• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga Terhadap Produksi Usaha Padi Sawah(Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga Terhadap Produksi Usaha Padi Sawah(Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai)"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR

KELUARGA TERHADAP PRODUKSI USAHATANI

PADI SAWAH

(Kasus: Desa Sei Buluh Kec. Teluk Mengkudu Kab. Serdang Bedagai)

SKRIPSI

OLEH:

FARWAH INAL ABDI 080309032

PKP

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENGARUH PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR

KELUARGA TERHADAP PRODUKSI USAHATANI

PADI SAWAH

(Kasus: Desa Sei Buluh Kec. Teluk Mengkudu Kab. Serdang Bedagai)

SKRIPSI

OLEH:

FARWAH INAL ABDI 080309032

PKP

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Mendapatkan Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh:

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si) (Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA) NIP : 195411111981031001 NIP :1970002722008122001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

RINGKASAN

FARWAH INAL ABDI (080309032) dengan judul skripsi

“PENGARUH PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR KELUARGA TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH (Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai)” yang dilakukan pada Bulan Januari s.d.April 2012 dan dibimbing oleh Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si. dan Ibu Sri Fajar Ayu, S.P, M.M, DBA.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani terhadap produksi usahatani padi sawah, mengetahui pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani terhadap penggunaan tenaga kerja luar keluarga, dan mengetahui pengaruh penggunaan tenaga kerja luar keluarga terhadap produksi usahtani padi sawah.

Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan tertentu. Penarikan sampel dilakukan dengan Metode Simple Random Sampling, yaitu sampel diambil secara acak sejumlah 30 orang dari 1304 jumlah populasi. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linear Berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan dan jumlah modal secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah produksi. Sementara secara parsial, tidak ada variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (jumlah produksi). Secara serempak variabel umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan dan modal berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah penggunaan tenaga kerja luar keluarga, namun secara parsial tidak ada diantara variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah penggunaan tenaga kerja luar keluarga. Secara serempak variabel penggunaan tenaga kerja luar keluarga pada pengolahan lahan, penanaman bibit, penyiangan, pemberantasan hama penyakit dan panen berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi, sedangkan secara parsial hanya variabel penggunaan tenaga kerja pada penanaman bibit, penyiangan dan panen yang berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah produksi.

Kata kunci : Karakteristik, Produksi, Tenaga Kerja

 

  

 

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Takengon pada tanggal 13 Oktober 1989 dari

ayahanda Hasnal H.S, S.E dan ibunda Rita Sukma Hayati Tarigan, S.Pd. Penulis

merupakan anak ke 2 (dua) dari 5 (lima) bersaudara.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut.

1. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar di SD Negeri 4 Takengon dan tamat

tahun 2002.

2. Tahun 2002 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Takengon

dan tamat tahun 2005.

3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Takengon dan

tamat tahun 2008.

4. Tahun 2008 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Sumatera Utara, melalui jalur Ujian Masuk Bersama (UMB).

5. Bulan Juli 2012 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perhutaan

Silau, Kecamatan Pulo Bandring, Kabupaten Asahan.

6. Bulan April s.d. Mei 2013 melakukan penelitian di Desa Sei Buluh,

Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai.

 

 

 

 

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “PENGARUH PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR KELUARGA TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai)”.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si. sebagai ketua komisi pembimbing yang

telah banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

2. Ibu Sri Fajar Ayu, S.P, M.M, DBA. sebagai anggota komisi pembimbing yang

juga telah banyak memberi saran dan masukan untuk penyempurnaan skripsi

ini.

3. Ibu Dr. Ir. Salmiah M.S. selaku Ketua Program Studi Agribisnis FP USU dan

Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec. selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis

FP USU.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis khususnya dan

di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada umumnya.

5. Kepala desa Sei Buluh kecamatan Teluk Mengkudu kabupaten Serdang

Bedagai, Bapak Edwin Lubis yang telah membantu penulis dalam

(6)

6. Ayahanda dan ibunda tercinta Hasnal H.S, S.E dan Rita Sukma Hayati

Tarigan, S.Pd yang telah menjadi sumber motivasi serta memberi dukungan

dan do’a bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas

Sumatera Utara.

7. Para responden yang telah memberikan waktu dan kesediaan diri dalam

membantu penulis selama melakukan penelitian.

8. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan

menyusun skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih dan berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan.

Medan, Juni 2013

Penulis

 

 

 

 

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 4

Kegunaan Penelitian ... 5

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Padi Sawah ... 6

Budidaya Tanaman Padi Sawah ... 7

Karakteristik Sosial Ekonomi ... 14

Tenaga Kerja ... 17

Konsep Produksi ... 19

Kerangka Pemikiran ... 20

Hipotesis Penelitian ... 22

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 23

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Deskripsi Daerah Penelitian ... 35

Luas Daerah dan Topografi Desa... 35

Keadaan Penduduk ... 35

Sarana dan Prasarana ... 38

(8)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Dengan Produksi

Padi Sawah ... 41

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Terhadap Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga ... 43

Pengaruh Tenaga Kerja Luar Keluarga Terhadap Produksi Padi Sawah . 46 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 50

Saran ... 51

Saran Kepada Pengusaha ... 51

Saran Kepada Pemerintah ... 51

Saran Kepada Peneliti Selanjutnya ... 51

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal.

1. Perkiraan Mata pencaharian Kepala Rumah Tangga/Kepala Keluarga

Dirinci Tiap Desa... 23

2. Jumlah Luas Panen dan Produksi Gabah (Kering Panen) Dirinci Tiap Desa, Tahun 2010... 23

3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sei Buluh Tahun 2012... 34

4. Jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Sei Buluh Tahun 2012... 34

5. Jumlah Penduduk Menurut Etnis/Suku di Desa Sei Buluh Tahun 2012... 35

6. Jumlah Penduduk Menurut Umur di Desa Sei Buluh Tahun 2012... 36

7. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan di Desa Sei Buluh, Tahun 2012... 36

8. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Desa Sei Buluh Tahun 2012... 37

9. Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi di Desa Sei Buluh Tahun 2012... 38

10.Karakteristik Petani Sampel Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2012 ... 39

11.Analisis Regresi Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Terhadap Produksi Padi Sawah ... 41

12. Analisis Regresi Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga Terhadap Produksi Padi Sawah ... 46  

 

 

 

 

 

 

 

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal.

1. Skema Kerangka Pemikiran Pengaruh Tenaga Kerja Luar Keluarga

Terhadap Produksi Usahatani Padi Sawah... 21

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Hal.

1. Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Sampel Usahatani

Padi Sawah ...

2. Distribusi Penggunaan Biaya Input Produksi ...

3. Distribusi Penggunaan Biaya Peralatan Produksi ...

4. Distribusi Penggunaan Biaya Tenaga Keja ...

5. Distribusi Penggunaan Biaya Produksi Usahatani ...

6. Distribusi Penerimaan dan Produktivitas Usahatani

Padi Sawah ...

7. Distribusi Pendapatan Bersih Usahatani Padi Sawah ...

8. Perhitungan Pengaruh Karakteristik Petani Terhadap Produksi

Padi Sawah Menggunakan SPSS 16 ...

9. Perhitungan Pengaruh Karakteristik Petani Terhadap Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga ...

10. Perhitungan Pengaruh Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga

(12)

RINGKASAN

FARWAH INAL ABDI (080309032) dengan judul skripsi

“PENGARUH PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR KELUARGA TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH (Studi Kasus: Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai)” yang dilakukan pada Bulan Januari s.d.April 2012 dan dibimbing oleh Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si. dan Ibu Sri Fajar Ayu, S.P, M.M, DBA.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani terhadap produksi usahatani padi sawah, mengetahui pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani terhadap penggunaan tenaga kerja luar keluarga, dan mengetahui pengaruh penggunaan tenaga kerja luar keluarga terhadap produksi usahtani padi sawah.

Daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan tertentu. Penarikan sampel dilakukan dengan Metode Simple Random Sampling, yaitu sampel diambil secara acak sejumlah 30 orang dari 1304 jumlah populasi. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linear Berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Variabel umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan dan jumlah modal secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah produksi. Sementara secara parsial, tidak ada variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (jumlah produksi). Secara serempak variabel umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan dan modal berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah penggunaan tenaga kerja luar keluarga, namun secara parsial tidak ada diantara variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah penggunaan tenaga kerja luar keluarga. Secara serempak variabel penggunaan tenaga kerja luar keluarga pada pengolahan lahan, penanaman bibit, penyiangan, pemberantasan hama penyakit dan panen berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi, sedangkan secara parsial hanya variabel penggunaan tenaga kerja pada penanaman bibit, penyiangan dan panen yang berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah produksi.

Kata kunci : Karakteristik, Produksi, Tenaga Kerja

 

  

 

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya

hidup dari pertanian. Kebutuhan sektor pertanian akan tenaga kerja juga begitu

tinggi. Ketika secara nasional penyerapan tenaga kerja menurun sebanyak 6,4 juta

orang atau sekitar 2,13%, sektor pertanian mampu menciptakan lapangan kerja

baru sebanyak 432.350 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian

terbukti tangguh menghadapi gejolak ekonomi dan fleksibel dalam penyerapan

tenaga kerja. (Saragih, 2004)

Tenaga kerja (ketenagakerjaan) adalah sumber daya manusia yang

memiliki potensi, kemampuan, yang tepat guna, berdaya guna, berpribadi dalam

kategori tertentu untuk bekerja dan berperan serta dalam pembangunan, sehingga

berhasil guna bagi dirinya dan masyarakat secara keseluruhan (Hamalik, 2000).

Penggunaan tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai curahan tenaga kerja.

Curahan tenaga kerja adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Ukuran

tenaga kerja dapat dinyatakan dalam hari orang kerja (HOK). Satuan ukuran yang

dipergunakan untuk menghitung besarnya tenaga kerja adalah satu HOK atau

sama dengan satu hari kerja pria (HKP), yaitu jumlah kerja yang dicurahkan untuk

seluruh proses pruduksi yang diukur dengan ukuran kerja pria. Untuk

meyetarakan, dilakukan konversi berdasarkan upah di daerah penelitian. Hasil

konversinya adalah satu hari pria dinilai sebagai satu hari kerja pria (HKP) dengan

(14)

Satuan yang sering dipakai dalam perhitungan kebutuhan tenaga keraja

adalah HKO (hari kerja orang) dan JKO (jam kerja orang). Pemakaian HKO ada

kelemahanya karena masing-masing daerah berlainan (1 HKO di daerah B belum

tentu sama dengan 1 HKO di daerah A) bila dihitung jam kerjanya. Sering kali

dijumpai upah borongan yang sulit dihitung, baik HKO maupun JKO-nya.

(Suratiyah, 2009).

Di samping penggunaan lahan dan rotasi tanaman, perlu direncanakan pula

penggunaan tenaga kerja, apakah tenaga kerja keluarga yang tersedia bisa

memenuhi kebutuhan. Jika tenaga kerja yang dibutuhkan lebih besar dari potensi

tenaga kerja keluarga yang tersedia maka petani harus menganggarkan seberapa

besar kebutuhan tenaga kerja luar keluarga yang diperlukan. Hal ini akan

mempengaruhi perhitungan usahatani karena tenaga kerja luar keluarga harus

diberi upah. (Suratiyah, 2009).

Sumatera Utara merupakan provinsi yang cukup potensial dalam bidang

pertanian. Pada tahun 2009 sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap

PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 23,03 persen dan pada tahun 2010

menurun menjadi 22,92 persen. Subsektor tanaman bahan makanan adalah

penyumbang terbesar kedua setelah subsektor tanaman perkebunan yaitu tercatat

34,67 persen dari seluruh nilai tambah pertanian. Pada tahun 2010, subsektor

tanaman bahan makanan mengalami pertumbuhan yang sedikit meningkat sebesar

0,31 persen, sejalan dengan peranannya terhadap total keseluruhan PDRB

meningkat dari 7,89 persen pada tahun 2009 menjadi 7, 95 persen pada tahun

2010. Termasuk di dalam subsektor ini adalah padi, jagung, ketela,

(15)

produksi padi memberi andil terbesar, sehingga bila terjadi perubahan produksi

atau harga, akan berpengaruh besar terhadap subsektor ini (BPS SUMUT, 2011).

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten di Sumatera

Utara dengan jumlah produksi padi yang tergolong tinggi dibandingkan dengan

kabupaten-kabupaten lainnya. Luas panen padi sawah di kabupaten ini mencapai

73.688 ha. pada tahun 2010 dengan jumlah produksi sebesar 365.316 ton.

Penggunaan curahan tenaga kerja dalam bidang pertanian khususnya padi sawah

di Kabupaten ini juga tergolong sangat tinggi.

Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

adalah salah satu desa yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani

yakni sebesar 1.304 jiwa. Dimana sebagian besar dari jumlah petani itu

mengusahakan padi sawah. Dalam menjalankan usahatani padi sawah, pada

umumnya petani lebih sering atau lebih dominan menggunakan tenaga kerja dari

luar keluarga. Dalam setiap pekerjaan dalam mengusahakan usahatani padi sawah

tersebut, petani cenderung lebih banyak menggunakan atau mengupah tenaga

orang lain. Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh kepada biaya usahatani padi

sawah.

Semakin banyak tenaga kerja dari luar keluarga yang digunakan dalam

mengusahakan usahatani padi sawah tentunya akan membuat biaya usahatani

akan semakin besar khususnya biaya tenaga kerja. Semakin besarnya biaya

usahatani yang dikeluarkan oleh petani dalam mengusahakan usahatani padi

sawah akan mempengaruhi penerimaan usahatani padi sawah. Semakin

meningkatnya biaya usahatani akan menyebabkan penerimaan petani dari

(16)

Untuk mengetahui lebih jauh apakah penggunaan tenaga kerja dari luar

keluarga juga memiliki pengaruh terhadap jumlah produksi padi sawah, maka

dilakukan penelitian tentang penggunaan tenaga kerja luar keluarga dalam usaha

tani padi sawah.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan beberapa

masalah yang akan diteliti:

1. Bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi (umur, pendidikan, lama

berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan, modal) terhadap produksi padi

sawah?

2. Bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi(umur, pendidikan, lama

berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan, modal) terhadap penggunaan

tenaga kerja luar keluarga?

3. Bagaimana pengaruh tenaga kerja luar keluarga terhadap produksi padi

sawah?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh karakteristik sosial ekonomi (umur,

pendidikan, lama berusaha tani, luas lahan, jumlah tanggungan, modal)

terhadap produksi padi sawah.

2. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi (umur,

pendidikan, lama berusaha tani, luas lahan, jumlah tanggungan, modal)

(17)

3. Untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja luar keluarga terhadap produksi

padi sawah.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan masukan dan

bahan pertimbangan bagi pemerintah dan instansi terkait dalam membuat

kebijakan-kebijakan baru untuk meningkatkan produksi pangan seperti tanaman

padi sawah, sebagai bahan informasi bagi peneliti dalam mengembangkan

ilmunya dan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan pihak-pihak terkait

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Padi Sawah

Padi sawah Oryza Sativa termasuk jenis rumput-rumputan dan berakar

serabut. Seperti tanaman jenis rumput-rumputan lainnya, padi beranak melalui

tunas yang tumbuh dari pangkal batang sehingga membentuk rumpun. Setiap

batang padi umumnya dapat beranak lebih dari satu batang. Tetapi tidak semua

anak padi ini menghasilkan buah padi yang berkualitas, dalam arti untuk

digunakan sebagai bibit (Yandianto, 2003).

Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan

makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk indonesia.

Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat digantikan / disubstitusikan

oleh bahan makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang

yang bisa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan

makanan yang lain.

Tanaman padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan

rumput-rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut:

- Kingdom : Plantae

- Divisi : Magnoliophyta

- Ordo : Poales

- Famili : Graminiae (Poaceae)

- Spesies : Oryza Sativa L

- Genus : Oryza Linn

(19)

Padi termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman muda yaitu

tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya satu

kali berproduksi, dan setelah berproduksi akan mati atau dimatikan. Tanaman

Padi merupakan salah satu komoditas pertanian yang menghasilkan limbah berupa

jerami 3,0-3,7 ton/ha. (Wahyuni, 2010)

Varietas padi merupakan salah satu teknologi utama yang mampu

meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani. Dengan tersedianya

varietas padi yang telah dilepas pemerintah, kini petani dapat memilih varietas

yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat, berdaya hasil dan bernilai jual

tinggi. Varietas padi merupakan teknologi yang paling mudah di adopsi petani dan

praktis. Pengguna benih bersertifikat dan benih dengan vigor tinggi sangat

disarankan, karena:

1. benih bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang banyak.

2. benih yang baik akan menghasilkan perkecambahan dan tumbuhan yang

seragam.

3. ketika di tanam pindah, bibit dari benih yang baik dapat tumbuh lebih cepat

dan tegar dan

4. benih yang baik akan memperoleh hasil yang tinggi.

(Helmi, 2009).

Budidaya Tanaman Padi Sawah

- Pembenihan dan Pembibitan

Kesuburan tanah merupakan syarat mutlak yang dibutuhkan tanaman padi.

Tanah subur, artinya cukup mengandung unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh

(20)

dengan bijinya. Tetapi penanaman dengan biji sulit dilakukan, maka untuk

memudahkan penanaman bibit padi harus disemai dulu. Biji padi yang baik dan

dapat dijadikan bibit harus memenuhi syarat berikut:

(1). Buah dari tanaman utama/induk.

(2). Biji benar-benar tua dan masak.

(3). Biji kering atau dengan kadar air minimal.

(4). Biji berisi padat dan tidak berhampa.

(5). Kulit biji baik dan tidak rusak.

(6). Biji sehat/tidak rusak akibat hama (Wiryani, 1967).

Ada beberapa kegiatan untuk perlakuan benih sebelum ditebar di

persemaian. Sebelum ditebar, benih sebaiknya direndam dulu dalam air selama

kira-kira 48 jam. Harus diperhatikan bahwa pada saat merendam, seluruh bagian

benih harus terendam secara sempurna. Proses perendaman ini dimaksudkan agar

gabah menyerap air yang cukup untuk keperluan perkecambahan. Sesudah 48 jam

perendaman, benih diangkat dan diperam selama 48 jam. Hal ini dimaksudkan

untuk memberi kesempatan kepada enzim melakukan kegiatan anabolisme dan

katabolisme sehingga gabah berkecambah. Penyemaian dilakukan setelah benih

mengalami proses 48 jam perendaman dan pemeraman. Benih yang sudah

berkecambah secara hati-hati ditebarkan di atas lahan yang sudah disiapkan. tebar

benih juga dilakukan secara acak, tetapi dijaga agar benih tertebar merata.

Tidak ada alat khusus untuk menyemai benih kecuali secara manual.

Setelah benih direndam 48 jam, benih ditebar dengan tangan pada persemaian

secara merata. Di tahun 1995, mulai dikembangkan sistem tabur benih langsung

(21)

direndam selama semalam dan ditiriskan, benih dimasukan kedalam drum dari

alat penanaman. Penggunaan alat tersebut adalah dengan cara ditarik. Saat ditarik,

benih akan keluar dari drum tersebut, alat tanamnya dinamakan drum seeder.

Kelebihan alat ini adalah menghemat tenaga kerja, dan kekurangannya adalah

lahan harus dipersiapkan sempurna, pembuangan air sempurna, lahan harus rata

dan bebas gulma.

- Pengolahan tanah

1. Membenahi pematang

Berfungsi untuk menahan air dalam petakan sehingga terjadi genangan air

yang dikehendaki. Pematang juga harus dalam keadaan baik seperti tidak

terinjak-injak manusia saat panen, tidak terdapat sarang ketam/kepiting kecil dan

membenah pematang dengan cangkul.

2. Membajak sawah

Pembajakan dilakukan 2-3 minggu sebelum tanam dan biasanya dilakukan

2-3 kali. Pembajakan pertama dilakukan untuk membalik tanah agar terjadi

pertukaran udara dalam tanah dan distribusi air merata. Hasil bajakan pertanam

dibiarkan 2-3 hari sambil digenangi agar proses pelumpuran dan perombakan

bahan organik. Pembajakan kedua atau ketiga dilakukan 3-5 hari menjelang

tanam. Pembajakan kedua atau ketiga bertujuan untuk memecah bongkahan tanah

hasil bajakan pertama menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil dan halus.

Proses ini dikenal dengan proses pelumpuran.

- Penanaman bibit

Menurut Suparyono dan Agus (1997), Tanaman padi di lahan sawah dapat

(22)

yang telah berumur 21 hari dicabut, kemudian ditanam dengan bagian pangkal

batang dibenamkan kira-kira 10 cm ke dalam lumpur. Pembenaman tersebut harus

sempurna dan kuat agar pada saat terjadi genangan, bibit tidak akan terapung

kembali dan mati. Cara kedua adalah sebar langsung, yakni menebar benih dalam

pembibitan. Benih yang sudah berkecambah ditebar secara hati-hati di lahan yang

sudah disiapkan. Lahan diairi bila benih sudah terlihat tumbuh, sekitar 3-4 hari

sesudah disebar.

Jarak tanaman padi sawah yang dianjurkan adalah 20 cm x 20 cm atau 30

cm x 15 cm. Jarak tanam ini dianjurkan agar dalam satu hektar lahan, populasi

tanaman tidak kurang dari 220.000 rumpun. Dalam lubang tanam, bibit perlubang

yakni sebanyak 2 bibit agar perkembangannya baik.

- Penyiangan gulma dan pemberantasan hama penyakit

Gulma dapat dikendalikan dengan dua cara yakni secara manual dan

secara kimia. Secara manual dengan menggunakan tangan, hasilnya sangat baik

namun, membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan secara kimia yakni dengan

menggunakan pre-emergece herbicide yaitu herbisida yang digunakan untuk

memberantas gulma sebelum biji gulma tumbuh dan post-emergence herbicide

yaitu gulma yang sudah tumbuh. Penyiangan yang dapat juga dilakukan adalah

dengan cara kombinasi. Cara ini merupakan penyiangan dengan tangan yang

diikuti penyemprotan herbisida. Pengendalian gulma tidak akan terlalu berat jika

pengolahan tanah dilakukan dengan baik. Pengolahan tanah sebelum tanam sangat

menentukan keadaan gulma dalam lahan pertanaman.

Padi umumnya tanaman yang sensitif terhadap hama dan penyakit. Di

(23)

sepanjang tahun sangat cocok untuk perkembangan hama dan penyakit. Yang

menjadi utama dalam menyebabkan kerusakan pada padi adalah wereng coklat

(Nilaparvata lugens Stal) yang menyerang dengan mengisap cairan sel tanaman

padi dan menyebabkan gejala terbakar pada padi (Haryono, 1963).

Suparyono dan Setyono (1997) menyebutkan, jenis serangga hama lain

ialah kepik penghisap bulir padi. Termasuk golongan ini adalah walang sangit

(Leptocorisa oratorus). Hama lain yakni hama putih (Nympula depunctalis), hama

putih palsu (Cnaphalocrosis medinalis) dan ganjur (Orseolia oryzae).

Wereng coklat dapat dikendalikan dengan cara : pengaturan pola tanam,

yakni tanam serentak yang menekan perkembangbiakan wereng coklat secara

terus menerus. Selain itu dengan cara pergiliran tanaman dengan tanaman non

padi (jagung, kacang tanah, kedelai) juga akan memberikan kondisi sumber

makanan yang tidak cocok untuk wereng coklat dan dengan cara pergiliran

varietas tanam. Cara lain ialah eradikasi yakni teknologi yang bertujuan untuk

menghilangkan sumber serangan dan penggunaan pestisida.

Tidak ada satu cara yang mampu menekan penyakit sendirian karena

penyakit itu merupakan hasil kerja tiga faktor, yaitu tanaman, patogen dan

lingkungan. Oleh karenanya, konsep pengendalian juga sebaiknya ditunjukan

untuk tiga faktor tersebut.

- panen

Dalam panen Suparyono dan setyono (1997), penetapan waktu panen padi

dapat melalui metode optimalisasi. Dengan metode ini padi dipanen pada saat

(24)

ditandai dengan 95% mulai tampak kuning dan kadar air tanah berkisar antara

21-26%.

Ada beberapa cara untuk menentukan umur panen padi sawah, yakni:

a. berdasarkan umur tanaman

yakni sekitar 105-125 hari setelah tanam (HST). Cara ini paling mudah

diingat dan paling banyak di lakukan petani.

b. Berdasarkan kadar air gabah

Kadar air gabah saat panen sekitar 22-24%. Cara ini jarang dilakukan

petani karena umumnya mereka tidak mempunyai alat pengukur kadar air. Alat

pengukur kadar air gabah yang umum digunakan adalah iseki moisture tester dan

cera moisture tester.

c. Berdasarkan hari setelah berbunga (HSB)

Ketepan HSB tergantung dari varietas padi, umumnya sekitar 28-40 HSB.

Cara ini belum dilaksanakan oleh para petani.

d. Berdasarkan kenampakan

Cara ini dilakukan dengan melihat warna bulir padi yang sudah

menguning dan daun bendera yang masih hijau atau mulai menguning cara ini

umum dilaksanakan petani.

Cara panen padi dilakukan dengan dua cara yakni cara tradisional dan

dengan menggunakan mesin. Secara tradisional, padi dipotong dengan sabit

bergerigi atau sabit biasa. Panen padi dengan menggunakan ani-ani sedapat

mungkin dihindari karena panennya cenderung memilih-milih padi yang baik.

(25)

hasil. Sedangkan panen padi dengan mesin digolongkan berdasarkan tipe mesin

yang digunakan berdasarkan cara kerjanya, yakni:

a. Stripper

Memanen padi dengan cara menyisir butir gabah dan malainya sehinngga

gabah terlepas dari malainya, tetapi batang padi masih tertinggal di lahan

sawah. Dengan demikian, masih diperlukan biaya untuk memotong jerami

yang tertinggal

b. Bekerja dengan cara memotong jerami (batang padi) dan merebahkannya

secara teratur di samping mesin permanen.

c. Mini combine harvester

Merupakan mesin pemanen yang sangat canggih. Mesin ini dilengkapi alat

kemudi dan operator naik pada mini combine. Cara kerjanya secara otomatis,

yaitu batang padi dipotong, kemudian masuk ke mesin perontok. Kotoran dan

jerami sudah terpotong kecil-kecil langsung terbuang keluar, sedangkan

gabah masuk ke dalam karung. Bila sudah penuh secara otomatis karung

dijahit dan diganti dengan karung lain.

- Pascapanen

Menurut keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 1986,

yang dimaksud dengan pasca panen hasil pertanian adalah tahapan kegiatan mulai

dari pemungutan hasil pertanian sampai hasil pertanian tersebut siap di konsumsi.

Adapun yang dimaksud dengan penanganan pascapanen adalah tindakan yang

dilakukan atau disiapkan pada tahap pascapanen agar hasil pertanian mempunyai

(26)

meliputi: pemanenan, pengawetan, pengeringan, penyimpanan, pengolahan,

pengemasan, tranportasi dan standarisasi (Suparyono dan Agus, 1993).

Karakteristik Sosial Ekonomi Petani

1. Umur

Umur petani adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan

kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan usahatani, umur dapat dijadikan

sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja bilamana

dalam kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang

dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim, 2006)

Umur sesorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut

.semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin

turun pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur

tenaga kerja tidak akan berpengaruh karena justru semakin berpengalaman

(Suratiyah, 2008)

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan daya kreativitas

manusia dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan

kuranganya pengetahuan dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia

(Kartasapoetrra, 1994).

Menurut ahmadi (2003) menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan

sangat ditentukan oleh berbagai faktor seperti: kualitas sumber daya manusia,

tersedianya sumber daya alam yang memadai, adanya birokrasi pemerintahan

yang kuat dan efisien dan sebagainya. Namun demikian, tidak dapat disangkal

(27)

dalam proses pembangunan. Hal ini karena manusia bukan semata-mata menjadi

obyek pembangunan, tetapi sekaligus juga merupakan subyek pembangunan.

3. Lama berusahatani

Pengalaman seseorang dalam berusahatani sangat berpengaruh dalam

menerima inovasi dari luar. Di dalam mengadakan suatu penelitian lamanya

berusahatani diukur mulai sejak kapan petani itu aktif secara mandiri

mengusahakan usahataninya tersebut sampai diadakan penelitian (Fauziah, 1991).

Menurut soekartawi (1999) petani yang sudah lama bertani akan lebih

mudah menerapkan inovasi dari pada petani pemula atau petani baru. Petani yang

sudah lama berusahatani akan lebih mudah menerapkan anjuran penyuluhan

demikian pula dengan penerapan teknologi.

Jika petani mempunyai pengalaman yang relatif berhasil dalam

mengusahakan usahataninya, biasanya mempunyai pengetahuan, sikap dan

keterampilan yang lebih baik dibandingkan dengan petani yang kurang

berpengalaman. Namun jika petani selalu mengalami kegagalan dalam

mengusahakan usahatani tertentu, maka dapat menimbulkan rasa enggan untuk

mengusahakan usahataninya tersebut (Lubis, 2000).

4. Luas lahan

Luas lahan akan mempengaruhi skala usaha. Makin luas lahan yang

dipakai petani dalam usaha pertanian, maka lahan semakin tidak efisien. Hal ini

disebabkan pada pemikiran bahwa luasnya lahan mengakibatkan upaya

melakukan tindakan yang mengarah pada segi efisien akan berkurang. Sebaliknya

pada lahan yang sempit upaya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi

(28)

demikian lahan yang terlalu kecil cenderung mengahasilkan usaha yang tidak

efisien pula (Soekartawi, 1999).

Dipandang dari sudut efisiensi, semakin luas lahan yang diusahakan maka

semakin tinggi produksi dan pendapatan per kesatuan luasnya. Pengukuran luas

usahatani dapat diukur dengan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

a. Luas total lahan adalah jumlah seluruh tanah yang ada dalam usahatani

termasuk sawah, tegal, pekarangan, jalan saluran dan sebagainya.

b. Luas lahan pertanaman adalah jumlah seluruh tanah yang dapat

ditanami/diusahakan.

c. Luas tanaman adalah jumlah luas tanaman yang ada pada suatu saat.

(Suratiyah, 2008).

5. Jumlah tanggungan

Menurut Hasyim (2006) jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu

faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi

kebutuhannya. banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani

untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah

pendapatan keluarganya.

Semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup

yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan

mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani (Soekartawi, 1999).

6. Modal

Modal adalah seluruh asset yang digunakan dalam proses produksi padi

sawah oleh petani, tanah dan bangunan, mesin dan peralatan preoduksi, bibit,

(29)

Menurut Rahim dan Diah (2008) modal dapat dibagi menjadi 2 bagian,

yaitu modal tetap (fixed cost) dan modal tidak tetap (varible cost). Modal tetap

terdiri atas tanah, bangunan, mesin, dan peralatan pertanian di mana biaya yang di

keluarkan dalam proses produksi tidak habis dalam sekali proses produksi. Modal

tidak tetap terdiri dari benih, pupuk, pakan, obat-obatan, dan upah yang

dibayarkan kepada tenaga kerja.

Sumber modal dalam usahatani berasal dari petani itu sendiri atau dari

pinjaman. Besar kecilnya modal yang dipakai ditentukan oleh besar kecilnya skala

usahatani. Makin besar skala usahatani makin besar pula modal yang dipakai,

begitu pula sebaliknya. Macam komoditas tertentu dalam proses produksi

pertanian juga menentukan besar kecilnya modal yang dipakai

( Rahim dan Diah, 2008).

Tenaga kerja

Di samping penggunaan lahan dan rotasi tanaman, perlu direncanakan pula

penggunaan tenaga kerja, apakah tenaga kerja keluarga yang tersedia bisa

memenuhi kebutuhan. Jika tenaga kerja yang dibutuhkan lebih besar dari potensi

tenaga kerja keluarga yang tersedia maka petani harus menganggarkan seberapa

besar kebutuhan tenaga kerja luar yang diperlukan. Hal ini akan mempengaruhi

perhitungan usahatani karena tenaga kerja luar keluarga harus diberi upah.

Banyaknya tenaga kerja yang diperlukan untuk mengusahakan satu jenis

komoditas per satuan luas dinamakan intensitas tenaga kerja. Intesitas tenaga

kerja tergantung pada tingkat teknologi yang digunakan, tujuan dan sifat

usahataninya, topografi dan tanah, serta jenis komoditas yang diusahakan

(30)

Curahan tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni

a. faktor alam yang meliputi curah hujan, iklim, kesuburan, jenis tanah dan

topografi,

b. faktor jenis lahan yang meliputi sawah, tegal, dan pekarangan.

c. luas, letak, dan penyebarannya. Faktor-faktor tersebut menyebabkan adanya

perbedaan kesibukan tenaga kerja (Suratiyah, 2009).

Tenaga kerja merupakan penduduk usia 15 tahun ke atas yang sedang

bekerja, yang memiliki pekerjaan namun sementara tidak bekerja, seseorang yang

tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan dikatagorikan bekerja.

Sumber tenaga kereja dalam usahatani dibedakan atas:

a. Tenaga kerja dalam keluarga (family labour) yaitu seluruh tenaga kerja yang

terdapat dalam keluarga, baik manusia, ternak, maupun tenaga mesin.

b. Tenaga kerja luar keluarga (hired labour) yaitu tenaga kerja yang berasal dari

luar keluarga baik manusia, ternak maupun tenaga mesin.

Satuan tenaga kerja dalam usahatani dibedakan atas:

a. Hari kerja pria (HKP) tenaga yang dikeluarkan satu pria dewasa per hari

dalam kegiatan usahatani.

b. Hari kerja wanita (HKW) adalah tenaga yang dikeluarkan oleh satu wanita

dewasa per hari dalam kegiatan usahatani yang nilainya setara dengan 0,8

HKP.

c. Hari kerja anak (HKA) adalah tenaga yang dikeluarkan oleh seorang anak per

(31)

d. Hari kerja ternak (HKT) adalah tenaga kerja yang dikeluarkan oleh satu ekor

hewan ternak (kerbau, lembu/sapi) per hari yang nilainya setara dengan 5

HKP.

e. Hari kerja mesin (HKM) adalah tenaga kerja yang dikeluarkan oleh satu unit

mesin yang setara denagn 25 HKP per hari penggunaannya dalam kegiatan

usahatani.

Konsep Produksi

Produksi adalah satuan proses merubah kombinasi berbagai input manjadi

output. Pengertian produksi tidak hanya terbatas pada proses pembuatan saja,

tetapi juga penyimpanan, distribusi, pengangkutan, pengemasan kembali, hingga

pemasaran hasilnya. Istilah produksi berlaku untuk barang maupun jasa. Bahkan

sebenaranya perbedaan antara barang maupun jasa itu sendiri, dari sudut pandang

ekonomi sangat tipis. Keduanya sama-sama dihasilkan dengan mengerahkan

modal dan tenaga kerja. Setiap produsen dalam melakukan kegiatan produksi

diasumsikan dengan tujuan memaksimumkan keuntungan (Pracoyo, 2006)

Produksi adalah suatu aktivitas ekonomi atau proses pengkombinasian,

pengkoordinasian, penggunaan atau pemanfaatan dalam pembuatan suatu barang

atau jasa (output atau produksi) yang mengubah suatu komoditas, yaitu berbagai

material-material dan kekuatan-kekuatan (input, faktor, sumberdaya, atau

jasa-jasa produksi), untuk menghasilkan atau menjadi komoditas lainnya yang sama

sekali berbeda (output) (Beattie dan Taylor, 1996).

Istilah produksi berlaku untuk barang maupun jasa karena istilah

komoditas memang mengacu kepada barang dan jasa. Produksi merupakan

(32)

tingkat-tingkat output per unit periode atau waktu. Sedangkan output sendiri senantiasa

diasumsikan konstan kualitasnya. Jadi bila berbicara mengenai peningkatan

produksi, itu berarti peningkatan tingkat output dengan mengasumsikan bahwa

faktor-faktor lain yang sekiranya tidak berpengaruh tidak berubah sama

sekali/konstan (Miller dan Mainers, 1997).

Soekartawi, dkk (1984) menyatakan bahwa produksi yang tinggi

merupakan salah satu tujuan usaha tetapi belum tentu usaha tersebut efisien.

Prinsip dari pengusaha selalu berusaha agar hasil yang diperoleh dari

pengolahannya lebih produktif dan efisien, usaha yang produktif adalah usaha

yang secara ekonomis menguntungkan dalam penggunaan biaya untuk

berproduksi, sedangkan efisiensi berarti dalam suatu usaha mempunyai

perbandingan antara penerimaan dan biaya produksi lebih besar dari satu.

Dalam kegiatan usahatani sebagai salah satu bentuk unit produksi, selalu

ada upaya untuk memaksimumkan keuntunagan atau meminimumkan biaya

dalam keterbatasan sumberdaya yang ada/ dimiliki. Untuk itu perlu dirumuskan

perencanaan usahatani dengan mengkombinasikan berbagai input dalam berbagai

karakter keterbatasan untuk memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan

biaya.

Kerangka Pemikiran

Karakteristik petani akan mempengaruhi keputusan petani dalam

penggunaan jumlah tenaga kerja luar keluarga dalam mengusahakan usahatani

padi sawah. Keputusan penggunaan tenaga kerja luar keluarga tersebut akan

(33)

petani juga akan mempengaruhi jumlah produksi padi sawah yang diusahakan

oleh petani.

Dalam melakukan usahatani padi sawah, tentunya harus melakukan

beberapa kegiatan dalam usahatani tersebut, diantaranya pengolahan bibit,

pengolahan tanah, penanaman bibit, pemupukan, pemberantasan hama penyakit,

panen dan pasca panen. Dalam melakukan kegiatan tersebut tentunya memerlukan

tenaga kerja. Penggunaan jumlah tenaga kerja dalam berbagai kegiatan tersebut

akan memberikan pengaruh terhadap produksi padi sawah.

Petani

Penggunaan Tenaga Kerja luar keluarga

Karakteristik Petani:

1. Umur 2. Pendidikan

3. Lama Berusaha

Tani

4. Luas Usaha Tani 5. Jumlah

Tanggungan 6. Modal

Produksi Padi Sawah

Gambar 1: Skema Kerangka Pemikiran Pengaruh Tenaga Kerja Luar Keluarga Terhadap Produksi Usahatani Padi Sawah

(34)

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian pada identifikasi maslah, yang menjadi hipotesis

penelitian adalah :

1. Terdapat pengaruh Karakteristik (umur, pendidikan, lama berusaha tani,

luas lahan, jumlah tanggungan, modal) terhadap produksi padi sawah.

2. Terdapat pengaruh karakteristik (umur, pendidikan, lama berusaha tani,

luas lahan, jumlah tanggungan, modal) terhadap penggunaan tenaga kerja

luar keluarga.

3. Terdapat pengaruh tenaga kerja luar keluarga terhadap produksi padi

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu

Kabupaten serdang bedagai. Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan

pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat

Statistik Sumatera Utara (BPS SUMUT), Desa sei buluh merupakan daerah

dengan jumlah petani paling besar di Kecamatan Teluk Mengkudu yaitu sebanyak

1.304 kepala keluarga. Hal ini dapat Diliat pada Tabel 1

Tabel 1. Perkiraan Mata Pencaharian Kepala Rumah Tangga/Kepala Keluarga Dirinci Tiap Desa Tahun 2011

Desa Petani Pedagang Nelayan Pegawai

Negeri

Pekan Sialang Buah Sialang Buah Pematang Guntung Sentang

Bogak Besar Pematang Kuala

1304

Sumber : Kecamatan Teluk Mengkudu dalam Angka 2012

Selain itu Desa Sei Bulu merupakan Desa dengan produksi padi terbesar di

kecamatan Teluk Mengkudu, dimana produksi Padi di desa Sei Buluh sebesar

(36)

Tabel 2. Jumlah Luas Panen dan Produksi Gabah (Kering Panen) Dirinci Tiap Desa, Tahun 2011

Desa

Pekan Sialang Buah Sialang Buah Pematang Guntung Sentang

Bogak Besar Pematang Kuala

1216

Sumber : Kec. Teluk Mengkudu dalam Angka 2012

Metode Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap

dapat menggambarkan populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang

mengusahakan padi sawah di desa Sei Bulu kecamatan teluk mengkudu kabupaten

Serdang Bedagai. Penetapan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

mengguanakan Simple Random Sampling dimana cara pengambilan sampel dari

anggota populasi dengn menggunakan acak tanpa memperhatikan strata

(tingkatan) dalam anggota populasi tersebut (Riduan, 2010)

Jumlah sampel yang diambil sebesar 30 petani sampel. Roescoe dalam

buku Research Methods For Business, dalam Sugiyono (2010) memberikan saran

tentang penelitian salah satunya adalah ukuran sampel yang layak dalam

(37)

petani, dari jumlah 1304 petani tersebut kemudian diambil sampel sebanyak 30

petani.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara kepada responden dengan

menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari lembaga, instansi atau

dinas terkait dalam penelitian ini, hasil studi pustaka, baik berupa buku maupun

data statistik yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.

Metode Analisis Data

Untuk hipotesis pertama, terdapat pengaruh karakteristik sosial ekonomi

petani terhadap produksi padi sawah, dianalisis dengan menggunakan metode

analisis regresi linear berganda. Rumus regresi linear berganda adalah sebagai

berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6

Dimana :

Y = Produksi padi sawah (kg)

X1 = Umur petani (tahun)

X2 = Tingkat Pendidikan (tahun)

X3 = Lama berusahatani (tahun)

X4 = Luas Lahan usaha tani (Ha)

X5 = Jumlah tanggungan (jiwa)

(38)

a = Koefisien intersep

b = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel

Untuk menguji variabel-variabel tersebut berpengaruh secara serempak

terhadap produksi padi sawah digunakan analisis uji F, yaitu:

/

1 / 1

Dimana :

r2 = Koefisien deterninasi n = Jumlah sampel

k = Derajat bebas pembilang

n-k-1 = Derajat bebas penyebut

Kriteria uji untuk uji serempak adalah:

Fhitung≥ Ftabel : maka H0 ditolak (H1 diterima)

Fhitung≤ Ftabel : maka H0 diterima (H1 ditolak)

Untuk menguji variabel-variabel tersebut secara parsial terhadap produksi

padi sawah, maka digunakan analisis uji t dengan rumus:

Dimana:

bi = Parameter b (i = 1,2)

Sbi = Standar error parameter (i = 1,2)

Sby = Standar error of estimate

(39)

Kriteria untuk uji t adalah:

thitung≥ ttabel... H0 ditolak

thitung≤ ttabel... H0 diterima

(Hasan, 2004)

Untuk hipotesis 2, terdapat pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani

(umur, pendidikan, lama berusaha tani, luas lahan, jumlah tanggungan dan modal)

terhadap penggunaan tenaga kerja luar kelurga menggunakan analisis liniear

berganda dengan bantuan SPSS. Rumus regresi linear berganda adalah sebagai

berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6

Dimana :

Y = Penggunaan tenaga kerja luar keluarga (HKP)

X1 = Umur petani (tahun)

X2 = Tingkat Pendidikan (tahun)

X3 = Lama berusahatani (tahun)

X4 = Luas Lahan (Ha)

X5 = Jumlah tanggungan (jiwa)

X6 = Modal (Rp)

a = Koefisien intersep

b = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel

Untuk menguji variabel-variabel tersebut berpengaruh secara serempak

terhadap Penggunaan tenaga kerja luar keluarga digunakan analisis uji F, yaitu:

/

1 / 1

(40)

r2 = Koefisien deterninasi n = Jumlah sampel

k = Derajat bebas pembilang

n-k-1 = Derajat bebas penyebut

Kriteria uji untuk uji serempak adalah:

Fhitung > Ftabel : maka H0 ditolak (H1 diterima)

Fhitung≤ Ftabel : maka H0 diterima (H1 ditolak)

Untuk menguji variabel-variabel tersebut secara parsial terhadap

penggunaan curahan tenaga kerja, maka digunakan analisis uji t dengan rumus:

Dimana:

bi = Parameter b (i = 1,2)

Sbi = Standar error parameter (i = 1,2)

Sby = Standar error of estimate

X = Variabel yang diuji

r12 = Koefisien korelasi sederhana antara X1 dan X2

Kriteria untuk uji t adalah:

thitung > ttabel... H0 ditolak

thitung≤ ttabel... H0 diterima

(41)

Untuk hipotesis 3, terdapat pengaruh tenaga kerja luar keluarga

(pengolahan bibit, pengolahan tanah, penanaman bibit, pemupukan,

pemberantasan hama dan penyakit, panen dan pasca panen) terhadap produksi

padi sawah, digunakan metode regresi liniear berganda. Rumus regresi linear

berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7

Dimana :

Y = Produksi padi sawah (kg)

X1 = Jumlah tenaga kerja luar keluarga pada pengolahan bibit (HKP)

X2 = Jumlah tenaga kerja luar keluarga pada pengolahan tanah (HKP

X3 = Jumlah tenaga kerja luaar keluarga pada penanaman bibit (HKP)

X4 = Jumlah tenaga kerja luar keluarga pada pemupukan (HKP)

X5 = Jumlah tenaga kerja luar keluarga pada pemberantasan hama penyakit (HKP)

X6 = Jumlah tenaga kerja pada panen (HKP)

X7 = Jumlah tenaga kerja pada pasca panen (HKP)

a = Koefisien intersep

b = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel

Untuk menguji variabel-variabel tersebut berpengaruh secara serempak

terhadap produksi padi sawah digunakan analisis uji F, yaitu:

/

1 / 1

Dimana :

r2 = Koefisien deterninasi n = Jumlah sampel

(42)

n-k-1 = Derajat bebas penyebut

Kriteria uji untuk uji serempak adalah:

Fhitung > Ftabel : maka H0 ditolak (H1 diterima)

Fhitung≤ Ftabel : maka H0 diterima (H1 ditolak)

Untuk menguji variabel-variabel tersebut secara parsial terhadap produksi

padi sawah, maka digunakan analisis uji t dengan rumus:

Dimana:

bi = Parameter b (i = 1,2)

Sbi = Standar error parameter (i = 1,2)

Sby = Standar error of estimate

X = Variabel yang diuji

r12 = Koefisien korelasi sederhana antara X1 dan X2

Kriteria untuk uji t adalah:

thitung > ttabel... H0 ditolak

thitung≤ ttabel... H0 diterima

(43)

Defenisi dan Batasan Operasional

Defenisi dibuat untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam

menafsirkan penelitian, antara lain:

Defenisi

1. Petani adalah orang yang pekerjaan utamanya adalah dengan melakukan

usahatani untuk memperoleh pendapatan guna memenuhi kebutuhannya.

2. Petani sampel adalah petani yang mengusahakan usahatani padi sawah.

3. Karakteristik sosial ekonomi petani merupakan suatu karakter dari petani

dalam hal ini terdiri dari umur, pendidikan, lama berusaha tani, luas lahan,

jumlah tanggungan dan modal.

4. Tenaga kerja luar keluarga adalah sumber tenaga kerja yang berasal dari luar

keluarga atau sumber tenaga kerja selain dari anggota keluarga yang diukur

dengan satuan HKP.

5. Umur adalah usia petani padi sawah yang dihitung dari tanggal lahir sampai

dengan ditanyakan kuesioner.

6. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang terdaftar pada

kementerian pendidikan nasional.

7. Lama berusaha tani adalah berapa lama petani telah bekerja sebagai petani

padi sawah.

8. Luas lahan adalah areal pertanaman padi sawah yang dimiliki oleh petani

yang diukur dengan satuan hektar.

9. Jumlah tanggunan adalah banyaknya orang yang menjadi beban hidup bagi

(44)

10.Modal adalah jumlah biaya input yang digunakan petani dalah mengusahakan

usahatani padi sawah.

11.Produksi adalah hasil yang diperoleh dalam satu kali musim tanam sewaktu

pengambilan data pencacahan.

Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu,

Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Waktu penelitian adalah pada bulan januari 2013 sampai dengan April 2013.

3. Petani sampel adalah petani yang mengusahakan usaha tani padi sawah di

(45)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian Luas Daerah dan Topografi Desa

Desa Sei Buluh terletak di kecamatan Teluk Mengkudu kabupaten

Serdang Bedagai dengan luas wilayah 800,3 ha. Jumlah penduduk desa Sei Buluh

05 Februari 2012 adalah sebanyak 9.905 jiwa. desa Sei Buluh terdiri atas 10

dusun, yaitu dusun Simpang Tanah Raja, dusun Ladang Lama I, dusun Ladang

Lama II, dusun Payanibung I, dusun Payanibung II, dusun Darul Aman, dusun

Bakti, dusun Pematang Pasir, dusun Suka Makmur dan dusun Ulin.

Adapun batas-batas desa Sei Buluh adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan

- Sebelah Selatan : Desa Kebun Tanah Raja PTPN III Kecamatan Sei

Rampah

- Sebelah Timur : Desa Liberia Kecamatan Teluk Mengkudu

- Sebelah Barat : Desa Sei Buluh Kecamatan Perbaungan

Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk desa Sei Buluh kecamatan Teluk Mengkudu kabupaten

Serdang Bedagai pada 05 Februari 2012 adalah sebanyak 9.905 jiwa yang terdiri

dari 2589 KK dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 5.018 jiwa dan

perempuan 4.887 jiwa yang terdiri dari berbagai kelompok umur. Berikut

(46)

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sei Buluh, Tahun 2011

No Dusun Laki-laki Perempuan Jumlah (Jiwa)

1 Simpang Tanah Raja 631 632 1.263

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 05 Februari 2012

Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk menurut jenis

kelamin adalah laki-laki sebanyak 5.018 jiwa (50,66%) dan jumlah perempuan

adalah sebanyak 4.887 jiwa (49,34%), dimana jumlah laki-laki lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah perempuan di desa Sei Buluh.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Sei Buluh, Tahun 2011 No

Dusun AGAMA Jumlah

Penduduk Islam Protestan Katholik Budha

1 Simpang Tanah Raja 524 54 3 54 1.263

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 05 Februari 2012

Pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk menurut agama

yang terbesar adalah agama Islam sebanyak 9.006 jiwa (90,92%), kedua

terbanyak adalah agama Protestan sebanyak 719 jiwa (7,26%), urutan ketiga

(47)

menurut agama di desa Sei Buluh adalah agama Khatolik yaitu sebanyak 32 jiwa

(0,32 %).

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Etnis/ Suku di Desa Sei Buluh, Tahun 2011

No Etnis/ Suku Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Melayu 206 2,08

2 Batak 770 7,77

3 Karo 115 1,16

4 Mandailing 1.452 14,65

5 Simalungun 19 0,19

6 Banten 77 0,77

7 Bandar 253 2,55

8 Aceh 24 0,24

9 Jawa 6.326 63,87

10 Minang 477 4,81

12 Tionghoa 179 1,80

13 Arab 7 0,07

Jumlah 9.905 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 05 Februari 2012

Pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk menurut etnis/ suku

yang terbesar adalah etnis/ suku Jawa sebanyak 6.326 jiwa (63,87%), kedua

terbanyak adalah etnis/ suku Mandailing sebanyak 1.452 jiwa (14,65%), urutan

ketiga adalah etnis/ suku Batak sebanyak 770 jiwa (7,77%), urutan keempat

adalah etnis/ suku Minang sebanyak 477 jiwa (4,81%), urutan kelima adalah etnis/

suku Banjar sebanyak 253 jiwa (2,55%), urutan keenam adalah etnis/ suku

Melayu sebanyak 206 jiwa (2,08%), urutan ketujuh adalah etnis/ suku Tionghoa

sebanyak 179 jiwa (1,80%), urutan kedelapan adalah etnis/ suku Karo sebanyak

115 jiwa (1,16%), urutan kesembilan adalah etnis/ suku Banten sebanyak 77 jiwa

(0,77%), urutan kesepuluh adalah etnis/ suku Aceh sebanyak 24 jiwa (0,24%),

urutan kesebelas adalah etnis/ suku Simalungun sebanyak 19 jiwa (0,19%) dan

jumlah penduduk terendah menurut etnis/ suku adalah etnis/ suku Arab yaitu

(48)

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Umur di Desa Sei Buluh, Tahun 2011

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 05 Februari 2012

Pada Tabel 6 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk menurut umur yang

terbesar adalah umur 17-59 tahun sebanyak 5.192 jiwa (52,42%), kedua terbanyak

adalah umur 6-12 tahun sebanyak 1.480 jiwa (14,94%), urutan ketiga adalah umur

0-5 tahun sebanyak 1.308 jiwa (13,20%), dan jumlah penduduk terendah menurut

umur (tahun) di desa Sei Buluh adalah umur > 60 tahun yaitu sebanyak 772 jiwa

(7,79%).

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan di Desa Sei Buluh, Tahun 2011

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Belum Sekolah 1.529 15,44

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 05 Februari 2012

Pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk menurut pendidikan

yang terbesar adalah SLTP sebanyak 3.141 jiwa (31,71%), kedua terbanyak

adalah SD sebanyak 2.772 jiwa (27,98%), urutan ketiga adalah SLTA sebanyak

1918 jiwa (19,36%), urutan keempat adalah belum sekolah sebanyak 1.529 jiwa

(15,44%), urutan kelima adalah TK sebanyak 389 jiwa (3,92%), urutan keenam

(49)

(0,32%), urutan kedelapan adalah D3 sebanyak 41 jiwa (0,41%) dan jumlah

penduduk terendah menurut tingkat pendidikan di desa Sei Buluh adalah

pendidikan D2 yaitu sebanyak 15 jiwa (0,15%).

Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Desa Sei Buluh, Tahun 2011

No Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 PNS 83 0,84

2 TNI/ POLRI 31 0,31

3 Karyawan 240 2,42

4 Wiraswasta 1.701 17,17

5 Jasa 91 0,91

6 Tani 985 9,94

7 Nelayan 9 0,09

8 Buruh 818 8,25

9 Lainnya 5.947 60,04

Jumlah 9.905 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 05 Februari 2012

Pada Tabel 8 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk menurut pekerjaan

yang terbesar adalah lainnya sebanyak 5.947 jiwa (60,04%), kedua terbanyak

adalah wiraswasta sebanyak 1701 jiwa (17,17%), urutan ketiga adalah tani

sebanyak 985 jiwa (9,94%), urutan keempat adalah buruh sebanyak 818 jiwa

(8,25%), urutan kelima adalah karyawan sebanyak 240 jiwa (2,42%), urutan

keenam adalah jasa sebanyak 91 jiwa (0,91%), urutan ketujuh adalah PNS

sebanyak 83 jiwa (0,84%) dan jumlah penduduk terendah menurut pekerjaan di

desa Sei Buluh adalah nelayan yaitu sebanyak 9 jiwa (0,09%).

Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana sosial ekonomi yang tersedia di desa Sei

Buluh kecamatan Teluk Mengkudu kabupaten Serdang Bedagai dapat dilihat pada

(50)

Tabel 9. Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi di Desa Sei Buluh, Tahun 2011

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 Pendidikan Formal

TK 6

SD 5

SMP Swasta 1

2 Sarana Kesehatan

Puskesmas Pembantu 1

Puskesdes 1

Posyandu 7

3 Sarana Ibadah

Mesjid 9

Musholla 7

Gereja 2

Wihara 1

4 Sarana sosialisasi petani

Kelompok Tani (POKTAN) 13

Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) 1

Jumlah 54 Sumber : Kantor Kepala Desa Sei Buluh, 05 Februari 2012

Pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa di desa Sei Buluh terdapat, untuk

pendidikan formal terdiri dari TK sebanyak 6 unit, SD sebanyak 5 unit dan SMP

Swasta sebanyak 1 unit. Sarana kesehatan terdiri dari Puskesmas Pembantu

sebanyak 1 unit, Puskesdes sebanyak 1 unit dan posyandu sebanyak 7 unit. Sarana

ibadah terdiri dari Mesjid sebanyak 9 unit, Musholla sebanyak 7 unit, Gereja

sebanyak 2 unit dan Wihara sebanyak 1 unit. Dan untuk sarana sosialisasi petani,

di desa Sei Buluh terdapat 13 kelompok tani (Poktan) dan 1 gabungan kelompok

tani (Gapoktan).

Karakteristik Petani Sampel

Karakteristik petani sampel yang diteliti di Desa Sei Buluh Kecamatan

(51)

lamanya berusahatani, luas lahan dan jumlah tanggungan. Hal ini dapat dilihat

pada Tabel 10.

Tabel 10. Karakteristik Petani Sampel Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai, Tahun 2011

No Uraian Range Rata-rata

1 Umur (Tahun) 35-65 tahun 50 tahun

2 Pendidikan (Tahun) 6-12 tahun 9 tahun

3 Lamanya Berusahatani (Tahun) 8-55 tahun 23 tahun

4 Luas Lahan (Ha) 0.08-1.5 ha 0.67 ha

5 Jumlah Tanggungan (Jiwa) 1-5 jiwa 3 jiwa

6 Modal 200.000-18.000.000 589.000

Sumber: data diolah dari lampiran 1

Umur

Pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa rata-rata umur petani sampel adalah

50 tahun dengan rentang umur 35-65 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani

sampel sudah tergolong pada usia yang produktif untuk mengusahakan usahatani

padi sawah sehingga potensi tenaga kerja yang dimiliki oleh petani dalam

mengelola usahataninya sangat baik.

Pendidikan

Pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat pendidikan petani

sampel adalah 9 tahun dengan rentang 6-12 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat pendidikan petani tergolong cukup baik yaitu tamatan SMP (sekolah

menengah pertama).

Lamanya Berusahatani

Pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa rata-rata lamanya berusahatani

petani sampel adalah 23 tahun dengan rentang 8-55 tahun. Hal ini menunjukkan

bahwa petani memiliki pengalaman berusahatani yang cukup baik. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa petani sampel di daerah penelitian memiliki pengetahuan dan

(52)

Luas Lahan

Pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa rata-rata luas lahan petani sampel

adalah 0.67 ha dengan rentang 0.08-1.5 ha. Hal ini menunjukkan bahwa petani

memiliki luas lahan yang sempit.

Jumlah Tanggungan

Pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa rata-rata banyaknya jumlah

tanggungan petani sampel adalah 3 jiwa dengan rentang 1-5 jiwa. Hal ini

menunjukkan bahwa jumlah tanggungan petani tergolong cukup banyak, dimana

tanggungan keluarga petani dapat dimanfaatkan untuk membantu dalam proses

produksi usahatani padi sawah, terutama dalam hal penyediaan tenaga kerja dalam

keluarga (TKDK).

Modal

Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah modal yang digunakan

untuk usahatani padi sawah adalah Rp 589.000,00 dengan rentang antara

Rp 200.000-Rp 18.000.000. dari Tabel 10. dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk

(53)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Dengan Produksi Padi Sawah

Pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani padi sawah yang diteliti

adalah umur, pendidikan, lamanya berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan

dan jumlah modal dengan produksi padi sawah, dianalisis dengan menggunakan

metode Regresi Linear Berganda dengan bantuan SPSS 16. Dan tiap-tiap input

setiap variabel-veriabel sebagai hasil survey terhadap respon dapat dilihat pada

Lampiran 8.

Tabel 11. Analisis Regresi Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Terhadap Produksi Padi Sawah

Variabel Koefisien Regresi t-tabel t-hitung Signifikansi Constant Sumber : data Primer diolah dari Lampiran 8

Persamaan Regresi Linear Berganda :

Y = -1974,601 + 40,274 X1 + 29,676 X2 – 15,743 X3 + 882,675 X4 + 29,855 X5 + 580,493 X6

Dimana :

Y = Produksi Padi Sawah (Kg)

X1 = Umur (tahun)

(54)

X4 = Luas Lahan (Ha)

X5 = Jumlah Tanggungan (Jiwa)

X6 = Modal (Rp)

Dari analisis regresi linear berganda maka diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Nilai R-square yang diperoleh sebesar 0,974. Nilai ini menunjukkan bahwa

variabel umur, variabel tingkat pendidikan, variabel lama berusahatani,

variabel luas lahan, variabel jumlah tanggungan dan variabel modal mampu

menjelaskan variabel jumlah produksi sebesar 97,4%, sedangkan sisanya

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

2. Secara serempak, diperoleh F-hitung = 145,239, F-hitung > F-tabel (α = 0.05)

= 2,76. Maka dapat disimpulkan, secara serempak variabel umur, tingkat

pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan dan modal

berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi padi sawah.

3. Secara parsial, variabel umur (X1) tidak berpengaruh nyata terhadap produksi

padi sawah, dimana diketahui tingkat signifikansi 0,181 > 0,05.

4. Koefisien regresi variabel tingkat pendidikan terhadap variabel produksi

sebesar 29,676 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,571. Tingkat signifikansi

yang diperoleh 0,571 > 0,05, hal ini menunjukkan bahwa secara parsial

variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel

produksi.

5. Koefisien regresi variabel lama berusahatani terhadap variabel jumlah

produksi sebesar -15,743 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,370. Tingkat

(55)

secara parsial variabel lama berusahatani tidak berpengaruh nyata terhadap

variabel jumlah produksi.

6. Koefisien regresi variabel luas lahan terhadap jumlah produksi sebesar

882,675 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,234. Tingkat signifikansi yang

diperoleh sebesar 0,234 > 0,05, hal ini menunjukkan bahwa secara parsial

variabel luas lahan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah

produksi.

7. Koefisien regresi variabel jumlah tanggungan sebesar 29,885 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,781. Tingkat signifikansi yang diperoleh 0,781 > 0,05,

hal ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel jumlah tanggungan tidak

berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah produksi.

8. Koefisien regresi variabel modal sebesar 580,493 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,000. Tingkat signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000 < 0,05, hal

ini menunjukkan bahwa secara parsial, variabel modal berpengaruh nyata

terhadap jumlah produksi. Angka koefisien sebesar 580,493 menunjukkan

bahwa setiap terjadi kenaikan modal sebesar Rp 1.000.000,00 maka akan

terjadi kenaikan produksi sebesar 580,493 kg.

Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Terhadap Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga

Pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani padi sawah yang diteliti

meliputi umur, pendidikan, lamanya berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan

dan jumlah modal dengan penggunaan tenaga kerja luar keluarga, dianalisis

(56)

Dan tiap-tiap input setiap variabel-veriabel sebagai hasil survey terhadap respon

dapat dilihat pada lampiran 9.

Tabel 12. Analisis Regresi Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Terhadap Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga

Variabel Koefisien Regresi t-hitung Signifikansi Constant

Sumber : Lampiran 9, diolah

Persamaan Regresi Linear Berganda :

Y = 3,568 + 0,068 X1 – 0,855 X2 - 0,136 X3 + 26,478 X4 – 0,171X5 + 2,641 X6

Dimana :

Y = Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga (HKP)

X1 = Umur (tahun)

X2 = Tingkat Pendidikan (tahun)

X3 = Lama Berusahatani (tahun)

X4 = Luas Lahan (Ha)

X5 = Jumlah Tanggungan (Jiwa)

X6 = Modal (Rp)

Dari analisis regresi linear berganda maka diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Nilai R-square yang diperoleh sebesar 0,991. Nilai ini menunjukkan bahwa

variabel umur, variabel tingkat pendidikan, variabel lama berusahatani,

variabel luas lahan, variabel jumlah tanggungan dan variabel modal mampu

Gambar

Gambar 1: Skema Kerangka Pemikiran Pengaruh  Tenaga Kerja Luar Keluarga Terhadap Produksi Usahatani Padi Sawah
Tabel 1. Perkiraan Mata Pencaharian Kepala Rumah Tangga/Kepala Keluarga Dirinci Tiap Desa Tahun 2011
Tabel 2. Jumlah Luas Panen dan Produksi Gabah (Kering Panen) Dirinci Tiap Desa, Tahun 2011
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sei Buluh, Tahun 2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bila melihat kondisi sosial sebelumnya, apa yang terjadi di Amerika Serikat dan di negara-negara Eropa Barat serta Australia, sampai dengan Perang Dunia II, masyarakat mereka

Bentuk penambahan yang seperti ini memiliki tingkat keakuratan tiga (3) yaitu makna teks bahasa sumber (BSu) sudah dialihkan secara akurat ke dalam bahasa

Harahap (2003) berpendapat bahwa berdasarkan AAOIFI terdapat beberapa aspek yang sesuai dengan nilai-nilai Islam yang seharusnya dilaporkan seperti: 1) Informasi

Penelitian ini bertujuan untuk produksi sabun mandi transparan dengan memanfaatkan VCO mengandung karotenoid tomat (VCO+tmt), serta menentukan kombinasi gliserol,

PT Sarana Jatim Ventura telah melakukan analisis kelayakan kepada calon PPU (Perusahaan Pasangan Usaha) yang mengajukan permohonan pembiayaan sebelum menyetujui pembiayaan

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka perlu adanya penelitian tentang efektifitas perendaman gigi tiruan resin akrilik heat cured dalam larutan tea tree oil

Semua kegiatan di atas adalah berkembang melalui proses perjuangan, mulai dari pengenalan makna ekonomi Islam, penerapan sebagian dari ekonomi tersebut

Pada kegiatan inti konselor mengawalinya dengan stimulant cerita pendek yang berhubungan dengan indikator atau dengan membayangkan pada situasi tes yaitu