• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IKLIM DAN LINGKUNGAN ALAM KABUPATEN WONOSOBO TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR MENGAJAR SMK NEGERI SEKABUPATEN WONOSOBO DENGAN MOTIVASI BELAJAR SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IKLIM DAN LINGKUNGAN ALAM KABUPATEN WONOSOBO TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR MENGAJAR SMK NEGERI SEKABUPATEN WONOSOBO DENGAN MOTIVASI BELAJAR SEBAGAI VARIABEL INTERVENING"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH IKLIM DAN LINGKUNGAN ALAM

KABUPATEN WONOSOBO TERHADAP AKTIVITAS

BELAJAR MENGAJAR SMK NEGERI SEKABUPATEN

WONOSOBO DENGAN MOTIVASI BELAJAR SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Demi Yan Triani Siwi NIM 7101408179

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Tarsis Tarmudji, M.M Lyna Latifah, S.Pd., S.E., M.Si.

NIP. 194911211976031002 NIP. 197909232008122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Penguji

Rediana Setiyani, S.Pd., M.Si NIP. 197912082006042002

Anggota I Anggota II

Drs. Tarsis Tarmudji, M.M Lyna Latifah, S.Pd., S.E., M.Si.

NIP. 194911211976031002 NIP. 197909232008122001

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

iv

PERN YATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari

terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Desember 2012

Demi Yan Triani Siwi

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

 Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al Insyirah:5-6)

 Jadikanlah sabar dan sholat itu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah:153)

Persembahan

Kupersembahkan karya ini untuk :

1. Kedua orangtua tercinta, Bapak Sumanto dan

Ibu Marsiti atas semua curahan doa dan kasih

sayangnya

2. Keluargaku, mbak Dian dan mbak Dani untuk

doa serta dukungan untukku

3. Mohamad Ari Nugroho atas semua perhatian,

(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur senantiasa penyusun panjatkan atas ke hadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga skripsi dengan judul "Pengaruh

Iklim dan Lingkungan Alam Kabupaten Wonosobo terhadap Aktivitas Belajar

Mengajar SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo dengan Motivasi Belajar sebagai

Variabel Intervening" dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 (satu) guna meraih

gelar Sarjana Pendidikan. Berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak, penyusun

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Soedijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberi kesempatan kepada penyusun untuk menyelesaikan studi

di Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan ijin

untuk mengadakan penelitian.

3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah

memberikan ijin untuk mengadakan observasi dan penelitian.

4. Drs. Tarsis Tarmudji, M.M., selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan

memberikan bimbingan dan saran hingga terselesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Lyna Latifah, S.Pd., S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan terselesaikan penyusunan skripsi ini.

6. Rediana Setiyani, S.Pd., M.Si, selaku Dosen Penguji utama yang telah

(7)

vii

7. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNNES

yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada penyusun.

8. Kepala Sekolah SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo yang telah memberikan

ijin dan membantu dalam penelitian ini.

9. Guru dan siswa-siswi kelas X SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo selaku

responden yang telah memberikan informasi dan data yang bermanfaat.

10.Teman-teman seperjuangan Pendidikan Akuntansi 2008 UNNES yang selalu

memberikan dukungan serta motivasinya.

11.Teman-teman Sejuk Kost yang selalu memberikan semangat.

12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

dukungan moral maupun materi dalam penyusunan skripsi ini.

Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penyusun menyadari

skripsi ini jauh dari sempurna. Akhir kata, penyusun berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya.

Semarang, Desember 2012

(8)

viii

SARI

Siwi, Demi Yan Triani. 2012. “Pengaruh Iklim dan Lingkungan Alam Kabupaten Wonosobo terhadap Aktivitas Belajar Mengajar SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo dengan Motivasi Belajar sebagai Variabel Intervening”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Tarsis Tarmudji M.M. II. Lyna Latifah, S.Pd., S.E., M.Si.

Kata kunci: Iklim, Lingkungan Alam, Motivasi Belajar, dan Aktivitas Belajar Mengajar

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SMK, diketahui bahwa aktivitas belajar mengajar di Kabupaten Wonosobo belum efektif. Padahal aktivitas belajar mengajar adalah kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan. Dari data observasi pendahuluan, faktor yang diduga mempengaruhi aktivitas belajar mengajar SMK di Kabupaten Wonosobo diantaranya iklim, lingkungan alam, dan motivasi belajar. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tak langsung variabel iklim, dan lingkungan alam terhadap aktivitas belajar mengajar SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo dengan motivasi belajar sebagai variabel intervening.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru dan siswa kelas X SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 4123 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah masing- masing 20 guru dan 20 siswa kelas X pada lima SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo sebanyak 200 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket kepada guru dan siswa. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif presentase dan analisis jalur (Path Analysis) dengan bantuan SPSS versi 16.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada pengaruh langsung maupun tak langsung variabel iklim dan lingkungan alam terhadap aktivitas belajar mengajar kelas X SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo dengan motivasi belajar sebagai variabel intervening, hal ini dibuktikan dengan persamaan hasil analisis jalur yaitu P=0,265X1+0,388X2+0,810 serta Y=0,149X1+0,146X2+0,616P+0,601, selain itu besarnya pengaruh secara parsial maupun simultan bersifat positif.

(9)

ix

ABSTRACT

Siwi, Demi Yan Triani. 2012. “The Influence of Climate and Wonosobo District Natural Environment of toward Teaching and Learning Activity of SMK Wonosobo District with the Learning Motivation as the intervening variable”. Final Project. Economic Education Department. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor. Drs. Tarsis Tarmudji, M.M. Co Advisor. Lyna Latifah, S.Pd., S.E., M.Si.

Key Word: Climate, Natural Environment, Learning Motivation, and Teaching and Learning Activity

Based on the results of interviews with vocational high school teacher, it is known that teaching and learning activities in Wonosobo district has not been effective. Whereas teaching and learning activities are the most essential activit ies in the educational process. From preliminary observations, factors suspected to affect teaching and learning activities in Wonosobo vocational high schools such as climate, natural environment, and motivation to learn. While the purpose of this research was to determine the direct and indirect effects of climate and the natural environment for teaching and learning activities of SMK in Wonosobo district with motivation as an intervening variable.

The population in this research are all teachers and students of class X SMK in Wonosobo district a school year 2012/2013, amounting to 4123 people. Technique sampling using quota sampling. The samples in this research were respectively 20 teachers and 20 students of class X in five SMK in Wonosobo district as many as 200 respondents. Data collected through distributing questionnaires to teachers and students. Analysis of the data in this research is a percentage of descriptive analysis and path analysis using SPSS version 16.

The results showed that, there are direct and indirect effects climate and natural environment for teaching and learning activities of the class X of SMK in Wonosobo district with motivation to learn as an intervening variable, this is evidenced by the results of path analysis equation is P=0,265X1+0,388X2+0,810 and Y=0,149X1+0,146X2+0,616P+0,601. Besides the influence of partially or simultaneously is positive.

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Manfaat Penelitian ... 13

BAB II : LANDASAN TEORI 2.1 Aktivitas Belajar Mengajar ... 14

2.1.1 Pengertian Aktivitas ... 14

(11)

xi

2.1.3 Pengertian Mengajar ...18

2.1.4 Pengertian Aktivitas Belajar Mengajar ...20

2.1.5 Ciri-ciri Aktivitas Belajar Mengajar ...22

2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar Mengajar ....32

2.1.7 Indikator Keberhasilan Belajar Mengajar ...32

2.2 Iklim ... 33

2.2.1 Pengertian Iklim ... 33

2.2.2 Macam- macam Iklim ... 33

2.3 Lingkungan Alam ... 38

2.3.1 Pengertian Lingkungan Alam ...38

2.4 Motivasi Belajar ... 42

2.4.1 Pengertian Motivasi Belajar ... 42

2.4.2 Ciri-ciri Motivasi ... 34

2.4.3 Fungsi Motivasi ... 43

2.4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 44

2.5 Kerangka Berpikir ... 46

2.6 Hipotesis ... 50

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 51

3.2 Variabel Penelitian ... 53

3.2.1 Iklim Kabupaten Wonosobo ...53

3.2.2 Lingkungan Alam ...54

(12)

xii

3.2.4 Motivasi Belajar ...55

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 55

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 56

3.4.1 Angket dan Kuisioner ...56

3.5 Uji Instrumen ... 59

3.5.1 Uji Validitas ... 59

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 60

3.6 Metode Analisis Data ... 61

3.6.1 Metode Analisis Deskriptif Persentase ... 61

3.6.2 Uji Prasyarat dan Asumsi Klasik ... 62

3.6.2.1 Uji Normalitas... 62

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas ... 63

3.6.2.3 Uji Heterokesdatisitas ...63

3.6.3 Metode Analisis Statistik ... 64

3.6.3.1 Analisis Jalur (Path Analysis) ... 64

3.6.3.2 Pengujian Hipotesis ...66

3.6.3.2.1 Uji Simultan (Uji F) ...66

3.6.3.2.2 Uji Parsial (Uji t) ...66

3.6.3.2.3 Menetukan Koefisien Determinasi (R2) ...66

3.6.3.2.4 Menetukan Koefisien Determinasi Parsial (r2) ...67

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 68

(13)

xiii

4.1.2 Deskriptif Variabel Penelitian ... 69

4.1.2.1 Deskriptif Iklim Kabupaten Wonosobo ...69

4.1.2.2 Deskriptif Lingkungan Alam Kabupaten Wonosobo ...71

4.1.2.3 Deskriptif Motivasi Belajar...73

4.1.2.4 Deskriptif Aktivitas Belajar Mengajar ...75

4.1.3 Uji Prasyarat Regresi ...76

4.1.3.1 Uji Normalitas Data ...76

4.1.4 Uji Asumsi Klasik ...77

4.1.4.1 Uji Multikolinearitas ...77

4.1.4.2 Uji Heterokesdatisitas ...78

4.1.4.3 Pembentukan Analisis Jalur ...79

4.2. Pembahasan ... 86

BAB V : KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 100

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 101

5.3 Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Komponen-komponen yang berpengaruh dalam Aktivitas

Belajar Mengajar... 32

Gambar 2 Pembagian Daerah Iklim Matahari ... 34

Gambar 3 Kerangka Berpikir ... 49

Gambar 4 Model Analisis Jalur (Path Analysis) ... 65

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Jumlah Guru dan Siswa SMK Negeri ... 51

Tabel 2 Daftar Pengambilan Sampel Siswa ... 53

Tabel 3 Daftar Pengambilan Sampel Siswa ... 53

Tabel 4 Skor Angket skala Linkert ... 57

Tabel 5 Kisi-kisi Angket Iklim ... 58

Tabel 6 Kisi-kisi Angket Lingkungan Alam ... 58

Tabel 7 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ... 58

Tabel 8 Kisi-kisi Angket Aktivitas Belajar Mengajar ... 58

Tabel 9 Interval Kelas dan Kriteria ... 62

Tabel 10 Gambaran Umum Responden ... 68

Tabel 11 Distribusi Variabel Iklim ... 69

Tabel 12 Distribusi Indikator Iklim ... 70

Tabel 13 Distribusi Variabel Lingkungan Alam ... 71

Tabel 14 Distribusi Indikator Lingkungan Alam ... 72

Tabel 15 Distribusi Variabel Motivasi Belajar ... 73

Tabel 16 Distribusi Indikator Motivasi Belajar ... 74

Tabel 17 Distribusi Variabel Aktivitas Belajar Mengajar ... 75

Tabel 18 Distribusi Indikator Aktivitas Belajar Mengajar... 76

Tabel 19 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov ... 77

Tabel 20 Hasil Uji Multikolinieritas ... 78

Tabel 21 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 78

Tabel 22 Koefisien Determinasi antara iklim dan lingkungan alam terhadap motivasi belajar ... 79

Tabel 23 Uji F dengan motivasi belajar sebagai variabel dependent... 80

Tabel 24 Uji t dengan motivasi belajar sebagai variabel dependent ... 80

(16)

xvi

Tabel 26 Ujii F dengan Aktivitas belajar mengajar sebagai variabel dependent ... 82 Tabel 27 Uji t dengan Aktivitas belajar mengajar sebagai variabel

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Wawancara Observasi Pendahuluan ... 110

Lampiran 2 Kisi-kisi Uji coba Instrument ... 112

Lampiran 3 Kuesioner Uji coba Instrument ... 113

Lampiran 4 Data Responden Uji coba Instrument ... 118

Lampiran 5 Data Hasil Uji coba Instrument... 120

Lampiran 6 Uji Validitas... 125

Lampiran 7 Uji Reliabilitas ... 136

Lampiran 8 Kisi-kisi Instrument ... 140

Lampiran 9 Kuesioner Penelitian Guru ... 141

Lampiran 10 Kuesioner Penelitian Siswa... 146

Lampiran 11 Data Responden Penelitian... 151

Lampiran 12 Data Hasil Penelitian ... 156

Lampiran 13 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 168

Lampiran 14 Uji Normalitas, Heterokedastisitas dan Multikolinearitas ... 172

Lampiran 15 Path Analisis Struktur I ... 174

Lampiran 16 Path Analisis Struktur II ... 177

Lampiran 17 Surat Ijin Observasi ... 181

Lampiran 18 Surat Keterangan Observasi ... 182

Lampiran 19 Surat Ijin Penelitian ... 183

Lampiran 20 Surat Rekomendasi Penelitian ... 185

(18)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap warga negara mempunyai hak guna mendapatkan kesempatan yang

seluas- luasnya untuk memperoleh pendidikan, guna mendapatkan pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan dan sikap manusia yang dibentuk, dimodifikasi dan

dikembangkan melalui proses belajar. Menurut Munib (2006:34), pendidikan

adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi

tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan

tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Tujuan pendidikan dapat tercapai

maksimal apabila peserta didik mau melibatkan diri secara penuh dengan peran

aktifnya dalam kegiatan belajar mengajar baik dari segi fisik, mental maupun segi

emosionalnya. Berdasarkan sudut pandang pedagogik, sebagaimana dikemukakan

Lavengeld dalam Sadulloh (2010) bahwa pendidikan atau mendidik adalah suatu

upaya orang dewasa yang dilakukan secara sengaja untuk membantu anak atau

orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan. Karena pendidikan itu

diupayakan secara sengaja, maka pendidik tentunya telah memiliki isi dan alat

pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pencapaian tujuan pendidikan lebih banyak dilakukan melalui proses yang

disebut belajar. Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan sebagai suatu pengalaman sendiri dalam interaksi dalam

(19)

lancar, efektif dan efisien apabila ada interaksi positif antara berbagai komponen

yang terkandung dalam sistem pengajaran. Komponen dalam sistem pengajaran

antara lain adalah tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik atau siswa,

tenaga kependidikan atau guru, kurikulum, strategi pembelajaran, media

pembelajaran dan evaluasi pembelajaran (Hamalik, 2003:77). Seperti yang

dijelaskan dalam sistem pendidikan nasional bahwa tujuan pendidikan akan

berhasil apabila setiap komponen yang terdapat dalam sistem pendidika n

seluruhnya berfungsi sesuai dengan tugasnya dan seluruh komponen yang terkait

diperhatikan.

Peserta didik dalam hal ini siswa sekolah menengah kejuruan sebagai

unsur pendidikan dan juga sebagai sumber daya manusia dalam pendidikan

formal, dituntut untuk mempunyai kecakapan dan kemampuan yang memadai

sehingga ilmu yang diperoleh di sekolah dan praktik di tempat latihan dapat

dimanfaatkan untuk diri sendiri, masyarakat, dan negara serta untuk

mempersiapkan siswa di dunia kerja. Dalam seluruh proses pendid ikan, aktivitas

belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Dalam hal ini, berhasil

tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung bagaimana aktivitas belajar

mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional. Setiap aktivitas belajar

mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai

pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja,

sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan siswa sebagai subjek pembelajaran

(20)

Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif

dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai media. Pada aktivitas belajar mengajar,

keduanya (guru dan murid) saling mempengaruhi dan membe ri masukan. Karena

itulah aktivitas belajar mengajar harus merupakan aktivitas yang hidup, sarat nilai

dan senantiasa memiliki tujuan.

Menurut Syah (2004:237) Aktivitas belajar mengajar adalah sebuah

kegiatan yang integral (utuh terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang

belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Dalam kesatuan

kegiatan ini terjadi interaksiresiprokal yakni hubungan antara guru dengan para

siswa dalam situasi instruksional, yaitu suasana yang bersifat pengajaran.

Aktivitas belajar mengajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

mendukung atau menghambat tercapainya aktivitas belajar mengajar yang efektif.

Ada beberapa komponen yang menentukan kesuksesan dan keberhasilan

dalam pendidikan. Komponen-komponen itu dapat diklasifikasikan menjadi tiga

kelompok. Pertama, komponen perangkat keras (hardware),

yang meliputi ruangan belajar, peralatan praktik, laboratorium, perpustakaan;

kedua, komponen perangkat lunak (software) yaitu meliputi kurikulum,

program pengajaran, manajemen sekolah, system pembelajaran; ketiga, apa

yang disebut dengan perangkat pikir (brainware) yaitu menyangkut keberadaan

guru, kepala sekolah, anak didik dan orang-orang yang terkait dalam proses

pendidikan itu sendiri.

Kesuksesan belajar dan keberhasilan suatu pendidikan sangat dominan

(21)

Meskipun di suatu sekolah memiliki fasilitas yang memadai, bangunan yang

bertingkat; kurikulum yang lengkap, program pengajaran yang hebat, manajemen

yang ketat, dan sistem pembelajaran yang baik, tapi jika para tenaga

pengajarnya sebagai aplikator di lapangan tidak memiliki kemampuan dalam

penyampaian materi, tidak mahir menggunakan alat-alat teknologi

yang mendukung pembelajaran, maka tujuan pendidikan akan sulit dicapai.

Disini hendaknya setiap guru harus memahami fungsinya karena sangat besar

pengaruhnya terhadap cara bertindak dalam menjalankan pekerjaan sehari- hari

dikelas dan di masyarakat. Guru yang memahami kedudukan dan fungsinya

sebagai pendidik professional, selalu terdorong untuk tumbuh dan berkembang

sebagai perwujudan perasaan dan sikap tidak puas terhadap pendidikan. Persiapan

yang harus diikuti, hendaknya sejalan dengan ilmu pengeta huan dan teknologi

(Nawawi, 1989:121). Selain komponen pendukung, tentu juga ada komponen

penghambatnya. Hambatan itu bisa datang dari guru sendiri, dari peserta didik,

lingkungan ataupun karena faktor fasilitas (Nawawi, 1989:130).

Berdasarkan observasi pendahuluan di SMK Negeri 1 Wonosobo

Kabupaten Wonosobo, beberapa permasalahan yang muncul berkenaan dengan

aktivitas belajar mengajar, diantaranya di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

motivasi belajar yang rendah, kurangnya persiapan siswa, terjadinya bencana

alam dan faktor cuaca. Pada umumnya aktivitas belajar mengajar di SMK Negeri

sekabupaten Wonosobo berjalan dengan baik. Hampir sebagian besar materi dapat

disampaikan kepada siswa. Upaya guru untuk membuat siswa aktif selama di

(22)

bagi siswa yang bisa menjawab. Selain itu guru juga memberikan latihan soal

kepada siswa dan menyuruh siswa mengerjakan didepan kelas. Kendala-kendala

yang dihadapi ialah siswa kurang persiapan saat masuk kelas dan kurangnya

motivasi belajar siswa, misalnya tidak membawa buku, tidak membaca materi,

tidak mengerjakan PR dan tidak antusias selama pelajaran. Faktor lain yang

menghambat ialah siswa terlambat masuk sekolah karena jalan macet atau hujan

deras. Kadang-kadang siswa tidak masuk sekolah karena ada bencana alam seperti

tanah longsor yang menutup akses jalan ke sekolah. Selain itu saat hujan deras

siswa kadang-kadang malas menerima pelajaran dengan alasan dingin, ngantuk,

atau suara guru tidak terdengar jelas.

Hasil observasi menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan ketidak

efektifan aktivitas belajar mengajar adalah turunnya motivasi belajar siswa dan

kurangnya jumlah hadir siswa, hal ini dikarenakan cuaca ekstrim di Kabupaten

Wonosobo. Iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi yaitu rata-rata 3.400 mm

per tahun, mengakibatkan turun hujan sepanjang tahun serta menurunnya suhu

udara yang menyebabkan berkurangnya motivasi siswa untuk berangkat ke

sekolah. Sebelum memasuki musim penghujan yaitu bulan April-Oktober, jumlah

ketidak kehadiran siswa relatif rendah rata-rata <0,5% namun memasuki musim

penghujan antara bulan Oktober-April ketidak hadiran siswa naik mencapai

rata-rata <3,1%. Curah hujan yang tinggi juga dapat menyebabkan longsor dan banjir

kiriman dari hulu sungai, hal ini dikarenakan hulu sungai Kabupaten Wonosobo

(23)

Dieng tidak cukup memiliki tanaman untuk menopang air karena sebagian besar

wilayahnya telah beralih fungsi menjadi ladang tanaman Kentang.

Berdasarkan observasi awal, kondisi faktor iklim di SMK Negeri

se-Kabupaten Wonosobo berada di ketinggian sekitar 250 m - 2.250 m diatas

permukaan lautdan memiliki suhu yang rendah yaitu suhu udara antara 150-200C

pada siang hari sedangkan rata-rata bangunan sekolah di Kabupaten Wonosobo

memiliki ventilasi yang besar dan tidak sesuai dengan daerah yang dingin

sehingga mengganggu aktivitas belajar siswa disekolah yang menyebabkan siswa

mudah kedinginan dan menggangu konsentrasi serta daya serap terhadap

pelajaran. Sedangkan untuk faktor lingkungan alam, Kabupaten Wonosobo

memiliki tingkat curah hujan yang tergolong tinggi yaitu 3.400 mm per tahun, hal

ini merupakan salah satu faktor pendorong siswa malas pergi ke sekolah.

Sehingga mengurangi jumlah kehadiran siswa dan mengganggu aktivitas belajar

mengajar.

Sebuah aktivitas belajar mengajar yang telah mencapai kesuksesan dapat

dilihat dari lingkungan tempat diselenggarakannya aktivitas belajar mengajar.

Untuk dapat mencapai suksesnya aktivitas belajar mengajar, kondisi lingkungan

tempat aktivitas belajar mengajar harus diperhitungkan. Hendaknya aktivitas

belajar mengajar dilaksanakan di lingkungan alam yang kondusif. Seperti yang

diungkapkan Hamalik (2003:195) Lingkungan (environtment) sebagai dasar

pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu

(24)

Menurut Sartain sebagaimana dikutip Purwanto (2007:28) yang dimaksud

dengan lingkungan ialah “Semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam

cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan

atau life processes kita…“. Sedangkan pengertian lingkungan menurut Riyadi

(1986) adalah ”Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana

organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung

maupun tidak dapat diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun

kesehatan dari organisme itu.”

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan alam adalah

segala sesuatu disekitar subjek manusia yang terkait dengan aktivitasnya. Untuk

itu siswa dan guru harus memperhatikan kondisi lingkungan tempat terjadinya

aktivitas kegiatan belajar mengajar guna tercapainya aktivitas belajar mengajar

yang efektif.

Motivasi merupakan faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan,

mendasari, mengarahkan perbuatan belajar (Ahmadi, 2004:83). Motivasi siswa

dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan belajar sehingga semakin

besar motivasinya semakin baik kesuksesan belajarnya. Seseor ang yang besar

motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih dan tidak mau menyerah, giat

membaca buku-buku untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang

motivasinya lemah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatia nnya tidak

tertuju pada pelajaran, suka menggangu dikelas, dan sering meninggalkan

(25)

Menurut Sardiman (2008:75) motivasi dikatakan sebagai serangkaian

usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan

ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk

meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu tumbuh

dari dalam diri seseorang tetapi dapat dirangsang oleh faktor dari luar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas di SMK Negeri 1

Wonosobo dapat diketahui jika motivasi siswa rendah dapat dilihat dari

kurangnya jumlah presensi kehadiran siswa di kelas, menurunnya tingkat

konsentrasi siswa saat menerima pelajaran dan berkurangnya daya serap siswa

terhadap materi yang diajarkan serta tidak stabilnya tingkat emosi siswa. Siswa

yang mempunyai motivasi yang kuat akan diikuti dengan munculnya disiplin diri

yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk

aturan. Atau pada garis besarnya motivasi menentukan tingkat berhasil atau

gagalnya kegiatan belajar siswa, pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya

adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motivasi, minat,

yang ada pada diri siswa. Motivasi merupakan bagian dari prinsip-prinsip belajar

dan pembelajaran karena motivasi menjadi salah satu faktor yang turut

menentukan pembelajaran yang efektif (Djamarah. 2002:123).

Untuk dapat mewujudkan aktivitas belajar mengajar yang efektif tidaklah

mudah, maka semua faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar mengajar harus

berjalan dengan seimbang atau saling mendukung untuk mencapai aktivitas

belajar mengajar yang efektif, dan mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan hasil

(26)

iklim yang merupakan faktor eksternal non-sosial dan faktor motivasi yang

merupakan faktor internal dan pengaruhnya terhadap aktivitas belajar mengajar.

Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Marsidi dan Kusmindari

(2009), penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel tingkat

kelembaban nisbi dan variabel suhu ruang kelas dalam hubungannya dengan

proses belajar. Penelitian ini dilakukan dengan metode statistik parametrik, untuk

mengetahui rata-rata dan standar deviasi dari hasil data yang diperoleh. data

diperoleh dengan pengukuran dilakukan secara langsung ke ruang kelas dan ruang

laboratorium secara acak yang digunakan dalam proses belajar di lingkungan

Universitas Bina Darma Palembang. Simpulan yang diambil oleh peneliti adalah:

Untuk kelembaban nisbi antara 30% sampai dengan 70% tidak berpengaruh besar

terhadap kesehatan. Daerah musim panas/tropis, untuk kondisi ruang yang tidak

memakai AC suhu udara di dalam ruang direkomendasikan antara 20oC sampai

dengan 27oC, sedangkan untuk ruang yang memakai AC adalah 24oC. Sedangkan

kelembaban nisbi yang nyaman untuk proses belajar pada daerah tropis atau

musim panas adalah antara 40%-60%.

Penelitian juga pernah dilakukan oleh Nurcahyo (2008) hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa faktor intern yang mempengaruhi keberhasilan belajar

adalah minat, bakat dan motivasi. Kemudian Suviana (2010) menambahkan

bahwa faktor kesehatan, perhatian, intelegensi serta faktor kesiapan ikut

mempengaruhi faktor intern keberhasilan belajar. Penelitian lain yang dilakukan

oleh Istikomah (2010) bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal

(27)

pada siswa kelas XI IPS SMAN 1 Tahunan Kabupaten Jepara. Penelitian ini

mengambil sampel sebanyak 63 siswa dengan teknik sampling klaster. Hasil dari

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) Faktor internal yang mendorong

proses belajar mengajar meliputi kondisi fisiologis dan psikologis anak,

sedangkan dari faktor eksternal meliputi lingkungan alam, lingkungan sosial dan

instrumental. (2) Faktor internal ternyata lebih dominan mendukung kegiatan

belajar mengajar daripada faktor eksternal.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah peneliti

menyajikan variabel iklim dan lingkungan alam untuk mempengaruhi aktivitas

belajar mengajar, siswa dan guru menganggap kegiatan belajar mengajar di

sekolah mereka sudah efektif atau belum. Dalam penelitian ini juga terdapat

variabel motivasi belajar yang berkedudukan sebagai variabel intervening.

Penelitian-penelitian diatas menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara suhu,

motivasi, kesiapan, dan lingkungan alam terhadap proses belajar.

Berdasarkan fenomena dan uraian diatas maka penulis akan melakukan

penelitin dengan mengambil judul ”PENGARUH IKLIM DAN LINGKUNGAN

ALAM KABUPATEN WONOSOBO TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR

MENGAJAR SMK NEGERI SE-KABUPATEN WONOSOBO DENGAN

(28)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan:

1. Apakah terdapat pengaruh iklim dan lingkungan alam terhadap motivasi

belajar di SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo?

2. Apakah terdapat pengaruh iklim terhadap motivasi belajar di SMK Negeri

se-Kabupaten Wonosobo?

3. Apakah terdapat pengaruh lingkungan alam terhadap motivasi belajar di

SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo?

4. Apakah terdapat pengaruh iklim, lingk ungan alam dan motivasi belajar

terhadap aktivitas belajar mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten

Wonosobo?

5. Apakah terdapat pengaruh iklim terhadap aktivitas belajar mengajar di

SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo?

6. Apakah terdapat pengaruh lingkungan alam terhadap aktivitas belajar

mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo?

7. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap aktivitas belajar

mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo?

8. Apakah terdapat pengaruh iklim melalui perantara motivasi belajar

terhadap Aktivitas Belajar Mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten

(29)

9. Apakah terdapat pengaruh lingkungan alam melalui perantara motivasi

belajar terhadap aktivitas belajar mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten

Wonosobo?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh iklim dan lingkungan alam terhadap motivasi

belajar di SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo

2. Untuk mengetahui pengaruh iklim terhadap motivasi belajar di SMK

Negeri se-Kabupaten Wonosobo

3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan alam terhadap motivasi belajar di

SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo

4. Untuk mengetahui pengaruh iklim, lingkungan alam dan motivasi belajar

terhadap aktivitas belajar mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten

Wonosobo

5. Untuk mengetahui pengaruh iklim terhadap aktivitas belajar mengajar di

SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo

6. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan alam terhadap aktivitas belajar

mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo

7. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap aktivitas belajar

(30)

8. Untuk mengetahui pengaruh Iklim melalui perantara motivasi belajar

terhadap aktivitas belajar mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten

Wonosobo

9. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan alam melalui perantara motivasi

belajar terhadap aktivitas belajar mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten

Wonosobo

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis

maupun secara praktis bagi segenap pihak yang berkepentingan.

1) Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan

pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan dunia

pendidikan.

b. Memberikan sumbangan pemikiran dan bahan kajian dalam penelitian.

2) Manfaat Praktis

a. Bagi Lembaga Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang, untuk

meningkatkan kualitas akademik dan kompetensi mahasiswa program

kependidikan sebagai calon guru yang profesional.

b. Bagi Sekolah, untuk bahan evaluasi dalam aktivitas belajar mengajar.

c. Bagi mahasiswa calon pendidik atau guru, dapat memberikan

sumbangan yang dapat dijadikan bahan masukan dalam proses belajar

(31)

14

2.1 Aktivitas Belajar Mengajar

2.1.1 Pengertian Aktivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya adalah

“kegiatan/keaktifan”. Nasution (1989) menambahkan bahwa aktivitas merupakan

keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan. Aktivitas

adalah melakukan suatu kegiatan tertentu secara aktif. Aktivitas menunjukkan

adanya kebutuhan untuk aktif bekerja atau melakukan kegiatan–kegiatan tertentu

(Haditono, 1983:3). Sementara itu menurut Mulyono (2001:26), Aktivitas artinya

“kegiatan atau keaktifan”, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan

yang terjadi baik fisik maupun non- fisik. Aktivitas menurut kamus umum

Bahasa Indonesia artinya kegiatan atau kesibukan (Poerwadarminto, 2003:23).

Sedangkan menurut Sardiman (2008:98) yang dimaksud dengan aktivitas adalah

aktivitas yang bersifat fisik atau mental.

Menurut Daradjat (1995:137) aktivitas terbagi dalam aktivitas jasmani dan

aktivitas rohani. Keaktifan jasmani adalah kegiatan seseorang yang dilakukan dengan

anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja. Seseorang tidak hanya

duduk dan mendengar tetapi juga aktif rohaninya, jika daya jiwanya bekerja

banyaknya. Jadi seseorang itu beraktivitas melalui mendengar, mengamati,

menyelidiki, menguraikan, mengasosiasikan, dan menilai. Aktivitas jasmani atau fisik

itu adalah kegiatan yang dilakukan oleh anggota badan, atau disebut juga kegiatan

(32)

rohani atau psikis adalah kegiatan yang bersifat penerapan fungsi-fungsi seperti

mengingat, berpikir, dan berfantasi. Selain itu An-Nahlawi (1989:216) mengatakan

makna terpenting bagi aktivitas adalah mengarahkan, membangkitkan potensi anak

dalam perbuatan mereka. Hal ini menunjukkan peran guru sebagai pembimbing,

sebagai fasilitator dalam aktivitas belajar mengajar.

Diedrich dalam Sardiman (2008:99) membuat suatu daftar yang berisi 177

macam kegiatan/aktivitas belajar siswa yang digolongkan dalam 8 kelompok yaitu:

a. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya membaca, memperhatikan

gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.

b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi interupsi.

c. Listening activities, seperti mendengarkan, uraian, percakapan, diskusi musik.

d. Writing activities, seperti melalui cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

e. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta diagram.

f. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain melakukan percobaan,

membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak.

g. Mental activities, sebagai contoh misalnya menanggap, mengingat, memecahkan

soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

h. Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Dari beberapa pendapat diatas dapat dapat ditarik kesimpulan bahwa

(33)

2.1.2 PengertianBelajar

Penger t ia n belajar menurut Nasution (1989:37) adalah menambah dan

mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Poerwadarminto (2003:121) menyatakan

bahwa “belajar adalah berusaha (berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian”.

Dalam hal ini kepandaian bisa ditunjukkan dengan prestasi yang memuaskan dari

usaha yang diraihnya sendiri. Menurut Slameto (2010:2) “belajar adalah proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungan”.

Belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:7) merupakan tindakan dan

perilaku siswa yang kompleks. Selanjutnya Sardiman (2008:24) menyatakan

“Belajar sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya

yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”.

Ahmadi (2004:19) ahli pendidikan modern merumuskan belajar adalah

suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan

dalam cara-cara bertingkah laku yang baik berkat pengalaman dan latihannya.

Sedangkan Djamarah (2002:13) “belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan

raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut

kognitif, afektif dan psikomotor”.

Dari beberapa pendapat tentang studi diatas dapat ditarik kesimpulan

(34)

aktual (tampak dalam tingkah laku) maupun perubahan potensial (terwujud dalam

pikiran atau pola pikir).

Menurut Djamarah (2002:15-17) hakekat belajar adalah perubahan tingkah

laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor, maka ada

beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan kedalam ciri-ciri studi yaitu:

a. Perubahan yang terjadi secara sadar. Ini berarti yang belajar akan menyadari

terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah

terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.

b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. Sebagai hasil belajar,

perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan

tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan mengakibatkan perubahan

seterusnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif da n aktif. Perubahan- perubahan itu

selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari

yang sebelumnya. Dengan demikian, semakin banyak usaha belajar itu

dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.

Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi

dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan yang bersifat

sementara yang terjadinya untuk beberapa saat saja, perubahan yang terjadi

karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa

(35)

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Ini berarti perubahan

tingkah laku itu terjadi karena adanya tujuan yang ingin dicapai. Perubahan

belajar yang benar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar

disadari.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika seseorang belajar

sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku se cara

menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, dan sebagainya.

Dalam setiap kegiatan manusia yang dilakukan, ia akan mendambakan

suatu keberhasilan. Demikian pula dalam proses belajar dan mengajar, orang yang

melakukan proses belajar akan selalu mengharapkan keberhasilan yang berwujud

suatu prestasi studi.

2.1.3 PengertianMengajar

Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan

mengajar yang mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan usaha

mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan

pengajaran, sehingga terjadi proses belajar mengajar.

Nasution (1989) berpendapat bahwa mengajar adalah “…suatu aktivitas

mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Sedangkan

Arifin (2009) mendefinisikan mengajar sebagai “…suatu rangkaian kegiatan

penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi,

(36)

Menurut Tyson dan Caroll dalam Syah (2004), setelah mempelajari secara

seksama sejumlah teori pengajaran, menyimpulkan bahwa mengajar ialah “…a way working with students...a process of interaction…the teacher does something

to student; the student do something in return”. Dari definisi ini tergambar bahwa

mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara

siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Sedangkan Tardif

dalam Syah (2004) menyatakan bahwa mengajar itu pada prinsipnya adalah

“…any action performed by an individual (the teacher) with the intention of

facilitating learning in another individual (the learner)”. Artinya mengajar adalah

perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini guru) dengan tujuan

membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini siswa) melakukan kegiatan

belajar mengajar.

Biggs (1991) seorang pakar psikologi kognitif masa kini, membagi konsep

mengajar dalam tiga macam pengertian, yaitu:

a. Pengertian kuantitatif (yang menyangkut jumlah pengetahuan yang

diajarkan).

b. Pengertian institusional (yang menyangkut kelembagaan atau sekolah)

c. Pengertian kualitatif (yang menyangkut mutu hasil ideal)

Dalam pengertian kuantitatif, mengajar berarti the transmission of

knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini, guru hanya perlu

menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan

sebaik-baiknya. Dalam pengertian institusional, mengajar berarti the efficient

(37)

secara efisien. Selanjutnya dalam pengertian kualitatif, mengajar berarti the

facilitation of learning yakni upaya membantu memudahkan kegiatan belajar

siswa.

Dari bermacam- macam definisi yang telah diuraikan diatas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa mengajar merupakan proses interaksi siswa dengan siswa dan

konsultasi guru dalam rangka menciptakan sistem lingkungan sebaik-baiknya

yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

2.1.4 PengertianAktivitas Belajar Mengajar

Sekolah dan kelas merupakan tempat menghimpun siswa dan secara

bersama-sama mengembangkan lingkungan dan belajar bagaimana menunjukkan

produktivitasnya. Menurut Joyce dalam Sopiatin (2010) inti kegiatan belajar

mengajar adalah mengatur lingkungan dimana di dalamnya siswa dapat

berinteraksi. Interaksi yang dimaksud disini adalah hubungan timbal balik antara

guru dengan siswa yang merupakan syarat utama bagi berlangsungnya aktivitas

belajar mengajar. Interaksi dalam aktivitas belajar mengajar mempunyai arti yang

lebih luas, tidak hanya sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetap i berupa

interaksi edukatif.

Aktivitas belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bersifat

kompleks dan dinamis yang dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan

bantuan sumber belajar serta dilaksanakan pada lingkungan pendidikan. Selain

itu, aktivitas belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara

(38)

penentu kegiatan di dalam kelas dan ruang kelas merupakan tempat untuk

membangun metode mengajar dan organisasi kela s menjadi efektif.

Aktivitas belajar mengajar merupakan proses interaksi antara siswa

sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar dengan siswa

sebagai subjek pokoknya. Dalam interaksi tersebut dibutuhkan

komponen-komponen pendukung, antara lain adalah tujuan yang akan dicapai, materi

pelajaran, peserta didik, guru, metode yang digunakan dalam melaksanakan

aktivitas belajar mengajar, situasi dan lingkungan yang memungkinkan aktivitas

belajar mengajar berjalan dengan baik, dan penilaian terhadap hasilnya. Dengan

demikian, dapat dilihat bahwa dalam aktivitas belajar mengajar terdapat

keterkaitan antara siswa, guru, dan tujuan.

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku

akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perubahan-perubahan ini merupakan

hasil belajar yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (Blomm

dalam Aqib, 2007:58). Sedangkan mengajar merupakan seluruh kegiatan dan

tindakan yang diupayakan oleh guru untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan

tujuan yang telah dirumuskan. Definisi belajar dalam aktivitas belajar mengajar

menurut Anderson dalam Sopiatin (2010:45) yaitu merupakan dasar dari

rancangan kurikulum sebagai keterkaitan antara tujuan atau standar, penilaian,

kegiatan, dan materi Definisi ini menjelaskan bahwa belajar mempunyai

komponen tujuan pengajaran/standar kompetensi siswa yang harus dicapai,

(39)

yang dilaksanakan, baik didalam maupun diluar kelas, dan materi pelajaran yang

diberikan kepada peserta didik.

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003

menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belaja r. Berdasarkan konsep

tersebut, dalam kata pembelajaran terkandung dua kegiatan yaitu belajar dan

mengajar. Kegiatan yang berkaitan dengan upaya membelajarkan siswa agar

berkembang potensi intelektual yang ada pada dirinya. Ini berarti bahwa

pembelajaran menuntut terjadinya komunikasi antara dua arah atau dua pihak

yaitu pihak yang mengajar guru sebagai pendidik dengan pihak yang belajar yaitu

siswa sebagai peserta didik.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas

belajar mengajar adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang terarah pada tujuan

pembelajaran yang ditentukan.

2.1.5 Ciri-ciri Aktivitas Belajar Mengajar

Aktivitas belajar mengajar merupakan proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang terarah

pada tujuan pembelajaran yang ditentukan. Sedangkan belajar dapat didefinisikan

sebagai suatu proses atau upaya sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh

perubahan perilaku baru secara keseluruhan berinteraksi dengan lingkungan

(40)

(1984) sebagai suatu proses pengaturan kegiatan belajar mengajar memiliki

beberapa ciri, yaitu:

1. Memiliki Tujuan

Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu

kegiatan. Secara umum kegiatan belajar mengajar harus memiliki tujuan yakni

untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu, sadar akan

tujuan yang ingin dicapai dengan menempatkan peserta didik sebagai suatu

pusat perhatian. Menurut Sukmadinata (1997) terdapat beberapa tujuan

kegiatan belajar mengajar diantaranya yaitu:

a) Menggambarkan apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh peserta didik

dengan menggunakan kata-kata kerja yang menunjukkan perilaku yang

dapat diamati, menunjukkan stimulus yang membangkitkan perilaku

peserta didik dan memberikan kekhususan tentang sumber-sumber yang

dapat digunakan peserta didik dan orang-orang yang dapat diajak bekerja

sama.

b) Menunjukkan perilaku yang diharapkan dilakukan oleh peserta didik,

dalam bentuk ketepatan dan ketelitian respon, kecepatan, panjangnya

dan frekuensi respons.

c) Menggambarkan kondisi-kondisi atau lingkungan fisik, kondisi atau

lingkungan psikologis.

2. Adanya Suatu Prosedur (Jalannya Interaksi).

Dalam aktivitas belajar mengajar diperlukan adanya suatu prosedur

(41)

Agar mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu

ada prosedur atau langkah- langkah sistematik dan relevan. Terdapat beberapa

pendekatan yang dapat digunakan yaitu :

a) Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran (subject oriented)

b) Pendekatan yang berpusat pada peserta didik (student oriented)

c) Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat (social

oriented)

Secara garis besarnya, jenis pendekatan kegiatan belajar mengajar

terbagi ke dalam dua bagian berbeda yaitu:

a) Pendekatan Ekspositorik yaitu pendekatan yang bisa dijadikan pedoman

dalam memilih jalan interaksi yan sifatnya menyampaikan informasi dan

sejenisnya.

b) Pendekatan Heuristik yaitu yang bisa dijadikan pedoman yang sifatnya

praktek, eksperimen, observasi dan sejenisnya.

Prosedur kegiatan belajar mengajar yang digunakan hendaknya dapat:

a) Memberikan peluang bagi peserta didik untuk mencari, mengolah dan

menemukan sendiri pengetahuan di bawah bimbingan guru.

b) Menggunakan metode yang bervariasi dengan mengkombinasikan antara

kegiatan belajar individual, pasangan, kelompok dan klasikal dengan

menyentuh seluruh aspek perilaku individu, kognitif, afektif dan

psikomotorik.

c) Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual peserta didik

(42)

dan budaya serta masalah khusus yang dihadapi peserta didik yang

bersangkutan.

Secara umum, prosedur aktivitas belajar mengajar dilakukan melalui

tiga tahapan yaitu:

1) Kegiatan Pendahuluan

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan pendahuluan yaitu

menciptakan kondisi awal pembelajaran meliputi membina keakraban,

menciptakan kesiapan belajar dan suasana belajar yang demokratis.

Apersepsi/pre-test meliputi kegiatan mengajukan pertanyaan yang

berhubungan dengan materi sebelumnya, membangkitkan motivasi dan

perhatian peserta didik untuk mengkuti kegiatan belajar mengajar.

2) Kegiatan Inti

Hal–hal yang dilakukan dalam kegiatan inti yaitu menyampaikan

tujuan yang ingin dicapai baik secara lisan maupun tulisan, menyampaikan

alternatif kegiatan belajar yang akan di tempuh dan membahas materi.

3) Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Aktivitas Belajar Mengajar

Hal–hal yang dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut

aktivitas belajar mengajar yaitu penilaian akhir, analisis hasil penilaian

akhir, tindak lanjut, mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu

yang akan datang dan menutup aktivitas belajar mengajar.

3. DitandaiDengan Satu Penggarapan Materi Yang Khusus

Dalam aktivitas belajar materi harus didesain sedemikian rupa,

(43)

komponen-komponen yang lain, terutama komponen-komponen anak didik yang merupakan sentral.

Pemilihan materi harus benar-benar dapat memberikan kecakapan dalam

memecahkan masalah kehidupan sehari- hari. Beberapa kriteria materi yaitu :

a) Sahih (Valid) yaitu materi yang dituangkan dalam aktivitas belajar

mengajar benar-benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya, juga

merupakan materi yang aktual, tidak ketinggalan zaman dan memberikan

kontribusi untuk pemahaman kedepan.

b) Tingkat kepentingan yaitu materi yang dipilih benar-benar diperlukan

peserta didik, sejauh mana materi tersebut penting untuk dipelajari.

c) Kebermaknaan yaitu materi yang dipilih dapat memberikan manfaat

akademis yaitu memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan

yang akan dikembangkan dan manfaat non akademis yaitu

mengembangkan kecakapan hidup dan sikap yang dibutuhkan dalam

kehidupan sehari- hari.

d) Layak dipelajari yaitu materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari

aspek tingkat kesulitannya maupun aspek kelayakannya terhadap

pemanfaatan materi dan kondisi setempat.

e) Menarik minat yaitu materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan

dapat memotivasi dan menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik.

Menurut Hermawan (2012) materi mengandung aspek-aspek tertentu

sesuai dengan tingkat tujuan yang ingin dicapai meliputi:

1) Teori yaitu seperangkat konstruk atau konsep definisi atau preposisi yang

(44)

2) Konsep merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.

3) Generalisasi yaitu kesimpulan umum berdasarkan hal- hal yang khusus.

4) Prosedur yaitu seri langkah- langkah yang berurutan dalam materi

pelajaran yang harus dilakukan peserta didik.

5) Prinsip yaitu ide utama.

6) Fakta yaitu sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap

penting.

7) Istilah yaitu kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang

diperkenalkan dalam materi.

8) Contoh yaitu hal atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu

uraian.

9) Definisi yaitu penjelasan tentang makna/pengertian tentang suatu hal/kata.

10)Preposisi yaitu kata yang digunakan untuk menyampaikan materi

pelajaran.

Mengutip pemikiran Mulyasa (2003) yang menekankan pentingnya

upaya pengembangan aktivitas, kreatifitas, motivasi peserta didik dalam

aktivitas belajar mengajar, beliau mengemukakan hal-hal yang perlu

dipikirkan yaitu:

1) Dikembangkannya rasa percaya diri peserta didik dan mengurangi rasa

takut.

2) Memberikan kesempatan kepada seluruh perserta didik untuk

berkomunikasi ilmiah secara bebas terarah.

(45)

4) Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.

5) Melibatkan peserta didik secara aktif dan kreatif dalam proses belajar

mengajar secara keseluruhan.

Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004) untuk meningkatkan aktivitas

dan kreativitas peserta didik, guru dapat menggunakan pendekatan sebagai

berikut:

1) Self esteem approach yaitu memperhatikan kesadaran atau harga diri

peserta didik.

2) Creative approach yaitu mengembangkan problem solving, inquiry dan

role playing.

3) Self actualization yaitu pengembangan seluruh aspek kepribadian peserta

didik.

4) Multiple talent approach yaitu mengupayakan pengembangan seluruh

potensi untuk menunjang kesehatan peserta didik.

5) Inquiry approach yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk menggunakan proses mental.

6) Pictorial riddle approach yaitu mengembangkan metode untuk membantu

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

7) Syntetics approach yaitu lebih memusatkan perhatian pada peserta didik.

Sebagai pembimbing guru harus berusaha menghidupkan dan

memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif, harus siap

sebagai mediator dalam segala situasi aktivitas belajar mengajar sehingga

(46)

dan Barliner dalam Makmun (2003) mengemukakan peran guru lainnya yaitu

sebagai perencana (planner), sebagai pelaksana (organizer) dan sebagai

evaluator. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, seorang guru seyogyanya

didukung oleh berbagai kompetensi sehingga dapat menghasilkan kinerja yang

optimal.

Kompetensi adalah keseluruhan pengetahuan, keterampilan, sifat-sifat

dan karakteristik kepribadian yang diperlukan oleh seorang guru untuk

mendukung terhadap pencapaian kinerjanya. Tiga jenis kompetensi yang

harus dimiliki guru menurut Raka Joni dalam Suyanto dan Hisyam (2000):

1) Kompetensi profesional yaitu memiliki penge tahuan yang luas dari bidang

studi yang diajarkannya, dapat memilih dan menggunakan berbagai

metode mengajar didalam proses belajar mengajar.

2) Kompetisi kemasyarakatan yaitu mampu berkomunikasi, baik dengan

peserta didik, sesama guru, maupun masyarakat luas.

3) Kompetisi personal yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut

diteladani sehingga mampu menjadi seorang pemimpin.

Disiplin dalam aktivitas belajar mengajar diartikan sebagai suatu pola

tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah

ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar. Langkah- langkah

yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan, penyimpangan

dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran disiplin. Dalam

pembentukan disiplin belajar peserta didik Reisma dan Dayne dalam Mulyasa

(47)

1) Konsep diri, untuk menumbuhkan konsep diri sehinga peserta didik dapat

berprilaku disiplin, guru disarankan untuk bersifat empatik, menerima,

hangat dan terbuka.

2) Keterampilan berkomunikasi, guru terampil berkomunikasi secara efektif

sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan peserta

didik.

3) Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami, guru disarankan dapat

menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu peserta

didik dalam mengatasinya.

4) Klarifikasi nilai, guru membantu peserta didik dalam menjawab

pertanyaannya sendiri tentang nilai- nilai dan membentuk sistem nilainya

sendiri.

5) Analisis transaksional, guru disarankan belajar sebagai orang dewasa

terutama ketika berhadapan dengan peserta didik yang menghadapi

masalah.

6) Terapi realitas, guru bersikap positif dan bertanggung jawab.

7) Disiplin yang berintegrasi, menekankan pengendalian penuh oleh guru

untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan.

8) Modifikasi perilaku, perilaku salah disebabkan oleh lingkungan, oleh

karena itu perlu diciptakan lingkungan yang kondusif.

9) Tantangan bagi disiplin, guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi dan

(48)

Dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai suatu tujuan tertentu

dalam sistem berkelas (kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu

ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu,

kapan tujuan itu sudah harus tercapai.

Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu

program yang telah direncanakan telah dicapai atau belum, berharga atau

tidak, dan dapat pula untuk melihat efisiensi pelaksanaannya. Esensi dari

evaluasi menurut pandangan Stafflebeam yaitu memberikan informasi bagi

kepentingan pengambilan keputusan. Dari seluruh kegiatan di atas, masalah

evaluasi bagian penting yang tidak bisa diabaikan, setelah guru melaksanakan

kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui

tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan. Melakukan

pembelajaran dalam hal- hal yang dapat meningkatkan kualitas watak seperti

mengembangkan kejujuran, disiplin, keyakinan sukses, kepemimpinan dan

komitmen. Dengan begitu aktivitas kegiatan belajar mengajar dapat berjalan

(49)

2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar Mengajar

Komponen-komponen yang berpengaruh dalam aktivitas

belajar-mengajar:

Gambar 1 : Komponen-komponen yang berpengaruh dalam aktivitas belajar mengajar

Sumber: Kurikulum sekolah menengah umum, Landasan Program dan pengembangan, Depdikbud 2003

Skema diatas menggambarkan bahwa aktivitas belajar mengajar

dipengaruhi oleh komponen:

1. Siswa

2. Faktor Instrumenal : Guru, kurikulum, metode, sarana

3. Faktor Lingkungan alamiah : Lingkungan alam, sosial, dan budaya

2.1.7 Indikator Kebe rhasilan Belajar Mengajar

Menurut Djamarah & Zain (2006:105) Aktivitas belajar mengajar yang

dianggap berhasil dapat dilihat dari petunjuk-petunjuk dibawah ini :

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

2. Perilaku yang digariskan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar

telah dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok. Faktor Lingkungan alamiah:

Lingkungan alam, sosial, budaya Faktor Instrumenal: Guru, kurikulum, metode, sarana

Siswa Aktivitas belajar Siswa yang berhasil

(50)

2.2 Iklim

2.2.1 Pengertian Iklim

Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun

yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (± minimal 30 tahun)

dan meliputi wilayah yang luas. Iklim dapat terbentuk karena adanya:

a. Rotasi dan revolusi bumi sehingga terjadi pergeseran semu harian matahari

dan tahunan; dan Perbedaan lintang geografi dan lingkungan fisis.

b. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya penyerapan panas matahari oleh

bumi sehingga besar pengaruhnya terhadap kehidupan di bumi.

2.2.2 Macam-Macam Iklim

Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis lintang dan

ketinggiannya di muka bumi. Berdasarkan letak garis lintang dan ketinggian

tersebut, maka iklim dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu iklim matahari,

iklim fisis dan iklim Junghunh.

1. Iklim Matahari

Klasifikasi iklim matahari, didasarkan pada ba nyak sedikitnya sinar

matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Tempat-tempat yang lintangnya

tinggi lebih sedikit daripada tempat-tempat yang lintangnya rendah.

Berdasarkan iklim matahari, bumi dibagi menjadi empat daerah iklim, yaitu

sebagai berikut:

a) Daerah iklim tropis (panas) : 0° 23,5° Lintang Utara (LU) /Lintang

Selatan (LS)

(51)

c) Daerah iklim sedang : 40° 66,5° LU/LS4.

d) Daerah iklim dingin : 66,5° 90° LU/LS

Gambar 2 : Pembagian daerah iklim matahari

2. Iklim Fisis

Iklim fisis adalah iklim yang didasarkan pada keadaan atau fakta

sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan

alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan

yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan. Iklim fisis dapat

dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim

gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).

a) Iklim laut (Maritim)

Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah

sedang. Keadaan iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda. Ciri iklim laut

di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai

(52)

1) Suhu rata-rata tahunan rendah;

2) Amplitudo suhu harian rendah/kecil;

3) Banyak awan, dan

4) Sering hujan lebat disertai badai.

Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:

1) Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil;

2) Banyak awan;

3) Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik;

4) Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak

dan tiba-tiba.

b) IklimDarat (kontinen)

Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah

sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40o,

yaitu sebagai berikut:

1) Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil; dan

2) Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.

Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:

1) Amplitudo suhu tahunan besar;

2) Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim

dingin rendah;

Gambar

Gambar 1  Komponen-komponen yang berpengaruh dalam Aktivitas
Tabel 27 Uji t dengan Aktivitas belajar mengajar sebagai variabel
gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.
Gambar 1 : Komponen-komponen yang berpengaruh dalam aktivitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemakmuran pemegang saham meningkat bila harga saham yang dimilikinya meningkat. Harga pasar saham yang terbentuk dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: earning per share,

cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat beban puncak dan perlu adanya suplai. air untuk

Dengan demikian, area permasalahan yang menjadi prioritas pertama untuk diselesaikan dengan DMAIC adalah faktor quality pada mesin toelasting glue.. Dari hasil

Basically this report is a combination of 3 (three) explorative and co relational studies, which explores factors that influence buying decisions, consumer

Di Indonesia kemiskinan sudah terjadi sejak zaman dahulu dimana Pemerintah Indonesia tidak dapat menekan angka kemiskinan dari tahun ke tahun bahkan kemiskinan

mengenai pandangan Agustinus tentang kehendak menjadi kudus secara khusus.. berkaitan erat dengan

Pengembangan tebu di Indonesia saat ini sebagian besar terdapat di lahan kering, oleh karena itu perakitan varietas toleran kekeringan merupakan suatu langkah yang bijaksana,

Dengan kehandalan yang tinggi yang ditandai dengan ketepatan waktu perjalanan akan menyebabkan peningkatan dalam kapasitas baik dari sisi pelayanan kepada penumpang maupun