i
PENGARUH IKLIM DAN LINGKUNGAN ALAM
KABUPATEN WONOSOBO TERHADAP AKTIVITAS
BELAJAR MENGAJAR SMK NEGERI SEKABUPATEN
WONOSOBO DENGAN MOTIVASI BELAJAR SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Demi Yan Triani Siwi NIM 7101408179
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Tarsis Tarmudji, M.M Lyna Latifah, S.Pd., S.E., M.Si.
NIP. 194911211976031002 NIP. 197909232008122001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji
Rediana Setiyani, S.Pd., M.Si NIP. 197912082006042002
Anggota I Anggota II
Drs. Tarsis Tarmudji, M.M Lyna Latifah, S.Pd., S.E., M.Si.
NIP. 194911211976031002 NIP. 197909232008122001
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
iv
PERN YATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Desember 2012
Demi Yan Triani Siwi
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al Insyirah:5-6)
Jadikanlah sabar dan sholat itu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah:153)
Persembahan
Kupersembahkan karya ini untuk :
1. Kedua orangtua tercinta, Bapak Sumanto dan
Ibu Marsiti atas semua curahan doa dan kasih
sayangnya
2. Keluargaku, mbak Dian dan mbak Dani untuk
doa serta dukungan untukku
3. Mohamad Ari Nugroho atas semua perhatian,
vi
PRAKATA
Puji syukur senantiasa penyusun panjatkan atas ke hadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga skripsi dengan judul "Pengaruh
Iklim dan Lingkungan Alam Kabupaten Wonosobo terhadap Aktivitas Belajar
Mengajar SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo dengan Motivasi Belajar sebagai
Variabel Intervening" dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 (satu) guna meraih
gelar Sarjana Pendidikan. Berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Soedijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberi kesempatan kepada penyusun untuk menyelesaikan studi
di Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan ijin
untuk mengadakan penelitian.
3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan observasi dan penelitian.
4. Drs. Tarsis Tarmudji, M.M., selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan saran hingga terselesaikan penyusunan skripsi ini.
5. Lyna Latifah, S.Pd., S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan terselesaikan penyusunan skripsi ini.
6. Rediana Setiyani, S.Pd., M.Si, selaku Dosen Penguji utama yang telah
vii
7. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNNES
yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada penyusun.
8. Kepala Sekolah SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo yang telah memberikan
ijin dan membantu dalam penelitian ini.
9. Guru dan siswa-siswi kelas X SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo selaku
responden yang telah memberikan informasi dan data yang bermanfaat.
10.Teman-teman seperjuangan Pendidikan Akuntansi 2008 UNNES yang selalu
memberikan dukungan serta motivasinya.
11.Teman-teman Sejuk Kost yang selalu memberikan semangat.
12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan moral maupun materi dalam penyusunan skripsi ini.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penyusun menyadari
skripsi ini jauh dari sempurna. Akhir kata, penyusun berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya.
Semarang, Desember 2012
viii
SARI
Siwi, Demi Yan Triani. 2012. “Pengaruh Iklim dan Lingkungan Alam Kabupaten Wonosobo terhadap Aktivitas Belajar Mengajar SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo dengan Motivasi Belajar sebagai Variabel Intervening”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Tarsis Tarmudji M.M. II. Lyna Latifah, S.Pd., S.E., M.Si.
Kata kunci: Iklim, Lingkungan Alam, Motivasi Belajar, dan Aktivitas Belajar Mengajar
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SMK, diketahui bahwa aktivitas belajar mengajar di Kabupaten Wonosobo belum efektif. Padahal aktivitas belajar mengajar adalah kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan. Dari data observasi pendahuluan, faktor yang diduga mempengaruhi aktivitas belajar mengajar SMK di Kabupaten Wonosobo diantaranya iklim, lingkungan alam, dan motivasi belajar. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tak langsung variabel iklim, dan lingkungan alam terhadap aktivitas belajar mengajar SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo dengan motivasi belajar sebagai variabel intervening.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru dan siswa kelas X SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 4123 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah masing- masing 20 guru dan 20 siswa kelas X pada lima SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo sebanyak 200 responden. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket kepada guru dan siswa. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif presentase dan analisis jalur (Path Analysis) dengan bantuan SPSS versi 16.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada pengaruh langsung maupun tak langsung variabel iklim dan lingkungan alam terhadap aktivitas belajar mengajar kelas X SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo dengan motivasi belajar sebagai variabel intervening, hal ini dibuktikan dengan persamaan hasil analisis jalur yaitu P=0,265X1+0,388X2+0,810 serta Y=0,149X1+0,146X2+0,616P+0,601, selain itu besarnya pengaruh secara parsial maupun simultan bersifat positif.
ix
ABSTRACT
Siwi, Demi Yan Triani. 2012. “The Influence of Climate and Wonosobo District Natural Environment of toward Teaching and Learning Activity of SMK Wonosobo District with the Learning Motivation as the intervening variable”. Final Project. Economic Education Department. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor. Drs. Tarsis Tarmudji, M.M. Co Advisor. Lyna Latifah, S.Pd., S.E., M.Si.
Key Word: Climate, Natural Environment, Learning Motivation, and Teaching and Learning Activity
Based on the results of interviews with vocational high school teacher, it is known that teaching and learning activities in Wonosobo district has not been effective. Whereas teaching and learning activities are the most essential activit ies in the educational process. From preliminary observations, factors suspected to affect teaching and learning activities in Wonosobo vocational high schools such as climate, natural environment, and motivation to learn. While the purpose of this research was to determine the direct and indirect effects of climate and the natural environment for teaching and learning activities of SMK in Wonosobo district with motivation as an intervening variable.
The population in this research are all teachers and students of class X SMK in Wonosobo district a school year 2012/2013, amounting to 4123 people. Technique sampling using quota sampling. The samples in this research were respectively 20 teachers and 20 students of class X in five SMK in Wonosobo district as many as 200 respondents. Data collected through distributing questionnaires to teachers and students. Analysis of the data in this research is a percentage of descriptive analysis and path analysis using SPSS version 16.
The results showed that, there are direct and indirect effects climate and natural environment for teaching and learning activities of the class X of SMK in Wonosobo district with motivation to learn as an intervening variable, this is evidenced by the results of path analysis equation is P=0,265X1+0,388X2+0,810 and Y=0,149X1+0,146X2+0,616P+0,601. Besides the influence of partially or simultaneously is positive.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
SARI ... viii
ABTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 11
1.3 Tujuan Penelitian ... 12
1.4 Manfaat Penelitian ... 13
BAB II : LANDASAN TEORI 2.1 Aktivitas Belajar Mengajar ... 14
2.1.1 Pengertian Aktivitas ... 14
xi
2.1.3 Pengertian Mengajar ...18
2.1.4 Pengertian Aktivitas Belajar Mengajar ...20
2.1.5 Ciri-ciri Aktivitas Belajar Mengajar ...22
2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar Mengajar ....32
2.1.7 Indikator Keberhasilan Belajar Mengajar ...32
2.2 Iklim ... 33
2.2.1 Pengertian Iklim ... 33
2.2.2 Macam- macam Iklim ... 33
2.3 Lingkungan Alam ... 38
2.3.1 Pengertian Lingkungan Alam ...38
2.4 Motivasi Belajar ... 42
2.4.1 Pengertian Motivasi Belajar ... 42
2.4.2 Ciri-ciri Motivasi ... 34
2.4.3 Fungsi Motivasi ... 43
2.4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 44
2.5 Kerangka Berpikir ... 46
2.6 Hipotesis ... 50
BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 51
3.2 Variabel Penelitian ... 53
3.2.1 Iklim Kabupaten Wonosobo ...53
3.2.2 Lingkungan Alam ...54
xii
3.2.4 Motivasi Belajar ...55
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 55
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 56
3.4.1 Angket dan Kuisioner ...56
3.5 Uji Instrumen ... 59
3.5.1 Uji Validitas ... 59
3.5.2 Uji Reliabilitas ... 60
3.6 Metode Analisis Data ... 61
3.6.1 Metode Analisis Deskriptif Persentase ... 61
3.6.2 Uji Prasyarat dan Asumsi Klasik ... 62
3.6.2.1 Uji Normalitas... 62
3.6.2.2 Uji Multikolinearitas ... 63
3.6.2.3 Uji Heterokesdatisitas ...63
3.6.3 Metode Analisis Statistik ... 64
3.6.3.1 Analisis Jalur (Path Analysis) ... 64
3.6.3.2 Pengujian Hipotesis ...66
3.6.3.2.1 Uji Simultan (Uji F) ...66
3.6.3.2.2 Uji Parsial (Uji t) ...66
3.6.3.2.3 Menetukan Koefisien Determinasi (R2) ...66
3.6.3.2.4 Menetukan Koefisien Determinasi Parsial (r2) ...67
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 68
xiii
4.1.2 Deskriptif Variabel Penelitian ... 69
4.1.2.1 Deskriptif Iklim Kabupaten Wonosobo ...69
4.1.2.2 Deskriptif Lingkungan Alam Kabupaten Wonosobo ...71
4.1.2.3 Deskriptif Motivasi Belajar...73
4.1.2.4 Deskriptif Aktivitas Belajar Mengajar ...75
4.1.3 Uji Prasyarat Regresi ...76
4.1.3.1 Uji Normalitas Data ...76
4.1.4 Uji Asumsi Klasik ...77
4.1.4.1 Uji Multikolinearitas ...77
4.1.4.2 Uji Heterokesdatisitas ...78
4.1.4.3 Pembentukan Analisis Jalur ...79
4.2. Pembahasan ... 86
BAB V : KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 100
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 101
5.3 Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 103
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Komponen-komponen yang berpengaruh dalam Aktivitas
Belajar Mengajar... 32
Gambar 2 Pembagian Daerah Iklim Matahari ... 34
Gambar 3 Kerangka Berpikir ... 49
Gambar 4 Model Analisis Jalur (Path Analysis) ... 65
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Jumlah Guru dan Siswa SMK Negeri ... 51
Tabel 2 Daftar Pengambilan Sampel Siswa ... 53
Tabel 3 Daftar Pengambilan Sampel Siswa ... 53
Tabel 4 Skor Angket skala Linkert ... 57
Tabel 5 Kisi-kisi Angket Iklim ... 58
Tabel 6 Kisi-kisi Angket Lingkungan Alam ... 58
Tabel 7 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ... 58
Tabel 8 Kisi-kisi Angket Aktivitas Belajar Mengajar ... 58
Tabel 9 Interval Kelas dan Kriteria ... 62
Tabel 10 Gambaran Umum Responden ... 68
Tabel 11 Distribusi Variabel Iklim ... 69
Tabel 12 Distribusi Indikator Iklim ... 70
Tabel 13 Distribusi Variabel Lingkungan Alam ... 71
Tabel 14 Distribusi Indikator Lingkungan Alam ... 72
Tabel 15 Distribusi Variabel Motivasi Belajar ... 73
Tabel 16 Distribusi Indikator Motivasi Belajar ... 74
Tabel 17 Distribusi Variabel Aktivitas Belajar Mengajar ... 75
Tabel 18 Distribusi Indikator Aktivitas Belajar Mengajar... 76
Tabel 19 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov ... 77
Tabel 20 Hasil Uji Multikolinieritas ... 78
Tabel 21 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 78
Tabel 22 Koefisien Determinasi antara iklim dan lingkungan alam terhadap motivasi belajar ... 79
Tabel 23 Uji F dengan motivasi belajar sebagai variabel dependent... 80
Tabel 24 Uji t dengan motivasi belajar sebagai variabel dependent ... 80
xvi
Tabel 26 Ujii F dengan Aktivitas belajar mengajar sebagai variabel dependent ... 82 Tabel 27 Uji t dengan Aktivitas belajar mengajar sebagai variabel
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Wawancara Observasi Pendahuluan ... 110
Lampiran 2 Kisi-kisi Uji coba Instrument ... 112
Lampiran 3 Kuesioner Uji coba Instrument ... 113
Lampiran 4 Data Responden Uji coba Instrument ... 118
Lampiran 5 Data Hasil Uji coba Instrument... 120
Lampiran 6 Uji Validitas... 125
Lampiran 7 Uji Reliabilitas ... 136
Lampiran 8 Kisi-kisi Instrument ... 140
Lampiran 9 Kuesioner Penelitian Guru ... 141
Lampiran 10 Kuesioner Penelitian Siswa... 146
Lampiran 11 Data Responden Penelitian... 151
Lampiran 12 Data Hasil Penelitian ... 156
Lampiran 13 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 168
Lampiran 14 Uji Normalitas, Heterokedastisitas dan Multikolinearitas ... 172
Lampiran 15 Path Analisis Struktur I ... 174
Lampiran 16 Path Analisis Struktur II ... 177
Lampiran 17 Surat Ijin Observasi ... 181
Lampiran 18 Surat Keterangan Observasi ... 182
Lampiran 19 Surat Ijin Penelitian ... 183
Lampiran 20 Surat Rekomendasi Penelitian ... 185
1
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap warga negara mempunyai hak guna mendapatkan kesempatan yang
seluas- luasnya untuk memperoleh pendidikan, guna mendapatkan pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan sikap manusia yang dibentuk, dimodifikasi dan
dikembangkan melalui proses belajar. Menurut Munib (2006:34), pendidikan
adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi
tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan
tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Tujuan pendidikan dapat tercapai
maksimal apabila peserta didik mau melibatkan diri secara penuh dengan peran
aktifnya dalam kegiatan belajar mengajar baik dari segi fisik, mental maupun segi
emosionalnya. Berdasarkan sudut pandang pedagogik, sebagaimana dikemukakan
Lavengeld dalam Sadulloh (2010) bahwa pendidikan atau mendidik adalah suatu
upaya orang dewasa yang dilakukan secara sengaja untuk membantu anak atau
orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan. Karena pendidikan itu
diupayakan secara sengaja, maka pendidik tentunya telah memiliki isi dan alat
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pencapaian tujuan pendidikan lebih banyak dilakukan melalui proses yang
disebut belajar. Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai suatu pengalaman sendiri dalam interaksi dalam
lancar, efektif dan efisien apabila ada interaksi positif antara berbagai komponen
yang terkandung dalam sistem pengajaran. Komponen dalam sistem pengajaran
antara lain adalah tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik atau siswa,
tenaga kependidikan atau guru, kurikulum, strategi pembelajaran, media
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran (Hamalik, 2003:77). Seperti yang
dijelaskan dalam sistem pendidikan nasional bahwa tujuan pendidikan akan
berhasil apabila setiap komponen yang terdapat dalam sistem pendidika n
seluruhnya berfungsi sesuai dengan tugasnya dan seluruh komponen yang terkait
diperhatikan.
Peserta didik dalam hal ini siswa sekolah menengah kejuruan sebagai
unsur pendidikan dan juga sebagai sumber daya manusia dalam pendidikan
formal, dituntut untuk mempunyai kecakapan dan kemampuan yang memadai
sehingga ilmu yang diperoleh di sekolah dan praktik di tempat latihan dapat
dimanfaatkan untuk diri sendiri, masyarakat, dan negara serta untuk
mempersiapkan siswa di dunia kerja. Dalam seluruh proses pendid ikan, aktivitas
belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Dalam hal ini, berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung bagaimana aktivitas belajar
mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional. Setiap aktivitas belajar
mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai
pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja,
sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan siswa sebagai subjek pembelajaran
Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif
dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai media. Pada aktivitas belajar mengajar,
keduanya (guru dan murid) saling mempengaruhi dan membe ri masukan. Karena
itulah aktivitas belajar mengajar harus merupakan aktivitas yang hidup, sarat nilai
dan senantiasa memiliki tujuan.
Menurut Syah (2004:237) Aktivitas belajar mengajar adalah sebuah
kegiatan yang integral (utuh terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang
belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Dalam kesatuan
kegiatan ini terjadi interaksiresiprokal yakni hubungan antara guru dengan para
siswa dalam situasi instruksional, yaitu suasana yang bersifat pengajaran.
Aktivitas belajar mengajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
mendukung atau menghambat tercapainya aktivitas belajar mengajar yang efektif.
Ada beberapa komponen yang menentukan kesuksesan dan keberhasilan
dalam pendidikan. Komponen-komponen itu dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok. Pertama, komponen perangkat keras (hardware),
yang meliputi ruangan belajar, peralatan praktik, laboratorium, perpustakaan;
kedua, komponen perangkat lunak (software) yaitu meliputi kurikulum,
program pengajaran, manajemen sekolah, system pembelajaran; ketiga, apa
yang disebut dengan perangkat pikir (brainware) yaitu menyangkut keberadaan
guru, kepala sekolah, anak didik dan orang-orang yang terkait dalam proses
pendidikan itu sendiri.
Kesuksesan belajar dan keberhasilan suatu pendidikan sangat dominan
Meskipun di suatu sekolah memiliki fasilitas yang memadai, bangunan yang
bertingkat; kurikulum yang lengkap, program pengajaran yang hebat, manajemen
yang ketat, dan sistem pembelajaran yang baik, tapi jika para tenaga
pengajarnya sebagai aplikator di lapangan tidak memiliki kemampuan dalam
penyampaian materi, tidak mahir menggunakan alat-alat teknologi
yang mendukung pembelajaran, maka tujuan pendidikan akan sulit dicapai.
Disini hendaknya setiap guru harus memahami fungsinya karena sangat besar
pengaruhnya terhadap cara bertindak dalam menjalankan pekerjaan sehari- hari
dikelas dan di masyarakat. Guru yang memahami kedudukan dan fungsinya
sebagai pendidik professional, selalu terdorong untuk tumbuh dan berkembang
sebagai perwujudan perasaan dan sikap tidak puas terhadap pendidikan. Persiapan
yang harus diikuti, hendaknya sejalan dengan ilmu pengeta huan dan teknologi
(Nawawi, 1989:121). Selain komponen pendukung, tentu juga ada komponen
penghambatnya. Hambatan itu bisa datang dari guru sendiri, dari peserta didik,
lingkungan ataupun karena faktor fasilitas (Nawawi, 1989:130).
Berdasarkan observasi pendahuluan di SMK Negeri 1 Wonosobo
Kabupaten Wonosobo, beberapa permasalahan yang muncul berkenaan dengan
aktivitas belajar mengajar, diantaranya di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
motivasi belajar yang rendah, kurangnya persiapan siswa, terjadinya bencana
alam dan faktor cuaca. Pada umumnya aktivitas belajar mengajar di SMK Negeri
sekabupaten Wonosobo berjalan dengan baik. Hampir sebagian besar materi dapat
disampaikan kepada siswa. Upaya guru untuk membuat siswa aktif selama di
bagi siswa yang bisa menjawab. Selain itu guru juga memberikan latihan soal
kepada siswa dan menyuruh siswa mengerjakan didepan kelas. Kendala-kendala
yang dihadapi ialah siswa kurang persiapan saat masuk kelas dan kurangnya
motivasi belajar siswa, misalnya tidak membawa buku, tidak membaca materi,
tidak mengerjakan PR dan tidak antusias selama pelajaran. Faktor lain yang
menghambat ialah siswa terlambat masuk sekolah karena jalan macet atau hujan
deras. Kadang-kadang siswa tidak masuk sekolah karena ada bencana alam seperti
tanah longsor yang menutup akses jalan ke sekolah. Selain itu saat hujan deras
siswa kadang-kadang malas menerima pelajaran dengan alasan dingin, ngantuk,
atau suara guru tidak terdengar jelas.
Hasil observasi menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan ketidak
efektifan aktivitas belajar mengajar adalah turunnya motivasi belajar siswa dan
kurangnya jumlah hadir siswa, hal ini dikarenakan cuaca ekstrim di Kabupaten
Wonosobo. Iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi yaitu rata-rata 3.400 mm
per tahun, mengakibatkan turun hujan sepanjang tahun serta menurunnya suhu
udara yang menyebabkan berkurangnya motivasi siswa untuk berangkat ke
sekolah. Sebelum memasuki musim penghujan yaitu bulan April-Oktober, jumlah
ketidak kehadiran siswa relatif rendah rata-rata <0,5% namun memasuki musim
penghujan antara bulan Oktober-April ketidak hadiran siswa naik mencapai
rata-rata <3,1%. Curah hujan yang tinggi juga dapat menyebabkan longsor dan banjir
kiriman dari hulu sungai, hal ini dikarenakan hulu sungai Kabupaten Wonosobo
Dieng tidak cukup memiliki tanaman untuk menopang air karena sebagian besar
wilayahnya telah beralih fungsi menjadi ladang tanaman Kentang.
Berdasarkan observasi awal, kondisi faktor iklim di SMK Negeri
se-Kabupaten Wonosobo berada di ketinggian sekitar 250 m - 2.250 m diatas
permukaan lautdan memiliki suhu yang rendah yaitu suhu udara antara 150-200C
pada siang hari sedangkan rata-rata bangunan sekolah di Kabupaten Wonosobo
memiliki ventilasi yang besar dan tidak sesuai dengan daerah yang dingin
sehingga mengganggu aktivitas belajar siswa disekolah yang menyebabkan siswa
mudah kedinginan dan menggangu konsentrasi serta daya serap terhadap
pelajaran. Sedangkan untuk faktor lingkungan alam, Kabupaten Wonosobo
memiliki tingkat curah hujan yang tergolong tinggi yaitu 3.400 mm per tahun, hal
ini merupakan salah satu faktor pendorong siswa malas pergi ke sekolah.
Sehingga mengurangi jumlah kehadiran siswa dan mengganggu aktivitas belajar
mengajar.
Sebuah aktivitas belajar mengajar yang telah mencapai kesuksesan dapat
dilihat dari lingkungan tempat diselenggarakannya aktivitas belajar mengajar.
Untuk dapat mencapai suksesnya aktivitas belajar mengajar, kondisi lingkungan
tempat aktivitas belajar mengajar harus diperhitungkan. Hendaknya aktivitas
belajar mengajar dilaksanakan di lingkungan alam yang kondusif. Seperti yang
diungkapkan Hamalik (2003:195) Lingkungan (environtment) sebagai dasar
pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu
Menurut Sartain sebagaimana dikutip Purwanto (2007:28) yang dimaksud
dengan lingkungan ialah “Semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam
cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan
atau life processes kita…“. Sedangkan pengertian lingkungan menurut Riyadi
(1986) adalah ”Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana
organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung
maupun tidak dapat diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun
kesehatan dari organisme itu.”
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan alam adalah
segala sesuatu disekitar subjek manusia yang terkait dengan aktivitasnya. Untuk
itu siswa dan guru harus memperhatikan kondisi lingkungan tempat terjadinya
aktivitas kegiatan belajar mengajar guna tercapainya aktivitas belajar mengajar
yang efektif.
Motivasi merupakan faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan,
mendasari, mengarahkan perbuatan belajar (Ahmadi, 2004:83). Motivasi siswa
dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan belajar sehingga semakin
besar motivasinya semakin baik kesuksesan belajarnya. Seseor ang yang besar
motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih dan tidak mau menyerah, giat
membaca buku-buku untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang
motivasinya lemah tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatia nnya tidak
tertuju pada pelajaran, suka menggangu dikelas, dan sering meninggalkan
Menurut Sardiman (2008:75) motivasi dikatakan sebagai serangkaian
usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan
ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu tumbuh
dari dalam diri seseorang tetapi dapat dirangsang oleh faktor dari luar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas di SMK Negeri 1
Wonosobo dapat diketahui jika motivasi siswa rendah dapat dilihat dari
kurangnya jumlah presensi kehadiran siswa di kelas, menurunnya tingkat
konsentrasi siswa saat menerima pelajaran dan berkurangnya daya serap siswa
terhadap materi yang diajarkan serta tidak stabilnya tingkat emosi siswa. Siswa
yang mempunyai motivasi yang kuat akan diikuti dengan munculnya disiplin diri
yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk
aturan. Atau pada garis besarnya motivasi menentukan tingkat berhasil atau
gagalnya kegiatan belajar siswa, pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya
adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motivasi, minat,
yang ada pada diri siswa. Motivasi merupakan bagian dari prinsip-prinsip belajar
dan pembelajaran karena motivasi menjadi salah satu faktor yang turut
menentukan pembelajaran yang efektif (Djamarah. 2002:123).
Untuk dapat mewujudkan aktivitas belajar mengajar yang efektif tidaklah
mudah, maka semua faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar mengajar harus
berjalan dengan seimbang atau saling mendukung untuk mencapai aktivitas
belajar mengajar yang efektif, dan mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan hasil
iklim yang merupakan faktor eksternal non-sosial dan faktor motivasi yang
merupakan faktor internal dan pengaruhnya terhadap aktivitas belajar mengajar.
Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Marsidi dan Kusmindari
(2009), penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel tingkat
kelembaban nisbi dan variabel suhu ruang kelas dalam hubungannya dengan
proses belajar. Penelitian ini dilakukan dengan metode statistik parametrik, untuk
mengetahui rata-rata dan standar deviasi dari hasil data yang diperoleh. data
diperoleh dengan pengukuran dilakukan secara langsung ke ruang kelas dan ruang
laboratorium secara acak yang digunakan dalam proses belajar di lingkungan
Universitas Bina Darma Palembang. Simpulan yang diambil oleh peneliti adalah:
Untuk kelembaban nisbi antara 30% sampai dengan 70% tidak berpengaruh besar
terhadap kesehatan. Daerah musim panas/tropis, untuk kondisi ruang yang tidak
memakai AC suhu udara di dalam ruang direkomendasikan antara 20oC sampai
dengan 27oC, sedangkan untuk ruang yang memakai AC adalah 24oC. Sedangkan
kelembaban nisbi yang nyaman untuk proses belajar pada daerah tropis atau
musim panas adalah antara 40%-60%.
Penelitian juga pernah dilakukan oleh Nurcahyo (2008) hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa faktor intern yang mempengaruhi keberhasilan belajar
adalah minat, bakat dan motivasi. Kemudian Suviana (2010) menambahkan
bahwa faktor kesehatan, perhatian, intelegensi serta faktor kesiapan ikut
mempengaruhi faktor intern keberhasilan belajar. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Istikomah (2010) bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal
pada siswa kelas XI IPS SMAN 1 Tahunan Kabupaten Jepara. Penelitian ini
mengambil sampel sebanyak 63 siswa dengan teknik sampling klaster. Hasil dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) Faktor internal yang mendorong
proses belajar mengajar meliputi kondisi fisiologis dan psikologis anak,
sedangkan dari faktor eksternal meliputi lingkungan alam, lingkungan sosial dan
instrumental. (2) Faktor internal ternyata lebih dominan mendukung kegiatan
belajar mengajar daripada faktor eksternal.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah peneliti
menyajikan variabel iklim dan lingkungan alam untuk mempengaruhi aktivitas
belajar mengajar, siswa dan guru menganggap kegiatan belajar mengajar di
sekolah mereka sudah efektif atau belum. Dalam penelitian ini juga terdapat
variabel motivasi belajar yang berkedudukan sebagai variabel intervening.
Penelitian-penelitian diatas menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara suhu,
motivasi, kesiapan, dan lingkungan alam terhadap proses belajar.
Berdasarkan fenomena dan uraian diatas maka penulis akan melakukan
penelitin dengan mengambil judul ”PENGARUH IKLIM DAN LINGKUNGAN
ALAM KABUPATEN WONOSOBO TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR
MENGAJAR SMK NEGERI SE-KABUPATEN WONOSOBO DENGAN
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan:
1. Apakah terdapat pengaruh iklim dan lingkungan alam terhadap motivasi
belajar di SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo?
2. Apakah terdapat pengaruh iklim terhadap motivasi belajar di SMK Negeri
se-Kabupaten Wonosobo?
3. Apakah terdapat pengaruh lingkungan alam terhadap motivasi belajar di
SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo?
4. Apakah terdapat pengaruh iklim, lingk ungan alam dan motivasi belajar
terhadap aktivitas belajar mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten
Wonosobo?
5. Apakah terdapat pengaruh iklim terhadap aktivitas belajar mengajar di
SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo?
6. Apakah terdapat pengaruh lingkungan alam terhadap aktivitas belajar
mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo?
7. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap aktivitas belajar
mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo?
8. Apakah terdapat pengaruh iklim melalui perantara motivasi belajar
terhadap Aktivitas Belajar Mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten
9. Apakah terdapat pengaruh lingkungan alam melalui perantara motivasi
belajar terhadap aktivitas belajar mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten
Wonosobo?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh iklim dan lingkungan alam terhadap motivasi
belajar di SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo
2. Untuk mengetahui pengaruh iklim terhadap motivasi belajar di SMK
Negeri se-Kabupaten Wonosobo
3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan alam terhadap motivasi belajar di
SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo
4. Untuk mengetahui pengaruh iklim, lingkungan alam dan motivasi belajar
terhadap aktivitas belajar mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten
Wonosobo
5. Untuk mengetahui pengaruh iklim terhadap aktivitas belajar mengajar di
SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo
6. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan alam terhadap aktivitas belajar
mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten Wonosobo
7. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap aktivitas belajar
8. Untuk mengetahui pengaruh Iklim melalui perantara motivasi belajar
terhadap aktivitas belajar mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten
Wonosobo
9. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan alam melalui perantara motivasi
belajar terhadap aktivitas belajar mengajar di SMK Negeri se-Kabupaten
Wonosobo
1.4 Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis
maupun secara praktis bagi segenap pihak yang berkepentingan.
1) Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan
pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan dunia
pendidikan.
b. Memberikan sumbangan pemikiran dan bahan kajian dalam penelitian.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi Lembaga Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang, untuk
meningkatkan kualitas akademik dan kompetensi mahasiswa program
kependidikan sebagai calon guru yang profesional.
b. Bagi Sekolah, untuk bahan evaluasi dalam aktivitas belajar mengajar.
c. Bagi mahasiswa calon pendidik atau guru, dapat memberikan
sumbangan yang dapat dijadikan bahan masukan dalam proses belajar
14
2.1 Aktivitas Belajar Mengajar
2.1.1 Pengertian Aktivitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya adalah
“kegiatan/keaktifan”. Nasution (1989) menambahkan bahwa aktivitas merupakan
keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan. Aktivitas
adalah melakukan suatu kegiatan tertentu secara aktif. Aktivitas menunjukkan
adanya kebutuhan untuk aktif bekerja atau melakukan kegiatan–kegiatan tertentu
(Haditono, 1983:3). Sementara itu menurut Mulyono (2001:26), Aktivitas artinya
“kegiatan atau keaktifan”, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan
yang terjadi baik fisik maupun non- fisik. Aktivitas menurut kamus umum
Bahasa Indonesia artinya kegiatan atau kesibukan (Poerwadarminto, 2003:23).
Sedangkan menurut Sardiman (2008:98) yang dimaksud dengan aktivitas adalah
aktivitas yang bersifat fisik atau mental.
Menurut Daradjat (1995:137) aktivitas terbagi dalam aktivitas jasmani dan
aktivitas rohani. Keaktifan jasmani adalah kegiatan seseorang yang dilakukan dengan
anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja. Seseorang tidak hanya
duduk dan mendengar tetapi juga aktif rohaninya, jika daya jiwanya bekerja
banyaknya. Jadi seseorang itu beraktivitas melalui mendengar, mengamati,
menyelidiki, menguraikan, mengasosiasikan, dan menilai. Aktivitas jasmani atau fisik
itu adalah kegiatan yang dilakukan oleh anggota badan, atau disebut juga kegiatan
rohani atau psikis adalah kegiatan yang bersifat penerapan fungsi-fungsi seperti
mengingat, berpikir, dan berfantasi. Selain itu An-Nahlawi (1989:216) mengatakan
makna terpenting bagi aktivitas adalah mengarahkan, membangkitkan potensi anak
dalam perbuatan mereka. Hal ini menunjukkan peran guru sebagai pembimbing,
sebagai fasilitator dalam aktivitas belajar mengajar.
Diedrich dalam Sardiman (2008:99) membuat suatu daftar yang berisi 177
macam kegiatan/aktivitas belajar siswa yang digolongkan dalam 8 kelompok yaitu:
a. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya membaca, memperhatikan
gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi interupsi.
c. Listening activities, seperti mendengarkan, uraian, percakapan, diskusi musik.
d. Writing activities, seperti melalui cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
e. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta diagram.
f. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain melakukan percobaan,
membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak.
g. Mental activities, sebagai contoh misalnya menanggap, mengingat, memecahkan
soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h. Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Dari beberapa pendapat diatas dapat dapat ditarik kesimpulan bahwa
2.1.2 PengertianBelajar
Penger t ia n belajar menurut Nasution (1989:37) adalah menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Poerwadarminto (2003:121) menyatakan
bahwa “belajar adalah berusaha (berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian”.
Dalam hal ini kepandaian bisa ditunjukkan dengan prestasi yang memuaskan dari
usaha yang diraihnya sendiri. Menurut Slameto (2010:2) “belajar adalah proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan”.
Belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:7) merupakan tindakan dan
perilaku siswa yang kompleks. Selanjutnya Sardiman (2008:24) menyatakan
“Belajar sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya
yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”.
Ahmadi (2004:19) ahli pendidikan modern merumuskan belajar adalah
suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan
dalam cara-cara bertingkah laku yang baik berkat pengalaman dan latihannya.
Sedangkan Djamarah (2002:13) “belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan
raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut
kognitif, afektif dan psikomotor”.
Dari beberapa pendapat tentang studi diatas dapat ditarik kesimpulan
aktual (tampak dalam tingkah laku) maupun perubahan potensial (terwujud dalam
pikiran atau pola pikir).
Menurut Djamarah (2002:15-17) hakekat belajar adalah perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor, maka ada
beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan kedalam ciri-ciri studi yaitu:
a. Perubahan yang terjadi secara sadar. Ini berarti yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah
terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. Sebagai hasil belajar,
perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan
tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan mengakibatkan perubahan
seterusnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif da n aktif. Perubahan- perubahan itu
selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari
yang sebelumnya. Dengan demikian, semakin banyak usaha belajar itu
dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi
dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan yang bersifat
sementara yang terjadinya untuk beberapa saat saja, perubahan yang terjadi
karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Ini berarti perubahan
tingkah laku itu terjadi karena adanya tujuan yang ingin dicapai. Perubahan
belajar yang benar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar
disadari.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika seseorang belajar
sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku se cara
menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, dan sebagainya.
Dalam setiap kegiatan manusia yang dilakukan, ia akan mendambakan
suatu keberhasilan. Demikian pula dalam proses belajar dan mengajar, orang yang
melakukan proses belajar akan selalu mengharapkan keberhasilan yang berwujud
suatu prestasi studi.
2.1.3 PengertianMengajar
Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan
mengajar yang mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan usaha
mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan
pengajaran, sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Nasution (1989) berpendapat bahwa mengajar adalah “…suatu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Sedangkan
Arifin (2009) mendefinisikan mengajar sebagai “…suatu rangkaian kegiatan
penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi,
Menurut Tyson dan Caroll dalam Syah (2004), setelah mempelajari secara
seksama sejumlah teori pengajaran, menyimpulkan bahwa mengajar ialah “…a way working with students...a process of interaction…the teacher does something
to student; the student do something in return”. Dari definisi ini tergambar bahwa
mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara
siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Sedangkan Tardif
dalam Syah (2004) menyatakan bahwa mengajar itu pada prinsipnya adalah
“…any action performed by an individual (the teacher) with the intention of
facilitating learning in another individual (the learner)”. Artinya mengajar adalah
perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini guru) dengan tujuan
membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini siswa) melakukan kegiatan
belajar mengajar.
Biggs (1991) seorang pakar psikologi kognitif masa kini, membagi konsep
mengajar dalam tiga macam pengertian, yaitu:
a. Pengertian kuantitatif (yang menyangkut jumlah pengetahuan yang
diajarkan).
b. Pengertian institusional (yang menyangkut kelembagaan atau sekolah)
c. Pengertian kualitatif (yang menyangkut mutu hasil ideal)
Dalam pengertian kuantitatif, mengajar berarti the transmission of
knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini, guru hanya perlu
menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan
sebaik-baiknya. Dalam pengertian institusional, mengajar berarti the efficient
secara efisien. Selanjutnya dalam pengertian kualitatif, mengajar berarti the
facilitation of learning yakni upaya membantu memudahkan kegiatan belajar
siswa.
Dari bermacam- macam definisi yang telah diuraikan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa mengajar merupakan proses interaksi siswa dengan siswa dan
konsultasi guru dalam rangka menciptakan sistem lingkungan sebaik-baiknya
yang memungkinkan terjadinya proses belajar.
2.1.4 PengertianAktivitas Belajar Mengajar
Sekolah dan kelas merupakan tempat menghimpun siswa dan secara
bersama-sama mengembangkan lingkungan dan belajar bagaimana menunjukkan
produktivitasnya. Menurut Joyce dalam Sopiatin (2010) inti kegiatan belajar
mengajar adalah mengatur lingkungan dimana di dalamnya siswa dapat
berinteraksi. Interaksi yang dimaksud disini adalah hubungan timbal balik antara
guru dengan siswa yang merupakan syarat utama bagi berlangsungnya aktivitas
belajar mengajar. Interaksi dalam aktivitas belajar mengajar mempunyai arti yang
lebih luas, tidak hanya sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetap i berupa
interaksi edukatif.
Aktivitas belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bersifat
kompleks dan dinamis yang dilakukan oleh guru dan peserta didik dengan
bantuan sumber belajar serta dilaksanakan pada lingkungan pendidikan. Selain
itu, aktivitas belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
penentu kegiatan di dalam kelas dan ruang kelas merupakan tempat untuk
membangun metode mengajar dan organisasi kela s menjadi efektif.
Aktivitas belajar mengajar merupakan proses interaksi antara siswa
sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar dengan siswa
sebagai subjek pokoknya. Dalam interaksi tersebut dibutuhkan
komponen-komponen pendukung, antara lain adalah tujuan yang akan dicapai, materi
pelajaran, peserta didik, guru, metode yang digunakan dalam melaksanakan
aktivitas belajar mengajar, situasi dan lingkungan yang memungkinkan aktivitas
belajar mengajar berjalan dengan baik, dan penilaian terhadap hasilnya. Dengan
demikian, dapat dilihat bahwa dalam aktivitas belajar mengajar terdapat
keterkaitan antara siswa, guru, dan tujuan.
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku
akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perubahan-perubahan ini merupakan
hasil belajar yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (Blomm
dalam Aqib, 2007:58). Sedangkan mengajar merupakan seluruh kegiatan dan
tindakan yang diupayakan oleh guru untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan
tujuan yang telah dirumuskan. Definisi belajar dalam aktivitas belajar mengajar
menurut Anderson dalam Sopiatin (2010:45) yaitu merupakan dasar dari
rancangan kurikulum sebagai keterkaitan antara tujuan atau standar, penilaian,
kegiatan, dan materi Definisi ini menjelaskan bahwa belajar mempunyai
komponen tujuan pengajaran/standar kompetensi siswa yang harus dicapai,
yang dilaksanakan, baik didalam maupun diluar kelas, dan materi pelajaran yang
diberikan kepada peserta didik.
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003
menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belaja r. Berdasarkan konsep
tersebut, dalam kata pembelajaran terkandung dua kegiatan yaitu belajar dan
mengajar. Kegiatan yang berkaitan dengan upaya membelajarkan siswa agar
berkembang potensi intelektual yang ada pada dirinya. Ini berarti bahwa
pembelajaran menuntut terjadinya komunikasi antara dua arah atau dua pihak
yaitu pihak yang mengajar guru sebagai pendidik dengan pihak yang belajar yaitu
siswa sebagai peserta didik.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas
belajar mengajar adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang terarah pada tujuan
pembelajaran yang ditentukan.
2.1.5 Ciri-ciri Aktivitas Belajar Mengajar
Aktivitas belajar mengajar merupakan proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang terarah
pada tujuan pembelajaran yang ditentukan. Sedangkan belajar dapat didefinisikan
sebagai suatu proses atau upaya sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan perilaku baru secara keseluruhan berinteraksi dengan lingkungan
(1984) sebagai suatu proses pengaturan kegiatan belajar mengajar memiliki
beberapa ciri, yaitu:
1. Memiliki Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu
kegiatan. Secara umum kegiatan belajar mengajar harus memiliki tujuan yakni
untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu, sadar akan
tujuan yang ingin dicapai dengan menempatkan peserta didik sebagai suatu
pusat perhatian. Menurut Sukmadinata (1997) terdapat beberapa tujuan
kegiatan belajar mengajar diantaranya yaitu:
a) Menggambarkan apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh peserta didik
dengan menggunakan kata-kata kerja yang menunjukkan perilaku yang
dapat diamati, menunjukkan stimulus yang membangkitkan perilaku
peserta didik dan memberikan kekhususan tentang sumber-sumber yang
dapat digunakan peserta didik dan orang-orang yang dapat diajak bekerja
sama.
b) Menunjukkan perilaku yang diharapkan dilakukan oleh peserta didik,
dalam bentuk ketepatan dan ketelitian respon, kecepatan, panjangnya
dan frekuensi respons.
c) Menggambarkan kondisi-kondisi atau lingkungan fisik, kondisi atau
lingkungan psikologis.
2. Adanya Suatu Prosedur (Jalannya Interaksi).
Dalam aktivitas belajar mengajar diperlukan adanya suatu prosedur
Agar mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu
ada prosedur atau langkah- langkah sistematik dan relevan. Terdapat beberapa
pendekatan yang dapat digunakan yaitu :
a) Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran (subject oriented)
b) Pendekatan yang berpusat pada peserta didik (student oriented)
c) Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat (social
oriented)
Secara garis besarnya, jenis pendekatan kegiatan belajar mengajar
terbagi ke dalam dua bagian berbeda yaitu:
a) Pendekatan Ekspositorik yaitu pendekatan yang bisa dijadikan pedoman
dalam memilih jalan interaksi yan sifatnya menyampaikan informasi dan
sejenisnya.
b) Pendekatan Heuristik yaitu yang bisa dijadikan pedoman yang sifatnya
praktek, eksperimen, observasi dan sejenisnya.
Prosedur kegiatan belajar mengajar yang digunakan hendaknya dapat:
a) Memberikan peluang bagi peserta didik untuk mencari, mengolah dan
menemukan sendiri pengetahuan di bawah bimbingan guru.
b) Menggunakan metode yang bervariasi dengan mengkombinasikan antara
kegiatan belajar individual, pasangan, kelompok dan klasikal dengan
menyentuh seluruh aspek perilaku individu, kognitif, afektif dan
psikomotorik.
c) Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual peserta didik
dan budaya serta masalah khusus yang dihadapi peserta didik yang
bersangkutan.
Secara umum, prosedur aktivitas belajar mengajar dilakukan melalui
tiga tahapan yaitu:
1) Kegiatan Pendahuluan
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan pendahuluan yaitu
menciptakan kondisi awal pembelajaran meliputi membina keakraban,
menciptakan kesiapan belajar dan suasana belajar yang demokratis.
Apersepsi/pre-test meliputi kegiatan mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi sebelumnya, membangkitkan motivasi dan
perhatian peserta didik untuk mengkuti kegiatan belajar mengajar.
2) Kegiatan Inti
Hal–hal yang dilakukan dalam kegiatan inti yaitu menyampaikan
tujuan yang ingin dicapai baik secara lisan maupun tulisan, menyampaikan
alternatif kegiatan belajar yang akan di tempuh dan membahas materi.
3) Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Aktivitas Belajar Mengajar
Hal–hal yang dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut
aktivitas belajar mengajar yaitu penilaian akhir, analisis hasil penilaian
akhir, tindak lanjut, mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu
yang akan datang dan menutup aktivitas belajar mengajar.
3. DitandaiDengan Satu Penggarapan Materi Yang Khusus
Dalam aktivitas belajar materi harus didesain sedemikian rupa,
komponen-komponen yang lain, terutama komponen-komponen anak didik yang merupakan sentral.
Pemilihan materi harus benar-benar dapat memberikan kecakapan dalam
memecahkan masalah kehidupan sehari- hari. Beberapa kriteria materi yaitu :
a) Sahih (Valid) yaitu materi yang dituangkan dalam aktivitas belajar
mengajar benar-benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya, juga
merupakan materi yang aktual, tidak ketinggalan zaman dan memberikan
kontribusi untuk pemahaman kedepan.
b) Tingkat kepentingan yaitu materi yang dipilih benar-benar diperlukan
peserta didik, sejauh mana materi tersebut penting untuk dipelajari.
c) Kebermaknaan yaitu materi yang dipilih dapat memberikan manfaat
akademis yaitu memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan
yang akan dikembangkan dan manfaat non akademis yaitu
mengembangkan kecakapan hidup dan sikap yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari- hari.
d) Layak dipelajari yaitu materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari
aspek tingkat kesulitannya maupun aspek kelayakannya terhadap
pemanfaatan materi dan kondisi setempat.
e) Menarik minat yaitu materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan
dapat memotivasi dan menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik.
Menurut Hermawan (2012) materi mengandung aspek-aspek tertentu
sesuai dengan tingkat tujuan yang ingin dicapai meliputi:
1) Teori yaitu seperangkat konstruk atau konsep definisi atau preposisi yang
2) Konsep merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
3) Generalisasi yaitu kesimpulan umum berdasarkan hal- hal yang khusus.
4) Prosedur yaitu seri langkah- langkah yang berurutan dalam materi
pelajaran yang harus dilakukan peserta didik.
5) Prinsip yaitu ide utama.
6) Fakta yaitu sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap
penting.
7) Istilah yaitu kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang
diperkenalkan dalam materi.
8) Contoh yaitu hal atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu
uraian.
9) Definisi yaitu penjelasan tentang makna/pengertian tentang suatu hal/kata.
10)Preposisi yaitu kata yang digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran.
Mengutip pemikiran Mulyasa (2003) yang menekankan pentingnya
upaya pengembangan aktivitas, kreatifitas, motivasi peserta didik dalam
aktivitas belajar mengajar, beliau mengemukakan hal-hal yang perlu
dipikirkan yaitu:
1) Dikembangkannya rasa percaya diri peserta didik dan mengurangi rasa
takut.
2) Memberikan kesempatan kepada seluruh perserta didik untuk
berkomunikasi ilmiah secara bebas terarah.
4) Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
5) Melibatkan peserta didik secara aktif dan kreatif dalam proses belajar
mengajar secara keseluruhan.
Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004) untuk meningkatkan aktivitas
dan kreativitas peserta didik, guru dapat menggunakan pendekatan sebagai
berikut:
1) Self esteem approach yaitu memperhatikan kesadaran atau harga diri
peserta didik.
2) Creative approach yaitu mengembangkan problem solving, inquiry dan
role playing.
3) Self actualization yaitu pengembangan seluruh aspek kepribadian peserta
didik.
4) Multiple talent approach yaitu mengupayakan pengembangan seluruh
potensi untuk menunjang kesehatan peserta didik.
5) Inquiry approach yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menggunakan proses mental.
6) Pictorial riddle approach yaitu mengembangkan metode untuk membantu
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
7) Syntetics approach yaitu lebih memusatkan perhatian pada peserta didik.
Sebagai pembimbing guru harus berusaha menghidupkan dan
memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif, harus siap
sebagai mediator dalam segala situasi aktivitas belajar mengajar sehingga
dan Barliner dalam Makmun (2003) mengemukakan peran guru lainnya yaitu
sebagai perencana (planner), sebagai pelaksana (organizer) dan sebagai
evaluator. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, seorang guru seyogyanya
didukung oleh berbagai kompetensi sehingga dapat menghasilkan kinerja yang
optimal.
Kompetensi adalah keseluruhan pengetahuan, keterampilan, sifat-sifat
dan karakteristik kepribadian yang diperlukan oleh seorang guru untuk
mendukung terhadap pencapaian kinerjanya. Tiga jenis kompetensi yang
harus dimiliki guru menurut Raka Joni dalam Suyanto dan Hisyam (2000):
1) Kompetensi profesional yaitu memiliki penge tahuan yang luas dari bidang
studi yang diajarkannya, dapat memilih dan menggunakan berbagai
metode mengajar didalam proses belajar mengajar.
2) Kompetisi kemasyarakatan yaitu mampu berkomunikasi, baik dengan
peserta didik, sesama guru, maupun masyarakat luas.
3) Kompetisi personal yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut
diteladani sehingga mampu menjadi seorang pemimpin.
Disiplin dalam aktivitas belajar mengajar diartikan sebagai suatu pola
tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah
ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar. Langkah- langkah
yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan, penyimpangan
dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran disiplin. Dalam
pembentukan disiplin belajar peserta didik Reisma dan Dayne dalam Mulyasa
1) Konsep diri, untuk menumbuhkan konsep diri sehinga peserta didik dapat
berprilaku disiplin, guru disarankan untuk bersifat empatik, menerima,
hangat dan terbuka.
2) Keterampilan berkomunikasi, guru terampil berkomunikasi secara efektif
sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan peserta
didik.
3) Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami, guru disarankan dapat
menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu peserta
didik dalam mengatasinya.
4) Klarifikasi nilai, guru membantu peserta didik dalam menjawab
pertanyaannya sendiri tentang nilai- nilai dan membentuk sistem nilainya
sendiri.
5) Analisis transaksional, guru disarankan belajar sebagai orang dewasa
terutama ketika berhadapan dengan peserta didik yang menghadapi
masalah.
6) Terapi realitas, guru bersikap positif dan bertanggung jawab.
7) Disiplin yang berintegrasi, menekankan pengendalian penuh oleh guru
untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan.
8) Modifikasi perilaku, perilaku salah disebabkan oleh lingkungan, oleh
karena itu perlu diciptakan lingkungan yang kondusif.
9) Tantangan bagi disiplin, guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi dan
Dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dalam sistem berkelas (kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu
ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu,
kapan tujuan itu sudah harus tercapai.
Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang telah direncanakan telah dicapai atau belum, berharga atau
tidak, dan dapat pula untuk melihat efisiensi pelaksanaannya. Esensi dari
evaluasi menurut pandangan Stafflebeam yaitu memberikan informasi bagi
kepentingan pengambilan keputusan. Dari seluruh kegiatan di atas, masalah
evaluasi bagian penting yang tidak bisa diabaikan, setelah guru melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui
tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan. Melakukan
pembelajaran dalam hal- hal yang dapat meningkatkan kualitas watak seperti
mengembangkan kejujuran, disiplin, keyakinan sukses, kepemimpinan dan
komitmen. Dengan begitu aktivitas kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar Mengajar
Komponen-komponen yang berpengaruh dalam aktivitas
belajar-mengajar:
Gambar 1 : Komponen-komponen yang berpengaruh dalam aktivitas belajar mengajar
Sumber: Kurikulum sekolah menengah umum, Landasan Program dan pengembangan, Depdikbud 2003
Skema diatas menggambarkan bahwa aktivitas belajar mengajar
dipengaruhi oleh komponen:
1. Siswa
2. Faktor Instrumenal : Guru, kurikulum, metode, sarana
3. Faktor Lingkungan alamiah : Lingkungan alam, sosial, dan budaya
2.1.7 Indikator Kebe rhasilan Belajar Mengajar
Menurut Djamarah & Zain (2006:105) Aktivitas belajar mengajar yang
dianggap berhasil dapat dilihat dari petunjuk-petunjuk dibawah ini :
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar
telah dicapai oleh siswa baik secara individu maupun kelompok. Faktor Lingkungan alamiah:
Lingkungan alam, sosial, budaya Faktor Instrumenal: Guru, kurikulum, metode, sarana
Siswa Aktivitas belajar Siswa yang berhasil
2.2 Iklim
2.2.1 Pengertian Iklim
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun
yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (± minimal 30 tahun)
dan meliputi wilayah yang luas. Iklim dapat terbentuk karena adanya:
a. Rotasi dan revolusi bumi sehingga terjadi pergeseran semu harian matahari
dan tahunan; dan Perbedaan lintang geografi dan lingkungan fisis.
b. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya penyerapan panas matahari oleh
bumi sehingga besar pengaruhnya terhadap kehidupan di bumi.
2.2.2 Macam-Macam Iklim
Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis lintang dan
ketinggiannya di muka bumi. Berdasarkan letak garis lintang dan ketinggian
tersebut, maka iklim dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu iklim matahari,
iklim fisis dan iklim Junghunh.
1. Iklim Matahari
Klasifikasi iklim matahari, didasarkan pada ba nyak sedikitnya sinar
matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Tempat-tempat yang lintangnya
tinggi lebih sedikit daripada tempat-tempat yang lintangnya rendah.
Berdasarkan iklim matahari, bumi dibagi menjadi empat daerah iklim, yaitu
sebagai berikut:
a) Daerah iklim tropis (panas) : 0° 23,5° Lintang Utara (LU) /Lintang
Selatan (LS)
c) Daerah iklim sedang : 40° 66,5° LU/LS4.
d) Daerah iklim dingin : 66,5° 90° LU/LS
Gambar 2 : Pembagian daerah iklim matahari
2. Iklim Fisis
Iklim fisis adalah iklim yang didasarkan pada keadaan atau fakta
sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan
alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan
yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan. Iklim fisis dapat
dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim
gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).
a) Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah
sedang. Keadaan iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda. Ciri iklim laut
di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai
1) Suhu rata-rata tahunan rendah;
2) Amplitudo suhu harian rendah/kecil;
3) Banyak awan, dan
4) Sering hujan lebat disertai badai.
Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
1) Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil;
2) Banyak awan;
3) Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik;
4) Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak
dan tiba-tiba.
b) IklimDarat (kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah
sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40o,
yaitu sebagai berikut:
1) Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil; dan
2) Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.
Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
1) Amplitudo suhu tahunan besar;
2) Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim
dingin rendah;