• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harapan pemustaka terhadap perpustakaan panti sosial karya wanita (PSKW) mulya jaya Jakarta dalam memenuhi kebutuhan informasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Harapan pemustaka terhadap perpustakaan panti sosial karya wanita (PSKW) mulya jaya Jakarta dalam memenuhi kebutuhan informasi"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

HARAPAN PEMUSTAKA TERHADAP PERPUSTAKAAN PANTI SOSIAL KARYA WANITA (PSKW) MULYA JAYA JAKARTA DALAM

MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

VIRDA SYIFA’

NIM. 1110025000078

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Virda Syifa’ (1110025000078). Harapan Pemustaka Terhadap Perpustakaan

Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi. Di bawah bimbingan Ibu Fahma Rianti, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.

Dua tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, pertama untuk mengetahui harapan pemustaka terhadap perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi tentang agama. Yang kedua adalah untuk mengatahui harapan pemustaka terhadap perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi tentang kesehatan. Penelitian yang dilakukan dari bulan Maret 2014 sampai dengan Agustus 2014 di lingkungan Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta, menggunakan metode pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan pertanyaan secara individu. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemustaka perpustakaan PSKW Mulya Jaya Jakarta mengharapkan informasi mengenai agama dan kesehatan. Tema buku agama yang diharapkan pemustaka secara umum, yaitu: Al-Qur’an dengan tulisan latin, bimbingan menjadi wanita yang sesuai dengan ajaran islam dan motivasi untuk memperbaiki diri, tema buku agama yang diharapkan pemustaka secara khusus, yaitu: bahaya seks bebas, hadist tentang zina / seks bebas dan hukuman tentang zina dan seks bebas. Tema buku kesehatan yang diharapkan pemustaka secara umum, yaitu: kesehatan wanita, obat-obatan alami dan kecantikan natural, tema buku kesehatan yang diharapkan pemustaka secara khusus, yaitu: jenis-jenis penyakit wanita tuna susila, seks bebas dan alat produksi.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, dzat yang maha paham atas segala tingkah laku manusia baik yang tersembunyi ataupun yang tidak tersembunyi, yang lahir serta yang bathin. Semoga dengan kasih sayangnya yang tiada henti kita semua dilimpahkan kesehatan, kebahagiaan serta kesejahteraan. Shalawat serta salam semoga senantiasa juga tercurah kepada baginda Muhammad SAW, yang sudah menjadi suri tauladan yang baik bagi kita semua. Manusia adalah makluk yang lemah, maka dengan Ruh-Nya menjadi perkasa. Manusia adalah malkuk yang bodoh, maka dengan pengetahuan-Nya, menjadi cerdas. Hanya dengan kebajikan manusia dapat berguna bagi sesama. Dengan luapana syukur atas selesainya penyusunan ini, maka penulis mengungkapkan penghormatan dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS. Selaku ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan. Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si. Selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Perpustakaan. Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekaligus merangkap sebagai Pembimbing Akademik Program Studi Ilmu Perpustakaan. Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(7)

diluangkan untuk membimbing saya dan memeberikan motivasi agar saya dapat selalu semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Dra. M. Ali Samantha, MM. Selaku Ketua Panti Sosial Karya Wanita “Mulya

Jaya” Jakarta yang sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat

melaksanakan penelitian di PSKW “Mulya Jaya” Jakarta.

6. Ibu Menik Sugiarti. Selaku pembimbing saya di PSKW “Mulya Jaya” Jakarata yang sudah memberikan waktu setiap saat untuk membimbing saya selama di

PSKW “Mulya Jaya” Jakarta serta memberikan waktu yang sangat bermanfaat

untuk saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu S2, I, A, N, C dan S6. Selaku informan dari wanita tuna susila yang telah mempercayai saya dalam mencurahkan permasalahan yang dialami, telah bersedia diwawancara, berdiskusi, menyempatkan waktu serta banyak sekali pembelajaran hidup yang saya dapatkan dari harapan pemustaka terhadap perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan. Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Selaku Sahabat dalam hidup saya baik suka maupun duka Rizqi Dinnia, Rinda

Ayunda, Nurun Nafidah, Siti Nurrochmah, Winda Fatmaela, Ludfia, Agista Efmerilian, Vidi Astuti, Reni Rahma Putri dan Lufiarna. Terimakasih atas dukungan, nasehat dan teman diskusi yang sangat baik buat saya. Terimakasih banyak sahabat.

(8)

kita senantiasa diberikan kesehatan dan kesuksesan dalam menempuh pendidikan.

11.Ibu Hj. Nurhayati dan Bapak H. Rosmal Syah. Selaku orang tua saya yang setiap saat memberikan dukungan baik materi maupun non materi, tidak pernah lelah menasehati saya, menyayangi dan menjadi motivasi terbesar dalam hidup saya.

12.Fatwa Mahally Syah, Dustury MaharSyah dan Maria Qibtiya. Selaku ketiga saudara kandung saya yang selalu memberikan motivasi dan doa.

13.Ricky Shariel Alline. Selaku teman spesial dalam hidup saya yang tidak lelah menemani saya saat suka maupun duka, selalu memberikan motivasi dan doa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, sekalipun penulis telah berusaha melakukan yang terbaik, namun tidak terpungkiri pasti skripsi ini memiliki kekurangan bagi dari segi isi maupun dari teknik penyusunannya. Dengan demikian, penulis mengharapkan dan membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi. Penyelesaian skripsi ini pun banyak dihadang oleh rintangan dan hambatan tetapi atas berkat rahmat Allah SWT skripsi ini pun dapat segera terselesaikan.

Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya, saya mengucapkan terimakasih. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin. Asalamuallaikum wr. wb.

Jakarta, Mei 2015 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ...v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ...x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...6

D. Definisi Istilah ...7

E. Sistematika Penulisan ...8

BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Khusus ...10

B. Teori tentang Harapan Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi 1. Informasi ...12

2. User Needs “Kebutuhan Informasi” dan User Survey “ Kebutuhan Pengguna” ...15

3. Literasi Informasi ...17

4. Harapan ...17

5. Koleksi Perpustakaan Khusus ...20

6. Kerjasama Antar Perpustakaan ...25

(10)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ...33

B. Sumber Data ...33

C. Pemilihan Informan ...34

D. Teknik Pengumpulan Data ...36

E. Teknik Analisa Data ...37

F. Jadwal Penelitian ...37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Objek Penelitian 1. Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta ...38

2. Sejarah Berdirinya Perpustakaan ...38

3. Visi dan Misi Perpustakaan ...40

4. Fungsi Perpustakaan ...41

5. Struktur Organisasi ...41

6. Koleksi Perpustakaan ...41

7. Keanggotaan ...42

8. Prosedur Peminjaman dan Pengembalian Buku ...42

9. Profil Pengelola Perpustakaan ...44

10.Peminjaman Buku Tentang Agama dan Kesehat ...44

B. Hasil Penelitian 1. Tujuan Penelitian Pertama ...45

2. Tujuan Penelitian Kedua ...45

C. Pembahasan ...46

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...57

B. Saran ...58

DAFTAR PUSTAKA ...60 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perpustakaan sebagai pusat informasi, serta masyarakat yang membutuhkan informasi ibarat dua sisi mata uang yang saling berhubungan, kedua hal tak dapat dipisahkan. Hal ini dapat terwujud apabila perpustakaan telah siap melayani pemustaka dengan sumber informasi yang memadai. Sementara masyarakat dapat memahami, menghayati, dan memaknai pentingnya informasi dalam kehidupan kesehariannya.

Perpustakaan merupakan hasil budaya dan catatan perjalanan sejarah umat manusia. Sementara itu segala sesuatu yang terjadi sekarang dapat direkam dan dibukukan untuk disimpan, dilestarikan, dan diabadikan di perpustakaan, kemudian dimanfaatkan bersama-sama bagi kehidupan seluruh umat manusia.1 Terdapat berbagai jenis perpustakaan yang ada, salah satunya perpustakaan khusus untuk melayani pengguna dari komunitas dimana perpustakaan itu bernaung.2

Perpustakaan tidak perlu mengubah fungsi utama yang kini dijalaninya, melainkan harus menyesuaikannya dengan perkembangan zaman. Untuk itu perpustakaan harus berkerja keras meningkatkan efisiensi dalam menjalankan fungsi sebagai pengelola informasi.3

1

Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat Edisi Revisi. (Jakarta: CV. Sangung Seto, 2006), hlm. 1-3.

2

Wiji Suwarno, Pengetahuan Dasar Kepustakaan. Bogor: (Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 31.

3

(13)

Salah satu contoh perpustakaan khusus adalah perpustakaan naungan Departemen Sosial RI. Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, PSKW “Mulya Jaya” Jakarta merupakan salah satu Unit Pelaksana

Teknis di lingkungan Departemen Sosial RI yang memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial kepada Penyandang Masalah Tuna Susila atau Wanita Tuna Susila, antara lain melalui kegiatan pembinaan fisik, mental, sosial, mengubah sikap dan tingkah laku, pelatihan keterampilan, resosialisi dan pembinaan lanjut agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya dan mandiri dalam kehidupan bermasyarakat.4

PSKW “Mulya Jaya” Jakarta memiliki indikator keberhasilan dalam

melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi wanita tuna susila

“WTS”, antara lain:

1. Adanya perubahan perilaku dan sikap hidup yang konsturktif untuk meningkatkan harkat dan martabat sebagai wanita

2. Tidak lagi melakukan prostitusi atau sebagai wanita tuna susila “WTS” 3. Tidak berkumpul kembali dengan teman-teman wanita tuna susila “WTS” 4. Diterima kembali dan hidup secara normative ditengah-tengah keluarga

dan masyarakat

5. Timbulnya dorongan semangat untuk bekerja dan mendapatka penghasilan yang layak

6. Berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak untuk meningkatkan taraf atau kehidupannya

4

(14)

7. Melakukan pekerjaan yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku dan memeperoleh penghasilan yang halal

8. Melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh sehingga mutu dan kualitasnya baik atau tinggi

9. Timbulnya kemampuan untuk mengendalikan diri dan disiplin diri 10.Timbulnya keinginan atau dorongan untuk hidup sehat, teratur dan tertib.5

Informasi merupakaan hal yang sangat penting, karena perpustakaan menurut fungsinya memposisikan diri sebagai tempat yang menyediakan berbagai informasi, baik yang berkaitan dengn sosial, politik, ekonomi maupun informasi lainya. Perpustakaan memiliki peranan penting di dunia ini artinya jika perpustakaan-perpustakaan tidak dapat menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi (up to date) , akan berpengaruh juga terhadap institusi tempat perpustakaan bernaung.

Fungsi informasi melalui metode penyebaran informasi yang dilakukan oleh perpustakaan, diharapkan memiliki akses lebih terbuka kepada masyarakat sehingga pengetahuan masyarakat pada umumnya juga akan meningkat sejalan dengan peningkatan kehidupannya. Untuk itu, penulis ingin memaparkan lebih dalam lagi penelitian tentang harapan pemustaka dalam memenuhi kebutuhan informasi yang bersubjek agama dan kesehatan. Pemilihan objek penelitian yaitu di perpustakaan PSKW “Mulya Jaya”

Jakarta.

Pengamatan awal pada penerima manfaat sekitar PSKW “Mulya Jaya” Jakarta, peneliti mengamati penerima manfaat disekitar PSKW “Mulya Jaya”

5

(15)

Jakarta telah memberikan wadah kepada penerima manfaat dalam melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi para penerima manfaat

yang terdapat pada tugas pokok PSKW “Mulya Jaya” Jakarta. Penerima manfaat sangat berantusias dengan adanya bimbingan pelayanan dan rehabilitasi yang berikan oleh PSKW “Mulya Jaya” Jakarta, penerima

manfaat memanfaatkan bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik,

mental, sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi bimbingan lanjut bagi para wanita tuna susila agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan

bermasyarakat, serta pengkajian dan pengembangan standar pelayanan dan rujukan.

Pada saat ini PSKW “Mulya Jaya” Jakarta mempunyai perpustakaan yang berfungsi sebagai pengumpulan, penyebaran dan pelestarian informasi hanya secara umum. Perpustakaan PSKW “Mulya Jaya” Jakarta hanya menyedikan

informasi secara umum saja, tidak secara khusus yang dibutuhkan penerima

manfaat dengan berlatar belakang pekerjaan penerima manfaat sebagai wanita tuna susila “WTS”. Jenis koleksi yang terdapat di perpustakaan PSKW “Mulya Jaya” Jakarta tidak sepenuhnya menunjang kebutuhan penerima

manfaat yang sangat membutuhkan informasi tentang agama dan kesehatan yang berkaitan dengan pekerjaan yang mereka jalani, penerima manfaat

mendapatkan sebagian besar informasi tentang keagamaan dan kesehatan dari kegiatan seminar ataupun penyuluhan yang diselenggarakan oleh PSKW

(16)

Kegitan yang berikan oleh PSKW berada dibawah naungan Menteri Sosial, PSKW memiliki struktur organisasi dengan peraturan Menteri Sosial RI Nomor: 106/HUK/2009. Dimana struktur organisasi serta kelompok jabatan fungsional dan shelter intalasi produksi.6

Harapan pemustaka terhadap perpustakaan Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta dalam memenuhi kebutuhan informasi yang mereka

butuhkan untuk kelangsungan hidup mereka menjadi lebih baik. Penulis memfokuskan pada 2 aspek :

1. Informasi mengenai agama yang diberikan kepada masyarakat Panti Sosial Karya Wanita MULYA JAYA Jakarta yang bermanfaat bagi mereka agar mereka dapat mengetahui bahwa pekerjannya tidak baik bagi kesehatan dirinya dan masyarakat.

2. Informasi mengenai pengetahuan kesehatan yang di berikan kepada masyarakat Panti Sosial Karya Wanita MULYA JAYA Jakarta yang bermanfaat bagi mereka agar mereka tahu, jika pekerjaan mereka tidak boleh dalam agama dan menyadarkan mereka dengan cara pendekatan secara individu.

Dalam hal ini penulis akan melakukan penelitian terhadap harapan pemustaka terhadap perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi perpustakaan khusus yang nantinya akan mengambarkan cara perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi yang dilakukan oleh Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas

6Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, “PSKW “Mulya Jaya” Jakarta”, artikel di akses

(17)

hal tersebut dalam skripsi yang berjudul “HARAPAN PEMUSTAKA TERHADAP PERPUSTAKAAN PANTI SOSIAL KARYA WANITA MULYA JAYA JAKARTA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik, terarah dengan harapan mendapatkan hasil yang baik, maka penulis merasa perlu membatasi permasalahan dalam penelitian ini. Pembatasan dalam penelitian ini yaitu harapan pemustaka terhadap informasi tentang agama dan kesehatan yang terdapat pada perpustakaan Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta.

Berangkat dari pembahasan di atas, perumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana harapan pemustaka terhadap perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi tentang agama?

2. Bagaiaman harapan pemustaka terhadap perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi tentang kesehatan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini ialah :

1. Untuk mengetahui harapan pemustaka terhadap perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi tentang agama

(18)

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Akademik

a. Menambah informasi bagi pengembangan ilmu perpustakaan dibidang perpustakaan khusus di lembaga.

b. Memberikan sumber pengetahuan bagi kompentesi perpustakaan. 2. Manfaat Praktis

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pembuat kebijakan perpustakaan khususnya berkaitan dengan pengetahuan dan informasi di perpustakaan khusus.

b. Merupakan masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya di jurusan perpustakaan.

D. Definisi Istilah

Wanita tuna susila “WTS” sering disebut sebagai wanita malam atau pekerja seks komersial “PSK” yaitu menjual diri demi mempertahankan hidup mereka tanpa memikirkan akibat yang dapat mereka alami. “WTS” sebutan untuk wanita dan “Gigolo” sebutan untuk pria.

Bersumber pada Pancasila, khususnya sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Dalam kaitannya dengan sila pertama, seluruh agama dan aliran kepercayaan yang ada di Indonesia bahwa pelacuran merupakan perbutahab asusila, bahkan dosa. Menurut agama Islam, yang diyakini lebih dari 85% penduduk Indonesia, melacur hukumnya haram (QS:17,32)7

7

(19)

PSKW “Mulya Jaya” Jakarta adalah panti sosial dibawah naungan

Departemen Sosial RI. Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, sampai saat ini hanya memiliki satu Panti Sosial Karya Wanita “PSKW” dengan daya tamping 110 orang, dan jangka waktu kegiatan selama

6 bulan. PSKW “Mulya Jaya” Jakarta merupakan salah satu unit pelaksana

teknis di lingkungan Departemen Sosial RI yang memberikan pelayanan dan rehabilitasi social kepada penyandang masalah tuna susila atau Wanita Tuna Susila, antara lain melalui kegiatan pembinaan fisik, mental, social, mengubah sikap dan tingkah laku, pelatihan keterampilan, resosiasi dan pembinaan lanjut agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya dan mandiri dalam kehidupan bermasyarakat.8

E. Sistematika Penulisan

Dalam Sistematika Penulisan ini, penulis akan menguraikan secara sistematis bab per bab, skripsi ini dibagi dalam lima bab sebagai berikut : BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang pokok-pokok pemikiraan yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Literatur

Pada bab ini, penulis memberikan gambaran mengenai perpustakaan khusus, informasi secara luas, harapan dan koleksi yang terdapat pada perpustakaan khusus.

8

(20)

BAB III Metode Penelitian

Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini membahas tentang hasil dan pembahasan penelitian tentang kebutuhan informasi pemustaka dalam menujang proses pembelajaran di Perpustakaan Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta.

BAB V Penutup

(21)

BAB II

TUNJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat rujukan dan penelitian. Perpustakaan khusus juga berfungsi memperlancar pelaksanaan tugas lembaga induk yang menaunginya. Yang membedakan perpustakaan khusus dari perpustakaan jenis lainnya terutama pada jenis koleksi dan pemakai perpustakaan tersebut.

Koleksi (buku, majalah, koleksi digital) yang ada di perpustakaan khusus terbatas pada satu atau beberapa subjek saja. Hal ini berbeda dengan perpustakaan umum atau perpustakaan nasional yang menyediakan literatur dari semua subjek. Oleh karena sifat koleksinya tersebut, maka pengguna perpustakaan khusus pun terbatas pada orang-orang yang menaruh minat secara mendalam pada subjek tertentu. Pendalaman terhadap subjek koleksi ini tidak dapat dilakukan di perpustakaan umum yang memfokuskan pada keluasan subjek, dan bukan kedalaman subjek.9

Tujuan perpustakaan khusus adalah membantu tugas badan induk tempat perpustakaan bernaung. 10

1. Ciri – ciri Perpustakaan Khusus

Adapun ciri Perpustakaan Khusus antara lain :

a. Memiliki buku yang terbatas pada satu atau beberapa disiplin ilmu saja. Misalnya, perpustakaan yang membatasi pada satu subjek (contoh

9

Berbagi Informasi dan Ekspresi, https://sites.google.com/site/berbagiinformasidan ekspresi/lembaga-perpustakaan/perpustakaan-khusus. Di akses pada 05 Maret 2015, pukul 19:00.

10

(22)

pertanian kering), subjek yang luas (biologi dan pertanian), maupun berorientasi ke misi (misalnya pengangkutan).

b. Keanggotaan perpustakaan terbatas pada sejumlah anggota yang ditentukan oleh kebijakan perpustakaan atau kebijakan badan induk tempat perpustakaan tersebut.

c. Peran utama pustakawan ialah melakukan penelitian kepustakaan untuk anggota. Dalam melakukan penelitian untuk anggota, sering dipersoalkan seberapa jauh pustakawan harus melakukan penelitian. Ada yang berpendapat pustakawan hanya melakukan penelusuran literatur, ada pula yang berpendapat pustakawan terbatas pada pemberian petunjuk umum mengenai penggunaan sarana bibliografi artinya sarana gratis maupun elektronik untuk menelusur permintaan anggota perpustakaan.

d. Tekanan koleksi bukan pada buku (dalam arti sempit) melainkan pada majalah, pamphlet, paten, laporan penelitian, abstrak, atau indeks karena jenis tersebut umumnya lebih mutakhir dibandingkan buku. e. Jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat anggota perorangan.

Karena itu perpustakaan perguruan tinggi menyediakan jasa yang sangat berorientasi ke pemakainya dibandingkan jenis perpustakaan lain. Jasa yang diselenggarakan misalnya pemencaran informasi terpilih atau pengiriman fotokopi artikel sesuai dengan minat pemakai.11

11

(23)

B. Teori tentang Harapan Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi 1. Informasi

Informasi adalah sekumpulan fakta “data” yang diorganisasikan

dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan nama-nama murid dengan nilai rata-rata, nama-nama konsumen dengan saldo bank, jumlah gaji dan jumlah jam bekerja, kita akan mendapatkan informasi yang berguna. Dengan kata lain, informasi datang dari data yang akan diproses.12

Fungsi informasi adalah Di dunia perpustakaan, informasi menjadi garapan utama pengelolanya untuk kepentingan peningkatan kualitas manusia pada umumnya. Melalui metode penyebaran informasi “pelayanan” yang di lakukan oleh perpustakaan, diharapkan kebebasan

dan akses masyarakat akan informasi menjadi lebih terbuka sehingga karenanya pengetahuan masyarakat pada umumnya juga meningkat sejalan dengan peningkatan kehidupannya. Di sini demokrasi informasi benar-benar dapat terlaksana. Semua anggota masyarakat di semua lapisan dan tingkatannya mempunyai kesempatan yang sama untuk dapat memanfaatkan perpustakaan.13

Sumber-sumber informasi dari berbagai jenis dan bentuknya tersebar dan dikelola oleh perpustakaan sesuai dengan jenis perpustakaan dan pengelolaannya yaitu sekolah, perguruan tinggi, perpustakaan khusus, dan umum. Di samping itu, terdapat juga perpustakaan nasional, daerah,

12

Sutarman, Pengantar Teknologi Informasi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 14.

13

(24)

daerah tinggkat kabupaten dan kota, perpustakaan desa, komunitas tertentu, dan perseorangan “pribadi”. Semua jenis perpustakaan ini

berfungsi sebagai tempat dan sekligus sebagai pusat pengelolaan dan penyebarluasan informasi untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan.14

Ciri-ciri informasi a. Benar atau salah

Informasi berhubung dengan kebenaran terhadap kenyataan. Bila penerima informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.

b. Baru

Informasi yang diberikan benar-benar baru bagi si penerima informasi. c. Tambahan

Informasi dapat memperbaharui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada.

d. Korektif

Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.

e. Penegas

Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.15

14

Pawit M. Yusup, Teori dan Praktik Penelelusuran Informasi (Information Retrieval).(Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 12-14.

15

(25)

Jenis informasi jika dilihat dari sifat dan sumbernya dapat dibedakan dari beberapa jenis. Jenis-jenis informasi tersebut dibedakan menjadi

informasi manajerial, sumber dan rutinitas, serta fisik. a. Informasi manajerial

Informasi strategis untuk manajerial tingkat atas, informasi taktis untk menajerial tingkat menengah, dan informasi operasional untuk

manajerial tingkat bawah. b. Sumber informasi

Dibagi menjadi informasi internal dan eksternal. Informasi internal adalah informasi yang menggambarkan keadaan “profile”, sedangkan

informasi eksternal adalah informasi yang menggambarkan ada tudaknya perubahan di luar organisasi. Informasi ini biasanya lebih

banyak digunakan untuk kegiatan-kegiatan manajerial tingkat atas. c. Informasi rutinitas

Dibagi menjadi informasi rutin dan insendentil. Informasi rutin digunakan secara periodik terjadwal dan digunakan untuk penanggulanggan masalah rutin, sedangkan informasi insendentil

diperlukan untuk penanggulanggan masalah khusus. d. Informasi fisik

Dapat diartikan susunan yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan tenaga pelaksananya yang secara bersama-sama saling

(26)

dari segi fungsi merupakan suatu proses berurutan dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan komunikasi.16

Informasi untuk pengembangan diri yaitu, kepuasan individu tercapai apabila kebutuhannya sesuai dengan harapan. Terpenuhinya kubutuhan akan menumbulkan perasaan puas, menginginkan, atau mengharapkan. Dikaitkan dengan kebutuhan informasi oleh seseorang individu dalam upaya pengembangan diri, maka seseorang akan berusaha memilih media komunikasi yang akan digunakan sebagai saluran untuk mencari dan memenuhi kebutuhan informasinya. Seorang individu akan memilih sumber-sumber informasi yang akan digunakan sebagai media dalam berinteraksi atau berkomunikasi, yang menurutnya akan dapat menambah ilmu pengetahuan melalui infomasi-informasi baru dalam proses pengembangan diri. Dengan media internet, individu dapat mancari informasi sebanyak-banyaknya dan dapat berinteraksi atau berkomunikasi dengan berbagai orang dari belahan dunia lain, karena media internet tidak mengenal batas-batas wilayah dan waktu. Hasil berfikir seseorang dapat menimbulkan keinginan atau kebutuhan tertentu sesuai dengan apa yang dipikirkannya.17

2. User Needs “Kebutuhan Informasi” dan User Survey “Kebutuhan Pengguna”

User needs yaitu, perpustakaan khusus memiliki berbagai karakteristik atau ciri yang khas, salah satunya adalah perpustakaan khusus umumnya

16

Ibid., hlm.15.

17

(27)

menjadi bagian dari sebuah organisasi dan memiliki organisasi induk. Selain itu perpustakaan khusus memiliki koleksi yang spesifik dan mencangkup beberapa disiplin ilmu saja, sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna. Karakteristik lain dari perpustakaan khusus adalah jasa yang diberikan mengarah kepada minat pengguna, karena pengguna perpustakaan khusus umunya dari kalangan terbatas yang menekuni bidang-bidang tertentu sehingga memiliki kebutuhan informasi yang khas atau spesifik.18

User survey yaitu, perpustakaan harus dapat mengambil tindakan dalam layanan yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Salah satu tindakan yang ditawarkan oleh pustakawan, yaitu agar pustakawan lebih sadar akan kebutuhan pengguna. Perpustakaan dapat juga memberikan akses lebih banyak informasi terhadap pengguna sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Perpustakaan yang memberikan informasi, lebih banyak membutuhkan pelatihan khusus tentang informasi untuk pemustaka agar pemustaka berusaha menjadi salah satu bagian dari lingkungan belajar pengguna. Perpustakaan yang tidak mengetahui kebutuhan pengguna, banyak menerima saran dari pengguna bagi perpustakaan yang pengguna anggap sebagai jawaban yang tepat untuk memenuhi kebutuhan mereka.19

18Muhammad Usman Noor, “Kebutuhan Informasi Pengguna Perpustakaan Divisi

Perencanaab dan Strategis PT Bank Negara Infdonesi”, (Skripsi Fakultas Ilmu Pengetahuan

Budaya, Universitas Indonesia, 2012), hlm. 16.

19Jurnal Liber “The Associationof European Research Libraries” Vol. 21, No,3/4, 2012,

(28)

3. Literasi Informasi

Literasi informasi mencakup pengetahuan dan kebutuhan informasi seseorang dan kemampuan untuk mengenali, mengetehaui lokasi, mengevaluasi, mengorganisasi dan menciptakan, menciptakan dan mengkomikasikan informasi secara efektif untuk mengatasi isu atau masalah yang dihadapi seseorang. Istilah literasi informasi mulai popular sekitar tahun 1980 terdiri dari berbagai literasi.

Literasi informasi merupakan himpunan sikap, pemahaman dan keterampilan untuk menangani dan mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan secara efektif dalam berbagai media dan format.20

4. Harapan

Harapan merupakan sesuatu yang dibentuk dan dapat digunakan sebagai langkah untuk perubahan, perubahan yang menguntungkan dapat menyebabkan individu mencapai hidup yang lebih baik. Setiap individu memiliki kemampuan kognitif yang diperlukan untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran yang berhubungan dengan harapan. Perubahan yang berkaitan dengan harapan tersebut membutuhkan pembentukan dan pemeliharaan kekuatan pribadi dalam konteks hubungan yang suportif atau saling membantu.21

a. Komponen Harapan 3 komponen, yaitu:

20

Sulistyo-Basuki. Literasi Informasi dan Literasi Digital, Artikel Ilmiah. Diakses pada 14 Januari 2015 pukul 16.00 dari https://sulistyobasuki.wordpress.com/2013/03/25/literasi-informasi-dan-literasi-digital/?blogsub=confirming#subscribe-blog

21Synder Dalam Agita Pramita, “Harapan (Hope) Pada Remaja Penyandang Thalassaemia

(29)

Tujuan “goals” sebagai sesuatu yang menjadi target atau titik akhir

dari urutan aktivitas mental.

Willpower mengarah pada motivasi yang diperlukan untuk memulai dan mempertahankan langkah menuju tujuan.

Waypower merupakan langkah atau jalan menuju tujuan yang diinginkan, diperlukan untuk mencapai tujuan dan mengarahkan individu jika menjumpai halangan.

b. Penjelasan Komponen Harapan 1) Tujuan “goals

Tujuan merupakan obyek atau hasil yang dibayangkan dan diinginkan dalam pikiran individu. Individu ingin mengalami, mendapatkan, menciptakan ataupun menjadikan keinginannya menjadi kenyataan. Tujuan tersebut dapat berupa sesuatu yang penting dan membutuhkan waktu lama atau berupa sesuatu yang bersifat sederhana. Dalam hal ini, individu yang memiliki harapan tinggi cenderung untuk membuat tujuan yang meningkat sedikit demi sedikit dari tujuan yang telah dicapai sebelumnya.

2) Willpower

(30)

kata lain, willpower dapat menggerakan persepsi individu bahwa ia mampu untuk berinisiatif dan mempertahankan perilaku yang mengarah pada tujuan yang diinginkan.

3) Waypower

Waypower merupakan rencana mental atau peta jalan yang dapat mengarahkan cara individu untuk dapat berfikir penuh dengan harapan. Waypower merupakan kapasitas mental yang dapat digunakan satu atau beberapa jalan yang efektif untuk mencapai tujuan. Persepsi bahwa seseorang dapat terlihat dalam cara berpikir penuh harapan merupakan hal yang penting dalam pembentukan waypower.

4) Kombinasi Willpower dan Waypower

Menurut teori harapan, komponen willpower dan waypower merupakan dua komponen yang diperlukan. Namun, jika salah satunya tidak tercapai, maka kemampuan untuk mempertahankan pencapaian tujuan tidak akan mencukupi. Komponen willpower dan waypower merupsksn komponen yang saling melengkapi, bersifat timbal balik dan berkorelasi positif, tetapi bukan merupakan komponen yang sama.

Harapan adalah sesuatu yang dibentuk dan dapat digunakan sebagai langkah untuk perubahan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, agar perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka.

(31)

dalam perubahan yang lebih baik lagi. Komponen yang dimasud, yaitu: (1) tujuan “goals” merupakn obyek atau hasil yang dibayangkan dan diinginkan dalam pemikiran setiap individu. Individu ingin mengalami, mendapatkan, menciptakan ataupun menjadikan keinginnya menjadi kenyataan, (2) willpower merupakan energy mental yang menggerakan individu untuk berpikir penuh dengan harapan dan mengarahkan individu menuju tujuan yang ingin dicapai, (3) waypower merupakan kapasitas metal yang dapat digunakan satu atau beberapa jalan yang efektif untuk mencapai tujuan dan (4) kombinasi willpower dan waypower merupakan kompenen yang saling melengkapi, bersifat timbal balik dan berkolerasi positif, tetapi bukan komponen yang sama.

5. Koleksi Perpustakaan Khusus

Salah satu komponen perpustakaan adalah koleksi, tanpa adanya koleksi yang baik dan memadai maka perpustakaan tak akan memberikan layanan yang baik kepada masyarakat pemakainya. Dalam hal ini yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi mereka.

(32)

pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.22

Jenis koleksi perpustakaan khusus menururt wujud fisik, dibedakan: a. Buku teks biasa (dipublikasikan dan tidak dipublikasikan)

b. Buku rujukan / referensi (seperti “handbook”, ensiklopedi, direktori, kamus, peta, statistik)

c. Literatur sekunder (seperti Bibliografi khusus, microfilm / fish, audio visual, CD-ROM)

d. Dokumen lain: standar paten, pamphlet, brosur, kliping, dll.23

a. Pengembangan Koleksi

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam pengembangan koleksi yaitu: mengetahui masyarakat pengguna, kebijakan pengembangan koleksi, seleksi bahan pustaka, pengadaan bahan pustaka, penyiangan bahan pustaka, dan evaluasi bahan pustaka.

Mengetahui masyarakat pengguna. Setiap perpustakaan melayani pemustaka dengan ciri-ciri tertentu sehingga diperlukan perencanaan yang matang, jasa-jasa apa saja yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka tersebut. Perencanaan tersebut akan berhasil jika didasarkan atas pengetahuan yang cukup mendalam mengenai masyarakat yang harus dilayani.

Kebijakan pengembangan koleksi. Dalam rangka menyediakan

22

Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Vol. 1, No. 1, September2012, Seri E, artikel di akses pada 5 November 2014 dari http://google.co.id/jurnal-ilmu-informasi-perpustakaan-dan-kearsipan.html

23

(33)

informasi bagi penggunaanya maka diperpustakaan dikenal dengan istilah “pengembangan koleksi”, meliputi kegiatan seleksi dan

penggadaan bahan pustaka yang sesuai 24

Pengembangan koleksi adalah proses menghasilkan kepastian bahwa perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi dari populasi yang dilayaninya dalam acara yang tepat waktu dan ekonomis, menggunakan sumberdaya informasi yang diproduksi di dalam maupun di luar organisasi.25

Pengembangan koleksi meliputi kegiatan memilih dan mengadakan bahan perpustakaan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pustakawan bersama-sama dengan sivitas perguruan tingginya.26 Kebijakan pengembangan koleksi didasari asas yaitu kerelevanan, kelengkapan, kemutakhiran dan kerja sama. Kerelevanan, koleksi hendaknya relevan dengan program pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat perguruan tingginya. Karena itu, perpustakaan perlu memperhatikan jenis dan jenjang program yang ada.

Berorientasi kepada kebutuhan pengguna. Pengembangan koleksi harus ditunjukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna. Pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah tenaga pengajar, tenaga peneliti, tenaga administrasi, mahasiswa dan alumni, yang kebutuhannya akan

24

Yulia, Yuyu, Jayanti. Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah. (Bandung: MQS, 2009), hlm. 20-25.

25

Ibid, hlm. 25.

26

(34)

informasi yang berbeda. Kegitan pengembangan koleksi harus memperhatikan kelengkapan, kemutakhiran, dan kerja sama.

Seleksi bahan pustaka adalah proses mengidentifikasi bahan pustaka yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah ada di perpustakaan, dan merupakan kegiatan inti dalam bidang pengelolaan koleksi. Seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan karena berhubungan dengan mutu perpustakaan yang bersangkutan. Untuk melakukan seleksi, terlebih dahulu perlu diketahui jenis bahan pustaka yang terdapat di pasaran, bagaimana ciri- cirinya, mana yang paling cocok dijadikan koleksi perpustakaan.

Pengadaan bahan pustaka terdapat beberapa bentuk pengadaan bahan pustaka yang bisa dilakukan yaitu: pengadaan melaluai pembelian, pengadaan melalui hadiah, dan pengadaan melaluai pertukaran.27

Penyiangan bahan pustaka adalah pemilihan bahan perpustakaan yang dinilai tidak bermanfaat lagi bagi perpustakaan. Tujuannya yaitu untuk membina dan memperbaiki nilai pelayanan informasi oleh perpustakaan, memperbaiki penampilan dan kinerja perpustakaan, dan meningkatkan daya guna dan hasil guna ruang dan koleksi. Dalam melakukan penyiangan, perpustakaan perlu meminta bantuan para ahli dan pihak yang berwenang. Bersama dengan pustakawan, mereka menentukan bahan perpustakaan mana yang perlu dikeluarkan.

27

(35)

Evaluasi bahan pustaka adalah upaya untuk menilai daya guna dan hasil guna koleksi dalam memenuhi kebutuhan akademika pemustaka serta program perguruan tinggi. Evaluasi harus selalu dilaksanakan dengan teratur supaya koleksi sesuai dengan perubahan dan perkembangan program perguruan tinggi.

Agar dapat mencapai tujuan yaitu:

1) mengetahuai mutu, lingkup, dan kedalaman koleksi.

2) menyesuaikan koleksi dengan tujuan dan program perguruan tinggi.

3) mengikuti perubahan, perkembangan, sosial budaya, ilmu dan teknologi

4) meningkatkan nilai informasi

5) mengetahuai kekuatan dan kelemahan koleksi. 6) menyesuaikan kebijakan penyiangan.28

b. Kebijakan pemilihan Koleksi Perpustakaan Khusus

Langkah awal dari pengadaan koleksi adalah melakukan pemilihan atau seleksi. dalam melakukan pemilihan hendaknya perpustakaan mempunyai kebijakan tertulis. Kebijakan ini dalam kurun waktu tertentu selalu disempurnakan yang dituangkan dalam bentuk kebijakan umum dan program perpustakaan sesuai dengan perkembangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

1) Pemilihan dilakukan dengan cermat berdasarkan skala prioritas dan

28

(36)

kemampuan perpustakan oleh pihak yang diberi wewenang memilih bahan pustaka.

2) Pengadaan bahan pustaka disesuaikan dengan misi dan program-program perpustakaan.

3) Komposisi cakupan subyek dan jenis koleksi hendaknya proporsional dan diupayakan mencukupi kebutuhan dan memuaskan penggunanya (internal atau target pelayanan).

4) Bahan pustaka yang diusahakan hendaknya dipilih yang mutakhir atau edisi terakhir.

5) Pemilihan bahan pustaka didasarkan atas azas manfaat dan efesiensi.29

6. Kerjasama Antar Perpustakaan

Kerjasama perpustakaan artinya kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan atau lebih. Kerjasama ini diperlukan karena tidak satu pun perpustakaan dapat berdiri sendiri dalam arti koleksinya mampu memenuhi kebutuhan informasi pemakainya. Perpustakaan sebesar Library of Congress pun dengan butir koleksi sebesar 95 000 000 pun masih mengandalkan pada kerjasama antarperpustakaan untuk memenuhi informasi pemakainya. Dengan demikian bagi perpustakaan yang lebih kecil koleksinya, kerjasama antar perpustakaan merupakan syarat mutlak untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakainya.

Bentuk kerjasama

29

(37)

Berikut ini bentuk kerjasama perpustakaan yang lazim yaitu : a. Kerjasama pengadaan.

Perpustakaan akan memilih buku berdasarkan permintaan anggotanya atau berdasarkan dugaan pengetahuan pustakawan atas keperluaan bacaan anggotanya.

Kerjasama pengadaan ini pada kegiatan berikutnya menghasilkan kategori kerjasama sebagai berikut :

1) Kerjasama spesialisasi subjek.

Pada kategori ini masing-masing perpustakaan mengkhususkan diri pada subjek tertentu dengan tidak memandang asal buku. Masing-masing perpustakaan mengkhususkan diri dalam subjek pilihan masing-masing.

2) Kerjasama pengadaan fiksi

Terutama untuk fiksi yang sudah tidak dicetak lagi. Kerjasama ini dilakukan di kalangan perpustakaan Inggris sedangkan untuk Indonesia belum ada.

3) Kerjasama pengadaan buku asing.

Kerjasama ini dilakukan pada banyak negara terutama pada negara yang memiliki lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang mengkhususkan diri kajian wilayah tertentu.

4) Kerjasama pengadaan materi audio-visual.

(38)

Memory) yang dapat dipinjam dari perpustakaan, isinya dapat berupa puisi, drama, musik, bahasa, efek suara dll.

b. Kerjasama penyimpanan buku yang kurang digunakan

Kerjasama penyimpanan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa penyimpanan buku yang kurang digunakan dapat dibenarkan, tersedia buku yang dapat dipinjamkan untuk keperluan mendatang serta memungkinkan pengembangan koleksi yang komprehensif atas dasar basis nasional.

c. Pemusatan pengadaan dan penyimpanan.

Biasanya bentuk kerjasama ini diikuti dengan pengadaan bersama. Perpustakaan pusat penyimpan dapat mengurangi masalah ruang yang dihadapi perpustakaan anggota. Perpustakaan pusat penyimpan ini menyimpan jenis buku sebagai berikut : (a) buku hadiah; (b) deposit tetap yang menjadi milik perpustakaan deposit; (c) buku disimpan berdasarkan deposit per subjek. Misalnya perpustakaan yang ditunjuk oleh badan induknya untuk menyimpan semua karya staf badan induk dan (d) penyimpanan atas dasar sewa.

d. Kerjasama pertukaran dan redistribusi.

Tujuan kerjasama ini ialah meningkatkan dan memperluas sumber koleksi yang telah ada dengan biaya sekecil mungkin. Tujuan ini tersirat dalam kerjasama pengadaan dan penyimpanan.

e. Kerjasama pengolahan data bibliografi.

(39)

dengan berbagai cabang atau perpustakaan umum dengan cabang- cabangnya, pengolahan bahan pustaka (pengkatalogan, pengklasifikasian, pemberian label buku, kartu buku, kantong buku, penyampulan buku dengan lapis plastik) dikerjakan oleh perpustakaan pusat. Perpustakaan cabang menerima buku dalam keadaan siap digunakan.

f. Kerjasama penyediaan fasilitas

Bentuk kerjasama ini mungkin terasa janggal bagipustakawan negara maju karena umumnya perpustakaan mereka selalu terbuka un-tuk umum. Dalam benun-tuk ini, perpustakaan bersepakat bahwa koleksi mereka terbuka bagi anggota perpustakaan lain. Umumnya kerjasama ini dilakukan oleh perpustakaan perguruan tinggi.

g. Kerjasama pinjam antar perpustakaan

Bagi banyak orang pinjam antar perpustakaan sama dengan pinjam antar perpustakaan padahal pengertian kerjasama perpustakaan lebih luas daripada pinjam antar perpustakaan.

h. Kerjasama antarpustakawan

Bentuk kerjasama ini dapat berupa penerbitan buku panduan untuk pustakawan, pertemuan antar pustakawan, kursus penyegaran untuk pustakawan. Pendeknya bentuk kerjasama ini lebih mengarah ke bentuk kerjasama profesi.

i. Kerjasama penyusunan katalog induk

(40)

Karena melibatkan paling sedikit 2 perpustakaan maka dua perpustakaan harus bersama-sama menyusun katalog induk. Katalog induk ini berisi keterangan tentang buku yang dimiliki perpustakaan peserta disertai keterangan lokasi buku.

j. Kerjasama pemberian jasa informasi

Hal ini nampak pada berbagai tulisan maupun ucapan sehari-hari. Sebenarnya istilah silang layan berlainan dengan peminjaman antar perpustakaan. Silang layan merupakan kerjasama antara 2 perpus-takaan atau lebih dalam pemberian jasa informasi.30

7. Wanita Tuna Susila “WTS"

Wanita tuna susila “WTS” sering disebut sebagai wanita malam atau pekerja seks komersial “PSK” yaitu menjual diri demi mempertahankan hidup mereka tanpa memikirkan akibat yang dapat mereka alami. “WTS” sebutan untuk wanita dan “Gigolo” sebutan untuk pria.

Bersumber pada Pancasila, khususnya sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Dalam kaitannya dengan sila pertama, seluruh agama dan aliran kepercayaan yang ada di Indonesia bahwa pelacuran merupakan perbutahan asusila, bahkan dosa. Menurut agama Islam, yang diyakini lebih dari 85% penduduk Indonesia, melacur hukumnya haram (QS:17,32)31

a. Hukuman Untuk Penzina

30

Penrapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Kerjasama Perpustakaan, https://sulistyobasuki.wordpress.com/2013/04/14/penerapan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-dalam-kerjasama-perpustakaan/#more-191. Di akses pada 13 Februari 2015

31

(41)

Tidak dapat dipungkiri, meninggalkan syari’at islam akan

menimbulkan akibat buruk di dunia dan akhirat. Kaum muslimin jauh dari ajaran agama mereka, menyebabkan mereka kehilangan kejayaan dan kemuliaan. Diantara ajaran islam yang ditinggalkan dan dilupakan oleh kaum muslimin adalah hukuman bagi penzina (Hudduz-Zina). Sebuah ketetapan yang sangat efektif menghilangkan atau mengurangi masalah penzinahan. Ketika hukuman ini tidak dilaksanakan, maka tentu akan menimbulkan dampak atau impikasi buruk bagi pribadi dan masyarakat.

b. Hukum Zina

Perbutanan zina diharamkan dalam syari’at islam, termasuk dosa

besar, berdasarkan dalil-dalil berikut ini: 1) Firman Allah SWT

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk". [al-Isrâ/17:32]

2) Firman Allah SWT

(42)

dalam keadaan terhina". [al-Furqân/25: 68-69]

3) Hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhu, beliau Shallallahu’alaihi wa sallam

berkata:

"Aku telah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : Dosa apakah yang paling besar ? Beliau menjawab : Engkau menjadikan tandingan atau sekutu bagi Allah , padahal Allah Azza wa Jalla telah menciptakanmu. Aku bertanya lagi : “Kemudian apa?” Beliau menjawab: Membunuh anakmu karena

takut dia akan makan bersamamu.” Aku bertanya lagi : Kemudian

apa ? Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab lagi: Kamu berzina dengan istri tetanggamu".[4,5]32

c. Penyakit Menular Seksual pada Wanita

Penyakit menular seksual atau penyakit kelamin adalah infeksi yang dapat ditransfer dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak seksual. Penyakit menular seksual menyerang pria maupun wanita. Akan tetapi masalah-masalah yang lebih mengkhawatirkan biasanya didapati pada kaum wanita dan juga wanita hamil.33

d. Macam-macam penyakit menular:

1) Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh

32

Hukuman Untuk Pezina, http://almanhaj.or.id/content/2641/slash/0/hukuman-untuk-pezina/. Di akses pada 05 Maret 2015

33

(43)

Neisseria gonorrhoeae.34

2) Sipilis “Raja Singa” adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri spirochaeta pallida.35

3) Kutil kelamin adalah benjolan pada kelamin kecil yang sangat mirip sekali dengan kulit yang menempel pada alat kelamin..36 4) Hiv/aids. Hiv adalah virus yang dapat merusak kekebalan tubuh

manusia. Aids “Acquired Immune Deficiency Syndrome” adalah fase terakhir dari infeksi Hiv. Bisa menular melalui darah, jarum suntik yang tidak steril dan wanita hamil menularkan virus ke bayi selama masa kehamilan atau persalinan dan juga memalui menyusui.37

34

Penyakit Menular Seksual, https://childrenhivaids.wordpress.com/2009/08/09/gonore-go-atau-kencing-nanah-penyakit-menular-seksual/. Di akses pada 28 Januari 2015

35

Ciri-ciri Terkena Sipilis Pada Pria dan Wanita, http://www.obatsipilisampuh.net/2014 /02/ciri-ciri-terkena-sipilis-pada-pria-dan-wanita.html. Di akses pada 28 Januari 2015

36

Penyebab dan Gejala Kutil Kelamin,

http://www.academia.edu/9576515/Penyebab_Dan_Gejala_Kutil_Kelamin. Di akses pada 28 Januari 2015

37

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penyusunan laporan ini, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu suatu metode untuk memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yaitu dengan melalukan penelitian yang menghalalkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati. Pendekata-katan ini digunakan karena peneliti ingin mendeskripsikan tentang manajemen pengetahuan dan informasi di perpustakaan khusus.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrumen oleh, karena itu dalam penelitian kualitatif instrumentnya adalah orang atau human instrument. Untuk mendapat instrumen maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.38

B. Sumber Data a. Data Primer

Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari para informan yang ada perpustakaan khusus Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta.

38

(45)

Data primer ini diperoleh melalui pengamatan dan wawancara. Informan dalam data primer ini adalah kepala perpustakaan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi tidak langsung, seperti perpustakaan, pusat pengolahan data, pusat penelitian, departemen dan sebagainya. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya data yang diperoleh dari studi kepustakaan.

C. Pemilihan Informan

Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan tentang profil informan. Informan pada penelitian ini dipertimbangkan dari lamanya menghuni di panti sosial karya wanita “Mulya Jaya” Jakarta. Informan ini dipilih berdasarkan

(46)

Tabel 1 Kriteria Informan

Nama Jabatan Waktu Kriteria Jumlah

Ibu diambil perwakilan 2 bulan, 4 bulan dan 6

Ketujuh informan ini dipilih agar peneliti mendapatkan informasi yang diinginkan dan dibutuhkan dalam penelitian ini. Informan pertama adalah Ibu Menik Sugiarti, beliau menjabat sebagai Pengelola Perpustakaan PSKW “Mulya Jaya” Jakarta. Pemilihan beliau sebagai informan adalah untuk

mendapatkan informasi tentang harapan pemustaka terhadap perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi.

(47)

sudah menghuni 4 bulan, dan 2 orang sudah menghuni selama 6 bulan. Peneliti memilih 6 orang informan berdasarkan dari kegemaran membaca dan seringnya berkunjung ke perpustakaan untuk meminjam buku, infomasi yang diharapkan adalah yang terkait dengan harapan mereka terhadap informasi tentang agama dan kesehatan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu :

a. Observasi atau pengamatan, dalam hal ini peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap perpustakaan tersebut, yakni mengamati dalam hal pengetahuan dan informasi.

b. Wawancara, yaitu peneliti mendapatkan data dengan cara tanya jawab dan tatap muka antara peneliti dengan kepala perpustakaan Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta.

c. Dokumentasi, yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. d. Triangulasi / Gabungan, yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.39

39

(48)

e. Studi Pustaka, studi kepustakaan dilakukan guna mendapatkan teorik yang akan digunakan sebagai analisis hasil penelitian perpustakaan khusus.

E. Teknik Analisa Data 1. Reduksi data

Reduksi data dilakukan dengan pertimbangan bahwa data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dipilih dan dipilah sesuai dengan kebutuhan dalam pemecahan masalah penelitian.

2. Penyajian data

Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga semakin mudah dipahami.

3. Penarikan kesimpulan

Menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal ditemukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya

F. Jadwal Penelitian

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Objek Penelitian

1. Panti Sosial Karya Wanita “Mulya Jaya” Jakarta

Panti sosial karya wanita Mulya Jaya yang selanjutnya disebut PSKW Mulya Jaya, yang bertempat di Jl. Tat Twan Asi Komp. Depsos Nomor 47 RT. 08 RW. 02 Kelurahan Gendong Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur, 13760. Awalnya merupakan pilot project pusat pendidikan wanita Mulya Jaya di Jakarta yang diresmikan oleh Menteri Sosial RI. Bapak H. Moelyadi Djoyomartono (Alm) pada tanggal 20 September 1960. Kata “Mulya Jaya” sendiri berarti “Wanita Mulya Negara Jaya”.

Pada tanggal 1 Juni 1963, pusat pendidikan wanita Mulya Jaya diresmikan sebagai panti pendidikan wanita (PPW Mulya Jaya). Lalu tahun 1969, PPW diubah menjadi pusat pendidikan pengajaran kegunaan wanita (P2KW), kemudian berdasarkan SK Kementrian Sosial RI. No.41/HUK/Kep./XI/1979. PSKW berubah nama menjadi panti rehabilitasi wanita tuna susial (PRWTS) Mulya Jaya dan sejak tanggal 24 April 1995 PRWTS ditetapkan sebgai Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya berdasarkan keputusan Menteri Sosial RI. No. 22/HUK/199540 2. Sejarah Berdirinya Perpustakaan

Pengembangan Perpustakaan PSKW “Mulya Jaya” Jakarta tahun

2012 adalah sebagai berikut:

40Brosur PSKW “Mulya Jaya”,

(50)

a. Melalui dana APBN

Didapat tambahan untuk koleksi buku perpustakaan sebanyak 115 judul buku.

b. Melalui dana APBNP

Didapat 5 buah rak buku perpustakaan, 10 set meja dan kursi baca, 1 buah rak koran dan 1 buah papan mading.

c. Terselenggaranya kegiatan Mading untuk penerima manfaat (pemustaka), yang bertujuan sebagai sarana penerima manfaat untuk mengekspresikan dirinya melalui tulisan, sarana memberikan informasi tentang berbagai hal, khususnya di bidang usaha kesejahteraan sosial, sarana peningkatan ilmu pengetahuan, dan sarana mengisi waktu luang.

d. Terselenggaranya kerjasama dengan Perpustakaan Nasioanal dalam kegiatan Perpustakaan Elektronik Keliling yang bertujuan menambah ilmu pengetahuan penerima manfaat dalam mengoperasikan komputer dan pengetahuan tentang internet. Kegiatan ini diselenggarakan 2 minggu sekali.

Rencana Pengenbangan Perpustakaan di Tahun 2013:

a. Mengikutsertakan petugas perpustakaan untuk mengikuti diklat-diklat tentang perpustakaan.

(51)

c. Mengadakan kerjasama dengan toko buku Gramedia, toko buku Gunung Agung, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Kementerian Agama, Perpustakaan Kementerian Kesehatan dan Perpustakaan Kementerrian Pendidikan Nasional, dalam kaitannya untuk mendapatkan buku-buku layak baca secara gratis, guna menambah koleksi bahan pustaka di perpustakaan PSKW “Mulya Jaya” Jakarta.

d. Membuat program “Sumbangan Buku” diperuntukan untuk siswa SMK/Mahasiswa yang telah selesai mengadakan praktek/penelitian, serta para pegawai PSKW “Mulya Jaya” Jakarta.

e. Mengusulkan kepada pimpinan panti untuk mengalokasikan dana untuk kegiatan perpustakaan tahun 2014.

3. Visi dan Misi Perpustakaan

Dalam melakukan pelayanan dan rehabilitas sosial bagi para penerima manfaat PSKW Mulya Jaya Jakarta menetapkan

Visi

Mewujudkan PSKW “Mulya Jaya” Jakarta sebagai lembaga

penyelenggara pelayanan prima bagi wanita tuna susila. Misi

a. Melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi tuna susila sesuai dengan norma, prosedeur, dan standar pelayanan.

(52)

c. Meningkatkan dukungan manajemen pelayanan sosial dalam panti yang akuntabel, transparan, dan efisien.41

4. Fungsi Perpustakaan

1) Melaksanakan pengumpulan informasi. 2) Melaksanakan penyebaran informasi. 3) Melaksanakan pelestarian informasi.

4) Melaksanakan pengolahan dan pengelolaan informasi. 5) Sebagai sarana mengakses informasi.

6) Sebagai sarana pemanfaatan koleksi bahan pustaka. 7) Sebagai sarana pengisi waktu luang.

8) Melaksanakan urusan tata usaha perpustakaan. 5. Struktur Organisasi

Penanggung Jawab : Kepala Seksi PAS Petugas Perpustakaan : Menik Sugiyarti

Bertha Doloksaribu42 6. Koleksi Perpustakaan

a. Jenis Koleksi

1) Koleksi buku teks

2) Koleksi kamus, ensiklopedia

3) Koleksi karya ilmiah (Skripsi,Tesis&Laporan) 4) Koleksi majalah, jurnal ilmiah dan surat kabar 5) Koleksi album foto

41

Ibid

42

(53)

b. Jumlah koleksi

1) Buku teks : 1,333 judul 2) Karya ilmiah : 87 judul

3) Majalah : 5 judul (kartini, femina, tempo, sinar & societa)

4) Surat kabar : 1 judul 5) Album foto : 23 buah 6) Kliping mading : 1 buah 7. Keanggotaan

Seluruh penerima manfaat dan pegawai PSKW “Mulya Jaya” Jakarta yang masih aktif berhak menjadi anggota perpustakaan PSKW “Mulya Jaya”

Jakarta. Syarat menjadi anggota:

a. Mengisi formulir pendaftaran anggota dengan lengkap.

b. Menyerahkan foto copy KTP/SIM yang masih berlaku (khusus bagi pegawai).

c. Menyerahkan pasfoto ukuran 2X3, 2 lembar.

d. Membayar iuran keanggotaan perpustakaan untuk satu tahu sebesar Rp 5.000,-, khusus bagi pegawai.

e. Jika kartu anggota perpustakaan hilang agar segera melapor ke petugas perpustakaan.

8. Prosedur Peminjaman dan Pengembalian Buku a. Prodsedur peminjaman buku

(54)

harus memiliki kartu anggota perpustakaan PSKW “Mulya Jaya”

Jakarta.

2) Setiap anggota diperkenankan meminjam buku maksimal 2 judul, selama seminggu, dan dapat diperpanjang selama satu minggu lagi dengan syarat selama tidak ada anggota lain yang hendak meminjam. Buku harus dibawa ke perpustakaan untuk diproses perpanjangan peminjaman sebelum batas waktu peminjaman akhir. 3) Khusus skripsi, tesis, kamus, ensiklopedia, jurnal, majalah, surat

kabar hanya diperkenankan untuk dibaca diruang perpustakaan dan tidak dapat dipinjam untuk dibawam pulang. Foto copy diperbolehkan dengan seizin petugas perpustakaan dengan menjaminkan/meninggalkan KTP/SIM/identitas lain yang masih berlaku.

4) Dalam meminjam buku harus menggunakan kartu anggota atas anamanya sendiri, tidak boleh atas nama orang lain.

b. Prosedur pengembalian buku

1) Serahkan buku yang telah selesai dipinjam kepada petugas perpustakaan untuk diproses.

2) Tunggu hingga proses pengembalian selesai, pastikan bahwa buku yang dikembalikan telah diadministrasikan dengan baik oleh petugas perpustakaan.

(55)

dikenakan denda sebesar Rp 500,- perhari, untuk satu bahan pustaka. Hari minggu dan hari libur atau hari yang diliburkan tidak diperhitungkan dalam denda.

4) Ambil kembali kartu anggota perpustakaan sebelum meninggalkan

meja pengembalian buku. 9. Profil Pengelola Perpustakaan

Nama : Menik Sugiyarti

Tanggal lahir : 07 Februari 1964

Tempat lahir : Temanggung (Jawa tengah)

Tinggal : Rumah dinas (dalam lingkungan panti)

Usia : 50 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan akhir : SMA (Paket)

Lama kerja : 2006 - sekarang43

10.Peminjaman Buku Tentang Agama dan Kesehatan

Awalnya penulis pikir peminjaman buku tentang agama dan kesehatan adalah salah satu program dari perpustakaan untuk menarik minat baca.

Ternyata peminjaman buku tentang agama dan kesehatan adalah salah stu program yang dibuat oleh panti sosial karya wanita “Mulya Jaya” kepada

para penyuluh agama dan kesehatan.

43

(56)

Tujuan dari program ini :

a. Memberi keterangan informasi yang diberikan oleh penyuluh agar lebih jelas lagi

b. Ingin mengetahui seberapa besar pengetahuan yang mereka dapatkan dari penyuluhan tersebut

c. Memberikan manfaat langsung kepada PM, agar mereka menyadari akan pentingnya isi penyuluhan bagi mereka.44

B. Hasil Penelitian

1. Tujuan Penelitian Pertama

a. Untuk mengetahui informasi mengenai koleksi perpustakaan tentang agama dan kesehatan.

b. Untuk mengetahui informasi yang pemustaka ingin ketahui tentang agama dan kesehatan.

c. Untuk mengetahui manfaat informasi bagi pemustaka.

d. Mengetahui kolesi yang dibutuhkan oleh pemustaka tentang agama dan kesehatan.

2. Tujuan Penelitian Kedua

a. Untuk mengetahui pemustaka merasa penting atau tidak informasi tentang agama dan kesehatan.

b. Mengetahui peran perpustakaan dalam memenuhi informasi tentang agama dan kesehatan.

44

(57)

C. Pembahasan

1. Harapan pemustaka terhadap informasi tentang agama

Berdasarkan harapan pemustaka terhadap informasi tentang agama, penulis membahas (1) informasi tentang agama, (2) informasi yang dibutuhkan dari koleksi bahan pustaka tentang agama dan (3) kolesi bahan pustaka tentang agama yang dibutuhkan oleh pemustaka terkait dengan informasi tentang agama yang sangat dibutuhkan oleh pemustaka yang berlatar belakang dengan pekerjaan mereka, yaitu sebagai wanita tuna susila.

a. Informasi tentang agama

Informasi tentang agama yang sangat dibutuhkan oleh penerima manfaat untuk memperbaiki dirinya, agar penerima manfaat dapat hidup dengan lebih baik lagi serta dapat melanjutkan hidup dengan bekerja dengan halal. Informasi yang mereka dapatkan dari perpustakan PSKW Mulya Jaya Jakarta, yaitu:

Tentang agama: “ngaji, baca-bacaan Al-Qur’an gitu karna kan biasanya sholat kan engga sempat tapi pas disini kan banyak

pengetahuannya” (S2)

Tentang agama: “bacaan Al-Qur’an karena selama ini kita kan

engga tau, kalau disini kan banyak pengetahuan lah” (I) Tentang agama: “secara umum” (A)

Tentang agama: “sholat dan membaca Al-Qur’an” (N)

Tentang agama: “sholat, karena saya belum sama sekali sholat.

Dan keluarga saya saja engga ada yang sholat, pas disini saya di

ajarkan sholat” (C)

(58)

Menurut peneliti, bahwa penerima manfaat (PM) membutuhkan informasi tentang agama yang spesifik lagi yang terkait dengan perkerjaan penerima manfaat (PM), tentang agama yaitu tentang ibadah, lalu perpustakaan menyediakan informasi tentang agama. Penerima manfaat sangat membutuhkan informasi tentang agama karena penerima manfaat (PM) adalah wanita tuna susila yang berkerja sebagai PSK. Analisis peneliti di PSKW “Mulya Jaya” Jakarta, perpustakaan menyediakan koleksi tentang agama namun koleksinya kurang lengkap. Buku yang seharusnya disediakan oleh perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi tentang agama bagi penerima manfaat (PM), yaitu:

Table 2

Buku yang seharusnya ada di perpustakaan tentang agama No Buku tentang agama

1 Bahaya seks bebas

2 Hadist tentang zina / seks bebas 3 Hukuman tentang zina / seks bebas

Keterkaitan dengan teori kerja sama antar perpustakaan yaitu kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan atau lebih. Kerjasama ini diperlukan karena tidak satu pun perpustakaan dapat berdiri sendiri dalam arti koleksinya mampu memenuhi kebutuhan informasi pemakainya45. Pengembangan koleksi perpustakaan adalah proses menghasilkan kepastian bahwa perpustakaan memenuhi kebutuhan

45

(59)

informasi dari populasi yang dilayaninya dalam acara yang tepat waktu dan ekonomis, menggunakan sumberdaya informasi yang diproduksi di dalam maupun di luar organisasi.46 Perpustakaan PSKW tidak berkerjasama dengan perpustakaan lain karena perpustakaan PSKW dibawah naungan PSKW, maka perpustakaan PSKW harus mengadakan kerjasama antar perpustakaan agar perpustakaan PSKW dapat menyediakan koleksi bahan pustaka tentang agama terkait dengan wanita tuna susila dan menyediakan akses kesumber informasi yang terkait. Perpustkaan PSKW seharusnya mengembangkan koleksi perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi tentang agama penerima manfaat (PM).

b. Informasi yang didapatkan dari koleksi bahan pustaka tentang agama Informasi yang didapatkan oleh penerima manfaat dari koleksi bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan PSKW Mulya Jaya Jakarta, penerima manfaat hanya mendapatkan inforamasi tentang agama secara umum saja sudah dapat membuat penerima manfaat berpikir dan bersikap lebih baik lagi. Bagaiman penerima manfaat mendapatkan informasi tentang agama secara khusus dengan latar belakang pekerjaan mereka. Informasi yang penerima manfaat dapatkan, yaitu:

Tentang agama : “Saya dapat lebih takut jika saya meniggalkan

sholat” (S2)

46

Gambar

Table 3 Buku yang seharusnya ada di perpustakaan tentang kesehatan .............53
Tabel 1
     Table 2   Buku yang seharusnya ada di perpustakaan tentang agama
Table 3 Buku yang seharusnya ada di perpustakaan tentang kesehatan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari permasalahan tersebut penulis mencoba mengangkat salah satu ikan penghuni laut dalam, karena pada umumnya objek yang diambil untuk ukiran kayu adalah

Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi

yang memasukkan Dokumen Penawaran kurang dari 3 (tiga), dilakukan pengumuman ulang untuk mengundang peserta baru. selain peserta yang telah

menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Concept Attainment Berbantuan Film Dokumenter PenjajahanUntuk Meningkatkan Pemahaman Konsep

Sebagai bentuk penghormatan bawahan terhadap atasan, dan kesungkanan Nakayama terhadap Kawakami, Nakayama menggunakan percakapan bahasa sopan dan hormat atau disebut dengan

Sehubungan dengan telah dilakukan Evaluasi Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas yang saudara tujukan kepada Kelompok Kerja (POKJA)

Informasi yang didapatkan dari kerja praktek antara lain berupa bukti kas / bank keluar, faktur pajak dan invoice yang akan dijadikan data untuk pembahasan penerapan

kemampuan berpikir kritik terhadap prestasi belajar IPA. Mengetahui pengaruh langsung konsep diripeserta didik terhadap prestasi belajar IPA. Mengetahui pengaruh langsung