• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh Return on Investment Cash Ratio serta Curren Ratio terhadap deviden kas pada kelompok Jakarta Islamic Index (jil) di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh Return on Investment Cash Ratio serta Curren Ratio terhadap deviden kas pada kelompok Jakarta Islamic Index (jil) di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2008

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh: RAHMAWATI NIM: 105046101650

Oleh: RAHMAWATI NIM: 105046101650

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puij dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW bersert para sahabat, keluarga dan pengikutnya sampai hari ini. Semoga di akherat nanti kita mendapatkan syafa’at dari beliau Rasulullah SAW.

Alhamdulillah skripsi ini dapat penulis selesaikan meskipun penulis sadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam skripsi ini. Namun penulis ucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi sumbangsih dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma, SH, MH, MM sebagai dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr.Euis Amalia, M.Ag dan H. AH. Azharuddin Latief, M.Ag, MH sebagai Ketua Program Studi Muamalat dan Sekretaris Program Studi Muamalat Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Syahrul A’dam, M.Ag dan Djaka Badranaya, S.Ag., ME sebagai pembimbing I dan pembimbing II penulis yang telah memberikan bimbingan, masukan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Orang tua penulis, Abdullah (Alm) dan Mujnah yang selalu setia dan sabar mendukung, memberikan doa dan semangat yang mengiringi setiap langkah penulis sampai hari ini. Untuk adik dan kakak-kakak penulis khususnya Sarini

(3)

5. Pimpinan serta Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Syariah Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mencari referensi baik buku-buku, skripsi, jurnal, dan lain sebagainya sehingga penulis merasa terbantu dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh Dosen, Karyawan, serta segenap Civitas Akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan kepada penulis.

7. Teman-teman “Sabila Adzkiya” , anak-anak Perbankan Syariah angkatan 2005 khususnya kelas C Mitha, Ulfa, Leni, Upi, dan lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih buat semua kebersamaannya selama ini. Demikian, dengan sangat bersyukur akhirnya penulisan karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Untuk itu sekali lagi penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT membalas dengan berlipat ganda kebaikan agar kita semua bermanfaat di dunia maupun di akherat kelak.

Jakarta, Desember 2009

Penulis

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR : i

DAFTAR ISI : iii

DAFTAR TABEL : vi

DAFTAR GAMBAR : vii

DAFTAR LAMPIRAN : viii

BAB. I PENDAHULUAN : 1

A. Latar Belakang Masalah : 1

B. Identifikasi Masalah : 8

C. Batasan Penelitian : 8

D. Batasan Masalah : 9

E. Perumusan Masalah : 9

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian : 10

G. Kajian Pustaka : 11

H. Hipotesa : 15

I. Metode Penelitian : 16

J. Sistematika Penulisan : 20

BAB. II KAJIAN TEORI : 22

A. Pengertian Deviden : 22

B. Jenis-Jenis Deviden : 27

C. Teori-Teori Kebijakan Deviden : 30

(5)

F. Prosedur Pembayaran Deviden : 38

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN : 40

A. Ruang Lingkup Penelitian : 40

B. Metode Penentuan Sampel : 40

C. Metode Pengumpulan Data : 41

D. Jenis dan Sumber Data : 42

E. Teknik Analisis Data : 43

F. Pengujian Hipotesis : 49

G. Operasional Variabel Penelitian : 50

BAB. IV ANALISA DAN PEMBAHASAN : 53

A. Gambaran Umum Objek Penelitian : 53 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia : 53 2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia : 54 3. Sejarah Jakarta Islamic Index : 55 4. Gambaran Umum Perusahaan-Perusahaan

Jakarta Islamic Index : 59

B. Deskripsi Variabel Penelitian : 62

1. Return On Invesment : 62

2. Cash Ratio : 63

3. Current Ratio : 64

(6)

4. Deviden Kas : 65

C. Analisa dan Pembahasan : 66

1. Uji Asumsi Klasik : 66

a. Uji Normalitas Data : 66

b. Uji Multikolinearitas : 67

c. Uji Autokorelasi : 69

d. Uji Heterokedastisitas : 70

2. Pengujian Hipotesis : 71

a. Uji Parsial : 71

b. Uji Simultan : 72

3. Uji Koefisien Determinasi : 73

4. Analisa Regresi Ganda : 74

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN : 80

A. Kesimpulan : 80

B. Saran : 81

DAFTAR PUSTAKA : 82

(7)

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan : 61

Tabel 4.2 Data ROI 2005-2008 : 62

Tabel 4.3 Data Cash Ratio 2005-2008 : 63

Tabel 4.4 Data Current Ratio 2005-2008 : 64

Tabel 4.5 Data Deviden Kas 2005-2008 : 65

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas : 68

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi : 69

Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan : 71

Tabel 4.9 Hasil Uji Parsial : 72

Tabel 5.0 Hasil Uji Koefisien Determinasi : 74 Tabel 5.1 Hasil Uji Regresi Setelah Outlier : 74 Tabel 5.2 Hasil Uji Regresi Setelah Transform : 75

(8)
[image:8.612.112.504.119.560.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data : 67

Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas : 70

(9)

viii

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aktivitas ekonomi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

macam resiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksi oleh para

investor. Untuk mengurangi kemungkinan resiko dan ketidakpastian yang akan

terjadi, para investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang

diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti

kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

perusahaan biasanya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam

laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Ketika menanamkan modal di perusahaan emiten, pemegang saham dalam hal

ini adalah para investor mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari

modal yang ditanamkannya itu baik berupa pendapatan deviden maupun

pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dalam hubungannya dengan pendapatan deviden, secara garis besar ada dua jenis

deviden yang dapat diperoleh pemegang saham, yaitu deviden kas dan deviden

non kas.1 Deviden kas (cash dividend) adalah deviden yang dibayar oleh emiten kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Deviden non kas adalah

1

Suad Husnan, Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Panjang, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2000), h. 381.

(11)

deviden yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Contoh

deviden non kas adalah deviden saham (stock dividend) dan deviden aktiva.

Deviden kas merupakan masalah yang seringkali menjadi pembicaraan yang

hangat di antara para pemegang saham dan juga pihak manajemen perusahaan

emiten, bahkan cenderung menjadi kontroversi antara pemegang saham dan

perusahaan emiten. Kontroversi terjadi karena adanya berbagai macam teori

tentang kebijakan deviden, antara lain the dividend irrelevance theory, the bird-in-the hand theory, dan the tax preference theory.2

Dalam dividend irrelevance theory dinyatakan bahwa kebijakan deviden perusahaan tidak mempunyai pengaruh, baik terhadap nilai perusahaan, maupun

biaya modalnya. Penganjur utama teori ini adalah Merton Miller dan Franco

Modigliani ( Miller & Modigliani / MM ). MM berpendapat bahwa nilai

perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba

serta resiko bisnisnya. Pendapat mereka didasarkan pada asumsi- asumsi sebagai

berikut:3

a) Tidak ada pajak,

b) Tidak ada biaya emisi,

c) Leverage keuangan tidak berpengaruh terhadap biaya modal,

d) Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek

perusahaan,

2

Farah Margaretha, Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan: Investasi dan Sumber Dana Jangka Panjang, (Jakarta: PT. Grasindo, 2005), h. 142.

3

(12)

3

e) Kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap biaya modal sendiri,

f) Kebijakan penganggaran modal terlepas dari kebijakan devidennya.

Menurut MM kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan

perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau earning power dari aset perusahaan. Oleh karena itu, nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi.

Sementara keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagi dalam bentuk cash dividend atau laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Teori tersebut ditekankan bahwa pengaruh pembayaran deviden terhadap kemakmuran

pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan sumber dana

yang lain, artinya bila perusahaan membayar deviden maka perusahaan harus

mengganti dengan mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah

pembayaran deviden tersebut. Dengan demikian adanya kenaikan pembayaran

deviden akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan

saham baru.

Teori kedua, the bird-in-the-hand theory yang dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri atau kas akan

naik bila deviden dikurangi karena investor lebih yakin terhadap penerimaan dari

pembagian deviden daripada capital gain yang akan dihasilkan dari laba ditahan.4 Oleh karena itu, kas akan naik jika deviden berkurang. Dasar pemikirannya

adalah bahwa investor pada umumnya menghindari resiko, dan deviden yang

diterima sekarang mempunyai resiko yang lebih kecil daripada deviden yang

4

(13)

diterima di masa yang akan datang. Pembayaran deviden sekarang dipercaya

dapat mengurangi ketidakpastian investor. Sebaliknya jika deviden tidak

dibayarkan atau dikurangi, tingkat ketidakpastian investor akan meningkat dan

menyebabkan peningkatan pengembalian yang diinginkan serta mengurangi nilai

saham. Dalam prakteknya, tindakan manajer keuangan dan pemegang saham

cenderung menunjang kepercayaan bahwa kebijakan deviden mempengaruhi nilai

saham, karenanya sesuai dengan teori ini, maka setiap perusahaan harus

mengembangkan kebijakan deviden untuk memenuhi sasaran dari pemilik dan

memaksimalisasi kekayaan yang dicerminkan dengan harga saham perusahaan.

Teori terakhir tentang kebijakan deviden adalah tax preference theory yang dikemukakan oleh Litzenberger dan Ramaswamy mengatakan bahwa karena

deviden cenderung dikenakan pajak lebih tinggi daripada capital gain, maka investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi.5 Teori ini menganjurkan agar perusahaan untuk lebih menentukan dividend pay out ratio

yang rendah atau bahkan tidak membagikan deviden sama sekali untuk

meminimalkan biaya modal atau memaksimalkan nilai perusahaan.

Ditinjau dari kepentingan perusahaan emiten, pendapat yang pertama dan

yang ketiga, yaitu bahwa kebijakan deviden tidak relevan dengan nilai perusahaan

dan bahwa deviden yang rendah akan meningkatkan nilai perusahaan yang

disukai. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak perlu mempersiapkan pengeluaran

5

(14)

5

yang tinggi untuk pembayaran deviden, sehingga deviden yang seharusnya

dibagikan dapat digunakan untuk modal perusahaan.

Di lain pihak ditinjau dari kepentingan pemegang saham, pendapat kedua

yang lebih disukai, yaitu deviden dibagikan sekarang, khususnya bagi pemegang

saham yang membeli saham untuk kepentingan jangka menengah. Di lain pihak

bagi pemegang saham yang membeli saham untuk kepentingan jangka panjang,

relatif lebih menginginkan pengembangan modal perusahaan, sehingga tidak

terlalu menuntut untuk dibagikan deviden.

Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan para investor untuk

menanamkan modalnya, khususnya di bursa efek adalah faktor-faktor

fundamental perusahaan. Indikator yang digunakan adalah rasio-rasio keuangan

perusahaan. Berdasarkan indikator ini, investor akan menganalisis bagaimana

return yang akan diharapkan, dan tentunya resiko yang akan ditanggung. Analisis

inilah yang akan digunakan sebagai petunjuk untuk mengambil keputusan.

Analisis terhadap rasio-rasio keuangan tentunya sangat luas, dimana salah

satunya dapat memanfaatkan regeresi linear beganda. Disamping itu, rasio-rasio

keuangan yang dapat dijadikan indikator sangat banyak. Terkait dengan

pembagian cash dividend kepada para pemegang saham, banyak faktor-faktor

(15)

Bagi pemegang saham semakin besar ROI menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, sehingga wajar jika pemegang saham mengharapkan

pembagian deviden kas jika ROI meningkat. Demikian juga apabila cash ratio, current ratio dan earning per share (EPS) meningkat, maka pemegang saham mempunyai harapan bahwa perusahaan akan mempunyai kemampuan untuk

membagi deviden kas. Sebaliknya jika debt to total asset perusahaan emiten meningkat, maka pemegang saham tidak mengharapkan perusahaan membagi

deviden kas. Dilihat dari segi deviden payout ratio, pemegang saham akan melihatnya sebagai tanda mengenai kemungkinan besarnya deviden kas yang

akan dibagikan di masa yang akan datang.

Di lain pihak bagi perusahaan emiten, pertimbangan yang digunakan untuk

memutuskan pembagian deviden kas tidak semudah itu. Perusahaan emiten akan

mempunyai banyak pertimbangan yang kadang kala bertentangan dengan harapan

dari pemegang saham. Ketika terjadi pertentangan seperti ini, segala teori yang

berkaitan dengan pembagian deviden kas seakan-akan menjadi tidak berguna,

karena keputusan akhir untuk membagi deviden kas berada sepenuhnya di tangan

manajemen perusahaan emiten, khususnya Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS).

Ketika memutuskan untuk melakukan pembagian deviden kas, perusahaan

emiten harus mempertimbangkan banyak faktor. Menurut Bambang faktor yang

harus diperhatikan antara lain posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk

(16)

7

perusahaan.6 Sedangkan menurut James dan John Wachowicz faktor yang

mempengaruhi kebijakan dalam pembagian deviden adalah peraturan-peraturan

hukum, kebutuhan pendanaan perusahaan, likuiditas, kemampuan untuk

meminjam, batasan-batasan dalam perjanjian utang, pengendalian, serta beberapa

pengamatan terakhir lainnya.7

Terkait dengan pembagian cash dividend kepada para pemegang saham, terkadang faktor ROI, cash ratio, current ratio, debt to total asset, earning per share, dan cash dividend payout ratio tidak dipertimbangkan dalam pembagian

cash dividend. Dengan kata lain pembagian cash dividend tergantung sepenuhnya kepada kebijakan RUPS.

Berdasarkan dengan pemaparan di atas, penulis bermaksud melakukan

penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pembagian deviden kas

pada kelompok Jakarta Islamic Index di BEI dengan menggunakan rentang waktu

tahun 2005-2008. Akan tetapi pada masalah ini peneliti membatasi penelitian

pada tiga indikator saja, yaitu return on investment (ROI), cash ratio, current ratio. Ketiga indikator inilah yang akan dilihat pengaruhnya terhadap deviden kas. Adapun judul penelitian yang ingin penulis lakukan berjudul “ ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (ROI), CASH RATIO, SERTA CURRENT RATIO TERHADAP DEVIDEN KAS PADA KELOMPOK

6

Bambang Riyanto, Dasar- Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi.IX, ( Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 1995), h. 267-268.

7

(17)

JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2005-2008 ”.

B. Identifikasi Masalah

Dari judul penelitian yang diambil penulis, ada banyak hal yang terkait

didalamnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Ketertarikan para investor untuk melakukan investasi.

2. Harapan setiap para investor berinvestasi di pasar modal karena tingkat

pengembalian berupa deviden kas yang jelas.

3. Alasan investor menanamkan modal di pasar modal karena mereka

beranggapan bahwa dengan investasi maka akan lebih aman dibandingkan

bila berinvestasi di non sekuritas.

4. Adanya keterkaitan antara deviden kas dengan return on investment, cash ratio serta current ratio.

C. Batasan Penelitian

Agar penelitian yang dilakukan dapat lebih fokus dan optimal, maka peneliti

melakukan beberapa kriteria terhadap perusahaan-perusahaan yang tergabung di

Jakarta Islamic Index guna sebagai batasan dalam penelitian ini. Adapun kriteria

yang digunakan adalah sebagai berikut:

(18)

9

2. Perusahaan yang masuk dalam JII minimal 4 tahun berturut-turut dalam

periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2008.

3. Menerbitkan laporan keuangan untuk tahun buku 31 Desember 2005 sampai

dengan 31 Desember 2008.

4. Memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian.

D. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi pembahasannya dalam lingkup

sebagai berikut:

1. Analisis return on investment, di Jakarta Islamic Index selama periode Januari

2005 sampai Desember 2008.

2. Analisis cash ratio di Jakarta Islamic Index selama periode Januari 2005

sampai Desember 2008.

3. Analisis current ratio di Jakarta Islamic Index selama periode Januari 2005

sampai Desember 2008.

4. Analisis deviden kas di Jakarta Islamic Index selama periode Januari 2005

sampai Desember 2008.

(19)

E. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, secara umum

penulis membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yakni

hanyalah meneliti pada faktor return on investment (ROI), cash ratio, current ratio saja dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi pembagian deviden kas.

Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih sistematis dan teratur, maka perlu

dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan deviden kas sejak tahun 2005 sampai dengan tauhn

2008?

2. Bagaimana pengaruh ROI, cash ratio, serta current ratio terhadap pembagian deviden kas?

3. Variabel manakah diantara ROI, cash ratio, serta current ratio yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap pembagian deviden kas pada

kelompok JII di BEI?

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui perkembangan deviden kas sejak tahun 2005 sampai

dengan 2008 pada kelompok JII di BEI.

(20)

11

c) Untuk menganalisa variabel manakah yang paling dominan pengaruhnya

terhadap pembagian deviden kas pada kelompok JII di BEI.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

a) Bagi penulis, hasil penelitian dapat digunakan untuk memperdalam ilmu

pengetahuan mengenai praktek pasar modal khususnya yang berkaitan

dengan hal-hal yang mempengaruhi cash dividend perusahaan.

b) Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai masukan dalam penentuan

pilihan investasi yang akan dikakukan perusahaan.

c) Bagi Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, hasil penelitian dapat digunakan untuk

memperkaya kajian ilmiah dalam praktek pasar modal khususnya yang

berada di JII.

G. Kajian Pustaka

Penelitian terdahulu yang serupa dengan penelitian ini adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ernawati Sutarno,8 Mahasiswa Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah

8

(21)

Jakarta pada tahun 2005, dalam skripsi yang berjudul “ Analisis Pengaruh

Earning dan Cash Flow Terhadap Deviden”, Studi Empiris pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi di BEJ tahun 2000-2003, dengan hasil penelitian

yang menyatakan bahwa earning mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel deviden dan cash flow tidak berpengaruh secara signifikan terhadap deviden.

Penelitian yang dilakukan oleh Ernawati Sutarno tersebut sejalan dengan

pendapat Litner (1956) yang mengatakan bahwa perusahaan akan menaikkan

deviden hanya ketika manajemen percaya earnings telah meningkat secara permanen, dengan kata lain faktor yang mempengaruhi deviden adalah

earnings perusahaan.

Interpretasi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ernawati Sutarno ini

berdasarkan diperolehnya hasil bahwa earnings pada periode sebelumnya terbukti mempengaruhi pembayaran deviden kas pada perusahaan sektor

industri barang konsumsi untuk periode 2000- 2003. Dengan kata lain, faktor

peningkatan dan penurunan earnings (laba bersih) termasuk faktor yang penting dipertimbangkan manajemen dalam kebijakan pembagian deviden kas

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati,9 Mahasiswa Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tahun 2005, dalam skripsinya yang berjudul “ Analisis Dividend Per Share

9

(22)

13

Terhadap Variabel Keuntungan Real Invesment”, Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, dengan hasil penelitian

yang menyatakan bahwa:

a) Secara bersama-sama (simultan) independen real investment yang diwakili oleh variabel ROI, DER, harga saham, tingkat inflasi dan tingkat bunga berpengaruh terhadap perubahan Devidend Per Share (DPS). Namun, kemampuan variabel independen tersebut secara bersama-sama dalam

menjelaskan variabilitas DPS tidak terlalu kuat. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan DPS sebagian dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang kemungkinan berasal dari fundamental perusahaan seperti pertumbuhan

perusahaan serta faktor ekonomi makro seperti nilai tukar mata uang,

gejolak politik di dalam maupun luar negeri, dan lain-lain.

b) Secara individual (partial) diantara kelima variabel independen, hanya faktor ROI dan harga saham yang mempunyai pengaruhnya terhadap DPS. Sedangkan variabel independen lainnya yaitu DER, tingkat inflasi dan tingkat bunga pengaruhnya terhadap DPS sangat kecil atau tidak signifikan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Oktaviani,10 Mahasiswa Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah

10

(23)

Jakarta pada tahun 2005, dalam skripsinya yang berjudul “ Analisis Pengaruh

Perubahan Earning, Cash Flow, Harga Saham terhadap Kemampuan Perusahaan dalam Membayar Deviden”, Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, dengan hasil penelitian bahwa perubahan

earning dan cash flow mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap deviden, sedangkan perubahan harga saham mempunyai pengaruh

yang positif tetapi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

deviden serta berdasarkan hasil uji secara simultan (bersama-sama), maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel

independen yaitu earning, cash flow, dan harga saham dengan variabel dependen yaitu deviden.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Evi Irnawati,11 Mahasiswa Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekoknomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tahun 2005, dalam skripsinya yang berjudul “ Analisa Pengaruh Laba Bersih

dan Arus Kas Terhadap Pembagian Deviden”, Studi Empiris Perusahaan

Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2002,

dengan hasil penelitian:

a) Laba bersih mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap

deviden.

11

(24)

15

b) Arus kas operasi mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap

deviden.

c) Arus kas investasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap

deviden.

d) Arus kas pendanaan mempunyai pengaruh negatif yang signifikan

terhadap deviden. Hal ini dikarenakan semakin besar deviden yang

dikeluarkan perusahaan atau dibagikan kepada pemegang saham maka

beban dan resiko yang ditanggung juga semakin besar.

e) Laba bersih, arus kas operasional, arus kas investasi dan arus kas

pendanaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

deviden.

Melihat dari hasil penelitian terdahulu seperti yang telah dipaparkan

diatas maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian lebih lanjut mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi deviden, namun di sini penulis akan

mengkhususkannya pada faktor-faktor yang mempengaruhi deviden kas saja.

E. Hipotesa

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

hipotesisnya adalah sebagai berikut:

(25)

Ha: Terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen (return on investment, current ratio, cash ratio) terhadap deviden kas.

F. Metode Penelitian

1. Objek Penelitian

Penelitian dilakukan di BEI yang berlokasi di Jalan Jendral Sudirman,

Kavling 52-53, Telepon: +62215150515, Jakarta 12190.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan empiris dengan memakai statistik inferensial parametrik, artinya setelah data dikumpulkan maka

dilakukan berbagai metode statistik untuk menganalisis data dan kemudian

menginterpretasikan hasil analisis data tersebut.12

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu

penelitan yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui

variabel-variabel penelitian dalam angka, dan melakukan analisis data dengan

prosedur statistik atau permodelan matematis.13

12

Singgih Santoso, dkk, Latihan SPSS Parametrik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000), h. 4.

13

(26)

17

Berdasarkan sumbernya data yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah data sekunder yang diperoleh dari publikasi harian BEI dan BI

melalui media internet. Berdasarkan publikasi harian BEI tersebut data yang

digunakan adalah data yang berasal dari laporan keuangan untuk periode

2005 sampai dengan 2008 dengan jumlah perusahaan yang tergabung dalam

kelompok Jakarta Islamic Index (JII).

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari penelusuran pustaka (library research) dan juga berdasarkan studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data-data dari berbagai

literatur yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan ini, baik dengan

cara membaca atau mengutip sumber-sumber bahan dan data yang berkaitan

dengan penelitian yang akan dilakukan ini. Selain itu, penelitian yang akan

dilakukan ini juga menggunakan data-data laporan keuangan tahunan

perusahaan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

5. Teknik Analisis

Untuk menguji hipotesis tentang kekuatan variabel penentu

(27)

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan model

dasar sebagai berikut:14

= α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

Y = subyek dalam variabel dependen yang diprediksi

X = variabel bebas ( 1,2,3,…. n )

α = konstanta

b = koefisien regresi

e = error (tingkat kesalahan yang dapat diterima)

Bila persamaan tersebut digunakan untuk menganalisis penelitian

yang akan dilakukan ini maka persamaannya menjadi sebagai berikut:

Cash Deviden = α + b1ROI1 + b2Cash ratio2 + b3Current ratio3 + e dimana:

Cash Deviden : deviden kas per lembar saham

ROI : rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap total investasi

Cash Ratio : rasio antara kas dan setara kas terhadap hutang jangka pendek

Current Ratio : rasio antara aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek

e : error ( tingkat kesalahan yang dapat diterima)

6. Pengujian Statistik

a) Uji Simultan (Uji F)

14

(28)

19

Uji ini dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model

regresi yang disajikan yang menunjukkan pengaruh variable bebas

terhadap variabel terikat secara bersama-sama.

b) Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial dimaksudkan untuk menguji parameter b atau

digunakan untuk melihat pengaruh variable independen terhadap

variable dependen secara individual (parsial).

c) Uji Asumsi Klasik 1) Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variable dependen, variable atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak.15 Model yang baik

adalah distribusi data normal atau paling tidak mendekati

normal.

2) Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable

15

(29)

bebas. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel bebas.16

3) Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual

dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians

residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,

maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.17

4) Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi berganda ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t -1

(sebelumnya).18 Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada

penyakit autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik

adalah regresi yang terbebas dari autokorelasi.

16

Nachrowi dan Usman, Penggunaan Teknik Ekonometri: Pendekatan Populer dan Praktis Dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data dengan Menggunakan Paket Program SPSS, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005), Edisi Revisi, h.118.

17

Nachrowi dan Usman, Analisis Ekonomi dan Keuangan Menggunakan Ekonometri: Pendekatan Populer dan Praktis Dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data Dengan Menggunakan Paket Program SPSS dan EViews, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2006), h. 109.

18

(30)

21

G. Sistematika Penulisan

Untuk pembahasan yang lebih terarah dan mempermudah penulisan pemahaman isi, maka penulis menuangkan ke dalam 5 (lima) bab dengan

sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka,

hipotesa, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Kajian teori yang di dalamnya berisi pengertian deviden,

jenis-jenis deviden, kebijakan deviden, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi kebijakan deviden.

Bab III : Pada bagian ini membahas mengenai metodologi penelitian

yang digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan

Bab IV : Analisis mengenai data yang telah diperoleh dan

dikumpulkan, uji regresi linear berganda yang dilakukan untuk

menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen, disertai dengan hasil dan pembahasannya.

Bab V : Kesimpulan dan Saran. Bab ini memuat hasil analisis data

yang diberikan dalam bentuk kesimpulan. Bab ini juga

membahas tentang keterbatasan penelitian, serta saran untuk

(31)
(32)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Deviden

Pengertian deviden menurut Kamus Lengkap Ekonomi (2003;177) adalah:

“Pendistribusian laba kepada pemegang saham, secara pro rata menurut kelas atau kelompok surat berharga dan dibayarkan dalam bentuk uang, saham, script, atau produk atau properti perusahaan walaupun ini jarang terjadi.”

Sedangkan PSAK No.23 (2007; Paragraph 4) mendefinisikan deviden sebagai:

“Distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu.”

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa deviden adalah pembagian kekayaan atau aktiva kepada pemegang saham berdasarkan proporsi saham yang dimiliki. Deviden untuk saham biasanya dinyatakan dalam satuan uang, sedangkan untuk saham preferen dinyatakan dalam persentase dari nilai nominal.

(33)

Deviden merupakan pembagian laba kepada para pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis.1

Dalam perseroan terbatas, pembagian keuntungan kepada pemilik saham dilakukan melalui deviden. Keputusan tentang pembagian deviden adalah keputusan yang menetapkan seberapa besar dari laba periode berjalan yang akan dibagikan sebagai deviden.2 Deviden hanya dapat dibayarkan jika saldo laba ditahan dalam keadaan positif. Jadi, walaupun dalam tahun berjalan diperoleh laba, suatu perseroan terbatas tidak boleh membagikan deviden jika saldo laba ditahan pada akhir tahun masih negatif.

Disamping saldo laba ditahan, dapat tidaknya deviden dibagikan juga tergantung pada tersedianya uang kas. Saldo laba ditahan otomatis berarti tersedianya uang kas dalam jumlah yang sama. Apabila laba ditahan dianggap sebagai bagian laba yang ditanamkan kembali dalam perusahaan, maka ada kemungkinan penanaman dilakukan dalam bentuk persediaan barang dagang, aktiva tetap atau aktiva-aktiva bukan kas yang lain. Dengan demikian, ada kemungkinan perusahaan mempunyai saldo kas kecil walaupun saldo laba ditahannya besar.

1

http://id.wikipedia.org/wiki/dividen diakses pada 26 Mei 2009 melalui Google.

2

(34)

25

Kebijakan perusahaan untuk membagikan laba ditahannya dalam bentuk deviden kepada pemegang saham perusahaan adalah keputusan yang tidak mudah dimana perusahaan dihadapkan pada dua pilihan, yaitu;

1. Pembayaran deviden besar dan laba ditahan sedikit, dengan konsekuensi perusahaan harus mencari dana eksterrnal dalam jumlah besar, atau

2. Pembayaran deviden sedikit dan laba ditahan banyak, dengan konsekuensinya perusahaan tidak perlu mencari dana eksternal yang besar.

Dengan demikian, kebijakan deviden yang diambil perusahaan berkaitan dengan tujuan utama pembuatan keputusan finansial, yaitu memaksimalkan nilai (harga) saham umum perusahaan.

Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah keputusan untuk menentukan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang.3

Kebijakan deviden adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan yang akan dibagikan kepada para

3

(35)

pemegang saham dan yang akan diinvestasikan kembali atau ditahan di dalam perusahaan. Kebijakan deviden penting karena 4 alasan berikut:4

1. Kebijakan keuangan ini berpengaruh pada sikap para investor. Pemotongan deviden dapat dipandang negatif oleh para investor, karena pemotongan seperti itu sering dikaitkan dengan kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan.

2. Kebijakan keuangan ini berdampak pada program pendanaan dan anggaran modal perusahaan.

3. Kebijakan keuangan ini dapat mempengaruhi arus kas perusahaan. Perusahaan dengan likuiditas buruk dapat dipaksa untuk membatasi pembayaran devidennya.

4. Kebijakan keuangan ini menurunkan nilai ekuitas pemegang saham biasa karena besarnya deviden ditentukan oleh besarnya laba ditahan.

Keempat alasan tersebut merupakan sisi kepentingan perusahaan yang agak kontroversial. Agar kepentingan itu dapat terpenuhi secara optimal, manajemen perusahaan seharusnya memutuskan secara hati-hati dan teliti kebijakan deviden yang harus dipilih.

Namun demikian, biasanya tidak seluruh laba atau keuntungan akan dibagikan dalam bentuk deviden, tetapi digunakan untuk pengembangan

4

(36)

27

investasi. Bagian laba yang tidak dibagikan sebagai deviden disebut laba ditahan atau retained earning. Pembagian deviden bertujuan untuk memaksimumkan perusahaan, sehingga pembagian deviden mempunyai pengaruh yang kuat terhadap harga dari saham yang beredar. Oleh karena itu, para menejer dituntut untuk membagikan deviden sebagai realisasi dari harapan hasil yang didambakan oleh investor yang telah mengeluarkan uangnya untuk membeli saham tersebut.

Jadi, pembagian deviden itu adalah membagikan sebagian pendapatan atau laba kepada pemegang saham, sedangkan sebagian lainnya ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali.

Setiap perusahaan dalam satu pihak selalu menginginkan adanya pertumbuhan dalam perusahaan dan dipihak lain juga dapat membayar deviden kepada para pemegang saham, tetapi kedua tujuan ini selalu bertentangan. Makin tinggi deviden yang dibayarkan, berarti makin sedikit laba yang dapat ditahan, yang nantinya dapat menghambat tingkat pertumbuhan pendapatan dan harga saham perusahaan tersebut. Jika perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatan yang diraih perusahaan, berarti pembayaran deviden kepada para pemegang saham akan semakin kecil. Banyak perusahaan yang menyadari adanya dua hal tentang reaksi investor atas deviden, antara lain.

(37)

2. Penurunan harga saham berkaitan dengan penurunan tingkat deviden absolut.

Dampak positif utama terhadap harga saham adalah untuk menjaga target rasio pembayaran deviden sepanjang waktu. Jadi, pembagian deviden sangat erat hubungannya dengan investasi dana yang ada dalam perusahaan.

B. Jenis-Jenis Deviden

Menurut Bambang Suripto, deviden dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, antara lain:

1. Deviden Kas

Apabila dewan direksi mengumumkan deviden kas, biasanya jumlah total yang dibagi kepada pemegang saham dinyatakan secara implisit. Deviden kas dibagi dalam 2 bagian, yaitu;

a. Deviden Saham Preferen Kumulatif

Yaitu perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayar terlebih dahulu deviden saham preferen termasuk deviden tahun sebelumnya yang belum dibayar atau sering disebut deviden tunggakan, sebelum deviden dibagikan kepada pemegang saham biasa.

(38)

29

Yaitu perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayar terlebih dahulu deviden saham preferen akan tetapi para pemegang saham preferen jenis ini hanya berhak atas deviden tahun sekarang saja atau tahun diumumkannya pembagian deviden. Hal ini dikarenakan saham preferen tidak bersifat kumulatif. Untuk saham preferen jenis ini tidak ada istilah deviden tunggakan. Setelah deviden dibagikan kepada para pemegang saham preferen, sisanya merupakan hak para pemegang saham biasa.

2. Deviden Property

Apabila perusahaan tidak mempunyai kas cukup atau mempunyai kas cukup tetapi digunakan untuk tujuan lain, maka perusahaan dpat membagikan deviden dengan pembayaran aktiva selain kas, atau sering disebut property dividend.

3. Deviden Scrip

(39)

4. Deviden Likuidasi

Deviden likuidasi merupakan deviden yang tidak didasarkan pada laba yang ditahan. Deviden seperti ini menunjukkan pengembalian atas investasi pemilik dan bukan merupakan distribusi laba. Deviden likuidasi bisa didasarkan pada modal yang timbul dari donasi pihak luar atau pemegang saham, namun pada umumnya deviden ini diperlakukan sebagai pengurang agio saham dan bukan laba ditahan.

5. Deviden Saham

Deviden saham yaitu pengumuman pembagian deviden yang akan dibayar dengan penyerahan sejumlah saham tambahan. Deviden saham tidak merubah apapun, baik aktiva perusahaan maupun proporsi pemilikan pemegang saham. Apabila dewan direksi mengumumkan deviden saham, maka akan mengakibatkan kapitalisasi laba yang ditahan. Deviden saham mengakibatkan laba yang ditahan dikapitalisasi secara permanen sebagai tambahan modal disetor. Deviden saham dibagi menjadi 2 bagian, antara lain:5

a. Deviden Saham Kecil

Yaitu jika deviden saham menunjukkan peningkatan kurang dari 20% dari saham biasa yang beredar sebelumnya.

5

(40)

31

b. Deviden Saham Besar

Yaitu jika deviden saham menunjukkan lebih dari atau sama dengan 20% dari total saham beredar sebelumnya.

C. Teori Kebijakan Deviden

Menurut Atmaja, mengenai masalah yang mendasar tentang pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan menyebutkan adanya beberapa teori preferensi investor, yaitu:6

1. Dividend Irrelevance Theory, adalah suatu teori yang menyatakan bahwa kebijakan deviden tidak mempunyai pengaruh, baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini sependapat dengan Miller dan Modigliani, yang menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividend payout ratio tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak dan resiko bisnis. Dengan demikian, berdasarkan teori pertama ini kebijakan deviden sebernarnya tidak relevan untuk dipersoalkan.

2. Bird-in-the-hand theory, sependapat dengan Gordon dan Lintner, yang menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik jika dividend payout ratio rendah. Hal ini dikarenakan investor lebih suka menerima dividend daripada capital gains.

6

(41)

3. Tax preference theory, adalah suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan deviden dan capital gains maka para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak.

4. Information content, or signaling hypothesis. Di dalam teori ini Miller dan Modigliani berpendapat bahwa suatu kenaikan deviden yang biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan untuk meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan deviden atau kenaikan normal biasanya diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit dimasa mendatang. Namun demikian sulit dikatakan apakah kenaikan atau penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan deviden semata-mata disebabkan oleh efek sinyal dan preferensi terhadap deviden.

(42)

33

D. Jenis-Jenis Kebijakan Deviden

Jenis-jenis kebijakan deviden menurut Kamaruddin Ahmad yang dapat dilakukan oleh perusahaan antara lain:7

1. Dividen per saham yang stabil.

Meskipun perusahaan mengalami kerugian, jumlah deviden yang jumlah deviden yang akan dibayarkan kepada pemegang saham akan tetap sama dengan yang sebelumnya.

2. DPO [ Dividend Pay Out] yang stabil.

Deviden yang dibayarkan berfluktuasi tergantung besarnya keuntungan bagi pemegang saham.

3. Kombinasi

Disamping akan memberikan deviden dengan jumlah rupiah yang tetap, perusahaan membayar deviden tambahan jika perusahaan memperoleh keuntungan atau mengalami situasi yang baik.

4. Dividen residual.

Deviden dibayarkan jika kesempatan investasi perusahaan atau dana yang dibutuhkan telah terpenuhi.

7

(43)

Dari berbagai macam teori kebijakan deviden yang telah disebutkan di atas, maka manajer perusahaan dapat menentukan keputusan jenis kebijakan apakah yang akan digunakan guna meningkatkan pengembangan perusahaan.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden

Menurut Atmadja, menyatakan bahwa dalam praktek keputusan kebijakan deviden ada beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen dalam menentukan kebijakan deviden, antara lain:8

1. Perjanjian Utang

Pada umumnya perjanjian utang antara perusahaan dengan kreditor membatasi pembayaran deviden. Misalnya, deviden hanya dapat diberikan jika kewajiban utang telah dipenuhi perusahaan dan rasio-rasio keuangan menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi sehat.

2. Perbatasan dari Saham Preferen

Maksudnya yaitu tidak ada pembayaran deviden untuk saham biasa jika deviden saham preferen belum dibayar.

8

(44)

35

3. Tersedianya Kas

Deviden berupa uang tunai atau cash dividend hanya dapat dibayar jika tersedia uang tunai yang cukup. Jika likuiditas baik, maka perusahaan akan dapat membayar deviden.

4. Pengendalian

Jika manajemen ingin mempertahankan kontrol terhadap perusahaan, manajemen akan cenderung untuk tidak menjual saham baru sehingga lebih suka menahan laba guna memenuhi kebutuhan dana. Akibatnya deviden yang dibayar menjadi kecil. Faktor ini menjadi penting pada perusahaan yang relatif kecil.

5. Kebutuhan Dana untuk Investasi

Perusahaan yang berkembang selalu membutuhkan dana baru untuk diinvestasikan pada proyek-proyek yang menguntungkan. Sumber dana baru yang merupakan modal sendiri dapat berupa penjualan saham baru menimbulkan biaya peluncuran saham. Oleh karena itu, semakin besar kebutuhan dana investasi, maka semakin kecil Dividend Payout Ratio. 6. Fluktuasi Laba

(45)

deviden sebaiknya kecil agar kestabilan perusahaan tetap terjaga. Selain itu, perusahaan dengan laba yang berfluktuasi sebaiknya tidak banyak menggunakan utang guna mengurangi resiko kebangkrutan. Konsekuensinya laba ditahan menjadi besar dan deviden menjadi mengecil.

Sedangkan menurut James dan John Wachowicz, faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden antara lain:9

1. Peraturan-Peraturan Hukum

Pembahasan peraturan hukum penting dilakukan untuk menetapkan batasan-batasan hukum dimana kebijakan deviden perusahaan dapat digunakan. Peraturan-peraturan hukum ini berhubungan dengan penurunan modal, ketidaksolvabilitasan dan laba yang ditahan tidak semestinya.

2. Kebutuhan Pendanaan Perusahaan

Pada saat batasan-batasan hukum bagi kebijakan deviden perusahaan telah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah penafsiran kebutuhan pendanaan perusahaan. Untuk itu perlu dipersiapkan anggaran kas, proyeksi laporan sumber dan penggunaan dana, dan proyeksi laporan arus kas. Tujuan utamanya adalah menentukan arus

9

(46)

37

kas dan posisi kas perusahaan yang mungkin terjadi tanpa adanya perubahan kebijakan deviden.

3. Likuiditas

Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam keputusan deviden. Karena deviden merupakan arus keluar kas, semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan, semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

4. Kemampuan untuk Meminjam

Posisi likuid bukan merupakan satu-satunya cara untuk memberikan perlindungan dan fleksibilitas keuangan terhadap ketidakpastian. Jika memiliki kemampuan untuk memperoleh pinjaman dalam waktu singkat, perusahaan dapat dikatakan dapat memiliki fleksibilitas keuangan yang relatif baik.

(47)

5. Batasan-Batasan dalam Perjanjian Utang

Perjanjian perlindungan dalam perjanjian obligasi atau pinjaman seringkali berisikan batasan-batasan pembayaran deviden. Batasan ini digunakan oleh pemberi pinjaman untuk menjaga kemampuan perusahaan untuk membayar utang. Biasanya batasan ini dinyatakan sebagai persentase maksimum laba ditahan kumulatif perusahaan. Jika batasan ini harus ditetapkan, maka akan mempengaruhi kebijakan deviden perusahaan. Terkadang manajemen perusahaan menerima batasan deviden yang diberikan pemberi pinjaman karena perusahaan tidak harus melakukan pembenaran laba ditahan kepada pemegang saham. Manajemen perusahaan dapat menjadikan batasan tersebut sebagai alasan tidak membayar deviden.

6. Pengendalian

(48)

39

memaksimalkan kekayaan keseluruhan pemegang saham, namun kebijakan deviden tersebut dilakukan demi kepentingan terbaik pihak yang memiliki kendali.

7. Beberapa Pengamatan Terakhir

Dalam menentukan pembayaran deviden, perusahaan akan menganalisa sejumlah faktor yang baru saja dijelaskan diatas. Faktor-faktor ini mempengaruhi batasan hukum dan batasan lain dimana deviden dapat dibayarkan.

(49)

F. Prosedur Pembayaran Deviden

Pembayaran deviden dibayarkan melalui suatu prosedur yang berdasarkan atas waktu (tanggal) mulai dari tanggal pengumuman sampai tanggal pembayaran. Berikut ini adalah garis besar dari urutan pembayaran deviden:10

1. Tanggal pengumuman (declaration date)

Pada tanggal tersebut diumumkan bentuk dan besarnya deviden yang akan dibayarkan, tanggal pencatatan saham dan tanggal pembayaran deviden.

2. Tanggal cum- deviden (cum- dividend date)

Tanggal cum- deviden adalah batas waktu pemindahtanganan saham yang masih memperoleh deviden. Jika melewati tanggal tersebut maka pemegang saham yang lama akan menerima deviden. Penetapan tanggal cum- dividend ini biasanya seminggu sebelum tanggal pencatatan (recording date).

3. Tanggal pencatatan saham (recording date)

Pada tanggal ini perusahaan menutup buku pencatatan pemindahtanganan saham dan membuat daftar pemegang saham per tanggal tersebut.

4. Tanggal pemisahan deviden (ex- dividend date)

10

(50)

41

Tanggal pemisahan deviden adalah tanggal pada saat deviden dipisahkan dari saham. Hak deviden tidak lagi melekat pada saham. Jadi, jika transaksi pemindahtanganan tersebut terjadi pada tanggal pemisahan deviden dan sesudahnya, maka pemegang saham yang lama akan menerima deviden.

5. Tanggal pembayaran (payment date)

(51)

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi pada laporan keuangan

perusahaan tahun 2005-2008. Sedangkan variabel yang akan diteliti adalah

faktor-faktor yang mempengaruhi deviden kas perusahaan yang dibayarkan

oleh perusahaan kepada para pemegang saham, dimana faktor-faktor tersebut

diantaranya terdiri dari return on investment, current ratio dan cash ratio.

B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index

sejak tahun 2005-2008.

2. Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling, yaitu pemilihan sampel yang dilakukan berdasarkan pertimbangan dan berdasarkan kuota.1 Adapun kriteria

yang digunakan untuk memilih adalah sebagai berikut:

1

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, ( Bandung: Alfabeta, 2009 ), Cet. XV, h. 68.

(52)

43

a) Perusahaan yang terdaftar dalam kelompok Jakarta Islamic Index

(JII ).

b) Perusahaan yang masuk dalam JII minimal 4 tahun berturut-turut

dalam periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2008.

c) Menerbitkan laporan keuangan untuk tahun buku 31 Desember

2005 sampai dengan 31 Desember 2008.

d) Memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Berdasarkan kriteria tersebut, sampel penelitian ini berjumlah 8

perusahaan dari 30 perusahaan yang terdaftar di JII. Hal ini

dikarenakan hanya 8 perusahaan yang telah menyampaikan laporan

keuangan secara lengkap yaitu dari tahun 2005-2008 dan memenuhi

kriteria tersebut.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara, yaitu penelitian

arsip (archival research) dan penelitian kepustakaan (library research). 1. Penelitian arsip (archival research) melalui penelusuran dengan komputer

Penelitian arsip (archival research) melalui penelusuran dengan komputer yaitu teknik pengumpulan data –data atas kejadian (fakta) historis yang

(53)

(database). Data yang dikumpulkan adalah data yang berkenaan dengan objek yang diteliti yang diperoleh dari publikasi suatu organisasi, dalam

hal ini adalah Indonesian Stock Exchange (IDX).

2. Penelitian Kepustakaan (library research)

Penelitian kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh

data sekunder dengan cara pengkajian dan pendalaman literatur-literatur

seperti buku, jurnal, dan laporan dengan masalah yang diteliti guna

memperoleh dasar teoritis dan acuan untuk mengolah data-data yang

diperoleh untuk keperluan penelitian

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang disajikan

dalam bentuk angka, menunjukkan nilai terhadap variabel hasil

pengamatan dalam suatu periode tertentu. Sifat data ini adalah data deret

waktu (time series), yaitu data yang merupakan hasil pengamatan dalam suatu rentang waktu tertentu.

2. Sumber Data

Sumber data yang diteliti berupa data sekunder. Data sekunder

(54)

45

langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti,

catatan atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip yang telah

dipublikasikan.

Data-data yang diteliti bersumber dari data keuangan pada laporan

keuangan perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini.

Data tersebut diperoleh melalui penelusuran komputerisasi dari situs resmi

milik Bursa Efek Indonesia ( Indonesian Stock Exchange ), yaitu

www.idx.co.id dalam format elektronik ( database ). Indonesian Stock Exchange dipilih sebagai narasumber utama dalam penelitian ini atas dasar rasionalitas bahwa Indonesian Stock Exchange merupakan wadah pasar modal resmi di Indonesia. Data penelitian ini merupakan deret

waktu selama kurun waktu 2005-2008.

E. Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Data

Analisis ini dilakukan secara kuantitatif dengan bantuan statistik, yaitu

analisa regresi berganda (multiple regression analysis) dengan tujuan untuk mengetahui apakah variable bebas (variable independent) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat (variable dependent). Alasan penggunaan uji regresi linear berganda karena terdapat lebih dari

satu variabel bebas. Model regresi yang digunakan adalah sebagai

(55)

= α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

Y = subyek dalam variabel dependen yang diprediksi

X = variabel bebas ( 1,2,3,…. n )

a = konstanta

= standar error

b = koefisien regresi

Bila persamaan tersebut digunakan untuk menganalisis penelitian yang

akan dilakukan ini maka persamaannya menjadi sebagai berikut:

Cash Deviden = α + b1ROI1 + b2Cash ratio2 + b3Current ratio3 + e

dimana:

Cash Deviden : deviden kas per lembar saham

ROI : rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap total investasi

Cash Ratio : rasio antara kas dan setara kas terhadap hutang jangka pendek

Current Ratio : rasio antara aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek

: error ( tingkat kesalahan yang dapat diterima)

a : konstanta

(56)

47

a) Uji Simultan (Uji F)

Uji ini dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model

regresi yang disajikan yang menunjukkan pengaruh variable bebas

terhadap variable terikat secara bersama-sama. Bila F hitung lebih

besar dari F tabel dan nilai F signifikan lebih kecil dari alpha 0,05, hal

ini menunjukkan bahwa pengaruh variable independent secara bersama-sama terhadap variable dependent.

b) Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial dimaksudkan untuk menguji parameter b atau

digunakan untuk melihat pengaruh variable independent terhadap

variable dependent secara individual (parsial). Bila t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai t signifikan lebih kecil dari alpha 0,05,

maka dapat dikatakan terdapat pengaruh secara signifikan antara

variable independen terhadap variable dependent secara parsial.

(57)

c) Uji Asumsi Klasik 1) Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variable dependen, variable atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak.2 Model yang baik adalah distribusi data normal atau paling tidak mendekati normal.

Untuk mengetahui apakah model itu mengalami masalah

normalitas atau tidak, dapat dideteksi dengan melihat penyebaran

data pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan uji

normalitas adalah:

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan meliputi arah

garis diagonal maka model diasumsikan normal,

b. Jika data menyebar jauh dari garis normal atau tidak mengikuti

arah garis diagonal, maka model diasumsikan tidak normal.

Untuk menguji normalitas data ada ketentuan yang perlu

diperhatikan , yaitu:

a. Ho: data terdistribusi dengan normal

Ha: data terdistribusi dengan tidak normal

b. Taraf nyata adalah 0,05

c. Wilayah kritis adalah Dn > 0,05

2

(58)

49

2) Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.

Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel bebas.3

3) Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari

satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.4

Cara memprediksi ada atau tidaknya heterokedastisitas pada

suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot yang menyatakan metode linear berganda tidak terdapat

heterokedastisitas jika:

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah sekitar angka

3

Nachrowi dan Usman, Penggunaan Teknik Ekonometri: Pendekatan Populer dan Praktis Dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data dengan Menggunakan Paket Program SPSS, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005), Edisi Revisi, h.118.

4

(59)

nol (0).

b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah

saja.

c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kembali.

d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

4) Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi berganda ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t -1

(sebelumnya).5 Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada penyakit autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik

adalah regresi yang terbebas dari autokorelasi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat

dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Aturan main untuk

menggunakan uji Durbin-Watson adalah dengan

membandingkan nilai Watson dengan tabel

Durbin-Watson.

Dalam tabel Durbin-Watson terdapat nilai batas atas (upper

bound atau dU) dan nilai batas bawah (lower bound atau dL).

5

(60)

51

Adapun kriteria yang digunakan untuk menjadi patokan adalah

sebagai berikut:6

a. Apabila d < dL, maka terdapat autokorelasi yang positif

b. Apabila dL ≤ d ≤ dU, maka tidak ada keputusan mengenai

keberadaan autokorelasi

c. Apabila dU < d < 4 – dU, maka tidak ada autokorelasi

d. Apabila 4 – dU ≤ d ≤ 4 – dL, maka tidak ada keputusan

mengenai keberadaan autokorelasi

e. Apabila d > 4 – dL, maka terdapat autokorelasi yang

negatif.

F. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau

tidaknya pengaruh yang signifikan dari variable-variabel bebas terhadap

variabel terikat secara simultan maupun parsial. Hipotesis yang diambil

adalah sebagai berikut:

1. Ho : bi = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable

ROI, current ratio dan current ratio terhadap deviden kas.

6

(61)

Ha : bi ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variable ROI, current ratio dan current ratio terhadap deviden kas. 2. a). Ho : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable

ROI terhadap deviden kas.

Ha : b1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variable ROI

terhadap deviden kas.

b). Ho : b2 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable

cash ratio terhadap deviden kas.

Ha : b2 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variable cash

ratio terhadap deviden kas.

c). Ho : b3 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable

current ratio terhadap deviden kas.

Ha : b3 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variable current

ratio terhadap deviden kas.

G. Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memberikan definisi operasional dari

variable-variabel yaitu:

(62)

53

Variable terikat dalam penelitian ini adalah nilai deviden kas yang

diperoleh dari laporan keuangan tahunan. Variabel terikat dikonotasikan

dengan huruf Y.

2. Variable Bebas ( Independent Variabel )

Variable bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi deviden kas. Variabel bebas ini dikonotasikan dengan

huruf X, diantaranya adalah:

a. Return on Investment (ROI)

Merupakan perbandingan antara laba bersih dengan investasi

yang tersedia. Return on Investment sama halnya dengan mengukur tingkat keuntungan perusahaan melalui asset yang tersedia.

b. Cash Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar utang yang harus segera dilunasi dengan

(63)

c. Current Ratio

Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan

utng lancar. Rasio ini memberikan gambaran tentang cukup tidaknya

(64)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Bursa Efek Indonesia1

Bursa Efek Jakarta ( BEJ) atau Jakarta Stock Exchange adalah sebuah bursa di Jakarta, Indonesia. Bursa Efek Jakarta merupakan salah satu bursa

tempat dimana orang memperjualbelikan efek di Indonesia. Pada 1 Desember

2007 Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya melakukan penggabungan

usaha yang secara efektif mulai beroperasi pada 1 Desember 2007 dengan

nama baru Bursa Efek Indonesia.

PT. Bursa Efek Jakarta pertama kali berdiri pada zaman Pemerintahan

Hindia Belanda, yang kemudian dibentuk ulang melalui Undang-Undang

Darurat no.13 tahun 1951, dan selanjutnya dipertegas oleh Undang-Undang

RI no. 15 tahun 1952. selama dua tahun dasawarsa kemudian BEJ mengalami

pasang surut yang ditandai pula oleh pemberhentian kegiatan sepanjang

dekade 60-an dan awal 70-an. Pada tahun 1997, pemerintah Indonesia

menghidupkan kembali BEJ dengan mencatatkan saham 13 perusahaan PMA.

Namun demikian, baru sekitar dekade 80-an dan awal 90-an, BEJ benar-benar

1

http://www.idx.co.id/mainmenu/history/tabid/61/lang/id-ID/language/id-ID/Default.aspx di akses pada tanggal 12 November 2009.

(65)

berkembang menjadi bursa efek seperti yang kita kenal sekarang sebagai

Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia ( disingkat BEI, dalam bahasa

Inggris Indonesia Stock Exchange) adalah sebuah pasar saham yang merupakan hasil penggabungan Bursa Efek Jakarta ( BEJ) dengan Bursa Efek

Surabaya (BES), dimana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek

Jakarta. Perusahaan hasil penggabungan usaha ini memulai operasinya pada 1

Desember 2007. Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama Erry

Firmansyah, mantan Direktur Utama BEJ. Mantan direktur utama BES

Guntur Pasaribu menjabat sebagai Direktur Perdagangan Fixed Income dan

derivative, keanggotaan dan partisipan.

BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sistem JATS ini sendiri direncanakan akan

digantikan sistem baru yang akan disediakan OMX.

2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia

BEI yang nenjadi penyelenggara pasar modal di Indonesia memiliki visi

dan misi sebagai berikut:2

Visi: menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas dunia

Misi:

2

(66)

57

1. Menjadikan bursa efek sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi

nasional serta menjadi gerbang investasi bagi investor local maupun asing

2. Sebagai institusi yang dinamis dan tanggap terhadap perubahan pasar dan

teknologi dengan tetap memperhatiakan perlindungan investor.

3. Organisasi yang independent dengan focus pada unsure bisnis, transformasi

struktural, maupun kultural menuju tren global

4. Lembaga bursa yang berwibawa, transparan, memiliki intgritas tinggi

sebagai centre of competence di pasar modal

5. Meningkatkan kualitas produk dan layanan jasa terbaik melalui

pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) .

3. Sejarah Jakarta Islamic Index3

Pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang

menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan

terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti; riba, spekulasi, perjudian, dan

lain-lain.

Pasar modal syariah secara resmi diluncurkan pada tanggal 14 Maret

2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK

dengan Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia {DSN-MUI}.

3

(67)

Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, namun

instrumen pasar modal syariah telah hadir di Indonesia pada tahun 1997. Hal

ini ditandai dengan peluncuran Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT.

Danareksa Investment Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia

bekerja sama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan

Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan memandu

investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah. Dengan hadirnya

index tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat

dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip-prinsip syariah.

Perkembangan selanjutnya, instrument investasi syariah di pasar

modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT.Indosat Tbk

pada awal September 2002. Instrument ini merupakan obligasi syariah

pertama dan dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syariah lainnya. Pada

tahun 2004, terbit untuk pertama kali obligasi syariah dengan akad sewa atau

dikenal dengan obligasi syariah ijarah. Selanjutnya, pada tahun 2006 muncul

instrument baru yaitu Reksa Dana Index dimana index yang digunakan

sebagai underlying adalah index JII.

Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak

diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun non-syariah, melainkan

berupa pembentukan index saham yang memenuhi prinsip-prinsip syariah.

Dalam hal ini, di Bursa Efek Indonesia terdapat Jakarta Islamic Index yang

(68)

59

oleh Dewan Syariah Nasional. Index JII dipersiapkan oleh PT. Bursa Efek

Indonesia bersama dengan PT. Danareksa Investment Management.

Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok

ukur untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis

syariah. Melalui index ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan

investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuitas secara syariah.

Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari

saham-saham yang sesuai dengan prinsip syariah Islam. Penentuan kriteria

pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Index melibatkan pihak Dewan

Pengawas Syariah PT. Danareksa Investment Management. Saham-saham

yang masuk dalam index syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak

bertentangan dengan prinsip syariah antara lain:

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan

yang dilarang,

2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan

dan asura

Gambar

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan
Data Tabel 4.2 Return On Investment 2005-2008
Data Tabel 4.3 Cash Ratio 2005-2008
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan hasil analisis dan pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sistem informasi yang telah dibuat sangat membantu dalam pengolahan data dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak dan fraksi teripang Holothuria edulis yang diperoleh dari teluk Manado

6 Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan proses- proses tersebut, dipilih proses yang ketiga, yaitu oksidasi propionaldehid karena memerlukan kondisi operasi

 Ang Kodigo Penal ng Espanya, na ipinapatupad sa Pilipinas, Ang Kodigo Penal ng Espanya, na ipinapatupad sa Pilipinas, ay nagpapataw ng mas mabigat na kaparusahan sa mga ay

(8) Bagi calon Kepala Desa yang berasal dari Kepala Desa yang sedang menjabat dan penjabat Kepala Desa dapat mencalonkan diri sebagai calon Kepala Desa dengan

Keputusan pemimpin adat Abah Anom untuk membuka diri kepada dunia luar telah membawa masyarakat Ciptagelar pada periode baru dalam sejarah perkembangan masyarakat

Sesuai dengan rumus yang digunakan, maka tabel kerja yang dibutuhkan adalah tabel kerja untuk menentukan komponen-komponen dalam rumus korelasi r product moment ,

Para Ulama secara keseluruhan telah bersepakat bahwa arah kiblat bagi penduduk Makkah atau orang-orang yang dapat langsung melihat Ka’bah, maka dalam hal ini