• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Biotek 1 Kelompok 7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makalah Biotek 1 Kelompok 7"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroorganisme identik dengan objek biologi yang amat kecil dan tidak dilihat dengan mata telanjang. Keberadaannya tidak terlihat namun penting di dalam kehidupan. Sejalan dengan perkembangan ilmu biologi masa kini, mikroorganisme ditelaah dan dimanfaatkan untuk kepentingan hidup manusia.

Mikrobiologi berasal dari bahasa yunani (micros adalah kecil dan bios adalah hidup dan logos adalah pengetahuan), jadi mikrobioloagi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk-makhluk hidup yang sangat kecil.

Dunia mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok jasad renik (makhluk halus). Kebanyakan bersel satu atau uniseluler. Ciri utama yang membedakan kelompok organisme tertentu dari mikroba yang lain adalah organisasi bahan selulernya. Dunia mikroba terdiri dari Monera (Virus dan sianobakteri), Protista, dan Fungi. Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri, jamur, dan virus. Secara umum, bakteri, jamur, dan virus mempunyai morfologi dan struktur anatomi yang berbeda. Di dalam kehidupannya beberapa mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus selalu dipengaruhi oleh lingkungannya dan untuk mempertahankan hidupnya mikroorganisme melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini dapat terjadi secara cepat serta bersifat sementara waktu dan dapat pula perubahan itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi bentuk morfologi serta struktur anatomi dari bakteri, jamur, dan virus. Untuk mengidentifikasikan suatu mikroorganime dapat dilakukan dengan mengetahui ekologi dan fisiologinya.

(2)

1. Bagaimana ekologi pada bakteri? 2. Bagaimana fisiologi pada bakteri? 3. Bagaimana morfologi pada bakteri? 4. Bagaimana reproduksi pada bakteri? 5. Bagaimana klasifikasi pada bakteri? 1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain sebagai salah satu syarat pemenuhan tugas mata kuliah Bioteknologi Pertanian. Selain itu juga sebagai bahan referensi bacaan mengenai ekologi, fisiologi bakteri yang meliputi morfologi, reproduksi, dan klasifikasi dari bakteri itu sendiri.

(3)

PEMBAHASAN

2.1 Bakteri

Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.

Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel. 2.2 Ekologi

Istilah ekologi pertama kali dekenalkan oleh ahli biologi Jerman, yaitu Ernst Haeckel (1834-1919). Ekologi berasal dari bahasa Yunani; oikos, artinya rumahatau tempat tinggal dan logos, artinya ilmu.

Jadi, dapat disimpulkan Ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan manusia untuk hidup bersama dan saling memengaruhi di dalam lingkungannya.

Lingkungan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang hidup dan tidak hidup di sekitar makhluk hidup tertentu.Makhluk hidup dipelajari dalam enam jenjang yang berbeda, yaitu:

(4)

3. Komunitas, berbagai populasi dari species yang berbeda hidup bersama.

4. Ekosistem, satu kelompok yang mempunyai ciri khas tersendiri yang terdiri dari beberapa komunitas yang berbeda.

5. Bioma, berbagai ekosistem yang terdapat di wilayah geografis yang sama dengan iklim dan kondisi lingkungan yang sama.

6. Biosfer, semua bioma yang ada di bumi yang membentuk tingkatan tertinggi dalam jenjang kehidupan.

Ekologi bakteri adalah ilmu khusus yang mengkaji hubungan bakteri dengan lingkungan biotik maupun abiotik. Terminologi ekologi mikroba mulai banyak digunakan sejak awal tahun 1960-an, 30 tahun kemudian hingga sekarang ekologi mikroba semakin berkembang seiring dengan meningkatnya perhatian masyarakat terhadap lingkungan.

Bakteri menduduki posisi kunci dalam menjaga keberadaan sumber daya alam dan energi dalam ekosistem global melalui aktivitas metabolit. Selain itu, bakteri berperan dalam transformasi bahan organik dan anorganik untuk mengatasi permasalahan lingkungan dan ekonomi, seperti :

1. Mengatasi buangan limbah padat atau cair. 2. Mengatasi keterbatasan pupuk nitrogen. 3. Penambangan logam.

4. Pengendalian hayati hama dan penyakit. 5. Produksi makanan dan pakaian.

6. Produksi minyak bumi atau energi. 7. Pemanfaatan limbah.

Ekologi umum (makroekoloi) dengan ekologi mikro memiliki perbedaan dalam metodologi. Ahli makroekologi menggunakan observasi lapangan dan survei kualitatif untuk kajian keragaman hayati, sedangkan laboratorium hanya untuk analisa dan uji kimia. Berbeda dengan ahli mikroekologi, mereka hanya melakukan sedikit kegiatan di lapangan, seperti mengoleksi sampel. Kerja yang sebenarnya dilakukan di laboratorium. Mereka menggunakan alat canggih sebagai pengganti observasi visual. Kemajuan teknologi tersebut memungkinkan penelitian ekologi pada lingkungan ekstrim. Perkembangan teknik molekuler membuka kemungkinan-kemungkinan baru dalam mempelajari ekologi mikroba, seperti :

(5)

RNA-nya.

2. Mengkaji keragaman komunitas melalui ekstraksi DNA.

2.2.1 Habitat dan Ekosistem a. Habitat

Habitat adalah tempat dimana terdapat organisme. tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak. Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan—paling tidak lingkungan fisiknya—di sekeliling populasi suatu spesies yang memengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut. Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.

Keberadaan mikroba/bakteri dalam suatu habitat dikelompokkan menjadi dua jenis, diantaranya:

 Autoktonus: - Berasal dari habitat - Metabolisme : adaptif

- Secara fisiologi : kompatibel dengan lingkungan fisik dan kimia

 Aloktonus - Asing/baru

- Tidak menduduki relung ekologi secara fungsional pada ekosistem tersebut

- Lama hidupnya bevariasi

- Pembentukan endospora terhindar dari predator b. Ekosistem Bakteri

Istilah ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh A.G. Tansley seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris. Ekosistem adalah suatu sistem yang saling terkait antara organisme hidup dan organisme tak hidup atau lingkungan fisiknya. Ciri ekosistem adalah sebagai berikut:  Memiliki sumber energi yang konstan, umumnya cahaya matahari

atau panas bumi pada ekosistem yang ditemukan di dasar laut yang dangkal.

 Populasi makhluk hidup mampu menyimpan energi dalam bentuk materi organik.

(6)

 Terdapat aliran energi dari satu tingkat ke tingkat yang lainnya. Contoh ekosistem diantaranya,

 Ekosistem alami, hutan

 Ekosistem binaan, agroekosistem  Ekosistem buatan, aquarium

Bakteri seperti halnya makhluk hidup lain, dapat dipelajari melalui 6 tingkatan yang berbeda. Tingkatan tersebut adalah individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma, dan biosfor.

1. Individu

Merupakan organisme tunggal. Contoh individu adalah satu sel bakteri Vibrio colera, satu sel bakteri Salmonella typhymurim, dll.

2. Populasi

Sekelompok bakteri dari spesies yang sama, secara kolektif menempati ruang atau tempat tertentu dalam waktu tertentu. Contoh; koloni Salmonella typhymurim. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam lingkup populasi adalah : antara populasi-populasi yang ada. Komunitas mikroba di alam dibagi dalam dua jenis, yaitu:

- Komunitas akuatik (lautan, danau, sungai, dan kolam)

- Komunitas terestrial (hutan, padang rumput, padang pasir, dll)

(7)

interaksi antar populasi.

Hubungan antar populasi ini menggambarkan keadaan yang saling menguntungkan sehingga terwujud suatu hubungan timbal balik yang positif (mutualisme) atau sebaliknya, salah satu dirugikan (parasitisme). Bila suatu komunitas sudah terbentuk, maka populasi-populasi yang ada haruslah berdampingan satu sama lain.

4. Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Pertumbuhan bakteri dipengauhi oleh berbagai faktor, dan setiap mikroba membutuhkan kondisi pertumbuhan yang berbeda. Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri.

Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembaban, dan cahaya. Jika ketiganya berada dalam kondisi normal, maka bakteri dapat tumbuh dengan baik, namun jika faktor-faktor pertumbuhan tersebut dalam kondisi yang tidak normal, maka pertumbuhan bakteri pun akan terhambat. Hal inilah yang disebut dengan keadaan/kondisi ekstrim yang dihadapi oleh berbagai mikroorganisme.

- Suhu

Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya bakteri dibagi menjadi 3 golongan:

1. Bakteri Psikrofil

Yaitu, bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0o-30o C, dengan suhu optimum 15o C.

2. Bakteri Mesofil

Yaitu, bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15o-55o C, dengan suhu optimum 25o - 40o C.

3. Bakteri Thermofil

(8)

Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93o-94o C.

- Kelembaban

Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban yang cukup tinggi kira-kira 80 %. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.

- Cahaya

Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat pertumbuhan atau menyebabkan kematian.

Seperti organisme lain, bakteri juga berinteraksi dengan bakteri lain yang sejenis maupun yang berbeda bahkan dengan organisme lain yang lebih besar dalam hal bermetabolisme, bergerak, berperilaku. Interaksi ini terjadi karena bakteri mempunyai bahasa tersendiri yang memungkinkan mereka berinteraksi satu sama lain yang dinamakan quorum sensing. Beberapa bentuk quorum sensing, diantaranya:

Vibrio harveyi yaitu terdiri dari (N-(3-hydroxy)-butanoly-L-homoserine lactone.

Photobacterium (vibrio) fisheri yaitu terdiri dari (N-(3-oxo)-hexanoly-L-homoserine lactone

 P. Aeruginosa yaitu bakteri gram negative opportunistic pathogen membentuk formasi biofilm.

Bakteri pada umumnya bersifat hetotrof. Hidupnya sebagai safprofit atau sebagai parasit. Namum, demikian, ada pula beberapa jenis yang mampu mengadakan asimilasi, jadi bersifat autotrof. Berdasar asalnya energi yang digunakan dalam asimilasi, bakteri yang bersifat autotrof itu dibedakan dalam 2 golongan yaitu :

(9)

Bakteri nitrit dengan mengoksidasi NH3, bakteri nitrat dengan mengoksidasi HNO2, Bakteri belerang dengan mengoksidasikan berbagai senyawa belerang.

b. Fotoautotrof, bila energi untuk asimilasi (fotosintesis) diperoleh dari cahaya matahari. Seperti pada tumbuhan hijau, bakteri yang dapat mengadakan fotosintesis adalah bakteri-bakteri yang memepunyai zat warna, dari golongan Thiothodaceae (bakteri belerang berzat warna). Bakteri yang hidup sebagai saprofit menggunakan sisa-sisa tumbuhan atau hewan substrat dan sumber kebutuhan hidupnya. Oleh kegiatan fisiologi bakteri yang menempatinya, substrat itu akan mengalami proses penguraian yang biasanya disertai dengan timbulnya energi. Proses itu dinamakan pembusukan bila terjadinya menimbulkan zat-zat yang berbau tidak sedap (busuk), dan dinamakan fermentasi bila merupakan suatu pernafasan intrataolekular. Dengan demikian bakteri-bakteri saprofit melalui proses penguraian menjadi pembersih sisa-sisa makhluk hidup.

Dari segi kebutuhannya akan oksigen bakteri dapat dibedakan dalam dua golongan yaitu bakteri aerob, bila untuk hidupnya memerlukan oksigen bebas, dan anaerob, bila dapat hidup tanpa oksigen bebas. Bakteri anaerob masih dapat dibedakan lagi dalam yang aerob secara obligat, artinya untuk kebutuhan terhadap oksigen bebas tidak mutlak, artinya tidak dapat hidup pula tanpa adanya oksigen bebas, bakteri itu dikatakan bersifat anaerob fakultatif. Perubahan pola hidup yang terjadi akibat sinyal autoinducer itu sangat beragam, yang dapat membuat bakteri merubah aktivitas fisiologis, seperti bersifat simbiosis, kompetisi, virulensi, memproduksi antibiotik, sporulasi, pembentukan biofilm, melakukan konjugasi, perubahan tingkat motilitas. Proses interaksi ini sangat diperlukan oleh bakteri untuk tetap bertahan hidup dilingkungannya.

Bentuk-bentuk interaksi yang terjadi pada bakteri antara lain:

 Interaksi positif dan kooperatif, terdiri atas:

(10)

2. Komensalisme yaitu salah satu spesies memperoleh keuntungan.

 Interaksi tanpa dampak simbiosis atau netralisme.

 Interaksi negatif:

1. Amensalisme yaitu salah satu spesies yang memproduksi dan mengeluarkan sejenis bahan yang merugikan spesies yang lain seperti antibiotik.

2. Predasi atau pemangsaan yaitu suatu spesies memakan spesies lainnya.

3. Kompetisi persaingan yaitu kedua spesies yang berinteraksi sehingga ada yang menderita atau dirugikan.

4. Parasitisme yaitu satu spesies bergantung hidup pada spesies lain.

Tabel 1.1 Bakteri merugikan yang dapat menyebabkan suatu gejala atau penyakit pada manusia.

No Nama Bakteri Penyakit yang ditimbulkan

1. Salmonella typhosa Tifus

2. Shigella dysenteriae Disentri basiler

3. Vibrio comma Kolera

4. Haemopilus influenza Influensa

5. Diplococcus pneumoniae Pneumonia (radang paru-paru) 6. Mycobacterium tuberculosis TBC paru-paru

7. Clostridium tetani Tetanus

8. Neiseria meningitis Meningitis (radang selaput otak) 9. Neiseria gonorrhoeae Gonorrhoeae (kencing nanah) 10. Treponema pallidum Sifilis atau Lues atau Raja singa 11. Mycrobacterium lepra Lepra (kusta)

12. Treponema pertenue Puru atau patek

Tabel 1.2 Bakteri merugikan yang dapat menyebabkan suatu gejala atau penyakit pada hewan ternak.

No Nama Bakteri Penyakit yang ditimbulkan 1. Brucella abortus Brucellosis pada sapi

2. Streptococcus agalactia Mastitis pada sapi (radang payudara)

3. Bacillus antrachis Antraks

(11)

5. Cytophaga columnaris Penyakit pada ikan

Tabel 1.3 Bakteri merugikan yang dapat menyebabkan suatu gejala atau penyakit pada tumbuhan.

No Nama Bakteri Penyakit yang ditimbulkan 1. Xanthomonas oryzae Menyerang pucuk batang padi 2. Xanthomonas campestris Menyerang tanaman kubis

3. Pseudomonas solanacaerum Penyakit layu pada famili terung-terungan 4. Erwinia amylovora Penyakit bonyok pada buah-buahan

2.3 Fisiologi Bakteri

2.3.1 Morfologi Bakteri

Satuan ukuran bakteri adalah mikrometer (µm) yang setara dengan 1/1000 mm atau 10-3 mm. Rata-rata ukuran bakteri antara 0,5-1,0 x 2,0-5,0 µm. Sel-sel individu bakteri dapat berbentuk seperti batang/basilus, spiral/helix dan bola/kokus. Masing-masing ciri ini penting dalam mencirikan morfologi suatu spesies.

(a) (b) (c) Gambar 1. Bentuk sel bakteri: (a) batang, (b) spiral dan (c) kokus.

Spesies-spesies tertentu bakteri menunjukkan adanya pola penataan sel, seperti berpasangan, gerombol, rantai atau filamen.

Bakteri basil adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder berupa pagar, roset dan rantai, dan mempunyai variasi sebagai berikut:

a. Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua

(12)

Gambar 2. Penataan bentuk bakteri batang: (a) pagar, (b) roset dan (c) rantai.

Gambar 3. Variasi basil

Bakteri spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung spiral biasanya dijumpai dalam bentuk sel tunggal dan mempunyai variasi sebagai berikut:

a. Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran

b. Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran

(13)

Gambar 4. Variasi spiril bakteri

Bakteri berbentuk kokus penataannya dapat berupa diplokokus (berpasangan), streptokokus (membentuk rantai), tetrakokus (kelompok 4 sel), stafilokokus (bergerombol) dan sarsina (kubus).

Gambar 5. Penataan bentuk bakteri kokus: (a) diplokokus, (b) stafilokokus, (c) tertakokus dan (d) sarsina.

Pada umumnya, para ahli menggolongkan struktur bakteri menjadi dinding luar, sitoplasma dan bahan inti.

(14)

Gambar 6. Struktur-struktur utama di luar dinding sel bakteri.

Struktur tambahan hanya dimiliki oleh jenis bakteri tertentu. Meliputi kapsul, flagelum, pilus/pili.

1. Flagelum (jamak: flagela): alat gerak bakteri, panjangnya beberapa kali panjang sel tapi diameter lebih kecil. Terbuat dari protein (flagelin). Flagel atau bulu cambuk adalah suatu benang halus yang keluar dari sitoplasma dan menembus dinding sel yang digunakan bakteri sebagai alat pergerakan. Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel. Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk batang ditemukan adanya flagel. Sedangkan bakteri kokus jarang sekali memiliki flagel. Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 – 0,1 mikro, dan panjangnya melebihi panjang sel bakteri.

Flagella dilekatkan pada tubuh sel bakteri oleh strutur kompleks yang mengandung kait dan badan basal. Kait ini berupa struktur pendek yang melengkung yang berfungsi sebagai sendi antara motor pada struktur basal dengan flagella. Badan basal terdiri dari cincin-cincin, satu pasang pada bakteri gram positif dan dua pasang pada bakteri gram negative. Cinicin berlabel L dan P tidak terdapat pada sel bakteri gram positif. Macam flagela:

(15)

b. Bakteri lofotriik yaitu bakteri yang mempunyai sekelompok flagel yang terletak pada salah satu ujungnya. Contoh : Rhodospirillum rubrum.

c. Bakteri amfitrik yaitu bakteri yang mempunyai masing-masing seberkas flagella atau satu flagel yang terletak pada kedua ujungnya. Contoh : Pseudomonas aeruginosa.

d. Bakteri peritriik yaitu bakteri yang mepunyai flagel yang terletak diseluruh permukaan sel. Contoh : Salmonella thyposa.

e. Bakteri atriik, yaitu bakteri yang tidak mepunyai flagel, contohnya : Klebsiella sp dan Shigella sp.

Gambar 7. Macam-macam flagel

(16)

1. Pilus F (pilus seks), yaitu pintu gerbang masuknya bahan genetik saat perkawinan bakteri.

2. Alat untuk melekatkan diri pada berbagai permukaan.

3. Kapsula merupakan lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu. Kebanyakan bakteri mempunyai lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel seluruhnya Jika lapisan lendir ini cukup tebal maka bungkus ini disebut kapsula. Kapsul tersusun atas polisakarida dan air. Fungsi kapsula yaitu:

a. Pelindung sel dari faktor lingkungan yang merugikan.

b. Gudang makanan cadangan (tersusun dari polisakarida: gula sederhana, gula amina, asam gula dan campurannya).

c. Sifat patogenitas (penyebab penyakit) dan bila kapsula dihilangkan kemampuan menyebabkan infeksi akan hilang.

Dalam sel bakteri terdapat membran sitoplasma, protoplasma, inti, organel-organel lain yang memiliki peran masing-masing.

Membran sitoplasma/membran protoplasma/membran plasma terletak langsung di bawah dinding sel dengan ketebalan sekitar 7,5 nm. Fungsinya adalah mengendalikan lalu-lintas substansi kimiawi dalam larutan untuk masuk ke dalam dan keluar sel.

Mesosom merupakan membran sitoplasma yang melipat-lipat ke arah dalam sel yang berfungsi untuk memperluas permukaan dalam sel.

Ribosom adalah partikel yang terikat pada membran atau partikel bebas dalam sitoplasma dan berfungsi dalam sintesa protein. Tersusun dari RNA (40-60%) yang merupakan cetakan pembentuk rangkaian asam amino menjadi protein.

Sitoplasma merupakan suatu koloid yang terdiri dari kandungan isi sel (mesosom, ribosom, inti dll) dan senyawa kehidupan (karbohidrat, protein, enzim dll).

(17)

Dinding sel merupakan struktur yang kaku dan memberikan bentuk pada sel. Tebal 10-35 nm (1 nm = 10-3 µm). Komposisi kimiawi dinding sel terdiri dari: (1) peptidoglikan yang memberikan struktur kaku, (2) asam tekoat, (3) protein, (4) polisakarida, (5) lipoprotein dan (6) lipopolisakarida.

Gambar 8. Struktur-struktur utama yang terdapat di dalam dinding sel bakteri. Fungsi dinding sel yaitu:

1. Memberi perlindungan kepada lapisan protoplasma. 2. Berperan dalam reproduksi sel.

3. Ikut mengatur pertukaran zat dari dalam dan ke luar sel (sifat semipermeabel).

4. Mempertahankan tekanan osmotik bakteri. Tekanan osmotik di dalam bakteri berkisar antara 5-20 atmosfer.

5. Klasifikasi bakteri menjadi gram positif dan gram negatif.

 Gram Positif

(18)

Bakteri gram positif seperti Staphylococcus

aureus (bakteri patogen yang umum pada manusia) hanya mempunyai membran

plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan. Sekitar 90 persen

dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan sedangkan sisanya berupa molekul lain bernama asam teikhoat.

Bakteri gram positif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- Struktur dinding sel yang tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.

- Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal.

- Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.

- Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.

- Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.

- Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit. - Lebih resisten terhadap gangguan fisik.

- Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut - Tidak peka terhadap streptomisin

- Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin

 Gram Negatif

Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah bila diamati dengan mikroskop.

Bakteri gram negatif (seperti E. coli) memiliki sistem membran ganda di mana membran pasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel. Bakteri

(19)

ini mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di antara membran dalam dan membran luarnya.

Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:

- Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.

- Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.

- Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.

- Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.

- Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana. - Tidak resisten terhadap gangguan fisik.

- Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat - Peka terhadap streptomisin

- Toksin yang dibentuk Endotoksin 2.3.2 Reproduksi Bakteri

Bakteri bereproduksi secara vegetatif dengan membelah diri secara biner. Pada lingkungan yang baik bakteri dapat membelah diri tiap 20 menit. Pembuahan seksual tidak dijumpaipada bakteri, tetapi terjadi pemindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain tanpa menghasilkan zigot. Peristiwa ini disebut proses paraseksual. Ada tiga proses paraseksual yang telah diketahui, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.

Namun, proses pembiakan cara seksual berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam proses pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya pada eukarion, yang terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika (rekombinasi genetik). Berikut ini beberapa cara pembiakan bakteri dengan cara rekombinasi genetik dan membelah diri. a. Rekombinasi Genetik

Adalah pemindahan secara langsung bahan genetic (DNA) di antara dua sel bakteri melalui proses berikut:

(20)

Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel bakteri yang satu ke sel bakteri yang lain. Pada proses transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung. Cara transformasi ini hanya terjadi pada beberapa spesies saja. Contohnya : Streptococcus pnemoniaeu, Haemophillus, Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas.

Gambar 11. Transformasi

Diduga transformasi ini merupakan cara bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya pada bakteri Pneumococci yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi kebal antibiotik karena transformasi. Proses ini pertama kali ditemukan oleh Frederick Grifith tahun 1982.

(21)

Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan

perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan ganda ADN dipisahkan dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri). Bila virus– virus baru sudah terbentuk dan akhirnya

menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang nonvirulen (menimbulakan respon lisogen) memindahkan ADN dan bersatu dengan ADN inangnya, Virus dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk profag. Ketika terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal dengan partikel transduksi (transducing particle). Proses inilah yang dinamakan Transduksi. Cara ini dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg pada tahun 1952.

3. Konjugasi

Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan –) dengan membentuk jembatan untuk pemindahan materi genetik. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri donor ke sel bakteri

Gambar 12. Transduksi

(22)

penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel penerima dan ADN dipindahkan melalui pilus tersebut. Kemampuan sel donor memindahkan ADN dikontrol oleh faktor pemindahan ( transfer faktor = faktor F ).

b. Pembelahan Biner

Pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel induknya. Pembelahan biner mirip mitosis pada sel eukariot. Badanya, pembelahan biner pada sel bakteri tidak melibatkan serabut spindle dan kromosom. Pembelahan biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut:

1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus. 2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang. 3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang

segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni.

Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel. Tetapi pembelahan bakteri mempunyai faktor pembatas misalnya kekurangan makanan, suhu tidak sesuai, hasil eksresi yang meracuni bakteri, dan adanya organisme pemangsa bakteri. Jika hal ini tidak terjadi, maka bumi akan dipenuhi bakteri.

Sel induk

Pemanjangan sel

Distribusi bahan nukleus

(23)

Gambar 14. Perbanyakan bakteri dengan pembelahan biner melintang. Berdasarkan sumber makanan untuk menghasilkan energi bakteri dibagi 2 kelompok:

a. Autotroph: menghasilkan makanannya sendiri dari bahan-bahan anorganik. Contoh: bakteri nitrifikasi, pengoksidasi sulfur, pereduksi sulfat dan bakteri pelarut fosfat.

b. Heterotroph: mendapatkan makanan dari bahan organik yang telah ada. Contoh: bakteri pengikat N udara.

Bakteri Nitrifikasi berperan dalam transformasi unsur nitrogen (N) sehingga dapat digunakan oleh tanaman. Nitrifikasi adalah proses pengubahan (proses oksidasi) amonium menjadi nitrat dengan reaksi sbb:

NH4+ NO2- NO3

-Proses pengubahan amonium menjadi nitrit berlangsung karena adanya bakteri nitrosomonas sedangkan perubahan nitrit menjadi nitrat karena adanya bakteri nitrobacter.

Bakteri pelarut fosfat (BPF) berperan dalam penyediaan unsur fosfor (P) sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Salah satu permasalahan pada tanah tropika adalah ketersediaan unsur P yang terbatas bagi tanaman. Hal tersebut dikarenakan unsur P terikat oleh unsur Fe (membentuk ikatan Fe-P = stringit), terikat oleh unsur Al (membentuk ikatan Al-P = varisit) dan dapat juga terikat oleh unsur Ca (membentuk ikatan Ca-P). Bakteri pelarut fosfat dapat memutuskan ikatan-ikatan tersebut dengan cara dihasilkannya asam-asam organik sehingga P menjadi terlarut atau pembentukan ikatan komplek antara senyawa organik dengan Al dan Fe sehingga P dapat digunakan oleh tanaman.

(24)

sehingga dapat digunakan oleh tanaman. Bakteri penambat N ada yang hidup bersimbiosis dalam bintil akar tanaman leguminosa. Dalam hal ini tanaman menyediakan makanan dan bahan organik untuk bakteri sedangkan tanaman mendapatkan N yang diikat bakteri dari udara. Contoh bakteri penambat N yang hidup bersimbiosis dengan perakaran leguminosa adalah Rhizobium. Ada juga bakteri penambat N yang hidup bebas di dalam tanah contohnya adalah Clostridium pasteurianium dan Azotobacter chroococcum. Jumlah N yang diikat oleh bakteri simbiotik dan non simbiotik berkisar antara 28-56 kg/ha/tahun.

2.3.3 Klasifikasi Bakteri

Acuan standar untuk klasifikasi dan identifikasi bakteri adalah Bergey’s Manual of Systematics Bacteriology yang dirintis oleh David Hendricks Bergey (1860 -1937) kini edisi ke-8. Bergey’s Manual mengelompokkan bakteri menjadi 19 kelompok yang didasarkan kepada beberapa kriteria yang dapat ditetapkan dengan mudah.

Berikut uraian ciri-ciri pengenal yang utama untuk setiap kelompok bakteri. Masing-masing mengandung berbagai kategori taksonomi; beberapa mulai dari ordo yang lain dari famili; akan tetapi semuanya berakhir dengan genus dan spesies.

1. Bakteri Fototropik

- Mengandung pigmen seperti klorofil - Melakukan fotosintesis

- Bentuk sel: bulat, batang, vibrio, spiral - Gram negatif

- Bergerak dengan flagela, ada juga nonmotil - Berpigmen: ungu, hijau

- Habitat: lingkungan akuatik

- Contoh: Purple sulfur: Chromatium vinosum, Thiospirillum jenense, Thiopedia rosea, Green sulfur bacteria: Chlorobium limicola, Prosthecochloris aestuarii, Pelodictyon clathratiforme

(25)

- Mempunyai tubuh buah (struktur yang membentuk spora) yang berlendir (miksobakter)

- Sel-sel individu dapat meluncur pada permukaan walau tidak memiliki flagela

- Gram negatif

- Habitat: tanah, bahan tumbuhan membusuk, lingkungan akuatik

3. Bakteri Berselonsong

- Sel-sel berbentuk batang yang diselubungi selongsong dari deposit besi atau mangan yang tidak larut

- Habitat: lingkungan akuatik, limbah - Gram negatif

- Membentuk pelekap (dasar penghisap) untuk menempelkan diri pada permukaan.

4. Bakteri Kuncup/Berapendiks

- Membentuk tonjolan berbentuk filamen yang disebut prosteka - Perbanyakan dengan berkuncup atau membelah

- Mempunyai pelekap untuk menempel pada permukaan - Habitat: tanah, lingkungan akuatik

5. Bakteri Spiroket

- Sel-sel langsing, lentur dan terpilin-pilin - Gram negatif

- Saprofit dan parasit

- Habitat: tanah, lingkungan akuatik, daerah genital (alat kelamin) makhluk hidup

- Contoh: Penyebab sifilis Treponema pallidum 6. Bakteri Spiral dan Lengkung

- Seperti spiroket tapi tidak lentur - Saprofit dan parasit

- Gram negatif

(26)

- Contoh: penyebab keguguran misalnya Campylobacter fetus 7. Bakteri Batang dan Kokus Aerobik Gram Negatif

- Bentuk sel: batang, lonjong, bola - Aneka ragam bentuk dan jumlah

- Motil karena flagela ada juga yang nonmotil

- Aerobik

- Gram negatif

- Beberapa menambat N udara, mengoksidasi senyawa-senyawa berkarbon, perombak bahan organik

- Habitat: tanah, lingkungan akuatik

- Ada yang patogen misalnya penyakit demam kelinci (tularemia) oleh Francisella tularensis

8. Bakteri Batang Anaerobik Fakultatif Gram Negatif - Bentuk batang

- Motil karena flagela peritrikus, nonmotil - Anaerobik fakultatif

- Gram negatif

- Habitat: tanah, lingkungan akuatik, makanan, air seni, tinja - Contoh: Patogenik bagi manusia, hewan, tumbuhan misalnya

Salmonella tiphy penyebab penyakit tifus, Escherichia coli 9. Batang Gram Negatif Anaerobik

- Bentuk batang

- Motil karena flagela peritrikus atau monotrikus, ada juga yang nonmotil

- Anaerob obligat

- Habitat: rongga-ronga saluran pencernaan pada manusia dan hewan

10. Kokobasilus dan Kokus Gram Negatif

- Nonmotil

(27)

- Contoh: Patogenik Neisseria gonorrhoeae (penyebab penyakit kelamin gonorhoe) dan Neisseria meningitidis (penyebab radang selaput otak)

11. Kokus Anaerobik Gram Negatif

- Nonmotil

- Anaerobik

- Tidak patogen

12. Bakteri Kemolitotropik Gram Negatif

- Kemampuan menghasilkan energi dari oksidasi zat-zat kimia anorganik (kemolitotropik)

- Penting di lingkungan karena memanfaatkan N, S, Fe, Mn (bakteri nitrifikasi, pengoksidasi sulfur)

- Bentuk: bulat, batang, spiral

- Habitat: tanah, lingkungan akuatik, limbah, air asam tambang 13. Bakteri Penghasil Metan

- Gas metan dibentuk dalam kondisi anaerobik

- Habitat: lingkungan akuatik, perut hewan pemamah biak seperti sapi (rumen), limbah

- Gram positif atau gram negatif - Bentuk: bola, batang, spiral 14. Kokus Gram Positif

- Banyak patogen bagi manusia dan hewan

- Nonmotil

- Anaerobik fakultatif - Heterotrofik

- Habitat: tanah, lingkungan akuatik, kulit dan selaput lendir pada hewan dan manusia

15. Batang dan Kokus Pembentuk Endospora - Kemampuannya membentuk spora

(28)

- Bakteri dan sporanya tersebar luas di tanah sehingga dapat bertahan hidup lama

- Gram positif

16. Bakteri Batang Gram Positif Tidak Membentuk Spora - Dominan Lactobasilus (erat kaitannya dengan susu) - Memfermentasi gula susu (laktose) menjadi asam laktat - Habitat: produk persusuan dan fermentasi

17. Aktinomisetes

- Membentuk filamen (hifa) bercabang - Gram positif

- Nonmotil

- Contoh: banyak yang patogen misalnya penyebab kaki gajah (lumpy jawa/madura foot) pada manusia dan hewan oleh Actinomyces israelli, memberi aroma khas pada tanah saat awal hujan (geosmin) 18. Riketsia

- Gram negatif

- Nonmotil

- Parasit obligat intraselular

- Habitat: serangga pembawa, burung, mamalia (termasuk manusia)

- Contoh: patogen berbagai penyakit: demam tifus, demam bercak Rocky Mountains yang ditularkan lewat serangga pengisap darah, penyakit mata oleh Chlamidomonas trachomatis

19. Mikoplasma

- Tidak ada dinding sel sejati

- Ukuran sangat kecil: bola (diameter 125-250 nm) - Gram negatif

- Anaerobik fakultatif

(29)

2.3.4 Penamaan Bakteri

Di dalam biologi terdapat ketentuan dalam memberi nama suatu spesies. Carolus Linnaeus memberi nama spesies dengan dua kata yan diambil dari bahasa Latin atau dilatinkan. Pemberian nama dengan dua kata itu dikenal dengan istilah binomial nomenklatur. Ketentuan penamaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Nama spesies terdiri dari dua kata dalam bahasa Latin atau kata yang dilatinkan.

2. Nama pertama menunjukan nama genus, oleh sebab itu huruf pertama menggunakan huruf kapital.

3. Nama kedua merupakan nama spesifik atau penunjuk jenis yang huruf awalnya ditulis dengan huruf kecil.

4. Nama spesies dicetak miring atau digaris bawah, atau dicetak dengan huruf yang berbeda dengan teks yang lain. Tujuan dicetak miring atau diberi garis bawah adalah agar nama-nama itu mudah terbaca di dalam teks.

5. Nama ilmiah yang lengkap perlu mencantumkan nama penulis (nama keluarga atau singkatannya). Penulis adalah orang yang pertama kali memberi nama, mendeskripsikan, dan menerbitkan publikasi tentang organisme tersebut.

Sebagai contoh kita ambil Streptococcus lactis, yaitu yang terkenal sebagai pengasam susu. Bakteri ini termasuk :

1. Kingdom (Regnum) – Tumbuhan 2. Divisio – Protophyta

(30)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan manusia untuk hidup bersama dan saling memengaruhi di dalam lingkungannya.

Makhluk hidup dipelajari dalam enam jenjang yang berbeda, yaitu: 1. Individu

2. Populasi 3. Komunitas 4. Ekosistem 5. Bioma 6. Biosfer

Ekologi bakteri adalah ilmu khusus yang mengkaji hubungan bakteri dengan lingkungan biotik maupun abiotik.

Habitat adalah tempat dimana terdapat organisme tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak.

Keberadaan mikroba/bakteri dalam suatu habitat dikelompokkan menjadi dua jenis, diantaranya:

 Autoktonus:

 Aloktonus

Ekosistem adalah suatu sistem yang saling terkait antara organisme hidup dan organisme tak hidup atau lingkungan fisiknya.

Bakteri seperti halnya makhluk hidup lain, dapat dipelajari melalui 6 tingkatan yang berbeda.

1. Individu

(31)

2. Populasi

Sekelompok bakteri dari spesies yang sama, secara kolektif menempati ruang atau tempat tertentu dalam waktu tertentu. Contoh; koloni Salmonella typhymurim.

3. Komunitas

Suatu kesatuan hidup populasi-populasi mikroba disuatu wilayah atau, komunitas terbentuk dari berbagai hasil interaksi di antara populasi-populasi yang ada.

4. Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik anatar makhluk hidup dengan lingkungannya.

Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembaban, dan cahaya.

- Suhu

- Kelembaban - Cahaya

Bakteri pada umumnya bersifat hetotrof. Hidupnya sebagai safprofit atau sebagai parasit. Namum, demikian, ada pula beberapa jenis yang mampu mengadakan asimilasi, jadi bersifat autotrof. Bakteri yang bersifat autotrof itu dibedakan dalam 2 golongan yaitu :

a. Kemoautotrof b. Fotoautotrof

Bentuk-bentuk interaksi yang terjadi pada bakteri antara lain:

 Interaksi positif dan kooperatif.

 Interaksi tanpa dampak simbiosis atau netralisme.

 Interaksi negatif. Fisiologi Bakteri

Satuan ukuran bakteri adalah mikrometer (µm) yang setara dengan 1/1000 mm atau 10-3 mm. Rata-rata ukuran bakteri antara 0,5-1,0 x 2,0-5,0 µm. Sel-sel individu bakteri dapat berbentuk seperti batang/basilus, spiral/helix dan bola/kokus.

(32)

a. Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua

b. Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai Bakteri spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung spiral biasanya dijumpai dalam bentuk sel tunggal dan mempunyai variasi sebagai berikut:

a. Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran b. Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran

Bakteri kokus penataannya dapat berupa diplokokus (berpasangan), streptokokus (membentuk rantai), tetrakokus (kelompok 4 sel), stafilokokus (bergerombol) dan sarsina (kubus).

Struktur tambahan hanya dimiliki oleh jenis bakteri tertentu. Meliputi kapsul, flagelum, pilus/pili.

1. Flagelum (jamak: flagela): alat gerak bakteri, panjangnya beberapa kali panjang sel tapi diameter lebih kecil. Macam flagela:

a. Bakteri monotriik yaitu bakteri yang memiliki flagel tunggal pada salah satu ujungnya. Contoh : Vibrio cholerae.

b. Bakteri lofotriik yaitu bakteri yang mempunyai sekelompok flagel yang terletak pada salah satu ujungnya. Contoh : Rhodospirillum rubrum.

c. Bakteri amfitrik yaitu bakteri yang mempunyai masing-masing seberkas flagella atau satu flagel yang terletak pada kedua ujungnya. Contoh : Pseudomonas aeruginosa.

d. Bakteri peritriik yaitu bakteri yang mepunyai flagel yang terletak diseluruh permukaan sel. Contoh : Salmonella thyposa.

e. Bakteri atriik, yaitu bakteri yang tidak mepunyai flagel, contohnya : Klebsiella sp dan Shigella sp.

2. Pilus/Fimbria (jamak: pili/fimbriae) adalah benang-benang halus yang menonjol keluar dari dinding sel.

Fungsi pilus:

a. Pilus F (pilus seks), yaitu pintu gerbang masuknya bahan genetik saat perkawinan bakteri.

b. Alat untuk melekatkan diri pada berbagai permukaan.

c. Kapsula merupakan lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu. Fungsi kapsula yaitu:

(33)

 Gudang makanan cadangan (tersusun dari polisakarida: gula sederhana, gula amina, asam gula dan campurannya).

 Sifat patogenitas (penyebab penyakit) dan bila kapsula dihilangkan kemampuan menyebabkan infeksi akan hilang. Membran sitoplasma/membran protoplasma/membran plasma terletak langsung di bawah dinding sel dengan ketebalan sekitar 7,5 nm. Fungsinya adalah mengendalikan lalu-lintas substansi kimiawi dalam larutan untuk masuk ke dalam dan keluar sel.

Mesosom merupakan membran sitoplasma yang melipat-lipat ke arah dalam sel yang berfungsi untuk memperluas permukaan dalam sel.

Ribosom adalah partikel yang terikat pada membran atau partikel bebas dalam sitoplasma dan berfungsi dalam sintesa protein. Tersusun dari RNA (40-60%) yang merupakan cetakan pembentuk rangkaian asam amino menjadi protein.

Sitoplasma merupakan suatu koloid yang terdiri dari kandungan isi sel (mesosom, ribosom, inti dll) dan senyawa kehidupan (karbohidrat, protein, enzim dll).

Inti/nukleus bakteri mempunyai bahan inti sel (DNA) yang tidak berdinding dan berselaput (prokaryon).

Dinding sel merupakan struktur yang kaku dan memberikan bentuk pada sel. Tebal 10-35 nm (1 nm = 10-3 µm). Komposisi kimiawi dinding sel terdiri dari: (1) peptidoglikan yang memberikan struktur kaku, (2) asam tekoat, (3) protein, (4) polisakarida, (5) lipoprotein dan (6) lipopolisakarida. Fungsi dinding sel yaitu:

a. Memberi perlindungan kepada lapisan protoplasma. b. Berperan dalam reproduksi sel.

c. Ikut mengatur pertukaran zat dari dalam dan ke luar sel (sifat semipermeabel).

d. Mempertahankan tekanan osmotik bakteri. Tekanan osmotik di dalam bakteri berkisar antara 5-20 atmosfer.

(34)

 Gram Positif

Gram-positif adalah bakteri yang mempertahankan zat

warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan gram sehingga akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop.

 Gram Negatif

Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah bila diamati dengan mikroskop. Reproduksi Bakteri

a. Rekombinasi Genetik

Adalah pemindahan secara langsung bahan genetic (DNA) di antara dua sel bakteri melalui proses berikut:

1. Transformasi 2. Transduksi 3. Konjugasi b. Pembelahan Biner

Pembelahan biner mirip mitosis pada sel eukariot. Pembelahan biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut:

1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.

2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.

3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Berdasarkan sumber makanan untuk menghasilkan energi bakteri dibagi 2 kelompok:

a. Autotroph b. Heterotroph

Klasifikasi Bakteri

(35)

1. Bakteri Fototropik 2. Bakteri Luncur 3. Bakteri Berselonsong

4. Bakteri Kuncup/Berapendiks 5. Bakteri Spiroket

6. Bakteri Spiral dan Lengkung

7. Bakteri Batang dan Kokus Aerobik Gram Negatif 8. Bakteri Batang Anaerobik Fakultatif Gram Negatif 9. Batang Gram Negatif Anaerobik

10. Kokobasilus dan Kokus Gram Negatif 11. Kokus Anaerobik Gram Negatif 12. Bakteri Kemolitotropik Gram Negatif 13. Bakteri Penghasil Metan

14. Kokus Gram Positif

15. Batang dan Kokus Pembentuk Endospora

16. Bakteri Batang Gram Positif Tidak Membentuk Spora 17. Aktinomisetes

18. Riketsia 19. Mikoplasma Penamaan Bakteri

Pemberian nama dengan dua kata itu dikenal dengan istilah binomial nomenklatur. Ketentuan penamaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Nama spesies terdiri dari dua kata dalam bahasa Latin atau kata yang dilatinkan.

2. Nama pertama menunjukan nama genus, oleh sebab itu huruf pertama menggunakan huruf kapital.

3. Nama kedua merupakan nama spesifik atau penunjuk jenis yang huruf awalnya ditulis dengan huruf kecil.

4. Nama spesies dicetak miring atau digaris bawah, atau dicetak dengan huruf yang berbeda dengan teks yang lain. Tujuan dicetak miring atau diberi garis bawah adalah agar nama-nama itu mudah terbaca di dalam teks.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2014. “Makalah Bakteri”.http://fariiedhaa.blogspot.com/2013/12/ makalah-bakteri.html . Akses tanggal 27 Agustus 2014. Jatinangor. Anonymous. 2014. “Struktur dan Morfologi Bakteri”.

http://devacurii.wordpress.com/2012/11/01/struktur-dan-morfologi-bakteri/. Akses tanggal 27 Agustus 2014. Jatinangor.

Anonymous. 2014. “Bakteri”. http://wikipedia.com/. Akses tanggal 30 Agustus 2014. Jatinangor.

Herdiyanto, Diyan. 2009. “Modul BAKTERI”. Paper pada Laboratorium Biologi dan Bioteknologi Tanah, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jatinangor.

Gambar

Tabel 1.2 Bakteri merugikan yang dapat menyebabkan suatu gejala atau
Gambar 1. Bentuk sel bakteri: (a) batang, (b) spiral dan (c) kokus.
Gambar 3. Bakteri berbentuk spiral dijumpai dalam bentuk sel tunggal.
Gambar 4. Variasi spiril bakteri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tanda kurung siku dipakai untuk hal-hal berikut. 1) Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang

Jika faktur tulang panggul dapat menimbulkan kontusio atau ruptur kandung kemih,tetapi hanya terjadi memar pada diding buli-buli dengan hematura tanpa ekstravasasi

Note: 1 SATUAN dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran JUMLAH HARGA BAHAN JUMLAH HARGA BAHAN. JUMLAH HARGA PERALATAN JUMLAH

Adapun tujuan dan manfaat dari rekrutmen karyawan melalui penyeleksian ini agar karyawan yang diterima nantinya mencapai pelaksanaan pekerjaan yang diharapkan perusahaan,

Secara keseluruhan dari hasil penelitian menggunakan model CIPP ( context, input, process, produc t) bahwa kinerja kemitraan agribisnis Gapoktan Maju Bersama dengan

Tipe paling umum dari mesin ini adalah mesin pembakaran dalam putaran empat stroke yang membakar bensin. Pembakaran dimulai oleh sistem ignisi yang membakaran spark

di Sulawesi Tenggara. Di samping itu, ditemukan satu rekaman baru untuk Sulawesi Tenggara yaitu Nageia wallichiana. Jenis tersebut dilaporkan dijumpai di Sulawesi Utara dan

 b. Seorang ibu 'ang ter#ena TBC merasa ana#n'a pasti ter#ena TBC pula. amilial perspe)ti(e  b. So)ial perspe)ti(e ). Seorang pria atang memeri#sa#an irin'a #e o#ter