ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM
KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PERBA
B
DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratUjianSidang
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM
KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PERBA
PADA BANK TABUNGAN NEGARA
(Studi Kasus Pada Keuangan PT. Bintang)
Financial
BankLoan
(Case Study On TheF
DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratUjianSidang GunaMemperolehGelarAhliMadyaEkonomi
Program StudiKeuangandanPerbankan
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM
KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PERBA
PADA BANK TABUNGAN NEGARA
(Studi Kasus Pada Keuangan PT. Bintang)
inancial
RatiosAnalysis
oan
Decisions to Bank Tabungan Negara
(Case Study On TheF
TUGAS AKHIR
DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratUjianSidang GunaMemperolehGelarAhliMadyaEkonomi
Program StudiKeuangandanPerbankan
Irhamdani A.N.
215080
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM
KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PERBA
PADA BANK TABUNGAN NEGARA
(Studi Kasus Pada Keuangan PT. Bintang)
Analysis O
ecisions to Bank Tabungan Negara
(Case Study On TheFinancial PT. Bintang)
TUGAS AKHIR
DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratUjianSidang GunaMemperolehGelarAhliMadyaEkonomi
Program StudiKeuangandanPerbankan
Oleh :
Irhamdani A.N.
21508016
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2011
ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM
KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PERBA
PADA BANK TABUNGAN NEGARA
(Studi Kasus Pada Keuangan PT. Bintang)
Of Borrowers
ecisions to Bank Tabungan Negara
inancial PT. Bintang)
TUGAS AKHIR
DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratUjianSidang GunaMemperolehGelarAhliMadyaEkonomi
Program StudiKeuangandanPerbankan
Irhamdani A.N.
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM
KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PERBANKAN
PADA BANK TABUNGAN NEGARA
(Studi Kasus Pada Keuangan PT. Bintang)
orrowers
In
ecisions to Bank Tabungan Negara
inancial PT. Bintang)
DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratUjianSidang GunaMemperolehGelarAhliMadyaEkonomi
Program StudiKeuangandanPerbankan
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM
KAN
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
iv
ABSTRAK
Irhamdani Aprili Nugraha (21508016). Judul : Analisis Rasio Keuangan Calon Debitur Dalam Keputusan Pemberian Kredit Perbankan Pada Bank Tabungan Negara (studi kasus pada keuangan PT. Bintang) dibawah bimbingan Bapak Mulyadi, SE,.MM.
Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan. Dalam memberikan kredit kepada masyarakat, bank harus yakin bahwa kredit yang diberikan itu akan dapat dikembalikan beserta bunganya. Oleh sebab itu, bank harus melakukan analisis terlebih dahulu sebelum menentukan apakah akan menerima atau menolak permohonan kredit.
Objek penelitian pada tugas akhir ini adalah Analisis rasio keuangan calon debitur dalam keputusan pemberian kredit perbankan disini yang menjadi objek peneliti yaitu analisis rasio keuangan di suatu bank pada saat permohonan pemberian kredit.
Adapun analisis yang dilakukan adalah analisis terhadap rasio keuangan. Dengan menggunakan analisis rasio keuangan dimungkinkan untuk dapat diketahui tingkat likuidtas dan kefektifan operasi serta derajat keuntungan suatu perusahaan. Dalam melakukan analisis rasio keuangan, analis Bank BTN cenderung untuk membandingkan rasio keuangan calon debitur dengan rasio proyek yang akan datang.
v
Assalamu alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga atas izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan mengambil judul
ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM
KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PERBANKAN PADA BANK TABUNGAN NEGARA .
Dalam penyusunan laporan ini pembahasan yang di sajikan merupakan
hasil usaha yang maksimal dari penulis. Namun penulis menyadari sepenuhnya
laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun yang dapat memberikan manfaat dan kemajuan bagi
peningkatan penulis dalam penulisan laporan ini dimasa yang akan datang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan semangat, dorongan dan pengarahan kepada penulis. Pada
kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas
vi
3. Bapak Mulyadi, SE., MM, selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini yang dengan sabar membimbing dan memberi
masukan dan saran kepada penulis.
4. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Keuangan dan
Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si., dan Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si.,
selaku dosen penguji, terima kasih banyak sudah memberikan kemudahan
dalam sidangnya.
6. Ibu Windi Novianti, SE., MM., selaku dosen wali KP-1.
7. Kepada Dosen dan seluruh Staff Program Studi Keuangan dan Perbankan.
8. Neddy Aditya,SE. Selaku pembimbing penelitian di Bank Tabungan Negara
(BTN) Cabang Bandung yang telah membimbing dan memberi arahan kepada
penulis dalam menyelesaikan laporan penelitian ini semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan bapak, amin.
9. Pimpinan dan Segenap Karyawan Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang
Bandung, terutama kepada Bapak Hadiono yang telah mengizinkan penulis
melaksanakan penelitian di Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Bandung.
10.Kepada kedua orang tua saya, bapak dan mama serta saudaraku terima kasih
atas kasih sayang dan do a yang tulus atas semua dukungan baik materil
maupun moril, sujud baktiku semoga memberikan kebahagiaan walau jasamu
takkan pernah bisa terbalas.
11.Buat sahabat-sahabat serta teman-teman seperjuangan Anak-Anak KP-08
vii
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini, masih jauh dari
sempurna baik dari segi isi maupun bentuk penyajiannya. Kritik dan saran Penulis
harapkan guna perbaikan dan penyempurnaan penulisan laporan dimasa yang
akan datang. Penulis berharap laporan ini dapat berguna bagi penulis khusunya
dan untuk pembaca pada umumya.
Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Bandung, Agustus 2011
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil
dan makmur yang merata materil dan spiritual yang dilaksanakan dalam rangka
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh aspek
kehidupan.
Dalam kehidupan dewasa ini, pemerintah berusaha mengembangkan
pembangunan disegala bidang. Perkembangan pembangunan ini diharapkan
akan mendorong peningkatan sektor-sektor dunia usaha, sehingga akan
menyerap tenaga kerja yang sampai saat ini masih merupakan masalah utama
dalam pembangunan. Untuk mengembangkan sektor dunia usaha tadi,
dibutuhkan modal usaha sebagai modal awal untuk menjalankan suatu usaha
atau perusahaan, hal ini tentu berkaitan erat dengan masalah pemberian kredit
oleh bank kepada masyarakat ataupun badan usaha.
Pemberian kredit oleh bank menunjukan betapa pentingnya perananan bank
dalam pembangunan, meskipun kenyataannya pada saat kondisi perekonomian
Indonesia dilanda krisis ekonomi berkepanjangan banyak bank-bank yang
dilikuidasi sehingga kepercayaan masyarakat terhadap bank menurun drastis
karena adanya kekhawatiran dari masyarakat atas kesehatan dunia perbankan
2
Dalam memasuki era perdagangan era bebas dan industrialisasi saat ini
perbankan merupakan suatu industri jasa yang amat dominan dan menompang
hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi, kelancaran transaksi
antara permintaan dan penawaran, kelancaran modal investasi dan kelancaran
dunia usaha lainnya juga banyak dipengaruhi oleh kinerja pelayanan bank.
Industri perbankan adalah industri jasa yang bersifat padat karya, karenanya
pertumbuhan dan perluasan industry perbankan di era perdagangan saat ini harus
disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh untuk mempersiapkan staf dan
pimpinan yang memiliki kredibilitas yang tinggi untuk menjamin kinerja yang
memuaskan, karena perkembangan dunia usaha saat ini menurut kesigapan bank
dalam memberikan pelayanan yang baik kepada nasabahnya, sehingga dalam
hal ini juga bank turut berperan sebagai patner usaha mereka.
Didalam undang-undang Perbankan no. 10 th 1998 tentang perubahan
undang-undang no. 7 th 1992 mengenai Perbankan disebutkan sebagai berikut :
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
Dalam hal ini, khususnya bank umum merupakan inti dari suatu system
keuangan dimana bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi
perusahaan, badan-badan usaha pemerintah dan swasta maupun perorangan
untuk menyimpan pelaksanaan dari suatu fungsi penyaluran dana kepada
masyarakat, sehingga bank telah melayani kebutuhan pembiayaan dan
3
Seperti halnya perusahaan, tujuan akhir bank adalah menjaga kelangsungan
hidup bank, melalui usaha penarikan dana dari masyarakat dan pemberian kredit
kepada masyarakat. Pengelolaan serta sistem pengendalian manajemen bank
yang baik sangat mempengaruhi tingkat kinerja bank dalam memperoleh
kepercayaan dari masyarakat.
Pola manajerial dalam pelayanan pemberian kredit harus bisa membantu
nasabah ataupun debitur untuk berperan dalam persaingan pasar yang
membutuhkan kesigapan dan kecerdikan dalam melihat peluang pasar.
Walaupun dirasakan paling penting dan menguntungkan, namun tugas ini
menuntut pengawasan dan manajemen yang ketat dari bank, seperti diantaranya
kebijakan mengenai jenis dan besar pinjaman, jangka waktu pinjaman, jenis
agunan dan skedul pelunasan serta kebijakan-kebijakan lain yang dianggap
perlu untuk mengurangi resiko adanya pinjaman yang tidak diharapkan atau
kredit macet.
Selain itu juga dalam setiap pemberian kredit, bank harus yakin akan
kemampuan dan kemauan nasabah/debitur untuk mengembalikan pinjaman
beserta bunga tepat pada waktunya, karena dalam hal pemberian kredit
terkandung beberapa unsur, diantaranya : 1) resiko, sebagai akibat adanya waktu
antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi, 2) waktu, adalah masa yang
memisahkan pemberian prestasi dengan kontra prestasi, 3) prestasi, adalah objek
kredit yang diberikan. Pemberian kredit kepada masyarakat ini, baik perorangan
dahulu dengan penuh pertimbangan dan ketelitian, diantaranya dengan cara
mengetahui gambaran keuangan calon debitur yang biasanya dituangkan dalam
bentuk laporan keuangan ataupun slip gaji karyawan untuk yang perorangan.
Aspek keuangan merupakan aspek terpenting, karena dengan melakukan
analisis terhadap aspek keuangan ini, maka akan diketahui likuiditas,
solvabilitas, dan rentabilitas calon debitur serta berapa lama kredit dapat
dikembalikan, sehingga manajemen bank bisa meminimumkan tingkat resiko
yang akan muncul. Salah satu alat yang digunakan untuk menganalisis
pemberian kredit adlaah dengan menggunakan analisis keuangan, analisis trend,
analisis laporan keuangan dengan prosentase per kompenen, analisis sumber dan
penggunaan modal kerja dan kas, analisis rasio keuangan, analisis perubahan
laba kotor, dan analisis break event point.
Dalam tugas akhir ini penulis menggunakan analisis rasio keuangan yang
akan memperlihatkan efisiensi dan efektivitas pada periode tertentu dengan
memperbandingkan suatu komponen-komponen suatu perhitungan keuangan
dimana baik buruknya posisi keuangan perusahaan dapat diketahui dengan
angka rasio pembanding yang digunakan sebagai suatu ruleof thumb atau
kebiasaan sehingga akan diketahui tingkat likuiditas, solvabilitas, dan
keefektifan derajat keuntungan suatu perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai masalah penilaian bank terhadap permohonan kredit calon
debitur, maka penulis hanya meninjau dari segi analisis rasio keuangan
5
ANALISIS RASIO KEUANGAN CALON DEBITUR DALAM KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PERBANKAN PADA BANK TABUNGAN NEGARA (Studi kasus pada keuangan PT. Bintang)
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah pemberian kredit
perbankan untuk calon debitur yang ditinjau dari segi rasio keuangan calon
debiturnya sehingga dapat diambil suatu keputusan dari pihak bank dengan
kelayakan pemberian kredit tersebut, akad ini kurang diminati oleh calon debitur
karena tingkat kesulitannya sangat tinggi pada pemberian kredit yang harus
meninjau rasio keuangan terlebih dahulu.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah penelitian tersebut, maka penulis dapat menguraikan
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Sejauhmana Bank melakukan analisis rasio keuangan perusahaan calon
debitur
2. Bagaimana hasil analisis rasio keuangan dapat membantu manajemen
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.4.1 Maksud Penelitian
Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan
informasi yang berhubungan dengan permohonan pemberian kredit
perbankan dengan menggunakan perhitungan analisis rasio keuangan calon
debitur di Bank Tabungan Negara.
1.4.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk memperoleh data tentang analisis rasio keuangan yang dilakukan
pihak bank terhadap permohonan kredit calon debitur.
2. Untuk mengetahui hasil analisis rasio keuangan yang dilakukan Bank
dalam pemberian keputusan kredit kepada calon debitur.
1.5 Kegunaan Penelitian
1.5.1 Kegunaan Akademis
1. Bagi penulis, penelitian ini dapat secara langsung menambah ilmu
pengetahuan, khususnya mengenai analisa rasio keuangan untuk keputusan
pemberian kredit perbankan.
2. Bagi penulis lain , masalah ini bisa dijadikan literature untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut mengenai topik-topik yang berkaitan dengan masalah
7
1.5.2 Kegunaan Praktis
Bagi bank yang meliputi tempat penelitian adalah sebagai informasi yang
bisa dijadikan masukan berharga dalam memberikan keputusan pemberian
kredit kepada calon debitur, sehingga dapat meningkatkan pelayanannya.
1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bank Tabungan Negara yang
[image:12.611.130.539.418.641.2]beralokasikan di Bandung.
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Maret April Mei Juni
Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pra Survei
2 Usulan Penelitian
3 Pengambilan Data
4 Analisis Data
5 Penyusunan Laporan
8
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Tinjauan Tentang Bank
2.1.1.1 Pengertian Bank
Definisi mengenai bank pada dasarnya tidak berbeda satu dengan
lainnya. Kalaupun ada perbedaan hanya terletak pada tugas atau usaha bank.
Ada yang mendefinisikan bank sebagai suatu badan yang tugas utamanya
menghimpun uang dari pihak ketiga. Sedangkan definisi lain mengatakan,
bak adalah suatu badan yang tugas utamanya sebagai perantara untuk
menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan.
Ada juga yang menyebutkan bahwa bank adalah suatu badan yang usaha
utamanya menciptakan kredit. Abdurrachman dalam Ensiklopedia Ekonomi
keuangan dan Perdagangan seperti diikuti dalam buku Kelembagaan
Perbankan Menurut Thomas Suyatno (1999:1) mengatakan bahwa bank
adalah:
9
Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan disebutkan bahwa:
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak .
Dilihat dari definisi diatas, pada dasarnya bank adalah suatu lembaga yang
bergerak di bidang keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit
(pinjaman) kepada masyarakat melalui sumber dana yang berasal dari modal
sendiri, dana masyarakat maupun melalui penciptaan uang giral yang di
tujukan terutama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2.1.1.2 Fungsi Bank
Reed, Cotter, Gill, Simth dalam buku Comercial Banking, yang dikutip
oleh Thomas Suyatno dalam Kelembagaan Perbankan mengatakan bahwa
perbankan, khususnya bank komersial (bank umum) mempunyai beberapa
fungsi yaitu :
Thomas Suyatno sendiri mengemukakan bahwa pada dasarnya fungsi bank
adalah:
1. Menghimpun atau menerima uang serta dana-dana lainnya dari
masyarakat dengan sasaran meminimumkan biaya (cost of fund) dalam
bentuk:
a. Simpanan atau tabungan biasa yang dapat diminta atau diambil
kembali setiap saat.
b. Deposito berjangka, yang merupakan tabungan atau simpanan yang
penarikannya kembali hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu
yang ditentukan habis.
c. Simpanan dalam bentuk rekening koran atau giro atas nama si
penyimpan giro yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan cek, bilyet giro, atau perintah tertulis kepada bank.
2. Menyalurkan dana yang dihimpun melalui sumber yang berasal dari
modal sendiri, simpanan/tabungan masyarakat maupun melalui
penciptaan uang giral, yang disalurkan dalam bentuk seperti pemberian
kredit, investasi pada surat-surat berharga yang bertujuan untuk
mengoptimumkan keuntungan.
3. Memberikan pelayanan jasa-jasa perbankan yang meliputi:
a. Jasa-jasa bank bidang keuangan seperti transfer, inkaso, letter of
credit, jaminan bank, menerbitkan traveller s cheque, money
changer, dsb.
11
Di dalam penjelasan yang tercantum dalam UU No. 10 Tahun 1998
tersebut mempunyai dua fungsi, diantaranya:
a. Penghimpun Dana Masyarakat
b. Penghimpun dana masyarakat bisa berbentuk simpanan (deposito
berjangka), giro, tabungan, dan lain-lain yang dipersamakan dengan
itu.
c. Menyalurkan dana masyarakat bisa berbentuk kredit atau yang
dipersamakan dengan itu
2.1.1.3 Jenis dan Kegiatan Usaha Bank
Bank sebagai lembaga keuangan negara yang mempunyai fungsi
utama sebagai lembaga yang menghimpun dana pada dasarnya terdiri dari
beberapa jenis. Dahlan Siamat dalam bukunya Manajemen Lembaga
Keuangan mengelompokkan jenis-jenis bank sebagai berikut:
1. Menurut Kepemilikan Modal
a. Bank badan usaha milik negara (BUMN), adalah bank yang seluruh
atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Oleh
karena itu bank-bank ini sering juga disebut bank pemerintah. Bank
BUMN saat ini berjumlah empat bank, yaitu Bank Negara
Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara, dan
Bank Mandiri (hasil gabungan Bank Dagang negara, Bank Bume
b. Bank milik Pemerintah Daerah, adalah Bank Pembangunan Daerah
(BPD) yang terdapat pada setiap Daerah Propinsi Tingkat1, dimana
pendirinya didasarkan pada UU No. 13 Tahun 1962. Dalam UU
Perbankan No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang
No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan disebutkan bahwa BPD-BPD
tersebut harus memilih dan menetapkan badan hukumnya apakah
menjadi Perseroan Terbatar, Koperasi atau Perusahaan Daerah.
Contoh : PT. Bank Jabar.
c. Bank Swasta Nasional, adalah bank yang berbadan hukum
Indonesia dan sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh
warganegara Indonesia dan atau badan-badan hukum yang peserta
dan pimpinannya terdiri atas warga negara Indonesia. Bank-bank
milik swasta ini bergabung dalam organisasi yang bernama
Perhimpunan Bank-bank Nasional Swasta. Beberapa diantara
bank-bank swasta nasional telah ditetapkan sebagai bank devisa,
yaitu bank yang dapat melakukan transaksi dengan valuta asing
(membeli dan menjual valuta asing, menerima simpanan dan
memberikan kredit dalam valuta asing termasuk jasa-jasa keuangan
yang terkait dengan valuta asing, misalnya letter of credit, traveler
check).
13
d. Bank Swasta Asing, merupakan kantor cabang dari suatu di luar
Indonesia yang seluruh sahamnya dimiliki oleh warga negara asing
atau badan-badan hukum yang peseta dan pimpinannya terdiri atas
warga negara asing, dimana kegiatan operasinya diatur berdasarkan
ketentuan tersendiri. Bank asing yang akan membuka cabangnya
harus termasuk bank yang memiliki aset 200 terbesar dunia dan
memiliki raiting A lembaga peringkat internasional. Jumlah bank
asing yang beroperasi di Indonesia saat ini berjumlah 10 bank,
antara lain:
City Bank (Amerika Serikat), bank Of Tokyo(Jepang), Standard
Chartered Bank (Inggris).
2. Menurut Fungsinya
a. Bank Sentral, adlah Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam UU
No 23 Tahun 1999, yang merupakan lemabaga negara yang
independen , bebas dari campur tangan diatur dalam
Undang-undang yang mengaturnya.
b. Bank Umum, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan /atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Dalam
pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk giro dan
deposito dan dalam kegiatan usahanya terutama memberikan kredit
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip
Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran, BPR menerima simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
d. Bank Tabungan, adalah bank yang dalam pengumpulan dananya
terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam
kegiatan usahanya terutama memperbungakan dananya dengan
investasi dalam surat-surat berharga.
e. Bank Pembangunan, adalah bank yang dalam pengumpulan
dananya menerima simpanan dalam bentuk deposito dan / atau
menerbitkan kertas berharga jangka menengah dan panjang, serta
dalam kegiatan usahanya terutama memberikan kredit jangka
menengah dan panjang di bidang pembangunan.
f. Bank Koperasi, adalah bak yang modalnya berasal dari
perkumpulan-perkumpulan koperasi. Sekarang ini terdapat satu
buah bank umum koperasi yaitu Bank Umum Koperasi Indonesia
(BUKOPIN)
3. Menurut Institusi Penciptaan Uang Giral
a. Bank Primer,adalah bank yang dapat menciptakan uang giral, terdiri
dari:
15
dalam bentuk uang kertas bank dan uang giral.
2) Bank Umum, yang dapat menciptakan uang giral.
Penciptaan uang giral oleh bank-bank tersebut di atas dilakukan
dengan cara pemberian kredit yang tidak dibebankan dari saldo
nasabah.
b. Bank Sekunder, adalah bank yang mempunyai fungsi sebagai
perantara dalam menyalurkan kredit. Yang tergolong dalam bank
sekunder ini adalah bank tabungan dan bank lainnya ( Bank
Pembangunan dan Bank Hipotik) yang tidak menciptakan uagn
giral.
2.1.2 Tinjauan Tentang Kredit 2.1.2.1 Pengertian Kredit
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 tahun 1998
yang merumuskan pengertian kredit sebagai berikut:
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga
Menurut Malayu (2006:87) menyatakan bahwa kredit adalah:
Semua jenis pinajaman yang harus dibayar kembali bersama
bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah
Oleh karena itu, berbagai cara dilakukan oleh bank agar dana yang
terhimpun dapat disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit,
seperti:
a. Kredit Investasi yaitu kredit yang diberikan kepada para investor untuk
investasi yang penggunaannya jangka panjang.
b. Kredit modal kerja merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai
kegiatan usaha dan biasanya bersifat jangka pendek guna memperlancar
transaksi perdagangan.
c. Kredit Perdagangan yaitu kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau
dipakai untuk keperluan pribadi.
d. Kredit Produktif yaitu kredit yang digunakan untuk menghasilkan
barang atau jasa.
Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada
penerima kredit (debitur) dalam bentuk bunga dan biaya administrasi,
sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dapat berdasarkan
bagi hasil atau penyertaan modal.
2.1.2.2 Unsur-Unsur Kredit
Jika kita bicara kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang
terkandung didalamnya. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam
17
1. Kepercayaan
Yaitu, suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan
(berupa uang, baran atau jasa) akan benar-benar diterima kembali
dimasa tertentu dimasa datang.
2. Kesepakatan
Disamping unsur percaya di dalam kredit jasa mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.
3. Jangka waktu
Setiap yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu itu
ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
4. Resiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu
resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang
suatu kredit semakin besar resikonya. Resiko ini menjadi tanggungan
bank, baik resiko yang disengaja maupun oleh resiko yang tidak
disengaja.
5. Balas jasa
6. Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut
yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan
biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank yang
2.1.2.3 Tujuan Pemberian Kredit
Proses kegiatan perkreditan itu juga mewujudkan tujuan pemberian
banyak pihak berikut, diantaranya:
a. Bank
Bagi bank, kredit merupakan asset produktif dan termasuk sumber
utama pendapatannya dan menjamin kelangsungan hidup bank tersebut.
Kredit juga merupakan faktor pendorong peningkatan pemasaran bagi
produk-produk bank lain. Dalam hal ini bank mendapat keuntungan
dalam bentuk bunga sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit
yang dibebankan nasabah.
b. Masyarakat atau nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.
c. Pemerintah atau negara
bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan maka semakin banyak, mengingat semakin banyak kredit
berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Seperti:
- Penerimaan pajak
- Membuka kesempatan kerja
19
2.1.2.4 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Dalam melakukan evaluasi permintaan kredit, seorang analis kredit
akan menelitit berbagai macam faktor yang diperkirakan dapat
mempengaruhi kemampuan dan kesediaan calon debitur memenuhi
kewajiban mereka kepada bank.
Untuk menghindari maupun memperkecil risiko kredit yang mungkin
terjadi, maka permohonan kredit harus dimulai oleh bank berdasarkan
prinsip-prinsip pemberian kredit. Prinsip-prinsip yang biasa digunakan
adalah :
Prinsip 5C
1. Character yaitu mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak dan
kejujuran dari pimpinan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
finansialnya. Adapun beberapa petunjuk bagi bank untuk mengetahui
karakter nasabahnya adalah :
a. Mengenal dari dekat
b. Mengumpulkan keterangan mengenai aktivitas calon debitur dalam
perbankan
c. Mengeumpulkan keterangan dan minta pendapat dari
rekan-rekannya, pegawai dan saingannya mengenai reputasi,
kebiasaan pribadi, pergaulan sosial dan lain-lain.
2. Capacity yaitu menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta
bidang usahanya.
Untuk itu bank harus memperhatikan :
a. Angka-angka hasil produksi
b. Angka-angka penjualan dan pembelian
c. Perhitungan laba rugi perusahaan saat ini dan proyeksinya
d. Data-data finansial di waktu-waktu yang lalu, yang tercermin dalam
laporan keuangan perusahaan.
3. Capital yaitu menujukkan posisi keuangan perusahaan secara
keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio keuangannya. Bank harus
mengetahui bagaimana pertimbangan antara jumlah hutang dan jumlah
modal sendiri.
Untuk itu bank harus :
a. Menganalisa neraca selama sedikitnya dua tahun terakhir
b. Mengadakan analisa rasio untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas,
rentabilitas dari perusahaan calon peminjam kredit.
4. Collateral berarti jaminan, yaitu menunjukkan besarnya aktiva yang
akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh bank.
Untuk itu bank harus :
a. Meneliti mengenai pemilikan jaminan tersebut.
b. Mengukur stabilitas dari pada nilai jaminan tersebut
c. Memperhatikan kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu
yang relatif singkat tanpa mengurangi nilainya.
21
bank, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
5. Condition yaitu bank harus melihat kondisi ekonomi secara umum serta
kondisi pada sektor usaha si peminta kredit.
Untuk itu bank harus memperhtikan :
a. Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha
calon peminjam
b. Kondisi usaha calon peminjam, perbandingan dengan usaha sejenis
lainnya di daerah dan lokasi lingkungannya
c. Keadaan pemasaran dari hasil usaha calon peminjam
d. Prospek usaha di masa yang akan datang untuk kemungkinan
bantuan kredit dari bank
e. Kebijaksanaan pemerintah yang mempengaruhi terhadap prospek
industri di mana perusahaan pemohon kredit termasuk di dalamnya.
Prinsip 5P
1. Party (golongan) yaitu pada dasarnya bank menggolongkan calon
nasabahnya ke dalam kelompok tertentu yang penilaiannya didasarkan
character, capacity dan capitalnya.
2. Purpose (tujuan) yaitu tujuan penggunaan kredit menurut calon
debitur perlu ditinjau oleh pihak bank mengingat erat sekali
hubungannya dengan economy condition . Bank perlu mengetahui
apakah kredit yang diminta calon debitur akan mempunyai aspek
3. Payment (sumber pembayaran) yaitu prinsip ini berkaitan dengan
perhitungan keuntungan yang akan disapai calon debitur agar dapat
membayar kembali pinjaman beserta bunganya.
4. Profitability (kemampuan memperoleh laba) yaitu calon debitur yang
mampu memperoleh keuntungan dalam peramalan usahanya, diukur
dengan jumlah bungan dan ongkos-ongkos kredit yang harus
dibayarnya. Bila diperkirakan masih mempunyaijumlah lebih setelah
dikurangi dengan pokok kredit, bunga dan ongkos-ongkosnya, maka
usahanya adalah baik.
5. Protection (perlindungan) yaitu prisnip ini merupakan perlindungan
terhadao hak-hak yang tidak diduga sebelumnya. Untuk itu bank
biasanya melindungi kredit yang diberikannya dengan cara meminta
agunan atau jaminan dari calon nasabah. Disamping itu bank dapat
juga mengasuransikan agunan kredit yang diberikan nasabah sehingga
jika terjadi hal-hal yang tidak terduga sebelumnya maka bank tidak
mengalami kerugian.
Prinsip 3R
1. Return (hasil yang dicapai) yaitu analis kredit dapat menilai hasil yang
dicapai calon debitur untuk melihat kemampuan calon debitur dalam
mengembalikan kredit beserta bunganya.
2. Repayment (pembayaran kembali) yaitu analis kredit harus dapat
meramalkan pembayaran kembali oleh calon debiturnya serta rencana
23
3. Risk bearing ability (kemampuan untuk menanggung resiko) yaitu risk
bearing ini dikaitkan dennga kemungkinan adanya kegagalan calon
debitur, apakah ia mampu menutup seluruh kerugian yang mungkin
timbul karena hal-hal yang tidak diperkirakan semula.
2.1.3 Tinjauan Tentang Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan salah satu teknik untuk
mendeteksi kondisi keuangan perusahaan, yang telah bertahun-tahun
dipergunakan oleh bank umum di banyak negara (termasuk Indonesia) secara
memuaskan.
Fungsi utama rasio adalah memperbandingkan sesuatu dengan
sesuatu yang lain. Hal yang sama berlaku dengan rasio keuangan. Rasio ini
memperbandingkan satu pos daftar keuangan dengan pos yang lain untuk
mendapatkan suatu indikasi atau kesimpulan tentang salah satu atau beberapa
aspek kondisi keuangan atau prestasi bisnis perusahaan.
Sebagi contoh, dengan memperbandingkan jumlah keuntungan yang
diperoleh selama satu tahun dengna jumlah dana yang diinvestasikan dalam
perusahaan, dapat disimpulkan apakah jumlah keuntungan jumlah tersbut
2.1.3.1 Fungsi Analisis Rasio Keuangan
Interprestasi dan evaluasi atas data laporan keuangan memerlukan
penguasaan terhadap alat-alat dasar dari analisis rasio laporan keuangan.
Fungsi analisis rasio ini pun berbeda-beda tergantung para penggunaannya.
Fungsi analisis rasio keuangan tersebut antara lain:
1. Bagi kreditor jangka pendek, seperti bank, terutama berkepentingan
dengan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka
pendeknya yang jatuh tempo. Komposisi dari aktiva lancar dan kaitannya
dengan kewajiban lancar jangka pendek ditelaah secara cermat untuk
mengevaluasi solvensi jangka pendek dari perusahaan tersebut.
2. Bagi pemegang obligasi, lebih melihat pada indikator jangka panjang
seperti struktur modal perusahaan, laba masala lau dan produktif dan
perubahan dalam posisi keuangan.
3. Bagi pemengang saham, baik sekarang maupun calon. Penelaahan
mereka memusatkan pada gambaran lalu, karena perubahan di dalamnya
banyak mempengaruhi harga pasar dari investasi mereka.
4. Bagi manajemen perusahaan, berkepentingan dengan komposisi struktur
25
2.1.3.2 Jenis jenis Rasio Keuangan
Setiap analisis mempunyai tujuan atau kegunaan yang menentukan
perbedaan penekanan yang sesuai dengan tujuan tersebut. Serangkaian rasio
yang dipilih tergantung dari alasan para kredit dalam melakukan analisis
rasio.
Dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan .
Bambang Riyanto menggolongkan rasio-rasio keuangan menjadi 4 jenis
yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Rasio Ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar utang-utang mereka yang akan jatuh tempo. Rasio
keuangan yang dipergunakan adalah Current Ratio, Cash Ratio, Quick
(Acid Test) Ratio dan Working Capital to Total Assets Ratio.
Current Ratio, merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar
dengna hutang lancar.
Rumus yang dipergunakan untuk menghitungnya adalah sebagai berikut :
Current ratio ini menunjukan tingkat keamanan (margin of safety) kreditur
jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar
26
Cash Ratio, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam
perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan.
Rumus yang dapat digunakan untuk menghitungnya adalah :
Quick Ratio(Acid Test) Ratio, menunjukkan kemampuan perusahaan
utnuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengna aktiva
lancar yang lebih liquid (quick assets)
Rumus yang dipergunakan untuk menghitungnya adalah :
Working Capital to Total Assets Ratio, menunjukkan likuiditas dari
total aktiva dan posisi modal kerja (memo)
Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah
2. Ratio Leverage
Ratio Leverage adalah ratio-ratio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang
27
keuangan yang dipergunakan adalah Total Debt To Equity Ratio, Total
Debt To Total Capital Assets, Long Term Debt to Equity ratio, Tangible
Assets Debt Coverage dan Time Interest Earned ratio.
Total Debt to Equity Ratio, menginterprestasikan bagian dari setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang.
Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah :
Total Debt to Total Capital Assets, menginterprestasikan bagian dari
keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan hutang atau bagian
dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang.
Rumus yang biasa digunakan untuk menghitungnya adalah :
Long Term Debt to Equity Ratio, menginterprestasikan bagian dari
setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka
panjang.
Rumus yang dipergunakan untuk menghitungnya adalah :
28
Tangible Assets Debt Coverage, menunjukan besarnya aktiva tetap
tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang setiap
rupiahnya.
Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah :
Times Interest Earned Ratio, menunjukan besarnya jaminan
keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.
Rumus yang digunakan untuk menghitungnya :
3. Ratio Aktivitas
Ratio aktivitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan
sumber-sumber dananya. Ratio ini terdiri dari Total Assets Turnover,
Receivables Turnover, Average Collection Periode, Inventory Turnover,
Averages Day s Inventory dan Working Capital Turnover.
Total Assets Turnover, menggambarkan kemampuan dana yang
tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu
atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan
29
Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah :
Receivables Turnover, menggambarkan kemampuan dana yang
tertanam dalam piutang berputar dalam satu periode tertentu.
Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah
Average Collection Period, menggambarkan periode rata-rata yang
diperlukan untuk mengumpulkan piutang.
Rumus yang digunakan untuk menghitunya adalah :
Inventory turnover, menggambarkan kemampuan dana yang tertanam
dalam inventory berputar dalam suatu periode atau likuiditas dari
inventory dan tendensi untuk adanya overstock.
Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah :
Average Day s Inventory, menginterprestasikan periode menahan
persedian rata-rata atau periode rata-rata persedian barang berada di
30
Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah :
Working Capital Turnover, menggambarkan kemampuan modal kerja
(netto) berputas suatu periode kas dari perusahaan.
Untuk menghitungnya digunakan rumus :
4. Ratio Keuntungan
Ratio keuntungan atau yang biasa disebut ratio profitabilitas
merupakan rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah
kebijaksanaan dan keputusan-keputusan. Ratio ini dapat juga digunakan
untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dari suatu
perusahaan atau divisi tertentu untuk suatu periode waktu tertentu. Yang
termasuk dalam rasio keuntungan in iadalah profit margin, Operating
Income Ratio (Operating profit Margin), Operating ratio, Earning Power
of Total Investment (Rate of Return An Total Assets), net Earning Power
Ratio (Rate of return on Investment/ROI) dan rate of Return for The
31
Profit margin, ratio profit margin dinyatakan dalam %
serta dihitung menggunakan rumus :
Profit margin mengukur besarnya keuntungan yang
diperoleh dari tiap rupiah hasil penjualan yang diterima, serta besar
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan tingkat rupiah hasil
penjualan.
Operting Profit Margin, menggambarkan laba operasi bunga dan pajak
(net operating income) yang dibatalkan oleh setiap rupiah penjualan.
Untuk menghitungnya digunakan rumus :
Sales Margin, menggambarkan keuntungan netto per rupiah penjualan
Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah :
Rase of Return Am Total Assets, merupakan kemampuan dari modal
yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
32
Rate of return on Investment, menggambarkan kemampuan dari modal
yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan netto.
Rumus yang digunakan untuk menghitunya :
Rate of return for The Ovners, menggambarkan kemampuan dari modal
sendiri untuk menghasilkan keuntungan lagi pemegang saham
preferem dan saham biasa.
Rumus yang digunakan untuk menghitungnya adalah :
33
2.2 Kerangka Pemikiran
Analisis laporan keuangan digunakan untuk menentukan dan
mengukur hubungan antara pos-pos yang terdapat dalam laporan, sehingga
dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut, bila
akan diperbandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya ataupun
dengan laporan keuangan perusahaan lain.
Mengadakan analisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan
keuangan merupakan dasar untuk dapat menginterprestasikan kondisi
keuangan dan hasil operasi suatu perubahan.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (hubungan
matematika) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan
dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan
atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atua buruknya
posisis keuangan suatu perusahaan. Dalam bukunya yang berjudul Analisa
Laporan Keuangan S Munawir menjelaskan bahwa analisis rasio keuangan
merupakan :
Suatu metode untuk menghubung-hubungkan pos-pos tertentu dalam
rencana atau laporan keuangan secara individu atau kombinasi dari
kedua laporan tersebut . (S. Munawir, 1992 : 12)
Dalam bukunya yang berjudul Alat-alat Analisa Dalam Pembelanjaan ,
Syafaruddin Alwi mengungkapkan manfaat dari analisis rasio sebagai berikut
Bagi pimpinan perusahaan, dengan menghitung ratio-ratio tertentu akan diperoleh suatu informasi, kelemahan apa yang sedang dihadapi, dan kekuatan apa yang dimiliki di bidang finansiil, sehingga dapat ditentukan cara-cara untuk mengatasinya. Sedangkan bagi calon investor atau kreditor, dapat dijadikan pegangan apakah akan membeli saham yang ditawarkan perusahaan, dan apakah wajar untuk memberikan kredit kepada perusahaan yang bersangkutan, atau tidak . (Syafaruddin Alwi, 1983 :37)
Standar rasio yang biasa atau umum digunakan pada bank-bank konvensional
dapat digunakan sebagai pedoman atau pegangan bagi penganalisa, selain itu
juga harus diperhatikan trend atas prosentase histories dan rasio dari
perusahaan yang data keuangannya sedang dianalisa, sehingga akan
diketahui tendensi atau kecendrungan kondisi keuangan perusahaan yang
bersangkutan. Terdapat tiga metode yang digunakan dalam bisnis analisa
laporan keuangan yaitu sebagai berikut:
1) Analisis Horisontal atau dinamis adalah metode yang
memperbandingkan laporan keuangan dari beberapa periode untuk
mengetahui perkembangan.
2) Analisis vertikal adalah metode yang hanya memperbandingkan
tiap pos-pos yang ada dalam laporan keuangan dalam satu periode
tertentu untuk mengetahui hasil operasi saat sekarang.
3) Analisis statis adalah berupa kesimpulan untuk satu periode tanpa
mengetahui perkembangannya.
Adapun teknik analisis yang biasanya digunakan dalam laporan
keuangan adalah sebagai berikut :
35
menggunakan perbandingan laporan keuangan dari dua atau
lebih periode.
b) Analisis trend digunakan untuk mengetahui tendensi atau
kecendrungan perubahan dari keadaan keuangan, apakah naik,
turun atau cenderung tidak ada perubahan.
c) Analisis laporan keuangan dengan prosentase perkomponen
adalah untuk mengetahui prosentase investasi pada
masing-masing aktiva terhadap total aktiva.
d) Analisis sumber dana penggunaan modal kerja adalah teknik
analisis untuk mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja
dan penyebab penggunaan modal kerja dalam periode tertentu.
e) Analisis sumber dan analisis adalah analisis untuk mengetahui
sebab-sebab berubahnya jumalh kas dan sumber serta
penggunaan uang kas selama periode tertentu.
Dalam melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan data dan
informasi berupa laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, dimana
hasil analisis atas rasio keuangan tersebut akan digunakan sebagai salah satu
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan diterima tidaknya
36
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Bank
Tabungan Negara. Bank Tabungan Negara merupakan bank umum milik
pemerintah yang menyimpan dananya terutama dilakukan dengan menerima
simpanan dalam bentuk deposito, giro, dan tabungan. Sedangkan dalam
bidang usahanya terutama dengan memberikan kredit perumahan, kredit
investasi, serta jasa-jasa lainnya. Penelitian ini menekankanpada analisis
rasio keuangan dan pengaruhnya terhadap keputusan pemberian kredit.
3.2 Metode Penelitian
Dalam penelitian tugas akhir ini, penulis menggunakan metode
penelitian studi kasus melalui pendekatan deskriptif analisis yaitu suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Penulis memaparkan keadaan perusahaan yang diteliti, mengambil
data dari objek penelitian untuk dianalisa dan dari hasil analisa tersebut
37
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan
perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik
dan sistematis. Oleh karena itu dalam penelitian diperlukan desain penelitian.
Desain penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis
untuk menuntun dalam proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian ini penulis menerapkan desain penelitian yang mecangkup
proses-proses sebagai berikut:
1. Penelitian dimulai dengan adanya masalah.
2. Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis dalam suatu perusahaan.
3. Menentukan judul penelitian
4. Memilih teknik pengumpulan data-data
5. Pelaporan hasil penelitian termasuk proses penelitian dan interprestasikan data.
3.2.2 Operasional Variabel
Sesuai dengan judul yang penulis sajikan yaitu Analisis Rasio
Keuangan Calon Debitur Dalam Keputusan Pemberian Kredit Perbankan ,
maka terdapat 1 variabel dalam penelitian ini yaitu: Analisis rasio keuangan
38
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel Konsep variabel Ukuran Skala
Analisis rasio
keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan
sebuah indeks yang
menghubungakan
dua angka akuntansi dan didapat
dengan membagi satu angka dengan
yang lainnya . (James dan John,
2005 :202)
Tingkat penghubung
unsur-unsur neraca dan
perhitungan laba rugi
satu dengan yang
lainnya.
Rasio
Tingkat rasio likuiditas
dan leverage baik atau
tidak baik.
Rasio
Tingkat rasio
keuntungan dan aktivitas
cukup baik atau kurang
baik.
Rasio
39
3.2.3 Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data
3.2.3.1 Sumber Data
Sumber dalam penelitian ini dengan menggunakan :
a.Data primer,
Adalah data yang langsung dari sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber aslinya dan tidak melalui media perantara dan
melalui wawancara. Seperti criteria sejauhmana bank melakukan analisis
rasio keuangan perusahaan calon debitur dalam pemberian keputusan
kredit.
b.Data sekunder,
Adalah data yang diperoleh dari olahan pihak lain.Data sekunder dalam
penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi adalah pengumpulan data
yang berasal dari kepustakaan seperti peraturan perundang-undangan,
buku-buku, majalah, dokumen, serta makalah yang relevan dengan topik
penelitian yang berkaitan dengan pemberian kredit perbankan calon
3.2.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Teknik wawancara (interview)
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan
kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
b. Pengamatan (observasi)
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati lansung
objek penelitian untuk dianalisis dan kemudian diuraikan dalam data
tertulis.
c. Dokumentasi
Yaitu mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan sehubungan
dengan penelitian berupa surat keputusan, dokumen-dokumen, dan
catatan-catatan perusahaan.
3.2.4 Rancangan Analisis
Penulis dalam menyusun tugas akhir ini menggunakan analisis
deskriptif. Data tersebut diperoleh dan dan dianalisis dengan dasar teori yang
ada sehingga memberikan gambaran yang cukup jelas . Selanjutnya diteliti
kemudian diambil suatu kesimpulan dari hasil analisis tersebut. Dan atas
41
duntuk menjadi bahan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam hal
pemberian kredit di BTN. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang
telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif .Metode kualitatif
yaitu metode pengolahan data yang menjelaskan pengaruh dan hubungan
yang dinyatakan dengan kalimat.
Untuk memperoleh jawaban menyangkut permasalahan yang
penulis teliti sebagaimana yang telah dirumuskan dipermulaan, maka
dilakukan analisis terhadap data-data keuangan yang telah ada dengan
menggunakan anlisis rasio keuangan yang telah ada dalam operasional
variabel, sehingga diperoleh berbagai tingkat rasio permohonan kreditnya.
Adapun tahapan analisis data adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan data yang penulis perlukan dari analisis rasio keuangan,
baik dari calon debitur dan dengan menghitung tingkat berbagai rasio
keuangan dari perusahaan yang mengajukan kredit, baik perusahaan
yang diterima pengajuan kreditnya maupun yang ditolak pengajuan
kreditnya.
2. Menghitung tingkat peningkatan atau penuruan yang terjadi, dengan
membandingkan rata-rata angka rasio yang dicapai oleh perusahaan
yang mengajukan kredit dengan angka rasio dicapai pada tahun-tahun
42
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Pada Perusahaan
Bank Tabungan Negara dalam perkembangannya telah melalui
beberapa fase, yang diawali pada masa pemerintahan Hindia Belanda,
masa pendudukan Jepang dan masa Proklamasi Kemerdekaan. Berdasakan
Konenklijk Besluit no. 27 tanggal 16 Oktober 1897 ditegaskan bahwa di
Hindia Belanda telah didirikan Postspaarbank yang berkedudukan di
Batavia (Jakarta) yang untuk selanjutnya disempurnakan oleh Besluit
Gubernur Jendral Hindia Belanda No. 27 tahun 1934 dan telah dikenal
dengan Postspaarbank Ordonantie.
Pada tahun 1942, bala tentara Jepang memberlakukan
Postspaarbank. Sebagai gantinya pemerintah Jepang mendirikan Tyokin
Kyoku pada tanggal 1 April 1942.
Dengan diproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945, Tyokin Kyoku diambil alih dan dalam
perkembangannya telah beberapa kali berganti nama. Pada awal Tyokin
Kyoku berganti nama menjadi Kantor Tabugan Pos, setelah itu menjadi
Bank Tabungan Pos Republik Indonesia, lalu menjadi Bank Tabungan Pos
43
tahun 1953 yang isinya mencabut Postspaarbank Ordonantie. Selanjutnnya
nama Bank Tabungan Pos diganti menjadi Bank Tabungan Negara, sesuai
dengan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No tahun 1865
4 tahun 1963. Dengan Undang-Undang No 8 tahun 1965 ditetapkan
pengintegrasian Bank-Bank Umum Negara dan Bank Tabungan Negara
kedalam Bank Sentral. Sesuai dengan penetapan Presiden republik
Indonesia No. 7 tahun 1965 tentang pendirian bank milik negara. Bank
Tabungan Negara dan Bank Negara Indonesia 1946 bergabung kedalam
Bank Negara Indonesia.
Setelah orde baru berhasil mengatur kembali kehidupan
perekonomian, maka didahului lahirnya Undang-Undang Pokok
Perbankan No.14 tahun 1967, ditetapkan Undang-Undang No 20 tahun
1968 mengenai pendirian Bank Tabungan Negara didalam
Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa tugas poko Bank Tabungan Negara
diarahkan kepada perbaikan ekonomi rakyat dan pembangunan ekonomi
nasional dengan jalan menghimpun dana dari masyarakat deposito dan
tabungan.
Pada tahun 1974, pemerintah menetapkan kebijakan pembangunan
perumahan untuk masyarakat menengah kebawah. Untuk menunjang
keberhasilan kebijakan tersebut, Bank Tabungan Negara ditunjuk sebagai
wadah pembiayaan Kredit Prumahan Rakyat (KPR) berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. B-49/MK/IV/1974
tersebut, Bank Tabungan Negara Mengemban tugas baru, disamping
tugasnya dibidang pengumpulan dana dari masyarakat, sebagai pemberi
kredit perumahan dengan agunan rumah beserta tanah yang dibeli dari
kredit tersebut, maka Bank Tabungan Negara harus mampun mengerahkan
dana masyarakat. Untuk itu Bank Tabungan Negara mmengerahkan
aktivitas deposito yang dapat menghimpun dana dari masyarakat dengan
cukup besar.
Memasuki tahun 1992 terjadi perubahan yang mendasar dari
bentuk hukum Bank Tabungan Negara. Sebagai rentetan diberlakukannya
Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan, bentuk hukum Bank
Tabungan Negara berubah menjadi perusahaan perseroan atau yang lebih
dikenal dengan sebutan PT. Bank Tabungan Negara (Perseroan) Pendirian
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) didasarkan pada Akte Pendirian No.
136 tanggal 31 Juli 1992. Perubahan bentuk ini menjadi gerak PT. Bank
Tabungan Negara (persero) lebih leluasa, apabila sebelumnya lebih
ditekankan sebagai bank penghimpun dana masyarakat dan sebagai
lembaga pemberian kredit perumahan, maka sejak tanggal 1 Agustus 1992
45
4.1.2 Struktur Organisasi Pada Perusahaan
Bentuk struktur organisasi Bank Tabungan Negara adalah garis dan
staf. Tipe organisasi ini merupakan kombinasi dari organisasi dengan
staf yang tugasnya memberikan nasihat-nasihat. Pelimpahan wewenang
berlangsung secara vertikal dan sepenuhnya dari pimpinan tertinggi
kepada unit dibawahnya.
4.1.3 Job Description
Berdasakan ketetapan Direksi Bank Tabungan Negara, susunan
struktur organisasi Bank Tabungan Negara cabang Bandung terdiri
dari :
- Branch Manager (Kepala Cabang) adalah seorang pejabat
pimpinan yang diberikan tanggung jawab untuk memimpin kantor
cabang.
- Deputy Branch Manager (Wakil Kepala Cabang) adalah seorang
pejabat yang berada di bawah kepala cabang yang diberikan
tanggung jawab untuk memimpin pelaksanaan aktivitas sehari-hari
sesuai dengan bidangnya masing-masing, terdiri dari :
1. Wakil Kepala Cabang bidang Retail (Kepala Bidang Retail Service
sesuai struktur organisasinya).
2. Asisten Kepala Cabang bidang Penyelamatan Kredit ( Kepala
- Sekretaris Cabang yang bertugas mengatur segala aktivitas
manajemen dan administrasi kesekretarisan cabang.
- Kepala Seksi adalah pejabat diberi tanggung jawab untuk
memimpin seksi, dan terdiri dari :
1. Kepala Seksi Costumer Service
2. Kepala Seksi Teller Service
3. Kepala Seksi Loan Recovery
4. Kepala Seksi Transaction Processing
5. Kepala Seksi Loan Administration
6. Kepala Seksi General Branch Administration
7. Kepala Seksi Bookeping and Control
8. Kepala Seksi Financial reporting and Analysis
9. Kepala Seksi Collection and Workost/Loan Recovery
Uraian Jabatan Branch Manager (kepala Cabang)
1. Memimpin Cabang di wilayah kedudukannya dan bertindak untuk
dan atas nama Direksi bank di dalam maupun di luar pengadilan
dalam hubungannya dengan pihak lain atau pihak ketiga di wilayah
kerjanya yang berkaitan dengan usaha bank berdasarkan surat
kuasa umum dan surat khusus dari direksi.
2. Mengelola keuangan, harta kekayaan bank dan seluruh kegiatan
47
sehat dan tertib administrasi sesuai dengan ketentuan dan prosedur
yang ditetapkan Direksi.
3. Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan dan peralatan kerja
untuk menunjang operasional kantor cabang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
4. Pemeliharaan hubungan kedinasan dalam rangka kerjasama antar
instansi pemerintah maupun swasta lembaga
perbankan/nonperbankan di wilayah kantor cabang untuk
memperlancar kegiatan usaha bank.
5. Mengoptimalisasi pendayaan tenaga kerja dan peralatan guna
meningkatkan motivasi kerja, keadilan dalam bidangnya dan
hubungan kerja sama yang baik sesama karyawan sehingga
tercapai kerja yang maksimal.
6. Bertanggung jawab atas kebenaran penyusunan laporan secara
berkala maupun insidentil dan laporan lainnnya yang berhubungan
dengan kantor cabang.
7. Mengusahakan pengembalian kredit yang telah diberikan dengan
cara yang dapat dipertanggungjawabkan.
8. Mengadakan koordinasi dan pengawasan terhadap tugas-tugas
yang diberikan kepada bawahan dengan mengadakan evaluasi
terhadap pelaksanaan tugas tersebut.
A. Aktivitas Utama (Manajemen)
dengan peraturan yang ditetapkan oleh Kantor Pusat dan
ketentuan pemerintah yang berlaku.
2. Menyiapkan rencana kerja dan anggaran cabang serta
mengevaluasinya.
3. Melakukan analisis terhadap hasil dan penyimpangan target
serta mengambil tindakan koreksi.
4. Menjamin bahwa pihak yang berkepentingan menerima
informasi yang benar, penting, dan tepat waktu.
5. Melakukan pengawasan terhadap kinerja kantor cabang dan
mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja tersebut.
6. Memberikan persetujuan transaksi sesuai dengan batas
kewenangannya.
7. Menjamin kualitas pelayanan dan kualitas sumber daya manusia yang ada di kantor cabang.
B. Kepada Layanan Ritel (Retail Service Head)
1. Merencanakan, mengorganisasikan, melakukan,
mendelegasikan dan mengontrol semua aktivitas bidang retail
cabang demi tercapainya bidang pelayanan retail yang efisien
dan efektif sehingga terwujud pertumbuhan assets dan
keuntungan yang tinggi.
2. Menjamin kecepatan dan keakuratan pelayanan yang tinggi
dalam unit Loan Service, Costumer Service, Teller Service dan
49
3. Menjamin bahwa semua assets cabang di bawah wewenangnya
telah dilindungi, dipelihara dan diinvestasikan dengan baik.
4. Menciptakan suasana kerja yang ramah, bersahabat, dapat
dipercaya, disiplin, dinamis demi pelayanan yang baik.
5. Menjamin semua kegiatan berjalan sesuia dengna prosedur dan
aturan yang ada demi terciptanya pengawasan yang memulai.
6. Menciptakan kenyamanan , kebersihan, kerapihan , ketertiban
dan keindahan ruang kerja dan ruang nasabah.
7. Melakukan penjualan produk BTN.
8. Melwakili BTN dalam acara resmi bila Kepala Cabang tidak
ada ditempat, berhalangan.
C. Kepala Layanan Teller ( Teller Service Head)
1. Memastikan efektivitas dan efisiensi proses transaksi &
layanan teller (teller service) bahwa layanan dapat memuatkan
nasabah.
2. Melakukan penjualan produk bank.
D. Kepala Layanan Nasabah (Customer Service Head)
1. Menjamin tingkat pelayanan yang prima kepada semua
nasabah
2. Memastikan semua transaksi telah dilakukan dengan benar.
3. Memastikan bahwa semua keluhan/komplain dari nasabah
dapat diselesaikan dengan baik.
dan jasa BTN serta prosedurnya dengan baik.
5. Melakukan prnjualan produk BTN.
E. Kepala Layanan Kredit (Loan Sevice Head)
1. Memastikan adanya efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan
di Loan Service
2. Memastikan bahwa semua nasabah memperoleh pelayanan
dengan kualitas pelayanan yang prima mulai dari permohonan
kredit sampai dengan akad kredit.
3. Memastikan bahwa semua prosedur dijalankan dengan benar
4. Memastikan bahwa semua klaim debitur dapat diselesaikan
dengan baik
5. Melakukan penjualan produk BTN
F. Kepala Operasional (Operasional Head)
1. Mengelola operasional harian cabang untuk menjamin
efektivitas dan efesiensi.
2. Menjamin standar kualitas yang tinggi dalam bidang
pemrosesan transaksi, adminnistrasi kredit dan administrasi
umum cabang.
3. Menjamin produktivitas dan kapabilitas pegawai bidang
operasional.
4. Menjamin kecepatan dan keakuratan semua proses transaksi di
bidang operasional.
51
6. Mewakili BTN dalam acara resmi bila kepala cabang tidak ada
ditempat / berhalangan.
7. Melakukan otoritas transaksi sesuai batas kewenangannya.
G. Kepala Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing Head)
1. Menghadiri rapat rutin cabang.
2. Mengatur operasional proses transaksi sehari-hari.
3. Mengoptimalkan peningkatan efesiensi pada back office dan
peningkatan kontrol.
4. Memastikan aktivitas proses transaksi sesuia dengan kebijakan
dan prosedur yang ada.
5. Menganalisis operasional dan mengajukan usulan perbaikan ke
kantor pusat.
6. Melindungi bank dari tindakan penyelwengan dan kesalahan.
7. Memastikan bahwa standar kualitas dan kecepatan proses
transaksi selalu dalam batas yang baik.
8. Memastikan bahwa password telah dibuat sesuai prosedur.
9. Memelihara software dan hardware.
H. Kepala Administrasi Kredit ( Loan Administration Head)
1. Memastikan kecepatan dan ketepatan proses kredit sesuai
kebijakan dan prosedur yang ada.
2. Memastikan wahwa semua dokumen yang disimpan adalah
aman, dan lengkap baik dokumen pokok maupun
3. Melakukan analisa kredit korporasi.
4. Memastikan kecepatan dan ketepatan proses Bapetarum PNS
sesuai dengan kebijakan dan proses yang ada.
5. Memberi informasi kepada Teller Service untuk pencairan
sesuai tunai yang akan dikeluarkan.
6. Memasarkan produk kredit umum.
7. Memastikan setiap petugas administrasi kredit telah membuat
sasaran dan rencana tindakan.
I. Kepala Umum (General Branch Administration Head)
1. Memantau anggaran biaya dan belanja cabang.
2. Menyelenggarakan/ memantau administrasi inventaris seperti
perlengkapan kantor, kendaraan.
3. Bertanggung jawab atas pengembangan dan pengelolaan semua
inventaris cabang.
4. Menyelenggarakan/ memantau semua masalah kepegawaian.
5. Menyelenggarakan/ memantau dan menangani semua masalah
logistik.
6. Memastikan keamanan cabang setiap saat.
7. Memastikan file kepegawaian diadministrasikan secara tertib.
J. Kepala Akuntansi (Accounting and Control Head)
1. Memastikan standarisasi proses.
2. Memastikan integritas dan ketepatan data keuangan cabang.