• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh 1 007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh 1 007"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN FISIOLOGI HEWAN

MENGHITUNG SEL DARAH MERAH (ERYTROSIT)

DAN SEL DARAH PUTIH (LEUKSIT)

OLEH : ZAINUDIN NIM : 0804113884

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

LABORATORIUM BIOLOGIPERIKANAN

UNIVERSITAS RIAU

(2)
(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN... ... 12 5.1. Kesimpulan... 12

Fisiologi mempelajari fungsi organ – organ tubuh atau fungsi keseluruhan organisme.

Organ artinya alat – alat tubuh seperti hati, paru – paru, insang, jantung, ginjal yang merupakan

bagian tubuh hewan sedangkan pada tumbuhan oragn antara lain meliputi akar, batang, daun,

bunga. Organ – organ tersebut menyusun suatu organisme yaitu makhluk hidup baik yang

makroskopik (berukuran besar, dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat) maupun

yang mikroskopis (berukuran kecil, tidak dapat dilihat dengan mata manusia tanpa bantuan alat).

(4)

mereka melakukan agar mereka lulus hidup dan dapat mengatasi berbagai tantangan dari

lingkungan hidupnya sehingga mereka dapat beradaptasi dan memppertahankan eksistensinya.

(Yuwono, 2001)

Robert (1978) dalam Mulyani (2006) mengungkapkan bahwa darah merupakan cairan

yang membawa nutrien, transportasi oksigen dan karbondioksida, menjaga keseimbangan suhu

tubuh dan berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh dan berperan penting dalam sistem

pertahanan tubuh. Darah ada yang beruba padatan maupun cairan, yang termasuk kedalam

padatan adalah sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) sedangkan yang

berbentuk cairan ialah plasma darah.

Ikan sebagaimana vertebrata lain, memiliki sel darah merah (eritrosit) berinti dengan bentuk dan ukuran bervariasi antara saatu spesies dengan lainnya. Elsmobransi dan hagfish memiliki sel darah merah yang besar, kira – kira 19,7 mm × 13,9 mm (Hartman dan Lessler, 1964 dalam Satchell, 1991), beberapa spesies yang lain memiliki sel darah merah berbentuk lonjong dengan diameter 11 – 14 μm, memiliki inti dengan ratio volume sel dan inti adalah 3,5 – 4,0. Jumlah sel darah merah pada masing – masing spesies juga berbeda, tergantung aktivitas ikan tersebut. Pada ikan yang memiliki aktivitas tinggi, seperti ikan predator blue marlin ( Makaira nigricans) memiliki hematokrit 43% dan mackerel, 52,5%, sedangkan pada ikan nototheniid Pagothenia bermacchii hanya 21%. (Fujaya, 2004)

1.2. Tujuan praktikum

Tujuan dari praktikum perhitungan sel darah merah dan sel darah putih adalah agar

mahasiswa dapat memahami bagaimana cara dan prosedur dari penghitungan sel darah merah

(5)

1.3. Manfaat praktikum

Manfaat dari penghitungan sel darah merah dn putih ini yakni agar dapat memahami

bagaimana cara menghitung sel darah merah dan putih serta apa hubungannya jumlah sel darah

merah dan putih dengan kesehatan ikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan pada umumnya mempunyai darah yang lebih sedikit dibandingkan dengan hewan

lain vertebrata lain . Volume darah pada ikan bertulang sejati berkisar antara 2-4 gram/100 gram

berat badan. Tetapi pada beberapa jenis ikan seperti tuna, volume darah mencapai 8 gram/100

gram berat badan. Darah selain berfungsi sebagai pengedar O2 ke seluruh tubuh dan membawa

sampah metabolisme ke organ ekskresi,darah menjalankan berbagai fungsi yakni membawa zat

makanan dari saluran pencernaan ke jaringan, membawa O2 dari insang ke jaringan, membawa

sampah metabolisme dari jaringan ke organ ekskresi, mengangkut sekresi jelenjar endokrin,

mempertahankan suhu tubuh, mempertahankan pH dan membantu tubuh mempertahankan diri

(6)

Bustari (2008) mengungkapkan bahwasanya darah ikan terdiri dari sel-sel darah yang

terdapat dalam plasma dan bersirkulasi pad jaringan tubuh, sel darah terdiri dari sel darah merah

dan sel darah putih. Sel darah pada mamalia berbentuk bulat pipih seperti cakram, sedangkan sel

darah pada ikan berbentuk lonjong pipih dan mempunyai sebuah inti.

Darah ada yang beruba padatan maupun cairan, yang termasuk kedalam padatan adalah

sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) sedangkan yang berbentuk cairan ialah

plasma darah. Jumlah sel darah merah sangat menentukan fungsi peredaran oksigen. Jumlah sel

darah ikan pada ikan teleost berkisar antara 1.05×106 sel/mm3 dan 3.0x 106 sel/mm3. (Wademeyer

dan Yasutake, 1977 dalam Purwanto, 2006).

Kuswardani (2006) mengungkapkan bahwa pengukuran erytrosit dapat dijadikan sebagai

salah satu parameter untuk mengetahui kesahatan ikan, jumlah kandungan erytrosit pada ikan

sehat yakni berjumlah 2.000.000-3.000.000 jt sel/ml.

Nurdin (2007) mengatakan bahwa kondisi lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan

ikan, ikan yang dalam kondisi sakit maka proses metabolisme di tubuh ikan tersebut akan

terganggu. Darah merupakan sarana transportasi dalam proses metabolisme, dimana didalam

darah terdapat kandungan O2 dan Co2. Kurangnya jumlah sel darah merah, maka akan

menyebabkan julah kandungan O2 dan Co2 didalam tubuh akan berkurang sehingga hal ini dapat

(7)

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan tempat

Praktikum fisiologi hewan air tentang penghitungan sel darah merah dan sel darah putih ini

dilaksanakan pada hari Rabu, 24 April 2011 pukul 08.00 – 10.30 WIB. Bertempat di

Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2.Bahan dan alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah hayyem, turk, minyak cengkeh dan

EDTA sedangkan alat yang digunakan yakni haemocytometer, test tube, microskop, jarum

suntik, penggaris, penghapus, pensil, dan buku gambar.

3.3.

Metode praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan langsung

terhadap objek yang akan diamati. sedangkan untuk menghitung sel darah merah dan sel darah

(8)

3.4.

Prosedur praktikum

Adapun prosedur untuk menghitung seldarah merah dan sel darah putih adalah sebagai

berikut

A. Menghitung sel darah merah

a. Ambillah darah ikan dari stock yang telah ada atau dari dalam tabung efendrof ataupun tabung

testube yang telah diberi larutan EDTA dan telah berisi darah ikan yang akan di hitung jumlah sel

darah merahnya.

b. Isaplah darah tersebut dari dalam tabung testube dengan menggunakan pipet batu merah sampai

strip 0,5.

c. Setelah itu isapplah larutan Hayyem sampai strip 101 dengan menggunakan pipet batu merah

yang telah berisi larutan darah merah tadi, kemudian dilakukan pengenceran sebanyak 200 kali.

d. Pegang kedua ujung pipet dengan jari jempol dan jari telunjuk tengah dan kocoklah pipet

tersebut dengan membentuk seperti angka delapan, agar larutan hayyem tercampur dengan darah

secara semurna.

e. Ambillah kamar hitung lengkap dengan coverglassnya kemudian teteskan 1 tetes darah dari

pipet batu merah tadi dan kemudian tutup dengan coverglass.

f. Kemudian letakkan kamar hitung tersebut dibawah microskop,amati bentuk sel darah merah dan

hitunglah jumlah sel darah merahnya yang terdapat pada kotak-kotak kecil kamar hitung.

g. Jumlah sel darah merah per mili liter dihitung dengan menggunakan rumus menurut

Schaperclaus.

(9)

N = Jumlah sel darah merah keseluruhan (n) X 104

Keterangan :

 n adalah jumlah sel darah merah yang terdapat dalam 80 kotak kecil

 N adalah jumlah sel darah merah dalam 1 mililiter darah

B. Menghitung sel darah Putih

a. Ambillah darah ikan dari stock yang telah ada atau dari dalam tabung efendrof ataupun tabung

testube yang telah diberi larutan EDTA dan telah berisi darah ikan yang akan di hitung jumlah sel

darah merahnya.

b. Isaplah darah tersebut dari dalam tabung testube dengan menggunakan pipet batu putih sampai

strip 0,5.

c. Setelah itu isapplah larutan Turk sampai strip 101 dengan menggunakan pipet batu merah yang

telah berisi larutan darah merah tadi, kemudian dilakukan pengenceran sebanyak 200 kali.

d. Pegang kedua ujung pipet dengan jari jempol dan jari telunjuk tengah dan kocoklah pipet

tersebut dengan membentuk seperti angka delapan, agar larutan Turk tercampur dengan darah

secara semurna.

e. Ambillah kamar hitung lengkap dengan coverglassnya kemudian teteskan 1 tetes darah dari

pipet batu merah tadi dan kemudian tutup dengan coverglass.

f. Kemudian letakkan kamar hitung tersebut dibawah microskop,amati bentuk sel darah putih dan

hitunglah jumlah sel darah putihnya yang terdapat pada kotak-kotak besar kamar hitung.

g. Jumlah sel darah putih per mili liter dihitung dengan menggunakan rumus menurut

(10)

h. Rumus untuk menghitung jumlah sel darah putih yakni sebagai berikut :

N/ML = JUMLAH SEL TERHITUNG (N) X 500

Keterangan :

 n adalah jumlah sel darah merah yang terdapat dalam kotak besar

 N adalah jumlah sel darah putih dalam 1 mililiter darah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

(11)

Setelah dilakukannya pengamatan dan penghitungan terhadap sel darah merah dan sel

darah putih dengan menggunakan metode penghitungan Schaperclaus, maka didapati jumlah sel

darah merah dan putih dalam 1 mililiter yakni sebagai berikut :

4.1.1. Jumlah sel darah merah

Jumlah sel darah merah yang terdapat dalam 80 kotak kecil setelah dilakukan perhitungan

dengan menghitung langsung menggunakan microskop yakni berjumlah 287. Setelah didapat

jumlah sel darah, maka kemudian dilakukan penghitungan dengan menggunakan rumus dari

Schaperclaus, yakni sebagai berikut :

N = Jumlah sel darah merah keseluruhan (n) X 104

Keterangan :

 n adalah jumlah sel darah merah yang terdapat dalam 80 kotak kecil

 N adalah jumlah sel darah merah dalam 1 mililiter darah

Maka :

N = 287 X 104 = 2.870.000 sel/mililiter

4.1.2. Jumlah sel darah putih

Penghitungan sel darah putih juga menggunakan rumus penghitungan Schaperclaus.

Jumlah sel darah putih yang telah dihitung dalam kotak besar berjumlah 163 maka : N/ML = JUMLAH SEL TERHITUNG (N) X 500

Keterangan :

 n adalah jumlah sel darah merah yang terdapat dalam kotak besar

 N adalah jumlah sel darah putih dalam 1 mililiter darah

N/ML = 163 X 500 = 326.000.

(12)

Robert (1978) dalam Mulyani (2006) mengungkapkan bahwa darah merupakan cairan yang

membawa nutrien, transportasi oksigen dan karbondioksida, menjaga keseimbangan suhu tubuh

dan berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh dan berperan penting dalam sistem

pertahanan tubuh. Darah ada yang beruba padatan maupun cairan, yang termasuk kedalam

padatan adalah sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) sedangkan yang

berbentuk cairan ialah plasma darah.

Kondisi ikan yang sehat dapat dilihat dari segi jumlah sel darah merahnya, dimana ikan

yang sehat mempunyai jumlah sel darah merah sekitar 2 sampai 3 juta sel/ml. Windarti et all

(2012) mengatakan bahwa perbedaan antara sel darah merah dapat dilihat dari jumlah sel merah

dengan sel darah putih dimana pada kondisi ikan yang sehat jumlah sel darah merah ikan

berjumlah 2.000.000-3.000.000 Jt sel/ml sedangkan sel darah putih berjumlah 200.000-300.000

ribu sel/ml.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil praktikum penghitungan sel darah merah dan

sel darah putih, jumlah sel darah merah berjumlah 2.870.000 Jt/sel hal ini menandakan

bahwasanya ikan yang menjadi bahan praktikum berada dalam kondisi sehat, dan hal ini

menandakan juga kondisi lingkungan dari ikan tersebut belum tercemar, sehingga tidak

mempengaruhi kondisi kesehatan ikan tersebut.

Sedangkan jumlah sel darah putih yang didapat berdasarkan hasil praktikum berjumlah

270.000 ribu sel/ml ,hal ini menandakan bahwasanya ikan sedang dalam keadaan sakit, karena

fungsi dari sel darah putih itu sendiri berfungsi sebagai daya kekebalan tubuh dari suatu

organisme, dimana sel darah putih akan melawan setiap patogen ataupun bakteri yang masuk

kedalam tubuh.

Sistem peredaran darah pada semua organisme merupakan proses fisiologis yang sangat

penting. Untuk melakukan aktivitas sel, jaringan, maupun organ membutuhkan nutrisi dan

(13)

Karenanya, semua fungsi dari setiap organ dalam tubuh kadang – kadang dapat dilihat pada

darah. (Fujaya, 2004).

(14)

5.1. Kesimpulan

Setelah diketahui jumlah sel darah merah dan jumlah sel darah putih, maka dapat

disimpulkan bahwasanya ikan yang dijadikan bahan praktikum ini dalam kondisi sakit, atau

berada dalam kondisi ubnormal. Hal ini dapat disebabkan karena kemungkinan besar kondisi

lingkungan hidup ikan tersebut dalam keadaan tercemar.

5.2. Saran

... Kondisi kualitas perairan yang tercemar dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ikan, hal ini dapat dilihat dari

jumlah sel darah merahnya. Jika kondisi ikan sakit karena pengaruh lingkungan yang tidak baik,

maka disarankan agar selalu menjaga kelestarian di suatu perairan agar kualitasperairan tersebut

(15)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) pemanfaatan sumber belajar internet pada mata kuliah Pengolahan Makanan Oriental memerlukan tiga siklus dengan perlakuan

Data di bawah ini diperoleh melalui wawancara yang menunjukkan pengetahuan kognitif penutur sekaligus tingkat keakraban penutur dengan pohon bambu dan dibantu

 Dipilih bagian dari blok parafin yang terbaik (dinilai dengan sediaan HE). 

Y yang ada di Kota Malang dan telah berperan aktif dan meluangkan waktu dalam Karya Tulis Ilmiah ini sehingga pelaksana studi kasus ini dapat berjalan dengan yang

Saran untuk perbaikan penyelenggaran UASBN diantaranya: (1) Menurut para guru, upaya mengatasi kesulitan tersebut di antaranya adalah: (a) Memperbanyak latihan; (b) SKL

Program mikro merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa yang akan mengambil PPL pada semester berikutnya. Persyaratan yang diperlukan untuk mengikuti mata

 Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston (arah maju) , sedangkan sisi yang lain (arah mundur) terbuka ke atmosfir, maka gaya diberikan pada

Terlihat hasil dari kelima pertanyaan yang telah diajukan, antara lain: (1) Adanya dorongan masyarakat untuk ikut melestarikan kawasan cagar alam yang berubah status menjadi