• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN GEOGRAFI PENGRAJIN KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN GEOGRAFI PENGRAJIN KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

TINJAUAN GEOGRAFI PENGRAJIN KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA KECAMATAN BANYUMAS

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012 Oleh

AZAM SAH RONI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinjauan Geografi pengrajin Kain Perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu tahun 2012, dengan titik tekan kajian pada ketersediaan bahan baku, pemasaran, tenaga kerja, modal, sarana transportasi dan pendapatan pengrajin kain perca.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, objek penelitian ini adalah tinjauan geografi kerajinan kain perca dengan sumber data yaitu pengrajin kain perca. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi lapangan dan wawancara terstruktur. Analisis data menggunakan persentase sebagai dasar interpretasi dan deskripsi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) 6 orang pengrajin (54,54%) menyatakan bahan baku kerajinan kain perca dalam 1 bulan terakhir tidak mudah didapatkan, dan 5 orang pengrajin (45,45%) menyatakan bahan baku kerajinan kain perca dalam 1 bulan terakhir mudah didapatkan. (2) Pengrajin yang menyatakan lancar dalam pemasaran di 1 bulan terakhir berjumlah 7 orang (63,63%), sedangkan yang menyatakan tidak lancar pemasarannya berjumlah 4 orang (36,36%). (3) 11 orang pengrajin (100%) menyatakan mudah dalam mendapatkan tenaga kerja. (4) 11 orang pengrajin (100%) menyatakan bahwa modal sangat mendukung dalam kegiatan produksi kerajinan kain perca. (5) 11 orang pengrajin (100%) menyatakan bahwa keberadaan sarana transportasi sangat mendukung. (6) Pendapatan total pengrajin kain perca di Desa Sukamulya dalam 1 bulan terakhir adalah Rp42.415.000,-. Pendapatan rata-rata seluruh pengrajin adalah Rp3.855.900,-. Pendapatan tertinggi adalah sebesar Rp.6.500.000,- dan pendapatan terendah adalah sebesar Rp2.0450.000,-.

(2)

TINJAUAN GEOGRAFI PENGRAJIN KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA KECAMATAN BANYUMAS

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012 (Skripsi)

Oleh

AZAM SAH RONI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

TINJAUAN GEOGRAFI PENGRAJIN KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA KECAMATAN BANYUMAS

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

Oleh

AZAM SAH RONI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

(4)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Pengertian Geografi dan Geografi Ekonomi ... 11

2. Pengertian Diferensiasi Area... 12

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 25

1. Variabel Penelitian ... 25

2. Indikator Penelitian ... 25

a) Bahan Baku ... 25

b)Pemasaran ... 26

(5)

d) Modal ... 27

2. Aksesibilitas Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas ... 48

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman 1. Data Luas Lahan Garapan yang dimiliki oleh Petani di Desa Sukamulya . 4

2. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Sukamulya ... 35

3. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Sukamulya ... 38

4. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Sukamulya ... 40

5. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Sukamulya. .. 41

6. Umur Responden Pengrajin Kain Perca di Desa Sukamulya. ... 43

7. Pendidikan Reponden di Desa Sukamulya ... 44

8. Pendapat Responden dalam Mendapatkan Bahan Baku ... 49

9. Jumlah Bahan Baku Yang Digunakan Responden ... 50

10. Pendapat Responden dalam Pemasaran Hasil Kerajinan ... 56

11. Jumlah Tenaga Kerja Tetap dan Borongan Kerajinan Kain Perca ... 61

12. Jumlah Tenaga Kerja Tetap berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

13. Jumlah Tenaga Kerja Tetap berdasarkan Tempat Asalnya ... 65

14. Jumlah Tenaga Kerja Tetap Berdasarkan Tingkat Pendidikan. ... 66

15. Status Tenaga Kerja pada Responden. ... 67

16. Jumlah Tenaga Kerja Borongan ... 68

(7)

18. Jumlah Pendapatan yang Didapatkan Oleh Responden)... 75

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Bagan kerangka Pikir ... ... 22

2. Peta Adminsitrasi Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu ... ... 31

3. Peta Lokasi Pengrajin Kain Perca di Desa Sukamulya ... 32

4. Bahan Baku Kain Perca yang ada pada Responden ... 52

5. Hasil Kerajinan Kain Perca yang Ada Pada Responden ... 54

6. Peta Pemasaran Kerajinan Kain Perca ... 58

7. Tenaga Kerja Borongan Mengambil Bahan Baku ... 63

8. Kegaiatan Tenaga Kerja Borongan dalam Proses Penjahitan Kerajinan Kain Perca ... 64

9. Pengrajin Membuat Variasi untuk Rempel Kain Sprei ... 65

(8)

Judul Skripsi : TINJAUAN GEOGRAFI PENGRAJIN KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA KECAMATAN BANYUMAS

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012 Nama Mahasiswa : Azam Sah Roni

Nomor Pokok Mahasiswa : 0853034007

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing 1 Pembimbing II

Dr. Sumadi, M.S Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si NIP. 195307171980031005 NIP. 195709121985032002

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

(9)

Motto

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang hendak kau

dustakan?”

(Q.S. Ar-Rahman : 13)

Allah SWT mencela sikap lemah, tidak bersungguh-sungguh,

tetapi kamu harus memiliki sikap cerdas dan cekatan, namun jika

kamu tetap terkalahkan oleh suatu perkara, maka kamu cukup

berucap “cukuplah Allah menjadi penolongku, dan Allah sebaik

-baik pelindung

(Al Hadist)

Pemuda merupakan identitas terbesar bagi suatu bangsa, sejarah

pun telah membuktikan bahwa negara Indonesia ini telah

berubah di tangan para Pemuda

(Azam)

(10)

PERSEMBAHAN

Sebagai tanda terimakasih, dengan segenap rasa syukur dan mengharap ridho Allah SWT, dan segala kerendahan hati, ku persembahkan karyaku ini

kepada:

Kedua orangtuaku tercinta, Bapakku Syarifuddin A.Ma.Pd dan Ibuku Husmawati yang tak pernah berhenti berjuang untuk kesuksesan

anak-anaknya. Melalui usaha dan do’a serta keringat yang masih tetap membasahi

keningmu, dengan segenap ketulusa hati kuucapkan terimakasih Bapak, terimakasih Ibu. takkan pernah dapat aku membalas semua itu, sesempurna

yang Ibu Bapak berikan.

Kak Nofri Kurniawan, Adikku Tri Supriono, keponakanku tersayang Putri Syakinah Amalia Frisa dan Mbak Karmila Sari, yang telah menjadi pelecut semangatku untuk terus berbuat yang terbaik. Terimakasih atas semua

dukungan yang telah kalian berikan.

Dan seluruh keluarga besarku, terimakasih.

Para pendidik dengan ketulusan dan kesabarannya dalam mendidikku.

(11)

SANWACANA

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan begitu banyak nikmat, diantaranya adalah nikmat kesempatan, kesehatan dan keinginan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, sahabat, keluarga serta para pengikutnya, berkat perjuangan beliau, maka hingga sekarang ini masih dapat menikmati indahnya agama Islam.

Skripsi yang berjudul “ Tinjauan Geografi Pengrajin Kain Perca Di Desa

Sukamulya Kecamatan Banyumas Kebupaten Pringsewu Tahun 2012” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(12)

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan fasilitas akademis dan telah membantu memperlancar mengurusi dalam penyelesaian studi.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si selaku ketua jurusan P. IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas Lampung;

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, khususnya Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyelesaikan studi; 6. bapak Suherman selaku Lurah Desa Sukamulya yang sekaligus sebagai

pengrajin kain perca. Bapak Novakurrohman, Bapak Entas Sulaiman, Bapak M. Rohim, Mas Hendro, Bapak Maman, Bapak Joko, Bapak Dirin, Bapak Mutatohirin, Mas Ulung Supriyadi, Bapak Supriyadi, selaku mitra yang telah banyak membantu selama penulis melaksanakan penelitian;

(13)

8. Sahabat-sahabat terbaik sekaligus saudara bagiku Geo’ 2008, dan kawan Geoografi Unila. Serta teman-teman PPL di SMPN 2 Way Tenong Lampung Barat, terima kasih atas kebersamaannya.

Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapat pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bemanfaat bagi para pembaca. Amin.

Bandar Lampung, Maret 2012 Penulis,

Azam Sah Roni

(14)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap wilayah mempunyai potensi sumber daya alam yang berbeda-beda, mempunyai ciri khas tertentu serta cara yang berbeda dalam mengelola hasil sumber daya alam yang ada. Sumber daya alam pada suatu daerah menunjukkan mata pencaharian dari masyarakat. Menurut konsep dasar geografi yakni, konsep diferensiasi areal memandang bahwa suatu tempat atau wilayah terwujud sebagai hasil integrasi berbagai unsur atau fenomena lingkungan baik yang bersifat alam dan kehidupan. Integrasi fenomena menjadi suatu tempat atau wilayah mempunyai corak individualitas tersendiri sebagai suatu region yang berbeda dari tempat atau wilayah yang lain. Diferensiasi inilah yang antara lain juga mendorong terjadinya interaksi antara tempat yang satu dengan tempat yang lain (IGI dalam Sumadi, 2003:49). Maka, menurut pendapat tersebut letak geografis suatu daerah dapat mempengaruhi jenis dan usaha mata pencaharian yang diusahakan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup, yang salah satu bagiannya adalah menciptakan suatu jenis barang atau jasa dan melakukan pertukaran dengan daerah lainnya.

(15)

2

pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia dan pendekatan regional. Menurut pendapat tersebut manusia yang mencari penghasilan untuk kebutuhan hidupnya termasuk ke dalam pendekatan geografi bagian pendekatan aktivitas manusia. Hal ini didukung oleh potensi daerah yang berbeda, sehingga memicu terjadinya pertukaran barang atau jasa dari satu daerah ke daerah yang lainnya, dan ini merupakan salah satu bentuk interaksi. Selain itu pola aksesibilitas juga mendukung dalam proses interksi sebuah daerah dengan daerah lainnya. Salah satu variabel yang dapat dinyatakan apakah tingkat aksesibilitas itu tinggi atau rendah dapat dilihat dari banyaknya sistem jaringan yang tersedia pada daerah tersebut. Semakin banyak sistem jaringan yang tersedia pada daerah tersebut maka semakin mudah aksesibilitas yang didapat begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat aksesibilitas yang didapat maka semakin sulit daerah itu dijangkau dari daerah lainnya (Bintarto, 1977).

(16)

3

kerajinan inilah yang dipilih oleh masyarakat untuk menambah penghasilan diluar hasil pertanian.

Dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, keluarga di desa cenderung lebih mengandalkan hasil pertanian. Luas lahan akan menentukan jumlah dari hasil pertanian. jika lahan pertanian tidak cukup mendukung penghasilan masyarakat, maka masyarakat akan bekerja mencari penghasilan lain. Pekerjaan yang diusahakan oleh masyarakat beragam jenisnya, seperti menjadi buruh, karyawan, dan wirausaha. Untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang lainnya, wirausaha menjadi pilihan utama. Wirausaha adalah cara seseorang untuk menciptakan peluang kerja sendiri, dalam sebuah perusahaan yang dikelola sendiri. Jenis wirausaha tersebut diantaranya adalah wirausaha kuliner, fashion, bidang properti, peternakan, dan hand made atau yang sering disebut dengan kerajinan.

(17)

4

tinggi. Dengan demikian, pemanfaatan kain perca hasil dari limbah konveksi maupun tukang jahit sudah mulai dilirik untuk mendapatkan pendapatan tambahan sebagai kebutuhan sehari-hari.

Pengrajin merupakan salah satu unsur dalam pembuatan kerajinan. Pengrajin adalah orang yang pekerjaannya membuat barang-barang kerajinan atau orang yang mempunyai keterampilan berkaitan dengan kerajinan tertentu. (http://rubrikbahasa.wordpress.com/2011/06/15/pengrajin-atau-perajin.diakses selasa, 5 Juni 2012 pukul 10.02 WIB).

Kain perca ini diolah menjadi beberapa bentuk barang siap pakai, diantaranya adalah sarung bantal, sarung kasur, keset, taplak meja, tirai jendela, dan masih banyak lagi. Hasil kerajinan ini sudah lebih dihargai dan banyak peminatnya. Meskipun peminatnya tergolong kelas masyarakat menengah ke bawah.

(18)

5

yang didapat begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat aksesibilitas yang didapat maka semakin sulit daerah itu dijangkau dari daerah lainnya (Bintarto, 1977). Jadi menurut pendapat Bintarto ini, kondisi jaringan yang cukup mendukung di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu, salah satunya adalah jalur yang dilalui adalah jalan raya provinsi dan kabupaten. Ini membuat keinginan dari masyarakat untuk mencari penghasilan lain di luar pertanian semakin membuat mereka bersemangat.

Kerajinan kain perca ini membutuhkan bahan baku. Bahan baku didatangkan dari Bandung, Tangerang, Surabaya dan Cirebon. Proses mendatangkan bahan baku ini menggunakan truk yang sengaja ke Pulau Jawa untuk menjual hasil pertanian, seperti pisang. Truk sebagai sarana untuk mengangkut kain percaa ini tidak setiap bulan bisa ada. Bahan baku ini kemudian diolah oleh para masyarakat sekitar, sehingga menjadi bentuk yang dapat dipasarkan. Tenaga kerja yang dipekerjakan dalam kerajinan kain perca ini adalah para warga atau masyarakat sekitar. Namun, tenaga kerja yang diharapkan terkadang tidak dapat terpenuhi.

Setiap orang tenaga kerja kerajinan kain perca bisa menghasilkan 20-30 sarung bantal per harinya, sedangkan untuk sarung kasur setiap hari hanya bisa menghasilkan 2-4 sarung saja. Hal ini karena proses pembuatannya yang cukup sulit, yaitu sarung kasur yang rata-rata lebarnya 1-2 m. Sarung kasur yang lebar ini dihasilkan dari proses penyambungan kain-kain perca. Selain itu, ditambah dengan beberapa bentuk yang unik agar menarik minat para pembeli. Inilah yang menyebabkan hasil kerajinan sarung kasur hanya 2-4 saja per harinya.

(19)

6

beberapa pengrajin yang sudah menggunakan jasa pengiriman barang paket ke daerah tujuan.

Pemasaran kerajinan kain perca ini akan menentukan berapa pendapatan dari pengrajin, dan akan mempengaruhi modal yang dibutuhkan oleh pengrajin untuk kembali memproduksi kerajinan kain perca tersebut. Pendapatan yang diterima oleh para pengrajin tentulah akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pokoknya. Jadi berdasarkan pemasaran yang dilakukan, akan berpengaruh pada beberapa faktor diantaranya jumlah produksi dari kerajinan itu sendiri dan pemenuhan kebutuhan pokok dari masing-masing keluarga.

Pengrajin kain perca yang ada di desa Sukamulya ini difasilitasi oleh 11 tempat kerja (rumah yang digunakan sebagai tempat kerja dan pemasaran). Di setiap tempat kerja ini memiliki 5 orang yang bekerja tetap, dengan rincian 2 orang sebagai pemotong kain perca, 3 orang sebagai penjahit kain perca ini untuk menghasilkan berbagai hasil kerajinan. Dan untuk pekerja yang menjahit dibawa ke rumah, rata-rata jumlah pekerja dari masing-masing tempat kerajinan adalah 74 orang.

(20)

7

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui keberadaan Pengrajin Industri Kain Perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kebupaten Pringsewu ditinjau dari sudut padang geografisnya.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dari tinjauan geografi pada kerajinan kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu tahun 2012 adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya bahan baku 2. Pemasaran

3. Tenaga kerja 4. Tersedia modal 5. Sarana transportasi 6. Pendapatan

7. Pemenuhan kebutuhan pokok.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah ini diambil dari identifikasi masalah di atas. Batasan masalah dari tinjauan geografi pada kerajinan kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu tahun 2012 adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya bahan baku 2. Pemasaran

(21)

8

5. Sarana transportasi 6. Pendapatan

D. Rumusan Masalah

1. Apakah bahan baku kain perca yang dibutuhkan pengrajin kain perca di Desa Sukamulya selalu tersedia dalam satu bulan terakhir?

2. Apakah pemasaran hasil kerajinan kain perca di Desa Sukamulya berjalan dengan lancar dalam satu bulan terakhir?

3. Apakah tenaga kerja mudah didapatkan untuk bekerja di kerajinan kain perca di Desa Sukamulya dalam satu bulan terakhir?

4. Apakah jumlah modal mendukung bagi pengrajin kain perca di Desa Sukamulya terhadap proses produksi kerajinan dalam satu bulan terakhir?

5. Apakah sarana transportasi mendukung usaha kain perca di Desa Sukamulya dalam satu bulan terakhir?

6. Berapakah pendapatan pengrajin kain perca di Desa Sukamulya dalam satu bulan terakhir?

E. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Tersedianya bahan baku pada kerajinan kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.

(22)

9

3. Keberadaan tenaga kerja pada kerajinan kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.

4. Permodalan dalam kerajinan kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.

5. Sarana transportasi kerajinan kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu.

6. Pendapatan pengrajin pada kerajinan kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu

F. Kegunaan Penelitian

1) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lampung.

2) Sebagai suplemen bahan ajar mata pelajaran IPS, khususnya pelajaran Geografi pada SMA kelas XII semester satu pada pokok bahasan klasifikasi industri dan pokok bahasan menentukan lokasi atau dasar bahan baku, pasar, biaya, transportasi, tenaga kerja, modal dan teknologi.

(23)

10

G. Ruang Lingkup Penelitian

1) Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah pengrajin kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu. 2) Ruang lingkup objek penelitian ini adalah faktor produksi yang

meliputi: bahan baku, pemasaran, sumber tenaga kerja, modal, sarana transportasi, dan jumlah pendapatan.

(24)

11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini berfungsi untuk memberikan arah bagi penelitian atau landasan yang dapat dijadikan bagian dari kerangka penelitian berupa hasil kajian dari beberapa pustaka.

1. Pengertian Geografi dan Geografi Ekonomi

(25)

12

Geografi ekonomi merupakan salah satu dari cabang dari geografi yang dalam pengelompokkannya secara garis besar termasuk rumpun geografi manusia. Menurut Nursid Sumaatmadja (1988: 54) Geografi ekonomi adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur keruangan aktifitas ekonomi.

Dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa pokok-pokok yang dibahas dalam geografi ekonomi mencakup bentuk-bentuk perjuangan hidup manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan materilnya dengan berbagai masalahnya dalam interaksi keruangan. Kaitan penelitian ini dengan kajian geografi ekonomi yaitu berhubungan dengan aspek aktifitas manusia dalam kegiatan ekonomi, meliputi bahan baku, pemasaran, tenaga kerja, modal, sarana transportasi, dan pendapatan. Yang membedakan disini antara geografi ekonomi dengan ilmu ekonomi adalah adanya aksesibilitas yang dapat mendukung semua kegiatan dari kerajinan kain perca tersebut.

2. Pengertian Diferensiasi Areal

(26)

13

yang antara lain juga mendorong terjadinya interaksi antara tempat yang satu dengan tempat yang lain (IGI dalam Sumadi, 2003).

Dengan konsep diferensiasi area ini, memungkinkan daerah yang satu dengan daerah lain akan melakukan pertukaran barang dan atau jasa. Sebagaimana telah dijelaskan di awal bahwa potensi daerah itu berbeda-beda, sehingga memicu terjadinya interaksi. Jika diibaratkan antara kota dengan desa, tentu memiliki potensi dan produk yang berbeda-beda. Desa yang mayoritas lahannya digunakan untuk pertanian, akan menghasilkan bahan pangan yang dapat mencukupi kebutuhan banyak orang. Lahan di kota mayoritas digunakan untuk perkantoran, pasar, dan pendidikan. Kota lebih menawarkan tenaga kerja yang juga banyak dibutuhkan oleh orang lain, termasuk warga di desa. Hal ini memicu terjadinya pertukaran barang dan atau jasa antara desa dengan kota, di kota orang-orang akan membutuhkan bahan pangan yang disediakan oleh desa, dan orang-orang di desa membutuhkan pekerjaan yang juga banyak disediakan di kota.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa diferensiasi area merupakan potensi dari daerah yang berbeda-beda sehingga dapat memicu terjadinya interaksi antar daerah tersebut.

3. Aksesibilitas

(27)

14

semakin rendah tingkat aksesibilitas yang didapat maka semakin sulit daerah itu dijangkau dari daerah lainnya.

4. Pengertian Kain Perca

Menurut A. Hamidin (2012:12), kain perca merupakan kain yang menjadi limbah pabrik konveksi, atau dalam bahasa mudahnya kain sisa dari tempat-tempat atau pabrik yang memproduksi pakaian. Selain pabrik pakaian, juga industri garmen yang biasanya juga menghasilkan kain limbah. Sisa-sisa kain ini juga disebut dengan limbah. Limbah kain ini berukuran kecil yaitu 5 - 20 cm. Panjang dari kain perca ini terkadang mencapai 3 – 5 m, hal ini dikarenakan limbah kain ini merupakan limbah dari kain sprei. Kain sprei yang dibuat berupa kain utuh dan harus sesuai dengan ukuran sprei yang sudah ditetapkan oleh pabrik atau sudah menjadi standarisasi dari ukuran sprei itu sendiri. Untuk kain sprei yang melebihi dari ukuran maka akan dipotong, sedangkan yang tidak mencapai ukuran standar maka akan disisihkan. Dari potongan kain sprei inilah didapatkan limbah kain yang biasa disebut dengan limbah. Limbah kain ini kemudian disebut dengan kain perca yang tidak termanfaatkan, hanya dimusnahkan dengan cara dibakar, atau didaur ulang kembali. Namun, di tangan orang yang mempunyai daya kreativitas tinggi, kain-kain perca ini dapat dijadikan barang yang lebih bermanfaat, variatif dan bernilai jual.

(28)

15

5. Pengrajin Kain Perca

Pengrajin adalah seseorang yang mempunyai daya kreativitas lebih untuk memanfaatkan barang-barang yang sudah menjadi limbah, menjadi barang yang layak pakai. Pengrajin atau perajin ialah orang-orang yang pekerjaannya membuat barang-barang kerajinan atau orang yang mempunyai keterampilan berkaitan dengan kerajinan tertentu (http://rubrikbahasa.wordpress.com/2011/06/15/ pengrajin-atau-perajin).

Berdasarkan pengertian di atas, pengrajin adalah seseorang yang mempunyai keterampilan atau kreativitas untuk memanfaatkan barang-barang sisa untuk dijadikan barang yang lebih bermanfaat, tidak hanya dibuang saja.

Berdasarkan pengertian kain perca pada sub bab sebelumnya dan pengertian pengrajin ini, dapat disimpulkan bahwa kain perca merupakan kain sisa dari hasil industri kain ataupun tekstil yang kemudian diolah menjadi kerajinan oleh pengrajin. Kain-kain perca ini diolah menjadi kerajinan melalui beberapa proses, diantaranya adalah proses pemilihan bahan baku yang seragam, pemotongan, dan penjahitan. Pada proses pemilihan bahan baku yang seragam ini ditujukan agar warna dan corak pada hasil kerajinan nanti tidak terlalu banyak warna-warninya. Sedangkan pada proses pemotongan kain perca adalah membuat ukuran yang sama untuk dijadikan bahan kerajinan, misalnya sarung bantal tentunya kain perca harus berukuran sama. Proses terakhir yaitu penjahitan yang dilakukan oleh para penjahit untuk menghasilkan beragam kerajinan.

(29)

16

Seperti pada pengrajin kain perca di Desa Sukamulya, dalam kegiatan produksinya, pengrajin ini mengolah kain-kain perca (sebagai bahan baku) menjadi seprei kasur, sarung kasur, sarung bantal, taplak meja, pembersih kaki (keset), tirai jendela, dan masih banyak lagi yang lainnya (hasil kerajinan). Setelah itu, hasil kerajinan didistribusikan ke berbagai daerah untuk digunakan oleh masyarakat umum.

6. Bahan baku

Menurut Kartasapoetra (1987:73) dalam kegiatan usahanya atau kegiatan produksi, industri sangat berkepentingan dengan tersedianya bahan mentah, bahan baku, ataupun bahan setengah jadi, dengan ketentuan mudah didapat, tersedianya sumber yang dapat menunjang usaha untuk jangka panjang. Bahan baku merupakan faktor utama yang tidak dapat dikesampingkan dari sebuah kegiatan industri dan kerajinan.

Bahan baku adalah salah satu unsur penting yang sangat mempengaruhi kegiatan produksi suatu industri. Tanpa bahan baku yang cukup maka proses produsi dapat terhambat dan bahakan terhenti. Untuk itu pasokan bahan mentah yang cukup baik dari dalam maupun luar negeri / impor dapat melancarkan dam mempercepat perkembangan suatu industri.

(Organisasi.org.faktor_pendukung_dan_penghambat_industri_bisnis_perkembang an_ dan_ pembangunan_ industri_ ilmu_ sosial_ ekonomi_ pembangunan diakses pada 12 Desember 2012 Rabu pukul 12.05 WIB).

(30)

17

bahan baku sangat mempengaruhi keberadaan suatu kerajinan seperti kerajinan kain perca di Desa Sukamulya.

7. Pemasaran

Pasar merupakan tempatt terjadinya pertukaran barang dengan barang lainnya, atau dengan jasa, atau dengan uang. Pasar merupakan suatu tempat untuk memasarkan barang jadi dari sebuah kerajinan. Pasar bisa saja terletak dekat dengan tempat kerajinan, atau bahkan jauh dengan tempat kerajinan, bergantung pada ketahanan suatu hasil kerajinan.

Heidjrachman (1989:3) menyatakan bahwa pemasaran adalah kegiatan yang berhubungan dengan penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Barang-barang tersebut dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain, disimpan, diberi harga, dibeli dan dijual. Menurut pendapat tersebut, pemasaran menjadi usaha untuk menyalurkan hasil produksi, seperti produksi kerajinan kain perca di Desa Sukamulya.

(31)

18

8. Tenaga kerja

Tenaga kerja termasuk ke dalam sumber daya manusia. Nursid Sumaatmadja dalam Trisnaningsih (2003:14) menyatakan bahwa sumber daya yang dapat dimanfaatkan dari manusia meliputi tenaga fisiknya, pikirannya, dan kepemimpinannya. Dalam proses kerajinan kain perca, semua kemampuan dan peran fungsi dari masyarakat yang ada sangatlah dibutuhkan. Dalam setiap usaha kerajinan tentu akan membutuhkan tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja berfungsi sebagai penggerak di dalam proses produksi dan pemasaran hasil produksi. Oleh sebab itu suatu kerajinan akan mencari tenaga kerja, baik yang berasal dari daerah sekitar kerajinan atau dari luar daerah kerajinan untuk dapat menjalankan kegiatan usahanya.

Kemudahan untuk mendapatkan tenaga kerja merupakan salah satu faktor keberadaan kerajinan di suatu daerah kerajinan seperti kerajinan kain perca di Desa Sukamulya, karena dalam kegiatan usahanya membutuhkan beberapa tenaga kerja.

9. Modal

(32)

19

kehilangan kesempatan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan (http:///modal kerja yang mendukung.htm). Dengan keberadaan jumlah modal yang ada, akan mempengaruhi berapa jumlah produk yang dihasilkan, tenaga kerja yang diperbantukan, dan bahkan jangkauan pemasaran yang luas. Modal memiliki beberapa jenis, diantaranya adalah modal lancar. Yang dimaksud dengan modal lancar adalah modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi, misalnya, bahan-bahan baku (wikipedia.modal lancar). Modal lancar merupakan modal yang digunakan untuk 1 kali proses produksi. Proses ini meliputi bahan baku, transportasi, tenaga kerja, dan pemasaran. Modal merupakan faktor yang paling utama dalam membangun sebuah usaha. Modal lancar sangat penting bagi perusahaan. Perusahaan yang tidak memiliki kecukupan modal lancar akan sulit untuk menjalankan kegiatannya, atau akan macet operasinya. Tanpa modal lancar yang cukup, suatu perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan (http:///modal kerja yang mendukung.htm). Dengan keberadaan jumlah modal yang ada, akan mempengaruhi berapa jumlah produk yang dihasilkan, tenaga kerja yang diperbantukan, dan bahkan jangkauan pemasaran yang luas. Menurut pendapat tersebut, jumlah modal merupakan salah satu faktor dari suatu usaha kerajinan, seperti pada kerajinan kain perca di Desa Sukamulya.

10. Sarana transportasi

(33)

20

sarana, namun juga prasarana seperti jalan. Hal ini didukung oleh pendapat Marsudi Djojodipuro (1992:54) bahwa peran sarana dan prasarana transportasi adalah sangat besar bagi industri karena dalam pengadaan bahan baku dan penyaluran hasil produksi kekonsumen tidak terlepas dari peran transportasi. Dalam sebuah tulisan pada sebuah blog menyatakan bahwa:

Sarana transportasi sangat vital dibutuhkan suatu industri baik untuk mengangkut bahan mentah ke lokasi industri, mengangkut dan mengantarkan tenaga kerja, pengangkutan barang jadi hasil output industri ke agen penyalur / distributor atau ke tahap produksi selanjutnya, dan lain sebagainya. Terbayang bila transportasi untuk kegiatan tadi terputus.

(faktor_pendukung_dan_penghambat_industri_bisnis_perkembangan_dan_pemba ngunan_industri_ilmu_sosial_ekonomi_pembangunan)

Dari pengertian dan pendapat di atas, maka sarana transportasi adalah sarana yang digunakan untuk melakukan pengangkutan bahan baku dan untuk pemasaran hasil produksi. Dalam pengadaan bahan baku dan pemasarannya, kerajinan ini menggunakan mobil truk, pick up, dan sepeda motor.

11. Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil dari penjualan. Pendapatan merupakan salah satu aktivitas dalam kegiatan produksi. Hal ini didukung oleh pendapat dalam sebuah blog yang menyatakan bahwa:

Dalam bisnis, pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Pendapatan merupakan penambahan modal yang dipergunakan dalam aktivitas usaha.

(Teguh Wahyono.2012.Pendapatan. Carapedia.org/cara/Pendapatan).

(34)

21

dilakukan, yang berarti akan semakin besar jumlah pendapatan yang diterima. Lama seorang menekuni bidang usahanya minimal 5 tahun.

Maka, pendapatan merupakan jumlah hasil yang diterima dalam melakukan kegiatan produksi. Dalam hal ini pengrajin akan mendapatkan hasil dalam jumlah rupiah berdasarkan hasil kerajinannya. Namun itu merupakan pendapatan yng diterima masih dalam bentuk pendapatan kotor, sedangkan pendapatan bersih merupakan hasil dari pendapatan kotor yang dikurangi dengan jumlah biaya produksi. Sofyan Syafri Harahap (2004 : 299) mendefinisikan laba sebagai perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu (http://repository.ipb.ac.id/bitstream/ handle/.pdf).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jika hasil kerajinan yang baik, akan memberikan pendapatan yang baik, namun jika kerajinan yang dihasilkan kurang baik, hasil dari pendapatan akan berkurang. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka diperlukan jenis barang yang memang sudah banyak menjadi permintaan masyarakat luas.

12. Penelitian Sejenis

Aktivitas Industri Kerajinan Genteng Dalam Meningkatkan Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Bumisari Kecamatan Natar Propinsi Lampung. (oleh Drs. Budiyono. MS)

(35)

22

masih ada pada kelompok tani di desa itu, atau aspek-aspek lain yang menyebabkan terjadinya kesempatan kerja di bidang pertanian di desa Bumisari ini, semakin langka didapatkan oleh para petani berlahan sempit di desa tersebut.

Sumber-sumber alam dan sumber daya manusia, adalah merupakan suatu potensi yang sangat menentukan terhadap kemajuan dan perkembangan baik di bidang sosial ekonomi dalam suatu wilayah tersebut.

B. Kerangka Pikir

(36)

23

Pendapatan

Sarana Transportasi

Modal

Tenaga Kerja Pemasaran Bahan Baku

Tinjauan Geografi Pengrajin Kain

Perca di Desa Sukamulya

Meskipun penduduk desa lebih dominan mempunyai pekerjaan sebagai petani, potensi masyarakat yang berbeda ada di Desa Sukamulya. Mereka memanfaatkan kain-kain perca untuk dijadikan kerajinan sebagai penunjang kebutuhan ekonomi mereka. Berikut dapat diilustrasikan dengan gambar berikut ini:

(37)

79

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai pengrajin kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Tahun 2012 dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Jumlah respoden yang menyatakan tidak mudah mendapatkan bahan baku adalah 6 orang responden (54,54%) , dan 5 orang responden (45,45%) menyatakan mudah dalam mendapatkan bahan baku.

2. Jumlah responden yang menyatakan lancar dalam pemasaran di 1 bulan terakhir berjumlah 7 orang (63,63%), sedangkan yang menyatakan tidak lancar pemasarannya berjumlah 4 orang (36,36%).

3. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kerajinan kain perca di Desa Sukamulya secara keseluruhan mudah didapatkan. Semua responden yaitu 11 orang (100%) menyatakan bahwa mudah dalam mendapatkan tenaga kerja, tidak mengalami kesulitan.

(38)

80

5. Sarana transportasi untuk kerajinan kain perca sangat mendukung. 11 orang responden (100%) menyatakan bahwa sarana transportasi sangat mendukung dalam kegiatan kerajinan kain perca, terutama pada saat pengangkutan bahan baku menuju Desa Sukamulya.

6. Pendapatan total yang diterima oleh pengrajin kain perca di Desa Sukamulya adalah Rp42.415.000,-. Pendapatan rata-ratanya adalah Rp3.855.900,-. Pendapatan tertinggi sebesar Rp6.500.000,- dan pendapatan terendah adalah sebesar Rp.2.045.000,-.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saya dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada pengrajin, untuk menyiasati ketersediaan bahan baku yang terkadang mengalami kelangkaan, maka diharapkan agar mencari lagi jaringan pabrik yang dapat menghasilkan kain perca, tidak hanya pada satu pabrik saja.

2. Kepada pengrajin, pemasaran yang dilakukan ditambah dengan cara

online, karena dalam pemasaran ini pengrajin dapat memperluas jaringan agen penjual kain perca. Cara ini juga sangat murah, tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk promosi, sehingga akan dapa t meningkatkan laba.

(39)

81

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Bintarto.1977. Penuntun Geografi Sosial. UP Spring. Yogyakarta.

Budiyono. Aktivitas Industri Kerajinan Genteng Dalam Meningkatkan Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Bumisari Kecamatan Natar Propinsi Lampung. Tesis. Fakultas Geografi, UGM, Yogyakarta.

Daldjoeni. 1997. Geografi Baru Organisasi Keruangan Dalam Teori Dan Praktik. Alumni. Bandung.

Dodi Wisnu Pribadi. 2012. Kain Perca Berdayakan Diri. Kompas. Lampung. Edy Haryono, 2004. Peningkatan Kemampuan Dosen Dalam Pembelajaran dn

Efektivitas Proses Pembelajaran Mahasiswa dalam Matakuliah Geografi Industri Pada Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Lampung.

Emil Salim. 1984. Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan. Inti Indah Press. Jakarta.

Heidjrachman dan Sukanto. 1989. Pengantar Ekonomi Perusahaan. BPFE : Yogyakarta.

Http://rubrikbahasa.wordpress.com/2011/06/15/pengrajin-atau-perajin/ di akses pada selasa, 5 Juni 2012, pukul 08.17 WIB.

Http:///modal kerja yang mendukung.htm. di akses pada tanggal 22 oktober 2012, pukul 10.02 WIB.

(41)

Http.faktor_pendukung_dan_penghambat_industri_bisnis_perkembangan_dan_ pembangunan_industri_ilmu_sosial_ekonomi_pembangunan diakases pada tanggal 12 Desember 2012, pukul 10.05 WIB.

Http.wikipedia.modal lancar. Di akses pada tanggal 20 Desember 2012, pukul 13.43 WIB.

Http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_kerja. diakses pada tanggal 6 Juni 2012, pukul 07.06 WIB).

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara. Jakarta.

I.B Wirawan, Sukidin dan Basrowi, 2001.Perencanaan dan Strategi Pembangunan. Katalog Dalam Terbitan (KDT), Perpustakaan Nasional. Jember.

I Made Sandy. 1985. Geografi Regional Indonesia. Puri Margasari : Jakarta. Ida Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Jakarta.

Kartasapoetra. 1987. Pembentukan Perusahaan Industri. Bina Aksara. Jakarta. Masri Singarimbun dan Sofian Efendi. 1989. metode Penelitian Dan Survey.

LP3ES. Jakarta.

Marsudi djojodipuro. 1992. Teori Lokasi. Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia : Jakarta.

Muhammad Ali. 1985. Penelitian Kependidikan Dasar dan Strategi. Aksara : Bandung.

Ninawati Syahrul. 2011. Pengrajin atau Perajin. Lampung Post. Bandarlampung. di akses pada selasa, 5 juni 2012, pukul 08.17 WIB.

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Alumni. Bandung.

Riyanto, Bambang. 1983. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan Penerbit UGM. Yogyakarta.

Sri Hastutiningsih. 2012. Aneka Kreasi Cantik dari Kain Perca untuk Hobi dan Bisnis. Dunia Kreasi. Jawa Barat.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suattu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta

(42)

Supeno. 1984. IPS Geografi Kependudukan. Tiga Serangkai. Jakarta.

Sesilia Perangiangin. 2012. Setiap Remaja Bisa Jadi Pengusaha Sukses. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Swasono. 1986. Struktur Kebijakan Pengembangan sektor Informal. Balai Pustaka. Jakarta.

Teguh Wahyono. 2012.Http.Pendapatan. Carapedia..org/cara/Pendapatan. di akses pada tanggal 09 April 2012, pukul 06.57 WIB.

Trinsnaningsih. 2003. Geografi Sumber Daya. Diktat. FKIP Universitas Lampung.

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir.

Referensi

Dokumen terkait

DAFTAR GAMBAR ... Latar Belakang dan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Kegunaan Penelitian ... TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... Tinjauan Pustaka ... Tinjauan Agronomis

BANDAR LAMPUNG 2015.. Latar Belakang ... Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian ... Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... Kerangka Teori dan Kerangka Konseptual... Teori

ABSTRAK ... Latar Belakang ... Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Maksud dan Tujuan Penelitian ... Kegunaan Penelitian ... Kegunaan Praktis ... Kegunaan Akademis ...

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinjauan Geografi pengrajin Kain Perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu tahun 2012, dengan titik tekan

Bab I Pendahuluan, berisikan tentang : Latar belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode

Latar Belakang www.themegallery.com PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN PENUTUP

Bab I pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian signifikansi penelitian, kajian pustaka, landasan

Bab I berisi pendahuluan. Bab ini mencakup latar belakang masalah, identifikasi, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,