sebagai fungi yang mewadahi untuk ruang

utilitas dan sirkulasi vertiKal.

1

2

(36)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |49

 Lift 2 : lantai 1, lantai 5 – 9

 Lift 3 (lift bagi pengguna pelayanan kesehatan) : Basement 1 - 2, lantai 1 – 4, lantai 6 – 9.

5.4. Struktur Bangunan

Struktur bangunan untuk FKG Universitas Maranatha ini adalah sebagi berikut:

 Penggunaan sistem core yang cukup efektif untuk pendukung struktur bangunan dengan jumlah 9 lantai dan 2 basement.

 Menggunakan modul kolom 6 x 6 m

 Core selain sebagai sistem struktur digunakan juga untuk mewadahi ruang untuk sirkulasi vertikal dan utilitas dari bangunan.

5.5. Penutup Atap

Penutup atap menggunakan bahan zinc alum dengan menggunakan rangka truss sebagai penopangnya.

Gambar 5.5. Bahan atap zinc alum

(37)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |50 Batang truss yang digunakan menggunakan modul, dengan panjang horizontal 34” sedangkan untuk bidang yang diagonal menggunakan modul 24”.

Gambar 5.7. Ukuran standar rangka bantang

5.6. Sistem Utilitas

Sistem utilitas yang terdapat pada bangunan adalah sebagai berikut : a. Sarana instalasi listrik

Insatasli listrik menggunakkan jasa PLN, memanfaatkan jaringan yang sudah ada dengan menempatkan gardu yang terletak di lantai basement. Pada saat terjadi pemadaman listrik dari PLN, menggunakan genset untuk pembangkit listrik selama pemadaman listrik yang terdapat di lantai basement.

b. Sarana instalasi air

 Air bersih

Air bersih didapatkan dari PDAM dan air tanah setempat (sumur). Air bersih ini ditampung dalam bak penyimpanan yang terdapat di lantai basement (reservoir bawah). Kemudian dengan bantuan pompa disalurkan ke reservoir atas yang disimpan dalam tabung penyimpanan air. Air yang berada di reservoir atas akan didistribusikan ke tempat yang dituju dengan gaya gravitasi dan penggunaan pompa untuk ruangan yang ada di 2 lantai paling atas dan ruangan yang paling jauh.

(38)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |51

 Air kotor

Air kotor dibagi lagi menjadi :  Grey water

Air yang berasal dari floor drain, sink dan wastafel; di salurkan langsung ke roil kota melalui shaft - shaft yang ada pada bangunan dan kemudian disalurkan ke roil kota.

Air hujan juga demikian dimana di salurkan pada shaft – shaft atau pada pipa yng sudah disediakan dan disalurkan ke roil kota.

Diagram 5.2. Sistem instalasi grey water

Black water

Black water disalurkan ke septic tank melalui shaft yang kemudian diproses dan air pembuangannya yang kemudian disalurkan juga ke roil kota.

Diagram 5.3. Sistem Iinstalasi balck water

 Limbah cair (air yang sudah tercampur darah dan obat)

Air yang sudah tercampur darah dan obat ini disalurkan melalui shaft dan diteruskan ke ruang Ipal yang akan mengolah limbah cair ini menjadi tidak

berbahaya dan yang kemudian setelah diproses disalurkan ke roil kota.

Diagram 5.4. Sistem Iinstalasi limbah cair

c. Tempat pembuangan sampah

 Sampah Medis

(39)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |52 incinerator maka segala bentuk bakteri dan kuman akan mati. Dan aman untuk dibuang ke lingkungan.

Gambar 5.8. Mesin incinerator

 Sampah Non Medis

(40)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |53 Gambar skema utilitas bangunan

(41)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |54 d. Penghawaan

Penghawaan gedung memaksimalkan sumber penghawaan alami, sedangkan untuk laboratorium – laoratorium yang memiliki dental chair dan ruangan seminar menggunakkan sumber penghawaan buatan. Untuk penggunaan penghawaan buatan menggunakan AC spilt. Hal ini di karenakan untuk penggunaan penghawaan buatan

secara ekonomis. Untuk penyimpanan box ac yang berada di luar, desain agar tidak menggangu dan merusak fasade bangunan. Dedesain dengan bentuk seperti balkon.

Gambar 5.10. Balkon tempat penyimpanan box ac

e. Pencegahan bahaya kebakaran

Pencegahan kebakaran dengan menyediakan air yang disimpan dalam bak hydrant yang kemudian akan di salurkan ke tanki atas. Apabila terjadi kebakaran, sprinkler akan pecah dan menyemprotkan air yang berasal dari tanki atas dan di salurkan dengan menggunakan gaya gravitasi. Dengan sumber air berasal dari PDAM dan sumur resapan / mata air.

(42)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |55 5.7. Sistem Keamanan Gedung

Untuk keamanan gedung, maka di tempat – tempat yang strategis pada bangunan di simpan kamera pengintai dimana pusat dari pengontrolannya berada di lantai atas. Untuk evakuasi bencana disediakan tangga darurat pada setiap zona bangunan. Untuk daerah basement dibuat tangga darurat tersendiri.

Gambar 5.11. Penempatan tangga darurat

Keterangan :

: Tangga darurat untuk zona basement : Tangga darurat untuk zona pendidikan

(43)

Dina Aliya S. M. 1.04.05.007 |63 Daftar pustaka

D. K. Ching, Francis.(1996) Architecture; Form, Space, And Order. Cetakan ke – 6.

Jakarta. Penerbit Erlangga.

Nuefert, Ernst (1996), Data Arsitek Jilid 1, Trans Sunarto Tjahjadi, Jakarta : Erlangga.

Nuefert, Ernst (1996), Data Arsitek Jilid 2, Trans Sunarto Tjahjadi, Jakarta : Erlangga.

Kedokteran Indonesia, Konsil. (2006). Standar Pendidikan Profesi Dokter Gigi Spesialis.

Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia. Diakses pada 22 Maret 2010, dari

Kesehatan RI, Mentri. (2004) Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 1173/

MENKES/PER/X/2004. Rumah Sakit Gigi Dan Mulut. Diakses pada 22 Maret 2010,

dari

Kesehatan RI, Mentri. (2003) Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 364/

MENKES/SK/III/2003. Laboratorium Kesehatan. Diakses pada 22 Maret 2010, dari

ht t p:/ / w w w .great buildings.com/ buildings/ Pyram ide_du_Louvre.ht ml

ht t p:/ / w w w .great buildings.com/ cgibin/ gbi.cgi/ Pyram ide_du_Louvre.ht ml/ ci

d_aj1762_b.ht ml

ht t p:/ / w w w .freemages.co.uk/ album/ paris/ louvre_pyramide.jpg

Tangoro, Dwi.(1999). Utilitas Bangunan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI –

Gambar

Gambar 2.1. Ruang yang efektif untuk pergerakkan
Tabel 2.1. Program kegiatan yang di wadahi oleh kampus fakultas kedokteran gigi dan mulut:
Gambar 2.5. Kampus FKG UNPAD
Tabel 2.2.1.  Fungsi massa bangunan yang di wadahi di  Kampus FKG UNPAD :
+7

Referensi

Dokumen terkait

Komplek ini meliputi Kerajaan Samudera Pasai, Aceh. Demak, Banten, ternate-Tidore dan Gowa-Talo. Selain memodifikasi komplek negara dengan beberapak kerajaan, kartu

Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk pada jalan nasional dan propinsi yang menghubungkan ibukota kabupaten dan

Selanjutnya peneliti menjelaskan dengan baik dan detil jenis analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis deskriptif untuk melihat tingkat

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang Adaptasi dan Penerimaan Diri Penerima Manfaat di Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak “Budhi Sakti”

Hasil perhitungan korelasi menggunakan program perhitungan data satistik SPPS for windows vessi 21.0 sesuai dengan hipotesis yang ditetapkan peneliti sudah

Bunga tersebut tumbuh pada titik-titik tertentu yang dari tahun ke tahun akan muncul pada titik yang sama keluarnya bunga lebih banyak di bagian tengah-tengah dahan

Interaksi sosial yang terjadi di SMK Muhammadiyah 2 Sumberrejo bojonegoro dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari kedekatan siswa baik dengan sesama teman maupun dengan

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model Quantum Teaching berbantuan Cabri 3D efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta