APLIKASI SLAG DAN KOMBINASINYA DENGAN TRASS
UNTUK MEMPERBAIKI SIFAT KIMIA TANAH GAMBUT
DAN PRODUKSI PADI
GILANG SUKMA PUTRA
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aplikasi Slag dan Kombinasinya dengan Trass untuk Memperbaiki Sifat Kimia Tanah Gambut dan Produksi Padi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Gilang Sukma Putra
ABSTRAK
GILANG SUKMA PUTRA. Aplikasi Slag dan Kombinasinya dengan Trass untuk Memperbaiki Sifat Kimia Tanah Gambut dan Produksi Padi. Dibimbing oleh ATANG SUTANDI dan SRI DJUNIWATI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh slag serta kombinasinya dengan trass terhadap sifat kimia tanah dan produksi tanaman padi
(Oryza sativa) yang ditanam pada tanah gambut serta efisiensinya terhadap penggunaan pupuk konvensional. Penelitian dilakukan dengan model Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari pemupukan standar (100% dosis rekomendasi), slag, dan kombinasi slag dan trass. Slag perlakuan tunggal dengan dosis 2, 4, dan 6 % dan dosis perlakuan kombinasi slag dan trass adalah (0+5)%, (1.25+3.75)%, (2.5+2.5)%, (3.75+1.25)%, dan (0+5)%. Masing-masing perlakuan terdiri dari 4 (empat) ulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pH tanah, ketersediaan unsur hara P, K, Ca, dan Mg serta serapan N, P, K, dan Si tanaman pada setiap perlakuan tunggal dan kombinasi lebih tinggi dibanding kontrol dan standar. Serapan hara N, P, dan K tertinggi pada slag 6% yang berimplikasi pada tingginya nilai efisiensi pupuk N, P, dan K. Perlakuan slag 6% memiliki produksi (Bobot Gabah dan Gabah Bernas) tertinggi dibanding perlakuan lainnya.
Kata kunci: Efisiensi pupuk, gambut, produksi padi, slag, trass
ABSTRACT
GILANG SUKMA PUTRA. The Effect of Slag and Its Combination with Trass to Improve Soil Chemical Properties of Peat Soil and Rice Yield.Supervised by ATANG SUTANDI and SRI DJUNIWATI.
This study is aimed to evaluate the effect of slag and its combination with trass to soil chemical properties and yield of rice crop (Oryza sativa) planted on peat soil and its efficiency against conventional fertilizers. The study was conducted with the Completely Randomized Design (CRD) model consisting of: standard fertilization (100% recommendation dosage), slag, and combination of slag and trass. Doses of slag as a single treatment were 2, 4, 6 %, whereas doses at combination of slag and trass were (0 + 5)%, (1.25-+3.75)%, (2.5 +2.5)%, (3.75 +1.25)%, and (0 +5)%. Each treatment consists of 4 (four) replicates. The results indicated that the soil pH, availability of P, K, Ca, and Mg and plant nutrient uptake of N, P, K, and Si both single and combination treatment were higher than controls and standards. Plant uptake and fertilizer efficiencies of N, P, and K was highest at 6% treatment. Slag of 6% had highest production (Weight of Grain and Filled Grain) than other treatments.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
APLIKASI SLAG DAN KOMBINASINYA DENGAN TRASS
UNTUK MEMPERBAIKI SIFAT KIMIA TANAH GAMBUT
DAN PRODUKSI PADI
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2013
Judul Skripsi : Aplikasi Slag dan Kombinasinya dengan Trass untuk Memperbaiki Sifat Kimia Tanah Gambut dan Produksi Padi
Nama : Gilang Sukma Putra NIM : A14070010
Disetujui oleh
Dr Ir Atang Sutandi, MSi Pembimbing I
Dr Ir Sri Djuniwati, MSc Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir Syaiful Anwar, MSc Ketua Departemen
PRAKATA
Puji Syukur Penulis panjatkan Kehadirat Yang Maha Pintar, Pengasih lagi Penyayang karena atas Rahmat dan Petunjuk-Nya lah Penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Aplikasi Slag dan Kombinasinya dengan
Trass untuk Memperbaiki Sifat Kimia Tanah Gambut dan Produksi Padi”.
Dalam proses penyelesaian penelitian dan skripsi ini Penulis banyak mendapat dukungan baik moril maupun materi dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga Penulis dapat dipermudah dalam menghadapi segala hambatan dan kesulitan. Untuk itu, pada kesempatan kali ini, Penulis mengucapkan terima kasih yang teramat dalam kepada:
1. Dr Ir Atang Sutandi, MSi selaku dosen pembimbing skripsi pertama atas segala nasihat, bimbingan, teladan, dan dukungan kepada Penulis selama penelitian dan penulisan skripsi ini.
2. Dr Ir Sri Djuniwati, MSc selaku dosen pembimbing skripsi kedua atas segala bimbingan dan dukungannya.
3. Dr Ir Budi Nugroho, MSc selaku dosen penguji luar komisi dan koordinator laboraturium Dept. ITSL atas bimbingan dan kerjasamanya sehingga ujian sidang akhir dan penelitian laboraturium Penulis menjadi lancar.
4. Dr Ir Arief Hartono, MSc selaku dosen pembimbing atas nasihat, bimbingan, dan dukungannya kepada Penulis.
5. Ayahanda dan Ibunda tercinta atas segala daya upaya, kasih sayang, kesabaran, dan doa tulus yang senantiasa beliau curahkan kepada Penulis. 6. Kedua Saudaraku tercinta, Adam Sukma Putra dan Adytia Gumelar atas
dukungan dan waktunya menemani Penulis di saat Penulis kesepian.
7. Galih Pamungkas dan Mega Yeni Purba selaku teman satu penelitian atas dukungan dan bantuannya selama penelitian.
8. Seluruh Staf Laboraturium Kimia dan Kesuburan Tanah dan Petugas Lapang University Farm IPB.
9. Yayasan Tanoto Foundation dan POM IPB selaku pemberi beasiswa selama Penulis menyelesaikan studi kuliah.
10. Seluruh teman-teman dari Laboraturium Kimia dan Kesuburan Tanah serta seluruh teman-teman Soilscaper 44 yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu atas bantuan, dukungan, doa, dan semangat yang tak akan pernah terlupakan oleh Penulis.
Banyak kekurangan yang perlu dilengkapi pada skripsi ini, semoga ada manfaat yang dapat diberikan dari skripsi ini kepada Penulis pada khususnya dan kepada Pembaca pada umunya.
Bogor, Juli 2013
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Manfaat Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
METODE 3
Waktu dan Tempat Penelitian 3
Bahan dan Alat 4
Metode Penelitian 4
Prosedur Analisis Data 5
Metode Penilaian Efisiensi Pupuk 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Komposisi Hara, Slag, Trass, dan Abu Merapi 5
Pengaruh Pemberian Slag dan Kombinasinya dengan Trass terhadap Sifat
Kimia Tanah Gambut 6
Pengaruh Pemberian Slagdan Kombinasinya dengan Trass terhadap Serapan
Hara Tanaman 10
Efisiensi Pemupukan 12
Pengaruh Pemberian Slag dan Kombinasinya dengan Trassterhadap Produksi
Tanaman 13
SIMPULAN DAN SARAN 14
Simpulan 14
Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 14
LAMPIRAN 16
DAFTAR TABEL
1 Kandungan hara pada tiga topologi gambut 2
2 Nilai pH (H2O dan KCl), dan Al-dd tanah akibat pemberian slag dan
kombinasinya dengan trass 6
3 Nilai N-total, P-tersedia, dan K-dd akibat pemberian slag dan
kombinasinya dengan trass 8
4 Serapan hara makro (N, P, K, Ca, dan Mg) pada tanaman padi akibat
pemberian slag dan kombinasinya dengan trass 10
5 Serapan Hara Mikro (Cu dan Zn) serta Si totaltanamanakibatpemberian
slag dan kombinasinya dengan trass 11
6 Efisiensi Pemupukkan N, P, dan K setelahpemberian slag dan trass 12 7 Nilai perbedaan BGKP, BGKG, BKGB, dan GH pada tanaman padi
akibat pemberian slag dan trass 13
DAFTAR GAMBAR
1 Kadar Ca-dd dan Mg-dd akibat pemberian slag dan kombinasinya
dengan trass 9
2 Pengaruh pemberian slag dan kombinasinya dengan trass terhadap kadar
unsur mikro Cu dan Zn tanah 9
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kriteria Tingkat Kesuburan Tanah Gambut 16
2. Parameter Pengukuran Analisis Tanah dan Tanaman 16
3. Dosis Pupuk dan Bahan Percobaan per Pot 16
4. Komposisi Hara Slag dan Trass 17
5. Rataan Kadar Hara Makro dan Mikro Tanaman per Perlakuan
Percobaan 18
6. Tabel Analisis Ragam pH H2O, pH KCl, dan Al-dd Tanah 19
7. Tabel Analisis Ragam N-total, P-tersedia, dan K-dd Tanah 19
8. Tabel Analisis Ragam Ca-dd dan Mg-dd Tanah 20
9. Tabel Analisis Ragam Cu-dd dan Zn-dd tanah 20
10.Tabel Analisis Ragam Serapan N, P, K, Ca, dan Mg Tanaman 21
11.Tabel Analisis Ragam Serapan Cu, Zn, dan Si Tanaman 22
12.Tabel Analisis Ragam Efisiensi Pemupukan N, P, dan K 22 13.Tabel Analisis Ragam Bobot Gabah Kering Panen, Bobot Gabah Kering
Giling, dan Bobot Gabah Bernas 23
14.Foto Tanaman Padi Perlakuan Slag 23
15.Foto Tanaman Padi Perlakuan Slag + Trass 24
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia. Tercatat antara sensus tahun 2000 ke 2010 jumlah penduduk Indonesia bertambah dari 205.1 juta jiwa menjadi 259.9 juta jiwa dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 1.48% (BPS 2010). Dari jumlah tersebut, sekitar 85% penduduk Indonesia bergantung pada beras sebagai makanan pokok. Kondisi ini menuntut ketersediaan beras yang berkesinambungan. Di sisi lain, lahan sawah yang banyak diusahakan di Jawa dan Bali semakin terbatas dan bahkan berkurang dari tahun ke tahun. Sebagai gambaran berdasarkan BPS (1998) luas lahan di jawa pada 1987 adalah 3.43 juta ha dan pada 1997 adalah 3.32 juta ha yang berarti selama 10 tahun terjadi penyusutan luas lahan sebesar 0.11 juta ha dengan kisaran penyusutan tiap tahun lebih kurang 11 ribu ha. Maka perlu adanya upaya melalui perluasan lahan (ekstensifikasi) di luar Jawa agar dapat mempertahankan produksi pangan secara nasional. Pemanfaatan Lahan Gambut untuk lahan pertanian dapat menjadi alternatif ekstensifikasi yang prospektif.
Pada kondisi alami, tanaman pertanian termasuk padi umumnya sulit tumbuh di tanah gambut. Faktor penghambat budidaya tanaman di tanah gambut adalah rendahnya ketersediaan unsur hara baik makro maupun mikro, pH dan Si, serta keracunan asam-asam organik. Hal ini dikarenakan asam-asam organik pada gambut yang menurut Rachim (1995) menyebabkan hara mikro membentuk senyawa kompleks (Khelat) dengan asam organik dan sulit tersedia bagi tanaman, sehingga tidak jarang tanaman yang ditanam di tanah gambut banyak mengalami defisiensi unsur-unsur hara mikro. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menambahkan bahan-bahan amelioran yang banyak mengandung kation polivalen seperti terak baja, tanah mineral laterit atau lumpur sungai (Sabiham et al.1997, Salampak 1999).
Beberapa bahan amelioran yang dapat digunakan antara lain slag dan trass karena selain dapat memperbaiki sifat kimia tanah juga ketersediaanya yang cukup banyak di Indonesia. Slag adalah produk sampingan dari proses pemurnian besi cair dalam pembuatan baja. Slag digunakan sebagai bahan amelioran karena dapat meningkatkan pH tanah, Ca dan Mg dapat dipertukarkan, dan meningkatkan ketersediaan Si dalam tanah (Suwarno dan Goto 1997), sedangkan trass menurut Utomo (2011) merupakan produk alam mengandung Kalsium dan Silikat sehingga berpotensi sebagai bahan amelioran dan dapat meningkatkan kadar Silikat pada tanah
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat sebagai acuan awal penggunaan bahan amelioran sebagai alternatif untuk memperbaiki sifat kimia tanah gambut dan pengaruhnya terhadap produksi tanaman padi.
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat Kimia Tanah gambut
Kesuburan Tanah Gambut
Friesher dalam Driessen dan Soepraptohardjo (1974) membagi gambut dalam tiga tingkatan kesuburan yaitu Eutropik (subur), mesotropik (sedang), dan oligotropik (tidak subur). Secara umum gambut topogen yang dangkal dan dipengaruhi air tanah dan sungai umumnya tergolong gambut mesotropik sampai eutropik sehingga mempunyai potensi kesuburan alami yang lebih baik daripada gambut ombrogen (kesuburan hanya terpengaruh oleh air hujan yang sebagian besar oligotropik.
Kadar abu merupakan petunjuk yang tepat untuk mengetahui keadaan tingkat kesuburan alami gambut. Suhardjo dan Driessen (1975) serta Suhardjo dan Widjaya-Adhi (1976) telah meneliti kadar abu tanah gambut untuk tujuan reklamasi lahan di daerah Riau. Pada umumnya gambut dangkal (<1 m) yang terdapat di bagian tepi kubah mempunyai kadar abu sekitar 15%, bagian lereng dengan kedalaman 1 - 3 meter berkadar abu sekitar 10%, sedangkan di pusat kubah yang dalamnya lebih dari 3 meter, berkadar abu kurang dari 10% bahkan kadang-kadang kurang dari 5%. Hal ini sejalan dengan pengayaan oleh air sungai atau air laut atau kontak dengan dasar depresi. Sifat kimia indikatif gambut di Indonesia disajikan pada Tabel 1.
Terak baja (Slag)
Terak baja adalah produk sampingan dari proses pemurnian besi cair dalam pembuatan baja. Terdapat beberapa macam jenis terak baja, antara lain blast furnace slag, open-hearth slag, basic slag, converter slag, dan electric furnace slag. Material-material ini bermanfaat bagi pertanian karena dapat digunakan
Tabel 1. Kandungan hara pada tiga tipologi gambut
Tipe Gambut
Kandungan (% Berat Kering Gambut)
Abu P2O5 CaO K2O
Eutrofik >10 >0.25 >4.0 >0.10
Mesotrofik 5 -10 0.20 - 0.25 1 - 4.0 0.10
Oligotrofik 2 - 5 0.05 - 0.20 0.25 - 1 0.03 - 0.10
3 sebagai bahan pengapuran untuk meningkatkan pH tanah masam ataupun sebagai sumber silikat bagi tanaman padi. Terak baja Indonesia (Indonesian Electric Furnace Slag) setiap tahunnya diproduksi sekitar 350.000 ton, tetapi belum ada yang digunakan untuk bidang pertanian. Penggunaan terak baja dapat meningkatkan pH tanah, Ca dan Mg dapat dipertukarkan, dan meningkatkan ketersediaan Si dalam tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terak baja Indonesia mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 42% Fe2O3, 7.2 % Al2O3, 21.5 % CaO, 11.2 % MgO, 14.6 % SiO2 dan 0.4 % P2O5 (Suwarno dan Goto 1997).
Trass
Trass (Pozolan) adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur-unsur silika (SiO2) dan atau Alumina (Al2O3) yang bersifat reaktif (Tjokrodimuljo 2007). Meskipun tidak mempunyai sifat semen, dalam keadaan tergiling halus, apabila bercampur air dapat bereaksi secara kimia dengan kapur pada suhu kamar membentuk senyawa yang memiliki sifat semen (Randjak 1990). Menurut Van Bemmelen (1949) Trass alami umumnya terbentuk dari tufa volkanik yang berisi partikel-partikel dari debu. Indonesia memiliki banyak wilayah yang menyimpan potensi Trass, diantaranya adalah Nagrek, Pekalongan, Yogyakarta, dan Bogor.
Padi Varietas Ciherang
Padi varietas Ciherang merupakan kelompok padi sawah varietas unggul hasil beberapa kali persilangan. Padi jenis ini memiliki karakteristik umur tanamnya cukup singkat yaitu 116 hingga 125 hari, bentuk tanaman tegak, tingginya mencapai 107 hingga 115 cm, menghasilkan anakan produktif 14 hingga 17 batang, warna kaki hijau, warna batang hijau, warna daun hijau, posisi daun tegak, bentuk gajah panjang ramping, warna gabah kuning bersih, tekstur nasi pulen, rata-rata produksi 5 hingga 8.5 ton/ha, tahan terhadap bakteri hawar daun (HDB) strain III dan IV, tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3. Padi Ciherang mulai diresmikan oleh menteri pertanian pada tahun 2000 dengan anjuran cocok ditanam pada musim hujan dan kemarau dengan ketinggian di bawah 500 meter di bawah permukaan laut (Hermanto 2006).
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
4
Farm Institut Pertanian Bogor, sedangkan tahap analisis laboraturium dilakukan selama bulan Juni 2012 sampai dengan Januari 2013 di Laboraturium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan meliputi tanah gambut sebagai media tanam yang telah diayak dengan ukuran 60 mesh. Sebagai sumber silikat digunakan terak baja (slag) yang berasal dari PT Krakatau Steel, Cilegon, dan trass yang diambil dari Desa Ciampea. Masing-masing bahan telah diayak halus dengan menggunakam ayakan 100 Mesh. Pupuk yang digunakan berupa Urea, SP-18, dan KCl, dan pupuk mikro (CuSO4 dan ZnSO4). Benih padi yang digunakan adalah padi varietas Ciherang. Bahan-bahan kimia yang digunakan pada saat analisis laboraturium seperti Aquades, KCl, H2O2, NH4-Oac. pH 7, HCl, H2SO4, H3BO3, NaOH, dll.
Alat-alat yang digunakan meliputi peralatan percobaan lapang seperti cangkul, ayakan pasir, timbangan, ember (digunakan sebagai pot), mistar, meteran, paranet, dan bambu, sedangkan alat-alat yang digunakan untuk analisis tanah dan tanaman di laboraturium yaitu peralatan gelas (gelas piala, gelas ukur, tabung erlenmeyer, pipet Mohr, pipet volumetrik, buret, labu destilasi, dan peralatan pengukuran seperti Spectrophotometer, Flamephotometer, Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), serta peralatan lainnya.
Metode Penelitian
Percobaan dilakukan dengan Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yang terdiri dari 10 perlakuan. Model matematika dari rancangan percobaan ini adalah sebagai berikut;
Yij = µ + αi + εij Dimana,
Yij = Hasil Pengamatan/pengukuran pada perlakuan ke-i, ulangan ke-j µ = Rataan umum
αi = Pengaruh perlakuan ke-i εij = Galat
Kesepuluh perlakuan tersebut adalah: tiga perlakuan slag tunggal dengan dosis 2, 4, dan 6%; lima perlakuan kombinasi slag + trass dengan dosis (0+5)%, (1.25+3.75)%, (2.5+2.5)%, (3.75+1.25)%, dan (5+0)%; satu perlakuan standar; dan satu kontrol. Perlakuan standar diberikan pupuk dengan dosis Urea 1.5 g/kg, Sp-18 1.5 g/kg, dan KCl 0.75 g/kg, sedangkan perlakuan selain standar diberikan pupuk dengan dosis 50% standar (Lampiran 2). Digunakan Tanah gambut sebanyak 3 Kg berat kering sebagai media tanam dalam pot.
5 berumur 35 hari tanam, sedangkan Pupuk SP-18 dan KCL diberikan seluruhnya pada saat tanam. Pupuk mikro (ZnSO4 dan CuSO4) diberikan hanya pada perlakuan standar dan diaplikasikan seluruhnya pada saat tanam. Variabel produksi tanaman yang diukur terdiri dari Bobot Gabah Kering Panen (BGKP), Bobot Gabah Kering Giling (BGKG), dan Bobot Kering Gabah Bernas (BKGB). Setelah panen, selanjutnya sampel tanah dan tanaman (Bagian batang dan daun) diambil untuk keperluan analisis laboraturium (Lampiran 3).
Prosedur Analisis Data
Dilakukan analisis statistik menggunakan Analysis of Variance (ANOVA)
pada selang kepercayaan (α) 1% dan atau 5%. Apabila berpengaruh nyata dilakukan uji lanjut menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) atau
uji wilayah Duncan pada taraf α = 5% dengan menggunakan software SAS for Windows ver. 9.1.
Metode Penilaian Efisiensi Pupuk
Metode perhitungan efisiensi pupuk digunakan untuk menilai sampai sejauh mana tanaman dapat memanfaatkan unsur hara yang telah diserap untuk berproduksi lebih tinggi tanpa menambah hara yang diperlukan, dengan persamaan sebagai berikut;
Efisiensi Pupuk (%) =
x 100%
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komposisi Hara Slag dan Trass
Komposisi hara lengkap slag dan trass disajikan pada Lampiran 4. Slag memiliki kandungan SiO2 sebesar 14.6%, lebih rendah dibandingkan kandungan SiO2 trass sebesar 64.7%. Tingginya kadar SiO2 pada trass dikarenakan trass berasal dari bahan tuff volkan yang merupakan mineral skeletal/primer
(Hardjowigeno 1993). Mineral primer ini, menurut Rafi’i (1990) sebagian besar
merupakan persenyawaan unsur Silikat dan Oksigen.
6
sebagai limbah pabrik, sedangkan trass memiliki kandungan Al2O3 yang cukup tinggi dengan nilai 16.97%.
Pengaruh Pemberian Slag dan Kombinasinya dengan Trass terhadap Sifat Kimia Tanah Gambut
Nilai pH dan Alumunium dapat dipertukarkan
Hasil uji ragam menunjukan bahwa pemberian slag dan trass berpengaruh sangat nyata terhadap pH (H2O dan KCl) serta Alumunium dapat dipertukarkan (Al-dd) pada tanah gambut. Nilai pH H2O pada setiap perlakuan bervariasi dari yang terendah pada standar (3.45) dan tertinggi pada slag 6% (4.54). pH H2O perlakuan standar lebih kecil dibanding kontrol (3.76).
Hasil Uji lanjut Duncan (Tabel 2) menunjukkan bahwa pemberian slag dan kombinasinya dengan trass nyata meningkatkan pH (H2O dan KCl) tanah gambut. Ini ditunjukkan dengan lebih tingginya nilai pH (H2O dan KCl) pada setiap perlakuan slag tunggal serta kombinasi slag + trass jika dibandingkan dengan kontrol dan standar. Nilai pH (H2O) pada perlakuan slag tunggal meningkat seiring penambahan dosis slag, nilai pH (H2O) pada perlakuan kombinasi slag + trass bervariasi dari yang terendah pada slag + trass (0+5)% dan tertinggi pada slag + trass (1.25+3.75)%. Nilai pH KCl juga memiliki angka yang bervariasi pada setiap perlakuan dimana nilai terendah terdapat pada perlakuan slag 2% dan tertinggi pada perlakuan slag 6% diikuti kombinasi slag + trass (5+0)% (3.58). Nilai pH KCl kontrol paling rendah diantara semua perlakuan.
Pemberian pupuk konvensional (KCl) pada perlakuan standar dapat menurunkan pH tanah, diduga K+ akibat pemberian KCl akan mendesak H+ pada
Tabel 2. Nilai pH (H2O dan KCl), dan Al-dd tanah akibat pemberian slag dan trass
Perlakuan H2O** KCl** Al-dd**
pH (1:1) Pengekstrak KCl
... ...(cmolc kg-1) ...
7 kompleks jerapan, melepaskan H+ ke larutan tanah, sehingga nilai pH perlakuan standar lebih rendah dibanding pH kontrol yang tidak dipupuk sama sekali. Tingginya nilai pH (H2O) pada setiap perlakuan yang diberikan slag dikarenakan kandungan Kalsium Silikat (Ca2SiO4) pada slag akan bereaksi dengan air (4H2O) dalam larutan tanah membentuk kompleks 2Ca-tanah + H4SiO4 + 4OH-. Asam H4SiO4 sebagai asam lemahsehingga ion H+ tidak terionisasi. Pada kondisi ini, ion Ca2+ menjadi tersedia dan OH- menetralkan H+ maka pH tanah akan meningkat. Ini sesuai dengan yang dilaporkan Suwarno dan Goto (1997) bahwa aplikasi slag dapat meningkatkan pH (H2O) tanah.
Nilai Al-dd tanah terendah pada perlakuan slag 6% dan tertinggi pada perlakuan kombinasi slag + trass. Hasil uji lanjut Duncan (Tabel 2) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata kadar Al-dd tanah antara perlakuan standar, kontrol, dan slag tunggal. Namun berbeda nyata terhadap semua perlakuan kombinasi slag + trass. Hal ini dikarenakan tingginya kadar Al2O3 pada trass (Lampiran 4) yang dapat menyumbangkan sebagian besar ion Al3+ pada tanah. Ketersedian dan Kadar Hara Makro Tanah (N, P, K, Ca, Mg)
Nitrogen Total. Hasil uji ragam menunjukan bahwa pemberian slag serta kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata terhadap kadar Nitrogen Total (N-total) tanah. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa kadar N-total tanah yang diberi slag dan slag +trass nyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan kontrol (Tabel 3). Slag yang dikombinasikan dengan trass memiliki kadar N-total yang lebih tinggi dibandingkan slag tunggal. Nilai N-total tertinggi terdapat pada perlakuan slag + trass (2.5+2.5)%, sedangkan terendah terdapat pada kontrol. Rendahnya nilai N-total perlakuan slag tunggal dibandingkan N-total standar selain dikarenakan dosis Urea yang diberikan lebih rendah (50% standar) juga dikarenakan sebagian besar N tanah diserap tanaman dengan jumlah yang cukup tinggi (Tabel 4).
P-Tersedia. Hasil uji ragam menunjukan bahwa pemberian slag dan kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata terhadap kadar Fosfor Tersedia (P-tersedia) dalam tanah. Hasil uji lanjut Duncan (Tabel 3) menunjukkan bahwa kadar P-tersedia semua perlakuan nyata lebih tinggi dibanding kontrol. Pada perlakuan slag tunggal, nilai P-tersedia meningkat seiring peningkatan dosis slag, sedangkan pada perlakuan kombinasi slag + trass nilai P-tersedia bervariasi dari yang terendah pada dosis slag + trass (3.75+1.25)% dan tertinggi pada dosis slag + trass (2.5+2.5)%. Kontrol memiliki nilai P-tersedia paling rendah, sedangkan perlakuan standar memiliki nilai P-tersedia tertinggi.
Perlakuan kombinasi slag + trass (3.75+1.25)% dan (5+0)%, kadar P-tersedia lebih rendah dibanding perlakuan lainnya (kecuali kontrol). Ini dikarenakan rendahnya pH tanah dan tingginya kadar Al-dd (Tabel 2). Ion P sangat mudah bereaksi dengan kation Al membentuk ikatan kompleks Al-P yang sukar tersedia. Dengan Al, ion P biasanya membentuk mineral varasit, yaitu bentuk fiksasi fosfat utama pada tanah masam (Tisdale dan Nelson 1975).
8
tertinggi pada standar. Perlakuan standar dan slag 4% memiliki nilai K-dd nyata lebih tinggi dibanding semua perlakuan lainnya.
Kalsium Dapat Dipertukarkan (Ca-dd) dan Magnesium Dapat Dipertukarkan (Mg-dd). Hasil uji ragam menunjukan bahwa pemberian slag dan kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata terhadap kadar Ca-dd dan Mg-dd pada tanah gambut. Gambar 1 menunjukkan kadar Ca-dd dan Mg-dd pada masing-masing perlakuan. Ca:Mg pada masing-masing perlakuan berada pada kisaran 3-4:1, kondisi ini baik bagi tanaman karena menurut Dobermann dan Fairhurst (2000) rasio ini optimum untuk pertumbuhan padi. Secara umum kadar Ca dan Mg tanah semakin meningkat seiring penambahan dosis slag. Kadar Ca-dd dan Mg-dd standar lebih rendah dibanding perlakuan lainnya. Ini sesuai dengan yang dilaporkan Suwarno dan Goto (1997) bahwa penambahan slag pada tanah dapat meningkatkan pH dan ketersedian unsur Ca dan Mg bagi tanaman.
Ketersedian dan Kadar Hara Mikro Tanah (Cu dan Zn). Hasil uji ragam menunjukan bahwa pemberian slag dan kombinasinya dengan trass tidak berpengaruh nyata terhadap ketersediaan Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) pada tanah (Lampiran 9). Berdasarkan Gambar 2 ditunjukkan bahwa kadar Cu tertinggi pada perlakuan slag + trass (1.25+3.75)% dan terendah pada slag 4%. Kadar Zn menurun seiring penambahan dosis slag (Gambar 2), sedangkan pada perlakuan kombinasi slag + trass kadar Zn cenderung meningkat dengan penambahan dosis trass. Ini menunjukkan bahwa pemberian trass pada perlakuan kombinasi slag + trass dapat meningkatkan ketersediaan Zn dibanding hanya dengan perlakuan slag tunggal. Kadar Zn berada pada kisaran 29.67 – 77.28 ppm sudah cukup bagi tanaman, karena menurut Dobbermann dan Fairhurst (2000) jumlah ini lebih tinggi dari batas kritis kadar Zn (ekstrak DTPA) sebesar 0.08 ppm. Widjaja-Adhi (1998) melaporkan bahwa rendahnya Cu pada tanah gambut dikarenakan terjadi
Tabel 3. Nilai N-total, P-tersedia, dan K-dd akibat pemberian slag dan kombinasinya dengan trass
Perlakuan N-total** P-tersedia** K-dd**
Kjehldal Bray-1 1N NH4Oac. pH 7
9 pengkelatan oleh senyawa kompleks dan bahan organik terutama senyawa polifenol yang melimpah pada gambut (Sabiham et al. 1997, dan Kyuma 2004).
Gambar 2. Pengaruh pemberian slag dan kombinasinya dengan trass terhadap kadarunsur mikro Cu dan Zn tanah
0.82 2.67 2.72 0.57 0.86 2.85 Gambar 1. Kadar Ca-dd dan Mg-dd akibat pemberian slag dan kombinasinya
10
Pengaruh Pemberian Slag dan Kombinasinya dengan Trass terhadap Serapan Hara Tanaman
Serapan Hara Makro (N, P, K, Ca, dan Mg) Tanaman
Hasil uji ragam menunjukkan bahwa pemberian slag dan kombinasinya dengan trass memberikan pengaruh sangat nyata terhadap serapan hara Nitrogen (N), Kalium (K), dan Magnesium (Mg) tanaman; serta berpengaruh nyata (Tabel 5) terhadap serapan Fosfat (P) dan Kalsium (Ca) tanaman. Serapan hara N, P, K, Ca, dan Mg perlakuan standar nyata paling rendah dibanding serapan hara semua perlakuan, sedangkan serapan hara tertinggi terdapat pada semua perlakuan slag 6%. Nilai serapan hara, berbanding positif dengan biomassa kering tanaman, sehingga semakin besar biomassa tanaman berimplikasi pada nilai serapan hara yang semakin besar pula. Nilai serapan N pada masing-masing perlakuan nyata meningkat seiring penambahan dosis slag pada setiap perlakuan. Kondisi ini juga berlaku sama pada nilai serapan P, K, Ca, dan Mg pada setiap perlakuan (Tabel 4). Serapan hara Ca dan Mg terendah pada perlakuan standar, kontrol, dan Slag + trass (0+5)%, ketiganya tidak berbeda nyata satu sama lain dan nyata lebih rendah dibanding perlakuan lainnya (Tabel 4).
Serapan Hara Mikro (Cu dan Zn) serta Si Tanaman
Tabel 4. Serapan hara makro (N, P, K, Ca, dan Mg) pada tanaman padi akibat pemberian slag dan kombinasinya dengan trass
Perlakuan Serapan Hara
berbeda pada taraf α = 1% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT) *Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
11
Serapan Cu dan Zn. Hasil uji ragam menunjukkan pemberian slag dan kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata terhadap serapan Cu dan Zn tanaman. Serapan Zn bervariasi berada pada kisaran 0.66 – 11.27 mg/pot, sedangkan serapan Cu pada tanaman bervariasi berada pada kisaran dari yang terendah pada standar (0.04 mg/pot) dan tertinggi pada slag + trass (5+0)% (0.34 mg/pot (Tabel 5). Hasil uji lanjut (Tabel 5) menunjukkan bahwa baik Cu dan Zn diserap tanaman dalam jumlah yang nyata lebih tinggi pada perlakuan slag 6% dan slag + trass (5+0)% dibanding perlakuan lainnya. Serapan Cu dan Zn terendah masing-masing terdapat pada perlakuan standar dan kontrol
Serapan Silikat. Hasil uji ragam menunjukkan pemberian slag dan kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata terhadap serapan Silikat (Si) tanaman padi. Berdasarkan hasil uji lanjut (DMRT) pada Tabel 5, dapat diketahui bahwa pemberian slag dan kombinasinya dengan trass nyata meningkatkan serapan silikat pada tanaman. Ini dibuktikan dengan serapan Si pada masing-masing perlakuan lebih tinggi (rata-rata lebih dari 2000 mg/pot) dari perlakuan standar dan kontrol (masing-masing 444 dan 1054 mg/pot). Pada setiap perlakuan, serapan Si terendah terdapat pada perlakuan kombinasi slag + trass (0+5)% sebesar 2372 mg/pot dan tertinggi pada perlakuan slag 6% sebesar 11495 mg/pot.
Baik slag dan trass merupakan sumber Si yang tinggi bagi tanaman bahkan trass memiliki kandungan SiO2 lebih dari 50% (Lampiran 4). Sumida (1991) melaporkan bahwa pemberian slag pada tanaman padi dapat memulihkan kehilangan Si pada tanah sebesar 30%. Selain sebagai sumber Si, slag juga dapat dimanfaatkan sebagai kapur pertanian seperti Kalsium Karbonat (CaCO3), dan mengandung 20% Magnesium dan 10% Mangan yang menguntungkan bagi tanaman (Yoshida 1981).
Silikat pada tanaman padi lebih berperan secara struktural, yaitu menyangga tubuh tanaman agar tetap kuat, tegak, dan keras, serta tahan dari Tabel 5. Serapan Hara Mikro (Cu dan Zn) serta Si total tanaman akibat
pemberian slag dan kombinasinya dengan trass
Perlakuan Serapan Hara
12
cekaman lingkungan (Suzuki 1997 dalam Kyuma 2004). Dilaporkan juga bahwa peningkatan serapan Silikat meningkatkan kemampuan oksidasi akar padi dan menurunkan pengambilan unsur Fe dan Mn berlebih yang berdampak pada keracunan tanaman (Okuda dan Takahashi, 1965 dalam Yoshida 1981).
Efisiensi Pemupukan
Hasil uji ragam menunjukkan bahwa pemberian slag dan kombinasinya dengan trass memberikan pengaruh nyata terhadap efisiensi pemupukan Nitrogen (N), dan Fosfor (P), dan sangat nyata pada efisiensi pemupukan Kalium (K). Hasil uji lanjut (DMRT) disajikan pada Tabel 6.
Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai efisiensi pupuk meningkat seiring peningkatan dosis slag dan trass. Efisiensi pupuk K tertinggi terdapat pada perlakuan slag 6%, sama halnya dengan efisiensi pupuk N dan P masing-masing sebesar 221.53%, 58.28% dan 10.46%. Tingginya efisiensi pupuk N, P, dan K dikarenakan tanaman pada setiap perlakuan slag tunggal dan slag + trass memiliki kadar hara tanaman (lampiran 6) dan kondisi fisik yang baik dengan nilai biomassa yang tinggi dibandingkan dengan kontrol dan standar yang hidupnya tertekan (biomassa sangat rendah), sehingga hara lebih banyak diserap oleh tanaman (Tabel 4). Ini menunjukkan bahwa slag mampu mengurangi kebutuhan dasar akan pupuk konvensional, terutama N, P, dan K.
Efisiensi pupuk menunjukkan sejauh mana tanaman dapat memanfaatkan unsur hara yang telah diserap untuk berproduksi lebih tinggi tanpa menambah hara yang diperlukan (Syihabudin, 2011). Barber (1977) dalam Datta (1981) juga mendefinisikan efisiensi pemupukan sebagai peningkatan porsi produksi tanaman yang terpanen per unit pupuk yang digunakan. Namun demikian, berbeda halnya dengan definisi Barber yang menggunakan hasil produksi sebagai parameter,
Tabel 6. Efisiensi Pemupukkan N, P, dan K setelahpemberian slag dan trass
Perlakuan Efisiensi Pemupukkan
berbeda pada taraf α = 1% dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT) *Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
13 pendekatan efisiensi pemupukkan pada penelitian ini menggunakan variabel serapan hara dan dosis pupuk sebagai parameter.
Pengaruh Pemberian Slag dan Kombinasinya dengan Trass terhadap Produksi Tanaman
Hasil uji ragam menunjukkan pemberian slag dan kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata terhadap Bobot Gabah Kering Panen (BGKP), Bobot Gabah Kering Giling (BGKG), dan Bobot Kering Gabah Bernas (BKGB) pada tanaman padi. Slag 6% dan slag +trass (5+0)% memiliki bobot gabah nyata lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya, sedangkan perlakuan standar, kontrol, dan slag + trass (0+%)% tidak menghasilkan gabah sama sekali. Berikut hasil uji lanjut (DMRT) disajikan pada Tabel 7.
Slag sangat berperan penting bagi berproduksinya tanaman padi. Hal ini dibuktikan dimana hanya tanaman yang diberikan slag yang dapat berproduksi dan jumlahnya semakin meningkat seiring penambahan dosis slag yang diberikan. Produksi tanaman berbanding lurus dengan kondisi pertumbuhan dan produksi, perlakuan slag 6% dan slag + trass (5+0)% memiliki pertumbuhan vegetatif yang paling baik perlakuan lainnya, demikian pula serapan hara N, P, K yang tinggi. Yoshida (1981) menyebutkan ada keterkaitan antara kandungan hara (nutrisi) dalam jaringan tanaman dengan aktivitas fotosintesis pada daun karena unsur-unsur hara esensial (N, P, K) baik secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam reaksi fotosintesis dan respirasi. Oleh karena itu, serapan hara yang cukup bagi tanaman, dapat mendukung aktifitas fisiologi bagi tanaman untuk menghasilkan biomassa dan produksi yang optimum. Pemberian trass terhadap komponen produksi terlihat berpengaruh negatif. Hal ini ditunjukkan pada
Tabel 7. Nilai perbedaan BGKP, BGKG, BKGB, dan GH pada tanaman padi akibat pemberian slag dan trass
Perlakuan Bobot Gabah
Kering Panen** Kering Giling** Gabah Bernas**
...(gram/pot)...
(3,75+1,25)% 15.60cb 14.16bc 13.72bc
(5+0)% 37.03a 34.09a 32.87a
**Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
14
pengaruh kombinasi slag + trass dimana semakin tinggi komposisi trass produksi semakin turun.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pemberian slag dan kombinasinya dengan trass dapat meningkatkan pH pada tanah gambut (pH > 4.00). Ketersedian N-total tanah lebih tinggi pada kombinasi slag dengan trass dibanding slag tunggal, sementara P-tersedia, K-dd, Ca-dd dan Mg-dd pada tanah meningkat ketersediaannya baik setelah pemberian slag maupun dikombinasikan dengan trass. Serapan hara N, P, K, Ca, dan Mg meningkat, terutama pada perlakuan dosis slag yang tinggi (slag 4%, slag 6%, dan slag + trass (5+0)%). Serapan hara Zn dan Si meningkat dengan penambahan slag dan trass. Semakin tinggi dosis slag dan trass yang diberikan, semakin besar kadar Si pada tanaman.
Penambahan slag dan trass juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk konvensional, dimana efisiensi pupuk N, P, dan K tertinggi terdapat pada perlakuan slag 6% dengan nilai 39.7%, 10.46%, dan 221.53%. Produksi tanaman semakin baik pada pemberian dosis slag yang semakin besar dimana produksi gabah kering giling dan gabah bernas tertinggi pada slag 6% sebanyak 40.91 dan 38.16 gram/pot. Dalam hal ini, pemberian trass berpengaruh negatif terhadap produksi padi.
Saran
Penelitian dilakukan masih dalam skala kecil, maka perlu dilakukan studi kelayakan lebih lanjut agar bisa diaplikasikan dalam jumlah dan luasan yang lebih besar untuk aplikasi pertanian di lapang.
DAFTAR PUSTAKA
Barchia, M. F. 2006. Gambut; Agroekosistem dan Transformasi Karbon. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Indonesia
Bemmelen, R. W. Van. 1949. The Geology of Indonesia. Martinus Nijhoff, The Hague: 1-732.
BPS (Badan Pusat Statistik). 2010. Statistik Indonesia 1998-2010.
De Datta, S. K. 1981. Principles and Practises of Rice Production. John Wiley & Sons Inc., New York. United State of America
15 Driessen, P.M. and Soepraptohardjo 1974.Organic soil.In:Soil for Agricultural
expansion in Indonesia. ATA 106 Bulettin.Soil Research Institute Bogor. Hardjowigeno. S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. CV Akademika
Presindo, Jakarta.
Hermanto. 2006. Padi Ciherang makin populer. Warta Penelitian danPengembangan Pertanian 28:14-15.[terhubungberkala].http://crifc @BALITBANG. id/journal/warta [20Mei 2012].
Krishna, K. R. 2002. Soil Fertility and Crop Production. Science Publisher Inc., New Hampshire. United States of America
Kyuma, K. 2004. Paddy Soil Science. Kyoto University Press and Trans Pacific Press, Kyoto. Japan.
Randjak, B. T. 1990. Pengaruh Kadar Tras Terhadap Pengurangan Tebal Akibat Tekanan pada Papan Semen Wolkayu. Dalam Majalah Ilmiah Vol. 7 no. 53 (februari 1990) hal: 15. Unika Atma Jaya, Jakarta.
Sabiham, S., T.B. Prasetyo, dan S. Dohong. 1997. Phenolic acid in Indonesiapeat. pp. 289-292. In Rieley and Page (Eds.). Biodiyersity andSustainablility of Tropical Peat and Peatland Samara Publishing Ltd.Cardigan UK.
Salampak, 1999. Peningkatan Produktivitas Tanah Gambut yang Disawahkan dengan Pemberian Bahan Amelioran Tanah Mineral Berkadar Besi Tinggi.
Disertasi Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Suwarno and I. Goto. 1997. Effect of Indonesia Electric Furnace Slag on the Rice Yield and Chemical Properties of Soils. pp 803-804. In Plant Nutrition for Sustainable Food Production and Environment. Kluwer Academic Publisher. ---. 1997. Mineralogical and Chemical Properties of Indonesian Electric
Furnace Slag and its Application Effect as Soil Amendment. Journal of Agricultural Science, Tokyo Nogyo Daigaku. 42 (3) : 151-162.
Syihabuddin, M. 2011. Skripsi: Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah serta Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi (Oryza sativa) pada Tanah Gambut Dalam dari Kumpeh, Jambi. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Indonesia.
Tan, K. H. 1992. Principles of Soil Chemistry, 2nd ed. Marcel Dekker, Inc., New York. United States of America
Tisdale, S.L. dan W.L. Nelson. 1975. Soil Fertility and Fertilizer. McMillan Publ. Co., Inc. New York.
Tjokrodimuljo K. 2007. Teknologi Beton. Biro Penerbit Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Utomo, H. 2011. Skripsi: Pengaruh Kaptan, Trass, dan Pupuk Fosfor terhadap Kedelai Varietas Orba pada Podsolik Jasinga. Institut Pertanian Bogor, Indonesia.
16
Lampiran
Lampiran 1. Kriteria Tingkat Kesuburan Tanah Gambut
Tingkat Kesuburan Kandungan Hara (% bobot kering)
N K2O P2O5 CaO Abu
Eutrofik 2.50 0.10 0.25 4.00 10.00
Mesotrofik 2.00 0.10 0.20 1.00 5.00
Oligotrofik 0.80 0.03 0.05 0.25 2.00
Sumber: Driesen dan Soepraptohardjo (1974), dalam Barchia (2006) Lampiran 2. Parameter Pengukuran Analisis Tanah dan Tanaman
Parameter Pengukuran Metode
Tanah
pH H2O 1:1
KCl 1:1
Al-dd Pengekstrak KCl 1N
P-tersedia Bray-1
KTK dan KB NH4.Oac. 1 N pH 7
Ca, Mg, K tersedia NH4.Oac. 1 N pH 7
N-total Kjehldal
Zn dan Cu tersedia Pengekstrak DTPA
Tanaman
Lampiran 3. Dosis Pupuk dan Bahan Percobaan per Pot
17 Lampiran 4. Komposisi Hara Slag dan Trass
Parameter Satuan Slag* Trass**
pH (H2O) - 11.1 -
EC dS m-1 0.38 -
P2O5-tersedia % 0.21 -
SiO2-tersedia % 5.09 -
B-tersedia ppm 38.7 -
P2O5 % 0.37 0.048
K2O % 0.18 1.33
CaO % 21.6 4.75
MgO % 11.6 1.90
SiO2 % 14.6 64.7
Fe2O3 % 42.6 4.19
Al2O3 % 7.21 16.97
MnO2 % 1.55 -
Na2O % 0.33 -
Cu ppm 146.2 20
Zn ppm 242.7 90
B ppm 66.3 -
Mn ppm - 1100
Daya Netralisasi % 67.6 -
Sumber : *Suwarno (1997)
18
Lampiran 5. Rataan Kadar Hara Makro dan Mikro Tanaman per Perlakuan Percobaan
Perlakuan Kadar Hara Tanaman
N P K Ca
...(%)...
Standar 0.62 0.24 1.30 0.13
Kontrol (0%) 0.60 0.11 1.56 0.19
Slag
2% 0.69 0.10 1.67 0.18
4% 0.61 0.10 1.65 0.19
6% 0.71 0.12 1.43 0.21
Slag+Trass
(0+5)% 0.55 0.13 0.98 0.24
(1.25+3.75)% 0.73 0.08 1.29 0.29
(2.5+2.5)% 0.85 0.12 1.49 0.21
(3.75+1.25)% 0.68 0.11 1.44 0.27
(5+0)% 0.63 0.11 1.59 0.20
Perlakuan Kadar Hara Tanaman
Mg Si Cu Zn
...(%)... ...(ppm)...
Standar 0.30 9.30 7.44 137.60
Kontrol (0%) 0.37 7.50 7.91 115.16
Slag
2% 0.43 19.25 8.25 122.33
4% 0.34 19.25 6.04 107.67
6% 0.32 15.75 5.87 151.40
Slag+Trass
(0+5)% 0.30 20.50 4.20 179.81
(1.25+3.75)% 0.35 22.73 3.46 255.30
(2.5+2.5)% 0.36 20.00 4.78 174.90
(3.75+1.25)% 0.35 15.25 5.39 200.51
19 Lampiran 6. Tabel Analisis Ragam pH H2O, pH KCl, dan Al-dd Tanah
Sumber
**Pemberian slag dan kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata terhadap pH H2O, pH KCl, dan Al-dd tanah pada taraf α = 1%
Lampiran 7. Tabel Analisis Ragam N-total, P-tersedia, dan K-dd Tanah
Sumber
20
Lampiran 8. Tabel Analisis Ragam Ca-dd dan Mg-dd Tanah
Sumber
**Pemberian slag dan kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata terhadap Ca-dd dan Mg-dd tanah pada taraf α = 1%
Lampiran 9. Tabel Analisis Ragam Cu-dd dan Zn-dd Tanah
Sumber
21 Lampiran 10. Tabel Analisis Ragam Serapan N, P, K, Ca, dan Mg Tanaman
Sumber
**Pemberian slag dan kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata terhadap Serapan N, K, dan Mg tanaman pada taraf α = 1%
22
Lampiran 11. Tabel Analisis Ragam Serapan Cu, Zn, dan Si Tanaman
Sumber
Model 9 396811650.80 44290183.40 6.53** <0.0001
Perlakuan 9 396811650.80 44290183.40 6.53** <0.0001
Galat 30 203331019.10 6777700.60
Total Koreksi 39 601942669.80
**Pemberian slag dan kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata
terhadap serapan Cu, Zn, dan Si tanaman pada taraf α = 1%
Lampiran 12. Tabel Analisis Ragam Efisiensi Pemupukan N, P, dan K
Sumber
**Pemberian slag dan kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata terhadap efisiensi pemupukan K pada taraf α = 1%
*Pemberian slag dan kombinasinya dengan trass berpengaruh nyata terhadap
23 Lampiran 13. Tabel Analisis Ragam Bobot Gabah Kering Panen, Bobot Gabah
Kering Giling, dan Bobot Gabah Bernas
Sumber
Keragaman Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Derajat
Tengah F-Hitung Pr > F
Model 9 9345.59 1038.40 11.88** <0.0001
Perlakuan 9 9345.59 1038.40 11.88** <0.0001
Galat 30 2623.21 87.44
Total Koreksi 39 11968.80
Sumber
Keragaman Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Derajat
Tengah F-Hitung Pr > F
Model 9 8061.39 895.71 12.01** <0.0001
Perlakuan 9 8061.39 895.71 12.01** <0.0001
Galat 30 2237.18 74.57
Total Koreksi 39 10298.57
Sumber
Keragaman Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Derajat
Tengah F-Hitung Pr > F
Model 9 7233.23 803.69 11.52** <0.0001
Perlakuan 9 7233.23 803.69 11.52** <0.0001
Galat 30 2093.02 69.77
Total Koreksi 39 9326.25
**Pemberian slag dan kombinasinya dengan trass berpengaruh sangat nyata terhadap Bobot Gabah Kering Panen, Bobot Gabah Kering Giling,dan Bobot
Gabah Bernas pada taraf α = 1%
Lampiran 14. Foto Tanaman Padi Perlakuan Slag
24
Lampiran 15. Foto Tanaman Padi Perlakuan Slag + Trass
Lampiran 16. Foto Produksi (Gabah) Tanaman Padi Perlakuan Slag dan Slag + Trass
(0+5)% (1.25+3.75)% (2.5+2.5)% (3.75+1.25)% (5+0)%
Slag 2% Slag 4% Slag 6% Slag + Trass (2.5+2.5)%
Slag + Trass (3.75+1.25)%
Slag + Trass (5+0)% Ul. 1
Ul. 2
Ul. 3
25
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta. 8 desember 1989 dari pasangan Sukmana Nata Permana. BE. dan Widayati. Penulis terlahir kembar bersama Adam Sukma Putra. S.Si dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Cibatok 1 Kec. Cibungbulang. Kab. Bogor masa studi 1995 – 2001. Selanjutnya penulis melanjutkan studi Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Cibungbulang. Kec. Cibungbulang. Kab. Bogor dan lulus pada tahun 2004. Pendidikan Menengah Atas Penulis tempuh di SMA Negeri 1 Leuwiliang. Kec. Leuwiliang. kab. Bogor. Selama menjalani studi SMA. Penulis mendapatkan beberapa prestasi akademik diantaranya memperoleh juara II Olimpiade Biologi se-Kabupaten Bogor tahun 2005 dan 2006. juara II Olimpiade Biologi se-Provinsi Jawa Barat tahun 2006. dan memperoleh medali Perunggu dalam Olimpiade Sains Nasional bidang Biologi pada tahun 2006.
Selanjutnya Penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Pertanian Bogor. Fakultas Pertanian. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. Mayor Manajemen Sumberdaya Lahan melalui jalur Undangan Saringan Masuk IPB (USMI) pada tahun 2007. Selama masa studi di IPB. penulis aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Uni Konservasi Fauna (UKF) dan terpilih sebagai Ketua Divisi Insekta tahun kepengurusan 2008-2009 dan 2009-2010. Penulis juga aktif pada kegiatan organisasi Himpunan Profesi (Himpro) Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah (HMIT) diantaranya menjadi ketua divisi acara pada Seminar
Nasional “Soil dan Remote Sensing” yang diselengarakan oleh Departemen Ilmu
Tanah dan Sumberdaya Lahan pada tahun 2010. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum beberapa mata kuliah diantaranya Mata Kuliah Geomorfologi dan Analisis Landskap (2010) dan Pengantar Ilmu Tanah (2011).
Sebagai tugas akhir. Penulis melakukan penelitian dengan judul “Aplikasi