UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PENCAK SILAT KUDA-KUDA TENGAH KANGKANG
DENGAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V B SD MUHAMMADIYAH 1 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Skripsi)
Oleh
ANGGRAHENI A.W
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ii ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PENCAK SILAT KUDA-KUDA TENGAH KANGKANG
DENGAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V B SD MUHAMMADIYAH 1 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh Anggraheni A.W
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran gerak dasar pencak silat kuda-kuda tengah kangkang dengan alat bantu. Yaitu siklus satu dengan alat bantu tali rafia yang dipancangkan pada kedua atas sisi paha pada saat siswa melakukan gerakan kuda-kuda tengah kangkang. Kemudian siklus kedua kursi (bangku sekolah) yang diangkat pada saat melakukan gerakan kuda-kuda tengah kangkang agar dapat menahan bentuk kuda-kuda-kuda-kuda tetap konsisten. Dan siklus ketiga menggendong kawan yang berat dan tingginya hampir sama pada siswa kelas V B SD Muhammadiyah 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan tiga siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama menggunakan tali rafia yang dipancangkan pada kedua sisi paha, siklus kedua menggunakan kursi (bangku sekolah) yang diangkat pada saat melakukan gerakan kuda-kuda tengah kangkang dan siklus ketiga menggendong kawan yang berat dan tingginya hampir sama dengan posisi kuda-kuda tengah kangkang.
iii
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PENCAK SILAT KUDA-KUDA TENGAH KANGKANG
DENGAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V B SD MUHAMMADIYAH 1BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
ANGGRAHENI A.W Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
iv
Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PENCAK SILAT KUDA-KUDA TENGAH KANGKANG DENGAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V B SD MUHAMMADIYAH 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Nama Mahasiswa : Anggraheni A.W Nomor Pokok mahasiswa : 0613051060
Program Studi : Pendidikan Jasman dan Kesehatan
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Drs. Usman Adam, M.Pd Drs. Akor Sitepu, M.Pd NIP. 19520229 198303 1 004 NIP. 19590117 198403 1 001
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
v
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Usman Adam, M.Pd ...
Sekretaris : Drs. Akor Sitepu, M.Pd ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Surisman, M.Pd ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
vi
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Anggraheni A.W
NPM : 0613051060
Tempat tanggal lahir : Way Jepara, 14 April 1987
Alamat : Perumnas GNL Blok B.4 Natar, Lampung Selatan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Pencak Silat Kuda-Kuda Tengah Kangkang Dengan Alat Bantu Pada Siswa Kelas V B SD Muhammadiyah 1 Bandar Lampung ” adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 24 Mei – 14 Juni 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila
dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.
Bandar Lampung, 19 Februari 2013
vii MOTTO
Motivasi terbesar berada dalam diri kita sendiri, orang lain hanyalah sebagai pendorong agar kita lebih semangat dalam mencapai tujuan
(By : Anggraheni A.W)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(Q. S. Alam Nasroh: 5-6)
Sesungguhnya jika kamu bersyukur niscaya aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat ku maka sesungguhnya azab
viii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kuucapakan kehadirat Allah SWT atas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku…
Karya ini kupersembahkan kepada:
Ayahanda M. Archani dan Ibundaku Rodiyah tercinta Yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan yang
begitu besar sampai sepanjang masa...
Suamiku Slamet Priadi, S.Pdi dan putra pertamaku M. Syafiq Nugroho yang telah genap berusia 2 tahun, yang selalu mendampingi dan menemanku setiap saat dan setiap waktu serta memberiku inspirasi dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
Masku M. Machsun, M.Pd dan mbakku Soraya Murcita Ningrum, M.Si yang aku sayangi terima kasih karena selama ini telah mendidikku serta menjadikanku mandiri serta berakhlak mulia serta keponakan-keponakanku Adzka dan nafis dan adikku yang
aku sayangi Retno Ayu Dewi Putri yang selalu memberiku motivasi dalam menjalani hidup.
Sahabat-sahabatku serta kawan-kawan seperjuangan yang telah membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Braja Asri, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten
Lampung Timur, Provinsi Lampung pada Tanggal 14 April 1987 dari pasangan
Bapak Muhammad Archani dan Ibu Rodiyah. Penulis adalah anak kedua dari tiga
bersaudara.
Penulis menyelesaikan studi tingkat Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah Braja Asri Way Jepara Lampung Timur pada tahun 2000, tingkat
SLTP di SMP Negeri 1 Way Jepara Lampung Timur pada tahun 2003, tingkat
SMA di SMA Muhammadiyah 1 Way Jepara Lampung Timur pada tahun 2006.
Penulis diterima di Universitas Lampung, Pada Fakultas Pertanian melalui tes
SPMB pada tahun 2006, kemudian penulis mengajukan Transfer Fakultas pada
semester 3 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pendidikan,
Program Studi Pendidikan Jasmani pada tahun 2007. Selama menjadi Mahasiswa
penulis pernah aktif di dalam UKM Pencak Silat Tapak Suci Putra Muhammdiyah
di Universitas Lampung dan pernah mengikuti beberapa event kejuaraan Pencak
Silat antar Universitas di tingkat Nasional.
x
SANWACANA
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji Syukur penulis haturkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Pencak Silat Kuda-Kuda Tengah Kangkang Dengan Alat Bantu Pada Siswa Kelas V B SD Muhammadiyah 1 Bandar Lampung” dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam Penulisan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Drs. Baharudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
3. Drs. Usman Adam, M.Pd selaku pembimbing I dalam penulisan
skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Drs. Akor Sitepu, M.Pd selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi
xi
5. Drs. Surisman, M.Pd selaku pembahas dalam penulisan skripsi ini
yang telah memberikan pengarahan, keritik dan saran kepada penulis.
6. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah membantu dalam proses
perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah
diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila.yang telah membantu proses
terselesaikannya skripsi ini.
8. Kepala SD Muhammadiyah 1 Bamdar Lampung beserta dewan guru yang
telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 19 Februari 2013 Penulis
xii
D.Ketrampilan Gerak Dasar ... 20
xiii
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 36
B. Pembahasan ... 48
C. Uji Hipotesis ... 53
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 57
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penetapan KKM ……….... ... 34 2. Poin/ Skor Pada Setiap Kriteria ……… .... 34 3. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Gerak dasar Pencak Silat Kuda-Kuda Tengah Kangkang ... 37 4. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Laki-laki dan Perempuan Pembelajaran Gerak Dasar Pencak Silat Kuda-Kuda Tengah Kangkang ... 42 5. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Pencak Silat
Kuda-Kuda Tengah Kangkang Pada Tes Awal ... 44 6. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Pencak Silat
Kuda-Kuda Tengah Kangkang Siklus 2 ... 46 7. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Pencak Silat
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kuda-Kuda Tengah kangkang ………..………... 19
2. Bagan Model penelitian Tindakan Kelas Suharsismi Arikunto (2007: 16) .…………..………. 27
3. Diagram Batang Perbandingan Prosentase Nilai Ketuntasan Belajar Laki-Laki Dan Perempuan pada tes Awal-Siklus 1………….. 39
4. Diagram Batang Perbandingan Prosentase Nilai Ketuntasan Belajar Laki-Laki Dan Perempuan pada tes Awal-Siklus 1-2 …..…… 40
5. Diagram Batang Perbandingan Prosentase Nilai Ketuntasan Belajar Laki-Laki Dan Perempuan pada tes Awal-Siklus 2-3 ... ... 42
6. Diagram Batang Perbandingan Prosentase Nilai Rata-Rata Kelas Dan Ketuntasan Belajar Pada Temuan Awal, Siklus 1, 2 Dan Siklus 3 ... 43
7. Dokumentasi pengambilan data tes awal ……….. ... 90
8. Dokumentasi pengambilan data siklus 1 ……….. ... 92
9. Dokumentasi pengambilan data siklus 2 ……….. ... 93
xvi
3. Hasil Tes Awal Gerak Dasar Pencak Silat Kuda-Kuda Tengah Kangkang ... 68
4. Hasil Tes Siklus Pertama Gerak Dasar Pencak Silat Kuda-Kuda Tengah Kangkang ... 69
5. Hasil Tes Siklus Kedua Gerak Dasar Pencak Silat Kuda-Kuda Tengah Kangkang ... 70
6. Hasil Tes Siklus Ketiga Gerak Dasar Pencak Silat Kuda-Kuda Tengah Kangkang ... 71
7. Hasil Peningkatan Nilai Tes Awal Ke Nilai Tes Siklus Satu ... 72
8. Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus Kesatu Ke Nilai Tes Siklus Kedua 73
9. Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus Kedua Ke Nilai Tes Siklus Ketiga 74
10. Hasil Peningkatan Nilai Tes Awal Ke Nilai Tes Siklus Kedua ... 75
11. Hasil Peningkatan Nilai Tes Awal Ke Nilai Tes Siklus Ketiga ... 76
12. Jadwal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Kesatu ... 77
13. Jadwal Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Kedua ... 78
14. JadwalRencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ketiga ... 79
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, dan
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal
semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat membangun dirinya serta
bersama-sama bertangung jawab atas pembangunan bangsa.
Pembangunan bangsa merupakan tanggung jawab kita bersama dan salah satu
upaya untuk mewujudkan bentuk manusia yang memiliki ketaqwaan,
kecerdasan, budi pekerti dan semangat kebangsaan cinta tanah air sesuai
dengan Pancasila adalah melalui Pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani
adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar sistematik melalui berbagai
kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan
kebugaran jasmani, kemampuan kecerdasan dan perkembangan watak serta
kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indoenesia
seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila. Pendidikan jasmani bukan
saja mengembangkan dan membangkitkan potensi individu, tetapi juga ada
unsur pembentukan yang mencakup kemampuan fisik, intelektual, emosional,
2
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilisasi
emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktifitas
jasmani dan olahraga. Ada berbagai macam aktifitas olahraga dalam
pendidikan jasmani seperti olahraga permainan : Bela Diri (Pencak Silat)
sepakbola, bola voli, basket, dan lain-lain,ada juga olahraga aquatik (air) :
renang, polo air, kemudian ada juga nomor – nomor lomba seperti senam dan atletik.
Dalam Pendidikan jasmani, bela diri merupakan salah satu aktifitas jasmani
yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak,
gerakan-gerakan pada olahraga bela diri sangat sesuai untuk mengisi program
pendidikan jasmani seperti kekuatan, kecepatan, kelentukan, dan
kesimbangan. Ada beberapa macam cabang dalam bela diri seperti pencak
silat, karate, taekwondo, judo, gulat, kempo, tinju dan salah satu yang
diajarkan di sekolah khususnya pada siswa tingkat Sekolah Dasar adalah :
cabang olahraga pencak silat. Cabang olahraga pencak silat tersebut yang akan
dibahas lebih lanjut adalah gerak dasar pencak silat khususnya gerak dasar
pencak silat kuda-kuda tengah kangkang.
Salah satu permasalahan yang muncul dan dihadapi oleh guru pendidikan
jasmani dalam mengajar materi pencak silat khususnya gerak dasar pencak
silat kuda-kuda tengah kangkang adalah bagaimana memilih strategi,
3
materi pelajaran sesuai dengan karakteristik dan kompetensi siswa serta
kemampuan memahami dan melakukan gerakan dengan benar. Maka dari itu,
saat ini guru diharuskan lebih kreatif dalam menyusun metode pembelajaran
agar lebih bervariasi. Dengan banyaknya ragam dan metode pembelajaran
serta penggunaan alat bantu pada pembelajaran gerak dasar pencak silat,
khususnya gerakan kuda-kuda tengah kangkang diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar.
Gerak dasar pencak silat kuda-kuda tengah kangkang merupakan jenis keterampilan
yang menuntut kemampuan yang tinggi, karena pada saat melakukan
kuda-kuda tengah kangkang siswa harus mempertahankan bentuk kuda-kuda-kuda-kuda agar
tetap stabil. Karena itu, dalam melakukan gerakan kuda-kuda tengah kangkang
siswa harus mempunyai kemampuan menahan bentuk kuda-kuda yang baik
agar tetap stabil. Sehingga dapat bertahan lebih lama dan dapat melakukan
gerakan kuda-kuda tengah kangkang dengan sempurna.
Pembelajaran Penjas pada kelas V B SD Muhammadiyah 1 Bandar Lampung
merupakan pengembangan dari materi yang ada di kelas V B. Sehingga guru
beranggapan bahwa siswa akan mudah menerima pembelajaran dengan baik.
Namum apa yang terjadi di kelas ini tidaklah demikian. Siswa merasa kesulitan
dalam menerima pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Guru merasakan
kejanggalan tersebut sehingga guru akan mencoba menanggulangi
permasalahan tersebut dengan mengetahui masalah yang sebenarnya. Adapun
hal-hal yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan
gerak dasar pencak silat adalah sebagai berikut: kurangnya pengetahuan siswa
4
kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar pencak silat, kurangnya
kemauan siswa untuk berlatih gerak dasar pencak silat yang disebabkan oleh
kurangnya sarana dan prasarana pada pembelajaran tersebut.
Dilihat dari daftar nilai siswa, nilai yang didapat oleh siswa rata-rata hanya
mencapai 60. Padahal nilai standar untuk Penjas adalah 67 dan berdasarkan
pengamatan yang dilakuakan pada siswa kelas V B SD Muhammadiyah I
Bandar Lampung pada kegiatan pembelajaran, bahwa dari hasil daftar nilai
raport semester 1 mata pelajaran Penjas, hasil yang diperoleh siswa belum
maksimal. Hal ini terlihat dari 38 siswa yang mengikuti ujian hanya ada 40 %
siswa yang mampu mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yaitu 67
selebihnya 60 % belum memcapai KKM.
Nilai hasil ulangan siswa yang ditunjukan pada daftar nilai tersebut bagi guru
mata pelajaran Penjas dalam hal ini adalah peneliti, maka peneliti
mengharapkan siswa bisa mendapatkan nilai yang sesuai standar yang telah
ditetapkan standar KKM yaitu 67. Untuk itu guru perlu memikirkan strategi
pembelajaran yang baru.
Alasan-alasan tersebut di atas menjadikan guru menginginkan untuk
melakukan penelitian guna mengkaji lebih dalam permasalahan yang dihadapi
oleh siswa dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung di kelas.
Penelitian yang dilakuakan oleh peneliti tentunya menginginkan hal yang lebih
positif yaitu pembelajaran yang berlansung pada setiap materi pelajaran Penjas
dalam masalah yang lebih optimal. Dikatakan optimal jika siswa mendapatkan
5
mendapat nilai sesuai dengan standar bahkan melebihi nilai standar maka
pembelajaran tersebut dianggap telah tuntas.
Upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran Penjas ini penelitian dengan Pembelajaran Gerak Dasar Pencak
Silat Kuda- Kuda Tengah Kangkang Dengan Alat Bantu. Melalui penerapan
Pembelajaran Gerak Dasar Pencak Silat Kuda- Kuda Tengah Kangkang
Dengan Alat Bantu diharapkan dapat meningkatkan nilai siswa sesuai dengan
ketentuan standar yaitu mencapai atau bahkan melebihi KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimum) yaitu 67.
Masalah ini perlu pengkajian dari guru mata pelajaran untuk dapat mengetahui
masalah yang ada dalam diri siswa tersebut mengapa nilai yang didapatkan
tidak memenuhi standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum).
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba untuk mengadakan penelitian
yang berkaitan dengan penerapan Pembelajaran Gerak Dasar Pencak Silat
Kuda-Kuda Tengah Kangkang Dengan Alat Bantu sebagai pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan topik penelitian ” Upaya
Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Pencak Silat Kuda- Kuda Tengah
Kangkang Dengan Alat Bantu Pada Siswa Kelas V B SD Muhammdiyah I
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012".
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti akan mengidentifikasi
6
1. Kurangnya pengetahuan siswa Kelas V B SD Muhammdiyah I Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2011/2012 melakukan keterampilan gerak dasar
pencak silat kuda- kuda tengah kangkang dari tahap persiapan,
pelaksanaan dan tahap pemulihan dengan benar.
2. Kurangnya kemampuan siswa Kelas V B SD Muhammdiyah I Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2011/2012 melakukan keterampilan gerak dasar
pencak silat kuda- kuda tengah kangkang dari tahap persiapan,
pelaksanaan dan tahap pemulihan dengan benar.
3. Rendahnya hasil belajar Siswa Kelas V B SD Muhammdiyah I Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2011/2012 dalam keterampilan gerak dasar
pencak silat kuda- kuda tengah kangkang.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi hanya pada “Upaya Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Pencak Silat Kuda – Kuda
Tengah Kangkang Dengan Alat Bantu Pada Siswa Kelas V B SD Muhammadiyah 1 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka inti
permasalahannya adalah :
1. Apakah dengan menggunakan Alat Bantu dapat meningkatkan pengetahuan
siswa kelas V B SD Muahammadiyah I Bandar Lampung dalam materi
7
2. Apakah dengan menggunakan alat bantu dapat meningkatkan kemampuan
siswa Kelas V B SD Muhammdiyah I Bandar Lampung dalam materi
gerak dasar pencak silat kuda-kuda tengah kangkang ?
3. Apakah dengan menggunakan Alat Bantu dapat meningkatkan Hasil belajar
siswa kelas V B SD Muahammadiyah I Bandar Lampung dalam materi
gerak dasar pencak silat kuda-kuda tengah kangkang ?
Untuk mengatasi masalah yang terjadi di kelas dalam pembelajaran Penjas
pada materi gerak dasar pencak silat, maka peneliti menggunakan Alat Bantu
diharapkan akan dapat menyelesaikan masalah tersebut di atas dan
mempermudah siswa dalam belajar Penjas.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, serta rumusan masalah di
atas, maka tujuan penelitian ini untuk:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan siswa Kelas V B SD Muhammadiyah 1
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam melakukan
keterampilan gerak dasar pencak silat kuda–kuda tengah kangkang dari tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap pemulihan.
2. Untuk meningkatkan kemampuan siswa Kelas V B SD Muhammadiyah 1
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam melakukan
8
3. Untuk meningkatkan hasil belajar Siswa Kelas V B SD Muhammadiyah I
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam keterampilan gerak
dasar pencak silat kuda – kuda tengah kangkang.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa.
Dapat meningkatkan Hasil belajar siswa, sehingga hasil belajar siswa
dapat meningkat.
4. Bagi guru.
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan di
kelasnya, menambah pengetahuan guru, serta mengembangkan
kemampuan guru dalam mempersiapkan diri untuk menjadi guru yang
professional.
3. Bagi SD Muhammadiyah I Bandar Lampung.
Memberikan landasan kebijakan yang akan diambil sebagai upaya untuk
perbaikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Tempat penelitian di SD Muhammmadiyah 1 Bandar Lampung.
2. Subjek penelitian yang diamati adalah kelas V B.
3. Objek penelitian yang diamati adalah kegiatan olahraga di lapangan pada
saat pelajaran berlangsung.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani
1. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk
mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,
neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem
pendidikan nasional. (Depdiknas 2004:1)
Pendidikan Jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif
dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara
terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap
positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan menghargai manfaat aktifitas
jasmani bagi peningkatan kualitas hidup sehat seseorang sehingga akan
terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif ( Depdiknas, 2004 : 2 ).
Menurut Eddy Suparman (2000:1) pendidikan jasmani dan kesehatan
adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan
10
kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan
jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi, seimbang.
Sepaham dengan pendapat yang telah disampaikan sebelumnya, Roji
(2007:1) menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah “Proses pendidikan yang memanfaatkan
aktifitas jasmani dan membiasakan pola hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari”.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, peneliti
berpendapat bahwa yang dimaksud pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan adalah suatu proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
jasmani untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan hidup
bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih.
2. Pengertian Belajar Mengajar
Belajar adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia, sebab proses belajar dilakukan oleh manusia sejak lahir sampai
meninggal dunia. Terdapat beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli
mengenai esensi belajar diataranya, Sadiman, (2005:20) menyatakan bahwa “Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan
11
mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya”. Menurut Roestiyah (1998:8) belajar adalah “Suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan
pada individu”. Sepaham dengan pernyataan sebelumnya, Rohani (2004:19) menyatakan bahwa belajar adalah “Proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan”.
Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik
menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit,
belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan
yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian
seutuhnya. Releven dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah “ penambahan pengetahuan “.
3. Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupkan suatu proses dari perkembangan hidup manusia. Secara
luas, belajar merupakan proses menuju perubahan tingkah laku, seperti
pendapat Hamalik (2004:28) yang mengatakan, “. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungannya ”.
Mustaqim dan Wahib (1991:62) berpendapat bahwa belajar merupakan
proses perubahan baik lahir maupun batin, tidak hanya perubahan tingkah
laku yang tampak melainkan juga perubahan yang tidak tampak dan
perubahan itu adalah perubahan yang positif bukan negatif. Perubahan
12
perbaikan, sedangkan perubahan negatif merupakan perubahan yang
menuju ke arah kemunduran. Lain halnya yang dikemukakan oleh
Sardiman (2007:20) ia mengatakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai
semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik dan menghasilkan perubahan
menuju perkembangan individu seutuhnya.
Dalam bidang pendidikan, belajar dapat dikatakan sebagai upaya untuk
menguasai ilmu pengetahuan. Hal ini dipertegas oleh Sardiman (2007:21) yang mengemukakan bahwa, “Belajar diartikan sebagai usaha penguasaan
materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya keindividuan seutuhnya ”. Abdurrahman (2003:28) mengemukakan bahwa, “Belajar merupakan suatu proses seorang individu
yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut dengan
hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.”
Berdasarkan pendapat- pendapat di atas, disimpulkan bahwa belajar adalah
seluruh aktivitas baik fisik maupun psikis yang menghasilkan perubahan
tingkah laku positif yang terjadi melalui proses interaksi dengan
lingkungannya.
4. Hasil Belajar
Setelah menjalani proses belajar, seorang siswa akan memperoleh hasil yang
disebut hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil yang menggambarkan
kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil
13
pembelajaran yang telah ditetapkan. Pengertian hasil belajar tersebut
merujuk pada pendapat beberapa ahli pendidikan seperti Abdurrahman
(2003:37) yang mengatakan bahwa, ”hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Selanjutnya Dimyati dan
Mudjiono (2006:3) mengatakan bahwa, “hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”.
Siswa dikatakan memperoleh hasil belajar yang tinggi pada suatu pelajaran
tertentu jika siswa tersebut memiliki penguasaan yang baik terhadap
pelajaran tersebut, selain itu siswa tersebut telah berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Abdurrahman (2003:38), “ seorang anak yang berhasil dalam
belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional”.
Sardiman (2007:49) mengungkapkan bahwa hasil belajar dikatakan baik jika
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
“a).hasil belajar itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa, b). hasil belajar itu merupakan pengetahuan “asli” atau “autentik”, c). hasil belajar itu selalu memunculkan pemahaman atau pengertian yang kemudian menimbulkan reaksi atau jawaban yang dapat dipahami dan diterima oleh akal, d). hasil belajar itu tidak terikat pada situasi ditempat hasil belajar itu dicapai, tetapi juga dapat digunakan dalam situasi lain”.
Hasil belajar yang tidak menunjukkan ciri-ciri tersebut dapat dikatakan bukan
hasil belajar yang baik. Contohnya, bila siswa memahami suatu materi hanya
pada saat akan dilakukan ulangan saja, maka hasil belajar yang diperolehnya
14
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa yang diperoleh setelah
mengikuti pembelajaran selama kurun waktu tertentu. Perubahan tersebut
meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, seperti yang dikemukakan
Bloom dalam Dimyati (2006:26) yang mengategorikan hasil belajar dalam 3 ranah, yaitu: “
“a). ranah kognitif mencakup kegiatan otak yaitu segala upaya yang menyangkut aktivitas otak, terdiri dalam enam jenis perilaku, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,evaluasi, b). ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai seperti perhatian Terhadap pelajaran, menghargai guru dan teman kelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Terdiri dalam lima perilaku, yaitu: penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, pembentukan pola hidup, c). ranah psikomotorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas otak, fisik, atau gerakan-gerakan anggota badan. terdiri dari tujuh jenis perilaku, yaitu: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, kreativitas.
Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka hasil belajar yang
dimaksud adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melalui proses belajar
dan ditandai oleh skor yang diperoleh siswa dari tes hasil belajar.
5. Model Pembelajaran
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam
memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik materi dan siswa. Menurut Soekamto dan Winataputra (1996:
101) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
15
melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian model pembelajaran
memiliki makna yang lebih luas dari strategi, metode atau prosedur.
Model pembelajaran adalah sebuah perancangan atau pola yang dapat
digunakan untuk menjabarkan kurikulum, untuk merancang materi
pembelajaran dan untuk membantu kegiatan pembelajaran di dalam kelas atau
setting kelas yang lain. (Ahmad H.P, 2005:15). Menurut Ismail (2002) dalam
Djamah Sopah (2000: 22) Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus,
yaitu:
(1) rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya; (2) tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat terlaksana, 4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut model pembelajaran dapat
diartikan sebagai penerapan konsep-konsep tertentu dalam pembelajaran
yang harus dikerjakan menurut langkah-langkah yang teratur dan bertahap,
sistematis dan terorganisir, agar mencapai pengalaman belajar dan tujuan
belajar tertentu, sekaligus merupakan pedoman bagi para pembelajar dalam
pelaksanaan aktivitas pembelajaran.
Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani adalah model pembelajaran dengan bantuan guru dan dengan
penggunaan alat bantu. Model ini sangat sesuai dengan materi Pendidikan
Jasmani di sekolah yang pencapaian tujuan pendidikannya melalui aktivitas
jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga. Dengan bantuan guru dan
16
menyenangkan, menarik dan dapat meningkatkan motivasi/semangat anak
untuk melakukan gerak sehingga pembelajaran efektif dan efisien.
6. Alat Bantu
Menurut Azhar Arsyad (2005: 7) media pendidikan memiliki pengertian alat
bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan
pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah alat bantu apa saja
yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran”.
Hamalik dalam Azhar Arsyad (2005: 15) mengemukakan bahwa pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan
sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan
dan isi pelajaran saat itu.
Alat bantu adalah alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan
pendidikan, alat bantu (peraga) sangat penting. Alat tersebut berguna agar
bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau
17
dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih
berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien.
Dari pendapat para ahli yang telah dikemukakan, peneliti berpendapat bahwa
alat bantu adalah pengembangan materi yang dilakukan bertujuan untuk
mempermudah proses belajar sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan.
Alat bantu ( peraga ) yang digunakan dalam pembelajaran gerak dasar pencak
silat kuda- kuda tengah kangkang siklus pertama adalah menggunakan tali
rafia yang pancangkan pada kedua paha. Tali rafia pada siklus pertama ini
digunakan untuk mengukur bentuk kuda- kuda tengah kangkang pada saat
penelitian berlangsung, agar bentuk kuda- kuda mereka tetap konsisten. Pada
siklus kedua kursi (bangku sekolah) yang diangkat pada saat melakukan
gerakan kuda-kuda tengah kangkang. Pada siklus kedua ini bertujuan sama
seperti yang pernah dipraktikkan pada siklus sebelumnya agar membantu
bentuk kuda- kuda tengah kangkang mereka tetap konsisten yaitu dengan
pertama duduk, kemudian posisi kuda-kuda tengah kangkang. Tujuanya
supaya menahan bentuk kuda-kuda mereka agar tetap konsisiten. Kemudian
pada siklus ketiga berpasangan menggendong kawan yang berat dan
tingginya hampir sama, tujuanya sama seperti pada siklus-siklus yang
sebelumnya, yaitu menahan bentuk kuda- kuda agar tetap konsisten.
Keuntungan alat bantu pada siklus pertama, kedua dan ketiga adalah hemat
biaya, praktis, serta memudahkan guru untuk mengevaluasi gerakan siswa
yaitu kuda-kuda tengah kangkang dalam pembelajaran gerak dasar pencak
18
menggendong kawan yang berat dan tingginya hampir sama, siswa akan
termotivasi untuk mempraktikkan teknik dasar yang sedang diajarkan dengan
benar.
Alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran gerak dasar pencak silat
kuda-kuda tengah kangkang adalah:
1. Tali rafia yang dipancangkan pada kedua sisi paha
2. Kursi (bangku sekolah) kecil
3. Berpasangan, menggendong kawan yang berat dan tingginya hampir sama
B.Pencak Silat
Sejarah perkembangan Pencak Silat secara selintas dapat dibagi dalam
kurun waktu :
a. Perkembangan sebelum zaman penjajahan Belanda
b. Perkembangan pada zaman penjajahan Belanda
c. Perkembangan pada zaman penjajahan Jepang
d. Perkembangan pada zaman kemerdekaan
Pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga yang menurut sejarahnya
merupakan olahraga bela diri yang berasal dari Indonesia. Perkembangan
pencak silat sebagai cabang olahraga sejak ditumbuhkan pada tahun 1970
menunjukkan peningkatan. Ada beberapa cirri pencak silat yang berkaitan
dengan jsmani diantaranya peranan pencak silat terhadap kebugaran jasmani.
Kita sebagai bangsa Indonesia dituntut untuk melestarikan dan
mengembangkanya. Dalam upaya ini salah satunya mencantumkanya dalam
19
Menurut Atok Iskandar dalam Khasanah Pencak Silat (1997:35) bela diri
Indonesia memiliki 3 tingkatan dengan urutan Pencak, Pencak silat dan silat.
Masing-masing berbeda-beda fungsi dan tujuanya. Pencak adalah gerak dasar
bela diri yang terikat pada aturan tertentu dan digunakan dalam belajar dan
latihan atau pertunjukan. Pencak silat adalah gerak beladiri tingkat tinggi
yang disertai dengan perasaan, sehingga merupakan gerak yang efektif dan
terkendali. Silat sering digunakan dalam latihan sabung atau pertandingan.
Sedangkan silat adalah gerak beladiri yang sempurna, bersumber pada
kerohanian yang suci murni guna keselamatan diri atau kesejahteraan
bersama.
C. Kuda- Kuda Tengah Kangkang
Gambar 1. Kuda-kuda Tengah Kangkang
Menurut Atok Iskandar dalam Khasanah Pencak Silat (1997:35) Kuda- kuda
tengah kangkang adalah kuda- kuda yang kuat, banyak dilakukan serangan
atau tangkisan yang agak rendah. Pada kuda- kuda tengah kangkang
keseimbangan badan ada ditengah-tengah. Dari pinggang sampai kepala harus
20
ibu jari kak kiri dan kaki kanan. Untuklebih jelasnya kuda-kuda tengah
kangkang dapat dilihat pada gambar di atas.
D. Keterampilan Gerak Dasar
Seperti kita ketahui salah satu tujuan dari proses pembelajaran pendidikan
jasmani adalah untuk mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan
berbagai macam permainan dan olahraga. Untuk mencapai tujuan yang
diharapkan, pada proses pembelajaran pendidikan jasmani para siswa
diajarkan berbagai jenis olahraga, baik yang bersifat keterampilan maupun
yang bersifat permainan untuk mengembangkan kemampuan gerak dan
keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga.
Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan
dan tingkat kematangan. Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak
yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli Lutan
dalam Herman Tarigan (2003:23) membagi tiga gerakan dasar yang melekat
pada individu yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor, (3) manipulatif.
Rusli Lutan (2000:11) mendefinisikan gerak lokomotor adalah :
“Gerak yang digunakan untuk memudahkan tubuh dari satu tempat ke tempat
lain atau memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan
berguling”. Gerak non lokomotor “adalah keterampilan yang dilakukan tanpa
memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar
21
Sedangkan gerak manipualtif adalah keterampilan memainkan suatu proyek
baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh
yang lain.Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi kaki,
mata-tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang.
E. Kerangka Pikir
Kemampuan gerak secara efesian adalah awal yang perlu dilakukan untuk
penampilan yang terampil. Penampilan gerak dasar adalah hasil dari kerja otot
yang sangat terkoordinasi untuk menghasilkan gerakan yang diharapkan.
Keberhasilan dalam belajar teknik tergantung kekhususan unsur kondisi fisik
yang dominan, yang merupakan peningkatan dari komponen-komponen fisik
dasar seperti daya tahan, kekuatan, kelentukan, dan koordinasi yang baik.
Menurut Soekamto (1984:24) “Kerangka pikir adalah konsep yang
memerlukan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada
dasarnya berdimensi sosial yang dianggap relevan dengan peneliti.
F. Hipotesis Tindakan
Pada penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis dengan menggunakan alat
bantu sebagai berikut :
H1: Jika menggunakan alat bantu tali rafia yang dipancangkan pada
kedua atas sisi paha dapat mengontrol bentuk kuda-kuda siswa agar
tetap konsisten dan dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar
pencak silat kuda-kuda tengah kangkang pada siswa kelas V B SD
22
H2: Jika menggunakan alat bantu kursi (bangku sekolah) yang diangkat
pada saat siswa melakukan praktik gerakan kuda-kuda tengah
kangkang dapat mengontrol bentuk kuda-kuda mereka agar tetap
konsisten dan dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar pencak
silat kuda-kuda tengah kangkang pada siswa kelas V B SD
Muhammadiyah 1 Bandar Lampung.
H3: Jika menggunakan alat bantu menggendong kawan yang berat dan
tingginya hampir sama dapat mengontrol bentuk kuda-kuda mereka
agar tetap konsisten dan dapat meningkatkan pembelajaran gerak
dasar pencak silat kuda-kuda tengah kangkang pada siswa kelas V B
23
III. METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini dilakukan
dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman yang peneliti
tindak kelas (Clas room action research). Clas action research adalah
penelitian yang bersifat partisipatif dan kolaboratif.
Maksudnya, penelitiannya dilakukan sendiri oleh yang berkepentingan, yaitu
sipeneliti, dan diamati bersama dengan rekan-rekannya. Action research
berbeda dengan studi kasus karena tujuan, sifat kasusnya yang tidak unik
seperti studi kasus, dan prinsipnya yang tidak digunakan untuk menguji teori,
dan dilakukan sendiri oleh peneliti serta diamati oleh rekan-rekan peneliti.
Namun, kedua macam penelitian ini sama dalam hal, yaitu bahwa peneliti
tidak memikirkan tentang generalisasi hasil penelitiannya.
Dan dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya,
yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau di lapangan
dikarenakan ada 3 kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga
pengertian yang dapat diterangkan, (1) Penelitian menunjukkan pada suatu
kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan
24
dalam meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi
peneliti, (2) Tindakan menujuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk
merangkaikan siklus kegiatan siswa, dan (3) Kelas dalam hal ini tidak terikat
pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang kelas dalam penelitain, yang lebih
sepesifik seperti yang lama dikenal dalam bidang pendidikan dalam
pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa
sekelas yang sama dari guru yang sama pula (Arikunto 2006:3).
Dalam penelitian tindakan kelas terdapat tujuan serta manfaat. Adapun tujuan
PTK dapat digolongkan atas 6 jenis adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pertama adalah: Agar guru dapat melakukan perbaikan dan
peningkatan layanan professional guru dalam menangani proses
pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan refleksi
untuk mendiagnosis kondisi, kemudian mencoba secara sistematis
berbagai model pembelajaran alternatif yang diyakini secara teoretis dan
praktis dapat memecahkan masalah pembelajaran. Dengan kata lain, guru
melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan evaluasi, dan
refleksi.
2. Tujuan kedua adalah: Agar guru dapat melakukan pengembangan
keteranpilan yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai
persoalan aktual yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran. Tujuan ini
dilandasi oleh tiga hal penting, kebutuhan pelaksanaan tumbuh dari guru
25
terjadi secara hand-on dan mind-on, tidak dalam situasi artifisial,
produknya adalah sebuah nilai, karena keilmiahan segi pelaksanaan akan
didukung oleh lingkungan. Tujuan sertaan, menumbuh kembangkan
budaya meneliti di kalangan guru.
3. Tujuan ketiga adalah: Agar guru dapat memperbaiki pembelajaran yang
dikelolanya karena memang sasaran akhir PTK adalah perbaikan
pembelajaran. Perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru karena
ia sudah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
yang dikelolanya.
4. Tujuan keempat: Agar guru dapat lebih percaya diri dan PTK mampu
membuat guru berkembang sebagai pekerja profesional.
5. Tujuan kelima adalah: Agar guru mampu melakukan analisis terhadap
kinerjanya sendiri di dalam kelas sehingga menemukan kekuatan dan
kelemahan kemudian mengembangkan alternatif untuk mengatasi
kelemahanya.
6. Tujuan keenam adalah: Agar guru dapat berperan aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sendiri.
Kemudian manfaat dari penelitian tindakan kelas ini antara lain dapat dilihat
dan dikaji dalam beberapa komponen pendidikan dan/ atau pembelajaran di
kelas antara lain mencangkup:
1. Perbaikan dan peningkatan layanan professional guru dalam menangani
proses pembelajaran.
2. Pengembangan keteranpilan kurikulum untuk menanggulangi berbagai
26
3. Perbaikan kualitas pembelajran yang dikelolanya.
4. Dapat menjadi lebih percaya diri karena PTK mampu membuat guru
berkembang sebagai pekerja profesional.
5. Mampu melakukan analisis terhadap kinerjanya sendiri di dalam kelas
sehingga menemukan kekuatan dan kelemahan kemudian mengembangkan
alternatif untuk mengatasi kelemahanya.
6. Dapat berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
sendiri.
Pada penelitian tindakan ini berciri sebagai berikut:
a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual.
b. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah
dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik.
c. Dilakukan melalui putaran-putaran yang berspiral.
Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan
beberapa siklus yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindakan,
pengamatan (Observasi) dan tahap refleksi.
Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalaui putaran spiral
27
Bagan Model Penelitian Tindakan Kelas Suharsimi Arikunto (2007:16).
Keterangan gambar tahapan Penelitian Tindakan Kelas di atas :
Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Tindakan
Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat
oleh suatu tindakan.
Refleksi
Adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan.
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan Pelaksanaan
Refleksi Refleksi
28
Perbaikan rencana
Adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila
tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai
rencana.
B. Subjek Penelitian
Populasi menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa
populasi adalah keseluruan dari subjek penelitian. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas V B, SD Muhammadiyah 1 Bandar
Lampung tahun ajaran 2011/2012.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Suharsimi Arikunto
(1998 : 109) sedangkan menurut Sudjana (1996 : 184) sample adalah
sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama sehingga
betul-betul dapat mewakili populasi. Adapun subjek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas V B SD Muhammadiyah 1 Bandar Lampung yang
berjumlah 38 orang yang terdiri dari siswa putra 22 dan siswa putri 16 orang.
C. Tempat dan Waktu
a. Tempat penelitian
Di lapangan SD Muhammadiyah 1 Bandar Lampung.
b. Pelaksanaan penelitian
Lama waktu yang dilakukan dalam penelitian kurang lebih selama 1
bulan dan terdapat tiga siklus (6 kali pertemuan). Setiap siklus 2 kali
29
D.Proses Pembelajaran Keterampilan Gerak Dasar Pencak Silat Kuda-Kuda Tengah Kangkang
1. Siklus Pertama a. Rencana
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti,
penutup.
2. Menyiapkan alat berupa tali rafia yang dipancangkan pada kedua
paha pada saat pelaksanan gerakan kuda-kuda tengah kangkang
yaitu untuk proses pembelajaran dan instrumen yang dibutuhkan
untuk mengobservasi tindakan. Tali ini digunakan bertujuan agar
mengontrol bentuk kuda-kuda mereka tetap konsisten.
3. Menyiapkan siswa yang berjumlah 38 untuk berbaris sejumlah 6
baris pada saat proses pembelajaran.
b. Tindakan
1. Siswa dibariskan sebanyak 6 baris dengan jumlah 2 baris yang
beranggotakan sebanyak 7 orang dan sisanya 6 orang.
2. Siswa melakukan gerakan bentuk kuda-kuda tengah kangkang sesuai
dengan gerakan yang benar dan dicontohkan oleh guru (peneliti)
dalam gerak dasar pencak silat dalam tindakan siklus pertama.
3. Setiap siswa melakukan gerakan secara bergantian dan
30
c. Observasi
1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi dan berikan waktu
pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi
d. Refleksi
1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan oleh guru
dan peneliti.
2. Guru dan peneliti mendiskusikan rencana tindakan pada siklus
kedua
2. Siklus Kedua a. Rencana
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-
kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti,
penutup
2. Menyiapkan alat-alat kursi (bangku sekolah) ukuran kecil sebanyak
18 buah untuk proses pembelajaran dan instrumen yang dibutuhkan
untuk mengobservasi tindakan. Kursi (bangku sekolah) disini
digunakan agar bertujuan mengontrol bentuk kuda-kuda mereka
tetap konsisten yaitu dengan cara pertama duduk, kemudian posisi
bentuk kuda-kuda tengah kangkang.
3. Menyiapkan siswa berbaris sesuai jumlah untuk pembelajaran
b. Tindakan
1. Siswa dibariskan sesuai dengan banyaknya jumlah kursi
31
2. Kursi (bangku sekolah) kecil dipergunakan untuk membantu
mempertahankan bentuk kuda-kuda mereka dengan cara
diangkat masing-masing siswa setelah dibariskan dengan merata.
3. Setelah siswa siap, kemudian posisi kuda-kuda tengah kangkang
dengan gerakan yang benar dan dicontohkan oleh guru (peneliti)
dalam gerak dasar pencak silat sambil mengangkat kursi dalam
tindakan siklus kedua.
4. Setiap siswa melakukan gerakan secara bergantian dan
berulang-ulang.
c. Observasi
1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi dan berikan
waktu pengulangan kemudian dinilai atau dievaluasi
d. Refleksi
1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan oleh guru
dan peneliti
2. Guru dan peneliti mendiskusikan rencana tindakan pada siklus
Ketiga.
3. Siklus Ketiga a. Rencana
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan -
kegiatan yang
32
2. Menyiapkan berpasangan menggendong kawan yang berat dan
tingginya hampir sama sebanyak untuk proses pembelajaran dan
instrumen yang dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.
Menggendong kawan disini digunakan agar bertujuan mengontrol
bentuk kuda-kuda mereka tetap konsisten yaitu dengan cara
mengangkat kursi dengan posisi bentuk kuda-kuda tengah
kangkang.
3. Menyiapkan siswa berbaris sesuai jumlah untuk pembelajaran
4. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan
mengobservasi tindakan.
b. Tindakan
1. Setelah dibariskan dengan merata siswa dibariskan sesuai
dengan berat dan tinggi yang hampir sama.
2. Siswa menggendong kawan yang berat dan tingginya hampir
sama.
3. Kemudian siswa menggendong kawan dengan posisi gerakan
bentuk kuda-kuda tengah kangkang dengan gerakan yang benar
dan dicontohkan oleh guru (peneliti) dalam gerak dasar pencak
silat dalam tindakan siklus ketiga.
4. Setiap siswa melakukan gerakan secara bergantian dan
33
c. Observasi
1. Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan
waktu pengulangan dan dinilai maka dapat diketahui presentase
keberhasilan sehingga dapat disimpulkan.
d. Refleksi
1. Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes dengan materi
gerak dasar pencak silat kuda-kuda tengah kangkang mulai dari
siklus 1 sampai dengan siklus 3 berapa persen peningkatan yang
dicapai oleh siswa.
E.Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK
( Penelitian Tindakan Kelas ) di setiap siklusnya, menurut Freir and
Cuning Ham dalam Muhajir ( 1997: 58 )
Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK ( Penelitian Tindakan Kelas )
dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Alat itu berupa indikator – indikator serta alat bantu yang digunakan dalam proses penelitian berupa tali rafia, kursi dan berpasangan menggendong
kawan yang berat dan tingginya hampir sama digendong serta penilaian
34
F.Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya
data di analisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus
sebagai berikut :
P =
(Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997)
Keterangan : P : Prosentase keberhasilan.
f : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar.
n : Jumlah siswa yang mengikuti tes.
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dibuat skala
penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran.
Tabel 1. Penetapan KKM
Aspek yang dianalisis Kriteria dan skala penilaian
Kompleksitas Tinggi
Tabel 2. Poin/Skor Pada Setiap Kriteria yang Ditetapkan
Aspek yang dianalisis Kriteria Pensekoran
35
Jika indikator memiliki Kriteria Kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi,
dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah ;
Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa
yang dikatakan tuntas apabila :
1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ atau persentase ketercapaian % secara perorangan.
1. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat 85
% siswa yang telah mendapat nilai ≥ ( Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 79).
Dalam penelitian ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa,
jika jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit dari
pada sesudah siklus kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada
tindakan sisklus dan seterusnya, atau setiap pergantian siklus terjadi
55
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Dengan menggunakan alat bantu tali rafia yang dibentangkan sepanjang 6
meter sebanyak 6 buah dibuat untuk mengontrol kuda - kuda tengah
kangkang tetap konsisten pada siklus pertama dapat meningkatkan hasil
pembelajaran gerak dasar kuda – kuda tengah kangkang pada siswa kelas V B SD Muhammadiyah 1 Bandar Lampung.
2. Dengan menggunakan alat bantu kursi (bangku sekolah) ukuran kecil
sebanyak 19 buah pada siklus kedua dapat meningkatkan hasil
pembelajaran gerak dasar kuda - kuda tengah kangkang pada siswa kelas
V B SD Muhammadiyah 1 Bandar Lampung.
3. Dengan menggunakan alat bantu menggendong teman sesuai jenis
kelamin dengan berat badan kira-kira hampir sama pada siklus ketiga
dapat meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar kuda - kuda tengah
kangkang pada siswa kelas V B SD Muhammadiyah 1 Bandar Lampung.
B. Saran
56
1. Bagi peneliti agar terus mengembangkan hasil penelitian modifikasi alat
bantu untuk meningkatkan gerak dasar kuda - kuda tengah kangkang.
2. Bagi siswa kelas V B SD Muhammadiyah 1 Bandar Lampung agar terus
berlatih, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar gerak dasar kuda - kuda
tengah kangkang.
3. Bagi guru pendidikan jasmani agar penggunaan tali rafia, kursi (bangku
sekolah ) kecil dan saling berpasangan menurut jenis kelamin dan berat
badan sebagai modifikasi alat bantu yang dapat dijadikan acuan untuk
meningkatkan hasil belajar gerak dasar kuda - kuda tengah kangkang.
4. Bagi sekolah agar pembina sekolah dapat menjadikan referensi
penggunaan modifikasi alat bantu untuk meningkatkan gerak dasar kuda -
kuda tengah kangkang.
5. Bagi mahasiswa penjaskes agar penelitian ini dapat dijadikan referensi
untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar kuda - kuda tengah
kangkang.
6. Bagi Program Studi Penjaskes FKIP Universitas Lampung, agar penelitian
ini dapat dijadikan bahan kajian dalam pembelajaran gerak dasar kuda -
kuda tengah kangkang.
7. Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya kiranya penelitian ini dapat diteliti
57
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Abdurrahman. 2003. Belajar dan Hasil Belajar: PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Adang Suherman dan Agus Mahendra. 2001. Menuju Perkembangan Menyeluruh Menyiasati Kurikulum Pendidikan Jasmani Menengah Umum: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah Bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga. Jakarta.
Ade Mardiana, Purwadi dan Wira Indra Satya. 2008. Pendidikan Jasmani dan Olahraga: Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Terbuka. Jakarta.
Aip Syarifuddin, Eddy Suparman dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Anita J. Harrow. (1997). Belajar Motorik: Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Balai Pustaka. 2001. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. PT (Persero) Penerbitan dan Percetakan: Jakarta.
Depdiknas. 2004. Belajar Gerak (makalah). Menpora, Jakarta
Depdiknas. 2004/2005. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas.
58
PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hamalik. (2001 ). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bina Aksara Juarno. 1989. Pedoman Pembinaan Latihan Prestasi Olahraga Pencak Silat.
Jakarta: PB IPSI Jakarta
Muhajir, 2003. Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani. Bandung: Yudhistira. Mulyadi Lubis Hasan. BA. 1981. Pencak Silat. Medan: IKIP Medan
Notosoejitno. 1997. Khasanah Pencak Silat. Jakarta: CV. Sagung Seto Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.
Lutan Rusli dan Agung Suherman. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes, Depdikbud, Jakarta.
Rohani. 1997. Media Pembelajaran. (http://www.scribd.com/doc/23657962/
Media Pembelajaran). Diakses tanggal 25 Januari 2011, Pukul 13.05
WIB.
Roestiyah. 1998. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem: Reneka Cipta. Jakarta. Berprestasi Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pemdidikan dan Kebudayaan No. 22 Tahun Ke 5 Edisi Maret 2000.
Unila, 2008. Panduan Umum Universitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.