• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PEMUDA TANI DALAM USAHA PERTANIAN ORGANIK DI DESA BENTENG KECAMATAN BURAU KABUPATEN LUWU TIMUR (Studi Kasus Ikatan Pemuda Praya Luwu Timur)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN PEMUDA TANI DALAM USAHA PERTANIAN ORGANIK DI DESA BENTENG KECAMATAN BURAU KABUPATEN LUWU TIMUR (Studi Kasus Ikatan Pemuda Praya Luwu Timur)"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERAN PEMUDA TANI DALAM USAHA PERTANIAN ORGANIK DI DESA BENTENG KECAMATAN BURAU

KABUPATEN LUWU TIMUR

(Studi Kasus Ikatan Pemuda Praya Luwu Timur)

IRWAN ZULKIPLI 105961104816

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

(2)

ii

PERAN PEMUDA TANI DALAM USAHA PERTANIAN ORGANIK DI DESA BENTENG KECAMATAN BURAU

KABUPATEN LUWU TIMUR

(Studi Kasus Ikatan Pemuda Praya Luwu Timur)

IRWAN ZULKIPLI 105961104816

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu ( S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Peran Pemuda Tani Dalam Usaha Pertanian Organik di Desa Benteng Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur (Studi Kasus Ikatan Pemuda Praya Luwu Timur) Nama : Irwan Zulkipli

Stambuk : 105961104816

Program Studi : Agribisnis Fakultas : Pertanian

Disetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Abdul Halil, S.P., M.P Sahlan, S.P., M.,Si NIDN. 0013107506 NIDN. 0911119101

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi Agribisnis

Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.P.d. Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P NIDN. 0926036803 NIDN. 0921037003

(4)

iv

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Peran Pemuda Tani Dalam Usaha Pertanian Organik di Desa Benteng Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur (Studi Kasus Ikatan Pemuda Praya Luwu Timur)

Nama : Irwan Zulkipli

Stambuk : 105961104816 Program Studi : Agribisnis Fakultas : Pertanian

KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Dr. Abdul Halil, S.P., M.P Ketua Sidang

2. Sahlan, S.P., M.,Si Sekertaris

3. Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P.

Anggota

4. Nadir, S.P., M.Si.

Anggota

Tanggal Lulus : 18 Januari 2022

(5)

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Peran Pemuda Tani Dalam Usaha Pertanian Organik di Desa Benteng Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur (Studi Kasus Ikatan Pemuda Praya Luwu Timur) adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi.

Makassar, 08 Januari 2022

Irwan Zulkipli 105961104816

(6)

vi

ABSTRAK

IRWAN ZULKIPLI. 105961104816. Pemuda Tani Dalam Usaha Pertanian Organik di Desa Benteng Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur. Dibimbing oleh ABDUL HALIL dan SAHLAN.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pemuda tani dalam membimbing generasi muda untuk bertani organik serta mengetahui mekanisme pertanian organik yang di lakukan oleh pemuda IPRA LUTIM (Ikatan Pemuda Praya Luwu Timur)

Informan dalam penelitian ini yaitu pemuda tani yang terdaftar dalam Ikatan Pemuda Praya (IPRA) yang sudah menerapkan pertanian organik.

Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik porposive sampling yakni Teknik penentuan sampel apabila semua anggota kelompok digunakan sebagai sampel, penentuan informan sebanyak 15 orang yakni anggota IPRA yang aktif dan sudah menerapkan pertanian organik. Jenis data digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Sementara analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan skala likert.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem pertanian organik yang dilakukan oleh IPRA LUTIM di Desa Benteng Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur antara lain penyemaian, persiapan lahan, penanaman, perawatan, dan panen. Kelima penerapan sistem tersebut telah berjalan dengan baik yang dilakukan oleh IPRA LUTIM. Sementara peran pemuda tani dalam usaha pertanian organik lebih menekankan pada upaya-upaya sosialisasi dan pelatihan- pelatihan mengenai pengembangan pertanian organik dan tingkat penerapan pemuda tani IPRA LUTIM dalam meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap pertanian organik masuk dalam kategori tinggi dengan jumlah rata-rata 80,56%.

Kata kunci : IPRA, Peran, Pertanian Organik

(7)

vii ABSTRACT

IRWAN ZULKIPLI. 105961104816. Youth Farmers in Organik Farming Business in The Village of Fort Burau District of East Luwu Regency. Guided by Abdul Halil and Sahlan.

This research aims to find out the role of youth farmers in guiding the younger generation to farm organikally as well as find out the mechanisms of organik farming carried out by IPRA LUTIM youth (East Praya Luwu Youth Association).

Informants in this study are young farmers who are registered with the Youth Praya Association (IPRA) who have implemented organik farming.

Determination of the sample is done using a porposive sampling technique, namely the technique of determining the sample if all group members are used as samples, the determination of informants is 15 people, namely IPRA members who are active and have implemented organik farming. The types of data used in this study are primary data and secondary data. While the data analysis used is descriptive qualitative analysis and Likert scale.

The results showed that the application of the organik farming system carried out by IPRA LUTIM in Benteng Village, Burau District, East Luwu Regency included seeding, land preparation, planting, care, and harvesting. The five implementations of the system have been running well by IPRA LUTIM.

Meanwhile, the role of youth farmers in organik farming businesses emphasizes more on socialization efforts and trainings regarding the development of organik agriculture and the level of application of young farmers of IPRA LUTIM in increasing awareness of the younger generation towards organik agriculture, which is in the high category with an average number of 80.56. %.

Keywords: IPRA, Role, Organik Agriculture

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Sholawat dan salam tidak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Pemuda Tani dalam Usaha Pertanian Organik di Desa Benteng Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur (Studi Kasus Ikatan Pemuda Praya Luwu Timur)”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang bertujuan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Abdul Halil, S.P., M.P. selaku pembimbing utama dan Sahlan, S.P., M.,Si.

selaku pembimbing pendamping yang senantiasi meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

2. Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P., selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiah Makassar.

(9)

ix 4. Kedua orangtua ayahanda Sahwan, ibunda Rosmin dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

6. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi yang tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga Kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.

Makassar, Januari 2022

Irwan Zulkipli

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN SAMPUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PENGESAHAN KOMISI ... iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Kegunaan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Peran Pemuda ... 5

2.2. Pemuda Tani ... 6

2.3. Generasi Muda ... 8

2.4. Pertanian Organik ... 9

2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 11

(11)

xi

2.6. Kerangka Pikir ... 12

III.METODE PENELITIAN ... 13

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 13

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 14

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 15

3.5. Teknik Analisis Data ... 16

3.6. Defenisi Operasional ... 19

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ... 21

4.1. Letak Geografis ... 21

4.2. Kondisi Demografis ... 22

4.3. Kondisi Pertanian ... 23

4.4. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 24

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

5.1. Sistem Penerapan Pertanian Organik IPRA LUTIM ... 31

5.2. Peran Pemuda Tani Dalam Bertani Organik IPRA LUTIM ... 41

VI. PENUTUP ... 55

6.1. Kesimpulan ... 55

6.2. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

No Halaman

Teks

1. Penelitian Yang Relevan ... 10

2. Skala Likert ... 17

4. Rating Skor ... 18

4. Interpretasi Skor ... 19

5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Benteng ... 22

6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Benteng ... 23

7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Benteng ... 23

8. Identitas Anggota IPRA LUTIM Menurut Jenis Kelamin ... 28

9. Identitas Anggota IPRA LUTIM Menurut Umur ... 29

10. Identitas Anggota IPRA LUTIM Menurut Pendidikan Terakhir ... 29

11. Kegiatan IPRA LUTIM Dapat Meningkatkan Kesadaran Generasi Muda ... 44

12. Penerapan Sistem Budidaya Pertanian Organik IPRA LUTIM ... 45

13. Peran Pemuda Memberikan Informasi Teknik Budidaya Pertanian Organik . 46 14. IPRA LUTIM Dalam Melakukan Kegiatan Pelatihan Pertanian Organik ... 47

15. Budidaya Pertanian Organik ... 48

16. Kemampuan IPRA LUTIM Dalam Memberikan Kesadaran Generasi Muda.49 17. Kemampuan IPRA LUTIM Dalam Memberikan Informasi ... 50

18. Peran Pemuda Dalam Mengevaluasi Kegiatan-Kegiatan IPRA LUTIM ... 51

19. Pengembangan Keberlanjutan Program Pertanian Organik IPRA LUTIM .... 51

20. Masyarakat Antusias Terhadap Pelatihan Pertanian Organik IPRA LUTIM . 52 21. Rekapitulasi Peran Pemuda Tani dalam Pengembangan Pertanian Organik IPRA LUTIM ... 53

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

Teks

1. Kerangka Pikir ... 12 2. Struktur Organisasi IPRA LUTIM ... 26

(14)

xiv DAFTAR LAMPIRAN

NO Halaman Teks

1. Daftar Kuisoner ... 60

2. Identitas Responden ... 62

3. Rekapitulasi Data ... 63

4. Rekapitulasi Rata-Rata Peran Pemuda Tani dalam Pengembangan Pertanian Organik IPRA LUTIM ... 64

5. Peta Lokasi Penelitian ... 65

6. Dokumentasi ... 66

7. Surat Penelitian ... 71

8. Riwayat Hidup ... 72

(15)

1 1. PENDAHULUAN

1.1.LatarBelakang

Pengangguran di Indonesia cenderung meningkat, sebagian besar dari penduduk miskin ini berada di pedesaan yang menggantungkan hidupnya sebagian besar dari sektor pertanian. Penduduk miskin ini memiliki resiko tinggi dan rentan mengalami kerawanan pangan. Apabila program-program pemantapan ketahanan pangan kurang memperhatikan kelompok ini maka akan berdampak meningkatkan kemiskinan/kerawanan pangan dan status gizi yang rendah.

Sektor Pertanian adalah salah satu sektor pendukung keberlangsungan suatu peradaban, dimana pertanian adalah sumber dari bahan pangan yang akan bertanggung jawab terhadap pembentukan generasi dalam sebuah Negara. Saat ini Indonesia dihadapkan pada keadaan dimana terdapat keengganan generasi muda untuk terjun dalam sektor pertanian. Hal ini terjadi karena adanya anggapan bahwa bertani cenderung berdekatan dengan hal yang dinilai kotor dengan tingkat kesejahteraan yang rendah. Faktor mendasar yang menyebabkan menurunnya minat bertani pada generasi muda di Indonesia diantaranya adalah 1). Masyarakat tidak mengenal pertanian, 2). Adanya perpektif negatif masyarakat terhadap pertanian yang ditunjukkan dengan menurunnya citra petani di masyarakat, dan 3). Adanya identifikasi petani dengan kemiskinan di masyarakat. (Sembara, 2007 dalam penelitian Budiati, 2009).

Generasi muda merupakan generasi pelanjut atau harapan bangsa, ini adalah pernyataan yang sangat membahagiakan untuk masyarakan Indonesia ketika menjadi kenyataan. Generasi muda memiliki peran yang sangat vital sebagai

(16)

2 control social, serta agen perubahan disegala aspek untuk kemajuan bangsa dan Negara Indonesia. Pemuda berperan sebagai perubahan moral bagi generasi akan datang kepekaan sosial bagi masyarakat itu sendiri. Sebagai kontrol sosial untuk mewujudkannya harus memperkuat nilai-nilai kebangsaan, membangkitkan kesadaran dan tanggung jawab, hak serta kewajibannya sebagai warga dan patuh terhadap negara, membangkitkan sikap yang kritis disetiap lingkungannya, serta penegakkan hukum serta turut andil dalam proses pembuatan kebijakan publik yang akan dikeluarkan oleh pemerintah, dan lainnya.

Generasi pemuda berperan dalam meningkatkan pertanian sangat dibutuhkan diera sekarang ini, maka dari itu pemuda dan pembangunan pertanian menjadi sangat menarik untuk dibahas karena pemuda yang berperan aktif dalam pembangunan pertanian adalah perubahan pola pikir dan serta kontrol sosial yang menggerakkan perubahan sosial di tengah-tengah masyarakat. Seperti yang dikemukakan (Iqbal dkk, 2008) mengatakan pembangunan disektor pertanian dapat diartikan sebagai proses perubahan sosial. Penerapannya tidak hanya memperbaiki situasi dan kesejahteraan petani, akan tetapi dapat pula dalam pengembangkan dan meningkatkan, menumbuhkan dan mengubah potensi sumber daya manusia dalam segala aspek.

Kabupaten Luwu Timur merupakan suatu daerah yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki penduduk sebagian besar berpenghasilan dari pertanian terkhususnya di Kecamatan Burau Desa Benteng, yang salah satu hasil pertaniannya yaitu tanaman holtikultura. Adapun kendala utama sector pertanian di Desa Bentang yaitu karena minimnya pengetahuan yang dialami oleh

(17)

3 masyarakat petani dalam bidang pertanian utamanya pada bidang pertanian organik. Sehingga pendapatan masyarakat petani tidak mengalami perubahan yang signifikan, padahal di Desa tersebut memiliki lahan yang sangat strategis untuk bercocok tanam dan juga dijadikan lahan usaha pertanian, yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, ketika dikelolah dengan baik.

Berdasarkan kondisi di atas pemuda yang merupakan agen of change (agen perubahan), sebagai generasi pelanjut usaha yang terdahulu ditekuni oleh nenek moyang. Adapun upaya yang telah dilakukan pemuda di Kabupaten Luwu Timur Kecamatan Burau Desa Benteng sebagai pelanjut usaha berinisiatif melakukan pola usahatani agar dapat lebih menguntungkan. Salah satu upayanya yaitu dengan melakukan usahatani organik disuatu lahan yang dijadikan sebagai tempat percobaan/media pengembangan.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Peran Pemuda Tani Dalam Usaha Pertanian Organik di di Kabupaten Luwu Timur Desa Benteng kecamatan Burau (Studi Kasus Ikatan Pemuda Luwu Timur)”.

1.2.Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan sistem pertanian organik di Kabupaten Luwu Timur Desa Benteng kecamatan Burau?

2. Bagaimana peran pemuda tani dalam usaha pertanian organik di Kabupaten Luwu Timur Desa Benteng kecamatan Burau?

(18)

4 1.3.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penerapan sistem pertanian organik di Kabupaten Luwu Timur Desa Benteng kecamatan Burau

2. Untuk mengetahui peran pemuda tani dalam usaha pertanian organik di Kabupaten Luwu Timur Desa Benteng kecamatan Burau.

1.4.Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dalam penelitian ini diharapkan:

1. Bagi Pemerintah

Dapat diharapkan menjadi saran kepada seluruh stakeholder dalam pengembangan usaha pertanian organik di Kabupaten Luwu Timur Desa Benteng kecamatan Burau.

2. Bagi Perguruan Tinggi

Dapat diharapkan menjadi rujukan kepada para peneliti yang akan meneliti tentang pertanian organik

3. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan gambaran serta masukan kepada terkait dengan pertanian organik

(19)

5 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Peran pemuda

Menurut Ikbal (2019) bahwa peran adalah salah satu yang dinamis dari kedudukan seseorang untuk menjalankan hak dan kewajibannya untuk menunjukkan bahwa seseorang menjalankan peran sesuai dengan kedudukannya.

Hak dan tanggung jawab yang dilakukan oleh setiap orang harus relevan dan konsisten dalam definisi peran, serta memenuhi harapan setiap peran yang akan dilakukan.

Menurut Riyadi (2002) Peran dapat didefinisikan sebagai arah dan konsep peran yang dimainkan oleh partai politik dalam oposisi sosial. Dalam peran ini, para pelaku bertindak sesuai dengan harapan orang atau lingkungannya, baik individu maupun organisasi.

Peran adalah Kedudukan, status, atau peran seseorang dalam pertanian juga diartikan sebagai orang atau kegiatan ataupun tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Menurut (Abbas Dalam Astouti, 2020), peran ini adalah para pekerja yang terlibat untuk kegiatan pertanian ini seperti persiapan pembajakan sawah, budidaya serta tahap panen.

Peran Pemuda Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahwa peran merupakan pemain atau bagian dari sistem tingkatan milik orang yang hidup dalam suatu masyarakat. Peran penyadaran dipahami untuk menginformasikan generasi muda tentang pertanian organik.

Menurut Satries (2009) Kehadiran anak muda yang aktif terlibat dalam kegiatan sosial merupakan salah satu solusi yang memberdayakan masyarakat

(20)

6 sekitar. Hal ini dikarenakan anak muda yang berpotensi diharapkan dapat mengangkat derajat masyarakat sekitar melalui berbagai kegiatan dan organisasi yang telah mereka dirikan. Dengan begitu pemuda memiliki peranan penting dalam pembangunan, baik berkontribusi secara tidak langsung maupun secara langsung dalam pembangunan sektor pertanian. Indonesia dengan penduduk yang besar dan lahan pertanian yang luas, tentu saja membutuhkan peran optimal dari generasi muda dalam mengelola sektor pertanian secara serius.

Rohmad dalam Abdullah (2018) tentang Peran pemuda dalam pembangunan masyarakat pedesaan (Studi Perkotaan, Pinggiran dan Perdesaan, Kabupaten Malang, Jawa Timur) menunjukkan bahwa keberhasilan pemuda dalam pembangunan pertanian tidak berbeda secara signifikan antara pemuda berprestasi dan pemuda tanpa kepemimpinan. Secara grafis, anak muda yang tidak seperti biasanya lebih efektif untuk bidan pertanian. Hal ini karena para pemimpin muda kurang tertarik pada pertanian karena tingkat pendidikan yang tinggi, pengetahuan yang kaya, dan banyak kesempatan untuk memilih karir. Peran pemuda yang bekerja di bidang pertanian dalam pembangunan masyarakat pedesaan adalah nyata dan penting.

2.2. Pemuda Tani

Menurut Soentoro dalam Palm Oil, dkk (1993), anak muda yang sudah berumur di bidang pertanian tidak memiliki pendidikan formal yang lebih tinggi.

Orang dengan pendidikan tinggi biasanya bekerja di sektor resmi kota. Di sisi lain, pekerjaan non pertanian yang berkembang di perdesaan adalah di sektor pekerja informal, dimana pekerjaan tersebut tidak memerlukan tingkat pendidikan

(21)

7 yang relatif formal. Seiring dengan kemajuan perkembangan pendidikan dipelosok pedesaan (setidaknya sejauh ini), Hal ini diharapkan dapat berkontribusi pada urbanisasi kota sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan di kota.

Berbagai penelitian menurut Ihalauw et al (1993), menunjukkan bahwa kaum muda terutama beralih ke bidang non-pertanian. Sepertinya bukan hanya karena kurangnya kesempatan atau upah yang rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh perubahan sikap terhadap pertanian terutama pemadatan langsung di lumpur.

Salah satu strategi dalam mengatasi problem kualitas sumber daya manusia (SDM) petani adalah dengan mulai bercermin pada kebangkitan agen pertanian.

Artinya, dengan memberikan perhatian yang serius terhadap kepemimpinan dan pembinaan generasi muda pedesaan secara tidak langsung maupun langsung terlibat di sektor pertanian, kita dapat mulai mengelola kualitas sumber daya manusia kita. Dalam hal ini, yang menjadi pusat perhatian adalah harus mulai difokuskan pada kaum muda, dan lebih khusus lagi, kualifikasi harus dilihat sebagai karakteristik khusus yang dapat dimanfaatkan untuk dasar dalam menentukan cara pengembangan petani muda pedesaan.

Minat adalah suatu kecenderungan yang baik atau keinginan yang kuat terhadap segala sesuatu (Syah, 2006:151). Minat sebagai syarat utama mempelajari objek atau subjek dimana setiap individu memiliki kecenderungan yang tinggi terhadap apapun yang berhubungan dengan keinginan yang ada.

Menurut Safari (2003), empat indikator minat adalah kesenangan, minat, minat, dan perasaan berpartisipasi.

(22)

8 Pemuda tani adalahgenerasi muda usia 19-39 tahun yang berkecimpung diduniapertanian/peternakan (BPPSDMP, 2019). Pemuda tani merupakan pemuda yang sudah bertani, dimana pemuda tani memberikan contoh, memberikan bimbingan kepada para pemuda. Untuk meingkatan kesadaran yang konkret bagi pemuda dalam bidang pertanian guna regenerasi petani dan penggunaan metode pertanian organik.

2.3. Generasi Muda

Anak Muda merupakan sumber daya manusia untuk perkembangan masa kini dan masa depan karena generasi muda merupakan pribadi yang berkembang secara fisik dan mengalami perkembangan psikologis dan emosional. Sebagai calon generasi penerus untuk menggantikan generasi sebelumnya. Organisasi Kesehatan Dunia (2018) mendefinisikan “pemuda” atau pemuda dalam kelompok berusia 10-19 tahun. Sekelompok pemuda (pemuda) yang termasuk dalam kategori 1524 penduduk

Dalam menyadarkan generasi muda, ketika generasi muda mulai peduli dengan keadaan yang muncul saat ini, kesadaran adalah suatu keadaan yang dimiliki seseorang dengan pengetahuan serta skill yang cukup untuk memusatkan perhatian pada dirinya dan lingkungannya. Anak muda adalah orang-orang dengan jiwa semangat yang tinggi serta memiliki ide-ide yang cemerlang untuk mengambil suatu tindakan yang nyata untuk membuat negara menjadi tempat yang lebih berkembang lagi.

Untuk menumbuhkan kesadaran anak muda yang dimaksud antara lain suatu fenomena yang terjadi dalam proses dimana generasi muda membangkitkan

(23)

9 kesadaran konkrit terhadap diri dan lingkungan khususnya yang berkaitan dengan pertanian organik. Saat ini di Indonesia khususnya di Desa Benteng dan sekitarnya, pemanfaatan pertanian organik dan regenerasi oleh petani sangat minim

Anak muda ataupun generasi muda, memiliki potensi dan semangat yang tinggi dibandingkan dengan orang tua. Anak muda adalah warga Indonesia yang usianya produktif dalam bekerja, aktif serta punya energi. Anak muda adalah harapan negara, dan mereka menjadi pemimpin serta pengendali kemana tujuan negara ke depan, agar seluruh rakyat Indonesia dapat sejahtera dan keluar dari kemiskinan sehingga Indonesia dapat terus berkembang. Indonesia dipandang sebagai negara maju. (Vivin Siswantini dan Soekiyono, Najib Ali, 2019).

2.4. Pertanian Organik

Pertanian organik atau subsisten adalah kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan kesehatan manusia. Pertanian organik dianggap sebagai sistem budidaya berkelanjutan yang bermanfaat untuk lingkungan.

Pertanian organik adalah sistem pertanian yang berbasis pada pengolahan biologis. Unsur hara dapat digunakan kembali melalui kotoran tumbuhan dan hewan, serta jenis bahan lainnya yang digunakan untuk meningkatkan struktur dan kesuburan tanah. Pertanian organik menurut para ahli Barat, merupakan “hukum pengembalian”, yang berarti mengembalikan segala jenis dan elemen organik kembali ke tanah dalam bentuk sisa tanaman, sisa tanaman dan ternak. Ini bertujuan untuk memberi makan tanaman. Pertanian organik yang dimaksud adalah pertanian hijau yang menggunakan bahan yang terdapat di lingkungan

(24)

10 dimana pada awalnya tidak mementingkan hasilnya dan jelas tidak ada residu kimia di dalam tanah, sehingga pemanfaatan keanekaragaman hayati yang ada tidak merusak unsur hara di dalam tanah..

(Sutanto, 2000), Kemampuan pupuk kimia untuk meningkatkan produktivitas tanah dalam waktu yang relatif singkat menjadikannya senjata ampuh untuk meningkatkan hasil dan menghilangkan ketahanan pangan. Selama 30 tahun terakhir, Di Negara maju mengatakan bahwa kompleks pertanian yang modern dengan hasil yang baik sebenarnya dapat memiliki dampak lingkungan.

(Sutanto, 2000), Pertanian organik akan membawa banyak manfaat dalam hal meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan produksi tanaman atau ternak dan menjaga keseimbangan ekosistem dari sudut pandang ekologi. Selain daripada itu untuk segi ekonomi dapat menghemat devisa dari sebuah Negara untuk impor pupuk dan bahan kimia, menciptakan banyak lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan bagi petani

(Sudillono, 2001), Strategi ataupun cara pertanian organik merupakan memindahkan nutrisi dari limbah tanaman, pupuk kandang dan pupuk kompos ke dalam biomassa tanah secepat mungkin, dan kemudian menjalani proses mineralisasi baru menjadi komponen larutan tanah. Hal tersebut jauh berbeda dengan pertanian tradisional, dimana unsur hara secara lansung dan cepat disuplai ke dalam larutan agar cepat diserap oleh tanaman pada dosis dan waktu sesuai kebutuhan

Isnaini (2006), terdapat dua pengertian pertanian organik, yaitu dalam arti luas dan arti sempit. Pertanian organik arti luas merupakan pertanian yang

(25)

11 memungkinkan penggunaan bahan kimia dalam batas-batas tertentu. Disisi laim Pertanian organik arti sempit adalah pertanian yang bebas dari bahan kimia, di mana segala sesuatu dimulai dari pengolahan untuk memperoleh benih hingga pengendalian tanah, penggunaan pupuk, dan penyakit, serta pengolahan pasca panen bebas bahan kimia harus bersifat biologis dan alami.

2.5 . Penelitian yang Relevan Tabel 1. Penelitian yang relevan

NO

NAMA

PENELITI JUDUL PENELITI HASIL PENELITIAN 1 Mukholifah

W. A.

(2017).

Peran sekolah tani muda dalam meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap pertanian organik.

Hasil penelitian peningkatan kesadaran generasi muda terhadap pertanian organik, di katakan sadar.

Buktinya yaitu generasi muda sadar dengan pentingnya bertani secara organik, dapat mengaplikasikan pupuk organik, serta bertani dengan model pertanian organi.

2 Irawati, E. A (2019)

Strategi pengembangan jaringan usaha pada pengusaha agribisnis sayuran organik (studi

kasus terhadap

perusahaan citrani yaga.

Hasil penelitian ini yang akan di kaji oleh penelitian ini adalah bagaimana strategi pengembangan jaringan usaha yang di lakukan oleh pengusaha citrani yaga dan bagaimana peran dari strategi pengembangan jaringan usaha tersebut dalam mengembangkan usaha.

3 Haryo S, (2013).

Dampak program

pengembangan usaha agribisnis perdesaan terhadap pendapatan anggota gabungan kelompok tani.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber-sumber pendapatan wanita tani sebelum memperoleh dana BLM-PNPM MP adalah usaha tani sayuran dan pegawai honorer, namun setelah memperoleh dana bantuan, berdagang (non usaha tani) menjadi pilihan sebagai sumber pendapatan baru.

(26)

12 NO

NAMA

PENELITI JUDUL PENELITI HASIL PENELITIAN 4 Persony E,

(2010).

Perbedaan hasil dan biaya produksi pada budidaya pertanian organik dengan pertanianan organik.

Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan produktivitas pada pertanian yang di olah secara organik, baik itu dalam bentuk gabahkering dan dalam bentuk beras, memperoleh jumlah produksi lebih banyak dari pada petani yang mengerjakan lahan pertanian anorganik.

5 WindaAstuti, (2021).

Peran komunitas swabina pedesaan salassae (KSPS) dalam penerapan sistem pertanian organik pada tanaman padi.

Hasil peneliti ini menunjukkan keberhasilan dalam penyelenggaraan pelatihan pertanian alami seperti pembuatan Mikro organisme lokal (MOL), Pembuatan pupuk alami, pembuatan pupuk kompos dan nabati.

2.6.Kerangka Pikir

Pemuda Tani di Desa Benteng merupakan pemuda yang memiliki rasa ingin tahu tentang pertanian organik, dan ingin berperan dalam pengembangannya.

Peran pemuda tani dalam penerapan pertaian organik seperti penyelenggaraan pelatihan, percontohan dalam bertani organik. Hal tersebut bertujuan dalam meningkatkan perhatian serta kepedulian terhadap masyarakat sehingga budidaya pertanian organik akrab dengan lingkungan.

SISTEM PERTANIAN ORGANIK

PERAN PEMUDA TANI

PENERAPAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK

PEMUDA TANI IPRA

(27)

13 Gambar 1. Kerangka Pikir Peran Pemuda Tani Dalam Usaha Pertanian Organik di

Desa Benteng Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur.

(28)

14 III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Benteng Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur. Lokasi ditentukan dengan sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah yang menerapkan sistem pertanian organik sebagai studi kasusnya pemuda IPRA LUTIM di Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Waktu penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai November 2021.

3.2.Teknik Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (2013), populasi merupakan suatu daerah yang digeneralisasikan dari subjek ataupun objek dengan karakteristik dan kualitas tertentu dari peneliti putuskan dalam mempelajarinya serta untuk penarikan kesimpulan. Dalam penelitian tersebut populasinya yakni petani yang melakukan budidaya pertanian organik di Desa Benteng Kecamatan Burau. Setelah di survey petani yang melakukan budidaya pertanian organik adalah sebanyak 15 orang petani.

Menurut (sugiono 2016), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik populasi yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Pengambilan sampel secara purposive sampling yaitu menggunakan kriteria khusus. Menurut (Yunus Hadi,

(29)

15 2016) Metode pengambilan sampling purposive adalah metode sampel yang dipilih secara cermat dengan mengambil objek penelitian yang selektif dan mempunyai ciri-ciri yang spesifik. Sampel yang diambil memiliki ciri-ciri yang khusus dari populasi sehingga dapat dianggap cukup representatif (mewakili).

Ciri-ciri maupun strata yang khusus tersebut tergantung keinginan peneliti.

Adapun ciri-ciri yang diambil sebagai responden penelitian yaitu petani yang menerapkan sistem pertanian organik, dan yang tergabung dalam IPRA LUTIM (Ikatan Pemuda Luwu Timur). Adapun responden yang diambil sebanyak 15 orang yang dapat mewakili dari keseluruhan populasi di Desa Benteng Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur.

3.3.Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan yaitu kuantitatif dan kualitatif

1. Kuantitatif adalah jenis data sifatnya numerik dan juga biasanya, nilai terukur dari gejala tertentu ditunjukkan secara numerik. Seperti tingkat pendidikan, data jumlah penduduk berdasarkan usia, mata pencaharian, dan data lainnya di Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur Desa Benteng.

2. Kualitatif merupakan data bersifatnya deskriptif menjelaskan terkait dengan peran pemuda tani dalam pengembangan usaha pertanian organik oleh IPRA LUTIM.

Berikut sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Data primer

(30)

16 Data primer merupakan data yang diambil langsung berdasarkan sumber penelitian. Sumber data untuk penelitian tersebut adalah petani yang menanam secara organik yang ada di Kabupaten Luwu Timur Kecamatan Burau Desa Benteng.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti melalui dokumen- dokumen yang berhubungan dengan penelitian tersebut dan informasi dari berbagai sumber lain seperti internet. Sumber-sumber tersebut dapat berupa buku, surat kabar, majalah, atau disertasi atau statistik yang dikeluarkan secara resmi oleh pemerintah maupun swasta.

3.4.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah yang harus digunakan dalam mengadakan suatu penelitian, agar mendapat data sesuai dengan apa yang diinginkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah.

a. Observasi/pengamatan awal

Teknik ini bertujuan untuk mengadakan observasi secara langsung dalam IPRA LUTIM sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai peran pemuda tani di Kecamatan Burau Desa Benteng Kabupaten Luwu Timur.

b. Wawancara

Tekni dalam pengumpulan data ini dilaksanakan melalui tatap muka dengan informan, petani muda di Kabupaten Luwu Timur Kecamatan Burau Desa Benteng, berdasarkan daftar kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya.

(31)

17 c. Dokumentasi

Dalam penelitian dibutuhkan data yang otentik dan menjadi pendukung suatu kebenaran. Peneliti dapat memperoleh informasi bukan hanya dari orang sebagai narasumber, tetapi mereka memperoleh informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan dalam bentuk peninggalan budaya, karya seni, dan karya pikir. Peneliti mengumpulkan dokumen yang berbentuk lisan yang berkaitan dengan penelitian untuk memperoleh data yang otentik

3.5. Teknik Analisis Data

1. Data deskriptif secara kualitatif

Data deskriptif digunakan dalam penelitian ini yakni kualitatif meliputi pencatatan hasil diskusi (wawancara), analisis, reduksi, triangulasi, dan interpretasi data. Dari Hasil olahan data tersebut kemudian dilanjutkan untuk penarikan

kesimpulan yang konsisten dengan tujuan penelitian ini yaitu peran petani muda dalam pertanian organik

2. Skala Liker

Analisis data yang digunakan dalam mengukur tingkat penerapan dilakukan menggunakan skala likert. Skala tersebut dilakukan dalam mengetahui perilaku, persepsi, serta pendapat individu ataupun kelompok terkait dengan fenomena sosial. Mengingat pilihan dalam dimensi ini, skala liker dapat menggambarkan alternatif jawaban atas pertanyaan alat, mulai dari sifatnya negatif serta positif.

Karena mempermudah responden untuk memilih jawaban, Sugiyono (2010),

(32)

18 3. Penentuan skor jawaban

Sebagai kriteria tanggapan yang dibagikan kepada responden, digunakan kuesioner dalam bentuk skala likert. Responden biasanya diminta untuk menggunakan media interaktif saat bekerja sendiri. Responden diminta untuk menunjukkan salah satu jawaban yang disarankan. Ada tiga kategori jawaban:

"Tinggi" hingga "Rendah". Lima kategori yang dikurasi diubah menjadi sumber data utama yang diperoleh melalui wawancara, diubah menjadi tanggapan dari komunitas pertanian, dan tanggapan terhadap setiap pertanyaan ditampilkan dalam format gradien.

Dibawah ini adalah table skala likert serta bobot skor disajikan pada table berikut.

Table 2 Skala likert

No Kriteriaskor Simbol Skor

1 Rendah R 1

2 Sedang S 2

3 Tinggi T 3

Sumber: Sugiyono, 2010

Jumlah jawaban adalah nilai dari jawaban yang telah diberikan kepada responden. Menurut Sugiono menjelaskan dalam tulisannya yang pertama yang perlu anda lakukan yakni menentukan skor untuk setiap jawab. Dengan rincian berikut ini:

 Kategori rendah adalah 1

 Kategori sedang adalah 2

 Kategori tinggi adalah 3 4. Skor Ideal

(33)

19 Skor ideal adalah skor pada skala penilaian dan skor yang dipakai dalam menghitung jumlah keseluruhan tanggapan. Untuk menghitung jumlah penilaian (kriteria) ideal dari keseluruhan responden, dipakai rumus dibawah ini:

Skor Kriterium = Nilai skala x Jumlah Responden

Ini juga merangkum keseluruhan tanggapan dari responden, menempatkan mereka pada skala penilaian, dan menentukan area jawaban.

5. Rating skor

Jumlah Skor yang telah diperoleh diteruskan untuk diolah dalam rating skor dibawah ini:

R S T

1 2 3

Rating skor berfungsi untuk menggambarkan output data kusioner dan wawancara secara generik & holistik yang bisa digunakan dalam penelitian ini dengan ketentuan dibawah ini:

Table 3. Rating Skor Nilai jawaban Skala

67-100 T

33-67 S

0-33 R

Sumber: Sugiyono,2010 6. Persentase persetujuan

(34)

20 Dalam menggambarkan sejumlah tanggapan dari berbagai responden sebagai persentase, digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan P = Presentase

F = Frekuensi dari setiap jawaban angket N = Jumlah skor ideal

100 = Bilangan tetap Sumber: Sugiyono, 2010

Dibawah ini interpretasi skornya berdasarkan interval dalam table 5, sebagai berikut:

Table 4. Interpretasi skor

Angka Skala

66,67-100,00 T

33,34-66,66 S

0,00-33,33 R

Sumber: Sugiyono, 2010 3.6. Definisi Operasional

1. Peran

Peran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu tindakan yang di lakukan oleh IPRA LUTIM di Desa Benteng dalam pengembangan pertanian organik.

2. Pemuda Tani

(35)

21 Pemuda tani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemuda yang mampu menerapkan pertanian organik dalam pengembangan usaha pertanian organik di Desa Benteng Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur.

3. Generasi Muda

Generasi muda yang di maksud dalam penelitian ini adalah generasi yang berusia 10-19 tahun yang mampu melanjutkan sistem pertanian organik di masa mendatang

4. Pertanian Organik

Pertanian organik yang di maksud dalam penelitian ini adalah proses pengembangan pertanian dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti pengolahan pupuk berbasis limbah/kotoran ternak.

(36)

22 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1.LetakGeografis

Salah satu daerah terletak di Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas wilayah 694.488 Ha atau 6.944,88 Km2 adalah Kabupaten Luwu Timur, yang memiliki sebelas Kecamatan, tiga Kelurahan, serta 124 Desa dan 2 UPT, dari letak daerah di lihat secara geografis letak Kabupaten Luwu Timur pada koordinat sekitar 20 03’00’’ – 3 0 03’ 25’’ bagian Lintang Selatan sedangkan Bujur timur terletak 1190 28’ 56’’– 1210 47’ 27’’ administratif Kabupaten Luwu Timur berbatasan dengan:

 Daerah Utara berdekatan dengan wilayah Poso

 Daerah Timur berdekatan dengan wilayah Morowali

 Daerah Selatan berdekatan dengan wilayah Kolaka Utara

 Daerah Barat berdekatan dengan wilayah Luwu Utara

Kecamatan Burau terletak di Kabupaten Luwu Timur sulawesi selatan kemudian dan memiliki wilayah dataran dan bukit. Daerah ini dilintasi oleh 4 sungai besar dan 9 sungai kecil. Sungai-sungai utama adalah sungai Sungai Senggeni, dan sungai lainnya. Ada 18 desa di wilayah Burau, salah satunya adalah desa Benteng.

Desa Benteng adalah suatu daerah yang terletak di wilayah Burau, diantaranya yaitu desa Benteng. Desa Benteng adalah desa yang terletak di Kabupaten Luwu Timur Kecamatan Burau. Desa Benteng berjarak tempuh 7,2 Kilo Meter untuk Ibu Kota Kecamatan Burau dan berjarak 66 Kilo Meter untuk Ibu Kota Kabupaten Luwu Timur. Desa Benteng memilikiluas wilayah sebesar 18 km2. Secara

(37)

23 administratif, Desa Benteng terbagi menjadi 5 dusun dan 10 Rukun Tetangga (RT). Adapun batas-batasa dministrasi Desa Benteng adalah sebagaiberikut:

Sebelah Utara : DesaLambarese Sebelah Selatan : DesaMabonta Sebelah Timur : Desa Bone Pute Sebelah Barat : DesaLambarese

Adapun beberapa sarana yang dibangun untuk menunjang kegiatan seiring dengan berjalannya waktu diantaranta, seperti sarana peribadatan berupa masjid 2 bangunan, gereja 1 bangunan, dan pura 3 bangunan, sarana pendidikan berupa Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 2 yaitu TK Bina Bhakti dan TK Fidelfia, dan Sekolah Dasar 1 bangunan serta sarana lainnya seperti Puskesmas Desa (Puskesdes).

4.2.Kondisi Demografis

Adapun jumlah penduduk yang tersebar di desa Benteng sebanyak 1.818 jiwa orang, dimana penduduk laki-laki dan wanita. Data tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Benteng

Sumber: Data DesaBenteng, 2020

Dusun Laki-laki (Jiwa) Wanita (Jiwa) Jumlah KK

Benteng 296 285 120

Mertasari 168 155 71

Mertaraya 140 134 59

Praya 210 204 101

Mekar 114 112 71

Jumlah 928 890 422

(38)

24 Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 928 jiwa sedangkan penduduk perempuan/Wanita sebanyak 890 jiwa dengan total kepala keluarga 422 Jiwa.

Sedangkan untuk data tentang penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Benteng

Mata Pencaharian Jumlah

Petani :

- PetaniPemilikLahan - PetaniPenggarap Tanah - BuruhTani

-550 Jiwa -120 Jiwa -105 Jiwa

Pengrajin 9 Jiwa

BuruhIndustri 21 Jiwa

Bangunan 115 Jiwa

Perkebunan 35 Jiwa

Pedagang 41 Jiwa

PNS 10 Jiwa

Sumber: Data DesaBenteng, 2020

Tabel 6 menjelaskan bahwa Mayoritas penduduk desa Benteng terdiri dari petani, terbagi atas 550 pemilik tanah, 120 petani, dan 105 buruh tani.

Sementara untuk data penduduk berdasarkan pendidikannya pada table dibawah ini.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Benteng

Pendidikan Jumlah (Orang)

TidakTamatSekolah/Belum 700

Tamat SD/Sederajat 858

Tamat SMP/Sederajat 100

Tamat SMU/Sederajat 95

TamatPerguruan Tinggi/Sedeajat 55

Jumlah Total 1.808

Sumber: Data DesaBenteng, 2020

Tabel 7 menjelaskan bahwa penduduk usia di bawah sekolah/kurang dari 700 lulusan SD/858 sederajat, tamatan SMP/100 sederajat, tamatan SLTA/95 sederajat dan tamatan perguruan tinggi/55 sederajat.

(39)

25 4.3. Kondisi Pertanian

Kondisi pertanian di desa Benteng Kecamatan Luwu Timur memiliki potensi yang sangat startegis dimana memiliki lahan yang baik untuk bercocok tanam, adapun jenis tanaman yang bisa dapat tumbuh seperti tanaman jagung, jalar), sayuran seperti cabai, kacang panjang, terung, dan buncis serta tanaman lainnya.

Untuk menunjang perekonomian masyarakatnya, selain dari sector pertanian dan perkebunan, potensi peternakan juga sangat mendukung sepertihalnya sebagian besar masyarakat desa Benteng beternak sapi dan ayam sebagai bentuk investasi yang bisa dipergunakan sewaktu-waktu untuk kepentingan mereka.

4.4. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Ikatan Pemuda PrayaLuwu Timur (IPRA LUTIM)

Komunitas IPRA LUTIM adalah sebuah komunitas sosial yang bersifat kekeluargaan dan bertujuan untuk menyatukan pemuda praya dalam bingkai kekeluargaan yang harmonis. Yakni dengan adanya komunitas ini pemuda praya bisa merubah moral kearah yang lebih baik dan menumbuhkan rasa kekeluargaan melalui kegiatan komunitas itu sendiri sehingga menumbuhkan rasa saling menghormati satu sama lain. Komunitas IPRA LUTIM didirikan pada tanggal 25 April 2020 dan memiliki anggota sebanyak 61 orang dan memiliki 1 anggota penasehat yang berkedudukan di Dusun Praya, desa Benteng, Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur. Selain itu, komunitas tersebut juga memiliki AD/ART yang jelas. Komunitas IPRA LUTIM juga membuat program kerja produktif untuk menyatukan kebersamaan antara anggota organisasi serta ajang untuk

(40)

26 belajar dan mengembangkan minat dan bakat. Adapun visi dan misi yang terdapat pada IPRA LUTIM adalah sebagai berikut:

a. Visi

1. Memperkuat ikatan persaudaraan antar pemuda-pemudi praya

2. Terciptanya generasi muda yang lebih tangguh, lebih santun, lebih santun dan lebih berkualitas

3. Menciptakan generasi muda yang berguna bagi masyarakat b. Misi

1. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi 2. Melakukan kegiatan social

3. Menjadikan IPRA LUTIM sebagai tempat pelatihan pengembangan keahlian untuk pemuda-pemudi di bidang kewirausahaan khususnya pertanian organik

4. Membentuk pola pikir generasi muda yang intelektual tinggi yang mampu menciptakan terobosan baru di segala sector bisnis.

2. Struktur Organisasi

Organisasi/komunitas resmi harus memiliki tugas dan fungsi masing-masing.

Ada juga beberapa pusat kewenangan yang mengawasi usaha-usaha organisasi dan membimbing pencapaian tujuan organisasi. Hal tersebut juga digunakan oleh IPRA LUTIM. Berikut ini merupakan struktur organisasi sebagai berikut:

(41)

27 Gambar 2. Struktur OrganisasiIkatan Pemuda PrayaLuwu Timur (IPRA LUTIM)

KETUA UMUM Ma'rifatul Jihadi

SEKRETARIS UMUM Haerul Umar

BENDAHARA UMUM Ira Pariati

BIDANG KEAGAMAAN BIDANG HUMAS BIDANG KEWIRAUSAHAAN

Ketua: Karihan Sekertaris: Ahmad Zikrillah

Ketua: Faturrahman Sekertaris: Muh. Ali Imran

Ketua: Syamsul Bahri Sekertaris: Zulkarnain

Anggota:

1. Khairunnisa 2. Nur Hasanah 3. Sitti Hapsah 4. Marlinda 5. Saodah 6. Nur Asiah 7. Lili Fitriana 8. Fatimah 9. Ulfayanti 10. Reskiyanti 11. Ema Azizah

Fajrianti 12.Ahmad Safwan 13.Thoriqul Amin 14.Abd. Rahman 15.Sakinah

Anggota:

1. Muh. Supriadi 2. Abd. Karim 3. Jafar Umar

Thalib 4. Syaiful 5. Suparman 6. Ashadi 7. Firdaus 8. Ishaq 9. Lalu Haerul

Azami 10. Suhaeli 11. Muh. Kasiran 12. Mulki Sulaiman 13.Ahmad Sopyandi 14.Muh. Ikbal 15.Gofar 16.Muh. Ilham 17.Hasrul

Anggota:

1. Ahmad Al Farizi 2. Ian Safrullah 3. Muh. Idris 4. Ahmad Andika 5. Muh. Ikram

Ikbatullah 6. Muhaimin 7. Zaenal Abidin 8. Wildan 9. Sahdan 10.Muh. Tohri 11.Khoirul Muawan 12.Rizki Ramadhan 13.Muh. Aksan 14.Irwan Zulkipli 15.Hamzan Wadi 16.Ahmad

Yaminullah 17.Diaz Arya Andika 18.Muh. Ansar 19.Fahrurrozi 20.Herman

(42)

28 Berdasarkan struktur organisasi diatas, IPRA LUTIM di ketuai oleh Ma’rifatul Jihadi, sekretaris umum yaitu Haerul Umar, bendahara umum yaitu Ira Pariati, serta mempunyai 3 bidang, yaitu bidang keagamaan, bidang humas dan bidang kewirausahaan. Pada bidang pertama yaitu bidang keagamaan diketuai oleh Karihan, sekretaris yaitu Ahmad Zikrillah, serta mempunyai anggota sebanyak 15 orang. Bidang keagamaan itu sendiri berperan sebagai memberdayakan masyarakat dengan membuat jadwal pembawa takjil ke masjid pada bulan ramadhan, membuat santunan untuk anak yatim piatu, serta menyelenggarakan program-program pendidikan dan aktivitas keagamaan seperti mengadakan ceramah ramadhan, membin aanak-anak belajar agama islam, mengadakan lomba amaliah ramadhan.

Bidang kedua yaitu bidang humas yang diketuai oleh Faturrahman, Muh. Ali Imran sebagai sekretaris, sertaanggota sebanyak 17 orang. Bidang humas berperan sebagai bagian teknis dalam setiap kegiatan seperti penggalangan dana, menyediakan hadiah-hadiah lomba, dan mengadakan takbiran keliling. Adapun bidang ketiga yaitu bidang kewirausahaan yang di ketuai oleh Syamsul Bahri, sekretaris yaitu Zulkarnain, serta memiliki anggota sebanyak 20 orang. Bidang kewirausahaan memiliki peran dalam bidang pertanian yaitu dengan mengembangkan pertanian organik.

3. IdentitasAnggota IPRA LUTIM

Anggota adalah individu/individu yang bergabung dalam suatu perkumpulan atau kelompok dan menjalankan suatu peran untuk tugas yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini, anggota komunitas adalah seluruh sukarelawan yang

(43)

29 tergabung dalam komunitas IPRA LUTIM yang mana dalam komunitas tersebut, seluruh anggota yang ada di struktur tanggungjawab serta tugas dan fungsi masing-masing.

a. IdentitasAngota IPRA LUTIM

Menurut jenis kelamin, peserta dibagi menjadi pria dan wanita. Lihat tabel berikut untuk menentukan jenis kelamin peserta.

Tabel 8. Identitas Anggota IPRA LUTIM Menurut Jenis Kelamin No JenisKelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Laki-laki 48 78,7

2 Perempuan 13 21,3

Jumlah 61 100

Sumber: Data Primer. 2021

Tabel 8 menjelaskan bahwa jumlah anggota IPRA LUTIM sebanyak 61 orang. Dengan anggota terbanyak adalah laki-laki sejumlah 48 orang dengan jumlah persentase sejumlah 78,7% dan sisanya adalah perempuan/wanita sejumlah 13 orang dengan jumlah persentase sejumlah 21,3%.

b. Identitas Anggota IPRA LUTIM Menurut Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang menjadi penunjang dalam mengembangkan pertanian organik. Menurut Mantra (1995) dalam penelitian (Dias, 2012) menyatakan bahwa Populasi spesifik usia dapat digambarkan dalam hal tingkat relevansinya dengan kehidupan produktif individu. yaitu, 014 adalah kelompok usia tidak produktif, 1564 adalah kelompok usia produktif, dan penduduk di atas 65 adalah kelompok usia tidak produktif., umur 15-64 tahun merupakan kelompok umur produktif

(44)

30 dan penduduk umur 65 tahun keatas merupakan kelompok umur sudah tidak produktif. Untuk melihat identitas anggota menurut umur dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 9. Identitas Anggota IPRA LUTIM MenurutUmur

No Umur Jumlah

(Orang)

Persentase (%)

1 <15 1 1,6

2 15-64 60 98,4

3 >64 0 0

Total 61 100

Sumber: Data Primer. 2021

Tabel 9 menunjukkan bahwa anggota IPRA LUTIM yang paling banyak yaitu pada usia 15 – 64 tahun yang berjumlah 60 orang dengan persentase 98,4%, hal tersebut termasuk dalam kelompok umur produktif. Adapun yang paling sedikit yaitu pada usia< 15 tahun yang berjumlah 1 orang dengan persentase 1,6%, termasuk dalam kelompok umur non produktif.

c. Identitas Anggota IPRA LUTIM Menurut Pendidikan Terakhir

Pendidikan terakhirya itu jenjang atau masa pendidikan dari anggota IPRA LUTIM dalam memperoleh gelar pendidikan. Adapun identitas anggota berdasarkan tingkat pendidikannya dapar dilihat dalam table berikut.

Tabel 10. Identitas Anggota IPRA LUTIM Menurut Pendidikan Terakhir No Pendidikan Terakhir Jumlah

(Orang)

Persentase (%)

1 Sekolah Dasar 5 8,2

2 Sekolah Menengah Pertama 21 34,4

3 Sekolah Menengah Atas 31 50,8

(45)

31

4 Diploma/Sarjana 4 6,6

Jumlah 61 100

Sumber: Data Primer. 2021

Tabel 10 menjelaskan bahwa pendidika tertinggi yang ditempuh oleh anggota IPRA LUTIM yaitu tingkat Diploma/Sarjana yang berjumlah 4 orang dengan persentase 6,6%. Sedangkan pendidikan terendah yang ditempuh oleh anggota IPRA LUTIM yaitu pada tingkat SD sebanyak 5 orang dengan persentase 8,2%. Adapun pendidikan terakhir yang paling banyak ditempuh oleh anggota IPRA LUTIM yaitu pada tingkat SMA

sebanyak 31 orang dengan persentase 50,8%

(46)

32

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Penerapan Sistem Pertanian Organik Ikatan Pemuda Praya Luwu Timur (IPRA LUTIM)

Sistem bertujuan untuk meghasilkan produk yang berkualitas dan berkuantitas dengan system tanam yang alami, kemudian meningkatkan siklus hidup biologis kesuburan MO dalam tanah dalam jangka panjang, serta menghindarkan segala bentuk pencemaran yang di akibatkan oleh teknik pertanian sehingga mempertahankan keragaman ekosistem dan genetik yang berdampak pada social ekologi (Fuady,2011).

Dalam usaha pertanian organik produk dapat di katakan organik apabila sudah memenuhi uji laboratorium dan mendapat penjaminan produk dengan melakukan sertifikasi organik melalui lembaga sertifikasi organik (ISO) untuk menciptakan kepercayaan terhadap para konsumen. Munculnya pelaku usahatani tidak menutup kemungkinan akan melakukan hal yang menyalahi aturan dalam member merek dagang dan manual produk konvensional sebagai produk organik demi mendapat keuntungan. Menelihat dari kendala tersebut maka pemerintah badan standarisasi membuat peraturan sesuai dengan SNI 6729:2016 mengenai system pertanian organik yang di anjurkan oleh pemerintah.

Petani di Desa Benteng yang di maksud adalah pemuda tani (IPRA LUTIM) sebagai pelaku usaha tani organik. Bapak (S) sebagai promotor IPRA LUTIM menyatakan bahwa belum pernah melakukan system pertanian organik berdasarkan anjuran pemerintah dalam hal ini SNI 6729:2016. Keadaan ini

(47)

33 dikarenakan belum adanya peran serta pemerintah melalui penyuluh pertanian ataupun dinas pertanian terkait. Sistem pertanian organik didapatkan dari komunitas pertanian organik, standarisasi organik yang di dapat dari komunitas adalah dengan penggunaan dosis pemakaian pupuk organik (POC), pupuk kompos serta pestisida berbahan organik. Prosedur lainnya adalah benih yang bersertifikat organik.

Penerapan sistem pertanian organik di Desa Benteng Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur antara lain penyemaian, persiapan lahan, penanaman, perawatan, dan panen.

a. Penyemaian

Penyemaian dilakukan 2-3 minggu sebelum penanaman di lahan IPRA LUTIM. Lahan penyemaian dibuat dengan ukuran bedengan 2 kali 1 meter.

Setelah itu dilakukan pemupukan pertama dengan pupuk kandang kotoran ayam yang sudah di fermentasi dan dibiarkan selama 1 hari sebelum penaburan benih.

Setelah penaburan benih di atas permukaan bedengan secara merata selanjutnya tutup tipis-tipis dengan tanah. Untuk menjaga kelembaban selama dalam proses pembibitan, penutupan permukaan bedengan menggunakan plastik atau karung untuk mempercepat proses perkecambahan pada benih. Setelah 3-5 hari plastik atau karung penutup dibuka kemudian memasang atap menggunakan plastik transparan agar terhindar dari panas dan hujan yang berlebih. Penyiraman pada bedengan pembibitan dilakukan setiap hari menggunakan air bersih dengan melihat tingkat kelembaban yang sesuai dengan anjuran. Setelah bibit berumur 2-

(48)

34 3 minggu dengan munculnya 2-4 daun maka bibit sudah siap untuk di pindah tanamkan ke lahan.

Sedangkan untuk penyemaian yang menggunakan media semai, benih direndam dahulu ke dalam air hangat selama 1 jam, lalu di bungkus dengan daun pisang dan di biarkan selama 1 malam guna untuk memecahkan dormansi benih.

Media semai yang digunakan adalah tanah yang subur yang dicampur dengan pupuk kandang dan sekam bakar dengan perbandingan 2:1. Media semai tersebut dimasukan ke dalam alat semai yang sudah di buat dengan ukuran 1 m persegi.

Tanam benih yang sudah berkecambah dalam media semai. Untuk menjaga kelembaban, tutup media semai menggunakan daun pisang, karung atau plastik selama 2-3 hari. Setelah penutup dibuka siram media semai secara rutin dengan melihat kelembaban pada media semai agar bibit tumbuh optimal. Adapun bibit yang siap tanam iyalah bibit yang berumur 12 hari dan sudah memiliki 2 helai daun pertama. Seperti yang di katakan saudara (S) dalam teknik penyemaiyan budidaya pertanian organik.

Biasen papah menyemai mutkatu barang haara doang, penyemaiyan ara ele lahan ara endah mutpina mesa, biasen papah uwah sangkor bene langsong muttotop isi karong adensa becat berkecambah biasen muttotop 3 jelo yeampot buka karong yempot langsong alih bene enno ojok lahan papah wassa sogol daon 2 ato 3. (S)

Dalam meyemai kita menggunakan media seadanya saja, penyemaiyan ada yang di lahan, ada juga yang kita buat sendiri, biasanya setelah menabur benih kita tutup dengan karung selama 3 hari saja supaya benih cepat berkecamba lalu kita buka, setelah bibit yang di semai berumur 15 hari atau munculnya daun ke 2-3 lalu kita pindah tanamkan ke lahan. (S)

Hal tersebut diperjelas oleh salah satu informan penelitian (H), yang mengatakan bahwa:

(49)

35 Ele tao menyenai mutpina seke bedengan doang. Teros mutpinaan atep ele plastik bening aden ende bakat isi panas daet ujan. Ele seke bedengan ara seke jenis taletan lagu enden pade omor. (H)

Untuk tempat penyemaiyan kita buat satu bedengan, lalu kita beri atap dengan plastik transparan supaya terhindar dari panas, jadi dalam satu bedengan itu kita hanya tanam satu jenis tanaman saja dengan waktu jarak semai yang berbeda. (H)

Dari penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam proses penyemaian menggunakan media tanah/media semai kemudian menggunakan bedegan serta menggunakan plastik yang transparan yang bertujuan untuk menghidari terik matahari yang sangat panas dan kelembapan yang diakibatkan oleh curah hujan.

b. Persiapan Lahan

Pada tahap awal membudidaya pertanian organik iyalah membersihkan lahan dari gulma dan sisa tanaman lainnya. Pengamatan kondisi tanah di lakukan agar mengetahui pH pada lahan tersebut jika pH tanah kurang dari 5, maka diberikan kapur pertanian minimum 1 ton/ha atau 20 kg/500 m. Sebelum penanaman bibit dilakukan terlebih dulu membuat bedengan selebar lebar 1,2 m dengan tinggi 20- 30 cm, panjang bedengan 10 m disesuaikan dengan petakan lahan dan jarak antar bedengan 40-50 cm. Setelah bedengan selesai di buat pemupukan dasar dilakukan dengan menggunakan pupuk kompos yang sudah difermentasi sebanyak 2 kg/m atau setara dengan 20 ton/ha lalu lahan di diamkan minimum 3 hari sebelum penanaman agar bedengan memiliki kelembaban yang setabil. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemuda tani yang mengatakan bahwa:

Mutsiapkan lahan bareng-bareng mulai ele babat pupa pina bedengan. Kalo bedengan ele lahan IPRA mutpina bedengan ele luas 1,2 m ele tinggi 20 cm daet panjang 10 m jari setelah jari bedengan muttaboran popok kompos julu sebelom pindahkan bene. (Z).

(50)

36 Persiapan lahan kita lakukan bersama sama mulai dari membersihkan rumput, buat bedengan. Kalo bedengan di lahan IPRA itu kita buat dengan ukran lebar 1,2 m dengan tinggi 20 cm dan panjang 10 m. jadi setelah bedengan sudah jadi kita taburkan pupuk kompos yang sudah jadi lalu kita diam kan sebelum kita pindahkan benih. (Z)

Kemudian diperjelas oleh informan dari pemuda tani lainnya yang mengemukakan bahwa:

Papah senjari lahan ite kadu traktor. Lagu enden selapu ele ite taon jauen.

Jarin ha laen ja kadu tambah, bate bengkok, daet skop. Papah ukuran bedengan ja bede-bede ara ha lebar 1meter kebelo 10 m mutsesuaikan ele kondisi lahan. (S)

Untuk pengolahan lahan kita lakukan dengan teraktor. Tapi hanya sebagian dari kami yang bisa mengoprasikannya, jadi sebagian dari kami menggunakan alat seadanya saja seperti cangkul, sabit dan skop. Untuk ukurannhya bermacam macam ada yang lebar 1 m panjang 10 m tergantung kondisi lahan. (S)

Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa proses pembersihan lahan menggunakan alat traktor kemudian didukung seperti cangkul, sabit dan alat lainnya bertujuan untuk mempercepat pembuatan bedengan.

c. Penanaman

Dalam proses penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menekan tingkat layu pada bibit yang baru di pindahkan. Dalam tahap penanaman dilakukan penyeleksian antara bibit yang baik dan layak untuk dipindah tanamkan, penanaman bibit di lakukan dengan jarak tanam 20 x 20 cm dan di lakukan penyiraman secara rutin selama 3-6 hari sampai bibit berdiri tegak dan tidak layu. Pengamatan di lakukan setiap hari guna untuk menyemai bibit yang tidak tumbuh.

(51)

37 Papah betaletan ite mutlakukan kelema kance kebian aden ende mate, jarin bene hamutpindahkan eno bene hawassa bedaon due, muttalet ele jarak 20 cm aden jelo langgsung tembos jok tana. Seminggu pertame enno motsiram teros aden sa enden mate isi layu. (S)

Pada saat penanaman di lahan kita lakukan pada pagi hari dan sore hari agar tidak mudah mati, jadi tanaman yang kita pindahkan itu tanaman yang minimal daun dua kita tanam dengan jarak 20 cm agar matahari tembus ke tanah. Setelah kita tanam dalam satu minggu pertama itu kita siram terus supaya tidak layu. (S)

Hal ini juga dijelaskan oleh salah satu informan penelitian yang mengemukakan bahwa:

Betaletan ele lahan IPRA mutlakukan kebian daet kelema, papah betaletan selapu anggote nine daet mame milu. Kalo ha siram ja biasen begentian sengan ara bator begawean ele duah. (K)

Penanaman di lahan IPRA dilakukan pagi dan sore hari, penanaman di lakukan bersama-sama baik pemuda maupun pemudi. kalo untuk penyiraman kita bergilir karna sebagian dari kami ada juga yang bekerja di luar. (K) Dari penjelasan informan diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa untuk penanaman dilakukan pada pagi serta sore hari agar tanaman bisa bertahan hidup pada fase vegetatif serta dilakukan pemilihan bibit yang mempunyai kualitas yang bagus seperti memiliki dua-tiga daun yang produktif selain itu juga untuk menjaga tanaman dalam masa vegetatif dilakukan penyiraman secara bergantian oleh para pemuda pada setiap pagi dan sore hari sesuai dengan kondisi cuaca.

d. Perawatan dan Pemupukan

Dalam proses penyiraman pada tanaman dilakukan pada pagi dan sore hari saat musim kemarau. Saat musim hujan penyiraman hanya dilakukan pada masa vegetatif atau 1-20 HST. Selain dari penyiraman penyiangan di lakukan dengan membersihkan gulma pengganggu dan membasmi hama yang mengganggu

Gambar

Table 2 Skala likert
Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Benteng
Tabel  6  menjelaskan  bahwa  Mayoritas  penduduk  desa  Benteng  terdiri  dari  petani, terbagi atas 550 pemilik tanah, 120 petani, dan 105 buruh tani
Tabel 8. Identitas Anggota IPRA LUTIM Menurut Jenis Kelamin  No  JenisKelamin  Jumlah (Orang)  Persentase (%)
+7

Referensi

Dokumen terkait

4 Agustina Resi Karoma (2013) 16 Judul: Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa Indekos di Kota Makassar Andi Agung Perkasa (2012) Uang saku,

Dari data yang diperoleh hasil yang memuaskan dan tentunya berpengaruh kepada hasilnya, karena t hitung &gt; t tabel atau 6,561 &gt; 2,007, maka Ha diterima yang

[r]

Selain masalah itu, gerakan kerja yang dilakukan oleh operator cenderung kurang efisien yang mengakibatkan waktu pengerjaan produk tidak sama, lingkungan fisik

Uji sifat mekanis tanah campuran dengan penambahan kapur dan fly ash yang dilakukan pada penelitian ini meliputi uji standard Proctor dan uji direct shear (uji geser)

Penawaran uang diasumsikan bebas dari tingkat biaya yang dikenakan atas asset yang tidak produktif dan ditetapkan oleh otoritas moneter sebagai proporsi bagi nilai transaksi atau

p€mdalahan rans berkaitrn de.gan hulum Sc6agai -riai da.i stukur orlani$r perusahaan yaog lerhimpun dalam sualu brro setiretrnaidan hukum. dalam b.nind3k aks nama

22 تارشؤم ةيعرف ديلقت جرخلدا حيحصلا ديلقتو ب تاملاع ةغللا تيلا اهعسم ، ( 2 ) ةردقلا ىلع مهف ام عمسي عم م تارشؤ ةيعرف بييج لأا ةلئس نم ملعلدا و ي حرش لمحا ىوت